Definisi Pemeriksaan Penunjang yaitu suatu pemeriksaan medis yang dilakukan atas indikasi medis tertentu guna memperoleh keterangan-keterangan yang lebih lengkap.Tujuan Pemeriksaan ini bertujuan (a) Terapeutik yaitu untuk pengobatan tertentu atau (b) Diagnostik yaitu untuk membantu menegakan diagnosis tertentu http://andreassuryablog.blogspot.com/2012/04/pemeriksaan-fisik- dan-pemeriksaan.html http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-hiswani6.pdf http://sikkahoder.blogspot.com/2012/04/pemeriksaan-lengkap-untuk- diagnosa-tbc.html 15 Jenis Pemeriksaan Laboratorium 1. Hematologi menerima keseluruhan darah dan plasma. Mereka melakukan penghitungan darah dan selaput darah. 2. Mikrobiologi menerima usapan, tinja, air seni, darah, dahak, peralatan medis, begitupun jaringan yang mungkin terinfeksi. Spesimen tadi dikultur untuk memeriksa mikroba patogen. 3. Parasitologi mengamati parasit. 4. Sitogenetika melibatkan penggunaan darah dan sel lain untuk mendapatkan kariotipe, yang dapat berguna dalam diagnosis prenatal (mis. sindrom Down) juga kanker (beberapa kanker memiliki kromosom abnormal). 5. Virologi dan analisis DNA juga dilakukan di laboratorium klinik yang besar. 6. Patologi bedah menguji organ, ekstremitas, tumor, janin, dan jaringan lain yang dibiopsi pada bedah seperti masektomi payudara. 7. Koagulasi menganalisis waktu bekuan dan faktor koagulasi. 8. Kimia klinik biasanya menerima serum. Mereka menguji serum untuk komponen-komponen yang berbeda.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Definisi Pemeriksaan Penunjang yaitu suatu pemeriksaan medis yang dilakukan atas indikasi medis tertentu guna memperoleh keterangan-keterangan yang lebih lengkap.Tujuan Pemeriksaan ini bertujuan (a) Terapeutik yaitu untuk pengobatan tertentu atau (b) Diagnostik yaitu untuk membantu menegakan diagnosis tertentu
Definisi pemeriksaan lab : Pemeriksaan Laboratorium merupakan pemeriksaan untuk menunjang diagnosis penyakit, guna mendukung atau menyingkirkan diagnosis lainnya. Pemeriksaan laboratorium merupakan penelitian perubahan yang timbul pada penyakit dalam hal susunan kimia dan mekanisme biokimia tubuh (perubahan ini bisa penyebab atau akibat). Pemeriksaan laboratorium juga sebagai ilmu terapan untuk menganalisa cairan tubuh dan jaringan guna membantu petugas kesehatan dalam mendiagnosis dan mengobati pasien.
Pada umumnya diagnosis penyakit dibuat berdasarkan gejala penyakit (keluhan dan tanda), dan gejala ini mengarahkan dokter pada kemungkinan penyakit penyebab. Hasil pemeriksaan laboratorium dapat menunjang atau menyingkirkan kemungkinan penyakit yang menyebabkan, misalnya dalam pemeriksaan biakan darah pada demam tifoid, jika positif amat mendukung diagnosis, tapi bila negatif tak menyingkirkan diagnosis demam tifoid jika secara klinis dan pemeriksaan lain (misalnya pemeriksan WIDAL) menyokong.
Dalam diagnosis penyakit kadang-kadang tidaklah mudah, terutama pada permulaan penyakit, gejala klinis penyebabnya masih berupa kemungkinan, meski dokter biasanya dapat menetapkan kemungkinan yang paling tinggi. Karena itu, pada tahap permulaan dokter tidak selalu dapat menentukan diagnosis penyakit. Diperlukan data-data tambahan dari pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain.
Menurut Henry dan Howanitz, para dokter memilih dan mengevaluasi uji-uji laboratorium dalam perawatan pasien sekurang-kurangnya satu dari alasan-alasan berikut ini:1. Untuk menunjang diagnosis klinis2. Untuk menyingkirkan kemungkinan suatu diagnosis atau penyakit3. Untuk digunakan sebagai pedoman terapi atau manajemen4. Untuk digunakan sebagai panduan prognosis5. Untuk mendeteksi suatu penyakit (uji saring)
Dari lima hal di atas dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan laboratorium memiliki fungsi dan manfaat sebagai berikut:
Skrining atau uji saring adanya penyakit subklinis, dengan tujuan menentukan resiko terhadap suatu penyakit dan mendeteksi dini penyakit terutama bagi individu beresiko tinggi (walaupun tidak ada gejala atau keluhan).
Konfirmasi pasti diagnosis, yaitu untuk memastikan penyakit yang diderita seseorang, berkaitan dengan penanganan yang akan diberikan dokter serta berkaitan erat dengan komplikasi yang mungkin saja dapat terjadi
Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis
Membantu pemantauan pengobatan Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, yaitu untuk memprediksi
perjalanan penyakit dan berkaitan dengan terapi dan pengelolaan pasien selanjutnya Memantau perkembangan penyakit, yaitu untuk memantau perkembangan penyakit dan
memantau efektivitas terapi yang dilakukan agar dapat meminimalkan komplikasi yang dapat terjadi. Pemantauan ini sebaiknya dilakukan secara berkala.
Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai dan potensial membahayakan
Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit
Beberapa Contoh Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksan laboratorium dilakukan melalui prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sample dari penderita, yang dapat berupa darah, urine (air kencing), faeces, sputum (dahak), atau sampledari hasil biopsy.
Pemeriksaan Hematologi, dapat berupa:Panel pemeriksaan demam, untuk mengetahui adanya penyakit infeksi yang dapat menimbulkan demam. Beberapa penyakit yang dapat menimbulkan demam adalah: bakteri/kumam penyebab infeksi saluran napas (TBC, Bronchitis), saluran kemih, saluran pencernaan (demam tifoid), darah (demam berdarah, malaria), dan lain-lain.Pemeriksaan fungsi hati dan pertanda hepatitis, untuk mengetahui adanya radang hati dan adanya gangguan pada fungsi hatiPemeriksaan fungsi ginjal dan pemeriksaan kimia darah, untuk faal ginjal Pemeriksaan metabolisme gula, untuk diagnosis dan follow up kadar gula darahPemeriksaan metabolisme lemak, untuk mengetahui kadar lemak darah untuk mendeteksi resiko terhadap kejadian penyakit.Pemeriksaan elektrolit darah
Pemeriksaan Imunoserologi Pemeriksaan Radiologi: meliputi pemeriksaan rontgen, ultrasonografi (USG), computed
tomography(CT Scan), magnetic resonance imaging (MRI), intravenous pyelography (IVP), dan sebagainya. Dengan berbagai macam pemeriksaan radiologi ini dapat diketahui adanya anomali organ, massa, peradangan, perdarahan, sampai pada penilaian fungsi ekskresi dan kerusakan struktur organ.
Pemeriksaan urine Pemeriksaan laboratorium pada kehamilan, pemeriksaan laboratorium pra-nikah Pemeriksaan faeces Pemeriksaan analisa cairan otak Pemeriksaan analisa getah lambung, duodenum, dan cairan empedu Pemeriksaan laboratorium lainnya seperti analisa sperma, batu empedu, cairan pleura,
batu ginjal, sputum.
Perlu diingat bahwa penentuan diagnosis suatu penyakit harus dilihat pada penemuan klinis yang didapat, bukan hanya dari pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium hanya sebagai pemeriksaan penunjang untuk diagnosis suatu penyakit.
Daftar Pustaka
1. Carl E Speicher,M.D, pemilihan uji laboratorium yang efektif, EGC-Jakarta, Edisi 1, halaman 9-15,35-40.
2. Ronald A Spacher, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, EGC-Jakarta, Edisi 2, halaman 14
tata cara pemeriksaan penunjang Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu : 1. Faktor Pra instrumentasi : sebelum dilakukan pemeriksaan. 2. Faktor Instrumentasi : saat pemeriksaan ( analisa ) sample. 3. Faktor Pasca instrumentasi : saat penulisan hasil pemeriksaan. Pada tahap prainstrumentasi sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas , pasien dan dokter. Karena tanpa kerja sama yang baik akan mengganggu /mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi :1. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir laboratorium.2. Persiapan penderita.3. Persiapan alat yang akan dipakai.4. Cara pengambilan sample.5. Penanganan awal sampel ( termasuk pengawetan ) & transportasi.
2.1. PengertianPemeriksan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan/sample dari penderita, dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak), atau sample dari hasil biopsy (www.dokter.indo.net.id.).
2.2. Tujuan1. Mendeteksi penyakit2. Menentukan risiko3. Memantau perkembangan penyakit4. Memantau pengobatan dan lain-lain
5. Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak dijumpai dan potensial membahayakan
2.3. Prosedur pra InstrumentasiPada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas , pasien dan dokter. Hal ini karena tanpa kerjasama yang baik akan mengganggu /mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium menurut www.dokter.indo.net.id.Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi :1. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir laboratorium.2. Persiapan penderita3. Persiapan alat yang akan dipakai4. Cara pengambilan sample5. Penanganan awal sampel ( termasuk pengawetan ) & transportasi.
Pemahaman instruksi dan pengisian formulirPada tahap ini perlu diperhatikan benar, apa yang diperintahkan oleh dokter dan dipindahkan ke dalam formulir. Hal ini penting untuk menghindari pengulangan pemeriksaan yang tidak penting, membantu persiapan pasien sehingga tidak merugikan pasien dan menyakiti pasien. Pengisian formulir dilakukan secara lengkap meliputi identitas pasien : nama, alamat / ruangan, umur, jenis kelamin, data klinis / diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan kalau diperlukan pengobatan yang sedang diberikan. Hal ini penting untuk menghindari tertukarnya hasil ataupun dapat membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan jangka panjang.
Persiapan penderitaPuasaDua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan volume plasma akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel / µl darah.ObatPenggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam folat, Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis.Waktu pengambilanUmumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari tertutama pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah dokter.
Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan sito. Beberapa parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi serum menunjukkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 µg/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari tengah malam sampai pagi.Posisi pengambilanPosisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10 % demikian pula sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah menenangkan dan memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai sopan santun atau etika sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak merasa asing atau menjadi obyek.
Persiapan alatDalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu diperhatikan instruksi dokter sehingga tidak salah persiapan dan berkesan profesional dalam bekerja.Pengambilan darahYang harus dipersiapkan antara lain : kapas alkohol 70 %, karet pembendung (torniket) spuit sekali pakai umumnya 2.5 ml atau 5 ml, penampung kering bertutup dan berlabel. Penampung dapat tanpa anti koagulan atau mengandung anti koagulan tergantung pemeriksaan yang diminta oleh dokter. Kadang-kadang diperlukan pula tabung kapiler polos atau mengandung antikoagulan.Penampungan urinDigunakan botol penampung urin yang bermulut lebar, berlabel, kering, bersih, bertutup rapat dapat steril ( untuk biakan ) atau tidak steril. Untuk urin kumpulan dipakai botol besar kira-kira 2 liter dengan memakai pengawet urin.Penampung khususBiasanya diperlukan pada pemeriksaan mikrobiologi atau pemeriksaan khusus yang lain. Yang penting diingat adalah label harus ditulis lengkap identitas penderita seperti pada formulir termasuk jenis pemeriksaan sehingga tidak tertukar.
Cara pengambilan samplePada tahap ini perhatikan ulang apa yang harus dikerjakan, lakukan pendekatan dengan pasien atau keluarganya sebagai etika dan sopan santun, beritahukan apa yang akan dikerjakan. Selalu tanyakan identitas pasien sebelum bekerja sehingga tidak tertukar pasien yang akan diambil bahan dengan pasien lain. Karena kepanikan pasien akan mempersulit pengambilan darah karena vena akan konstriksi. Darah dapat diambil dari vena, arteri atau kapiler. Syarat mutlak lokasi pengambilan darah adalah tidak ada kelainan kulit di daerah tersebut, tidak pucat dan tidak sianosis. Lokasi pengambilan darah vena : umumnya di daerah fossa cubiti yaitu vena cubiti atau di daerah dekat pergelangan tangan. Selain itu salah satu yang harus diperhatikan adalah vena yang dipilih tidak di daerah infus yang terpasang / sepihak harus kontra lateral.Darah arteri dilakukan di daerah lipat paha (arteri femoralis) atau daerah pergelangan tangan
(arteri radialis). Untuk kapiler umumnya diambil pada ujung jari tangan yaitu telunjuk, jari tengah atau jari manis dan anak daun telinga. Khusus pada bayi dapat diambil pada ibu jari kaki atau sisi lateral tumit kaki.a) Cara pengambilan darah kapiler : dilakukan tindakan aseptic dengan alkohol 70 %, biarkan kering lakukan tusukan dengan arah memotong garis sidik jari tetesan pertama dibuang dengan menggunakan kapas kering selanjutnya dapat diambil dengan menggunakan tabung kapiler.b) Cara pengambilan darah vena : Lakukan pembendungan dengan torniket Dilakukan tindakan aseptic dengan alkohol 70 % dengan arah putaran melebar menjauhi titik tengah, biarkan kering Ambil spuit dengan arah mulut jarum dan skala menghadap ke atas Arah tusukan jarum membentuk sudut sekitar 10-30° terhadap permukaan kulit. Bila sudah terkena venanya, isap pelan-pelan darah supaya tidak terjadi hemolisis - cabut jarum, dengan sebelumnya melepas dan menekan daerah tusukan. Jarum dilepas kemudian alirkan darah ke dalam penampung melalui dinding penampung perlahan-lahan sehingga tidak hemolisis. Bila penampung menggunakan antikoagulan segera campur darah dengan mengocok tabung seperti angka 8.Untuk pemeriksaan hematologi biasanya digunakan antikoagulan Na2EDTA / K2EDTA, sedang untuk hemostasis digunakan Na sitrat 0.109 M. Jangan melakukan pembendungan terlalu lama karena akan terjadi perubahan komposisi plasma karena terjadi hemokonsentrasi, selain itu pada darah kapiler jangan menekan-nekan ujung jari karena akan terbawa cairan jaringan.c) Cara pengambilan darah arteri :Siapkan semprit yang telah dibasahi antikoagulan heparin steriltanda-tanda pembuluh darah arteri /nadi adalah terabanya denyutan yang tidak ditemukan pada venabila telah ditemukan arteri, lakukan tindakan asepsis dengan alkohol 70 % dengan 2 jari telunjuk dan jari tengah lakukan fiksasi arteri tersebutkemudian lakukan tusukan / pungsi tegak lurus ( karena letaknya dalam ) sampai terkena arteri tersebut. Bila arteri telah tercapai akan tampak darah yang akan mengalir sendiri oleh tekanan darah ke dalam semprit yang telah mengandung heparin. Cabut semprit dan segera ditutup dengan gabus sehingga tidak terkena udara. Goyangkan semprit sehingga darah tercampur rata dan tidak membeku. Tekan bekas pungsi dengan baik sampai tidak tampak darah mengalir. Hal ini tidak sama dengan vena karena dengan vena lebih mudah membeku daripada arteri.Segera kirim ke laboratorium ( sito )Perbedaan darah arteri dan vena :1) Lokasi tusukan lebih dalam2) Teraba denyutan yang tidak ada pada vena3) Warna darah lebih merah terang dibandingkan vena
4) Darah akan mengalir sendiri ke dalam semprit.
Penanganan awal sampel & transportasiPada tahap ini sangat penting diperhatikan karena sering terjadi sumber kesalahan ada disini. Yang harus dilakukan :1) Catat dalam buku expedisi dan cocokan sampel dengan label dan formulir. Kalau sistemnya memungkinkan dapat dilihat apakah sudah terhitung biayanya (lunas).2) Jangan lupa melakukan homogenisasi pada bahan yang mengandung antikoagulan3) Segera tutup penampung yang ada sehingga tidak tumpah4) Segera dikirim ke laboratorium karena tidak baik melakukan penundaan5) Perhatikan persyaratan khusus untuk bahan tertentu seperti darah arteri untuk analisa gas darah, harus menggunakan suhu 4-8° C dalam air es bukan es batu sehingga tidak terjadi hemolisis. Harus segera sampai ke laboratorium dalam waktu sekitar 15-30 menit. Perubahan akibat tertundanya pengiriman sampel sangat mempengaruhi hasil laboratorium. Sebagai contoh penundaan pengiriman darah akan mengakibatkan penurunan kadar glukosa, peningkatan kadar kalium. Hal ini dapat mengakibatkan salah pengobatan pasien. Pada urin yang ditunda akan terjadi pembusukan akibat bakteri yang berkembang biak serta penguapan bahan terlarut misalnya keton. Selain itu nilai pemeriksaan hematologi juga berubah sesuai dengan waktu. Tabel berikut menggambarkan batas waktu maksimum yang diijinkan :- Kadar hemoglobin stabil- Jumlah leukosit
3.2. Prosedur Pemeriksaana) Penerimaan pasien Menerima pasien di ruang laboratorium dan mempersilahkan pasien untuk duduk dihadapan pemeriksa. Meminta status pengantar pasien dari dokter yang merujuk untuk pemeriksaan laboratorium. Membaca pengantar pemeriksaan. Menanyakan keluhan pasien. Menanyakan Kartu Identitas Penduduk pasien, untuk tujuan pendokumentasian. Mempersiapkan alat dekat pasien. Memberitahukan pasien bahwa prosedur memerlukan pengambilan sample darah dengan menggunakan spuit 3 cc, dan jarum akan ditusukan pada pembuluh darah di tangan pasien. Membebaskan area yang akan di ditusukkan jarum suntik dari kain/lengan baju, meluruskan tangan pasien diatas meja pemeriksa. Pemeriksa mencuci tangan. Selanjutnya masuk dalam prosedur tindakan pemeriksaan haemoglobin cara Sahli.
3.3. Prosedur pemeriksaan haemoglobin cara Sahli
3.4. Pendokumentasian
KESIMPULAN DAN SARANKesimpulanDari pendahuhuluan, tinjauan teori tinjauan kasus dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :1) Pemeriksaan laboratorium merupakan prosedur pemeriksaan khusus yang dilakukan pada pasien untuk membantu menegakan diagnosis.2) Sekumpulan pemeriksaan laboratorium yang dirancang untuk tujuan tertentu misalnya untuk mendeteksi penyakit, menentukan risiko, memantau perkembangan penyakit, memantau pengobatan, dan lain-lain. Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak dijumpai dan potensial membahayakan.
DAFTAR PUSTAKAHidayat, Alimul A. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC.Pusat LABKES. 1997. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas. Jakarta : Dit. Jen Binkesmas.www.dokter.indo.net.idwww.prodia.co.id
Kata sulit
2. Wheezing (mengi)
Adalah bunyi seperti bersiul, kontinu, yang durasinya lebih lama dari krekels. Terdengar selama :
inspirasi dan ekspirasi, secara klinis lebih jelas pada saat ekspirasi.
Penyebab : akibat udara melewati jalan napas yang menyempit/tersumbat sebagian. Dapat
dihilangkan dengan batuk.
Dengan karakter suara nyaring, suara terus menerus yang berhubungan dengan aliran udara
melalui jalan nafas yang menyempit (seperti pada asma dan bronchitis kronik). Wheezing dapat
terjadi oleh karena perubahan temperature, allergen, latihan jasmani, dan bahan iritan terhadap
bronkus.
3. Ronchi
Adalah bunyi gaduh yang dalam. Terdengar selama : ekspirasi.
Penyebab : gerakan udara melewati jalan napas yang menyempit akibat obstruksi napas.
Obstruksi : sumbatan akibat sekresi, odema, atau tumor.
Ronchi kering : suatu bunyi tambahan yang terdengar kontinyu terutama waktu ekspirasi disertai adanya mucus/secret pada bronkus. Ada yang high pitch(menciut) misalnya pada asma dan low pitch oleh karena secret yang meningkat pada bronkus yang besar yang dapat juga terdengar waktu inspirasi.
Ronchi basah (krepitasi) : bunyi tambahan yang terdengar tidak kontinyu pada waktu inspirasi seperti bunyi ranting kering yang terbakar, disebabkan oleh secret di dalam alveoli atau bronkiolus. Ronki basah dapat halus, sedang, dan kasar. Ronki halus dan sedang dapat disebabkan cairan di alveoli misalnya pada pneumonia dan edema paru, sedangkan ronki kasar misalnya pada bronkiekstatis.
Perbedaan ronchi dan mengi.
Mengi berasal dari bronki dan bronkiolus yang lebih kecil salurannya, terdengar bersuara tinggi
dan bersiul. Biasanya terdengar jelas pada pasien asma.
Ronchi berasal dari bronki dan bronkiolus yang lebih besar salurannya, mempunyai suara yang
rendah, sonor. Biasanya terdengar jelas pada orang ngorok.
2.Maksud retraksi adalah kontraksi yang terjadi pada otot perut dan iga yang tertarik ke dalam pada saat kita menarik nafas.Tingkat dan derajat kontraksi dari bekuan darah.
3. Konjungtiva merupakan membran mukosa tipis yang membatasi permukaan dalam dari kelopak mata dan melipat ke belakang membungkus permukaan depan dari bola mata, kecuali bagian jernih di tengah-tengah mata (kornea). Membran ini berisi banyak pembuluh darah dan berubah merah saat terjadi inflamasihttp://doktercute-fetus.blogspot.com/2010/12/konjungtiva.html
4. Definisi:Sputum
Sputum adalah lendir dan materi lainnya yang dibawa dari paru-paru, bronkus, dan trakea yang
mungkin dibatukkan dan dimuntahkan atau ditelan. Kata “sputum” yang dipinjam langsung dari
PEMERIKSAAN UNTUK MENDIANOSA TBCUntuk mediagnosa penyakit tuberkulosis dapat di lakukan berbagai pemeriksaan yang akan di paparkan di bawah ini, namun yang lebih di tekankan dalam mendiagnosa adanya penyakit TBC adalah indikasi gejala klinis, sebab gejala klinis yang mendukung ditambah dengan hasil pemeriksaan lain barulah dapat di tentukan diagnosa penyakit TBC, untuk mengetahui gejala klinik penyakit TBC, dapat di baca pada posting saya sebelumnya...DISINI 1.Pemeriksaan bakteriologi untuk menemukan kuman tuberkulosis mempunyai arti yang sangat penting dalam menegakkan diagnosa.
Bahan - Bahan atau spesimen untuk pemeriksaan bacteriologi Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan perlu diperhatikan waktu pengambilan, tempat penampungan, waktu penyimpanan dan cara pengiriman bahan pemeriksaan. Pada pemeriksaan laboratorium tuberkulosis ada beberapa macam bahan pemeriksaan yaitu:
1.Dahak Memeriksa dahak secara mikroskopis pada 3 spesimen yang di kenal dengan istilah SPS (sewaktu-pagi-sewaktu) Dahak yang baik untuk di periksa adalah dahak yang mukopurulen ( nanah berwarna hijau kekuning- kuningan) bukan ingus juga bukan ludah, jumlahnya 3-5ml tiap pengambilan.
Pada orang dewasa harus diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari berturut- turut. -sewaktu : Dahak di kumpulkan pada saat suspek TBC datang berkunjung pertama kali datang pelayanan kesehatan. Pada saat pulang suspek membawa sebuah pot untuk mengumpulkan dahak hari kedua. - pagi : Dahak di kumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah bagun tidur. Pot tersebut diantar sendiri ke laboratorium pelayanan kesehatan. - Sewaktu : Dahak di kumpulkan pada hari pada saat menyerahkan dahak pagi kepada pihak pelayanan kesehatan
2.cairan pleura Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien efusi pleura untuk menegakkan diagnosis3.liquor cerebrospinal4.bilasan bronkus,5.bilasan lambung Air kuras lambung, Umumnya anak-anak atau penderita yang tidak dapat mengeluarkan dahak. Tujuan dari kuras lambung untuk mendapatkan dahak yang tertelan. Dilakukan pagi hari sebelum makan dan harus cepat dikerjakan
6.urin Air Kemih, Urin pagi hari, pertama kali keluar, merupakan urin pancaran tengah. Sebaiknya urin kateter.7.jaringan biopsi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis tuberkulosis. Bahan jaringan dapat diperoleh melalui biopsi atau otopsi8.kurasan bronkoalveolar,
Pemeriksaan bakteriologi dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan mikroskopis dan biakana.Pemeriksaan Mikroskopis
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan hapusan dahak mikroskopis langsung yang merupakan metode diagnosis standar dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen. Pemeriksaan ini untuk mengidentifikasi BTA yang memegang peranan utama dalam diagnosis TB Paru. Selain tidak memerlukan biaya mahal, cepat, mudah dilakukan, akurat, pemeriksaan mikroskopis merupakan teknologi diagnostik yang paling sesuai karena mengindikasikan derajat penularan, risiko kematian serta prioritas pengobatan. Pemeriksaan dahak dilakukan selama 3 x yaitu 2 bulan setelah pengobatan, 5 bulan setelah pengobatan dan 6 bulan setelah pengobatan. Pemeriksaan BTA dahak penderita dilakukan oleh petugas laboratorium Puskesmas.
b.Pemeriksaan biakan kuman
Kultur (biakan), Media yang biasa dipakai adalah media padat Lowenstein Jesen. Dapat pula Middlebrook JH11, juga sutu media padat. Untuk perbenihan kaldu dapat
dipakai Middlebrook JH9 dan JH 12. Melakukan pemeriksaan biakan dimaksudkan untuk mendapatkan diagnosis pasti dan dapat mendeteksi mikobakterium tuberkulosis dan juga Mycobacterium Other Than Tuberculosis (MOTT)c.Uji kepekaan kuman terhadap obat-obatan anti tuberkulosis, tujuan dari pemeriksaan
ini, mencari obat-obatan yang poten untuk terapi penyakit tuberkulosis.2. Pemeriksaan darah Hasil pemeriksaan darah rutin kurang menunjukan indikator yang spesifik untuk tubercolosis. Laju Endap Darah ( LED ) jam pertama dan jam kedua dibutuhkan. Data ini dapat di pakai sebagai indikator tingkat kestabilan keadaan nilai keseimbangan penderita, sehingga dapat digunakan untuk salah satu respon terhadap pengobatan penderita serta kemungkinan sebagai predeteksi tingkat penyembuhan penderita.Demikian pula kadar limfosit dapat menggambarkan daya tahan tubuh penderita. LEDsering meningkat pada proses aktif, tetapi LED yang normal juga tidak menyingkirkandiagnosa TBC
3.uji tuberculin
Pada anak, uji tuberkulin merupakan pemeriksaan paling bermanfaat untuk menunjukkan sedang/pernah terinfeksi Mikobakterium tuberkulosa dan sering digunakan dalam "Screening TBC". Efektifitas dalam menemukan infeksi TBC dengan uji tuberkulin adalah lebih dari 90%.
Penderita anak umur kurang dari 1 tahun yang menderita TBC aktif uji tuberkulin positif 100%, umur 1–2 tahun 92%, 2–4 tahun 78%, 4–6 tahun 75%, dan umur 6–12 tahun 51%. Dari persentase tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar usia anak maka hasil uji tuberkulin semakin kurang spesifik.
Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin, namun sampai sekarang cara mantoux lebih sering digunakan. Lokasi penyuntikan uji mantoux umumnya pada ½ bagian atas lengan bawah kiri bagian depan, disuntikkan intrakutan(ke dalam kulit).Penilaian uji tuberkulin dilakukan 48–72 jam setelah penyuntikan dan diukur diameter daripembengkakan (indurasi) yang terjadi. Uji tuberkulin hanya berguna untuk menentukan adanya infeksi TB, sedangkanpenentuan sakit TB perlu ditinjau dari klinisnya dan ditunjang foto torak. Pasien dengan
hasil uji tuberkulin positif belum tentu menderita TB. Adapun jika hasil uji tuberkulin negatif, maka ada tiga kemungkinan, yaitu tidak ada infeksi TB, pasien sedang mengalami masa inkubasi infeksi TB, atau terjadi alergi.
Penilaian hasil uji tuberculin test :
1. Pembengkakan (Indurasi) : 0–4 mm,uji mantoux negatif. Arti klinis : tidak ada infeksi Mikobakterium tuberkulosa 2. Pembengkakan (Indurasi) : 3–9 mm,uji mantoux meragukan. Hal ini bisa karena kesalahan teknik, reaksi atau silang dengan Mikobakterium atipik setelah vaksinasi BCG. 3. Pembengkakan (Indurasi) : = 10 mm,uji mantoux positif. Arti klinis : sedang atau pernah terinfeksi Mikobakterium tuberkulosa
4. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan standar ialah foto toraks. Pemeriksaan lain atas indikasi: fotolateral, top lordotik, oblik, CT Scan. Pada pemeriksaan foto toraks, tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacam-macam bentuk.
Gambaran radiologi yang di curigai lesi TBC aktif - Bayangan berawan atau nodular di segmen apical dan posterior lobus atas paru dan
segmen superior lobus bawah - Kapitas, terutama lebih dari satu di kelilingi bayangan berawan atau noduler - Bayangan bercak miler - Efusi pleura unilateral
Gambaran radiologi yang di curigai lesi TB inaktif
- Fibrotik pada segmen apikal dan posterior lobus atas - Kalsifikasi atau fibrotik - Fibrothorak dan atau penebalan pleura
Indikasi Pemeriksaan Foto Toraks Pada sebagian besar TB paru, diagnosis terutama ditegakkan dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis dan tidak memerlukan foto toraks. Namun pada kondisi tertentu pemeriksaan foto toraks perlu dilakukan sesuai dengan indikasi sebagai berikut:
- Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. Pada kasus ini pemeriksaan foto toraks dada diperlukan untuk mendukung diagnosis TB paru BTA positif. - Ketiga spesimen dahak hasilnya tetap negatif setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT(non fluoroquinolon - Pasien tersebut diduga mengalami komplikasi sesak nafas berat yang memerlukan penanganan khusus (seperti: pneumotorak, pleuritis eksudativa, efusi perikarditis atau efusi pleural) dan pasien yang mengalami hemoptisis berat (untuk menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma
5.pemeriksaan khusus
a.BACTEC Merupakan pemeriksaan teknik yang lebih terbaru yang dapat mengidentifikasi kuman tuberkulosis secara lebih cepat. Metode yang digunakan adalah metode radiometrik. M. Tuberkulosis metabolisme asam lemak yang kemudian menghasilkan CO2 yang akan dideteksi growth indexnya oleh mesin ini. Sistem ini dapat menjadi salah satu alternatif pemeriksaan biakan secara cepat untuk membantu menegakkan diagnosis dan melakukan uji kepekaan.
b.PCR Pemeriksaan ini adalah teknologi canggih yang dapat mendeteksi DNA, termasuk DNA M. Tuberkulosis. Salah satu masalah dalam pelaksanaan teknik ini adalah kemungkinan kontaminasi. Hasil pemeriksaan PCR dapat membantu untuk menegakkan diagnosis sepanjang pemeriksaan tersebut dikerjakan dengan cara benar dan sesuai dengan standar internasional. Pada tuberkulosis pasca primer, penyebaran kuman terjadi secara bronkogen, sehingga penggunaan sampel darah untuk uji PCR tidak disarankan. Sebaliknya bila sampel yang diperiksa merupakan dahak dari penderita yang dicurigai menderita tuberkulosis paru, masih ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum menggunakan PCR sebagai sarana diagnosis tuberkulosis paru
c.PEMERIKSAAN SEROLOGI
-ELISA Teknik ini merupakan salah satu uji serologi yang dapat mendeteksi respons humoral berupa proses antigen antibodi yang terjadi. Kelemahan utama dari teknik ELISA ini adalah pengenceran serum yang tinggi dan perlu dilakukan untuk mencegah ikatan nonspesifik dari imunoglobulin manusia pada plastik
-Immuno crhomotografi tuberculosis (ITC) Uji ICT adalah uji serologi untuk mendeteksi antibodi M. Tuberkulosis dalam serum. Uji ini merupakan uji diagnostik tuberkulosis yang menggunakan 5 antigen spesifik yang berasal dari membran sitoplasma M. Tuberculosis
-PAP (peroksidase anti peroksidase) Uji ini merupakan salah satu jenis uji yang mendeteksi reaksi serologi yang terjadi
-Mycodot Uji ini mendeteksi antibodi antimikobakterial di dalam tubuh manusia. Uji ini menggunakan antigen lipoarabinomanan yang ditempel dengan alat yang berbentuk sisir plastik
-Ig G TB Uji ini adalah salah satu pemeriksaan serologi dengan cara mendeteksi antibodi IgG dengan antigen spesifik untuk mikobakterium tuberkulosis. Di luar negeri metode ini lebih sering digunakan untuk mendiagnosa TB ekstraparu, tetapi kurang baik untuk diagnosa TB pada anakPemeriksaan Khusus Terhadap Penderita TB Ada beberapa tehnik baru yang dapat mendeteksi kuman TB, seperti : BACTEC : dengan metode radiometrik, dimana CO2 yang dihasilkan dari metabolisme asam lemak M.tuberculosis dideteksigrowth indexnya. Polymerase chain reaction (PCR) : dengan cara mendeteksi DNA dari M.tuberculosis. pemeriksaan serologis : ELISA, ICT, Mycodot, dan PAP. Pemeriksaan Penunjang Lain Terhadap Penderita TB Seperti analisa cairan pleura dan histopatologi jaringan, pemeriksaan darah dimana LED biasanya meningkat, tetapi tidak dapat sebagai indikatoryang spesifik pada TB. Uji tuberkulin, di Indonesiadengan prevalensi yang tinggi, uji tuberkulin sebagai alat bantu diagnosis penyakit kurang berarti pada orang dewasa. Uji ini mempunyai makna bila didapatkan konversi, bula atau kepositifan yang didapat besar sekali.