36 BAB V STRATEGI PAGUYUBAN DRUMBLEK SALATIGA DALAM MEMBANGUN IDENTITAS BUDAYA KOTA SALATIGA Paguyuban drumblek salatiga belum lama terbentuk, namun paguyuban ini telah memiliki cukup banyak anggota. Dengan visi “Salatiga Menuju Dunia”, paguyuban drumblek salatiga memiliki cita-cita untuk mengangkat kesenian drumblek agar dinikmati diseluruh wilayah, baik nasional maupun internasional. 5.1. Drumblek sebagai kebudayaan baru Dalam suatu tahap perkembangan kebudayaan menurut Perseun (1976: 18), terdapat tiga tahap dalam perkembangan kebudayaan, pertama adalah tahap mitis, dimana manusia masih berada dalam kepungan kekuatan-kekuatan gaib disekitarnya, tahap yang kedua ontologis, yaitu ketika manusia terlepas dari kepungan kekuasaan mitis, dan secara bebas ingin meneliti segala hal ihwal, dan tahap yang ketiga adalah fungsionil, pada tahap ini akan nampak pada manusia modern, yang mulai menjalin relasi-relasi baru dengan sesamanya. Manusia merupakan makhluk sosial yang menjalin suatu relasi dan melakukan interaksi, baik dengan sesama manusia maupun makhluk hidup lainnya. Pada tahap pembentukan budaya drublek di Salatiga tentu saja sudah memasuki tahap fungsionil dimana perkembangan yang diawali dari desa pancuran yang akhirnya membentuk Paguyuban Drumblek Salatiga (PDS) sebagai wadah bagi drumblek- drumblek yang mulai berkembang di Salatiga. Terdapat tiga aspek dalam tahap fungisionil (Van Peursen, 1976), pertama yaitu bagaimana manusia ingin memperlihatkan daya-daya kekuatan sekitarnya atau menjadikan semuanya itu sesuatu yang dialami, drumblek masuk pada tahap fungsionil dalam strategi budaya, dimana manusia mulai melihat daya-daya kekuatan sekitar baru nampak bila manusia memperlihatkan relasi langsung antara dirinya sendiri dengan dengan dunia sekitar, disini manusia menganggap semua benda, setiap peristiwa, tata masyarakat memiliki arti, hal ini terlihat ketika
17
Embed
BAB V STRATEGI PAGUYUBAN DRUMBLEK SALATIGA DALAM MEMBANGUN …€¦ · MEMBANGUN IDENTITAS BUDAYA KOTA SALATIGA . Paguyuban drumblek salatiga belum lama terbentuk, namun paguyuban
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
36
BAB V
STRATEGI PAGUYUBAN DRUMBLEK SALATIGA DALAM
MEMBANGUN IDENTITAS BUDAYA KOTA SALATIGA
Paguyuban drumblek salatiga belum lama terbentuk, namun paguyuban ini
telah memiliki cukup banyak anggota. Dengan visi “Salatiga Menuju Dunia”,
paguyuban drumblek salatiga memiliki cita-cita untuk mengangkat kesenian
drumblek agar dinikmati diseluruh wilayah, baik nasional maupun internasional.
5.1. Drumblek sebagai kebudayaan baru
Dalam suatu tahap perkembangan kebudayaan menurut Perseun (1976: 18),
terdapat tiga tahap dalam perkembangan kebudayaan, pertama adalah tahap mitis,
dimana manusia masih berada dalam kepungan kekuatan-kekuatan gaib
disekitarnya, tahap yang kedua ontologis, yaitu ketika manusia terlepas dari
kepungan kekuasaan mitis, dan secara bebas ingin meneliti segala hal ihwal, dan
tahap yang ketiga adalah fungsionil, pada tahap ini akan nampak pada manusia
modern, yang mulai menjalin relasi-relasi baru dengan sesamanya. Manusia
merupakan makhluk sosial yang menjalin suatu relasi dan melakukan interaksi,
baik dengan sesama manusia maupun makhluk hidup lainnya. Pada tahap
pembentukan budaya drublek di Salatiga tentu saja sudah memasuki tahap
fungsionil dimana perkembangan yang diawali dari desa pancuran yang akhirnya
membentuk Paguyuban Drumblek Salatiga (PDS) sebagai wadah bagi drumblek-
drumblek yang mulai berkembang di Salatiga.
Terdapat tiga aspek dalam tahap fungisionil (Van Peursen, 1976), pertama
yaitu bagaimana manusia ingin memperlihatkan daya-daya kekuatan sekitarnya
atau menjadikan semuanya itu sesuatu yang dialami, drumblek masuk pada tahap
fungsionil dalam strategi budaya, dimana manusia mulai melihat daya-daya
kekuatan sekitar baru nampak bila manusia memperlihatkan relasi langsung antara
dirinya sendiri dengan dengan dunia sekitar, disini manusia menganggap semua
benda, setiap peristiwa, tata masyarakat memiliki arti, hal ini terlihat ketika
37
masyarakat pancuran menggunakan barang-barang bekas sederhana untuk
menciptakan harmonisasi suara yang saat ini dikenal sebagai drumblek. Pada
awalnya masyarakat Pancuran menggunakan barang-barang bekas tersebut
sebagai barang pengganti alat musik drumband yang tidak mampu mereka beli
ketika mereka ingin menampilkan Marching Band untuk HUT RI pada masa itu.
Aspek kedua adalah bagaimana memberi dasar pada masa kini, pada pemikiran
fungsionil dijelaskan, situasi baru dibenarkan bila keadaan tersebut dapat dihayati
manusia, tidak melebihi kemampuannya. Pada bagian ini terlihat jelas bagaimana
masyarakat Pancuran menggunakan barang-barang substitusi dari barang bekas
untuk menampilkan Marching Band, serta lebih mendalami permainan “marching
band baru” yang mereka buat, sehingga terus berkembang hingga saat ini di
berbagai wilayah. Aspek yang terakhir adalah peran ilmu pengetahuan, peran ilmu
pengetahuan berperan penting dalam permainan perkusi Drumblek (terlebih
pengetahuan mengenai musik) karena apabila masyarakat pancuran sembarang
memilih peralatan atau sembarang memainkan peralatan, maka harmonisasi suara
dari peralatan yang mereka gunakan tidak akan mereka dapatkan, beruntung pada
saat itu di desa Pancuran terdapat banyak seniman yang tahu tentang musik,
koreografi dan keindahan seni.
Pada tahap fungsionil yang paling utama dalam bagian ini adalah bagaimana
manusia menjalin relasi, pak Budi atau warga desa Pancuran lainnya tidak akan
dengan sendirinya menemukan permainan perkusi dari barang bekas, dengan
bergotong-royong bersama mereka dapat menciptakan kebudayaan baru yang
dapat bertahan dan terus berkembang hingga saat ini, untu tugas kedepan hanya
bagaimana cara warga Pancuran bersama-sama dengan warga Salatiga tetap
mempertahankan eksistensi dari kesenian Drumblek.
5.2. Paguyuban Drumblek Salatiga
Paguyuban Drumblek Salatiga merupakan sebuah organisasi yang memiliki
fungsi atau tujuan sebagai wadah untuk bersilaturahim, bertukar pengetahuan
38
dan pengalaman bagi seluruh pelaku seni drumblek,1 seperti yang disampaikan
oleh ketua PDS, Muhammad Edi Kurniawan dalam wawancara sebagai berikut:
“Tujuan awal kita pengen guyub rukun, guyub rukun semua drumblek
yang ada di salatiga dan sekitarnya, yang pasti kita inginnya guyub rukun.. itu
awal.. terus yang kedua kita ingin saling sharing.. sharing tentang pastinya
pengalaman, ketukan, terus mayoret seperti itu, kita juga ingin seperti itu..
jadi saling menimba ilmu bareng-bareng.”2
Paguyuban Drumblek Salatiga merupakan lembaga independen yang
menjadi pemersatu bagi grup-grup drumblek, terutama bagi grup yang telah
tergabung menjadi anggota, memberi solusi bagi grup drumblek yang sedang
berkonflik, forum musyawarah untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang terjadi seputar drumblek, seperti yang disampaikan wakil
ketua PDS, Rian Eka Saputra berikut ini:
“Peran dan fungsi dari PDS itu sebagai wadah.. pemersatu, seandainya
ada konflik, seandainya ada apapun itu terkait tentang teknis drumblek misal
ada perlombaan, dulunya kan nggak puas, selalu di medsos itu timbul konflik
perpecahan gitu, lah kita bikin wadah.. ayo, yang menjadi permasalahan dari
kalian itu apa.. jadi sebagai penengah, permasalahannya misal permasalahan
A, yaudah kita cari solusinya bareng-bareng. Kalau perannya menurut saya
sendiri adalah sebagai penjembatan.. penjembatan antar grup drumblek misal
dengan EO (event organizer) , atau dengan penyelenggara acara-acara
semacam itu adalah sebagai penjembatan. Penjembatan untuk mengurangi
konflik-konflik yang mungkin terjadi setelah perlombaan.. dulu kan setelah
perlombaan pasti ada.. wah kok jurinya seperti ini, wah kok panitianya
seperti ini.. la kita disitu adalah jembatannya biar tidak terjadi seperti itu lagi
itu seperti apa, kita bahas dalam sebuah forum.”3
Dalam buku Musyawarah Akbar #1 Paguyuban Drumblek Salatiga tertulis
bahwa Paguyuban Drumblek Salatiga terbentuk pada 21 Februari 2016, namun
Paguyuban Drumblek Salatiga dideklarasikan pada hari Minggu tanggal 30
1 Pembukaan dalam buku ADART Paguyuban Drumblek Salatiga
2 Wawancara dengan Ketua Paguyuban Drumbek Salatiga, Muhammad Kurniawan Pada 18
januari 2017 pukul 18.15 WIB di Terminal Tingkir. 3 Wawancara dengan wakil ketua PDS, Rian Eka Saputra pada 2 Mei 2017 pukul 16.30 WIB di
Sekretariat PDS Terminal Tingkir.
39
Oktober 2016 di lapangan Brajan Kecamatan Argomulyo Salatiga.4 Latar
belakang terbentuknya Paguyuban Drumblek Salatiga tidak lain karena semakin
banyaknya jumlah grup-grup drumblek yang belum terorganisir, belum adanya
standarisasi dalam penilaian lomba, dan ketentuan-ketentuan lain seputar kesenian
drumblek, selain itu sebagai sarana untuk bertukar ilmu dan wawasan dalam
kesenian drumblek, seperti pernyataan mas Wawan dalam wawancara berikut ini:
”Latar belakang itu.. awal mungkin temen-temen drumblek se-Salatiga
awalnya Salatiga, keluh kesah tentang.. tentang perlombaan awalnya itu,
karena belum ada standarisasi, dan sedikitnya wadah di Salatiga belum ada.
Terus banyak rekan yang ingin membuat wadah drumblek.”5
Tujuan dari Paguyuban Drumblek Salatiga telah tertulis dalam Anggaran
Dasar Paguyuban Drumblek Salatiga (pasal 6), yang menyebutkan bahwa:
a. Menjadi wadah untuk bersilahturahmi, bertukar pengetahuan
dan pengalaman bagi seluruh pelaku seni drumblek
b. Meningkatkan perkembangan kehidupan kesenian drumblek
sejalan dengan kebutuhan masyarakat
c. Mendorong dan mengembangkan karya seni drumblek
sejalan dengan meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap
kesenian
d. Meningkatkan, mengembangkan dan menampung peran serta
masyarakat dibidang pembangunan kesenian drumblek
e. Meningkatkan pembinaan dan pengembangan kesenian
sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku seni
drumblek.
Selain itu dalam pasal 9 dalam Anggaran Dasar Paguyuban
Drumblek Salatiga tentang Fungsi dan Tugas Paguyuban Drumblek