Top Banner
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri Kecil Furniture Kayu 5.1.1 Bahan Baku Dan Peralatan Industri Furniture Kayu Di Kecamatan Kelapa Lima. Bahan baku industri kerajinan funiture kayu merupakan faktor prouksi mutlak yang harus ada yaitu kayu. Berbagai macam jenis kayu yang digunakan sebagai bahan kerajinan furniture kayu yaitu jati, bayur, mahoni, lamtoro, nangka, kayu hutan dan lain-lain. Hampir semua jenis kayu digunakan sebagai bahan baku kerajinan furniture kayu. Akan tetapi jenis kayu yang bagus digunakan sebagai bahan baku tidak banyak, hanya beberapa jenis saja yaitu yang mempunyai karakteristik keras, tahan lama, mempunnyai serat dan warna yang bagus, tidak mudah bengkok dan tahan terhadap penyakit kayu. Kayu yang mempunyai kualitas bagus dan banyak digunakan sebagai bahan baku oleh industri kecil kerajinan mebel di Kecamatan Kelapa Lima diantaranya yaitu kayu jati, bayur, mahoni dan angka. Kualitas kayu yang digunakan sebagai bahan baku diatas dibagi juga dalam beberapa kualitas menurut harga penjualan. Jika harga produk murah digunakan kayu yang lebih muda umumnya terlihat pada diameter kecil kayunya, dan jika harga produk lebi mahal dan berkualitas maka kayu yang diguanakan adalah kayu yang tua dan berdaimeter besar. Bahan baku yang digunakan industri dalam proses produksi, antara lain: a) Kayu yang diperoleh dan membeli dari masyarakat sekitar dan daerah lain.
22

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

Jun 30, 2019

Download

Documents

NguyễnThúy
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Industri Kecil Furniture Kayu

5.1.1 Bahan Baku Dan Peralatan Industri Furniture Kayu Di Kecamatan

Kelapa Lima.

Bahan baku industri kerajinan funiture kayu merupakan faktor prouksi

mutlak yang harus ada yaitu kayu. Berbagai macam jenis kayu yang digunakan

sebagai bahan kerajinan furniture kayu yaitu jati, bayur, mahoni, lamtoro, nangka,

kayu hutan dan lain-lain. Hampir semua jenis kayu digunakan sebagai bahan baku

kerajinan furniture kayu. Akan tetapi jenis kayu yang bagus digunakan sebagai

bahan baku tidak banyak, hanya beberapa jenis saja yaitu yang mempunyai

karakteristik keras, tahan lama, mempunnyai serat dan warna yang bagus, tidak

mudah bengkok dan tahan terhadap penyakit kayu. Kayu yang mempunyai

kualitas bagus dan banyak digunakan sebagai bahan baku oleh industri kecil

kerajinan mebel di Kecamatan Kelapa Lima diantaranya yaitu kayu jati, bayur,

mahoni dan angka. Kualitas kayu yang digunakan sebagai bahan baku diatas

dibagi juga dalam beberapa kualitas menurut harga penjualan. Jika harga produk

murah digunakan kayu yang lebih muda umumnya terlihat pada diameter kecil

kayunya, dan jika harga produk lebi mahal dan berkualitas maka kayu yang

diguanakan adalah kayu yang tua dan berdaimeter besar.

Bahan baku yang digunakan industri dalam proses produksi, antara lain:

a) Kayu yang diperoleh dan membeli dari masyarakat sekitar dan daerah lain.

Page 2: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

47

b) Paku, skrup, lem, dempul, ampelas, minyak tanah, bahan politur sirlak,

spritus, tiner, pewarna, cat dan gores.

c) Bahan tambahan seperti busa/spon, kaca, engsel, pegangan, kain, benang,

peer, kunci, assesoris dan lain-lain.

5.1.2 Peralatan Yang Digunakan Pada Industri Furniture Kayu

Peralatan yang digunakan pengusaha dalam proses produksi kerajinan

kayu berupa:

1. Peralatan mekanis yaitu dengan menggunakan tenaga listrik yaitu

peralatannya antara lain yaitu gergaji mesin, mesin pasrah, mesin bor, mesin

profil, mesin ampelas, mesin paku listrik, mesin tatah, mesin obeng, mesin

jahit, kompresor, mesin penggering dan lain-lain.

2. Peralatan manual terdiri dari pasrah manual, gergaji manual, palu, tatah atau

pahat, tatah ukir, tauto/raut, mistar, kuas, kain gosok politur dan lain-lain.

Penggunaan peralatan dalam industri mebel ini memerlukan keterampilan

serta keahlian khususbagi pekerja produksi, bagi dari segi pengoperasian alat

maupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan

ketelitian tinggi untuk memperoleh hasil yang diinginkan dan kualitas bagus.

5.1.3. Proses Produksi Industri Furniture Kayu

Proses produksi industri furniture kayu dilakukan beberapa tahan antara

lain:

1) Kayu gelondongan digergaji dengan mesin gergaji besar menurut bentuk

barang apa yang akan diproses selanjutnya.

2) Kayu dijemur sampai kering untuk menghilangkan kadar air.

Page 3: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

48

3) Kayu digergaji/dipotong lagi dengan mesin atau manual yang lebih kecil

berdasarkan ukuran dan model produksi.

4) Kayu dipasrah untuk mendapatkan lapisan kayu yang lebih halus.

5) Kemudian kayu dirakit sesuai dengan model yang diinginkan menggunakan

lem, paku/skrup.

6) Setelah menjadi bentuk yang diinginkan kemudian dijemur lagi agar kadar air

betul-betul hilang dan untuk menggeringkan rakitan-rakitan lem.

7) Kemudain diampelas untuk menghaluskan dan meratakan permukaan kayu.

8) Kayu didempul pada sisi yang berlubang-lubang atau rusak.

9) Kemudian dilapisi dengan cairan yang bisa menutupi pori-pori

10) Setelah kering kemudian permukaan kayu dibersihkan lagi dengan kain.

11) Setelah kayu dipolitur atau disepet sesuai dengan yang diinginkan.

Untuk bahan tambahan seperti spon, kain, benang, engsel, peer, kaca,

pegangan, kunci, lis, grendel, dan lain-lain, maka digunakan setelah barang selesai

difinishing dengan cara politur ataupun disepet dan pemasangan bahan tambahan

ini disesuaikan dengan produk yang akan dohasilkan. Misalnya kaca akan

dipasangkan pada meja rias, spon dan kain pada tamu dan lain-lain.

5.1.4 Pemasaran Hasil Produksi Industri Furniture Kayu

Pemasaran hasil produksi kerajinan industri kecil furniture kayu di

Kecamatan Kelapa Lima langsung dijual di tempat mereka melakukan produksi

dan tidak dijual ditoko-toko besar, karena memang tempat/lokasi mereka

mendirikan industri furniture kayu berada di sepanjang jalan. Dalam hal ini pelaku

Page 4: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

49

usaha juga menerima pesanan dari luar kota kupang maupun kota-kota lainnya di

Indonesia. Dan cara penyerahan barang dilakukan dengan dua cara yaitu:

a) Ditempat pembeli atau konsumen, maka harga akan lebih tinggi karena

ditambah ongkos angkut.

b) Ditempat produksi, yaitu pembeli langsung datang ketempat industri dan

membeli produk furniture kayu sehinnga tidak ada ongkos angkut.

5.1.5 Jam Kerja Industri Furniture Kayu Di Kecamatan Kelapa Lima

Jam kerja yang digunakan oleh industri kecil furniture kayu di

Kecamatan Kelapa Lima berdasarkan status tenaga kerja, kalau tenaga kerja

borongang jam kerjanya tidak tentu karena mereka bekerja sesuai dengan

keinginan mereka dengan para pemilik usaha. Sedangkan tenaga kerja bukan

tenaga kerja borong mereka bekerja mulai dari jam 08.00-05.00 wita. Rata-rata

jam kerja mereka 8 jam per hari.

Lamanya tenaga kerja bekerja di industri furniture kayu di Kecamatan Kelapa

Lima sekitar 8 bulan samapi yang palin lama 1 tahun. Di karena tenaga kerja yang

bekerja di industri tersebut kebanyakan berasal dari luar kota kupang.

5.1.6 Jumlah Produksi

Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi

dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Produksi atau memproduksi

menambah kegunaan suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah bila

memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Lebih spesifik lagi

produksi adalah kegiatan perusahaan dengan mengkombinasikan berbagai input

untuk menghasilkan output dengan biaya yang minimum.

Page 5: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

50

Tabel 5.1

Distribusi Persentase Responden Pengusaha Industri Furniture Kayu Di

Kecamatan Kelapa Lima Berdasarkan Jumlah Produksi Per Unit/Perbulan Pada

Tahun 2018

Jumlah produksi

per unit/per bulan

Frekuensi Presentase (%)

10 – 19 5 9,81

20 – 29 20 39,21

30 – 45 11 21,56

46 – 55 0 0

56 – 60 10 19,61

≥ 60 5 9,81

Jumlah 51 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer Tahun, 2018

Berdasarkan jumlah total produksi furniture kayu, sebanyak 5 atau 9,81%

responden industri furniture kayu mampu memproduksi sebanyak lebih dari 60

unit/bulan. Sedangkan sebanyak 11 atau 21,56% responden industri furniture

kayu di kecamatan kelapa lima mampu memproduksi sebanyak 30-45 unit per

bulan. Sementara itu, sebanyak 5 atau 9,81% responden industri furniture kayu

hanya mampu menghasilkan sebanyak 10-19 unit per bulan. Dan jumlah

responden yang paling banyak memproduksi adalah sebanyak 20 atau 39,21%

responden industri furniture kayu memproduksi sebanyak 20-29 unit per bulan.

5.1.7 Responden Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin

Bedasarkan hasil penelitian jumlah responden berdasarkan umur dan

jenis kelamin di kecamatan kelapa lima kota kupang dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Page 6: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

51

Tabel 5.2

Jumlah Dan Jenis Kelamin Responden Menurut Kelompok Umur Di kecamatan

Kelapa Lima Pada Tahun 2018

Umur Responden

(Tahun)

Jumlah Responden

(orang )

Jenis kelamin Persentase

(%)

25 – 30 9 Laki-laki 18

31 – 35 6 Laki-laki 12

36 – 40 12 Laki-laki 24

41 – 45 10 Laki-laki 20

46 – 50 8 Laki-laki 16

51 – 55 3 Laki-laki 6

56 – 60 3 Laki-laki 6

Jumlah 51 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2018

Ditinjau dari jenis kelamin pada tabel 4.5 maka pada dasarnya laki-laki

masih memiliki peranan besar dibandingkan perempuan. Kondisi ini berkaitan

langsung dengan posisi laki-laki yang menjalankan usaha ini sudah sejak lama.

Karena indutri pengolahan yang membutuhkan tenaga dan kerja keras, maka

posisi laki-laki dominan atas pekerjaan ini. Dari 51 responden, 51 atau 100 persen

adalah laki-laki dan 0% adalah perempuan. Sebagian besar responden usaha

industri furniture kayu berada dalam usia yang produktif, usia paling rendah

antara 25 – 30 hanya terdapat 9 atau 18% orang responden dan usia paling tinggi

antara 56 – 60 hanya 3 atau 6% orang responden di Kecamatan Kelapa Lima Kota

Kupang.

5.1.8 Pendidikan Responden

Berdasarkan hasil penelitian, pendidikan terakhir responden bervariasi.

Jumlah responden berdasarkan pendidikan terakhir pada usaha industri furniture

kayu di Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Page 7: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

52

Tabel 5.3

Jumlah Dan Presentase Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Di

Kecamatan Kelapa Lima Pada Tahun 2018

Tingkat pendidikan Jumlah Responden (Orang) Presentase (%)

Tidak tamat SD 0 0

Tamat SD 6 11,77

Tamat SMP 20 39,22

Tidak tamat SMP 6 11,77

Tidak tamat SMA 7 13,72

Tamat SMA 12 23,52

Jumlah 51 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2018

Tabel diatas menunjukkan tingkat pendidikan paling rendah yaitu SD

sebanyak 6 orang responden atau 11,80% kemudian disusul dengan tingkat

pendidikan SMA sebanyak 7 orang responden atau 13,90% dan tingkat

pendidikan yang paling banyak yaitu SMP sebanyak 20 orang responden atau

39,54% pada usaha industri furniture kayu di Kecamatan Kelapa Lima.

Tingkat pendidikan akan berkaitan dengan pola pikir pekerja. Namun

demikian untuk kegiatan usaha industri furniture kayu tidak berdampak sangat

signifikan, hal ini berkaitan baik yang sifatnya langsung maupun tidak langsung

terhadap jenis usaha yang mereka lakukan dimana, kapan, dan oleh siapa pun

karena bisa bekerja. Tingkat pendidikan sendiri baru akan terlihat pada sistem

manajemen pengolahan produksi yang mereka lakukan diikuti dengan

pengalaman usaha yang mereka dapatkan.

5.1.9 Klasifikasi Tenaga Kerja Berdasarkan Kualitasnya

Berdasarkan hasil penelitian, kualitas tenaga kerja yang bervariasi.

Jumlah tenaga kerja yang ada pada industri furniture kayu di Kecamatan Kelapa

Lima Kota Kupang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 8: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

53

Tabel 5.4

Distribusi Persentase Responden Pengusaha Industri Furniture Kayu Di

Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang Berdasarkan Kualitas Tenaga Kerja

Kualitas Tenaga Kerja Frekuensi Presentase %

Tenaga kerja terdidik 72 34

Tenaga kerja terlatih 54 25

Tenaga kerja tidak

terlatih dan tidak terlatih

87 41

Total 213 100

Sumber : hasil pengolahan data primer, 2018

Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kualitas tenaga kerja yang

paling rendah yaitu tenaga kerja terlatih sebanyak 54 orang tenaga kerja atau 25%

kemudian disusul dengan tingkat kualitas tenaga kerja terdidik sebanyak 72 orang

tenaga kerja atau 34% dan tingkat kualitas tenaga kerja yang paling banyak yaitu

sebanyak 87 orang tenaga kerja atau 41% pada usaha industri furniture kayu di

Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang.

5.2 Gambaran Umum Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini respondennya adalah para pengusaha yang memiliki

usaha industri furniture kayu yang ada di Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang.

Adapun variabel yang diteliti adalah jumlah modal responden, jumlah tenaga

kerja, jumlah upah responden dan jumlah pendapatan responden.

5.2.1 Jumlah Modal Responden

Menurut hasil penelitian dari 51 jumlah sampel usaha industri furniture

kayu di Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang. Berikut perhitungan jumlah

modal yang digunakan oleh pengusaha indutri furniture kayu di Kecamatan

Kelapa Lima Kota Kupang. Perhitungan modal dalam penelitian ini menggunakan

Page 9: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

54

pendekatan biaya, besarnya biaya yang dikeluarkan usaha industri furniture kayu

dalam jangka waktu satu bulan terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya

tetap terdiri dari peralatan dan perlengkapan sedangkan biaya variabel terdiri dari

bahan baku kayu, cat, kunci, paku, lem, thiner, oranmen-ornamen, biaya

pemeliharaan dan lain-lain berdasarkan hasil penelitian perhitungan besarnya

modal usaha industri furniture kayu dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.5

Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Modal Yang Digunakan Di Kecamatan

Kelapa Lima pada Tahun 2018

N

o

Jumlah Modal (Rp) Jumlah Responden

(orang)

Presentase (%)

1 10.000.000 - 20.000.000 14 27,45

2 21.000.000 - 30.000.000 14 27,45

4 41.000.000 - 50.000.000 15 29,42

4 51.000.000 - 60.000.000 3 5,89

5 71.000.000 - 80.000.000 1 1,97

6 81.000.000 - 90.000.000

7 91.000.000 - 100.000.000

≥ 100 4 7,82

Jumlah 51 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.4 menurut hasil penelitian dari 51 jumlah sampel

menunjukkan bahwa jumlah modal yang dikeluarkan oleh pengusaha industri

furniture kayu berbeda–beda. Adapun responden yang mengeluarkan modal yang

paling rendah antara Rp10.000.000 - Rp20.000.000 juta sebanyak 14 atau 27,45%

responden, sedangkan responden yang mengeluarkan modal yang paling tinggi

sebesar Rp100.000.000 juta adalah sebanyak 4 atau 7,82% orang responden.

Sedangkan sumber modal yang digunakan dalam menjalankan proses

produksinya, unit usaha menggunakan bantuan pinjaman modal dari berbagai

pihak baik berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman dari berbagai pihak.

Page 10: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

55

Tabel 5.6

Distribusi Persentase Responden Pengusaha Industri Furniture Kayu Di

Kecamatan Kelapa Lima Menurut Sumber Modal Pada Tahun 2018

Sumber modal Frekuensi Persentase (%)

Modal sendiri 13 25,50

Modal pinjam 38 74,50

Pihak ketiga 0 0

Lain-lain 0 0

Jumlah 51 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2018

Untuk kota kupang, pengusaha furniture kayu yang menggunakan modal

usaha yang berasal dari modal sendiri sebanyak 13 orang responden atau sebesar

25,50 persen, untuk usaha yang sumber modalnya yang berasal dari pinjaman

sebanyak 38 orang responden atau sebesar 74,50 persen.

5.2.2 Tenaga Kerja

Tenaga kerja berkaitan dengan tenaga kerja yang pemilik usaha industri

furniture kayu gunakan, apakah menggunakan tenaga kerja yang berasal dari

keluarga atau berstatus buruh. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 5.7

Jumlah Responden Pengusaha Industri Furniture Kayu Di Kecamatan Kelapa

Lima Menurut Status Tenaga Kerja Pada Tahun 2018

Status tenaga kerja Frekuensi Presentase (%)

Bekerja sendiri 2 4

Bekerja dibantu anggota keluarga 0 0

Pekerja keluarga dengan upah 1 2

Buruh dengan upah 48 94

Jumlah 100

Sumber : hasil pengolahan data prime, 2018

Untuk pengusaha industri furniture kayu di kecamatan kelapa lima kota

kupang, pada umumnya mereka memperkerjakan yang tenaga kerja yang berasal

Page 11: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

56

dari keluarga yang dibayar dengan upah kerja, dimana sebesar 1 orang responden

atau sebesar 2% berstatus pekerja keluarga dengan upah. Sebesar 0 responden

atau 0 persen pekerja usaha industri furniture kayu di kecamatan kelapa lima kota

kupang bekerja dibantu anggota keluarga tanpa upah. Sedangkan untuk pekerja

furniture kayu di kecamatan kelapa lima kota kupang yang memperkerjakan

tenaga kerja buruh dengan upah sebesar 48 orang responden atau sebesar 94% .

5.2.3 Besarnya Upah

Dalam proses produksi tenaga memperoleh pendapatan sebagai balas jasa

dari usaha yang telah dilakukannya yakni upah. Upah merupakan variabel yang

sangat vital bagi kelangsungan industri furniture kayu.

Tabel 5.8

Distribusi Presentase Responden Pengusaha Furniture Kayu Berdasarkan

Besarnya Upah Di Kecamatan Kelapa Lima Pada Tahun 2018

Besar upah (Rp) Frekuensi Presentase (%)

100.000 – 1.000.000 48 94

1.100.000 – 2.000.000 2 4

2.100.000 – 3.000.000 0 0

3.100.000 – 4.000.000 1 2

4.100.000 – 5.000.000 0 0

Jumlah 51 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2018

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari 51 responden. Responden

pengusaha industri furniture kayu yang memberikan upah kepada pekerjanya

sebesar Rp100.000 – Rp1.000.000.000 per bulan dengan presentase 94% atau

sebanyak 48 responden. Dengan upah yang paling besar yang diterima oleh tenaga

kerja adalah sebesar ≥ Rp4.000.000 atau 1% responden.

Page 12: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

57

5.2.4 Jumlah Pendapatan Responden

Pendapatan merupakan tujuan utama yang ingin dicapai oleh setiap

pengusaha industri furniture kayu maupun pengusaha di bidang lain. Adapun

jumlah pendapatan yang diterima oleh pengusaha industri furniture kayu, dapat di

lihat pada tabel berikut.

Tabel 5.9

Distribusi Presentase Pengusaha Furniture Kayu Berdasarkan Jumlah Pendapatan

Yang Diperoleh Di Kecamatan Kelapa Lima Pada Tahun 2018

No Jumlah pendapatan Frekuensi Presentase (%)

1 ≤ Rp 5.000.000 1 2

2 Rp 5.000.001 – Rp 10.000.000 20 39,30

3 Rp 10.000.001 – Rp 15.000.000 17 33,70

4 Rp 15.000.001 – Rp 20.000.000 3 5,90

5 ≥ Rp 20.000.000 10 19,70

Jumlah 51 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer,2018

Berdasarkan hasil penelitian dari 51 responden tentang pendapatan yang

diperoleh oleh pengusaha industri furniture kayu di Kecamatan Kelapa Lima.

Responden yang memiliki pendapatan yang paling rendah terdapat 1 atau 2%

orang responden dengan total pendapatannya antara 4.500.000 – 4.950.000,

sedangkan responden yang memiliki pendapatan yang paling tinggi sebanyak 24

atau 48% orang responden dengan total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp

15.000.000.

5.3 Analisis Data

5.3.1 Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang

berdistribusi normal atau tidak model regresi yang baik adalah memiki distribusi

Page 13: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

58

data normal atau mendekati normal. Metode yang lebih bagus adalah dengan

melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan

distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal

dan ploting data residual akan membandingkan dengan garis diagonal. Tetapi

dengan cara ini sangat fatal karena pengambilan keputusan data berdistribusi atau

tidak normal hanya berpatok pengamatan gambar saja. Tetapi disini saya mau

mengambil cara lain untuk bisa menentukkan data berdistribusi normal atau

dengan menggunkan rasio skewnees dan kurtosis.

Gambar 5.1

Histogram dan normal p-plot hasil uji normalitas

Skewness Kurtosis

Statistic Std. Error Statistic Std. Error

Unstandardized Residual .987 .333 2.162 .656

Valid N (listwise)

Berdasarkan hasil output SPSS diatas maka dapat disimpulkan bahwa

rasio skewnes = 0,987/0,481 = 2,051 sedangkan rasio kurtosis = 2,162/0,656 =

3,295. Karena rasio skewness dan kurtosis tidak berada diantara -2 hingga +2,

maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data adalah tidak normal.

Page 14: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

59

5.3.2 Uji Multikolineritas

Tabel 5.10

Hasil perhitungan Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 210879.647 1.577E6

.134 .894

MODAL KERJA .080 .036 .193 2.250 .029 .528 1.893

TENAGA KERJA 2.552E6 313286.047 .660 8.147 .000 .591 1.693

UPAH 2.005 .510 .265 3.930 .000 .854 1.171

a. Dependent Variable: PENDAPATAN

Berdasarkan hasil dari output multikolineritas diatas bahwa seluruh

variabel independent memiliki nilai VIF >10 maka dapat disimpulkan bahwa

model regresi ini memiliki masalah multikolineritas.

5.3.3 Uji Autokorelasi

Tabel 5.11

Hasil Perhitungan Model Summary

Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .904a .818 .806 6941832.159 2.381

a. Predictors: (Constant), UPAH , TENAGA KERJA , MODAL KERJA

b. Dependent Variable: PENDAPATAN

Berdasarkan hasil output SPSS 16 diatas kita dapat menetapkan nilai

Durbin-Watson sebesar 2.381, nilai ini kita bandingkan dengan nilai tabel

Durbin-Watson dengan k = 3 dan n = 51 di dapat nilai d1 = 0.046 dan du = 0,255

Page 15: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

60

oleh karena nilai durbin watson 2.381 berada di atas nilai du=0,046 maka dapat

disimpulkan tidak terjadi autokorelasi antara residual.

5.3.4 Uji Heteroskedasitas

Gambar 5. 2

Scatterplot hasil uji heteroskedasitas

Berdasarkan hasil yang terdapat pada grafik scatterplots terlihat bahwa

titik-titik tidak menyebar secara acak baik diatas maupun di bawah angka o pada

sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan terjadi heteroskedasitas pada model regresi.

Hasil uji Glejser yang meregresi nilai absolut dari residual (pendapatan_ res1)

terhadapvariabel independent modal kerja, tenaga kerja dan upah.

Page 16: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

61

5.3.5 Analisis Regresi Linear Berganda

Hasil analisis regresi linear berganda digunakan untuk menentukan ada

tidaknya pengaruh antara modal kerja (x1), tenaga kerja (x2) dan upah (x3)

dengan pendapatan (Y) industri furniture kayu. Hasil hitung dapat dilihat pada

tabel 4.12 berikut ini.

Tabel 5.12

Hasil Perhitungan Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 210879.647 1.577E6 .134 .894

MODAL .080 .036 .193 2.250 .029

TENGA

KERJA 2.552E6 313286.047 .660 8.147 .000

UPAH 2.005 .510 .265 3.930 .000

Sumber: Hasil Olahan Spss 16,2018

Berdasarkan data dalam tabel 4.12 di atas, maka persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut;

Y = 210879.647 + 0.080X1 + 0.25526X2 + 2.005X3

Dari persamaan diatas dapat dijelaskan:

a. Nilai konstanta sebesar 210879.647 menunjukkan bahwa pada saat modal

kerja, tenaga kerja, upah responden yang bekerja bernilai konstan, maka

pendapatan industri furniture kayu diperkirakan sebesar 210879.647

ribu/bulan.

b. Koefisien regresi dari variabel modal kerja sebesar 0.080 yang berarti

bahwa setiap kenaikan satu tahun modal kerja, maka akan meningkatkan

pendapatan industri furniture kayu sebesar 0.080 ribu/bulan.

Page 17: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

62

c. Koefisien regresi dari variabel tenaga kerja sebesar 2.5526 yang berarti

bahwa setiap kenaikan satu tahun tenaga kerja, maka akan meningkatkan

pendapatan industri furniture kayu 2.5526 sebesar ribu/bulan.

d. Koefisien regresi dari variabel upah sebesar 2.005 yang berarti bahwa

setiap kenaikan upah bagi tenaga kerja, maka akan meningkatkan maka

akan meningkatkan pendapatan industri furniture kayu sebesar 2.005

ribu/bulan.

B0 = 210879.647 artinya modal kerja (X)tidak berubah atau konstan (tetap),

maka pendapatan industri furniture kayu (Y) kecamatan kelapa lima kota

kupang.

β1 = 0.080 artinya apabila terjadi perubahan modal kerja sebesar 1% akan

menyebabkan peningkatan pendapatan industri furniture kayu di

kecamatan kelapa lima kota kupang sebesar 0.080.

5.3.5.1 Pengujian Hipotesis

5.3.5.1.1 Pengujian secara parsial (menggunakan uji “t” atau uji keberartian

koefisien)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Dalam regresi menggunakan analisis Uji Parsial pengaruh

modal kerja, tenaga kerja, dan upah, terhadap pendapatan industri furniture kayu

di kecamatan kelapa lima kota kupang dengan menggunakan Program SPSS versi

16 diperoleh hasil sebagai berikut:

Page 18: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

63

Tabel 5.13

Hasil perhitungan Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 210879.647 1.577E6

.134 .894

MODAL KERJA .080 .036 .193 2.250 .029 .528 1.893

TENAGA KERJA 2.552E6 313286.047 .660 8.147 .000 .591 1.693

UPAH 2.005 .510 .265 3.930 .000 .854 1.171

a. Dependent Variable: PENDAPATAN

Berdasarkan hasil output SPSS diatas kita dapat melihat dimana nilia f dari

masing-masing variabel dapat di lihat pada kesimpulan dibawah ini;

1. Modal (X1)

Hasil perhitungan statistik diperoleh untuk variabel modal (X1), diperoleh

nilai t-hitung sebesar 2,250 dengan signifikansi t sebesar 0,029. Dengan

menggunakan signifikansi (α) 0,05 dan df (degree of freedom) sebesar 94, maka

diperoleh nilai t-tabel sebesar 70,225. Maka diperoleh t-hitung (2,250) > t-tabel

(70,225) menunjukkan bahwa modal memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap pendapatan industri furniture kayu di kecamatan kelapa lima kota

kupang pada tingkat signifikansi 5 persen.

2. Tenaga kerja (X2)

Hasil perhitungan statistik diperoleh untuk variabel tenaga kerja (X2),

diperoleh nilai t-hitung sebesar 8,147 dengan signifikansi t sebesar 0,000. Dengan

menggunakan signifikansi (α) 0,05 dan df (degree of freedom) sebesar 94, maka

diperoleh nilai t-tabel sebesar 70,225. Maka diperoleh t-hitung (8,147) > t-tabel

(70,225) menunjukkan bahwa upah memiliki pengaruh positif dan signifikan

Page 19: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

64

terhadap pendapatan industri furniture kayu di kecamatan kelapa lima pada

tingkat signifikansi 5 persen.

3. Upah (X3)

Hasil perhitungan statistik diperoleh untuk variabel upah (X3), diperoleh

nilai t-hitung sebesar 3,390 dengan signifikansi t sebesar 0,000. Dengan

menggunakan signifikansi (α) 0,05 dan df (degree of freedom) sebesar 94, maka

diperoleh nilai t-tabel sebesar 70,225. Maka diperoleh t-hitung (3,390) > t-tabel

(70,225) menunjukkan bahwa upah memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap pendapatan industri furniture kayu di kecamatan kelapa lima kota

kupang pada tingkat signifikansi 5 persen.

5.3.5.1.2 Pengujian secara simultan (menggunakan uji “F” atau uji

linearitas)

Pengujian terhadap pengaruh semua variabel independent didalam model

dapat dilakukan dengan uji simultan atau uji linearitas (Uji-F). Uji simultan F

pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independent yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependent.

Tabel 5. 14

Hasil perhitungan Anova

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.015E16 3 3.384E15 70.225 .000a

Residual 2.265E15 47 4.819E13

Total 1.242E16 50

a. Predictors: (Constant), UPAH , TENAGA KERJA , MODAL KERJA

b. Dependent Variable: PENDAPATAN

Page 20: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

65

Berdasarkan hasil dari output SPSS ANOVA di atas memberikan nilai

uji F statistik 70.225 diperoleh nilai probabilitas F sebesar 0.000 < 0,05 sehingga

dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan Bahwa

ketiga variabel independent modal kerja (x1), tenaga kerja (x2), dan upah (x3)

secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap pendapatan (Y) industri

furniture kayu di kecamatan kelapa lima.

5.3.5.1.3 Pengujian koefisien determinasi menggunakan uji “R2”

Tujuan analisis koefisien regresi determinasi adalah untuk menghitung

besarnya kemampuan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel 5. 15

Hasil perhitungan model summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .904a .818 .806 6941832.159

a. Predictors: (Constant), UPAH , TENAGA KERJA , MODAL KERJA

Berdasarkan hasil output SPSS model summary menunjukkan besarnya

nilai adjusted R2 sebesar 0.806 yang berarti variasi tiga variabel independent

modal kerja (x1), tenaga kerja (x2) dan upah (x3) mampu menjelaskan 80.6%

variasi variabel pendapatan (Y) industri furniture kayu di Kecamatan Kelapa Lima

Kota Kupang. Jadi model regresi sangat baik, sedangkan sisanya 19.4% dijelaskan

oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Page 21: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

66

5.4 Pembahasan Dan Interpretasi Hasil

Dalam regresi pengaruh modal kerja, tenaga kerja dan upah terhadap

pendapatan industri furniture kayu di kecamatan kelapa lima kota kupang, dengan

menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), diperoleh hasil sebagai

berikut:

1. Pengaruh modal terhadap pendapatan industri furniture kayu

Berdasarkan hasil regresi ditemukan bahwa besarnya modal kerja

berpengaruh signifikan dan positif terhadap pendapatan industri industri

furniture kayu di Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang. Jika diasumsikan

semua variabel independent lain tetap, maka setiap kenaikan 1 persen

modal akan meningkatkan 0,080 persen pendapatan industri furniture kayu

di kecamatan kelapa lima kota kupang.

2. Pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan industri furniture kayu.

Berdasarkan hasil regresi ditemukan bahwa tenaga kerja berpengaruh

signifikan dan positif terhadap pendapatan industri industri furniture kayu

di Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang. Jika diasumsikan semua

variabel independent lain tetap, maka setiap kenaikan 1 orang tenaga kerja

akan meningkatkan 2.5526 persen pendapatan industri furniture kayu di

kecamatan kelapa lima kota kupang.

3. Pengaruh upah terhadap pendapatan industri furniture kayu Berdasarkan

hasil regresi ditemukan bahwa besarnya upah berpengaruh signifikan dan

positif terhadap pendapatan industri industri furniture kayu di Kecamatan

Kelapa Lima Kota Kupang. Jika diasumsikan semua variabel independent

Page 22: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Industri ...repository.unwira.ac.id/3707/6/BAB V.pdfmaupun kemampuan dalam membuat bentukan-bentukan kayu dengan ketelitian tinggi untuk

67

lain tetap, maka setiap kenaikan 1 persen upah akan meningkatkan 2.005

persen pendapatan industri furniture kayu di kecamatan kelapa lima kota

kupang.