BAB IV
BAB IVTUGAS KHUSUSEVALUASI PEMAKAIAN BAHAN KIMIA (H2SO4 DAN
NaOH) PADA PROSES REGENERASI CATION, ANION DAN MIXBED EXCHANGER DI
NEW ADDITIONAL DEMIN PLANT (ADP) PUSRI II
4.1. Latar Belakang
Air demin adalah air yang sudah tidak mengandung mineral, baik
berupa ion-ion positif maupun negatif. Air demin biasanya dipakai
sebagai bahan baku dalam pembuatan uap (steam).
Pada proses demineralisasi, air umpan dari filter water tank
diolah kembali agar bebas dari zat-zat yang masih terlarut di
dalamnya sehingga didapatkan air yang bermutu tinggi dan sesuai
dengan persyaratan air umpan boiler (boiler feed water).
Mineral-mineral yang terkandung dalam air diambil dengan cara
menggunakan resin pengikat ion. Mula-mula, air bersih (filtered
water) dimasukkan ke dalam Carbon filter, yaitu vessel yang pada
bagian dalam diisi dengan activated carbon yang bertujuan untuk
mengikat zat-zat organik terutama zat klorin yang terkandung dalam
air. Selanjutnya, air tersebut dimasukkan ke dalam cation
exchanger, yaitu vessel yang pada bagian dalam diisi dengan resin
kation yang bertujuan untuk mengikat ion positif yang terkandung
dalam air. Setelah itu, air tersebut dimasukkan ke dalam anion
exchanger, yaitu vessel yang pada bagian dalam diisi dengan resin
anion yang bertujuan untuk mengikat ion negatif yang terkandung
dalam air. Air yang keluar dari anion exchanger kemudian masuk ke
dalam mixbed exchanger, yaitu vessel yang berisi campuran resin
kation dan resin anion untuk mengikat ion positif dan negatif yang
mungkin masih tersisa.
Jika resin kation dan resin anion yang terdapat pada
masing-masing cation dan anion exchanger sudah mengalami penurunan
kualitas dalam mengikat ion-ion dalam air sehingga mengalami
kejenuhan maka resin kation diregenerasi dengan menggunakan asam
sulfat pekat 98 % dan resin anion diregenerasi dengan menggunakan
kaustik soda 48 %. Syarat lain yang mengharuskan dilakukannya
regenerasi resin adalah bila telah mencapai total gallon, kandungan
silika yang tinggi (high silica) dan nilai konduktivitas yang
tinggi (high conductivity).
Umumnya, pada musin kemarau kandungan silika dalam air sungai
relatif tinggi dan nilai konduktivitas rendah, sedangkan pada musin
penghujan kandungan silika dalam air sungai relatif rendah dan
nilai konduktivitas tinggi. Silika sangat tidak diinginkan berada
dalam air proses karena dapat mengurangi efisiensi perpindahan
panas di dalam boiler yang kemudian akan terjadi penumpukan panas
yang berlebihan pada satu titik di dalam boiler sehingga akan
mengakibatkan boiler meledak. Untuk mendapatkan air bebas mineral
(demin water) dengan kualitas baik maka jumlah pemakaian asam dan
kaustik soda harus efektif dan efisien. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk menghitung pemakaian bahan kimia tersebut secara
aktual dan kemudian akan membandingkan dengan pemakaian secara
desain.
4.2. TujuanMengevaluasi pemakaian bahan kimia (H2SO4 dan NaOH)
dalam proses regenerasi resin pada cation, anion exchanger dan
mixbed di New Additional Demin Plant (ADP) PUSRI II secara aktual
dan membandingkan dengan pemakaian secara desain, serta
membandingkan dengan pemakaian bahan kimia di ADP lama secara
aktual.4.3. Permasalahan
Pada prinsipnya, keberhasilan dalam memproduksi air bebas
mineral (demin water) ditentukan dari proses regenerasi resin.
Untuk proses regenerasi resin ini menggunakan bahan kimia berupa
asam sulfat dan kaustik soda.
Dosis pemakaian kedua jenis bahan kimia ini harus disesuaikan
dengan kebutuhan regenerasi resin. Artinya, jumlahnya harus tepat
dengan kondisi filtered water. Oleh karena itu, jumlah pemakaian
bahan kimia tidak selalu sama saat regenerasi resin. Pemakain bahan
kimia dalam jumlah yang tinggi akan menyebabkan semakin mahal biaya
yang dikeluarkan dalam memproduksi air bebas mineral (demin water).
Pemakaian bahan kimia yang berlebihan juga dapat menyebabkan dampak
buruk terhadap lingkungan. Sementara itu, jumlah pemakaian bahan
kimia juga ditentukan secara desain. Jika perbandingan jumlah
pemakaian bahan kimia secara aktual hampir sama dengan jumlah
pemakaian bahan kimia secara desain, maka efisiensi pemakaian bahan
kimia dapat dikatakan baik.4.4. Tinjauan Pustaka
Demineralisasi adalah peristiwa pemindahan ion positif (kation),
ion negatif (anion) dan semua garam mineral yang sebagian besar
dikategorikan sebagai Total Dissolved Solids (TDS). Pretreatment
dilakukan untuk menghilangkan zat pengotor seperti suspended solid,
dan lain-lain. Ion exchange dapat didefinisikan sebagai peristiwa
pertukaran ion antara fase padat (resin) dan fase cair (air) secara
bolak balik. Deionisasi adalah peristiwa penghilangan padatan ion
terlarut yang terkandung dalam air tanpa mempengaruhi kondisi
mikroba dalam air. Padatan ion yang terlarut dalam air dapat
dipisahkan menjadi ion bermuatan positif (kation) dan ion bermuatan
negatif (anion). Peristiwa deionisasi merupakan menghilangkan
kandungan ion dalam air, maka diperlukan material yang dapat
megikat ion-ion tersebut. Material yang digunakan adalah cation
exchange resin, yaitu strong acid cation (SAC) resin dan anion
exchange resin, yaitu strong base anion resin (SBA). Untuk mengolah
air lebih lanjut, disediakan juga unit resin campuran (mixbed).
Unit ini berisi campuran antara resin kation dan resin anion yang
tercampur secara merata. Unit mixbed ini berfungsi untuk menyerap
sisa-sisa ion yang masih terkandung dalam air sehingga air yang
keluar dari unit ini benar-benar sudah menjadi air yang bebas
mineral dengan kualitas yang baik.Setelah menyelesaikan siklus
pelayanan (service) untuk strong acid cation (SAC) dan strong base
anion (SBA) selama 26 jam dan untuk mixbed selama 14 hari maka
resin perlu diregenerasi. Regenerasi resin SAC menggunakan asam
sulfat 98 % dan resin SBA menggunakan kaustik soda (NaOH 48 %).
Regenerasi resin mixbed dilakukan dengan menggunakan asam sulfat 98
% dan kaustik soda (NaOH) 48 % secara bergantian. Setelah selesai
regenerasi, resin yang sudah jenuh diaktifkan kembali dan siap
untuk digunakan lagi.1. Filtered Water System
1.1. Filtered Water Storage Tank
Tangki penampung filtered water digunakan untuk menampung air
hasil pre-treatment. Kualitas air pre-treatment ini harus sesuai
dengan spesifikasi sebagai berikut :Tabel 1. Kualitas air
pre-treatment
NoParameterNilai
12
3Kalsium as CaCO3Magnesium as CaCO3Potassium + Sodium as CaCO310
ppm6 ppm
49 ppm
Total Cation65 ppm
4
5
6
7Sulfat as CaCO3Klorin as CaCO3Nitrat as CaCO3M Alkanitas as
CaCO341 ppm
6 ppm
3 ppm
15 ppm
Total Anion65 ppm
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18Klorin as Cl2pH
Silika as SiO2Konduktivitas
Material organikIron as Fe
Ammonium as NH3Turbiditas
Warna
Tekanan
Temperatur0,5 ppm
6,5 7,5
36 ppm
125 mhos
6 ppm
1,5 ppm
6 ppm
maks 3
20 as Hazen unit
8,1 kg/cm330oC
Sumber : PT.Doshion Veolia Water Solutions Indonesia1.2.
Activated Carbon Filter (ACF)
Filtered water hasil dari pre-treatment dialirkan dengan
menggunakan filtered water transfer pump yang baru (2204-JC/JD)
masuk ke activated carbon filter (ACF) unit yang berfungsi untuk
menyerap material organik terlarut dan sisa klorin yang masih ada.
Unit ini berisi pebbles, silex, pasir kuarsa dan karbon aktif.
Dalam sistem ini disediakan dua unit activated carbon filter
(2205-UD/E), satu unit beroperasi dan satu unit menunggu (stand
by). Siklus operasi activated carbon filter ini adalah 26 jam.
Material konstruksi ACF ini adalah carbon steel epoxy painted. Unit
ini juga dilengkapi dengan carbon trap untuk mengatasi kebocoroan
akibat kerusakan lateral dan kolektor bagian bawah.
Klorin akan bereaksi dengan activated carbon dengan reaksi
sebagai berikut :
C (s) + 2Cl2 (l) + 2H2O (l) ( 4 HCl (l) + CO2 (g)Pengoperasian
unit ini menggunakan dua parameter, yaitu waktu dan perbedaan
tekanan (delta pressure). Jika selama waktu yang ditetapkan
(misalnya 26 jam) telah tercapai maka secara otomatis unit ini akan
melakukan proses backwash. Selain itu, jika dalam keadaan operasi
sebelum waktu tercapai perbedaan tekanan (delta pressure) telah
mencapai lebih dari 0,8 kg/cm3, maka unit ini juga akan melakukan
backwash secara otomatis. Ketika satu unit ACF sedang dalam proses
backwash, ACF lain langsung dalam proses operasi. 2.
Demineralization System2.1. Strong Acid Cation Exchanger Unit (SAC
Exchanger Unit)
Air hasil penyaringan dari ACF (2205-UD/E) selanjutnya melewati
Strong Acid Cation Exchanger (2004-UD). Unit ini disebut dengan
Strong Acid Cation Exchange Resin dengan muatan ion H+. Siklus
normal operasi unit ini adalah 26 jam. Material unit SAC adalah
carbon steel rubber lined. Unit ini dilengkapi dengan resin trap
untuk mengatasi kebocoran akibat kerusakan dari bagian bawah. 2 %
dan 4 % asam sulfat digunakan untuk meregenerasi resin kation pada
unit SAC ini. Dengan menggunakan pompa H2SO4. untuk mencampurkan
asam sulfat 98 % menjadi 2 % dan 4 %, maka power water melewati
mixing tee agar proses pencampuran menjadi homogen. Spesifikasi SAC
Exchanger Unit dijelaskan pada tabel di bawah ini :Tabel 2.
Spesifikasi SAC Exchanger UnitQuantity offered1 unit
Normal flow 100 m3/hr
Size : Diameter (mm)
Height (mm) 1.600 mm
3.500 mm
MaterialCarbon Steel Rubber Lined
Net OBR 2.600 m3
Service Cycle Duration26 hours
Resin TypeMarathon C Dowex
Resin Quantity3.880 liter
Regeneration Quantity (100 %) kg/unit297 kg H2SO4 98 %
Service time1.560 min
Service flow 100 m3/hr
Filling Cycle Time1 min
Filling Cycle Flow100 m3/hr
Backwash Cycle Time15 min
Backwash Cycle Flow34,4 m3/hr
Middle Collector Flush5 min
Acid Pre-injection Cycle Time5 min
Acid Pre-injection Cycle Flow11,8 m3/hr
Acid Injection Cycle Time38 min
Acid Injection Cycle Flow12,1 m3/hr
Acid Slow Rinse Cycle Time 30 min
Acid Slow Rinse Cycle Flow11,8 m3/hr
Filling Cycle Time1 min
Filling Cycle Flow100 m3/hr
Final Rinse Cycle Time10 min
Final Rinse Cycle Flow100 m3/hr
Sumber : PT.Doshion Veolia Water Solutions IndonesiaDi dalam
cation exchanger, ion-ion positif akan ditukar dengan ion H+ yang
berasal dari resin. Unsur mineral yang terlarut dalam air terdapat
dalam bentuk ion positif (kation) dan ion negatif (anion) dalam
jumlah yang sama.
Reaksi penyerapan ion positif (kation) :
R 2H+(s) + H2O. Na2SO4(l) ( R 2Na+(s) + H2SO4. H2O(l)
Selama proses demineralisasi ini, kation logam yang terlarut
dalam air akan diserap dan melekat pada resin. Pada keadaan yang
sama, resin akan melepaskan ion H+ dalam jumlah yang sama sebagai
pengganti kation yang diserap. Pada waktu regenerasi resin, bahan
kimia berupa asam sulfat akan membuang kation logam yang melekat
pada permukaan resin dan memberikan ion H+ pada resin tersebut.
Dengan demikian, cation exchanger akan bersih seperti semula.
Reaksi regenerasi resin kation :
R 2Na+(s) + H2SO4. H2O(l) ( R 2H+(s) + Na2SO4.H2O(l)
Fresh resin (drain)
2.2. Strong Base Anion Exchanger Unit (SBA Exchanger Unit)
Air yang keluar dari SAC Exchanger Unit (2004-UD) selanjutnya
diteruskan melewati Strong Base Anion Exchanger (2005-UD). Unit ini
disebut dengan Strong Base Anion Exchanger Resin dengan muatan ion
OH-. Unit ini digunakan untuk menghilangkan kandungan ion negatif
dan zat pengotor seperti garam silika (SiO2). Siklus normal unit
ini adalah 26 jam. Material unit SBA ini adalah carbon steel rubber
lined. Unit ini dilengkapi dengan resin trap untuk mengatasi
kebocoran akibar kerusakan dari bagian bawah. 2 % dan 4 % kaustik
soda digunakan untuk meregenerasi resin anion pada unit SBA ini.
Dengan menggunakan pompa NaOH untuk mencampurkan kaustik soda 48 %
menjadi 2 % dan 4 %, maka power water melewati mixing tee agar
proses pencampuran menjadi homogen.
Reaksi penyerapan ion negative (anion) :R 2OH-(s) + H2SO4.H2O(l)
( R SO42-(s) + 2H+ + 2OH-.H2O(l)
(2H2O).H2O(l) ( 3H2O(l) (air bebas mineral)
Di dalam anion exchanger terjadi peristiwa pertukaran ion yang
sama seperti di cation exchanger, tetapi ion yang bertukar adalah
ion negatif (anion) dengan ion hidroksida (OH-) dari resin anion.
Jumlah ion negatif (anion) yang bertukar dengan ion hidroksida
(OH-) berada pada jumlah yang sama. Setelah resin anion jenuh
mengikat ion negatif (anion), resin anion diregenerasi dengan
menggunakan kaustik soda. Dengan demikian, resin anion akan bersih
kembali.Reaksi regenerasi resin kation :
R SO42-(s) + 2NaOH. H2O(l) ( R 2OH-(s) + Na2SO4.H2O(l)
Fresh resin (drain) Tabel 3. Kualitas Air yang keluar dari SBA
Unit
NoParameterNilai
1
2
3
4Konduktivitas pada 25oC
Silika (SiO2)
Total Padatan Terlarut (TDS)
Total Gallon 25 mhos
maks 0,05 ppm
maks 0,5 ppm
2600 m3
Sumber : PT.Doshion Veolia Water Solutions IndonesiaSpesifikasi
SBA Exchanger Unit dijelaskan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4. Spesifikasi SBA Exchanger UnitQuantity offered1
unit
Normal flow 100 m3/hr
Size : Diameter (mm)
Height (mm) 2.600 mm
3.500 mm
MaterialCarbon Steel Rubber Lined
Net OBR 2.600 m3
Service Cycle Duration26 hours
Resin TypeMarathon A Dowex
Resin Quantity 7.830 liter
Regeneration Quantity (100 %) kg/unit609 kg NaOH 48 %
Service time1.560 min
Service flow 100 m3/hr
Filling Cycle Time1 min
Filling Cycle Flow100 m3/hr
Backwash Cycle Time15 min
Backwash Cycle Flow40,4 m3/hr
Middle Collector Flush5 min
Caustic Pre-injection Cycle Time5 min
Caustic Pre-injection Cycle Flow20,1 m3/hr
Caustic Injection Cycle Time56 min
Caustic Injection Cycle Flow21,2 m3/hr
Caustic Slow Rinse Cycle Time 61 min
Caustic Slow Rinse Cycle Flow20,1 m3/hr
Filling Cycle Time1 min
Filling Cycle Flow100 m3/hr
Final Rinse Cycle Time10 min
Final Rinse Cycle Flow100 m3/hr
Sumber : PT.Doshion Veolia Water Solutions Indonesia2.3. Mixbed
Ion Exchanger Unit
Air yang keluar dari unit SBA masih mengandung ion-ion yang
harus dihilangkan untuk mendapatkan produk air demin dengan
kualitas yang baik. Air yang keluar dari unit SBA melewati unit
Mixbed (2006-UD). Unit ini berisi resin kation dan resin anion
dalam jumlah yang sama. Unit ini juga dilengkapi dengan resin trap
yang bertujuan untuk mengatasi kebocoran akibat kerusakan bagian
bawah yang dapat menyebabkan resin terbawa keluar vessel dan
terbuang. Material unit mixbed ini adalah carbon steel rubber
lined. Pada pengoperasiannya, air yang diproses akan dilairkan
melalui saluran yang terdapat pada bagian atas vessel dan turun
perlahan-lahan ke bagian bawah vessel sehingga ion-ion yang masih
terlarut dalam air dapat diserap oleh resin kation dan resin anion
pada waktu yang hampir bersamaan. Resin akan mengalami kejenuhan
setelah beroperasi dengan kapasitas tertentu. Jika hal in terjadi,
maka resin harus diregenerasi. Regenerasi resin dilakukan setiap 14
hari sekali. Kualitas air yang telah diolah di unit mixbed ini
adalah sebagai berikut :Tabel 5. Kualitas air yang keluar dari
Mixbed UnitNoParameterNilai
1
2
3
4Konduktivitas pada 25oC
Silika (SiO2)
Total Padatan Terlarut (TDS)
Total Gallonmaks 0,25 mhos
maks 0,005 ppm
maks 0,1 ppm
33.600 m3
Sumber : PT.Doshion Veolia Water Solutions IndonesiaSpesifikasi
Mixbed Exchanger Unit dijelaskan pada tabel di bawah ini :
Tabel 6. Spesifikasi SAC Exchanger UnitQuantity offered1
unit
Normal flow 100 m3/hr
Size : Diameter (mm)
Height (mm) 1.800 mm
2.500 mm
MaterialCarbon Steel Rubber Lined
Net OBR 33.600 m3
Service Cycle Duration336 hours
Resin TypeMarathon C Dowex
Marathon A Dowex
Resin Quantity : Marathon C Dowex
Marathon A Dowex1.230 liter
1.230 liter
Regeneration Quantity (100 %) kg/unit
Marathon C Dowex
Marathon A Dowex122 kg H2SO4 98 %
122 kg NaOH 48 %
Service time20.160 min
Service flow 100 m3/hr
Filling Cycle Time1 min
Filling Cycle Flow100 m3/hr
Backwash Cycle Time15 min
Backwash Cycle Flow25,7 m3/hr
Middle Collector Flush5 min
Caustic Pre-injection Cycle Time5 min
Caustic Pre-injection Cycle Flow7,10 m3/hr
Caustic Injection Cycle Time56 min
Caustic Injection Cycle Flow7,70 m3/hr
Caustic Slow Rinse Cycle Time 61 min
Caustic Slow Rinse Cycle Flow7,1 m3/hr
Acid Pre-injection Cycle Time5 min
Acid Pre-injection Cycle Flow7,40 m3/hr
Acid Injection Cycle Time56 min
Acid Injection Cycle Flow7,70 m3/hr
Acid Rinse Cycle Time61 min
Acid Rinse Cycle Flow7,40 m3/hr
Drain Down Cycle Time3 min
Air Scouring Cycle10 min
Fast Rinse Cycle Time20 min
Sumber : PT.Doshion Veolia Water Solutions Indonesia3.
Demineralized Water Storage System
3.1. Demineralized Water Storage Tank
Tangki demin water digunakan untuk menyimpan air bebas mineral
(demin water) yang memiliki kemurnian yang tinggi. Tangki ini
dilengkapi dengan transmitter untuk memantau tinggi air bebas
mineral (demin water) di dalam tangki.
4. Regeneration System
4.1. Demineralized Water Transfer Pump
Pompa transfer ini digunakan untuk mengalirkan demin water untuk
regenerasi di unit SBA, SCA dan mixbed. Pompa ini dilengkapi dengan
pressure gauge pada bagian akhir debit untuk memantau tekanan debit
dan sebuah saklar tekanan yang akan menunjukkan sinyal ke PLC
selama discharge tekanan tinggi.
4.2. Caustic Storage Tank
Tangki penyimpanan kaustik soda ini dibuat dengan material dari
carbon steel coating epoxy. Tangki ini dilengkapi dengan
inlet-outlet drain dan saluran overflow, juga dilengkapi dengan
level indicator. Larutan kaustik ditransfer dengan menggunakan
dosing pump.4.3. Acid Storage Tank
Tangki penyimpanan asam sulfat ini dilengkapi dengan
inlet-outlet drain, saluran overflow, level indicator dan fume
absorber (penyerap asap). Larutan asam sulfat ditransfer dengan
menggunakan dosing pump.4.4. Dosing Pump
Dua unit dosing pump disediakan untuk setiap vessel untuk proses
regenerasi di unit SAC, SBA dan mixbed. Sistem ini dioperasikan
secara otomatis. Flow switch disediakan di bagian debit pompa yang
akan memberikan sinyal ke PLC jika tekanan hisap rendah.
4.5. Heat Exchanger
Sebuah unit penukar panas atau heat exchanger disediakan untuk
proses regenerasi di unit SBA dan mixbed. Unit penukar panas ini
digunakan untuk memanaskan air bebas mineral (demin water) dari
temperatur 30oC menjadi 80oC. Unit penukar panas ini berupa shell
yang terbuat dari material carbon steel dan tube yang terbuat dari
material SS 304.
5. Effulent Disposal System5.1. Neutralization Tank
Sebuah tangki netralisasi setinggi 6,3 meter disediakan untuk
menampung bahan kimia berlebihan yang digunakan selama proses
regenerasi. Selain itu, digunakan juga untuk membilas carbon
filter, SAC, SBA dan mixbed unit.
Langkah-langkah melakukan regenerasi resin kation dan anion,
yaitu :
1. Filling ( mengisi vessel cation, anion, dan mixbed exchanger
dengan air filtered water di bagian atas (top). Pengisian vessel
ini bertujuan untuk menahan resin agar tidak berpindah posisi
sehingga dapat dicuci dari arah berlawanan (backwash).2. Backwash (
air masuk mengalir dari bagian bawah (bottom) ke bagian atas (top).
Proses ini merupakan proses pencucian dari arah berlawanan.
Tujuannya adalah untuk mengaduk resin sehingga resin kation yang
berat jenisnya lebih besar dari berat jenis anion akan bergerak ke
bawah dan resin anion akan bergerak ke atas. Selain itu, backwash
bertujuan untuk membersihkan resin yang masih kotor sehingga
kotoran terlepas dari resin dan bisa dibuang.
3. Middle Collector Flush ( membersihkan atau mem-flushing
bagian tengah vessel atau bagian permukaan atas resin. Hal ini
dilakukan karena permukaan atas resin merupakan bagian yang pertama
kali berkontak langsung dengan bahan kimia. Bagian ini juga
merupakan bagian yang paling sering dijumpai kandungan silika yang
tinggi (high silica).
4. Acid / caustic pre-injection ( mengatur laju injeksi
(injection flow rate) dari bagian bawah (bottom) dan keluar bagian
tengah (middle collector). Langkah ini merupakan persiapan injeksi,
yang juga bertujuan untuk mengencerkan bahan kimia sebelum masuk
vessel.5. Acid / caustic injection ( menginjeksi larutan asam
sulfat atau kaustik soda 2 % dan 4 % dari bagian bawah (bottom) dan
keluar bagian tengah (middle collector).
6. Acid / caustic rinse ( mencuci resin dengan mengalirkan air
bebas mineral (demin water) dari bagian bawah (bottom) dan keluar
dari bagian tengah (middle collector). Langkah ini sebagai proses
pembilasan awal yang juga bertujuan untuk menghilangkan larutan
asam sulfat atau kaustik soda yang masih tertinggal di dalam
vessel.7. Final rinse ( mencuci resin dan membersihkan larutan asam
sulfat dan kaustik soda yang masih tertinggal di vessel pada laju
operasi (operating flow rate) yang lebih tinggi. Langkah ini
merupakan proses pembilasan lanjutan dengan menggunakan air dari
cation exchanger yang masuk dan mengalir dari bagian atas (top) ke
collector drain di bagian bawah (bottom).4.5. PerhitunganData
spesifikasi two bed (cation dan anion exchanger) dan mixbed
Unit
Tipe resin :
Cation exchanger= Dowex Marathon C
Anion exchanger= Dowex Marathon A
Mixbed
= Cation ( Dowex Marathon C
Anion ( Dowex Marathon A
Volum resin :
Cation exchanger= 3.880 liter
Anion exchanger= 7.830 liter
Mixbed
= Cation ( 1.230 liter
Anion ( 1.230 liter
Pemakaian bahan kimia :
Cation exchanger= H2SO4 98 % sebanyak 297 kg
Anion exchanger= NaOH 48 % sebanyak 609 kg
Mixbed
= H2SO4 98 % sebanyak 122 kg
NaOH 48 % sebanyak 122 kg
(Sumber : PT.Doshion Veolia Water Solutions Indonesia)Tabel 1.
Data Regenerasi Two Bed ADP lama di PUSRI II pada Bulan Januari
2011TanggalADP Lama
RegenerasiNaOHH2SO4Waktu
18 cm3,5 cm3 jam
28 cm3 cm3 jam
38 cm3 cm3 jam
48 cm3 cm3 jam
58 cm3 cm3 jam
68 cm3 cm3 jam
77,5 cm3 cm3 jam
88 cm3,5 cm3 jam
98 cm3,5 cm3 jam
108 cm3 cm3 jam
11----
128 cm3 cm3 jam
138 cm3 cm3 jam
14----
158 cm3 cm3 jam
168 cm3 cm3 jam
178 cm3 cm3 jam
188 cm3 cm3 jam
198 cm3,5 cm3 jam
208 cm3,5 cm3 jam
218 cm3 cm3 jam
228,5 cm3 cm3 jam
238 cm3 cm3 jam
2412,5 cm4,5 cm3 jam
258 cm3 cm3 jam
268 cm3 cm3 jam
27----
288 cm4 cm3 jam
298 cm3,5 cm3 jam
308 cm3 cm3 jam
318 cm3 cm3 jam
Total28 x228,5 cm89,5 cm84 jam
Sumber : Logsheet demin plant P-II bulan Januari 2011Tabel 2.
Data Regenerasi Two Bed ADP baru di PUSRI II pada Bulan Januari
2011TanggalADP Baru
RegenerasiNaOHH2SO4Waktu
112 cm3 cm5 jam
212 cm3 cm5 jam
3----
412 cm3 cm5 jam
512 cm3 cm5 jam
612 cm3 cm5 jam
712 cm3 cm5 jam
8- -- -
9-- - -
1012 cm3 cm5 jam
1112 cm3 cm5 jam
12----
1312 cm3 cm5 jam
1412 cm3 cm5 jam
1510,5 cm3 cm5 jam
1612 cm3 cm5 jam
1710 cm3 cm5 jam
18----
1910 cm3 cm5 jam
2012 cm3 cm5 jam
2112 cm3 cm5 jam
2212,7 cm2,7 cm5 jam
2326 cm10 cm5 jam
2412 cm3 cm5 jam
2512 cm3 cm5 jam
26----
2712 cm3 cm5 jam
2812 cm3 cm5 jam
2912 cm4 cm5 jam
30----
3113 cm3 cm5 jam
Total24 x298,5 cm79,5 cm120 jam
Sumber : Logsheet demin plant P-II bulan Januari 2011I.
Perhitungan jumlah bahan kimia (H2SO4 dan NaOH) untuk regenerasi
resin pada cation dan anion exchanger di ADP lama dan ADP baru
secara aktual
a) ADP lama*Regenerasi untuk resin kation
Diketahui :
Diameter tangki = 304,8 cm
x 3,14 x (304,8 cm)2 x 3,19 cm
= 232.643,15 cm3
= 232,64 liter
Densitas H2SO4 98 % = 1,826 gr/cm3 = 1,826 kg/L
Massa H2SO4 = x volum
= 1,826 kg/liter x 232,64 liter
= 424,81 kgMaka, penggunaan bahan kimia (H2SO4) untuk regenerasi
two bed ADP lama selama bulan Januari 2011 adalah 28 x 424,81 kg =
11.894,68 kg
*Regenerasi untuk resin anion
Diketahui :
Diameter tangki = 304,8 cm
x 3,14 x (304,8 cm)2 x 8,16 cm
= 595.099,71 cm3
= 595,10 liter
Densitas NaOH 48 % = 1,48 gr/cm3 = 1,48 kg/L
Massa NaOH = x volum
= 1,48 kg/liter x 595,10 liter
= 880,75 kg
Maka, penggunaan bahan kimia (NaOH) untuk regenerasi two bed ADP
lama selama bulan Januari 2011 adalah 28 x 880,75 kg = 24.660,89
kgb) ADP baru
*Regenerasi untuk resin kation
Diketahui :
Diameter tangki = 304,8 cm
x 3,14 x (304,8 cm)2 x 3,31 cm
= 241.394,61 cm3
= 241,39 liter
Densitas H2SO4 98 % = 1,826 gr/cm3 = 1,826 kg/L
Massa H2SO4 = x volum
= 1,826 kg/liter x 241,39 liter
= 440,78 kg
Maka, penggunaan bahan kimia (H2SO4) untuk regenerasi two bed
ADP baru selama bulan Januari 2011 adalah 24 x 440,78 kg =
10.578,84 kg*Regenerasi untuk resin anion
Diketahui :
Diameter tangki = 304,8 cm
x 3,14 x (304,8 cm)2 x 12,44 cm
= 907.235,35 cm3
= 907,24 liter
Densitas NaOH 48 % = 1,48 gr/cm3 = 1,48 kg/L
Massa NaOH = x volum
= 1,48 kg/liter x 907,24 liter
= 1.342,71 kgMaka, penggunaan bahan kimia (NaOH) untuk
regenerasi two bed ADP baru selama bulan Januari 2011 adalah 24 x
1.342,71 kg = 32.225,04 kgTabel 3. Data Regenerasi Mix Bed ADP lama
di PUSRI II pada Bulan Januari 2011TanggalADP Lama
RegenerasiNaOHH2SO4Waktu
1----
2----
3----
4----
54 cm2 cm5 jam
6----
7----
8----
9----
10----
11----
12----
13----
14----
15----
16----
178 cm4 cm5 jam
18----
19----
20----
21----
22----
23----
24----
25----
26----
27----
284 cm2 cm5 jam
29----
30----
31----
Total3 x16 cm8 cm15 jam
Sumber : Logsheet demin plant P-II bulan Januari 2011Tabel 4.
Data Regenerasi Mix Bed ADP baru di PUSRI II pada Bulan Januari
2011TanggalADP Baru
RegenerasiNaOHH2SO4Waktu
1----
2----
3----
4----
5----
6----
7----
8----
93,5 cm1,75 cm3,5 jam
10----
11----
12----
13----
14----
15----
16----
17----
18----
19----
20----
21----
22----
23----
243,5 cm1,75 cm3,5 cm
25----
26----
27----
28----
29----
30----
31----
Total2 x7 cm3,5 cm7 jam
Sumber : Logsheet demin plant P-II bulan Januari 2011II.
Perhitungan jumlah bahan kimia (H2SO4 dan NaOH) untuk regenerasi
resin pada mixbed exchanger di ADP lama dan ADP baru secara
aktual
a. ADP lama*Regenerasi untuk resin kation
Diketahui :
Diameter tangki = 304,8 cm
x 3,14 x (304,8 cm)2 x 2,66 cm
= 193.990,83 cm3
= 193,99 liter
Densitas H2SO4 98 % = 1,826 gr/cm3 = 1,826 kg/L
Massa H2SO4 = x volum
= 1,826 kg/liter x 193,99 liter
= 354,23 kg
Maka, penggunaan bahan kimia (H2SO4) untuk regenerasi mixbed ADP
lama selama bulan Januari 2011 adalah 3 x 345,23 kg = 1.036,69
kg*Regenerasi untuk resin anion
Diketahui :
Diameter tangki = 304,8 cm
x 3,14 x (304,8 cm)2 x 5,33 cm
= 388.710,96 cm3
= 388,71 liter
Densitas NaOH 48 % = 1,48 gr/cm3 = 1,48 kg/L
Massa NaOH = x volum
= 1,48 kg/liter x 388,71 liter
= 575,29 kgMaka, penggunaan bahan kimia (NaOH) untuk regenerasi
mixbed ADP lama selama bulan Januari 2011 adalah 3 x 575,29 kg =
1.725,87 kg
b. ADP baru
*Regenerasi untuk resin kation
Diketahui :
Diameter tangki = 304,8 cm
x 3,14 x (304,8 cm)2 x 1,75 cm
= 127.625,55 cm3
= 127,63 liter
Densitas H2SO4 98 % = 1,826 gr/cm3 = 1,826 kg/L
Massa H2SO4 = x volum
= 1,826 kg/liter x 127,63 liter
= 233,05 kg
Maka, penggunaan bahan kimia (H2SO4) untuk regenerasi mixbed ADP
baru selama bulan Januari 2011 adalah 2 x 233,05 kg = 466,1 kg
*Regenerasi untuk resin anion
Diketahui :
Diameter tangki = 304,8 cm
x 3,14 x (304,8 cm)2 x 3,5 cm
= 255.251,10 cm3
= 255,25 liter
Densitas NaOH 48 % = 1,48 gr/cm3 = 1,48 kg/L
Massa NaOH = x volum
= 1,48 kg/liter x 255,25 liter
= 377,77 kg
Maka, penggunaan bahan kimia (NaOH) untuk regenerasi mixbed ADP
baru selama bulan Januari 2011 adalah 2 x 377,77 kg = 755,54 kg
III. Perhitungan jumlah produk air bebas mineral (demin water)
di ADP lama dan ADP baru secara aktual
a. ADP lama
Diketahui :
Flowrate produk = 80 m3/jam
Produk yang dihasilkan dalam 1 hari= 80 m3/jam x 24 jam
= 1.920 m3Produk yang dihasilkan dalam 1 bulan = 1.920 m3 x 31
hari
(Bulan Januari 2011) = 59.520 m3
Loss product karena proses regenerasi
1 x regenerasi = 3 jam
Di bulan Januari 2011 melakukan 3 x regenerasi
Maka, loss waktu = 3 x 3 jam
= 9 jam
Flowrate product = 80 m3/jam
Loss product =80 m3/jam x 9 jam = 720 m3Total product aktual =
59.520 m3 720 m3
= 58.800 m3b. ADP baru
Diketahui : Flowrate produk = 100 m3/jam
Produk yang dihasilkan dalam 1 hari = 100 m3/jam x 24 jam
= 2.400 m3
Produk yang dihasilkan dalam 1 bulan = 2.400 m3 x 31 hari
(Bulan Januari 2011) = 74.400 m3
Loss product karena proses regenerasi
1 x regenerasi = 5 jam
Di bulan Januari 2011 melakukan 2 x regenerasi
Maka, loss waktu = 2 x 5 jam = 10 jam
Flowrate product = 100 m3/jam
Loss product =100 m3/jam x 10 jam = 1.000 m3Total product aktual
= 74.400 m3 1.000 m3
= 73.400 m3 IV. Menghitung perbandingan efisiensi pemakaian
bahan kimia untuk proses regenerasi ADP lama dan ADP baru secara
aktual pada bulan Januari 2011Diketahui : Dari hasil perhitungan di
atas, dapat disajikan sebagai berikut.
*ADP lama secara aktual
ParameterCation/AnionMixbed
Pemakaian H2SO411.894, 68 kg1.036,69 kg
Pemakaian NaOH24.660,89 kg1.725,87 kg
Total Galon2.200 m358.800 m3
*ADP baru secara aktual
ParameterCation/AnionMixbed
Pemakaian H2SO410.578,84 kg446,1 kg
Pemakaian NaOH32.225,04 kg755,54 kg
Total Galon2.600 m373.400 m3
*ADP baru secara desain
Perhitungan jumlah bahan kimia dan produk secara desain (PT
Dishion Veolita)
Pada two bed exchanger, H2SO4 = 297 kg/ 1 x regenerasi
NaOH = 609 kg/ 1 x regenerasi
Pada mixbed exchanger, H2SO4 = 122 kg/ 1 x regenerasi
NaOH = 122 kg/ 1 x regenerasiMixbed ADP baru beroperasi setiap
14 hari, menghasilkan produk demin water sebanyak 33.660 m3. Dalam
bulan Januari 2011, mixbed ADP baru beroperasi sebanyak 2 kali atau
28 hari.
1. Two bed exchanger melakukan proses regenerasi sebanyak 24
kali, maka :
Jumlah H2SO4 yang digunakan = 297 kg x 24 = 7.128 kgJumlah NaOH
yang digunakan = 609 kg x 24 = 14.616 kg
2. Mixbed exchanger melakukan proses regenerasi sebanyak 2 kali,
maka :
Jumlah H2SO4 yang digunakan = 122 kg x 2 = 244 kg
Jumlah NaOH yang digunakan = 122 kg x 2 = 244 kg
ParameterCation/AnionMixbed
Pemakaian H2SO47.128 kg244 kg
Pemakaian NaOH14.616 kg244 kg
Total Galon2.600 m367.200 m3
3. Jumlah produk demin water yang dapat dihasilkan mixbed ADP
baru pada bulan Januari 2011, yaitu :2 x 33.600 m3 = 67.200 m3
Maka, dari perhitungan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut
:ParameterADP lamaADP baru
Aktualaktualdesain
Pemakaian H2SO40,219 kg/m30,150 kg/m30,109 kg/m3
Pemakaian NaOH0,449 kg/m30,449 kg/m30,22 kg/m3
Total Galon58.800 m373.400 m367.200 m3
Efisiensi penggunaan bahan kimia (H2SO4 dan NaOH) ADP baru
aktual terhadap desain
4.6. PembahasanPerhitungan evaluasi pemakaian bahan kimia (H2SO4
dan NaOH) pada proses regenerasi cation, anion, dan mixbed
exchanger di New Additional Demin Plant (ADP) PUSRI II ini
menggunakan beberapa data, seperti data spesifikasi cation ; anion
; mixbed exchanger, data spesifikasi resin kation-anion dan jumlah
pemakaian bahan kimia untuk proses regenerasi. Dari data yang
didapatkan, penulis akan menghitung jumlah pemakaian bahan kimia
(H2SO4 dan NaOH) yang digunakan selama proses regenerasi, jumlah
produk demin water yang dihasilkan dan perbandingan efisiensi
penggunaan bahan kimia di ADP lama dan ADP baru di unit Utilitas
PUSRI II serta perbandingan efisiensi penggunaan bahan kimia di ADP
baru secara desain dan aktual.
Secara aktual, ketinggian bahan kimia (H2SO4) di two bed ADP
lama adalah berkisar 3 sampai 3,5 cm dan ketinggian bahan kimia
(NaOH) di two bed ADP lama adalah 8 cm. Dengan dosis seperti itu,
akan menghasilkan demin water dengan kualitas yang baik. Berbeda
dengan hal tersebut, ketinggian bahan kimia (H2SO4) di two bed ADP
baru adalah 3 cm dan ketinggian bahan kimia (NaOH) di two bed ADP
baru adalah 12 cm. Padahal, jumlah pemakaian bahan kimia (NaOH)
secara desain adalah 6 cm. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah
pemakaian bahan kimia (NaOH) aktual adalah 2 x jumlah pemakaian
bahan kimia secara desain. Ini berarti terjadi pemborosan dalam
pemakaian bahan kimia (NaOH). Setelah penulis melakukan
perhitungan, didapatkan hasil bahwa efisiensi jumlah pemakaian
bahan kimia (NaOH) sebesar 45,05 %. Hal ini menunjukkan bahwa
pemakaian bahan kimia (NaOH) di two bed ADP baru tidak efisien
karena terdapat perbedaan jumlah pemakaian bahan kimia yang besar.
Dari hasil perhitungan juga didapatkan hasil bahwa efisiensi
pemakaian bahan kimia (H2SO4) sebesar 66,86 %. Hal ini menunjukkan
bahwa jumlah pemakaian bahan kimia (H2SO4) di two bed ADP baru
cukup efisien karena hanya terdapat sedikit perbedaan jumlah
pemakaian bahan kimia. Produk yang dihasilkan secara desain adalah
67.200 m3 dan secara aktual adalah 73.400 m3. Maka didapatkan nilai
efisiensi kerja ADP baru adalah 91,55 %.
Dari perhitungan di atas, didapatkan hasil bahwa jumlah
pemakaian bahan kimia (H2SO4) aktual di ADP lama adalah 0,219 kg/m3
sedangkan jumlah pemakaian bahan kimia (H2SO4) aktual di ADP baru
adalah 0,150 kg/m3. Dari hasil perhitungan, terdapat sedikit
perbedaan. Jumlah pemakaian bahan kimia (H2SO4) aktual di ADP lama
lebih banyak daripada jumlah pemakaian bahan kimia (H2SO4) aktual
di ADP baru sehingga pemakaian bahan kimia (H2SO4) secara aktual di
ADP baru lebih efisien. Selanjutnya, jumlah pemakaian bahan kimia
(NaOH) aktual di ADP lama adalah 0,449 kg/m3 dan hal yang sama juga
penulis temukan di perhitungan pemakaian bahan kimia (H2SO4) aktual
di ADP baru. Ini berarti pemakaian bahan kimia (NaOH) aktual di ADP
lama dan ADP baru adalah sama. Sementara itu, dari hasil
perhitungan didapat bahwa jumlah pemakaian bahan kimia (H2SO4)
desain di ADP baru adalah 0,109 kg/m3 sedangkan jumlah pemakaian
bahan kimia (H2SO4) aktual di ADP baru adalah 0,150 kg/m3. Dari
hasil perhitungan, terdapat sedikit perbedaan. Jumlah pemakaian
bahan kimia (H2SO4) aktual di ADP baru lebih banyak daripada jumlah
pemakaian secara desain sehingga pemakaian bahan kimia (H2SO4) di
ADP baru tidak efisien. Selanjutnya, jumlah pemakaian bahan kimia
(NaOH) desain di ADP baru adalah 0,22 kg/m3 sedangkan jumlah
pemakaian bahan kimia (NaOH) aktual di ADP baru adalah 0,499 kg/m3.
Hal ini menunjukkan bahwa jumlah pemakaian bahan kimia (NaOH)
secara aktual adalah 2 x jumlah pemakaian bahan kimia secara
desain. Ini berarti pemakaian bahan kimia (NaOH) aktual terhadap
desain tidak efisien.