-
10
BAB ll
KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
1. Pengertian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Secara bahasa civic education (pendidikan kewarganegaraan)
oleh
sebagian pakar di terjemahkan ke dalam bahasa indonesia menjadi
Pendidikan
Kewargaan dan Pendidikan Kewarganegaraan (Taniredja 2009:2).
“Istilah pendidikan kewarganegaraan pada sisi lain identik
dengan
Pendidikan Kewarganegaraan, namun disisi lain istilah
kewarganegaraan menurut Rosyada (2003:6), (Tukiran
Taniredja)
”secara subtantif tidak hanya mendidik generasi muda menjadi
warga
negara yang cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam
konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang merupakan
penekanan dalam istilah pendidikan kewarganegaraan, namun
juga
membangun kesiapan warga negara menjadi warga dunia (global
society)”.
Pendidikan kewarganegaraan menurut zamroni (2003:10) dalam
(Taniredja) adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk
mempersiapkan
warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis,
melalui aktifitas
menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah
bentuk
kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga
masyarakat.
Demokrasi adalah suatu learning process yang tidak dapat begitu
saja meniru
dan mentransformasikan nilai-nilai demokrasi. Selain itu
pendidikan
kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga
pendidikan
dimana seorang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik
sehingga
yang bersangkutan memiliki political knowledge, awarenes,
attitude, political
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
11
effitacy dan political partisipation, serta kemampuan mengambil
keputusan
politik secara rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi
masyarakat
dan bangsa.
Istilah pendidikan kewargaan pada satu sisi identik dengan
pendidikan
kewarganegaraan namun di sisi lain, istilah pendidikan kewargaan
menurut
Rosyada (2003:6) dalam (Taniredja) secara subtantif tidak saja
mendidik
generasi muda menjadi warga negara yang cerdas dan sadar akan
hak dan
kewajibannya dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara
yang
merupakan penekanan dalam istilah pendidikan kewarganegaraan,
melainkan
juga membangun kesiapan warga negara menjadi warga dunia (global
society).
Dengan demikian, orientasi pendidikan kewarganegaraan secara
subtantif lebih
luas cakupannya dari istilah pendidikan kearganegaraan.
Pendidikan
kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik
dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar
warga
negara denagn negara serta pendidikan pendahuluan bela negara
menjadi
warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
Sementara itu, Zamroni (Azra 2005:7) berpendapat bahwa
Pendidikan
Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan
untuk
mempersiapkan warga masyarakat berfikir kritis dan bertindak
demokratis,
melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru
bahwa
kesadaran demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang
paling
menjamin hak-hak warga masyarakat. Demokrasi adalah suatu
learning process
yang tidak dapat begitu saja meniru dari masyarakat lain.
Kemampuan
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
12
demokrasi tergantung pada kemampuan mentransformasikan
nilai-nilai
demokrasi. Selain itu, Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu
proses yang
dilakukan oleh lembaga pendidikan dimana seseorang mempelajari
orientasi,
sikap dan perilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki
political
knowledge, awareness, attitude, political efficacy dan political
participation
serta kemampuan mengambil keputusan politik secara rasional
dan
menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat dan bangsa.
Sejak berlakunya UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan
Nasional sebagai pengganti UU No. 2 tahun 1989,pasal 37 ayat (2)
menetapkan
kurikulum pada pendidikan dasar, pndidikan menengah dan
pendidikan tinggi
harus memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan
bahasa.
Dengan demikian pendidikan Pancasila tidak lagi diberikan secara
sendiri,
namun berubah namanya menjadi pendidikan kewarganegaraan yang
di
dalamnya berisikan pendidikan nilai dan moral yang bersumber
pada Pancasila.
2. Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Menurut Winarno (2013:37) Tujuan dari Pendidikan Pancasila
dan
Kewarganegaraan (PPKn) kurikulum baru ini adalah sebagai
berikut:
a. Tujuan PPKn tidak bisa di pisahkan dari fungsi dan tujuan
pendidikan
nasional yang termaktub dalam pasal 3 UU Sistem Pendidikan
Nasional
yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
13
kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung
jawab”.
b. PPKn bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang di jiwai oleh
nilai-nilai
Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Semangat
Bhineka Tunggal Ika, dan Komitmen Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Menurut Kansil (1994:7) (Suharyanto 2013 Vol.1:2) menyatakan
bahwa: Tujuan dan sasaran pendidikan kewarganegaraan adalah
untuk
meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan
memahami,
menghayati dan menyakini nilai – nilai Pancasila sebagai pedoman
prilaku
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa danbernegara sehingga
menjadi
warga Negara yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan serta
memberi
bekal kemampuan untuk belajar lebih lanjut.
Menurut Simorangkir (1992: 4) (Suharyanto 2013 Vol. 1:2)
Tujuan
Pendidikan Kewarganegaran adalah: Memberikan pengertian,
Pengetahuan dan
pemahaman yang sah dan benar; Meletakkan dan menanamkan pola
berpekir
(Fattern of thought) sesuai dengan pancasila dan watak
(character) Indonesia;
Menanamkan nikai-nilai moral pancasila kedalam diri anak didik;
Menggugah
kesadaran anak Warga Negara dan warga masyarakat Indonesia untuk
selalu
mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai moral Pancasila;
Memberikan
motivasi agar dalam setiap sikap dan tingkah lakunya bertumbuh
sesuai dengan
nilai-nilai dan norma-norma Pancasila.
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
14
Berdasarkan tujuan pendidikan kewarganegaraan di atas yaitu
untuk
mengetahui dan memahami isi dan makna yang terkandung di dalam
Pancasila
dan UUD 1945 atau dengan kata lain untuk menjadi warga negara
yang baik
berdasarkan falsafah negara dan UUD 1945 dan dengan demikian
pendidikan
kewarganegaraan adalah salah satu upaya pendidikan yang
menyangkut
pembentukan dan pengembangan pribadi dan anak didik, atau dengan
kata lain
merupakan salah satu cara untuk membentuk watak bangsa Indonesia
serta
membentuk kepribadian manusia Indonesia yang seutuhnya sesuai
dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila dan UUD
1945.
Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Menurut
Daryono dkk (1997: 29) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn)
berusaha membentuk manusia seutuhnya sebagai perwujudan
kepribadian
bangsa, yang melaksanakan pembangunan masyarakat Pancasila,
tanpa PPKn,
segala kepintaran atau akal, ketinggian ilmu pengetahuan dan
teknologi,keterampilan dan kecekatan, tidak memberikan jaminan
pada
terwujudnya masyarakat Pancasila.
Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan
mampu
melaksanakan hak hak dan kewajibannya untuk menjadi
warganegara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter, dalam
kehidupan yang
demokratis. Dalam demokrasi konstitusional, civic education yang
efektif
adalah suatu keharusan karena kemampuan untuk berpartisipasi
dalam
masyarakat demokratis, berpikir kritis, dan bertindak secara
sadar dalam dunia
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
15
plural, memerlukan empati yang memungkinkan kita mendengar
dan
mengakomodasi pihak lain. Partisipasi warganegara dalam
masyarakat
demokratis, tentunya didasarkan pada pengetahuan, refleksi
kritis dan
pemahaman serta penerimaan akan hak dan kewajiban serta tanggung
jawab
warganegara:
a. Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi
isu
kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan
bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis berkembang diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar
dapat
hidup bersama dan dengan bangsa-bangsa lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
Dari rumusan tujuan kurikuler tersebut, yang sangat jelas
menggunakan
istilah: memahami, menghayati, dan mengamalkan, maka berarti
bahwa tujuan
PPKn itu meliputi:
a. Aspek kognitif (pengetahuan, memahami), kawasan yang
berkaitan
dengan aspek-aspek intelektul atau berfikir/nalar.
b. Aspek afektif (nilai, menghayati), kawasan yang berkaitan
dengan
aspek aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap,
kepatuhan
terhadap moral dan sebagainya.
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
16
c. Aspek psikomotor (perilaku, mengamalkan), kawasan yang
berkaitan
dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi system
syaraf
dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis.
(origination).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
tujuan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ialah mendidik peserta
didik untuk
dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun,
jujur
dan demokratis serta ikhlas sebagai warga negara republik
Indonesia, terdidik
dan bertanggung jawab. Dan pendidikan kewarganegaraan yang
dimanifestasikan di dalam kurikulum sekolah ialah sebagai wahana
untuk
membentuk warga negara yang cerdas, terampil, berkarakter yang
setia kepada
bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam
kebiasaan
berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD
1945.
B. Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
1. Pengertian Guru
Dalam kamus besar bahasa indonesia (2008:469), guru
diartikan
sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar.
Menurut
Usman 2010:5 guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan
keahlian
khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh
orang yang tidak
memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan
sebagai guru.
Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum
dapat
disebut dengan guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat
khusus,
apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul
seluk beluk
pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan
lainnya yang
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
17
perlu di bina dan di kembangkan melalui masa pendidikan tertentu
atau
pendidikan prajabatan. Guru sebagai pendidik ataupun pengajar
merupakan
faktor penentu kesuksesan setiap usaha. Adapun UU yang mengatur
tentang
guru Guru dan Dosen yaitu UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.
Guru mempunyai tugas untuk memberikan ilmu dan pensisikan
melalui
pemberian materi pelajaran di kelas, selain itu guru juga
mempunyai kewajiban
untuk memberikan pengetahuan mengenai nilai, moral, dan norma
yang baik
sehingga diharpkan dapat di aplikasikan oleh peserta didik dalam
perilaku di
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Guru merupakan salah satu komponen dari pendidikan, yang
mana
pendidikan pada daarnya adalah suatu usaha untuk merubah baik
aspek
pengetahuan, ketrampilan, maupun perilaku atau tingkah laku
pelajar sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Dalam ketentuan umum pasal 1 UU
Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:2) bahwa
pendidikan
adalah:
“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, masyarakat, bangsa
dan
negara”.
Di dalam pendidikan guru menjadi unsur yang berperan penting
untuk
mencapai tujuan pendidikan, seperti yang dikemukakan syaodih
(Mulyasa,
2010:13) bahwa:
“guru memegang peranan yang cukup penting baik dalam perencanaan
maupun
pelaksanaan kurikulum. Lebih lanjut dikemukakan bahwa guru
adalah
perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum bagi kelasnya.
Pendidikan
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
18
sekarang ini dikembangkan dengan sistem desentralisasi sejalan
dengan
kebijakan otonomi daerah, karena disini guru diberikan kebebasan
untuk
memilih dan mengembangkan materi standar dan kompetensi dasar
sesuai
dengan kondisi serta kebutuhan daerah dan sekolah”.
Simon dan Alexander (Mulyasa , 2010:13) telah merangkul lebih
dari
10 hasil penelitian di negara-negara berkembang. Dua kunci
penting dari peran
guru dalam keberhasilan pembelajaran yaitu jumlah waktu efektif
yang
digunakan guru untuk melakukan pembelajaran di kelas, dan
kualitas
kemampuan guru.
Guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan
upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik
spiritual,
emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya. Ini
sejalan dengan
pendapat Mulyasa (2010:4) apabila dikelompokan tugas guru
terdiri dari 3
jenis, yaitu tugas dalam bidang profesi, tugas dalam bidang
kemasyarakatan,
dan tugas kemanusiaan.
1) Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, berarti
meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi; melatih
berarti
mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
2) Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan tidaklah terbatas,
guru pada
hakekatnya merupakan komponen yang strategis yang memiliki
peran
yang sangat penting dalam menentukan gerak maju kehidupan
bangsa.
Bahkan keberadaan guru merupakan faktor penting yang tidak
mungkin
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
19
digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa
sejak
dulu, terlebih lagi pada era kontemporer ini.
3) Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi, bahwa guru di
sekolah
harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia
harus
menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya.
Melihat pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ketiga
tugas
guru tersebut tidak bisa berdiri sendiri, ketiga tugas guru itu
harus dilaksanakan
secara bersama-sama dalam kesatuan organis, harmonis dan
dinamis, antara
tugas yang di emban dengan tugas lainnya harus saling mendukung
sehingga
tugas yang diemban guru dapat mengerjakan dengan baik. Dengan
demikian
guru diharapkan dapat menghasilkan anak didik yang berkualitas
yang
nantinya menjadi manusia yang bertanggung jawab baik terhadap
dirinya,
negaranya maupun agamanya. Dengan demikian, tugas guru tidak
hanya
mengajar di dalam kelas saja, guru yang baik harus bisa menjadi
orang tua
kedua bagi peserta didiknya. Dimana ia bertanggung jawab atas
segala sikap
dan perilaku anak didiknya. Oleh sebab itu, masyarakat
menempatkan guru
pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya.
Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa untuk
melaksanakan tugas-tugas guru tersebut, seorang guru di tuntut
beberapa
kemampuannya yakni: berwawasan luas, menguasai bidang ilmunya
dan
kemampuan mentransfer atau menerangkan kembali kepada siswa,
mempunyai
sikap dan tingkah laku (kepribadian) yang patut diteladani
sesuai dengan nilai-
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
20
nilai kehidupan yang dianut masyarakat serta memiliki
ketrampilan sesuai
dengan bidang ilmu yang dimilikinya.
2. Peran Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
Dalam proses belajar mengajar Pendidikan pancasila dan
Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara umum
bertujuan
untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia,
sehingga
memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang
memadai
dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab
dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Cogan
dalam Soemantri (2001) (Winarno 2013:71) menyatakan pembelajaran
PKn
merupakan proses pendidikan secara utuh dan menyeluruh
terhadap
pembentukan karakter individu sebagai warga negara yang cerdas
dan baik.
Strategi pembelajaran di definisikan sebagai cara dan seni
untuk
menggunakan sumber-sumber belajar dalam upaya membelajarkan
siswa
(Winarno 2013: 73). Sebagai suatu cara, strategi pembelajaran di
kembangkan
dengan kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk suatu bidang
ilmu
pengetahuan tersendiri. Sebagai suatu seni, strategi
pembelajaran kadang-
kadang dimiliki seorang tanpa pernah belajar formal tentang
strategi
pembelajaran. Definisi lain menyatakan bahwa strategi adalah
suatu garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
di tentukan
Djamariah dan Zein 2002 (Winarno 2013:73). Dengan demikian,
pengertian
strategi dalam pembelajaran adalah suatu prosedur yang di
gunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran sebagai sarana untuk mencapai
tujuan
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
21
pembelajaran yang telah di tetapkan. Strategi pembelajaran
sebagai pola
kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara
kontekstual,
sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi sekolah, lingkungan
sekolah, tujuan
khusus pembelajaran yang diinginkan. Dick dan Carey (Solihatin
2012:3)
mengatakan, strategi pembelajaran adalah komponen umum dari set
materi dan
prosedur pembelajaran yang akan di gunakan secara bersama-sama.
Terdapat 5
komponen strategi pembelajaran, yakni (1) kegiatan
pembelajaran
pendahuluan, (2) penyampaian informasi, (3) partisipasi peserta
didik, (4) tes,
dan (5) kegiatan lanjutan. Strategi pembelajaran merupakan
perpaduan dari
urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran,
peserta didik,
peralatan dan bahan, serta waktu yang di gunakan untuk mencapai
tujuan yang
telah di tentukan.
Branson, 1998, 1999 (Winarno 2013:107) menyatakan komponen
utama pendidikan kewarganegaraan yang perlu diajarkan kepada
peserta didik
yaitu mencakup:
a. Civic Knowledge
Civic knowledge atau pengetahuan kewarganegaraan berkaitan
dengan kandungan atau isi apa saja yang seharusnya diketahui
oleh warga
negara. Civic knowledge berkenaan dengan apa-apa yang perlu di
ketahui
dan dipahami secara layak oleh warga negara. PKn mempunyai
peran
penting untuk memahami bagaimana menentukan dan mendesain
model
pembelajaran yang mampu mengembangkan pengetahuan dan
wawasan
kewarganegaraan (civic knowledge). Atau dengan kata lain
bagaimana
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
22
merancang pendekatan, strategi, metode, maupun teknik yang
dapat
mengembangkan ranah kognitif siswa.
b. Civic Skills
Komponen esensial yang kedua dari civic education
(pendidikan
kewarganegaraan) dalam masyarakat demokratis adalah keterampilan
atau
kecakapan-kecakapan kewarganegaraan. Dalam buku Pedoman
Khusus
Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran PKn yang
di
keluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2004) di
kemukakan
bahwa garis besar materi pelajaran pendidikan
kewarganegaraan
mencakup pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge),
keterampilan
kewarganegaraan (civic skills), dan nilai-nilai kewarganegaraan
(civic
values). Tentang keterampilan kewarganegaraan disebutkan
meliputi
keterampilan berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
berperan serta aktif dalam mewujudkan masyarakat madani (civil
society),
keterampilan memepengaruhi dan memonitoring jalannya
pemerintahan
dan proses pengambilan keputusan politik, keterampilan
memecahkan
masalah sosial, keterampilan mengadakan koalisi, kerjasama,
dan
mengelola konflik.
c. Civic Disposition
Watak kewarganegaraan (civic disposition) sebagai komponen
ketiga civic education menunjuk pada karakter publik maupun
privat yang
penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi
konstitusional.
Watak kewarganegaraan sebagaiman kecakapan kewarganegaraan,
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
23
berlambang secara sebagai akibat dari apa yang telah dipelajari
dan
dialami oleh seseorang di rumah, sekolah, komunitas, dan
organisasi-
organisasi civil society. Pengalaman-pengalaman demikian
hendaknya
membangkitkan pemahaman bahwasanya demokrasi masyarakat
adanya
pemerintahan mandiri yang bertanggung jawab dari tiap individu.
Karakter
privat seperti tanggung jawab moral, disiplin diri dan
penghargaan
terhadap harkat dan martabat manusia dari setiap individu adalah
wajib.
Karakter publik yang tidak kalah penting. Kepedulian sebagai
warna
negara, kesopanan mengindahkan, aturan main (rule of law),
berfikir
kritis, dan kemauan untuk mendengar, bernegosiasi dan
berkompromi
merupakan karakter yang sangat di perlukan agar demokrasi
berjalan
sukses.
Aspek tingkah laku menjadi salah satu tujuan perubahan dalam
proses
pembelajaran, dunia pendidikan diharapkan tidak hanya menjadi
wadah dalam
memberikan pengetahuan kepada siswa tetapi juga sebagai
proses
pembentukan karakter siswa. Ada tujuh kaidah dalam proses
pembelajaran dan
pengajaran yang harus dilakukan yaitu:
a. Opportunity to Learn (Kesempatan untuk Belajar dan Melakukan
Sendiri)
Proses belajar mengajar harus memberikan pengalaman yang
bermakna bagi siswa. Pengalaman belajar itu harus memungkinkan
siswa
untuk mengamati, memilih dan menggunakan proses-proses nyata,
produk
ketrampilan dan menggunakan nilai-nilai yang mereka harapkan.
Proses
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
24
belajar mengajar harus memberikan pengalaman yang bermakna
bagi
siswa, tidak hanya secara verbalistis menerima informasi dari
guru.
b. Connection and Challenge (Kaitan dan Tantangan)
Pengalamn belajar siswa harus terkait dengan pengetahuan
yang
telah dimiliki, kecakapn dan nilai-nilai yang diharapkan untuk
dikuasai
dan dimiliki oleh siswa harus memiliki kaitan dengan pengalaman
mereka
dengan kehidupan sehari-hari. Pelajaran akan menarik jika
memiliki kaitan
dengan kebutuhan dan kehidupan sehari-hari siswa serta
difasilitasi oleh
guru agar siswa tertantang untuk menerapkannya.
c. Action and Reflection (Melakukan Sendiri dan Menghayati
Sendiri)
Pengalaman belajar akan lebih bermakna jika siswa diberikan
kesempatan untuk melakukan, menghayati, dan jika memungkinkan
dapat
menemukan kesimpulan sendiri. Dengan melakukan sendiri siswa
akan
melakukan penghayatan yang tidak mungkin mereka lupakan
dalam
kehidupannya.
d. Motivasi and Purpose (Motivasi dan Tujuan)
Pengalaman harus menarik minat siswa memahami dengan jelas
tujuan mereka memperoleh pengalaman belajar. Para siswa akan
lebih
tertarik mempelajari sesuatu jika mereka mengetahui apa tujuan
dan
relevansinya dengan kehidupan untuk itu sejak awal
perencanaan
pembelajaran sebaiknya para siswa sudah mulai dilibatkan
dalam
merancang pembelajaran, dan melaksanakan prosesnya secara
mandiri,
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
25
sehingga mereka memperoleh kesempatan secara optimal untuk
menilai
keberhasilannya.
e. Inclusivity and Defference (Inclusifitas dan Perbedaan)
Pengalaman harus menghargai dan mengakomodasi perbedaan di
anatar siswa. Semua siswa harus merasakan bahwa mereka menjadi
satu
bagian yang tak terpisahkan. Guru harus memperhatikan perbedaan
gaya
belajar dan perbedaan individual siswa. Guru harus menyadari
adanya latar
belakang perbedaan secara ekonomi, dan kecepatan belajar, dan
sosial
budaya siswa.
f. Autonomy and Collaboration (Otonomi dan Kolaborasi)
Pengalaman belajar harus dapat meningkatkan siswa untuk
belajar, baik secara mandiri maupun secara berkolaborasi. Ada
saatnya
siswa harus menguasai konsep dan mampu mempraktekannya
secara
mandiri. Namun pada saat yang lain mereka harus mampu
melakukannya
secara bekerja sama. Melakukan keterlibatan yang lebih luas
dalam
berbagai kegiatan yang diberikan oleh guru, para siswa akan
memperoleh
pengalaman untuk menghargai prinsip kemandirian, dan
sekaligus
menghargai betapa pentingnya nilai kebersamaan dan kerja
sama.
g. Supportive Environment (Lingkunagan yang Mendukung)
Sekolah dan ruang kelas harus di atur sedemikian rupa
sehingga
aman, nyaman, dan kondusif untuk berlangsungnya pembelajaran
yang
efektif. Para siswa memerlukan lingkungan yang aman dan
nyaman,
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
26
sehingga mereka dapat belajar dengan resiko yang amat kecil dari
bahaya
karena luka atau resiko yang lebih besar.
Peran Pembelajaran PPKn Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
aktif
melalui proses dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup, dipilih
dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai
karakter yang
ditargetkan. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
pada masa ini
karakteristiknya didominasi oleh proses value incucation dan
knowledge
dissemination. Hal tersebut dapat lihat dari materi
pembelajarannya yang
dikembangkan berdasarkan butir-butir setiap sila Pancasila.
Tujuan
pembelajarannya pun diarahkan untuk menanamkan sikap dan prilaku
yang
beradasarkan nilai-nilai Pancasila serta untuk mengembangkan
pengetahuan
dan kemampuan untuk memahami, menghayati dan meyakini
nilai-nilai
Pancasila sebagai pedoman dalam berprilaku sehari-hari
(Winataputra dan
Budimansyah, 2007).
PPKn sebagai salah satu mata pelajaran bidang sosial dan
kenegaraan
yang memiliki fungsi yang sangat esensial dalam meningkatkan
kualitas
manusia Indonesia yang memiliki keterampilan hidup bagi diri,
masyarakat,
bangsa dan negara. Fungsi dari mata pelajaran PPKn adalah
sebagai wahana
untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang
setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan
dirinya dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila
dan UUD
NKRI 1945. konsep dasar, generalisasi, konsep atau topik PPKn;
.
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
27
C. Toleransi
1. Pengertian Toleransi
Secara harfiyah kata „Toleran‟ bermakna sikap menenggang
(menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat,
pandangan,
kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb) seseorang yang berbeda
atau
bertentangan dengan pendirian sendiri. Adapun kata „toleransi‟
bermakna sikap
atau sifat toleran. Modal dasar memupuk sikap toleransi antar
sesama dalam
kehidupan sosial Rosyid, 2016, hal.76 dalam Mutiara 2016 Vol. 4
No. 2
Sikap toleransi perlu ditanamkan sejak dini, dikarenakan
individu hidup
disuatu negara yang diwarnai dengan berbagai ragam suku, agama,
ras, dan
antar golongan. Keberagaman ini harus selalu dijaga agar
masing-masing
individu dengan berbagai perbedaan itu bisa tetap bersatu,
berdampingan, dan
saling melindungi. Di indonesia, dasar dan toleransi yaitu
sesuai dengan UUD
Negara Rebuplik Indonesia Tahun 1945 pasal 29 Ayat 2 yaitu:
Sesuai dengan
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 29 Ayat 2
“Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-
masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya
itu”. Semua
itu dapat terjadi jika setiap masyarakat memiliki sikap toleran
yakni saling
menghormati dan menghargai. Hayun (2016:405) dalam Mutiara 2016
Vol. 4
No. 2 menjelaskan bahwa toleransi berasal dari kata toleran,
kata itu sendiri
berarti bersikap atau bersifat menenggang (menghargai,
membiarkan,
membolehkan), pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan,
kebiasaan, dan
sebagianya) yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan
pendiriannya.
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
28
Jadi, dalam kehidupan masyarakat toleransi berarti menghargai
sikap orang
lain, membiarkan, membolehkan, kepercayaan atau agama yang
berbeda itu
tetap ada, walaupun berbeda dengan agama dan kepercayaan
seseorang. Tanpa
adanya sikap toleransi, keberagaman itu akan memunculkan
konflik,
permasalahan dan pertentangan yang sangat merugikan.
Intinya, toleransi tidak hanya pengenalan dan hormat kearah
kepercayaan, tapi menghormati perorangan yang pantas pada
masyarakat.
Berbeda dengan toleransi di barat dimana toleransi adalah tanpa
perbatasan
yang memberi kebebasan absolut ke hak azazi. Sebagai contoh,
seseorang yang
mau mempraktekan jenis kelamin gratis, kemudian keinginannya
harus di
berikan berlandaskan toleransi. Selain itu. Hasyim (1978:22)
mengartikan,
toleransi sebagai pemberian kebebasan kepada sesama manusia atau
kepada
sesama warga masyarakat untuk menjalankan keyakinannya atau
mengatur
hidupnya dan nasibnya masing-masing di dalam menjalankan sikap
itu tidak
melanggar dan tidak bertentangan dengan syarat-syarat atas
terciptanya
ketertiban dan perdamaian dalam masyarakat. Di dalam toleransi
pada
dasarnya masyarakat harus bersikap lapang dada dan menerima
perbedaan
antar umat beragama. Selain itu, masyarakat harus saling
menghormati satu
sama lain. Misalnya dalam hal beribadah, kepercayaan agama,
mengemukakan
pendapat dan menerima perbedaan yang ada.
Hal ini sesuai dengan syariat islam yang mengartikan
toleransi
(tasamuh) adalah mengambil kemudahan (kelonggaran) dalam
pengalaman
agama sesuai denagn nash-nash syariat, sehingga pengalaman
tersebut tidak
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
29
sampai pada tasyadud (ketat), tanfir (menyebabkan orang menjauhi
islam) dan
tasabul (menyepelekan). Berikut keuntungan yang diperoleh dari
sikap
toleransi menurut Aly (Nashir, 2013:94) dalam Mutiara 2016 Vol.
4 No. 2
sebagai berikut:
a. Membuat orang terbuka untuk mengenal orang lain
b. Mengembangkan kemampuan untuk menerima kehadiran orang
lain
yang berbeda-beda dengan tujuan dapat hidup secara damai
c. Mengakui individualitas keberagaman
d. Mudah menghilangkan topeng-topeng kepalsuan yang memecah
belah
dan mengatasi ketegangan akibat kemasabodohan
e. Memberikan kesempatan untuk menemukan dan mengenyahkan
prasangka negatif dan stigma mengenai orang-orang yang
berbeda
bangsa, agama, budaya, maupun warisan etniknya.
Berdasarkan konsep-konsep mengenai toleransi yang telah
dipaparkan di
atas, maka toleransi dapat mencangkup dua kategori yaitu
toleransi pasif dan
toleransi aktif.
Apriliani (2016:6) dalam Suharyanto. 2013. Vol. 1, No 2
menjelaskan
kategori toleransi sebagai berikut:
Tabel 2.1 Kategori Toleransi
NO Toleransi Aktif Toleransi Pasif
1 Menerima dan menghormati
perbedaan
Wajib untuk menghargai
perbedaan
2 Ikut melaksanakan kepercayaan Tidak boleh mengikuti
kepercayaan
3 Memberikan dukungan kepada
pemeluk agama lain untuk
beribadah dengan suatu tindakan
Memberikan kesempatan
pemeluk agama lain untuk
beribadah namun tidak
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
30
nyata. melakukan suatu tindakan nyata.
Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa toleransi pasif
merupakan
kemampuan untuk menerima dan menghormati perbedaan pendapat,
pandangan, perilaku, dan kebiasaan serta memberikan kesempatan
tanpa
melakukan suatu tindakan nyata yang bertujuan untuk mendukung
pelaksanaan
praktik pribadatan agama lain, namun tetap berusaha untuk
menciptakan
hubungan sosial yang baik dan hidup bersama dengan damai dengan
kesadaran
pribadi. Sedangkan toleransi aktif adalah kemampuan untuk
menerima dan
menghormati perbedaan pendapat, pandangan, perilaku, kebiasaan
dan m
mberikan kesempatan serta mendukung kelompok agama yang
berbeda
untuk menjalani praktik keagamaan dengan suatu tindakan nyata
yang berbeda
yang bertujuan menciptakan hubungan sosial yang baik dan hidup
bersama
dengan damai dengan kesadaran sendiri.
Di lingkungan sosial seperti sekolah juga diperlukan adanya
toleransi.
agar sikap toleransi dan kebersamaan dapat dikembangkan
dikalangan siswa,
maka guru hendaknya dapat merancang kegiatan belajar yang
mengarah pada
pengembangan sikap tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut,
maka kegiatan
pembelajaran di sekolah hendaknya harus diarahkan sesuai dengan
sikap
toleransi yang ingin dikembangkan dikalangan siswa.
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
31
Indikator sikap toleransi menurut Hasan (2010: 25) sebagi
berikut:
Tabel. 2.2 Indikator Sikap Toleransi
Nilai Indikator
Toleransi
1. Bekerja sama dengan teman yang berbeda agama
2. Tidak mengganggu teman yang berlainan agama dalam
beribadah
3. Membantu teman yang mengalami kesulitan walaupun
berbeda agama
Indikator toleransi yang disesuaikan dengan kriteria penelitian
antara
lain sebagai berikut:
1. Bekerja sama dengan teman yang berbeda agama
2. Tidak mengganggu teman yang berlainan agama dalam
beribadah
3. Membantu teman yang mengalami kesulitan walaupun berbeda
agama
Indikator tersebut sesuai dengan materi yang diajarkan yaitu
bangga
menjadi anak indonesia. Guru dalam hal ini dapat mengajarkan
peserta didik
tentang bagaimana menerima sesuatu yang berbeda dalam beberapa
hal.
Peserta didik dapat berinteraksi dan menerima perbedaan tersebut
dengan
adanya sikap toleransi yang diterapkan sejak sekarang sehingga
kelak peserta
didik akan terbiasa dengan perbedaan tersebut.
2. Tujuan Toleransi
Khoirul (Khotimah, 2013:217) menjelaskan bahwa tujuan
kerukunan
umat beragama adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan masing-masing agama.
Masing-masing agama dengan adanya kenyataan agama lain akan
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
32
semakin mendorong untuk menghayati dan sekaligus memperdalam
ajaran-ajaran agamanya serta semakin berusaha untuk
mengamalkan
ajaran-ajaran agamanya.
b. Mewujudkan stabilitas nasional yang mantap. Dengan adanya
toleransi
umat beragama secara praktis ketegangan-ketegangan yang di
timbulkan akibat perbedaan paham yang berpangkal pada
keyakinan
keagamaan dapat dihindari. Apabila kehidupan rukun dan
saling
menghormati maka stabilitas nasional akan strategis.
c. Menjunjung dan menyukseskan pembangunan. Usaha
pembangunan
akan sukses apabila didukung oleh segenap lapisan masyarakat
d. Memelihara dan mempercepat rasa persaudaraan. Selain itu,
tujuan dari
toleransi yaitu agar manusia tidak bersikap menyamakan
keyakinan
agama lain dengan keyakinan sendiri.
Dengan adanya toleransi diharapkan manusia dapat saling
menghargai pendapat orang lain serta memiliki pendirian yang
tidak
bertentangan dengan yang lainnya.
3. Kesadaran Toleransi Siswa SMK
Toleransi yang di pandang sebagai pemberian kebebasan kepada
sesama manusia atau kepada sesama warga masyarakat untuk
melakukan
keyakinannya atau mengatur hidupnya agar lebih mudah dipahami
melalui
indokator-indikatornya toleransi (Kemendiknas, 2010:40) sebagai
berikut:
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
33
Tabel 2.3 Kategori Toleransi
Nilai Deskripsi Indikator
Toleransi Sikap dan tindakan yang
menghargai perbedaan
agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya
Tidak mengganggu teman yang berbeda
pendapat
Menghormati teman yang berbeda adat
istiadatnya
Bersahabat dengan teman dari kelas lain
Indikator toleransi di lingkup sekolah mengandung unsur-unsur
yang
dapat dijadikan sebagai pedoman. Dengan adanya indikator
tersebut pihak
sekolah dan siswa dapat mengatur waktu, energi dan pemusatan
perhatiannya
terhadap sikap toleransi mereka dengan baik. Dengan adanya
toleransi individu
diharapkan dapat menghargai dan memberikan perlakuan yang sama
kepada
siapa saja tanpa melihat agama, suku, ras ataupun yang
lainnya.
Hal ini sejalan dengan kriteria toleransi menurut Hasyim
(1978:23)
sebagi berikut:
a. Mengakui hak setiap orang
Suatu sikap mental yang mengakui hak setiap orang di dalam
menentukan sikap dan perilaku dan nasibnya masing-masing. Tentu
saja
sikap dan perilaku yang dijalankan itu tidak melanggar hak orang
lain,
karena jika demikian, kehidupan di dalam masyarakat akan
kacau.
b. Menghormati keyakinan orang lain
Landasan keyakinan di atas adalah berdasarkan kepercayaan,
bahwa tidak benar ada orang atau golongan yang berkeras
memaksakan
kehendaknya sendiri kepada orang lain.
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
34
c. Agree in Disagreement (setuju di dalam perbedaan)
Perbedaan tidak harus ada permusuhan, karena perbedaan
selalu
ada di dunia ini dan perbedaan tidak harus menimbulkan
pertentangan.
d. Saling mengerti
Tidak akan terjadi sikap saling menghormati antara sesama
orang
bila mereka tidak saling mengerti. Saling anti dan saling
membenci, saling
berebut pengaruh adalah salah satu akibat dari tidak adanya
saling
mengerti dan saling menghargai antara satu dengan yang
lainnya.
e. Kesadaran dan kejujuran
Toleransi menyangkut sikap jiwa dan kesadaran batin
seseorang.
Kesadaran jika menimbulkan kejujuran kepolosan sikap
perilaku.
f. Jiwa filsafat pancasila
Dari semua segi-segi yang telah disebutkan di atas, falsafah
pancasila telah menjamin adanya ketertiban dan kerukunan
hidup
bermasyarakat.
Dengan adanya karakteristik toleransi di atas diharapkan
dapat
memiliki kedudukan yang sama sehingga dapat berjalan dan
dihayati setiap
siswa agar terciptanya toleransi dikalangan sekolah. Karena
negara indonesia
adalah negara yang unik, yaitu negara pancasila dimana konsep
negara yang
tetap berlandaskan agama berpadu dengan norma. Maka sebagai
mayoritas,
umat muslim memiliki tanggung jawab memadu toleransi di negeri
ini.
Disinilah pentingnya pengetahuan toleransi secara benar yaitu
toleransi yang
tidak melanggar konstitusi negara dan tidak pula melanggar
syariat agama.
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
35
Toleransi di tunjukan dengan kehidupan rukun dan tenang di
tengah perbedaan.
Maka jika dilihat dari berbagai karakteristik toleransi diatas,
dapat disimpulkan
bahwa karakteristik toleransi siswa adalah mengakui hak dan
kewajiban orang
lain, keyakinan kewajiban orang lain tanpa paksaan, dapat
menerima sebuah
perbedaan, saling mengerti satu sama lain, dan adanya kesadaran
dan kejujuran
dari dalam diri siswa.
4. Konflik Sosial Terkait Toleransi
Secara umum konflik sosial berarti memukul seseorang . namun
sebenarnya konflik sosial sebenarnya tidak hanya terkait pada
pertentangan
fisik saja, konflik sosial juga dapat terjadi karena adanya
perbedaan-perbedaan
yang ada di dalam masyarakat. Persamaan dan perbedaan pada
tingkat tertentu,
ketika satu sama lain saling bertemu dan bergesekan, berpotensi
menimbulkan
konflik. Latar belakang konflik sosial biasanya dikarenakan ada
perbedaan
yang sulit ditemukan kesamaannya baik itu perbedaan pendapat,
adat istiadat,
keyakinan, pengetahuan dan lain sebagianya.
Sejumlah prasyarat yang memungkinkan konflik sosial dapat
berlangsung, antara lain:
a. Ada isu kritikal yang menjadi perhatian bersama (commonly
problematized) dari para pihak berbeda kepentingan;
b. Ada inkompatibilitas harapan/kepentingan yang bersangkut paut
dengan
sebuah objek perhatian para pihak bertikai;
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
36
c. Gunjingan, gosip atau hasutan serta fitnah merupakan tahap
inisiasi konflik
sosial yang sangat menentukan arah perkembangan konflik soaial
menuju
wujud real di dunia nyata;
d. Ada kompetensi dan ketegangan psikososial yang terus
dipelihara oleh
kelompok-kelompok berbeda kepentingan sehingga memicu konflik
sosial
lebih lanjut;
e. Masa pematangan untuk perpecahan
f. Clash yang biasa disertai dengan violence (kerusakan dan
kekacauan).
Berdasarkan prasayarat yang memicu adanya konflik sosial, maka
ada
beberapa macam konflik soaial berdasarkan sumber konflik:
a. Konflik tujuan yaitu konflik yang terjadi karena adanya
perbedaan
individu, organisasi atau kelompok yang memunculkan konflik.
b. Konflik peranan yaitu konflik yang terjadi karena terdapat
peran yang
lebih dari satu.
c. Konflik nilai yaitu konflik yang yang terjadi karena adanya
perbedaan
nilai yang dianut oleh seseorang yang berbeda dengan nilai yang
dianut
oleh organisasi atau kelompok.
d. Konflik kebijakan yaitu konflik yang terjadi karena individu
atau
kelompok tidak sependapat dengan kebijakan yang diambil
organisasi.
Konflik sosial terkait perbedaan merupakan sesuatu yang wajar
dalam
masyarakat maupun lingkungan sekolah. Bahkan tidak ada satu
masyarakatatau satu siswapun yang tidak pernah mengalami
konflik, baik
konflik yang terkecil atau bahkan konflik yang berskala besar.
Mengingat
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
37
begutu banyak masalah konflik sosial pada remaja atau siswa
maka
pemerintah menggalakan adanya pendidikan karakter terkait
toleransi di
sekolah-sekolah, antara lain bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan
mental yang kuat untuk menghindari atau menghilangkan
bibit-bibit
persemaian konflik sosial yang merusak.
D. Hasil Penelitian Sebelumnya yang Relevan
1. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Suharyanto (2013)
Peranan Pendidikan
Kewarganegaraan Dalam Membina Sikap Toleransi Antar Siswa
Agung Suharyanto, Peranan Pendidikan Kewarganegaraan Dalam
Membina Sikap Toleransi yang ada di kelas sudah berjalan dengan
sebaiknya,
toleransi antar umat beragama telah berjalan dengan baik, untuk
itu perlu
ditingkatkan lagi agar berjalan lebih harmonis diantara siswa
yang berlainan
agama Siswa di sekolah pernah meanggar peraturan yang diterapkan
di
sekolah, pada umumnya peraturan yang dilanggar tidak ada karena
unsur
kesengajaan, artinya pelanggaran yang dilakukan oleh siswa masih
sebatas
sewajarnya. Pengetahuan tentang pengertian toleransi antar umat
beragama
sudah baik ini dapat dilihat dengan membiarkan orang lain
untuk
melaksanakan ibadah menurut agama dan kepercayaanny
masing-masing. PKn
berperan dalam menciptakan kerukunan di sekolah, PKn
mengajarkan
bagaimana menciptakan kerukunan di lingkungan sekolah. Sejalan
dengan
tujuan pendidikan kewarganegaraan yaitu untuk mengetahui dan
memahami isi
dan makna yang terkandung didalam Pancasila dan UUD 1945.
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
38
2. Hasil Penelitian yang Dilakukan oleh Ummah dalam Khoirul
(2015) Metode
Penanaman Sikap Toleransi Siswa di SMP N 3 Panggang Gunung
Kidul
Yogyakarta
Konsep toleransi di SMP N 3 Panggang sejauh ini sudah sangat
baik,
baik antara guru dengan guru, guru siswa dan siswa dengan siswa,
mereka
sudah mengamalkan sikap saling menghormati dan menghargai di
sekolah baik
di dalam kelas maupun di luar kelas. Hal ini terlihat ketika
semua guru dan
siswa membaur, bahkan antar siswa maupun guru saling bersalaman
pada saat
pagi harisaat bertamu. Toleransi antar siswa di SMP N 3 Panggang
ini dapat di
gambarkan dalam tiga hal yaitu: pertama, sikap dalam
berinteraksi secara
umum sikap toleransi antara muslim dan non muslim di SMP N 3
Panggang
sejauh ini sudah baik, kedua anak-anak timbul sendiri rasa
kebersamaannya,
jadi anak yang muslim dan non muslimtidak ada batasan dalam
bergaul, yang
ketiga sikap siswa dalam bentuk kepedulian, siswa sudah mulai
ditanamkan
sejak mereka masuk sekolah ini, guru mengajarkan siswa agar
mempunyai
sikap peduli dengan sesama umat manusia tanpa harus melihat
latar belakang
agama yang dianutnya. Guru selalu memberi contoh kepada siswanya
seperti
melayat ketempat siswa yang anggota keluarganya meninggal,
sekolah selalu
mengutus siswanya untuk melayat bersama salah satu guru.
Upaya yang dilakukan guru PKn dalam membina sikap toleransi
siswa
adalah dengan cara menggunakan metode hiwar lebih efektif karena
siswa
cenderung lebih aktif bertanya kepada guru mengenai masalah
sikap saling
menghormati dan menghargai antar sesama manusia dan menggunakan
metode
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018
-
39
mendidik dan memberikan teladan. Jadi guru selalu memberikan
teladan yang
baik kepada siswanya saat diluar kelas. Hal ini bertujuan agar
para siswa
mengikuti apa yang diarahkan dan dilakukan oleh gurunya.
Peran Pembelajaran Ppkn... Endah Nurlaeli, FKIP UMP, 2018