Top Banner
Fisheries Standar Kompetensi: Memiliki Pengetahuan Tentang Penyakit Ikan Serta Memahami Cara Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Pada Ikan Budidaya Kompetensi Dasar: 1. Mampu menjelaskan pengertian hama dan penyakit ikan budidaya 2. Mampu menjelaskan penyebab atau peristiwa pemicu terjadinya serangan penyakit pada ikan budidaya 3. Mampu menjelaskan sumber penyakit pada ikan budidaya 4. Mampu menjelaskan bagian-bagian tubuh ikan yang diserang penyakit Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan SATU PENDAHULUAN Bulan Nopember 2004 petani ikan yang membudidayakan ikan mas (Ciprinus carpio) sistem keramba jaring apung (KJA) di Danau Toba, Sumatera Utara dikejutkan oleh kematian ikan mas budi daya secara serentak. Dalam waktu singkat, sekitar satu minggu, ikan mas yang mati telah mencapai 100 ton dengan nilai kerugian mencapai Rp. 150 miliar. Sampai minggu ketiga, kematian ikan mas di Danau Toba telah mencapai 800 ton. Berikutnya Bulan Desember 2004 kembali
81

Bahan Ajar

Mar 13, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bahan Ajar

Fisheries

Standar Kompetensi:

Memiliki Pengetahuan Tentang Penyakit Ikan Serta

Memahami Cara Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Pada

Ikan Budidaya

Kompetensi Dasar:

1. Mampu menjelaskan pengertian hama dan penyakit

ikan budidaya

2. Mampu menjelaskan penyebab atau peristiwa pemicu

terjadinya serangan penyakit pada ikan budidaya

3. Mampu menjelaskan sumber penyakit pada ikan

budidaya

4. Mampu menjelaskan bagian-bagian tubuh ikan yang

diserang penyakit

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

SATUPENDAHULUAN

Bulan Nopember 2004 petani ikan yang membudidayakan

ikan mas (Ciprinus carpio) sistem keramba jaring apung

(KJA) di Danau Toba, Sumatera Utara dikejutkan oleh

kematian ikan mas budi daya secara serentak. Dalam

waktu singkat, sekitar satu minggu, ikan mas yang

mati telah mencapai 100 ton dengan nilai kerugian

mencapai Rp. 150 miliar. Sampai minggu ketiga,

kematian ikan mas di Danau Toba telah mencapai 800

ton. Berikutnya Bulan Desember 2004 kembali

Page 2: Bahan Ajar

Fisheries

Kematian ikan mas budidaya di Danau Toba, Sumatera

Utara dan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan

disebabkan serangan Virus Herpes Koi (Koi Herpes Virus,

KHV). Di Indonesia, KHV pertama kali ditemukan di Jawa

Barat pada Maret 2002. Dari Jawa Barat, virus ini

menyebar di Jawa, Bali, Sumbawa, Bengkulu, Sumatera

Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan

selatan dan terakhir Sulawesi Utara.

Ketika KHV menyebar di Jawa Barat, Menteri

Kelautan dan Perikanan saat itu, Rokhmin Dahuri telah

mengeluarkan peraturan (keputusan menteri) yang

melarang peredaran ikan mas dari Jawa Barat ke daerah

lain. Menindaklanjuti kepmen, Dinas Perikanan Sumatera

Utara juga telah menyurati bupati/walikota se-Propinsi

Sumatera Utara agar mengingatkan pembudidaya ikan mas

untuk tidak membeli bibit ikan mas dari luar daerah,

terutama bibit/benih dari Jawa, Sumatera Selatan dan

Sumatera Barat karena daerah tersebut telah terjangkit

KHV lebih dahulu.

Upaya pemerintah mengisolasi daerah-daerah yang

telah terjangkit KHV tidak efektif. Akhirnya virus ini

telah menyerang ikan budidaya di berbagai daerah di

Indonesia. Penyebaran virus KHV tidak terbendung

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 3: Bahan Ajar

Fisheries

sehingga menjadi salah satu penyakit paling serius

dalam budidaya ikan air tawar. Kerugian akibat serangan

penyakit ini telah mencapai triliun rupiah.

Gambar 1. Kematian Massal Ikan Akibat Penyakit

Serangan penyakit pada budidaya perairan di

Indonesia bukanlah peristiwa baru. Setidaknya, sudah

tiga kali terjadi serangan penyakit dalam skala luas

dan menimbulkan kerugian yang besar pada sejarah

budidaya perairan di Indonesia. Pertama, pada Oktober

1980, serangan bakteri Aeromonas sp. menyebabkan kematian

puluhan ton ikan di Jawa Barat dan sekitarnya. Kedua,

sejak akhir tahun 1991 atau awal tahun 1992, serangan

virus Semi Extodermal and Mesodermal Bacullo Virus (SEMBV) atau

White Spot Syndrom Virus (WSSV) menyebabkan runtuhnya

industri budidaya udang windu (Penaeus monodon) di

Indonesia. Sampai tahun 1997, tambak yang terlantar

akibat gagal panen karena serangan SEMBV/WSSV menvapai

70 %. Serangan SEMBV/WSSV menyebabkan ekspor udang

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 4: Bahan Ajar

Fisheries

Indonesia menurun, yakni dari 140.000 ton/tahun pada

tahun1992 menjadi 65.000 ton pada tahun 2000. Ketiga,

serangan virus herpes koi (koi herpes virus, KHV) terhadap

ikan mas sejak Maret 2002 hingga Januari 2005 telah

menyebabkan kematian lebih dari 1.000 ton ikan mas.

Informasi tersebut di atas merupakan suatu

gambaran permasalahan dalam budidaya ikan maupun udang.

Munculnya serangan penyakit dianggap sebagai faktor

penghambat kegiatan budidaya, suatu pengalaman yang

menyisakan trauma berkepanjangan yang hingga saat ini

belum terpecahkan secara tuntas. Serangan penyakit

dapat menimbulkan kerugian ekonomis bahkan gagal panen,

karena itu permasalahan ini tidak boleh dianggap

sebagai sesuatu hal yang sepele.

Para pembudidaya ikan sebaiknya membekali diri

dengan pengetahuan dan keterampilan tentang

penanggulangan hama dan penyakit sebelum melakukan

kegiatan budidaya. Khusus untuk mahasiswa jurusan

perikanan yang belajar tentang Hama dan Penyakit Ikan,

kiranya setiap materi dalam bahan ajar ini dapat

menjadi referensi yang berguna dalam kegiatan

pembelajaran.

A. PENGERTIAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN

HAMA

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Hama adalah organisme yang mampu menimbulkan

gangguan serta dapat menyebabkan terjadinya

serangan penyakit, baik secara langsung maupun

tidak langsung terhadap ikan budidaya.

Page 5: Bahan Ajar

Fisheries

- Secara langsung, hama melukai ikan-ikan

budidaya sehingga ikan-ikan yang terluka mudah

terkena penyakit infeksi.

- Secara tidak langsung, kehadiran hama dalam

jumlah yang besar dalam wadah budidaya dapat

menimbulkan persaingan yang lebih besar.

Gambar 2. Kepiting dan burung sebagai hama ikan

budidaya

PENYAKIT IKAN

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat

menimbulkan gangguan suatu fungsi atau struktur

dari alat tubuh atau sebagian alat tubuh ikan,

Page 6: Bahan Ajar

Ikan

Patogen

Lingkungan

Fisheries

Pada prinsipnya, penyakit yang menyerang ikan-ikan

budidaya tidak datang begitu saja melainkan

melalui proses hubungan antara 3 faktor, yakni

lingkungan (kondisi perairan), kondisi inang

(ikan) dan adanya jasad patogen (jasad penyakit).

Dengan demikian, timbulnya serangan penyakit itu

merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara

lingkungan, ikan dan organisme patogen.

Gambar 3. Hubungan antara Lingkungan, Ikan dan Patogen

B. PENYEBAB PENYAKIT IKAN

Seorang pembudidaya ikan memiliki peranan yang

sangat penting dalam upaya mencegah terjadinya

serangan penyakit pada ikan-ikan budidaya, baik di

kolam, tambak, keramba dan wadah budidaya lainnya

dengan cara memelihara keserasian interaksi antara

ketiga komponen diatas. Kalau begitu maka kerugian

yang diderita akibat serangan penyakit pada ikan

budidaya sebenarnya dapat dihindari. Hanya saja

kebanyakan para petani ikan tidak punya pengetahuan

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 7: Bahan Ajar

Fisheries

yang baik tentang bagaimana menjaga keserasian

interaksi antara ketiga komponen penyebab penyakit

tersebut. Untuk itu, salah satu informasi penting

yang dapat membantu petani ikan dalam usaha mencegah

dan mengobati ikan adalah pengetahuan tentang

penyebab penyakit.

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

CONTOH KASUS 1:

Kepadatan yang tinggi akan menyebabkan ikan

berkompetisi memperebutkan oksigen dan sering terjadi

gesekan sesamanya sehingga ikan mudah mengalami luka.

Munculnya luka tersebut akan memberi kesempatan kepada

bakteri untuk menempel dan mengisap cairan tubuh ikan.

CONTOH KASUS 3:

Penggunaan bahan kimia secara terus menerus juga dapat

menimbulkan kekebalan pada bakteri sehingga ikan

sakit, bakteri tersebut tidak bisa lagi dibunuh dengan

bahan kimia.

CONTOH KASUS 2:

Bakteri Aeromonas dapat berkembang menjadi patogen

(penyakit) jika kondisi peralatan budidaya buruk dan

kolam pemeliharaannya kotor.

Page 8: Bahan Ajar

Fisheries

Beberapa penyebab penyakit pada ikan atau

peristiwa yang menjadi pemicu terjadinya serangan

penyakit pada ikan budidaya antara lain:

1. Stres

Semua perubahan pada lingkungan dianggap

sebagai penyebab stres bagi biota budidaya - ikan

dan non ikan- dan untuk itu diperlukan adanya

adaptasi dari biota tersebut. Bret (1958 dalam

Irianto, 2003) mengatakan bahwa stres adalah suatu

tahapan yang dihasilkan oleh suatu faktor

lingkungan atau faktor lainnya yang menyebabkan

perpanjangan tanggapan adaptif dari hewan melebihi

kisaran normal atau yang mengganggu fungsi normal

sedemikian rupa sehingga kesempatan hidup secara

signifikan menjadi berkurang.

Pengaruh primer, sekunder dan tersier

terjadinya stres dapat ditunjukkan oleh munculnya

beberapa tanda. Pengaruh primer berlangsung segera

dan diindikasikan beragam tanda seperti

meningkatnya kadar plasma kortikosteroid dan

katekholamin (terutama epinefrin dan

norepinefrin). Pengaruh sekunder berlangsung

kemudian dan diindikasikan oleh peningkatan atau

penurunan glukosa darah atau kadar laktat,

meningkat atau menurunnya asam-asam lemak bebas

dalam plasma, menurunnya jumlah limfosit,

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 9: Bahan Ajar

Fisheries

menurunnya kadar air dan meningkatnya aliran darah

pada insang dan jantung. Adapun pengaruh tersier

muncul paling akhir ditunjukkan oleh tanda-tanda

seperti tingkah laku abnormal, konsumsi pakan yang

abnormal, menurunnya laju pertumbuhan dan

meningkatnya insiden penyakit dan laju kematian

(Iwama et al., 1995 dalam Irianto, 2003).

Beberapa faktor penyebab stres, misalnya

meningkatnya suhu air dan salinitas bisa

menyebabkan meningkatnya metabolisme ikan. Faktor

lain, misalnya transportasi ikan dapat menyebabkan

tekanan pada sistem kekebalan dan menghasilkan

berbagai penyebab meningkatnya penyakit dan

kematian pada ikan.

Ikan sering beradaptasi sendiri tanpa

masalah, namun jika waktu adaptasi sangat singkat

maka ikan akan kesulitan bahkan tidak dapat

beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yang

terjadi secara tiba-tiba. Sebagai contoh, adaptasi

pada ikan nila (Oreochromis nilotica) dan ikan mujair (O.

mossambica). Kedua jenis ikan air tawar yang

bersifat euryhaline (mampu beradaptasi pada kisaran

salinitas yang luas) dapat dipelihara di tambak

air payau atau di laut, tetapi membutuhkan waktu

adaptasi sekitar satu minggu. Jika ikan

dipindahkan dari air tawar (salinitas 0 ppt) ke

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 10: Bahan Ajar

Fisheries

air payau atau laut (salinitas > 15 ppt) tidak

secara bertahap maka ikan akan sulit beradaptasi.

Stres dapat mengakibatkan ikan menjadi syok,

tidak mau makan, kanibalisme (terutama ikan-ikan

karnivor) dan meningkatnya kepekaan terhadap

penyakit. Untuk mengurangi stres pada ikan maka

pada saat penebaran benih maupun pemindahan ke

wadah yang baru harus dilakukan secara hati-hati.

Ikan-ikan yang baru ditangkap atau baru

didatangkan dari suatu tempat tidak boleh langsung

di tebar kedalam wadah yang sama dan bercampur

dengan ikan-ikan lain tetapi harus didahului

dengan tindakan aklimatisasi selama beberapa

waktu. Aklimatisasi dilakukan dengan cara mengubah

sedikit demi sedikit kondisi lingkungannya agar

menyerupai kondisi lingkungannya yang baru.

2. Kekurangan Gizi

Akibat pemberian pakan dengan kandungan protein

rendah:

- Mengurangi laju pertumbuhan

- Proses reproduksi kurang sempurna

- Ikan mudah terserang penyakit

Akibat pemberian pakan yang kekurangan kandungan

lemak atau asam lemak:

- Pertumbuhan ikan terhambat

- Kesulitan reproduksi

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 11: Bahan Ajar

Fisheries

- Warna kulit tidak normal

Akibat pemberian pakan yang kekurangan kandungan

vitamin:

- Pertumbuhan menurun

- Mata ikan redup

- Anemia, kulit pucat

- Pertumbuhan tulang belakang kurang baik

(bengkok)

3. Pemberian Pakan Yang Berlebihan

Pemberian makanan yang berlebihan terhadap

ikan budidaya perlu dihindari untuk mencegah hal-

hal berbahaya sebagai berikut:

Kekenyangan berlebihan yang dapat berakibat pada

pecahnya usus

Biasanya ikan-ikan karnivor muda seperti ikan

kerapu (Cromileptes, Epinephelus, Plectropoma) dan ikan

lele (Clarias sp.) terkenal rakus dalam memanfaatkan

pakan yang diberikan. Jika ikan-ikan tersebut

diberikan pakan yang berlebihan, akan berdampak

pada pecahnya usus bagian belakang atau bagian

tengah kemudian diikuti oleh timbulnya radang

pada bagian perut yang menyebabkan luka serta

pecahnya dinding perut bagian ventral.

Penurunan kualitas air

Pakan merupakan sumber bahan organik yang jika

mengalami dekomposisi (terutama protein) akan

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 12: Bahan Ajar

Fisheries

menjadi amonia. Konsentrasi amonia yang

berlebihan dalam wadah budidaya dapat

menyebabkan timbulnya keracunan pada ikan.

Dengan demikian, pemberian pakan yang berlebihan

kemudian tidak habis dimakan oleh ikan, akan

tertimbun di dasar wadah budidaya sehingga akan

mempercepat penurunan kualitas air.

4. Keracunan

Keracunan pada ikan dapat terjadi oleh karena

faktor-faktor sebagai berikut:

Penimbunan lumpur dan sisa pakan yang banyak

pada dasar wadah budidaya

Pengambilan logam berat (Cu dan Cd) oleh ikan

dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kegiatan

organ-organ internal (hati dan ginjal) dan

jaringan insang

Kerusakan pakan, misalnya bahan baku yang

digunakan, aktivitas mikroorganisme yang

mencemari pakan dan penurunan/perusakan komponen

pakan selama penyimpanan (ketengikan lemak) yang

dapat merusak fungsi hati ikan

Limbah rumah tangga (detergen, limbah pertanian

seperti pestisida); limbah industri (Cu, Cd dan

Hg) serta berbagai bahan pencemaran lainnya pada

konsentrasi tinggi dapat membahayakan ikan.

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 13: Bahan Ajar

JasadPatogen

Lingkungan

Fisheries

5. Memar dan Luka

6. Cacat

7. Kualitas Air

8. Hama

9. Jasad Patogen

C. SUMBER PENYAKIT

1. Jasad Patogen

Jasad Patogen juga merupakan sumber penyakit

walaupun pada saat tetentu menjadi penyebab karena

ada faktor lain menjadi sumber. Jasad Patogen

termasuk organisme yang telah hidup di perairan

tersebut, bahkan pada tubuh ikan. Contoh: Bakteri

Vibrio sp. Sering ditemukan dibagian usus (intestine)

pada ikan-ikan sehat. Tetapi jasad patogen ini

tidak bisa menyerang ikan bila ikan tersebut dalam

kondisi sehat dan lingkungan dalam keadaan

optimum.

Organisme patogen dapat dikelompokkan menjadi

dua golongan, yaitu patogen asli (True Patogen) dan

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Hama

Page 14: Bahan Ajar

Fisheries

patogen potensial (Opportunistic Patogen). Organisme

patogen asli bersifat lebih berbahaya dibandingkan

dengan organisme patogen potensial karena mampu

menimbulkan penyakit hanya lewat kontak tubuh.

Pada organisme patogen potensial, serangan terjadi

tatkala kondisi tubuh ikan sedang menurun sehingga

pertahanan tubuhnya menjadi lemah.

Jasad patogen yang dikenal menyerang ikan-

ikan budidaya, baik ikan air tawar maupun ikan-

ikan laut, antara lain:

a) Virus

Virus adalah organisme penyebab dan sumber

penyakit yang sangat kecil, dengan ukuran tubuh

antara 200 – 300 nanometer sehingga hanya dapat

dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.

Virus memiliki struktur tubuh yang sederhana

dan tidak mempunyai organ pencernaan sendiri

sehingga kebutuhan pakan untuk memperbanyak

dirinya sepenuhnya tergantung pada organ

pencernaan dari tubuh inangnya.

Untuk memperbanyak dirinya, mula-mula virus

masuk kedalam sel inang. Pada saat itu asam

nukleat virus (RNA dan DNA) mulai mengendalikan

organ pencernaan dari sel inang untuk

memproduksi asam nukleat sesuai dengan

kebutuhan virus tersebut. Selain itu, virus

juga akan “memerintahkan” pembentukan protein

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 15: Bahan Ajar

Fisheries

baru yang mempunyai sifat khas untuk membunuh

organisme lain atau digunakan sebagai bungkus

pelindung bagi asam nukleat virus.

Gejala umum penyakit akibat virus adalah

pendarahan (hemoragik) pada berbagai organ

(termasuk kulit), perut menggembung dan kulit

pucat gelap pada bagian-bagian tertentu.

Infeksi virus bisa tersebar secara horizontal

dan atau vertikal.

b) Parasit

Parasit adalah hewan atau tumbuhan yang hidup

didalam atau pada tubuh organisme lain (berbeda

jenis) sehingga memperoleh makanan dari

inangnya tanpa ada kompensasi apapun. Parasit

yang dikenal menyerang berbagai ikan budidaya

yaitu Protozoa dan Metazoa. Protozoa adalah

hewan yang terbentuk dari satu sel dengan sel

membran sel. Metazoa adalah hewan bersel banyak

dengan berbagai struktur internal seperti

saluran pencernaan, gonad dan organ yang

melekat.

c) Bakteri

Bakteri adalah mikroorganisme dengan struktur

intraseluler yang sederhana, memiliki daerah

penyebaran relatif luas sehingga hampir dapat

dijumpai dimana saja. Bakteri memiliki ukuran

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 16: Bahan Ajar

Fisheries

relatif lebih besar dari virus, yaitu antara

0,3 – 0,5 µ.

d) Jamur

Jamur adalah organisme yang tampak seperti

serat benang halus di permukaan tubuh ikan.

Penyakit akibat jamur mudah dideteksi karena

gejalanya tampak jelas. Jamur biasanya

menyerang tubuh ikan yang mengalami luka akibat

aktivitas bakteri (infeksi sekunder). Ada empat

jenis jamur yang umum menyerang ikan budidaya,

yaitu:

- Ichthyophonus sp : Menginfeksi organ-organ

internal

- Branchyomycetes sp : Menginfeksi pembuuluh

darah insang

- Saprolegnia sp : Menginfeksi kulit

- Achlya sp : Menginfeksi kulit

2. Hama

Hama ialah segala hewan (organisme) yang

dapat menimbulkan gangguan terhadap biota budidaya

dan dianggap merugikan. Kerugian yang ditimbulkan

hama itu biasanya berupa hilangnya biota budidaya

karena proses makan-memakan (predasi), terjadi

persaingan (kompetisi) dalam pemanfaatan ruang dan

makanan atau menimbulkan kerugian dibidang

fasilitas.

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 17: Bahan Ajar

Fisheries

Ada 4 golongan hama yang dapat menimbulkan

gangguan terhadap biota budidaya, yaitu:

a) Predator (Pemangsa)

Contoh: Ikan Lele (Clarias sp), Ular air (Cereberus

rynchopus), Burung belibis (Anatidae), Kepiting (Scylla

serrata) dan Kodok (Rana sp).

b) Kompetitor (Penyaing)

Contoh: cacing, siput, seragga, udang-udangan

dan ikan belanak.

c) Perusak Sarana

Contoh: kepiting dan belut.

d) Pencuri

Pencuri dapat digolongkan sebagai pemangsa.

Pencuri ialah hama atau pemangsa yang paling

berbahaya karena sifat gangguannya terhadap

biota budidaya lebih parah. Dalam waktu

singkat, sebuah wadah pemeliharaan bisa kosong

total akibat “dimangsa” oleh pencuri.

3. Lingkungan

Lingkungan yang dimaksudkan disini adalah

lingkungan perairan tempat biota dipelihara.

Didalam lingkungan perairan ini tidak saja hidup

ikan-ikan budidaya tetapi juga ada berbagai jenis

organisme perairan yang hidup dan saling

berinteraksi. Hubungan ini dapat berlangsung

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 18: Bahan Ajar

Fisheries

secara normal sepanjang kualitas perairan tersebut

terjaga dengan baik.

Interaksi yang terjadi bisa bersifat saling

menguntungkan tapi juga bisa saling merugikan.

Masalah hanya akan terjadi jika kondisi perairan

itu terganggu, misalnya kenaikan suhu perairan

secara ekstrim, melampaui batas toleransi ikan

budidaya untuk dapat hidup secara normal maka

dalam kondisi inilah ikan akan menjadi stres,

sistem pertahanan tubuh menjadi berkurang sehingga

sangat mudah terserang penyakit.

D. BAGIAN TUBUH IKAN YANG DISERANG PENYAKIT

Bagian-bagian tubuh ikan yang sering menjadi

sasaran atau daerah penyerangan penyakit infeksi,

antara lain:

1. Kulit, Sirip dan Organ Luar

Ikan yang terserang penyakit pada kulit dan

siripnya akan terlihat lebih pucat (tampak jelas

pada ikan yang berwarna gelap) dan berlendir serta

siripnya rusak dan rontok. Ikan yang terserang,

biasanya akan menggosok-gosokkan tubuhnya pada

benda-benda yang ada disekitarnya.

2. Insang

Gejala serangan pada insang berupa mengembangnya

tutup insang dan munculnya bintik-bintik merah

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 19: Bahan Ajar

Fisheries

tegas pada insang. Jika serangan sudah terlampau

parah, ikan akan mengalami kesulitan bernapas.

3. Organ Dalam

Perut ikan membengkak dan sisiknya berdiri adalah

gejala yang khas jika penyakit menyerang bagian

dalam tubuh ikan. Jika serangan penyakit ini

sampai pada gelembung renangnya, keseimbangan ikan

saat berenang akan hilang.

JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN

BENAR ................................

1. Sebutkan defenisi dari:

a. Hama

b. Penyakit ikan

2. Pada prinsipnya penyakit yang menyerang ikan tidak

datang begitu saja melainkan melalui proses

hubungan antara faktor-faktor tertentu. Jelaskan

proses hubungan antara faktor-faktor tersebut!

3. Jelaskan minimal 5 penyebab atau peristiwa yang

memicu terjadinya serangan penyakit pada ikan

budidaya!

4. Apa yang dimaksud dengan:

a. Patogen Asli (True Patogen)

b. Patogen Potensial (Opportunistic Patogen)

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 20: Bahan Ajar

Fisheries

5. Jelaskan beberapa jasad patogen yang dikenal

menyerang ikan-ikan budidaya!

6. Sebutkan minimal 3 (tiga) golongan hama yang dapat

menimbulkan gangguan terhadap biota budidaya

disertai contohnya masing-masing!

7. Jelaskan bagian-bagian tubuh ikan yang sering

diserang penyakit infeksi!

......................... SELAMAT

BERLATIH .........................

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

DUA IDENTIFIKASI PENYAKIT

IKAN

Page 21: Bahan Ajar

Fisheries

Standar Kompetensi:

Memiliki Pengetahuan Tentang Penyakit Ikan Serta

Memahami Cara Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Pada

Ikan Budidaya

Kompetensi Dasar:

1. Mampu mengidentifikasi penyakit pada ikan budidaya

melalui tanda-tanda spesifik pada organ tubuh

maupun beberapa tingkah laku ikan

2. Mampu memeriksa dan menjelaskan organ tubuh ikan

yang terserang penyakit

A. TANDA-TANDA IKAN TERSERANG PENYAKIT

Untuk mengetahui berbagai gejala penyakit ikan perlu

dilakukan identifikasi sebagaimana dijelaskan pada

tabel berikut:

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 22: Bahan Ajar

Fisheries

Tabel 1. Identifikasi Penyakit Ikan

Gejala Faktor Penyebab

Kelainan pada tulangbelakang ikan

KeturunanMyxosoma cerebralisInfeksi bakteri/virusKekurangan vitamin

Kelainan pada rahangatas/bawah

Myxosoma cerebralis

Rontok sirip

Infeksi bakteri FlexibacterspParasit Costia spSifat air terlalu asamParasit Gyrodactylus sp

Perut kembung

Bacterial hemmorrhagicsepticemia (BHS)Viral hemmorrhagic septicemia(VHS)

Ikan menjadi kurusTuberculosisPenyakit cacingPenyakit Octomitus sp

Mata menonjolTuberculosisInfeksi cacingInfeksi virus

Mata masuk kedalam Infeksi bakteriInfeksi Trypanoplasma

Serabut seperti kapas pada kulit

Penyakit jamur SaprolegniaPenyakit jamur Achyla sp

Pendarahan

Sengatan Argulus spInfeksi bakteriInfeksi Trichodina spGigitan lintah

Kulit terasa kasar dan bintik hitam

Ichthyosporidium

Insang pucat (anemia) Infeksi bakteriInfeksi virus

Insang rontok Bakteri Flexibacter Sp

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 23: Bahan Ajar

Fisheries

MyxobacteriaParasit Dactylogyrus sp

Bintik-bintik putih pada kulit

Ichthyophthirius spCryptocaryon sp

Luka pada daging

Ichthyophthirius spTuberculosisBacterial septicaemiaFlexibacter columnari

Bintik berwarna putih pada hati, limpa, jantungdan otak

Ichthyophthirius sp

Bintik berwarna putihpada hati dan jantung

ZporosoasisTuberculosis

Hati berwarna coklatkekuning-kuningan

Infeksi bakteri

Pendarahan dan bengkak pada anus

Infeksi bakteriInfeksi virusOctomitus

Pembengkakan danpendarahan pada gelembungrenang

Infeksi bakteri

Tonjolan seperti bungakol pada rahang

Inveksi virus

Tonjolan kecil didaerahsirip

Infeksi virus

Tutup insang selalu terbuka

Myxobacteria ColumnarisParasit Dactylogyrus sp

Sumber: Kordi K.,M. Ghufran H., 2009

Selain identifikasi dengan mengamati tanda-tanda

serangan, identifikasi juga dapat dilakukan dengan

mengamati tanda-tanda spesifik pada organ tubuh

maupun beberapa tingkah lakunya.

1. Nafsu Makan

Ikan yang telah terserang penyakit biasanya nafsu

makannya menurun, bahkan pada ikan yang sangat

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 24: Bahan Ajar

Fisheries

lemah tidak ada nafsu makan sama sekali. Bila

nafsu makan ikan tidak seperti biasanya, perlu

diwaspadai dengan memeriksa kualitas air dan ikan

tersebut.

2. Berenang

Sikap berenang ikan yang sakit biasanya berubah-

ubah, misalnya melemah atau bahkan beringas. Pada

sikap berenang yang lemah ikan terlihat meliuk-

liukkan tubuh pelan-pelan, sulit mempertahankan

tubuhnya tegak, tubuh seringkali miring bahkan

terbalik dengan perut di atas, berputar-putar di

suatu tempat, bergerak terus-menerus keatas dan

kebawah dan cenderung berenang di permukaan air.

Pada sikap berenang yang beringas, ikan bergerak

sangat cepat seperti ketakutan dan adakalanya

dengan cepat menggoreskan sisi tubuhnya pada

pematang /tanggul kolam atau tambak atau benda-

benda keras di sekitarnya untuk menekan rasa nyeri

atau gatal.

3. Warna

Perubahan warna yang terjadi pada ikan biasanya

disebabkan oleh kekurangan oksigen, berbagai bahan

beracun tertentu atau adanya perubahan temperatur

dan cahaya. Perubahan warna tubuh ikan juga

terjadi karena serangan penyakit infeksi tertentu,

namun perubahan warna tersebut biasanya hanya

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 25: Bahan Ajar

Fisheries

terjadi pada tempat terinfeksi dan perubahan itu

disertai produksi lendir dan pembengkakan.

4. Mata

Refleksi mata ikan yang sehat akan mengarah

keatas. Ikan yang sakit jika dibaringkan tidak

dapat memandang keatas secara reflektoris. Mata

ikan juga terlihat masuk kedalam, ini berkaitan

dengan adanya infeksi internal, keracunan bahan

tertentu atau kondisi lingkungan yang tidak

memenuhi persyaratan kehidupan ikan.

5. Sisik

Sisik ikan merupakan pelindung luar yang sering

mengalami gangguan. Sisik ikan yang terserang

penyakit akan terlihat berdiri, rusak dan mudah

rontok. Pada serangan yang lebih hebat, sisik dan

kulit ikan tampak seperti melepuh. Hal ini sering

terjadi karena infeksi protozoa atau parasit

tertentu yang sudah meluas. Sisik yang terserang

penyakit akan memperlihatkan produksi lendir yang

berlebihan.

6. Tubuh

Tubuh ikan tidak licin lagi karena selaput lendir

pada kulitnya telah berkurang atau habis sehingga

ikan menjadi mudah ditangkap.

7. Sirip

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 26: Bahan Ajar

Fisheries

Serangan penyakit yang telah parah dapat

menyebabkan sirip punggung, ekor dan sirip dada

mengalami kerusakan berupa pecah-pecah dan kadang

hanya tinggal tulang kerasnya saja.

8. Insang

Perubahan pada insang ditandai dengan perubahan

warna menjadi gelap atau pucat, produksi lendir

berlebihan dan pada lembaran insang terdapat

pembengkakan, terdapat tumbuhan semacam kapas

diantara kembarannya dan ikan mengalami kesulitan

bernapas.

9. Feses

Feses yang memanjang menyerupai filamen selalu

berasal dari ikan sakit. Feses ini sering menempel

gelembung kecil udara dan lendir. Feses pada ikan

sehat selalu berbentuk potongan-potongan pendek

karena feses segera putus begitu dikeluarkan dari

dubur ikan.

10. Organ Dalam

Jika bagian perut ikan dibedah, akan terlihat

perubahan warna pada organ hati, jantung dan limpa

menjadi warna kekuning-kuningan, kemerahan atau

terjadi pendarahan.

B. CARA MEMERIKSA TUBUH IKAN

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 27: Bahan Ajar

Fisheries

Pemeriksaan tubuh ikan dapat dilakukan dengan dua

cara, yakni pemeriksaan di bagian luar dan bagian

dalam tubuh ikan.

1) Pemeriksaan Bagian Luar Tubuh Ikan

Peralatan yang diperlukan untuk memeriksa bagian

luar tubuh ikan adalah: pinset, pisau tajam,

pipet, gunting tajam, mikroskop. Setelah

kelengkapan alat dipenuhi, prosedur pemeriksaan

selanjutnya sebagai berikut:

- Periksa di bagian luka untuk memastikan apakah

terjadi perdarahan dan pembengkakan atau tidak.

- Jika tidak ditemukan perdarahan atau

pembengkakan, buatlah kerokan di bagian kulit

sirip punggung, dada dan perut ikan, kemudian

letakkan kerokan tersebut diatas kaca preparat.

Amati dibawah mikroskop untuk memastikan

terdapat organisme penyebab penyakit atau

tidak.

- Pemeriksaan dengan mikroskop juga bisa

dilakukan dengan cara memotong sirip dan tutup

insang yang diduga terserang penyakit. Jika

tidak ditemukan organisme penyebab penyakit,

pemeriksaan dilanjutkan ke bagian dalam tubuh

ikan.

2) Pemeriksaan Bagian Dalam Tubuh Ikan

Peralatan yang diperlukan untuk memeriksa bagian

dalam tubuh ikan adalah: pinset, pisau tajam,

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 28: Bahan Ajar

Fisheries

gunting tajam, mikroskop. Setelah kelengkapan alat

dipenuhi, prosedur pemeriksaan selanjutnya sebagai

berikut:

- Untuk mengetahui kondisi bagian dalam tubuh

ikan perlu dilakukan pembedahan dengan

menggunakan pisau atau gunting yang tajam.

- Pembedahan dilakukan secara hati-hati agar

tidak merusak organ bagian dalam ikan.

- Basahi bagian tubuh ikan yang akan dipotong

dengan alkohol supaya steril.

- Memotong ikan dimulai dari anus ke arah kepala

hingga sebelum tutup insang.

- Memotong ikan dari anus ke arah perut, sampai

di tengah-tengah perut, belokkan potongan ke

arah kepala dari belakang tutup insang.

- Dari arah bawah, potong melintang ke atas

menuju ujung pemotongan yang terakhir.

- Perhatikan organ jantung, hati, ginjal, limpa

dan gelembung renang dengan teliti. Pastikan

tidak ada yang rusak.

- Gunakan mikroskop untuk melihat berbagai gejala

pada organ bagian dalam tersebut.

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 29: Bahan Ajar

Fisheries

JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN

BENAR ................................

1. Jelaskan beberapa tanda spesifik pada organ tubuh

maupun beberapa tingkah laku ikan yang terserang

penyakit infeksi!

2. Jelaskan cara memeriksa organ tubuh ikan untuk

mengetahui serangan penyakit infeksi!

......................... SELAMAT

BERLATIH .........................

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 30: Bahan Ajar

Fisheries

Standar Kompetensi:

Memiliki Pengetahuan Tentang Penyakit Ikan Serta

Memahami Cara Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Pada

Ikan Budidaya

Kompetensi Dasar:

1. Mampu menjelaskan teknik pencegahan penyakit ikan

melalui pembersihan wadah budidaya

2. Mampu menjelaskan teknik pencegahan penyakit ikan

melalui pembersihan peralatan penunjang kegiatan

budidaya ikan

3. Mampu menjelaskan teknik pencegahan penyakit ikan

melalui karantina dan vaksinasi ikan budidaya.

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

TIGA PENCEGAHAN PENYAKIT

MENCEGAH lebih baik daripada mengobati. Prinsip inilah

yang paling tepat diterapkan untuk mengatasi setiap

gangguan pada penyakit ikan. Karena selain pengobatan

tidak bisa menjamin penyembuhan 100 %, pengobatan juga

memerlukan biaya dan tenaga yang tidak sedikit. Tindakan

pencegahan yang paling utama pada budidaya ikan adalah

Page 31: Bahan Ajar

Fisheries

A. PEMBERSIHAN KOLAM

Pembersihan wadah budidaya (kolam/tambak)

dimaksudkan untuk membersihkan organisme parasit,

virus, jamur dan bakteri serta hama yang terdapat

didalamnya. Pembersihan kolam dan tambak dapat

dilakukan dengan cara pengeringan, penggunaan kapur

atau menggunakan pestisida tertentu. Pengeringan

dimaksudkan untuk membunuh atau memutuskan siklus

hidup organisme penyakit yang ada di kolam atau

tambak. Pengeringan kolam dan tambak juga

dimaksudkan untuk menguapkan/menguraikan senyawa-

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

MENCEGAH lebih baik daripada mengobati. Prinsip inilah

yang paling tepat diterapkan untuk mengatasi setiap

gangguan pada penyakit ikan. Karena selain pengobatan

tidak bisa menjamin penyembuhan 100 %, pengobatan juga

memerlukan biaya dan tenaga yang tidak sedikit. Tindakan

pencegahan yang paling utama pada budidaya ikan adalah

Page 32: Bahan Ajar

Fisheries

senyawa beracun yang ada di dasar kolam. Cara yang

baik untuk membersihkan kolam adalah keringkan kolam

dan bersihkan dengan sabun. Biarkan selama 3 – 7

hari tergantung cuaca, biasanya ditandai dengan

retak-retaknya tanah dasar kolam atau tambak. Untuk

memberikan hasil yang lebih baik, proses pengeringan

kolam dan tambak biasanya dikombinasikan dengan

pengapuran.

Pengapuran berguna untuk membunuh parasit dan

mencegah turunnya keasaman tanah (pH tanah). Dosis

pemberian kapur tergantung dari luas kolam. Biasanya

untuk setiap 1 m2 ditaburkan 200 gr kapur kemudian

biarkan selama seminggu terhitung dari awal

pengeringan kolam. Setelah kering, isi kolam dengan

air bersih yang sudah diendapkan selama 48 jam.

Syarat air yang digunakan harus bersih serta bebas

dari pencemaran bahan kimia dan gas-gas berbahaya

lainnya.

B. PEMBERSIHAN PERALATAN

Peralatan yang sering digunakan untuk menunjang

kegiatan budidaya ikan antara lain serokan (seser),

filter, pompa, alat sirkulasi, dll. Tanpa disadari

peralatan-peralatan tersebut sering menjadi media

pengantar bakteri, kotoran dan senyawa-senyawa

beracun.

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 33: Bahan Ajar

Fisheries

Jika tidak segera dilakukan tindakan pembersihan,

dikhawatirkan semua organisme, kotoran maupun

senyawa beracun yang menempel pada peralatan

tersebut dapat menular ke ikan atau kedalam

perairan. Peralatan tersebut dapat dibersihkan

dengan mencelupkannya kedalam larutan PK dosis

rendah, sekitar 3 – 20 ppm selama 30 menit.

C. KARANTINA DAN VAKSINASI IKAN

Cara karantina yang biasa dilakukan adalah

menempatkan ikan yang sakit secara terpisah dengan

ikan yang sehat didalam wadah khusus selama waktu

tertentu, kemudian berikan larutan antibiotik

kedalam wadah khusus tersebut. Langkah ini perlu

dilakukan karena ikan yang sakit dapat menularkan

penyakitnya pada ikan yang sehat, terutama ketika

ikan yang sehat sedang menurun daya tahan tubuhnya.

Selain dengan karantina, penularan penyakit dapat

dicegah dengan vaksinasi, yakni memberi suntikan

berisi virus yang sudah dilemahkan sehingga tubuh

ikan menjadi kebal dan mampu menangkis serangan

virus sejenis.

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 34: Bahan Ajar

Fisheries

JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN

BENAR ................................

1. Jelaskan teknik pencegahan penyakit ikan melalui

pembersihan wadah budidaya!

2. Jelaskan teknik pencegahan penyakit ikan melalui

pembersihan peralatan penunjang kegiatan budidaya

ikan!

3. Jelaskan teknik pencegahan penyakit ikan melalui

karantina dan vaksinasi ikan budidaya!

......................... SELAMAT

BERLATIH .........................

Standar Kompetensi:

Memiliki Pengetahuan Tentang Penyakit Ikan Serta

Memahami Cara Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Pada

Ikan Budidaya

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

EMPATPENANGANAN IKAN SAKIT

Page 35: Bahan Ajar

Fisheries

Kompetensi Dasar:

1. Mampu menjelaskan teknik penanganan ikan sakit

melalui pencucian wadah budidaya

2. Mampu menjelaskan teknik penanganan ikan sakit

melalui pengaliran air

3. Mampu menjelaskan teknik penanganan ikan sakit

melalui perendaman

4. Mampu menjelaskan teknik pengobatan ikan melalui

makanan

5. Mampu menjelaskan teknik pengobatan ikan melalui

penyuntikan

6. Mampu menjelaskan teknik pengobatan ikan melalui

pembilasan

7. Mampu menjelaskan teknik pengobatan ikan melalui

penyemprotan

A. PENCUCIAN WADAH BUDIDAYA

Sering dijumpai kematian ikan di wadah budidaya

disebabkan oleh masuknya senyawa beracun kedalam

wadah tersebut. Jika sudah tercemar racun, sebaiknya

segera dilakukan pencucian wadah budidaya. Hal ini

dilakukan untuk menghindari kematian ikan secara

massal. Tindakan selanjutnya adalah mengeringkan

kolam/tambak selama beberapa hari agar daya racun

dari senyawa tersebut menjadi lemah.

B. PENGALIRAN AIR

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 36: Bahan Ajar

Fisheries

Pengaliran air adalah salah satu upaya membantu

menguras senyawa beracun atau bakteri didalam

kolam/tambak. Adanya aliran air yang lancar akan

menghanyutkan sisa pakan, hasil ekskresi sehingga

tidak terdapat senyawa beracun hasil dekomposisi

bahan tersebut. Aliran air juga dapat mempertahankan

temperatur dan kelarutan oksigen di kolam/tambak

sehingga tetap menuunjang kehidupan ikan. Pada kolam

yang tidak mengalir, temperatur air sering meningkat

(terutama pada siang hari) sehingga pertumbuhan

organisme penyakit menjadi lebih cepat. Pada saat

yang sama konsentrasi oksigen juga akan menurun

sehingga ikan bertambah stress karena sulit

bernapas.

C. PERENDAMAN

Menyembuhkan ikan yang sakit, khususnya ikan yang

terserang penyakit di bagian luar tubuhnya (ekto-

patogen), dapat dilakukan dengan cara perendaman

menggunakan senyawa kimia tertentu. Kalium

Permanganat (PK) dan Methylene Blue sering digunakan

sebagai bahan perendaman. Jika jumlah ikan yang

sakit tidak terlalu banyak, perendaman cukup

dilakukan didalam bak atau wadah yang kecil. Jika

jumlah ikan yang sakit cukup banyak, perendaman

dapat dilakukan langsung didalam kolam/tambak.

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 37: Bahan Ajar

Fisheries

Perendaman dilakukan dengan cara memasukkan ikan

kedalam 5 mg PK/l air selama 15 menit atau 1 gr

Methylene Blue/100 l air selama 20 menit. Setelah

direndam, pindahkan ikan tersebut kedalam wadah yang

berisi air bersih agar sisa bahan kimianya terlarut.

Jika penyakitnya belum sembuh, lakukan perendaman

ulang. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan ketika

merendam ikan yang sakit sebagai berikut:

- Menutup lubang pemasukan air

- Membandingkan jumlah kapasitas air dengan dosis

penggunaan obat

- Agar konsentrasi bahan kimia merata, larutkan

dahulu cairan kimia tersebut kedalam air bersih,

kemudian siramkan kedalam kolam.

..................

..............

Larutan obat masukkan ikan yg sakit

rendam beberapa saat

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 38: Bahan Ajar

Fisheries

Setelah cukup, masukkan ke bakbiarkan sampai ikan segera diangkat yang berisiair bersih segar kembali

Gambar 5. Perendaman ikan didalam bak

Kolam ikan obat

dimasukkan setelah saluran air ditutup

Perendaman ikan dilakukan selama saluranair segera dibukabeberapa menit untukmengalirkan air segar

Gambar 6. Perendaman ikan didalam kolam

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 39: Bahan Ajar

Fisheries

D. PENGOBATAN MELALUI MAKANAN

Pemberian obat pada ikan dapat dilakukan lewat

makanannya. Pengobatan cara ini sebaiknya dilakukan

pada tahap awal serangan penyakit, yakni ketika ikan

masih memiliki nafsu makan. Jika pemberian obat

terlambat, pakan tidak akan dimakan oleh ikan karena

nafsu makannya sudah hilang sehingga obat yang

diberikan lebih banyak terbuang percuma.

Pengobatan dengan cara ini bertujuan untuk

meningkatkan daya tahan tubuh serta membunuh

berbagai bakteri, jamur, parasit dan gangguan

organisme lainnya. Cara pengobatannya dilakukan

dengan mencampurkan vitamin atau antibiotik kedalam

makanan ikan. Antibiotik yang digunakan adalah

Teramisin, Trisulfa, Sulfadiazin dan Sulfamerazin.

Satu gr Sulfamerazin yang dicampur kedalam 5 kg

pakan dapat digunakan untuk mengobati 30 – 50 kg

ikan. Pengobatan dilakukan selama 7 – 10 hari

berturut-turut sampai bakteri mati. Teramisin cair

sebanyak 10 cc diberikan dengan cara mencampurkannya

kedalam 10 kg pakan. Antibiotik cair ini diberikan

secara terus-menerus selama 7 – 10 hari. Obat ini

cukup efektif untuk menyembuhkan 100 kg ikan.

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 40: Bahan Ajar

Fisheries

Sementara itu, Sulfadiazin atau Trisulfa sebanyak

5,5 gr diberikan dengan cara mencampurkannya kedalam

10 kg pakan. Campuran pakan dan antibiotik itu juga

diberikan selama 7 – 10 hari berturut-turut dan

cukup efektif untuk menyembuhkan 100 kg ikan.

E. PENYUNTIKAN

Pengobatan penyakit akibat gangguan parasit dapat

juga dilakukan melalui penyuntikan. Persyaratan yang

perlu diperhatikan dalam melakukan penyuntikan ikan

adalah jumlah ikan tidak terlalu banyak, ukuran

tubuh ikan cukup besar dan berasal dari ikan induk.

Penyuntikan untuk ikan-ikan konsumsi hendaknya

dihindari sebab dikhawatirkan akan berpengaruh

negatif terhadap kesehatan manusia yang

mengkonsumsinya.

Penyuntikan dapat dilakukan secara Intra Peritoneal

(IP), yaitu penyuntikan dilakukan pada bagian

belakangdari rongga perut yakni tepat didepan sirip

perut – diusahakan agar tidak melukai usus ikan.

Penyuntikan juga dapat dilakukan secara Intra Muscular

(IM), yaitu penyuntikan dilakukan pada bagian tengah

otot punggung dekat sirip punggung – kurang lebih 3

sisik dibawah ujung belakang sirip punggung.

Jenis obat yang umum digunakan untuk mengobati

ikan yang terserang penyakit infeksi, antara lain

Teramisin, Kemisitin atau Chloramphenicol. Dosis

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 41: Bahan Ajar

Fisheries

yang digunakan umumnya dihitung berdasarkan berat

ikan yang akan disuntik dalam satuan kg. Untuk

setiap kg ikan umumnya digunakan Teramisin berbentuk

tepung dengan dosis 25 mg, sedangkan dosis Teramisin

cair cukup mmenggunakan 1 cc saja. Dosis Kemisitin

yang telah umum digunakan adalah 20 mg, sedangkan

dosis Chloramphenicol berkisar antara 9 – 30 mg.

F. PEMBILASAN

Pembilasan biasanya diterapkan pada telur ikan

yang telah terserang penyakit jamur. Jamur yang

dikenal menyerang telur ikan adalah Saprolegnia sp. dan

Achlya sp. Pembilasan dilakukan dengan menggunakan obat

konsentrasi yang relatif tinggi. Obat dibilaskan

sekaligus penggantian air. Walaupun demikian, sesuai

pengalaman telur ikan yang telah terserang penyakit

tidak akan menetas dengan baik.

G. PENYEMPROTAN

Penyemprotan biasanya diterapkan untuk memberantas

penyakit di kolam/tambak. Bahan kimia yang digunakan

disemprotkan kedalam kolam/tambak untuk memberantas

penyakit yang berkembang. Cara ini biasanya

dilakukan setelah panen atau karena kegagalan panen

akibat serangan penyakit yang dahsyat.

Penyemprotan juga dilakukan untuk memberantas

hama. Biasanya menggunakan pestisida. Tetapi

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 42: Bahan Ajar

Fisheries

hendaknya penyemprotan dengan menggunakan bahan

kimia dosis tinggi atau pestisida hanya dilakukan

sebagai pilihan terakhir.

JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN

BENAR ................................

1. Jelaskan teknik penanganan ikan sakit melalui

pencucian wadah budidaya!

2. Jelaskan teknik penanganan ikan sakit melalui

pengaliran air!

3. Jelaskan teknik penanganan ikan sakit melalui

perendaman!

4. Jelaskan teknik pengobatan ikan melalui makanan!

5. Jelaskan teknik pengobatan ikan melalui penyuntikan!

6. Jelaskan teknik pengobatan ikan melalui pembilasan!

7. Jelaskan teknik pengobatan ikan melalui

penyemprotan!

......................... SELAMAT

BERLATIH .........................

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 43: Bahan Ajar

Fisheries

Standar Kompetensi:

Memiliki Pengetahuan Tentang Penyakit Ikan Serta

Memahami Cara Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Pada

Ikan Budidaya

Kompetensi Dasar:

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

LIMAPENYAKIT PARASITER DAN

CARA MENGATASINYA

Page 44: Bahan Ajar

Fisheries

1. Mampu menjelaskan beberapa jenis penyakit yang

disebabkan oleh parasit serta cara mengatasinya

2. Mampu menjelaskan beberapa jenis penyakit yang

disebabkan oleh bakteri serta cara mengatasinya

3. Mampu menjelaskan beberapa jenis penyakit yang

disebabkan oleh virus serta cara mengatasinya

4. Mampu menjelaskan beberapa jenis penyakit yang

disebabkan oleh jamur serta cara mengatasinya

5. Mampu menjelaskan beberapa jenis penyakit yang

belum diketahui penyebabnya

A. INFEKSI PARASIT

Parasit yang menyerang ikan budidaya, baik ikan air

tawar maupun ikan-ikan laut-payau antara lain:

1. Penyakit Bintik Putih atau White Spot

(Ichthyopthiriasis)

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Penyakit parasiter adalah jenis penyakit yang disebabkan

oleh organisme yang merugikan organisme lain yang bertindak

sebagai inangnya. Contoh organisme penyebab penyakit antara

lain: parasit, bakteri, virus dan jamur. Berikut akan

diuraikan beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh

parasit, bakteri, virus dan jamur.

Page 45: Bahan Ajar

Fisheries

Penyakit bintik putih disebabkan oleh jenis

protozoa Ichthyopthirius multifiliis. Oleh karena itu

penyakitnya sering juga disebut Ichthyopthiriasis. I.

Multifiliis termasuk protozoa yang sering menimbulkan

penyakit pada ikan air tawar, baik ikan konsumsi

maupun ikan hias. Protozoa ini mempunyai ukuran

relatif kecil sehingga tidak bisa dilihat dengan

mata telanjang. Pada tubuh ikan yang terserang

protozoa ini akan terbentuk bintik-bintik putih

berdiameter 0,5 – 1 mm sehingga penyakiit ini

disebut white spot. Bintik putih ini sebenarnya

merupakan koloni dari ratusan I. Multifiliis.

Serangan I. Multifiliis umumnya terjadi pada musim

hujan ketika temperatur turun menjadi 20 – 24 0C.

Bagian tubuh ikan yang paling sering diserangnya

adalah bagian eksternal terutama lapisan lendir

kulit, sirip dan insang. Jika sudah menyerang

insang, protozoa ini akan merusak fungsi insang

sehingga proses pertukaran gas (oksigen,

karbondioksida dan amonia) menjadi terhambat.

Ikan yang terserang penyakit ini biasanya

menjadi malas berenang dan cenderung mengapung di

permukaan air. Terlihat adanya bintik-bintik

putih terutama di bagian sirip, tutup insang,

permukaan tubuh dan ekor. Ikan menggosok-gosokkan

tubuhnya pada pematang atau dasar kolam serta

benda-benda keras di sekelilingnya. Timbul

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 46: Bahan Ajar

Fisheries

pendarahan pada sirip dan insang. Pada

penyerangan yang berat dan massal, terlihat ikan

berkumpul dan megap-megap di sekitar air masuk

atau permkaan air. Biasanya juga tubuh ikan

bergerak secara berkelebat dan memantulkan cahaya

pada saat menjelang tengah hari atau malam hari.

Cara mengatasi ikan yang terserang penyakit

ini antara lain, ikan diberok dalam air mengalir,

kurangi padat penebaran, pemberian makanan yang

cukup serta menaikkan suhu air di atas 28 0C.

Pengobatan dapat dilakukan dengan perendaman

dalam larutan formalin 25 cc/meter kubik ditambah

Malachite green oxalat 15 gr/meter kubik selama

24 jam atau NaCl 10 – 15 gr/l selama 20 menit.

Formalin 25 ppm diulang 3 kali selama beberapa

hari atau pencelupan dengan dosis 200 ppm selama

15 menit untuk 14 hari dan setelah pengobatan

ikan dikembalikan kedalam air yang segar. Bisa

juga menggunakan Malachite green 0,5 ppm selama 6

– 24 jam atau larutkan 2 – 4 cc larutan baku

(konsentrasi 1 persen) Methylene blue kedalam 4

liter air bersih dan rendam ikan yang sakit

selama 24 jam. Obat lain yang juga terbukti cukup

efektif untuk digunakan dalam memberantas I.

Multifiliis adalah larutan kina (1 gr per 20 liter

air) atau Chloramine (1 gr per 100 liter air).

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 47: Bahan Ajar

Fisheries

Caranya adalah merendam ikan yang sakit selama

beberapa hari dalam larutan tersebut.

2. Penyakit Gatal (Trichodiniasis)

Penyakit gatal disebabkan oleh parasit

Trichodina sp. sehingga penyakitnya sering disebut

Trichodiniasis. Bentuk parasit ini bundar seperti

topi, berukuran kurang lebih 100 µ. Dengan

bantuan mikroskop, Trichodina sp. terlihat berbentuk

lingkaran transparan dengan sejumlah cilia yang

menempel disekeliling lingkaran. Pada tubuh

bagian bawah terdapat lingkaran pelekat untuk

melekatkan dirinya ke tubuh ikan atau benda-benda

lainnya. Parasit ini menempel di bagian kulit,

sirip dan insang serta menyebabkan iritasi.

Gejala ikan yang terserang penyakit

Trichodiniasis antara lain: terdapat bintik-bintik

putih terutama di bagian kepala dan punggung,

nafsu makan ikan hilang, ikan menjadi sangat

lemah, produksi lendir bertambah sehingga tubuh

ikan tampak mengkilat, pada tubuh bagian luar

sering dijumpai pendarahan, warna tubuh ikan

kusam, sering terlihat ikan menggosok-gosokkan

tubuhnya pada dasar atau dinding kolam/tambak

serta benda-benda keras lainnya.

Cara mengatasi penyakit ini antara lain:

kurangi padat penebaran, penyaringan air yang

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 48: Bahan Ajar

Fisheries

masuk ke kolam/tambak serta menjaga kebersihan

sarana budidaya. Pengobatan dapat dilakukan

dengan merendam ikan dalam larutan formalin 40

ppm selama 24 jam (di kolam/bak), 150 – 200 ppm

selama 15 menit. Biasanya juga menggunakan

Malachite green 0,1 gr/m3 selama 24 jam atau

campuran 0,1 ppm Malachite green dengan 25 ppm

formalin untuk perendaman yang diulang 3 kali

selama 2 minggu.

3. Penyakit Kutu Ikan (Argulosis)

Penyakit kutu ikan disebabkan oleh Argulus sp.,

sehingga penyakitnya biasa disebut Argulosis. Argulus

sp atau kutu ikan merupakan ektoparasit yang

menempel pada bagian luar tubuh ikan. Argulus

berbentuk pipih dan pada bagian dorsal dilindungi

oleh karapas yang menutupi hampir seluruh bagian

tubuhnya. Bagian sisi karapas ini dapat sedikit

digerakkan ke atas dan ke bawah seperti sayap.

Pada bagian anterior terdapat dua pasang antena,

sepasang mata majemuk, mulut dan organ pengisap.

Bagian posterior terdiri dari 3 segmen yang

masing-masing berhubungan dengan sepasang kaki

renang. Bagian perut tidak terlihat jelas,

berbentuk seperti ekor. Secara keseluruhan

susunan tubuh Argulus sangat cocok untuk sifat

hidupnya sebagai parasit. Ia juga dapat

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 49: Bahan Ajar

Fisheries

menyesuaikan kekuatan cengkeramannya dengan

kecepatan gerak ikan. Makin cepat ikan berenang,

makin kuat pula cengkeramannya sehingga ia tidak

mudah lepas.

Argulus menyerang hampir semua jenis ikan air

tawar, baik ikan konsumsi maupun ikan hias. Ia

menggigit inangnya dengan rahang, kemudian

melepaskan sengat pada luka gigitan agar tidak

terjadi pembekuan darah. Efek dari penempelan,

gigitan dan racun yang diinjeksikan menyebabkan

ikan mengalami iritasi, kehilangan keseimbangan,

melompat-lompat keluar dari air, ikan terlihat

sangat kurus bahkan dapat mati karena disengat

dan dihisap darahnya, sisik terkuak dan kadang-

kadang lepas, muncul titik-titik darah pada kulit

disekitar bekas gigitan parasit tersebut, kulit

ikan pecah serta ikan menggosok-gosokkan

tubuhnya pada dasar dan pematang kolam atau

benda-benda keras disekelilingnya.

Cara mengatasi penyakit ini antara lain

dilakukan perendaman dengan larutan KMnO4 dosis

10 ppm selama 30 menit, 100 ppm selama 5 – 10

menit, 500 ppm selama kurang dari 5 menit atau

1000 ppm selama 30 – 45 detik. Bisa juga

digunakan NaCl 1,0 – 1,5 % selama 15 menit, 20

gr/liter air selama 15 menit. Bahan lain yang

dapat digunakan adalah Formalin 250 ppm selama 1

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 50: Bahan Ajar

Fisheries

jam, Asam asetat glasial 1000 ppm selama 5 menit,

Ammonium Khlorida dengan dosis 500 ppm selama

kurang lebih 24 jam, 1000 ppm selama 4 jam, atau

2000 ppm selama 30 menit.

4. Dactylogiriasis

Penyakit Dactylogiriasis disebabkan oleh

Dactylogyrus sp. organisme parasit ini tergolong

cacing monogenea. Cacing ini bentuknya pipih dan

pada ujung badannya dilengkapi dengan alat yang

berfungsi sebagai pengait dan alat pengisap

darah.

Dactylogyrus sp lebih suka menyerang insang

ikan. Ikan yang diserang parasit ini biasanya

akan menjadi kurus dan kulitnya tidak kelihatan

bening lagi. Kulit juga terlihat pucat, bintik-

bintik merah di bagian tubuh tertentu, produksi

lendir tidak normal dan pada sebagian atau

seluruh tubuh berwarna lebih gelap, sisik dan

kulit terkelupas, juga sering terlihat ikan

menggosok - gosokkan tubuhnya ke dasar atau

pematang kolam serta benda-benda keras lain di

sekitarnya.

Cara mengobati penyakit ini antara lain

dilakukan dengan perendaman dalam larutan garam

dapur/ NaCl 12,5 – 13 gr/m3 selama 24 – 36 jam

atau NaCl 2 % selama 30 menit. Juga dapat

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 51: Bahan Ajar

Fisheries

dilakukan dengan menggunakan larutan Formalin 40

ppm selama 24 jam (di kolam/bak) atau 250 ppm

selama 15 menit, atau Methylene blue 3 gr/ m3

selama 24 jam, dan atau KMnO4 0,01 % selama 30

menit. Perendaman juga dapat dilakukan pada

larutan Ammonium 1 : 2000 selama 5 – 15 menit

sudah cukup efektif untuk memberantas cacing ini.

Cara membuat larutan Ammonium 1 : 2000 adalah

dengan mencampurkan 10 bagian Ammonium kedalam 90

bagian air bersih. Selanjutnya, 5 cm kubik

larutan ini dicampurkan ke dalam 1 liter air

sehingga berbentuk larutan 1 : 2000.

5. Gyrodactiliasis

Penyakit Gyrodactiliasis disebabkan oleh parasit

Dactylogyrus sp. Dactylogyrus sp merupakan sejenis cacing

yang berbentuk pipih dan pada ujung badannya

dilengkapi dengan alat yang berfungsi sebagai

pengait dan alat pengisap darah.

Gyrodactylus sp biasanya menyerang kulit dan

sirip ikan. Ikan yang terserang gejalanya dapat

dikenali dari insang yang pucat dan bengkak, ikan

terlihat berkumpul pada pintu air masuk, produksi

lendir berlebihan, pertumbuhan ikan terhambat,

nafsu makan ikan berkurang, kandungan sel darah

putih berlebihan, tingkah laku ikan tidak normal

dan berenang tidak normal. Cara mengatasi

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 52: Bahan Ajar

Fisheries

penyakit gyrodactiliasis sama seperti penanggulangan

penyakit dactylogiriasis.

B. INFEKSI BAKTERI

1. Penyakit Bercak Merah

Penyakit bercak merah atau Septicemia

haemorrhagica disebabkan oleh bakteri Aeromonas sp.

Bakteri Aeromonas umumnya hidup di air tawar yang

mengandung bahan organik tinggi. Ciri utama

bakteri Aeromonas adalah bentuknya seperti batang,

ukurannya 1 – 4 x 0,4 – 1 µ, bersifat gram

negatif, fakultatif aerobik (dapat hidup dengan

atau tanpa oksigen), tidak berspora, bersifat

motil (bergerak aktif) karena mempunyai satu

flagel yang keluar dari salah satu kutubnya,

senang hidup di lingkungan bersuhu 15 – 300 C dan

pH antara 5,5 – 9.

Bakteri Aeromonas menyerang hampir semua jenis

ikan air tawar dan ikan kakap putih yang

dipelihara di tambak bersaliniitas rendah.

Serangan bakteri ini bersifat laten

(berkepanjangan), jadi tidak memperlihatkan

gejala penyakit meskipun telah dijumpai pada

tubuh ikan. Serangan bakteri ini baru terlihat

apabila ketahanan tubuh ikan menurun akibat stres

yang disebabkan oleh penurunan kualitas air,

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 53: Bahan Ajar

Fisheries

kekurangan pakan atau penanganan ikan yang kurang

baik.

Ikan yang terserang bakteri ini biasanya

memperlihatkan gejala-gejala berupa: warna tubuh

ikan menjadi gelap, kemampuan berenang menurun,

mata ikan rusak dan agak menonjol, sisik terkuak,

seluruh siripnya rusak, insang berwarna merah

keputihan, ikan terlihat megap-megap di permukaan

air, insangnya rusak sehingga sulit bernapas,

timbul pendarahan, perut ikan kembung dan apabila

dilakukan pembedahan maka akan kelihatan

pendarahan pada hati, ginjal dan limpa.

Penanggulangan bakteri Aeromonas dapat

dilakukan dengan menggunakan antibiotik melalui

perendaman, penyuntikan atau dicampur dengan

pakan. Perendaman dilakukan dalam larutan PK 10 –

20 ppm selama 30 – 60 menit atau 3 – 5 ppm selama

12 – 24 jam. Larutan Nitrofuran 5 – 10 ppm selama

12 – 24 jam, Imequil 5 ppm selama 24 jam, Baytril

5 – 8 m3 air untuk waktu yang tidak terbatas.

Perendaman dengan vaksin hydrovet (1 ml vaksin +

10 ml air) untuk 100 ekor benih ikan selama 30

menit.

Penanggulangan dengan cara penyuntikan

dilakukan dengan menggunakan Oxytetracycline 20 –

40 mg/kg ikan, Kanamycin 20 – 40 mg/kg ikan atau

Strepcomycine 20 – 60 mg/kg ikan. Sementara

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 54: Bahan Ajar

Fisheries

dengan perlakuan pakan dilakukan pemberian pakan

pelet yang dicampur Oxytetracycline 50 mg/kg ikan

yang diberikan setiap hari selama 7 – 10 hari

berturut-turut. Ikan yang diobati dengan

antibiotik baru dapat dikonsumsi dua minggu

setelah pengobatan.

2. Vibriosis

Penyakit vibriosis disebabkan oleh bakteri Vibrio

sp. Bakteri ini mempunyai tubuh berbentuk batang

dan mempunyai kemampuan untuk bergerak karena

dilengkapi dengan flagel. Bakteri vibrio sp

menyerang ikan air tawar dan ikan-ikan laut

budidaya. Pada ikan yang sehat, bakteri ini

sering ditemukan di bagian usus (intestine).

Umumnya ikan yang diserang vibriosis

memperlihatkan gejala-gejala: ikan kehilangan

nafsu makan (anorexia), kulit ikan menjadi gelap,

insang ikan pucat, sering terjadi pembengkakan

pada kulit yang lama kelamaan akan pecah menjadi

luka(bisul) dan mengeluarkan cairan nanah

berwarna kuning kemerah-merahan, terjadi

pendarahan pada dinding perut dan permukaan

jantung, dan jika dilakukan pembedahan maka akan

terlihat pembengkakan dan kerusakan pada jaringan

hati, ginjal dan limpa.

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 55: Bahan Ajar

Fisheries

Cara mengatasi serangan vibriosis yaitu menjaga

kualitas air dan kebersihan kolam serta kesehatan

ikan. Benih yang hendak ditebar sebaiknya

diimunisasi terlebih dahulu. Sedangkan ikan yang

sakit diobati dengan penyuntikan Oxytetracycline

HCL 25 – 30 mg/kg ikan, diulang tiap 3 hari

sekali. Ulangan dilakukan sebanyak 3 kali. Dapat

juga melalui perlakuan pakan dengan

Oxytetracycline HCL sebanyak 50 mg/kg ikan/hari

diberikan selama 7 – 10 hari berturut-turut.

3. Tuberculosis

Penyakit tuberculosis disebabkan oleh bakteri

dari famili Mycobactericeae, yang menyerang ikan

konsumsi maupun ikan hias air tawar. Dua spesies

yang terkenal adalah Mycobacterium marinum dan M.

fortoitum.

Ikan yang diserang penyakit tuberculosis

biasanya akan memperlihatkan gejala-gejala: tubuh

ikan menjadi berwarna agak gelap, perut ikan

kelihatan membengkak, jika perut ikan dibedah

maka akan terlihat bintil-bintil (tubercle), terutama

pada hati, ginjal dan limpa. Adanya bintil-bintil

ini menyebabkan penyakit ini disebut tuberculosis.

Beberapa obat yang pernah dicobakan dan

berhasil, terutama ikan-ikan yang baru diserang

adalah penyuntikan dengan Kanamycine 0,02 mg/gr

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 56: Bahan Ajar

Fisheries

ikan ke bagian perutnya. Cara lain ialah

penyuntikan dengan Streptomycine 0,01 – 0,02

mg/gr ikan atau merendam ikan ke dalam larutan

Streptomycine 10 mg/l air.

4. Furuncolosis

Penyakit furuncolosis disebabkan oleh bakteri

Aeromonas salmonicida. Bakteri ini tidak mampu

bergerak dan tidak dapat bertahan lama di luar

tubuh inangnya. Aktivitas tertinggi terjadi pada

temperatur 20 – 230 C.

Ikan yang terserang bakteri ini menampakkan

gejala-gejala: ikan kehilangan nafsu makan, kulit

ikan melepuh, insang terlihat pucat, mata

menonjol, terjadi pendarahan pada kulit dan

insang. Bila dibedah, maka organ-organ dalam

seperti usus, ginjal, hati dan limpa terlihat

mengalami pendarahan.

Ika yang telah terserang diobati dengan

memberikan pakan yang telah dicampur 12 gr

Sulfamerazine + 6 gr Sulfaquanidine untuk setiap

45,4 kg pakan per hari. Furazolidone juga dapat

digunakan untuk memberantas penyakit furuncolosis

dengan cara mencampurkannya kedalam pakan

sebanyak 25 – 75 mg/kg berat ikan setiap harinya.

Bisa juga digunakan Oxytetracycline dan

Chloromysine (Chloramphenicol) dengan

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 57: Bahan Ajar

Fisheries

mencampurkan ke dalam pakan sebanyak 1 gr/kg

pakan dan diberikan selama 10 hari berturut-

turut.

5. Penyakit Bisul

Penyakit bisul disebabkan oleh bakteri

Pseudomonas flourescens. Ikan yang terserang penyakit

ini memperlihatkan gejala-gejala: mempunyai bisul

terutama pada kulit, sirip, rongga perut, dan

organ-organ dalam. Aktivitas bakteri ini dapat

menyebabkan anemia dan kematian massal.

Pemberian Oxytetracycline 20 – 40 mg/kg ikan,

Kanamycine 20 – 40 mg/kg ikan atau Streptomycine

20 – 60 mg/kg ikan melalui penyuntikan serta

Oxytetracycline 50 mg/kg ikan yang dicampur

dengan pakan dan diberikan setiap hari selama 10

hari berturut-turut dianggap membantu, terutama

pada masa periode awal penyerangan.

C. INFEKSI VIRUS

1. Herpesvirus

Penyakit herpesvirus disebabkan oleh organisme

virus herpes. Jenis virus ini sering dijumpai

menyerang ikan lele. Serangan virus ini sulit

dikenali, tetapi ada beberapa gejala umum yaitu:

ikan sering menggantung di permukaan air karena

hilang keseimbangan, ikan bergerak berputar-

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 58: Bahan Ajar

Fisheries

putar, pendarahan pada bagian sirip, perut, dan

organ dalam.

Belum ditemukan obat yang cocok untuk

menanggulangi penyakit ini, tetapi upaya

pencegahan dengan jalan meningkatkan pengelolaan

usaha budidaya, desinfeksi peralatan, pengeringan

dan pengapuran dasar kolam, pemberian pakan yang

cukup dan berkualitas, ikan yang baru masuk harus

dikarantina merupakan cara yang lebih tepat.

2. Penyakit Cacar Virus

Penyakit cacar virus disebabkan oleh

Epithelioma papulasum. Serangan virus ini akan

menyebabkan penyakit cacar, sehingga pada tubuh

ikan akan timbul bercak-bercak putih seperti susu

yang secara perlahan-lahan akan membentuk lapisan

lebar mirip kaca atau lemak dengan ketebalan

antara 1 – 2 mm. Jika serangannya hebat, maka

dalam waktu yang singkat lapisan ini akan

menutupi seluruh permukaan tubuh ikan.

Serangan virus ini dapat diobati dengan

menggunakan arsenik yang telah dilarutkan dalam

senyawa arycil. Pengobatan ini dilakukan dengan

cara menyuntik bagian perut ikan yang sakit.

Penyuntikan pertama dilakukan dengan menggunakan

1 mm larutan 1 persen arsenik dalam senyawa

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 59: Bahan Ajar

Fisheries

arycil dan diikuti 3 kali penyuntikan dengan

larutan 5 persen.

3. Penyakit Bunga Kol

Penyakit bunga kol ditemukan menyerang ikan

belut (Fluta alba, Synbrachus bengalensis dan Macrotema

calingans). Penyebabnya adalah virus DNA. Penyakit

ini menyebabkan timbulnya tonjolan disekitar

mulut dan kadangkadang di sekitar sirip dada.

Setelah 3 – 6 bulan terkena penyakit ini, ikan

belut mulai mengalami kesulitan mengkonsumsi

pakan. Semua kelompok umur belut mudah terserang

penyakit ini, dan belum ditemukan obat yang

efektif untuk penanggulangannya.

4. Penyakit Perut Kembung

Penyakit perut kembung disebabkan oleh virus

RNA Rabditoformik yang bersifat patogen. Virus

ini menimbulkan tanda-tanda klinis secara

patologis terlihat adanya enteriris hemoragik dan

pembengkakan organ-organ internal, sering

disertai dengan pendarahan pada ginjal, hati dan

gelembung renang.

Meskipun pada kenyataannya infeksi virus

tidak bisa disembuhkan dengan antibiotik dan

pengobatan secara kimiawi, tetapi penggunaannya

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 60: Bahan Ajar

Fisheries

bisa menyembuhkan karper yang terjangkit virus

ini. Ada kemungkinan penyembuhan itu disebabkan

oleh perlakuan terhadap infeksi sekunder.

5. Lymphocystis

Penyakit Lymphocystis disebabkan oleh virus

Iridovirus/DNA. Virus ini umumnya menyerang ikan

yang hidup di erairan payau dan laut. Akan tetapi

pada beberapa jenis ikan air tawar, virus ini

juga dijumpai meskipun aktivitas serangannya

relatif tidak berbahaya dibandingkan dengan pada

kondisi lingkungan asin.

Virus ini menyebabkan hypertrophy (penebalan)

dari sel-sel jaringan ikat, menimbulkan tonjolan

pada daerah sirip atau kulit yang dapat terjadi

secara satu-satu atau mengelompok.

Belum ditemukan obat yang efektif untuk

mengatasi virus ini, sehinga ikan yang terserang

penyakit sebaiknya dimusnahkan agar tidak menular

ke ikan lainnya. Tindakan pencegahan dengan

menjaga kondisi kolam, kualitas air dan

kesehatan ikan dianggap tindakan yang lebih baik

dan bijak.

D. INFEKSI JAMUR

1. Saprolegniasis

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 61: Bahan Ajar

Fisheries

Penyakit Sarolegniasis disebabkan oleh jamur

Saprolegnia sp. Jamur Saprolegnia dapat menyerang

sebagian besar ikan air tawar, juga menyerang

ikan kakap yang dipelihara di tambak bersalinitas

rendah.

Ikan dan telur ikan yang terserang jamur ini

dapat diketahui dengan mudah, sebab terlihat

bagian organ ikan atau telur yang terserang

ditumbuhi oleh sekumpulan mycelium jamur yang

menyerupai gumpalan benang-benang halus (hype) yang

tampak seperti kapas. Kumpulan benang ini

biasanya terlihat di bagian kepala, tutup insang

atau disekitar sirip.

Ikan yang diserang jamur Saprolegnia dapat

diobati dengan perendaman dalam larutan Malachite

green oxalat 1 ppm selama 1 jam atau 0,15 – 0,70

ppm selama 24 jam; Formalin 100 – 200 ppm selama

1 – 3 jam; NaCl 20 ppm selama 1 jam atau 5 %

selama 1 – 2 detik atau 1 – 1,5 % selama 20 – 30

menit. Obat lain yang dapat digunakan adalah

Malachite green 5 ppm selama 1 jam atau 66,7 ppm

selama 10 – 30 detik; Formalin 100 ppm +

Malachite green 2,5 ppm selama 1 jam. Ikan yang

sakit juga dapat dicelupkan kedalam larutan

Acetic acid 5 % selama 30 – 60 detik. Telur ikan

yang terserang dapat dibasmi dengan antiseptik

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 62: Bahan Ajar

Fisheries

Betadine sebanyak 1 % dengan cara merendam telur

tersebut selama 10 menit.

2. Brachiomycosis

Penyakit brachiomycosis disebabkan oleh jamur

Brachyomyces sangunis yang banyak dijumpai pada

saluran darah insang ikan dan B.demigrans yang

banyak dijumpai di luar saluran darah. Penyakit

ini sering dijumpai di kolam dimana proses

pembusukan tanaman terjadi secara besar-besaran

dan temperaturnya di atas 200 C. Oleh karena itu,

penyakit ini serung disebut penyakit busuk ikan.

Ikan yang terserang jamur ini dapat diobati

dengan Malachite green 0,1 mg/l atau 0,3 mg/l

selama 12 jam melalui perendaman. Bisa juga

direndam dalam larutan Formalin 15 – 25 ml/l.

3. Ichthyosporidosis

Penyakit ichthyosporidosis disebabkan oleh jamur

Ichthyosporidium sp yaitu jenis amur yang menginfeksi

organ-organ internal berbagai jenis ikan bdidaya,

baik ikan air tawar maupun ikan laut. Biasanya

jamur ini menyerang pada ikan dengan terjadinya

luka-luka yang kemudian berlubang. Pengenalan

penyakit ini tampaknya sulit, karena selain tidak

kelihatan, perkembangannya juga sangat lambat.

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 63: Bahan Ajar

Fisheries

Belum ditemukan oobat yang cocok untuk

memberantas penyakit ini. Oleh karena itu,

menjaga kondisi kualitas air dan kesehatan ikan

agar ikan tetap dalam kondisi prima merupakan

cara terbaik mencegah serangan jamur ini.

4. Achlyasis

Penyakit achlyasis disebabkan oleh jamur jenis

Achlya sp. Jamur ini menyerang organ-organ eksternal

ikan seperti kulit, sirip dan insang ikan.

Serangan Achlya dapat diketahui dengan mudah, sebab

organ ikan yang terserang ditumbuhi sekumpulan

benang halus yang tampak seperti kapas.

Penanggulangan penyakit achlyasis dilakukan

dengan merendam ikan sakit dalam larutan Formalin

100 – 200 ppm selama 1 – 3 jam, Formalin 100 ppm

+ Malachite green 2,5 ppm selama 1 jam atau

Malachite green 1 : 200.000 selama 30 menit;

Pottasium Permanganat 1 : 100.000 selama 90

menit; Pottasium bichromate 1 : 25.000 selama 1

minggu.

E. PENYAKIT YANG BELUM DIKETAHUI PENYEBABNYA

1. Sindrom Gelembung Renang

Ikan yang terkena sindrom gelembung renang

(Swim Bladder Syndrome) secara umum bisa diketahui

dari hilangnya kontrol daya apungnya sedikit demi

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 64: Bahan Ajar

Fisheries

sedikit. Tanda-tanda setelah itu adalah ikan

berenang dengan posisi kepala turun di dekat

permukaan air, berenang pada permukaan air dengan

bagian belakang atau punggung muncul ke

parmukaan, berenang sebentar-sebentar dan tidak

menentu, berenang terbalik dengan bagian perut

tampak menggelembung.

Penyakit ini sangat sulit untuk dikenali

penyebabnya. Tetapi ada petunjuk bahwa ikan yang

menderita penyakit ini terdapat bakteri Vibrio sp.

kerugian akibat penyakit ini dapat dikurangi

dengan cara memasukkan jaring suntik 19 G pada

bagian perut ikan (gelembung renang) kemudian

ikan ditekan kedalam air. Udara dalam gelembung

renang akan keluar karena tekanan air. Setelah

itu jarum suntik dilepas dan tempat penusukan

diberi 0,1 % Acci flavine sebelum ikan

dikembalikan ke keramba.

2. Mata Menonjol

Ikan yang mengalami penyakit mata menonjol

atau popeye (exopthalmos) ditandai dengan matanya

yang tampak menonjol. Kondisi ini tidak jelas apa

penyebabnya. Namun dapat dihubungkan dengan

infeksi bakteri Vibrio sp. Oleh karena itu,

penanggulangannya dapat dilakukan seperti pada

serangan bakteri Vibrio sp.

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 65: Bahan Ajar

Fisheries

3. Sindrom Kotoran Berwarna Putih

Penyakit sindrom kotoran berwarna putih

(White Faeces Syndrome) kadang-kadang mempengaruhi

sejumlah benih ikan kakap yang baru diimpor. Ikan

yang sakit akibat dari makanan yang rusak,

terjadi pembusukan pada ekor karena bbakteri atau

lepasnya sisik dan adanya kotoran putih yang

panjang seperti tali.

Kematian dapat tinggi dan penyakit ini tidak

mudah diberantas dengan antibiotik dalam kisaran

luas. Petogen endoparasit dan virus diduga

sebagai penyebab penyakit ini.

JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN

BENAR ................................

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 66: Bahan Ajar

Fisheries

1. Jelaskan beberapa jenis penyakit yang disebabkan

oleh parasit serta cara mengatasinya!

2. Jelaskan beberapa jenis penyakit yang disebabkan

oleh bakteri serta cara mengatasinya!

3. Jelaskan beberapa jenis penyakit yang disebabkan

oleh virus serta cara mengatasinya!

4. Jelaskan beberapa jenis penyakit yang disebabkan

oleh jamur serta cara mengatasinya!

5. Jelaskan minimal 2 (dua) jenis penyakit yang belum

diketahui penyebabnya!

......................... SELAMAT

BERLATIH .........................

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 67: Bahan Ajar

Fisheries

Standar Kompetensi:

Memiliki Pengetahuan Tentang Penyakit Ikan Serta

Memahami Cara Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Pada

Ikan Budidaya

Kompetensi Dasar:

Mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab penyakit non-

parasiter dan cara mengatasinya.

A. FAKTOR LINGKUNGAN

Lingkungan yang dimaksudkan disini adalah kondisi

perairan atau kualitas air. Lingkungan yang tidak

optimal, misalnya kualitas air yang buruk; perubahan

suhu secara mendadak, perubahan pH air, kesadahan air

(kandungan mineral berupa Ca, Mg dan Zn) yang terlalu

tinggi atau terlalu rendah dan kurangnya jumlah

oksigen terlarut merupakan masalah yang dapat memicu

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

ENAMPENYAKIT NON PARASITERDAN CARA MENGATASINYA

Penyakit non parasit disebabkan oleh faktor lingkungan,

makanan, genetis dan penanganan. Faktor lingkungan paling

sering menjadi penyebab penyakit non parasit. Penyakit non

parasit terkadang menimbulkan kerugian yang lebih hebat

dibandingkan dengan penyakit parasiter.

Page 68: Bahan Ajar

Fisheries

terjadinya serangan penyakit pada ikan budidaya.

Untuk menghindari hal ini maka pembudidaya ikan harus

memiliki pengetahuan tentang syarat—syarat kualitas

air yang baik untuk pemeliharaan ikan serta

mempertahankan kualitas air tetap terjaga dengan

baik.

B. FAKTOR MAKANAN

Dalam budidaya ikan sistem intensif, ikan hanya

memperoleh makanan yang diberikan oleh pembudidaya.

Ikan harus mendapatkan makanan yang cukup serta

berkualitas, agar ikan tidak mengalami kekurangan

gizi. Pemberian makanan yang cukup, berkualitas dan

tepat waktu merupakan pencegahan serangan penyakit

terhadap ikan. Pakan yang diberikan juga harus bebas

dari bahan beracun dan tidak busuk sehingga ikan

tidak mengalami keracunan.

Hindari pakan yang mengandung senyawa beracun

akibat cara penyimpanan yang salah (berdekatan

dengan pestisida), busuk, tengik atau berjamur. Ada

3 (tiga) masalah yang muncul akibat kesalahan dalam

pemberian pakan.

1. Ikan Mogok Makan

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 69: Bahan Ajar

Fisheries

Faktor penyebab ikan mogok makan adalah

terlalu lama tidak diberi makan. Masalah ini dapat

diatasi dengan menaikkan temperatur air secara

perlahan-lahan menggunakan alat pemanas atau

heater. Dengan cara ini diharapkan metabolisme tubuh

ikan dapat kembali lancar. Selain cara diatas,

ikan juga dapat diberi vitamin penambah nafsu

makan.

2. Makanan Yang Berlebihan

Makanan yang dikonsumsi oleh ikan secara

berlebihan akan menyebabkan kolam cepat kotor dan

menyebabkan kematian ikan karena perutnya

menggembung atau bengkak. Untuk mengatasi hal ini

maka pembudidaya harus memperhatikan jumlah pakan.

Jumlah pakan adalah porsi atau banyaknya pakan

yang dibutuhkan dan harus diberikan pada ikan.

Biasanya dihitung dalam persen (%) perhari dari

berat/bobot keseluruhan jumlah ikan dalam wadah

budidaya. Persentase pakan untuk ikan harus benar-

benar diperhatikan, tidak terpaku pada satu

patokan saja karena setiap jenis ikan pada umur

atau ukuran tertentu membutuhkan jumlah atau porsi

pakan berbeda-beda.

3. Keracunan

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 70: Bahan Ajar

Fisheries

Keracunan makanan dapat disebabkan oleh

pemberian pakan buatan yang salah; pakan yang

terlalu lama disimpan, pakan yang sudah membusuk,

tengik atau berjamur. Untuk mencegah keracunan,

pilih makanan yang baik, buang makanan yang telah

berjamur atau disimpan terlalu lama dan jangan

sekali-kali menyemprotkan obat anti serangga

(insektisida) di dekat kolam. Jika keracunan sudah

terjadi, air harus diganti secara keseluruhan.

C. FAKTOR GENETIS

Faktor genetis menentukan kondisi fisik

keturunannya. Induk yang cacat atau kualitasnya buruk

dengan sendirinya akan menurunkan anak ikan yang

cacat, misalnya tubuh bengkok, sisik tidak lengkap,

sirip melengkung, mata juling, dsb. Ikan yang tidak

sempurna akan mengalami kesulitan dalam usaha

mendapatkan makanan di wadah yang terbatas apalagi

harus bersaing dengan ikan-ikan yang lebih sehat

secara fisik. Karena jumlah makanan yang diperoleh

sedikit, berikut tubuhnya tidak sempurna, ikan akan

mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan

(kekerdilan). Untuk mencegahnya harus dilakukan

penyeleksian induk yang ketat saat melakukan

pemijahan (breeding).

D. FAKTOR PENANGANAN IKAN

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 71: Bahan Ajar

Fisheries

Penanganan (handling) ikan yang tidak baik dan

tidak hati-hati akan memperburuk kondisi ikan. Ikan

yang stres, memar atau luka karena penanganan yang

kurang baik mudah diserang oleh penyakit. Oleh karena

itu, dalam penanganan ikan (termasuk transportasi)

harus dilakukan dengan baik untuk mencegah ikan

stres, memar dan luka.

Problem yang sering muncul dalam transportasi ikan

adalah perubahan suhu yang mendadak, pencemaran air

oleh sekresi ikan dan stres yang disebabkan oleh

guncangan yang timbul sewaktu pengangkutan. Untuk

mengatasi stres, berikan obat anti stres atau dengan

cara menutup rapat kantong plastik kemasan dengan

kertas gelap agar ikan merasa tenang. Sementara itu,

penumpukan kotoran ikan sewaktu pengangkutan dapat

meningkatkan kandungan amoniak di dalam air. Untuk

menurunkan kadar amoniak tersebut, dapat dilakukan

langkah-langkah berikut:

- Menurunkan suhu air dengan cara menempatkan es

batu di sudut-sudut kantung plastik sebelum kotak

styrofoam ditutup.

- Meletakkan kantung plastik kemasan di dalam ruang

ber-AC selama 4 – 6 jam.

- Memberikan anti amoniak berupa ammonia chloramine

chlorine dengan dosis 5 ml untuk setiap 3,5 liter

air.

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 72: Bahan Ajar

Fisheries

JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN

BENAR ................................

1. Jelaskan beberapa perubahan lingkungan yang dapat

memicu terjadinya serangan penyakit pada ikan-ikan

budidaya!

2. Jelaskan 3 (tiga) masalah yang bisa terjadi ketika

terjadi kesalahan dalam pemberian pakan ikan!

3. Bagaimana pemahaman anda tentang faktor genetis

sebagai salah satu faktor penyebab penyakit non

parasiter dalam kegiatan budidaya ikan?

4. Apa masalah yang sering terjadi dalam transportasi

ikan hidup dan bagaimana upaya untuk mengatasinya?

Jelaskan!

......................... SELAMAT

BERLATIH .........................

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 73: Bahan Ajar

Fisheries

Standar Kompetensi:

Memiliki Pengetahuan Tentang Penyakit Ikan Serta

Memahami Cara Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Pada

Ikan Budidaya

Kompetensi Dasar:

Mampu menjelaskan beberapa jenis hama sebagai penyebab

penyakit non-parasiter dan cara mengatasinya.

1. Anjing dan Kucing

Anjing dan kucing sering memangsa ikan-ikan

budidaya pada siang ataupun malam hari. Tindakan

yang dilakukan untuk mengatasi hama ini adalah

memasang perangkap atau racun. Agar tidak terbawa

lari oleh hama—hama tersebut, ikat kuat

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

TUJUH MENGATASI HAMA IKAN BUDIDAYA

Selain penyakit, hama juga menjadi ancaman serius bagi

ikan budidaya. Berdasarkan sifat hidupnya, ada 2 jenis

hama yakni hama predator (anjing, burung, ular, ikan buas

dan pencuri) dan hama kompetitor (ikan dari jenis lain,

udang dan cacing). Berikut ini penjelasan dan cara

mengatasi beberapa jenis hama yang sering menyerang ikan

Page 74: Bahan Ajar

Fisheries

jebakan/perangkap tersebut pada pohon atau penambat

yang kokoh.

2. Burung

Biasanya hama burung meyerang ikan yang memiliki

warna-warna mencolok. Jenis-jenis burung yang sering

menjadi ancaman bagi ikan budidaya adalah elang dan

bangau. Burung-burung tersebut biasanya menyambar

ikan di kolam/tambak yang tidak tertutup. Pencegahan

dapat dilakukan dengan membuat penutup kolam,

memasang tali-tali senar di atas kolam, atau memberi

umpan yang mengandung racun.

Gambar 7. Burung pemakan ikan

3. Ikan Buas

Berbagai jenis ikan buas seperti gabus, sembilang,

lele dan bawal adalah hama pemangsa yang dapat

menimbulkan kerugian pada ikan budidaya dalam jumlah

besar. Diantara ikan-ikan pemangsa tersebut, ikan

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 75: Bahan Ajar

Fisheries

gabus termasuk yang paling diwaspadai karena mampu

melahap ikan-ikan kecil dengan cepat dan banyak.

Gambar 8. Ikan-ikan predator aktif

4. Serangga

Serangga (insecta) termasuk hama yang sulit

diberantas. Hama ini dapat dicegah dengan menjaga

kebersihan kolam, terutama dari rumput atau tumbuhan

liar yang tumbuh di sekitarnya. Jika lingkungan di

sekitar kolam bersih dan terbebas dari tumbuhan

liar, telur atau larva serangga tidak dapat

berkembang biak. Secara konvensional, hama serangga

dapat diatasi dengan cara dijaring dengan kawat kasa

yang halus.

5. Katak dan Ular

Katak dan ular dapat menyantap ikan budidaya

dewasa maupun anakan. Pengendaliannya dapat

dilakukan secara mekanis, yakni menangkap satu per

satu katak pada malam hari dengan bantuan petromaks

atau lampu senter. Supaya tuntas, telur-telur katak

juga harus dibinasakan agar tidak menetas menjadi

kecebong yang bisa menjadi kompetitor ikan budidaya.

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 76: Bahan Ajar

Fisheries

Ular jarang menyerang ikan di kolam yang sering

dikontrol pemiliknya. Ular tidak terlalu rakus untuk

melahap mangsanya tetapi justru berbahaya bagi

manusia. Karena itu, ular harus ditangkap dengan

cara menjaring atau memukulnya dengan bilah bambu.

Tuba

Racun yang paling banyak digunakan untuk membasmi

hama adalah tumbuhan tuba (Derric eleptica). Racun dari

akar tumbuhan ini mengandung senyawa rotenon yang

mempunyai efek racun sangat keras pada beberapa

jenis hewan. Tuba cukup efektif untuk membunuh hama

didalam kolam karena efek racunnya sangat singkat

dan tidak meninggalkan bekas sehingga tidak

membahayakan ikan peliharaan.

Cara membuat dan menggunakan tuba dapat disimak

dalam pembahasan berikut ini:

- Ambil akar tuba dari tanaman yang sudah dewasa

(akar tuba dari tumbuhan yang sudah berumur 2

tahun mengandung rotenon antara 1 – 17 %)

- Potong kecil—kecil dan tumbuk akar tuba tersebut

agar muudah diekstraksi

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Selain secara mekanis, serangan hama dapat diatasi dengan

racun atau senyawa-senyawa kimia. Berikut ini paparan

berbagai jenis racun atau senyawa kimia yang dapat

digunakan untuk mengendalikan serangan hama.

Page 77: Bahan Ajar

Fisheries

- Masukkan akar tuba yang telah ditumbuk kedalam

wadah yang telah diisi air

- Peras akar tersebut supaya sarinya keluar. Jika

langkah-langkah diatas dilakukan dengan benar maka

akan didapat cairan kental berwarna putih susu

- Sebelum diisi air, tutup rapat pintu pemasukan air

pada kolam lalu isi kolam dengan air setinggi 10

cm. Encerkan sari akar tuba dengan penambahan air

dan percikkan secara merata ke seluruh permukaan

air kolam/tambak. Dosis pemakaian air tuba yang

efektif adalah 4 – 6 kg untuk setiap hektar kolam.

Pemberian tuba harus dilakukan sebelum matahari

terbit karena cahaya matahari dapat menurunkan

efek racunnya. Setelah itu, kolam/tambak dibiarkan

2 – 4 hari baru dilakukan pengeringan dan

pencucian.

Sodium Pentachlorphenate (PCA-NA)

Senyawa ini dikenal sebagai pembasmi gulma, tetapi

dalam dosis tertentu terbukti efektif untuk membunuh

ikan-ikan liar dalam kolam/tambak. Jika digunakan di

tambak udang, PCA-NA merupakan senyawa racun yang

selektif sebab ia dapat membunuh hama ikan tanpa

mengganggu udang yang dipelihara.

Cara penggunaannya, surutkan air kolam hingga

setinggi 3 cm. Percikkan senyawa tersebut secara

merata kedalam air kolam. Sebelum digunakan lagi,

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 78: Bahan Ajar

Fisheries

cuci kolam sebanyak 2 – 3 kali atau hingga kolam

benar-benar bersih. Nikotin

Senyawa ini berasal dari tembakau sisa pabrik yang

diolah menjadi bahan pemberantas hama, seperti ikan

predator, cacing, lintah dan hewan pengganggu

lainnya. Jika digunakan untuk memberantas ikan

predator, dosisnya sekitar 300 – 400 kg per hektar

luas kolam. Sebelum nikotin diberikan, air kolam

harus dikurangi terlebih dahulu hingga setinggi 5

cm. Tembakau yang sudah dicacah ditebarkan merata di

permukaan kolam lalu biarkan selama 7 hari. Jika

efek racun tembakau sudah hilang, ampas daun

tembakau dapat digunakan sebagai bahan pupuk

organik.

JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN

BENAR ................................

Jelaskan beberapa jenis hama sebagai penyebab penyakit

non-parasiter dan cara mengatasinya.

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 79: Bahan Ajar

Fisheries

......................... SELAMAT

BERLATIH .........................

DAFTAR PUSTAKA

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 80: Bahan Ajar

Fisheries

Afrianto, E. & Liviawaty, E. 1992. Pengendalian Hama

dan Penyakit Ikan. Kanisius. Yogyakarta.

Irianto, Agus, 2003. Probiotik Akuakultur. Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

Kordi, K. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan.

Kerja Sama Bina Adiaksara dengan Rineka

Cipta. Jakarta.

------------. 2009. Budidaya Perairan, Buku Kedua. PT.

Citra Aditya Bakti. Bandung: 587 – 732.

Sitanggang, M. 2002. Mengatasi Penyakit dan Hama Pada

Ikan Hias. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan

Page 81: Bahan Ajar

FisheriesBahan Ajar Hama & Penyakit Ikan