Pendahuluan Gangguan somatisasi merupakan salah satu gangguan somatoform. Gangguan somatisasi ditandai dengan banyak gejala somatik yang tidak dapat dijelaskan dengan adekuat berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium. Gangguan ini biasanya dimulai sebelum usia 30 tahun, bersifat kronis sehingga bisa berlanjut hingga bertahun-tahun. Diagnosis gangguan somatisasi sesuai dengan kriteria menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV-TR). Terapi untuk gangguan somatisasi dengan terapi psikofarmakologi dan psikoterapeutik. Gangguan somatisasi termasuk dalam gangguan somatoform. Gangguan somatoform adalah kelompok penyakit yang luas dan memiliki tanda serta gejala yang berkaitan dengan tubuh sebagai komponen utama. Gangguan somatisasi telah dikenal sejak zaman Mesir kuno. Nama awal gangguan somatisasi adalah histeria. Pada tahun 1859, Paul Briquet mengamati keragaman gejala dan sistem organ yang terkena serta menguraikan perjalanan gangguan yang biasanya kronis. Karena pengamatan klinis yang tajam, Gangguan ini disebut briquet syndorme. Perempuan dengan gangguan somatisasi jumlahnya melebihi laki- laki 5 hingga 20 kali. Gangguan somatisasi bisa disebabkan oleh faktor psikososial, faktor biologis dan genetik. Diagnosis untuk menegakkan seseorang mengalami gangguan somatisasi adalah sesuai dengan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV-TR) yaitu harus memiliki keluhan sedikitnya, empat gejala nyeri, dua gejala gastrointestinal, satu gejala seksual, dan satu gejala pesudoneurologis, yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pendahuluan
Gangguan somatisasi merupakan salah satu gangguan somatoform. Gangguan
somatisasi ditandai dengan banyak gejala somatik yang tidak dapat dijelaskan dengan
adekuat berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium. Gangguan ini biasanya dimulai
sebelum usia 30 tahun, bersifat kronis sehingga bisa berlanjut hingga bertahun-tahun.
Diagnosis gangguan somatisasi sesuai dengan kriteria menurut Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders (DSM-IV-TR). Terapi untuk gangguan somatisasi dengan terapi
psikofarmakologi dan psikoterapeutik.
Gangguan somatisasi termasuk dalam gangguan somatoform. Gangguan somatoform
adalah kelompok penyakit yang luas dan memiliki tanda serta gejala yang berkaitan dengan
tubuh sebagai komponen utama. Gangguan somatisasi telah dikenal sejak zaman Mesir kuno.
Nama awal gangguan somatisasi adalah histeria. Pada tahun 1859, Paul Briquet mengamati
keragaman gejala dan sistem organ yang terkena serta menguraikan perjalanan gangguan
yang biasanya kronis. Karena pengamatan klinis yang tajam, Gangguan ini disebut briquet
syndorme. Perempuan dengan gangguan somatisasi jumlahnya melebihi laki-laki 5 hingga 20
kali. Gangguan somatisasi bisa disebabkan oleh faktor psikososial, faktor biologis dan
genetik. Diagnosis untuk menegakkan seseorang mengalami gangguan somatisasi adalah
sesuai dengan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV-TR) yaitu
harus memiliki keluhan sedikitnya, empat gejala nyeri, dua gejala gastrointestinal, satu gejala
seksual, dan satu gejala pesudoneurologis, yang seluruhnya tidak dapat dijelaskan dengan
pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Isi
Anamnesis
Anamnesis psikiatri adalah catatan mengenai kehidupan pasien; catatan ini
memungkinkan seorang psikiter memahami siapa diri pasien, dari mana ia berasal, dan ke
arah mana kecenderungan pasien di masa depan.
a. Data identitas
Data identitas memberikan rangkuman demografik mengenai pasien
berdasarkan nama, usia, status perkawinan, jenis kelamin, perkerjaan, bahasa bila
menggunakan selain bahasa Inggris, latar belakang etnik dan agama selama masih
berkaitan, serta situasi kehidupan terkini. Informasi ini juga dapat mencakup tempat
atau situasi seperti apa saat wawancara berlangsung, sumber informasi, tingkat
kepercayaan sumber informasi, dan apakah gangguan yang dialami saat ini
merupakan episode pertama bagi pasien. Data identitas pasien dimaksukan untuk
memberikan gambaran kasar mengenai karakteristik pasien yang secara potensial
penting yang daoat mempengaruhi diagnosis, prognosis, tatalaksana, dan kepatuhan.1
b. Keluhan utama
Keluhan utama dalam bahasa pasien sendiri, menyatakan mengapa ia datang
atau dibawa untuk memperoleh bantuan. Keluhan ini harus dicatat bahkan apabila
pasien tidak dapat berbicara dan deskripsi mengenai orang yang memberikan
informasi harus disertakan.1
c. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang memberikan gambaran komprehensif dan
kronologis mengenai kejadian yang mengarahkan ke peristiwa terkini dalam
kehidupan pasien. Bagian riwayat ini mungkin adalah yang paling membantu dalam
menegakkan diagnosis. Kapan awitan episode sekarang, dan apa kejadian pencetus
atau pemicu terdekat yang menimbulkannya? pemahaman mengenai riwayat penyakit
sekarang membantu menjawab pertanyaan, “mengapa sekarang?” Mengapa pasien
datang saat ini? Seperti apa situasi dalam kehidupan pasien saat terjadi awitan gejala
atau perubahan perilaku, dan bagaimana situasi tersebut mempengaruhi pasien
sehingga timbul manifestasi gangguan yang terjadi saat ini? Pemicu apa di masa lalu
yang menjadi bagian rantai peristiwa yang mengarahkan ke kejadian yang baru
terjadi? Bagaimana penyakit pasien mempengaruhi aktifitas kehidupannya?
Bagaimana sifat disfungsi (misalnya detail mengenai perubahan faktor seperti
kepribadian, memori atau cara berbicara)? Adakah gejala psikofisiologis? Bila ada,
harus dijelaskan lokasi, intensitas dan fluktuasinya. Deskripsi mengenai ansietas
pasien saat ini baik menyeluruh dan nonspesifik atau secara spesifik mengenai gejala
tertentu, akan sangat membantu.1
d. Riwayat penyakit dahulu
Bagian riwayat psikiatri riwayat penyakit dahulu merupakan peralihan antara
riwayat penyakit sekarang dan pribadi pasien. Idealnya, catatan mendetail mengenai
kelainan psikologis maupun biologis yang mendasari dan yang telah ada sebelumnya
dijelaskan pada poin ini, dan petunjuk penting dan bukti area fungsi yang rawan pada
pasien juga disertakan. Gejala pasien, derajat ketidak mampuan, jenis tatalaksana
yang diterima , nama tempat rumah sakit dirawat, durasi tiap kali sakit, efek
pengobatan sebelumnya, dan derajat kepatuhan, semuanya harus digali dan dicatat
secara kronologis. Perhatian khusus harus ditujukan kepada episode pertama yang
mengisyaratkan awitan penyakit, karena episode pertama sering memberikan data
yang sangat penting mengenai peristiwa pencetus, kemungkinan diagnosis, serta
kemampuan mengatasi masalah.
Dalam mencatat riwayat medis, seorang psikiater sebaiknya mencari ulasan
medis mengenai gejala dan mencatat semua penyakit medis atau bedah mayor, serta
trauma mayor terutama yang menyebabkan rawat inap. Episode trauma
kranioserebral, penyakit neurologis, tumor, dan gangguan epilepsi, terutama Human
Immunodeficiency Virus (HIV) atau mengidap Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS). Perlu diajukan pertanyaan spesifik mengenai adanya gangguan
kejang, episode kehilangan kesadaran, perubahan pola nyeri kepala, perubahan
penglihatan, kebingungan dan disorientasi. Riwayat penyakit sifilis yang relevan dan
penting.
Pernyataan spesifik mengenai gangguan psikosomatik harus ditanyakan dan
dicatat, termasuk dalam kategori ini adalah hay fever, atritis reumatoid, kolitis
ulseratifm asma, hipertiroid, gangguan gastrointestinal, pilek berulang, serta penyakit
kulit. Semua pasien harus ditantakan riwayat penggunaan alkohol dn zat lain,
mencakup detail mengenai kuantitas dan frekuensi penggunaan. 1
e. Riwayat keluarga
Pertanyaan mengenai adanya penyakit, rawat inap dan tatalaksana psikiatri
pada anggota keluarga dekat pasien harus dituliskan pada bagian ini. Adakah riwayat
penggunaan alkohol atau zat lain atau perilaku antisosial dalam keluarga. Selain itu
tingkat intelegensi berbagai orang yang tinggal serumah dengan pasien, sejak masa
kanak-kanak hingga saat ini. Mendefinisikan peran riap orang dalam pembentukan
karakter pasien serta hubungan orang tersebut dengan pasien saat ini. Apa saja etnis
keluarga, kebangsaan, dan tradisi keagamaan pasien?
Pertanyaan lain yang dapat memberikan informasi yang berguna adalah
bagaimana sikap pasien terhadap orang tua dan saudara kandungnya? Psikiter harus
meminta pasien untuk mendeskripsikan anggota keluarga. Siapa nama, pekerjaan
saudara kandung dan bandingkan dengan pekerjaan pasien sendiri, siapa yang paling
disukai diantara keluarga dan mengapa. 1
f. Riwayat pribadi
Anamnesis atau riwayat pribadi, biasanya dibagi menjadi periode
perkembangan utama, masa kanak-kanak akhir dan dewasa. Emosi dominan berkaitan
dengan berbagai periode kehidupan (contohnya yang menyakitkan, menyebabkan
stress, atau menimbulkan konflik). 1
1. Riwayat natal dan perinatal; harus mempertimbangkan sifat situasi rumah tempat
pasien dilahirkan serta apakah pasien direncanakan dan diinginkan. Adakah
masalah selama kehamilan ibu dan pelahiran? Bagaimana keadaan fisik dan
emosional ibu saat kelahiran pasien? Adakah masalah kesehatan pada ibu selama
kehamilan? Apakah ibu menggunakan alkohol atau zat lain selama kehamilan?
2. Masa kanak-kanak awal (lahir sampai usia 3 tahun); kualitas interaksi ibu-pasien
selama pemberian makan, latihan pembuangan air penting diketahui. Gangguan
dini pada pola tidur dan tanda kebutuhan yang tidak terpenuhi, seperti
membenturkan kepala atau mengoyangkan tubuh, memberi petunjuk mengenai
kemungkinan adanya deprivasi maternal atau gangguan perkembangan. Adakah
penyakit medis atau psikiatri yang mengganggu hubungan antara ibu dan anak ?
adakah orang selain ibu yang turut mengasuh pasien .
3. Masa kanak-kanak menengah (usia 3 sampai 11 tahun); psikiater kali ini
menanyakan subjek penting seperti identifikasi gender, hukuman yang diberikan
dirumah, dan orang yang menerapkan disiplin dan mempengaruhi pembentukan
awal hati nurani. Tanyakan pengalaman selama sekolah, mengenai persahabatan
dan hubungan pribadi pertama akan sangat berharga, apakah anak mampu
bekerjasama dengan rekan sebaya, bersikap adil serta mematuhi peraturan dan
menumbuhkan kesadaran awal dalam dirinya? Pola perilaku asertif, impulsif,
agresif, pasif, ansietas, atau asosial muncul dalam hubungan di sekolah. Riwayat
pasien dalam belajar, membaca dan perkembangan intelektual dan motorik
lainnya, riwayat gangguan belajar, fobia, mimpi buruk, masturbasi dini.
4. Masa kanak-kanak akhir (Pubertas hingga remaja); selama masa kanak-kanak
akhir,seseorang mulai mengembangkan kemandirian dari orangtua melalui
hubungan dengan teman sebaya dan aktifitas kelompok. Psikiter harus mencoba
mendefinisikan nilai yang dianut dalam kelompok sosial pasien dan menentukaan
siapa figur idola pasien sehingga dapat memberikan informasi mengenai citra diri
ideal pasien yang baru muncul. Riwayat sekolah, hubungan dengan guru serta
mata pelajaran favorit, dan minat. Tanyakan adakah masalah emosional atau fisik
yang mungkin pertama kali muncul pada fase ini. Misalnya bagaimana kesadaran
pasien mengenai identitas pribadinya? Seberapa jauh penggunaan alkohol dan zat
lain? Apakah pasien bersikap aktif dan terlibat di sekolah dan dengan teman
sebaya atau apakah ia terasing, menarik diri atau dianggap aneh oleh orang lain?
5. Masa Dewasa;
- Riwayat pekerjaan; pskiater harus mendeskripsikan pilihan pekerjaan pasien,
pelatihan awal, persiapan dan konflik terkait pekerjaan. Wawancara juga harus
menggali perasaan pasien mengenai pekerjaan saat ini dan hubungan di tempat
kerja.
- Riwayat pernikahan dan hubungan; riwayat pernikahan baik secara sah
maupun adat. Hubungan yang signifikan dengan orang yang tinggal bersama
pasien dalam waktu lama juga harus disertakan. Kisah pernikahan dan
hubungan jangka panjang.
- Riwayat pendidikan; informasi ini dapat memberi petunjuk mengenai latar
belakang sosial dan budaya pasien, intelegensi, motivasi dan adanya halangan
dalam pencapaian.
- Agama; latar belakang agama kedua orangtua pasien dan rincian perintah
agama pasien. Apakah sikap keluarga ketat dan permisif, adakah konflik
antara orangtua mengenai pendidikan agama pasien.
- Aktivitas sosial; tanyakan mengenai hubungan sosial pasien, sifat
persahabatan, dengan penekanan pada kedalaman, durasi dam kualitas
hubungan manusia.
- Situasi kehidupan terkini, meminta pasien untuk mendeskripsikan mengenai
tempat tinggal mengenai penghuni dan lingkungan.
- Riwayat hukum; apakah pasien pernah ditahan pihak berwajib, bila iya atas
tuduhan apa? Berapa kali, berapa lama?
g. Riwayat sexual
Tanyakan mengenai bagiamana pasien belajar mengenai sex, peranan orang
tua, riwayat masturbasi saat remaja, termasuk fantasi dan perasaan paien terhadap
fantasi. Sifat terhadap sex apakah pemalu, agresif, minder? 1
h. Fantasi dan mimpi
Sigmund Freud menyatakan bahwa mimpi merupakan jalan utama ke alam
bawah sadar. Jika mimpi berulang , tanyakan apakah tema berulang? Apakah pasien
dapat mendeskripsikan makna mimpi tersebut.1
Keluhan Mental
Pemeriksaan status mental merupakan bagian dari pengkajian klinis yang
mendeskripsikan keseluruhan obeservasi yang dilakukan oleh pemeriksa dan kesan yang
didapatkan dari pasien psikiatri saat dilakukan wawancara. Pemeriksaan status mental adalah
gambaran penampilan pasien, cara bicara, tindakan dan pikiran selama wawancara.
a. Deskripsi umum
Penampilan, deskripsikan penampilan pasien dan kesan fisik keseluruhan yang
tercermin dari postur, pembawaan, pakaian dan kerapihannya. Tanda ansietas harus
diperhatikan tangan lembab, dahi berkeringat, postur tegang, mata melebar.
Perilaku dan aktivitas psikomotor yang nyata, aspek kualitatif dan kuantitatif dari
perilaku motorik pasien. Antara lain manerisme, tik, gerakan tubuh, kedutan, perilaku