44 BAB VI NIKEL LATERIT DI DAERAH PENELITIAN 6.1. Kondisi dan Penyebaran Singkapan. Geomorfologi daerah penelitian berupa perbukitan dan dataran. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap sebaran singkapan batuan segar dan perkembangan pembentukan lapisan-lapisan tanah. Secara umum daerah penelitian tersusun atas morfologi perbukitan berlereng terjal di bagian baratdaya, perbukitan berlereng landai di bagian utara ke arah timur. Pada bagian morfologi perbukitan berlereng terjal di bagian baratdaya yang memanjang dari selatan ke utara tidak akan memungkinkan pembentukan tanah laterit, hal ini dikarenakan morfologi ini tersusun atas batugamping. Pada daerah perbukitan berlereng landai di bagian utara yang terdiri dari konglomerat dan ofiolit dengan kemiringan lereng yang relatif landai, memungkinkan untuk terbentuk tanah dengan ketebalan yang berarti. Selanjutnya penelitian difokuskan pada daerah morfologi perbukitan landai yang berada pada utara daerah penelitian ke arah timur. Upaya pencarian data singkapan dilakukan dengan menyelusuri daerah yang diperkirakan dijumpai singkapan, memanfaatkan sumur galian yang telah ada di daerah penelitian dan membuat sumuran baru. Foto 6.1.Sumur galian (kode Aw-35 pada peta lintasan) kedalaman sumuran berkisar dari 0-4 m
12
Embed
BAB VI NIKEL LATERIT DI DAERAH PENELITIAN 6.1 ... bervariasi 0 cm-1 m, dengan kecenderungan semakin menebal pada daerah datar/lembah. Foto 6.3 Tanah penutup(laterit) pada daerah penelitian
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
44
BAB VI
NIKEL LATERIT DI DAERAH PENELITIAN
6.1. Kondisi dan Penyebaran Singkapan.
Geomorfologi daerah penelitian berupa perbukitan dan dataran. Kondisi ini
sangat berpengaruh terhadap sebaran singkapan batuan segar dan perkembangan
pembentukan lapisan-lapisan tanah. Secara umum daerah penelitian tersusun atas
morfologi perbukitan berlereng terjal di bagian baratdaya, perbukitan berlereng landai
di bagian utara ke arah timur.
Pada bagian morfologi perbukitan berlereng terjal di bagian baratdaya yang
memanjang dari selatan ke utara tidak akan memungkinkan pembentukan tanah
laterit, hal ini dikarenakan morfologi ini tersusun atas batugamping. Pada daerah
perbukitan berlereng landai di bagian utara yang terdiri dari konglomerat dan ofiolit
dengan kemiringan lereng yang relatif landai, memungkinkan untuk terbentuk tanah
dengan ketebalan yang berarti. Selanjutnya penelitian difokuskan pada daerah
morfologi perbukitan landai yang berada pada utara daerah penelitian ke arah timur.
Upaya pencarian data singkapan dilakukan dengan menyelusuri daerah yang
diperkirakan dijumpai singkapan, memanfaatkan sumur galian yang telah ada di
daerah penelitian dan membuat sumuran baru.
Foto 6.1.Sumur galian (kode Aw-35 pada peta lintasan) kedalaman sumuran berkisar dari 0-4 m
45
Foto 6.2. Penggalian sumuran baru (kode A-12 pada peta lintasan)
Gambar 6.1 Peta Sumuran pada daerah penelitian
46
6.2. Profil Umum Laterit-Nikel di Daerah Penelitian
Tujuan pengamatan singkapan adalah untuk mendapatkan gambaran
keberadaan lapisan-lapisan soil/tanah yang mempunyai kandungan unsur target
berbeda-beda, yang menunjukkan hasil pelapukan yang semakin berkurang
intensitasnya terhadap kedalaman, yaitu: tanah penutup (laterit), limonit, saprolit,
saprock dan batuan-asal.
Gambar.6.2 Profile umum Laterit-nikel di daerah penelitian
6.2.1. Tanah Penutup (laterit)
Berada pada posisi paling atas, biasanya banyak mengandung komponen
organik (rumput, akar-akaran, dsb), berwarna coklat merah sampai coklat tua dengan
butiran agak kasar sampai kasar, umumnya berukuran pasir dengan beberapa fragmen
lebih kasar berupa komponen/mineral yang relatif stabil terhadap pelapukan. Lapisan
ini biasanya tidak diperhitungkan dalam eksplorasi nikel laterit karena selain