Page 1
Fisheries
Standar Kompetensi:
Memiliki Pengetahuan Tentang Penyakit Ikan Serta
Memahami Cara Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Pada
Ikan Budidaya
Kompetensi Dasar:
1. Mampu menjelaskan pengertian hama dan penyakit
ikan budidaya
2. Mampu menjelaskan penyebab atau peristiwa pemicu
terjadinya serangan penyakit pada ikan budidaya
3. Mampu menjelaskan sumber penyakit pada ikan
budidaya
4. Mampu menjelaskan bagian-bagian tubuh ikan yang
diserang penyakit
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
SATUPENDAHULUAN
Bulan Nopember 2004 petani ikan yang membudidayakan
ikan mas (Ciprinus carpio) sistem keramba jaring apung
(KJA) di Danau Toba, Sumatera Utara dikejutkan oleh
kematian ikan mas budi daya secara serentak. Dalam
waktu singkat, sekitar satu minggu, ikan mas yang
mati telah mencapai 100 ton dengan nilai kerugian
mencapai Rp. 150 miliar. Sampai minggu ketiga,
kematian ikan mas di Danau Toba telah mencapai 800
ton. Berikutnya Bulan Desember 2004 kembali
Page 2
Fisheries
Kematian ikan mas budidaya di Danau Toba, Sumatera
Utara dan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
disebabkan serangan Virus Herpes Koi (Koi Herpes Virus,
KHV). Di Indonesia, KHV pertama kali ditemukan di Jawa
Barat pada Maret 2002. Dari Jawa Barat, virus ini
menyebar di Jawa, Bali, Sumbawa, Bengkulu, Sumatera
Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan
selatan dan terakhir Sulawesi Utara.
Ketika KHV menyebar di Jawa Barat, Menteri
Kelautan dan Perikanan saat itu, Rokhmin Dahuri telah
mengeluarkan peraturan (keputusan menteri) yang
melarang peredaran ikan mas dari Jawa Barat ke daerah
lain. Menindaklanjuti kepmen, Dinas Perikanan Sumatera
Utara juga telah menyurati bupati/walikota se-Propinsi
Sumatera Utara agar mengingatkan pembudidaya ikan mas
untuk tidak membeli bibit ikan mas dari luar daerah,
terutama bibit/benih dari Jawa, Sumatera Selatan dan
Sumatera Barat karena daerah tersebut telah terjangkit
KHV lebih dahulu.
Upaya pemerintah mengisolasi daerah-daerah yang
telah terjangkit KHV tidak efektif. Akhirnya virus ini
telah menyerang ikan budidaya di berbagai daerah di
Indonesia. Penyebaran virus KHV tidak terbendung
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 3
Fisheries
sehingga menjadi salah satu penyakit paling serius
dalam budidaya ikan air tawar. Kerugian akibat serangan
penyakit ini telah mencapai triliun rupiah.
Gambar 1. Kematian Massal Ikan Akibat Penyakit
Serangan penyakit pada budidaya perairan di
Indonesia bukanlah peristiwa baru. Setidaknya, sudah
tiga kali terjadi serangan penyakit dalam skala luas
dan menimbulkan kerugian yang besar pada sejarah
budidaya perairan di Indonesia. Pertama, pada Oktober
1980, serangan bakteri Aeromonas sp. menyebabkan kematian
puluhan ton ikan di Jawa Barat dan sekitarnya. Kedua,
sejak akhir tahun 1991 atau awal tahun 1992, serangan
virus Semi Extodermal and Mesodermal Bacullo Virus (SEMBV) atau
White Spot Syndrom Virus (WSSV) menyebabkan runtuhnya
industri budidaya udang windu (Penaeus monodon) di
Indonesia. Sampai tahun 1997, tambak yang terlantar
akibat gagal panen karena serangan SEMBV/WSSV menvapai
70 %. Serangan SEMBV/WSSV menyebabkan ekspor udang
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 4
Fisheries
Indonesia menurun, yakni dari 140.000 ton/tahun pada
tahun1992 menjadi 65.000 ton pada tahun 2000. Ketiga,
serangan virus herpes koi (koi herpes virus, KHV) terhadap
ikan mas sejak Maret 2002 hingga Januari 2005 telah
menyebabkan kematian lebih dari 1.000 ton ikan mas.
Informasi tersebut di atas merupakan suatu
gambaran permasalahan dalam budidaya ikan maupun udang.
Munculnya serangan penyakit dianggap sebagai faktor
penghambat kegiatan budidaya, suatu pengalaman yang
menyisakan trauma berkepanjangan yang hingga saat ini
belum terpecahkan secara tuntas. Serangan penyakit
dapat menimbulkan kerugian ekonomis bahkan gagal panen,
karena itu permasalahan ini tidak boleh dianggap
sebagai sesuatu hal yang sepele.
Para pembudidaya ikan sebaiknya membekali diri
dengan pengetahuan dan keterampilan tentang
penanggulangan hama dan penyakit sebelum melakukan
kegiatan budidaya. Khusus untuk mahasiswa jurusan
perikanan yang belajar tentang Hama dan Penyakit Ikan,
kiranya setiap materi dalam bahan ajar ini dapat
menjadi referensi yang berguna dalam kegiatan
pembelajaran.
A. PENGERTIAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN
HAMA
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Hama adalah organisme yang mampu menimbulkan
gangguan serta dapat menyebabkan terjadinya
serangan penyakit, baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap ikan budidaya.
Page 5
Fisheries
- Secara langsung, hama melukai ikan-ikan
budidaya sehingga ikan-ikan yang terluka mudah
terkena penyakit infeksi.
- Secara tidak langsung, kehadiran hama dalam
jumlah yang besar dalam wadah budidaya dapat
menimbulkan persaingan yang lebih besar.
Gambar 2. Kepiting dan burung sebagai hama ikan
budidaya
PENYAKIT IKAN
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat
menimbulkan gangguan suatu fungsi atau struktur
dari alat tubuh atau sebagian alat tubuh ikan,
Page 6
Ikan
Patogen
Lingkungan
Fisheries
Pada prinsipnya, penyakit yang menyerang ikan-ikan
budidaya tidak datang begitu saja melainkan
melalui proses hubungan antara 3 faktor, yakni
lingkungan (kondisi perairan), kondisi inang
(ikan) dan adanya jasad patogen (jasad penyakit).
Dengan demikian, timbulnya serangan penyakit itu
merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara
lingkungan, ikan dan organisme patogen.
Gambar 3. Hubungan antara Lingkungan, Ikan dan Patogen
B. PENYEBAB PENYAKIT IKAN
Seorang pembudidaya ikan memiliki peranan yang
sangat penting dalam upaya mencegah terjadinya
serangan penyakit pada ikan-ikan budidaya, baik di
kolam, tambak, keramba dan wadah budidaya lainnya
dengan cara memelihara keserasian interaksi antara
ketiga komponen diatas. Kalau begitu maka kerugian
yang diderita akibat serangan penyakit pada ikan
budidaya sebenarnya dapat dihindari. Hanya saja
kebanyakan para petani ikan tidak punya pengetahuan
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 7
Fisheries
yang baik tentang bagaimana menjaga keserasian
interaksi antara ketiga komponen penyebab penyakit
tersebut. Untuk itu, salah satu informasi penting
yang dapat membantu petani ikan dalam usaha mencegah
dan mengobati ikan adalah pengetahuan tentang
penyebab penyakit.
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
CONTOH KASUS 1:
Kepadatan yang tinggi akan menyebabkan ikan
berkompetisi memperebutkan oksigen dan sering terjadi
gesekan sesamanya sehingga ikan mudah mengalami luka.
Munculnya luka tersebut akan memberi kesempatan kepada
bakteri untuk menempel dan mengisap cairan tubuh ikan.
CONTOH KASUS 3:
Penggunaan bahan kimia secara terus menerus juga dapat
menimbulkan kekebalan pada bakteri sehingga ikan
sakit, bakteri tersebut tidak bisa lagi dibunuh dengan
bahan kimia.
CONTOH KASUS 2:
Bakteri Aeromonas dapat berkembang menjadi patogen
(penyakit) jika kondisi peralatan budidaya buruk dan
kolam pemeliharaannya kotor.
Page 8
Fisheries
Beberapa penyebab penyakit pada ikan atau
peristiwa yang menjadi pemicu terjadinya serangan
penyakit pada ikan budidaya antara lain:
1. Stres
Semua perubahan pada lingkungan dianggap
sebagai penyebab stres bagi biota budidaya - ikan
dan non ikan- dan untuk itu diperlukan adanya
adaptasi dari biota tersebut. Bret (1958 dalam
Irianto, 2003) mengatakan bahwa stres adalah suatu
tahapan yang dihasilkan oleh suatu faktor
lingkungan atau faktor lainnya yang menyebabkan
perpanjangan tanggapan adaptif dari hewan melebihi
kisaran normal atau yang mengganggu fungsi normal
sedemikian rupa sehingga kesempatan hidup secara
signifikan menjadi berkurang.
Pengaruh primer, sekunder dan tersier
terjadinya stres dapat ditunjukkan oleh munculnya
beberapa tanda. Pengaruh primer berlangsung segera
dan diindikasikan beragam tanda seperti
meningkatnya kadar plasma kortikosteroid dan
katekholamin (terutama epinefrin dan
norepinefrin). Pengaruh sekunder berlangsung
kemudian dan diindikasikan oleh peningkatan atau
penurunan glukosa darah atau kadar laktat,
meningkat atau menurunnya asam-asam lemak bebas
dalam plasma, menurunnya jumlah limfosit,
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 9
Fisheries
menurunnya kadar air dan meningkatnya aliran darah
pada insang dan jantung. Adapun pengaruh tersier
muncul paling akhir ditunjukkan oleh tanda-tanda
seperti tingkah laku abnormal, konsumsi pakan yang
abnormal, menurunnya laju pertumbuhan dan
meningkatnya insiden penyakit dan laju kematian
(Iwama et al., 1995 dalam Irianto, 2003).
Beberapa faktor penyebab stres, misalnya
meningkatnya suhu air dan salinitas bisa
menyebabkan meningkatnya metabolisme ikan. Faktor
lain, misalnya transportasi ikan dapat menyebabkan
tekanan pada sistem kekebalan dan menghasilkan
berbagai penyebab meningkatnya penyakit dan
kematian pada ikan.
Ikan sering beradaptasi sendiri tanpa
masalah, namun jika waktu adaptasi sangat singkat
maka ikan akan kesulitan bahkan tidak dapat
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yang
terjadi secara tiba-tiba. Sebagai contoh, adaptasi
pada ikan nila (Oreochromis nilotica) dan ikan mujair (O.
mossambica). Kedua jenis ikan air tawar yang
bersifat euryhaline (mampu beradaptasi pada kisaran
salinitas yang luas) dapat dipelihara di tambak
air payau atau di laut, tetapi membutuhkan waktu
adaptasi sekitar satu minggu. Jika ikan
dipindahkan dari air tawar (salinitas 0 ppt) ke
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 10
Fisheries
air payau atau laut (salinitas > 15 ppt) tidak
secara bertahap maka ikan akan sulit beradaptasi.
Stres dapat mengakibatkan ikan menjadi syok,
tidak mau makan, kanibalisme (terutama ikan-ikan
karnivor) dan meningkatnya kepekaan terhadap
penyakit. Untuk mengurangi stres pada ikan maka
pada saat penebaran benih maupun pemindahan ke
wadah yang baru harus dilakukan secara hati-hati.
Ikan-ikan yang baru ditangkap atau baru
didatangkan dari suatu tempat tidak boleh langsung
di tebar kedalam wadah yang sama dan bercampur
dengan ikan-ikan lain tetapi harus didahului
dengan tindakan aklimatisasi selama beberapa
waktu. Aklimatisasi dilakukan dengan cara mengubah
sedikit demi sedikit kondisi lingkungannya agar
menyerupai kondisi lingkungannya yang baru.
2. Kekurangan Gizi
Akibat pemberian pakan dengan kandungan protein
rendah:
- Mengurangi laju pertumbuhan
- Proses reproduksi kurang sempurna
- Ikan mudah terserang penyakit
Akibat pemberian pakan yang kekurangan kandungan
lemak atau asam lemak:
- Pertumbuhan ikan terhambat
- Kesulitan reproduksi
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 11
Fisheries
- Warna kulit tidak normal
Akibat pemberian pakan yang kekurangan kandungan
vitamin:
- Pertumbuhan menurun
- Mata ikan redup
- Anemia, kulit pucat
- Pertumbuhan tulang belakang kurang baik
(bengkok)
3. Pemberian Pakan Yang Berlebihan
Pemberian makanan yang berlebihan terhadap
ikan budidaya perlu dihindari untuk mencegah hal-
hal berbahaya sebagai berikut:
Kekenyangan berlebihan yang dapat berakibat pada
pecahnya usus
Biasanya ikan-ikan karnivor muda seperti ikan
kerapu (Cromileptes, Epinephelus, Plectropoma) dan ikan
lele (Clarias sp.) terkenal rakus dalam memanfaatkan
pakan yang diberikan. Jika ikan-ikan tersebut
diberikan pakan yang berlebihan, akan berdampak
pada pecahnya usus bagian belakang atau bagian
tengah kemudian diikuti oleh timbulnya radang
pada bagian perut yang menyebabkan luka serta
pecahnya dinding perut bagian ventral.
Penurunan kualitas air
Pakan merupakan sumber bahan organik yang jika
mengalami dekomposisi (terutama protein) akan
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 12
Fisheries
menjadi amonia. Konsentrasi amonia yang
berlebihan dalam wadah budidaya dapat
menyebabkan timbulnya keracunan pada ikan.
Dengan demikian, pemberian pakan yang berlebihan
kemudian tidak habis dimakan oleh ikan, akan
tertimbun di dasar wadah budidaya sehingga akan
mempercepat penurunan kualitas air.
4. Keracunan
Keracunan pada ikan dapat terjadi oleh karena
faktor-faktor sebagai berikut:
Penimbunan lumpur dan sisa pakan yang banyak
pada dasar wadah budidaya
Pengambilan logam berat (Cu dan Cd) oleh ikan
dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kegiatan
organ-organ internal (hati dan ginjal) dan
jaringan insang
Kerusakan pakan, misalnya bahan baku yang
digunakan, aktivitas mikroorganisme yang
mencemari pakan dan penurunan/perusakan komponen
pakan selama penyimpanan (ketengikan lemak) yang
dapat merusak fungsi hati ikan
Limbah rumah tangga (detergen, limbah pertanian
seperti pestisida); limbah industri (Cu, Cd dan
Hg) serta berbagai bahan pencemaran lainnya pada
konsentrasi tinggi dapat membahayakan ikan.
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 13
JasadPatogen
Lingkungan
Fisheries
5. Memar dan Luka
6. Cacat
7. Kualitas Air
8. Hama
9. Jasad Patogen
C. SUMBER PENYAKIT
1. Jasad Patogen
Jasad Patogen juga merupakan sumber penyakit
walaupun pada saat tetentu menjadi penyebab karena
ada faktor lain menjadi sumber. Jasad Patogen
termasuk organisme yang telah hidup di perairan
tersebut, bahkan pada tubuh ikan. Contoh: Bakteri
Vibrio sp. Sering ditemukan dibagian usus (intestine)
pada ikan-ikan sehat. Tetapi jasad patogen ini
tidak bisa menyerang ikan bila ikan tersebut dalam
kondisi sehat dan lingkungan dalam keadaan
optimum.
Organisme patogen dapat dikelompokkan menjadi
dua golongan, yaitu patogen asli (True Patogen) dan
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Hama
Page 14
Fisheries
patogen potensial (Opportunistic Patogen). Organisme
patogen asli bersifat lebih berbahaya dibandingkan
dengan organisme patogen potensial karena mampu
menimbulkan penyakit hanya lewat kontak tubuh.
Pada organisme patogen potensial, serangan terjadi
tatkala kondisi tubuh ikan sedang menurun sehingga
pertahanan tubuhnya menjadi lemah.
Jasad patogen yang dikenal menyerang ikan-
ikan budidaya, baik ikan air tawar maupun ikan-
ikan laut, antara lain:
a) Virus
Virus adalah organisme penyebab dan sumber
penyakit yang sangat kecil, dengan ukuran tubuh
antara 200 – 300 nanometer sehingga hanya dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
Virus memiliki struktur tubuh yang sederhana
dan tidak mempunyai organ pencernaan sendiri
sehingga kebutuhan pakan untuk memperbanyak
dirinya sepenuhnya tergantung pada organ
pencernaan dari tubuh inangnya.
Untuk memperbanyak dirinya, mula-mula virus
masuk kedalam sel inang. Pada saat itu asam
nukleat virus (RNA dan DNA) mulai mengendalikan
organ pencernaan dari sel inang untuk
memproduksi asam nukleat sesuai dengan
kebutuhan virus tersebut. Selain itu, virus
juga akan “memerintahkan” pembentukan protein
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 15
Fisheries
baru yang mempunyai sifat khas untuk membunuh
organisme lain atau digunakan sebagai bungkus
pelindung bagi asam nukleat virus.
Gejala umum penyakit akibat virus adalah
pendarahan (hemoragik) pada berbagai organ
(termasuk kulit), perut menggembung dan kulit
pucat gelap pada bagian-bagian tertentu.
Infeksi virus bisa tersebar secara horizontal
dan atau vertikal.
b) Parasit
Parasit adalah hewan atau tumbuhan yang hidup
didalam atau pada tubuh organisme lain (berbeda
jenis) sehingga memperoleh makanan dari
inangnya tanpa ada kompensasi apapun. Parasit
yang dikenal menyerang berbagai ikan budidaya
yaitu Protozoa dan Metazoa. Protozoa adalah
hewan yang terbentuk dari satu sel dengan sel
membran sel. Metazoa adalah hewan bersel banyak
dengan berbagai struktur internal seperti
saluran pencernaan, gonad dan organ yang
melekat.
c) Bakteri
Bakteri adalah mikroorganisme dengan struktur
intraseluler yang sederhana, memiliki daerah
penyebaran relatif luas sehingga hampir dapat
dijumpai dimana saja. Bakteri memiliki ukuran
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 16
Fisheries
relatif lebih besar dari virus, yaitu antara
0,3 – 0,5 µ.
d) Jamur
Jamur adalah organisme yang tampak seperti
serat benang halus di permukaan tubuh ikan.
Penyakit akibat jamur mudah dideteksi karena
gejalanya tampak jelas. Jamur biasanya
menyerang tubuh ikan yang mengalami luka akibat
aktivitas bakteri (infeksi sekunder). Ada empat
jenis jamur yang umum menyerang ikan budidaya,
yaitu:
- Ichthyophonus sp : Menginfeksi organ-organ
internal
- Branchyomycetes sp : Menginfeksi pembuuluh
darah insang
- Saprolegnia sp : Menginfeksi kulit
- Achlya sp : Menginfeksi kulit
2. Hama
Hama ialah segala hewan (organisme) yang
dapat menimbulkan gangguan terhadap biota budidaya
dan dianggap merugikan. Kerugian yang ditimbulkan
hama itu biasanya berupa hilangnya biota budidaya
karena proses makan-memakan (predasi), terjadi
persaingan (kompetisi) dalam pemanfaatan ruang dan
makanan atau menimbulkan kerugian dibidang
fasilitas.
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 17
Fisheries
Ada 4 golongan hama yang dapat menimbulkan
gangguan terhadap biota budidaya, yaitu:
a) Predator (Pemangsa)
Contoh: Ikan Lele (Clarias sp), Ular air (Cereberus
rynchopus), Burung belibis (Anatidae), Kepiting (Scylla
serrata) dan Kodok (Rana sp).
b) Kompetitor (Penyaing)
Contoh: cacing, siput, seragga, udang-udangan
dan ikan belanak.
c) Perusak Sarana
Contoh: kepiting dan belut.
d) Pencuri
Pencuri dapat digolongkan sebagai pemangsa.
Pencuri ialah hama atau pemangsa yang paling
berbahaya karena sifat gangguannya terhadap
biota budidaya lebih parah. Dalam waktu
singkat, sebuah wadah pemeliharaan bisa kosong
total akibat “dimangsa” oleh pencuri.
3. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksudkan disini adalah
lingkungan perairan tempat biota dipelihara.
Didalam lingkungan perairan ini tidak saja hidup
ikan-ikan budidaya tetapi juga ada berbagai jenis
organisme perairan yang hidup dan saling
berinteraksi. Hubungan ini dapat berlangsung
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 18
Fisheries
secara normal sepanjang kualitas perairan tersebut
terjaga dengan baik.
Interaksi yang terjadi bisa bersifat saling
menguntungkan tapi juga bisa saling merugikan.
Masalah hanya akan terjadi jika kondisi perairan
itu terganggu, misalnya kenaikan suhu perairan
secara ekstrim, melampaui batas toleransi ikan
budidaya untuk dapat hidup secara normal maka
dalam kondisi inilah ikan akan menjadi stres,
sistem pertahanan tubuh menjadi berkurang sehingga
sangat mudah terserang penyakit.
D. BAGIAN TUBUH IKAN YANG DISERANG PENYAKIT
Bagian-bagian tubuh ikan yang sering menjadi
sasaran atau daerah penyerangan penyakit infeksi,
antara lain:
1. Kulit, Sirip dan Organ Luar
Ikan yang terserang penyakit pada kulit dan
siripnya akan terlihat lebih pucat (tampak jelas
pada ikan yang berwarna gelap) dan berlendir serta
siripnya rusak dan rontok. Ikan yang terserang,
biasanya akan menggosok-gosokkan tubuhnya pada
benda-benda yang ada disekitarnya.
2. Insang
Gejala serangan pada insang berupa mengembangnya
tutup insang dan munculnya bintik-bintik merah
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 19
Fisheries
tegas pada insang. Jika serangan sudah terlampau
parah, ikan akan mengalami kesulitan bernapas.
3. Organ Dalam
Perut ikan membengkak dan sisiknya berdiri adalah
gejala yang khas jika penyakit menyerang bagian
dalam tubuh ikan. Jika serangan penyakit ini
sampai pada gelembung renangnya, keseimbangan ikan
saat berenang akan hilang.
JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN
BENAR ................................
1. Sebutkan defenisi dari:
a. Hama
b. Penyakit ikan
2. Pada prinsipnya penyakit yang menyerang ikan tidak
datang begitu saja melainkan melalui proses
hubungan antara faktor-faktor tertentu. Jelaskan
proses hubungan antara faktor-faktor tersebut!
3. Jelaskan minimal 5 penyebab atau peristiwa yang
memicu terjadinya serangan penyakit pada ikan
budidaya!
4. Apa yang dimaksud dengan:
a. Patogen Asli (True Patogen)
b. Patogen Potensial (Opportunistic Patogen)
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 20
Fisheries
5. Jelaskan beberapa jasad patogen yang dikenal
menyerang ikan-ikan budidaya!
6. Sebutkan minimal 3 (tiga) golongan hama yang dapat
menimbulkan gangguan terhadap biota budidaya
disertai contohnya masing-masing!
7. Jelaskan bagian-bagian tubuh ikan yang sering
diserang penyakit infeksi!
......................... SELAMAT
BERLATIH .........................
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
DUA IDENTIFIKASI PENYAKIT
IKAN
Page 21
Fisheries
Standar Kompetensi:
Memiliki Pengetahuan Tentang Penyakit Ikan Serta
Memahami Cara Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Pada
Ikan Budidaya
Kompetensi Dasar:
1. Mampu mengidentifikasi penyakit pada ikan budidaya
melalui tanda-tanda spesifik pada organ tubuh
maupun beberapa tingkah laku ikan
2. Mampu memeriksa dan menjelaskan organ tubuh ikan
yang terserang penyakit
A. TANDA-TANDA IKAN TERSERANG PENYAKIT
Untuk mengetahui berbagai gejala penyakit ikan perlu
dilakukan identifikasi sebagaimana dijelaskan pada
tabel berikut:
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 22
Fisheries
Tabel 1. Identifikasi Penyakit Ikan
Gejala Faktor Penyebab
Kelainan pada tulangbelakang ikan
KeturunanMyxosoma cerebralisInfeksi bakteri/virusKekurangan vitamin
Kelainan pada rahangatas/bawah
Myxosoma cerebralis
Rontok sirip
Infeksi bakteri FlexibacterspParasit Costia spSifat air terlalu asamParasit Gyrodactylus sp
Perut kembung
Bacterial hemmorrhagicsepticemia (BHS)Viral hemmorrhagic septicemia(VHS)
Ikan menjadi kurusTuberculosisPenyakit cacingPenyakit Octomitus sp
Mata menonjolTuberculosisInfeksi cacingInfeksi virus
Mata masuk kedalam Infeksi bakteriInfeksi Trypanoplasma
Serabut seperti kapas pada kulit
Penyakit jamur SaprolegniaPenyakit jamur Achyla sp
Pendarahan
Sengatan Argulus spInfeksi bakteriInfeksi Trichodina spGigitan lintah
Kulit terasa kasar dan bintik hitam
Ichthyosporidium
Insang pucat (anemia) Infeksi bakteriInfeksi virus
Insang rontok Bakteri Flexibacter Sp
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 23
Fisheries
MyxobacteriaParasit Dactylogyrus sp
Bintik-bintik putih pada kulit
Ichthyophthirius spCryptocaryon sp
Luka pada daging
Ichthyophthirius spTuberculosisBacterial septicaemiaFlexibacter columnari
Bintik berwarna putih pada hati, limpa, jantungdan otak
Ichthyophthirius sp
Bintik berwarna putihpada hati dan jantung
ZporosoasisTuberculosis
Hati berwarna coklatkekuning-kuningan
Infeksi bakteri
Pendarahan dan bengkak pada anus
Infeksi bakteriInfeksi virusOctomitus
Pembengkakan danpendarahan pada gelembungrenang
Infeksi bakteri
Tonjolan seperti bungakol pada rahang
Inveksi virus
Tonjolan kecil didaerahsirip
Infeksi virus
Tutup insang selalu terbuka
Myxobacteria ColumnarisParasit Dactylogyrus sp
Sumber: Kordi K.,M. Ghufran H., 2009
Selain identifikasi dengan mengamati tanda-tanda
serangan, identifikasi juga dapat dilakukan dengan
mengamati tanda-tanda spesifik pada organ tubuh
maupun beberapa tingkah lakunya.
1. Nafsu Makan
Ikan yang telah terserang penyakit biasanya nafsu
makannya menurun, bahkan pada ikan yang sangat
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 24
Fisheries
lemah tidak ada nafsu makan sama sekali. Bila
nafsu makan ikan tidak seperti biasanya, perlu
diwaspadai dengan memeriksa kualitas air dan ikan
tersebut.
2. Berenang
Sikap berenang ikan yang sakit biasanya berubah-
ubah, misalnya melemah atau bahkan beringas. Pada
sikap berenang yang lemah ikan terlihat meliuk-
liukkan tubuh pelan-pelan, sulit mempertahankan
tubuhnya tegak, tubuh seringkali miring bahkan
terbalik dengan perut di atas, berputar-putar di
suatu tempat, bergerak terus-menerus keatas dan
kebawah dan cenderung berenang di permukaan air.
Pada sikap berenang yang beringas, ikan bergerak
sangat cepat seperti ketakutan dan adakalanya
dengan cepat menggoreskan sisi tubuhnya pada
pematang /tanggul kolam atau tambak atau benda-
benda keras di sekitarnya untuk menekan rasa nyeri
atau gatal.
3. Warna
Perubahan warna yang terjadi pada ikan biasanya
disebabkan oleh kekurangan oksigen, berbagai bahan
beracun tertentu atau adanya perubahan temperatur
dan cahaya. Perubahan warna tubuh ikan juga
terjadi karena serangan penyakit infeksi tertentu,
namun perubahan warna tersebut biasanya hanya
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 25
Fisheries
terjadi pada tempat terinfeksi dan perubahan itu
disertai produksi lendir dan pembengkakan.
4. Mata
Refleksi mata ikan yang sehat akan mengarah
keatas. Ikan yang sakit jika dibaringkan tidak
dapat memandang keatas secara reflektoris. Mata
ikan juga terlihat masuk kedalam, ini berkaitan
dengan adanya infeksi internal, keracunan bahan
tertentu atau kondisi lingkungan yang tidak
memenuhi persyaratan kehidupan ikan.
5. Sisik
Sisik ikan merupakan pelindung luar yang sering
mengalami gangguan. Sisik ikan yang terserang
penyakit akan terlihat berdiri, rusak dan mudah
rontok. Pada serangan yang lebih hebat, sisik dan
kulit ikan tampak seperti melepuh. Hal ini sering
terjadi karena infeksi protozoa atau parasit
tertentu yang sudah meluas. Sisik yang terserang
penyakit akan memperlihatkan produksi lendir yang
berlebihan.
6. Tubuh
Tubuh ikan tidak licin lagi karena selaput lendir
pada kulitnya telah berkurang atau habis sehingga
ikan menjadi mudah ditangkap.
7. Sirip
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 26
Fisheries
Serangan penyakit yang telah parah dapat
menyebabkan sirip punggung, ekor dan sirip dada
mengalami kerusakan berupa pecah-pecah dan kadang
hanya tinggal tulang kerasnya saja.
8. Insang
Perubahan pada insang ditandai dengan perubahan
warna menjadi gelap atau pucat, produksi lendir
berlebihan dan pada lembaran insang terdapat
pembengkakan, terdapat tumbuhan semacam kapas
diantara kembarannya dan ikan mengalami kesulitan
bernapas.
9. Feses
Feses yang memanjang menyerupai filamen selalu
berasal dari ikan sakit. Feses ini sering menempel
gelembung kecil udara dan lendir. Feses pada ikan
sehat selalu berbentuk potongan-potongan pendek
karena feses segera putus begitu dikeluarkan dari
dubur ikan.
10. Organ Dalam
Jika bagian perut ikan dibedah, akan terlihat
perubahan warna pada organ hati, jantung dan limpa
menjadi warna kekuning-kuningan, kemerahan atau
terjadi pendarahan.
B. CARA MEMERIKSA TUBUH IKAN
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 27
Fisheries
Pemeriksaan tubuh ikan dapat dilakukan dengan dua
cara, yakni pemeriksaan di bagian luar dan bagian
dalam tubuh ikan.
1) Pemeriksaan Bagian Luar Tubuh Ikan
Peralatan yang diperlukan untuk memeriksa bagian
luar tubuh ikan adalah: pinset, pisau tajam,
pipet, gunting tajam, mikroskop. Setelah
kelengkapan alat dipenuhi, prosedur pemeriksaan
selanjutnya sebagai berikut:
- Periksa di bagian luka untuk memastikan apakah
terjadi perdarahan dan pembengkakan atau tidak.
- Jika tidak ditemukan perdarahan atau
pembengkakan, buatlah kerokan di bagian kulit
sirip punggung, dada dan perut ikan, kemudian
letakkan kerokan tersebut diatas kaca preparat.
Amati dibawah mikroskop untuk memastikan
terdapat organisme penyebab penyakit atau
tidak.
- Pemeriksaan dengan mikroskop juga bisa
dilakukan dengan cara memotong sirip dan tutup
insang yang diduga terserang penyakit. Jika
tidak ditemukan organisme penyebab penyakit,
pemeriksaan dilanjutkan ke bagian dalam tubuh
ikan.
2) Pemeriksaan Bagian Dalam Tubuh Ikan
Peralatan yang diperlukan untuk memeriksa bagian
dalam tubuh ikan adalah: pinset, pisau tajam,
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 28
Fisheries
gunting tajam, mikroskop. Setelah kelengkapan alat
dipenuhi, prosedur pemeriksaan selanjutnya sebagai
berikut:
- Untuk mengetahui kondisi bagian dalam tubuh
ikan perlu dilakukan pembedahan dengan
menggunakan pisau atau gunting yang tajam.
- Pembedahan dilakukan secara hati-hati agar
tidak merusak organ bagian dalam ikan.
- Basahi bagian tubuh ikan yang akan dipotong
dengan alkohol supaya steril.
- Memotong ikan dimulai dari anus ke arah kepala
hingga sebelum tutup insang.
- Memotong ikan dari anus ke arah perut, sampai
di tengah-tengah perut, belokkan potongan ke
arah kepala dari belakang tutup insang.
- Dari arah bawah, potong melintang ke atas
menuju ujung pemotongan yang terakhir.
- Perhatikan organ jantung, hati, ginjal, limpa
dan gelembung renang dengan teliti. Pastikan
tidak ada yang rusak.
- Gunakan mikroskop untuk melihat berbagai gejala
pada organ bagian dalam tersebut.
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 29
Fisheries
JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN
BENAR ................................
1. Jelaskan beberapa tanda spesifik pada organ tubuh
maupun beberapa tingkah laku ikan yang terserang
penyakit infeksi!
2. Jelaskan cara memeriksa organ tubuh ikan untuk
mengetahui serangan penyakit infeksi!
......................... SELAMAT
BERLATIH .........................
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 30
Fisheries
Standar Kompetensi:
Memiliki Pengetahuan Tentang Penyakit Ikan Serta
Memahami Cara Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Pada
Ikan Budidaya
Kompetensi Dasar:
1. Mampu menjelaskan teknik pencegahan penyakit ikan
melalui pembersihan wadah budidaya
2. Mampu menjelaskan teknik pencegahan penyakit ikan
melalui pembersihan peralatan penunjang kegiatan
budidaya ikan
3. Mampu menjelaskan teknik pencegahan penyakit ikan
melalui karantina dan vaksinasi ikan budidaya.
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
TIGA PENCEGAHAN PENYAKIT
MENCEGAH lebih baik daripada mengobati. Prinsip inilah
yang paling tepat diterapkan untuk mengatasi setiap
gangguan pada penyakit ikan. Karena selain pengobatan
tidak bisa menjamin penyembuhan 100 %, pengobatan juga
memerlukan biaya dan tenaga yang tidak sedikit. Tindakan
pencegahan yang paling utama pada budidaya ikan adalah
Page 31
Fisheries
A. PEMBERSIHAN KOLAM
Pembersihan wadah budidaya (kolam/tambak)
dimaksudkan untuk membersihkan organisme parasit,
virus, jamur dan bakteri serta hama yang terdapat
didalamnya. Pembersihan kolam dan tambak dapat
dilakukan dengan cara pengeringan, penggunaan kapur
atau menggunakan pestisida tertentu. Pengeringan
dimaksudkan untuk membunuh atau memutuskan siklus
hidup organisme penyakit yang ada di kolam atau
tambak. Pengeringan kolam dan tambak juga
dimaksudkan untuk menguapkan/menguraikan senyawa-
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
MENCEGAH lebih baik daripada mengobati. Prinsip inilah
yang paling tepat diterapkan untuk mengatasi setiap
gangguan pada penyakit ikan. Karena selain pengobatan
tidak bisa menjamin penyembuhan 100 %, pengobatan juga
memerlukan biaya dan tenaga yang tidak sedikit. Tindakan
pencegahan yang paling utama pada budidaya ikan adalah
Page 32
Fisheries
senyawa beracun yang ada di dasar kolam. Cara yang
baik untuk membersihkan kolam adalah keringkan kolam
dan bersihkan dengan sabun. Biarkan selama 3 – 7
hari tergantung cuaca, biasanya ditandai dengan
retak-retaknya tanah dasar kolam atau tambak. Untuk
memberikan hasil yang lebih baik, proses pengeringan
kolam dan tambak biasanya dikombinasikan dengan
pengapuran.
Pengapuran berguna untuk membunuh parasit dan
mencegah turunnya keasaman tanah (pH tanah). Dosis
pemberian kapur tergantung dari luas kolam. Biasanya
untuk setiap 1 m2 ditaburkan 200 gr kapur kemudian
biarkan selama seminggu terhitung dari awal
pengeringan kolam. Setelah kering, isi kolam dengan
air bersih yang sudah diendapkan selama 48 jam.
Syarat air yang digunakan harus bersih serta bebas
dari pencemaran bahan kimia dan gas-gas berbahaya
lainnya.
B. PEMBERSIHAN PERALATAN
Peralatan yang sering digunakan untuk menunjang
kegiatan budidaya ikan antara lain serokan (seser),
filter, pompa, alat sirkulasi, dll. Tanpa disadari
peralatan-peralatan tersebut sering menjadi media
pengantar bakteri, kotoran dan senyawa-senyawa
beracun.
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 33
Fisheries
Jika tidak segera dilakukan tindakan pembersihan,
dikhawatirkan semua organisme, kotoran maupun
senyawa beracun yang menempel pada peralatan
tersebut dapat menular ke ikan atau kedalam
perairan. Peralatan tersebut dapat dibersihkan
dengan mencelupkannya kedalam larutan PK dosis
rendah, sekitar 3 – 20 ppm selama 30 menit.
C. KARANTINA DAN VAKSINASI IKAN
Cara karantina yang biasa dilakukan adalah
menempatkan ikan yang sakit secara terpisah dengan
ikan yang sehat didalam wadah khusus selama waktu
tertentu, kemudian berikan larutan antibiotik
kedalam wadah khusus tersebut. Langkah ini perlu
dilakukan karena ikan yang sakit dapat menularkan
penyakitnya pada ikan yang sehat, terutama ketika
ikan yang sehat sedang menurun daya tahan tubuhnya.
Selain dengan karantina, penularan penyakit dapat
dicegah dengan vaksinasi, yakni memberi suntikan
berisi virus yang sudah dilemahkan sehingga tubuh
ikan menjadi kebal dan mampu menangkis serangan
virus sejenis.
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 34
Fisheries
JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN
BENAR ................................
1. Jelaskan teknik pencegahan penyakit ikan melalui
pembersihan wadah budidaya!
2. Jelaskan teknik pencegahan penyakit ikan melalui
pembersihan peralatan penunjang kegiatan budidaya
ikan!
3. Jelaskan teknik pencegahan penyakit ikan melalui
karantina dan vaksinasi ikan budidaya!
......................... SELAMAT
BERLATIH .........................
Standar Kompetensi:
Memiliki Pengetahuan Tentang Penyakit Ikan Serta
Memahami Cara Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Pada
Ikan Budidaya
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
EMPATPENANGANAN IKAN SAKIT
Page 35
Fisheries
Kompetensi Dasar:
1. Mampu menjelaskan teknik penanganan ikan sakit
melalui pencucian wadah budidaya
2. Mampu menjelaskan teknik penanganan ikan sakit
melalui pengaliran air
3. Mampu menjelaskan teknik penanganan ikan sakit
melalui perendaman
4. Mampu menjelaskan teknik pengobatan ikan melalui
makanan
5. Mampu menjelaskan teknik pengobatan ikan melalui
penyuntikan
6. Mampu menjelaskan teknik pengobatan ikan melalui
pembilasan
7. Mampu menjelaskan teknik pengobatan ikan melalui
penyemprotan
A. PENCUCIAN WADAH BUDIDAYA
Sering dijumpai kematian ikan di wadah budidaya
disebabkan oleh masuknya senyawa beracun kedalam
wadah tersebut. Jika sudah tercemar racun, sebaiknya
segera dilakukan pencucian wadah budidaya. Hal ini
dilakukan untuk menghindari kematian ikan secara
massal. Tindakan selanjutnya adalah mengeringkan
kolam/tambak selama beberapa hari agar daya racun
dari senyawa tersebut menjadi lemah.
B. PENGALIRAN AIR
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 36
Fisheries
Pengaliran air adalah salah satu upaya membantu
menguras senyawa beracun atau bakteri didalam
kolam/tambak. Adanya aliran air yang lancar akan
menghanyutkan sisa pakan, hasil ekskresi sehingga
tidak terdapat senyawa beracun hasil dekomposisi
bahan tersebut. Aliran air juga dapat mempertahankan
temperatur dan kelarutan oksigen di kolam/tambak
sehingga tetap menuunjang kehidupan ikan. Pada kolam
yang tidak mengalir, temperatur air sering meningkat
(terutama pada siang hari) sehingga pertumbuhan
organisme penyakit menjadi lebih cepat. Pada saat
yang sama konsentrasi oksigen juga akan menurun
sehingga ikan bertambah stress karena sulit
bernapas.
C. PERENDAMAN
Menyembuhkan ikan yang sakit, khususnya ikan yang
terserang penyakit di bagian luar tubuhnya (ekto-
patogen), dapat dilakukan dengan cara perendaman
menggunakan senyawa kimia tertentu. Kalium
Permanganat (PK) dan Methylene Blue sering digunakan
sebagai bahan perendaman. Jika jumlah ikan yang
sakit tidak terlalu banyak, perendaman cukup
dilakukan didalam bak atau wadah yang kecil. Jika
jumlah ikan yang sakit cukup banyak, perendaman
dapat dilakukan langsung didalam kolam/tambak.
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 37
Fisheries
Perendaman dilakukan dengan cara memasukkan ikan
kedalam 5 mg PK/l air selama 15 menit atau 1 gr
Methylene Blue/100 l air selama 20 menit. Setelah
direndam, pindahkan ikan tersebut kedalam wadah yang
berisi air bersih agar sisa bahan kimianya terlarut.
Jika penyakitnya belum sembuh, lakukan perendaman
ulang. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan ketika
merendam ikan yang sakit sebagai berikut:
- Menutup lubang pemasukan air
- Membandingkan jumlah kapasitas air dengan dosis
penggunaan obat
- Agar konsentrasi bahan kimia merata, larutkan
dahulu cairan kimia tersebut kedalam air bersih,
kemudian siramkan kedalam kolam.
..................
..............
Larutan obat masukkan ikan yg sakit
rendam beberapa saat
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 38
Fisheries
Setelah cukup, masukkan ke bakbiarkan sampai ikan segera diangkat yang berisiair bersih segar kembali
Gambar 5. Perendaman ikan didalam bak
Kolam ikan obat
dimasukkan setelah saluran air ditutup
Perendaman ikan dilakukan selama saluranair segera dibukabeberapa menit untukmengalirkan air segar
Gambar 6. Perendaman ikan didalam kolam
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 39
Fisheries
D. PENGOBATAN MELALUI MAKANAN
Pemberian obat pada ikan dapat dilakukan lewat
makanannya. Pengobatan cara ini sebaiknya dilakukan
pada tahap awal serangan penyakit, yakni ketika ikan
masih memiliki nafsu makan. Jika pemberian obat
terlambat, pakan tidak akan dimakan oleh ikan karena
nafsu makannya sudah hilang sehingga obat yang
diberikan lebih banyak terbuang percuma.
Pengobatan dengan cara ini bertujuan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh serta membunuh
berbagai bakteri, jamur, parasit dan gangguan
organisme lainnya. Cara pengobatannya dilakukan
dengan mencampurkan vitamin atau antibiotik kedalam
makanan ikan. Antibiotik yang digunakan adalah
Teramisin, Trisulfa, Sulfadiazin dan Sulfamerazin.
Satu gr Sulfamerazin yang dicampur kedalam 5 kg
pakan dapat digunakan untuk mengobati 30 – 50 kg
ikan. Pengobatan dilakukan selama 7 – 10 hari
berturut-turut sampai bakteri mati. Teramisin cair
sebanyak 10 cc diberikan dengan cara mencampurkannya
kedalam 10 kg pakan. Antibiotik cair ini diberikan
secara terus-menerus selama 7 – 10 hari. Obat ini
cukup efektif untuk menyembuhkan 100 kg ikan.
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 40
Fisheries
Sementara itu, Sulfadiazin atau Trisulfa sebanyak
5,5 gr diberikan dengan cara mencampurkannya kedalam
10 kg pakan. Campuran pakan dan antibiotik itu juga
diberikan selama 7 – 10 hari berturut-turut dan
cukup efektif untuk menyembuhkan 100 kg ikan.
E. PENYUNTIKAN
Pengobatan penyakit akibat gangguan parasit dapat
juga dilakukan melalui penyuntikan. Persyaratan yang
perlu diperhatikan dalam melakukan penyuntikan ikan
adalah jumlah ikan tidak terlalu banyak, ukuran
tubuh ikan cukup besar dan berasal dari ikan induk.
Penyuntikan untuk ikan-ikan konsumsi hendaknya
dihindari sebab dikhawatirkan akan berpengaruh
negatif terhadap kesehatan manusia yang
mengkonsumsinya.
Penyuntikan dapat dilakukan secara Intra Peritoneal
(IP), yaitu penyuntikan dilakukan pada bagian
belakangdari rongga perut yakni tepat didepan sirip
perut – diusahakan agar tidak melukai usus ikan.
Penyuntikan juga dapat dilakukan secara Intra Muscular
(IM), yaitu penyuntikan dilakukan pada bagian tengah
otot punggung dekat sirip punggung – kurang lebih 3
sisik dibawah ujung belakang sirip punggung.
Jenis obat yang umum digunakan untuk mengobati
ikan yang terserang penyakit infeksi, antara lain
Teramisin, Kemisitin atau Chloramphenicol. Dosis
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 41
Fisheries
yang digunakan umumnya dihitung berdasarkan berat
ikan yang akan disuntik dalam satuan kg. Untuk
setiap kg ikan umumnya digunakan Teramisin berbentuk
tepung dengan dosis 25 mg, sedangkan dosis Teramisin
cair cukup mmenggunakan 1 cc saja. Dosis Kemisitin
yang telah umum digunakan adalah 20 mg, sedangkan
dosis Chloramphenicol berkisar antara 9 – 30 mg.
F. PEMBILASAN
Pembilasan biasanya diterapkan pada telur ikan
yang telah terserang penyakit jamur. Jamur yang
dikenal menyerang telur ikan adalah Saprolegnia sp. dan
Achlya sp. Pembilasan dilakukan dengan menggunakan obat
konsentrasi yang relatif tinggi. Obat dibilaskan
sekaligus penggantian air. Walaupun demikian, sesuai
pengalaman telur ikan yang telah terserang penyakit
tidak akan menetas dengan baik.
G. PENYEMPROTAN
Penyemprotan biasanya diterapkan untuk memberantas
penyakit di kolam/tambak. Bahan kimia yang digunakan
disemprotkan kedalam kolam/tambak untuk memberantas
penyakit yang berkembang. Cara ini biasanya
dilakukan setelah panen atau karena kegagalan panen
akibat serangan penyakit yang dahsyat.
Penyemprotan juga dilakukan untuk memberantas
hama. Biasanya menggunakan pestisida. Tetapi
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 42
Fisheries
hendaknya penyemprotan dengan menggunakan bahan
kimia dosis tinggi atau pestisida hanya dilakukan
sebagai pilihan terakhir.
JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN
BENAR ................................
1. Jelaskan teknik penanganan ikan sakit melalui
pencucian wadah budidaya!
2. Jelaskan teknik penanganan ikan sakit melalui
pengaliran air!
3. Jelaskan teknik penanganan ikan sakit melalui
perendaman!
4. Jelaskan teknik pengobatan ikan melalui makanan!
5. Jelaskan teknik pengobatan ikan melalui penyuntikan!
6. Jelaskan teknik pengobatan ikan melalui pembilasan!
7. Jelaskan teknik pengobatan ikan melalui
penyemprotan!
......................... SELAMAT
BERLATIH .........................
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 43
Fisheries
Standar Kompetensi:
Memiliki Pengetahuan Tentang Penyakit Ikan Serta
Memahami Cara Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Pada
Ikan Budidaya
Kompetensi Dasar:
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
LIMAPENYAKIT PARASITER DAN
CARA MENGATASINYA
Page 44
Fisheries
1. Mampu menjelaskan beberapa jenis penyakit yang
disebabkan oleh parasit serta cara mengatasinya
2. Mampu menjelaskan beberapa jenis penyakit yang
disebabkan oleh bakteri serta cara mengatasinya
3. Mampu menjelaskan beberapa jenis penyakit yang
disebabkan oleh virus serta cara mengatasinya
4. Mampu menjelaskan beberapa jenis penyakit yang
disebabkan oleh jamur serta cara mengatasinya
5. Mampu menjelaskan beberapa jenis penyakit yang
belum diketahui penyebabnya
A. INFEKSI PARASIT
Parasit yang menyerang ikan budidaya, baik ikan air
tawar maupun ikan-ikan laut-payau antara lain:
1. Penyakit Bintik Putih atau White Spot
(Ichthyopthiriasis)
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Penyakit parasiter adalah jenis penyakit yang disebabkan
oleh organisme yang merugikan organisme lain yang bertindak
sebagai inangnya. Contoh organisme penyebab penyakit antara
lain: parasit, bakteri, virus dan jamur. Berikut akan
diuraikan beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh
parasit, bakteri, virus dan jamur.
Page 45
Fisheries
Penyakit bintik putih disebabkan oleh jenis
protozoa Ichthyopthirius multifiliis. Oleh karena itu
penyakitnya sering juga disebut Ichthyopthiriasis. I.
Multifiliis termasuk protozoa yang sering menimbulkan
penyakit pada ikan air tawar, baik ikan konsumsi
maupun ikan hias. Protozoa ini mempunyai ukuran
relatif kecil sehingga tidak bisa dilihat dengan
mata telanjang. Pada tubuh ikan yang terserang
protozoa ini akan terbentuk bintik-bintik putih
berdiameter 0,5 – 1 mm sehingga penyakiit ini
disebut white spot. Bintik putih ini sebenarnya
merupakan koloni dari ratusan I. Multifiliis.
Serangan I. Multifiliis umumnya terjadi pada musim
hujan ketika temperatur turun menjadi 20 – 24 0C.
Bagian tubuh ikan yang paling sering diserangnya
adalah bagian eksternal terutama lapisan lendir
kulit, sirip dan insang. Jika sudah menyerang
insang, protozoa ini akan merusak fungsi insang
sehingga proses pertukaran gas (oksigen,
karbondioksida dan amonia) menjadi terhambat.
Ikan yang terserang penyakit ini biasanya
menjadi malas berenang dan cenderung mengapung di
permukaan air. Terlihat adanya bintik-bintik
putih terutama di bagian sirip, tutup insang,
permukaan tubuh dan ekor. Ikan menggosok-gosokkan
tubuhnya pada pematang atau dasar kolam serta
benda-benda keras di sekelilingnya. Timbul
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 46
Fisheries
pendarahan pada sirip dan insang. Pada
penyerangan yang berat dan massal, terlihat ikan
berkumpul dan megap-megap di sekitar air masuk
atau permkaan air. Biasanya juga tubuh ikan
bergerak secara berkelebat dan memantulkan cahaya
pada saat menjelang tengah hari atau malam hari.
Cara mengatasi ikan yang terserang penyakit
ini antara lain, ikan diberok dalam air mengalir,
kurangi padat penebaran, pemberian makanan yang
cukup serta menaikkan suhu air di atas 28 0C.
Pengobatan dapat dilakukan dengan perendaman
dalam larutan formalin 25 cc/meter kubik ditambah
Malachite green oxalat 15 gr/meter kubik selama
24 jam atau NaCl 10 – 15 gr/l selama 20 menit.
Formalin 25 ppm diulang 3 kali selama beberapa
hari atau pencelupan dengan dosis 200 ppm selama
15 menit untuk 14 hari dan setelah pengobatan
ikan dikembalikan kedalam air yang segar. Bisa
juga menggunakan Malachite green 0,5 ppm selama 6
– 24 jam atau larutkan 2 – 4 cc larutan baku
(konsentrasi 1 persen) Methylene blue kedalam 4
liter air bersih dan rendam ikan yang sakit
selama 24 jam. Obat lain yang juga terbukti cukup
efektif untuk digunakan dalam memberantas I.
Multifiliis adalah larutan kina (1 gr per 20 liter
air) atau Chloramine (1 gr per 100 liter air).
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 47
Fisheries
Caranya adalah merendam ikan yang sakit selama
beberapa hari dalam larutan tersebut.
2. Penyakit Gatal (Trichodiniasis)
Penyakit gatal disebabkan oleh parasit
Trichodina sp. sehingga penyakitnya sering disebut
Trichodiniasis. Bentuk parasit ini bundar seperti
topi, berukuran kurang lebih 100 µ. Dengan
bantuan mikroskop, Trichodina sp. terlihat berbentuk
lingkaran transparan dengan sejumlah cilia yang
menempel disekeliling lingkaran. Pada tubuh
bagian bawah terdapat lingkaran pelekat untuk
melekatkan dirinya ke tubuh ikan atau benda-benda
lainnya. Parasit ini menempel di bagian kulit,
sirip dan insang serta menyebabkan iritasi.
Gejala ikan yang terserang penyakit
Trichodiniasis antara lain: terdapat bintik-bintik
putih terutama di bagian kepala dan punggung,
nafsu makan ikan hilang, ikan menjadi sangat
lemah, produksi lendir bertambah sehingga tubuh
ikan tampak mengkilat, pada tubuh bagian luar
sering dijumpai pendarahan, warna tubuh ikan
kusam, sering terlihat ikan menggosok-gosokkan
tubuhnya pada dasar atau dinding kolam/tambak
serta benda-benda keras lainnya.
Cara mengatasi penyakit ini antara lain:
kurangi padat penebaran, penyaringan air yang
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 48
Fisheries
masuk ke kolam/tambak serta menjaga kebersihan
sarana budidaya. Pengobatan dapat dilakukan
dengan merendam ikan dalam larutan formalin 40
ppm selama 24 jam (di kolam/bak), 150 – 200 ppm
selama 15 menit. Biasanya juga menggunakan
Malachite green 0,1 gr/m3 selama 24 jam atau
campuran 0,1 ppm Malachite green dengan 25 ppm
formalin untuk perendaman yang diulang 3 kali
selama 2 minggu.
3. Penyakit Kutu Ikan (Argulosis)
Penyakit kutu ikan disebabkan oleh Argulus sp.,
sehingga penyakitnya biasa disebut Argulosis. Argulus
sp atau kutu ikan merupakan ektoparasit yang
menempel pada bagian luar tubuh ikan. Argulus
berbentuk pipih dan pada bagian dorsal dilindungi
oleh karapas yang menutupi hampir seluruh bagian
tubuhnya. Bagian sisi karapas ini dapat sedikit
digerakkan ke atas dan ke bawah seperti sayap.
Pada bagian anterior terdapat dua pasang antena,
sepasang mata majemuk, mulut dan organ pengisap.
Bagian posterior terdiri dari 3 segmen yang
masing-masing berhubungan dengan sepasang kaki
renang. Bagian perut tidak terlihat jelas,
berbentuk seperti ekor. Secara keseluruhan
susunan tubuh Argulus sangat cocok untuk sifat
hidupnya sebagai parasit. Ia juga dapat
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 49
Fisheries
menyesuaikan kekuatan cengkeramannya dengan
kecepatan gerak ikan. Makin cepat ikan berenang,
makin kuat pula cengkeramannya sehingga ia tidak
mudah lepas.
Argulus menyerang hampir semua jenis ikan air
tawar, baik ikan konsumsi maupun ikan hias. Ia
menggigit inangnya dengan rahang, kemudian
melepaskan sengat pada luka gigitan agar tidak
terjadi pembekuan darah. Efek dari penempelan,
gigitan dan racun yang diinjeksikan menyebabkan
ikan mengalami iritasi, kehilangan keseimbangan,
melompat-lompat keluar dari air, ikan terlihat
sangat kurus bahkan dapat mati karena disengat
dan dihisap darahnya, sisik terkuak dan kadang-
kadang lepas, muncul titik-titik darah pada kulit
disekitar bekas gigitan parasit tersebut, kulit
ikan pecah serta ikan menggosok-gosokkan
tubuhnya pada dasar dan pematang kolam atau
benda-benda keras disekelilingnya.
Cara mengatasi penyakit ini antara lain
dilakukan perendaman dengan larutan KMnO4 dosis
10 ppm selama 30 menit, 100 ppm selama 5 – 10
menit, 500 ppm selama kurang dari 5 menit atau
1000 ppm selama 30 – 45 detik. Bisa juga
digunakan NaCl 1,0 – 1,5 % selama 15 menit, 20
gr/liter air selama 15 menit. Bahan lain yang
dapat digunakan adalah Formalin 250 ppm selama 1
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 50
Fisheries
jam, Asam asetat glasial 1000 ppm selama 5 menit,
Ammonium Khlorida dengan dosis 500 ppm selama
kurang lebih 24 jam, 1000 ppm selama 4 jam, atau
2000 ppm selama 30 menit.
4. Dactylogiriasis
Penyakit Dactylogiriasis disebabkan oleh
Dactylogyrus sp. organisme parasit ini tergolong
cacing monogenea. Cacing ini bentuknya pipih dan
pada ujung badannya dilengkapi dengan alat yang
berfungsi sebagai pengait dan alat pengisap
darah.
Dactylogyrus sp lebih suka menyerang insang
ikan. Ikan yang diserang parasit ini biasanya
akan menjadi kurus dan kulitnya tidak kelihatan
bening lagi. Kulit juga terlihat pucat, bintik-
bintik merah di bagian tubuh tertentu, produksi
lendir tidak normal dan pada sebagian atau
seluruh tubuh berwarna lebih gelap, sisik dan
kulit terkelupas, juga sering terlihat ikan
menggosok - gosokkan tubuhnya ke dasar atau
pematang kolam serta benda-benda keras lain di
sekitarnya.
Cara mengobati penyakit ini antara lain
dilakukan dengan perendaman dalam larutan garam
dapur/ NaCl 12,5 – 13 gr/m3 selama 24 – 36 jam
atau NaCl 2 % selama 30 menit. Juga dapat
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 51
Fisheries
dilakukan dengan menggunakan larutan Formalin 40
ppm selama 24 jam (di kolam/bak) atau 250 ppm
selama 15 menit, atau Methylene blue 3 gr/ m3
selama 24 jam, dan atau KMnO4 0,01 % selama 30
menit. Perendaman juga dapat dilakukan pada
larutan Ammonium 1 : 2000 selama 5 – 15 menit
sudah cukup efektif untuk memberantas cacing ini.
Cara membuat larutan Ammonium 1 : 2000 adalah
dengan mencampurkan 10 bagian Ammonium kedalam 90
bagian air bersih. Selanjutnya, 5 cm kubik
larutan ini dicampurkan ke dalam 1 liter air
sehingga berbentuk larutan 1 : 2000.
5. Gyrodactiliasis
Penyakit Gyrodactiliasis disebabkan oleh parasit
Dactylogyrus sp. Dactylogyrus sp merupakan sejenis cacing
yang berbentuk pipih dan pada ujung badannya
dilengkapi dengan alat yang berfungsi sebagai
pengait dan alat pengisap darah.
Gyrodactylus sp biasanya menyerang kulit dan
sirip ikan. Ikan yang terserang gejalanya dapat
dikenali dari insang yang pucat dan bengkak, ikan
terlihat berkumpul pada pintu air masuk, produksi
lendir berlebihan, pertumbuhan ikan terhambat,
nafsu makan ikan berkurang, kandungan sel darah
putih berlebihan, tingkah laku ikan tidak normal
dan berenang tidak normal. Cara mengatasi
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 52
Fisheries
penyakit gyrodactiliasis sama seperti penanggulangan
penyakit dactylogiriasis.
B. INFEKSI BAKTERI
1. Penyakit Bercak Merah
Penyakit bercak merah atau Septicemia
haemorrhagica disebabkan oleh bakteri Aeromonas sp.
Bakteri Aeromonas umumnya hidup di air tawar yang
mengandung bahan organik tinggi. Ciri utama
bakteri Aeromonas adalah bentuknya seperti batang,
ukurannya 1 – 4 x 0,4 – 1 µ, bersifat gram
negatif, fakultatif aerobik (dapat hidup dengan
atau tanpa oksigen), tidak berspora, bersifat
motil (bergerak aktif) karena mempunyai satu
flagel yang keluar dari salah satu kutubnya,
senang hidup di lingkungan bersuhu 15 – 300 C dan
pH antara 5,5 – 9.
Bakteri Aeromonas menyerang hampir semua jenis
ikan air tawar dan ikan kakap putih yang
dipelihara di tambak bersaliniitas rendah.
Serangan bakteri ini bersifat laten
(berkepanjangan), jadi tidak memperlihatkan
gejala penyakit meskipun telah dijumpai pada
tubuh ikan. Serangan bakteri ini baru terlihat
apabila ketahanan tubuh ikan menurun akibat stres
yang disebabkan oleh penurunan kualitas air,
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 53
Fisheries
kekurangan pakan atau penanganan ikan yang kurang
baik.
Ikan yang terserang bakteri ini biasanya
memperlihatkan gejala-gejala berupa: warna tubuh
ikan menjadi gelap, kemampuan berenang menurun,
mata ikan rusak dan agak menonjol, sisik terkuak,
seluruh siripnya rusak, insang berwarna merah
keputihan, ikan terlihat megap-megap di permukaan
air, insangnya rusak sehingga sulit bernapas,
timbul pendarahan, perut ikan kembung dan apabila
dilakukan pembedahan maka akan kelihatan
pendarahan pada hati, ginjal dan limpa.
Penanggulangan bakteri Aeromonas dapat
dilakukan dengan menggunakan antibiotik melalui
perendaman, penyuntikan atau dicampur dengan
pakan. Perendaman dilakukan dalam larutan PK 10 –
20 ppm selama 30 – 60 menit atau 3 – 5 ppm selama
12 – 24 jam. Larutan Nitrofuran 5 – 10 ppm selama
12 – 24 jam, Imequil 5 ppm selama 24 jam, Baytril
5 – 8 m3 air untuk waktu yang tidak terbatas.
Perendaman dengan vaksin hydrovet (1 ml vaksin +
10 ml air) untuk 100 ekor benih ikan selama 30
menit.
Penanggulangan dengan cara penyuntikan
dilakukan dengan menggunakan Oxytetracycline 20 –
40 mg/kg ikan, Kanamycin 20 – 40 mg/kg ikan atau
Strepcomycine 20 – 60 mg/kg ikan. Sementara
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 54
Fisheries
dengan perlakuan pakan dilakukan pemberian pakan
pelet yang dicampur Oxytetracycline 50 mg/kg ikan
yang diberikan setiap hari selama 7 – 10 hari
berturut-turut. Ikan yang diobati dengan
antibiotik baru dapat dikonsumsi dua minggu
setelah pengobatan.
2. Vibriosis
Penyakit vibriosis disebabkan oleh bakteri Vibrio
sp. Bakteri ini mempunyai tubuh berbentuk batang
dan mempunyai kemampuan untuk bergerak karena
dilengkapi dengan flagel. Bakteri vibrio sp
menyerang ikan air tawar dan ikan-ikan laut
budidaya. Pada ikan yang sehat, bakteri ini
sering ditemukan di bagian usus (intestine).
Umumnya ikan yang diserang vibriosis
memperlihatkan gejala-gejala: ikan kehilangan
nafsu makan (anorexia), kulit ikan menjadi gelap,
insang ikan pucat, sering terjadi pembengkakan
pada kulit yang lama kelamaan akan pecah menjadi
luka(bisul) dan mengeluarkan cairan nanah
berwarna kuning kemerah-merahan, terjadi
pendarahan pada dinding perut dan permukaan
jantung, dan jika dilakukan pembedahan maka akan
terlihat pembengkakan dan kerusakan pada jaringan
hati, ginjal dan limpa.
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 55
Fisheries
Cara mengatasi serangan vibriosis yaitu menjaga
kualitas air dan kebersihan kolam serta kesehatan
ikan. Benih yang hendak ditebar sebaiknya
diimunisasi terlebih dahulu. Sedangkan ikan yang
sakit diobati dengan penyuntikan Oxytetracycline
HCL 25 – 30 mg/kg ikan, diulang tiap 3 hari
sekali. Ulangan dilakukan sebanyak 3 kali. Dapat
juga melalui perlakuan pakan dengan
Oxytetracycline HCL sebanyak 50 mg/kg ikan/hari
diberikan selama 7 – 10 hari berturut-turut.
3. Tuberculosis
Penyakit tuberculosis disebabkan oleh bakteri
dari famili Mycobactericeae, yang menyerang ikan
konsumsi maupun ikan hias air tawar. Dua spesies
yang terkenal adalah Mycobacterium marinum dan M.
fortoitum.
Ikan yang diserang penyakit tuberculosis
biasanya akan memperlihatkan gejala-gejala: tubuh
ikan menjadi berwarna agak gelap, perut ikan
kelihatan membengkak, jika perut ikan dibedah
maka akan terlihat bintil-bintil (tubercle), terutama
pada hati, ginjal dan limpa. Adanya bintil-bintil
ini menyebabkan penyakit ini disebut tuberculosis.
Beberapa obat yang pernah dicobakan dan
berhasil, terutama ikan-ikan yang baru diserang
adalah penyuntikan dengan Kanamycine 0,02 mg/gr
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 56
Fisheries
ikan ke bagian perutnya. Cara lain ialah
penyuntikan dengan Streptomycine 0,01 – 0,02
mg/gr ikan atau merendam ikan ke dalam larutan
Streptomycine 10 mg/l air.
4. Furuncolosis
Penyakit furuncolosis disebabkan oleh bakteri
Aeromonas salmonicida. Bakteri ini tidak mampu
bergerak dan tidak dapat bertahan lama di luar
tubuh inangnya. Aktivitas tertinggi terjadi pada
temperatur 20 – 230 C.
Ikan yang terserang bakteri ini menampakkan
gejala-gejala: ikan kehilangan nafsu makan, kulit
ikan melepuh, insang terlihat pucat, mata
menonjol, terjadi pendarahan pada kulit dan
insang. Bila dibedah, maka organ-organ dalam
seperti usus, ginjal, hati dan limpa terlihat
mengalami pendarahan.
Ika yang telah terserang diobati dengan
memberikan pakan yang telah dicampur 12 gr
Sulfamerazine + 6 gr Sulfaquanidine untuk setiap
45,4 kg pakan per hari. Furazolidone juga dapat
digunakan untuk memberantas penyakit furuncolosis
dengan cara mencampurkannya kedalam pakan
sebanyak 25 – 75 mg/kg berat ikan setiap harinya.
Bisa juga digunakan Oxytetracycline dan
Chloromysine (Chloramphenicol) dengan
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 57
Fisheries
mencampurkan ke dalam pakan sebanyak 1 gr/kg
pakan dan diberikan selama 10 hari berturut-
turut.
5. Penyakit Bisul
Penyakit bisul disebabkan oleh bakteri
Pseudomonas flourescens. Ikan yang terserang penyakit
ini memperlihatkan gejala-gejala: mempunyai bisul
terutama pada kulit, sirip, rongga perut, dan
organ-organ dalam. Aktivitas bakteri ini dapat
menyebabkan anemia dan kematian massal.
Pemberian Oxytetracycline 20 – 40 mg/kg ikan,
Kanamycine 20 – 40 mg/kg ikan atau Streptomycine
20 – 60 mg/kg ikan melalui penyuntikan serta
Oxytetracycline 50 mg/kg ikan yang dicampur
dengan pakan dan diberikan setiap hari selama 10
hari berturut-turut dianggap membantu, terutama
pada masa periode awal penyerangan.
C. INFEKSI VIRUS
1. Herpesvirus
Penyakit herpesvirus disebabkan oleh organisme
virus herpes. Jenis virus ini sering dijumpai
menyerang ikan lele. Serangan virus ini sulit
dikenali, tetapi ada beberapa gejala umum yaitu:
ikan sering menggantung di permukaan air karena
hilang keseimbangan, ikan bergerak berputar-
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 58
Fisheries
putar, pendarahan pada bagian sirip, perut, dan
organ dalam.
Belum ditemukan obat yang cocok untuk
menanggulangi penyakit ini, tetapi upaya
pencegahan dengan jalan meningkatkan pengelolaan
usaha budidaya, desinfeksi peralatan, pengeringan
dan pengapuran dasar kolam, pemberian pakan yang
cukup dan berkualitas, ikan yang baru masuk harus
dikarantina merupakan cara yang lebih tepat.
2. Penyakit Cacar Virus
Penyakit cacar virus disebabkan oleh
Epithelioma papulasum. Serangan virus ini akan
menyebabkan penyakit cacar, sehingga pada tubuh
ikan akan timbul bercak-bercak putih seperti susu
yang secara perlahan-lahan akan membentuk lapisan
lebar mirip kaca atau lemak dengan ketebalan
antara 1 – 2 mm. Jika serangannya hebat, maka
dalam waktu yang singkat lapisan ini akan
menutupi seluruh permukaan tubuh ikan.
Serangan virus ini dapat diobati dengan
menggunakan arsenik yang telah dilarutkan dalam
senyawa arycil. Pengobatan ini dilakukan dengan
cara menyuntik bagian perut ikan yang sakit.
Penyuntikan pertama dilakukan dengan menggunakan
1 mm larutan 1 persen arsenik dalam senyawa
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 59
Fisheries
arycil dan diikuti 3 kali penyuntikan dengan
larutan 5 persen.
3. Penyakit Bunga Kol
Penyakit bunga kol ditemukan menyerang ikan
belut (Fluta alba, Synbrachus bengalensis dan Macrotema
calingans). Penyebabnya adalah virus DNA. Penyakit
ini menyebabkan timbulnya tonjolan disekitar
mulut dan kadangkadang di sekitar sirip dada.
Setelah 3 – 6 bulan terkena penyakit ini, ikan
belut mulai mengalami kesulitan mengkonsumsi
pakan. Semua kelompok umur belut mudah terserang
penyakit ini, dan belum ditemukan obat yang
efektif untuk penanggulangannya.
4. Penyakit Perut Kembung
Penyakit perut kembung disebabkan oleh virus
RNA Rabditoformik yang bersifat patogen. Virus
ini menimbulkan tanda-tanda klinis secara
patologis terlihat adanya enteriris hemoragik dan
pembengkakan organ-organ internal, sering
disertai dengan pendarahan pada ginjal, hati dan
gelembung renang.
Meskipun pada kenyataannya infeksi virus
tidak bisa disembuhkan dengan antibiotik dan
pengobatan secara kimiawi, tetapi penggunaannya
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 60
Fisheries
bisa menyembuhkan karper yang terjangkit virus
ini. Ada kemungkinan penyembuhan itu disebabkan
oleh perlakuan terhadap infeksi sekunder.
5. Lymphocystis
Penyakit Lymphocystis disebabkan oleh virus
Iridovirus/DNA. Virus ini umumnya menyerang ikan
yang hidup di erairan payau dan laut. Akan tetapi
pada beberapa jenis ikan air tawar, virus ini
juga dijumpai meskipun aktivitas serangannya
relatif tidak berbahaya dibandingkan dengan pada
kondisi lingkungan asin.
Virus ini menyebabkan hypertrophy (penebalan)
dari sel-sel jaringan ikat, menimbulkan tonjolan
pada daerah sirip atau kulit yang dapat terjadi
secara satu-satu atau mengelompok.
Belum ditemukan obat yang efektif untuk
mengatasi virus ini, sehinga ikan yang terserang
penyakit sebaiknya dimusnahkan agar tidak menular
ke ikan lainnya. Tindakan pencegahan dengan
menjaga kondisi kolam, kualitas air dan
kesehatan ikan dianggap tindakan yang lebih baik
dan bijak.
D. INFEKSI JAMUR
1. Saprolegniasis
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 61
Fisheries
Penyakit Sarolegniasis disebabkan oleh jamur
Saprolegnia sp. Jamur Saprolegnia dapat menyerang
sebagian besar ikan air tawar, juga menyerang
ikan kakap yang dipelihara di tambak bersalinitas
rendah.
Ikan dan telur ikan yang terserang jamur ini
dapat diketahui dengan mudah, sebab terlihat
bagian organ ikan atau telur yang terserang
ditumbuhi oleh sekumpulan mycelium jamur yang
menyerupai gumpalan benang-benang halus (hype) yang
tampak seperti kapas. Kumpulan benang ini
biasanya terlihat di bagian kepala, tutup insang
atau disekitar sirip.
Ikan yang diserang jamur Saprolegnia dapat
diobati dengan perendaman dalam larutan Malachite
green oxalat 1 ppm selama 1 jam atau 0,15 – 0,70
ppm selama 24 jam; Formalin 100 – 200 ppm selama
1 – 3 jam; NaCl 20 ppm selama 1 jam atau 5 %
selama 1 – 2 detik atau 1 – 1,5 % selama 20 – 30
menit. Obat lain yang dapat digunakan adalah
Malachite green 5 ppm selama 1 jam atau 66,7 ppm
selama 10 – 30 detik; Formalin 100 ppm +
Malachite green 2,5 ppm selama 1 jam. Ikan yang
sakit juga dapat dicelupkan kedalam larutan
Acetic acid 5 % selama 30 – 60 detik. Telur ikan
yang terserang dapat dibasmi dengan antiseptik
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 62
Fisheries
Betadine sebanyak 1 % dengan cara merendam telur
tersebut selama 10 menit.
2. Brachiomycosis
Penyakit brachiomycosis disebabkan oleh jamur
Brachyomyces sangunis yang banyak dijumpai pada
saluran darah insang ikan dan B.demigrans yang
banyak dijumpai di luar saluran darah. Penyakit
ini sering dijumpai di kolam dimana proses
pembusukan tanaman terjadi secara besar-besaran
dan temperaturnya di atas 200 C. Oleh karena itu,
penyakit ini serung disebut penyakit busuk ikan.
Ikan yang terserang jamur ini dapat diobati
dengan Malachite green 0,1 mg/l atau 0,3 mg/l
selama 12 jam melalui perendaman. Bisa juga
direndam dalam larutan Formalin 15 – 25 ml/l.
3. Ichthyosporidosis
Penyakit ichthyosporidosis disebabkan oleh jamur
Ichthyosporidium sp yaitu jenis amur yang menginfeksi
organ-organ internal berbagai jenis ikan bdidaya,
baik ikan air tawar maupun ikan laut. Biasanya
jamur ini menyerang pada ikan dengan terjadinya
luka-luka yang kemudian berlubang. Pengenalan
penyakit ini tampaknya sulit, karena selain tidak
kelihatan, perkembangannya juga sangat lambat.
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 63
Fisheries
Belum ditemukan oobat yang cocok untuk
memberantas penyakit ini. Oleh karena itu,
menjaga kondisi kualitas air dan kesehatan ikan
agar ikan tetap dalam kondisi prima merupakan
cara terbaik mencegah serangan jamur ini.
4. Achlyasis
Penyakit achlyasis disebabkan oleh jamur jenis
Achlya sp. Jamur ini menyerang organ-organ eksternal
ikan seperti kulit, sirip dan insang ikan.
Serangan Achlya dapat diketahui dengan mudah, sebab
organ ikan yang terserang ditumbuhi sekumpulan
benang halus yang tampak seperti kapas.
Penanggulangan penyakit achlyasis dilakukan
dengan merendam ikan sakit dalam larutan Formalin
100 – 200 ppm selama 1 – 3 jam, Formalin 100 ppm
+ Malachite green 2,5 ppm selama 1 jam atau
Malachite green 1 : 200.000 selama 30 menit;
Pottasium Permanganat 1 : 100.000 selama 90
menit; Pottasium bichromate 1 : 25.000 selama 1
minggu.
E. PENYAKIT YANG BELUM DIKETAHUI PENYEBABNYA
1. Sindrom Gelembung Renang
Ikan yang terkena sindrom gelembung renang
(Swim Bladder Syndrome) secara umum bisa diketahui
dari hilangnya kontrol daya apungnya sedikit demi
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 64
Fisheries
sedikit. Tanda-tanda setelah itu adalah ikan
berenang dengan posisi kepala turun di dekat
permukaan air, berenang pada permukaan air dengan
bagian belakang atau punggung muncul ke
parmukaan, berenang sebentar-sebentar dan tidak
menentu, berenang terbalik dengan bagian perut
tampak menggelembung.
Penyakit ini sangat sulit untuk dikenali
penyebabnya. Tetapi ada petunjuk bahwa ikan yang
menderita penyakit ini terdapat bakteri Vibrio sp.
kerugian akibat penyakit ini dapat dikurangi
dengan cara memasukkan jaring suntik 19 G pada
bagian perut ikan (gelembung renang) kemudian
ikan ditekan kedalam air. Udara dalam gelembung
renang akan keluar karena tekanan air. Setelah
itu jarum suntik dilepas dan tempat penusukan
diberi 0,1 % Acci flavine sebelum ikan
dikembalikan ke keramba.
2. Mata Menonjol
Ikan yang mengalami penyakit mata menonjol
atau popeye (exopthalmos) ditandai dengan matanya
yang tampak menonjol. Kondisi ini tidak jelas apa
penyebabnya. Namun dapat dihubungkan dengan
infeksi bakteri Vibrio sp. Oleh karena itu,
penanggulangannya dapat dilakukan seperti pada
serangan bakteri Vibrio sp.
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 65
Fisheries
3. Sindrom Kotoran Berwarna Putih
Penyakit sindrom kotoran berwarna putih
(White Faeces Syndrome) kadang-kadang mempengaruhi
sejumlah benih ikan kakap yang baru diimpor. Ikan
yang sakit akibat dari makanan yang rusak,
terjadi pembusukan pada ekor karena bbakteri atau
lepasnya sisik dan adanya kotoran putih yang
panjang seperti tali.
Kematian dapat tinggi dan penyakit ini tidak
mudah diberantas dengan antibiotik dalam kisaran
luas. Petogen endoparasit dan virus diduga
sebagai penyebab penyakit ini.
JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN
BENAR ................................
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 66
Fisheries
1. Jelaskan beberapa jenis penyakit yang disebabkan
oleh parasit serta cara mengatasinya!
2. Jelaskan beberapa jenis penyakit yang disebabkan
oleh bakteri serta cara mengatasinya!
3. Jelaskan beberapa jenis penyakit yang disebabkan
oleh virus serta cara mengatasinya!
4. Jelaskan beberapa jenis penyakit yang disebabkan
oleh jamur serta cara mengatasinya!
5. Jelaskan minimal 2 (dua) jenis penyakit yang belum
diketahui penyebabnya!
......................... SELAMAT
BERLATIH .........................
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 67
Fisheries
Standar Kompetensi:
Memiliki Pengetahuan Tentang Penyakit Ikan Serta
Memahami Cara Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Pada
Ikan Budidaya
Kompetensi Dasar:
Mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab penyakit non-
parasiter dan cara mengatasinya.
A. FAKTOR LINGKUNGAN
Lingkungan yang dimaksudkan disini adalah kondisi
perairan atau kualitas air. Lingkungan yang tidak
optimal, misalnya kualitas air yang buruk; perubahan
suhu secara mendadak, perubahan pH air, kesadahan air
(kandungan mineral berupa Ca, Mg dan Zn) yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah dan kurangnya jumlah
oksigen terlarut merupakan masalah yang dapat memicu
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
ENAMPENYAKIT NON PARASITERDAN CARA MENGATASINYA
Penyakit non parasit disebabkan oleh faktor lingkungan,
makanan, genetis dan penanganan. Faktor lingkungan paling
sering menjadi penyebab penyakit non parasit. Penyakit non
parasit terkadang menimbulkan kerugian yang lebih hebat
dibandingkan dengan penyakit parasiter.
Page 68
Fisheries
terjadinya serangan penyakit pada ikan budidaya.
Untuk menghindari hal ini maka pembudidaya ikan harus
memiliki pengetahuan tentang syarat—syarat kualitas
air yang baik untuk pemeliharaan ikan serta
mempertahankan kualitas air tetap terjaga dengan
baik.
B. FAKTOR MAKANAN
Dalam budidaya ikan sistem intensif, ikan hanya
memperoleh makanan yang diberikan oleh pembudidaya.
Ikan harus mendapatkan makanan yang cukup serta
berkualitas, agar ikan tidak mengalami kekurangan
gizi. Pemberian makanan yang cukup, berkualitas dan
tepat waktu merupakan pencegahan serangan penyakit
terhadap ikan. Pakan yang diberikan juga harus bebas
dari bahan beracun dan tidak busuk sehingga ikan
tidak mengalami keracunan.
Hindari pakan yang mengandung senyawa beracun
akibat cara penyimpanan yang salah (berdekatan
dengan pestisida), busuk, tengik atau berjamur. Ada
3 (tiga) masalah yang muncul akibat kesalahan dalam
pemberian pakan.
1. Ikan Mogok Makan
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 69
Fisheries
Faktor penyebab ikan mogok makan adalah
terlalu lama tidak diberi makan. Masalah ini dapat
diatasi dengan menaikkan temperatur air secara
perlahan-lahan menggunakan alat pemanas atau
heater. Dengan cara ini diharapkan metabolisme tubuh
ikan dapat kembali lancar. Selain cara diatas,
ikan juga dapat diberi vitamin penambah nafsu
makan.
2. Makanan Yang Berlebihan
Makanan yang dikonsumsi oleh ikan secara
berlebihan akan menyebabkan kolam cepat kotor dan
menyebabkan kematian ikan karena perutnya
menggembung atau bengkak. Untuk mengatasi hal ini
maka pembudidaya harus memperhatikan jumlah pakan.
Jumlah pakan adalah porsi atau banyaknya pakan
yang dibutuhkan dan harus diberikan pada ikan.
Biasanya dihitung dalam persen (%) perhari dari
berat/bobot keseluruhan jumlah ikan dalam wadah
budidaya. Persentase pakan untuk ikan harus benar-
benar diperhatikan, tidak terpaku pada satu
patokan saja karena setiap jenis ikan pada umur
atau ukuran tertentu membutuhkan jumlah atau porsi
pakan berbeda-beda.
3. Keracunan
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 70
Fisheries
Keracunan makanan dapat disebabkan oleh
pemberian pakan buatan yang salah; pakan yang
terlalu lama disimpan, pakan yang sudah membusuk,
tengik atau berjamur. Untuk mencegah keracunan,
pilih makanan yang baik, buang makanan yang telah
berjamur atau disimpan terlalu lama dan jangan
sekali-kali menyemprotkan obat anti serangga
(insektisida) di dekat kolam. Jika keracunan sudah
terjadi, air harus diganti secara keseluruhan.
C. FAKTOR GENETIS
Faktor genetis menentukan kondisi fisik
keturunannya. Induk yang cacat atau kualitasnya buruk
dengan sendirinya akan menurunkan anak ikan yang
cacat, misalnya tubuh bengkok, sisik tidak lengkap,
sirip melengkung, mata juling, dsb. Ikan yang tidak
sempurna akan mengalami kesulitan dalam usaha
mendapatkan makanan di wadah yang terbatas apalagi
harus bersaing dengan ikan-ikan yang lebih sehat
secara fisik. Karena jumlah makanan yang diperoleh
sedikit, berikut tubuhnya tidak sempurna, ikan akan
mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan
(kekerdilan). Untuk mencegahnya harus dilakukan
penyeleksian induk yang ketat saat melakukan
pemijahan (breeding).
D. FAKTOR PENANGANAN IKAN
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 71
Fisheries
Penanganan (handling) ikan yang tidak baik dan
tidak hati-hati akan memperburuk kondisi ikan. Ikan
yang stres, memar atau luka karena penanganan yang
kurang baik mudah diserang oleh penyakit. Oleh karena
itu, dalam penanganan ikan (termasuk transportasi)
harus dilakukan dengan baik untuk mencegah ikan
stres, memar dan luka.
Problem yang sering muncul dalam transportasi ikan
adalah perubahan suhu yang mendadak, pencemaran air
oleh sekresi ikan dan stres yang disebabkan oleh
guncangan yang timbul sewaktu pengangkutan. Untuk
mengatasi stres, berikan obat anti stres atau dengan
cara menutup rapat kantong plastik kemasan dengan
kertas gelap agar ikan merasa tenang. Sementara itu,
penumpukan kotoran ikan sewaktu pengangkutan dapat
meningkatkan kandungan amoniak di dalam air. Untuk
menurunkan kadar amoniak tersebut, dapat dilakukan
langkah-langkah berikut:
- Menurunkan suhu air dengan cara menempatkan es
batu di sudut-sudut kantung plastik sebelum kotak
styrofoam ditutup.
- Meletakkan kantung plastik kemasan di dalam ruang
ber-AC selama 4 – 6 jam.
- Memberikan anti amoniak berupa ammonia chloramine
chlorine dengan dosis 5 ml untuk setiap 3,5 liter
air.
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 72
Fisheries
JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN
BENAR ................................
1. Jelaskan beberapa perubahan lingkungan yang dapat
memicu terjadinya serangan penyakit pada ikan-ikan
budidaya!
2. Jelaskan 3 (tiga) masalah yang bisa terjadi ketika
terjadi kesalahan dalam pemberian pakan ikan!
3. Bagaimana pemahaman anda tentang faktor genetis
sebagai salah satu faktor penyebab penyakit non
parasiter dalam kegiatan budidaya ikan?
4. Apa masalah yang sering terjadi dalam transportasi
ikan hidup dan bagaimana upaya untuk mengatasinya?
Jelaskan!
......................... SELAMAT
BERLATIH .........................
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 73
Fisheries
Standar Kompetensi:
Memiliki Pengetahuan Tentang Penyakit Ikan Serta
Memahami Cara Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Pada
Ikan Budidaya
Kompetensi Dasar:
Mampu menjelaskan beberapa jenis hama sebagai penyebab
penyakit non-parasiter dan cara mengatasinya.
1. Anjing dan Kucing
Anjing dan kucing sering memangsa ikan-ikan
budidaya pada siang ataupun malam hari. Tindakan
yang dilakukan untuk mengatasi hama ini adalah
memasang perangkap atau racun. Agar tidak terbawa
lari oleh hama—hama tersebut, ikat kuat
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
TUJUH MENGATASI HAMA IKAN BUDIDAYA
Selain penyakit, hama juga menjadi ancaman serius bagi
ikan budidaya. Berdasarkan sifat hidupnya, ada 2 jenis
hama yakni hama predator (anjing, burung, ular, ikan buas
dan pencuri) dan hama kompetitor (ikan dari jenis lain,
udang dan cacing). Berikut ini penjelasan dan cara
mengatasi beberapa jenis hama yang sering menyerang ikan
Page 74
Fisheries
jebakan/perangkap tersebut pada pohon atau penambat
yang kokoh.
2. Burung
Biasanya hama burung meyerang ikan yang memiliki
warna-warna mencolok. Jenis-jenis burung yang sering
menjadi ancaman bagi ikan budidaya adalah elang dan
bangau. Burung-burung tersebut biasanya menyambar
ikan di kolam/tambak yang tidak tertutup. Pencegahan
dapat dilakukan dengan membuat penutup kolam,
memasang tali-tali senar di atas kolam, atau memberi
umpan yang mengandung racun.
Gambar 7. Burung pemakan ikan
3. Ikan Buas
Berbagai jenis ikan buas seperti gabus, sembilang,
lele dan bawal adalah hama pemangsa yang dapat
menimbulkan kerugian pada ikan budidaya dalam jumlah
besar. Diantara ikan-ikan pemangsa tersebut, ikan
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 75
Fisheries
gabus termasuk yang paling diwaspadai karena mampu
melahap ikan-ikan kecil dengan cepat dan banyak.
Gambar 8. Ikan-ikan predator aktif
4. Serangga
Serangga (insecta) termasuk hama yang sulit
diberantas. Hama ini dapat dicegah dengan menjaga
kebersihan kolam, terutama dari rumput atau tumbuhan
liar yang tumbuh di sekitarnya. Jika lingkungan di
sekitar kolam bersih dan terbebas dari tumbuhan
liar, telur atau larva serangga tidak dapat
berkembang biak. Secara konvensional, hama serangga
dapat diatasi dengan cara dijaring dengan kawat kasa
yang halus.
5. Katak dan Ular
Katak dan ular dapat menyantap ikan budidaya
dewasa maupun anakan. Pengendaliannya dapat
dilakukan secara mekanis, yakni menangkap satu per
satu katak pada malam hari dengan bantuan petromaks
atau lampu senter. Supaya tuntas, telur-telur katak
juga harus dibinasakan agar tidak menetas menjadi
kecebong yang bisa menjadi kompetitor ikan budidaya.
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 76
Fisheries
Ular jarang menyerang ikan di kolam yang sering
dikontrol pemiliknya. Ular tidak terlalu rakus untuk
melahap mangsanya tetapi justru berbahaya bagi
manusia. Karena itu, ular harus ditangkap dengan
cara menjaring atau memukulnya dengan bilah bambu.
Tuba
Racun yang paling banyak digunakan untuk membasmi
hama adalah tumbuhan tuba (Derric eleptica). Racun dari
akar tumbuhan ini mengandung senyawa rotenon yang
mempunyai efek racun sangat keras pada beberapa
jenis hewan. Tuba cukup efektif untuk membunuh hama
didalam kolam karena efek racunnya sangat singkat
dan tidak meninggalkan bekas sehingga tidak
membahayakan ikan peliharaan.
Cara membuat dan menggunakan tuba dapat disimak
dalam pembahasan berikut ini:
- Ambil akar tuba dari tanaman yang sudah dewasa
(akar tuba dari tumbuhan yang sudah berumur 2
tahun mengandung rotenon antara 1 – 17 %)
- Potong kecil—kecil dan tumbuk akar tuba tersebut
agar muudah diekstraksi
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Selain secara mekanis, serangan hama dapat diatasi dengan
racun atau senyawa-senyawa kimia. Berikut ini paparan
berbagai jenis racun atau senyawa kimia yang dapat
digunakan untuk mengendalikan serangan hama.
Page 77
Fisheries
- Masukkan akar tuba yang telah ditumbuk kedalam
wadah yang telah diisi air
- Peras akar tersebut supaya sarinya keluar. Jika
langkah-langkah diatas dilakukan dengan benar maka
akan didapat cairan kental berwarna putih susu
- Sebelum diisi air, tutup rapat pintu pemasukan air
pada kolam lalu isi kolam dengan air setinggi 10
cm. Encerkan sari akar tuba dengan penambahan air
dan percikkan secara merata ke seluruh permukaan
air kolam/tambak. Dosis pemakaian air tuba yang
efektif adalah 4 – 6 kg untuk setiap hektar kolam.
Pemberian tuba harus dilakukan sebelum matahari
terbit karena cahaya matahari dapat menurunkan
efek racunnya. Setelah itu, kolam/tambak dibiarkan
2 – 4 hari baru dilakukan pengeringan dan
pencucian.
Sodium Pentachlorphenate (PCA-NA)
Senyawa ini dikenal sebagai pembasmi gulma, tetapi
dalam dosis tertentu terbukti efektif untuk membunuh
ikan-ikan liar dalam kolam/tambak. Jika digunakan di
tambak udang, PCA-NA merupakan senyawa racun yang
selektif sebab ia dapat membunuh hama ikan tanpa
mengganggu udang yang dipelihara.
Cara penggunaannya, surutkan air kolam hingga
setinggi 3 cm. Percikkan senyawa tersebut secara
merata kedalam air kolam. Sebelum digunakan lagi,
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 78
Fisheries
cuci kolam sebanyak 2 – 3 kali atau hingga kolam
benar-benar bersih. Nikotin
Senyawa ini berasal dari tembakau sisa pabrik yang
diolah menjadi bahan pemberantas hama, seperti ikan
predator, cacing, lintah dan hewan pengganggu
lainnya. Jika digunakan untuk memberantas ikan
predator, dosisnya sekitar 300 – 400 kg per hektar
luas kolam. Sebelum nikotin diberikan, air kolam
harus dikurangi terlebih dahulu hingga setinggi 5
cm. Tembakau yang sudah dicacah ditebarkan merata di
permukaan kolam lalu biarkan selama 7 hari. Jika
efek racun tembakau sudah hilang, ampas daun
tembakau dapat digunakan sebagai bahan pupuk
organik.
JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN
BENAR ................................
Jelaskan beberapa jenis hama sebagai penyebab penyakit
non-parasiter dan cara mengatasinya.
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 79
Fisheries
......................... SELAMAT
BERLATIH .........................
DAFTAR PUSTAKA
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 80
Fisheries
Afrianto, E. & Liviawaty, E. 1992. Pengendalian Hama
dan Penyakit Ikan. Kanisius. Yogyakarta.
Irianto, Agus, 2003. Probiotik Akuakultur. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Kordi, K. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan.
Kerja Sama Bina Adiaksara dengan Rineka
Cipta. Jakarta.
------------. 2009. Budidaya Perairan, Buku Kedua. PT.
Citra Aditya Bakti. Bandung: 587 – 732.
Sitanggang, M. 2002. Mengatasi Penyakit dan Hama Pada
Ikan Hias. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Bahan Ajar Hama & Penyakit Ikan
Page 81
FisheriesBahan Ajar Hama & Penyakit Ikan