BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan mempunyai berbagai kegiatan usaha seperti kegiatan utama atau operasional perusahaan dan kegiatan yang diluar operasionalnya. Perusahaan harus mengelola kegiatan tersebut dengan baik agar tidak menghambat kegiatan yang lain. Salah satu kegiatan operasional perusahaan adalah penjualan barang dan jasa, baik yang dilakukan secara tunai atau kredit yang sesuai dengan perjanjian. Perjanjian jual beli lahir dan mengikat setelah ada kata sepakat mengenai harga dan barang walaupun belum dilakukan penyerahan barang dan pembayaran harga. Jika dilakukan secara tunai maka perusahaan tersebut akan langsung menikmati keuntungannya tetapi jika dilakukan secara kredit maka perusahaan tersebut akan mempunyai piutang atau tagihan yang harus menggunakan manajemen yang baik secara efektif dan efisien agar piutang tersebut dapat ditagih sesuai dengan harapan. Pengelolaan piutang perusahaan harus dilakukan dengan baik karena piutang tersebut merupakan sumber pendapatan perusahaan yang tertunda dan merupakan hal yang sangat sensitive untuk dibicarakan karena sebagian besar dana perusahaan dialokasikan dalam bentuk piutang dan pengelolaan yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap perusahaan mempunyai berbagai kegiatan usaha seperti kegiatan utama
atau operasional perusahaan dan kegiatan yang diluar operasionalnya. Perusahaan
harus mengelola kegiatan tersebut dengan baik agar tidak menghambat kegiatan
yang lain. Salah satu kegiatan operasional perusahaan adalah penjualan barang
dan jasa, baik yang dilakukan secara tunai atau kredit yang sesuai dengan
perjanjian. Perjanjian jual beli lahir dan mengikat setelah ada kata sepakat
mengenai harga dan barang walaupun belum dilakukan penyerahan barang dan
pembayaran harga. Jika dilakukan secara tunai maka perusahaan tersebut akan
langsung menikmati keuntungannya tetapi jika dilakukan secara kredit maka
perusahaan tersebut akan mempunyai piutang atau tagihan yang harus
menggunakan manajemen yang baik secara efektif dan efisien agar piutang
tersebut dapat ditagih sesuai dengan harapan. Pengelolaan piutang perusahaan
harus dilakukan dengan baik karena piutang tersebut merupakan sumber
pendapatan perusahaan yang tertunda dan merupakan hal yang sangat sensitive
untuk dibicarakan karena sebagian besar dana perusahaan dialokasikan dalam
bentuk piutang dan pengelolaan yang baik dapat memberikan kesan yang positif
terhadap perusahaan dalam kualitas manajemennya.
Ketika terjadi kemacetan dalam penagihan Piutang dagang, perusahaan akan
mengalami kerugian yang besar karena terganggunya perputaran barang dan
perputaran keuangan. Dan apa yang harus dilakukan ketika penjual tersebut
sedang membutuhkan uang atau membutuhkan perputaran modal yang cepat
untuk perputaran selanjutnya. Salah satu solusinya adalah dengan menjual piutang
yang ada kepada pihak lain. Sehingga Bank, Lembaga keuangan non Bank, dan
perusahaan pembiayaan yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi
memberikan jasa anjak piutang yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan
penyelesaian utang-piutang dan membantu perusahaan dalam mengelola
penjualan secara kreditnya agar baik dan teratur. Kegiatan Anjak Piutang atau
Factoring tersebut juga diperkuat dengan berbagai macam peraturan seperti
Peraturan Menteri Keuangan dan Undang-Undang Perbankan karena adanya
hubungan hukum yang berubah yaitu orang lain yang membeli piutang tersebut
menggantikan kedudukan si penjual dimana ia berhak untuk menuntut
pembayaran dari si pembeli atau konsumen.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas terkait anjak piutang dan
permasalahannya, yaitu antara lain :
1. Apakah yang dimaksud dengan anjak piutang ?
2. Siapakah pihak yang terlibat dalam anjak piutang ?
3. Apasajakah jenis kegiatan dan mekanisme dalam anjak piutang ?
4. Apakah keuntungan dan kerugian yang di dapatkan dari adanya
pembiayaan anjak piutang?
5. Apa saja jasa-jasa dan biaya yang di berikan Lembaga Anjak
Piutang ?
6. Apakah permasalahan terkini dari anjak piutang?
7. Bagaimana solusi dari pemecahan masalah tersebut?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan paper ini yaitu
1. Untuk mengetahui, memahami, dan menambah wawasan mengenai
Lembaga Anjak Piutang.
2. Untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan anjak piutang.
3. Untuk mengetahui dan menambah wawasan mengenai jenis kegiatan dan
mekanisme dalam kegiatan anjak piutang.
4. Untuk mengetahui dan memahami secara lebih dalam mengenai kelebihan
dan kelemahan dalam kegiatan anjak piutang.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis jasa dan biaya yang diberikan oleh Lembaga
Anjak Piutang.
6. Untuk mengidentifikasi hambatan – hambatan perkembangan anjak
piutang (factoring) di Indonesia
7. Untuk mengenal dan mengetahui kasus atau permasalahan mengenai anjak
piutang dan mempelajari untuk penyelesainnya.
1.4 Kerangka Pemikiran
1.5 Manfaat Penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Anjak Piutang
Factoring dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi anjak piutang. Menurut
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember
1988,perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang
atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam
atau luar negeri.
Definisi diatas menjelaskan bahwa jasa yang diberikan dalam suatu kegiatan atas
anjak piutang adalah jasa pembiayaan dan jasa non pembiayaan atas piutang. Pada
kenyataannya kedua jenis ini tidak harus selalu ada dalam perjanjian anjak
piutang,perjanjian anjak piutang ada yang meliputi kedua jenis jasa tersebut dan
ada juga yang hanya meliputi salah satu jenis jasa diatas. Pada dasarnya pilihan
atas jenis jasa yang akan diberikan tergantung pada kesepakatan antar pihak factor
dan pihak klien.
Keputusan Menteri Keuangan tersebut diperbaharui dengan SK Menteri
Keuangan Nomor 448/KMK.017/2000 yang menyatakan bahwa Kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan atau pengurusan piutang
atau penagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam
atau luar negeri. Pernyataan ini dipertegas oleh SK Menteri Keuangan Nomor
172/ KMK.06/2002 yang menyatakan bahwa kegiatan anjak piutang dilakukan
dalam bentuk pengalihan dan pembelian serta pengurusan piutang atau tagihan
jangka pendek dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.
Pihak yang terkait dalam kegiatan anja k piutang meliputi:
Kasmir, S.E, M.M . 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT Raja
Grafindo Persada:Jakarta.
Kasmir, Dr. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Revisi 10.
Rajawali Pers:Jakarta.
Rahman, M. Rusydi. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Dosen UIN
Alauddin Makassar.
Anonim____.2009 diakses pada : http://www.indonesiaeximbank.go.id/financial-services/financing/islamic-banking/anjak-piutang-syariah.
CONTOH STUDI KASUSE. Permasalahan dan Pembahasan Dalam Anjak Piutang
Suatu bentuk keputusan maka harus siap untuk menanggung risiko yang akan dihadapi akan itu berupa risiko yang menguntungkan ataupun merugikan, selain itu sebuah keputusan harus juga dilatarbelakangi akan perkiraan permasalahan – permasalahan yang akan ditimbulkan baik seara sengaja maupun tidak sengaja. Sama halnya seperti perusahaan/instansi/perorangan ketika akan menciptakan sampai mendistribusikan setiap produk atau jasa yang diproduksi, mereka juga harus jeli akan risiko bahkan permasalahan yang akan ditimbulkan, baik dari intern atau ekstern suatu perusahaan/instansi/perorangan. Sebagai calon manajer maka kita dituntut berfikir kritis agar manajemen perusahaan dapat tertata rapid an tercapai tujuannya. Khususnya untuk mengahadapi setiap permasalahan yang ditimbulkan dari produk /jasa yang diproduksi/dikelolanya. Sebagai contoh untuk dapat memahami dan menangani permasalahan dalam produk berupa jasa khusunya yang akan dibahas mengenai anjak piutang. Berikut contoh permasalahan yang timbul terkait anjak piutang :
STUDY KASUS 1
PPA Finance Targetkan Pembiayaan Naik 200%
PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) Finance menargetkan pembiayaan hingga akhir 2013 mencapai Rp 300 miliar. Nilai tersebut meningkat 200% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 150 miliar. Direktur Utama PPA Finance Renny Octavianus Rorong mengatakan, untuk mencapai target pembiayaan itu, perseroan mengandalkan bisnis anjak piutang atau factoring.Sebagai gambaran, sekitar 60% bisnis perseroan bersumber dari bisnis anjak piutang. Sementara sisanya disumbang dari
pembiayaan sewa guna usaha sebesar 30% danconsumer finance sebesar 10%.
Strategi selanjutnya, perseroan akan memperluas pangsa pasar, tidak hanya menangani perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saja. Melalui kerjasama dengan ASEI, perseroan ingin mulai menjaring nasabah swasta. Sumber pendanaan perseroan sejauh ini berasal dari perbankan. Perseroan belum lama ini mendapatkan pendanaan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Namun PPA Finance tidak menyebutkan besaran angkanya.
PPA Finance sendiri merupakan anak usaha dari PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero). Perusahaan ini dibentuk pada tahun 2010 dengan modal sekitar Rp 100 miliar. Direktur Utama PPA Boyke Mukijat mengatakan, alasan pembentukan PPA Finance karena selama ini BUMN yang kesulitan dalam pendanaan. PPA Finance akan menyalurkan pinjaman baik dalam bentuk belanja modal (capital expenditure/capex) maupun pengadaan barang dan jasa. Salah satu pertimbangan kami adalah perusahaan BUMN yang sudah mulai sehat terkadang sulit memperoleh pendanaan. Mereka di tolak di mana-mana, kemudian datang ke PPA.
PEMBAHASAN
PPA finance merupakan suatu bentuk perusahaan yang bergerak dalam pembiayaan piutang yang terbentuk pada tahun 2010 dan merupakan anak usaha dari PT. Perusahaan Pengelola Aset (Persero). Pada awalnya perusahaan ini dibentuk karena untuk melayani perusahaan BUMN, namun karena kemajuan jaman maka perusahaan ini memperluas pangsa pasarnya yaitu dengan memprioritaskan sebagian besar dari bisnisnya berupa anjak piutang atau factoring. Pendanaan dari PPA finance bersumber dari perbankan yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk. Berlatarbelakang pendanaan yang memadai, PPA Finance akan mulai menjaring pangsa pasar baru selain BUMN yaitu nasabah swasta. PPA Finance akan menyalurkan pinjaman baik berupa modal (capital Expenditure/capex) maupun pengadaan barang atau jasa yang sekiranya dibutuhkan oleh para nasabah. Keputusan PPA Finance untuk memprioritaskan bisnisnya berupa anjak piutang sebesar 60%, tentunya akan mempunyai kekurangan dan kelebihan bagi perusahaan tersebut. Adapun kelebihan yang akan didapatkan dari PPA Finance berdasarkan pengambilan keputusan tersebut, antara lain :
1. Sebagai alternative PPA Finance untuk memperluas pangsa pasarnya, yaitu dengan menjaring para nasabah dari swasta.
2. Mempermudah PPA Finance mencapai target pembiayaan sebesar 200%.
3. Memperkuat permodalan dan pendanaan perusahaan swasta.
4. Meningkatkan kepercayaan perusahaan swasta untuk menjaminkan piutangnya.
5. Dengan mengandeng ASEI ( Asuransi Ekspor Indonesia ) maka kemungkinan besar PPA Finance akan semakin maju dan jaya dalam menjalankan 60 % bisnisnya berupa anjak piutang yang akan meningkatkan pembiayaannya sebesar 200 %.
Dan adanya beberapa kekurangan yang mungkin akan didapatkan :
1. Kurangnya maksimalisasi untuk membantu pendanaan dan permodalan perusahaan swasta karena pembiayaan akan dibagi dengan perusahaan swasta yang akan ditargetkan.
2. Pembiayaan yang ditargetkan sebesar 200% tersebut akan hanya menyisakan bisnis berupa sewa guna usaha sebesar 30 % , sehingga akan berdampak pada pengurangan alokasi pendanaan perusahaan yang
3. Terancamnya permodalan dan pendanaan perusahaan BUMN, hal tersebut terlihat dari tindakan PPA Finance yang hanya akan mendanai sebagian kecil dari 18 proposal yang telah diajukan oleh BUMN ke PP Finance (www.seputar-indonesia.com).
4. PPA Finance harus bekerja secara maksimal untuk mencari sumber pendanaan untuk dapat menutup semua tanggungan dana yang akan ditanggung karena PPA Finance akan memperluas bisnisnya terutama 60 % berupa anjak piutang.
Berdasarkan kekurangan dan kelebihan dari kasus tersebut, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menawaran solusi dari permasalah tersebut, antara lain :
1. PPA Finance secara bertahap harus mampu mengembangkan kinerjanya yang berkualitas , sehingga akan menarik para lembaga keuangan menjadi sebagai salah satu sumber pendanaan PPA Finance. Hal tersebut harus dilakukan, dikarenakan PPA Finance selain mempunyai tanggungan pembiayaan (anjak piutang) kepada BUMN namun mempunyai tanggunngan juga terhadap perusahaan – perusahaan swasta lain sebagai pangsa pasar barunya.
2. PPA Finance harus mampu bersikap adil terhadap pembiayaannya kepada BUMN dan perusahaan swasta. Karena pada saat ini BUMN sulit mendapat pendanaan dan pembiayaan dari perusahaan pembiayaan selain PPA Finance. Berdasarkan kenyataan memang perusahaan – perusahaan swasta lebih maju dan mudah berkembang dibandingkan perusahaan BUMN. Hal tersebut menjadi daya tarik yang kuat untuk para perusahaan pembiayaan mudah untuk menyalurkan modal dan pendanaannya kepada perusahaan swasta. Sehingga posisi BUMN semakin terpuruk, sedangkan perusahaan swasta semakin melebarkan sayapnya di dunia bisnis. Menjadi kebanggaan jika sebagian besar pemilik sahamnya adalah orang Indonesia namun yang disayangkan adalah mereka para pembisnis asing dari luar negeri. Jadi walaupun parusahaan swasta pada umumnya mempunyai masa depan yang menjanjikan, namun BUMN yang seharusnya tetap utamakan
untuk mendapatkan pembiayaan dan permodalan guna meningkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat seluruh Indonesia.
3. Membentuk badan pengawas untuk perusahaan yang telah direkomendasikan mendapatkan anjak piutang dan terhadap nasabah (debitur ) agar tetap membayarkan kewajiban utangnya kepada perusahaan factoring (PPA Finance).
STUDI KASUS II
PT. IFS Capital Indonesia (IFSI)
PT. International Factors Indonesia (“IFI”) adalah perusahaan yangbergerak dalam usaha anjak piutang (factoring) dan equipment leasing. Berada di Wisma Standard Chartered Bank 23B Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 33A Jakarta 10220. PT. International Factors Indonesia (“IFI”), sebelumnya bernama PT. Niaga International Factors Indonesia, merupakan perusahan pembiayaan joint ventura yang berdiri sejak tahun 1990. Akhir Oktober 2005 Bank Niaga yang merupakan sharehorder di Niaga Factor Indonesia melepas sahamnya di perusahaan tersebut. Yang kemudian dikuasai oleh Singapura dibawah PT. IFS Capital (International Factors Singapore), karena ada peraturan pemerintah dimana perusahaan asing tidak boleh memiliki saham lebih dari 85 % pada saham perusahaan publik maka sebesar 15% saham dijual ke perorangan. Pada tanggal 14 Juni 2007 nama perusahaan di ganti dari PT. International Factors Indonesia menjadi PT. IFS Capital Indonesia. Dengan struktur organisasi dan kebijakan perusahaan yang baru, PT. IFS Capital Indonesia siap melayani kebutuhan pembiayaan perusahaan Indonesia baik untuk jasa Anjak Piutang dan Sewa Guna Usaha.
IFSI adalah perusahaan pembiayaan yang mempunyai spesialisasi dalam pembiayaan Anjak Piutang (‘Factoring’) dan Sewa Guna Usaha (‘Leasing’) untuk perusahaan kecil dan menengah di Indonesia. Pembiayaan Anjak Piutang yang diberikan meliputi anjak piutang domestik dan anjak piutang ekspor. IFSI melayani transaksi anjak piutang ‘with recourse’ dan juga transaksi anjak piutang ‘without recourse’. IFSI anggota dari IF Group yang berpusat di Brussel, yang merupakan asosiasi dari 75 perusahaan anjak piutang dari seluruh dunia. Sebagai anggota dari International Factors Group transaksi ekspor dan impor yang dilakukan oleh klien IFSI dari Indonesia menjadi lebih mudah dan efisien. Selain itu IFSI juga menjadi anggota dari Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) dan juga anggota dari Asian Leasing and Finance Association (ALFA). IFSI saat ini siap mendukung perusahaan di Indonesia untuk meningkatkan investasi-nya di berbagi sector industri seperti : manufacture, electronic, tekstil, telekomunikasi, printing dsb. Dan juga siap untuk membiayai pengadaan peralatan berat untuk sector industri : perkebunan, pertambangan, transportasi dan sumber daya energi .
Persyaratan yang harus dipenuhi UKM untuk menjadi client dari alternatif pembiayaan pada fasilitas anjak piutang di PT. IFI ialah telah memiliki usaha yang baik dan menguntungkan. Hal awal yang dilakukan yaitu mengisi formulir permohonan fasilitas yang terdiri bagian A identitas pemohon client dan bagian B pernyataan pemohon. Pada bagian B pernyataan pemohonan berisi tentang pernyataan yang akan menunjang terciptanya transaksi anjak piutang secara lancar. Mekanisme Transaksi Anjak Piutang pada PT. IFS Capital Indonesia (IFSI) adalah:
Transaksi Anjak Piutang membantu perusahaan / klien dalam meningkatkan modal kerja. Klien mengalihkan/menjual tagihan/piutang kepada kami (PT. IFS Capital Indonesia/ IFSI), dan IFSI akan memberikan dana tunai sampai dengan 90% dari nilai tagihan/piutang. Selanjutnya kegiatan penagihan dan pencatatan tagihan klien akan menjadi tanggung jawab IFSI. Secara berkala IFSI akan memberikan laporan atas tagihan/piutang klien yg telah di-anjak-piutang-kan kepada IFSI. Jenis-jenis transaksi Anjak Piutang yang dapat dilakukan oleh IFSI :
Anjak Piutang Domestik/ Lokal
:Transaksi Anjak Piutang terhadap tagihan antar perusahaan domestik.
Anjak Piutang Ekspor :Transaksi anjak piutang terhadap tagihan antar negara.
Anjak Piutang Non Recourse
:Transaksi anjak piutang yang dilindungi dengan asuransi kredit.
Anjak Piutang With Recourse
:Transaksi anjak piutang yang dilakukan tanpa menggunakan asuransi kredit.
PEMBAHASAN
PT. IFS Capital Indonesia (IFSI) merupakan perusahaan anjak piutang yang merupakan berbentuk multi financial company berfokus pada usaha kecil dan menengah di Indonesia. Persyaratan yang harus dipenuhi UKM untuk menjadi client dari alternative pembiayaan pada fasilitas anjak piutang di PT. IFSI ialah telah memiliki usaha yang baik dan menguntungkan. Hal awal yang dilakukan yaitu mengisi formulir permohonan fasilitas yang terdiri bagian A identitas pemohon client dan bagian B pernyataan pemohon. Pada bagian B pernyataan pemohonan berisi tentang pernyataan yang akan menunjang terciptanya transaksi anjak piutang secara lancar, dalam hal ini UKM berperan sebagai klien.
IFSI melayani transaksi anjak piutang ‘with recourse’ dimana factor tidak menanggung risiko atau gagalnya pembayaran dari customer, maksudnya adalah apabila customer gagal membayar, pailit atau bangkrut, maka factor tidak menaggung risiko tersebut melainkan client yang menanggungnya. Sebagai contoh apabila pada saat jatuh tempo tagihan terjadi gagal bayar oleh customer,
maka tagihan tersebut wajib dibayar oleh client kepada factor. Transaksi anjak piutang dengan recourse bagi factor,merupakan transaksi pemberian pinjaman dengan jaminan piutang di mana factor akan memperoleh jaminan dari client atas piutang yang tidak terbayar oleh customer. Namun demikian, factor masih tetap mempunyai risiko kolektibilitas atas pembiayaan piutang yang diberikan kepada client. Sedangkan bagi client, transaksi anjak piutang dengan recourse mempunyai substansi yang sama dengan factor. Dengan demikian client akan mengakui anjak piutang sebagai kewajiban dan tetap mengakui piutang retensi dalam laporan keuangannya. Dan juga transaksi anjak piutang ‘without recourse’ dimana factor menanggung sepenuhnya risiko pembayaran oleh customer baik gagal bayar, pailit atau bangkrut, kecuali dalam hal pengurangan oleh karena rusak/cacatnya dalam dasar penagihan yang dikarenakan barang dan jasa dikembalikan atau adanya dispute, factor tidak menaggung risiko tersebut. Dalam transaksi anjak piutang tanpa recourse, factor memberlakukan piutang yang telah dialihkan dari client sebagai pembelian piutang. Factor otomatis memperoleh hak sekaligus menanggung risiko kolektibilitas piutang yang diterimanya. Adanya pembelian piutang ini, factor mengakui sejumlah piutang yang diperoleh sebagai aktiva dengan akun tagihan anjak piutang. Di sisi lain, untuk menutupi risiko kolektibilitas piutang, maka factor akan membentuk cadangan piutang yang tidak tertagih. Untuk bagian piutang yang tidak ikut dibiayai oleh factor akan dicatat sebagai kewajiban kepada client dengan akun retensi, yang akan dibayar setelah piutang dibayar lunas oleh customer. Sedangkan dari sudut client, substansi dari transaksi anjak piutang tanpa recourse adalah penjualan piutang sehingga client tidak lagi memiliki manfaat ekonomi dan resiko kolektibilitas piutang yang dialihkan kepada factor. Akibat yang ditimbulkan adalah kekuranggannya jumlah piutang sebesar nilai yang dijual dan menimbulkan keuntungan atau kerugian akibat transaksi anjak piutang yang dilakukan.
Alasan PT. IFS Capital Indonesia (IFSI) berfokus pada UKM di Indonesia adalah karena keinginannya untuk turut serta mengembangkan pertumbuhan ekonomi karena usaha yang paling banyak terdapat di Indonesia dengan latar belakang unit Usaha Kecildan Menengah (UKM) sulit mendapatkan permodalan yang berasal dari bank karenapencairan modal dari bank melalui berbagai persyaratan berbelit-belit dan jaminan angunan serta bunga yang tinggi pula, membuat pengusaha tidak dapat berkonsentrasi terhadap kemajuan dan perkembangan usahanya. Sehingga sering terjadi kebangkrutan/pailit yang menyebabkan pengusaha tidak dapat mengembalikan pinjaman terhadap bank. Pemberian modal terhadap UKM kini tidak hanya monopoli dunia perbankan saja, tetapi dapat juga melalui lembaga pembiayaan. Banyak hal yang membuat salah satu perusahaan pembiayaan yang dapat menjadi alternatif sumber permodalan jangka pendek UKM yaitu anjak piutang. Sekarang yang dibutuhkan UKM bukan hanya pengucuran dana tetapi yang lebih penting lagi membimbingan secara intensif bagaimana memanajemen usahanya. Disinilah peran perusahaan anjak
piutang yang menjadikan UKM sebagai rekanan/partner, terutama dalam memelihara pembukuan penjualan.
Kelebihan PT. IFS Capital Indonesia (IFSI) bagi UKM:
Manfaat yang dapat diperoleh dari PT. IFS Capital Indonesia (IFSI) bagi UKM yang telah memanfaatkan jasanya yaitu dengan menjaminkan atau menjual piutang usaha (account receivables) untuk memperoleh fasilitas pembiayaan dari anjak piutang, dimana dana yang diperoleh dapat berguna untuk mengatasi “cashflow mismatch” karena membesarnya kebutuhan modal kerja.
Permodalan dengan Anjak piutang dapat meningkatkan efisiensi dalam penagihan dan administrasi piutang karena anjak piutang juga menangani credit management.
Dengan anjak piutang UKM tidak hanya mendapat permodalan dari penjualan piutangnya, tetapi juga factoring dapat diterapkan untuk transaksi ekspor-impor (export factoring dan import factoring) tanpa menggunakan L/C. Sehingga UKM dapat meluaskan pangsa pasar hingga ke keluar negeri.
Kekurangan PT. IFS Capital Indonesia (IFSI):
Perusahaan ini kurang berkembang di Indonesia karena resiko Bad Debt, sehingga benar-benar perusahaan financial yang besar dan berkuasa yang dapat melakukannya.
Biaya yang ditanggung cukup tinggi yaitu:
Service charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien menggunakan jasa untuk pengelolaan/ pembukuan penjualan (sales ledger) dari transaksi penjualan yang dilakukan klien. Besarnya biaya berkisar antara 0,5% – 2,5% tergantung kesepakatan antara anjak piutang dan klien.
Discount Charge yaitu pembiayaan yang dikeluarkan karena klien memperoleh pembiayaan (dana tunai) dari lembaga anjak piutang. Besarnya discount charge antara 2 %-3%. Biaya ini juga ditetapkan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
Contoh Perusahaan Anjak Piutang
1. BFI FINANCE
2. PT.BII FINANCE CENTER
3. CV.ANGKASA CITRA MANDIRI
4. INDOMOBIL GROUP
Perusahaan Anjak Piutang Kecil & Besara. Struktur organisasi perusahaan anjak piutang berskala kecilPerusahaan jasa anjak piutang berskala kecil biasanya hanya memberikan jasa-jasa pembiayaan.• Proses dasar dari kegiatan pembiayaan adalah :- Analisis terhadap bonafiditas calon klien- Analisis terhadap kolektibilitas piutang- Pembayaran pembiayaan kepada klien- Administrasi faktur dan bukti piutang- Administrasi hak dan bukti piutang- Penagihan piutang- Pembayaran kepada klien• Struktur organisasi perusahaan anjak piutang berskala kecil- Departemen Kredit adalah bagian dari perusahaan yang bertugas melakukan analisis terhadap bonafiditas calon klien dan kolektibilitas atau kualitas piutang yang akan dibiayai. Bidang usaha calon klien sangat beragam, maka analisis pada bagian ini biasanya sudah merujuk pada spealisasi pada bidang tertentu. Atas dasar pertimbangan serta untuk meningkatkan efisiensinya, masing-masing perusahaan jasa anjak piutang kecil biasanya mengacu pada bidang tertentu saja.- Departemen Faktur adalah bagian perusahaan yang bertugas melakukan administrasi dokumen piutang agar dapat secara tepat dan cepat digunakan untuk perhitungan biaya, diskonto atau bunga dan jatuh tempo.- Departemen Penyesuaian adalah bagian perusahaan yang bertugas melakukan administrasi dan pengelolaan perubahan-perubahan terhadap persyaratan perjanjian, jumlah piutang, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan hak dan kewajiban pihak-pihak terkait dalam anjak piutang.- Departemen Penagihan adalah bagian perusahaan yang bertugas untuk melakukan penagihan piutang yang jatuh tempo.- Departemen Rekening Klien adalah bagian dari perusahaan yang bertugas melakukan seluruh pencatatan terhadap semua transaksi atau kegiatan yang memengaruhi kewajiban dan hak klien.
- Departemen Legal adalah bagian dari perusahaan yang bertugas memberikan pertimbangan dan saran yuridis mengenai kegiatan-kegiatan perusahaanb. Struktur organisasi perusahaan anjak piutang berskala besar
Di samping memberikan jasa pembiayaan, perusahaan anjak piutang berskala besar juga menawarkan jasa nonpembiayaan, sehingga selain bagian-bagian lain seperti bagian umum, bagian komputer, bagian treasury, bagian relasi, bagian pengelolaan kredit, dan lain-lain. Tanggung jawab yang dimiliki oleh masing-masing bagian cenderung lebih spesifik, sehingga secara umum jumlah bagian-bagiannya menjadi lebih banyak. Bagian atau departemen yang menjadi sangat banyak biasanya dikelompokan menjadi hanya 3 sampai 5 divisi saja.Kelebihan dan Kelemahan Anjak PiutangKelebihannya :
8. Cash flow lebih cepat, yang bisa dimanfaatkan, misalnya untuk memperoleh persediaan yang lebih cepat laku.
9. Adanya “asuransi” terhadap piutang tidak tertagih.10. Beban administrasi pengelolan piutang bisa dipindahkan ke factor.11. Biaya anjak piutang bisa dikurangkan dari penghasilan kena pajak, sebab
berhubungan dengan proses menghasilkan pendapatan.12. Tidak mengharuskan posisi keuangan yang kuat.13. Tidak ada implikasi jangka panjang yang negatif dalam neraca.14. Bisa dilaksanakan untuk sekali transaksi atau untuk jangka panjang.
Kelemahannya :
7. Biaya relatif tinggi.8. Ada factor yang tidak bersedia menerima transaksi nonrecourse.9. Akan menurunkan laba, jika cash flow yang diperoleh tidak dimanfaatkan
dengan efektif.10. Cash flow yang diperoleh harus bisa dimanfaatkan dengan cepat supaya
tidak merugikan.11. Bisa menimbulkan kesan yang buruk pada pembeli karena penggantian
pemilikan piutang.12. Cara penagihan factor mungkin bisa terlaku kasar.