Perhitungan Struktur Bab IV Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi Dengan Flat Plate – Core Wall Building System IV - 1 BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR 4.1 TINJAUAN UMUM Analisis konstruksi gedung ini dilakukan dengan menggunakan permodelan struktur 3D dengan bantuan software SAP2000. Kolom-kolom dari struktur gedung dimodelkan sebagai elemen frame sedangkan pelat lantai, drop panel, core wall, ramp parkir dan tangga dimodelkan sebagai elemen shell. Untuk analisis terhadap beban gempa, struktur gedung dimodelkan sebagai struktur bangunan geser (shear building), dimana lantai-lantai dari bangunan dianggap sebagai diafragma kaku. Dengan model ini, massa-massa dari setiap bangunan dipusatkan pada titik berat lantai (model massa terpusat / lump mass model). Dari hasil analisis struktur, akan diperoleh besarnya reaksi perletakan untuk proses perhitungan struktur bawah (pile cap dan pondasi bore pile), selain itu dari hasil analisis struktur juga akan diperoleh besarnya tegangan dan gaya- gaya dalam yang terjadi pada elemen shell yang akan digunakan untuk mendesain tulangan pelat lantai, drop panel, corewall, ramp parkir dan tangga sedangkan untuk tulangan kolom didesain dengan bantuan software SAP2000. 4.2 KRITERIA DESAIN Untuk perhitungan struktur digunakan kriteria desain untuk material beton bertulang dengan parameter-parameter perencanaan sebagai berikut : 1. Massa jenis beton bertulang : 240 kg/m 3 2. Berat jenis beton bertulang : 2400 kg/m 3 3. Modulus elastisitas beton : 234500 kg/cm 2 4. Angka Poisson : 0,2 5. Koefisien ekspansi panas : 9,9 x 10 -6 cm/ o c 6. Modulus geser beton : 97708,33 kg/cm 2 7. Mutu beton : K-300 (kuat tekan spesifik f’c = 249 kg/cm 2 ) K-450 (kuat tekan spesifik f’c = 373,5 kg/cm 2 ) 8. Mutu tulangan baja : Tulangan Ulir (Fy = 4000 kg/cm 2 ) Tulangan Polos (Fy = 2400 kg/cm 2 )
51
Embed
BAB IV - PERHITUNGAN STRUKTUR - IrDarmadiMM's Blog · PDF fileuntuk lantai parkir dan lantai ramp parkir diambil sebesar 400 kg/m2, sesuai ... berupa gaya vertikal (F3) dan momen pada
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Perhitungan Struktur Bab IV
Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi Dengan Flat Plate – Core Wall Building System IV - 1
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR
4.1 TINJAUAN UMUM
Analisis konstruksi gedung ini dilakukan dengan menggunakan permodelan
struktur 3D dengan bantuan software SAP2000. Kolom-kolom dari struktur gedung
dimodelkan sebagai elemen frame sedangkan pelat lantai, drop panel, core wall,
ramp parkir dan tangga dimodelkan sebagai elemen shell.
Untuk analisis terhadap beban gempa, struktur gedung dimodelkan
sebagai struktur bangunan geser (shear building), dimana lantai-lantai dari
bangunan dianggap sebagai diafragma kaku. Dengan model ini, massa-massa
dari setiap bangunan dipusatkan pada titik berat lantai (model massa terpusat /
lump mass model).
Dari hasil analisis struktur, akan diperoleh besarnya reaksi perletakan
untuk proses perhitungan struktur bawah (pile cap dan pondasi bore pile), selain
itu dari hasil analisis struktur juga akan diperoleh besarnya tegangan dan gaya-
gaya dalam yang terjadi pada elemen shell yang akan digunakan untuk mendesain
tulangan pelat lantai, drop panel, corewall, ramp parkir dan tangga sedangkan
untuk tulangan kolom didesain dengan bantuan software SAP2000.
4.2 KRITERIA DESAIN Untuk perhitungan struktur digunakan kriteria desain untuk material beton
bertulang dengan parameter-parameter perencanaan sebagai berikut :
3) Hasil analisis dari software SAP2000 diperoleh reaksi tumpuan
berupa gaya vertikal (F3) dan momen pada arah x (M1) dan arah y
(M2). Berdasarkan prinsip kesetimbangan pada konstruksi statis
tertentu, yaitu ΣV = 0, maka besar gaya vertikal yang terjadi pada
tumpuan jepit (F3) sama dengan berat dari lantai yang ditinjau.
Gambar 4.3 Pemodelan Perhitungan Berat Lantai Pada Basement
Massa tiap lantai dapat diperoleh dari berat tiap lantai dibagi dengan
percepatan gravitasi (g = 9,81 m/dtk2)
gWM =
Dimana :
M = Massa tiap lantai (Ton.s2/m)
W = Berat lantai (Ton)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Dengan model massa terpusat untuk analisis beban gempa, massa
tiap lantai dari struktur diletakkan pada joint yang merupakan titik berat
masing-masing lantai sebagai Joint Masses.
Perhitungan Struktur Bab IV
Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi Dengan Flat Plate – Core Wall Building System IV - 8
Perhitungan titik berat tiap lantai dari gedung diperoleh dengan
membagi momen dengan reaksi tumpuan yang terjadi dari hasil
perhitungan berat lantai pada software SAP2000.
Perhitungan lokasi titik berat tiap lantai tersebut mengacu pada teori
statis momen berikut ini :
Gambar 4.4. Lantai dengan segmen pelat yang luasannya berbeda
Perhitungan titik berat lantai :
Dimana :
x = Titik berat lantai arah x (m)
y = Titik berat lantai arah y (m)
Wi = Berat masing-masing segmen area pelat lantai (Ton)
xi = Titik berat masing-masing segmen area pelat arah x (m)
yi = Titik berat masing-masing segmen area pelat arah y (m)
n = Jumlah segmen area pelat
dan
∑==iix1 ∑=== niiWiy 11
Perhitungan Struktur Bab IV
Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi Dengan Flat Plate – Core Wall Building System IV - 9
Suatu lantai dengan luas segmen area pelat lantai yang
berbeda-beda dan titik acuan sebagai tumpuan jepit pada salah satu
ujungnya (sebelah kiri bawah). Masing–masing area pelat mempunyai
dimensi yang berbeda, sehingga mempunyai berat (W) yang berbeda
pula. Berat area pelat adalah W1, W2, W3, s/d Wi Area pelat tersebut
mempunyai titik berat x1,y1; x2,y2; x3,y3; s/d xi,yi.
Untuk mencari titik berat lantai dihitung dengan cara membagi
penjumlahan hasil kali masing-masing berat area pelat dan titik berat
area pelat dengan penjumlahan semua berat area pelat.
Dari hasil analisis software SAP2000 diperoleh reaksi vertikal
(F3), momen arah x (M1) dan momen arah y (M2). Reaksi vertikal yang
terjadi pada tumpuan jepit (F3) sama dengan berat dari lantai yang
ditinjau, sedangkan momen arah x (M1) dan momen arah y (M2)
merupakan momen hasil dari perkalian berat elemen lantai dengan titik
berat masing-masing elemen lantai.
Dari contoh kasus di atas dapat diketahui bahwa untuk
menghitung titik berat dari lantai menggunakan hasil progam SAP
2000 adalah sebagai berikut :
F3M1x = dan
F3M2y =
Contoh perhitungan titik berat pada lantai gedung dari hasil output
software SAP2000 adalah sebagai berikut :
Momen arah x (M1) = 42452 ton.m
Momen arah y (M2) = 66798 ton.m
Reaksi vertikal (F3) = 2653 ton.
m 252653
66798F3M2x ===
m 162653
42452F3M1y ===
Perhitungan Struktur Bab IV
Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi Dengan Flat Plate – Core Wall Building System IV - 10
Tabel 4.4 Berat lantai dan lokasi titik berat lantai gedung
Lantai Berat Massa Mx My x y
(Ton) (Ton.s2/m) (Ton-m) (Ton-m) (m) (m)
Basement-2 s/d
Lantai 3
2694 275 43102 71671 27 16
Lantai 3
s/d Lantai 8
2653 271 43452 66798 25 16
Lantai 8
s/d Lantai 21
2277 232 36422 57093 25 16
Lantai 21
s/d Lantai 24
1892 193 30263 47167 25 16
4.3.3.6 Analisis Spectrum Respon dan Pembatasan Waktu Getar
Berdasarkan SNI Gempa 2002, struktur bangunan gedung
beraturan harus memenuhi beberapa persyaratan, tinggi struktur
gedung diukur dari taraf penjepitan lateral tidak lebih dari 10 tingkat
atau 40 m. Sedangkan gedung ini memiliki tinggi struktur gedung 106
m diukur dari taraf penjepitan lateral.
Oleh karena itu, bangunan ini tidak memenuhi syarat struktur
bangunan gedung beraturan dan beban gempa yang bekerja pada
struktur dihitung dengan metode analisis dinamis ragam spektrum
respon dengan bantuan software SAP2000.
• Kombinasi pembebanan yang ditinjau di dalam analisis :
Kombinasi 1 = 1,2 D + 1,6 L
Kombinasi 2 = 1,2 D + 1,0 L + 1,0 (I/R) Ex + 0,3 (I/R) Ey
= 1,2 D + 1,0 L + 0,118 Ex + 0,035 Ey
Kombinasi 3 = 1,2 D + 1,0 L + 0,3 (I/R) Ex + 1,0 (I/R) Ey
= 1,2 D + 1,0 L + 0,035 Ex + 0,118 Ey
• Model massa terpusat
Struktur bangunan gedung dimodelkan sebagai struktur dengan
massa-massa terpusat pada bidang lantainya (lump-mass model).
Dengan menggunakan model ini, massa dari suatu lantai bangunan
dipusatkan pada titik berat lantainya. Untuk membuat model massa
Perhitungan Struktur Bab IV
Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi Dengan Flat Plate – Core Wall Building System IV - 11
terpusat (lump mass model) dari struktur, maka joint-joint yang
terdapat pada satu lantai harus dikekang (constraint).
Hal ini dimaksudkan agar joint-joint ini dapat berdeformasi
secara bersama-sama, jika pada lantai yang bersangkutan mendapat
pengaruh gempa.
Besarnya massa terpusat di tiap lantai dapat dilihat pada tabel
4.4 dimana Massa lantai diinput sebagai Joint Masses pada software
SAP2000.
• Analisis Modal
Analisis modal digunakan untuk mengetahui perilaku dinamis
suatu struktur bangunan sekaligus periode getar alami. Parameter
yang mempengaruhi analisa modal adalah massa bangunan dan
kekakuan lateral bangunan. Analisa modal digunakan sebagai dasar
pengerjaan analisis ragam spektrum respon dalam perhitungan
beban gempa.
Dalam perhitungan struktur gedung ini analisis modal dilakukan
dengan analisis eigen-vector. Dalam analisis modal ini, waktu getar
yang akan ditinjau adalah 24 ragam getar (mode shape) pada
struktur gedung.
Efektifitas penentuan jumlah ragam getar yang akan ditinjau
pada struktur gedung dapat dilihat dari hasil analisis pada software
SAP2000. Jumlah ragam getar yang akan kita tinjau dapat dianggap
cukup efektif jika persentase beban dinamik yang bekerja sudah lebih
dari 90% pada Modal Load Participation Ratios. Hasil analisis Modal
Load Participation Ratios sebagai berikut :
M O D A L L O A D P A R T I C I P A T I O N R A T I O S CASE: MODAL LOAD, ACC, OR LINK/DEF STATIC DYNAMIC EFFECTIVE (TYPE) (NAME) (PERCENT) (PERCENT) PERIOD ACC UX 99.9799 89.3928 3.277899 ACC UY 99.9935 92.9408 3.987633 ACC UZ 95.6533 69.1706 0.301995 ACC RX 99.9991 98.3811 4.039327 ACC RY 99.9970 96.4737 3.322151 ACC RZ 99.9868 91.0130 3.801968 (*) NOTE: DYNAMIC LOAD PARTICIPATION RATIO EXCLUDES LOAD APPLIED TO NON-MASS DEGREES OF FREEDOM
Perhitungan Struktur Bab IV
Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi Dengan Flat Plate – Core Wall Building System IV - 12
Untuk mendefinisikan waktu getar dilakukan perhitungan dalam
modal analysis case. Dari hasil analisis dengan software SAP2000
dapat diketahui bahwa waktu getar terbesar pada struktur gedung
adalah 4,04 detik. Hasil analisis perhitungan periode getar struktur
dapat dilihat berikut ini.
E I G E N M O D A L A N A L Y S I S 10:33:19 CASE: MODAL USING STIFFNESS AT ZERO (UNSTRESSED) INITIAL CONDITIONS NUMBER OF STIFFNESS DEGREES OF FREEDOM = 27240 NUMBER OF MASS DEGREES OF FREEDOM = 9400 MAXIMUM NUMBER OF EIGEN MODES SOUGHT = 32 MINIMUM NUMBER OF EIGEN MODES SOUGHT = 1 NUMBER OF RESIDUAL-MASS MODES SOUGHT = 0 NUMBER OF SUBSPACE VECTORS USED = 24 RELATIVE CONVERGENCE TOLERANCE = 1.00E-09 FREQUENCY SHIFT (CENTER) (CYC/TIME) = .000000 FREQUENCY CUTOFF (RADIUS) (CYC/TIME) = -INFINITY- ALLOW AUTOMATIC FREQUENCY SHIFTING = NO Found mode 1 of 32: EV= 2.4148266E+00, f= 0.247322, T= 4.043309 Found mode 2 of 32: EV= 3.5669928E+00, f= 0.300588, T= 3.326816 Found mode 3 of 32: EV= 1.0431262E+01, f= 0.514030, T= 1.945411 Found mode 4 of 32: EV= 2.7671772E+01, f= 0.837218, T= 1.194432 Found mode 5 of 32: EV= 3.9594316E+01, f= 1.001467, T= 0.998535 Found mode 6 of 32: EV= 7.5576830E+01, f= 1.383612, T= 0.722746 Found mode 7 of 32: EV= 1.0042308E+02, f= 1.594913, T= 0.626994 Found mode 8 of 32: EV= 1.5044778E+02, f= 1.952149, T= 0.512256 Found mode 9 of 32: EV= 2.0728222E+02, f= 2.291401, T= 0.436414 Found mode 10 of 32: EV= 2.3082942E+02, f= 2.418052, T= 0.413556 Found mode 11 of 32: EV= 3.6692333E+02, f= 3.048652, T= 0.328014 Found mode 12 of 32: EV= 3.9757170E+02, f= 3.173422, T= 0.315117 Found mode 13 of 32: EV= 4.2549960E+02, f= 3.282991, T= 0.304600 Found mode 14 of 32: EV= 4.5374164E+02, f= 3.390193, T= 0.294968 Found mode 15 of 32: EV= 5.3244417E+02, f= 3.672461, T= 0.272297 Found mode 16 of 32: EV= 6.1588443E+02, f= 3.949751, T= 0.253181 Found mode 17 of 32: EV= 6.3118222E+02, f= 3.998504, T= 0.250094 Found mode 18 of 32: EV= 6.9849376E+02, f= 4.206311, T= 0.237738 Found mode 19 of 32: EV= 7.0635609E+02, f= 4.229918, T= 0.236411 Found mode 20 of 32: EV= 7.0841787E+02, f= 4.236087, T= 0.236067 Found mode 21 of 32: EV= 7.1879585E+02, f= 4.267003, T= 0.234357 Found mode 22 of 32: EV= 9.0226862E+02, f= 4.780662, T= 0.209176 Found mode 23 of 32: EV= 9.1351287E+02, f= 4.810359, T= 0.207885 Found mode 24 of 32: EV= 9.1634506E+02, f= 4.817810, T= 0.207563 Found mode 25 of 32: EV= 9.4957932E+02, f= 4.904399, T= 0.203899 Found mode 26 of 32: EV= 1.0468731E+03, f= 5.149525, T= 0.194193 Found mode 27 of 32: EV= 1.1013173E+03, f= 5.281732, T= 0.189332 Found mode 28 of 32: EV= 1.1194280E+03, f= 5.324983, T= 0.187794 Found mode 29 of 32: EV= 1.2178134E+03, f= 5.554059, T= 0.180048 Found mode 30 of 32: EV= 1.2483338E+03, f= 5.623226, T= 0.177834 Found mode 31 of 32: EV= 1.2660773E+03, f= 5.663048, T= 0.176583 Found mode 32 of 32: EV= 1.3605344E+03, f= 5.870497, T= 0.170343 NUMBER OF EIGEN MODES FOUND = 32 NUMBER OF ITERATIONS PERFORMED = 39 NUMBER OF STIFFNESS SHIFTS = 0
Perhitungan Struktur Bab IV
Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi Dengan Flat Plate – Core Wall Building System IV - 13
• Pembatasan waktu getar fundamental struktur
Untuk mencegah penggunaan struktur yang terlalu fleksibel, nilai
waktu getar struktur fundamental harus dibatasi. Dalam SNI 03–
1726–2002 diberikan batasan sebagai beikut :
T < ξ n
Dimana :
T = Waktu getar stuktur fundamental (detik)
n = Jumlah tingkat gedung
ξ = koefisien pembatas yang ditetapkan berdasarkan tabel 4.5
(Satuan Beban = Ton.m) (Satuan luas tulangan = mm2)
Gambar 4.25 Permodelan perhitungan diagram interaksi Kolom
Perhitungan Struktur Bab IV
Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi Dengan Flat Plate – Core Wall Building System IV - 45
Dari hasil analisis berdasarkan beban dan momen kapasitas drop
panel diperoleh luas tulangan kolom sebesar 16900 mm2 (1% luas
penampang kolom), maka dapat disimpulkan bahwa kolom memiliki
kapasitas yang lebih besar dari kapasitas drop panel, sesuai
dengan prinsip strong coloumn weak beam.
4.12 PERHITUNGAN GESER PONS
4.12.1 Perhitungan Geser Pons pada Drop Panel Contoh perhitungan geser pons untuk drop panel setebal 1 m. Besarnya
gaya geser pons tidak boleh melebihi dari ketiga nilai berikut :
1. ( )
Ton 8,23576
918125049,241000/1000
216
'21 =×××
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +=
××⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+=
dbocfc
Vcβ
2. ( )Ton 2091
12918125049,24
212504
9184012
'2 =
×××⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
××
=××
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
×=
dbocfbo
dsVc α
3. ( )Ton 2100,18
39181250424,9
dbo cf'31
=×××
=×=Vc
Gambar 4.26 Perhitungan Geser Pons
Keterangan Gambar : H = ketebalan drop panel D = Tinggi Efektif Bo = Keliling Geser Efektif P = Gaya tekan pada kolom
Perhitungan Struktur Bab IV
Gaya geser pons yang terjadi adalah :
Vu = 1769 Ton > 2091 Ton (Aman)
Hasil perhitungan geser pons untuk drop panel lainnya dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.21 Perhitungan Geser Pons pada Drop Panel
Kolom Bo d Vc Izin Vc Terjadi Tebal
Keterangan(mm2) (mm) (mm) (Ton) (Ton) (mm)
1300x1300 9200 939 2539 1996 1000 Aman 1200x1200 8800 939 2154 1996 1000 Aman 1100x1100 8400 939 2123 1851 1000 Aman 1000x1000 8000 939 2091 1769 1000 Aman
900x900 7200 839 1673 1447 1000 Aman 800x800 6200 689 1145 1143 750 Aman 700x700 5600 639 977 859 750 Aman 600x600 5200 639 956 859 750 Aman 500x500 3200 439 437 342 500 Aman
4.12.2 Perhitungan Geser Pons pada Pile Cap Perhitungan geser pons pada pile cap dihitung sebagai berikut :
Vc Terjadi = 4698,93 ton
Vc Izin diambil dari nilai terkecil berdasarkan persamaan di bawah ini :
( )Ton 68451
61880330042,33
1300/130021
6'21 =
×××⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +=
××⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+=
dbocfc
Vcβ
( )Ton 91000
121880330042,33
233004188040
12'
2 =×××
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
××
=××
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
×=
dbocfbo
dsVc α
( )Ton 47662
318803300433,2
dbo cf'31
=×××
=×=Vc
Vc terjadi = 4698,93 Ton < Vc Izin = 47662 Ton (Aman)
4.13 PERHITUNGAN PELAT BASEMENT
Pelat basement dihitung menggunakan bantuan software SAP2000. Hasil dari
analisis merupakan momen yang terjadi pada pelat basement dan digunakan
untuk menghitung penulangan pelat basement.
Perhitungan Struktur Bab IV
4.13.1 Penentuan Tebal Pelat Basement Tebal pelat basement diambil sebesar 1 m.
4.13.2 Pembebanan pada pelat basement Beban yang bekerja pada pelat basement berupa beban mati dan beban
hidup. Menurut Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah Dan
Gedung (SNI 03-1727-1989), beban mati direncanakan sebesar 100
kg/m2 dan beban hidup sebesar 250 kg/m2 (untuk lantai perkantoran) dan
400 kg/m2 (untuk lantai parkir). Kombinasi pembebanan yang dipakai
adalah 120% beban mati ditambah 160% beban hidup.
Wt = 1.2 DL + 1.6 LL
Dimana : DL = Beban mati (berat sendiri) struktur.
LL = Beban hidup total (beban berguna).
Selain itu, dimasukkan beban akibat tekanan air tanah. Tekanan akibat air
tanah dihitung dengan rumus sebagai berikut :
σ = γ x h = 1 ton/m3 x 4 m = 4 ton/m2
Gambar 4.27 Permodelan diagram tegangan tanah pada plat basement
Keterangan Gambar : H = Kedalaman Tanah Basement (m) γ = Berat Jenis Tanah (Ton/m3) ka = Koef Tekanan tanah aktif q = beban merata pada permukaan γw = Berat Jenis Air (Ton/m3) Hw = Kedalaman Tanah Basement (m)
Perhitungan Struktur Bab IV
4.13.3 Karakteristik Material Beton Struktur pelat basement direncanakan dengan menggunakan material
beton bertulang dengan mutu beton f’c = 25 MPa (K-300) dan mutu
tulangan ulir Fy =400 MPa.
4.13.4 Analisis dan Desain Penulangan Pelat Basement Dari hasil analisis diperoleh besarnya gaya-gaya dalam dan deformasi
struktur sebagai berikut :
• Momen arah 1-1 maksimum = 37,87 ton.m/m
• Momen arah 1-1 minimum = -7,93 ton.m/m
• Momen arah 2-2 maksimum = 39,75 ton.m/m
• Momen arah 2-2 minimum = -9,29 ton.m/m
4.13.5 Perhitungan Tulangan Pelat Basement
Perhitungan luas tulangan pelat basement yang dibutuhkan
menggunakan bantuan dari software SAP2000. Pelat basement
dimodelkan sebagai balok dengan tebal 100 cm, dan lebar 1 m yang
menggunakan tumpuan jepit di salah satu ujungnya.
Momen dari hasil analisis ditempatkan di ujung yang lain sebagai beban
terpusat, untuk menciptakan momen sesuai yang direncanakan. Dari
pemodelan struktur seperti itu, dapat diperoleh luas tulangan yang
dibutuhkan.
Tulangan arah 1-1 Momen arah 1-1 maksimum = 37,87 ton.m/m
Momen arah 1-1 minimum = -7,93 ton.m/m
As dibutuhkan untuk M1-1 maks = 2439 mm2/m
Direncanakan menggunakan tulangan dengan diameter 19 mm.
Luas satu tulangan = As1 = 1/4 x π x d2 = 0,25 x π x 192 = 283 mm2
Jumlah tulangan yang dibutuhkan = 2439 mm2/283 mm2 = 8,6
Jarak antar tulangan = 1000/8,6 = 116 mm
Sehingga tulangan yang dipakai adalah D19-100 (As = 2830 mm2)
As dibutuhkan untuk M1-1 min = 504,28 mm2/m
Direncanakan menggunakan tulangan dengan diameter 19 mm.
Luas satu tulangan = As1 = 1/4 x π x d2 = 0,25 x π x 192 = 283 mm2
Perhitungan Struktur Bab IV
Jumlah tulangan dibutuhkan = 504,28 mm2/283 mm2 = 1,78
Jarak antar tulangan = 1000/1,78 = 561,196 mm
Sehingga tulangan yang dipakai adalah D19-250 (As = 1132 mm2)
Tulangan arah 2-2 Momen arah 2-2 maksimum = 39,75 ton.m/m
Momen arah 2-2 minimum = -9,29 ton.m/m As dibutuhkan untuk M2-2 maks = 2562 mm2/m
Direncanakan menggunakan tulangan dengan diameter 19 mm.
Luas satu tulangan = As1 = 0,25 x π x 192 = 283 mm2
Jumlah tulangan yang dibutuhkan = 2562 mm2/283 mm2 = 9,05
Jarak antar tulangan = 1000/9,05 = 110 mm
Sehingga tulangan yang dipakai adalah D19-100 (As=2830 mm2)
As dibutuhkan untuk M2-2 min = 590 mm2/m
Direncanakan menggunakan tulangan dengan diameter 19 mm.
Luas satu tulangan = As1 = 0,25 x π x 192 = 283 mm2
Jumlah tulangan yang dibutuhkan = 590 mm2/283 mm2 = 2,08
Jarak antar tulangan = 1000/2,08 = 479.66 mm
Sehingga tulangan yang dipakai adalah D19-250 (As=1132 mm2)
4.14 PERHITUNGAN SAMBUNGAN KOLOM DAN PELAT LANTAI
4.14.1 Perhitungan Gaya Dalam Mkap, ki = 377,2 ton.m
Mkap, ka = 377,2 ton.m
lki = 10 m
ln, ki = 9,7 m
lka = 9 m
ln, ka = 7,7 m
tinggia = 4 m
tinggib = 4 m
Wu = 1,2 D + 1,6 L = 1,2 (250) + 1,6 (400) = 940 kg/m2
2
22
6
)3(
y
xyxuequ l
lllWq
−××=
22
22
/2957106
)8103(8940 mkgqequ =×
−×××=
Perhitungan Struktur Bab IV
Gambar 4.28 Sketsa beban pada perhitungan sambungan kolom dan plat lantai
2)(5,0
7,0
,,
,,
,, lq
hh
Mll
Mll
Vbkak
kakapkan
kakikap
kin
ki
kol×
++×
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+××
=
.81,1672
10957,2)44(5,0
2,3777,7
92,3777,8
107,0tonVkol =
×+
+×
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛+××
=
TzM
C kikapki 8,230
144,12,3777,07,0 , =
×=
×=
TzM
T kakapka 8,230
144,12,3777,07,0 , =
×=
×=
Vj,h = Cki + Tka – Vkol
= 230,8 + 230,8 – 167,81
= 293,79 Ton
TVhdV hj
cvj 1626,27679,293
300,1222,1
,, =×=×=
4.14.2 Kontrol Tegangan Geser Horizontal Minimal
1,5 f’c = 1,5 (373,5) = 560,25 kg/cm2
hc = 130 cm
bc = 130 cm
)(/25,560/34,16130130
6,276162 22,, OKcmkgcmkg
hbV
Vcj
vjhj <=
×=
×=
Perhitungan Struktur Bab IV
4.14.3 Penulangan Geser Horizontal
22,, 8,11506068,115
24006,276162 mmcm
fV
Ay
vjhj ====
Sengkang rangkap = 16 mm
A tersedia = 804 mm2
Jumlah sengkang = 15 lapis (As = 12064 mm2)
4.14.4 Penulangan Geser Vertikal
sg
u
hjsvc
AcfAN
VAV
×⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛×+
×=
'6,0
' ,,
( ) TonV vc 0143,035,3706,11816,0
1626,27621
, =×+
×=
Vs,v = Vj,v – Vs,v
= 276,1626 – 0,0143 = 276,1483 Ton
2,, 11506
24003,276148 mm
fV
Ay
vsvj ===
ntulangan = 15D16 (As = 12064 mm2)
4.14.5 Penulangan Geser Pada Tumpuan Pelat (Jalur Kolom)