vSIFAT AKSI REFLEKS
FISIOLOGI HEWANSIFAT AKSI REFLEKS
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangSusunan saraf merupakan sistem yang berfungsi
untuk mengatur berbagai fungsi organ di dalam tubuh secara
terintegrasi, sehingga memungkinkan makhluk hidup dapat beradaptasi
dengan perubahan lingkungan disekitarnya. Susunan saraf menerima
berbagai informasi dari dalam dan dari luar tubuh dan
mengkoordinasi semua aktivitas organ di dalam tubuh, sehingga
memegang peranan dalam tingkah laku subjektif suatu makhluk hidup
(Halwatiah, 2009: h. 24).Secara umum, sistem saraf tersusun atas
dua jenis sel yang utama: neuron dan sel-sel pendukung. Neuron
adalah sel yang sungguh-sungguh menghantarkan pesan di sepanjang
jalur komunikasi sistem saraf. Sisanya yang lebih banyak adalah
sel-sel pendukung, disebut juga glia, yang memberikan struktur
dalam sistem saraf serta melindungi, menginsulasi, dan secara umum
membantu neuron (Campbell, 2004: h. 201).Berdasarkan uraian singkat
di atas, maka dipandang perlu untuk mengkaji lebih dalam dengan
melakukan percobaan sifat aksi refleks pada manusia.
B. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mempelajari beberapa sifat dari berbagai refleks sederhana.
C. ManfaatAdapun manfaat dari praktikum ini adalah praktikan
dapat membedakan beberapa gerak refleks yang terjadi dari beberapa
perlakuan berbeda setelah diujikan pada manusia.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Susunan saraf merupakan struktur yang mampu menyusun dan
mengatur dirinya sendiri (self-organizing dan self-regulating).
Sifat unik neuron ini sebagian merupakan ekspresi yang unik dari
gen dan sebagian lagi akibat perkembangan dan pengalaman individu
dari setiap makhluk hidup (Halwatiah, 2009: h. 24).Secara umum,
sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang-tindih:
input sensoris, integrasi, dan output motoris. Input adalah
penghantaran atau kondisi sinyal dari reseptor sensoris, misalnya
sel-sel pendeteksi cahaya mata, kepusat integrasi. Integrasi adalah
proses penerjemahan informasi yang berasal dari stimulasi reseptor
sensoris oleh lingkungan, kemudian dihubungkan dengan respon tubuh
yang sesuai. Sebagian besar integrasi dilakukan dalam sistem saraf
pusat (SSP) atau centralnervoussystem, CNS), yaitu otak dan sumsum
tulang belakang (pada vertebrata). Output motoris adalah
penghantaran sinyal dari pusat integrasi, yaitu SSP, ke sel-sel
efektor (effectorcells), sel-sel otot atau kelenjar yang
mengaktualisasikan respons tubuh terhadap stimulasi tersebut.
Sinyal tersebut dihantarkan oleh saraf (nerve), berkas mirip tali
yang berasal dari penjuluran neuron yang terbungkus dengan ketat
dalam jaringan ikat(Campbell, 2004: h. 201).Neuron mempunyai
struktur dan saluran yang bervariasi, namun memiliki struktur umum
yang sama, yaitu badan sel (soma) dan penjuluran sitoplasma yang
disebut neurit, terdiri dari akson dan dendrit (Halwatiah, 2009: h.
25).Komunikasi antara satu neuron dengan neuron lainnya atau dengan
otot dan kelenjar melalui proses transmisi sinaptik. Pada transmisi
sinptik terjadi sinaps (hubungan) dimana akson dari suatu neuron
sel presinaps akan berhubungan dengan dendrit, akson, atau badan
sel neuron postsinaps. Terdapat dua jenis transmisi sinaptik:
transmisi sinaptik elektrik dan transmisi sinaptik kimiawi
(Halwatiah, 2009: h. 29).Neuron bereaksi terhadap perubahan
lingkungan (rangsang) dengan mengubah perbedaan potensial listrik
yang timbul diantara permukaan dalam dan luar membran saraf. Sel
dengan sifat ini disebut peka rangsang. Neuron bereaksi dengan
cepat terhadap rangsang dan perubahan potensial listrik dapat
terbatas pada tempat yang menerima rangsang saja atau dapat
menyebar ke seluruh neuron melalui membrannya. Penjalaran ini
disebut impuls saraf, menghantarkan informasi ke neuron lain, otot,
dan kelenjar (Hala, 2007: h. 87).Suatu refleks adalah suatu respon
automatis yang sederhana terhadap suatu rangsangan yang hanya
melibatkan beberapa neuron yang semuanya dihubungkan dengan tingkat
umum yang sama dalam sistem saraf pusat. Refleks yang ada pada
waktu lahir dan lazim bagi manusia disebut refleks turunan. Refleks
lain yang dperoleh karena pengalaman disebut refleks bersyarat.
Sejumlah refleks melibatkan hubungan antara banyak interneuron
dalam sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang tidak hanya
berfungsi dalam menyalurkan impuls dari dan ke otak (Armadi,
2012).Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi
secara otomatis terhada rangsangan tanpa memerlukan kontrol dari
otak. Jadi dapat dikatakan gerak terjadi tanpa disadari terlebih
dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Dimana gerak refleks ini merupakan gerak yang dihasilkan oleh jalur
saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen
dari neuron sensorik interneuron dan neuron motorik, yang
mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks
yang paling sederhananya, memerlukan dua tipe sel saraf yaitu,
neuron sensorik dan neuron motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah
dibawah kesadaran dan kemauan seseorang (Pratama, 2012).SIFAT AKSI
REFLEKS
FISIOLOGI HEWANSIFAT AKSI REFLEKS
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangSusunan saraf merupakan sistem yang berfungsi
untuk mengatur berbagai fungsi organ di dalam tubuh secara
terintegrasi, sehingga memungkinkan makhluk hidup dapat beradaptasi
dengan perubahan lingkungan disekitarnya. Susunan saraf menerima
berbagai informasi dari dalam dan dari luar tubuh dan
mengkoordinasi semua aktivitas organ di dalam tubuh, sehingga
memegang peranan dalam tingkah laku subjektif suatu makhluk hidup
(Halwatiah, 2009: h. 24).Secara umum, sistem saraf tersusun atas
dua jenis sel yang utama: neuron dan sel-sel pendukung. Neuron
adalah sel yang sungguh-sungguh menghantarkan pesan di sepanjang
jalur komunikasi sistem saraf. Sisanya yang lebih banyak adalah
sel-sel pendukung, disebut juga glia, yang memberikan struktur
dalam sistem saraf serta melindungi, menginsulasi, dan secara umum
membantu neuron (Campbell, 2004: h. 201).Berdasarkan uraian singkat
di atas, maka dipandang perlu untuk mengkaji lebih dalam dengan
melakukan percobaan sifat aksi refleks pada manusia.
B. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mempelajari beberapa sifat dari berbagai refleks sederhana.
C. ManfaatAdapun manfaat dari praktikum ini adalah praktikan
dapat membedakan beberapa gerak refleks yang terjadi dari beberapa
perlakuan berbeda setelah diujikan pada manusia.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Susunan saraf merupakan struktur yang mampu menyusun dan
mengatur dirinya sendiri (self-organizing dan self-regulating).
Sifat unik neuron ini sebagian merupakan ekspresi yang unik dari
gen dan sebagian lagi akibat perkembangan dan pengalaman individu
dari setiap makhluk hidup (Halwatiah, 2009: h. 24).Secara umum,
sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang-tindih:
input sensoris, integrasi, dan output motoris. Input adalah
penghantaran atau kondisi sinyal dari reseptor sensoris, misalnya
sel-sel pendeteksi cahaya mata, kepusat integrasi. Integrasi adalah
proses penerjemahan informasi yang berasal dari stimulasi reseptor
sensoris oleh lingkungan, kemudian dihubungkan dengan respon tubuh
yang sesuai. Sebagian besar integrasi dilakukan dalam sistem saraf
pusat (SSP) atau centralnervoussystem, CNS), yaitu otak dan sumsum
tulang belakang (pada vertebrata). Output motoris adalah
penghantaran sinyal dari pusat integrasi, yaitu SSP, ke sel-sel
efektor (effectorcells), sel-sel otot atau kelenjar yang
mengaktualisasikan respons tubuh terhadap stimulasi tersebut.
Sinyal tersebut dihantarkan oleh saraf (nerve), berkas mirip tali
yang berasal dari penjuluran neuron yang terbungkus dengan ketat
dalam jaringan ikat(Campbell, 2004: h. 201).Neuron mempunyai
struktur dan saluran yang bervariasi, namun memiliki struktur umum
yang sama, yaitu badan sel (soma) dan penjuluran sitoplasma yang
disebut neurit, terdiri dari akson dan dendrit (Halwatiah, 2009: h.
25).Komunikasi antara satu neuron dengan neuron lainnya atau dengan
otot dan kelenjar melalui proses transmisi sinaptik. Pada transmisi
sinptik terjadi sinaps (hubungan) dimana akson dari suatu neuron
sel presinaps akan berhubungan dengan dendrit, akson, atau badan
sel neuron postsinaps. Terdapat dua jenis transmisi sinaptik:
transmisi sinaptik elektrik dan transmisi sinaptik kimiawi
(Halwatiah, 2009: h. 29).Neuron bereaksi terhadap perubahan
lingkungan (rangsang) dengan mengubah perbedaan potensial listrik
yang timbul diantara permukaan dalam dan luar membran saraf. Sel
dengan sifat ini disebut peka rangsang. Neuron bereaksi dengan
cepat terhadap rangsang dan perubahan potensial listrik dapat
terbatas pada tempat yang menerima rangsang saja atau dapat
menyebar ke seluruh neuron melalui membrannya. Penjalaran ini
disebut impuls saraf, menghantarkan informasi ke neuron lain, otot,
dan kelenjar (Hala, 2007: h. 87).Suatu refleks adalah suatu respon
automatis yang sederhana terhadap suatu rangsangan yang hanya
melibatkan beberapa neuron yang semuanya dihubungkan dengan tingkat
umum yang sama dalam sistem saraf pusat. Refleks yang ada pada
waktu lahir dan lazim bagi manusia disebut refleks turunan. Refleks
lain yang dperoleh karena pengalaman disebut refleks bersyarat.
Sejumlah refleks melibatkan hubungan antara banyak interneuron
dalam sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang tidak hanya
berfungsi dalam menyalurkan impuls dari dan ke otak (Armadi,
2012).Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi
secara otomatis terhada rangsangan tanpa memerlukan kontrol dari
otak. Jadi dapat dikatakan gerak terjadi tanpa disadari terlebih
dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Dimana gerak refleks ini merupakan gerak yang dihasilkan oleh jalur
saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen
dari neuron sensorik interneuron dan neuron motorik, yang
mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks
yang paling sederhananya, memerlukan dua tipe sel saraf yaitu,
neuron sensorik dan neuron motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah
dibawah kesadaran dan kemauan seseorang (Pratama, 2012).
Dec29
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Gerak Refleks Pada
Manusia
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Tubuh manusia memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan
mahluk lainnya. Hal ini menjadi jawaban mengapa manusia memiliki
gerakan gerakan yang tanpa sadar atau diluar keseharian kita. Otak
yang dalam hal ini merupakan pusat dari sistem koordinasi terkadang
bisa diahlifungsikan kepada organ lainnya. Pengalihan fungsi ini
bisa terjadi jika adanya suatu gerakan yang diluar kesadaran
manusia.
Acap kali seseorang ketika sesuatu benda yang terbang akan
mengenai matanya, seseorang tersebut langsung menutup matanya
dengan tidak sadar dan dilangsungkan secara cepat. Sehingga tidak
sedikit, kemampuan gerakan ini mengantisipasi kebutaan atau
kerusakan pada mata.Kemampuan ini hampir dimiliki oleh seseorang,
hanya perbedaannya terletak pada sensitivitasnya terhadap
rangsangan tersebut.Semakin tinggi sensivitas terhadap sesuatu maka
semakin tinggi pula gerakan yang timbul untuk meresponi itu.
Kemampuan untuk melakukan gerakan gerakan yang secara tidak sadar
bisa dilakukan, secara ilmiah rangsangan yang diterima, tidak
diteruskan ke otak melainkan akan diteruskan ke sum sum tulang
belakang, sehingga di sum sum tulang belakang yang akan memberikan
sinyal kepada otot agar bisa bergerak lebih cepat dan secara tidak
sadar untuk meresponi rangsangan yang diterima.
Gerakan yang biasanya diproses di sum sum tulang belakang dan
digolongkan kepada gerakan tidak sadar sering disebut sebagai
gerakan Refleks.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah :1. Agar
mahasiswa memahami tentang pengertian gerak refleks2. Agar
mahasiswa memahami tentang mekanisme terjadinya gerak refleks
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing
mempunyai fungsi tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja
sama dengan baik, diperlukan adanya koordinasi (pengaturan). Pada
manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh sistem
saraf, sistem indra, dan sistem hormon. Dalam bab ini hanya akan
dibahas tentang sistem saraf .Sistem saraf sangat berperan dalam
iritabilitas tubuh. Iritabilitas adalah kemampuan menanggapi
rangsangan. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang
harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:a. Reseptor, adalah alat
penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak
sebagai reseptor adalah organ indera.b. Konduktor (Penghantar
impuls), dilakukan oleh sistem saraf itu sendiri. Sistem saraf
terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron.c. Efektor, adalah
bagian tubuh yang menanggapi rangsangan. Efektor yang paling
penting pada manusia adalah otot dan kelenjar (hormon). Otot
menanggapi rangsang yang berupa gerakan tubuh, sedangkan hormon
menaggapi rangsang dengan meningkatkan/menurunkan aktivitas organ
tubuh tertentu. Misalnya : mempercepat/memperlambat denyut jantung,
melebarkan/menyempitkan pembuluh darah dan lain sebagainya.(Kimbal,
1994)
Indera adalah suatu reseptor atau alat tubuh yang mampu menerima
rangsangan.Manusia mempunyai lima macam indera,yaitu indera
penglihatan (mata), indera pendengaran (telinga), indera peraba
(kulit), indera pengecap (lidah), dan indera pembau (hidung).Fungsi
alat indera adalah menerima rangsangan.Indera merupakan organ yang
mempunyai reseptor khusus untuk menerima rangsangan.Alat Indera
bertugas mengenal lingkungan dan memberi respons terhadap segala
rangsangan yang terjadi terhadap tubuh. Dengan adanya Indra, tubuh
mampu merespon lingkungan dan memproteksi diri dari berbagai
gangguan.Rangsangan adalah semua penyebab perubahan dalam tubuh
atau bagian tubuh. Berdasarkan asal sumbernya, rangsangan dibedakan
menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
A. Rangsangan dari luarRangsangan ini dapat berupa bau, rasa
asin, manis, pahit, sentuhan cahaya, kelembapan, suhu, tekanan dan
sebagainya.
B. Rangsangan dari dalamRangsangan ini dapat beruparasa nyeri,
lapar, haus, kelelahan,kenyang, dan sebagainya.(Brotowidjoyo,
1989)
Berbeda dengan tumbuhan, hewan mempunyai daya gerak, cepat
tanggap terhadap rangsang eksternal, tumbuh mencapai besar
tertentu, memerlukan makanan dalam bentuk kompleks dan jaringan
tubuhnya lunak. Setiap individu, baik pada hewan yang uniseluler
maupun pada hewan yang multiseluler, merupakan suatu unit. Hewan
itu berorganisasi, berarti setiap bagian dari tubuhnya merupakan
subordinate dari individu sebagai keseluruhan, baik sebagai bagian
satu sel maupun seluruh sel.Suatu organisme hidup baik yang
uniseluler maupun yang multiseluler, dapat berada sebagai individu
terpisah maupun sebagai suatu agregat/kumpulan yang bebas satu sama
lain(koloni). Sebuah koloni hewan mungkin terdiri dari hewan
uniseluler atau hewan multiseluler, namun hewan multiseluler bukan
sebuah koloni hewan uniseluler. Walaupun demikian, ada juga sebuah
koloni hewan multiseluler yang karena aktivitas hidupnya
bermanifestasikan suatu kesatuan, maka koloni itu dianggap sebagai
suatu organisme.Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang
mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi.
Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan,
mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan
tadi. Setiap rangsangan-rangsanga yang kita terima melalui indera
kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan
tersebut ke organ yang bersangkutan. Setiap aktivitas yang terjadi
di dalam tubuh, baik yang sederhana maupun yang kompleks merupakan
hasil koordinasi yang rumit dan sistematis dari beberapa sistem
dalam tubuh.Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf
beserta indera dan sistem endokrin(hormon). Sistem saraf merupakan
sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf ini tidak dimiliki
oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda,
semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem
sarafnya.(Syamsuri, I. 2004)
Rangsangan yang mengenai tubuh akan diterima oleh reseptor yang
terdapat pada alat tubuh yang disebut indera. Kadangkala rangsangan
langsung diterima oleh sel atau jaringan.1. Reseptor terbagi
menjadi tiga macam, yaitu:Reseptor Luar (Eksteroseptor) adalah
reseptor yang mampu menerima Rangsangan dari luar.2. Reseptor Dalam
(Interoseptor) adalah reseptor yang mampu menerima rangsangan dari
dalam.3. Proproreseptor adalah reseptor yang terdapat di dalam
otot.Indra terdiri atas alat untuk menerima rangsangan dan urat
saraf yang membawa dan memberitahukan rangsangan tersebut ke pusat
saraf.Indra hanya dapat bekerja dengan sempurna apabila:a. tidak
ada gangguan pada alat penerima rangsangan
b. tidak ada gangguan pada urat saraf penghubung indra dengan
pusat sarafc. tidak ada gangguan pada pusat saraf di otak(Campbell,
Reece & Mitchell, 2002)
BAB III. ISI
Jaringan saraf merupakan jaringan komunikasi yang terdiri dari
jaringan sel-sel khusus dan dibedakan menjadi dua,sel Neuron dan
sel Neoroglia.Sel neuron adalah sel saraf yang merupakan suatu unit
dasar dari sistem saraf. Sel ini bertugas melanjutkan informasi
dari organ penerima rangsangan kepusat susunan saraf dan
sebaliknya.Sel nouron terdiri atas tiga bagian 1) Badan sel yang
mengandung nukleus dan nukleolus serta berwarna kelabu, 2) Dendrit
merupakan lanjutan plasma yang berfungsi menyampaikan impuls saraf
(informasi) menuju ke badan sel dan 2) akson, berfungsi meneruskan
informasi dari badan sel ke sel lain.Berdasarkan fungsinya, sel
neuron dapat dibedakan menjadi 4 Bagian:1. Neuron sensorik (nouron
aferen) yaitu sel saraf yang bertugas menyampaikan rangsangan dari
reseptor ke pusat susunan saraf. Neuron memiliki dendrit yang
berhubungan dengan reseptor (penerima rangsangan) dan neurit yang
berhubungan dengan sel saraf lainnya.2. Neuron Motorik
(nouronaferen), yaitu sel saraf yang berfungsi untuk menyampaikan
impuls motorik dari susunan saraf pusat ke saraf efektor. Dendrit
menerima impuls dari akson neoron lain sedangkan aksonnya
berhubungan dengan efektor.3. Neuron konektor adalah sel saraf yang
bertugas menghubungkan antara neuron yang satu dengan yang
lainnya.4. Neuron ajustor, yaitu sel saraf yang bertugas
menghubungkan neuron sensorik dan neuron motorik yang terdapat di
dalam sumsum tulang belakang atau di otak.Gerak refleks ialah
gerakan pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri refleks adalah
respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak disadari.
Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak
refleks.Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk
menjelaskan penghantar impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya
terjadi secara sadar, namun ada pula garak yang terjadi tanpa di
sadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan
panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensoris di bawah ke otak
untuk selanjutnya diolah oleh otak kemudian hasil olahan oleh otak
berupa tanggapan, di bawah oleh saraf motor sebagai perintah yang
harus dilaksanakan oleh efektor.Gerak refleks berjalan sangat cepat
dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa
memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat di katakan gerakan terjadi
tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu.
Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.Unit
dasar setiap kegiatan refleks terpadu adalah lengkung refleks.
Lengkung refleks ini terdiri dari alat indra, serat saraf aferen
satu atau lebih sinaps yang terdapat di susunan saraf pusat atau di
ganglion simpatios saraf eferent dan efektor.Kegiatan pada lengkung
refleks di mulai pada reseptor sensorik sebagai potensial reseptor
yang besarnya sebanding dengan kuat rangsangan. Lengkung refleks
paling sederhana adlah lengkung refleks yang mempunyai satu sinaps
antara neuron aferent dan eferent. Lengkung refleks semacam ini
dinamakan monosinaptik dan refleks yang terjadi di sebut refleks
monosinaptik.
Neuron konektor merupakan penghubung antara neuron sensorik dan
neuron motorik. Jika neuron konektor berada di otak,maka refleksnya
disebut refleks otak. Jika terletak di susmsum tulang belakang,
maka refleksnya disebut refleks tulang belakang.Gerakan pupil mata
yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan cahaya
merupakan contoh refleks otak. Sedangkan gerak lutut yang tidak
disengaja merupakan gerak sumsum tulang belakang.Jaringan saraf
terdiri dari 3 komponen yang mempunyai struktur dan fungsi yang
berbeda, yaitu sel saraf (neuron) yang mampu menghantarkan impuls,
sel schwann yang merupakan pembungkus kebanyakan akson dari sistem
saraf perifir dan selpenyokong (neuroglia) yang merupakan sel yang
terdapat diantaraneuron dari sistem safaf pusat. Oleh karena itu
saraf dari sistem saraf perifiritu di bangun oleh neuron dan sel
schwann, sedangkan traktus yang terdapat diotak dan susmsum tulang
belakang dibentuk oleh neuron dan neuroglia.Untuk mengetahui
perubahan-perubahan listrik didalam saraf, perlu diketahui dulu
sifat-sifatakson. Akson dari kebanyakan hewan mamalia umumnya
relatif kecil, untuk itu didalam percobaan digunakan akson raksasa
yang terdapat pada hewan invertebrat seperti cumi-cumi dan
lain-lain.Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan , diperlukan satu
mikroelektroda yang dapat ditusukkan kedalam akson tanpa
menimbulkan kerusakan pada kason tersebut.
Berbagai bangunan yang dapat ditemukan dalam sistem saraf hewan
yaitu otak, serabut saraf,plektus, dan ganglia. Serabut saraf yaitu
kumpulan akson dari sejumlah sel saraf baik sejenis maupun tidak
sejenis. Contoh serabut yang sejenis adalah serabut eferen, serabut
campuran contohnya adalah campuran antara sejumlah akson dari sel
saraf motorik dan sensorik.Apabila rangsangan dengan kekuatan
tertentu diberikan kepada membran sel saraf, membran akan mengalami
perubahan elektrokimia dan perubahan fisiologis. Perubahan tersebut
berkaitan dengan adanya perubahan permeabilitas membran yang
menyebabkan terjadinya permiabel tehadap Na+ dan sangat kurang
permiabel terhadap K+.Depolarisasi yang timbul hanya paba bagian
yang dirangsang dinamakan depolarisasi lokal. Pada bagian tersebut
terbentuk arus lokal. Apabila rangsangan yang diberi cukup kuat,
arus lokal yang timbul pada membran yang terdepolarisasi akan
merangsang membran disebelahnya yang masih dalam keadaan istirahat,
sehingga sebagian membran tersebut akan ikut terdepolarisasi.
Peristiwa ini menunjukkan penjalaran impuls.Depolarisasi adalah
nilai potensial aksi yang terjadi akibat adanya rangsangan.Bagian
otak depan terakhir adalah telensefalon, telah mengalami perubahan
sangat besar selama evolusi vertebrata. Pada ikan dan amphibi,
telensefalon lebih dari sekedar suatu penciuman, tapi dapat juga
menerima input dari bulbus olfaktori.Suatu refleks adalah setiap
respon yang terjadi secara otomatis tanpa disadari. Terdapat dua
macam refleks:1. Refleks sederhana atau refleks dasar, yang menyatu
tanpa dipelajari, misalnya refleks menutup mata bila ada benda yang
menuju ke mata.2. Refleks yang dipelajari, atau refleks kondisiskan
yang dihasilakan dengan belajar.
Rangkaian jalus saraf yang terlibat dalam aktifitas refleks
disebut lengkung refleks, yang terdiri atas lima komponen dasar:
(1) reseptor (2)saraf eferen (3) pusat pengintegrasi (4) saraf
eferen (5) efektor.
Reseptor merupakan impuls yang merupakan perubahan fisik atau
kimia di lingkungan reseptor. Dalam merespon stimulus, reseptor
menghasilkan potensial aksi yang akan diteruskan oleh saraf eferen
ke pusat pengintegrasi refleks dasar, sedangkan otak lebih tinggi
memproses semua informasi dan meneruskannya melalui saraf eferen ke
efektor (otot atau kelenjar) yang melaksanakan respon yang
diinginkan.Apabila katak diberikan rangsangan berupa cubitan, maka
secara refleks katak akan bergerak )Bila cubitan frekuensi kecil0
dan akan kejang (bila cubitan dalam frekuensi keras)
A. Klasifikasi Gerak Refleks
Refleks adalah mekanisme reaksi terhadap rangsangan di bawah
sadar. Perilaku naluriah dari hewan yang lebih rendah dikuasai
sebagai besar oleh refleks pada manusia perilaku lebih banyak
merupakan suatu masalah dari persyaratan dan refleks bekerja
sebagai mekanisme pertahanan dasar, namun refleks-refleks ini
sangat penting artinya di dalam mendiagnosis dan melokalisasi lesi
neurologi.Refleks-refleks yang penting bagi neurologi klinis dapat
di bagi menjadi 4 kelompok, yaitu:1. refleks superfisial (kulit dan
lendir),2. refleks tendon dalam (miotatik),3. refleks viseral
(organik),4. refleks patologik (abnormal)
Refleks juga dapat di klasifikasikan menurut tingkat dari
refresentasi sentralnya yaitiu sabagai refleks spinal, bulbar
(refleks postural dan penegakan), otak tangah atau cerebellum.
B. Lengkung Refleks
Lengkung refleks sederhana, melibatkan sejumlah struktur
reseptor yaitu organ indera yang khusus bagian akhir kulit atau
fusus neuromuskularis yang perangsangannya memprakarsai suatu
impuls neoron aferent yang mentransmisi impuls melalui suatu saraf
perifer ke susunan saraf pusat, tempat di mana saraf bersinaps
dengan suatu neuron interkalasi, satu atau lebih neuron interkalasi
menyampaikan impuls ke saraf eferent.Neoron eferent berjalan keluar
dalam saraf dan menyampaikan impuls ke suatu efektor. Dan efektor
yaitu otot ( otot polos, lurik, atau otot jantung ) atau kelenjar
yang memberikan respon.Sementara kesatuan anatomik susunan saraf
adalah neuron, maka kesatuan fungsionalnya adalah lingkungan
refleks ini merupakan dasar anatomik untuk kegiatan kegiatan
refleks diluar pengendalian kemauan kita, ini berarti reaksi reaksi
yang lebih kurang bersifat otomotik dan tidak berubah-ubah yang
tidak melibatkan pusat-pusat fungsional susunan saraf pusat yang
lebih tinggi.
C. Komponen Lengkung Refleks
Komponen-komponen utama suatu lengkungan refleks yang paling
sederhana terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut :1. Suatu
reseptor, yang peka terhadap suatu macam rangsangan.2. Suatu neuron
aferen (sensorik) yang dapat menghantarkan impuls menuju ke susunan
saraf pusat (medula spinalis atau batang otak), dan mengadakar
synapsis.3. Suatu neuron eferen (motorik) yang dapat mengantarkan
impils-impuls ke perifer.4. Suatu alat efektor, yang merupekan
tempat terjadinya reaksi, dan yang dapat diwakili oleh suatu serat
otot atau sel kelenjar.
Di dalam suatu lengkungan refleks sederhana seperti tersebut
diatas, suatu rangsangan yang mengenai reseptor akan dapat
menimbulkan suatu impuls saraf yang pada akhirnya dapat diantarkan
ke alat efektor, yaitu serat otot atau kelenjar, dan menimbulkan
reaksi dalam bentuk kontraksi atau sekresi.Akan tetapi, sebenarnya
banyak kegiatan-kegiatan refleks yang dapat terjadi pada orang
hidup mempunyai dasar anatomik yang jauh lebih rumit.Pada lengkung
refleks ada yang disebut monosinaps dan polisinaps, jumlah sinaps
dalam lengkungan bervariasi dari 2 sampai beratus-ratus. Pada kedua
jenis lengkung refleks ini, tetapi terutama pada lengkung refleks
polisinaps, aktivitasdi ubah oleh fasilitasi spesial dan temporal
oklusi efek subliminimal dan efek lainnya.Refleks monosinaps:
refleks regang. Apabila otot kerangka dengan saraf yang utuh
diregangkan otot akan berkontraksi. Jawaban ini di namakan refleks
regang. Rangsangan yang membangkitkan refleks ini adalah regangan
otot, dan jawabannya adalah kontraksi otot yang di regangkan
tersebut.Organ sensoriknya adalah kumparan otot. Impuls yang
berasal kumparan di hantarkan ke SSP oleh serabut-serabut sensorik
yang cepat dan langsung melintas ke neuron-neuron motorik yang
menyerafi otot yang sama. Refleks regang adalah satu-satunya
refleks monosinaps dalam tubuh.Contoh-contoh dari dalam klinik,
ketokan pada urat patela menimbulkan sentakan lutut, yaitu suatu
refleks regang dari m.quadriceps femoris sebab ketokan pada urat
meregangkan otot tersebut.Gerak refleks berjalan sangat ceapt dan
tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa
memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan dapat
terjadi tanpa di pengaruhi kehendak atau tanpa di sadari terlebih
dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau
batuk.Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan
pintas, yaitu di mulai dari reseptor penerima rangsangan, kemudian
di teruskan oleh penerima rangsangan, kemudian di teruskan oleh
saraf sensorik ke pusat saraf, di terima oleh sel saraf penghubung
(asosiasi) tanpa diolah didalam otak langsung dikirim tanggapan ke
saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau
kelenjar.Penghantar impuls baik yang berupa rangsangan ataupun
tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya
perbedaan patensial listrik antara bagian luar bagian dalam sel.
Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian
dalam sel saraf. Penghantar impuls melalui sinapsis, titik temu
antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain
dinamakan sinapsis.Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat
struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter yang di
sebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan
sinapsis disebut neuron pra-sinapsis.
D. Beberapa Metode Pemeriksaan Refleks
1. Refleks kornea Kapas yang telah di sediakan, di gulung
menjadi bentuk selinder halus. Orang coba menggerakan bola mata ke
lateral yaitu dengan melihat ke salah sisi tanpa menggerakan
kepala. Sentuhlah dengan hatai-hati sisi kontralateral kornea
dengan kapas. Respon yang terjadi berupa kedipan mata secara
cepat.2. Refleks cahayaCahaya senter yang dijatuhkan pada pupil
salah satu mata orang coba. Respon yang terjadi berupa konstriksi
pupil homolateral dan kontra lateral.3. Refleks periost
radialisLengan orang coba setengah ditleksikan pada sendi siku dan
tangan sedikit dipronasikan. Ketuk periosteum pada ujung distal os
radii. Respon yang terjadi pada orang coba berupa fleksi lengan
bawah pada siku dan supinasi tangan.Pada percobaan ini terlihat
adanya refleks yang terjadi pada orang coba.4. Refleks periost
ulnarisLengan bawah setengah difleksikan pada sendi siku dan tangan
antara pronasi dan supinasi. Ketuk pada periost prosessus
stiloideus. Respon yang terjadi yaitu berupa pronasi tangan.Pada
orang coba pada saat praktikum terlihat adanya refleks tersebut.5.
Knee Pess Refleks (KPR)Pada percobaan ini orang coba duduk pada
tempat yang agak tinggi sehingga kedua tungkai akan tergantung
bebas atau oarang coba berbaring terlentang dengan fleksi tungkai
pada sendi lutut. Ketuk tendo patella dengan hammer sehingga
terjadi ekstensi tungkai disertai kontraksi otot kuadriseps.6.
Achilles pess reflexTungkai orang coba difleksikan pada sendi lutut
dan kaki didorsofleksikan, ketuk tendo achilles, sehingga terjadi
plantar fleksi dari kaki dan kontaraksi gastroknemius.
7. Refleks bisepsLengan orang coba setenganh di fleksikan pada
sendi siku. Ketuk pada tendo otot biseps akan menyebabkan fleksi
lengan pada siku dan tampak kontraksi otot biseps.8. Refleks
trisepsLengan bawah difleksikan pada sendi siku dan sedikit
dipronasikan. Ketukan pada tendo otot triseps 5 cm di atas siku,
ini akan menyebabkan ekstensi lengan dan kontarksi otot triseps.9.
Withdrwal RefleksLengan orang coba diletakkan di atas meja dalam
keadaan ekstensi. Tunggu pada saat orang coba tidak melihat
saudara, tusuklah dengan hati-hati dan cepat kulit lengan dengan
jarum sntik steril, sehalus mungkin agar tidak melukai orang coba.
Respon yang terjadi berupa fleksi lengan tersebut menjauhi
stimulus.
BAB IV. KESIMPULAN
1. Refleks adalah mekanisme reaksi terhadap rangsangan di bawah
sadar. Perilaku naluriah dari hewan yang lebih rendah dikuasai
sebagai besar oleh refleks pada manusia perilaku lebih banyak
merupakan suatu masalah dari persyaratan dan refleks bekerja
sebagai mekanisme pertahanan dasar, namun refleks-refleks ini
sangat penting artinya di dalam mendiagnosis dan melokalisasi lesi
neurologi.2. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan
terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan
kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa
dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh
gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.3. Pada gerak
refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu
dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh
saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung
(asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke
saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar.
Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat
dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada
di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil
bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf
penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks
pada lutut.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo, M. 1989. Zoologi Dasar. Penerbit Erlangga:
JakartaIdel,Antoni.2000.Biologi Dalam Kehidupan
Sehari-hari.Gitamedia Press:JakartaIsnaeni,wiwi.2006.Fisiologi
Hewan.Kanisius:YogyakartaJunqueira,carlos.L.Histologi Dasar.
ECG:JakartaKimball, John W,1994. Biologi Edisi Kelima. Erlangga.
Jakarta.Sherwood L. 2010. Human Physiology : The Central Nervous
System, 7th Ed. Canada : Brooks/Cole Cengange LearningSilverthorn.
2010. Human Physiology : Homeostatis and Control, 5th Ed. San
Fransisco : PearsonSoewolo,dkk.1994.Fisiologi Hewan. UT :
JakartaSyamsuri, I. 2004. Biologi. Penerbit Erlangga:
JakartaWulangi. S kartolo. Prinsip-prinsip fisiologi Hewan.
DepDikBud : Bandung
BAB IPENDAHULUAN
I.1. Latar BelakangReflek sadalah reespon yang tidak berubah
terhadap perangsangan yang terjadi di luar kehendak, atau dengan
kata lain refleks adalah respon yang terjadi secara otomatis tanpa
usaha sadar.Rangsangan ini merupakan reaksi organisme terhadap
perubahan lingkungan baik di dalam maupun di luar organisme yang
melibatkan sistem saraf pusat dalam memberikan jembatan (respons)
terhadap rangsangan. Ada dua jenis refleks, yaitu refleks sederhana
atau refleks dasar, yaitu refleks built-in yang tidak perlu
dipelajari, misalnya mengedipkan mata jika ada benda asing yang
masuk; dan refleks didapat atau refleks terkondisi, yang terjadi
ketika belajar dan berlatih, misalnya seorang pianis yang menekan
tuts tertentu sewaktu melihat suatu di kertas partitur. Jalur jalur
saraf saraf yang berperan dalam pelaksanaan aktivitas refleks
dikenal sebagai lengkung refleks.Lekung refleks ini terdiri dari
alat indra, serta saraf aferen satu atau lebih sinapas yang
terdapat disusunan saraf pusat atau diganglion simpatis, saraf
everon dan efektor.Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung
pada pengolahan neuron yang tersendiri, terorganisasi, dan
kompleks.Banyak pola neuron penunjang kehidupan, seperti pola yang
mengontrol pernapasan dan sirkulasi, serupa pada semua
individu.Reseptor adalah suatu struktur khusus yang peka terhadap
suatu bentuk energi tertentu dan dapat mengubah bentuk energi
menjadi aksi-aksi potensial listrik atau impuls-impuls
saraf.Refleks dapat berupa peningkatan maupun penurunan kegiatan,
misalnya kontraksi atau relaksasi otot, kontraksi atau dilatasi
pembuluh darah.Dengan adanya kegiatan refleks, tubuh mampu
mengadakan reaksi yang cepat terhadap berbagai perubahan diluar
maupun di dalam tubuh disertai adaptasi terhadap perubahan
tersebut.Dengan demikian seberapa besar peran system saraf pusat
dapat mengatur kehidupan organisme.Refleks sangat penting untuk
pemeriksaan keadaan fisis secara umum, fungsi nervus, dan
koordinasi tubuh.Dari refleks atau respon yang diberikan oleh
anggota tubuh ketika sesuatu mengenainya dapat diketahui normal
tidaknya fungsi dalam tubuh. Oleh karena itu, pelaksanaan praktikum
ini sangat penting agar diketahui bagaimana cara memeriksa refleks
fisiologis yang ada pada manusia.I.2. Tujuan Praktikum1.
Mempelajari cara-cara pemeriksaan refleks-refleks yang fisiologis
pada manusia.2. Melihat ada tidaknya gangguan konduksi impuls pada
system saraf.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak
yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks.Untuk terjadi gerak
refleks, maka dibutuhkan struktur sebagai berikut : organ sensorik
(yang menerima impuls), serabut saraf sensorik (yang menghantarkan
impuls), sumsum tulang belakang (serabut-serabut saraf penghubung
menghantarkan impuls), sel saraf motorik (menerima dan mengalihkan
impuls), dan organ motorik (yang melaksanakan gerakan). Gerak
refleks merupakan bagian dari mekanika pertahanan tubuh yang
terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar, misalnya menutup mata
pada saat terkena debu, menarik kembali tangan dari benda panas
menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja. Gerak refleks dapat
dihambat oleh kemauan sadar ; misalnya, bukan saja tidak menarik
tangan dari benda panas, bahkan dengan sengaja menyentuh permukaan
panas. (Evelyn Pearce, 2009 : 292)Mekanisme gerak refleks merupakan
suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba diluar kesadaran kita.
Refleks fleksor, penarikan kembali tangan secara refleks dari
rangsangan yang berbahaya merupakan suatu reaksi perlindungan.
Refleks ekstensor (polisinaps) rangsangan dari reseptor perifer
yang mulai dari refleksi pada anggota badan dan juga berkaitan
dengan ekstensi anggota badan. Gerakan refleks merupakan bagian
dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari
gerak sadar misalnya menutup mata pada saat terkena debuUntuk
terjadinya gerakan refleks maka dibutuhkan struktur sebagai
berikut, organ sensorik yang menerima impuls misalnya kulit.
Serabut saraf sensorik yang menghantarkan impuls tersebut menuju
sel-sel ganglion radiks posterior dan selanjutnya serabut sel-sel
akan melanjutkan impuls danmenghantarkan impuls-impils menuju
substansi pada kornu posterior medula spinalis. Sel saraf motorik
menerka impuls dan menghantarkan impuls-impuls melalui serabut
motorik.Kegiatan sistem saraf pusat ditampilkan dalam bentuk
kegiatan refleks.Dengan kegiatan refleks dimungkinkan terjadi
hubungan kerja yang baik dan tepat antara berbagai organ yang
terdapat dalam tubuh manusia dan hubungan dengan
sekelilingnya.Refleks adalah respon yang tidak berubah terhadap
perangsangan yang terjadi diluar kehendak.Rangsangan ini merupakan
reaksi organisme terhadap perubahan lingkungan baik didalam maupun
diluar organisme yang melibatkan sistem saraf pusat dalam maupun
memberikan jembatan (respons) terdapat rangsangan. Refleks dapat
berupa peningkatan maupun penurunan kegiatan, misalnya kontraksi
atau relaksasi otot, kontraksi atau dilatasi pembuluh darah. Dengan
adanya kegiatan refleks, tubuh mampu mengadakan reaksi yang cepat
terhadap berbagai perubahan diluar maupun didalam tubuh disertai
adaptasi terhadap perubahan tersebut.Dengan demikian seberapa besar
peran sistem saraf pusat dapat mengukur kehidupan organisme.Proses
yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu disebut lengkung
refleks. Komponen-komponen yang dilalui refleks :1. Reseptor
rangsangan sensorik yang peka terhadap suatu rangsangan misalnya
kulit2. Neuron aferen (sensoris) yang dapat menghantarkan impuls
menuju kesusunan saraf pusat (medula spinalis-batang otak)3. Pusat
saraf (pusat sinaps) tempat integrasi masuknya sensorik dan
dianalisis kembali ke neuron eferen4. Neuron eferen (motorik)
menghantarkan impuls ke perifer5. Alat efektor merupakan tempat
terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu serat otot atau
kelenjarWalaupun otak dan sum-sum tulang belakang mempunyai materi
sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak
dibagian luar atau kulitnya dan dibagian putih terletak ditengah.
Pada sum-sum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu
berbentuk kupu-kupu,sedangkan pada bagian-bagian korteks juga dapat
berupa materi putih.(Syaifuddin,2006 : 214).Unit dasar setiap
kegiatan reflex terpadu adalah lengkung reflex. Lengkung reflex ini
terdiri dari alat indra, serat saraf aferen, satu atau lebih sinaps
yang terdapat di susunan saraf pusat atau di ganglion simpatis,
serat saraf eferen, dan efektor. Serat neuron aferen masuk susunan
saraf pusat melalui radiks dorsalis medulla spinalis atau melalui
nervus kranialis, sedangkan badan selnya akan terdapat di
ganglion-ganglion homolog nervi kranialis atau melalui nervus
cranial yang sesuai. Kenyataan radiks dorsalis medulla spinalis
bersifat sensorik dan radiks ventralis bersifat motorik dikenal
sebagai hokum Bell- Magendie.Kegiatan pada lengkung reflex dimulai
di reseptor sensorik, sebagai potensial reseptor yang besarnya
sebanding dengan kuat rangsang. Potensial reseptor ini akan
membangkitkan potensial aksi yang bersifat gagal atau tuntas, di
saraf aferen. Frekuensi potensial aksi yang terbentuk akan
sebanding dengan besarnya potensial generator. Di system saraf
pusat (SSP), terjadi lagi respons yang besarnya sebanding dengan
kuat rangsang, berupa potensial eksitasi pascasinaps (Excitatory
Postsynaptic Potential=EPSP) dan potesial inhibisi postsinaps
(Inhibitory Postsynaptic Potential=IPSP) di hubungan-hubungan saraf
(sinaps). Respon yang timbul di serat eferen juga berupa repons
yang bersifat gagal atau tuntas.Bila potensial aksi ini sampai di
efektor, terjadi lagi respons yang besarnya sebanding dengan kuat
rangsang. Bila efektornya berupa otot polos, akan terjadi sumasi
respons sehingga dapat mencetuskan potensial aksi di otot polos.
Akan tetapi, di efektor yang berupa otot rangka, respons bertahap
tersebut selalu cukup besar untuk mencetuskan potensial aksi yang
mampu menghasilkan kontraksi otot. Perlu ditekankan bahwa hubungan
antara neuron aferen dan eferen biasanya terdapat di system saraf
pusat, dan kegiatan di lengkung reflex ini dapat dimodifikasi oleh
berbagai masukan dari neuron lain yang juga bersinaps pada neuron
eferen tersebut.Lengkung reflex. Paling sederhana adalah lengkung
reflex yang mempunyai satu sinaps anatara neuron aferen dan eferen.
Lengkung reflex semacam itu dinamakan monosinaptik, dan reflex yang
terjadi disebut reflex monosinaptik. Lengkung reflex yang mempunyai
lebih dari satu interneuron antara neuron afern dan eferen
dinamakan polisanptik, dan jumlah sinapsnya antara 2 sampai
beberapa ratus. Pada kedua jenis lengkung reflex, terutama pada
lengkung reflex polisinaptik. Kegiatan refleksnya dapat
dimodifikasi oleh adanya fasilitas spasial dan temporal, oklusi,
efek penggiatan bawah ambang (subliminal fringe), dan oleh berbagai
efek lain. (Laurale Sherwood, 2006)Neuron aferen secara langsung
bersinaps dengan neuron motorik alfa yang mempersarafi serat-serat
ekstrafusal otot yang sama, sehingga terjadi kontraksi otot itu.
Refleks regang (stretch reflex) ini berfungsi sebagai mekanisme
umpan balik negative untuk menahan setiap perubahan pasif panjang
otot, sehingga panjang optimal dapat dipertahankan.Contoh klasik
reflex regang adalah reflex tendon patella atau knee-jerk reflex.
Otot- otot ekstenson lutut adalah kuadriseps femoris, yang
membentuk anterior paha dan melekat ke tibia (tulang kering) tepat
di bawah lutut melalui tendon patella. Reflex regang yang terjadi
menimbulkan kontraksi otot ekstensor ini, sehingga lutut mengalami
ekstensi dan mengangkat tungkai bawah dengan cara yang khas. Reflex
patella yang normal mengindikasikan dokter bahwa sejumlah komponen
saraf dan otot-gelendong otot, masukan aferen, neuron motorik,
keluaran eferen taut neuromuskulus, dan otot itu sendiri-berfungsi
normal. Reflex ini juga mengindikasikan adanya keseimbangan antara
masukan eksitorik dan inhibitorik ke neuron motorik dari
pusat-pusat yang lebih tinggi di otak.Tujuan utama reflex regang
adalah menahan kecenderungan peregangan pasif otot-otot ekstensor
yang ditimbulkan oleh gaya gravitasi ketika seseorang berdiri
tegak. (William F. Ganong, 2008)Stretch dinamis dan statis Stretch
Reflex. Itu refleks regangan dapat dibagi menjadi dua komponen:
refleks peregangan dinamis dan reflex regangan statis. Dinamis
adalah menimbulkan refleks regangan oleh menimbulkan sinyal dinamis
ditularkan dari indra utama akhiran dari spindle otot, yang
disebabkan oleh peregangan cepat atau unstretch. Artinya, ketika
tiba-tiba otot diregangkan atau teregang, sinyal kuat ditularkan ke
sumsum tulang belakang; ini seketika kuat menyebabkan refleks
kontraksi (atau penurunan kontraksi) dari otot yang sama dari
sinyal yang berasal. Jadi, fungsi refleks untuk menentang perubahan
mendadak pada otot panjang.Refleks regangan yang dinamis berakhir
dalam fraksi detik setelah otot telah menggeliat (atau awalnya)
untuk panjang baru, tetapi kemudian yang lebih lemah statis refleks
regangan terus untuk waktu yang lama setelahnya.Refleks ini
diperoleh oleh statis terus-menerus sinyal reseptor ditularkan oleh
kedua primer dan endings.The sekunder pentingnya peregangan statis
refleks adalah bahwa hal itu menyebabkan tingkat kontraksi otot
tetap cukup konstan, kecuali jika sistem saraf seseorang secara
spesifik kehendak sebaliknya.(Guyton dan Hall, 2006)Peregangan otoy
secara tiba-tiba merangsang muscule spindle dan sebaliknya ini
menyebabkan refleks kontraksi dari otot yang sama. Karena alasan
yang jelas, refleks yang sering disebut suatu refleks regang
mempunyai suatu konponen dinamik dan suatu komponen statik. Refleks
regang dinamik disebabkan oleh isyarat dinamik yang kuat dari
muscle spindle. Refleks regang static dibangkitkan oleh isyarat
kontinu reseptor static yang dihantarkan melalui ujung primer dan
sekunder muscle spindle. Refleks regang negatif, bila suatu otot
tiba-tiba diperpendek, terjadi efek yang berlawanan. Refleks ini
menentang pemendekan otot tersebut dengan cara yang sama seperti
refleks regang positif yang menentang pemanjangan otot. (Athur C.
Guyton, 2008 : 457)Refleks cahaya pada pupil adalah refleks yang
mengontrol diameter pupil, sebagai tanggapan terhadap intensitas
(pencahayaan) cahaya yang jatuh pada retina mata.Refleks kornea,
juga dikenal sebagai refleks berkedip, adalah tanpa sadar kelopak
mata berkedip dari yang diperoleh oleh stimulasi (seperti menyentuh
atau benda asing) dari kornea, atau cahaya terang, meskipun bisa
akibat dari rangsangan perifer.Harus membangkitkan rangsangan baik
secara langsung dan respons konsensual (tanggapan dari mata
sebaliknya). Refleks mengkonsumsi pesat sebesar 0,1 detik.
Pemeriksaan refleks kornea merupakan bagian dari beberapa
neurologis ujian, khususnya ketika mengevaluasi koma.Kerusakan pada
cabang oftalmik (V1) dari saraf kranial ke-5 hasil di absen refleks
kornea ketika mata terkena dirangsang.Refleks biseps tes refleks
yang mempelajari fungsi dari refleks C5 busur dan untuk mengurangi
refleks C6 derajat busur.Tes ini dilakukan dengan menggunakan
sebuah tendon palu untuk dengan cepat menekan tendon biceps brachii
saat melewati kubiti fosa.
SIFAT AKSI REFLEKS
A. TujuanAdapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mempelajari beberapa sifat berbagai refleks sederhana.B. Dasar
TeoriGerak refleks ialah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang.
Ciri refleks adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat
dan tidak disadari. Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan
terpendek gerak refleks. Neuron konektor merupakan penghubaung
antara neuron sensorik dan neuron motorik. Jika neuron konektor
berada di otak,maka refleksnya disebut refleks otak. Jika terletak
di susmsum tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks tulang
belakang. Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena
terkena rangsangan cahaya merupakan contoh refleks otak. Sedangkan
gerak lutut yang tidak disengaja merupakan gerak sumsum tulang
belakang (Idel, 2000 : 210-215).Gerak pada umumnya terjadi secara
sadar, namun ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak
refleks. Untuk terjadi gerak refleks, maka dibutuhkan struktur
sebagai berikut : organ sensorik (yang menerima impuls), serabut
saraf sensorik (yang menghantarkan impuls), sumsum tulang belakang
(serabut-serabut saraf penghubung menghantarkan impuls), sel saraf
motorik (menerima dan mengalihkan impuls), dan organ motorik (yang
melaksanakan gerakan). Gerak refleks merupakan bagian dari mekanika
pertahanan tubuh yang terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar,
misalnya menutup mata pada saat terkena debu, menarik kembali
tangan dari benda panas menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja
(Pearce, 2009 : 292).Menurut Soewolo (1997 : 241), terdapat dua
macam refleks :1. Refleks sederhana atau refleks dasar, yang
menyatu tanpa dipelajari, misalnya refleks menutup mata bila ada
benda yang menuju ke mata.2. Refleks yang dipelajari, atau refleks
kondisikan yang dihasilkan dengan belajar.Rangkaian jalus saraf
yang terlibat dalam aktifitas refleks disebut lengkung refleks,
yang terdiri atas lima komponen dasar : (1) reseptor (2) saraf
eferen (3) pusat pengintegrasi (4) saraf eferen (5) efektor.
Reseptor merupakan impuls yang merupakan perubahan fisik atau kimia
di lingkungan reseptor (Soewolo, 1997 : 241).Suatu refleks adalah
suatu respon automatis yang sederhana terhadap suatu rangsangan
yang hanya melibatkan beberapa neuron yang semuanya dihubungkan
dengan tingkat umum yang sama dalam sistem saraf pusat. Refleks
yang ada pada waktu lahir dan lazim bagi manusia disebut refleks
turunan. Refleks lain yang dperoleh karena pengalaman disebut
refleks bersyarat. Sejumlah refleks melibatkan hubungan antara
banyak interneuron dalam sumsum tulang belakang. Sumsum tulang
belakang tidak hanya berfungsi dalam menyalurkan impuls dari dan ke
otak (Armadi, 2012).Gerak refleks berjalan sangat cepat dan
tanggapan terjadi secara otomatis terhada rangsangan tanpa
memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerak terjadi
tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya
berkedip, bersin, atau batuk. Dimana gerak refleks ini merupakan
gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana
(Pratama, 2012).