SEHAT FISIK
Nah, cara yang paling mudah untuk "mendeteksi" kesehatan fisik
anak adalah dengan mengamati pertumbuhannya melalui pertambahan
berat dan tinggi badan, lingkar kepala, serta riwayat sakitnya.
Sebagai patokannya, pertumbuhan itu harus sesuai dengan grafik
pertumbuhan berat badan, tinggi badan, serta lingkar kepala yang
biasanya dimuat dalam KMS (Kartu Menuju Sehat).
SEHAT MENTAL
1. Memiliki tahapan perkembangan yang normal Setiap anak harus
mengalami kemajuan tahapan perkembangan. Untuk perkembangan
motorik, misal, ada rentang usia kapan anak bisa merangkak,
berdiri, melompat, berjalan, dan berlari. Demikian juga dengan
tahapan perkembangan bicara, emosi, kognisi, sosial, dan lain-lain.
Nah, anak yang sehat mampu meraih kemampuan demi kemampuan sesuai
dengan tahapan perkembangan normal.
2. Bersikap positif Artinya, anak memiliki sikap positif sesuai
dengan norma-norma universal di lingkungannya. Tentu disesuaikan
dengan usianya. Contoh, anak usia prasekolah (4-5 tahun) sudah
pandai mengucapkan terima kasih, tolong, maaf, permisi, dan
lain-lain. Sedangkan anak usia sekolah (6-12 tahun) harusnya tidak
lagi mengamuk jika keinginannya tidak dikabulkan.3. Memiliki rasa
ingin tahu yang besar Anak berani mencoba hal-hal baru, termasuk
beberapa keterampilan yang belum dikuasainya. Bayi yang tadinya
baru belajar merangkak, meningkatkannya dengan berdiri sambil
berpegangan, lalu merambat tembok, berjalan melewati dua ubin,
berjalan beberapa meter hingga akhirnya mampu berlari. Bagi anak
usia sekolah, terus mendalami pelajaran yang belum dikuasainya.
Mulanya belajar membaca, lalu merangkai kata, kalimat, belajar
membuat karangan, puisi, dan lain-lain.4. Ekspresif Anak ekspresif
pandai mengungkapkan perasaan emosinya. Tidak diam saat mainannya
direbut, berseri-seri saat memenangi sebuah lomba, sedih kala hewan
kesayangannya hilang, atau merengut jika marah. Selain bahasa
nonverbal, anak juga bisa berekspresi secara verbal seperti, "Aku
senang....", "Aku tidak suka....", dan lain-lain. Anak juga cukup
terbuka kepada orangtua, apa pun masalah yang dialaminya. Anak yang
ekspresif menandakan sehat secara emosi. Anak juga mampu bersikap
asertif, mampu memperjuangkan haknya dengan baik dan tepat tanpa
mengganggu atau mengurangi hak orang lain. Anak tidak agresif saat
menyelesaikan masalah, atau tidak justru pasif yang membuatnya
menjadi pribadi pendendam.
5. Adaptif Anak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Untuk anak-anak usia prasekolah, ia mampu menjalin relasi sosial
yang baik dengan teman-teman lama maupun barunya. Dapat berbagi,
bermain, menerima, dan lain-lain.6. Mampu memecahkan masalah Saat
balita, anak dapat menemukan jalan bagaimana menjangkau mainan di
bagian atas lemari yang tinggi, yaitu dengan menggunakan bantuan
kursi atau membuka pintu lemari dan memanjat ambalan-ambalannya.
Saat usia sekolah, anak juga tahu bagaimana memecahkan teka-teki,
rumus matematika yang rumit, mengakali mainannya yang rusak, dan
lain-lain. Kemampuan memecahkan masalah menandakan kemampuan
berpikirnya baik.7. Memiliki konsentrasi yang baik Konsentrasi
sangat penting dalam proses belajar. Gangguan konsentrasi dapat
mengganggu kemampuan anak mengolah informasi. Nah, konsentrasi
berkaitan dengan kemampuan anak memfokuskan perhatian pada suatu
hal. Anak yang sehat memiliki konsentrasi yang baik. Jika anak
mengalami gangguan konsentrasi padahal sebelumnya tidak, ada
kemungkinan psikisnya tengah mengalami tekanan, entah karena
trauma, kecewa, sedih, dan lain-lain. Kemampuan anak berkonsentrasi
berbeda-beda sesuai usianya. Rentang perhatian pada anak batita
atau prasekolah, umumnya sering terganggu. Konsentrasi mereka
jarang yang bertahan lama. Mereka kerap terganggu oleh hal-hal yang
lebih menarik perhatiannya. Kemampuan konsentrasi meningkat seiring
dengan pertambahan usia. Orangtua berkewajiban menstimulasi
konsentrasi anak.
8. Aktif dan ceria Anak aktif, memiliki antusiasme dalam
kegiatan sehari-harinya, baik bermain, makan, tidur, sekolah,
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dan lain-lain. Sikap tersebut
menunjukkan mental yang sehat. Lain halnya jika anak pasif dan
ogah-ogahan, pasti ada masalah, mungkin fisik atau psikisnya.
Kehilangan selera makan pun dapat menjadi pertanda adanya gangguan
emosi selain fisik.
9. Dapat bertanggung jawab Saat tidak sengaja mematahkan pensil
milik teman, anak batita atau prasekolah dapat meminta maaf,
sedangkan anak usia sekolah mengganti pensil itu seraya mengucapkan
maaf. Anak juga sudah belajar mengerjakan rutinitasnya sehari-hari
seperti bangun pagi lalu mandi, lantas di usia selanjutnya dapat
membereskan kamar, merapikan tempat tidur, dan rutinitas lain.
10. Memiliki empati Anak dapat memahami perasaan orang lain,
bahkan saat anak beranjak besar sudah dapat memberikan bantuan. Di
usia prasekolah, saat temannya kehilangan mainan, anak bersedia
meminjamkan mainan miliknya, bahkan bagi anak yang sudah lebih
besar, dia tidak hanya meminjamkan mainan tapi juga menghibur
temannya itu. Empati merupakan salah satu tanda emosi yang
sehat.
DISUSUN OLEH :OKTAVIA HARYANTI201110105043
PROGRAM DIPLOMA-III
STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA2013/2014