Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat Indonesia dalam situasi kondisi perekonomian yang kurang menguntungkan, khususnya dalam bidang kesehatan. Ini memaksa kita untuk menengok kembali potensi alam nabati dalam upaya menanggulangi berbagai penyakit dan gangguan kesehatan yang mungkin timbul (Dalimarta, 2006: 03). Penelitian obat tradisional sangat penting dilakukan untuk mendorong penelitian-penelitian selanjutnya dalam upaya memanfaatkan khasiat sebagai bahan baku obat tradisional (Wijayakusuma, 1992: 10). Tanaman berkhasiat obat telah banyak dipelajari secara ilmiah yang hasilnya mendukung asumsi dan bukti bahwa tanaman tersebut memiliki kandungan kimia yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Salah satu dari sekian banyak tanaman berkhasiat obat adalah daun sirsak. Daun sirsak memiliki efek yang baik, mudah didapat dan harganya yang murah (Wijayakusuma, 1992: 13). Para ahli telah membuktikan kandungan dan khasiat dari tanaman sirsak ini. Bahkan telah lama dilaporkan oleh lembaga penelitian di Amerika Serikat bahwa daun sirsak bisa mengobati penyakit kanker, antijamur, antiparasit, antistress, antibakteri, dan penyakit lain. Daun sirsak bersifat
66

BAB12345 LAMPIRAN ERNA

May 09, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, masyarakat Indonesia dalam situasi kondisi perekonomian

yang kurang menguntungkan, khususnya dalam bidang kesehatan. Ini

memaksa kita untuk menengok kembali potensi alam nabati dalam upaya

menanggulangi berbagai penyakit dan gangguan kesehatan yang mungkin

timbul (Dalimarta, 2006: 03).

Penelitian obat tradisional sangat penting dilakukan untuk mendorong

penelitian-penelitian selanjutnya dalam upaya memanfaatkan khasiat sebagai

bahan baku obat tradisional (Wijayakusuma, 1992: 10).

Tanaman berkhasiat obat telah banyak dipelajari secara ilmiah yang

hasilnya mendukung asumsi dan bukti bahwa tanaman tersebut memiliki

kandungan kimia yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Salah satu

dari sekian banyak tanaman berkhasiat obat adalah daun sirsak. Daun sirsak

memiliki efek yang baik, mudah didapat dan harganya yang murah

(Wijayakusuma, 1992: 13).

Para ahli telah membuktikan kandungan dan khasiat dari tanaman

sirsak ini. Bahkan telah lama dilaporkan oleh lembaga penelitian di Amerika

Serikat bahwa daun sirsak bisa mengobati penyakit kanker, antijamur,

antiparasit, antistress, antibakteri, dan penyakit lain. Daun sirsak bersifat

Page 2: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

2

kemoterapi alami yang memiliki kekuatan 10.000 kali lipat dari obat

kangker adriamycin (Herliana, 2006: 21).

Melihat dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk membuat

sediaan salep dari ekstrak daun sirsak yang dapat digunakan sebagai obat

untuk mengatasi sakit kulit dengan melakukan penelitian mengenai

“Pengaruh Basis Salep Hidrokarbon, Serap Dan Kombinasi Terhadap Sediaan

Salep Ekstrak Soxhletasi Daun Sirsak (Annona muricata L) “

1.2 Rumusan Masalah

1. Basis salep manakah yang mempunyai sifat fisik paling baik antara

basis salep hidrokarbon dan salep serap?

2. Apakah ada pengaruh basis salep hidrokarbon dan serap terhadap

sifat fisik salep ekstrak daun sirsak?

1.3 Batasan Masalah

1. Daun yang digunakan adalah daun sirsak yang didapat dari Desa

Pasarbatang Kabupaten Brebes.

2. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah ekstrak daun sirsak.

3. Metode yang digunakan adalah soxhletasi.

4. Basis salep yang digunakan adalah basis salep hidrokarbon dan

serap.

5. Uji yang digunakan adalah uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH,

uji daya sebar, uji daya lekat, uji daya proteksi.

Page 3: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

3

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui basis salep yang mempunyai sifat fisik yang

paling baik antara salep hidrokarbon dan serap.

2. Untuk mengetahui pengaruh basis salep hidrokarbon dan serap

terhadap sifat fisik salep ekstrak daun sirsak.

1.5 Manfaat penelitian

1. Dapat meningkatkan manfaat sumber daya alam Indonesia

khususnya daun sirsak (Annona muricata L).

2. Dapat memperluas ilmu pengetahuan penelitian tentang pengaruh

perbedaan basis terhadap kualitas salep dari ekstrak daun sirsak.

3. Diharapkan pada mahasiswa, terutama mahasiswa farmasi dapat

menambah wawasan tentang pengaruh perbedaan basis kualitas salep

ekstrak daun sirsak.

Page 4: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Sirsak (Annona muricata L)

2.1.1 Sistematika dan klasifikasi tanaman

Tanaman sirsak (Annona muricata L) sudah dikenal oleh hampir

seluruh masyarakat. Masyarakat hanya mengetahui pemanfaatan buah

dari tanaman sirsak. Tidak hanya buah yang dimanfaatkan, tetapi

daunnya bisa berguna dalam bidang kesehatan. Tanaman ini sangat

banyak dihasilkan di Indonesia. dapat tumbuh di sembarang tempat.

Tetapi paling baik ditanam di daerah yang tanahnya cukup mengandung

air.

Adapun taksonomi tanaman sirsak diklasifikasikan sebagai

berikut:

Devisi : Spermatophyta

Sub-devisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Kingdom : Plantae

Famili : Annonaceae

Genus : Annona

Spesies : Annona muricata L (Herliana, 2006 : 18).

Page 5: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

5

2.1.2 Morfologi Tanaman

Daun sirsak berbentuk bulat panjang dengan ujung lancip

pendek daun tuanya berwarna hijau kekuningan. daun sirsak agak

tebal dan kaku dengan urat daun menyirip atau tegak pada urat

daun utama. Daun sirsak terkadang menimbulkan bau yang tidak

enak dicium, walaupun demikian daun sirsak banyak mengandung

zat aktif yang berkhasiat untuk mengobati berbagai macam

penyakit. Sirsak merupakan tanaman tropis yang buahnya memiliki

aroma dan rasa yang khas. Buahnya berduri halus, daging buahnya

berwarna putih susu, rasanya manis asam dan berbiji kecil warna

hitam (Herliana, 2006:19).

2.1.3 Nama Lain Tanaman

Nama-nama yang dikenal di berbagai daerah Indonesia antara

lain : daerah jawa (nangka sebrang, nangka landa), sunda (nangka

walanda), Madura (nagka buris), aceh (deureuyan), lampung

(jambu landa), nias (durio ulondo) dan lain-lain.

2.1.4. Kegunaan

a. Menurunkan kadar lemak serum trigliserida, kolesterol jahat, dan

kolesterol LDL

b. Mengobati Diabetes Militus, karena diketahui sirsak mengandung

sejumlah senyawa bioaktif yang bermanfaat untuk mengobati

Diabetes Millitus.

Page 6: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

6

c. Hipertensi. Daun sirsak mampu bersifat hipotensif karena pada

daun sirsak banyak mengandung potassium yang berfungsi

mengatur tekanan darah, fungsi dan irama jantung.

d. Tumor. Daun sirsak yang berperan yaitu acetoginin. zat ini

mampu membunuh sel tumor, membunuh sel-sel ganas dan

memperkecil tumor serta menghilangkan tumor dari organ tubuh.

e. Kanker, Daun sirsak mengandung senyawa acetogenesis yang

terdiri dari annomuricin E yang bersifat sitotoksik atau membunuh

kangker.

f. Melindungi sistem kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi

yang mematikan.

g. Daun sirsak secara selektif hanya membunuh sel-sel jahat dan

tidak membahayakan atau membunuh sel-sel sehat.

h. Sakit pinggang.

i. Mengobati Bisul.

j. Mengobati Ambeien.

k. Diare pada bayi.

l. Ayang-ayangen (sering kencing tetapi sedikit dan terasa sakit.)

(Herliana, 2006 : 17).

Page 7: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

7

2.1.5. Kandungan

Sirsak (Annona muricata) pada bagian daun mengandung unsur

senyawa tannin, fitosterol, ca-oksalat dan alkaloid (Herliana, 2006:

12).

2.2 Uraian Bahan

2.2.1 Metil Paraben (Nipagin)

Metil paraben mengandung tidak kurang dari 99,0 % dan tidak

lebih dari 101,0 % C8H8O8. Khasiat nipagin sebagai zat tambahan dan

zat pengawet. Pemerian serbuk hablur halus, putih, hampir tidak

berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa

tebal, larut dalam air dan dalam etanol (95 %) P. Penggunaan metil

paraben antara 0,02 – 0,3 % (Depkes RI, 1979 :76).

2.2.2 Propilenglikol

Propilenglikol mengandung tidak kurang dari 99,5% pemerian

berupa cairan kental jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak

berbau, menyerap udara lembab. Kelarutan propilenglikol yaitu: dapat

bercampur dengan air, aseton, dan dengan kloroform, larut dalam eter

dan dalam beberapa minyak esensial, tetapi tidak bercampur dengan

minyak lemak(Depkes RI, 1995 : 712).

2.2.3 Vaselin Album

Campuran hidrokarbon setengah padat yang telah diputihkan,

diperoleh dari minyak mineral. Pemerian masa lunak, lengket, bening,

putih. tidak berbau, dan hampir tidak berasa. Kelarutan praktis tidak

Page 8: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

8

larut dalam air dan dalam etanol (95%) p, larut dalam kloroform p

dalam eter p dan dalam eter minyak tanah p, jarak lebur antara 38o

dan 56o (Depkes RI, 1979 : 633).

2.2.4 Aqua destilata

Air suling dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum.

Pemerian cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa (Depkes RI, 1979 : 96).

2.2.5 Lanolin

Lanolin anhidrat dapat mengandung tidak lebih dari 0,25 % air.

Lanolin adalah bahan setengah padat seperti lemak, diperoleh dari

bulu domba (Ovis aries) (Ansel, 1989 : 504).

2.3 Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari bahan yang

tidak dapat larut dengan pelarut cair. Sebagai cairan penyari digunakan air,

eter atau campuran etanol dan air (Depkes RI, 1986 : 15).

Dalam pembuatan sediaan obat yang mengandung bahan obat dari tumbuhan,

harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Menjamin perolehan bahan aktif dalam bentuk yang sedapat mungkin

tidak berubah dari material awal seragam.

b. Menghasilkan jumlah isolat yang tinggi.

c. Menjamin keseragaman jangka panjang dari kandungan bahan aktif

melalui pemilihan teknologi pembuatan yang tepat dan sediaan obat

yang sesuai.

Page 9: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

9

d. Memenuhi syarat standar sediaan obat (Voigt, 1995 : 553).

2.4 Soxhletasi

Soxhletasi adalah penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan

cara serbuk simplisia ditempatkan selongsong yang terbuat dari kertas saring

dan cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat. Penyari yang digunakan

biasanya adalah etanol. Soxhletasi merupakan proses yang digunakan untuk

menghasilkan ekstrak cair yang akan dilanjutkan ke proses penguapan

(Depkes RI, 1986 : 26).

Prinsip kerja soxhletasi adalah uap cairan penyari yang dipanaskan akan

naik melalui pipa samping kemudian diembunkan kembali oleh kondensor,

kemudian cairan turun ke labu melalui tabung yang berisi serbuk simplisia

sehingga pada akhirnya cairan akan kembali ke labu (Depkes RI, 1986 : 26).

Keuntungan soxhletasi adalah sebagai berikut:

a. Cairan penyari yang digunakan lebih sedikit dan secara langsung

diperoleh hasil yang pekat.

b. Serbuk simplisia disari oleh cairan penyari yang murni, sehingga

dapat menyari zat aktif yang lebih banyak,

c. Penyari dapat ditentukan sesuai kebutuhan (Depakes RI, 1986 :

28).

Kerugian soxhletasi sebagai berikut:

a. Larutan dipanaskan terus menerus sehingga zat aktif yang tidak

tahan panas kurang cocok dengan metode ini. Hal ini bisa

diperbaiki dengan menambahkan peralatan untuk tekanan udara.

Page 10: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

10

b. Cairan penyari dipanaskan terus menerus sehingga cairan penyari

yang baik adalah cairan azeotrop (Depkes RI, 1986 : 28).

Metode soxhletasi disarankan untuk bahan yang tahan pemanasan dan

penyari yang digunakan adalah cairan penyari murni. Pemilihan

cairan penyari harus mempertimbangkan banyak faktor. Cairan

penyari yang baik harus memenuhi kriteria berikut:

a. Murah dan mudah diperoleh

b. Stabil secara fisik dan kimia

c. Tidak bereaksi

d. Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar

e. Selektif yaitu hanya menarik zat yang berkhasiat yang dikehendaki

f. Tidak mempengaruhi zat berkhasiat

g. Diperbolehkan oleh peraturan (Depkes RI, 1986 : 19).

2.5 Pengertian tentang Salep

Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, salep adalah sediaan setengah

padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat

harus larut atau terdispersi homogen dalam basis salep yang cocok

(Depkes,1979 : 33).

Menurut pemikiran modern, salep adalah sediaan semi padat untuk

pemakaian pada kulit dengan atau tanpa penggosokan. Fungsi salep sebagai

bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit, bahan pelumas pada

kulit dan pelindung kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan

larutan berair (Anief, 1993: 110).

Page 11: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

11

2.5.1 Jenis Basis Salep

2.5.1.1 Basis Salep Hidrokarbon

Basis salep ini dikenal sebagai basis salep berlemak, antara

lain vaselin putih, vaselin kuning. Hanya sejumlah kecil

komponen berair yang dapat dicampurkan kedalamnya. Salep

ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan obat

dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Basis

salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien, sukar

dicuci, tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu

lama (Depkes RI, 1995 : 18).

Yang termasuk dalam basis salep hidrokarbon adalah :

a. Vaselin kuning

Adalah hidrokarbon setengah padat dari minyak

bumi. Dapat digunakan secara tunggal atau campuran

dengan zat lain sebagai basis salep.

b. Vaselin putih

Adalah vaselin yang dihilangkan warnanya dengan

proses pemutihan, hanya berbeda warna dengan

vaselin kuning.

c. Parafin cair

Adalah campuran hidrokarbon cair yang diperoleh

dari minyak bumi.

Page 12: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

12

2.5.1.2 Basis salep serap

Basis salep serap ini dibagi dalam 2 kelompok.

Kelompok pertama terdiri atas basis salep yang dapat

bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak

(parafin hidrofilik dan lanolin anhidrat) Kelompok kedua

terdiri atas emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur

dengan sejumlah larutan air tambahan (lanolin). Basis salep ini

juga berfungsi sebagai emolien (Depkes RI, 1995 : 18).

Yang termasuk dalam basis salep serap adalah :

a. Vaselin Hidrofilik, dibuat dari kolesterol, alcohol

stearat, malam putih dan vaselin putih. Memiliki

kemampuan mengabsorpsi air dengan membentuk

emulsi air dalam minyak.

b. Lanolin anhidrat (Adeps lanae) tidak mengandung air

0,25%

c. Lanolin adalah bahan setengah padat seperti lemak,

diperoleh dari bulu domba (ovis aries). Merupakan

emulsi air dalam minyak yang mengandung air antara

25-30 %. Penambahan air dapat dicampurkan ke dalam

adeps lanae dengan pengadukan.

d. Cold cream (krim pendingin) merupakan emulsi air dan

minyak, setengah padat berwarna putih, dibuat dari

malam putih, minyak mineral, natrium borat dan air.

Page 13: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

13

Natrium borat dicampur dengan asam lemak bebas

yang terkandung dalam malam, membentuk sabun

natrium yang bekerja sebagai pengemulsi (Ansel, 1989

: 504).

2.5.1.3 Basis salep yang dapat dicuci dengan air

Basis salep ini adalah emulsi minyak dalam air. Antara

lain salep hidrofilik (krim). Basis salep ini dinyatakan juga

sebagai”Basis yang dapat dicuci dengan air” karena mudah

dicuci dari kulit atau lap basah sehingga dapat diterima untuk

dasar kosmetik. Beberapa bahan obat dapat menjadi lebih

efektif menggunakan basis salep ini dari pada salep

hidrokarbon. Keuntungan lain dari salep ini adalah dapat

diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjadi

pada kelainan dermatologic (Depkes RI, 1995 : 18).

2.5.1.4 Basis salep larut dalam air

Kelompok ini disebut juga basis salep tidak berlemak dan

terdiri dari konstituen larut air. Basis salep ini memberikan

banyak keuntungan seperti basis salep yang dapat dicuci

dengan air dan tidak mengandung bahan tak larut dalam air,

seperti parafin, lanolin anhidrat atau malam. Basis salep ini

lebih tepat disebut gel (Depkes RI, 1995 : 18).

Basis salep yang dapat menyerap air antara lain ialah

adeps lanae, unguentum simplex, hydrophilic ointment. Basis

Page 14: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

14

salep yang sudah mengandung air antara lain Lanoline (25%

air), unguentum leniens (25%), unguentum cetylicum

hydrosum (40%) (Anief, 2006 : 52).

2.6 Pembuatan Salep

2.6.1 Metode Pencampuran

Dalam metode pencampuran, komponen dari salep dicampur

bersama-sama dengan segala cara sampai sediaan yang rata tercapai.

Pada skala kecil seperti resep yang dibuat tanpa persiapan, ahli farmasi

dapat mencampur komponen-komponen dari salep dalam lumpang

dengan sebuah alu atau dapat menggunakan sudip dan lempeng salep

(gelas yang besar atau porselen) untuk menggerus bahan bersama-sama.

Salep yang dibuat dengan cara menggerus atau menggosokannya

serta meratakan dan mengumpulkan komponen-komponennya pada

permukaan kasar dengan spatula sampai hasilnya lembut dan rata (Ansel,

1989 : 506).

2.6.2 Metode Peleburan

Dengan metode peleburan, semua atau beberapa komponen dari

salep dicampurkan dengan melebur bersama dan didinginkan dengan

pengadukan yang konstan sampai mengental. Komponen-komponen

yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada pencampuran yang

sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk. Bahan-bahan yang

mudah menguap ditambahkan terakhir bila terperatur dari campuran telah

Page 15: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

15

cukup rendah tidak menyebabkan penguraian atau penguapan dari

komponen (Ansel,1989 : 508).

Kualitas basis salep yang baik yaitu:

a. Stabil tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembapan

b. Lunak, harus halus, dan homogen

c. Mudah di pakai

d. Dapat terdistribusi secara merata(Ansel, 1989 : 510).

Sifat-sifat basis salep yang diharapkan :

1. Stabil secara fisik dan kimia dalam kondisi normal

penggunaan dan penyimpanan

2. Tidak toksik, tidak sensitif dan tidak iritatif

3. Tidak reaktif dan kompatibel dengan berbagai jenis obat

4. Mudah digunakan

5. Bebas dari bau yang tidak menyenangkan

6. Dapat kontak dengan kulit sampai waktu penghilangan

diinginkan, tetapi saat penghilangan dapat dengan mudah

dilakukan (Ansel,1989 : 510).

2.7 Evaluasi Salep

2.7.1 Uji organoleptis

Uji organoleptis meliputi pengamatan perubahan-perubahan

bentuk, warna, bau dan dirasakan di kulit salep yang dibuat dengan

rentang waktu selama 6 hari.

Page 16: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

16

2.7.2 Uji homogenitas

Uji homogenitas salep dilakukan untuk mengetahui apakah

pencampuran masing-masing komponen dalam pembuatan salep

tercampur merata. Hal tersebut untuk menjamin bahwa zat aktif yang

terkandung di dalamnya telah terdistribusi secara merata.

Homogenitas, jika dioleskan pada sekeping kaca atau objek gelas

harus menunjukan susunan yang homogen (Depkes, 1995 : 133).

2.7.3 Uji daya sebar

Uji daya menyebar dilakukan untuk mengetahui kualitas salep

yang dapat menyebar pada kulit sampai menimbulkan efek terapi.

Sebuah contoh salep dengan berat tertentu diletakkan kepusat antara 2

lempeng gelas, lempeng yang terletak di atas dalam interval waktu

tertentu dibebani oleh peletakan anak timbangan. Permukaan

penyebaran yang dihasilkan dengan menaiknya pembebanan

menggambarkan suatu karakteristik untuk daya sebar (Voight, 1994 :

382).

2.7.4 Uji pH

Uji pH dilakukan untuk mengetahui pH salep apakah sesuai

dengan pH kulit yaitu antara 5 sampai 7 (Depkes, 1995 : 1039).

2.7.5 Uji daya lekat

Uji daya lekat dilakukan untuk mengetahui daya lekat salep

terhadap kulit. Uji daya lekat penting untuk mengevaluasi salep

dengan kelengketan dapat diketahui sejauh mana salep dapat

Page 17: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

17

menempel pada kulit, sehingga efek terapi diharapkan bisa tercapai.

(Voight, 1995 : 913).

2.7.6 Uji daya proteksi

Uji daya proteksi dilakukan untuk mengetahui dan

mengevaluasi sedíaan salep yang dibuat. Uji ini dapat diketahui sejauh

mana salep dapat memberikan efek proteksi terhadap iritasi mekanik,

panas dan kimia. Hal ini untuk mencapai kriteria salep yang baik

sehingga dapat memberikan efek terapi yang diharapkan (Ansel, 1989

: 56).

2.8 Hipotesis

Diduga ada perbedaan antara basis hidrokarbon dan serap yang

mempengaruhi sifat fisik salep ekstra daun sirsak (Annona muricata L).

Page 18: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang akan diteliti dalam karya tulis ini adalah Pengaruh

Basis Salep Hidrokarbon, Serap Dan Kombinasi Sediaan Salep Ekstrak

Soxhletasi Daun Sirsak ( Annona muricata L )

3.2 Sampel dan Teknik Sampling

Populasi sirsak diperoleh dari Desa Pasar Batang Brebes. Ukuran daun

lebar dan sedang, dengan bagian daun berwarna hijau muda dan hijau tua

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa hasil pembuatan salep

ekstrak daun sirsak dengan metode soxhletasi.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitin dapat diklasifikasikan ke dalam 3 variabel meliputi:

3.3.1 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini berupa basis salep hidrokarbon

dan basis salep serap.

3.3.2 Variabel Terikat

Variabel terikatdalam penelitian ini berupa kualitas fisik salep

ekstrak daun sirsak yang meliputi organoleptis, pH, homogenitas, daya

menyebar salep, daya melekat salep, daya proteksi salep.

Page 19: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

19

3.3.3 Variabel Terkendali

Variabel terkendali alam penelitian ini berupa umur tanaman, asal

tanaman, lokasi pengambilan tanaman.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Alat dan Bahan

a) Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu alas

bulat, kondensor, pipa alonga, pipa T, statif, corong pisah,

neraca analitik, selang, beaker glass, kompor listrik, klem. gelas

ukur, timbangan analitik, cawan uap, batang pengaduk, kertas pH

indikator, mortir, stamper, kertas saring, mikroskop, kertas

perkamen, kaca arloji, beban 50 mg, beban 100 mg, beban 500 g

dan objek glass.

b) bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Lanolin,

nipagin, vaselin album, propilenglikol, alkohol, ekstrak daun

sirsak, larutan fenoftalein, KOH 0,1 N.

3.4.2 Jalannya Penelitian

Pembuatan salep ekstrak daun sirsak (Annona muricata L).

Sebanyak 3 formula, menggunakan basis salep hidrokarbon, basis salep

serap dan basis salep kombinasi, Sediaan salep dibuat dalam 20 g.

Page 20: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

20

Tabel 1. Rancangan Formula Salep Ekstrak Daun Sirsak

No Bahan Formulasi

I II III

1 Ekstrak daun

sirsak

5% 5% 5%

2 Propilenglikol 15% 15% 15%

3 Nipagin 0,3% 0,3% 0,3%

4 Vaselin Album 95,94% - 39,85%

5 Lanolin - 95,94% 39,85%

Keterangan :

Formula 1 : Basis salep hidrokarbon

Formula II : Basis salep serap

Formula III : Basis salep kombinasi hidrokarbon dan serap

Page 21: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

21

3.4.3 Persiapan Bahan

Mengambil daun sirsak yang masih segar dan dibersihkan.

Memisahkan daun dari batang daunnya. Mengeringkan daun yang

sudah dibersihkan Menjemur daun dibawah sinar matahari.

Skema 1. Persiapan Bahan

3.4.4 Proses Soxhletasi

Menyiapkan daun sirsak yang sudah menjadi serbuk sebanyak

50 g. Soxhletasi menggunakan etanol 96% 100 ml selama 3 jam.

Penyarian yang dilakukan sampai terjadi beberapa sirkulasi.

Menghentikan apabila cairan sudah tidak berwarna lagi. Menimbang

cawan uap. Memasukan ekstrak cair ke dalam cawan uap. Uapkan

dan keringkan. Menimbang cawan uap yang telah berisi ekstrak

kental. Menghitung dan catat jumlah ekstrak yang dihasilkan.

Mengambil daun sirsak yang masih segar dan dibersihkan

Memisahkan daun dari batang daunnya

Mengeringkan daun yang sudah dibersihkan

Menjemur daun dibawah sinar matahari

Page 22: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

22

Skema 2. Proses soxhletasi

Menghentikan apabila cairan sudah tidak berwarna lagi

Memasukan dalam selonsog kertas saring

Memasukan ekstrak cair ke dalam cawan uap

Uapkan dan keringkan

Menimbang cawan uap yang telah berisi ekstrak kental

Menghitung dan catat jumlah ekstrak yang dihasilkan

Menyiapkan daun sirsak yang sudah menjadi serbuk 50 g

Soxhletasi menggunakan etanol 96% 100 ml selama 3 jam

Penyarian dilakukan sampai terjadi beberapa sirkulasi

Page 23: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

23

3.4.5 Pembuatan Salep Ekstrak Daun Sirsak

a. Formula I

Menyetarakan timbangan. Menimbang masing-masing

bahan. Melarutkan nipagin dalam 2 tetes alkohol aduk ad

homogen. Menambahkan propilenglikol ke dalam campuran

tersebut, aduk homogen. Memasukkan vaselin aduk ad

homogen. Kemudian tambahkan ekstrak daun sirsak, aduk ad

homogen . Melakukan uji salep. Memasukkan dalam wadah

atau pot salep.

Page 24: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

24

Skema 3. Pembuatan salep dengan basis hidrokarbon

b. Formula II

Menyetarakan timbangan. Menimbang masing-masing

bahan. Melarutkan nipagin dalam 2 tetes alkohol aduk ad

homogen. Menambahkan propilenlikol ke dalam campuran

tersebut, aduk ad homogen. Memasukkan lanolin aduk ad

homogen. Kemudian tambahkan ekstrak daun sirsak, aduk ad

Menimbang masing-masing bahan

Melarutkan nipagin dalam 2 tetes alkohol, aduk ad homogen

Menyetarakan timbangan

Menambahkan propilenglikol ke dalam campuran tersebut, aduk homogen

Memasukkan vaselin aduk ad homogen

Kemudian menambahkan ekstrak daun sirsak, aduk ad homogen

Melakukan uji salep

Memasukkan dalam wadah atau pot salep

Page 25: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

25

homogen. Melakukan uji salep. Memasukkan dalam wadah

atau pot salep.

Menyetarakan timbangan

Skema 4. Pembuatan salep basis serap

Menimbang masing-masing bahan

Melarutkan nipagin dalam 2 tetes alkohol, aduk ad homogen

Menambahkan propilenlikol ke dalam campuran tersebut, aduk ad homogen

Memasukkan lanolin aduk ad homogen

Kemudian tambahkan ekstrak daun sirsak, aduk ad homogen

Melakukan uji salep

Memasukkan dalam wadah atau pot salep.

Page 26: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

26

c. Formula III

Menyetarakan timbangan. Menimbang masing-masing

bahan. Melarutkan nipagin dalam 2 tetes alkohol, aduk ad

homogen. Menambahkan propilenglikol ke dalam campuran

tersebut, aduk ad homogen. Memasukkan vaselin dan lanolin,

aduk ad homogen. Kemudian tambahkan ekstrak daun sirsak,

aduk ad homogen Melakukan uji salep. Memasukkan dalam

wadah atau pot salep.

Page 27: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

27

Menyetarakan timbangan

Skema 5. Pembuatan salep kombinasi basis hidrokarbon dan serap

Menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan

Melarutkan nipagin dalam 2 tetes alkohol, aduk ad homogen

Menambahkan propilenglikol ke dalam campuran tersebut, aduk ad homogen.

Memasukkan vaselin dan lanolin, aduk ad homogen

Menambahkan ekstrak daun sirsak, aduk ad homogen

Melakukan uji salep

Memasukkan dalam wadah atau pot salep

Page 28: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

28

3.5 Evaluasi Salep Ekstrak Daun Sirsak

3.5.1 Uji Organoleptis

Mengambil salep secukupnya. Mengamati bentuk, warna, bau dan

rasa salep pada kulit.

Skema 6. Uji Organoleptis

3.5.2 Uji Homogenitas

Mengambil salep secukupnya, mengoleskan salep pada objek

glass dan tutup dengan objek glass lain, mengamati apakah salep

menunjukan susunan yang homogen atau tidak.

Skema 7. Uji Homogenitas

Mengambil salep secukupnya

Mengamati bentuk, warna, bau dan rasa salep pada kulit.

Mengoleskan salep pada objek glass dan tutup dengan objek glass lain

Mengamati bentuk, warna, apakah salep menunjukan susunan yang homogen atau tidak

Mengambil salep secukupnya

Page 29: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

29

3.5.3 Uji pH

Menyiapkan kertas pH sebanyak 3 lembar. Menempelkan kertas

pH pada masing-masing salep. Mengukur berapa masing-masing

salep. Mengukur berapa masing-masing pH salep dengan

membandingkan perubahan warna pada media kertas pH. Mencatat

berapa pH masing-masing formula salep. Pengujian dilakukan selama

6 hari berturut-turut untuk mengetahui perubahan masing-masing

formula.

Meletakan kertas pH pada sediaan salep

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Melihat pada skala pH indikator, angka menunjukan asam basa atau netral

Skema 8. Uji pH

3.5.4 Tes Daya Menyebar Salep

Menimbang 0,5 g tiap salep. Meletakkan ditengah alat yang

berupa kaca bulat. Menimbang dahulu kaca yang satu (penutup).

Meletakkan kaca tersebut diatas masa salep, biarkan selama 1 menit.

Mengukur dan catat berapa diameter salep yang menyebar.

Kemudian tambahkan beban 50 g diatas kaca bulat, biarkan selama 1

menit. Mengukur dan catat berapa diameter salep yang menyebar.

Mengganti beban 100 g di atas kaca bulat, biarkan selama 1 menit,

Page 30: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

30

kemudian ukur diameter salep. Menggambar dalam grafik hubungan

antara beban dan luas salep yang menyebar. Melakukan tes untuk

formula salep yang lain, dengan melakukan 3 kali percobaan.

Menimbang 0,5 g tiap salep

Skema 9. Uji Tes Daya Menyebar Salep

Meletakkan ditengah alat kaca arloji

Meletakan kaca arloji lain di atas masa salep

Memberi beban 50 g beban tambahan

Mendiamkan selama 1 menit

Mencatat diameter salep yang menyebar

Melakukan hal yang sama pada beban 100 g

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

Page 31: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

31

3.5.5 Tes Daya Lekat Salep

Menimbang salep sebanyak 0,5 g tiap salep. Memasangkan

kedua objek glass yang pertama diikatkan pada alat uji lekat dan

kedua diberi beban 50 g. Meletakkan salep yang sudah ditimbang di

atas gelas objek yang telah terikat pada alat uji yang sudah

ditentukan luasnya. Meletakkan gelas objek yang diberi beban 50 g

di atas gelas objek. Mengambil beban 500 g dan letakkan diatas

gelas objek yang telah diberi salep. Melepaskan beban seberat 500 g.

Mencatat waktunya hingga gelas objek yang diberi beban 50 g

tersebut terlepas. Melakukan tes untuk formula salep yang lain,

dengan replikasi 3 kali percobaan.

Menimbang salep sebanyak 0,5 g tiap salep

Memasangkan alas persegi panjang pada alat tes

Meletakan alas persegi panjang yang lain di atas salep

tersebut

Meletakkan gelas objek yang diberi beban 50 g diatas gelas objek yang telah diberi salep

Page 32: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

32

Skema 10. Tes daya Lekat

3.5.6 Uji Daya Proteksi

Mengambil kertas saring yang berukuran 10 x 10 cm.

Membasahi dengan larutan fenolftalein sebagai indikator,

keringkan sebentar. Mengoleskan kertas tersebut dengan salep (satu

muka). Mengambil kertas saring yang berukuran 2,5 x 2,5 cm

Membasahi dengan paraffin padat yang telah dilelehkan,

keringkan. Menempelkan kedua kertas saring tersebut. Kemudian

diteteskan dengan larutan KOH 0,1 N dikertas saring, amati dan

catat waktunya kemudian ulangi percobaan sebanyak 3 kali.

Mengambil beban 500 g dan letakkan diatas kedua gelas objek selama 5 menit

Melepaskan beban seberat 500 g

Mencatat waktunya hingga kedua alas persegi panjang

tersebut terlepas

Melakukan tes untuk formula salep yang lain, dengan replikasi 3 kali percobaan

Page 33: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

33

Mengambil kertas saring yang berukuran 10 x 10 cm

Skema 11. Uji Daya Proteksi

Membasahi dengan larutan fenoptalein sebagai indikator, keringkan sebentar

Mengoleskan kertas tersebut dengan salep (satu muka)

Mengambil kertas saring yang berukuran 2,5 x 2,5 cm

Mengolesi kertas tersebut dengan paraffin padat yang telah dilelehkan, keringkan

Menempelkan kedua kertas saring tersebut

Kemudian diteteskan dengan larutan KOH 0,1 N dikertas saring, amati dan catat waktunya kemudian ulangi

percobaan sebanyak 3 kali

Page 34: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Bahan

Daun sirsak (Annona muricata L.) yang diperoleh dari Desa Pasar

Batang Brebes. Daun sirsak dipetik pagi hari dalam keadaan segar dan masih

menyatu dengan ranting daun, sehingga terjaga keaslian kandungan ekstrak

dalam tanaman tersebut.

Daun sirsak dipisahkan dari rantingnya, kemudian dijemur dengan

sinar matahari agar daun kering dan lebih mudah dibuat serbuk. Waktu

pengeringan dilakukan selama 3 hari karena sudah tidak mengalami susut

bobot daun. Proses penumbukan dilakukan sampai menjadi serbuk sehalus

mungkin. Kemudian serbuk halus tersebut digunakan dalam proses soxhletasi

untuk mendapatkan ekstrak daun sirsak dengan kualitas terbaik.

4.2 Pengambilan Ekstrak Daun Sirsak

Pengambilan ekstrak daun sirsak dilakukan dengan metode soxhletasi.

Prinsip kerja soxhletasi adalah uap cairan penyari yang dipanaskan akan naik

melalui pipa samping kemudian diembunkan kembali oleh kondensor,

kemudian cairan turun ke labu melalui tabung yang berisi serbuk simplisia

sehingga pada akhirnya cairan akan kembali ke labu (Depkes RI, 1986 : 26).

Pengambilan ekstrak dilakukan tiga kali proses soxhletasi, setiap

proses soxhletasi serbuk daun sirsak yang digunakan sebanyak 50 g, dengan

cairan penyari yaitu etanol 96% sebanyak 100 ml. Etanol dipertimbangkan

Page 35: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

35

sebagai cairan penyari karena lebih selektif, dan kuman sulit tumbuh dalam

etanol 20% ke atas, bersifat netral dan absorbsinya baik (Depkes RI,1989 :

20).

Pada proses soxhletasi dilakukan kurang lebih selama 3 jam dengan

10 kali sirkulasi dalam 1 kali soxhletasi, Memasukkan ekstrak cair kedalam

cawan uap dan uapkan hingga menjadi ekstrak kental. Ekstrak kental yang

didapat berwarna hijau kehitaman dengan berat ekstrak 9.95 g hasil rendemen

146,41 %

Tabel 1. Identifikasi Ekstrak Daun Sirsak

No Uji Hasil Depkes RI, 1986

1 Organoleptis

1.1 Bentuk

1.2 Warna

1.3 Bau

1.4 Rasa

Kental

Hijau

Khas daun sirsak

Pahit

Kental

Hijau

4.3 Identifikasi Alkaloid

Identifikasi alkaloid bertujuan untuk memastikan kebenaran dari sampel

sirsak yang menggunakan uji reaksi identifikasi.

Tabel 2. Hasil Identifikasi Alkaloid

Page 36: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

36

No Uji Syarat materika

medika indonesia Edisi IV dan V

Hasil percobaan

1 2 mg serbuk sirsak + 5 tetes Asam sulfat P.

Warna coklat Warna coklat

Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa hasil reaksi identifikasi

menggunakan pereaksi Asam sulfat P. menghasilkan warna coklat yang

menunjukkan bahwa serbuk daun sirsak yang digunakan terbukti

mengandung alkaloid.

4.3 Pembuatan Salep

Pada pembuatan salep ekstrak daun sirsak, basis salep yang digunakan

adalah basis salep hidrokarbon dan basis salep serap. Ada beberapa

pertimbangan dalam memilih basis salep. Basis salep hidrokarbon memiliki

keuntungan, yaitu mampu bertahan pada kulit untuk waktu yang lama.

Sedangkan basis salep serap memiliki daya emolien (pelembut) yang baik.

Pembuatan salep dilakukan dengan membuat salep ekstrak daun sirsak

sebanyak 3 formula dengan 2 basis salep, pembuatan dilakukan dengan

metode pencampuran. Bahan-bahan yang dibuat dicampurkan bersama-sama

dengan pengadukan konstan sampai mengental. Formula I menggunakan

basis salep hidrokarbon, formula II menggunakan basis salep serap,

sedangkan formula III menggunakan basis salep hidrokarbon yang

Page 37: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

37

dikombinasikan dengan basis salep serap. Perbedaannya terletak pada

kombinasi basis salep.

4.5 Evaluasi Salep

4.5.1 Uji Organoleptis

Uji organoleptis bertujuan untuk mengamati adanya perubahan

bentuk, warna, bau dan rasa di kulit dari sediaan salep daun sirsak

(Annona muricata L.) yang mungkin terjadi selama penyimpanan.

Tabel 3. Hasil Uji Organoleptis

Formula Bentuk Warna Bau Rasa di kulit

I

II

III

Sangat kental

Kental

Agak Kental

Hijau

Hijau

Hijau

Khas daun sirsak

Khas daun sirsak

Khas daun sirsak

Sejuk

Sejuk

Sejuk

Pada formula I mempunyai bentuk kekentalan yang padat

dibandingkan formula II dan III. Hal ini karena formula I mempunyai

komposisi vaselin album yang lebih tinggi dibandingkan formula lain,

dimana vaselin album bentuknya lembek, sedangkan formula II dan III

mengandung komposisi air.

Page 38: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

38

4.5.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas perlu dilakukan karena salep yang baik harus

memiliki sifat-sifat ideal salep yaitu, memiliki massa lunak dan tidak

mengandung partikel yang membuat kasar sehingga bila di oleskan

pada kulit terasa lembut dan bahan-bahan yang terkandung di

dalamnya tercampur secara merata.

Hasil evaluasi homogenitas salep daun sirsak (Annona muricata

L.) didapatkan bahwa semua sediaan salep homogen. Hal ini sesuai

dengan persyaratan yang tertera pada Farmakope Indonesia Edisi III,

dimana salep harus menunjukkan susunan homogen dan tidak terasa

adanya bahan padat. Pada saat pembuatan salep diaduk terus menerus

secara konstan, sehingga massa salep yang terbentuk tidak

mengandung partikel-partikel yang membuat salep menjadi kasar. Jadi

saat pengolesan di atas objek glass, tidak terasa adanya bahan padat.

Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas

No Formula Syarat FI Edisi III Hasil penelitian

1 I Susunan homogen Susunan homogen

2 II Susunan homogen Susunan homogen

3 III Susunan homogen Susunan homogen

Page 39: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

39

4.5.3 Uji pH

Uji pH dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

salep bersifat asam, basa atau netral. Ukuran pH berhubungan dengan

stabilitas zat aktif, efektifitas pengawet dan keadaan kulit. Penelitian

dilakukan pada rentan waktu selama 6 hari untuk mengamati

kemungkinan terjadinya perubahan pH selama penyimpanan.

Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH indikator.

Tabel 5. Hasil Uji pH

Formula Hari ke-

1 2 3 4 5 6

I 6 6 6 6 6 6

II 6 6 6 6 6 6

III 6 6 6 6 6 6

Berdasarkan tabel hasil uji pH diatas menunjukan bahwa ketiga

formula sediaan salep tersebut tidak mengalami perubahan pH yang

besar selama penyimpanan untuk masing-masing formula karena

masih dalam pH netral. Hal ini menunjukkan salep stabil secara kimia,

tidak terjadi reaksi atau interaksi kimia baik dengan wadah

penyimpanan maupun antara bahan-bahan yang terkandung dalam

sediaan. Jadi sediaan salep yang saya buat termasuk dalam pH normal

untuk sediaan topikal berkisar antara 5-7

Page 40: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

40

4.5.4 Uji Daya Sebar Salep

Uji daya menyebar salep bertujuan untuk mengetahui luas

permukaan menyebarnya salep pada kulit yang diobati. Suatu salep

dikatakan baik apabila daya menyebarnya besar. Jika semakin luas

daya sebar suatu salep maka zat aktif yang di absorbsi oleh kulit

semakin besar.

Uji daya sebar salep daun sirsak (Annona muricata L.). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada formula I mempunyai daya sebar

rendah karena bentuk kekentalan yang padat dibanding formula II dan

III.

Page 41: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

41

Tabel 6. Hasil Uji Daya Sebar Salep (cm2)

Satuan Beban Formula I Formula II

Formula III

2,50 2,70 3,30

50 gr 2,60 2,60 3,00

2,50 2,70 3,30 Diameter

(cm) Rata-rata 2,52 2,66 3,10 2.90 3,10 3,30

100 gr 2,80 3,20 3,50

2,70 3,30 3,40

Rata-rata 2,80 3,20 3,40 1,25 1,35 1,65 50 gr 1,30 1,03 1,50 1,25 1,35 1,65

Jari-jari (cm) Rata-rata 1,26 1,33 1,60 1,45 1,55 1,55 100 gr 1,40 1,60 1,75 1,35 1,65 1,70 Rata-rata 1.40 1,60 2,25

4,90 5,72 8,54

50 gr 5,30 5,30 7,06

4,90 5,72 8,54 Luas

Permukaan (cm)2 Rata-rata 5,03 5,50 8,04

6,60 7,54 8,54 100 gr 6,15 8,03 9,34

5,72 8,54 9,07

Rata-rata 6,15 8,03 8,98

Page 42: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

42

Berdasarkan tabel di atas, nilai rata-rata luas permukaan uji daya sebar 50 g

formula I sebesar 4,90, formula II 5,72, dan formula III 8,54. Sedangkan luas

permukaan 100 g formula I sebesar 6,15, formula II 8,03 dan formula III 8,98.

Hasil uji daya sebar 50 g dan 100 g yang diperoleh kemudian

dianalisis menggunakan metode One Way Anova.

Tabel 7. Hasil Uji Statistik Daya Sebar 50 g (cm2)

ANOVA

luas_permukaan

15,463 2 7,732 27,539 ,001

1,685 6 ,281

17,148 8

Between Groups

Within Groups

Total

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Berdasarkan tabel perhitungan OneWay Anova di atas

didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,001 dengan nilai F Hitung

sebesar 27,539 dan F Tabel sebesar 5,14.

Pada tabel di atas menunjukan bahwa nilai F Hitung lebih besar

dari pada nilai F Tabel (F Hitung > F Tabel) 27,539 > 5,14 sehingga

Ho ditolak dan Ha diterima, berarti menyatakan bahwa ada pengaruh

penggunaan basis salep hidrokarbon, serap dan kombinasi basis dalam

formula sediaan salep ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.)

terhadap sifat fisik salep.

Page 43: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

43

Hasil Analisa Deskriptive Statistik Uji Daya Sebar 50 g

Descriptives

luas_permukaan

3 5,0333 ,23094 ,13333 4,4596 5,6070 4,90 5,30

3 5,5800 ,24249 ,14000 4,9776 6,1824 5,30 5,72

3 8,0467 ,85448 ,49333 5,9240 10,1693 7,06 8,54

9 6,2200 1,46407 ,48802 5,0946 7,3454 4,90 8,54

hidrokarbon

serap

hidrokarbon dan serap

Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Pada tabel descriptives statistic di atas terlihat bahwa nilai rata-

rata luas permukaan uji daya sebar 50 g untuk formula I sebesar

5,0333, formula II sebesar 5,5800, dan formula III sebesar 8,0467,

untuk formula yang paling baik pada formula III sebesar 8,0467, dan

yang kurang baik pada formula I sebesar 5,0333. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa uji daya sebar salep dengan beban 50 g

berdasarkan luas permukaannya yang paling baik pada formula III

dibandingkan dengan formula yang lain.

Tabel 8. Hasil Uji Statistik Daya Sebar 100 g (cm2)

ANOVA

luas_permukaan

12,421 2 6,210 30,578 ,001

1,219 6 ,203

13,639 8

Between Groups

Within Groups

Total

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Berdasarkan tabel perhitungan One Way Anova di atas di

dapatkan nilai signifikasi sebesar 0,001 dengan nilai F Hitung sebesar

30,578 dan F Tabel sebesar 5,14.

Page 44: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

44

Pada tabel di atas menunjukan bahwa nilai F Hitung lebih besar

dari pada nilai F Tabel (F Hitung > F Tabel) sebesar 30,578 > 5,14

sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, berarti menyatakan bahwa ada

pengaruh penggunaan basis salep hidrokarbon, serap dan kombinasi

basis dalam formula sediaan salep ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L.) terhadap sifat fisik salep.

Tabel 9. Hasil Analisa Deskriptive Statistik Uji Daya Sebar 100g

Descriptives

luas_permukaan

3 6,1567 ,44004 ,25406 5,0636 7,2498 5,72 6,60

3 8,0367 ,50003 ,28869 6,7945 9,2788 7,54 8,54

3 8,9833 ,40698 ,23497 7,9723 9,9943 8,54 9,34

9 7,7256 1,30572 ,43524 6,7219 8,7292 5,72 9,34

hidrokarbon

serap

hidrokarbon dan serap

Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Pada tabel descriptives statistic di atas terlihat bahwa nilai rata-

rata luas permukaan uji daya sebar 100 g untuk formula I sebesar

6,1567, formula II sebesar 8,0367, dan formula III sebesar 8,9833,

untuk formula yang paling baik pada formula III sebesar 8,9833, dan

yang kurang baik pada formula I sebesar 6,1567. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa uji daya sebar salep dengan beban 100 g

berdasarkan luas permukaannya yang paling baik pada formula III

dibandingkan dengan formula yang lain.

Page 45: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

45

4.5.5 Uji Daya Lekat Salep

Uji daya lekat salep sangat penting untuk mengetahui lamanya

melekat pada kulit. Salep dikatakan baik jika mempunyai daya lekat

yang lama pada tempat yang diobati karena obat tidak mudah melepas

sehingga dapat menghasilkan efek yang diinginkan. namun apabila

daya lekatnya terlalu cepat, maka efek terapi tidak tercapai.

Uji daya lekat salep daun sirsak (Annona muricata L.)

Berdasarkan lama waktu daya lekat salep menunjukkan bahwa salep

formula I memiliki daya lekat yang paling kuat di antara formula yang

lain. Hal ini disebabkan dalam formula I memiliki komposisi vaselin

album yang tidak mengandung komposisi air sehingga massa salep

yang terbentuk memiliki kekentalan yang padat. Pada formula II yang

menduduki urutan kedua dalam hal daya lekat, dimana komposisi

lanolin lebih kecil. Pada formula III memiliki daya lekat yang kurang

kuat di antara formula lain. Hal ini disebabkan dalam formula III

memiliki komposisi vaselin album yang terikat kuat dengan lanolin

dan sedikit mangandung komposisi air.

Page 46: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

46

Tabel 10. Hasil Uji Daya Lekat Salep (detik)

Formula I Formula II Formula III I 11,39 10,15 9,21 II 11,44 10,33 8,27 III 11,28 10,22 9,37

Rata-rata 11,37 10,23 8,95

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata uji daya

lekat salep yang paling baik formula I sebesar 11,37 dan yang kurang

baik pada formula III sebesar 8,95.

Hasil uji daya lekat salep yang diperoleh kemudian dianalisis

menggunakan metode One Way Anova

Tabel 11. Hasil Uji Satatistik Daya Lekat Salep (detik)

ANOVA

daya_lekat

8,795 2 4,398 35,838 ,000

,736 6 ,123

9,532 8

Between Groups

Within Groups

Total

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Berdasarkan tabel perhitungan One Way Anova di atas

didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,000 dengan nilai F Hitung

sebesar 35,838 dan F Tabel sebesar 5,14.

Pada Tabel di atas menunjukan nilai F Hitung lebih besar dari

pada nilai F Tabel (F Hitung > F Tabel) sebesar 35,838 > 5,14

Page 47: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

47

sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, berarti menyatakan bahwa ada

pengaruh pengggunaan basis salep hidrokarbon, serap dan kombinasi

basis dalam formula sediaan salep ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L.) terhadap sifat fisik salep.

Tabel 12. Hasil Analisa Deskriptive Statistik Uji Daya Lekat Salep

Descriptives

daya_lekat

3 11,3700 ,08185 ,04726 11,1667 11,5733 11,28 11,44

3 10,2333 ,09074 ,05239 10,0079 10,4587 10,15 10,33

3 8,9500 ,59431 ,34312 7,4737 10,4263 8,27 9,37

9 10,1844 1,09154 ,36385 9,3454 11,0235 8,27 11,44

hidrokarbon

serap

hidrokarbon dan serap

Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Pada tabel descriptives statistic di atas terlihat bahwa nilai rata-

rata uji daya lekat untuk formula I sebesar 11,3700, formula II sebesar

10,2333, dan formula III sebesar 8,9500, untuk formula yang paling

baik pada formula I sebesar 11,3700, dan yang kurang baik pada

formula III sebesar 8,9500. Jadi, dapat disimpulkan bahwa uji daya

daya lekat salep berdasarkan lama waktu melekat yang paling baik

pada formula I dibandingkan formula yang lain.

Page 48: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

48

4.5.6 Uji Daya Proteksi Salep

Uji daya proteksi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

kekuatan salep melindungi kulit dari pengaruh luar seperti iritasi

mekanik, panas dan kimia pada waktu pengobatan.

Uji proteksi dengan KOH bertujuan untuk mengetahui

kemampuan proteksi salep terhadap adanya basa. Melakukan

pengamatan berapa lama waktu perubahan dari tak berwarna berubah

menjadi noda berwarna merah muda muncul di atas kertas yang

dibasahi dengan larutan fenolftalein. Salep dikatakan mempunyai daya

proteksi yang baik apabila terbentuknya noda merah muda tersebut

lama.

Tabel 13. Hasil Uji Daya Proteksi Salep (detik)

Replikasi t(detik) Formula I Formula II Formula III I 5,17 4,11 3,16 II 5,36 4,35 3,96 III 5,38 4,72 3,23

Rata-rata 5,30 4,39 3,45

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata uji daya

lekat salep yang paling baik formula I sebesar 5,30 dan yang kurang

baik pada formula III sebesar 3,45.

Hasil uji daya proteksi salep yang diperoleh kemudian dianalisis

menggunakan metode One Way Anova.

Page 49: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

49

Tabel 14. Hasil Statistik Daya Proteksi Salep (detik)

ANOVA

daya_proteksi

5,153 2 2,576 25,411 ,001

,608 6 ,101

5,761 8

Between Groups

Within Groups

Total

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Berdasarkan tabel perhitungan One Way Anova di atas

didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,001 dengan nilai F Hitung

sebesar 25,411 dan F Tabel sebesar 5,14.

Pada tabel di atas menunjukkan nilai F Hitung lebih besar dari

pada nilai F Tabel (F Hitung > F Tabel) sebesar 25,411> 5,14

sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, menyatakan bahwa ada

pengaruh penggunaan basis salep hidrokarbon, serap dan kombinasi

basis salep dalam formula sediaan salep ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L.) terhadap sifat fisik salep.

Tabel 15. Hasil Analisa Deskriptive Statistik Uji Daya Proteksi Salep (detik)

Descriptives

daya_proteksi

3 5,3033 ,11590 ,06692 5,0154 5,5913 5,17 5,38

3 4,3933 ,30730 ,17742 3,6300 5,1567 4,11 4,72

3 3,4500 ,44306 ,25580 2,3494 4,5506 3,16 3,96

9 4,3822 ,84861 ,28287 3,7299 5,0345 3,16 5,38

1

2

3

Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Page 50: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

50

Pada tabel descriptives statistic di atas terlihat bahwa nilai rata-

rata uji daya proteksi untuk formula I sebesar 5,3033, formula II

sebesar 4,3933 dan formula III sebesar 3,4500, untuk formula yang

paling baik pada formula I sebesar 5,3033, dan yang kurang baik pada

formula III sebesar 3,4500. Jadi, dapat disimpulkan bahwa uji daya

proteksi salep berdasarkan lama waktu proteksi yang paling baik pada

formula I dibandingkan formula yang lain.

Page 51: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

51

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data sediaan salep ekstrak daun

sirsak (Annona muricata L.) dengan basis hidrokarbon, serap dan kombinasi

basis, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada perbedaan sifat fisik dari dasar salep hidrokarbon, serap dan

kombinasi basis salep yang dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan

salep ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.)

2. Basis salep serap merupakan basis yang paling baik untuk sediaan

salep ekstrak soxhletasi daun sirsak (Annona muricata L.) di antara

formula I dan III.

5.2 Saran

1. Dilakukan penelitian dengan basis yang berbeda menggunakan sampel

yang sama.

2. Dilakukan penelitian dengan melekukan uji farmakologi terhadap

salep ekstrak soxhletasi daun sirsak (Annona muricata L.)

Page 52: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

52

DAFTAR PUSTAKA

Anief. Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk sediaan Farmasi. Farida Ibrahim Edisi IV.

Jakarta : Universitas Indonesia Press. Departemen kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta :

Depkes RI

Departemen Kesehatan RI. 1978. Formularium Nasional. Edisi II. Jakarta : Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta :

Depkes RI. Departemen Kesehatan RI. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Depkes RI. Departemen Kesehatan RI. 1989. Materia Medika Indonesia. Jakarta : Depkes RI. Dalimarta.2006. Ketrampilan Khusus di Bidang Pengobatan dan Perawatan

Kecantikan secara Tradisional. Salatiga : Hasil Karya Putra Nusantara. Ersi,Herliana.2006. Khasiat dan Manfaat Daun SirsakJakarta : Mata Elang

Media. Wijayakusuma.1992. Tanaman Pagar Yang Bermanfaat. Jakarta : Penebar

Swadaya. Rowe, et. al.2009. Handbook of pharmaceutical excipients. USA : Pharmaceutical

Press. Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press.

Page 53: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

53

Page 54: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

54

Lampiran I

Hasil Perhitungan Rendemen Daun Sirsak

Perhitungan Rendemen Ekstrak Daun Sirsak

1. Perhitungan rendemen dari daun basah menjadi kering

Daun sirsak = 1000 g

Daun sirsak = 150 g

Presentasi rendemen = Berat simplisia kering x 100%

Berat simplisia basah

= 150 x 100%

1000

= 15 %

2. Penimbangan

a. Berat sampel serbuk daun sirsak = 50 g

b. Berat beaker glass kosong = 92,5g

c. Ekstrak cair = 174,05 g

d. Ekstrak kental = 102,45 g

e. Etanol = 314 ml

Page 55: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

55

Ekstrak = ekstrak kental – beaker glass kosong

= 102,45 g – 92,5 g

= 9,95 g

3. Hasil Rendemen ekstrak kental daun sirsak

= Berat sampel x 100 %

Ekstrak kental

= 150 x 100%

102,45 g

= 146,41 %

Page 56: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

56

Lampiran 2

PERHITUNGAN PENIMBANGAN BAHAN

No Bahan Formulasi

I II III

1 Ekstrak daun

sirsak

5% 5% 5%

2 Propilenglikol 15% 15% 15%

3 Nipagin 0,3% 0,3% 0,3%

4 Vaselin Album 95,94% - 39,85%

5 Lanolin - 95,94% 39,85%

1. Formula 1 ( salep hidrokarbon )

Ekstrak daun sirsak = 5 X 20 = 1 g

100

Nipagin = 0,3 X 20 = 0,06 g

100

Propilenglikol = 15 X 20 =3 g

100

Vaselin album = = 19 g

Page 57: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

57

Formula II ( salep serap)

Ekstrak daun sirsak = 5 X 20 = 1 g

100

Nipagin = 0,3 X 20 = 0,06 g

100

propilenglikol = 15 X 20 = 3 g

100

lanolin =

= 19 g

Formula III ( kombinasi basis hidrokarbon dan serap )

Estrak daun sirsak = 5 X 20 = 1 g

100

Nipagin = 0,3 X 20 = 0,06 g

100

Propilenglikol = 15 X 20 = 3 g

100

Vaselin Putih = 39,85 X 20 = 7,97g

100

Lanolin = X 20 = 7,97 g

Page 58: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

58

Lampiran 3

Foto-foto Hasil Praktikum KTI

Gambar 1. Daun Sirsak

Gambar 2. Serbuk Daun Sirsak

Page 59: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

59

Gambar 3. Proses Soxhletasi

Gambar 4. Ekstrak Cair

Page 60: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

60

Gambar 5. Ekstrak Kental

Gambar 6. Pembuatan Salep

Gambar 7. Salep Ekstrak Daun Sirsak

Page 61: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

61

Gambar 8. Identifikasi Alkaloid

Gambar 9. Uji Homogentitas

Formula I

Formula II

Page 62: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

62

Formula III

Formula I Formula II

Formula III

Gambar 10. Uji pH

Page 63: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

63

Gambar 11. Uji Daya Menyebar Salep

Gambar 12. Alat Uji Daya Lekat Salep

Gambar 13. Uji Proteksi

Page 64: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

64

LAMPIRAN 4 :

JADWAL PENELITIAN

No. KETERANGAN

NOVEMBER 2012

DESEMBER 2012

JANUARI

2013

FEBRUARI

2013

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan Judul

2. Studi Pustaka

3. Pembuatan Proposal

4. Bimbingan KTI

5. Pelaksanaan Penelitian

6. Pengolahan data

6. Pembuatan Laporan

Page 65: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

65

Page 66: BAB12345 LAMPIRAN ERNA

66

CURICULUM VITAE

Nama : ERNAWATI TTL : Brebes, 09 September 1990 Email : [email protected] Alamat : Jl. Dupas 06 RT.03/RW.11 Pasar Batang Brebes,

Kecamatan Brebes. Hp : 085786308887 Pendidikan

SD : SD N 06 Brebes SMP : MTS N Model Brebes SMA : MA N 1 Brebes D III : DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal

Judul KTI : Pengaruh Basis Salep Hidrokarbon, Serap dan Kombinasi Sediaan Salep Ekstrak Soxhletasi Daun Sirsak (Annona muricata L.)

Nama Orang Tua Ayah : DarmoWiyotto Ibu : Wanengsih

Pekerjaan Ayah : Petani Ibu : Ibu Rumah Tangga

Alamat Orang Tua Ayah : Jl. Dupas 06 RT.03/RW.11 Pasar Batang Brebes,

Kecamatan Brebes. Ibu : Jl. Dupas 06 RT.03/RW.11 Pasar Batang Brebes,

Kecamatan Brebes.