BAB VI KESIMPULAN dan SARAN 6.1. KESIMPULAN Setelah melakukan analisis dan perancangan pada struktur atas gedung di Bandung dengan menggunakan denah Gedung Lippo Centre yang telah dimodifikasi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut; 1. Pelat tangga digunakan tebal 120 mm pada penulangan lapangan digunakan tulangan utama D13 – 300 dan penulangan tumpuan juga digunakan tulangan utama D13 – 300. 2. Pelat lantai digunakan tebal 120 mm dengan tulangan lapangan utama P10 – 200 pada arah X dan tulangan lapangan utama P10 – 200 pada arah Y, pada tumpuan digunakan tulangan utama P10 – 200 pada arah X dan pada tumpuan digunakan tulangan utama P10 – 200 pada arah Y, serta menggunakan tulangan P8 – 150 sebagai tulangan pembagi. 3. Balok induk yang ditinjau berupa balok 21 dengan dimensi balok 400/800 mm dengan menggunakan tulangan pokok 6D25 pada daerah tumpuan dan menggunakan tulangan pokok 4D25 pada daerah lapangan, sedangkan pada daerah sendi plastis digunakan sengkang 4P10-125 dan pada daerah diluar sendi plastis digunakan sengkang 2P10-100. 4. Kolom yang ditinjau menggunakan dimensi 800/800 mm dengan menggunakan jumlah tulangan utama 28D25, pada daerah sendi plastis digunakan sengkang tertutup 4P10-50 dan diluar sendi plastis digunakan
20
Embed
BAB VI KESIMPULAN dan SARAN 6.1. KESIMPULAN · Pelat tangga digunakan tebal 120 mm pada penulangan lapangan ... menggunakan tulangan P8 – 150 sebagai tulangan pembagi. 3. Balok
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB VI
KESIMPULAN dan SARAN
6.1. KESIMPULAN
Setelah melakukan analisis dan perancangan pada struktur atas gedung di
Bandung dengan menggunakan denah Gedung Lippo Centre yang telah
dimodifikasi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut;
1. Pelat tangga digunakan tebal 120 mm pada penulangan lapangan
digunakan tulangan utama D13 – 300 dan penulangan tumpuan juga
digunakan tulangan utama D13 – 300.
2. Pelat lantai digunakan tebal 120 mm dengan tulangan lapangan utama P10
– 200 pada arah X dan tulangan lapangan utama P10 – 200 pada arah Y,
pada tumpuan digunakan tulangan utama P10 – 200 pada arah X dan pada
tumpuan digunakan tulangan utama P10 – 200 pada arah Y, serta
menggunakan tulangan P8 – 150 sebagai tulangan pembagi.
3. Balok induk yang ditinjau berupa balok 21 dengan dimensi balok 400/800
mm dengan menggunakan tulangan pokok 6D25 pada daerah tumpuan dan
menggunakan tulangan pokok 4D25 pada daerah lapangan, sedangkan
pada daerah sendi plastis digunakan sengkang 4P10-125 dan pada daerah
diluar sendi plastis digunakan sengkang 2P10-100.
4. Kolom yang ditinjau menggunakan dimensi 800/800 mm dengan
menggunakan jumlah tulangan utama 28D25, pada daerah sendi plastis
digunakan sengkang tertutup 4P10-50 dan diluar sendi plastis digunakan
sengkang 6P10 – 100, serta pada daerah sambungan balok kolom
digunakan sengkang 5 lapis 2P10.
5. Dinding geser dengan bentuk simetris dengan tebal 400 mm dan panjang
8000 mm menggunakan tulangan 60D16.
6.2. SARAN
Saran saran yang dapat diberikan oleh penulis dari pengerjaan Tugas
Akhir yang telah disusun;
1. Sebelum merencanakan struktur sebaiknya dilakukan estimasi yang benar
dari awal pada ukuran elemen struktur, sehingga dapat menghindari
terjadinya kekeliruan penentuan elemen struktur yang berulang ulang.
2. Penentuan elemen struktur pada tangga, pelat, balok dan kolom sebaiknya
menggunakan ukuran yang seragam sehingga dapat lebih memudahkan
dalam pegerjaan dilapangan.
3. Perangkat lunak yang digunakan dalam pengerjaan analisis memerlukan
beberapa macam sehingga dirasa kurang optimal, dimasa mendatang
diharapkan ada perangkat lunak yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan
analisis
DAFTAR PUSTAKA
Arfiadi, 2006, Reinforced Concrete Structures I, Department Of Civil
Engineering Atma Jaya University, Yogyakarta.
Arfiadi, 2006, Reinforced Concrete Structures II, Department Of Civil
Engineering Atma Jaya University, Yogyakarta
Departemen Pekerjaan Umum, 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia
untuk Rumah dan Gedung, Ditjen Cipta Karya, Bandung.
Panitia Teknik Konstruksi Bangunan, 2002, Tata Cara Perencanaan KetahananGempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03 – 1726 -2002), BadanStandarisasi Nasional, Jakarta
Panitia Teknik Konstruksi Bangunan, 2002, Tata Cara Perhitungan StrukturBeton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03 – 2847 -2002), BadanStandarisasi Nasional, Jakarta
Gideon, dkk, 1993. Dasar-dasar Perencanaan Beton Betulang, Seri Beton-1,Penerbit Erlangga, Jakarta.
Gideon, dkk, 1993. Desain Struktur Rangka Beton Bertulang di Daerah RawanGempa, Seri Beton-3, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Gideon, dkk, 1993. Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang, Seri Beton-4,Penerbit Erlangga, Jakarta.
Tjahjono J. B., 2000. Etabs Tutorial, Exact Computer Course, Yogyakarta.
A AA
B B
A A
800mm
800 mm
800mm
4000mm
800mm
800 mm
Gambar potongan A - A Gambar potongan B - B
Gambar Penulangan kolom
28D25
2P10-50
28D25
4P10-100
800 mm
800 mm
P10
-200
P10-200P10-200
P10-200
P10-2
00
P10-2
00
GAMBAR PELAT LANTAI
Skala 1 : 20
4000 mm4
000
mm
P8-150
P8-1
50
GAMBAR PERTEMUAN BALOK DAN KOLOM
SKALA 1 : 20
28D25
3D25
4P10-50
4P10-125
2P10 (5 lapis)6D25
800
800
Grafik Interaksi Kolom
Sesuai SNI – 2002
Oleh : Yoyong Arfiadi
Grafik Interaksi Kolom
Sesuai SNI – 2002
Oleh : Yoyong Arfiadi
ETABS v7.10 File: LIPPO CENTRE OK TABEL KN-m Units PAGE 1November 17, 2008 2:54 Kolom
muja muju
COMB1 ADD DEAD Static 1.4000
COMB2 ADD DEAD Static 1.2000LIVE Static 1.6000RAIN Static 0.5000