Top Banner

of 34

Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

Apr 03, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    1/34

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

    THALASSEMIAKATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

    melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

    makalah ini dengan baik Makalah ini berjudul Makalah Kasus 1 Penyakit Thalasemia

    makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dan diajukan untuk memenuhi standar proses

    pembelajaran pada mata kuliah Sistem Hematologi dan Imunitas

    Dalam penyusunan makalah ini , penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

    1. Ibu Wiwi Mardiah, S.Kp .M.Kes. selaku koordinator sistem hematologi dan imunitas

    serta dosen yang memberikan bimbingan kepada penulis.

    2. Orang tua kami tercinta yang selalu membeikan doa restu dan dukungan dalam proses

    pembelajaran kami di Fakultas Ilmu Keperawatan.

    3. Teman-teman penulis kelompok 11 yang meluangkan waktu untuk menyusun

    makalah ini.

    4. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

    dukungannya, Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang lebih baik.

    Meskipun telah berusaha segenap kemampuan, namun penulis menyadari bahwa

    makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan

    saran dan kritik dari semua pihak demi perbaikan di hari kemudian.

    Akhir kata, penulis berharap makalah semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam

    proses pembelajaran di Fakultas Ilmu Keperawatan.

    Jatinangor, September 2009

    penulis

    1

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    2/34

    PENDAHULUAN

    A. Latar belakang

    Thalassemia berasal dari kata Yunani, yaitu talassa yang berarti laut. Yang dimaksud

    dengan laut tersebut ialah Laut Tengah, oleh karena penyakit ini pertama kali dikenal di

    daerah sekitar Laut Tengah. Penyakit ini pertama sekali ditemukan oleh seorang dokter di

    Detroit USA yang bernama Thomas B.1

    Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang diwariskan oleh orangtua kepada

    anak. Thalassemia mempengaruhi kemampuan dalam menghasilkan hemoglobin yang

    berakibat pada penyakit anemia. Hemoglobin adalah suatu protein dalam sel darah merah

    yang mengangkut oksigen dan nutrisi lainnya ke sel-sel lainnya dalam tubuh. Sekitar 100.000

    bayi di seluruh dunia terlahir dengan jenis thalassemia berbahaya setiap tahunnya.

    Thalassemia terutama menimpa keturunan Italia, Yunani, Timur Tengah, Asia dan Afrika.

    Ada dua jenis thalassemia yaitu alpha dan beta. Kedua jenis thalassemia ini diwariskan

    dengan cara yang sama. Penyakit ini diturunkan oleh orangtua yang memiliki mutated gen

    atau gen mutasi thalassemia. Seorang anak yang mewarisi satu gen mutasi disebut pembawa

    atau carrier, atau yang disebut juga dengan thalassemia trait (sifat thalassemia). Kebanyakan

    pembawa ini hidup normal dan sehat. Anak yang mewarisi dua sifat gen, di mana satu dari

    ibu dan satu dari ayah, akan mempunyai penyakit thalassemia. Jika baik ibu maupun ayah

    adalah pembawa, kemungkinan anak mewarisi dua sifat gen, atau dengan kata lain

    mempunyai penyakit thalassemia, adalah sebesar 25 persen. Anak dari pasangan pembawa

    juga mempunyai 50 persen kemungkinan lahir sebagai pembawa.

    Jenis paling berbahaya dari alpha thalassemia yang terutama menimpa keturunan Asia

    Tenggara, Cina dan Filipina menyebabkan kematian pada jabang bayi atau bayi baru lahir.

    Sementara itu, anak yang mewarisi dua gen mutasi beta thalassemia akan menderita penyakit

    beta thalassemia. Anak ini memiliki penyakit thalassemia ringan yang disebut dengan

    thalassemia intermedia yang menyebabkan anemia ringan sehingga si anak tidak memerlukan

    transfusi darah. Jenis thalassemia yang lebih berat adalah thalassemia major atau disebut juga

    dengan Cooley's Anemia. Penderita penyakit ini memerlukan transfusi darah dan perawatan

    yang intensif. Anak-anak yang menderita thalassemia major mulai menunjukkan gejala-gejala

    penyakit ini pada usia dua tahun pertama. Anak-anak ini terlihat pucat, lesu dan mempunyai

    nafsu makan rendah, sehingga menyebabkan pertumbuhannya terlambat.

    2

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    3/34

    Tanpa perawatan medik, limpa, jantung dan hati menjadi membesar. Di samping itu,

    tulang-tulang tumbuh kecil dan rapuh. Gagal jantung dan infeksi menjadi penyebab utama

    kematian anak-anak penderita thalassemia major yang tidak mendapat perawatan semestinya.

    Bagi anak-anak penderita thalassemia major, transfusi darah dan suntikan antibiotic,sangat

    diperlukan.

    Transfusi darah yang rutin menjaga tingkat hemoglobin darah mendekati normal.

    Namun, transfusi darah yang dilakukan berkali-kali juga mempunyai efek samping, yaitu

    pengendapan besi dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan hati, jantung dan organ-

    organ tubuh lain.

    B. Tujuan

    >Mahasiswa mengetahui konsep umum penyakit thalassemia.

    >Mahasiswa mengetahui gejala-gejala dari penyakit thalassemia.

    >Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan terhadap penderita.

    >Mahasiswa mampu memberikan tindakan keperawatan dengan tepat.

    C. Identifikasi kasus

    Anton (5 tahun) datang ke poli hematologi dibawa ibunya, dengan keluhan lemas,

    mudah lelah ketika beraktivitas, berat badan yang sangat kurang. Meskipun berusia 5

    tahun tetapi posturnya tidak sesuai dengan anak seusianya BB 14 kg, kulit bersisik

    kehitaman pada beberapa tempat dan wajah tampak face co lley . Adanya

    hepatosplenomegali yang mengakibatkan perut terlihat buncit. Hasil laboratorium

    didapatkan : Hb 7 g/dL, Ht 22%, SGOT 1 1/ml, SGPT 70 IU/L, Fe 1000 g/dL. Klien

    biasanya datang 3 minggu sekali ke poiklinik untuk diberikan darah dan pemasangan

    desferal.

    3

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    4/34

    II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Hemoglobin

    Hemoglobin adalah suatu protein tetramer (protein yang terdiri dari 4 rantai

    polipeptida). Pada manusia dewasa hemoglobin utama disebut Hb A, yang terdiri dari

    dua rantai a dan dua rantai f3 (a2f32) (Slamet Suyono, 2001).

    Selain Hb A pada manusia dewasa terdapat hemoglobin pendamping (minor)

    yang disebut Hb A2 (a22). Pada bayi (neonatus) dan janin (embrio) terdapat bentuk

    hemoglobin lain yaitu: Hb F (alfa2 gamma2) dan hemoglobin embrional : Hb Gowers

    1 (zeta2 epsilon2), Hb Gowers 2 (alfa2 epsilon2), dan Hb Portland (zeta2 gamma2).

    Kadar Hb normal dewasa yaitu:

    Hb A : 96-98 %

    Hb A2 : 1,5 3,2 %

    Hb F : 0,5 0,8 % (A.V. Hoffbrand, et al., 2005)

    Pada tahap perkembangan hemoglobin manusia dimulai dengan pembentukan

    Hb Gowers 1 kemudian pembentukan Hb Gowers 2 yang bekerja sama dengan Hb

    Portland dalam masa transisi menuju Hb F. Pada saatnya adanya pergantian

    pembentukan rantai gamma pada Hb F oleh rantai alfa globin sehingga terbentuk Hb

    A. Perubahan utama dari hemoglobin fetus ke hemoglobin dewasa terjadi 3-6 bulan

    setelah kelahiran (A.V. Hoffbrand,et al., 2005).

    Terjadi penurunan kadar Hb F mulai bayi berumur 20 minggu post partum

    (setelah kelahiran). Pada manusia dewasa normal Hb F masih ditemukan walaupun

    dalam jumlah yang sangat kecil (kurang dari 1%). Hemoglobin embrional hanya

    bertahan sampai umur janin 10 minggu saja (Slamet Suyono, 2001).

    Hemoglobin terdiri dari hemoglobin normal dan hemoglobin patologis.

    Hemoglobin normal di antaranya, yaitu:

    1. Hb A (hemoglobin normal dewasa, terdiri 2 rantai alfa dan 2 rantai beta);

    2. Hb A2 (hemoglobin normal dewasa, terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai delta);

    3. Hb F (Hb normal pada janin, terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gamma);

    4. Hb Gowers (Hb normal pada awal khidupan embrio dan hilang sebelum lahir);

    5. Hb Portland (Hb normal pada janin akhir trimester pertama) (Newman Dorland,

    2005).

    4

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    5/34

    Hemoglobin patologis merupakan akibat dari adanya kelainan produksi

    hemoglobin. Hemoglobin tersebut yaitu:

    1. Hb H : hemoglobin tetramer beta (f3) yang memiliki afinitas

    tinggi terhadap O2;

    2. Hb Barts : hemoglobin tetramer gamma (y) yang memilikiafinitas tinggi terhadap O2.

    3. Hb A1c : hemoglobin A terglikasi, terdapat satu heksosa pada

    terminal N rantai f3, konsentrasi meninggi pada diabetes yang tidak terkontrol

    dengan baik.

    4. Hb anti-Lepore : hemoglobin crossover abnormal yang sama dengan Hb

    Lepore tetapi rantai non-a bergabung dengan konfigurasi yang berlawanan

    dengan Hb Lepore (rantai f3 pada terminal N dan rantai ~ pada terminal C).

    5. Hb Lepore : Hb crossover abnormal dengan rantai a normal dan

    dua rantai globin yang memiliki bagian rantai ~ pada terminal N dan rantai a

    pada terminal C.

    6. Hb C : hemoglobin abnormal dimana terjadi jika lisin menggantikan

    asam glutamate pada posisi enam rantai f3.

    7. Hb D : hemoglobin abnormal yang ditandai oleh mobilitas

    elektroforetik yang sama dengan Hb S pada kertas atau selulosa asetat.

    8. Hb E : hemoglobin abnormal di mana lisin menggantikan

    asam glutamate pada posisi 26 rantai f3.

    9. Hb S : hemoglobin abnormal di mana valin menggantikan

    asam glutamate pada posisi enam rantai f3. Keadaan homozigot

    mengakibatkan anemia sickle cell dan heterozigot asimptomatik disebut

    sickle cell trait. (Newman Dorland, 2005)

    B. Anemia Hemolitik

    Anemia hemolitik merupakan anemia yang disebabkan oleh proses hemolisis.

    Hemolisis adalah pemecahan eritrosit dalam pembuluh darah sebelum waktunya (sebelum

    masa hidup rata-rata eritrosit, yaitu 120 hari) sehingga menyebabkan terjadinya pelepasan

    hemoglobin dan isi sel lainnya dari eritrosit. Hemolisis ini menyebabkan terjadinya kerusakan

    eritrosit lebih cepat dari kemampuan sumsum tulang untuk menggantikannya. Proses

    5

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    6/34

    hemolisis ini akan menimbulkan penuruanan kadar hemoglobin yang akan mengakibatkan

    anemia, peningkatan pemecahan eritrosit dalam tubuh, dan kompensasi sumsum tulang untuk

    meningkatkan eritropoesis (I Made Bakta, 2006).

    Anemia ini dapat disebabkan oleh adanya defek molekuler (hemoglobinopati atau

    enzimopati), abnormalitas struktur dan fungsi-fungsi membran, dan faktor lingkungan seperti

    trauma mekanik atau autoantibodi (Ikhwan Rinaldi; Aru W.S., 2006).

    Secara etiologi, anemia hemolitik dikelompokkan menjadi:

    1. Anemia hemolitik herediter

    a. Defek enzim/Enzimopati

    Defek jalur Embden Meyerhof

    Defek jalur heksosa monofosfat

    b. Hemoglobinopati

    Thalassemia

    Anemia sickle cell

    Hemoglobinopati lain seperti heterozigot ganda (thalassemia-Hb E)

    c. Defek membran (membranopati) : Sferositosis herediter, eliptositosis

    herediter, stomatositosis herediter.

    2. Anemia Hemolitik Didapat

    a. Anemia hemolisis imun, misalnya: idiopatik, keganasan, obat-obatan,

    kelainan autoimun, infeksi, transfuse.

    b. Mikroangiopati, misalnya: Trombotik Trombositopenia Purpura (TTP)

    c. Infeksi , misalnya :infeksi malaria, infeksi babesiosis, infeksi Clostridium.

    (I Made Bakta, 2006; Ikhwan R, Aru W.S., 2006)

    C. Hemoglobinopati

    Hemoglobinopati merupakan kelainan hematologis yang disebabkan oleh

    adanya abnormalitas hemoglobin yang diturunkan maupun didapat akibat kelainanproduksi hemoglobin. Kelainan produksi ini dapat disebabkan oleh kelainan gen yang

    mengatur susunan asam amino seperti pada anemia sel sabit, Hb S disease, Hb C, Hb

    E, dll. dan kelainan gen yang mengatur kecepatan produksi hemoglobin khususnya

    rantai globin seperti pada thalassemia. Hemoglobinopati dibagi menjadi dua

    kelompok, yaitu:

    6

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    7/34

    1. Hemoglobinopati structural (kelainan struktur asam amino pada rantai globin)

    Hb S, Hb C, Hb D, Hb E, anemia sel sabit;

    2. Sindrom thalassemia (gangguan sintesis rantai alfa atau beta)

    (I Made Bakta, 2006)

    7

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    8/34

    III

    ISI

    A. KASUS THALASEMIA

    Anton 5 tahun dating ke poli hematologi untuk kesekian kalinya dengan

    keluhan lemas, mudah lelah ketika beraktivitas. Berat badan sangat kurang,

    meskipun berusia 5 tahun tapi posturnya tidak sesuai dengan anak seusianya. Berat

    badannya 14 kg. kuli t bersisik kehitaman pada beberapa tempat dengan wajah

    tampakfacies cooley, hepasteinomegali yang mengakibatkan perut terlihat buncit.

    Hasil lab didapatkan HB 7%, Fe 1000 gr/dl, Ht 22%. Klien biasanya dating tiga kali

    seminggu ke poliklinik untuk diberi darah dan pemasangan desveral, SGOT 1 1/ml,

    SGPT 70 IU/l.

    Step 1 unfamiliar terms

    1) Face cooley

    2) Hepatosplenomegali

    3) SGOT dan SGPT

    4) Desperal

    5) Ht: hematokrit

    Jawaban:

    1) Face cooley= ????

    2) Hepatosplenomegali= Pembengkakan hati dan limpa

    3) SGOT dan SGPT = ????

    4) Desperal= Obat yang disuntikan untuk mengatasi penumpukan Fe

    5) Hematokrit=??.

    Step 2

    1) Bagaimana nilai normal hasil lab?

    2) Apakah penyebab adanya kulit bersisik kehitaman?

    3) Kenapa postur tubuh dan berat badan tidak sesuai?

    4) Kenapa terjadi hepatosplenomegali?

    5) Kenapa harus dibrikan darah dan pemasangan despeal?

    6) Apa alasan pasien harus dating ke klinik 3 minggu sekali?

    7) Bagaimana Etiologi dan factor resiko dari thalasemia?

    8

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    9/34

    8) Bagaimana manifestasi klinis nya?

    9) Kenapa terjadi face cooley?

    10) Bagaimana patofisiologi thalasemia?

    11) Apakah ada kemungkinan sembuh?

    12) Apakah komplikasi jika sering dilakukan transfuse darah?

    13) Adakah tindakan lain selian transfuse darah dan pemasangan desperal?

    14) Bagaiman asuhan keperawatan pasien thalasemia?

    15) Bagaimana health education yang dibutuhkan pada pasien thalasemia?

    16) Bagaimana aspek nutrisi yang dibutuhkan pada pasien tersebut?

    17) Klasifikasi thalasemia?

    18) Bagaiman aspek legal etis nya?

    Step 3

    1) Learning objectives

    1) Adanya penumpukan zat besi akibat seringnya dilakukan transfuse darah.

    2) Karena anak tersebut anemia,yang menyebabkan kekurangan zat darah darah salah

    satunya kadar Hb,fungsi Hb untuk mengikat oksigen,jika Hb turun maka kemampuan

    dia untuk mngikat O2 menurun,sehingga metabolisme menjadi turun menyebabkan

    postur tubuh dan baat badan tidak sesuai.

    3) Anak tersebut menderita anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat darah merah,

    salah satunya kadar Hb. Fungsi Hb yaitu mengikat O2. Jika Hb turun, kemampuan

    untuk mengikat O2 menurun. Oleh karena itu, metabolisme menurun, postur tubuh

    dan berat badan tidak normal.

    4) Karena adanya kompensasi tubuh untuk mencapai homeostatis akibat hemolisi

    sebelum waktunya.

    5) Karena pasien menderita anemia(kekurangan darah).penggunaan desperal untuk

    mengatasi penumpukan Fe.

    6) Untuk mengatasi kekurangan darah,pada penderita thalasemia umur sel darah merah

    kurang dari 120 hari,sehingga dia harus dtransfusi darah sesering mungkin.

    7) Step 4

    8) Step 4

    9) Learning objectives

    10) Step 4

    9

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    10/34

    11) Tidak akan dapat sembuh,karena terjadi hemolysis terus-menerus.

    12) Penumpukan Fe,luka pada kulit karena dari jarum suntikan transfuse darah, rentan

    pada penyakit yang ditularkan lewat darah, dan infeksi nosokomial.

    13) Modifikasi life style.

    14) Step 4

    10

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    11/34

    15) Step 4 (dimasukkan dalm askep)

    16) Memberikan transfusi darah.

    Transfusi darah perlu diberikan di samping usaha tidak memberikan makanan yang

    mengandung besi, seperti : hati, sayuran seperti kangkung, bayam atau makanan lain yang

    mengandung besi karena didalaam tubuh pasien telah kelebihan zat besi. Dalam keadaan

    lemah sekali, pasien perlu di suapi atau di bujuk ( cara penyediaan makananan sama dengan

    penyakit darah lainnya. Transfusi diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 g% dan karena jika

    baru 1 kali transfusi kenaikan kadar Hb belum mencukupi maka setiap seri diberikan 34 kali

    transfusi (diberikan setiap hari selama 34 hari) dan biasanya setiap seri 3 bulan sekali.

    Transfusi darah yang diberikan berupa sel darah merah (SDM) sampai kadar Hb 11 g/dl.

    Jumlah SDM yang diberikan sebaiknya 10-20 ml/kg BB. Transfusi darah yang berulang

    ulang menyebabkan kadar besi dalam darah tinggi, sehingga tertimbun dalam berbagai

    ja ringan tubuh sepert i hepar, limpa, kuli t, jantung, dan la in lain . Hal in i dapa tmenyebabkan kerusakan organ organ tubuh tersebut.

    Jika diet buruk, diberikan asam folat teratur (misalnya 2-5 mg perhari).

    Vitamin C 100 250 mg setiap hari, meningkatkan ekskresi besi dihasilkan oleh

    desferioksamin.

    17) Step 4

    18) step 4

    step 4

    MIND MAP

    Step 5

    Learning objectives

    1) Pengertian face cooley

    2) Pengertian SGOP dan SGPT

    3) Pengertian hematokrit

    4) Penjelasan Mind Map

    5) Bagaimana nilai normal hasil lab

    6) Mekanisme kerja desperal

    11

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    12/34

    B. ISTILAH PENTING

    No. Istilah Definisi

    1. Desferal Semacam obat untuk mengikat Fe dalam tubuh

    yang dibuang melalui urin atau infuse2. face cooley Wajah seperti mongoloid, Tulang hidung yang

    hilang atau melesak ke dalam

    3. Hepatospleinomegali Pembengkakan hati dan limfa

    4. Hematokrit Presentase eritrosit dalam darah keseluruhan

    5. SGOT

    (serum glutamic-oxaloacetic

    transminase)

    Serum yang didalamnya terdapat enzim yang

    brasal dari hati dan jantung yang dilepaskan jika

    terjadi kerusakan jaringan

    6. SGPT

    (serum glutamic-piruvic

    transminase

    Serum yang didalamnya terdapat enzim yang

    brasal dari hati yang dilepaskan akibat kerusakan

    jaringan

    C. PENJELASAN KASUS

    1. DEFINISI THALASEMIA

    Thalasemia adalah sekelompok heterogen gangguan genetik pada sintesis

    hemoglobin yang ditandai dengan tidak ada atau berkurangnya sintesis rantai

    globin. (robbins,2007)

    Thalasemia adalah penyakit darah bawaan (keturuna) yang menyebabkan sel

    darah merah (eritrosit) pecah/hemolisa. (suryo,2005)

    2. KLASIFIKASI THALASEMIA

    a. Thalassemia-a (gangguan pembentukan rantai a)

    Sindrom thalassemia-a disebabkan oleh delesi pada gen a globin pada

    kromosom 16 (terdapat 2 gen a globin pada tiap kromosom 16) dan nondelesi

    seperti gangguan mRNA pada penyambungan gen yang menyebabkan rantai

    menjadi lebih panjang dari kondisi normal.

    Faktor delesi terhadap empat gen a globin dapat dibagi menjadi empat, yaitu:

    12

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    13/34

    1. Delesi pada satu rantai a (Silent Carrier/ a-Thalassemia Trait 2)

    Gangguan pada satu rantai globin a sedangkan tiga lokus globin yang ada

    masih bisa menjalankan fungsi normal sehingga tidak terlihat gejala-gejala

    bila ia terkena thalassemia.

    2. Delesi pada dua rantai a (a-Thalassemia Trait 1)Pada tingkatan ini terjadi penurunan dari HbA2 dan peningkatan dari HbH

    dan terjadi manifestasi klinis ringan seperti anemia kronis yang ringan

    dengan eritrosit hipokromik mikrositer dan MCV(mean corpuscular volume)

    60-75 fl.

    3. Delesi pada tiga rantai a (HbH disease)

    Delesi ini disebut juga sebagai HbH disease (P4) yang disertai anemia

    hipokromik mikrositer, basophylic stippling, heinz bodies, dan

    retikulositosis. HbH terbentuk dalam jumlah banyak karena tidak

    terbentuknya rantai a sehingga rantai P tidak memiliki pasangan dan

    kemudian membentuk tetramer dari rantai P sendiri (P4). Dengan banyak

    terbentuk HbH, maka HbH dapat mengalami presipitasi dalam eritrosit

    sehingga dengan mudah eritrosit dapat dihancurkan. Penderita dapat tumbuh

    sampai dewasa dengan anemia sedang (Hb 8-10 g/dl) dan MCV(mean

    corpuscular volume) 60-70 fl.

    4. Delesi pada empat rantai a (Hidrops fetalis/Thalassemia major) Delesi

    ini dikenal juga sebagai hydrops fetalis. Biasanya terdapat banyak Hb Barts

    (y4) yang disebabkan juga karena tidak terbentuknya rantai a sehingga rantai y

    membentuk tetramer sendiri menjadi y4. Manifestasi klinis dapat berupa

    ikterus, hepatosplenomegali, dan janin yang sangat anemis. Kadar Hb hanya

    6 g/dl dan pada elektroforesis Hb menunjukkan 80-90% Hb Barts, sedikit

    HbH, dan tidak dijumpai HbA atau HbF. Biasanya bayi yang mengalami

    kelainan ini akan mati beberapa jam setelah kelahirannya.

    b. Thalassemia-P (gangguan pembentukan rantai P)

    Thalassemia-P disebabkan oleh mutasi pada gen P globin pada sisi pendekkromosom 11.

    1. Thalassemia Po

    Pada thalassemia Po, tidak ada mRNA yang mengkode rantai P sehingga

    tidak dihasilkan rantai P yang berfungsi dalam pembentukan HbA

    13

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    14/34

    2. Thalassemia f3+

    Pada thalassemia f3+, masih terdapat mRNA yang normal dan fungsional

    namun hanya sedikit sehingga rantai f3 dapat dihasilkan dan HbA dapat

    dibentuk walaupun hanya sedikit.

    Sedangkan secara klinis thalassemia dibagi menjadi 2 golongan, yaitu

    a. Thalasemia Mayor

    Terjadi bila kedua orang tuanya membawa gen pembawa sifat thalassemia.

    Gej ala penyakit muncul sejak awal masa kanak-kanak dan biasanya penderita

    hanya bertahan hingga umur sekitar 2 tahun. Penderita bercirikan :

    Lemah

    Pucat

    Perkembangan fisik tidak sesuai dengan umur

    Berat badan kurang

    Tidak dapat hidup tanpa transfusi transfusi darah seumur hidupnya.

    b. Thalasemia minor/trait

    Gej ala yang muncul pada penderita Thalasemia minor bersifat ringan, biasanya

    hanya sebagai pembawa sifat. Istilah Thalasemia trait digunakan untuk orang

    normal namun dapat mewariskan gen thalassemia pada anak-anaknya:ditandai

    oleh splenomegali, anemia berat, bentuk homozigot.

    Pada anak yang besar sering dijumpai adanya:

    Gizi buruk

    Perut buncit karena pembesaran limpa dan hati yang mudah diraba

    A kt i vi ta s t id a k a kt i f k ar e na p em be s ar a n l im p a d an h a ti

    (Hepatomegali ), Limpa yang besar ini mudah ruptur karena trauma ringan

    saja

    Gej ala khas adalah:Bentuk muka mongoloid yaitu hidung pesek, tanpa pangkal hidung, jarak

    antara kedua mata lebar dan tulang dahi juga lebar.

    Keadaan kuning pucat pada kulit, jika sering ditransfusi, kulitnya menjadi

    kelabu karena penimbunan besi

    14

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    15/34

    3. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

    a. Mutasi gen f3-globin pada kromosom 16

    b. Adanya pasutri yang membawa gen/carier thalasemia

    c. Adanya mutasi DNA pada gen sehingga produksi rantai a atau f3 dari HB

    berkurang

    d. Berkurangnya sintesis HBA dan eritropoesis yang tidak efektif diertai

    penghancuran sel-sel eritrosit intramuscular.

    4. MANIFESTASI KLI NIS

    a. Gejala awal pucat, mulanya tidak jelas. Biasanya menjadi lebih berat dalam

    tahun pertama kehidupan, dan pada kasus yang berat terjadi dalam beberapa

    minggu setelah lahir

    b. Bila penyakit ini tidak ditangani dengan baik, tumbuh kembang anak akan

    terhambat. Penyimpangan pertumbuhan akibat anemia dan kekurangan gizi

    menyebabkan perawakan pendek.

    c. Anak tidak nafsu makan, diare, kehilangan lemak tubuh, dan dapat disertai

    demam berulang kali akibat infeksi

    d. Anemia lama dan berat, biasanya menyebabkan pembesaran jantung

    e. Terdapat hepatosplenomegali dan Ikterus ringan mungkin ada

    f. Terjadi perubahan pada tulang yang menetap, yaitu terjadinya bentuk muka

    mongoloid akibat sistim eritropoiesis yang hiperaktif

    g. Adanya penipisan korteks tulang panjang, tangan dan kaki dapat

    menimbulkan fraktur patologis. .

    h. Kadang-kadang ditemukan epistaksis, pigmentasi kulit, koreng pada tungkai,

    dan batu empedu.

    i. Pasien menjadi peka terhadap infeksi terutama bila limpanya telah diangkat

    sebelum usia 5 tahun dan mudah mengalami septisemia yang dapat

    mengakibatkan kematian. Dapat timbul pensitopenia akibat hipersplenisme.

    j. Letargi, pucat, kelemahan, anoreksia, sesak nafas akibat penumpukan Fe,

    tebalnya tulang kranial menipisnya tulang kartilago, kulit bersisik kehitaman

    akibat penumpukan Fe yang disebabkan oleh adanya transfuse darah secara

    kontinu.

    15

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    16/34

    5. PATOFISIOLOGI

    Pernikahan penderita thalasemia carier

    ~ Penyakit secara autosomal resesif

    Gangguan sintesis rantai globin a dan I

    P e m b e n t u k a n r a n t a i a d a n I R a n t a i a k u r a n g t e r b e n t u k di retikulosit tidak seimbang

    daripada rantai I rantai I kurang dibentuk dibanding a

    rantai I tidak dibentuk sama sekali

    rantai g dibentuk tetapi tidak menutupi

    kekurangan rantai I

    T h a l s e m i a I T h a l a s e m i a a

    gangguan pembentukan rantai a dan I Pembentukan rantai a dan I ~

    Penimbunan dan pengendapan rantai a dan I t

    Tidak terbentuk HbA

    Membentuk inclusion bodies

    Menempel pada dinding eritrosit

    Merusak dinding eritrosit

    Hemolisis

    Eritropoesis darah yang tidak efektif

    dan penghancuran precursor eritrosit dan intramedula

    ~ sintesis Hb - eritrosit hipokrom dan mikrositer

    Hemolisis eritrosit yang immature

    ANEMIA

    Pengikatan O2 Kompensasi tubuh Hipoksia

    oleh RBC ~ membentuk eritrosit

    oleh sumsum tulang t tubuh merespon Suplai O2/Na

    aliran darah ke dengan pembentukan ke jar.~organ vital Hiperplasia sumsum tulang eritropoetin

    dan jaringan ~______________________________________________________metabolisme sel

    ___________________________________________________________________________________________

    16

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    17/34

    Ekspansi massif masuk ke sirkulasiO2 dan nutrisi sumsum tulang pertumbuhan sel

    tidak di Transpor wajah dan kranium merangsang &otak terhambat

    scr adekuat eritropoesis

    deformitas tulang

    Perfusi jar. Pembentukan RBCterganggu baru yang immature

    17

    Resiko Gangguan

    tumbuh kembang

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    18/34

    Perubahan bentuk wajah dan mudah lisis

    Penonjolan tulang tengkorak

    t pertumbuhan pada tu lang maksila HbJ.

    Terjadi face cooleyperlu transfusi

    Perasaan berbeda

    dengan orang lain

    terjadi t Fedlm tubuh

    Hemosiderosis

    t

    pigmentasi kuli t(coklat kehitaman)

    Kerusakan

    Integritas kulit

    Fibros is _______________ Hemokromatesis Terjadi hemapoesis di extramedula

    Liver Limfa Jantung Pankreas Paru-paru

    Hepatomegali Splenomegali Payah jantung DM Frekuensi napas t

    Resiko pola napas tidakefektif

    Compliance paru-paru terganggu

    Perkusi napas t

    Anemia

    Kekentalan darah J. Hipoksia Jaringan

    Tahanan thd aliran darah

    Rangsangan Simpatikt Perfusi ke organ GIT& pembuluh darah J.

    Kerja Sal.Cerna J. < O2 untuk metabolismet Jmlh darah yg kembali Sal. Cerna

    ke Jantung /Venous return t

    CO t

    Beban kerja Jantung t

    Payah Jantung J.mortilitas usus

    Splenomegali & Hepatomegali Digesti & absorbsi makanan terganggu

    18

    perubahan

    pembentukan

    ATP

    energy yang

    dihasilkanJ.

    kelemahan fisik

    Intoleransi

    aktifitas

    Gambaran diri negatif

    Gangguan konsep diri:

    body image

    Perut buncit Splenokromi Imunitas J.

    Resiko terhadap infeksiMenekan diagfragma

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    19/34

    Menekan organ abdomen Distensi abdomen/ Makanan tertahan di lambung

    ( termasuk Lambung & Sal. Cerna) peregangan Lambung

    19

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    20/34

    Merangsang Hipotalamus

    (Pusat kenyang)

    Dipersepsikan dengan perasaan kenyang

    Anoreksia

    Intake nutrisi berkurang

    Ketidakseimbangan nutrisi

    kurang dari kebutuhan

    BB kurang

    6. ASUHAN KEPERAWATAN

    a. Pengkajian :

    IDENTITAS :

    1. Nama : Anton

    2. Umur/ usia : 5 th

    3. Jenis kelamin : laki - laki

    4. Nama ortu : -5. Alamat : -

    6. Umur/ pendidikan/ pekerjaan ortu : -

    7. Agama dan suku bangsa : -

    KELUHAN UTAMA : lemas dan lelah saat beraktifitas

    RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG :

    P : saat beraktifitas

    Q : -

    R : -

    S : -

    T : -

    RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU : setiap 3 minggu sekali

    dating ke poliklinik untuk diberi darah dan pemasangan sesveral

    20

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    21/34

    RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA : -

    RIWAYAT KEHAMILAN : -

    RIWAYAT KELAHIRAN : -

    RIWAYAT PERTUMBUHAN : 14 kg

    RIWAYAT PERKEMBANGAN : -

    RIWAYAT IMUNISASI : -

    RIWAYAT MAKANAN : -

    RIWAYAT PENYAKIT YANG DIDERITA : -

    PEMERIKSAAN FISIS :

    Inspeksi : wajah face cooley, pucat, kulit kehitaman

    Palpasi : splenomegali, kulit bersisik

    Perkusi : -

    Auskultasi : -

    TTV : -

    HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM :

    Hb : 7 gr/dl

    Ht : 22 %

    Fe :1000 gr/dl

    SGOT : 11/ml

    SGPT : 70 IU/l

    b. Analisa data

    NO

    DATA FOKUS ETIOLOGIMASALAH

    1 Ds :

    Ibu klien

    mengeluh beratbadan klien yang

    sangat kurang

    Do :

    Berat Badan

    14 Kg

    Hipoksia jaringan

    Rangsangan simpatis t perfusi ke organ GIT'.1' '.1'Kerja saluran cerna~ berkurangnya O2 untuk

    metabolisme salur cerna

    Mortalitas usus

    '.1'Digesti dan absorbsi makanan terganggu

    '.1'

    Ketidakseimbangan

    nutrisi kurang dari

    kebutuhan

    21

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    22/34

    Makanan tertahan di lambung~

    Distensi abdomen/peregangan lambung~

    Merangsang Hipotalamus

    (Pusat kenyang)

    ~Dipersepsikan dengan perasaan kenyang~

    Anoreksia~

    Intake nutrisi berkurang~

    Ketidakseimbangan nutrisi

    kurang dari kebutuhan~

    BB kurang

    2 Ds :

    Ibu klienmengeluh Klien

    Lemas

    Ibu klien

    mengeluh klien

    mudah lelah

    ketika

    beraktivitas

    Do : -

    Anemia

    si,Hipoksia jaringan

    si,

    Suplai O2 / Na ke Jaringan 1si,

    Metabolisme selsi,

    Perubahan pembentukan ATPsi,

    Energy yang dihasilkan 1~

    Kelemahan fisik/ mudah lelah ketika beraktifitas

    ~Intoleransi Aktifitas

    Intoleransi aktivitas

    3 Ds : -Do :

    Kulit bersisik

    kehitaman pada

    beberapa tempat

    Anemiasi,

    Hipoksia Jaringansi,

    Tubuh merespon dengan

    pembentukan eritropoetin~

    Masuk ke sirkulasi~

    Merangsang eritropoesis

    ~Pembentukan RBC baru yang immature

    dan mudah lisis.1,

    Hbl~

    Perlu transfuse~

    Terjadi t Fe dlm tubuh

    Kerusakan

    integritas kulit

    22

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    23/34

    ~Hemosiderosis

    .1,

    t pigmentasi kulit(coklat kehitaman)

    ~Kerusakan integritas kulit

    4 Ds : -Do :

    Wajah tampak

    Face Colley

    Anemiasi,

    Kompensasi tubuh membentuk eritrosit oleh

    sumsum tulang bertambah

    ~Hyperplasia sumsum tulang

    ~Ekspansi massif sumsum tulang wajah dan cranium

    ~Deformitas tulang

    ~

    Perubahan bentuk wajahPenonjolan tulang tengkorak

    Pertumbuhan bertambah pada tulang maksila

    Terjadi face cooley

    ~Perasaan berbeda dengan orang lain

    ~Gamabaran diri negative

    ~Gangguan konsep diri : body image

    Gangguan konsep

    diri : body image

    5 Ds: -

    Do: -Anemia

    si,

    Hipoksia jaringan~

    Tubuh merespon dengan pembentukan eritropoetin

    ~Masuk ke sirkulasi

    ~Merangsang eritropoesis

    ~Terjadi hemapoesis di ekstramedula

    ~Hemokromatesis

    ~

    Fibrosis~

    Ke paru-paru

    .1,

    Frek.nafas t.1,

    Resiko pola nafas tidak efektif

    Resiko pola nafas

    tidak efektik

    6 Ds: -Do: -

    Anemia

    si,Resiko gangguantumbuh kembang

    23

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    24/34

    Hipoksia Jaringan.1,

    Suplai O2 / Na ke jaringan1.1,

    Metabolisme sel.1,

    Pertumbuhan sel dan otak terhambat

    .1,Resiko gangguan tumbuh kembang

    7 Ds : -

    Do : -

    Anemia

    .1,Hipoksia jaringan

    .1,

    Tubuh merespon dengan pembentukan eritropoetin.1,

    Masuk ke sirkulasi

    .1,Merangsang eritropoesis

    .1,Terjadi hemapoesis di ekstramedula

    .1,

    Hemokromatesis

    .1,Fibrosis

    .1,

    Ke jantungHipoksia jaringan

    .1,

    Tubuh merespon dengan pembentukan eritropoetin.1,

    Masuk ke sirkulasi.1,

    Merangsang eritropoesis

    .1,

    Terjadi hemapoesis di ekstramedula.1,

    Hemokromatesis

    .1,Fibrosis

    .1,

    Payah jantungHipoksia jaringan

    .1,

    Tubuh merespon dengan pembentukan eritropoetin

    .1,

    Masuk ke sirkulasi

    .1,

    Merangsang eritropoesis

    .1,

    Terjadi hemapoesis di ekstramedula

    .1,

    Resiko terhadap

    infeksi

    24

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    25/34

    Hemokromatesis1'

    Fibrosis1'

    Imunitas LHipoksia jaringan

    1'Tubuh merespon dengan pembentukan eritropoetin

    1'Masuk ke sirkulasi

    1'Merangsang eritropoesis

    1'Terjadi hemapoesis di ekstramedula

    1'Hemokromatesis

    1'Fibrosis

    1'Resiko tinggi infeksi

    a. Diagnosa Keperawatan

    1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

    menurunnya kerja saluran pencernaan.

    2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan berkurangnya suplai O2/ Na ke

    jaringan yang ditandai dengan klien mengeluh lemas dan mudah lelah

    ketika beraktifitas.

    3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan

    neurologis (anemia) yang ditandai dengan kulit bersisik kehitaman pada

    beberapa tempat.

    4. Resiko pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hemokromatesis.

    5. Resiko gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan hipoksia

    jaringan.

    6. Resiko terhadap infeksi berhubungna dengan menurunnya imunitas.

    25

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    26/34

    7. ASUHAN KEPERAWATAN

    NoDiagnosa

    K eperawatanTujuan

    Asuhan Keperawatan

    Intervensi Rasional

    1

    Ketidakseimbanga

    n nutrisi kurang

    dari kebutuhan

    berhubungan

    dengan

    menurunnya kerja

    saluran

    pencernaan.

    ditandai dengan:

    Ds :

    Ibu klien

    mengeluhberat badan

    klien yang

    sangat kurang

    Do :

    Berat Badan14 Kg

    Tupan:

    Kebutuhan nutrisiterpenuhi secara

    adekuat.Tupen:

    Menunjukkan

    peningkatan berat

    badan atau berat

    badan stabil dengan

    nilai laboratorium

    normal.

    Menunjukkan

    perilaku, perubahanpola hidup untuk

    meningkatkan

    dan/atau

    mempertahankan

    berat badan yang

    sesuai.

    MandiriKaji riwayat nutrisi,

    termasuk makanan yang

    disukai.

    Observasi dan catat

    masukan makanan pasien.

    Timbang berat badan tiap

    hari.

    Berikan makan sedikit dan

    frekuensi sering dan/atau

    makan di antara waktu

    makan.

    Berikan dan bantu higiene

    mulut yang baik; sebelum

    dan sesudah makan,

    gunakan sikat gigi halus

    untuk penyikatan yang

    lembut.

    Kolaborasi Konsul pada ahli gizi.

    Pantau pemeriksaan

    laboratorium seperti Hb,

    Hct, BUN, Albumin,Protein, Transferin, Besi

    Serim, B12, Asam Folat,

    TIBC, Elektrolit Serum.

    Berikan obat sesuaiindikasi, desferoksimin

    untuk mengurangi kadarbesi dalam tubuh.

    Mengidentifikasidefisiensi,

    menduga

    kemungkinan

    intervensi.

    Mengawasi

    masukan kalori

    atau kualitas

    kekurangan

    konsumsi makanan.

    Mengawasi

    penurunan beratbadan.

    Makan sedikit

    dapat menurunkan

    kelemahan dan

    meningkatkan

    pemasukan.

    Meningkatkan

    nafsu makan dan

    pemasukan oral,

    menurunkan

    pertumbuhan

    bakteri,meminimalkan

    kemampuan

    infeksi.

    Membantu dalam

    membuat rencana

    diet untuk

    memenuhi

    kebutuhan

    individual.

    Meningkatkan

    efektivitas programpengobatan,

    termasuk sumber

    diet nutrisi yang

    dibutuhkan.

    Kebutuhan

    penggantian

    tergantung pada

    26

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    27/34

    Berikan suplemen nutrisi

    mis., Ensure, Isocal.

    dan/atau adanya

    masukan oral yang

    buruk dan

    defisiensi yang

    diidentifikasi.

    Meningkatkan

    masukan proteindan kalori.

    2 Intoleransi

    aktivitas

    berhubungan

    dengan

    berkurangnya

    suplai O2/ Na ke

    jaringan yangditandai dengan

    klien mengeluh

    lemas dan mudah

    lelah ketikaberaktifitas.

    Ds :

    Ibu klien

    mengeluh

    Klien Lemas

    Ibu klien

    mengeluh

    klien mudah

    lelah ketika

    beraktivitas

    Do : -

    Tupen:

    Setelah dilakukanperawatan selama 1 x

    24 jam, klien dapat

    melakukan aktivitas

    maksimal sesuaikemampuan.

    Tupan:

    Setelah dilakukan

    perawatan, selama 3 x

    24 jam, diharap kliendapat beraktivitas

    maksimal sesuaikemampuan dan

    menormalkan Hb ( >

    10 g/dl).

    Mandiri: Kaji kemampuan pasien

    untuk melakukan tugas

    normal, catat laporan

    kelelahan, keletihan, dan

    kesulitan menyelesaikan

    tugas.

    Berikan lingkungan

    tenang. Pertahankan tirahbaring bila diindikasikan.

    Pantau danbatasi

    pengunjung, telepon, dan

    gangguan berulang

    tindakan yang tak

    direncanakan.

    Prioritaskan jadwal asuhan

    keperawatan untuk

    meningkatkan istirahat.

    Pilih periode istirahat

    dengan periode aktivitas.

    Berikan bantuan dalamaktivitas bila perlu,

    memungkinkan pasien

    untuk melakukannyasebanyak mungkin.

    Rencanakan kemampuan

    aktivitas dengan pasien,

    termasuk aktivitas yang

    pasien pandang perlu.

    Tingkatkan tingkataktivitas sesuai toleransi.

    Gunakan teknik penghematan energi,

    misal., mandi dengan

    duduk, duduk untuk

    melakukan tugas-tugas.

    Mempengaruhi

    pilihan

    intervensi/bantuan.

    Meningkatkan

    istirahat untuk

    menurunkan

    kebutuhan oksigen

    tubuh dan

    menurunkanregangan jantung

    dan paru.

    Mempertahankan

    tingkat energi dan

    meningkatkan

    regangan pada

    sistem jantung dan

    pernapasan.

    Membantu bilaperlu, harga diriditingkatkan bila

    pasien melakukan

    sesuatu sendiri.

    Meningkatkan

    secara bertahap

    tingkat aktivitas

    sampai normal dan

    memperbaiki

    stamina tanpakelemahan.

    Mendorong pasien

    melakukan banyak

    dengan membatasi

    penyimpangan

    energi dan

    mencegah

    27

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    28/34

    Anjurkan pasien untuk

    menghentikan aktivitas

    bila palpitasi, nyeri dada,

    napas pendek, kelemahan,

    atau pusing terjadi.

    Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas

    contoh: penurunan

    kelemahan

    / kelelahan, TD stabil,

    frekwensi nadi,peningkatan perhatian

    pada

    aktivitas dan perawatan

    diri.

    kelemahan. Regangan/stres

    kardiopulmonalberlebihan/stres

    dapat menimbulkan

    dekompensasi

    /kegagalan. Stabilitas fisiologis

    pada istirahat

    penting untuk

    memajukan tingkat

    aktivitas individual.

    3 Kerusakan

    integritas kulitberhubungan

    dengan perubahan

    sirkulasi dan

    neurologis

    (anemia) yang

    ditandai dengankulit bersisik

    kehitaman padabeberapa tempat.,ditandai dengan:Ds : -

    Do :

    Kulit bersisikkehitaman

    pada beberapatempat

    Tupen:

    Mempertahankan

    integritas kulit.

    Tupan:

    Mengidentifikasi

    faktor

    risiko/perilaku

    individu untuk mencegah cedera

    dermal.

    Mandiri

    Kaji integritas kulit, catatperubahan pada turgor, dan

    gangguan warna.

    Kondisi kulit

    dipengaruhi olehsirkulasi, nutrisi, dan

    imobilisasi. Jaringan

    dapat menjadi rapuh

    dan cenderung untuk

    infeksi dan rusak.

    4 Gangguan konsep

    diri : body image

    berhubungan

    dengan hiperplasia

    sumsum tulang

    yang ditandai

    dengan wajahtampak face

    colley., ditandai

    dengan:

    Ds : -Do :

    Wajah tampak

    Face Colley

    Tupen:

    Klien mau

    bersosialisasi

    dengan temannya.

    Tupan:

    Mengembalikan

    kepercayaan diriklien

    Diskusikan situasi/dorong

    pernyataan takut/masalah.

    Jelaskan hubungan antara

    gej ala dengan asal

    penyakit.

    Dukung dan dorong

    pasien,berikan perawatan

    dengan sikap positif dan

    perilaku bersahabat.

    Pasien sangat

    sensitif terhadap

    perubahan tubuh

    d a n j u g a

    mengalami krisis

    karena dirinya

    tidak samadengan anak lain.

    Pemberian

    perawatan

    kadang-kadangmemungkinkan

    penilaian

    perasaan untuk

    mempengaruhi

    28

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    29/34

    perawatan pasien

    dan kebutuhan

    untuk membuatupaya untuk

    membantu pasien

    merasakan nilai

    pribasi. Dorong keluarga/orang

    terdekat untuk menyatakan

    perasaan,

    berkunjung/berpartisipsi

    pada perawatan.

    Anggota keluargadapat meras

    bersalah tentang

    kondisi pasien

    dan takut kepada

    kematian.

    Kebutuhan

    dukungan emosi

    tanpa penilaiandan bebas

    mendekati pasien.

    Partisipasi padaperawatan

    membantu

    mereka merasaberguna dan

    meningkatkan

    kepercayaan

    antara staf pasiend a n o r a n g

    terdekat.

    Bantu pasien/orangterdekat untuk mengatasi

    perubahan pada

    penampilan; anjurkan

    memakai baju yang tidak

    menonjolkan gangguan.

    Pasien dapatmenunjukkan

    penampilan

    kurang menarik

    sehubungan

    dengan ikterik,

    splenomegali

    (buncit),

    ekimoses, dan

    hemosiderosis

    jaringan.

    Memberikan

    dukungan dapat

    meningkatkanharga siri dan

    meningkatkan

    rasa kontrol.

    5 Resiko pola nafas

    tidak efektif

    berhubungan

    dengan

    hemokromatesis.

    29

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    30/34

    Ds: -

    Do: -

    6 Resiko gangguan

    tumbuh kembang

    berhubungan

    dengan hipoksia

    jaringan.Ds: -Do: -

    Beri diet tinggi nutrisi

    yang seimbang

    Pantau tingga dan berat

    badan gambarkan padagrafik pertumbuhan

    Dorong aktivitas yang

    sesuai dengan usia klien

    Tekankan bahwa klienmempunyai kebutuhan

    yang sama tahap

    sosialisasi seperti orang

    lain

    7 Resiko terhadap

    infeksi

    berhubungna

    dengan

    menurunnya

    imunitas.

    Ds: -

    Do: -

    Tidak terjadi tanda-

    tanda injuri. Jelaskan pentingnya

    transfusi darah.

    Lindungi klien dari bahaya

    jatuh dan cedera.

    Bantu dalam memenuhi

    ADL klien.

    Libatkan keluarga dalam

    melakukan perawatan pada

    klien.

    O bs er va si tanda-tanda

    terjadinya cedera.

    Untuk

    meningkatkan

    konsentrasi HbA.

    Perlindungan

    dapat membuat

    aman bagi klien.

    Bentuan akan

    membantu

    memenuhi

    kebutuhan klien.

    Keluarga selalu

    berada dekat

    klien sehinggadengan

    keterlibatannya

    sangat berarti

    bagi klienmemenuhi

    kebutuhannya.

    Dapat dijadikan

    acuan untuk

    tindakan

    selanjutnya.

    8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

    Pemeriksaan penunjang

    A. Pemeriksaan hematologi rutin

    1. Morfologi eritrosit (gambaran darah tepi) eritrosit hipokromik mikrositik,

    sel target, normoblas (eritrosit berinti), polikromasia, bashopilic stipling, Heinz

    30

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    31/34

    bodies pada f3-thalassemia.

    2. Kadar Hb pada thalasemia mayor 3-9 g/dl, thalasemia intermedia 7-10 g/dl

    B. Elektroforesis Hb

    3. HbF meningkat : 10-98%

    4. HbA bisa ada pada f3+, bisa tidak ada pada f3o5. HbA2 sangat bervariasi, bisa rendah, normal, atau meningkat

    C. Pemeriksaan sumsum tulang

    6. Eritropoesis inefektif menyebabkan hiperplasia eritroid yang ditandai dengan

    peningkatan cadangan Fe.

    D. Uji fragilitas osmotik (darah + larutan salin terbuffer)

    7. Pada darah normal 96% eritrosit akan terlisis, sedangkan pada thalasemia

    eritrosit tidak terlisis

    E. Pengukuran beban besi

    8. Pengukuran feritin serum dan feritin plasma sebelum dilakukan transfuse

    F. Pemeriksaan pedigree untuk mengetahui apakah orang tua atau saudara pasien

    merupakan trait

    g. Pemeriksaan molekuler

    9. Analisis DNA (Southern blot)

    10. Deteksi direct gen mutan

    11. Deteksi mutasi dengan probe oligonukleotida sintetik

    12. ARMS (mengamplifikasi segmen target mutan)

    13. Analisis globin chain synthesis dalam retikulosit akan dijumpai sintesis

    rantai beta menurun dengan rasio a/f3 meningkat.

    9. Penatalaksanaan dan Pencegahan Pada Pasien

    Pada penatalaksanan pada pasien harus melakukan pertimbangan aspek ekonomi,

    sosial, dan budaya pasien. Untuk memberikan terapi senantiasa meminta

    persetujuan dari pasien. Pada pasien anak tersebut dapat diberikan terapi:

    - Transfusi : untuk mempertahankan kadar hb di atas 10 g/dl. Sebelum

    melakukannya perlu dilakukan pemeriksaan genotif pasien untuk mencegah terjadi

    antibody eritrosit. Transfusi PRC (packed red cell)dengan dosis 3 ml/kg BB untuk

    setiap kenaikan Hb 1 g/dl.

    - Antibiotik : untuk melawan mikroorganisme pada infeksi. Untuk menentukan jenis

    antibiotic yang digunakan perlu dilakukan anamnesis lebih lanjut pada pasien.

    31

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    32/34

    - Khelasi Besi: untuk mengurangi penimbunan besi berlebihan akibat transfusi.

    Khelasi besi dapat berupa: desferoksamin diberikan injeksi subcutan, desferipone

    (oral), desferrithiochin (oral), Pyridoxal isonicotinoyl hydrazone (PIH), dll.

    - Vitamin B 12 dan asam folat : untuk meningkatkan efektivitas fungsional

    eritropoesis.

    - Vitamin C : untuk meningkatkan ekskresi besi. Dosis 100-250 mg/hari selama

    pemberian kelasi besi

    - Vitamin E : untuk memperpanjang masa hidup eritrosit.Dosis 200-400 IU setiap

    hari.

    - Imunisasi : untuk mencegah infeksi oleh mikroorganisme.

    - Splenektomi : limpa yang terlalu besar, sehingga membatasi gerak penderita,

    menimbulkan peningkatan tekanan intraabdominal dan bahaya terjadinya ruptur.

    Jika disetujui pasien hal ini sebaiknya dilakukan setelah anak berumur di atas 5

    tahun sehingga tidak terjadi penurunan drastis imunitas tubuh akibat splenektomi.

    Pencegahan thalassemia atau kasus pada pasien ini dapat dilakukan dengan

    konsultasi pra nikah untuk mengetahui apakah diantara pasutri ada pembawa gen

    thalassemia (trait), amniosentris melihat komposisi kromosom atau analisis DNA

    untuk melihat abnormalitas pada rantai globin.

    10. HEALTH EDUCATION

    A. Pencegahan primer :

    Penyuluhan sebelum perkawinan (marriage counselling) untuk mencegah perkawinan

    diantara pasien Thalasemia agar tidak mendapatkan keturunan yang homozigot.

    Perkawinan antara 2 hetarozigot (carrier) menghasilkan keturunan : 25 % Thalasemia

    (homozigot), 50 % carrier (heterozigot) dan 25 normal.

    B. Pencegahan sekunder

    Pencegahan kelahiran bagi homozigot dari pasangan suami istri dengan Thalasemia

    heterozigot salah satu jalan keluar adalah inseminasi buatan dengan sperma berasal dari

    donor yang bebas dan Thalasemia troit. Kelahiran kasus homozigot terhindari, tetapi 50

    % dari anak yang lahir adalah carrier, sedangkan 50% lainnya normal.

    Diagnosis prenatal melalui pemeriksaan DNA cairan amnion merupakan suatu kemajuan

    32

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    33/34

    dan digunakan untuk mendiagnosis kasus homozigot intra-uterin sehingga dapat

    dipertimbangkan tindakan abortus provokotus (Soeparman dkk, 1996).

    1. Aspek Etik dan Legal

    a. Non- Maleficence

    1) Terpenuhi prinsip ini saat petugas kesehatan tidak melakukan sesuatu yang

    membahayakan bagi pasien (do no harm) disadari atau tidak disadari.

    2) Perawat juga harus melinduni diri dari bahaya pada mereka yang tidak

    mampu melindungi dirinya sendiri, seperti anak kecil, tidak sadar,

    gangguan mental, dll.

    b. Respect for Autonomy

    1) Hak untuk menentukan diri sendiri, kemerdekaan, dan kebebasan.

    2) Hak pasien untuk menentukan keputusan kesehatan untuk dirinya.

    3) Otonomy bukan kebebasan absolut tetapi tergantung kondisi. Keterbatasan

    muncul saat hak, kesehatan atau kesejahteraan orang lain terganggu.

    c. Beneficence

    1) Tujuan utama tim kesehatan untuk memberikan sesuatu yang terbaik untuk

    pasien.

    2) Perawatan yang baik memerlukan pendekatan yang holistic pada pasien,

    meliputi menghargai pada keyakinan, perasaan, keinginan juga padakeluarga dan orang yang berarti.

    d. Justice

    Termasuk fairness dan equality

    33

  • 7/28/2019 Bahan Kuliah Rawat Makalah Thalasemia

    34/34

    DAFTAR PUSTAKA

    Doenges, Marillyn E. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.Penerbit Buku

    Kedokteran EGC

    Ngastiyah. 1 997.Perawatan Anak Sakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta

    Sodeman. 1995.Patofisiologi.Edisi 7.Jilid 2.Hipokrates.Jakarta

    http://202. 146.5.33/ver1/Kesehatan/0607/10/1 14001 .htm

    http://ebookfkunsyiah.wordpress.com/2008/09/11/mengenal-thalasemia-mayor/

    http://kamus.landak.com/cari/hematokrit

    http://ns-nining.blogspot.com/2009/03/asuhan-keperawatan-thalasemia.html

    http://202.146.5.33/ver1/Kesehatan/0607/10/1http://ebookfkunsyiah.wordpress.com/2008/09/11/mengenal-thalasemia-mayor/http://kamus.landak.com/cari/hematokrithttp://ns-nining.blogspot.com/2009/03/asuhan-keperawatan-thalasemia.htmlhttp://ebookfkunsyiah.wordpress.com/2008/09/11/mengenal-thalasemia-mayor/http://kamus.landak.com/cari/hematokrithttp://ns-nining.blogspot.com/2009/03/asuhan-keperawatan-thalasemia.htmlhttp://202.146.5.33/ver1/Kesehatan/0607/10/1