BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Kota Malang a. Sejarah Kota Malang Kota Malang seperti kota-kota lain di Indonesia pada umumnya baru tumbuh dan berkembang setelah datangnya pemerintah kolonial Belanda. Fasilitas umum direncanakan sedemekian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan diskriminatif itu masih berbekas hingga sekarang namun tak begitu kentara disaat jaman penjajahan Belanda. Salah satu contohnya kawasan Ijen Boulevard dan sekitarnya hanya dinikmati oleh keluarga-keluarga Belanda dan bangsa eropa lainnya, sementara penduduk pribumi bertempat tinggal dipinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai. Kawasan perumahan itu sekarang bagai monumen yang menyimpan misteri. Pada tahun 1879, di Kota Malang mulai beroprasi kereta api dan sejak itu kota Malang berkembang dengan pesatnya. Berbagai kebutuhan masyarakat mulai meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadinya perubahan tata guna lahan, daerah yang terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan, seperti dari fungsi pertanian menjadi area perumahan dan industri. (Sumber: www.malangkota.go.id) Sejalan berkembangan tersebut diatas, urbanisasi terus berlangsung dan kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal meningkat diluar kemampuan pemerintah, sementara tingkat ekonomi para urbanisasi sangat terbatas, yang selanjutnya akan timbulnya pemukiman liar yang pada umumnya berkembang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Gambaran Umum Kota Malang
a. Sejarah Kota Malang
Kota Malang seperti kota-kota lain di Indonesia pada umumnya baru
tumbuh dan berkembang setelah datangnya pemerintah kolonial Belanda. Fasilitas
umum direncanakan sedemekian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda.
Kesan diskriminatif itu masih berbekas hingga sekarang namun tak begitu kentara
disaat jaman penjajahan Belanda. Salah satu contohnya kawasan Ijen Boulevard
dan sekitarnya hanya dinikmati oleh keluarga-keluarga Belanda dan bangsa eropa
lainnya, sementara penduduk pribumi bertempat tinggal dipinggiran kota dengan
fasilitas yang kurang memadai. Kawasan perumahan itu sekarang bagai monumen
yang menyimpan misteri.
Pada tahun 1879, di Kota Malang mulai beroprasi kereta api dan sejak itu
kota Malang berkembang dengan pesatnya. Berbagai kebutuhan masyarakat mulai
meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya
terjadinya perubahan tata guna lahan, daerah yang terbangun bermunculan tanpa
terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan, seperti dari fungsi
pertanian menjadi area perumahan dan industri. (Sumber: www.malangkota.go.id)
Sejalan berkembangan tersebut diatas, urbanisasi terus berlangsung dan
kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal meningkat diluar kemampuan
pemerintah, sementara tingkat ekonomi para urbanisasi sangat terbatas, yang
selanjutnya akan timbulnya pemukiman liar yang pada umumnya berkembang
disekitar daerah perdagangan, di sepanjang jalur hijau, maupun sekitar sungai.
Selang beberapa lama kemudian daerah tersebut berubah menjadi perkampungan,
dan degradasi kualitas hidup mulai terjadi dengan segala dampak bawaanya.
Gejalas tersebut cenderung terus meningkat, dan sulit dibayangkan apa yang yang
terjadi seandainya masalah tersebut diabaikan.
b. Geografis
Kota Malang merupakan salah satu daerah otonom dan merupakan kota
terbesar di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Letaknya berada di tengah
Kabupaten Malang secara astronomis terletak pada posisi 112,06 – 112,07 Bujur
Timur, 7,06 – 8,02 Lintang selatan dengan batas wilayah sebagai berikut:
1) Sebelah Utara Kec. Singosari dan Kec. Karangploso Kab. Malang
2) Sebelah Timur Kec. Pakis dan Kec. Tumpang Kab. Malang
3) Sebelah Selatan Kec. Tajinan dan Kec. Pakisaji Kab. Malang
4) Sebelah Barat Kec. Wagir dan Kec. Dau Kab. Malang
Gambar 1. Peta Kota Malang
Sumber: www.malangkota.go.id
Luas wilayah Kota Malang sebesar 110.06 km persegi yang terbagi dalam
lima kecamatan yaitu Kecamatan Kedungkandang, Sukun Klojen, Blimbing dan
Lowokwaru. Potensi alam yang dimiliki Kota Malang adalah letaknya yang cukup
tinggi yaitu berada 440-667 meter diatas permukaan air laut. Salah satu lokasi yang
paling tinggi adalah Pegunungan Buring yang terletak di sebelah timur Kota
Malang. Dari atas pegunungan ini terlihat jelas pemandangan yang indah antara lain
dari barat terlihat barisan Gunung Kawi dan Panderman, sebelah utara Gunung
Arjuno, sebelah timur Gunung Semeru dan jika melihat kebawah terlihat hamparan
Kota Malang. Sedangkan sungai yang mengalir di wilayah Kota Malang adalah
Sungai Brantas, Sungai Amprong, dan Sungai Bango.
Kota Malang terdiri dari lima kecamatan yang ada dan terbagi atas 57
kelurahan. Berdasakan klasifikasi dari kemampuan kelurahan dalam membangun
wilayahnya tercatat seluruh kelurahan dalam membangun wilayahnyatercatat
seluruh kelurahan masuk ke dalam kategori kelurahan swasembad, artinya hampir
seluruh kelurahan yang ada telah mampu menyelenggarakan pemerintahannya
dengan mandiri. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, aparatur pemerintah
sebagai abdi negara dan abdi masyarakat yang mempunyai peran yang penting
menyelenggarakan berbagai tugas dengan baik itu tugas-tugas umum
pemerintahan, tugas pembangunan maupun dalam tugas memberikan pelayanan
kepada masyarakat (publik).
c. Penduduk
Data kependudukan sangat diperlukan dalam perencanaan dan evaluasi
pembangunan karena penduduk merupakan subyek dan sekaligus sebagai obyek
pembangunan. Data penduduk dapat diperoleh melalui beberapa cara yaitu melalui
sensus penduduk, registrasi penduduk, dan survei kependudukan.
Tabel 2. Rekapitulasi Penduduk Kota Malang Tahun 2013
No. Kecamatan Jumlah
Penduduk (jiwa)
Laki-laki Perempuan
1. Blimbing 185.187 92.745 92.442
2. Klojen 107.212 52.605 53.607
3. Kedung Kandang 191.851 96.343 95.508
4. Sukun 191.229 95.988 95.241
5. Lowokwaru 160.694 80.419 80.475
Jumlah 836.373 418.100 418.273
Sumber: dispendukcapil.malangkota.go.id
Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa wilayah dengan jumlah
penduduk tertinggi adalah Kedungkandang dengan jumlah sebesar 191.851 jiwa.
Posisi kedua adalah Kecamatan Sukun dengan jumlah penduduk 191.229 jiwa.
Posisi ketiga adalah Kecamatan Blimbing dengan jumlah penduduk 185.187 jiwa.
Posisi keempat adalah Kecamatan Lowokwaru dengan jumlah penduduk sebesar
160.694 jiwa. Dan yang terendah adalah Kecamatan Klojen dengan jumlah
penduduk sebanyak 107,212 jiwa.
Selain mengetahui jumlah penduduk yang ada di Kota Malang, maka perlu
juga mengetahui pengeluaran perkapita yang ada di Kota Malang. Hal ini agar dapat
mengetahui kemampuan ekonomi masyarakat Kota Malang. Berikut merupakan
tabel yang membahas kelompok pengeluaran perkapita sebulan:
Tabel 3. Persentase Rumah Tangga menurut Kelompok Pengeluaran
perkapita Sebulan Tahun 2013
No. Kelompok Pengeluaran per bulan (Rp) Persentase (%)
1. <199.999 -
2. 200.000-299.999 1,90
3. 300.000-499.999 22.98
4. 500.000-749.000 17,48
5. 750.000-999.999 14,86
6. >999.999 42,78
Jumlah 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013, BPS Kota Malang.
Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan jumlah penduduk menurut persentase
kelompok pengeluaran perbulan terbanyak di atas Rp. 999.999,00 perbulan sebesar
42,78% di tahun 2013. Jumlah tersebut hampir setengah dari warga Kota Malang
yang pengeluaranya perbulan diatas Rp. 999.999,00. Terbesar kedua ada pada
pengeluaran rata-rata Rp. 300.000-Rp. 499.999 perbulan dengan persentase 22.89%
dan yang terendah ada pada pengeluaran rata-rata Rp. 200.000,00 – Rp. 299.999,00
dengan persentase 1,90% pada tahun 2013. Hal ini menunjukan bahwa penduduk
Kota Malang dapat dikatakan cukup mampu dalam perekonomian, karena menurut
Bank Dunia yang dikatakan penduduk kurang mampu apabila berpenghasilan di
bawah $ 2.
d. Prasarana Kota Malang
• Jalan raya antar kota Jalan terpanjang adalah jalan kota 873,26 km, jalan Propinsi 49,32 dan
jalan Negara 14,46 km.
• Airport
Terdapat 1 buah bandara yang bernama Abdul Rachman Saleh, yang
kepemilikan serta pengelolaan dilakukan secara bersama antara
Pemerintah Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu. Setiap
harinya bandara ini melayani 7 penerbangan 5 maskapai nasional untuk
route Jakarta dan Denpasar.
• Terminal
Terdapat 3 buah terminal Bus di Kota Malang. Terminal-terminal ini
melayani rute-rute angkutan dalam dan luar kota. Rute-rute yang
dilayani untuk luar kota setiap harinya meliputi seluruh kota-kota utama
di pulau Jawa seperti ; Jakarta, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, dan
Bandung serta hampir seluruh kota-kota besar lainnya di Jawa.
Terminal ini juga melayani rute antar pulau seperti Sumatra, Bali,
Lombok dan Sumbawa.
• Stasiun KA
Terdapat 1 buah stasiun besar da 2 buah stasiun kecil. Sama seperi
pelayanan pada terminal bus. Stasiun kereta api Kota Malang juga
melayani seluruh kota-kota besar utama di Jawa setiap harinya. • Jaringan Komunikasi
Seluruh Kota Malang telah dilayani sarana dan prasarana
telekomunikasi. Sarana-sarana telpon umum, Wi-Fi, Hotspot telah
tersedia dan dapat diakses bebas di ruang-ruang public/taman, pusat
perbelanjaan, kantor-kantor pemerintah, hotel dan seluruh kawasan
pendidikan. Kota Malang pada tahun 2010 memenangkan award
sebagai Cyber City yang pertama kalinya di Indonesia. Sebagai kota
pendidikan, perdagangan dan pariwisata Kota Malang juga merupakan
pasar yang baik bagi para operator selular di Indonesia.
• Perbankan Jumlah bank umum yang beroperasi di kota Malang pada tahun 2011
sebanyak 41 yang terdiri dari 10 bank pemerintah, 30 bank swasta dan
1 Bank Pemerintah Daerah.
• Jaringan instalasi Air Bersih Seluruh wilayah Kota Malang telah terlayani oleh Jaringan air bersih yang
dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). yang membedakan
antara jaringan air bersih Kota Malang dengan daerah-daerah lainnya di
Indonesia yaitu apabila didaerah lain sumber airnya diperoleh dari sungai-
sungai dan danau yag disetrilisasi, namun jaringan air Kota Malang berasal
langsung dari sumber mata air artesis yang banyak terdapat di pegunungan
Malang. Airnya sangat bersih, sejuk, segar dan sehat. Mungkin inilah salah
satu sebab mengapa gastronomi Kota Malang dikenal sangat lezat ; karena
mengunakan air bersih pegunungan.
• Jaringan Listrik
Seluruh wilayah Kota Malang yang terdiri dari 5 Kecamatan dan 57
Kelurahan telah terlayani oleh jaringan listrik yang dikelola oleh
Perusahaan Listrik Negara.
Selain beberapa prasarana tersebut Kota Malang juga dilengkapi dengan
prasarana-prasarana public lainnya seperti pusat pemerintahan, rumah
sakit, dll.
Seni dan budaya lokal merupakan salah satu komponen yang dapat
dikembangkan/dijual didalam rangka memasarkan Kota Malang sebagai
destinasi Pariwisata unggulan diskala regional, nasional dan internasional.
e. Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang & Tantangan
Kekuatan (Strenght)
a. Adanya lembaga yang mempunya tupoksi tentang pengembangan
budaya pariwisata
b. Aturan / regulasi tentang pariwisata : Undang-undang, PP, Perda dan
Perwal
c. Komitmen Kepala Daerah untuk menjadikan Kota Malang menjadi
Kota Tujuan Wisata
d. Tingkat keamanan di Kota Malang relatif paling kondusif di Jawa
Timur
e. Masyarakat Kota Malang yang heterogen sudah tidak asing lagi
bersinggungan dengan wisatawan
f. Kota Malang memiliki sarana dan prasarana pariwisata yang lengkap
(selain obyek wisata alam)
g. Kota Malang adalah pusat budaya dan peradaban dimana keberadaan
kotanya sudah ada sejak jaman kerajaan Singosari, serta jaman
kolonial Belanda, sehingga terdapat banyak peninggalan-
peninggalan/artefak kuno.
h. Sebagai pusat budaya Kota Malang banyak memiliki seniman-
seniman serta sanggar-sanggar seni yang mengedepankan unsur
budaya “Malangan”
i. Geografis Kota Malang yang tepat berada ditengah-tengah kawasan
Karesidenan Malang, dimana Kota Malang telah berkembang
menjadi episentrum perekonomian, pemerintahan, pendidikan dan
pariwisata
Kelemahan (Weakness)
a. Minimnya keberadaan Obyek Wisata Alam yang dimiliki oleh Kota
Malang, sedangkan potensi yang ada belum dapat dikembangkan
karena keterbatasan bugjet pemerintah daerah
b. Tidak memiliki potensi obyek wisata alam yang spesifik didalam
rangka diversifikasi produk pariwisata
c. Banyaknya peninggalan sejarah belum dapat diekspolarasi secara
maksimal, karena disamping ketiadaan SDM teknis yang ahli sejarah
(arkeolog & curator museum) serta keberadaan situs-situs sejarah
sudah beralih fungsi sbg lahan pemukiman.
d. Keberadaan prasarana dan sarana pertunjukan /performace seni yang
ada di Kota Malang relatif sangat minim.
e. Luas wilayah Kota Malang yang makin menyempit seiring dengan
tingginya kepadatan penduduk
f. Bergesernya area-area terbuka menjadi kawasan-kawasan hunian,
belanja dan perkantoran.
Peluang (Opportunity)
a. Malang adalah gateway masuknya Malang Raya, dimana memiliki
kelengkapan prasarana dan sarana yang lengkap seperti, terminal bus,
stasiun kereta api dan Bandara
b. Para pelaku industri pariwisata telah memiliki asosiasi
perhimpunan/perkumpulan, seperti ; Persatuan Hotel dan Restaurant
Indonesia (PHRI) cabang Kota Malang, Himpunan Pramuwisata
(HPI) Kota Malang, Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota
Malang, dll.
c. Kota Malang banyak memiliki banyak Perguruan tinggi yang juga
memiliki jurusan seni budaya dan jurusan arkeologi yang dapat
dimanfaatkan untuk performance seni budaya serta kepentingan
ekspolasi dan pemeliharaan benda/situs sejarah.
d. Seni dan budaya lokal merupakan salah satu komponen yang dapat
dikembangkan/dijual didalam rangka memasarkan Kota Malang
sebagai destinasi Pariwisata unggulan diskala regional, nasional dan
internaswional.
e. Tri bina cita Komitmen pemerintah daerah untuk mengembangkan
daerah dengan mengacu pada 3 aspek yaitu ; Pendidikan, Pariwisata
dan Perdagangan (TRI BINA CITA)
Ancaman (Threat)
a. Luas wilayah Kota Malang yang makin menyempit seiring dengan
tingginya kepadatan penduduk akibat arus urbanisasi yang. b. Bergesernya area-area terbuka menjadi kawasan-kawasan hunian,
belanja dan perkantoran yang sudah tidak sesuai dengan fungsi
kawasan dan RTRW.
c. Pemberlakuan Pasar Bebas ASEAN Tahun 2015.
d. Iklim kepariwisataan di Jawa Timur yang semakin kompetitif yang
menawarkan ODTW kekayaan alam yang lebih indah dari Kota
Malang.
e. Banyak situs sejarah yang tidak terawat dan beredar di masyarakat yang
berpotensi akan hilang/musnah.
f. Ketiadaan prasarana dan sarana penampilan/performance seni budaya
akan menyebabkan rendahnya apresiasi masyarakat dan wisatawan
terhadap budaya lokal dan mengancam kelestariannya.
f. Arah Pembangunan Kota Malang
Kota Malang adalah kota kedua terbesar di Jawa Timur setelah Surabaya
yang juga merupakan kota yang perkembangannya paling pesat di Jawa Timur.
Iklim investasi berkembang dengan baik di Kota Malang dikarenakan tersedianya
kelengkapan sarana dan prasarana serta kondisi kantibmas yang relatif aman dan
sangat kondusif. Kota Malang yang memiliki Motto Tri Bina Cita yaitu Kota
Pariwisata, Pendidikan dan Industri/perdagangan. Dengan Motto ini maka
seluruh arah dan dinamika pembangunan ditujukan dengan selalu menitik beratkan
ketiga sektor tersebut termasuk didalamnya pengembangan sektor astronomi dan
kepariwisataan Kota Malang.
Apabila diintegrasikan dengan perkembangan pariwisata Kota Malang saat ini
maka korelasi yang dapat gambarkan adalah :
1. Sektor Pendidikan
Kota Malang terkenal sebagai kota pendidikan, bukan hanya karena Kota Malang
memiliki sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta namun juga karena
berkembangnya Learning Society. Ditambah dengan adanya berbagai lembaga
kursus, menjadi daya tarik bagi calon mahasiswa dari luar Kota Malang untuk
menempuh studi di Malang, terlebih pada saat ini Malang mendeklarasikan sebagai
Kota Pendidikan Internasional.
Selain banyaknya perguruan tinggi negeri dan swasta yang berkembang baik di
Kota Malang, ketersediaan lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai
menengah atas yang berkualitas, merupakan potensi yang menjadi daya tarik bagi
warga di luar untuk menempuh pendidikan di Kota Malang
Perguruan Tinggi dan lembaga kursus setingkat D1 yang ada di Kota Malang pada
tahun 2012 sebanyak 199 dengan rincian :
• Universitas Negeri : 3
• Universitas Swasta : 12
• Politeknik Negeri : 3
• Politeknik Swasta : 8
• Sekolah Tinggi Swasta : 20
• Institut : 4
• Lembaga Kursus/D1 : 155
Keberadaan berbagai perguruan tinggi tersebut tentunya memiliki jumlah
mahasiswa yang sangat banyak hingga ratusan ribu orang, yang sebagian besar 95
% berasal dari seluruh wilayah di Indonesia bahkan dari luar negeri. Keberadaan
Perguruan tinggi beserta Mahasiswanya yang besar tentunya memiliki Multiplier
Effect terhadap Perekonomian kota Malang secara keseluruhan termasuk
kepariwisataan. Pada saat musim wisuda pada umumnya occupancy hotel-hotel di
Malang mengalami masa Peak Season, demikian juga dengan berbagai pusat
perbelanjaan dan hiburan.
2. Sektor Industri
Saat ini telah terjadi pergeseran wujud industri yang ada di Kota Malang.
Apabila dahulu sejak masa penjajahan Belanda di Kota Malang banyak berdiri
pabrik-pabrik serta komplek-komplek industri perkebunan, namun kini telah
bermetamorfosa menjadi pusat-pusat perdagangan seiring dengan semakin
padatnya wilayah kota Malang. Berbagai industri-industri besar yang ada tersebut
telah pindah ke wilayah Kabupaten Pasuruan dan Sidoarjo. Yang tersisa di Kota
Malang adalah indutri-industri kecil yang tidak berasap, dan Kota Malang
berkembang menjadi kota industry kecil dan perdagangan. Kota Malang memiliki
pola pertumbuhan industri yang unik, dimana sebagian besar industrinya disokong
oleh sektor industri kecil dan mikro. Untuk industri makro di kota Malang
merupakan industri manufaktur padat karya dan industri mikro yang terbesar adalah
sektor industri gastronomi olahan holtikultura berupa makanan ringan oleh-oleh
khas daerah, yang keberadaannya sangat menunjang sector pariwisata dan
pendidikan.
3. Sektor Pariwisata
Dikarenakan tingginya arus keluar masuk orang yang datang ke Kota
Malang akibat dunia pendidikan (perguruan tinggi), perdagangan dan industri,
maka berakumulasi pada penyediaan berbagai fasilitas umum serta pusat-pusat
keramaian dan perbelanjaan. Seperti, Mall, sentra kuliner, super market, pertokoan
dan sejenisnya. Keberadaan pusat-pusat perbelanjaan, kuliner serta pusat-pusat
keramaian ini telah berubah menjadi episentrum perekonomian bagi wilayah-
wilayah (kab./Kota) yang ada di sekitar Kota Malang.
KETERSEDIAAN PRODUK PARIWISATA KOTA MALANG
Wisata Alam -
34 Obyek Wisata Buatan
1. Balai Kota Malang 2. Telogo Mas
3. Perpustakaan kota
malang 4. Alun alun Tugu
5. Musium Brawijaya
6. Sumur Windu
Kendedes
7. Musium Mpu
Purwa 8. UMM
9. Pasar Burung 10. UB
11. Pasar Bunga
splendit 12. UNM
13. Hutan Malabar 14. Musium Bentul
15. Pasar Besar
16. Musium Malang
Tempo Dulu
17. Masjid Jami‟ 18. Toko OEN
19. Gereja Ijen 20. Taman Senaputra
21. Pura Luhur
Dwijawarsa
22. Perpustakaan Kota
Malang
23. Klenteng Eng Ang
Kiong
24. Sentra Keramik
Dinoyo
25. Gereja Kayutangan 26. Taman Merjosari
27. Corjesu 28. Taman Trunojoyo
29. TAREKO 30. Taman Merbabu
31. RSBI 32. Pasar Wisata Tugu
33. Gedung PLN
34. Pasar Wisata
Velodrom
Dari aspek kepariwisataan kondisi ini dikembangkan menjadi wisata
belanja, dan lebih jauh lagi pengemasan MICE dengan City Tourism kini kian
digalakkan oleh para pelaku pariwisata. Tak heran pada saat ini sebagian besar hotel
berbintang di Kota Malang menyediakan sarana MICE guna menjaring segmen
regional dan nasional. Dan bauran pemasaran antara Businnes, Shopping dan
Tourism. Terbukti ampuh meningkatkan kunjungan wisatawan di Kota Malang.
2. Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang
a. Visi dan Misi
1) Visi
“TERWUJUDNYA KOTA MALANG SEBAGAI DESTINASI
PARIWISATA YANG BERMARTABAT”
2) Misi
• Mengembangkan dan melestarikan kebudayaan, nilai sejarah, tradisi, adat
istiadat dan peninggalan purbakala sebagai media untuk mempererat persatuan
dan kesatuan, rasa cinta tanah air.
• Mengembangkan, mempromosikan dan menjadikan pariwisata kota malang
menjadi destinasi pariwisata unggulan memiliki daya jual dan daya saing yang
kompetitif.
Tujuan Dalam Rangka Mencapai Misi
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, sebagai penjabarannya dituangkan
dalam bentuk misi yang dapat memberikan arah, tujuan yang ingin dicapai dan
memberikan fokus terhadap program yang akan dilaksanakan serta untuk
menumbuhkan partisipasi semua pihak.
Adapun misi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan dan melestarikan kebudayaan, nilai sejarah, tradisi, adat
istiadat dan peninggalan purbakala sebagai media untuk mempererat persatuan dan
kesatuan, rasa cinta tanah air.
2. Mengembangkan, mempromosikan dan menjadikan pariwisata kota malang
menjadi destinasi pariwisata unggulan memiliki daya jual dan daya saing yang
kompetitif. Ditetapkanya Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Malang diarahkan untuk mendorong pertumbuhan pariwisata dan meningkatkan
kesejahteraan rakyat, dengan tetap memperhatikan asas manfaat kekeluargaan, adil
dan merata, keseimbangan, kemandirian, kelestarian, partisipasi masyarakat,
berkelanjutan, demokratis, kesetaraan, dan kesatuan serta berpegang pada
prinsipprinsip pembangunan berkelanjutan dan tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance). Sasaran-sasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang
merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis dirumuskan untuk
masing-masing tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran adalah hasil yang akan
dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun
waktu satu tahun. Untuk mencapai tujuan dan sasaran dirumuskan strategi yang
dijabarkan ke dalam kebijakankebijakan dan program-program.
b. Tugas dan Fungsi
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melaksanakan tugas pokok penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan daerah di bidang kebudayaan dan
pariwisata.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Disbudpar mempunyai fungsi :
• perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan
pariwisata
• penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program di bidang kebudayaan
dan pariwisata
• Penetapan dan pelaksanaan kebijakan daerah pada bidang kebudayaan, nilai
tradisi, perfilman , kesenian , sejarah, purbakala dan permuseuman
• Penetapan dan pelaksanaan kebijakan daerah pada bidang kepariwisataan;
• Pelaksanaan pengembangan dan promosi potensi wisata
• Pengelolaan pemanfaatan Gedung Kesenian Gajayana Pemerintah Kota
Malang
• Pemberian pertimbangan teknis perizinan dibidang kebudayaan dan
pariwisata
• Pemberian dan pencabutan perizinan di bidang kebudayaan dan pariwisata
yang menjadi kewenangannya
• Pelaksanaan penyidikan tindak pidana pelanggaran di bidang kebudayaan
dan pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
• Pelaksanaan pembelian / pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud
yang akan digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan
fungsi
• Pelaksanaan pemeliharaan barang milik daerah yang digunakan dalam
rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi
• Pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya
• Pelaksanaan pendataan potensi retribusi daerah
• Pelaksanaan pemungutan penerimaan bukan pajak daerah
• Pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan program, ketata
laksanaan , ketatausahaan , keuangan , kepegawaian , rumah tangga,
perlengkapan, kehumasan, kepustakaan dan kearsipan
• Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
• Penyusunan dan pelaksanaan Standar Pelayanan Publik (SPP) dan Standar
Operasional dan Prosedur (SOP)
• Pelaksanaan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan/atau
pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara periodik yang
bertujuan untuk memperbaiki kualitas layanan
• Pengelolaan pengaduan masyarakat dibidang kebudayaan dan pariwisata
• Penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lain nya terkait
layanan publik secara berkala melalui web site Pemerintah Daerah
• Pemberdayaan dan pembinaan jabatan fungsional
• Penyelenggaraan UPT dan jabatan fungsional
• Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
• Dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas pokoknya.
c. Struktur Organisasi
Sesuai dengan Perda Nomor 6 Tahun 2012 Tentang SO Dinas Daerah dan
Peraturan Walikota Malang Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Uraian Tugas Pokok,
Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang. Kedudukan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang langsung berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah dan dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas.
Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat meliputi :
(1) Sub Bagian Keuangan
(2) Sub Bagian Penyusunan Program
(3) Sub Bagian Umum
c. Bidang Jarahnitra, meliputi :
(1) Seksi Sejarah dan Nilai Tradisi;
(2) Seksi Museum dan Kepurbakalaan.
d. Bidang Pengembangan Seni Budaya, meliputi :
(1) Seksi Kesenian dan Perfilman;
(2) Seksi Budaya.
e. Bidang Pengembangan Produk Promosi Wisata, meliputi :
(1) Pengelolaan Data Wisata;
(2) Seksi Pengembangan Produk Wisata;
(3) Seksi Promosi Wisata.
f. UPTD Taman Rekreasi kota
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Gambar 2 : Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang
Sumber : Renstra Disbudpar Kota Malang
Kepala Dinas
Sekretaris Dinas
SUBBAG
SUNGRAM
SUBBAG
UMUM
SUBBAG
KEUANGAN
Bidang
Pengembangan
Seni Dan Budaya
Bidang
Pengembangan
Produk Dan
Promosi Wisata
Bidang Jarahnitra
Dan Muskala
Seksi
Pengelolaan
Data Wisata
Seksi
Pengembangan
Produk Wisata
Seksi Promosi
Wisata
Seksi
Kesenian
Seksi
Budaya
Seksi Museum Dan purbakala
Seksi Sejarah Dan Nilai
Tradisi
UPT Tareko
B. Penyajian Data Fokus
1. Strategi Pemerintah daerah dalam mewujudkan Beautiful Malang sebagai City
Branding
Kota Malang memiliki sesuatu yang dibanggakan yaitu Tri Bina Cita yang
ditetapkan dalam salah satu sidang paripurna Gotong Royong Kotapraja Malang
tahun 1962. Isi dari Tri Bina Cita itu sendiri adalah Malang sebagai Kota
Pendidikan, Malang sebagai Kota Jasa, dan Malang sebagai Kota Pariwisata. Sejak
tahun 2002 Pemerintah daerah kota malang sudah membuat Branding kota antara
lain Malang Welcoming City, Malang Asoy, dan yang terbaru yaitu Beautiful
Malang. Tujuan membuat Branding ini supaya mudah diingat oleh masyarakat luas.
Begitu pula jika ingin membranding sebuah kota, dimana tujuan utamanya adalah
agar kota tersebut mudah diingat. Ketika kota sudah diingat maka akan banyak
wisatawan yang akan datang ke kota tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu
Ida selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Malang :
“Kalo kita bicara branding, pasti yang terlintas adalah icon dari produk
tersebut, dimana produk tersebut melakukan branding agar mudah diingat
dan dapat menarik semua orang yang melihat ata memakai jasa tersebut.”
(wawancara tanggal 17 Maret 2017)
Branding kota tujuannya agar mudah diingat, akan tetapi juga harus
memiliki identitas kota dan sesuai ciri khas kota tersebut. Setiap kota memiliki ciri
khas masing- masing, ada yang mengutamakan sumberdaya alam, mengutamakan
budayanya. Branding juga harus sesuai dengan tujuan pemimpin kota tersebut, mau
dibawa kemana kota nya. Seperti yang dikatakan Kasi Promosi wisata Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata kota Malang
“Ketika kami ingin membranding sebuah kota maupun produk, kita harus
menyesuaikan dengan ciri khas yang ada di kota tersebut dan juga harus
jelas mau dibawa kemana kotanya, dan tentunya yang paling penting harus
mempunyai identitas sebuah kota” (wawancara dg Bpk AG, tanggal 17
Maret 2017).
Visi dan juga misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Malang ini
dirumuskan dalam Rencana Strategis tahun 2013 - 2018. Salah satu titik fokus
Pemerintah Daerah Kota Malang untuk mengembangkan pariwisatanya adalah
memasarkan pariwisatanya. Untuk mencapai visi Kota Malang yang ingin menjadi
Kota Pariwisata kemudian dilakukan strategi untuk memudahkan pariwisata agar
menjadi terkenal atau mudah diingat. Perkembangan Kota Malang yang memang
memiliki potensi di sektor Pariwisata dan Kebudyaan mulai menerapkan City
Branding untuk mengangkat sektor Pariwisata di Kota Malang. Kota Malang
membangun Branding kota pada tahun 2016 dengan tagline Beautiful Malang.
Langkah tersebut tidak lepas dari peran walikota Kota Malang yakni Bapak
Mochammad Anton yang memiliki pandangan bahwa Branding sangatlah penting
bagi kota Malang agar Kota Malang mempunya identitas diri dan ada ciri khas
tersendiri. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Malang :
“City Branding kota Malang sebernarnya sudah ada sejak dulu tahun 2000,
akan tetapi Kota Malang dari dulu masih bingung mau jadi apa kotanya,
soalnya kita ini memiliki konsep Tri Bina Cita yaitu sebagai Kota
Pendidikan, Jasa dan Pariwisata. Seiringnya globalisasi kota Malang ini
semakin terlihat adanya perkembangan di sektor pariwisata. Maka
demikan kami ingin menguatkan Kota Malang sebagai Kota Pariwisata
dengan meluncurkan sebuah City Branding dengan Tagline Beautiful
Malang. Kami ingin agar kota Malang mempunyai ciri khas yang berbeda
dengan Kota yang lain.” (wawancara dengan Ibu Id (47 Thn), tanggal 17
Maret 2017)
Dengan demikian Kota Malang ingin mempromosikan pariwasta dan ingin
memperkuat sektor pariwisata yang ada di kota Malang agar kedepanya dapat
dikembangan lebih baik lagi, karena sektor Pariwisata dapat menjadi kunci sukses
dalam mencapai visi Kota Malang yaitu terwujudnya Kota Malang sebagai
destinasi pariwisata yang bermartabat. Lalu dengan target visi tersebut harus ada
strategi yang diambil oleh Pemerintah Kota Malang.
Strategi Pemerintah daerah dalam mewujudkan Beautiful Malang, melalui :
a) Peningkatan daya saing produk wisata
Kota Malang sebagai kota Pariwisata dengan menggunakan City Branding
Beautiful Malang mencangkup 3 aspek yaitu attraction, accessibility, dan
amenities.. Oleh Karena kota Malang sangat minim wisata alam seperti laut,
gunung, maka dari itu kota Malang ini meningkatkan daya saing produk wisata nya
lewat atraksi buatan dan event – event yang diselenggarakan atau dijadwalkan
selama satu tahun, seperti yang dijelaskan oleh Bapak Agung (47 tahun) selaku Kasi
Promosi pariwisata kota malang sebagai berikut :
“Dalam meningkatkan daya saing wisata, Dinas Kebudayaan dan
pariwisata kota malang menyelenggarakan event – event yang sudah
direncanakan dalam kurun satu tahun ini, dikarenakan kota Malang sangat
minim mempunyai atraksi alam seperti laut, maupun gunung, adanya pun
cuma pegunungan biasa. Oleh Karena itu kota Malang meningkatkan daya
saing produk wisata dengan pesonanya, Dalam hal ini faktor utamanya
yaitu dengan event event yang ada seperti contoh Malang Flower Carnival,
Malang Tempo Doloe, Car Free day yang kita adakan setiap minggu dan
banyak lagi di kalender event Kota Malang tahun 2017. Dan juga tidak
luput, kita sebagai warga kota Malang harus ramah tamah terhadap
sesama, dan juga sebagai kota pariwisata juga membutuhkan kemudahan
akses untuk mencapai tempat – tempat wisata tersebut (Wawancara 17
Maret 2017)
Hal tersebut juga senada dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Wahyu (52
tahun) sebagai warga asli Malang yang berpendapat bahwa event dikota Malang
sudah bagus dan sudah teratur dalam pelaksanaanya, walaupun masyarakat asli
Malang belum sepenuhnya antusias dalam ikut kegiatan. Berikut wawancara
dengan beliau :
“Kalau masalah event di Malang sendiri sudah bagus menurut saya mas,
seperti contoh event – event itu sudah diatur tanggalnya dan juga
dilaksanakan dengan baik, mulai dari wayang dan kesenian – kesenian.
Eventnya sudah ada dalam brusur mas, tapi saya rasa warga asli malang
sendiri malah kurang peduli mas terhadap kegiatan – kegiatan yang ada
dikotanya sendiri. Padahal kegiatan tersebut bisa jadi daya tarik tersendiri
bagi Kota Malang”. (wawancara pada tanggal 17 Maret 2017)
Pendapat bapak Agung Selaku Kasi Promosi Wisata Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Malang ditambahkan juga oleh bapak Bambang sebagai salah satu
pengunjung CFD di jalan ijen yang mengungkapkan bahwa CFD sendiri dirasa
sangat bermanfaat dimana setiap minggunya selalu banyak warga masyarakat yang
ikut ambil bagian didalam kegiatan ini. Hal ini tentu selain sebagai tempat untuk
berolahraga, beliau mengungkapkan bahwa ajang ini tentu akan menjadi icon
tersendiri bagi kota Malang. Berikut hasil wawancara peneliti dengan beliau :
“Kita sebagai masyarakat pasti senang ya dek karena dengan adanya CFD
setiap minggu kayak begini ya bagus. Selain untuk olahraga, kita sering
cicipi kuliner-kuliner yang dijual. Mungkin dengan begitu, CFD sendiri
bisa menjadi daya tarik dan icon tersediri bagi Kota Malang”. (wawancara
pada tanggal 17 Maret 2017)
Menurut hasil wawancara tersebut, kota Malang sebagai kota pariwisata
dalam hal ini lebih memperkuat dan memperbanyak event – event yang ada dan
juga kemudahan akses untuk mengunjungi tempat tempat tersebut. Setelah
memahami dari apa yang responden jelaskan, diketahui bahwa memang hingga
sejauh ini pada pelaksanaan pengembangan produk wisata telah berjalan dengan
semestinya dengan adanya penyelenggaraan event-event ataupun acara-acara yang
bertemakan pariwisata guna meningkatkan jumlah kunjungan maupun daya tarik
wisata salah satunya melalui kegiatan event maupun CFD yang dilakukan disetiap
minggunya di jalan ijen yang dikombinasikan dengan kegiatan wisata kuliner khas
kota malang.
b) Pengembangan daya tarik wisata
Kota Malang melakukan pengembangan di bagian Taman kota dan juga
menyediakan sarana sarana transportasi yang bertujuan untuk kemudahan akses.
Bapak Agung menjelaskan bahwa sejauh ini dalam mengembangkan daya tarik
wisata yang ada di Kota Malang, Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kota Malang
lebih menitik beratkan pada pembangunan hingga perbaikan berbagai fasilitas
maupun sarana-prasarana pendukung seperti taman kota, penyediaan bus pariwisata
serta perbaikan fasilitas penunjang yang seperti tempat duduk/kursi yang ada di
sebagian besar pusat kota malang. Berikut wawancara dengan Bapak Agung
mengenai pengembangan daya Tarik wisata
“Kami mengembangakan Taman-taman yang ada di malang seperti contoh
Taman Trunojoyo, Hutan Malabar, Taman Merjosari, Alun Alun dan juga
balai kota. Dan tidak ketinggalan kita membangun museum untuk
peninggalan – peninggalan jaman dulu. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
dalam hal ini turut mengembangkan fasilitas maupun mempercantik taman
taman yang ada supaya kota malang menjadi kota yang dapat menarik
wisatawan yang ada di lokal maupun mancanegara. Selain taman ada juga
bis Macyto, Bis Macyto ini baru pertama ada di kota Malang, Bis besar
dan bertingkat serta atas nya dibuat tidak beratap sehingga wisatawan bisa
duduk sambil menikmati pemandangan.
Gambar 3. Bus Macito
Sumber : Observasi dilapangan oleh peneliti
Pendapat bapak Agung diatas juga ditambahkan oleh pendapat ibu Sri (49 tahun)
sebagai salah satu pengunjung asal kabupaten mojokerto yang mengungkapkan
bahwa beliau sendiri sangat tertarik dan senang untuk berkunjung ke kota malang
dikarenakan kota malang memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Berikut hasil wawancara peneliti dengan beliau
“…..oh iya dek kebetulan kita dari Mojokerto sengaja main kesini karena
memang malang dari dulu bagus tempatnya apalagi untuk rekreasi dengan
keluarga. Dulu kita pernah main kesini tapi tempat-tempatnya tidak
sebagus sekarang makanya kita senang kalau main ke malang”.
(wawancara pada tanggal 17 Maret 2017)
Pendapat ibu Sri selaku warga Mojokerto juga ditambahkan oleh ibu Desi (40
tahun) dari Kota Kediri, beliau mengungkapkan bahwa Kota Malang ini sangat
bagus dan unik dengan adanya bis macito yang berfungsi untuk mengantar
wisatawan mengelilingi kota Malang, berikut adalah wawancara dengan beliau :
“Bis macito itu bagus mas dan unik menurut saya, bis tersebut bisa untuk
mengantar orang – orang yang dari malang dan luar Malang bisa
mengelilingi kota Malang ini beserta pemandu pula. Harusnya bis macito
ini ditambah lagi jumlahnya 2 atau 3 bis lagi mas agar, saya rasa kurang
kalau cuma satu saja”. (wawancara pada tanggal 17 Maret 2017)
Setelah memahami dari apa yang responden jelaskan serta hasil temuan peneliti di
lapangan diketahui bahwa memang hingga sejauh ini pemerintah daerah kota
malang dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang melakukan
perbaikan fasilitas hingga pengadaan fasilitas maupun kemudahan akses bagi para
pengunjung didalam mengembangakan daya tarik wisata.
c) Promosi terpadu dan Berkesinambungan
Promosi dalam hal ini bisa diartikan sebagai suatu aktivitas komunikasi
dari pemilik produk atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat, dengan tujuan
supaya produk atau jasa, merek dan nama perusahaan dapat dikenal masyarakat
sekaligus mempengaruhi masyarakat supaya mau membeli serta menggunakan
produk atau jasa perusahaan. Berikut Hasil wawancara dari bapak Agung mengenai
Promosi terpadu dan berkesinambungan
“Dalam mempromosikan Beautiful Malang kita membuat konsep Promosi
yaitu BAS (Branding, Advertesting, Selling). Kita harus punya Branding
untuk dipasarkan, yaitu beautiful Malang. Advertesting nya kita pasang di
poster – poster, Kalender Event dan juga setiap kegiatan kita memasang
logo dan juga di Baliho yang ada di kota Malang. Tidak ketinggalan Bapak
Walikota turun ke jalan untuk memasang stiker - stiker beautiful Malang.
Dan yang terakhir adalah Selling, disini kita mempromosikan Beautiful
malang ke Pameran – pameran bahkan sampai ke luar negeri yaitu
Malaysia, kita menjual kampung warna – warni Jodipan. (wawancara pada