1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat Indonesia dalam situasi kondisi perekonomian yang kurang menguntungkan, khususnya dalam bidang kesehatan. Ini memaksa kita untuk menengok kembali potensi alam nabati dalam upaya menanggulangi berbagai penyakit dan gangguan kesehatan yang mungkin timbul (Dalimarta, 2006: 03). Penelitian obat tradisional sangat penting dilakukan untuk mendorong penelitian-penelitian selanjutnya dalam upaya memanfaatkan khasiat sebagai bahan baku obat tradisional (Wijayakusuma, 1992: 10). Tanaman berkhasiat obat telah banyak dipelajari secara ilmiah yang hasilnya mendukung asumsi dan bukti bahwa tanaman tersebut memiliki kandungan kimia yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Salah satu dari sekian banyak tanaman berkhasiat obat adalah daun sirsak. Daun sirsak memiliki efek yang baik, mudah didapat dan harganya yang murah (Wijayakusuma, 1992: 13). Para ahli telah membuktikan kandungan dan khasiat dari tanaman sirsak ini. Bahkan telah lama dilaporkan oleh lembaga penelitian di Amerika Serikat bahwa daun sirsak bisa mengobati penyakit kanker, antijamur, antiparasit, antistress, antibakteri, dan penyakit lain. Daun sirsak bersifat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, masyarakat Indonesia dalam situasi kondisi perekonomian
yang kurang menguntungkan, khususnya dalam bidang kesehatan. Ini
memaksa kita untuk menengok kembali potensi alam nabati dalam upaya
menanggulangi berbagai penyakit dan gangguan kesehatan yang mungkin
timbul (Dalimarta, 2006: 03).
Penelitian obat tradisional sangat penting dilakukan untuk mendorong
penelitian-penelitian selanjutnya dalam upaya memanfaatkan khasiat sebagai
bahan baku obat tradisional (Wijayakusuma, 1992: 10).
Tanaman berkhasiat obat telah banyak dipelajari secara ilmiah yang
hasilnya mendukung asumsi dan bukti bahwa tanaman tersebut memiliki
kandungan kimia yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Salah satu
dari sekian banyak tanaman berkhasiat obat adalah daun sirsak. Daun sirsak
memiliki efek yang baik, mudah didapat dan harganya yang murah
(Wijayakusuma, 1992: 13).
Para ahli telah membuktikan kandungan dan khasiat dari tanaman
sirsak ini. Bahkan telah lama dilaporkan oleh lembaga penelitian di Amerika
Serikat bahwa daun sirsak bisa mengobati penyakit kanker, antijamur,
antiparasit, antistress, antibakteri, dan penyakit lain. Daun sirsak bersifat
2
kemoterapi alami yang memiliki kekuatan 10.000 kali lipat dari obat
kangker adriamycin (Herliana, 2006: 21).
Melihat dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk membuat
sediaan salep dari ekstrak daun sirsak yang dapat digunakan sebagai obat
untuk mengatasi sakit kulit dengan melakukan penelitian mengenai
“Pengaruh Basis Salep Hidrokarbon, Serap Dan Kombinasi Terhadap Sediaan
Salep Ekstrak Soxhletasi Daun Sirsak (Annona muricata L) “
1.2 Rumusan Masalah
1. Basis salep manakah yang mempunyai sifat fisik paling baik antara
basis salep hidrokarbon dan salep serap?
2. Apakah ada pengaruh basis salep hidrokarbon dan serap terhadap
sifat fisik salep ekstrak daun sirsak?
1.3 Batasan Masalah
1. Daun yang digunakan adalah daun sirsak yang didapat dari Desa
Pasarbatang Kabupaten Brebes.
2. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah ekstrak daun sirsak.
3. Metode yang digunakan adalah soxhletasi.
4. Basis salep yang digunakan adalah basis salep hidrokarbon dan
serap.
5. Uji yang digunakan adalah uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH,
uji daya sebar, uji daya lekat, uji daya proteksi.
3
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui basis salep yang mempunyai sifat fisik yang
paling baik antara salep hidrokarbon dan serap.
2. Untuk mengetahui pengaruh basis salep hidrokarbon dan serap
terhadap sifat fisik salep ekstrak daun sirsak.
1.5 Manfaat penelitian
1. Dapat meningkatkan manfaat sumber daya alam Indonesia
khususnya daun sirsak (Annona muricata L).
2. Dapat memperluas ilmu pengetahuan penelitian tentang pengaruh
perbedaan basis terhadap kualitas salep dari ekstrak daun sirsak.
3. Diharapkan pada mahasiswa, terutama mahasiswa farmasi dapat
menambah wawasan tentang pengaruh perbedaan basis kualitas salep
ekstrak daun sirsak.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Sirsak (Annona muricata L)
2.1.1 Sistematika dan klasifikasi tanaman
Tanaman sirsak (Annona muricata L) sudah dikenal oleh hampir
seluruh masyarakat. Masyarakat hanya mengetahui pemanfaatan buah
dari tanaman sirsak. Tidak hanya buah yang dimanfaatkan, tetapi
daunnya bisa berguna dalam bidang kesehatan. Tanaman ini sangat
banyak dihasilkan di Indonesia. dapat tumbuh di sembarang tempat.
Tetapi paling baik ditanam di daerah yang tanahnya cukup mengandung
air.
Adapun taksonomi tanaman sirsak diklasifikasikan sebagai
berikut:
Devisi : Spermatophyta
Sub-devisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Kingdom : Plantae
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona muricata L (Herliana, 2006 : 18).
5
2.1.2 Morfologi Tanaman
Daun sirsak berbentuk bulat panjang dengan ujung lancip
pendek daun tuanya berwarna hijau kekuningan. daun sirsak agak
tebal dan kaku dengan urat daun menyirip atau tegak pada urat
daun utama. Daun sirsak terkadang menimbulkan bau yang tidak
enak dicium, walaupun demikian daun sirsak banyak mengandung
zat aktif yang berkhasiat untuk mengobati berbagai macam
penyakit. Sirsak merupakan tanaman tropis yang buahnya memiliki
aroma dan rasa yang khas. Buahnya berduri halus, daging buahnya
berwarna putih susu, rasanya manis asam dan berbiji kecil warna
hitam (Herliana, 2006:19).
2.1.3 Nama Lain Tanaman
Nama-nama yang dikenal di berbagai daerah Indonesia antara
lain : daerah jawa (nangka sebrang, nangka landa), sunda (nangka
walanda), Madura (nagka buris), aceh (deureuyan), lampung
(jambu landa), nias (durio ulondo) dan lain-lain.
2.1.4. Kegunaan
a. Menurunkan kadar lemak serum trigliserida, kolesterol jahat, dan
kolesterol LDL
b. Mengobati Diabetes Militus, karena diketahui sirsak mengandung
sejumlah senyawa bioaktif yang bermanfaat untuk mengobati
Diabetes Millitus.
6
c. Hipertensi. Daun sirsak mampu bersifat hipotensif karena pada
daun sirsak banyak mengandung potassium yang berfungsi
mengatur tekanan darah, fungsi dan irama jantung.
d. Tumor. Daun sirsak yang berperan yaitu acetoginin. zat ini
mampu membunuh sel tumor, membunuh sel-sel ganas dan
memperkecil tumor serta menghilangkan tumor dari organ tubuh.
e. Kanker, Daun sirsak mengandung senyawa acetogenesis yang
terdiri dari annomuricin E yang bersifat sitotoksik atau membunuh
kangker.
f. Melindungi sistem kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi
yang mematikan.
g. Daun sirsak secara selektif hanya membunuh sel-sel jahat dan
tidak membahayakan atau membunuh sel-sel sehat.
h. Sakit pinggang.
i. Mengobati Bisul.
j. Mengobati Ambeien.
k. Diare pada bayi.
l. Ayang-ayangen (sering kencing tetapi sedikit dan terasa sakit.)
(Herliana, 2006 : 17).
7
2.1.5. Kandungan
Sirsak (Annona muricata) pada bagian daun mengandung unsur
senyawa tannin, fitosterol, ca-oksalat dan alkaloid (Herliana, 2006:
12).
2.2 Uraian Bahan
2.2.1 Metil Paraben (Nipagin)
Metil paraben mengandung tidak kurang dari 99,0 % dan tidak
lebih dari 101,0 % C8H8O8. Khasiat nipagin sebagai zat tambahan dan
zat pengawet. Pemerian serbuk hablur halus, putih, hampir tidak
berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa
tebal, larut dalam air dan dalam etanol (95 %) P. Penggunaan metil
paraben antara 0,02 – 0,3 % (Depkes RI, 1979 :76).
2.2.2 Propilenglikol
Propilenglikol mengandung tidak kurang dari 99,5% pemerian
berupa cairan kental jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak
berbau, menyerap udara lembab. Kelarutan propilenglikol yaitu: dapat
bercampur dengan air, aseton, dan dengan kloroform, larut dalam eter
dan dalam beberapa minyak esensial, tetapi tidak bercampur dengan
minyak lemak(Depkes RI, 1995 : 712).
2.2.3 Vaselin Album
Campuran hidrokarbon setengah padat yang telah diputihkan,
diperoleh dari minyak mineral. Pemerian masa lunak, lengket, bening,
putih. tidak berbau, dan hampir tidak berasa. Kelarutan praktis tidak
8
larut dalam air dan dalam etanol (95%) p, larut dalam kloroform p
dalam eter p dan dalam eter minyak tanah p, jarak lebur antara 38o
dan 56o (Depkes RI, 1979 : 633).
2.2.4 Aqua destilata
Air suling dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum.
Pemerian cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa (Depkes RI, 1979 : 96).
2.2.5 Lanolin
Lanolin anhidrat dapat mengandung tidak lebih dari 0,25 % air.
Lanolin adalah bahan setengah padat seperti lemak, diperoleh dari
bulu domba (Ovis aries) (Ansel, 1989 : 504).
2.3 Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari bahan yang
tidak dapat larut dengan pelarut cair. Sebagai cairan penyari digunakan air,
eter atau campuran etanol dan air (Depkes RI, 1986 : 15).
Dalam pembuatan sediaan obat yang mengandung bahan obat dari tumbuhan,
harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Menjamin perolehan bahan aktif dalam bentuk yang sedapat mungkin
tidak berubah dari material awal seragam.
b. Menghasilkan jumlah isolat yang tinggi.
c. Menjamin keseragaman jangka panjang dari kandungan bahan aktif
melalui pemilihan teknologi pembuatan yang tepat dan sediaan obat
yang sesuai.
9
d. Memenuhi syarat standar sediaan obat (Voigt, 1995 : 553).
2.4 Soxhletasi
Soxhletasi adalah penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan
cara serbuk simplisia ditempatkan selongsong yang terbuat dari kertas saring
dan cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat. Penyari yang digunakan
biasanya adalah etanol. Soxhletasi merupakan proses yang digunakan untuk
menghasilkan ekstrak cair yang akan dilanjutkan ke proses penguapan
(Depkes RI, 1986 : 26).
Prinsip kerja soxhletasi adalah uap cairan penyari yang dipanaskan akan
naik melalui pipa samping kemudian diembunkan kembali oleh kondensor,
kemudian cairan turun ke labu melalui tabung yang berisi serbuk simplisia
sehingga pada akhirnya cairan akan kembali ke labu (Depkes RI, 1986 : 26).
Keuntungan soxhletasi adalah sebagai berikut:
a. Cairan penyari yang digunakan lebih sedikit dan secara langsung
diperoleh hasil yang pekat.
b. Serbuk simplisia disari oleh cairan penyari yang murni, sehingga
dapat menyari zat aktif yang lebih banyak,
c. Penyari dapat ditentukan sesuai kebutuhan (Depakes RI, 1986 :
28).
Kerugian soxhletasi sebagai berikut:
a. Larutan dipanaskan terus menerus sehingga zat aktif yang tidak
tahan panas kurang cocok dengan metode ini. Hal ini bisa
diperbaiki dengan menambahkan peralatan untuk tekanan udara.
10
b. Cairan penyari dipanaskan terus menerus sehingga cairan penyari
yang baik adalah cairan azeotrop (Depkes RI, 1986 : 28).
Metode soxhletasi disarankan untuk bahan yang tahan pemanasan dan
penyari yang digunakan adalah cairan penyari murni. Pemilihan
cairan penyari harus mempertimbangkan banyak faktor. Cairan
penyari yang baik harus memenuhi kriteria berikut:
a. Murah dan mudah diperoleh
b. Stabil secara fisik dan kimia
c. Tidak bereaksi
d. Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar
e. Selektif yaitu hanya menarik zat yang berkhasiat yang dikehendaki
f. Tidak mempengaruhi zat berkhasiat
g. Diperbolehkan oleh peraturan (Depkes RI, 1986 : 19).
2.5 Pengertian tentang Salep
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, salep adalah sediaan setengah
padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat
harus larut atau terdispersi homogen dalam basis salep yang cocok
(Depkes,1979 : 33).
Menurut pemikiran modern, salep adalah sediaan semi padat untuk
pemakaian pada kulit dengan atau tanpa penggosokan. Fungsi salep sebagai
bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit, bahan pelumas pada
kulit dan pelindung kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan
larutan berair (Anief, 1993: 110).
11
2.5.1 Jenis Basis Salep
2.5.1.1 Basis Salep Hidrokarbon
Basis salep ini dikenal sebagai basis salep berlemak, antara
lain vaselin putih, vaselin kuning. Hanya sejumlah kecil
komponen berair yang dapat dicampurkan kedalamnya. Salep
ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan obat
dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Basis
salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien, sukar
dicuci, tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu
lama (Depkes RI, 1995 : 18).
Yang termasuk dalam basis salep hidrokarbon adalah :
a. Vaselin kuning
Adalah hidrokarbon setengah padat dari minyak
bumi. Dapat digunakan secara tunggal atau campuran
dengan zat lain sebagai basis salep.
b. Vaselin putih
Adalah vaselin yang dihilangkan warnanya dengan
proses pemutihan, hanya berbeda warna dengan
vaselin kuning.
c. Parafin cair
Adalah campuran hidrokarbon cair yang diperoleh
dari minyak bumi.
12
2.5.1.2 Basis salep serap
Basis salep serap ini dibagi dalam 2 kelompok.
Kelompok pertama terdiri atas basis salep yang dapat
bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak
(parafin hidrofilik dan lanolin anhidrat) Kelompok kedua
terdiri atas emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur
dengan sejumlah larutan air tambahan (lanolin). Basis salep ini
juga berfungsi sebagai emolien (Depkes RI, 1995 : 18).
Yang termasuk dalam basis salep serap adalah :
a. Vaselin Hidrofilik, dibuat dari kolesterol, alcohol
stearat, malam putih dan vaselin putih. Memiliki
kemampuan mengabsorpsi air dengan membentuk
emulsi air dalam minyak.
b. Lanolin anhidrat (Adeps lanae) tidak mengandung air
0,25%
c. Lanolin adalah bahan setengah padat seperti lemak,
diperoleh dari bulu domba (ovis aries). Merupakan
emulsi air dalam minyak yang mengandung air antara
25-30 %. Penambahan air dapat dicampurkan ke dalam
adeps lanae dengan pengadukan.
d. Cold cream (krim pendingin) merupakan emulsi air dan
minyak, setengah padat berwarna putih, dibuat dari
malam putih, minyak mineral, natrium borat dan air.
13
Natrium borat dicampur dengan asam lemak bebas
yang terkandung dalam malam, membentuk sabun
natrium yang bekerja sebagai pengemulsi (Ansel, 1989
: 504).
2.5.1.3 Basis salep yang dapat dicuci dengan air
Basis salep ini adalah emulsi minyak dalam air. Antara
lain salep hidrofilik (krim). Basis salep ini dinyatakan juga
sebagai”Basis yang dapat dicuci dengan air” karena mudah
dicuci dari kulit atau lap basah sehingga dapat diterima untuk
dasar kosmetik. Beberapa bahan obat dapat menjadi lebih
efektif menggunakan basis salep ini dari pada salep
hidrokarbon. Keuntungan lain dari salep ini adalah dapat
diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjadi
pada kelainan dermatologic (Depkes RI, 1995 : 18).
2.5.1.4 Basis salep larut dalam air
Kelompok ini disebut juga basis salep tidak berlemak dan
terdiri dari konstituen larut air. Basis salep ini memberikan
banyak keuntungan seperti basis salep yang dapat dicuci
dengan air dan tidak mengandung bahan tak larut dalam air,
seperti parafin, lanolin anhidrat atau malam. Basis salep ini
lebih tepat disebut gel (Depkes RI, 1995 : 18).
Basis salep yang dapat menyerap air antara lain ialah
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
Pada tabel descriptives statistic di atas terlihat bahwa nilai rata-
rata uji daya lekat untuk formula I sebesar 11,3700, formula II sebesar
10,2333, dan formula III sebesar 8,9500, untuk formula yang paling
baik pada formula I sebesar 11,3700, dan yang kurang baik pada
formula III sebesar 8,9500. Jadi, dapat disimpulkan bahwa uji daya
daya lekat salep berdasarkan lama waktu melekat yang paling baik
pada formula I dibandingkan formula yang lain.
48
4.5.6 Uji Daya Proteksi Salep
Uji daya proteksi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
kekuatan salep melindungi kulit dari pengaruh luar seperti iritasi
mekanik, panas dan kimia pada waktu pengobatan.
Uji proteksi dengan KOH bertujuan untuk mengetahui
kemampuan proteksi salep terhadap adanya basa. Melakukan
pengamatan berapa lama waktu perubahan dari tak berwarna berubah
menjadi noda berwarna merah muda muncul di atas kertas yang
dibasahi dengan larutan fenolftalein. Salep dikatakan mempunyai daya
proteksi yang baik apabila terbentuknya noda merah muda tersebut
lama.
Tabel 13. Hasil Uji Daya Proteksi Salep (detik)
Replikasi t(detik) Formula I Formula II Formula III I 5,17 4,11 3,16 II 5,36 4,35 3,96 III 5,38 4,72 3,23
Rata-rata 5,30 4,39 3,45
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata uji daya
lekat salep yang paling baik formula I sebesar 5,30 dan yang kurang
baik pada formula III sebesar 3,45.
Hasil uji daya proteksi salep yang diperoleh kemudian dianalisis
menggunakan metode One Way Anova.
49
Tabel 14. Hasil Statistik Daya Proteksi Salep (detik)
ANOVA
daya_proteksi
5,153 2 2,576 25,411 ,001
,608 6 ,101
5,761 8
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Berdasarkan tabel perhitungan One Way Anova di atas
didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,001 dengan nilai F Hitung
sebesar 25,411 dan F Tabel sebesar 5,14.
Pada tabel di atas menunjukkan nilai F Hitung lebih besar dari
pada nilai F Tabel (F Hitung > F Tabel) sebesar 25,411> 5,14
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, menyatakan bahwa ada
pengaruh penggunaan basis salep hidrokarbon, serap dan kombinasi
basis salep dalam formula sediaan salep ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L.) terhadap sifat fisik salep.
Tabel 15. Hasil Analisa Deskriptive Statistik Uji Daya Proteksi Salep (detik)
Descriptives
daya_proteksi
3 5,3033 ,11590 ,06692 5,0154 5,5913 5,17 5,38
3 4,3933 ,30730 ,17742 3,6300 5,1567 4,11 4,72
3 3,4500 ,44306 ,25580 2,3494 4,5506 3,16 3,96
9 4,3822 ,84861 ,28287 3,7299 5,0345 3,16 5,38
1
2
3
Total
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
50
Pada tabel descriptives statistic di atas terlihat bahwa nilai rata-
rata uji daya proteksi untuk formula I sebesar 5,3033, formula II
sebesar 4,3933 dan formula III sebesar 3,4500, untuk formula yang
paling baik pada formula I sebesar 5,3033, dan yang kurang baik pada
formula III sebesar 3,4500. Jadi, dapat disimpulkan bahwa uji daya
proteksi salep berdasarkan lama waktu proteksi yang paling baik pada
formula I dibandingkan formula yang lain.
51
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data sediaan salep ekstrak daun
sirsak (Annona muricata L.) dengan basis hidrokarbon, serap dan kombinasi
basis, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada perbedaan sifat fisik dari dasar salep hidrokarbon, serap dan
kombinasi basis salep yang dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan
salep ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.)
2. Basis salep serap merupakan basis yang paling baik untuk sediaan
salep ekstrak soxhletasi daun sirsak (Annona muricata L.) di antara
formula I dan III.
5.2 Saran
1. Dilakukan penelitian dengan basis yang berbeda menggunakan sampel
yang sama.
2. Dilakukan penelitian dengan melekukan uji farmakologi terhadap
salep ekstrak soxhletasi daun sirsak (Annona muricata L.)
52
DAFTAR PUSTAKA
Anief. Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk sediaan Farmasi. Farida Ibrahim Edisi IV.
Jakarta : Universitas Indonesia Press. Departemen kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta :
Depkes RI
Departemen Kesehatan RI. 1978. Formularium Nasional. Edisi II. Jakarta : Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta :
Depkes RI. Departemen Kesehatan RI. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Depkes RI. Departemen Kesehatan RI. 1989. Materia Medika Indonesia. Jakarta : Depkes RI. Dalimarta.2006. Ketrampilan Khusus di Bidang Pengobatan dan Perawatan
Kecantikan secara Tradisional. Salatiga : Hasil Karya Putra Nusantara. Ersi,Herliana.2006. Khasiat dan Manfaat Daun SirsakJakarta : Mata Elang
Media. Wijayakusuma.1992. Tanaman Pagar Yang Bermanfaat. Jakarta : Penebar
Swadaya. Rowe, et. al.2009. Handbook of pharmaceutical excipients. USA : Pharmaceutical
Press. Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
53
54
Lampiran I
Hasil Perhitungan Rendemen Daun Sirsak
Perhitungan Rendemen Ekstrak Daun Sirsak
1. Perhitungan rendemen dari daun basah menjadi kering
Daun sirsak = 1000 g
Daun sirsak = 150 g
Presentasi rendemen = Berat simplisia kering x 100%
Berat simplisia basah
= 150 x 100%
1000
= 15 %
2. Penimbangan
a. Berat sampel serbuk daun sirsak = 50 g
b. Berat beaker glass kosong = 92,5g
c. Ekstrak cair = 174,05 g
d. Ekstrak kental = 102,45 g
e. Etanol = 314 ml
55
Ekstrak = ekstrak kental – beaker glass kosong
= 102,45 g – 92,5 g
= 9,95 g
3. Hasil Rendemen ekstrak kental daun sirsak
= Berat sampel x 100 %
Ekstrak kental
= 150 x 100%
102,45 g
= 146,41 %
56
Lampiran 2
PERHITUNGAN PENIMBANGAN BAHAN
No Bahan Formulasi
I II III
1 Ekstrak daun
sirsak
5% 5% 5%
2 Propilenglikol 15% 15% 15%
3 Nipagin 0,3% 0,3% 0,3%
4 Vaselin Album 95,94% - 39,85%
5 Lanolin - 95,94% 39,85%
1. Formula 1 ( salep hidrokarbon )
Ekstrak daun sirsak = 5 X 20 = 1 g
100
Nipagin = 0,3 X 20 = 0,06 g
100
Propilenglikol = 15 X 20 =3 g
100
Vaselin album = = 19 g
57
Formula II ( salep serap)
Ekstrak daun sirsak = 5 X 20 = 1 g
100
Nipagin = 0,3 X 20 = 0,06 g
100
propilenglikol = 15 X 20 = 3 g
100
lanolin =
= 19 g
Formula III ( kombinasi basis hidrokarbon dan serap )
Estrak daun sirsak = 5 X 20 = 1 g
100
Nipagin = 0,3 X 20 = 0,06 g
100
Propilenglikol = 15 X 20 = 3 g
100
Vaselin Putih = 39,85 X 20 = 7,97g
100
Lanolin = X 20 = 7,97 g
58
Lampiran 3
Foto-foto Hasil Praktikum KTI
Gambar 1. Daun Sirsak
Gambar 2. Serbuk Daun Sirsak
59
Gambar 3. Proses Soxhletasi
Gambar 4. Ekstrak Cair
60
Gambar 5. Ekstrak Kental
Gambar 6. Pembuatan Salep
Gambar 7. Salep Ekstrak Daun Sirsak
61
Gambar 8. Identifikasi Alkaloid
Gambar 9. Uji Homogentitas
Formula I
Formula II
62
Formula III
Formula I Formula II
Formula III
Gambar 10. Uji pH
63
Gambar 11. Uji Daya Menyebar Salep
Gambar 12. Alat Uji Daya Lekat Salep
Gambar 13. Uji Proteksi
64
LAMPIRAN 4 :
JADWAL PENELITIAN
No. KETERANGAN
NOVEMBER 2012
DESEMBER 2012
JANUARI
2013
FEBRUARI
2013
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul
2. Studi Pustaka
3. Pembuatan Proposal
4. Bimbingan KTI
5. Pelaksanaan Penelitian
6. Pengolahan data
6. Pembuatan Laporan
65
66
CURICULUM VITAE
Nama : ERNAWATI TTL : Brebes, 09 September 1990 Email : [email protected] Alamat : Jl. Dupas 06 RT.03/RW.11 Pasar Batang Brebes,
Kecamatan Brebes. Hp : 085786308887 Pendidikan
SD : SD N 06 Brebes SMP : MTS N Model Brebes SMA : MA N 1 Brebes D III : DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal
Judul KTI : Pengaruh Basis Salep Hidrokarbon, Serap dan Kombinasi Sediaan Salep Ekstrak Soxhletasi Daun Sirsak (Annona muricata L.)
Nama Orang Tua Ayah : DarmoWiyotto Ibu : Wanengsih
Pekerjaan Ayah : Petani Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat Orang Tua Ayah : Jl. Dupas 06 RT.03/RW.11 Pasar Batang Brebes,
Kecamatan Brebes. Ibu : Jl. Dupas 06 RT.03/RW.11 Pasar Batang Brebes,