29 Profil Kesehatan Kota Bogor Tahun 2015 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN KOTA BOGOR Pembangunan kesehatan mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat semua orang sehingga terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang maksimal. peningkatan pembangunan kesehatan merupakan investasi bagi meningkatnya kualitas sumber daya manusia. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang maksimal bagi masyarakat maka perlu diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dalam dilihat dari keberhasilan indikator kesehatan seperti Angka Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup waktu lahir dan status gizi masyarakat serta indikator lain yang mencerminkan derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah. Pembangunan kesehatan berkaitan dengan pembangunan masyarakat secara keseluruhan. Secara internasional sudah diakui bahwa untuk menilai keberhasilan suatu negara atau wilayah adalah tingginya Indeks Pembangunan Masyarakat. Pemerintah Daerah memprioritaskan 3 pilar pembangunan yaitu: ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Untuk bidang kesehatan, indikator yang mewakili dalam IPM adalah umur harapan hidup waktu lahir. Data IPM Tahun 2015 belum ada sampai dengan profil ini dibuat oleh karena itu IPM yang ditampilkan adalah IPM tahun 2014. Pada Tahun 2014 IPM Jawa Barat 73,78 sedangkan Kota Bogor 77,07. (Sumber: Buku RKPD Kota Bogor Tahun 2015). Grafik 4.1 menjelaskan Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) dalam 5 tahun terakhir sejak tahun 2010 s.d. 2014 sebagai berikut:
19
Embed
BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN KOTA BOGOR · ibu karena kehamilan, persalinan dan masa nifas pada 1000 ... Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut tidak ... gangguan imunologi).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
29
Profil Kesehatan Kota Bogor Tahun 2015
BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN
KOTA BOGOR
Pembangunan kesehatan mempunyai tujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat semua orang sehingga
terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang maksimal. peningkatan
pembangunan kesehatan merupakan investasi bagi meningkatnya kualitas
sumber daya manusia. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang maksimal
bagi masyarakat maka perlu diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu
dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya
kesehatan masyarakat.
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dalam dilihat dari
keberhasilan indikator kesehatan seperti Angka Kematian Bayi dan Angka
Harapan Hidup waktu lahir dan status gizi masyarakat serta indikator lain yang
mencerminkan derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah.
Pembangunan kesehatan berkaitan dengan pembangunan masyarakat
secara keseluruhan. Secara internasional sudah diakui bahwa untuk menilai
keberhasilan suatu negara atau wilayah adalah tingginya Indeks Pembangunan
Masyarakat. Pemerintah Daerah memprioritaskan 3 pilar pembangunan yaitu:
ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Untuk bidang kesehatan, indikator yang
mewakili dalam IPM adalah umur harapan hidup waktu lahir. Data IPM Tahun
2015 belum ada sampai dengan profil ini dibuat oleh karena itu IPM yang
ditampilkan adalah IPM tahun 2014. Pada Tahun 2014 IPM Jawa Barat 73,78
sedangkan Kota Bogor 77,07. (Sumber: Buku RKPD Kota Bogor Tahun 2015).
Grafik 4.1 menjelaskan Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) dalam 5 tahun
terakhir sejak tahun 2010 s.d. 2014 sebagai berikut:
30
Profil Kesehatan Kota Bogor Tahun 2015
GRAFIK 4.1 INDEKS PEMBANGUNAN MASYARAKAT DARI TAHUN 2010 - 2014
75,75
76,08
76,4776,70
77,07
75
75,5
76
76,5
77
77,5
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kota Bogor 2014
IPM bidang kesehatan Kota Bogor sudah mengalami kemajuan, hal ini
dapat dilihat bahwa Umur Harapan Hidup (UHH) masyarakat Kota Bogor lebih
tinggi (74,5) dibandingkan UHH Jawa Barat 70.
Peningkatan UHH tidak serta merta menjadi ukuran mutlak keberhasilan
peningkatan derajat kesehatan di Kota Bogor. Angka Kematian Bayi dan Ibu
masih menjadi kendala karena tahun 2015 saja masih ditemukan bayi
meninggal di Kota Bogor sebanyak 65 bayi. Sedangkan ibu yang meninggal
karena sebab-sebab yang terkait dengan kehamilan, kelahiran dan masa nifas
dilaporkan sebanyak 21 ibu. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan bila
dibandingkan dengan tahun 2014 jumlah kematian bayi sebanyak 62 bayi.
Sedangkan ibu yang meninggal karena sebab-sebab yang terkait dengan
kehamilan, kelahiran dan masa nifas dilaporkan sebanyak 13 ibu.
4.1. ANGKA HARAPAN HIDUP
Umur Harapan Hidup adalah salah satu indikator derajat kesehatan yang
digunakan sebagai salah satu dasar dalam menghitung Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). Beberapa faktor yang mempengaruhi UHH antara lain adalah
ekonomi, pendidikan, geografis.
31
Profil Kesehatan Kota Bogor Tahun 2015
Angka harapan hidup adalah usia yang dapat dicapai oleh seseorang
selama hidupnya sampai dengan meninggal, untuk tahun 2015 angka harapan
hidup penduduk Kota Bogor mencapai 74,50 tahun meningkat dibandingkan
tahun 2014 yaitu 74,50 tahun (sumber: Buku RKPD Kota Bogor). Hal ini
menunjukan perbaikan tingkat kesehatan warga Kota Bogor dan kenaikan ini
membuat indeks kesehatan sebagai salah satu Indikator Pembangunan
Manusia (IPM) turut meningkat dari 76,40 pada tahun 2012 menjadi 76,71 pada
tahun 2013 dan 74,50 di tahun 2014 (sumber: Buku RKPD Kota Bogor 2014).
Angka Harapan Hidup merupakan indikator yang sering digunakan dalam
menilai derajat kesehatan penduduk, karena variabel yang mempengaruhinya
cukup sensitif seperti angka kematian bayi, kematian ibu, status gizi balita
(Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk) dan indikator kesehatan lainnya
Pemerintah sangat memperhatikan dan berupaya meningkatkan
kesehatan masyarakat dengan alasan kemanusiaan dan karena keuntungan
positif dari kesehatan, baik bagi individu masyarakat maupun untuk tujuan lain
yang diinginkan masyarakat. Status kesehatan masyarakat merupakan faktor
penting dari seluruh indikator yang ada dan merupakan faktor penting dari
produktifitas ekonomi. Dengan tubuh dan jiwa yang sehat manusia dapat
melakukan segala aktifitas dengan lebih baik.
4.2. KEMATIAN
Angka kematian yang terjadi dalam suatu wilayah dapat menggambarkan
derajat kesehatan, maupun hal lain seperti rawan keamanan atau bencana alam.
Penyebab kematian ada yang langsung dan tidak langsung, berbagai faktor
penyebab kematian maupun kesakitan antara lain dipengaruhi oleh tingkat
sosial ekonomi, kualitas lingkungan hidup, upaya pelayanan kesehatan dan
lain-lain.
32
Profil Kesehatan Kota Bogor Tahun 2015
Di Kota Bogor beberapa faktor kematian dan kesakitan perlu mendapat
perhatian khusus diantaranya yang berhubungan dengan kematian ibu dan
bayi yaitu besarnya tingkat kelahiran dalam masyarakat, umur masa paritas,
jumlah anak yang dilahirkan secara penolong persalinan. Angka kematian pada
umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian.
Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab utama
kematian yang terjadi pada periode terakhir akan diuraikan dibawah ini:
4.2.1 Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) merupakan
indikator yang sangat sensitif terhadap kualitas dan pemanfaatan pelayanan
kesehatan terutama yang berhubungan dengan perinatal, juga merupakan
tolak ukur pembangunan sosial ekonomi masyarakat secara menyeluruh.
Data kematian yang terjadi pada suatu wilayah dapat diperoleh melalui
survei dan pelaporan, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah,
sedangkan data kematian di fasilitas kesehatan hanya memperlihatkan kasus
rujukan. Data kematian bayi di Kota Bogor berasal dari berbagai sumber
diantaranya sensus penduduk, susenas, survai demografi dan kesehatan.
AKB dihitung dari jumlah kematian bayi dibawah usia 1 tahun pada
setiap kelahiran hidup. Di Kota Bogor dari 3,33 per 1000 kelahiran hidup tahun
2014, pada tahun 2015 ini masih tetap 3,33 per 1000 kelahiran hidup.
Gambaran perkembangan terakhir mengenai data kematian bayi di Kota
Bogor dapat dilihat dari grafik sebagai berikut:
33
Profil Kesehatan Kota Bogor Tahun 2015
GRAFIK 4.2 JUMLAH KEMATIAN BAYI DARI TAHUN 2011 s.d 2015
Sumber : Bidang Kesga (pendataan kematian Ibu & Bayi 2015)
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa jumlah kematian bayi selama
5 tahun terakhir mengalami kenaikan dan penurunan, dapat dilihat pada
tahun 2011 jumlah kematian bayi sebanyak 44 kasus yang tercatat, tetapi
pada tahun 2014 terjadi penurunan kembali menjadi 10 sedangkan pada
tahun 2015 meningkat menjadi 65 kasus kematian bayi dari jumlah 19.517
kelahiran hidup. Jumlah Kematian bayi didapatkan setiap tahun dari data
laporan kematian yang didapatkan baik dari masyarakat maupun fasilitas
pelayanan kesehatan (Rumah Sakit dan Puskesmas).
Berbagai penyebab kematian bayi Antara lain kelainan jantung,