BAB IV
PAGE 43
BAB VIIUNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM
4.1. Unit Pendukung Proses
Unit pendukung proses atau sering disebut dengan unit utilitas
merupakan bagian penting untuk menunjang berlangsungnya suatu
proses dalam pabrik. Unit pendukung proses antara lain adalah unit
: penyediaan air (air proses, air pendingin, air sanitasi, air
umpan boiler), steam, listrik, udara tekan, dan pengadaan bahan
bakar.
Unit pendukung proses yang terdapat dalam pabrik Ammonium
Chloride antara lain :
1. Unit Pengadaan dan Pengolahan Air
Berfungsi sebagai air proses, air sanitasi, air untuk umpan
boiler dan air pendingin.2. Unit Pengadaan Steam
Digunakan untuk proses pemanasan pada heat exchanger, reactor,
evaporator yang dihasilkan dari boiler.
3. Unit Pengadaan Tenaga Listrik
Berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk peralatan proses,
maupun untuk penerangan. Listrik disuplai dari PLN dan dari
generator sebagai cadangan bila listrik dari PLN mengalami
gangguan.
4. Unit Pengadaan Bahan Bakar
Berfungsi menyediakan bahan bakar untuk boiler dan
generator.
5. Unit Pengadaan Udara Tekan
Udara tekan digunakan untuk menjalankan sistem instrumentasi
diseluruh area proses dan utilitas.
6. Unit Pengolahan Limbah / Air Buangan
Unit ini berfungsi untuk mengolah limbah yang dihasilkan dari
seluruh area pabrik.
4.1.1. Unit Pengadaan dan Pengolahan Air
Dalam memenuhi kebutuhan air, suatu industri pada umumnya
menggunakan air sumur, air sungai, air danau maupun air laut
sebagai sumber untuk mendapatkan air.
Dalam prarancangan pabrik Ammonium Chloride ini, sumber air yang
digunakan berasal dari air sungai Babat. Pertimbangan digunakannya
air sungai sebagai sumber untuk mendapatkan air adalah :
a. Air sungai, merupakan sumber air yang kontinuitasnya relatif
tinggi sehingga kekurangan air terhindari.
b. Pengolahan airnya relatif lebih mudah dan sederhana serta
biaya pengolahannya relatif murah.
Air yang diperlukan di lingkungan pabrik dipergunakan untuk
:
1. Air Pendingin
Sumber air diambil dari air sungai yang telah diolah sehingga
memenuhi syarat sebagai air pendingin.
Pada umumnya digunakan air sebagai media pendingin adalah karena
faktor faktor berikut :
a. Air merupakan materi yang dapat diperoleh dalam jumlah
besar.
b. Dapat menyerap sejumlah panas per satuan volume yang
tinggi.
c. Tidak terdekomposisi
Air pendingin digunakan pada kristaliser.
Hal hal yang perlu diperhatikan pada air pendingin :
a. Kesadahan (hardness), yang dapat menyebabkan kerak.
b. Besi, yang dapat menimbulkan korosi.
2. Air Umpan Boiler
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air umpan
boiler adalah sebagai berikut :
a. Zat zat yang dapat menyebabkan korosi.
Korosi yang terjadi didalam boiler disebabkan karena air
mengandung larutan asam dan gas gas yang terlarut. Korosi juga
disebabkan pH air yang terlalu asam dan adanya gas-gas korosif. Gas
gas penyebab korosi adalah CO2 dan O2 yang masuk ke dalam air
karena aerasi ataupun kontak dengan udara luar.
b. Zat yang menyebabkan kerak ( scale forming ).
Pembentukan kerak disebabkan karena adanya kesadahan dan suhu
tinggi, yang biasanya berupa garam garam karbonat dan silikat.
Untuk mencegah kerak akibat kesadahan yang masih tersisa,
ditambahkan Trisodium Phosphat.
c. Zat yang menyebabkan foaming.
Air yang diambil dari proses pemanasan bisa menyebabkan foaming
pada boiler karena adanya zat zat organik, anorganik dan zat zat
yang tak larut dalam jumlah besar. Efek pembusaan terjadi pada
alkalinitas tinggi. Foam adalah gelembung gelembung pada permukaan
air boiler akibat adanya kontaminasi minyak pada air boiler.
Untuk mencegah terjadinya foam, maka selain dengan membuang
sejumlah air (blow down) yang tepat, juga dengan penambahan bahan
anti foam. Sebagai anti foam , dapat dipakai polyamida atau
polyglycol.
3. Air SanitasiAir Sanitasi digunakan untuk kebutuhan air minum,
laboratorium, dan kantor. Untuk memenuhi air sanitasi khususnya air
minum maka setelah dari unit demineralisasi dilakukan desinfektasi
yang bertujuan untuk membunuh bakteri-bakteri yang ada dalam air.
Sebagai desinfektan umumnya dipakai chlor. Chlor bereaksi dengan
air membentuk asam chloride dan asam hypochlorite.
Reaksinya :
Cl2 + H2O ((( HCl + HClO
HClO ((( H+ + ClO-Reaksi-reaksi tersebut diatas bergantung pada
pH air, dimana pH tinggi (H+berkurang) reaksi bergeser ke kanan,
berarti banyak terbentuk ClO- dan dengan begitu juga sebaliknya.
Pada umumnya desinfektasi akan efektif pada pH 7 atau sedikit
diatasnya.
Syarat air sanitasi meliputi :
a. Syarat fisik :
suhu di bawah suhu udara luar
warna jernih
tidak mempunyai rasa
tidak berbau
b. Syarat kimia :
Tidak mengandung zat organik maupun anorganik
Tidak beracun
c. Syarat bakteriologis :
Tidak mengandung bakteri bakteri, terutama bakteri yang
patogen
4.1.1.1. Pengolahan Air
Kebutuhan air suatu pabrik dapat diperoleh dari sumber air
sungai yang ada di sekitar pabrik dengan mengolah terlebih dahulu
agar memenuhi syarat untuk digunakan.
Pengolahan tersebut dapat meliputi pengolahan secara fisik dan
kimia, dengan menambahkan desinfektan maupun penggunaan ion
exchanger. Proses pengolahan air secara lengkap disajikan pada
Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
Mula mula raw water dari air sungai dilewatkan pada screen untuk
menyaring kotoran/sampah yang terikut, lalu diumpankan ke dalam
tangki koagulasi flokulasi kemudian diaduk dengan putaran tinggi
sambil diinjeksikan bahan bahan kimia :
Pemberian alum dan FeSO4 berfungsi sebagai koagulan. Alum dan
FeSO4 dalam air akan membentuk Fe(OH)3 yang merupakan endapan tak
larut yang akan menarik partikel partikel dalam air untuk membentuk
flok flok yang menggumpal sehingga berat jenisnya lebih besar dari
air. Flok akan mengendap secara gravitasi.
Kalsium Hipoklorit atau Cl2 cair yang berfungsi sebagai
desinfektan.
Keluar dari tangki koagulasi flokulasi, air dimasukkan ke dalam
Clarifier dimana flok-flok yang terbentuk diendapkan secara
gravitasi sambil diaduk dengan putaran rendah. Lumpur yang
diendapkan di blow down , sedangkan air yang keluar dari bagian
atas secara over flow dan dialirkan dengan pompa ke sand filter. Di
sand filter ini, air dari tangki clarifier yang kemungkinan masih
mengandung flok-flok tersaring pada sand filter, kemudian ditampung
dalam dua buah tangki yaitu :
Filtered Water Storage Tank, berfungsi untuk menampung air yang
digunakan untuk keperluan make up air pendingin, air hidran dan
umpan unit demineralisasi air.
Portable Water Storage Tank, berfungsi menampung air yang
digunakan untuk keperluan sehari hari dan pemukiman.
1. Unit Demineralisasi Air
Unit ini berfungsi untuk menghilangkan mineral mineral yang
terkandung di dalam air, seperti Ca2+, Mg2+, Na2+, HCO3+, SO42-,
Cl- dan lain lain dengan menggunakan resin. Air yang diperoleh
adalah air bebas mineral yang akan diproses lebih lanjut menjadi
air umpan ketel (Boiler Feed Water).
Demineralisasi air diperlukan karena Boiler Feed Water harus
memenuhi syarat syarat sebagai berikut :
Tidak menimbulkan kerak pada kondisi steam yang dikehendaki
maupun pada tube heat exchanger, jika steam digunakan sebagai
pemanas. Hal ini akan mengakibatkan turunnya effisiensi operasi,
bahkan bisa mengakibatkan tidak beroperasi sama sekali.
Bebas dari gas yang dapat menimbulkan korosi terutama gas O2 dan
CO2.
Air dari filtered water storage diumpankan unit demineralisasi
sebagian dan sebagian lagi diumpankan sebagai make up air
pendingin.
Gambar 4.1. Diagram Alir Proses Demineralisasi
2.Unit DeaerasiUntuk Air umpan Boiler harus mengalami proses
Eksternal Treatment yaitu menghilangkan kandungan gas-gas terlarut
dalam air terutama karbondioksida dan oksigen. Air yang sudah
mengalami demineralisasi masih mengandung gas gas terlarut terutama
oksigen dan karbon dioksida. Gas gas tersebut dihilangkan dari air
karena dapat menimbulkan korosi. Gas gas tersebut dihilangkan dalam
suatu deaerator. Ekternal treatment untuk air umpan boiler adalah
dengan menginjeksikan pada deaerator bahan bahan kimia berikut
:
Hidrazin yang berfungsi mengikat oksigen berdasarkan reaksi
berikut :
2H2N2+O2((((2N2+H2O
Nitrogen sebagai hasil reaksi bersama sama dengan gas lain
dihilangkan melalui stripping dengan uap bertekanan rendah.
Larutan ammonia yang berfungsi mengontrol pH.
Air yang keluar dari deaerator mempunyai pH sekitar 8,5 9,5.
- Live / Direct Steam
Air pada deaerator dipanaskan dengan steam langsung dengan
maksud menguapkan gas-gas terlarut.
Untuk internal treatment yaitu treatment didalam boiler
dimaksudkan untuk mencegah terbentuknya kerak dalam boiler maka
keluar dari deaerator, ke dalam air umpan ketel kemudian
diinjeksikan larutan Trisodium Phosphat (Na3PO4.H2O).
3. Unit Air Pendingin
Air pendingin yang digunakan dalam proses sehari hari berasal
dari air pendingin yang telah digunakan dalam pabrik yang kemudian
didinginkan pada cooling tower. Kehilangan air karena penguapan,
terbawa tetesan oleh udara maupun dilakukannya blown down di
cooling tower diganti dengan air yang disediakan oleh Filtered
Water Storage.
Air pendingin harus mempunyai sifat sifat yang tidak korosif,
tidak menimbulkan kerak dan tidak mengandung mikroorganisme yang
dapat menimbulkan lumut. Untuk mengatasi hal di atas, maka ke dalam
air pendingin diinjeksikan bahan bahan kimia sebagai berikut :
a. Trisodium Phosphate, berguna untuk mencegah timbulnya
kerak.
b. Klorine, berguna untuk membunuh mikroorganisme.
4. Unit Air Proses
Air proses pada pabrik Ammonium Chloride diperlukan untuk
pengenceran (NH4)2SO4 dan NaCl serta mencuci Kristal NH4Cl pada
centrifuge filter. Air ini diambil dari air demineralisasi. Air
demineralisasi masih mengandung mineral-mineral yang masih terikut
dan padatan maksimal kandung impuritasnya adalah 0,5 ppm. Ini
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya reaksi lain dalam reaktor,
selain itu juga tidak menambah impuritas yang terikut pada produk
kristal Ammonium Chloride.
Gambar 4.2. Blok Diagram Proses Pengolahan Air
Kebutuhan Air
a. Kebutuhan air untuk steam dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Kebutuhan air untuk steam
No.KodeNama AlatKebutuhan ( Kg/jam )
1.HE - 01Heat Exchanger 01173,9
2.HE 02Heat Exchanger 028,3
4.R - 01Reaktor2.433,7
5.E - 01Evaporator21.459,7
Total24.075,6
Jadi total kebutuhan air untuk steam= 24.075,6 kg/jam
= 24.075,6 liter/jam
= 495,36 m3/hari
Diperkirakan air yang hilang 20 % sehingga kebutuhan make up air
untuk steam = ( 1,2 x 495,36) m3/hari
= 594,43 m3/hari
b. Kebutuhan air untuk pendingin dapat dilihat pada tabel
4.2.Tabel 4.2. Kebutuhan air untuk pendingin
No.KodeNama AlatKebutuhan ( Kg/jam )
1.CR 01Kristalizer42.005,6
Total42.005,6
Total kebutuhan air untuk pendingin= 42.005,6 kg/jam
= 42.005,6 L/jam
= 1008 m3/hari
Air pendingin hilang 10 % sehingga kebutuhan make up air
pendingin
= 1108,8 m3/hari
Jadi total kebutuhan air pendingin= 1108,8 m3/hari
c.Kebutuhan air untuk air proses
Tabel 4.3. Kebutuhan air untuk air proses
No.KodeNama AlatKebutuhan ( Kg/jam )
1.M 01Tangki Pengenceran(NH4)2SO46981,8
2.M 02Tangki Pengenceran NaCl13.320
Total20.301,8
Kebutuhan air untuk air proses= 20.301,8 kg/jam
= 20.301,8 L/jam
= 20,3 m3/jam
Diperkirakan air yang hilang 20 % , kebutuhan make up air untuk
air proes :
= 1,2 x 20,3 m3/jam
= 24,36 m3/jam
Jadi total kebutuhan air proses= 584,6 m3/hari
c. Kebutuhan air untuk perkantoran dapat diperkirakan sebagai
berikut : Air untuk karyawan kantor
Kebutuhan air untuk karyawan = 50 lt/orang/hari
Sehingga untuk 151 orang diperlukan air sebanyak :
= 50 x 155
= 7.750 lt/hari
= 7,75 m3/hari
Diperkirakan air untuk laboratorium = 2500 lt/hari
= 2,5 m3/hari
Air untuk pembersih, pertamanan dan lain lain :
Diperkirakan sebesar = 5000 lt/hari
= 5 m3/hari
Total kebutuhan air bersih = 15,25 m3/hari
Total air bersih yang disuplai dari tangki air adalah :
= make up air pendingin + air proses + make up air untuk steam +
air untuk sanitsi
= 1108,8 + 584,6 + 594,43 + 15,25
= 2.303,1 m3/hari
Kehilangan akibat kebocoran diperkirakan 10 % sehingga make up
water dari sumber air = 1,1 x 2.303,1 m3/hari = 2.533,4
m3/hari.
4.1.2. Unit Pengadaan Steam
4.1.2.1. Kebutuhan Steam
Untuk menghasilkan uap air yang digunakan untuk proses pabrik
adalah dengan boiler atau ketel uap. Pemilihan ketel uap biasanya
ditentukan oleh kapasitas dan tekanan uap yang dihasilkan, bahan
bakar yang digunakan, keawetan instalasi, biaya perawatan dan
operasi serta faktor faktor ekonomi lain.
Pabrik Ammonium Chloride ini menggunakan steam untuk memenuhi
kebutuhan panas pada alat penukar panas, evaporator, dan pemanas
udara. Steam yang dibutuhkan ini dihasilkan oleh boiler. Sebagai
air untuk keperluan umpan digunakan air umpan ketel. Kebutuhan
steam dapat dilihat pada Tabel 4.1., yaitu 24.075,6 kg/jam. Untuk
menjaga kemungkinan kebocoran pada saat distribusi jumlah steam
dilebihkan sebanyak 10 %.
Jadi jumlah steam yang dibutuhkan = 1,1 x 24.075,6 kg/jam
=26.483,1 kg/jam
=50063,73 lbm/jam
4.1.2.2. Perhitungan Kapasitas Boiler
Dari, Severn hal. 140
Q = ms x ( h hf )
Dimana :
Q= kapasitas boiler
ms= massa steam
h= enthalpi steam pada P dan T tertentu (Btu/lb)
hf= enthalpi steam pada 1 atm (Btu/lb).
Kondisi steam keluar (uap jenuh) :
T = 120 oC, P = 1.05 atm
Karena steam yang dihasilkan berasal dari 20 % fresh feed (make
up water) dan 80 % kondensat untuk steam yang berasal dari Heat
Exchanger, maka :
hf = 0,.2 x H liq 30 oC + 0,8 H liq 120 oC
hf= (0,2 x 54,03) + (0,8 x 216,56)
hf= 184,06 Btu/lb.
h= entalpi steam pada suhu 120oC dan tekanan 1,05 atm
= 1163,14 Btu/lb
Kapasitas boiler :
Q = ms x ( h hf )
=50063,73 x (1.163,14 184,06 )
=49.016.396,77 Btu/lbm
4.1.2.3. Menentukan Luas Perpindahan Panas
Dari Severn hal. 140, konversi panas menjadi daya adalah :
Hp = Q / ( 970,3 x 34,5 )
Hp = 1.464,25 Hp
Ditentukan luas bidang pemanasan adalah 10 ft2 / Hp (Severn,
hal. 126)
Jadi total heating surface = 10 ft2 / Hp x 1.464,25 Hp
=14.6462,5 ft2Perhitungan kebutuhan bahan bakar
Bahan bakar yang digunakan adalah solarDari Severn tabel V, hal.
97 :Heating value = 19.440 Btu/lb , ( = 54,26 lb/ft3
mf= Q / ( ( x f )
Dimana :
mf= massa bahan bakar yang dipakai, lb/jam
Q= kapasitas boiler, Btu/jam
(
= effisiensi boiler ( 85 % )
f= heating value, Btu/lb
mf= 49.016.396,77 / (0,85 x 19.440)
= 2.966,37 lb/jam
vf= mf /
= 54,66 ft3/jam
4.1.2.4. Spesifikasi Boiler
Spesifikasi Boiler :
Tipe
: Fire tube boiler
Jumlah
: 1 buah
Heat Surface
: 14.6462,5 ft2
Tekanan
: 28,82 psia
Temperatur
: 120 oC
Bahan Bakar
: solar
Rate bahan bakar: 54,66 ft3/jam
4.1.3. Unit Pengadaan Listrik
Kebutuhan tenaga listrik suatu industri dapat diperoleh dari
:
Suplai dari Pembangkit Listrik Negara (PLN)
Pembangkit Tenaga Listrik Sendiri (Generator Set)
4.1.3.1. Kebutuhan Listrik
Listrik merupakan sumber daya utama dalam suatu pabrik, karena
tenaga listrik ini digunakan untuk menggerakkan pompa, pesawat
pesawat proses, instrumentasi dan penerangan. Untuk penyediaan
tenaga listrik digunakan listrik utama dari PLN dan cadangan
diambil dari generator.
Kebutuhan listrik untuk pabrik meliputi :
1. Listrik untuk keperluan proses dan keperluan pengolahan
air
2. Listrik untuk penerangan dan AC
3. Listrik untuk laboratorium dan instrumentasi1. Kebutuhan
listrik untuk keperluan proses dan keperluan pengolahan air
Kebutuhan listrik untuk peralatan proses dan keperluan
pengolahan air dapat diperkirakan sebagai berikut :
Tabel 4.4. Kebutuhan listrik untuk proses.
NoKodeNama AlatHp
1.P 01Pompa dari feed M-01 ke R 01 1 buah @ 1Hp1
2.P 02Pompa dari feed M-02 ke R 01 1 buah @ 1Hp1
3.P 03Pompa larutan produk dari reaktor 1 buah @ 1Hp1
4.P 04 Pompa larutan dari RF 01 1 buah @ 1Hp1
5.P 05 Pompa larutan dari EV 01 1 buah @ 1Hp1
6.P 06Pompa recycle 1 buah @ 1 Hp1
7.M 01Pengaduk M 01 1 buah @ 3Hp3
8.M - 02Pengaduk M 02 1 buah @ 3Hp3
9.R - 01Pengaduk R 01 1 buah @ 7 Hp7
10.RD 01Rotary Dryer - 01 1 buah @ 2 Hp2
11.RD - 02Rotary Dryer - 02 1 buah @ 2 Hp2
12.CR-01Pengaduk CR 01 3 buah @ 1 Hp3
13.RF - 01Motor RF 01 1 buah @ 2 Hp2
14.CF 01Motor Centrifuge 01 1 buah @ 3 Hp3
15.BC-01Belt Conveyor 6 buah @ 2 Hp12
16.SC-01Screw Conveyor 1 buah @ 2 Hp2
17.BE-01Bucket Elevator 4 buah @ 3 Hp12
Total57
2. Keperluan Utilitas
Tabel 4.5, Kebutuhan listrik untuk utilitas
Nama AlatHPJumlahTotal HP
Pompa Raw Water224
Pompa Softener213
Pompa Daerator212
Pompa Sanitasi224
Pompa Pendingin212
Pompa Boiler5210
Pompa Kondesat212
Pompa Pengolahan Limbah313
Pompa Bahan Bakar224
Draft Fan Cooling Tower10110
Kompresor Udara tekan10550
Total95
Kebutuhan total listrik=Keb. Listrik (proses + utilitas)
=(57 + 95) Hp
=152 Hp
Jika diketahui 1 Hp=0,746 kW
Maka power yang dibutuhkan=152 x 0,746 kW
=113,4 kW
3. Kebutuhan listrik untuk penerangan dan AC
Besarnya tenaga listrik yang dibutuhkan untuk keperluan
penerangan disesuaikan dengan luas ruangan dan disesuaikan dengan
kegunaan ruangan.
Tabel 4.6. Kebutuhan listrik untuk Penerangan
BangunanLuas (m2)@ m2/WlampuWatt
Pos Keamanan30025/4012480
Masjid100025/40401600
Laboratorium40020/4020800
Kantor100020/40502000
Bengkel40010/2040800
Gudang raw material60020/2030600
Gudang Produk60020/2030600
Peng. Limbah40025/2016320
Kantin30020/4015600
Aula80020/40401600
Power Plant30025/2012240
Pemadam Kebakaran40010/2040800
Control Room40020/4020800
Poliklinik30020/4015600
Total49211.840
Untuk semua area dalam bangunan direncanakan menggunakan lampu
TL Dan total penggunaan listrik sebesar 11,84 kW
Untuk halaman, jalan, tempat parkir dan pergudangan digunakan
lampu Mercury 100 W. Penggunaan untuk tempat parkir, taman, jalan,
dan pergudangan, maka jumlah lampu yang dibutuhkan adalah 75
buah.
Sehingga daya penerangan jalan dan taman= 100 x 75 = 7500 W =
7,5 kW
Listrik untuk AC diperkirakan sebesar 15.000 watt = 15 kW
4. Listrik untuk Laboratorium dan instrumentasi
Listrik untuk laboratorium dan instrumentasi diperkirakan 15
kW
Total kebutuhan listrik= (113,4 + 1,84 + 7,5 + 15 +15 ) kW
= 152,74 kW.
Faktor keamanan dipilih 10% dari total kebutuhan
Jadi total kebutuhan listrik = 1,1 x 168,41 kW
= 168,01 kW
4.1.3.2. Generator
Generator berfungsi untuk menyediakan listrik dari peralatan
peralatan yang tidak boleh terputus atau berubah ubah tegangannya.
Generator yang digunakan adalah generator arus bolak balik (AC)
sistem 3 phase.
Digunakan generator dengan effisiensi 80 %, maka input generator
:
= 168,01 kW / 0,8
= 210,01 kW
Ditetapkan input generator 300 kW, sehingga untuk keperluan lain
masih tersedia:
= (300 210,01) x 0,8
= 71,99 kW.
Spesifikasi generator :
Tipe
: AC Generator
Kapasitas: 300 kW
Tegangan: 220/360 volt
Effisiensi: 80 %
Phase
: 3
Jumlah
: 2 buah
Bahan bakar: solar
4.1.4. Unit Pengadaan Bahan Bakar
Untuk menjalankan generator tersebut digunakan bahan bakar :
Jenis bahan bakar
: solar
Heating value
: 19440 Btu/lb
Effisiensi bahan bakar: 80 %
sg. Solar
: 0,8691
( solar
: 54,26 lb/ft3Kapasitas input generator : 300 kW= 300.000 /
0,29407
= 1.023.642,60 Btu/jam
Kebutuhan solar= 1.023.642,60 / ( 0,8 x 0,8691 x 19440 )
= 65,82 lb/jam
= 1,21 ft3 / jam
4.1.5. Unit Pengadaan Udara Tekan
Udara instrument digunakan untuk menjalankan sistem
instrumentasi. Pengolahan udara ini adalah pengolahan yang bebas
dari air, bersifat kering, bebas minyak, dan tidak mengandung
partikel-partikel lainnya. Udara tekan dihasilkan denga
mengkompresi udara luar menggunakan kompresor dan didistribusi
melalui pipa-pipa.Untuk memenuhi udara tekan, maka digunakan 2
kompresor (1 sebagai cadangan)
4.1.6. Unit Pengolahan Limbah / Air Buangan
Limbah yang dihasilkan dari pabrik Ammonium Chloride dapat
diklasifikasi :
1.Bahan buangan cair
2. Bahan buangan padatan
3. Bahan buangan gas
Pengolahan limbah ini didasarkan pada jenis buangannya :
1. Pengolahan bahan buangan cair
Pada pengolahan limbah cair, semua limbah cair yang berasal dari
limbah domestik mauoun limbah proses semua diolah di dalam
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) kecuali oli bekas yang akan
ditampung di dalam penampungan yang selanjutnya dikirim ke badan
yang berwenang.
Gambar 4.3. Blok Diagram Proses Pengolahan Limbah Cair
2. Pengolahan bahan buangan padatan
Limbah padat yang dihasilkan berasal dari limbah domestic, IPAL,
dan limbah padat dari proses. Limbah domestic berupa sampah sampah
dari keperluan sehari hari seperti kertas dan plastik, sampah
tersebut ditampung di dalam bak penampungan dan selanjutnya dikirim
ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Limbah yang berasal dari IPAL
diurug didalam tanah yang dindingnya dilapisi dengan clay (tanah
liat) agar bila limbah yang dipendam termasuk berbahaya tidak
menyebar ke lingkungan sekitarnya.
Gambar 4.4 Bagan Unit Pengolahan Limbah padat
3. Pengolahan limbah gas
Limbah gas yang berasal dari alat alat produksi dibuang ke udara
melalui stack yang mempunyai tinggi minimal 4 kali tinggi bangunan,
banyaknya limbah gas yang dibuang dapat diminimisasi dengan jalan
melakukan perawatan yang rutin terhadap mesin mesin produksi
sehingga pembakaranya sempurna dan dapat meminimalisasi pencemaran
udara.
4.1.6.1. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Instalasi pengolahan air limbah adalah suatu instalasi untuk
mengolah limbah cair baik yang berasal dari limbah domestik maupun
limbah proses. Limbah dari berbagai sumber sebelum masuk ke IPAL
dilewatkan melalui bak ekualisasi untuk menyamakan beban dalam
pengolahan dengan jalan melakukan pengadukan pada limbah sehingga
menjadi homogen, dari bak ekualisasi limbah masuk ke bak
netralisasi untuk menetralkan pH, karena pH yang netral selain
tidak mengganggu lingkungan juga dapat berguna untuk mempermudah
proses pengendapan pada bak sedimentasi, penetralan pH dilakukan
dengan jalan penambahan NaOH/H2SO4, setelah netral limbah dialirkan
ke bak sedimentasi untuk mengendapkan kandungan solid yang terdapat
di dalamnya dengan bantuan koagulan, dari bak sedimentasi
selanjutnya dilakukan penyaringan dengan menggunakan media
penyaring berbutir seperti kerikil, pasir, dan juga ditambahkan
karbon aktif untuk menghilangkan bau. Limbah setelah melalui proses
filtrasi dimasukkan ke dalam bak Bio Control yang bertujuan untuk
menguji apakah limbah tersebut sudah benar benar tidak mencemari
lingkungan, pengujian dilakukan dengan memasukkan ikan ke dalam bak
Bio Control, bila ikan tersebut tetap hidup normal maka proses
pengolahan air limbah dapat dikatakan sudah berhasil dan air yang
dihasilkan selanjutnya akan dibuang ke badan penerima air baik di
selokan, ataupun di laut.
padatan
cairan
Gambar 4.4 Skema Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
4.2. Laboratorium
Laboratorium merupakan bagian yang sangat penting dalam
menunjang proses produksi dan menjaga mutu produk sedangkan peran
yang lain adalah mengendalikan pencemaran lingkungan.
Tugas laboratorium :
1.Memeriksa bahan baku dan bahan pendukung yang akan
digunakan
2.Menganalisa produk yang akan dipasarkan
3.Melakukan riset yang berkaitan dengan proses produksi
4.2.1. Program Kerja LaboratoriumDalam upaya pengendalian mutu
produk pabrik Ammonium Chloride ini mengoptimalkan aktivitas
laboratorium untuk pengujian mutu.
Adapun analisa untuk unit utilitas, meliputi :
Air lunak proses kapur dan air proses penjernihan, yang
dianalisa pH, SiO2, Ca sebagai CaCO3, sulfur sebagai SO4-, chlor
sebagai Cl2 dan zat padat terlarut.
Air bersih mineral, analisis sama dengan penukar ion.
BFW, yang dianalisa pH, kesadahan, jumlah O2 terlarut dan kadar
Fe.
Air dalam boiler, yang dianalisa meliputi pH, jumlah zat padat
terlarut, kadar Fe, kadar CaCO3, SO3, PO4- dan , SiO2 Air minum
yang dihasilkan meliputi pH, chlor sisa dan kekeruhan.
Untuk mempermudah pelaksanaan program kerja laboratorium, maka
laboratorium di pabrik ini dibagi menjadi 3 bagian.
1. Laboratorium pengamatan
2. Laboratorium analitik
3. Laboratorium Penelitian Pengembangan dan Perlindungan
lingkungan
4.2.1.1. Laboratorium Pengamatan
Kerja dan tugas dari laboratorium ini adalah melakukan analisa
secara fisika terdapat semua steam yang berasal dari proses
produksi maupun tangki serta mengeluarkan Certificate of Quality
untuk menjelaskan spesifikasi hasil pengamatan. Jadi pemeriksaan
dan pengamatan dilakukan terhadap bahan baku dan produk akhir.
4.2.1.2. Laboratorium Analitik
Kerja dan tugas dari laboratorium ini adalah melakukan analisa
terhadap sifat sifat dan kandungan bahan baku dan produk akhir.
4.2.1.3. Laboratorium Penelitian Pengembangan dan Perlindungan
Lingkungan
Kerja dan tugas laboratorium ini adalah melakukan penelitian dan
pengembangan terhadap permasalahan yang berhubungan dengan kualitas
material terkait dalam proses untuk meningkatkan hasil akhir. Sifat
dari laboratorium ini tidak rutin dan cenderung melakukan hal hal
yang baru untuk keperluan pengembangan.
Dalam melaksanakan tugasnya, juga senantiasa melakukan
penelitian terhadap kondisi lingkungan serta mengadakan
pengembangannya.
4.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan hal penting dari perlindungan tenaga
kerja yang berkaitan dengan alat kerja, mesin, bahan dan proses
pengolahan, tempat kerja dan lingkungannya serta cara
pengerjaannya. Keselamatan kerja menyangkut keseluruhan proses
produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa dan sasarannya ke
segala tempat kerja
Tujuan keselamatan kerja adalah :
a. Melindungi tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktifitas
nasional.
b. Menjamin keselamatan orang lain yang berada di lingkungan
kerja.
c. Memelihara sumber produksi dan mempergunakan secara aman dan
efisien.
Perlengkapan safety yang harus dipakai adalah :
1. Sepatu safety.
2. Safety goggle (kacamata safety).
3. Bar muff ear plug yaitu penutup telinga yang dipakai untuk
mengurangi suara bising dari mesin.
4. Safety helmet, yaitu alat pelindung kepala.
5. Masker yaitu penutup hidung dan mulut untuk menyaring udara
yang dihisap.
Ijin keselamatan kerja dibuat untuk meyakinkan bahwa setiap
pekerjaan yang dapat menimbulkan bahaya dapat dikerjakan dengan
aman dan tidak menimbulkan hal - hal yang tidak diinginkan. Jenis
jenis pekerjaan yang memerlukan ijin keselamatan kerja :
1. Setiap pekerjaan yang dapat menimbulkan panas atau api
seperti welding, grinding, cutting, drilling, dan lain lain.
2. Setiap pekerjaan yang bertekanan tinggi, seperti :
Pembongkaran peralatan (dissassambly).
Pembersihan peralatan (cleaning).3. Setiap pekerjaan yang
mengandung unsur radiasi / radioaktif.
4. Setiap pekerjaan untuk memasuki vessel tank.
Adapun tindakan pencegahan yang dilakukan oleh perusahaan adalah
:
Penyediaan alat pencegah kebakaran dan kebocoran.
Fasilitas pemadam kebakaran seperti fire hydrant perlu
ditempatkan pada tempat tempat strategis, disamping itu disediakan
pula portable fire fighting equipment pada setiap ruangan dan
tempat tempat yang mudah dijangkau.
Pemberian penerangan, latihan dan pembinaan agar setiap pekerja
yang ada ditempat kerja dapat mengetahui cara melakukan pencegahan
jika terjadi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan kebocoran pipa
yang berisi zat berbahaya.
Pemberian penerangan mengenai pertolongan pertama pada
kecelakaan.
EMBED Visio.Drawing.11
EMBED Visio.Drawing.11
Air Buangan
Bak Ekualisasi
Bak Netralisasi
Bak Sedimentasi
Filtrasi
Badan Penerima Air
Drying Bed
Bak Bio Control
39Prarancangan Pabrik Ammonium Chlorida
Proses Ammonium Sulfat Sodium Chlorida Dengan Kapasitas 33.000
ton/tahun
10
_1176196921.vsdAir Sungai
Tangki Koagulasi & Flokulasi
Tangki Clarifier
Sand Filter
Portable WaterStorage Tank
Filtered Water Storage Tank
Demineralisasi Water
Dearator
Boiler
Air Pendingin
TSP
Air sanitasi
Air Proses
Direct Steam
Lart. Ammonia &Hidrazin
TrisodiumPhosphate
Alum dan FeSO4
Klorine
Screening
_1176545436.vsdLimbah Padat
Limbah Domestik
IPAL
Proses
Bak Penampungan
Land Fill
TPA
Bak Penampungan
_1176268878.vsdLimbah Cair
Limbah Domestik
Proses
Mandi & Cuci
WC
Utilitas
Proses
Oli Campur Air
Oli Bekas
Penampungan
Badan Yang Berwenang
IPAL
Septic Tank
_1148042766.vsd