BAB I PETROLOGI BATUAN BEKU Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai batuan dan kondisi pembentukannya. Ada tiga cabang petrologi, berkaitan dengan tiga tipe batuan: beku, metamorf, dan sedimen. Kata petrologi itu sendiri berasal dari kata Bahasa Yunani petra, yang berarti "batu". Petrologi batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan beku (batuan seperti granit atau basalt yang telah mengkristal dari batu lebur atau magma). Batuan beku mencakup batuan volkanik dan plutonik. Petrologi batuan sedimen berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan sedimen (batuan seperti batu pasir atau batu gamping yang mengandung partikel-partikel sedimen terikat dengan matrik atau material lebih halus). Petrologi batuan metamorf berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan metamorf (batuan seperti batu sabak atau batu marmer yang bermula dari batuan sedimen atau beku tetapi telah melalui perubahan kimia, mineralogi atau tekstur dikarenakan kondisi ekstrim dari tekanan, suhu, atau keduanya). 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PETROLOGI BATUAN BEKU
Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai
batuan dan kondisi pembentukannya. Ada tiga cabang petrologi, berkaitan dengan
tiga tipe batuan: beku, metamorf, dan sedimen. Kata petrologi itu sendiri berasal
dari kata Bahasa Yunani petra, yang berarti "batu".
Petrologi batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan
beku (batuan seperti granit atau basalt yang telah mengkristal dari batu
lebur atau magma). Batuan beku mencakup batuan volkanik dan plutonik.
Petrologi batuan sedimen berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan
sedimen (batuan seperti batu pasir atau batu gamping yang mengandung
partikel-partikel sedimen terikat dengan matrik atau material lebih halus).
Petrologi batuan metamorf berfokus pada komposisi dan tekstur dari
batuan metamorf (batuan seperti batu sabak atau batu marmer yang
bermula dari batuan sedimen atau beku tetapi telah melalui perubahan
kimia, mineralogi atau tekstur dikarenakan kondisi ekstrim dari tekanan,
suhu, atau keduanya).
Petrologi memanfaatkan bidang klasik mineralogi, petrografi mikroskopis, dan
analisa kimia untuk menggambarkan komposisi dan tekstur batuan. Ahli petrologi
modern juga menyertakan prinsip geokimia dan geofisika dalam penelitan
kecenderungan dan siklus geokimia dan penggunaan data termodinamika dan
eksperimen untuk lebih mengerti asal batuan. Petrologi eksperimental
menggunakan perlengkapan tekanan tinggi, suhu tinggi untuk menyelidiki
geokimia dan hubungan fasa dari material alami dan sintetis pada tekanan dan
suhu yang ditinggikan. Percobaan tersebut khususnya berguna utuk menyelidiki
batuan pada kerak bagian atas dan mantel bagian atas yang jarang bertahan dalam
perjalanan kepermukaan pada kondisi asli.
1
1. Pengertian Batuan Beku
Batuan beku merupakan batuan yang terjadi dai pembekuan larutan
silica cair dan pijar, yang kita kenal dengan nama magma. Karena tidak
adanya kesepakatan dari para ahli petrologi dalam mengklasifikasikan batuan
beku mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat atas dasar yang berbeda-
beda. Perbedaan ini sangat berpengaruh dalam menggunakan klasifikasi pada
berbagai lapangan pekerjaan dan menurut kegunaannya masing-masing. Bila
kita dapat menggunakan klasifikasi yang tepat, maka kita akan mendapatkan
hasil yang memuaskan.
2. Penggolongan Batuan Beku
Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan
utama yaitu berdasarkan genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang
terkadung, dan berdasarkan susunan mineraloginya.
2.1 Berdasarkan Genetik
Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang
mengandung gelas, berdasarkan tempat kejadiannya (genesa) batuan
beku terbagi menjadi 3 kelompok yaitu:
a. Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah
permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat sehingga
batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal (struktur holohialin).
contoh :Granit, Granodiorit, dan Gabro.
b. Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah
atau pipa gunung api. Proses pendinginannya berlangsung relatif
cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tidak
sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga
membentuk struktur porfiritik. Contoh batuan ini dalah Granit
porfir dan Diorit porfir.
2
c. Batuan beku luar (efusif) terbentuk di dekat permukaan bumi.
Proses pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat
membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf.
Contohnya Obsidian, Riolit dan Batuapung.
2.2 Berdasarkan Senyawa kimia
Berdasarkan komposisi kimianya batuan beku dapat dibedakan
menjadi:
a. Batuan beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari
45%. Contohnya Dunit dan Peridotit.
b. Batuan beku basa memiliki kandungan silika antara 45% - 52
%. Contohnya Gabro, Basalt.
c. Batuan beku intermediet memiliki kandungan silika antara
52%-66 %. Contohnya Andesit dan Syenit.
d. Batuan beku asam memiliki kandungan silika lebih dari 66%.
Contohnya Granit, Riolit.
Dari segi warna, batuan yang komposisinya semakin basa
akan lebih gelap dibanding yang komposisinya asam.
2.3. Berdasarkan susunan mineralogi
Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur
akan dapat mencrminkan sejarah pembentukan battuan dari pada
atas dasar kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan
yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur
granular member arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan
tekstur porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua generasi
pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan
pembkuan yang cepat.
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B.
Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir
mineralnya dapat dibagi menjadi :
3
a. Batuan dalam
Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun
batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
b. Batuan gang
Bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
c. Batuan gang
Bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
d. Batuan lelehan
Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat
dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
Menurut Heinrich (1956) batuan beku dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa keluarga atau kelompok yaitu:
1. keluarga granit – riolit: bersifat felsik, mineral utama kuarsa,
alkali felsparnya melebihi plagioklas
2. keluarga granodiorit – qz latit: felsik, mineral utama kuarsa, Na
Plagioklas dalam komposisi yang berimbang atau lebih banyak
dari K Felspar
3. keluarga syenit – trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau
foid tidak dominant tapi hadir, K-Felspar dominant dan melebihi
Na-Plagioklas, kadang plagioklas juga tidak hadir
4. keluarga monzonit – latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau
foid hadir dalam jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau
melebihi K-Felspar
5. keluarga syenit – fonolit foid: felsik, mineral utama felspatoid,
K-Felspar melebihi plagioklas
6. keluarga tonalit – dasit: felsik hingga intermediet, mineral utama
kuarsa dan plagioklas (asam) sedikit/tidak ada K-Felspar
4
7. keluarga diorite – andesit: intermediet, sedikit kuarsa, sedikit K-
Felspar, plagioklas melimpah
8. keluarga gabbro – basalt: intermediet-mafik, mineral utama
plagioklas (Ca), sedikit Qz dan K-felspar
9. keluarga gabbro – basalt foid: intermediet hingga mafik,
mineral utama felspatoid (nefelin, leusit, dkk), plagioklas (Ca)
bisa melimpah ataupun tidak hadir
10. keluarga peridotit: ultramafik, dominan mineral mafik
(ol,px,hbl), plagioklas (Ca) sangat sedikit atau absen.
3. Faktor-Faktor yang Diperhatikan Dalam Deskripsi Batuan Beku
a. Warna Batuan
Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral
penyusunnya.mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
komposisi magma asalnya sehingga dari warna dapat diketahui jenis
magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang mempunyai tekstur
gelasan.
Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam
yang tersusun atas mineral-mineral felsik,misalnya kuarsa, potash feldsfar
dan muskovit.
Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku
intermediet diman jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama
banyak.
Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku
basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.
b. Struktur Batuan
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan
yang berbeda.pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada
pengamatan dalam skala besar atau singkapan dilapangan.pada batuan beku
struktur yang sering ditemukan adalah:
5
a. Masif : bila batuan pejal,tanpa retakan ataupun lubang-lubang
gas
b. Jointing : bila batuan tampak seperti mempunyai retakan-
retakan.kenapakan ini akan mudah diamati pada
singkapan di lapangan.
c. Vesikular : dicirikandengan adanya lubang-lubang gas,sturktur ini
dibagi lagi menjadi 3 yaitu:
Skoriaan : bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
Pumisan : bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
Aliran : bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun
lubang gas.
d. Amigdaloidal : bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral
sekunder.
c. Tekstur Batuan
Pengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir
mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran
butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika
warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi,
maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan
keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses
sebelum,dan sesudah kristalisasi. Pengamatan tekstur meliputi :
a. Tingkat kristalisasi
Tingkat kristalisasi batuan beku dibagi menjadi:
Holokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan semua
berbentuk kristal-kristal.
Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal dan sebagian lagi
berupa mineral gelas.
Holohialin, jika seluruhnya terdiri dari gelas.
b. C
6
Ukuran kristal adalah sifat tekstural yang paling mudah
dikenali.ukuran kristal dapat menunjukan tingkat kristalisasi pada batuan.
Cox,price,harte W.T.G Heinric
Halus < 1mm <1 mm <1 mm
Sedang 1-5 mm 1-5 mm 1- 10mm
Kasar >5mm 5-30 mm 10-30 mm
Sangat kasar >30 mm > 30 mm
tabel 2.1
Kisaran ukuran kristal dari beberapa sumber
c. Granularitas
Pada batuan beku non fragmental tingkat granularitas dapat
dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
Equigranulritas
Disebut equigranularitas apabila memiliki ukuran kristal
yang seragam. Tekstur ini dibagi menjadi 2:
Fenerik Granular bila ukuran kristal masih bisa
dibedakan dengan mata telanjang
Afinitik apabila ukuran kristal tidak dapat
dibedakan dengan mata telanjang atau ukuran
kristalnya sangat halus.
Inequigranular
Apabila ukuran kristal tidak seragam. Tekstur ini dapat
dibagi lagi menjadi :
Faneroporfiritik,bila kristal yang besar dikelilingi oleh
kristal-kristal yang kecil dan dapat dikenali dengan mata
telanjang.
7
Porfiroafinitik,bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar
yang tidak dapat dikenali dengan mata telanjang.
b. Gelasan (glassy)
Batuan beku dikatakan memilimki tekstur gelasan apabila
semuanya tersusun atas gelas.
c. Bentuk Butir
Euhedral, bentuk kristal dari butiran mineral mempunyai
bidang kristal yang sempurna.
Subhedral, bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh
sebagian bidang kristal yang sempurna.
Anhedral, berbentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh
bidang kristal yang tidak sempurna.
d. Komposisi Mineral
Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan
menjadi 4 yaitu:
1. Kelompok Granit – Riolit
Berasal dari magma yang bersifat asam,terutama tersusun
oleh mineral-mineral kuarsa ortoklas, plaglioklas Na, kadang
terdapat hornblende,biotit,muskovit dalam jumlah yang kecil.
2. Kelompok Diorit – Andesit
Berasal dari magma yang bersifat intermediet,terutama
tersusun atas mineral-mineral plaglioklas, Hornblande, piroksen
dan kuarsa biotit,orthoklas dalam jumlah kecil
3. Kelompok Gabro – Basalt
Tersusun dari magma yang bersifat basa dan terdiri dari
mineral-mineral olivine,plaglioklas Ca,piroksen dan hornblende.
8
4. Kelompok Ultra Basa
Tersusun oleh olivin dan piroksen.mineral lain yang
mungkin adalah plagliokals Ca dalam jumlah kecil.
e. Derajat Kristalisasi
Derajat kristalisasi mineral dalam batuan beku, terdiri atas 3 yaitu :
Holokristalin
Tekstur batuan beku yang kenampakan batuannya terdiri dari
keseluruhan mineral yang membentuk kristal, hal ini menunjukkan bahwa
proses kristalisasi berlangsung begitu lama sehingga memungkinkan
terbentuknya mineral - mineral dengan bentuk kristal yang relatif
sempurna.
Hipokristalin
Tekstur batuan yang yang kenampakannya terdiri dari sebagaian
mineral membentuk kristal dan sebagiannya membentuk gelas, hal ini
menunjukkan proses kristalisasi berlangsung relatif lama namun masih
memingkinkan terbentuknya mineral dengan bentuk kristal yang kurang.
Holohyalin
Tekstur batuan yang kenampakannya terdiri dari mineral yang
keseluruhannya berbentuk gelas, hal ini menunjukkan bahwa proses
kristalisasi magma berlangsung relatif singkat sehingga tidak
memungkinkan pembentukan mineral - mineral dengan bentuk yang
sempurna.
f. Sifat Batuan
Sifat Batuan Beku dibagi menjadi 3 antara lain :
Asam (Felsik)
Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku
asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik.
9
Intermediet
Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan
beku intermediet diman jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir
sama banyak.
Basa (Mafik)
Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah
batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-
mineral mafik.
Proses Kristalisasi Magma
Karena magma merupakan cairan yang panas, maka ion-ion yang
menyusun magma akan bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saat
magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion yang tidak beraturan ini akan
menurun, dan ion-ion akan mulai mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur.
Proses inilah yang disebut kristalisasi. Pada proses ini yang merupakan kebalikan
dari proses pencairan, ion-ion akan saling mengikat satu dengan yang lainnya dan
melepaskan kebebasan untuk bergerak. Ion-ion tersebut akan membentuk ikatan
kimia dan membentuk kristal yang teratur. Pada umumnya material yang
menyusun magma tidak membeku pada waktu yang bersamaan.Kecepatan
pendinginan magma akan sangat berpengaruh terhadap proses kristalisasi,
terutama pada ukuran kristal. Apabila pendinginan magma berlangsung dengan
lambat, ion-ion mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya, sehingga
akan menghasilkan bentuk kristal yang besar. Sebaliknya pada pendinginan yang
cepat, ion-ion tersebut tidak mempunyai kesempatan bagi ion untuk membentuk
kristal, sehingga hasil pembekuannya akan menghasilkan atom yang tidak
beraturan (hablur), yang dinamakan dengan mineral gelas (glass).Pada saat
magma mengalami pendinginan, atom-atom oksigen dan silikon akan saling
mengikat pertama kali untuk membentuk tetrahedra oksigen-silikon. Kemudian
tetahedra-tetahedra oksigen-silikon tersebut akan saling bergabung dan dengan
10
ion-ion lainnya akan membentuk inti kristal dan bermacam mineral silikat. Tiap
inti kristal akan tumbuh dan membentuk jaringan kristalin yang tidak berubah.
Mineral yang menyusun magma tidak terbentuk pada waktu yang bersamaan atau
pada kondisi yang sama. Mineral tertentu akan mengkristal pada temperatur yang
lebih tinggi dari mineral lainnya, sehingga kadang-kadang magma mengandung
kristal-kristal padat yang dikelilingi oleh material yang masih cair.Komposisi dari
magma dan jumlah kandungan bahan volatil juga mempengaruhi proses
kristalisasi. Karena magma dibedakan dari faktor-faktor tersebut, maka
penampakan fisik dan komposisi mineral batuan beku sangat bervariasi. Dari hal
tersebut, maka penggolongan (klasifikasi) batuan beku dapat didasarkan pada
faktor-faktor tersebut di atas. Kondisi lingkungan pada saat kristalisasi dapat
diperkirakan dari sifat dan susunan dari butiran mineral yang biasa disebut sebagai
tekstur. Jadi klasifikasi batuan beku sering didasarkan pada tekstur dan komposisi
mineralnya.
11
Hasil Praktikum 1
1. Dasit
Warna : abu-abu cerah
sifat batuan : felsik
struktur : masif
derajat kristalisasi : holokristalin
tekstur : fanerik
Komposisi(mineralogy)
Nama mineral 1 : feldspar
Warna : putih
Kilap : vitreous
Kekerasan : 6
Pecahan : eneven
Balahan : 2/3
Bentuk Kristal : monoclinic
Jumlah dlam % : 35%
3 1
2. Gabbro
Warna : gelap / kehitaman
sifat batuan : mafik
struktur : masif
derajat kristalisasi : holokristalin
tekstur : fanerik
2
12
Komposisi(mineralogy)
Nama mineral 1 : olivin
Warna : hijau kehitaman
Kilap : vitreous
Kekerasan : 6-5
Pecahan : concoidal
Balahan : 2,1;3,1 forming 90
Bentuk Kristal : ortorombic
Jumlah dlam % : 10%
Nama mineral 2 : piroksen
Warna : hitam
Kilap : vitreous
Kekerasan : 6
Pecahan : unneven ,concoidal
Balahan : 2,1
Bentuk Kristal : ortorombic
Jumlah dlam % : 50%
Nama mineral 3 : amphibol
Warna : hitam
Kilap : vitreous
Kekerasan : 5-6
Pecahan : unneven
Balahan : 2,1
Bentuk Kristal :ortorombic
Jumlah dlam % : 50%
13
1 2 3
3. Basalt
Warna : coklat kehitaman
sifat batuan : mafik
struktur : masif
derajat kristalisasi : hipokristalin
tekstur : afanitik
Komposisi(mineralogy)
Nama mineral 1 : piroksen
Warna : hijau kehitaman
Kilap : kaca
Kekerasan : 6,5
Pecahan : unneven
Balahan : ortorombic
Bentuk Kristal : ortorombik
Jumlah dlam % : 5%
Nama mineral 2 : olivin
Warna : kuning kehijauan
Kilap : vitreous
Kekerasan : 6
Pecahan : unneven ,concoidal
Balahan : 2,1;3,1 forming 90
Bentuk Kristal : ortorombic
Jumlah dlam % : 5%
14
Nama mineral 3 : amphibol
Warna : hitam
Kilap : vitreous
Kekerasan : 5-6
Pecahan : unneven
Balahan : 2,1
Bentuk Kristal :ortorombic
Jumlah dlam % : 10%
2 3 1
4. Andesit
Warna : abu-abu cerah
sifat batuan : intermediet
struktur : masif
derajat kristalisasi : hipokristalin
tekstur : afanitik
Komposisi(mineralogy)
Nama mineral 1 : hornblende
Warna : hitam
Kilap : dull to vitreous
Kekerasan : 5-6
Pecahan : unneven
Balahan : tidak dapat terlihat
Bentuk Kristal : prismatic panjang
Jumlah dlam % :40%
15
Nama mineral 2 : kuarsa
Warna : putih
Kilap : vitreous
Kekerasan : 7
Pecahan : concoidal
Balahan : tdak dapat terlihat dengan jelas
Bentuk Kristal : hexagonal
Jumlah dlam % : 35%
Nama mineral 3 : feldspar
Warna : putih
Kilap : vitreous
Kekerasan : 6
Pecahan : tidak sempurna
Balahan : 2/3
Bentuk Kristal : monoclinic
Jumlah dlam % : 15%
5. Andesit Porfori 2 1
Warna : abu – abu kecoklatan
sifat batuan : felsik
struktur : masif
derajat kristalisasi : hipokristalin
tekstur : porfiro afanitik
16
Komposisi(mineralogy)
Nama mineral 1 : hornblende
Warna : hitam
Kilap : dull to vitreous
Kekerasan : 5-6
Pecahan : unneven
Balahan : tidak dapat terlihat
Bentuk Kristal : prismatic panjang
Jumlah dlam % :40%
Nama mineral 2 : feldspar
Warna : putih
Kilap : vitreous
Kekerasan : 6
Pecahan : tidak sempurna
Balahan : 2/3
Bentuk Kristal : monoclinic
Jumlah dlam % : 15%
17
BAB II
Pembahasan Hasil Praktikum
Pada praktikum petrologi acara batuan beku kali ini, pengamatan yang
dilakukan adalah pengamatan secara megaskopis dengan tujuan untuk
menganalisis kemudian melakukan pemerian nama batuan. Peraga batuan yang
diamati ada lima macam, antara lain:
1. Dasit
Batuan dasit ,yang memiliki kenampakan
warna yaitu cokelat kehijauan,sifat batuan dari dasit
yaitu asam,struktur batuannya massif atau pejal,dan
derajat kristalisasinya holokristalin dimana
komposisi mineral penyusunnya mayoritas adalah
mineral kristalin,derajat granularitasnya adalah
fanerik sedang – kasar.Dacite sebagian besar terdiri
atas plagioclase feldspar dengan biotite, hornblende, dan pyroxene (augite dan /
atau enstatite). Telah kuarsa sebagai bulat, berkarat phenocrysts, atau sebagai
unsur tanah-massa.Plagioclase berkisar dari yang oligoclase ke andesine dan
labradorite. Sanidine terjadi, meskipun dalam proporsi yang kecil, di beberapa
dacites, dan ketika berlimpah menimbulkan batu-batu yang membentuk transisi ke
rhyolites. Yang groundmass batuan ini sering mikrokristalin, dengan jaringan
menit interstisial feldspars dicampur dengan butir kuarsa atau tridimit, tetapi
dalam banyak dacites itu sebagian besar kaca, sedangkan di lain itu felsitic atau
cryptocrystalline Dacite adalah sebuah batuan beku, batuan volkanik.
andesiterhyoliteIni adalah penengah dalam komposisi antara andesit dan rhyolite.
Proporsi relatif feldspars dan kuarsa di dacite, dan dalam banyak batu vulkanik
lain, diilustrasikan dalam diagram QAPF. Dacite juga ditentukan oleh silika dan
alkali isi dalam klasifikasi TAS. Kata dacite berasal dari Dacia, sebuah provinsi
dari Kekaisaran Romawi yang terletak antara Sungai Danube dan Carpathian
Mountains (sekarang modern Rumania) di mana batu pertama kali dijelaskan.Pada
praktikum praktikan dapat mendeskripsikan bahwa mineral penyusun,dari dasit
yaitu mineral feldspar dimana kedudukan mineral tersebut sebagai mineral