Top Banner
BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH { Oktober 26, 2009 @ 12:47 pm } · { Bahasa Indonesia } 1.1 pengertian Karya tulis akademik dan ilmiah menuntut kecermatan bahasa karena karya tersebut harus disebarluaskan kepada pihak yang tidak secara langsung berhadapan dengan penulis baik pada saat tulisan diterbitkan atau pada beberapa tahun sesudah itu. Kecermatan bahasa menjamin bahwa makna yang ingin disampaikan penulis akan sama persis seperti makna yang ditangkap pembaca tanpa terikat oleh waktu. Kesamaan interpretasi terhadap makna akan tercapai kalau penulis dan pembaca mempunyai pemahaman yang sama terhadap kaidah kebahasaan yang digunakan. Lebih dari itu, komunikasi ilmiah juga akan menjadi lebih efektif kalau kedua pihak mempunyai kekayaan yang sama dalam hal kosakata teknis leksikon). Ciri bahasa keilmuan adalah kemampuan bahasa tersebut untuk mengungkapkan gagasan dan pikiran yang kompleks dan abstrak secara cermat. Kecermatan gagasan dan buah pikiran hanya dapat dilakukan kalau struktur bahasa (termasuk kaidah pembentukan istilah) sudah canggih dan mantap. Kemampuan berbahasa yang baik dan benar merupakan persyaratan mutlak untuk melakukan kegiatan ilmiah sebab bahasa merupakan sarana komunikasi ilmiah yang pokok. Tanpa penguasaan tata bahasa dan kosakata yang baik akan sukar bagi seorang ilmuan untuk mengkomunikasikan gagasannya kepada pihak lain. Dengan bahasa selaku alat komunikasi, kita bukan saja menyampaikan informasi tetapi juga argumentasi, di mana kejelasan kosakata dan logika tata bahasa merupakan persyaratan utama. Bahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan perasaan, sikap, dan pikiran. Aspek pikiran dan penalaran merupakan aspek yang membedakan bahasa manusia dan makluk lainnya. Selanjutnya
63

Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

Oct 27, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN KARYA   ILMIAH

{ Oktober 26, 2009 @ 12:47 pm } · { Bahasa Indonesia }

1.1 pengertian

Karya tulis akademik dan ilmiah menuntut kecermatan bahasa karena karya tersebut harus disebarluaskan kepada pihak yang tidak secara langsung berhadapan dengan penulis baik pada saat tulisan diterbitkan atau pada beberapa tahun sesudah itu. Kecermatan bahasa menjamin bahwa makna yang ingin disampaikan penulis akan sama persis seperti makna yang ditangkap pembaca tanpa terikat oleh waktu. Kesamaan interpretasi terhadap makna akan tercapai kalau penulis dan pembaca mempunyai pemahaman yang sama terhadap kaidah kebahasaan yang digunakan. Lebih dari itu, komunikasi ilmiah juga akan menjadi lebih efektif kalau kedua pihak mempunyai kekayaan yang sama dalam hal kosakata teknis leksikon). Ciri bahasa keilmuan adalah kemampuan bahasa tersebut untuk mengungkapkan gagasan dan pikiran yang kompleks dan abstrak secara cermat. Kecermatan gagasan dan buah pikiran hanya dapat dilakukan kalau struktur bahasa (termasuk kaidah pembentukan istilah) sudah canggih dan mantap.

Kemampuan berbahasa yang baik dan benar merupakan persyaratan mutlak untuk melakukan kegiatan ilmiah sebab bahasa merupakan sarana komunikasi ilmiah yang pokok. Tanpa penguasaan tata bahasa dan kosakata yang baik akan sukar bagi seorang ilmuan untuk mengkomunikasikan gagasannya kepada pihak lain. Dengan bahasa selaku alat komunikasi, kita bukan saja menyampaikan informasi tetapi juga argumentasi, di mana kejelasan kosakata dan logika tata bahasa merupakan persyaratan utama. Bahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan perasaan, sikap, dan pikiran. Aspek pikiran dan penalaran merupakan aspek yang membedakan bahasa manusia dan makluk lainnya. Selanjutnya disimpulkan bahwa aspek penalaran bahasa Indonesia belum berkembang sepesat aspek kultural. Demikian juga, kemampuan berbahasa untuk komunikasi ilmiah dirasakan sangat kurang apalagi dalam komunikasi tulisan. Hal ini disebabkan oleh proses pendidikan yang kurang memperlihatkan aspek penalaran dalam pengajaran bahasa. Dua masalah kebahasaan yaitu masalah strategi kebahasaan nasional dan peran perguruan tinggi sebagai agen pengembangan dan perubahan bahasa untuk tujuan keilmuan. Masalah pertama berkaitan dengan kebijakan penegasan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa keilmuan dan masalah kedua menyangkut peran perguruan tinggi dalam mengembangkan bahasa keilmuan. Bahasa keilmuan merupakan salah satu ragam bahasa yang harus dikuasai oleh mereka yang berkecimpung dalam dunia keilmuan dan akademik. Ragam bahasa keilmuan pada dasarnya merupakan ragam bahasa yang memenuhi kaidah kebahasaan. Tulisan ini menunjukkan sebagian kaidah bahasa Indonesia yang seharusnya digunakan dalam dunia akademik demi penyebaran dan pemahaman ilmu. Kaidah bahasa difokuskan pada pengalihbahasaan istilah asing ke bahasa Indonesia.

Page 2: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

Bahasa merupakan salah satu faktor pendukung kemajuan suatu bangsa karena bahasa merupakan sarana untuk membuka wawasan bangsa (khususnya pelajar dan mahasiswa) terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang. Dengan kata lain, bahasa merupakan sarana untuk menyerap dan pengembangkan pengetahuan. Pada umumnya, negara maju mempunyai struktur bahasa yang sudah modern dan mantap.

Moeliono (1989) mengungkapkan bahwa untuk dapat memodernkan bangsa dan masyarakat, pemodernan bahasa merupakan suatu hal yang sangat penting. Di Jepang, misalnya, usaha pemodernan bahasa Jepang yang dirintis sejak restorasi Meizi telah mampu menjadi katalisator perkembangan ilmu dan teknologi di Jepang. Dengan pemodernan bahasa, semua sumber ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diterjemahkan kedalam bahasa Jepang dengan cermat sehingga wawasan berpikir bangsa Jepang dapat dikembangkan secara intensif lewat usaha penerjemahan secara besar-besaran.

Gagasan tersebut telah mendorong usaha untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa keilmuan. Usaha pemodernan ini telah ditandai dengan dibentuknya Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan diterbitkannya buku Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.2 Walaupun publikasi tersebut belum secara tuntas menggambarkan aspek kebahasaan yang diharapkan, publikasi tersebut memberi isyarat bahwa untuk memantapkan kedudukan bahasa Indonesia perlu ada suatu pembakuan baik dalam bidang ejaan maupun tata bahasa. Pembakuan ini merupakan suatu prasyarat untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa keilmuan. Publikasi itu merupakan salah satu sarana untuk menuju ke status tersebut.Keefektifan usaha di atas dipengaruhi oleh sikap dan tanggapan kita terhadap bahasa Indonesia. Komunikasi ilmiah dalam bahasa Indonesia belum sepenuhnya mencapai titik kesepakatan yang tinggi dalam hal kesamaan pemahaman terhadap kaidah bahasa termasuk kosakata. Beberapa kenyataan atau faktor menjelaskan keadaan ini. Pertama, kebanyakan orang dalam dunia akademik belajar berbahasa Indonesia secara alamiah (bila tidak dapat dikatakan secara monkey see monkey do/MSMD). Artinya orang belajar dari apa yang nyatanya digunakan tanpa memikirkan apakah bentuk bahasa tersebut secara kaidah benar atau tidak. Lebih dari itu, akademisi kadangkala lebih menekankan selera bahasa daripada penalaran bahasa. Akibatnya, masalah kebahasaan Indonesia dianggap hal yang sepele (trivial) dan dalam menghadapi masalah bahasa orang lebih banyak menggunakan argumen “yang penting tahu maksudnya.”

Kedua, bahasa Indonesia harus bersaing dengan bahasa asing (Inggris). Kenyataan ini tidak hanya terjadi pada tingkat penggunaan sehari-hari dalam kehidupan masyarakat umum tetapi juga dalam kehidupan akademik. Cendekiawan dan orang yang berpengaruh biasanya mempunyai kosakata asing yang lebih luas daripada kosakata Indonesianya sehingga mereka merasa lebih asing dengan bahasa Indonesia. Akibatnya mereka lebih nyaman menggunakan bahasa (istilah)

Page 3: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

asing untuk komunikasi ilmiah tanpa ada upaya sedikit pun untuk memikirkan pengembangan bahasa Indonesia. Media masa juga memperparah masalah terutama televisi. Nama acara berbahasa Inggris tetapi isinya berbahasa Indonesia. Apakah bahasa Indonesia ataukah penyelenggara acara yang miskin bagi dirinya, dia merasa itu bukan bahasanya dan akan bereaksi dengan mengatakan “Apa artinya ini, kok aneh-aneh?” dan berusaha untuk tidak pernah tahu apalagi membuka kamus dan menggunakannya secara tepat.

Ketiga, dalam dunia pendidikan (khususnya perguruan tinggi) sebagian buku referensi atau buku ajar yang memadai dan lengkap biasanya berbahasa asing (Inggris) karena memang banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang di luar negeri. Sementara itu, kemampuan bahasa asing rata-rata pelajar dan mahasiswa dewasa ini belum dapat dikatakan memadai untuk mampu menyerap pengetahuan yang luas dan dalam yang terkandung dalam buku tersebut. Kenyataan tersebut sebenarnya merupakan implikasi dari suatu keputusan strategik implisit yang didasarkan pada asumsi bahwa setiap pelajar harus sudah fasih berbahasa Inggris setamatnya dari sekolah sehingga bahasa Inggris mempunyai kedudukan istimewa dalam kurikulum sekolah. Selain itu, digunakannya buku teks berbahasa Inggris didasarkan pada gagasan bahwa jaman sekarang telah mengalami globalisasi dan banyak orang berpikir bahwa globalisasi harus diikuti dengan penginggrisan bangsa dan masyarakat. Pikiran semacam ini sebenarnya merupakan suatu kecohan penalaran (reasoning fallacy).

Keempat, kalangan akademik sering telah merasa mampu berbahasa sehingga tidak merasa perlu untuk belajar bahasa Indonesia atau membuka kamus bahasa Indonesia (misalnya Kamus Besar Bahasa Indonesia). Akibatnya, orang sering merasa lebih asing mendengar kata bahasa sendiri daripada mendengar kata bahasa asing. Anehnya, kalau orang menjumpai kata asing (Inggris) yang masih asing bagi dirinya, mereka dengan sadar dan penuh motivasi berusaha untuk mengetahui artinya dan mencarinya di dalam kamus dan tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa kata itu aneh. Akan tetapi, kalau mereka mendengar kata bahasa Indonesia yang masih asing dan akan bereaksi dengan mengatakan “Apa artinya ini, kok aneh-aneh?” dan berusaha untuk tidak pernah tahu apalagi membuka kamus dan menggunakannya secara tepat.

1.2 DEFINISI KARYA ILMIAH

Karangan ilmiah menurut Brotowijoyo dalam Arifin (1985: 8— 9) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.

1.3 JENIS KARYA ILMIAH

Jenis-jenis karya ilmiah dapat dibedakan atas berikut.

a. Makalah

Page 4: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan permasalahan dan pembahasannya berdasarkan data di lapangan atau kepustakaan yang bersifat empiris dan objektif.

b. Kertas kerja

Kertas kerja adalah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada makalah dengan menyajikan data di lapangan atau kepustakaan yang bersifat empiris dan objektif. Makalah sering ditulis untuk disajikan dalam kegiatan penelitian dan tidak untuk didiskusikan, sedangkan kertas kerja ditulis untuk disajikan dalam seminar atau lokakarya

c. Laporan Praktik Kerja

Laporan praktik kerja adalah karya tulis ilmiah yang memaparkan

data hasil temuan di lapangan atau instansi perusahaan tempat kita

bekerja. Jenis karya ilmiah ini merupakan karya ilmiah untuk jenjang

diploma III (DIII)

d. Skripsi

Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat

penulis berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya

ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar sarjana

skripsi

langsung (observasi lapangan)

tidak langsung (studi kepustakaan)

e. Tesis

Tesis adalah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan

baru dengan melakukan pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini

sifatnya lebih mendalam dari skripsi (karya ilmiah S II). Karya ilmiah

ini ditulis untuk meraih gelar magister.

Page 5: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

f. Disertasi

Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau

dalil baru yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan

objektif (karya ilmiah S III). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih

gelar doktor.

Perbedaan antara makalah, kertas kerja dengan skripsi, tesis, dan disertasi

dapat dilihat dari hal-hal berikut:

(1) kegunaannya,

(2) tebal halaman,

(3) waktu pengerjaan, dan

(4) gelar akademik

1.4 karakteristik karya ilmiah

1. Mengacu kepada teoriArtinya karangan ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai landasan berpikir/kerangka pemikiran/acuan dalam pembahasan masalah.Fungsi teori :a. Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalanb. Dijadikan data sekunder/data penunjang (data utama ; fakta)c. Digunakan untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos dan mendeskripsikan suatu gejalad. Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.2. Berdasarkan faktaArtinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya dan konkret.3. LogisArtinya setiap keterangna dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.4. ObjektifArtinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak pernah subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak diintervensi oleh kepentingan baik pribadi maupun golongan.5. SistematisBaik penulisan/penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku,

Page 6: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

terurut, dan tertib.6. ValidArtinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut aturan ilmiah yang berlaku.7. JelasArtinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-jernihnya, gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan keraguan-raguan dalam benak pembaca.8. SeksamaBaik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan betapapun kecilnya.9. TuntasPembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya. Jadi,supaya karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas.10. Bahasanya BakuBahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan bahasa yamg dijadikan tolak ukur/standar bagi betu l tidaknya penggunaan bahasa.11. Penulisan sesuai dengan aturan standar (nasional/internasional)Akan tetapi, tata cara penulisan laporan penelitian yang berlaku di lembaga tempat penulis bernaung tetap harus diperhatikan

Sumber :

http//pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/11/agus_buku_ajar.pdf

inparametic.com

-wartawarga.gunadarma.ac.id

suwardjono.com

nama : januwar awaludin

npm   :10107945

kelas  :3 ka 12

http://ven9eance.wordpress.com/2009/10/26/bahasa-indonesia-dalam-penulisan-karya-ilmiah/

Selasa, 06 Oktober 2009

Page 7: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

HASIL LAPORAN DISKUSI KELOMPOK TENTANG PENGAMATAN BUKU AJAR

Inilah hasil pengamatan sebagian kelompok tentang buku ajar.

Kelompok 1:

A. Nama Anggota Kelompok : - Farah Ulfa RIadina (207211405873), - Kingkin puput Kinanti (207211405874), - Prima Vidya (207211407881), - Caulina DIke (207211407890)B. Offering D/Kelas AA

Hasil Pengamatan:

A. PENYAJIAN ISI1. Keilmuan- Tidak ditampilkan Kompetensi Dasar secara jelas dan terinci- Isi materi kurang detail- Tidak ada kesinambungan antara materi dan Kompetensi dasar- Tidak ada penerapan aspek afektif

2. Kesesuaian dengan sasaran- Penyampaian Materi terhadap siswa telah komunikatif dengan penggunaan ‘kalian’ dan ‘kamu’- Diksi dan bahasa telah sesuai dengan pemahaman siswa SMP

3. Penyajian PBM- Langkah-langkah kegiatan pembelajaran terbalik pada beberapa bagian tertentu, seharusnya dimulai dari sajian yang mudah, sedang, kemudian sulit. Misalnya pada tata letak ‘Tugas!’ dan ‘Latihan Soal’ yang terbalik dalam penyajiannya. Seharusnya penulisan ‘Latihan Soal’ terlebih dahulu kemudian lembar ‘Tugas!’- Penyajian gambar kurang sesuai dengan tema yang akan dibahasIsi dalam buku yang komunikatif memungkinkan siswa untuk belajar sendiri di rumah walaupun tanpa kehadiran guru.

B. FORMAT PENYAJIAN1. Halaman sampul depan (cover)- Warna yang dipilih untuk dijadikan sampul depan kurang menarik minat pembaca dan terkesan homogen satu warna- Design grafis yang dipilih kurang sesuai untuk cover halaman depan dan terkesan apa adanya- Pemilihan model huruf dan ukuran pun tidak menarik, termasuk tata letaknya yang tidak prororsional- Judul yang dikemukakan kurang memiliki ‘daya jual’. Walaupun tidak jelek, namun judul ‘Berbahasa Satu, Bahasa Indonesia’ masih terkesan datar dan biasa saja

Page 8: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

- Secara keseluruhan, buku ajar tersebut terlihat seperti sebuah makalah kumpulan karya siswa.

2. Tata letak - Buku ajar tersebut terdiri atas:• Tema• Kompetensi Dasar• Gambar• Kata-kata Mutiara• Subtema (awal, inti, akhir)- Subtema awal terdiri dari materi dan isi, subtema inti terdiri dari kegiatan-kegiatan siswa untuk mencapai indicator, sedangkan subtema akhir berupa latihan dan tugas.- Secara keseluruhan tata letak gambar dan tulisan masih kurang tepat. Pengaturan margin kanan-kiri masih terkesan asal jadi.

3. Huruf (Font)- Jenis huruf (termasuk ukuran ‘size’ huruf) telah variatif walaupun masih ada penggunaan font yang kurang tepat, contohnya indicator.- Kesalahan fatal penulis adalah tidak melampirkan halaman buku, karena yang terjadi kemudian halaman buku di tulis manual tanpa diketik- Pengunaan bullet sebaiknya diganti numbering sehingga tidak menyulitkan guru untuk menjelaskan poin-poin yang terdapat dalam buku ajar- Penulisan sumber materi pada puisi kurang tepat. Tidak ada jarak antara Materi dan sumber materi- Penggunaan huruf capital pun tidak sesuai dengan fungsi yang seharusnya, sehingga dirasa kurang tepat.

PERTANYAAN DARI KELOMPOK LAIN1. Bagaimanakan buku ajar yang baik dan tidak baik? Apakah buku ajar yang kelompok anda telaah termasuk kategori baik? (Lia Dekrit)2. Bagaimanakan cara memasukkan aspek afektif dalam suatu buku ajar? (Nurul Devianti)

JAWABAN KELOMPOK1. Buku ajar yang baik adalah yang mampu memuat tiga ranah kgnitif, afektif, dan psikomotorik. Secara keseluruhan pokok-pokok bahasan dalam buku ajar yang kami analisis telah cukup baik walaupun kurang mendetail. Bagaimanapun tak ada buku ajar yang sempurna dan mampu dijadikan pedoman seutuhnya bagi siswa, karena sebagai fasilitator guru pun masih memiliki peranan yang sangat penting.2. Menyertakan tiga ranah tersebut adalah pilihan yang tepat. Namun kenyataannya kerap kali sulit untuk menyertakan semua aspek dalam buku ajar. Aspek afektif termasuk aspek yang jarang sekali ditemui dalam buku ajar walaupun memang ada buku ajar yang menyertakannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan tiga ranah tersebut sebaiknya disesuaikan dengan pokok bahasan yang akan disajikan. Apabila ranah afektif tidak dapat disertakan,

Page 9: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

maka dua ranah lainnya dapat dimaksimalkan oleh pendidik.

Kelompok 2:

3. NAMA ANGGOTA :A. Nama Angota Kelompok:- Anindita Sastavianti (207211408999)- Ayu Suci Iryantati (207211408983)- Erlina Yuanita (207211408978)- Irma Tri W. (207211411740) - Rian Kusumas Tuti (207211411745)B. Offering D/Kelas BBC. Judul Buku:Muzai Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA XII BAB I (oleh tim limba kata)

Hasil Pengamatan

Buku yang disusun oleh tim Rimba kata ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Baik dari segi isi maupun formatnya. Kelebihan : 1. Materi dalam buku ini telah sesuai dengan bidang keilmuan yang diajarkan. Bidang keilmuan tersebut meliputi kemampuan berbahasa dan bersastra disetiap BAB disertai fokus pembelajaran yang berfungsi sebagai ruang lingkup materi guna memudahkan guru dan siswa dalam PBM. 2. Penyajian meteri disusun sesuai dengan fokus pembelajaran yang menjadi rambu-rambu untuk mencapai kompetensi dasar siswa kelas XII.3. Format dibuat berdasarkan model sajian buku yang didalamnya diurut dari tujuan pembelajaran, uji kompetensi siswa, tokoh masyarakat yang memuat biografi singkat tentang pengarang serta yang terakhir terdapat lembar asah otak berupa teka teki silang.4. Font yang digunakan, menggunakan times new roman bagi teks utama dan comic sans bagi perintah pengerjaan soal. Sedangkan font arial dan mostilus digunakan pada halaman awal tiap pergantian BAB.5. Penyampaian dalam PBM telah sesuai dengan indikator yang akan dicapai. Indikator menunjukkan cara pencapaian standar kompetensi. Pencapaian tersebut diukur melalui evaluasi dalam tiap kegiatan inti.

Kekurangan:1. Font huruf pada bagian penjelasan dan perintah pengerjaan tugas, harusnya tidak menggunakan font comic sans, sebab bentuk huruf yang ideal adalah huruf yang tidak membuat pembaca cepat lelah. Yang cocok digunakan adalah font times new roman.2. Penggunaan tiga warna yang selalu ada dalam tiap bab akan membuat pembaca cepat bosan untuk membaca.

Page 10: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

Kelompok 3

A. Nama Anggota Kelompok: - Anik Purwanti (207211411747)- Dina Kusuma W. (207211408987)- Intan Anggar P. (207211408986)- Tiwuk Shintia D.(207211411750)- Endriana Rahma W. (207211408988)B. Offering D/Kelas BBC. Judul Buku yang diamati:Berbahasa Satu Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS kelas IX (Oleh Tim Mimosa Pudica)

Hasil Pengamatan

1. Isi

Isi yang ditelaah dalam buku “Berbahasa Satu Bahasa Indonesia” kelas IX semester 2 ini adalah materi, sajian materi, keterkaitan antara bagian satu dengan yang lain (bagian dalam silabus), dan kesesuain Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan sistem pembelajaran. Berikut adalah uraiannya:

a. Materi (apakah materi sesuai dengan keilmuan atau tidak?Materi yang disajikan sudah sesuai dengan keilmuan. Pada awalnya, cara penyampaian buku ajar ini kurang membuat siswa berpikir kreatif. Untuk itu, sebaiknya siswa diminta menganalisis terlebih dahulu, baru kemudian mendapatkan materi agar siswa dapat memahami materi tentang menyunting karangan dengan mudah.

b. Sajian Materi (apakah sudah tepat pada sasaran?)Sajian materi yang ada pada buku ajar ini kurang sesuai untuk siswa SMP kelas IX, karena sajian materi terlalu sedikit dan bobot soalnya terlalu mudah untuk siswa kelas IX SMP.

c. Keterkaitan/Hubungan Antar Teori, KD, Indikator, Materi Ajar, Evaluasi, dan sebagainya (apakah sudah linear atau belum?)Kurang sinkron atau kurang sesuai karena KD tidak dipaparkan di dalam bab itu.

d. Proses Belajar Mengajar (apakah sudah sesuai dengan sistem pembelajaran?)Pada PBM-nya tidak ada kegiatan penutup. Tapi kegiatan dan kegiatan intinya sudah sesuai dengan pembelajaran.

2. Format

Format yang dibahas pada buku ajar Berbahasa Satu Bahasa Indonesia untuk siswa kelas IX SMP antara lain: huruf/font, menarik atau tidak, cover, dan bentuk. Berikut adalah uraiannya:

Page 11: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

a. Huruf/FontTidak sesuai untuk jenjang SMP kelas IX, karena terdapat huruf yang terlalu besar seperti materi ajar pada jenjang SD.

b. Menarik atau tidakKurang menarik, karena tidak pada bagian penting, tidak diberikan sesuatu yang menarik yang mudah diingat, misalnya, background warna atau diberi kotak pada bagian yang menarik.

c. CoverKurang menarik, karena covernya bukan seperti buku ajar bahasa Indonesia , warna covernya juga kurang menarik, padu padannya kurang pas.

d. BentukTidak seperti buku ajar, seperti makalah. Nomer halaman tidak diketik. Pada bab 5, SK dan KD tidak cukup jelas, (tidak tertera dengan jelas) yang ada hanya indicator. Foto sudah sesuai dengan bab yang dibicarakan (Masalah dan Kehidupan Sosial)

Kelompok 4

A. Nama Anggota Kelompok: 1. Elyanoor Oktaviana2. Lia Dekryt V. P3. Nurul Devianti4. Resi Dian D.

B. Judul buku yang diamati: Terampil Berbahasa dan Sastra Indonesia SMP Kelas VII

Hasil Pengamatan:

Buku ajar berjudul “Terampil Berbahasa dan Sastra Indonesia SMP Kelas VII” adalah buku teks (text book) yang disusun sedemikian rupa yang berisi uraian materi pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa SMP kelas VII. Dalam penyusunannya, buku ajar ini tentu meiliki kekurangan dan kelebihan. Berikut pemaparannya dilihat dari beberapa sisi.1. Penyajian isi bukua. KeilmuanJika dilihat dari ilmunya, dalam hal ini adalah ilmu pelajaran Bahasa Indonesia, buku ajar sudah menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia. Kita tahu pelajaran Bahasa Indonesia juga tidak dapat terlepas dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang telah disusun dalam kurikulum untuk memperoleh tujuan tertentu. Namun, nampaknya terjadi ketidaksesuaian antara KD dengan materi yang uraikan. Sebagai contoh pada bagian pertama buku ajar

Page 12: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

ini. Disebutkan pada pelajaran 1, KD ‘menulis buku harian atau pengalaman pribadi’, tetapi ada beberapa uraian yang kurang sesuai. Selain itu, buku ajar tersebut tidak memberikan pengantar materi yang akan ditampilkan. Tanpa pengantar, siswa akan kebingungan. Meskipun demikian, buku ajar ini memberikan contoh-contoh sesuai dengan materi yang sekiranya menutupi kekurangannya tersebut

b. KomunikasiDalam hal ini penyusun/penulis kurang menggunakan bahasa yang komunikatif. Penyusun kurang melibatkan pembaca, dalam hal ini adalah siswa kelas SMP. Alangkah lebih baiknya jika penulis/penyusun seolah mengajak pembaca dengan menggunakan kata-kata sapaan seperti “Nah, Kalian sekarang tahu…” atau “Apakah Kamu pernah…”. Bahasa yang digunakan oleh penulis terlalu kaku. Memang harus baku dan resmi, tetapi tidak harus kaku yang akan membuat siswa jenuh.

c. Prinsip Proses Belajar Mengajar (PBM)Dalam menyususn buku ajar, penulis/penyusun harus meleburkan diri seolah menjadi sasaran buku. Jika buku tersebut ditujukan untuk siswa SMP, maka penulis menganggap dirinya seolah-olah siswa SMP. Terkait dengan hal tersebut, prinsip PBM yang pernah dialami atau dibayangkan oleh penulis akan memberikan penyajian yang sistematis dan runtut. Dalam menyampaikan satu kompetensi, penulis membagi prosesnya menjadi beberapa kegiatan yakni kegiatan awal, inti dan penutup. Setelah kegiatan penutup, diadakan evaluasi, baru dimulai kompetensi selanutnya.

2. Format Penyajian/Penampilan bukua. WarnaWarna dapat menarik minat pembaca untuk membaca buku, atau setidaknya untuk memegang. Warna sampul kurang menarik. Dengan warna hijau yang pucat, serta gambar sampul tampak seperti buku sains bukan buku pelajaran Bahasa Indonesia.

b. Font dan gaya penulisanUkuran font/huruf dalam buku ajar tersebut terlalu kecil dan jarak spasinya terlalu rapat. Hal ini akan mempersulit pembaca untuk m enikmati isi uraian materi, apalagi jika pembacanya adalah orang yang memiliki gangguan pada penglihatannya.

c. Penggabungan KompetensiDalam buku ajar tersebut, terjadi penggabungan beberapa kompetensi dalam satu bab. Hal ini akan menyebabkan kerancuan Kompetensi Dasar (KD) sehingga, tujuan pembelajaran juga tidak diketahui dengan jelas. Selain itu, penulis tidak menyebutkan tujuan pembelajaran. Selain itu, penulis banyak menyebutkan kata-kata yang bukan merupakan bagian dari materi yang disampaikan, sehingga terkesan banyak basa-basi.

Page 13: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

Demikian pemaparan kelebihan dan kekurangan buku ajar dengan judul “Terampil Berbahasa dan Sastra Indonesia SMP Kelas VII”. Namun, secara umum buku tersebut baik walaupun ada kekurangan,yang dilihat dari isi dan format penampilan.

Kelompok 5

A. Nama anggota kelompok (Off. A):1. Farida Yufarlina Rosita2. Nila Maulana (NIM 107211402887)3. Peni Puspitasari4. Riko Setiyoko (NIM 107211407096)5. Yusinta Memoriani (NIM 197211401878)

B. Offering/Kelas A

Hasil Pengamatan

B. Analisis isi buku ajar:1. KeilmuanPada buku ajar materi bab I sudah mencukupi empat keterampilan berbahasa meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan yang ada juga sudah seimbang antara keterampilan berbahasa dan sastra seperti mengapresiasi puisi dan membaca cerpen.

2. SajianUntuk cover atau sampul masih terlalu sederhana bagi siswa SMA. Selain itu terdapat gambar atau ilustrasi yang disajikan kurang cocok dengan materi pelajaran yang akan dipelajari. Untuk warna sub judul kurang mencolok, sehingga memiliki kecenderungan untuk tidak diperhatikan karena kurang menarik. Warna dalam buku monoton, kurang variasi dan tidak ada kombinasi warna. Sedangkan ukuran huruf dalam buku pada bagian depan dan belakang buku terdapat ketidaksamaan. Itu membuat buku kurang menarik untuk dilihat dan dibaca lebih lanjut.

3. KeterbacaanUntuk isi buku yang berkaitan dengan materi mudah dipahami karena sudah dilengkapi dengan konsep, ilustrasi, dan contoh.. Dalam buku terdapat pula evaluasi materi yang disajikan dalam bentuk soal-soal dan tugas-tugas. Namun, masih terdapat beberapa kesalahan ketik dan ejaan. Tentu hal tersebut harus diminimalkan, karena buku ajar ini berkaitan dengan pengajaran tata bahasa bahasa Indonesia.

C. Analisis bentuk buku ajar:1. Tata letak

Page 14: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

Untuk tata letak yang ada pada buku ajar ini, terdapat pemenggalan kalimat yang kurang tepat. Untuk sub judul dan penjelasan materi yang telah disajikan kurang proporsional. Selain itu, tata letak pada tiap halaman pada tiap halaman kurang sesuai dengan kebutuhan untuk membuat siswa senang mempelajarinya.

2. GrafisUntuk desain grafis dalam buku ajar tersebut, kurang adanya perpaduan warna yang tepat. Juga gambar-gambar yang disajikan kurang menarik, ukurannya kecil dan terletak pada sisi / sudut pandang yang kurang tepat.

3. IlustrasiAda ilustrasi yang kurang tepat. Ilustrasi yang disajikan kurang adanya keterkaitan dengan materi pembelajaran. Misalnya saja pada pelajaran ke-8 terdapat kalimat “lingkungan adalah cermin dari perilaku masyarakatnya”; “sebeapa bersihkah lingkunganmu?”. Gambar yang terdapat pada halaman tersebut adalah gambar hutan. Sebenarnya akan lebih tepat jika gambar yang digunakan adalah gundukan sampah yang menyumbati selokan dan sejenisnya yang berkaitan dengan lingkungan sekitar. Ada pula beberapa ilustrasi, ukuran huruf yang terlalu kecil. Hal ini membuat siswa tidak tertarik untuk membacanya.

Kelompok 5

A.Nama Anggota kelompok:1. Dian Erika Rachmawati(107211410508)2. Fitri Nur Wijayanti(107211410506)3. Nova Kristian(107211410504)4. Sriwijayanti(107211410503)

B. Kelas/Off: B/ B

C. JUDUL BUKU: “SEMESTA BAHASA DAN SASTRA INDONESIA”

Hasil Pengamatan:1. Isi/ materi pelajarana. Kelebihan (+)- Kosakata, struktur kalimat, panjang paragraf, dan tingkat kemenarikan sesuai dengan minat dan kognisi siswa- Rujukan yang digunakan dicantumkan sumbernya, tetapi bila dicermati lebih lanjut masih terdapat bacaan yang tidak tercantum sumbernya- Pada setiap bab pelajaran selalu ada tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, inti, dan lanjutan. Pada kegiatan awal siswa diberi tugas sebagai bahan pretest untuk memasuki kegiatan inti yang merupakan target pembelajaran pada setiap pelajaran dan pada setiap keterampilan berbahasa. Bagian lanjutan sebagai pengayaan dan pemantapan siswa terhadap inti pelajaran pada setiap keterampilan berbahasa- Tercantum indicator sebelum penyajian materi

Page 15: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

- Bahan bacaan yang diambil up to date, sehingga tidak membosankan dan menarik siswa untuk membaca- Adanya teori yang cukup- Adanya tips akan tetapi penempatan dan penampilan tips tidak tepat- Kesesuaian materi buku teks dengan kurikulumKeakuratan materi- Wacana yang disajikan dalam buku teks ini sesuai dengan kenyataan, tidak dibuat-buat. Kesesuaian teori dan konsep yang disajikan untuk mencapai KD- Keakuratan dalam memilih contoh latihan dan bervariasi.1.Menjawab pertanyaan bacaan 2.Mengisi bagian kalimat rumpang3.Member tanda “s” (jika setuju) dan “t” (jika tidak setuju)4.Mengerjakan tugas membaca, menulis, dll5.Mengerjakan tugas individu maupun kelompok

b. Kekurangan (-)- Ilustrasi kurang sesuai dengan teks- Peta, tabel, dan grafik kurang sesuai dengan teks, harus akurat, dan sederhana- Perincian materi sudah sesuai dengan kurikulum akan tetapi ada materi yang yang tidak dimasukkan- Tidak ada pemetaan pembelajaran/ standar isi/ urutan materi pelajaran yang berisi SK dan KD sehingga membingungkan- Materi tentang membaca cepat tidak lengkap karena tidak disajikan penilaian tentang membaca cepat- Tidak ada kata-kata yang bersifat memotivasi siswa (kata-kata bijak).- Hal ini tidak begitu penting akan tetapi akan lebih baik bila ditambahkan.- Daftar isi tidak diurutkan sesuai dengan tingkat kesulitan dan pengaturan kompetensi berbahasa dan bersastra tidak seimbang- Terdapat materi atau kompetensi semester 1 yang berada di semester 2 dan sebaliknya.- Tidak ada soal pelatihan ulangan akhir semester- Latihan soal yang mengukur kemampuan siswa kurang- Tidak ada rangkuman dan refleksi, akan tetapi sebagai ganti penulis menyampaikan ringkasan fokus kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa

2. Penyajian a. Kelebihan (+)- Ada tujuan pembelajaran- Keteraturan urutan dalam penguraian- Kemudahan dipahami- Keaktifan siswa- Hubungan bahan dengan latihan soalDari segi penyajian isi sudah lumayan lengkap:1.Bagian pendahuluanKata pengantar Daftar isi

Page 16: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

2.Bagian isiRingkasan materi (konsep)Rujukan dari bacaanPelatihan 3.Bagian akhirDisajikan daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan rujukan dalam penulisan buku dan ditulis sesuai dengan penulisan daftar pustaka yang standar (nama pengarang, tahun terbit, judul buku, tempat, penerbit).

b. Kekurangan (-)- Sampul tidak menarik - Tidak tercantum identitas buku dan pengarang- Gambar tidak sesuai dengan isi ( tidak proporsional dengan halaman dan warna penyajian secara fisik monoton)- Daftar isi, secara keseluruhan sudah baik tetapi perlu penampilan yang lebih menarik (warna), tidak ada pembagian tiap semester, sehingga membingungkan pembaca.

3. Formata. Kelebihan (+)- Adanya kepadatan ide dalam bacaan didukung dengan bentuk huruf, ukuran huruf dan lembar spasi, sehingga memudahkan dalam membaca.

b. Kekurangan (-)- Gaya bahasa dan diksi kerang menarik- Terjadi banyak salah pengetikan- Format penulisan, khususnya format paragraph, tidak seragam.- Pengaturan spasi yang tidak enak dilihat.

Kelompok 6

A. Annggota Kelompok: 1. Ahsin Nosafia Rini2. Eva Dewi Purwitasari3. Nikmatul Zuliana4. Rizky Wahyu Permana5. Taufik Akbar

B. Kelas A/ Off A

Hasil Pengamatan1. Isia. Keilmuan- Ilmu yang disajikan dalam materi buku ajar sudah cukup mencakup Kompetensi Dasar yang harus dikuasai oleh siswa SMP kelas VII.

Page 17: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

b. Sajian- Penyajian materi ajar yang terdapat pada buku ini kurang jelas- Cara penyampaian perintah-perintah tugas kurang jelas sehingga dapat menimbulkan kebingungan pada siswa- Kalimat yang digunakan untuk contoh cukup mudah dipahami- Teks yang digunakan untuk materi ajar tidak dicantumkan langsung di halaman tersebut, tetapi dilampirkan sehingga cukup menyulitkan untuk membaca.c. Keterbacaan- Kalimat untuk deskripsi tugas sedikit membingungkan sehingga membingungkan siswa.

2. Formata. Tata Letak- Penempatan gambar dan garis kurang tepat dan bahkan menutupi sebagian tes sehingga mengurangi keterbacaan buku.b. Grafis- Gambar yang dipilih kurang menarik dan mendukung teks yang ada- Warna dalam buku monoton dan cenderung membosankan- Keterbatasan penggunaan jenis dan warna huruf- Penataan letak materi dalam buku cukup monotonc. Dimensi Buku- Buku terlalu tebal- Buku terlalu besar bagi siswa2.4 Visual Buku- Warna pada halaman muka terlalu pucat sehingga kuran menarik- Ukuran huruf pada halaman muka kurang besar dan jelas.

Kelompok 7

A. Nama Amggota Kelompok:1. Artha Galuh Rahmania 2. Puteri R Agatha3. Jannatul Mahfutti 4. Vania Maherani

B. Off A/Kls A

Hasil Pengamatan:1. TAMPILAN- Dari segi cover, untuk siswa SMK kelas 3 memiliki tampilan yang sederhana dan tidak penuh warna. Cocok untuk jenjangnya. Font yang digunakan juga sudah pas.- Pada hal 1, letak judul buku pada sisi kiri halaman dan bentuknya vertikal, menjadikan pembaca terganggu untuk membacanya. Warna yang digunakan juga terlalu mencolok dan perpaduan warnanya kurang baik. Kata-kata bijak yang

Page 18: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

terdapat pada halaman pertama fontnya kurang baik sehingga membuat pembaca melewatinya saja.- perintah-perintah untuk setiap kegiatan memiliki warna yang kurang kontras dan font yang kurang pas.- Judul buku pada tiap halaman yang ada di pojok kanan atau kiri terlalu besar, sehingga mengganggu fokus ketika membaca.

2. ISI- Terdapat 3 kegiatan dan isisnya sudah mengacu pada indikator. Terdapat kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan lanjutan. Keterampilan yang ada pada indikator sudah lengkap, yaitu menyimak, membaca, menulis dan berbicara. - Terlalu banyak ruang kosong sehingga membosankan dan menjadikan pembaca tidak fokus.- Kegiatan-kegiatan, isi, dan substansi sudah pas untuk siswa SMK yang siap kerja.

3. FORMAT- Letak perintah setiap kegiatan yang kurang tepat (misalnya, kata-kata perintah pada halaman 3, sedangkan soal yang mengacu pada perintah ada pada halaman 4) dan bentuk yang tidak pas- Banyak terjadi salah ketik- Warna yang terlalu penuh sehingga terkesan “kekanak-kanakan” untuk siswa SMK kelas 3.

Kelompok 8

A. Nama Anggota Kelompok:1. Apriliana Tiasari 1072114020892. Hanif Hububudin 1072114070913. Nuraini Wulansari 107 2114028924. Siti Nurhasanah 1072114028935. Zahratul Mufidah 107211402889

B. Off A/Kls A

C. Judul Buku: "Cerdas Berbahasa Indonesia Untuk SMP Kelas VII"

Hasil PengamatanA. Format1.Tata letak- Menarik, hanya saja masih ada beberapa halaman yang hanya berisi tulisan yang dapat menimbulkan kebosanan dalam membaca mengingat sasaran pembaca buku ini adalah siswa kelas VII. Sebaiknya tata letaknya disiasati dengan menyisipkan gambar atau ilustrasi atau memisahkan dalam kotak-kotak berwarna.- Ada beberapa bagian yang seharusnya menjadi satu bagian utuh dalam satu

Page 19: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

halaman yang bereda sehingga sedikit mengganggu konsentrasi. Bagian-bagian yang terpisah terpisah tersebut adalah: D. Memahami dongeng (hal:9), 2.Menentukan tema dongeng (hal:10), Uji Kompetensi nomor 4 (hal:15).- Bentuk sajian buku lebih berupa makalah karena disajikan satu lembar satu halaman, seharusnya buku disajikan satu dua halaman bolak-balik.- Teks yang berada di dalam kotak seharusnya disajikan dalam spasi tunggal.

2.Grafis- Dalam 1 unit, hanya ada 2 gambar yang disisipkan. Sebaliknya gambar atau ilustrasi diperbanyak dalam takaran serasi dan seimbang untuk memerahkan suasana.- Pemisahan antarbagian sudah cukup jelas karena sudah menggunakan warna-warna yang memperjelas pemisah tersebut.- Bagian-bagian yang penting (judul per KD, indikator, dan contoh-contoh ) sudah dimasukkan dalam kotak berwarna yang memperjelas bahwa bagian-bagian tersebut harus diperhatikan. - Dalam 1 halaman tertentu hanya berupa tulisan uraian penjelasan saja, tanpa warna ataupun gambar. Letak grafis yang seperti itu membuat siswa jenuh untuk membacanya karena tampilannya yang monoton.- Tampilan gambar pada halaman 1 kurang mewakili KD yang dijelask

B. Isi1. Keilmuan- Dalam 1 unit, hanya terdapat KD: berbicara (1 KD), menulis (3 KD), dan mendengarkan (1 KD). Tidak ada KD membaca- Isi buku sudah mencangkup tentang bahasa dan sastra.

2. Sajian- Sangat mudah diikuti oleh pembaca karena sudah terstruktur menjadi kegiatan awal, inti, dan akhir. - Ada beberapa kesalahan dalam pengetikan.

3. Keberbahasaan- Menarik, penulis meggunakan kota ganti orang kedua (kamu) sehingga pembaca dapat merasa dilibatkan langsung oleh penulis.- Bahasa yang digunakan oleh penulis sudah cukup baru, sesuaidengan konteks buku yang digunakan untuk proses belajar mengajar

Kelompok 9

A. Nama Anggota Kelompok1. Ahmad Fatoni (107211402879)2. Alfin Ni’matul. M (107211407099)3. Elen Nurjanah (107211407100)4. Neny Ismartini (107211402886)

Page 20: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

5. Yossy Firmansyah (107211407092)

B. Off A/Kls A

C. Judul Buku: "CAKAP BERBAHASA INDONESIA SMA KELAS X"

Hasil Pengamatan

A. Dari Segi Isi:1. Keilmuwan:Apakah dalam ilmu-ilmu bahasa, sastra, ketrampilan sudah sesuai?Dalam bab I materi ajarnya hanya menjelaskan bahasa, tetapi sastra tidak dijelaskan. Sudah mencakup empat ketrampilan bahasa. Dalam KD bab I mencakup ketrampilan menyimak. Sedangkan dalam kegiatan pembelajaran, ketrampilan lainnya sudah tercantum(berbicara, membaca, dan menulis).

2. Sajian:Apakah sesuai dengan langkah pembelajaran, sistem pembelajarannya?Sajian dalam bab I sudah sesuai dengan KD dan indikatornya. Dalam kenyataannya kegiatan pembelajaran dimulai dari ketrampilan yang mudah kemudian ke sulit. Selain itu buku ini dapat mewakili penjelasan guru. Tetapi ada pernyataan yang kurang tepat. Pada kegiatan awal, terdapat pernyataan ciri-ciri berita yang terdapat di media elektronik. Tetapi kenyataannya siswa disuruh memberikasn centang pada pernyataan yang benar.

3. Keterbacaan:Apakah sesuai kadar usia siswa?Kadar bacaan dalam bab I sudah sesuai dengan usia siswa SMK kelas X. bacannya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit untuk seorang siswa kelas X. Sehingga bacaan tersebut sudah layak untuk diberikan siswa SMK.

B. Tata letak:Apakah penampilannya menarik?Pada halaman sampulnya kurang menarik, gambar model tidak cocok untuk sebuh cover buku pelajaran bahasa Indonesia. Disetiap babnya tidak ada permainan warna, sehingga cenderung monoton. Tidak ada gambar-gambar yang menarik. Dalam kata-kata bijaknya tidak ada permainan warna dan jenis tulisan sebagian fontnya terlalu kecil. Banyak terdapat spasi di antara sebuah pernyataan atau materi ajar.

Pertanyaan diskusi:1. Penanya Marista Dwi. R:Menurut pendapat kelompok, bagaimana tata letak atau grafis yang sesuai untuk buku ajar tersebut?2. Penanya Vania Maherani:Apakah indikator dalam buku itu dapat memberikan bekal ketrampilan bagi siswa

Page 21: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

SMK?

Jawab:1. Tata letak dalam buku ini sudah rapi, tetapi grafisnya msaih tidak menarik karena kurang adanya warna, buku dibiarkan polos padahal siswa membutuhkan perangsang untuk menarik minat bacanya. Tata letak seharusnya lebih bervariasi dan lebih berwarna walaupun buku ini untuk anak SMK. Buku ajar sebaiknya diberikan gambar-gambar yang sesuai dengan anak SMK seperti kegiatan-kegiatan praktik siswa SMK.2. Karena buku ini diperuntukkan untuk anak SMK kelas X, maka indikator yang terdapat dalam buku ini hanya atau lebih banyak yang bersifat pengenalan tentang bahasa. Tetapi indikator yang ada dalam buku ini dapat dijadikan bekal untuk siswa SMK nantinya. Seperti yang telah dituliskan pada bab I yang melatih siswa untuk berani berbicara. Sehingga dalam kehidupan bermasyarakat kelak akan ada sosialisasi yang baik.

Kelompok 10

A. Nama Anggota Kelompok:1. Ahmad Agung Firmansyah2. Dian Raya3. Marista Dwi Rahmayantis4. Ratna Dupitasari5. Widya Sartika

B. Off A/Kls A

Hasil Pengamatan

A. BEDASARKAN ISI1. Segi KeilmuanPada bab 1, kompetensi Dasar pertama adalah menyimpulkan informasi lisan yang bersifat perintah. Dan KD tersebut terdapat beberapa indikator yang masih kurang sesuai dengan pengembangan KD. Teori yang dikemukakan kurang sesuai untuk siswa SMK kelas 2, kerena terlalu susah untuk dipahami. Contoh yang disajikan masih kurang mewakili teori yang telah diberikan. Pada kegiatan awal, terdapat sebuah pertanyaan yang tidak perlu, karena jawaban atas pertanyaan tersebut tidak menyangkut informasi yang telah disampaikan.

2.Segi SajianUntuk segi sajian, sudah cukup sesuai dengan sasaran yang notabene adalah siswa SMK. Ilustrasi yang telah diberikan juga berhubungan dengan dunia SMK. Penyajian dimulai dengan sebuah ilustrasi contoh informasi lisan, kemudian dilanjutkan dengan teori dan contohnya, serta terdapat latihan soal di akhir bagian.

Page 22: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

3. Segi KeterbacaanDi dalam bab 1, masih terdapat bagian-bagian yang sulit untuk dipahami, khususnya teori yang dikemukakan cenderung berbelit-belit dan kurang sistematis, sehingga susah dimengerti.

B. BERDASARKAN FORMAT1. Segi tata letakTata letak pada buku ajar ini masih kurang sesuai. Karena halamannya tidak bolak-balik sehingga terkesan kurang menarik, dan memiliki efek kurang menyenangkan karena membuat tebal buku ajar.

2.Segi grafisJika dilihat dari segi grafis, buku ajar ini masih kurang menarik, karena tidak ada cukup ilustrasi gambar yang disajikan. Ada pula gambar yang justru tidak sesuai dengan tingkat pendidikannya, yaitu SMK, karena gambar yang disajikan terlalu kekanak-kanakan yaitu (sponbob). Sedangkan tampilan cover depan kurang menarik, sebab pemilihan warna dasar dan warna tulisan (font) pada cover kurang sesuai.

Kelompok 11

A.Nama Angota Kelompok:1.Endhah Nur Janah2.Furri Adhe Ermawaty3.Nisa Urrizqi4.Wahyu AgustinaB. OFF B/B

Hasil Pengamatan

A. KELEBIHAN1.Isi- Dalam buku tersebut telah dilengkapi dengan KD serta indicator dari KD tersebut di setiap awal unit dan setiap episode yang disajikan oleh penulis- Terdapat kesesuaian antara indicator dengan isi buku- Terdapat kata-kata mutiara atau semacam pepatah di setiap unit- Terdapat jeda info di setiap unit

2.Penyajian- Penyajian dalam buku tersebut menarik karena di dalamnya terdapat tips yang berhubungan dengan kompetensi yang harus dicapai

3.Format- Dalam buku tersebut sudah dibagi dari bagian awal, inti, dan penutup, serta dibagi menjadi episode-episode- Di bagian akhir terlampir kunci jawaban ujian yang bisa digunakan siswa untuk

Page 23: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

mencocokan latiha-latihan soal yang ia kerjakan

B. KEKURANGAN1.Isi- Ejaan dalam daftar isi ada yang tidak sesuai - Pada unit 1 ada KD yang tidak sesuai dengan SK. SK tentang dialog, tapi KD tentang cerpen (halaman 2)- Materi tidak sesuai dengan keruntutan indicator (halaman 2-5)- Kurang konsisten terhadap penyajian aktifitas awal, inti, dan lanjutan. Ada unit yang tidak dipenuhi (Unit 1)- Egoisme penulis yang menyebabkan terjadinya oerbedaan antara unit satu dengan unit yang lain. Jadi hal ini menunjukkan bahwa tidak ada keseragaman di antara penulis- Penyajian materi hendaknya tidak perlu langsung ditunjukkan pada siswa (Unit 2, halaman 12)- Jika mengutip sebuah cerita, sumber tidak disebutkan dengan jelas (halaman 33)- Terlalu banyak latihan, sedangkan materi yang ada terlalu sedikit- Pada Unit 6, penjabaran kompetensi yang dicapai tidak dijabarkan langsung (dibedakan menjadi episode-episode). Ada penulis yang mencantumkan tujuan pembelajaran, ada yang mencantumkan kegiatan (tidak seragam)- Terlalu padat untuk siswa kelas IX SMP•- Di bagian akhir buku tidak disertai daftar rujukan/sumber pustaka buku tersebut

2. Penyajian- Sampul kurang menarik minat pembaca. Padanan warnanya kurang kontras, sehingga dalam daftar isi, judul per unit menjadi kabur- Tat letak tulisan kurang diperhatikan, sehingga buku tersebut kurang terlihat seperti buku (kurang rapi)- Warna halaman tidak konsisten (Unit 2)- Ada pokok bahasan yang tidak bisa dibaca karena warnanya kurang kontras.

3. Format- Penyususnan daftar isi dan sambutan tidak tepat karena terbalik, seharusnya kata sambutan dahulu baru daftar isi- Tidak dicantumkan halaman pada bagian daftar isi dan kata sambutan, padahal pada daftar isi ditulis- Setiap awal unit seharusnya tidak diberi halaman- Dalam daftar isi, komptensi yang harus dicapai siswa tidak perlu diberi nomor KD- Indikator setiap KD, format penulisannya tidak konsisten (di unit 1 penulisannya hanya “Mampu…”, sedangkan di unit 2 ditulis “Sahabat mampu…”- Kurang memerhatikan bentuk alinea, semuanya standar rata kiri (halaman 32-33)- Tidak memerhatikan ejaan penulisan yang bai dan benar

Kelompok 12

Page 24: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

A. Nama Anggota Kelompok1. Oppy Prismadewi 207 211 4117522. Sesillya Devi L. 207 211 4117433. Sigit Setyo W. 207 211 4089984. Titien Andriani 207 211 4089985. Tassa Ary M. 207 211 411751

B. Judul Buku: Semesta Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas VII

Hasil Pengamatan

Unit 4 : Belajar dari DongengPertemuan (1)Kompetensi Dasar :• Menemukan hal-hal menarik dari dongeng yang diperdengarkan.Indikator : a) Mampu menceritakan isi dongeng yang diperdengarkan secara lisan atau tertulisb) Mampu menemukan isi dongengc) Mampu mengungkapkan hal-hal menarik dari dongeng yang diperdengarkan dengan alasan yang logis• Menunjukan relevansi isi dongeng yang diperdengarkan dengan situasi sekarang.

Indikator : a) Mampu menentukan tema dongeng yang diperdengarkan b) Mampu menunjukan relevansi tema dengan situasi sekarangc) Mampu menyimpulkan pesan dongengdalam bentuk ungkapan

Pertemuan (2)Kompetensi dasar :• Menulis kembali dengan bahasa sendiri dongeng yang pernah dibaca/didengarIndikator : a) Mampu mengidentifikasi unsur intrinsik dongeng yang telah dibacakanb) Mampu menemukan pokok-pokok dongengc) Mampu menulis dongeng dengan urutan pokok-pokok dongengd) Mampu menulis ringkasan novel yang di dengar dengan bahasa sendiri

Materia) Materi sudah sesuai dengan keilmuan. Artinya materi yang disajikan sesuai dengan KD dan indikator masing-masing. Pada buku ajar itu juga sudah ada contoh dongeng dan ke empat aspek bahasa dapat diterapkan dengan baik.b) Sajian materinya sudah sesuai dengan sasaran. Buktinya bahasa yang disajikan tidak terlalu berat. Masih sederhana dan tidak mengandung ambiguitas kalimat.

Materi

Page 25: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

1. Memahami dongeng dan memahami isinya2. Mengidentifikasi tokoh dan watak tokoh3. Menentukan tema dongeng yang diperdengarkan4. Menunjukan relevansi tema dengan situasi sekarang5. Menemukan hal menarik dari dongeng yang diperdengarkan dengan alas an yang logis6. Menyimpulkan pesan dongeng dalam bentuk ungkapan7. Membaca dengan mengidentifikasi tokoh, urutan peristiwa, dan pesan dalam dongeng8. Menjelaskan unsur-unsur yang menarik dari dongeng9. Menyimpulkan alur cerita dan tokoh10. Menulis cerita dongeng berdasarkan rancangan yang telah dibuat masing-masing siswa

- Pembagian materi membingungkan karena penempatan materi-materi disendirikan dan format pengetikannya tidak menarik. Hal ini akan mempengaruhi PBM.- Pada tema 4, tidak terdapat pembukaan yang menarik, langsung pada proses mendengarkan. Hal itu membuat siswa tidak nyaman dalam pembelajaran di tema ini. - Pada evaluasi terdapat tes objektif dan subyektif. Sehingga evaluasinya sudah bias dikatakan cukup baik karena sudah mencapai 2 aspek tes.

Format a) Font : Hurufnya sudah menuruti kaidah penulisan. Selain itu tidak membuat mata rusak.b) Cover : Pada buku ajar unit 4 ini cover terlalu monoton, gambarnya abstrak, sehingga siswa tidak tertarik untuk membacanya. Warnanya didominasi warna hijau dan tidak bervariasi. Setiap tema diberi gambar tetapi ukurannya terlalu kecil sehingga tidak menarik. Tetapi terdapat kata-kata mutiara yang tidak berhubungan dengan tema.

Kelebihan dan Kelemahan Buku Ajar Tim Restu dkk1. Kelebihan- Contoh untuk setiap materi tidak hanya satu- Terdapat gambar-gambar pada setiap temannya- Font pada buku ajar sudah memenuhi kaidah penulisan menggunakan Times new roman 12

2. Kekurangan- Cover tidak menarik- Penulisan pada cover tidak rapi (terpotong)- Banyak halaman kosong yang tidak di manfaatkan- Kata-kata mutiara tidak berhubungan- Soal untuk tes subjektif hanya sedikit- Pengetikan didominasi warna hijau

Page 26: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

Laporan kelompok lain menyusul. Diposkan oleh Masnur Muslich di 18:24http://www.masnur-muslich.blogspot.com/

Penulisan Karya   Ilmiah

28 November 2009 pada 05:38 (Uncategorized)

A. PendahuluanTuntutan sebagai manusia akademik adalah mampu menyajikan suatu karya yang bermanfaat bagi orang lain.Tuntutan tersebut adalah mampu mewujudkannya dalam bentuk tulisan (karya fiksi ataupun nonfiksi)Ragam tulisan ada dua macam yaitu ragam fiksi dan non fiksiRagam tulisan fiksi adalah cerpen, novel, novelet, komik dan puisi dll.Ragam tulisan Nonfiksi ada dua jenisa. Tulisannya baku, yaitu karya ilmiah (artikel ilmiah, proposal, skripsi, makalah, tesis, laporan dll)b. Tulisannya tidak baku, yaitu (artikel popular, sinopsis, opini, dan tulisan dalam surat kabar, atau majalah.- Kajian perkuliahan di sini difokuskan pada ragam penulisan nonfiksi khususnya pada penulisan karya ilmiah.- Kegiatan penulisan karya ilmiah akan bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengikuti setiap perkuliahan.- Selain itu, belajar menulis karya ilmiah sangat bermanfaat ketika kita akan menyusun makalah, proposal dan skripsi sebagai tugas akhir.

B. Pengertian Karya IlmiahTulisan ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau keilmiahannya (Ekosusilo. M, 1995:11).Adapun tulisan dapat disebut tulisan ilmiah apabila:1. Mengandung suatu masalah beserta pemecahannya2. Masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita3. Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa (EYD)4. Tulisan disusun dengan metode tertentu5. Tulisan disusun menurut sistem tertentu.

C. Ciri-ciri yang Menandai Tulisan Ilmiah, Yaitu:• Logis segala informasi yang disajikan memiliki argumentasi yang dapat diterima

Page 27: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

akal sehat.• Sistematis segala yang dikemukakan disusun berdasarkan urutan yang berjenjang dan berkesinambungan.• Objektif segala keterangan atau informasi yang dikemukakan itu menurut apa adanya dan tidak bersifat fiktif.• Tuntas segi-segi masalah ditelaah secara lengkap dan menyeluruh• Seksama Jelas, artinya tidak menimbulkan maksud lain.• Kebenarannya dapat teruji.• Berlaku untuk umum dan penyajiannya memperhatikan santun bahasa dan tata tulis baku (EYD).

D. Bentuk-bentuk Karya IlmiahKarya ilmiah murni dapat dibedakan berdasarkan tingkat akademisnya menjadi lima macam, yaitu proposal penelitian, laporan, makalah/paper, skripsi, tesis dan desertasi. Karya ilmiah popular dapat digolongkan dalam beberapa jenis dalam bentuk penyajiannya, seperti artikel/esai, tajuk rencana, pikiran pembaca, ulasan, berita ringan, feature, resensi dan opini.

Berikut kilasan bentuk karya ilmiah (makalah, proposal dan laporan)1. Makalah/PaperMerupakan karya tulis yang memerlukan studi, baik secara langsung maupun tidak. Makalah ini mengupas masalah secara logis, sistematis, dan objektif. Biasanya disajikan dalam forum ilmiah semacam seminar, lokakarya, simposium dan lainnya. Makalah dalam rapat kerja disebut kertas kerja, sedangkan makalah yang menjadi tugas mahasiswa adalah paper.Untuk menyusun makalah langkah-langkahnya Sebagai berikut.I. JudulII. PendahuluanIII. Isi /pembahasanIV. Penutupa. Saranb. SimpulanV. Daftar Pustaka

2. Proposal penelitianAdalah suatu usulan rancangan kerja penelitian yang memuat beberapa hal penting terkait penelitian yang akan dilakukan. Proposal disusun sebelum kita melakukan suatu kegiatan pebelitian.Untuk menyusun proposal langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.a. Tema kegiatanb. Latar belakangc. Nama Kegiatand. Tujuan Kegiatane. Pelaksanaan/Waktu Kegiatanf. Macam Kegiatang. Anggaran Kegiatan

Page 28: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

h. Manfaat Kegiatani. Sasaran Kegiatanj. Penutup3. Laporan penelitianMerupakan laporan hasil akhir penelitian yang telah dilakukan. Subtansi dan penulisannya dilakukan dengan cara ilmiah dan menurut aturan ilmiah yang berlaku.Langkah-langkah menyusun laporan yaitu Pendahuluan (latar belakang dan tujuan) Pelaksanaan (Materi dan Metode) Hasil praktek atau kegiatan Pembahasan Kesimpulan Daftar Pustaka dan lampiran

E. Pemakaian Tanda Baca dalam Karya IlmiahAda beberapa tanda baca yang sering kita jumpai dalam penulisan karya ilmiah, antara lain:a. Tanda titik ( . )Tanda titik digunakan pada akhir kalimat, memisahkan angka jam, nilai uang dan penomoran.b. Tanda koma ( , )Tanda koma dipakai pada unsure-unsur perincian, memisahkan anak kalimat dengan induk kalimat, memisahkan petikan langsung, dll.c. Tanda titik koma ( ; )Untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang setara dan sejenis, untuk memisahkan kalimat majemuk dan setara.d. Tanda titik dua ( : )Akhir kalimat menyebutkan/ rincian, sesudah kata ungkapan yang memerlukan pemerian ( ketua : .. ), dalam terks percakapan dll.e. Tanda hubung ( – )Digunakan pada suku kata saat pergantian baris, menyambung kata ulang, untuk spelling (mengeja) dll.f. Tanda Tanya ( ? )Digunakan pada akhir kalimat tanya.g. Tanda seru ( ! )Digunakan pada kalimat seruan tau perintah yang manggambarkan kesungguhan.h. Tanda petik ( “ “)Dipakai pada petikan kalimat langsung, mengapit judul buku, mengapit istilah yang asing dll.i. Tanda garis miring ( / )Digunakan pada penomoran surat, pengganti kata atau.

F. Kalimat EfektifKalimat efektif adalah kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik. Menurut Jos Daniel

Page 29: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

Parera, kalimat dikatakan efektif apabilakalimat itu didukung oleh:1. KesepadananAdanya struktur bahas dan cara atau jalan pikiran yang logis serta masuk akal.2. KepararelanBentuk bahasa yang dipakai untuk tujuan-tujuan efektifitas tertentu.3. Ketegasanadanya ketegasan dalanm menonjolkan pikiran utama.4. KehematanPilihan kata atau penyusunan pikiran yang terkadang bertumpuk-tumpuk dalam kalimat.5. KevariasianPenguunaan kosa kata yang beragam dalam meyusun kalimat dan paragraph.

F. Bagian-bagian dalam Karya Ilmiah1. JudulMerupakan nama yang melukiskan dengan singkat masalah yang ditulis. Meskipun singkat judul harus mencerminkan isi tulisan. Judul harus dirumuskan dengan jelas , singkat, relevan, dengan isi tulisan tetapi tidak terlalu provokatif.2. AbstrakRangkuman singkat dari isi sebuah dokumen, baik berupa laporan penelitian, artikel, skripsi dan kertas kerja.3. Kata pengantarGambaran umum tentang pelaksanaan tugas dan hasilnya, ucapan terima kasih pada semua pihak; tempat tanggal, bulan, dan tahun penyusunan tulisan itu. Kata pengantar ditulis sebelum pendahuluan.4. PendahuluanBerisi tentang alasan pemilihan judul, latar belakang masalah, dan permasalahannya, serta pengantar menuju isi makalah dan dilengkapi tujuan dan manfaatnya jika diperlukan. Pokok pikiran dikemukan dengan sisngkat tetapi meyeluruh, sehingga pembaca dapat membayangkan apa yang akan dibahas dalam tulisan tersebut.5. Isi (Pembahasan)Mengupas masalah secara analisis dan runtut. Pembahasan merupakan uraian secara luas dan terperinci pada semua faktor yang membantu kejelasan masalah yang dibahas dengan sedalam-dalamnya.untuk itu perlu dijelskan tentang deskripsi data satuan dan analisis data, interpretasi data, dan tentang pengolahan data itu sendiri.6. KesimpulanPenjelasan secara singkat jelas dan tegas dari hasil analisis data, tafsiran terhadap analisis data, dan kesimpulan hasil hipotesis diterima atau tidak.7. Daftar PustakaDaftar pustaka/bibliografi merupakan sejumlah sumber yang digunakan oleh penulis dalam menyelesaikan tulisannya.8. Lampiran (Appendiks)Data-data pendukung untuk menyusun karya ilmiah dan disusun setelah daftar pustaka sesuai dengan urutaan yang telah ditentukan.

Page 30: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

BENTUK DAN KOMPOSISI BAHASA

Topik dan JudulTopik yang sudah menyempit dapat langsung dibuat judul. Judul adalah titel, nama, atau label dari sebuah tulisan. Judul yang baik memilki ciri:1. Bersifat lansung, cakupannya terbatas,2. Mencerminkan isi3. Mencangkup permasalahan atau variabel yang akan diuraikan4. Dapat mempunyai sub judul5. Singkat menarik dan padat6. Berbentuk frase7. Ditulis dengan huruf kapital semuanya atau disetiap awal kata, kecuali kata depan.Struktur Hirarkhi Bahasa Indonesia1. FonemKesatuan bunyi yang terkecil dan bunyi ujaran yang membedakan arti secara rinci. Contoh: Cagar = CakarFonem dibedakan menjadi 2 yaitu:a. Fonem Vokal1. vokal tunggal (contoh: a, i, e, u, o)2. vokal rangkap/diftong (contoh: ai, au, oi)b. Fonem Konsonan1. nasal : m, nm, ny, ng (bila keluar melalui rongga hidung)2. oral : b, c, d, f, g, dst. (kecuali vocal: keluar melalui rongga mulut).3. MorfemMerupakan kesatuan pembetukan kata dan dapat dibedakan artinya.a. Morfem bebas: berdiri sendiri, contoh makan, tidur meja dll.b. Morfem terikat: bentuknya terikat selalu bergabung dengan bentuk bebas, contoh berjalan, bergabung, menyanyi dll.4. KataKata merupakan kumpulan bunyi ujaran yang mengandung arti. Dalam bahasa tulis kata dinyatakan sebagai susunan huruf-huruf yang mempunyai arti yang jelas (huruf konsonan dan vocal).Jenis kata: kata benda, bilangan, depan, ganti, keadaan, kerja, keterangan, sandang, sambung, dan seru.

Lengkapi tabel berikut dengan kata yang baku (sesuai EYD)No Kata Tidak Baku Kata Baku1. Prosen2 Tradisionil3 Sistim4 Hipotesa5 Kewarga-negaraan6 Faham7 Fikir8 Aktip

Page 31: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

9 Aktifitas10 Kwalitas11 Sintesa12 Diskripsi13 Atmosfir14 Resiko15 Jadual16 Merubah17 Diorganisir18 Kesimpulan19 Difinisi20 Teoritis

5. FrasaDua kata atau lebih yang menmpunyai arti dan bisa menduduki fungsi subjek, predikat, objek dan keterangan.Contoh: kopi pahit, nasi goreng, jalan mangga dll.

6. KlausaSatuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat dan mempunyai potensi menjadi kalimat.Contoh: Ia malas berlatih

7. KalimatMerupakan susunan dari beberapa kata yang mengandung satu kesatuan makna (minimal ada unsur subjek dan predikat).Jenis-jenis kalimat yaitu: kalimat langsung, tidak langsung, verbal, nominal, Tanya, berita, perintah, ajakan, permintaan, pengharapan, aktif dan pasif.a. Kalimat EfektifPenulisan karya ilmiah harus dengan bahasa baku. Kalimat ragam baku hendaknya berupa kalimat efektif, yaitu kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah dan enak dibaca.Berikut ini ketentuan menulis kalimat efektif dalam karya ilmiah.1. Subjek tidak didahului kata depanContoh:- Pada penelitian ini menggunakan sampel perusahaan jasa travel di DIY.- Dengan membudayakan ketertiban, sekolah akan meluluskan out come yang berkualitas.Kata depan yang tidak diperbolehkan mengawali kalimat adalah: di, dan, dalam, kepada, daripada, sebagai, dan mengenai.2. Subjek dalam induk kalimat tidak boleh dihilangkanContoh:- Tidak diharapkan oleh siapapun, tetapi kenyataannya bayi yang sehat dapat tertular aids lewat jarum suntik. (salah)3. Kata sedangkan dan sehingga tidak dapat digunakan di awal kalimat tunggal maupun kalimat majemuk.

Page 32: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

Contoh:- Salah satu sulitnya mencari pekerjaan adalah banyaknya pencari kerja. Sedangkan kesempatan kerja tidak banyak.4. Predikat kalimat tidak didahului “yang”Contoh:- Keberadaan bursa valuta asing yang mendorong pariwisata Indonesia.- Adik yang berjalan sambil membawa bunga.5. Pemakaian kata “hemat”Kata-kata yang bersinonim sering digunakan sekaligus; antara lain, adalah merupakan, demi untuk, seperti misalnya, agar supaya dll.Contoh: – Korupsi adalah merupakan kejahatan yang menyengsarakan rakyat.

6. Kalimat efektif tidak menggunakan kata penghubung yang bertentanganContoh: – Meskipun penelitian ini telah dilakukan sesuai dengan rancangan, tetapi hasilnya belum memuaskan.b. Kaidah Penulisan KalimatKaidah penulisan kalimat baku dalam karya ilmiah harus memperhatikan EYD. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan adalah.1. Penulisan kutipan langsung (awal kalimat huruf kapital)Contoh: – Ditjen anggaran dan pertimbangan keungan, sahala, mengatakan, “ Target imigrasi di Indonesia naik 20 %.”2. Penulisan istilah asingKata-kata yang berasal dari bahasa asing, (selain bahasa Indonesia) ditulis dengan huruf miring (italic).Contoh: – Pasar tenaga kerja Indonesia masih tidak luwes (inflexible).Jika singkatan asing ditulis tetap contoh: Bostom Consulting Group (BCG)3. Penulisan subjek dan predikat tidak boleh disispi tanda koma (,)Contoh: Harga pokok penjualan, merupakan konsep yang telah digunakan secara luas.4. Penulisan keterangan tambahan dalam kalimatKalimat tambahan berfungsi untuk memperjelas fungsi subjek dan predikat.Contoh : – Tragedi Trisakti, terjadi tanggal 12 Mei 1998, merupakan tonggak dimulainya reformasi di Indonesia.5. Penulisan tanda baca koma (,) dalam kaitannya dengan konjungsiKlausa yang diawali dengan konjungsi subordinatif (karena, meskipun, ketika, dan kalau) jika diletakkan di awal kalimat harus diakhiri dengan tanda baca koma.Contoh: – Meskipun harganya mahal, buah impor tetap disukai konsumen.Lengkapi tabel berikut menjadi kata yang hemat dan benarNo Kata Salah Kata Benar1 Adalah merupakan2 Demi untuk3 Agar supaya4 Mempunyai pendirian5 Melakukan penyiksaan6 Menyatakan persetujuan7 Dalam rangka mencapai tujuan

Page 33: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

8 Berbagai hambatan9 Mendeskripsikan tentang10 Terdiri dari11 Bertujuan untuk …..12 Tergantung pada13 Disebabkan karena14 Baik…..ataupun……….15 Dalam rangka untuk………16 Mengadakan penelitian17 Berbagai faktor-faktor18 Dengan adanya perubahan19 Berdasarkan kepada20 Setelah….kemudian……

c. Kerancuan dan Ketaksaan dalam Bahasa Indonesia1. KerancuanKerancuan bahasa adalah kontaminasi/kekacauan dalam bahasa. Kerancuan ini dapat terjadi dalam susunan/penggabungan maupun pembentukan, baik ditingkat kata, frasa, klausa, maupun kalimat. Berikut ini contoh kerancuan dalam bahasa Indonesia.a. Kerancuan katacontoh: – berulangkali : berkali-kali– seringkali/kerapkali : berkali-kalib. Tingkat frasacontoh: – Belok kiri jalan terusKalimat di atas terdapat dua frasa yaitu “belok kiri dan jalan terus”.c. Tingkat kalimatKontaminasi kalimat tau kerancuan kalimat adalah kalimat dengan susunan kacau.contoh:- Mahasiswa itu menyelesaikan tugas, kemudian tugasnya diserahkan kepada Dosen. (salah)- Mahasiswa itu menyelesaikan tugas, kemudian menyerahkannya kepada Dosen. (betul)d. Tujuan (purpose) : Penjelasan kalimat (explanatory sentence)1. Definisi (definition)2. Contoh (example)3. Argumentasi4. Perbedaan (contrast)5. Analisis/proses (analysis/process)6. Diskusi7. Deskripsi8. Narasi

2. Ketaksaan/AmbivalensiKetaksaan atau ambivalensi adalah kemungkinan makna ganda pada kata atau rangkain kata, baik yang berupa frase, klausa maupun kalimat.

Page 34: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

a. Tingkat kataYang termasuk taksa tingkat kata adalah semua kata yang tergolong polisemi, artinya satu kata dengan beberapa pengertian/ makna.Contoh: - kandungan : unsur, organ tubuh wanita- kepala : pimpinan, anggota tubuh- kaki : bagian akhir, anggota tubuhb. Tingkat frasaGabungan kata yang tidak predikatif yang memiliki makna lebih dari satu.Contoh: – Bebas parkir: parkir gratis, tidak ada tempat parkir- Hapus papan tulis: menghapus papan tulis, menghapus tulisan

c. Tingkat klausacontoh: – Buku sejarah baru: cetakan terakhir, sejarah peristiwa terakhir.– Isteri dokter muda: yang muda adalah isteri. Yang muda adalah dokter.d. Tingkat kalimatcontoh: Anak perwira tinggi yang rendah hati.Perwira tinggi yang rendah hati (itu) mempunyai anak.Perwira tinggi (itu) mempunyai anak yang rendah hati.

Latihan:1. Raid, membasmi nyamuk tanpa batuk.2. Anak itu berlari pergi ke kampus.

d. Diksi atau Pilihan Kata1. Kata umum dan kata khususUntuk mendapat makna yang tepat sebaiknya digunakan kata khusus untuk mengungkapkan makna secara jelas. Hidarkan pemakaian kata umum dalam kalimat.2. Kata indriaArtinya ketika kita menulis menggunakan panca indera kita (pendengaran, penglihatan, peraba, rasa dll) untuk membantu kelancaran dalam mendeskripsikan sesuatu saat menulis kalimat.3. Kata populer dan kata ilmiahPada saat menulis kita harus mampu membedakan penggunaan kata populer dan ilmiah dalam sebuah kalimat.4. JargonAdalah kata-kata teknis dalam suatu bidang ilmu tertentu dan sering tumpang tindih dalam pengertian istilah. Jargon adalah bahasa yang khusus sekali.5 Kata SlangKata-kata percakapan yang menjurus kearah nonstandar yang disusun dengan khas, seperti bahasa prokem atau bahas gaul.6. Idiom Pola-pola bahasa yang menyimpang dari kaidah dan makna bahasa yang umum dan makna gabungannya tidak dapat diterangkan melalui kata pembentuknya.Contoh: makan hati, banting tulang (peribahasa).

Page 35: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

Key wordKohesif (kepaduan unsur): hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur pembentuk kalimat, hunbungan antara subjek, predikat dst.Contoh: Saya sudah membaca buku itu hingga habis.

Koherensi adalah kepaduan makna antar unsur pembentuk kalimat. (keruntutan maknanya)Contoh: – Rumput itu makan kuda. —– Rumput itu dimakan kuda.– Lestari akan mengawini pacarnya. — Lestari akan dikawini pacarnya.

8. Paragraf dan PembentuknyaParagraf merupakan satuan bahasa tulis yang terdiri atas beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, lengkap, utuh dan padu. Paragraf terdiri sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan satu pikiran utama atau gagasan pokok sebagai intinya.Macam-macam ParagrafA. Paragraf InduktifYaitu paragraf yang dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus ke hal yang lebih umum. Gagasan utama/pikiran utama terletak pada kalimat terakhir dalam suatu paragraf.B. Paragraf DeduktifYaitu paragraf yang dimulai dari hal-hal yang bersifat umum ke hal yang lebih khusus. Gagasan utama/pikiran utama terletak pada kalimat pertama dalam suatu paragraf.C. Paragraf KombinasiYaitu paragraf yang terdiri dari kalimat kalimat yang setara. Gagasan utama dalam paragraf kombinasi bisa di awal ataupun di akhir.

Berdasarkan sifat dan tujuannya, ada lima jenis paragraf yaitu deskripsi, narasi, argumentasi (alasan), persuasi (ajakan), dan eksposisi (memaparkan).Paragraf terbentuk oleh tiga unsur yaitu:1. gagasan pokok/pikiran utama (one thing)2. kalimat utama (topic sentence)3. kalimat pendukung/penjelas (explanatory sentence)Penulisan kalimat utama harus memenuhi syarat berikut ini.a. Mengandung satu unsur ide/gagasan pokok.b. Kalimat topik berupa kalimat.c. Kalimat topik tidak mengandung rincian.d. Kalimat topik tidak terlalu luas.e. Kalimat topik tidak merupakan pengumuman.

KonjungsiKonjungsi merupakan kata yang dapat memadukan kalimat dalam paragraf sehingga menjadi paragraf yang utuh. Konjungsi ada dua macam yaitu:a. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih dan mempunyai status sintaksis yang sama; misalnya, dan, atau tetapi,

Page 36: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

bahkan, kemudian, lalu, lantas, melainkan, padahal.b. Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang sifatnya meluaskan unsur kalimat (dapat di awal kalimat); seperti: andaikan, apabila, jika, dengan demikian,jadi, adapun, dll.

9. Wacana (Discourse)Wacana merupakan tataran tertinggi dalam hierarki kebahasaan bukan merupakan kumpulan kalimat yang acak, tetapi satuan bahasa di atas kalimat yang tertata secara berkesinambungan dan membentuk sata kesatuan yang padu dan utuh (alwi, 1998).Secara garis besar struktur wacana terdiri dari:1. pendahuluan/pembuka2. isi3. penutupad 1. Paragraf Pendahuluan/ PembukaTeknik-teknik untuk menyusun paragraf pembuka adalah sebagai berikut:a. Memulai dengan anekdot (cerita menarik, aneh, lucu), pertanyaan, fakta statistik, kutipan peribahasa, pengalaman, lagu, puisi, yang terkait dengan topik.b. Memberi ulasan preview atas beberapa temuan dari orang-orang terdahulu.c. Memulai dengan pernyataan yang umum dan akrab dengan pembaca.d. Menyatakan subtopik atau rencana penulisan.Ad 2. Paragraf IsiTeknik-teknik untuk menyusun paragraf isi adalah sebagai berikut:a. Mengutip data,fakta, statistik, bukti.b. Meringkas, mengutip mengatakan sendiri kesaksian orang lain sehubungan dengan apa yangb dibicarakan.c. Memberi anekdot (perumpamaan)d. Mendefinisikan istilahe. Membandingkan/mempertentangkan yang sedang dibicarakan dengan hal lain.f. Melukiskan fisik, watak, orang, tempat, barang, tau tindakan yang sedang dibicarakan.Ad.3 Paragraf PenutupTeknik-teknik untuk menyusun paragraf penutup adalah sebagai berikut:a. meringkas hal-hal penting yang telah dibicarakan dalam isi.b. Menyatakan kembali dengan kata-kata lain gagasan pokok seluruh wacana.c. Menyajikan penafsiran dari bagian isi wacanad. Menambah komentar terhadap topik.e. Memberi kesimpulan dengan tegas dan efektif mengenai isi wacana agar pembaca mudah mengingatnya.f. Memberi kutipan, proyeksi maslah dimas depang. Memberi rekomendasi (anjuran kepada pembaca) dan prediksi.h. Menyatakan solusi.Agar tidak terjadi lompatan pikiran, maka kita harus memilih kata transisi yang tepat dari paragraf isi ke paragraf penutup. Kata transisi yang lazim misalnya akhirnya, jadi, dapat disimpulkan, demikianlah, oleh karena itu, singkatnya (diikuti tanda koma).

Page 37: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

Kerangka WacanaPenataan ide di dalam kerangka di susun dengan pola berikut ini:1. Kronologis2. Perbandimngan/ Pertantangan3. Topikal (membagai topik menjadi sub-subtopik)4. masalah solusi5. opini alasan6. sebab akibat

Contoh Kerangka WacanaTopik: Alasan Mahasiswa Masuk Perguruan Tinggi1. Menyenangkan hati orang tua1.1 orang tua di desa1.2 cita-cita orang tua2. Menambah teman2.1 mengenal karakter orang2.2 mencari jodoh2.3 mengusir sepi3. Mendapatkan gelar sarjana3.1 untuk prestise3.2 untuk mencari kerja3.3 untuk meningkatkan derajat seseorang4. Merasa terpaksa karena tuntutan pekerjaan4.1 Menambah ilmu pengetahuan4.2 Kenaikan pangkat

Kepadauan WacanaUntuk membuat antarbagian (kalimat, paragraf dan anta paragraf, antar bab)di dalam wacana menjadi saling berkaitan, kita perlu memahami kohesi (pertalian gramatikal) dan koherensi (pertalian semantik), dua unsur tersebut yang berperan penting.Ada empat aspek gramatikal yang berperan dalam menghasilkan wacana ynagn kohesif.1. Pengacuan (referensi)Contoh: Masyarakat sudah lelah mendengar janji-janji pemerintah. Karenanya mereka selalu melakukan demonstrasi.2. Penggantian/SubtitusiContoh: Pak Rama berangkat ke kampus jam enam pagi. Guru teladan itu menjalani profesinya dengan baik.3. Elipsis (pelepasan)Contoh: Aku dan Tono mendaftar kerja bersama-sama. Berangkat ke kantor pun …… …. bersama-sama.4. Konjungsi (penghubung)Pemakaian konjungsi yang tepat pada setiap kalimat.

Page 38: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

Langkah-langkah dalam Menyusun Karya Ilmiah1. Menentukan topik (pokok pembicaraan)2. Pemilihan tema (pesan utama penulis dan tujuan yang ingin dicapai)3. Merumuskan masalah4. Menetapkan judul (nama atau titel karya ilmiah)5. Menyusun kerangka (outline).

Kerangka ilmiah terdiri atas bagian-bagian berikut ini:a. Judulb. Sistematika- Bab Pendahuluan; berisi persoalan yang akan dibahas, mengapa penting untuk dibahas dan dengan cara apa akan dibahas.- Bab Batang Tubuh; metode penelitian, kerangka teori, uraian pelaksanaan penelitian, dan pembahasan.- Bab Penutup; Rangkuman hasil penelitian, simpulan dan saran.- Daftar Pustaka;sumber yang dipakai (buku, jurnal atau terbitan lain)- Lampiran (Data pendukung tulisan)- Apendiks (daftar kata-kata kunci)10. KutipanMerupakan bagian pernyataan, mendapat, buah pikiran, definisi, rumusan, atau hasil penelitian dari penulis atau penulis sendiri yang telah direkomendasikan.a. Tujuan penggunaan penelitian yaitu:- Menegaskan isi uraian- Membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan yang dibuat penulis.- Mengetahui materi dan teori yang digunakan penulis.- Mengkaji interpretasi penulis terhadap bahan kutipan.- Menunjukkan bagian atau aspek topik yang akan dibahas- Mencegah plagiat.b. Jenis Kutipan1. Kutipan Lansung Pendek (< 4 baris)- diintergrasikan lansung dengan teks,- berjarak sama dengan tek asli,- diapit dengan tanda kutip,- disebut sumber kutipan.contoh: Mengenai melodrama Waluyo mengemukakan, “Lakon yang sangat sentimental” (Waluyo, 2000: 20).2. Kutipan Langsung Panjang- dipisahkan dengan teks,- diberi jarak rapat antar baris dalam kutipan,- disebut sumber kutipan dan tidak diapit tanda petik.

c. Kutipan pada awal kalimatMenurut Waluyo (2000: 24), tema merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam cerita. Tema berhubungan dengan ………………………

Page 39: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

Contoh kutipan pada akhir kalimatTokoh antagonis adalah tokoh penentang arus cerita. Tokoh ini biasanya melakonkan tokoh yang berkarakter negatif atau jahat (Waluyo, 2000: 15).Penulisan Daftar Pustaka

Endraswara, Suwardi. 2003a. Membaca, Menulis, Mengajarkan Sastra Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: Kota Kembang.

______ 2002b. Metode Pengajaran Apresiasi Sastra. Yogyakarta: CV. Radhita Buana.

Depdiknas. 2003. “Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas”. Jakarta: Depdiknas

Anggarani, A, Hapsari S, dan Eka endang. 2006. Mengasah Keterampilan Menulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

11. Bentuk-bentuk Tulisana. NarasiAdalah bentuk tulisan yang berupa paparan (cerita) dan bersifat fiktif. Dalam tulisan narasi biasanya terdapat cerita yang berkesinambungan. Disajikan dalam gambaran yang jelas antara tokoh-tokoh, jalan cerita, dan tempat peristiwa secara utuh.b. EksposisiAdalah merupakan tulisan yang berbentuk paparan yang dilengkapi dengan data-data kesaksian seperti gambar, grafik, foto-foto, dengan tujuan memperjelas informasi yang disampaikan. Tulisan eksposisi bertujuan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu masalah.c. ArgumentasiBentuk tulisan yang sarat dengan gagasan yang bersifat pendapat dari penulis. Pembaca diharapkan mau menerima pendapat yang diungkapkan dalam bacaan tersebut. Tulisan argumentasi bersifat mempengaruhi pembaca agar menerima/setuju dengan pendapat penulis yang disajikan (disertai data-data dan alasan-alasan yang logis).

d. PersuasiAdalah jenis tulisan yang disamapaikan dengan cara tertentu secara ringkas, menarik dan berusaha mempengaruhi pembaca. Biasanya pembaca akan terhanyut dalam tulisan jenis ini.e. RingkasanTulisan reproduksi dari naskah yang disingkat atau disederhanakan. Teknik penulisan ringkasan tetap memperhatikan urutan-urutan pokok pikiran dan sudut pandang pengarang.f. ResensiAdalah jenis tulisan reproduksi berupa alasan tentang nilai sebuah buku. Resensi

Page 40: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

ditulis atas dasar buku yang baru terbit dan bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca.

12. Membangun Komunikasi yang EfektifAspek-aspek yang harus dipahami :1. Kejelasan (clarity)– Bahasa yang dipakai- Kemampuan menyampaikan orang pandai belum tentu mampu menyampaikan dengan jelas2. Ketepatan (accuracy)– Informasi yang disampaikan akurat (tepat/benar)– Bahasa yang digunakan sesuai3. Konteks (contex)- Bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi4. Alur (flow)- keruntutan alur bahasa dan informasi sangat penting untuk dapat berkomunikasi efektif- Individu yang mampu berkomunikasi dengan sistematis dan mengalir jelas sangat disukai karena jelas5. Budaya (culture)Hal ini cenderung pada etika dan tata krama, serta juga pilihan kata yang digunakan ini harus kita dasarkan pada budaya dan etika dimana kita bicara di kelompok, etnis, dan status sosial dsb.PENULISAN KARYA ILMIAH

http://basinasmanding.wordpress.com/

4.2.Bahasa Tulis ilmiah Bahasa tulis ilmiah merupakan perpaduan ragam bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah, adapun ciri-ciri dari ragam bahasa ilmiah adalah : 4.2.1. Cendikia

Di dalam bahasa cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat dan

seksama sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca

secara tepat. Kalimat-kalimat yang digunakan mencerminkan ketelitian yang

objektif sehingga suku-suku kalimatnya mirip dengan proposisi logika.

Kecendikiaan juga berhubungan dengan kecermataan memilih kata seperti : tidak mubazir, tidak rancu, dan bersifat idiomatis. 4.2.2. Lugas

Page 41: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

Dengan paparan yang lugas, kesalahpahaman dan kesalahan menafsirkan isi

kalimat akan terhindarkan. Penulisan yang bernada sastra cenderung tidak

mengungkapkan sesuatu secara langsung (lugas).

4.2.3. Jelas

Ketidakjelasan pada umumya akan muncul pada kalimat yang sangat

panjang. Dalam kalimat panjang, hubungan antar gagasan menjadi tidak jelas.

Oleh sebab itu, dalam artikel ilmiah disarankan tidak digunakan kalimat yang

terlalu panjang. Kalimat panjang boleh digunakan asalkan penulis cermat dalam

menyusun kalimat sehingga hubungan antar gagasan dapat diikuti secara jelas.

4.2.4. Bertolak dari gagasan Penonjolan diarahkan pada gagasan atau hal-hal yang diungkapkan, tidak pada penulis/pelaku

4.2.5. Formal

Tingkat keformalan bahasa dalam artikel ilmiah dapat dilihat pada lapis kosakata,

bentukan kata, dan kalimat. Kosakata yang digunakan cenderung menggarah pada kosakata ilmiah

teknis, yang jarang dipahami oleh masyarakat umum. Perlu kecermataan dalam memilih kosakata

untuk artikel ilmiah.

Keformalan kalimat dalam artikel ilmiah ditandai oleh : 1. Kelengkapan unsur wajib (subjek dan Predikat) 2. Kebenaran isi 3. Tampilan esai formal 4.2.6. Obyektif Hindari kata-kata yang menunjukan sifat subjektif, seperti : Dari paparan tersebut kiranya dapat disimpulkan. 4.2.7. Ringkas dan padat Contoh : Nilai etis sebagaimana tersebut pada paparan di atas menjadi pedoman dan dasar pegangan hidup dan kehidupan bagi setiap warga Negara Indonesia. 4.2.8. Konsisten Contoh : Untuk mengatasi penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, pengusaha angkutan dihimbau mengoprasikan semua telah disiapkan kendaraan ekstra. 4.3.Penggunaan Bahasa

Page 42: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

Pemilihan atau penggunaan bahasa merupakan hal yang sangat krusial dalam penulisan

karya ilmiah. Hal ini bertujuan agar apa yang disampaikan oleh penulis karya ilmiah bisa dipahami

oleh pembaca. Oleh karenanya, gunakan bahasa yang baik dan benar.

Ketentuan penggunaan bahasa dalam penyusunan karya ilmiah adalah sebagai berikut:

1. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia baku sebagaimana termuat dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) (lihat Lampiran).

2. Kalimat yang dibuat mesti lengkap, dalam arti ada subyek, predikat, obyek dan/atau keterangan. 3. Satu paragraf terdiri dari minimal dua kalimat, yakni kalimat inti dan kalimat penjelas. 4. Istilah yang digunakan adalah istilah Indonesia atau yang sudah di-Indonesia- kan.

5. Istilah (terminologi) asing boleh digunakan jika memang belum ada padanannya dalam bahasa

Indonesia atau bila dirasa perlu sekali (sebagai penjelas/konfirmasi istilah, diletakkan dalam

kurung), dan diketik dengan menggunakan huruf miring.

6. Kutipan dalam bahasa asing diperkenankan namun harus diterjemahkan atau dijelaskan maksudnya, dan ditulis dengan huruf miring (italic). 7. Hal-hal yang harus dihindari: a. Penggunaan kata ganti orang pertama atau orang kedua (saya, aku, kami, kita, kamu). Pada penyajian ucapan terima kasih di bagian Kata Pengantar, istilah “saya” diganti dengan “penulis”. b. Menonjolkan penulis dalam menguraikan penelitian. c. Pemakaian tanda baca yang tidak tepat. d. Penggunaan awalan di dan ke yang tidak tepat (harus dibedakan dengan fungsi di dan ke sebagai kata depan). e. Memberikan spasi antara tanda hubung atau sebelum koma, titik, titik koma, titik dua, tanda tanya, tanda kurung, dan sejenisnya. f. Penggunaan kata yang kurang tepat pemakaiannya dalam penulisan karya ilmiah. Beberapa contoh kesalahan yang sering dijumpai dalam penyusunan karya ilmiah beserta koreksinya adalah sebagai berikut:

06 Maret 2010

Pentingnya Sopan Santun Berbahasa

Page 43: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

Laporan: Hanur Pepatah mengatakan bahasa menunjukan bangsa, bahasa menunjukkan identitas kita. Namun sayang, secara pribadi saya prihatin dengan kebiasaan masyarakat kita sekarang ini yang cenderung kasar dalam berbahasa. Bahasa Indonesia yang susah payah disatukan visinya dalam Sumpah Pemuda sebagai bahasa pemersatu bangsa setelah berabad-abad bangsa ini terbelenggu dalam penjajahan, kini seolah luntur termakan waktu. Bukan Bahasa Indonesianya yang hilang tapi pemaknaan dalam pemakaian bahasa sebagai bahasa yang baik dan santun dalam kehidupan sehari-hari. Kita melihat, orang lebih suka menggunakan bahasa asing atau bahasa gaul yang cenderung tidak santun.

Bila kita menyimak acara-acara hiburan di TV, seperti talk show, reality show, infotainment atau sinetron, tanpa sadar kita terbawa arus di dalamnya dalam penggunanan kekerasan berbahasa. Mengejek, menghina, mengintimidasi, menjadi hal yang biasa sehingga dianggap sebagai Bahasa Indonesia yang harus dipakai dan parahnya anak kecilpun terbiasa dengan pemakaian bahasa yang kasar dan tidan santun itu. Ungkapan kasar bernada bullying dianggap sebagai hal yang wajar dan anehnya itu dibiarkan berlanjut.

Dalam Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji pasal yang ke5 bait pertama tertuang, "Jika hendak mengenal orang berbangsa. lihat kepada budi dan bahasa." Sayangnya semakin bertambahnya usia bangsa ini budi bahasa sudah tergerus dan tak erperhatikan lagi. Melihat kenyataan yang ada dari kekerasan berbahasa tidak sedikit yang memunculkan solidaritas semu, masalah sepele bisa menimbulkan pertikaian dan dapat melunturkan nasiolalisme dengan lebih menonjolkan fanatisme kedaerahan.

Padahal bahasa dapat mencerminkan pribasi seseorang, karakter dapat dibaca dari bagaimana seseorang bertutur. Lalu pada Gurindam Dua belas juga pasal 7 bait ke 10 tertulis, "Apabila perkataan yang amat kasar, lekaslah sekalian orang gusar," dan pada bait ke 9, "Apabila perkataan yang lemah lembut, lekaslah segala orang mengikut." Mungkin bila masih hidup Raja Ali Haji akan gusar dan sedih karena ternyata ditemukan banyak orang yang mengabaikan lemah lembut bertutur.

Bahasa bisa dijadikan sebagai alat kekerasan verbal seperti memaki, mengancam, menghasut, menghina atau hal lain yang membuat orang menjadi tertekan Ketidaksantunan bertutur kata ini memberi andil kekerasan pada masyarakat tidak saja dikalangan bawah tapi juga kalangan elit dan terpelajar, seperti yang seringkal kita lihat.. Padahal Nabi SAW pernah berpesan, "Orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berkata baik-baik atau (jika tidak bisa) lebih baik diam."

Bahasa dapat dipelajari dari keteladanan, siapapun yang hidup dari lingkungan yang

Page 44: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

tidak dapat memberikan teladan dalam bertutur kata akan dengan mudah mengucapkan kata apapun. Orang tua di rumah, guru di sekolah, teman sepergaulan, atasan terhadap bawahan atau lainya. Lingkungan memiliki peran yang sangat besar, karena itu menonton tayangan TV harus lebih selektif jika tidak banyak anak yang dengan mudah mengadopsi kata-kata kasar dari tayangan TV, demikian pula lirik lagu, buku atau media cetak.

Dalam teori percakapan, ada dua prinsip penggunaan bahasa yang wajar alamiah, yakni sebagai prinsip kerjasama dan prinsip kesopanan. Pada prinsip kerjasama menganjurkan agar komunikasi verbal dilakukan dengan bentuk yang lugas, jelas, isinya benar dan relevan dengan konteksnya. Sementara prinsip kesopanan menganjurkan agar komunikasi verbal dilakukan dengan sopan yakni bijaksana, mudah diterima, murah hati, rendah hati, cocok dan simpatik.

Kenyataan bahwa kita tidak bisa menciptakan lingkungan yang steril dari ungkapan yang tidak baik karena bahasa merupakan ekspresi, tapi sebenarnya jika ketidaksopanan itu tidak direspon, lama kelamaan kebiasan buruk itu akan ditinggalkan. Dan ini butuh kesadaran dari semua pihak agar jati diri bangsa ini tidak ternodai hanya karena tidak bisa menghargai bahasa sendiri, sebab bahasa memiliki peranan sentral dalam perkembangan intelektual sosial dan emosional seseorang.

Jadi kalau bukan kita sendiri yang menghargai Bahasa Indonesia siapa lagi? Apalagi UUD 1945 pasal 36 mengamanatkan dengan jelas bahwa "Bahasa negara adalah Bahasa Indonesia." Jangan sampai kita mengingkari amanat tersebut. Kalaupun belum dapat berbahasa dengan santun dan baik setidaknya menghindari kekerasan berbahasa, kita tidak ingin generasi yang akan datang tidak mengenal bahasa yang baik dan benar

Pengguna bahasa Indonesia sebenarnya jauh lebih besar dari bahasa Perancis atau bahasa Arab, tapi dalam forum internasional Bahasa Indonesia atau melayu belum diakui sebagai bahasa resmi PBB. Jadi mari kita jadi pergunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, jangan malu untuk menggunakannya di manapun. JS Badudu pernah mengatakan, "Hendaknya kita tunjukkan bila kita menggunakan bahasa kita sendiri agar bahasa kita tumbuh menjadi bahasa yang teratur dan mantap."

Sekaranglah saat yang tepat untuk mengkampanyekan kembali sopan santun berbahasa, baik dalam media elektronik, media cetak atau dalam kehidupan sehari-hari. Bukankah lebih bijak mengambil manfaat yang baik daripada sesuatu yang tidak baik demi perbaikan kualitas anak bangsa ini. Kita harus memantapkan dan menggelorakan kembali semangat Sumpah Pemuda dengan menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa. *Penulis lepas, tinggal di Cirebon. (H.NUR).

Diposting oleh Masnur Muslich di 3/06/2010 04:42:00 PM

Page 45: Bahasa Dlm Penulisan Karya Ilmiah

http://muslich-m.blogspot.com/2010/03/pentingnya-sopan-santun-berbahasa.html