Top Banner
BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Kota Malang a. Sejarah Kota Malang Kota Malang seperti kota-kota lain di Indonesia pada umumnya baru tumbuh dan berkembang setelah datangnya pemerintah kolonial Belanda. Fasilitas umum direncanakan sedemekian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan diskriminatif itu masih berbekas hingga sekarang namun tak begitu kentara disaat jaman penjajahan Belanda. Salah satu contohnya kawasan Ijen Boulevard dan sekitarnya hanya dinikmati oleh keluarga-keluarga Belanda dan bangsa eropa lainnya, sementara penduduk pribumi bertempat tinggal dipinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai. Kawasan perumahan itu sekarang bagai monumen yang menyimpan misteri. Pada tahun 1879, di Kota Malang mulai beroprasi kereta api dan sejak itu kota Malang berkembang dengan pesatnya. Berbagai kebutuhan masyarakat mulai meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadinya perubahan tata guna lahan, daerah yang terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan, seperti dari fungsi pertanian menjadi area perumahan dan industri. (Sumber: www.malangkota.go.id) Sejalan berkembangan tersebut diatas, urbanisasi terus berlangsung dan kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal meningkat diluar kemampuan pemerintah, sementara tingkat ekonomi para urbanisasi sangat terbatas, yang selanjutnya akan timbulnya pemukiman liar yang pada umumnya berkembang
50

BAB IV.pdf

Apr 20, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB IV.pdf

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kota Malang

a. Sejarah Kota Malang

Kota Malang seperti kota-kota lain di Indonesia pada umumnya baru

tumbuh dan berkembang setelah datangnya pemerintah kolonial Belanda. Fasilitas

umum direncanakan sedemekian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda.

Kesan diskriminatif itu masih berbekas hingga sekarang namun tak begitu kentara

disaat jaman penjajahan Belanda. Salah satu contohnya kawasan Ijen Boulevard

dan sekitarnya hanya dinikmati oleh keluarga-keluarga Belanda dan bangsa eropa

lainnya, sementara penduduk pribumi bertempat tinggal dipinggiran kota dengan

fasilitas yang kurang memadai. Kawasan perumahan itu sekarang bagai monumen

yang menyimpan misteri.

Pada tahun 1879, di Kota Malang mulai beroprasi kereta api dan sejak itu

kota Malang berkembang dengan pesatnya. Berbagai kebutuhan masyarakat mulai

meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya

terjadinya perubahan tata guna lahan, daerah yang terbangun bermunculan tanpa

terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan, seperti dari fungsi

pertanian menjadi area perumahan dan industri. (Sumber: www.malangkota.go.id)

Sejalan berkembangan tersebut diatas, urbanisasi terus berlangsung dan

kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal meningkat diluar kemampuan

pemerintah, sementara tingkat ekonomi para urbanisasi sangat terbatas, yang

selanjutnya akan timbulnya pemukiman liar yang pada umumnya berkembang

Page 2: BAB IV.pdf

disekitar daerah perdagangan, di sepanjang jalur hijau, maupun sekitar sungai.

Selang beberapa lama kemudian daerah tersebut berubah menjadi perkampungan,

dan degradasi kualitas hidup mulai terjadi dengan segala dampak bawaanya.

Gejalas tersebut cenderung terus meningkat, dan sulit dibayangkan apa yang yang

terjadi seandainya masalah tersebut diabaikan.

b. Geografis

Kota Malang merupakan salah satu daerah otonom dan merupakan kota

terbesar di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Letaknya berada di tengah

Kabupaten Malang secara astronomis terletak pada posisi 112,06 – 112,07 Bujur

Timur, 7,06 – 8,02 Lintang selatan dengan batas wilayah sebagai berikut:

1) Sebelah Utara Kec. Singosari dan Kec. Karangploso Kab. Malang

2) Sebelah Timur Kec. Pakis dan Kec. Tumpang Kab. Malang

3) Sebelah Selatan Kec. Tajinan dan Kec. Pakisaji Kab. Malang

4) Sebelah Barat Kec. Wagir dan Kec. Dau Kab. Malang

Page 3: BAB IV.pdf

Gambar 1. Peta Kota Malang

Sumber: www.malangkota.go.id

Luas wilayah Kota Malang sebesar 110.06 km persegi yang terbagi dalam

lima kecamatan yaitu Kecamatan Kedungkandang, Sukun Klojen, Blimbing dan

Lowokwaru. Potensi alam yang dimiliki Kota Malang adalah letaknya yang cukup

tinggi yaitu berada 440-667 meter diatas permukaan air laut. Salah satu lokasi yang

paling tinggi adalah Pegunungan Buring yang terletak di sebelah timur Kota

Malang. Dari atas pegunungan ini terlihat jelas pemandangan yang indah antara lain

dari barat terlihat barisan Gunung Kawi dan Panderman, sebelah utara Gunung

Arjuno, sebelah timur Gunung Semeru dan jika melihat kebawah terlihat hamparan

Kota Malang. Sedangkan sungai yang mengalir di wilayah Kota Malang adalah

Sungai Brantas, Sungai Amprong, dan Sungai Bango.

Page 4: BAB IV.pdf

Kota Malang terdiri dari lima kecamatan yang ada dan terbagi atas 57

kelurahan. Berdasakan klasifikasi dari kemampuan kelurahan dalam membangun

wilayahnya tercatat seluruh kelurahan dalam membangun wilayahnyatercatat

seluruh kelurahan masuk ke dalam kategori kelurahan swasembad, artinya hampir

seluruh kelurahan yang ada telah mampu menyelenggarakan pemerintahannya

dengan mandiri. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, aparatur pemerintah

sebagai abdi negara dan abdi masyarakat yang mempunyai peran yang penting

menyelenggarakan berbagai tugas dengan baik itu tugas-tugas umum

pemerintahan, tugas pembangunan maupun dalam tugas memberikan pelayanan

kepada masyarakat (publik).

c. Penduduk

Data kependudukan sangat diperlukan dalam perencanaan dan evaluasi

pembangunan karena penduduk merupakan subyek dan sekaligus sebagai obyek

pembangunan. Data penduduk dapat diperoleh melalui beberapa cara yaitu melalui

sensus penduduk, registrasi penduduk, dan survei kependudukan.

Tabel 2. Rekapitulasi Penduduk Kota Malang Tahun 2013

No. Kecamatan Jumlah

Penduduk (jiwa)

Laki-laki Perempuan

1. Blimbing 185.187 92.745 92.442

2. Klojen 107.212 52.605 53.607

3. Kedung Kandang 191.851 96.343 95.508

4. Sukun 191.229 95.988 95.241

5. Lowokwaru 160.694 80.419 80.475

Jumlah 836.373 418.100 418.273

Sumber: dispendukcapil.malangkota.go.id

Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa wilayah dengan jumlah

penduduk tertinggi adalah Kedungkandang dengan jumlah sebesar 191.851 jiwa.

Page 5: BAB IV.pdf

Posisi kedua adalah Kecamatan Sukun dengan jumlah penduduk 191.229 jiwa.

Posisi ketiga adalah Kecamatan Blimbing dengan jumlah penduduk 185.187 jiwa.

Posisi keempat adalah Kecamatan Lowokwaru dengan jumlah penduduk sebesar

160.694 jiwa. Dan yang terendah adalah Kecamatan Klojen dengan jumlah

penduduk sebanyak 107,212 jiwa.

Selain mengetahui jumlah penduduk yang ada di Kota Malang, maka perlu

juga mengetahui pengeluaran perkapita yang ada di Kota Malang. Hal ini agar dapat

mengetahui kemampuan ekonomi masyarakat Kota Malang. Berikut merupakan

tabel yang membahas kelompok pengeluaran perkapita sebulan:

Tabel 3. Persentase Rumah Tangga menurut Kelompok Pengeluaran

perkapita Sebulan Tahun 2013

No. Kelompok Pengeluaran per bulan (Rp) Persentase (%)

1. <199.999 -

2. 200.000-299.999 1,90

3. 300.000-499.999 22.98

4. 500.000-749.000 17,48

5. 750.000-999.999 14,86

6. >999.999 42,78

Jumlah 100,00

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013, BPS Kota Malang.

Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan jumlah penduduk menurut persentase

kelompok pengeluaran perbulan terbanyak di atas Rp. 999.999,00 perbulan sebesar

42,78% di tahun 2013. Jumlah tersebut hampir setengah dari warga Kota Malang

yang pengeluaranya perbulan diatas Rp. 999.999,00. Terbesar kedua ada pada

pengeluaran rata-rata Rp. 300.000-Rp. 499.999 perbulan dengan persentase 22.89%

dan yang terendah ada pada pengeluaran rata-rata Rp. 200.000,00 – Rp. 299.999,00

dengan persentase 1,90% pada tahun 2013. Hal ini menunjukan bahwa penduduk

Kota Malang dapat dikatakan cukup mampu dalam perekonomian, karena menurut

Page 6: BAB IV.pdf

Bank Dunia yang dikatakan penduduk kurang mampu apabila berpenghasilan di

bawah $ 2.

d. Prasarana Kota Malang

• Jalan raya antar kota Jalan terpanjang adalah jalan kota 873,26 km, jalan Propinsi 49,32 dan

jalan Negara 14,46 km.

• Airport

Terdapat 1 buah bandara yang bernama Abdul Rachman Saleh, yang

kepemilikan serta pengelolaan dilakukan secara bersama antara

Pemerintah Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu. Setiap

harinya bandara ini melayani 7 penerbangan 5 maskapai nasional untuk

route Jakarta dan Denpasar.

• Terminal

Terdapat 3 buah terminal Bus di Kota Malang. Terminal-terminal ini

melayani rute-rute angkutan dalam dan luar kota. Rute-rute yang

dilayani untuk luar kota setiap harinya meliputi seluruh kota-kota utama

di pulau Jawa seperti ; Jakarta, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, dan

Bandung serta hampir seluruh kota-kota besar lainnya di Jawa.

Terminal ini juga melayani rute antar pulau seperti Sumatra, Bali,

Lombok dan Sumbawa.

• Stasiun KA

Terdapat 1 buah stasiun besar da 2 buah stasiun kecil. Sama seperi

pelayanan pada terminal bus. Stasiun kereta api Kota Malang juga

melayani seluruh kota-kota besar utama di Jawa setiap harinya. • Jaringan Komunikasi

Seluruh Kota Malang telah dilayani sarana dan prasarana

telekomunikasi. Sarana-sarana telpon umum, Wi-Fi, Hotspot telah

tersedia dan dapat diakses bebas di ruang-ruang public/taman, pusat

perbelanjaan, kantor-kantor pemerintah, hotel dan seluruh kawasan

pendidikan. Kota Malang pada tahun 2010 memenangkan award

sebagai Cyber City yang pertama kalinya di Indonesia. Sebagai kota

pendidikan, perdagangan dan pariwisata Kota Malang juga merupakan

pasar yang baik bagi para operator selular di Indonesia.

• Perbankan Jumlah bank umum yang beroperasi di kota Malang pada tahun 2011

sebanyak 41 yang terdiri dari 10 bank pemerintah, 30 bank swasta dan

1 Bank Pemerintah Daerah.

• Jaringan instalasi Air Bersih Seluruh wilayah Kota Malang telah terlayani oleh Jaringan air bersih yang

dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). yang membedakan

antara jaringan air bersih Kota Malang dengan daerah-daerah lainnya di

Indonesia yaitu apabila didaerah lain sumber airnya diperoleh dari sungai-

sungai dan danau yag disetrilisasi, namun jaringan air Kota Malang berasal

langsung dari sumber mata air artesis yang banyak terdapat di pegunungan

Page 7: BAB IV.pdf

Malang. Airnya sangat bersih, sejuk, segar dan sehat. Mungkin inilah salah

satu sebab mengapa gastronomi Kota Malang dikenal sangat lezat ; karena

mengunakan air bersih pegunungan.

• Jaringan Listrik

Seluruh wilayah Kota Malang yang terdiri dari 5 Kecamatan dan 57

Kelurahan telah terlayani oleh jaringan listrik yang dikelola oleh

Perusahaan Listrik Negara.

Selain beberapa prasarana tersebut Kota Malang juga dilengkapi dengan

prasarana-prasarana public lainnya seperti pusat pemerintahan, rumah

sakit, dll.

Seni dan budaya lokal merupakan salah satu komponen yang dapat

dikembangkan/dijual didalam rangka memasarkan Kota Malang sebagai

destinasi Pariwisata unggulan diskala regional, nasional dan internasional.

e. Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang & Tantangan

Kekuatan (Strenght)

a. Adanya lembaga yang mempunya tupoksi tentang pengembangan

budaya pariwisata

b. Aturan / regulasi tentang pariwisata : Undang-undang, PP, Perda dan

Perwal

c. Komitmen Kepala Daerah untuk menjadikan Kota Malang menjadi

Kota Tujuan Wisata

d. Tingkat keamanan di Kota Malang relatif paling kondusif di Jawa

Timur

e. Masyarakat Kota Malang yang heterogen sudah tidak asing lagi

bersinggungan dengan wisatawan

f. Kota Malang memiliki sarana dan prasarana pariwisata yang lengkap

(selain obyek wisata alam)

g. Kota Malang adalah pusat budaya dan peradaban dimana keberadaan

kotanya sudah ada sejak jaman kerajaan Singosari, serta jaman

kolonial Belanda, sehingga terdapat banyak peninggalan-

peninggalan/artefak kuno.

h. Sebagai pusat budaya Kota Malang banyak memiliki seniman-

seniman serta sanggar-sanggar seni yang mengedepankan unsur

budaya “Malangan”

i. Geografis Kota Malang yang tepat berada ditengah-tengah kawasan

Karesidenan Malang, dimana Kota Malang telah berkembang

menjadi episentrum perekonomian, pemerintahan, pendidikan dan

pariwisata

Kelemahan (Weakness)

Page 8: BAB IV.pdf

a. Minimnya keberadaan Obyek Wisata Alam yang dimiliki oleh Kota

Malang, sedangkan potensi yang ada belum dapat dikembangkan

karena keterbatasan bugjet pemerintah daerah

b. Tidak memiliki potensi obyek wisata alam yang spesifik didalam

rangka diversifikasi produk pariwisata

c. Banyaknya peninggalan sejarah belum dapat diekspolarasi secara

maksimal, karena disamping ketiadaan SDM teknis yang ahli sejarah

(arkeolog & curator museum) serta keberadaan situs-situs sejarah

sudah beralih fungsi sbg lahan pemukiman.

d. Keberadaan prasarana dan sarana pertunjukan /performace seni yang

ada di Kota Malang relatif sangat minim.

e. Luas wilayah Kota Malang yang makin menyempit seiring dengan

tingginya kepadatan penduduk

f. Bergesernya area-area terbuka menjadi kawasan-kawasan hunian,

belanja dan perkantoran.

Peluang (Opportunity)

a. Malang adalah gateway masuknya Malang Raya, dimana memiliki

kelengkapan prasarana dan sarana yang lengkap seperti, terminal bus,

stasiun kereta api dan Bandara

b. Para pelaku industri pariwisata telah memiliki asosiasi

perhimpunan/perkumpulan, seperti ; Persatuan Hotel dan Restaurant

Indonesia (PHRI) cabang Kota Malang, Himpunan Pramuwisata

(HPI) Kota Malang, Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota

Malang, dll.

c. Kota Malang banyak memiliki banyak Perguruan tinggi yang juga

memiliki jurusan seni budaya dan jurusan arkeologi yang dapat

dimanfaatkan untuk performance seni budaya serta kepentingan

ekspolasi dan pemeliharaan benda/situs sejarah.

d. Seni dan budaya lokal merupakan salah satu komponen yang dapat

dikembangkan/dijual didalam rangka memasarkan Kota Malang

sebagai destinasi Pariwisata unggulan diskala regional, nasional dan

internaswional.

e. Tri bina cita Komitmen pemerintah daerah untuk mengembangkan

daerah dengan mengacu pada 3 aspek yaitu ; Pendidikan, Pariwisata

dan Perdagangan (TRI BINA CITA)

Ancaman (Threat)

a. Luas wilayah Kota Malang yang makin menyempit seiring dengan

tingginya kepadatan penduduk akibat arus urbanisasi yang. b. Bergesernya area-area terbuka menjadi kawasan-kawasan hunian,

belanja dan perkantoran yang sudah tidak sesuai dengan fungsi

kawasan dan RTRW.

c. Pemberlakuan Pasar Bebas ASEAN Tahun 2015.

Page 9: BAB IV.pdf

d. Iklim kepariwisataan di Jawa Timur yang semakin kompetitif yang

menawarkan ODTW kekayaan alam yang lebih indah dari Kota

Malang.

e. Banyak situs sejarah yang tidak terawat dan beredar di masyarakat yang

berpotensi akan hilang/musnah.

f. Ketiadaan prasarana dan sarana penampilan/performance seni budaya

akan menyebabkan rendahnya apresiasi masyarakat dan wisatawan

terhadap budaya lokal dan mengancam kelestariannya.

f. Arah Pembangunan Kota Malang

Kota Malang adalah kota kedua terbesar di Jawa Timur setelah Surabaya

yang juga merupakan kota yang perkembangannya paling pesat di Jawa Timur.

Iklim investasi berkembang dengan baik di Kota Malang dikarenakan tersedianya

kelengkapan sarana dan prasarana serta kondisi kantibmas yang relatif aman dan

sangat kondusif. Kota Malang yang memiliki Motto Tri Bina Cita yaitu Kota

Pariwisata, Pendidikan dan Industri/perdagangan. Dengan Motto ini maka

seluruh arah dan dinamika pembangunan ditujukan dengan selalu menitik beratkan

ketiga sektor tersebut termasuk didalamnya pengembangan sektor astronomi dan

kepariwisataan Kota Malang.

Apabila diintegrasikan dengan perkembangan pariwisata Kota Malang saat ini

maka korelasi yang dapat gambarkan adalah :

1. Sektor Pendidikan

Kota Malang terkenal sebagai kota pendidikan, bukan hanya karena Kota Malang

memiliki sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta namun juga karena

berkembangnya Learning Society. Ditambah dengan adanya berbagai lembaga

kursus, menjadi daya tarik bagi calon mahasiswa dari luar Kota Malang untuk

menempuh studi di Malang, terlebih pada saat ini Malang mendeklarasikan sebagai

Kota Pendidikan Internasional.

Page 10: BAB IV.pdf

Selain banyaknya perguruan tinggi negeri dan swasta yang berkembang baik di

Kota Malang, ketersediaan lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai

menengah atas yang berkualitas, merupakan potensi yang menjadi daya tarik bagi

warga di luar untuk menempuh pendidikan di Kota Malang

Perguruan Tinggi dan lembaga kursus setingkat D1 yang ada di Kota Malang pada

tahun 2012 sebanyak 199 dengan rincian :

• Universitas Negeri : 3

• Universitas Swasta : 12

• Politeknik Negeri : 3

• Politeknik Swasta : 8

• Sekolah Tinggi Swasta : 20

• Institut : 4

• Lembaga Kursus/D1 : 155

Keberadaan berbagai perguruan tinggi tersebut tentunya memiliki jumlah

mahasiswa yang sangat banyak hingga ratusan ribu orang, yang sebagian besar 95

% berasal dari seluruh wilayah di Indonesia bahkan dari luar negeri. Keberadaan

Perguruan tinggi beserta Mahasiswanya yang besar tentunya memiliki Multiplier

Effect terhadap Perekonomian kota Malang secara keseluruhan termasuk

kepariwisataan. Pada saat musim wisuda pada umumnya occupancy hotel-hotel di

Malang mengalami masa Peak Season, demikian juga dengan berbagai pusat

perbelanjaan dan hiburan.

Page 11: BAB IV.pdf

2. Sektor Industri

Saat ini telah terjadi pergeseran wujud industri yang ada di Kota Malang.

Apabila dahulu sejak masa penjajahan Belanda di Kota Malang banyak berdiri

pabrik-pabrik serta komplek-komplek industri perkebunan, namun kini telah

bermetamorfosa menjadi pusat-pusat perdagangan seiring dengan semakin

padatnya wilayah kota Malang. Berbagai industri-industri besar yang ada tersebut

telah pindah ke wilayah Kabupaten Pasuruan dan Sidoarjo. Yang tersisa di Kota

Malang adalah indutri-industri kecil yang tidak berasap, dan Kota Malang

berkembang menjadi kota industry kecil dan perdagangan. Kota Malang memiliki

pola pertumbuhan industri yang unik, dimana sebagian besar industrinya disokong

oleh sektor industri kecil dan mikro. Untuk industri makro di kota Malang

merupakan industri manufaktur padat karya dan industri mikro yang terbesar adalah

sektor industri gastronomi olahan holtikultura berupa makanan ringan oleh-oleh

khas daerah, yang keberadaannya sangat menunjang sector pariwisata dan

pendidikan.

3. Sektor Pariwisata

Dikarenakan tingginya arus keluar masuk orang yang datang ke Kota

Malang akibat dunia pendidikan (perguruan tinggi), perdagangan dan industri,

maka berakumulasi pada penyediaan berbagai fasilitas umum serta pusat-pusat

keramaian dan perbelanjaan. Seperti, Mall, sentra kuliner, super market, pertokoan

dan sejenisnya. Keberadaan pusat-pusat perbelanjaan, kuliner serta pusat-pusat

keramaian ini telah berubah menjadi episentrum perekonomian bagi wilayah-

wilayah (kab./Kota) yang ada di sekitar Kota Malang.

Page 12: BAB IV.pdf

KETERSEDIAAN PRODUK PARIWISATA KOTA MALANG

Wisata Alam -

34 Obyek Wisata Buatan

1. Balai Kota Malang 2. Telogo Mas

3. Perpustakaan kota

malang 4. Alun alun Tugu

5. Musium Brawijaya

6. Sumur Windu

Kendedes

7. Musium Mpu

Purwa 8. UMM

9. Pasar Burung 10. UB

11. Pasar Bunga

splendit 12. UNM

13. Hutan Malabar 14. Musium Bentul

15. Pasar Besar

16. Musium Malang

Tempo Dulu

17. Masjid Jami‟ 18. Toko OEN

19. Gereja Ijen 20. Taman Senaputra

21. Pura Luhur

Dwijawarsa

22. Perpustakaan Kota

Malang

23. Klenteng Eng Ang

Kiong

24. Sentra Keramik

Dinoyo

25. Gereja Kayutangan 26. Taman Merjosari

27. Corjesu 28. Taman Trunojoyo

29. TAREKO 30. Taman Merbabu

31. RSBI 32. Pasar Wisata Tugu

33. Gedung PLN

34. Pasar Wisata

Velodrom

Dari aspek kepariwisataan kondisi ini dikembangkan menjadi wisata

belanja, dan lebih jauh lagi pengemasan MICE dengan City Tourism kini kian

Page 13: BAB IV.pdf

digalakkan oleh para pelaku pariwisata. Tak heran pada saat ini sebagian besar hotel

berbintang di Kota Malang menyediakan sarana MICE guna menjaring segmen

regional dan nasional. Dan bauran pemasaran antara Businnes, Shopping dan

Tourism. Terbukti ampuh meningkatkan kunjungan wisatawan di Kota Malang.

2. Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang

a. Visi dan Misi

1) Visi

“TERWUJUDNYA KOTA MALANG SEBAGAI DESTINASI

PARIWISATA YANG BERMARTABAT”

2) Misi

• Mengembangkan dan melestarikan kebudayaan, nilai sejarah, tradisi, adat

istiadat dan peninggalan purbakala sebagai media untuk mempererat persatuan

dan kesatuan, rasa cinta tanah air.

• Mengembangkan, mempromosikan dan menjadikan pariwisata kota malang

menjadi destinasi pariwisata unggulan memiliki daya jual dan daya saing yang

kompetitif.

Tujuan Dalam Rangka Mencapai Misi

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, sebagai penjabarannya dituangkan

dalam bentuk misi yang dapat memberikan arah, tujuan yang ingin dicapai dan

memberikan fokus terhadap program yang akan dilaksanakan serta untuk

menumbuhkan partisipasi semua pihak.

Adapun misi tersebut adalah sebagai berikut :

Page 14: BAB IV.pdf

1. Mengembangkan dan melestarikan kebudayaan, nilai sejarah, tradisi, adat

istiadat dan peninggalan purbakala sebagai media untuk mempererat persatuan dan

kesatuan, rasa cinta tanah air.

2. Mengembangkan, mempromosikan dan menjadikan pariwisata kota malang

menjadi destinasi pariwisata unggulan memiliki daya jual dan daya saing yang

kompetitif. Ditetapkanya Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Malang diarahkan untuk mendorong pertumbuhan pariwisata dan meningkatkan

kesejahteraan rakyat, dengan tetap memperhatikan asas manfaat kekeluargaan, adil

dan merata, keseimbangan, kemandirian, kelestarian, partisipasi masyarakat,

berkelanjutan, demokratis, kesetaraan, dan kesatuan serta berpegang pada

prinsipprinsip pembangunan berkelanjutan dan tata kelola pemerintahan yang baik

(good governance). Sasaran-sasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang

merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis dirumuskan untuk

masing-masing tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran adalah hasil yang akan

dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun

waktu satu tahun. Untuk mencapai tujuan dan sasaran dirumuskan strategi yang

dijabarkan ke dalam kebijakankebijakan dan program-program.

b. Tugas dan Fungsi

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melaksanakan tugas pokok penyusunan

dan pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan daerah di bidang kebudayaan dan

pariwisata.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Disbudpar mempunyai fungsi :

• perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan

pariwisata

Page 15: BAB IV.pdf

• penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program di bidang kebudayaan

dan pariwisata

• Penetapan dan pelaksanaan kebijakan daerah pada bidang kebudayaan, nilai

tradisi, perfilman , kesenian , sejarah, purbakala dan permuseuman

• Penetapan dan pelaksanaan kebijakan daerah pada bidang kepariwisataan;

• Pelaksanaan pengembangan dan promosi potensi wisata

• Pengelolaan pemanfaatan Gedung Kesenian Gajayana Pemerintah Kota

Malang

• Pemberian pertimbangan teknis perizinan dibidang kebudayaan dan

pariwisata

• Pemberian dan pencabutan perizinan di bidang kebudayaan dan pariwisata

yang menjadi kewenangannya

• Pelaksanaan penyidikan tindak pidana pelanggaran di bidang kebudayaan

dan pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

• Pelaksanaan pembelian / pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud

yang akan digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan

fungsi

• Pelaksanaan pemeliharaan barang milik daerah yang digunakan dalam

rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi

• Pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang berada dalam

penguasaannya

• Pelaksanaan pendataan potensi retribusi daerah

• Pelaksanaan pemungutan penerimaan bukan pajak daerah

• Pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan program, ketata

laksanaan , ketatausahaan , keuangan , kepegawaian , rumah tangga,

perlengkapan, kehumasan, kepustakaan dan kearsipan

• Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

• Penyusunan dan pelaksanaan Standar Pelayanan Publik (SPP) dan Standar

Operasional dan Prosedur (SOP)

• Pelaksanaan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan/atau

pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara periodik yang

bertujuan untuk memperbaiki kualitas layanan

• Pengelolaan pengaduan masyarakat dibidang kebudayaan dan pariwisata

Page 16: BAB IV.pdf

• Penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lain nya terkait

layanan publik secara berkala melalui web site Pemerintah Daerah

• Pemberdayaan dan pembinaan jabatan fungsional

• Penyelenggaraan UPT dan jabatan fungsional

• Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

• Dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan

tugas pokoknya.

c. Struktur Organisasi

Sesuai dengan Perda Nomor 6 Tahun 2012 Tentang SO Dinas Daerah dan

Peraturan Walikota Malang Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Uraian Tugas Pokok,

Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang. Kedudukan

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang langsung berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah dan dipimpin oleh

seorang Kepala Dinas.

Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang terdiri dari :

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat meliputi :

(1) Sub Bagian Keuangan

(2) Sub Bagian Penyusunan Program

(3) Sub Bagian Umum

c. Bidang Jarahnitra, meliputi :

(1) Seksi Sejarah dan Nilai Tradisi;

(2) Seksi Museum dan Kepurbakalaan.

d. Bidang Pengembangan Seni Budaya, meliputi :

(1) Seksi Kesenian dan Perfilman;

Page 17: BAB IV.pdf

(2) Seksi Budaya.

e. Bidang Pengembangan Produk Promosi Wisata, meliputi :

(1) Pengelolaan Data Wisata;

(2) Seksi Pengembangan Produk Wisata;

(3) Seksi Promosi Wisata.

f. UPTD Taman Rekreasi kota

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Page 18: BAB IV.pdf

Gambar 2 : Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang

Sumber : Renstra Disbudpar Kota Malang

Kepala Dinas

Sekretaris Dinas

SUBBAG

SUNGRAM

SUBBAG

UMUM

SUBBAG

KEUANGAN

Bidang

Pengembangan

Seni Dan Budaya

Bidang

Pengembangan

Produk Dan

Promosi Wisata

Bidang Jarahnitra

Dan Muskala

Seksi

Pengelolaan

Data Wisata

Seksi

Pengembangan

Produk Wisata

Seksi Promosi

Wisata

Seksi

Kesenian

Seksi

Budaya

Seksi Museum Dan purbakala

Seksi Sejarah Dan Nilai

Tradisi

UPT Tareko

Page 19: BAB IV.pdf

B. Penyajian Data Fokus

1. Strategi Pemerintah daerah dalam mewujudkan Beautiful Malang sebagai City

Branding

Kota Malang memiliki sesuatu yang dibanggakan yaitu Tri Bina Cita yang

ditetapkan dalam salah satu sidang paripurna Gotong Royong Kotapraja Malang

tahun 1962. Isi dari Tri Bina Cita itu sendiri adalah Malang sebagai Kota

Pendidikan, Malang sebagai Kota Jasa, dan Malang sebagai Kota Pariwisata. Sejak

tahun 2002 Pemerintah daerah kota malang sudah membuat Branding kota antara

lain Malang Welcoming City, Malang Asoy, dan yang terbaru yaitu Beautiful

Malang. Tujuan membuat Branding ini supaya mudah diingat oleh masyarakat luas.

Begitu pula jika ingin membranding sebuah kota, dimana tujuan utamanya adalah

agar kota tersebut mudah diingat. Ketika kota sudah diingat maka akan banyak

wisatawan yang akan datang ke kota tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu

Ida selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Malang :

“Kalo kita bicara branding, pasti yang terlintas adalah icon dari produk

tersebut, dimana produk tersebut melakukan branding agar mudah diingat

dan dapat menarik semua orang yang melihat ata memakai jasa tersebut.”

(wawancara tanggal 17 Maret 2017)

Branding kota tujuannya agar mudah diingat, akan tetapi juga harus

memiliki identitas kota dan sesuai ciri khas kota tersebut. Setiap kota memiliki ciri

khas masing- masing, ada yang mengutamakan sumberdaya alam, mengutamakan

budayanya. Branding juga harus sesuai dengan tujuan pemimpin kota tersebut, mau

dibawa kemana kota nya. Seperti yang dikatakan Kasi Promosi wisata Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata kota Malang

Page 20: BAB IV.pdf

“Ketika kami ingin membranding sebuah kota maupun produk, kita harus

menyesuaikan dengan ciri khas yang ada di kota tersebut dan juga harus

jelas mau dibawa kemana kotanya, dan tentunya yang paling penting harus

mempunyai identitas sebuah kota” (wawancara dg Bpk AG, tanggal 17

Maret 2017).

Visi dan juga misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Malang ini

dirumuskan dalam Rencana Strategis tahun 2013 - 2018. Salah satu titik fokus

Pemerintah Daerah Kota Malang untuk mengembangkan pariwisatanya adalah

memasarkan pariwisatanya. Untuk mencapai visi Kota Malang yang ingin menjadi

Kota Pariwisata kemudian dilakukan strategi untuk memudahkan pariwisata agar

menjadi terkenal atau mudah diingat. Perkembangan Kota Malang yang memang

memiliki potensi di sektor Pariwisata dan Kebudyaan mulai menerapkan City

Branding untuk mengangkat sektor Pariwisata di Kota Malang. Kota Malang

membangun Branding kota pada tahun 2016 dengan tagline Beautiful Malang.

Langkah tersebut tidak lepas dari peran walikota Kota Malang yakni Bapak

Mochammad Anton yang memiliki pandangan bahwa Branding sangatlah penting

bagi kota Malang agar Kota Malang mempunya identitas diri dan ada ciri khas

tersendiri. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Malang :

“City Branding kota Malang sebernarnya sudah ada sejak dulu tahun 2000,

akan tetapi Kota Malang dari dulu masih bingung mau jadi apa kotanya,

soalnya kita ini memiliki konsep Tri Bina Cita yaitu sebagai Kota

Pendidikan, Jasa dan Pariwisata. Seiringnya globalisasi kota Malang ini

semakin terlihat adanya perkembangan di sektor pariwisata. Maka

demikan kami ingin menguatkan Kota Malang sebagai Kota Pariwisata

dengan meluncurkan sebuah City Branding dengan Tagline Beautiful

Malang. Kami ingin agar kota Malang mempunyai ciri khas yang berbeda

dengan Kota yang lain.” (wawancara dengan Ibu Id (47 Thn), tanggal 17

Maret 2017)

Page 21: BAB IV.pdf

Dengan demikian Kota Malang ingin mempromosikan pariwasta dan ingin

memperkuat sektor pariwisata yang ada di kota Malang agar kedepanya dapat

dikembangan lebih baik lagi, karena sektor Pariwisata dapat menjadi kunci sukses

dalam mencapai visi Kota Malang yaitu terwujudnya Kota Malang sebagai

destinasi pariwisata yang bermartabat. Lalu dengan target visi tersebut harus ada

strategi yang diambil oleh Pemerintah Kota Malang.

Strategi Pemerintah daerah dalam mewujudkan Beautiful Malang, melalui :

a) Peningkatan daya saing produk wisata

Kota Malang sebagai kota Pariwisata dengan menggunakan City Branding

Beautiful Malang mencangkup 3 aspek yaitu attraction, accessibility, dan

amenities.. Oleh Karena kota Malang sangat minim wisata alam seperti laut,

gunung, maka dari itu kota Malang ini meningkatkan daya saing produk wisata nya

lewat atraksi buatan dan event – event yang diselenggarakan atau dijadwalkan

selama satu tahun, seperti yang dijelaskan oleh Bapak Agung (47 tahun) selaku Kasi

Promosi pariwisata kota malang sebagai berikut :

“Dalam meningkatkan daya saing wisata, Dinas Kebudayaan dan

pariwisata kota malang menyelenggarakan event – event yang sudah

direncanakan dalam kurun satu tahun ini, dikarenakan kota Malang sangat

minim mempunyai atraksi alam seperti laut, maupun gunung, adanya pun

cuma pegunungan biasa. Oleh Karena itu kota Malang meningkatkan daya

saing produk wisata dengan pesonanya, Dalam hal ini faktor utamanya

yaitu dengan event event yang ada seperti contoh Malang Flower Carnival,

Malang Tempo Doloe, Car Free day yang kita adakan setiap minggu dan

banyak lagi di kalender event Kota Malang tahun 2017. Dan juga tidak

luput, kita sebagai warga kota Malang harus ramah tamah terhadap

sesama, dan juga sebagai kota pariwisata juga membutuhkan kemudahan

akses untuk mencapai tempat – tempat wisata tersebut (Wawancara 17

Maret 2017)

Page 22: BAB IV.pdf

Hal tersebut juga senada dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Wahyu (52

tahun) sebagai warga asli Malang yang berpendapat bahwa event dikota Malang

sudah bagus dan sudah teratur dalam pelaksanaanya, walaupun masyarakat asli

Malang belum sepenuhnya antusias dalam ikut kegiatan. Berikut wawancara

dengan beliau :

“Kalau masalah event di Malang sendiri sudah bagus menurut saya mas,

seperti contoh event – event itu sudah diatur tanggalnya dan juga

dilaksanakan dengan baik, mulai dari wayang dan kesenian – kesenian.

Eventnya sudah ada dalam brusur mas, tapi saya rasa warga asli malang

sendiri malah kurang peduli mas terhadap kegiatan – kegiatan yang ada

dikotanya sendiri. Padahal kegiatan tersebut bisa jadi daya tarik tersendiri

bagi Kota Malang”. (wawancara pada tanggal 17 Maret 2017)

Pendapat bapak Agung Selaku Kasi Promosi Wisata Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Malang ditambahkan juga oleh bapak Bambang sebagai salah satu

pengunjung CFD di jalan ijen yang mengungkapkan bahwa CFD sendiri dirasa

sangat bermanfaat dimana setiap minggunya selalu banyak warga masyarakat yang

ikut ambil bagian didalam kegiatan ini. Hal ini tentu selain sebagai tempat untuk

berolahraga, beliau mengungkapkan bahwa ajang ini tentu akan menjadi icon

tersendiri bagi kota Malang. Berikut hasil wawancara peneliti dengan beliau :

“Kita sebagai masyarakat pasti senang ya dek karena dengan adanya CFD

setiap minggu kayak begini ya bagus. Selain untuk olahraga, kita sering

cicipi kuliner-kuliner yang dijual. Mungkin dengan begitu, CFD sendiri

bisa menjadi daya tarik dan icon tersediri bagi Kota Malang”. (wawancara

pada tanggal 17 Maret 2017)

Menurut hasil wawancara tersebut, kota Malang sebagai kota pariwisata

dalam hal ini lebih memperkuat dan memperbanyak event – event yang ada dan

juga kemudahan akses untuk mengunjungi tempat tempat tersebut. Setelah

memahami dari apa yang responden jelaskan, diketahui bahwa memang hingga

Page 23: BAB IV.pdf

sejauh ini pada pelaksanaan pengembangan produk wisata telah berjalan dengan

semestinya dengan adanya penyelenggaraan event-event ataupun acara-acara yang

bertemakan pariwisata guna meningkatkan jumlah kunjungan maupun daya tarik

wisata salah satunya melalui kegiatan event maupun CFD yang dilakukan disetiap

minggunya di jalan ijen yang dikombinasikan dengan kegiatan wisata kuliner khas

kota malang.

b) Pengembangan daya tarik wisata

Kota Malang melakukan pengembangan di bagian Taman kota dan juga

menyediakan sarana sarana transportasi yang bertujuan untuk kemudahan akses.

Bapak Agung menjelaskan bahwa sejauh ini dalam mengembangkan daya tarik

wisata yang ada di Kota Malang, Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kota Malang

lebih menitik beratkan pada pembangunan hingga perbaikan berbagai fasilitas

maupun sarana-prasarana pendukung seperti taman kota, penyediaan bus pariwisata

serta perbaikan fasilitas penunjang yang seperti tempat duduk/kursi yang ada di

sebagian besar pusat kota malang. Berikut wawancara dengan Bapak Agung

mengenai pengembangan daya Tarik wisata

“Kami mengembangakan Taman-taman yang ada di malang seperti contoh

Taman Trunojoyo, Hutan Malabar, Taman Merjosari, Alun Alun dan juga

balai kota. Dan tidak ketinggalan kita membangun museum untuk

peninggalan – peninggalan jaman dulu. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

dalam hal ini turut mengembangkan fasilitas maupun mempercantik taman

taman yang ada supaya kota malang menjadi kota yang dapat menarik

wisatawan yang ada di lokal maupun mancanegara. Selain taman ada juga

bis Macyto, Bis Macyto ini baru pertama ada di kota Malang, Bis besar

dan bertingkat serta atas nya dibuat tidak beratap sehingga wisatawan bisa

duduk sambil menikmati pemandangan.

Page 24: BAB IV.pdf

Gambar 3. Bus Macito

Sumber : Observasi dilapangan oleh peneliti

Pendapat bapak Agung diatas juga ditambahkan oleh pendapat ibu Sri (49 tahun)

sebagai salah satu pengunjung asal kabupaten mojokerto yang mengungkapkan

bahwa beliau sendiri sangat tertarik dan senang untuk berkunjung ke kota malang

dikarenakan kota malang memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.

Berikut hasil wawancara peneliti dengan beliau

“…..oh iya dek kebetulan kita dari Mojokerto sengaja main kesini karena

memang malang dari dulu bagus tempatnya apalagi untuk rekreasi dengan

keluarga. Dulu kita pernah main kesini tapi tempat-tempatnya tidak

sebagus sekarang makanya kita senang kalau main ke malang”.

(wawancara pada tanggal 17 Maret 2017)

Pendapat ibu Sri selaku warga Mojokerto juga ditambahkan oleh ibu Desi (40

tahun) dari Kota Kediri, beliau mengungkapkan bahwa Kota Malang ini sangat

bagus dan unik dengan adanya bis macito yang berfungsi untuk mengantar

wisatawan mengelilingi kota Malang, berikut adalah wawancara dengan beliau :

“Bis macito itu bagus mas dan unik menurut saya, bis tersebut bisa untuk

mengantar orang – orang yang dari malang dan luar Malang bisa

mengelilingi kota Malang ini beserta pemandu pula. Harusnya bis macito

ini ditambah lagi jumlahnya 2 atau 3 bis lagi mas agar, saya rasa kurang

kalau cuma satu saja”. (wawancara pada tanggal 17 Maret 2017)

Setelah memahami dari apa yang responden jelaskan serta hasil temuan peneliti di

lapangan diketahui bahwa memang hingga sejauh ini pemerintah daerah kota

Page 25: BAB IV.pdf

malang dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang melakukan

perbaikan fasilitas hingga pengadaan fasilitas maupun kemudahan akses bagi para

pengunjung didalam mengembangakan daya tarik wisata.

c) Promosi terpadu dan Berkesinambungan

Promosi dalam hal ini bisa diartikan sebagai suatu aktivitas komunikasi

dari pemilik produk atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat, dengan tujuan

supaya produk atau jasa, merek dan nama perusahaan dapat dikenal masyarakat

sekaligus mempengaruhi masyarakat supaya mau membeli serta menggunakan

produk atau jasa perusahaan. Berikut Hasil wawancara dari bapak Agung mengenai

Promosi terpadu dan berkesinambungan

“Dalam mempromosikan Beautiful Malang kita membuat konsep Promosi

yaitu BAS (Branding, Advertesting, Selling). Kita harus punya Branding

untuk dipasarkan, yaitu beautiful Malang. Advertesting nya kita pasang di

poster – poster, Kalender Event dan juga setiap kegiatan kita memasang

logo dan juga di Baliho yang ada di kota Malang. Tidak ketinggalan Bapak

Walikota turun ke jalan untuk memasang stiker - stiker beautiful Malang.

Dan yang terakhir adalah Selling, disini kita mempromosikan Beautiful

malang ke Pameran – pameran bahkan sampai ke luar negeri yaitu

Malaysia, kita menjual kampung warna – warni Jodipan. (wawancara pada

tanggal 17 Maret 2017)

Gambar 4. Walikota Kota Malang

Sumber : www.budpar.malangkota.go.id

Page 26: BAB IV.pdf

Makna dari suatu Brand sangatlah penting, untuk mengetahui dan mengerti apa

yang diartikan oleh sebuah Brand serta tujuan brand tersebut seperti apa. Dari

penjabaran tersebut di atas, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang

mengkaji akan pentingnya media poromosi Pariwisata Kota Malang sebagai

investasi untuk meningkatkan PAD dan meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Kota Malang melalui sebuah City Branding. Hal tersebut juga sama halnya dengan

apa yang disampaikan oleh Bapak Adi (37 tahun) selaku warga asli malang yang

memang pada dasarnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sudah menaruh poster –

poster wisata kota Malang di daerah kota, walaupun dirasa masih kurang, dan beliau

juga belum mengetahui seluruh makna dari beautiful malang. Berikut hasil

wawancara dengan Beliau :

“...memang banyak sih mas, banyak poster – poster yang ada di setiap jalan

dan di baliho sekitar malang kota. Saya apresiasi pemerintah Malang ini

karena sudah berusaha mengenalkan pariwisatanya kemana – mana. Tapi

saya rasa masih kurang mas, harusnya jangkauan promosi lebih luas agar

kota malang dapat terkenal di Indonesia, atau bahkan di dunia. Kalau

masalah logo Beautiful Malang saya masih kurang faham mas”

(wawancara pada tanggal 17 Maret 2017)

Lain halnya apa yang disampaikan oleh ibu Yeti (37 tahun) sebagai warga asli kota

malang yang berpendapat bahwa promosi di Kota Malang khususnya di bagian

kebudayaan masih kurang. Berikut wawancara dengan beliau:

“...bagus mas promosinya Kota Malang ini, udah ada brosurnya tentang

event – event yang ada di malang, akan tetapi mas kalu menurut saya ini

promosi di bagian kebudayaan saya rasa masih kurang mas, seperti tempat

– tempat kebudayaan dan museum. Museum di Kota Malang ini saya rasa

banyak juga, tapi pengunjungnya cenderung sedikit mas kalau di bagian

budaya seperti itu”.

Page 27: BAB IV.pdf

Dengan memahami tentang apa yang disampaikan oleh Kepala seksi promosi dan

juga ditambahkan oleh Bapak AD, dan ibu YT dan juga hasil temuan dilapangan

memang benar adanya, dalam hal ini Dinas yang ditunjuk yaitu Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kota Malang terus melakukan promosi dan banyak memasang

poster – poster disepanjang jalan, akan tetapi dirasa masih kurang optimal dan

belum terlaksana dengan baik. Banyak masyarakat kota Malang masih belum

mengetahui makna dari logo Beautiful Malang, dan juga masih kurangnya promosi

di sektor kebudayaan seperti museum – museum yang ada di Kota Malang., tempat

– tempat wisata kebudayaan yang ada di Kota Malang dirasa masih sepi

pengunjung. Logo Beautiful Malang sendiri meggunakan simbolisasi ikon bunga,

dan Simulasi kode lokasi Kota Malang dalam huruf N. Gaya Stylisasi dalam

pemakaian huruf sebagai City Branding Kota Malang dengan tagline “Beautiful

Malang” merupakan langkah strategis sebagai proses entitas yang telah memiliki

simbol sebagai identitas yang unik dan pembeda dalam pencitraan dengan daerah/

kota lainnya, hal ini merupakan langkah komunikatif dengan mengedepankan unsur

keterbacaan dan pemberian nilai informatif tentang spesifikasi dan keunggulan

Kota Malang di dunia Nasional dan Internasional. Nilai Intrinsik Arti dari Beautiful

Malang lebih memiliki nilai jual baik secara Nasional dan Internasional, dan

Beautiful Malang mudah di pahami dan di ingat oleh seluruh masyarakat. Biasanya

di pakai untuk memberikan ungkapan rasa kagum akan sesuatu.

Indah : menggambarkan keindahan & pesona Kota Malang

Elok : menggambarkan tatanan kota dari Kota Malang

Menarik : menggambarkan seni dan budaya Kota Malang

Page 28: BAB IV.pdf

Menyenangkan : menggambarkan Kota Malang yang ramah tamah.

Nyaman : menggambarkan suasana geografis, kondisi, wilayah, tempat

d) Pengembangan institusi dan Sumberdaya manusia

Kota Malang yang ingin membangun branding juga harus mengembangan

institusi, seiring dengan berjalanya waktu dapat menampung apresiasi dari

masyarakat dan juga untuk membuat sumberdaya manusianya lebih kompeten di

bidangnya. Peranan sumber daya manusia dalam organisasi sebenarnya sudah ada

sejak dikenalnya organisasi sebagai wadah usaha bersama dalam mencapai suatu

tujuan. Dengan berbagai macam individu yang ada dalam suatu organisasi

perusahaan, dimana terdapat perbedaan dalam latar belakang seseorang seperti

pendidikan, pengalaman, ekonomi, status, kebutuhan, harapan dan lain sebagainya

menuntut pimpinan perusahaan untuk dapat mengelola dan memanfaatkannya

sedemikian rupa sehingga tidak menghambat tujuan organisasi yang ingin dicapai.

Berikut Hasil wawancara dengan Bapak Agung selaku Kasi Promosi Pariwisata

Kota Malang

“Sumber Daya Manusia merupakan faktor terpenting dalam setiap

kegiatan organisasi, karena bagaimanapun canggihnya teknologi yang

digunakan tanpa didukung oleh manusia sebagai pelaksana kegiatan

operasionalnya tidak akan mampu menghasilkan output yang sesuai

dengan yang diharapkan. Oleh karena itu kita melakukan training dan juga

melakukan berbagai macam pelatihan agar sumber daya manusia yang ada

di disbudpar ini lebih kompeten di bidangnya. Kemarin kita ada perubahan

OPD (organisasi Pemerintah Daerah) salah satunya adalah memperkuat

posisi Dinas Pariwisata Menjadi bidang Pariwisata, Karena tahun kemarin

tidak ada bidang pariwisata yang ada bidang pengembangan produk

wisata. Untuk mempromosikan kelembagaan, kami ada badan promosi

pariwisata daerah yang bertugas mempromosikan Kelembagaan,

memperkuat Kakang Mbakyu, memperkuat Pemandu/Guide yang ada

dikota malang agar lebih terampil untuk mempromosikan pariwistanya.

(wawancara tanggal 17 Maret 2017)

Page 29: BAB IV.pdf

Setelah memahami dari apa yang responden jelaskan serta hasil temuan peneliti di

lapangan diketahui bahwa hingga sejauh ini Pemerintah Daerah Kota Malang dalam

hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang bahwa institusi ini

dikembangkan seiring berjalannya waktu serta tuntutan globalisasi yang semakin

maju. Seperti halnya dinas Kebudayaan dan Pariwisata ini yang dulunya belum ada

bidang pariwisata, sekarang sudah dibentuk bidang pariwisata untuk

mempromosikan khususnya pariwisata Kota Malang. Serta Sumber Daya Manusia

yang terus dilatih agar bisa bekerja sesuai dengan tuntutan globalisasi mengingat

Sumber Daya Manuasia ini adalah aktor penting dalam sebuah sitem yang

dijalankan.

2. Peluang yang dihadapi Pemerintah Kota Malang dalam mewujudkan Beautiful

Malang sebagai City Branding, meliputi :

a) Faktor Pendukung

Diterimanya sosialisasi oleh stakeholder terkait menjadi faktor pendukung

strategi City Branding kota Malang sehingga dibentuklah sebuah lembaga yang

membantu promosi Kota Malang. Lembaga tersebut diberi nama BPPD yaitu Badan

Pengembangan Promosi Daerah dimana anggotanya dari kalangan akademis,

jurnalis, perguruan tinggi, dan juga pihak travel yang dikatakan oleh Kepala Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang :

“Faktor pendukungnya kita sudah sosialisasi kepada stakeholder dan

mereka bisa menerima. Pada tahun 2008 ada lembaga yang dibentuk

namanya BPPD yaitu Badan Pengembangan Promosi Daerah , dan itu

yang kita gandeng bareng promosi. BPPD ada kalangan akademis, jurnalis

dan perguruan tinggi”. (wawancara pada tanggal 17 Maret 2017)

Page 30: BAB IV.pdf

Jumlah penduduk kota Malang semakin bertambah setiap tahun. Dengan demikian

berarti banyak orang atau wisatawan manca negara maupun lokal dan berdatangan,

hal tersebut banyak menarik investor untuk datang juga ke Kota Malang untuk

investasi di berbagai bidang – bidang kota Malang seperti halnya yang disampaikan

oleh Bapak Agung selaku kasi Promosi Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwista

Kota Malang sebagai berikut :

“Kota Malang dari dulu banyak investor yang datang kesini, pada umunya

mereka hanya ingin berlibur di Kota Malang ini. Akan tetapi melihat

sektor pariwisata yang cukup bagus di Kota Malang tersebut banyak yang

menjadi investor di bidang – bidang yang ada dikota malang, seperti pada

bidang perhotelan, bidang Pendidikan, bidang biro, dan agen perjalanan,

bidang restoran, bidang keuangan, bidang apartemen, bidang real estate,

bidang hiburan, bidang objek wisata, bidang perdagangan. Dengan adanya

investor – investor tersebut kita dan memanfaatkan dengan membangun

fasilitas dan infrastruktur yang ada dikota malang agar bisa berguna lebih

efektif lagi sebagai kota Pariwisata” (Wawancara pada tanggal 17 Maret

2017)

b) Faktor Penghambat

a) Anggaran

Terdapat beberapa hambatan atau masalah dalam mengembangkan

pariwisata dan kebudyaan kota Malang. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Agung

selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Malang berikut :

“Faktor penghambat yang terjadi saat ini adalah kurangnya sosialisasi

kepada masyarakat bahwa kita sudah punya branding, promosi ke media

juga dilaksanakan walaupun kurang dikarenakan promosi seperti itu

memakan biaya yang tidak sedikit, kalau dana dinas pariwisata sedikit

mana bisa promosi dengan semaksimal mungkin dan teratur”. (wawancara

tanggal 17 Maret 2017)

Masalah yang tidak luput dari sebuah instansi pemerintah adalah anggaran yang

masih menjadi suatu permasalahan yang memang layak untuk diberikan perhatian

Page 31: BAB IV.pdf

khusus dalam menyelesaikanya. Berbeda apa yang dikatakan oleh Kepala Dinas

sebagai berikut :

“salah satu faktor penghambat dari promosi Kota Malang adalah jumlah

pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang yang terbatas

sehingga sedikit menyulitkan dan tidak maksimalnya dalam promosi".

(wawancara tanggal 20 Maret 2017)

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang yang mengatakan bahwa

sumber daya manusia yang sedikit menjadi salah satu faktor penghambat Strategi

City Branding Kota Malang. Berikut ini pernyataan dari Kepala Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kota Malang

b) Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat merupakan salah satu faktor yang penting dalam

city Branding. Besarnya partisipasi masyarakat dalam proses City Branding

menunjukkan adanya pengakuan dari masyarakat terhadap kebijakan pemerintah.

Kebijakan pemerintah yang didukung oleh masyarakat menunjukkan bahwa

pemerintah dan kebijakannya memiliki legitimasi yang besar. Banyak Masyarakat

yang menganggap icon Beautiful Malang itu hanya sebuah logo semata, masyarakat

cenderung tidak peduli akan suatu branding yang ada di kota nya sendiri.

Sedangkan pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terus menerus membuat

inovasi supaya Malang bisa terbentuk City Brandingnya dan bisa bersaing dengan

kota- kota lain di Nasional dan Internasional. Sedangkan untuk sektor Kebudayaan

yang ada di Kota Malang, masyarakat cenderung tidak peduli tetang cagar budaya

dari kota Malang itu sendiri, lebih cenderung ke hal - hal modern yang sudah ada.

Globalilasi yang berdampak positif maupun negatif yang mau tidak mau harus

Page 32: BAB IV.pdf

diterima oleh masyarakat. Hal ini yang menyebabkan lama – kelamaan akan

menghilangkan sektor budaya atau identitas kota di masa lalu.

c) Lalu Lintas

Permasalahan yang selanjutnya adalah permasalahan yang kerap melanda

kota – kota besar yaitu kemacetan. Dalam perkembangannya Kota Malang telah

mengalami perkembangan yang pesat pada sektor kepadatan kendaraan bermotor

di area Kota Malang sehingga sering terjadi titik kemacetanpada beberapa jalur. Hal

tersebut juga ditambahkan oleh Mahasiswa asal Kota Trenggalek yang kuliah

disalah satu Universitas negeri di kota Malang, Beliau berkata bahwa Kota Malang

kemacetan nya parah apalagi di sekitar pusat Kota dan dan tempat pendidikan, pada

jam – jam operasional macetnya semakin parah, malem hari pun juga terjadi

kemacetan di titik – titik tertentu. Berikut hasil wawancara dengan Beliau :

“…waduh mas kalau macet di Kota Malang ini parah banget, apalagi di

sekitar tempat - tempat pendidikan lebih parah lagi mas. Jangankan jam –

jam tertentu, malah setiap saat kalau menurut saya. Saya saja yang deket

dari kampus kadang – kadang malah jalan kaki mas, soalnya kalau bawa

motor malah lebih lama samapai di kampus”. (Wawancara sdr DN, umur

23, 28 Maret 2017)

Hal ini menjadi masalah yang juga sangat penting bagi kota Malang terlebih lagi

kota pariwisata, perlu adanya strategi dalam meredam kemacetan yang ada.

Pertumbuhan kendaraan yang besar tidak di imbangi dengan fasilitas jalan umum

yang memadai sehingga muncul kemacetan di beberapa titik terlebih lagi pada jam

– jam sibuk. Semua itu berdampak kepada branding sebuah kota karena brand yang

di promosikan dan juga sektor” yang dikembangkan menjadi lemah dengan adanya

faktor” penghambat dari sebuah kota.

Page 33: BAB IV.pdf

Gambar 5. Kemacetan Kota Malang

Sumber : Observasi di lapangan oleh peneliti

C. ANALISA DAN PEMBAHASAN

1. Strategi Pemerintah daerah dalam mewujudkan Beautiful Malang sebagai City

Branding

Otonomi Daerah saat ini telah ditetapkan di Indonesia, sesuai dengan

Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 20 ayat 2 tentang Pemerintahan

Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan, Pemerintah menggunakan asas

desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekosentrasi sesuai dengan peraturan

perundang – undangan. Sedangkan ayat 3, dalam menyelenggarakan pemerintahan

daerah, pemerintahan daerah menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Jadi dapat dikatakan Pemerintah Daerah merupakan bagian darinpemerintah pusat

yang menempati suatu wilayah. Wujud dari pemerintah daerah adalah pemerintah

kabupaten/kota yang dipimin oleh Bupati atau Walikota.

Guna melaksanakan urusan pemerintahnya sendiri, pemerintah kota malang

dibantu oleh dinas daerah. Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi

daerah yang mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah

berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Salah satu dinas yang ada di kota

Malang adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar). Disbudpar

Page 34: BAB IV.pdf

mempunyai tugas untuk mengurusi segala hal yang terkait dengan kebudayaan dan

Pariwisata yang ada di Kota Malang. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Malang sebagai SKPD teknis yang mempunyai tugas pokok menjalankan urusan

pemerintahan bidang pariwisata, sejarah, seni dan kebudyaan. Kemudian Melihat

perkembangan sektor Pariwisata dan kebudayaan yang ada di kota Malang maka

dinas Kebudayaan dan Pariwisata mencetuskan visi yang ingin dicapai dalam

periode 2013 – 2018 yaitu Terwujudnya Kota Malang sebagai Destinasi Pariwisata

yang Bermartabat. Visi dan juga misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota

Malang ini dirumuskan dalam Rencana Strategis tahun 2013 -2018. Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Daerah tujuan

pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi wisata adalah kawasan geografis yang

berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya

tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat

yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Hal ini sesuai

dengan pendapat Cooper (dalam Kartajaya 2010:24) yang menyatakan bahwa

destinasi wisata salah satu elemen yang paling penting karena menjadi alasan

orang-orang melakukan perjalanan wisata serta daya tarik wisata yang ada di

dalamnya akan menarik kunjungan wisatawan (Cooper dkk, 1993).

Pernerintah daerah Kota Malang tengah fokus dalam mengembangkan

pariwisata adalah melalui pemasaran pariwisata. Untuk mencapai visi Kota Malang

yang ingin menjadi daerah tujuan wisata tentunya harus dilakukan strategi

pemasaran pariwisata yang tepat. Dalam manajemen pemasaran, perspektif yang

bisa menjadi dasar dan tujuan utama adalah penciptaan nilai bagi wisatawan.

Page 35: BAB IV.pdf

Seperti halnya yang telah diungkapkan oleh Anholt dalam Moilanen dan Rainisto,

(2009:7) “Kegiatan pemasaran memerlukan sebuah brand yang melekat pada

barang/jasa yang akan dipasarkan. Umumnya brand selalu diaplikasikan kepada

suatu produk atau jasa, namun dalam konteks ini, brand diaplikasikan untuk suatu

daerah atau kota yang kemudian disebut city branding. Menurut Anholt (2006:18)

juga menegaskan bahwa “City branding adalah upaya pemerintah untuk

menciptakan identitas tempat, wilayah, kemudian mempromosikannya kepada

publik, baik publik internal maupun publik eksternal”. City Branding sebagai

manajemen citra dari sebuah destinasi melalui inovasi strategis serta koordinasi

ekonomi, sosial, komersial, kultural, dan peraturan pemerintah. Kota Malang yang

meiniliki potensi di bidang pariwisata mulai menerapkan strategi city branding

untuk mengangkat pariwisata di Kota Malang. Berbekal dengan potensi di bidang

Pariwisata akhimya Kota Malang membangun branding kota di tahun 2016 dengan

tagline "Beautiful Malang". Langkah ini tak lepas dari peran serta walikota terkait

yang memiliki pandangan bahwa branding sangat penting bagi Kota Malang

terlebih lagi untuk pariwisata.

Menurut Matieson, (2005:22) disimpulkan bahwa Branding merupakan

keseluruhan proses komunikasi campuran dari atribut. Proses komunikasi untuk

sebuah simbol dan logo, sebuah janji atau proses emosional antara perusahaan dan

konsumen. Komunikasi ini menciptakan pengaruh atau nilai bagi semua konsumen.

Menandakan bahwa merek sangatlah penting bagi sebuah komunikasi kepada

konsume, demikian Kota Malang ingin mencoba untuk mempengaruhi hati &

pikiran wisatawan untuk dapat membedakan Kota Malang dengan kota lainnya

Page 36: BAB IV.pdf

yang memiliki potensi pariwisata yang sejenis. Jika merujuk pada potensi wisata

Kota Malang pada bidang pariwisata maka Kota Malang tidaklah sendiri yang

mengangkat potensi tersebut. Terdapat banyak Kota di Indonesia yang juga

mengangkat Pariwisata sebagai Branding kota tersebut. Dengan demikian memang

dibutuhkan suatu upaya branding agar dapat membedakan produk pariwisata Kota

Malang dengan kota-kota lainnya yang memiliki kesamaan potensi pariwisata.

Strategi Pemerintah daerah dalam mewujudkan Beautiful Malang, melalui :

a) Peningkatan daya saing produk wisata

Di Indonesia banyak sekali kota – kota yang memasarkan merek dengan

menonjolkan bidang pariwisatanya, begitu pula dengan Kota Malang. Pariwisata

menjadi bidang yang strategis untuk Kota Malang sebagai destinasi wisata, agar

bisa bersaing dengan kota – kota yang mengangkat pesona wisata. Kota Malang

harus bisa membuat inovasi agar membuat perbedaan antara kota – kota yang

memiliki kesamaan potensi wisata, oleh karena itu mengingat kota Malang sangat

minim atraksi alam nya, maka strategi yang dilakukan Kota Malang yaitu dengan

menyelenggarakan event – event yang sudah disusun dalam kurun waktu satu

tahun. Seperti halnya menurut Rangkuti, (2009:3) strategi adalah “Alat untuk

mencapai tujuan. Tujuan utamanya adalah agar dapat melihat secara obyektif

kondisi-kondisi internal dan eksternal, dan juga melihat peluang kedepanya”. Jadi,

perencanaan strategi penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki

produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal

dari sumber daya yang ada.

Page 37: BAB IV.pdf

Menurut Kotler (2003:183), ada empat komponen yang saling terkait untuk

menjadi tuan rumah yang baik, salah satunya adalah aspek rekreasi dan hiburan

dimana suatu wilayah memerlukan atraksi ataupun daya Tarik untuk warganya dan

untuk pengunjung/wisatawan. Kasi promosi wisata Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Malang menyatakan bahwa penyelenggaraan event bagi sebuah

kota sangat penting mengingat kota malang minim wisata alamnya.

Penyelenggaraan event pun diharapkan adanya korelasi penyeleggaraan event

dengan jumlah wisatawan, tamu hotel. (wawancara pada tanggal 17 Maret 2017)

Berikut ini adalah event yang ada dikota malang sepanjang tahun 2017 dan akan

diselenggarakan di berbagai tempat:

No Nama Kegiatan Pelaksanaan Lokasi

1 Workshop Seniman Dan

Budayawan

8-10 Januari Sekolah Budaya

Tunggul Wulung

2 Workshop Pengembangan Wisata

Kota

19 Januari Hotel Gets

3 Pentas Kreatifitas Seni Kota Malang 18 Februari Alun-Alun Kota

Malang

4 Pegelaran Wayang Kulit Dan

Internalisasi Budaya

18 Februari Depan Stasiun Kota

Baru

5 Pemilihan Kakang Mbakyu Cilik 4 Maret Gedung Kesenian

Gajayana

6 Karnaval Bersih Desa Kel.

Tlogomas

5 Maret Kel. Tlogomas

7 Pagelaran Seni Daerah Kota Malang

Di Tmii

26 Maret Anjungan Jawa

Timur Di Tmii

8 Flashmope Topeng Grebeg Jowo 2 April Car Free Day

9 Malang Artnival 8 April Balai Kota Malang

Page 38: BAB IV.pdf

10 Bm International Marathon

Fotografi Competition Festival

7-9 April Balai Kota Malang

11 Hatur Agung Tunggul Wulung 8-9 April Sekolah Budaya

Tunggul Wulung

12 Tasyakuran Malang Kucecwara 8-9 April Sekolah Budaya

Tunggul Wulung

13 Sarasehan Spiritual Tudo 8-9 April Sekolah Budaya

Tunggul Wulung

14 Jelajah Onthel Nusantara 9 April Stadion Luar

Gajayana

15 Fashion On The Street 9 April Simpang Balapan

16 Festival Kuliner 9 April Simpang Balapan

17 Malang Great Sale 1-30 April Seluruh Mall, Hotel,

Resto, Café

18 Festival Seni Religi 13 Mei Alun Alun Kota

Malang

19 Patrol Festival 19 Mei Simpang Balapan

20 Kirab Budaya Apeksi Nasional 11-13 Juli Simpang Balapan

21 Malang Art Week 22 Juli Alun Alun Kota

22 Festival Kendaraan Hias 23 Agustus Balai Kota Malang

23 Malang Flower Carnival 3 September Simpang Balapan

24 Festival Seni Musik Dawai 16 September Alun Alun Kota

25 Pemilihan Kakang Mbakyu Kota

Malang

1 Oktober Hotel Kartika Graha

26 Pawai Seni Budaya Jatim Specta

Night Carnival

7Oktober Simpang Balapan

27 Ruwatan Kota Malang 8 Oktober Balai Kota Malang

Page 39: BAB IV.pdf

28 Malang Tempo Doeloe Minggu Ke-3

Bulan

Oktober

3 (Tiga) Tempat

Tabel 4. kalender event kota Malang 2017

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang

Event diatas berbagai macam, secara makro yaitu event rintisan dan event

lanjutan. Event rintisan yaitu event yang berskala lokal dan Event lanjutan adalah

event yang sudah berskala regional dan nasional. Penyelenggaraan event regional

maupun nasional untuk peserta dari luar daerah dapat membawa dampak positif

bagi penyelenggara karena dengan baiknya penyelenggaraan sebuah event akan

semakin banyak peserta di tahun selanjutnya yang secara otomatis meningkatkan

promosi seperti yang disampaikan oleh Kepala Divisi Promosi Wisata Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang bahwa jika bicara secara promosi atau

makro, event itu ada banyak misalnya event rintisan dan event lanjutan. Event

rintisan skala lokal sedangkan event lanjutan skala regional dan nasional. Adanya

event di Kota Malang jika sudah skala regional dan nasional banyak. Misalkan

peserta dari luar yang masuk itu secara tidak langsung mempromosikan Kota

Malang, apabila penyelenggaraannya bagus maka peserta semakin banyak. Secara

makro membawa peningkatan promosi bagi Kota Malang, contoh event di Malang

yang sudah terangkat yaitu Malang Tempo Dulu yang sudah luar biasa terkenal

diluar selain itu juga membuat inspirasi untuk daerah lain yang ingin membuat

acara serupa, dan juga ada Malang Flower Carnival dan banyak lagi.

b) Pengembangan daya tarik wisata

Pariwisata merupakan sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap

perekonomian. Untuk dapat membuat menjadikan sektor ini berhasil, maka

Page 40: BAB IV.pdf

diperlukan kepandaian dalam mengelola aset pariwisata yang ada, baik aset

berbentuk kekayaan alam dan budaya. Kota Malang dalam mengembangkan daya

tariknya membuat inovasi yang berbeda dengan kota lain agar bisa menarik dan

membuat wisatawan memilih kota malang sebagai destinasi pariwisata. Dalam

lingkup yang lebih luas, kawasan pariwisata juga dikenal sebagai resort city, yaitu

perkampungan kota yang memiliki tumpuan kehidupan pada penyediaan sarana dan

prasarana wisata yang terdiri dari penginapan, restoran, olahrga, hiburan, dan

penyediaan jasa wisata lain. Jika kawasan pariwisata tersebut mengandalkan

pemandangan alam, maupun atraksi, seperti kawasan wisata alam yang digunakan

sebagai ciri khasnya, maka penyediaan sarana dan prasarana serta hiburan atau

atraksi wisatanya bisa diarahkan untuk memanfaatkan dan menikmati kawasana

perairan tersebut. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun

2009, Daya Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki

keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,

budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.

Pengembangan daya tarik suatu kawasan wisata bergantung pada apa yang dimiliki

kawasan tersebut untuk bisa ditawarkan kepada wisatawan. Hal seperti ini jelas

tidak dapat dipisahkan dari peranan para pengelola kawasan pariwisata. Dalam Oka

A.Yeti (1997:165) berpendapat bahwa berhasilnya suatu tempat wisata hingga

tercapainya kawasan wisata sangat tergantung pada 3A yaitu atraksi (attraction),

mudah dicapai (accessibility), dan fasilitas (amenities). Dalam hal ini Kota Malang

sebagai kota Pariwisata mengembangkan tiga faktor tersebut dengan cara membuat

atraksi buatan maupun alam yang ada dan merawat, menjaga agar destinasi

Page 41: BAB IV.pdf

pariwisata tersebut lebih baik lagi, dikarenakan Kota Malang tidak mempunyai

wisata alam. Adapun situs – situs bersejarah namun hanya sedikit. Accessibility atau

sarana prasarana Kota Malang membuat transportasi dan juga menyediakan

transportasi untuk menuju destinasi wisata yang diinginkan agar para wisatawan

tidak repot untuk menuju tempat wisata yang diinginkan, seperti adanya bus

Malang City Tour atau yang biasa disebut Macyto. Kota Malang juga menyediakan

guide/pemandu untuk wisatawan mancanegara agar para wisatawan lebih mengerti

tentang kepariwisataan terutama di sektor kebudayaan. Fasilitas atau Amenities juga

sudah tersedia di Kota Malang seperti Hotel dan tempat – tempat makan yang ada

di sekitar obyek wisata, agar para wisatawan merasa nyaman untuk berada di Kota

Malang dan menjadi Destinasi dari berbagi wisatawan lokal dan mancanegara.

c) Promosi terpadu dan Berkesinambungan

Kegiatan promosi sangat diperlukan untuk sebuah kota agar dapat dikenal

secara nasional dan internasional. Kota Malang mempromosikan wisatanya agar

para wisatawan lokal dan Mancanegara tertarik untuk datang ke Malang dengan

keindahan yang disuguhkan oleh kota Malang itu sendiri seperti halnya yang

diungkapkan oleh Kotler, Menurut Kotler (2002:431),“Promotion are the various

activities that the company undertakes to communicate its product merit and to

persuade target consumer to buy them”. Yang dapat diartikan bahwa promosi

adalah berbagai macam kegiatan akan dikendalikan oleh perusahaan untuk

mengkomunikasikan keunggulan suatu produk dan membujuk konsumen untuk

membelinya. Berdasarkan definisi promosi dari Phillip Kotler tersebut, jelas bahwa

dalam kegiatan promosi dimana sebuah perusahaan dalam mengkomunikasikan

Page 42: BAB IV.pdf

pesan mengenai suatu produk dan jasa yang ditawarkan memerlukan kegiatan

promosi. Hal tersebut telah menggambarkan bahwa kegiatan utama dalam

komunikasi pemasaran adalah promosi. Kota Malang mempunyai sistem promosi

sendiri yaitu BAS (Branding, Advertesting, Selling). Branding tersebut adalah

Beautiful Malang.

Gambar 6. Logo Beautiful Malang

Sumber : www.budpar.malangkota.go.id

Brand element atau makna dari beautiful Malang yaitu Sebagai sebuah logo dari

sebuah city branding kami mengacu pada sebuah figur informatif dan kesan visual

dimana huruf dalam Tipografi “Beautiful Malang” membawa pesan sebagai

penyampai maksud dan memberikan gambaran secara spesifikasi dari pencitraan

karakteristik dari Kota Malang. Dengan kata lain "huruf" bisa berperan sebagai

wadah sekaligus isinya mengandung nilai informatif kepada masyarakat tentang

karakteristik dan potensi yang ada di Kota Malang secara positif. Berikut ini adalah

arti dari logo Beautiful Malang itu sendiri :

1. Emas (gold) : Melambangkan Masyhur, Maju, Makmur, Kejayaan dan

kelas tertinggi serta menyampaikan pesan tentang posisi Kota Malang

yang strategis, posisi diantara segitiga emas (Kab.Malang – Kota Malang

– Kota Batu).

2. Biru : Mempunyai makna tenang, damai yang merepresentasikan Kota

Malang adalah sebuah Kota Pendidikan yang maju dan modern.

Page 43: BAB IV.pdf

3. Merah : Mempunyai makna hidup/urip, yang merupakan representasi dari

kota malang sebagai Kota Industri dan Kota Pariwisata

4. Hijau : Mempunyai makna dingin, sejuk, segar, tumbuh,

merepresentasikan dari kondisi Kota Malang yang sejuk dan asri, banyak

ruang terbuka hijau dan ruang publik yang tersebar di berbagai sudut Kota

Malang, selain itu sebagi representasi dari arema Generasi Biru yang

menjadi Indentitas Arek Malang.

5. Kuning : Mempunyai makna cerah, sukacita, representasi dari

karakteristik masyarakat Kota Malang yang Heterogen, Rukun, Aman

dan Tentram.

6. Magenta(Pink) : Mempunyai makna romantis, merupakan representasi

perwujudan dari berbagai kumpulan potensi yang ada di Kota Malang

menjadi sebuah keunggulan dan kebanggaan Kota Malang serta menjadi

ciri khas yang di definisikan dengan kata Beautiful.

Brand element tersebut tidak lain adalah untuk mendeskripsikan kota Malang

sebagai kota pariwisata, seperti halnya yang disampaikan oleh Kotler & Keller

(2009:269), elemen merek (brand element) merupakan “Alat pemberi nama dagang

yang mengidentifikasikan dan mendiferensiasikan merek”. Sedangkan untuk

Advertising, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Malang mengiklankan

beautiful malang kedalam sebuah kalender event, baliho, sticker – sticker yang ada

di transportasi di wilayah malang.

Gambar 7. Kakang Mbakyu

Sumber : www.budpar.malangkota.go.id

Page 44: BAB IV.pdf

Strategi ini bertujuan agar para wisatawan lokal maupun mancanegara yang belum

mengerti menjadi penasaran dengan Beautiful Malang dan tertarik untuk datang ke

Kota Malang. Penjualan atau selling bertujuan untuk menjual produk atau jasa

dikota Malang, mengingat kota Malang menjadi kota Pariwisata. Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata kota Malang mempromosikan Kota Malang ke

pameran – pameran luar kota maupun luar Negeri, hal tersebut bertujuan untuk

menjual pariwisata kota Malang ke lingkup luar kota dan juga luar negeri. Dengan

Melakukan promosi diharapkan Kota Malang yang semakin tahun banyak

dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun manca dapat mengangkat pariwisata Kota

Malang di Kanca lokal maupun internasional.

Gambar 8. Penjualan souvenir dan promosi

Sumber : observasi peneliti di lapangan

Page 45: BAB IV.pdf

d) Pengembangan institusi dan Sumberdaya manusia

Semakin derasnya arus globalisasi yang didorong oleh kemajuan teknologi

komunikasi dan informasi telah membuka peluang terjadinya interaksi budaya.

Proses interaksi budaya tersebut di satu sisi berpengaruh positif terhadap

perkembangan dan perubahan orientasi nilai dan perilaku masyarakat. Di sisi lain

interaksi budaya dapat menimbulkan pengaruh negatif, seperti semakin

memudarnya penghargaan pada nilai budaya. Dengan demikian, tantangan ke

depan adalah memelihara dan melestarikan nilai-nilai tradisi luhur / kearifan lokal

Kota Malang. Pengembangan SDM atau Sumber Daya Manusia sangat penting

untuk diperhatikan dalam manajemen sebuah organisasi, baik berupa institusi

maupun perusahaan. Kegiatan pelatihan dan pengembangan SDM memiliki tujuan

yang direalisasikan dalam rangkaian kegiatan terstruktur yang sistematis. Tujuan

serta manfaat pelatihan dan pengembangan SDM ini berguna untuk meningkatkan

keahlian/skill karyawan yang berkaitan dengan pekerjaan agar kualitas performa

mereka meningkat sehingga memberikan manfaat bagi kemajuan perusahaan atau

institusi. Wisatawan yang datang ke Malang yang ditemui pertama adalah manusia,

kalau kota tidak memberi pelayanan yang baik maka akan percuma. Apabila

pariwisata berkembang maka sektor lain akan berkembang, wisatawan yang datang

ke Kota Malang pasti juga membutuhkan makan, fasilitas, penginapan. Seperti yang

diungkapkan oleh Silalahi (2000:249) “Pengembangan sumber daya manusia

adalah upaya berkesinambungan meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam

arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan, latihan, dan pembinaan”. Sumber

Page 46: BAB IV.pdf

Daya Manusia merupakan faktor terpenting dalam setiap kegiatan organisasi,

karena bagaimanapun canggihnya teknologi yang digunakan tanpa didukung oleh

manusia sebagai pelaksana kegiatan operasionalnya tidak akan mampu

menghasilkan output yang sesuai dengan tingkat efisiensi yang diharapkan seperti

yang disampaikan oleh Silalahi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang

terus berupaya untuk meningkatkan dan mengembangkan institusi dan juga sumber

daya manusia agar dalam melaksanakan suatu kegiatan memperoleh hasil yang

maksimal dan tepat sasaran untuk memasarkan dan menjadikan Beautiful Malang

sebagai City Branding kota Malang. Pengembangan Sumber Daya Manusia

tersebut disampaikan melalui pelatihan – pelatihan yang ada dilapangan dan juga

pada acara – acara yang sudah dijadwalkan oleh kota Malang.

2. Peluang yang dihadapi Pemerintah Kota Malang dalam mewujudkan Beautiful

Malang sebagai City Branding, meliputi :

a) Faktor Pendukung

Sosialisasi oleh stakeholder terkait menjadi faktor pendukung strategi city

branding Kota Malang sehingga dibentuklah sebuah lembaga yang membantu

promosi Kota Malang. Lembaga tersebut diberi nama BPPD yaitu Badan

Pengembangan Promosi Daerah dimana anggotanya dari kalangan akademis,

jurnalis, perguruan tinggi, dan juga pihak travel yang dikatakan oleh Kepala Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang.

Sektor investasi juga berpengaruh, Investasi sangat penting karena

merupakan penanaman modal atau pembentukan modal. Investasi biasanya

Page 47: BAB IV.pdf

dilakukan untuk membeli barang – barang modal atau perlengkapan produksi untuk

menambah kemampuan produksi barang – barang dan jasa yang dibutuhkan

manusia. Membeli berarti melakukan pengeluaran uang untuk mendapatkanya.

Tetapi suatu pengeluaran dapat dikatakan sebuah kegiatan investasi apabila

pengeluaran itu ditujukan untuk meningkatkan kemampuan produksi. Jadi investasi

merupakan hal penting dalam perekonomian sebuah bangsa atau daerah sekalipun.

Seperti halnya kota Malang, semakin banyak orang yang bertemu yaitu banyak

orang yang melakukan kunjungan wisata, maka investor dengan sendirinya akan

dating dan melakukan investasi di kota Malang, karena Branding Kota Malang

sendiri yaitu Beautiful Malang yang menonjolkan sektor pariwisata pada

brandingnya. Sebagai kota pariwisata, maka wisatawan manca negara dan

wisatawan nusantara banyak yang berdatangan ke Kota Malang untuk melihat

pariwisata. Jumlah penduduk kota Malang semakin bertambah setiap tahun, Pelajar

atau Mahasiswa yang lulus setiap tahun dan keluar dari kota Malang masih sedikit

dibandingkan dengan pelajar atau Mahasiswa yang masuk ke Kota Malang.

Investor berlomba – lomba masuk Kota Malang, ada yang berinvestasi pada bidang

perhotelan, bidang Pendidikan, bidang biro, dan agen perjalanan, bidang restoran,

bidang keuangan, bidang apartemen, bidang real estate, bidang hiburan, bidang

objek wisata, bidang perdagangan seperti mall dan minimarket. Kota Malang

sebagaimana yang disebutkan diaas dapat ditarik kesimpulan bahwa bila banyak

wisatawan manca Negara dan wisatawan lokal yang mengunjungi daerah tertentu,

tentu akan dilirik investor. Dengan hal tersebut maka akan memberikan dampak

bagi pemerintah daerah yaitu terbukanya peluang untuk perbaikan jalan menuju

Page 48: BAB IV.pdf

objek wisata daya Tarik wisata, pembangunan infrastruktur. Pembangunan lainya

yang bisa dilakukan Pemerintah Daerah yaitu pembangunan atau perbaikan

terminal – terminal, pemanfaatan tata ruang wilayah, dan pelaksanaan usaha

transportasi.

b) Faktor Penghambat

Selama ini dalam menerapkan city branding tidak terlepas dari berbagai

hambatan dan masalah yang ada. Terdapat beberapa hambatan atau masalah dalam

mengembangkan pariwisata dan kebudyaan kota Malang. Masalah yang tidak luput

dari sebuah instansi pemerintah adalah anggaran yang masih menjadi suatu

permasalahan yang memang layak untuk diberikan perhatian khusus dalam

menyelesaikanya. Promosi ke media juga sudah dilaksanakan oleh Disbudpar,

walaupun kurang dikarenakan promosi seperti itu memakan biaya yang tidak

sedikit, karena apabila dana dinas pariwisata sedikit tidak bisa melakukan promosi

dengan semaksimal mungkin dan teratur.

Faktor selanjutnya yang menjadi penghambat yaitu partisipasi masyarakat,

Banyak Masyarakat yang menganggap icon Beautiful Malang itu hanya sebuah

logo semata, masyarakat cenderung tidak peduli akan suatu branding yang ada di

kotanya sendiri. Sedangkan pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terus menerus

membuat inovasi supaya Kota Malang bisa terbentuk City Branding dan bisa

bersaing dengan kota- kota lain di Nasional dan Internasional. Dalam City Branding

bukan hanya pemerintah yang mempunyai peran untuk menyapaikan citra kota,

berbagai pihak dapat berperan dalam menciptakan citra sebuah kota, baik

pemerintah, pihak swasta maupun masyarakat. Aktivitas City Branding tidak dapat

Page 49: BAB IV.pdf

terlaksana maksimal tanpa partisipasi masyarakat. Sedangkan untuk sektor

Kebudayaan yang ada di Kota Malang, masyarakat cenderung tidak peduli tetang

cagar budaya dari kota Malang, masyarakat lebih cenderung ke hal - hal modern

yang sudah ada. Globalilasi berdampak positif maupun negatif yang mau tidak mau

harus diterima oleh masyarakat. Hal ini yang menyebabkan lama – kelamaan akan

menghilangkan sektor budaya atau identitas kota di masa lalu.

Faktor selanjutnya yaitu Lalu Lintas, Dalam perkembangannya Kota

Malang telah mengalami perkembangan yang pesat pada sektor kepadatan

kendaraan bermotor di area Kota Malang sehingga sering terjadi titik kemacetan

pada beberapa jalur. Bertambahnya jumlah kendaraan bermotor di kota Malang

berpotensi memunculkan masalah kemacetan yang luar biasa dalam beberapa tahun

mendatang. Saat ini, beberapa ruas jalan di kota malang kerap terjadi kemacetan

dan antisipasi pelebaran tampaknya sulit untuk dilakukan. Hal ini menjadi masalah

yang juga sangat penting bagi kota Malang terlebih lagi kota pariwisata, perlu

adanya strategi dalam meredam kemacetan yang ada. Pertumbuhan kendaraan yang

besar tidak diimbangi dengan fasilitas jalan umum yang memadai sehingga muncul

kemacetan di beberapa titik terlebih lagi pada jam – jam sibuk.

Pada sisi lain, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang belum

sepenuhnya mengeksplor sumberdaya manusia dari sektor seniman – seniman yang

ada di daerah Malang. Seniman yang seharusnya dapat berkontribusi dalam

pertunjukan kesenian, hal ini dapat membuat daya tarik wisata yang menarik bagi

Kota Malang. Kota Malang banyak sekali seniman, akan tetapi dengan minimnya

sumber daya peralatan yang ada membuat keberadaan sarana dan prasarana yang

Page 50: BAB IV.pdf

ada tidak bisa berjalan dengan lancer, sehingga para seniman tidak mempunyai

wadah untuk berkreasi.