perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian teori 1. Olahraga Lompat Jauh a. Pengertian Lompat Jauh Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu satu kaki dan mendarat dengan kaki atau anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). Sedangkan lompat jauh menurut Aip Syarifudin (1992: 90) adalah suatu gerakan melompat ke depan atas dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. b. Macam Gaya dalam Lompat Jauh Ada beberapa gaya yang ada di dalam lompat jauh. Adapun gaya dalam lompat jauh adalah sebagai berikut: 1) Menurut Eddy Purnomo (2007: 85) macam gaya lompat jauh adalah Gaya Jongkok (ortodoks style), Gaya Menggantung (hang style), Gaya Berjalan di Udara (hitch kick style). 2) Menurut Yoyo Basuki, dkk (2000: 17) dalam lompat jauh ada tiga gaya yang dilakukan untuk mempertahankan sikap badan di udara, yaitu gaya jongkok, gaya lenting, dan gaya hitch-kick atau walking in the air.” 3) Sedangkan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (1997: 60), “pada saat melayang ada 3 teknik yang berbeda yang dapat digunakan; A = Teknik Menggantung, B = Teknik Mengambang, C = Teknik Berjalan di Udara”. Gambar teknik saat melayang adalah sebagai berikut:
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian teori
1. Olahraga Lompat Jauh
a. Pengertian Lompat Jauh
Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain
yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu
satu kaki dan mendarat dengan kaki atau anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang
baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65).
Sedangkan lompat jauh menurut Aip Syarifudin (1992: 90) adalah suatu gerakan
melompat ke depan atas dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara
(melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan
pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.
b. Macam Gaya dalam Lompat Jauh
Ada beberapa gaya yang ada di dalam lompat jauh. Adapun gaya dalam lompat jauh
adalah sebagai berikut:
1) Menurut Eddy Purnomo (2007: 85) macam gaya lompat jauh adalah Gaya Jongkok
(ortodoks style), Gaya Menggantung (hang style), Gaya Berjalan di Udara (hitch kick style).
2) Menurut Yoyo Basuki, dkk (2000: 17) dalam lompat jauh ada tiga gaya yang dilakukan
untuk mempertahankan sikap badan di udara, yaitu gaya jongkok, gaya lenting, dan gaya
hitch-kick atau walking in the air.”
3) Sedangkan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah (1997: 60), “pada saat melayang ada 3 teknik yang
berbeda yang dapat digunakan; A = Teknik Menggantung, B = Teknik Mengambang, C =
Teknik Berjalan di Udara”. Gambar teknik saat melayang adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Gambar 2.1. Macam Gaya Lompat Jauh
(Eddy Purnomo, 2007: 91)
c. Lompat Jauh Gaya Jongkok
Menurut Aip Syarifudin (1992: 93) lompat jauh gaya jongkok sebagai berikut: “Pada
waktu lepas dari tanah (papan tumpuan), keadaan sikap badan di udara jongkok, dengan
jalan membulatkan badan dengan kedua lutut ditekuk, kedua lengan ke depan. Pada waktu
akan mendarat, kedua kaki dijulurkan ke depan”
Menurut www.kawandnews.com (2015/03) lompat jauh gaya jongkok adalah
sebuah cabang pertandingan atletik yang mengkombinasikan kecepatan, kekuatan, dan
ketangkasan atletik dalam usaha untuk melompat sejauh mungkin dari papan tolakan.
Kemudian menurut Djumidar A. Widya (2004: 47) lompat jauh merupakan keterampilan
gerak pindah dari satu tempat ketempat lainnya dengan satu kaki tolakan ke depan sejauh
mungkin.
Gambar 2.2 Serangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok
(Eddy Purnomo, 2007: 91)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa lompat jauh
gaya jongkok adalah suatu gerakan melompat pada waktu kaki tolak lepas dari tanah
(papan tolakan) keadaan sikap badan di udara jongkok seperti duduk, dengan jalan
mencondongkan badan ke depan kedua lutut ditekuk, kedua lengan diayunkan ke depan.
Pada waktu akan mendarat, kedua kaki diluruskan jauh ke depan, badan membungkuk ke
depan, perhatian tertuju pada tempat mendarat.
d. Unsur Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok
Menurut Eddy Purnomo (2011: 96) menjelaskan teknik lompat jauh gaya jongkok
sebagai berikut:
“Lompat jauh gaya jongkok, bila dilihat dari teknik lompatan saat berada di udara
(melayang), kaki ayun atau bebas diayunkan jauh kedepan dan pelompat mengambil suatu
posisi langkah yang harus dipertahankan selama mungkin. Dalam tahap pertama saat
melayang, tubuh bagian atas dipertimbangkan agar tetap tegak dan gerakan lengan akan
menggambarkan suatu semi sirkel dari depan atas terus ke bawah dan ke belakang. Dalam
persiapan untuk mendarat, kaki tumpu di bawah ke depan, sendi lutut kaki ayun diluruskan
dan badan dibungkukkan ke depan, bersamaan dengan kedua lengan diayunkan cepat ke
depan pada saat mendarat”.
Lompat jauh terdiri dari beberapa unsur, diantaranya ; awalan, tumpuan, melayang,
dan mendarat. Keempat unsur merupakan suatu kesatuan yaitu unsur gerakan lompat yang
tidak putus (Djumidar A. Widya, 2004). Seorang pelompat jauh yang baik dapat
melakukan unsur-unsur gerakan dasar dalam lompat jauh gaya jongkok dengan baik dan
benar. Unsur-unsur gerakan dasar dalam lompat jauh gaya jongkok terdiri atas beberapa
rangkaian gerakan yang saling berkaitan dan saling mendukung antara gerakan satu
dengan gerakan yang lainnya, seperti awalan lari, tolakan tumpuan, melayang dan
mendarat. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa unsur gerakan dalam lompat jauh gaya
jongkok sebagai berikut:
1) Awalan
Awalan dalam lompat jauh gaya jongkok adalah suatu gerakan yang dilakukan
dengan cara berlari secepat-cepatnya agar dapat menghasilkan kecepatan yang setinggi-
tingginya sebagai awalan sebelum melakukan tolakan.
Menurut Djumidar A. Widya (2004) bahwa tujuan awalan dalam lompat jauh adalah
untuk mendapatkan posisi optimal atlet untuk melakukan tolakan kaki (take off) dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
kecepatan lari dan menolak secara terkontrol. Selanjutnya menurut Dadan Heriyana (2010:
20) bahwa kecepatan dan ketepatan dalam lari awalan, sangat mempengaruhi pada hasil
lompatan. Hal ini berarti bahwa kecepatan lari awalan adalah suatu keharusan untuk
mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Lebih lanjut menurut U. Jonath, yang dikutip
http//www.kawandnews.com (2015/03 ) ancang-ancang merupakan lari dengan kecepatan
dari start berdiri. Pada pelompat yang baik dari kelas senior, ancang-ancang itu sejauh 30
sampai 45 meter.
Atas dasar beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecepatan dalam
melakukan awalan akan sangat mempengaruhi kekuatan pada saat melakukan tolakan.
Seorang pelompat jauh yang dapat melakukan awalan lari secepat-cepatnya akan dapat
melakukan tolakan yang baik pula.
Gambar 2.3. Tahap Awal Lompat Jauh Gaya Jongkok
(Eddy Purnomo, 2007: 28)
2) Tumpuan (tolakan)
Tumpuan adalah salah satu unsur teknik yang penting didalam lompat jauh gaya
jongkok, kebanyakan yang salah adalah hasil dari sikap yang tidak tepat saat melakukan
tumpuan. Titik tumpu yang tepat sangat menentukan jarak lompatan, sebab dengan
demikian penggunaan tenaga akan lebih efisien. Tumpuan dalam lompat jauh adalah suatu
gerakan tolakan kaki dengan menggunakan kaki terkuat untuk menjadikan tumpuan pada
saat melakukan tolakan dalam lompat jauh gaya jongkok.
Menurut Djumidar A. Widya (2004: 12,42) bahwa tujuan tolakan kaki (take of)
adalah untuk memperoleh kecepatan vertikal (mengangkat titik berat badan) dengan cara
memanfaatkan kecepatan horisontal sedemikian rupa dengan kaki tolakan mengarahkan
gaya yang sangat besar. Lanjut menurut Sri Wahyuni dkk, (2009: 40) bahwa tumpuan
adalah perpindahan yang sangat cepat antara lari awalan dan melayang. Agar dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
melayang lebih jauh, selain dari kecepatan lari awalan, dibutuhkan tambahan tenaga dari
kekuatan kaki tumpu, yaitu daya lompat dari tungkai dan kaki yang disertai dengan ayunan
lengan dan tungkai ayun.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan yang
dihasilkan dari tolakan kaki dipengaruhi oleh kecepatan awalan dan kekuatan kaki tumpu
serta koordinasi yang baik antara lengan dan kaki. Untuk menghasilkan tolakan yang
maksimal harus menggunakan kaki terkuat sebagai tumpuan. Unsur-unsur tersebut akan
sangat menentukan bentuk gerakan dan posisi badan pada saat melayang di udara.
Gambar 2.4. Tahap Tolakan Lompat Jauh Gaya Jongkok
(U. Jonath, dkk, 1987: 199)
3) Sikap badan di udara ( melayang )
Sikap badan di udara dalam lompat jauh gaya jongkok adalah posisi badan pada saat
melayang di udara dengan kedua lutut ditekuk, kedua tangan di depan di samping kepala
dan pada saat akan mendarat kedua kaki lurus ke depan merapat, kedua tangan lurus ke
depan dengan berat badan di bawah ke depan. Gaya jongkok dalam lompat jauh merupakan
gaya yang paling sederhana dibandingkan dengan gaya lenting dan gaya berjalan di udara.
Menurut Djumidar A. Widya (2004: 12,42) bahwa tahap melayang di udara, yaitu
badan berada di udara. Oleh karena itu, usaha yang harus dilakukan adalah
mempertahankan selama mungkin di udara dengan melakukan gerakan-gerakan tungkai
atau lengan agar memperoleh sikap pendaratan yang paling efektif. Lanjut menurut Sri
Wahyuni dkk, (2009: 41) bahwa gerakan tubuh di udara (waktu melayang) inilah yang
biasa disebut gaya lompat dalam lompat jauh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seorang pelompat jauh dapat
melakukan lompatan dengan maksimal apabila dia bisa mempertahankan posisi badan
selama mungkin pada saat melayang di udara, semakin lama dapat mempertahankan posisi
badan di udara akan semakin baik lompatan yang dihasilkan pula.
Gambar 2.5. Tahap Melayang Lompat Jauh Gaya Jongkok
(Eddy Purnomo, 2007: 86)
4) Mendarat
Mendarat dalam lompat jauh gaya jongkok adalah jatuhnya kedua kaki secara
bersamaan saat menyentuh pasir di bak pendaratan. Fase mendarat merupakan
gerakan terakhir dari rangkaian lompat jauh gaya jongkok. Pada saat melakukan
pendaratan diusahakan badan jatuh kedepan, karena hasil lompatan diukur dari bekas lepas
tapak sampai bekas posisi badan pada saat mendarat.
Menurut Roji (2004: 74) sikap mendarat dalam lompat jauh adalah sebagai berikut:
a) Mendarat dengan kedua kaki agak merapat
b) Berat badan di bawah ke depan
c) Lutut ditekuk dengan posisi jongkok
d) Tangan ke depan menyentuh bak lompat
e) Pandangan ke depan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Gambar 2.6. Tahap Mendarat Lompat Jauh Gaya Jongkok
(Eddy Purnomo, 2007: 91)
Setiap unsur-unsur gerak dasar dalam lompat jauh gaya jongkok, yaitu awalan,
tolakan, gerakan melayang, dan mendarat harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan
konsentrasi.
Menurut Djumidar A. Widya (2006: 12,43) bahwa hal-hal yang harus dilakukan
dalam lompat jauh adalah:
a. Hal-hal yang harus dihindari :
1) Memperpendek atau memperpanjang langkah terakhir sebelum melakukan tumpuan.
2) Bertumpu dengan tumit dan dengan kecepatan yang tidak memadai.
3) Badan condong jauh ke depan atau ke belakang.
4) Fase melayang yang tidak seimbang.
5) Tak cukup mengangkat kaki pada waktu pendaratan.
6) Pada pendaratan, kaki yang satu mendahului yang lain.
b. Hal-hal yang harus dilakukan:
1) Pelihara kecepatan sampai saat bertumpu.
2) Lakukan tolakan yang cepat dan dinamis dari balok tumpuan.
3) Rubahlah sedikit lari untuk mencapai posisi lebih baik.
4) Gunakan gerakan tangan untuk keseimbangan yang baik.
5) Lakukan arah gerakan yang baik.
6) Gunakan tenaga dan kekuatan pada saat tolakan.
7) Latihlah sikap pendaratan.
8) Kuasai gerakan meluruskan dan membengkokkan tangan dan kaki.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk bisa mencapai prestasi
dalam lompat jauh, seorang pelompat jauh harus bisa melakukan unsur-unsur gerakan dasar
dalam lompat jauh seperti, awalan, tolakan, melayang kemudian mendarat dengan baik dan
benar. Untuk bisa melakukan keempat rangkaian gerakan dasar tersebut harus didukung
dengan kecepatan, power tungkai, koordinasi, dan postur tubuh yang baik. Selain itu,
menurut Bernhart (1993:45), unsur-unsur dasar untuk prestasi lompat jauh dan
pembangunannya adalah :
a. Faktor-faktor jasmani (fisik) :terutama kecepatan, tenaga lompat dan tujuan yang
diarahkan pada ketrampilan.
b. Faktor-faktor teknik : ancang-ancang persiapan lompat dan perpindahan fase melayang
dan pendaratan.
Gerakan lompat jauh ini merupakan gabungan gerak berputar dan gerak linier.
Dikatakan gerak linier karena dia berpindah dari satu titik ke titik yang lain yaitu dari titik
start sampai pada titik ketika mendarat dibak pasir serta pelompat bergerak lurus berubah
beraturan dengan percepatan, maksudnya atlet tersebut berlari lurus kedepan dengan
kecepatan berubah secara beraturan yaitu semakin lama semakin cepat. Dikatakan gerak
berputar yaitu ketika atlet tersebut berlari merupakan gerak berputar dimana putaran
tersebut ada pada Articulacio humeri merupakan sumbu putaran ketika mengayunkan
tangan, Articulation coxae merupakan sumbu putaran saat mengayunkan tungkai dan
Articulation genus merupakan sumbu putaran ketika melakukan lompatan. Dalam lompat
jauh juga terdapat gerak Parabola yaitu ketika bertolak dari balok tumpuan hingga mendarat
di bak pasir dan sudut yang bagus adalah 45°.
Dalam lompat jauh ada beberapa hukum fisika (gaya) yang bekerja didalamnya,
diantaranya :
a. Hukum kelebaman (law of inertia)
“Suatu benda akan tetap dalam keadaan diam atau dalam keadaan bergerak kecuali
pengaruh gaya yang mempengaruhi keadaannya” Ketika kita menolak, tubuh akan
melayang dan kemudian akan jatuh kembali ke tanah, dilanjutkan sedikit gerakan ke depan
setelah tubuh menyentuh tanah, kemudian berhenti. Hal ini disebabkan karena:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
1) Adanya gaya gravitasi bumi.
Setiap benda yang ada dibumi akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi meski
seringan apapun benda tersebut. Inilah yang menjadi penyebab mengapa setiap benda
yang bergerak dia akan berhenti karena adanya gaya gravitasi tersebut.
2) Adanya gaya gesek
Gaya gesek adalah suatu gaya yang timbul karena persinggungan antara dua permukaan
yang merupakan hambatan terhadap gerak. Terjadi ketika berlari, menumpu, dan
mendarat. Bahkan, saat melayang di udara pun terjadi gaya gesek antara tubuh dengan
udara. Hal ini relatif kecil pengaruhnya terhadap hasil lompatan. Namun demikian,
angin yang berhembus berlawanan arah lompatan, sedikit banyak mempengaruhi
jauhnya hasil lompatan. Gaya gesek yang terjadi ketika berlari, menumpu, dan
mendarat memberi keuntungan kepada pelompat. Beberapa pelompat menggunakan
sepatu khusus (spes) yang memiliki pull untuk memperbesar gaya gesek, yaitu agar
pelompat tidak jatuh ketika melakukan awalan.
Gaya gesek ini terjadi antara tubuh dengan pasir, yang terjadi ketika tubuh tepat
setelah mendarat. Gaya gesek yang terjadi cukup besar, sehingga gerakan tubuh ke
depan setelah menyentuh tanah hampir tidak terlihat.
b. Hukum percepatan (law of reaktion)
“percepatan suatu benda karena suatu gaya berbanding lurus dengan gaya
penyebabnya”. Semakin besar power kita dalam dalam melakukan awalan maka akan
semakin besar pula kecepatan lari kita. Awalan yang maksimal akan menghasilkan
lompatan yang maksimal.
c. Hukum III: Hukum reaksi (law of reaktion)
“setiap aksi selalu ada reaksi yang sama dan berlawanan” Terjadi ketika
melakukan tolakan. Tolakan sebaiknya dilakukan sekuat-kuatnya untuk mendapat hasil
tolakan yang maksimal.
Selain beberapa macam gaya diatas, ada hal yang harus diperhatikan dalam
melakukan lompatan, yaitu system pengungkit pada tubuh atlet. Ketika seseorang
melakukan lompat jauh, terlihat adsanya penggunaan pengungkit jenis kesatu oleh anggota
tubuh yaitu pada lutut. Ekstensi sendi lutut (articulacio genus).Terjadi pada articulacio
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
genus yaitu antara tulang femur dan tulang tibia dan fibula. Otot yang digunakan insersio
vastus medialis dan insersio vastus lateralis. Penggunaan pengungkit jenis kesatu ini terjadi
ketika melakukan pendaratan. Ketika itu, kaki menumpu pada landasan (bak pasir), tungkai
bawah bertindak sebagai pengungkit, dimana lutut sebagai sumbu pusat, dan badan seolah-
olah sebagai beban yang akan diungkit ke depan. Gerakan ini dilakukan untuk
mendapatkan jarak lompatan terjauh. Dengan cara menjatuhkan badan ke depan, agar tumit
adalah titik terjauh yang dapat diraih dari tumpuan, bukan pantat atau tangan yang terjadi
karena tubuh jatuh ke belakang saat mendarat.
Dengan demikian, untuk mencapai prestasi dalam lompat jauh gaya jongkok
banyak hal yang harus diperhatikan, baik hal-hal yang harus dilakukan ataupun harus
dihindari oleh seorang pelompat jauh agar teknik gerakan dasar dalam lompat jauh gaya
jongkok dapat dilakukan dengan baik dan benar.
2. Kondisi Fisik dan Komponen Fisik
a. Kondisi Fisik
Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat
dipisahkan, baik peningkatanya maupun pemeliharannya. Atau salah satu syarat yang
sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat
ditentukan dasar landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi. Artinya bahwa setiap
usaha peningkatan kondisi fisik maka harus dengan sistem prioritas
Dalam usaha untuk mencapai suatu keberhasilan di dalam prestasi yang optimal ada
beberapa faktor yang menentukan antara lain:
1. Kondisi fisik atau tingkat kebugaran jasmani.
2. Kemampuan teknik dan keterampilan yang dimilikinya.
3. Masalah-masalah lingkungan.
4. Pengembangan mental
5. Kematangan juara
Kondisi fisik atlet memegang peran yang sangat penting dalam melaksanakan
program latihan secara teratur dan kontinyu. Oleh karena itu program latihan kondisi fisik
harus direncanakan secara baik dan sistematis yang ditunjukan untuk meningkatkan
kesegeran jasmani serta kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
demikian atlet untuk mencapai prestasi.
Peningkatan kondisi fisik bertujuan agar kemampuan fisik atlet meningkat
kekondisi puncak dan berguna untuk melakukan aktifitas olahraga dalam mencapai prestasi
maksimal. Pembinaan fisik, taktik, mental dan kematangan bertanding merupakan sasaran
latihan secara keseluruhan, di mana yang berkembang sepanjang tahun.
Menurut M. Sajoto (1988:57) komponen-komponen kondidi fisik dapat dibagi
menjadi beberapa macam yaitu:
1). Kekuatan atau strenght adalah komponen kondisi fisik, yang menyangkut masalah
kemampuan seseorang atlet pada saat mempergunakan otot-ototnya, menerima beban
dalam waktu kerja tertentu.
2). Daya tahan atau endurance dibedakan menjadi dua golongan yaitu daya tahan otot
setempat atau local endurance dan daya tahan umum atau cardiorespiratory endurance.
3). Daya ledak otot atau muscular power adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
kekuatan maksimum, dengan usahanya yang dikerahkan dalam waktu sependek-
pendeknya.
4). Kecepatan atau speed adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerak
berkesinambungan, dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-singkatnya.
5). Kelentukan atau flexibility adalah keefektivan seseorang dalam penyesuaian dirinya.
Untuk melakukan segala aktivitas tubuh dengan penguluran seluas-luasnya, terutama
otot-otot, ligimen-ligimen disekitar persendian.
6). Keseimbangan atau balance adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ
syaraf ototnya selama melakukan gerak-gerak yang cepat dengan perubahan letak titik-
titik berat badan yang cepat pula, baik dalam keadaan statis maupun lebih-lebih dalam
gerak dinamis.
7). Koordinasi atau coordination adalah kemampuan seseorang, dalam mengintegrasikan
gerakan yang berbeda ke dalam suatu pola gerakan tunggal secara efektif.
8). Kelincahan atau agility adalah kemampuan seseorang dalam merubah, dalam posisi-
posisi di arena tertentu.
9). Ketepatan atau accuracy adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan gerak-
gerak bebas, terhadap suatu sasaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
10). Reaksi atau reaction adalah kemampuan seseorang segera bertindak secepatnya, dalam
menanggapi rangsangan-rangsangan datang lewat indera syaraf atau feeling lainnya.
Artinya bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen
tersebut harus dikembangkan, walaupun disana-sini dilakukan dengan sistem prioritas
sesuai keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk keperluan apa status yang
dibutuhkan tersebut. Fisik dan struktur tubuh secara umum ditemukan memiliki hubungan
yang signifikan dengan kinerja fisik (Gabbett & Georgieff, 2007). Hal ini akan semakin
jelas bila kita sampai pada masalah status kondisi fisik (Sajoto. 1990). Kondisi fisik dalam
penelitian ini antara lain :
1) Kekuatan Otot Tungkai
Dalam keterangan yang dikeluarkan KONI (2000:12), menyebutkan bahwa
kekuatan adalah kekuatan otot yang membangkitkan tenaga/kekuatan/force terhadap
suatu tahanan. (M. Sajoto, 1995:58) mengatakan bahwa kekuatan atau strenght adalah
komponen kondisi fisik, yang menyangkut masalah kemampuan seseorang atlet pada
saat mempergunakan otot-ototnya menerima beban dalam waktu kerja tertentu.
Kekuatan otot tungkai yang dimaksud di sini adalah kemampuan otot untuk
menerima beban dalam waktu bekerja di mana kemampuan itu dihasilkan oleh adanya
kontraksi otot yang terdapat pada tungkai, kontraksi ini timbul untuk melakukan gerakan
yang mendukung. (A. Hamidsyah Noer, 1995:135) mengatakan salah satu unsur kondisi
fisik yang perlu dilatih terlebih dahulu adalah unsur kondisi fisik kekuatan, karena
kekuatan memiliki peranan yang penting dalam melindungi atlet dari cedera serta
membantu stabilitas sendi-sendi. Harsono (1988:179) kontraksi otot dapat digolongkan
dalam tiga kategori yaitu: (1) kontraksi isometris, dalam kontraksi isometris otot-otot
tidak memanjang atau memendek sehingga tidak nampak suatu gerakan yang nyata, atau
dengan perkataan lain tidak ada jarak yang ditempuh. Kontraksi ini disebut juga
kontraksi statis. (2) kontraksi isotenis,dalam kontraksi akan nampak bahwa terjadi suatu
gerakan dari anggota-anggota tubuh yang disebabkan memanjang dan memendeknya
otot-otot sehingga terdapat perubahan dalam panjang otot. Kontraksi ini disebut juga
kontraksi dinamis. (3) kontraksi isokinetis yaitu kontraksi dari kedua kontraksi tersebut.
Dari pengertian kekuatan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian kekuatan adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
kemampuan otot-otot atau sekelompok otot untuk mengatasi suatu beban atau tahanan
dalam menjalankan aktivitas latihan. Kekuatan harus mutlak diperlukan pada setiap atlet
untuk semua cabang olahraga. Kekuatan otot merupakan komponen penting dari
kesegaran jasmani, karena tingkat penyesuaian kemampuan terjadi sesuai dengan
proporsi dari kualitas dan jumlah serabut otot.
Kekuatan dapat diartikan sebagai kualitas tenaga otot atau sekelompok otot dalam
membangun kontraksi secara maksimal untuk mengatasi beban yang datang baik dari
dalam maupun dari luar. Disamping itu peningkatan kekuatan berhubungan dengan
peningkatan total massa otot (Ostojic, Mazic, & Dikic, 2006). Jadi gerakan yang
dilakukan oleh otot-otot tungkai akan menghasilkan gerakan aktivitas seperti
menendang, berjalan, melompat dan lain sebagainya. Dimana garakan tersebut
dibutuhkan dalam melakukan gerakan olahraga, terutama cabang olahraga yang
dominan menggunakan kaki separti: atletik, sepakbola, pencaksilat, bersepada dan masih
banyak lainnya.
Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak.
Sebagian otot tubuh ini melekat pada kerangka otot yang dapat bergerak secara aktif
sehingga dapat menggerakan bagian-bagian kerangka dalam suatu letak tertentu. Otot
dapat mengadakan kontraksi dengan cepat, apabila ia mendapatkan rangsangan dari luar
berupa rangsangan arus listrik, rangsangan mekanis, dingin dan lain-lain. (Syaifuddin,
1997:41) mengatakan bahwa dalam keadaan sehari-hari otot ini bekerja atau
berkontraksi menurut pengaruh atau perintah yang datang dari susunan saraf motoris.