Top Banner
Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 121 PEMERKASAAN MASYARAKAT BAB IV
82

BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Nov 28, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 121

PEMERKASAANMASYARAKAT

BAB IV

Page 2: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT122

Page 3: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 123

KEBIJAKANPEMERKASAAN MASYARAKAT

Bab IV

Bab ini menghuraikan tentang penemuan yang diperoleh dari padakaji selidik yang telah dilaksanakan. Hasil temuan yang akan dihuraikanialah institusi Usaha Ekonomi Kelurahan–Simpan Pinjam (UEK–SP) diBandar Pekanbaru Provinsi Riau, pemerkasaan masyarakat miskin dalamUsaha Ekonomi Kelurahan–Simpan Pinjam (UEK–SP) di Bandar PekanbaruProvinsi Riau, pengawasan pemerkasaan masyarakat miskin dalam UsahaEkonomi Kelurahan–Simpan Pinjam (UEK–SP) di Bandar PekanbaruProvinsi Riau dan kesimpulan dari hasil temuan tentang pemerkasaan masyarakatmiskin dalam Usaha Ekonomi Kelurahan–Simpan Pinjam (UEK–SP) diBandar Pekanbaru Provinsi Riau. Kajian ini menggabungkan dua analisisiaitu analisis kuantitatif dengan analisis kualitatif. Sehingga dalam prosespengumpulan data yang dilakukan, untuk memenuhi keperluan analisiskuantitatif digunakan soal selidik dan untuk memenuhi keperluan analisiskualitatif digunakan pedoman temu bual.

Penyebaran soal selidik untuk memperoleh data kuantitatif dilakukankepada responden yang sudah ditetapkan iaitu 480 orang pengerusi ataupemerkasa dan 960 orang yang diperkasakan atau pemanfaat dalam programUEK–SP di Bandar Pekanbaru. Sedangkan untuk upaya pengumpulan datakualitatif diperoleh melalui temu bual yang dilakukan kepada informan yangsudah ditetapkan, iaitu 1 orang pendamping UEK–SP, 1 orang ketua penge-

Page 4: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT124

rusi UEK–SP, 1 orang pemegang otoriti (ketua LPM) dan 2 orang pemanfaatprogram UEK–SP. Sehingga dengan menggabungkan analisis kuantitatif dankualitatif ini, nantinya diharapkan dapat menjawab permasalahan kajian dalampenyelidikan ini.

4.1. SOROTAN KELEMBAGAAN PEMERKASA (UEK–SP)

Dalam rang peningkatan ekonomi masyarakat, Pemerintah ProvinsiRiau bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten dan Bandar se-ProvinsiRiau untuk melaksanakan suatu program pembangunan yang berhubung kaitdengan pemerkasaan masyarakat yang disebut dengan Program Pemer-kasaan Desa dan seterusnya disingkat menjadi PPD. PPD yang dijalankanoleh Badan Pemerkasaan dan Perlindungan Masyarakat (BPPM) merupakanperwujudan nyata dari upaya pembanterasan kemiskinan di Provinsi Riau.Program Pemerkasaan Desa (PPD) merupakan salah satu bentuk programpembanterasan kemiskinan sebagai usaha untuk mempercepat penyelesaiankurangnya kesejahteraan masyarakat yang merupakan kewajiban pemerintahselari dengan agenda utama Pembangunan Nasional sebagaimana yangtertuang dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas) 2000–2004serta dalam Keputusan Gabenor Riau Nomor 592/IX/2004.

Program Pemerkasaan Desa merupakan media pendidikan dan pe-ngembangan kemampuan para pelaksana pembangunan, serta media untukmewujudkan masyarakat sebagai perancang sebuah program pembangunan.Pengembangan konsep PPD juga diarahkan kepada penyelenggaraanpemerintahan yang baik (Good Governance).

Dalam Program Pembangunan Desa meliputi usaha memperkuat pe-nguasaan masyarakat terhadap sumber-sumber ekonomi yang dilakukan de-ngan memperbanyak peluang kepada masyarakat untuk memiliki kegiatan-kegiatan yang berhubung kait dengan akses kewangan, peluang meningkatkankemahiran dan pengurusan, kerana pada masyarakat golongan ekonomilemah beberapa sumber kemajuan ekonomi di atas masih kurang menjadiprioriti dan merupakan penghindar utama dalam keperkasaan mereka,sedikitnya kewangan kurangnya peluang, kemahiran, kecilnya kesempatankerja menjadi persoalan utama dan ketertinggalan masyarakat miskin.Keadaan tersebut menjadi punca wujudnya pemikiran pemerintah untuk

Page 5: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 125

memberikan bantuan kewangan usaha, kemahiran dan pengurusan yangdikenal sebagai “Usaha Ekonomi Desa/Kelurahan” untuk masyarakat miskindalam membantu mereka keluar dari permasalahan ekonomi yang sentiasamendera mereka.

Visi PPD ialah mewujudkan masyarakat Riau yang sejahtera dan mandirisesuai dengan visi Riau 2020. Adapun Misi PPD ialah mempercepatpembanterasan kemiskinan melalui pembangunan ekonomi masyarakatdengan pemberian bantuan kewangan usaha Desa/Kelurahan, memperkuatinstitusi masyarakat desa, mendorong sistem pembangunan partisipatif, danmendorong peranan aktif pimpinan sektoral untuk memenuhi keperluan asasmasyarakat Desa/Kelurahan. Tujuan PPD ialah mempercepat pembasmiankemiskinan melalui pengembangan ekonomi masyarakat dengan pemberianbantuan kewangan usaha Desa/Kelurahan menuju kemandirian desa. Sasaranutama penerima PPD ialah Desa/Kelurahan yang memiliki lebih banyak pendudukmiskin sebagai lokasi sasaran program, dan berpihak pada masyarakat miskinyang kekurangan kewangan usaha, kemahiran dan pengurusan.

Upaya mendorong terwujudnya tujuan program maka dalammenjalankannya harus sesuai dengan prinsip asas PPD iaitu harus telus,memihak kepada masyarakat miskin, dapat dijalankan oleh masyarakat,akuntabiliti, kompetisi sihat, termasuk dalam hal usaha, pemilihan pengerusi,sistem pengurusan serta penyaluran kewangan. Segala sesuatu yang berkaitandengan pelaksanaan kewangan usaha Desa/Kelurahan harus dapat diketahuioleh seluruh masyarakat tempatan dengan mudah, disebarluaskan melaluimedia informasi, selebaran, pertemuan-pertemuan dan atau melalui mediamasa lainnya.

Guna mempercepat pembanterasan kemiskinan, maka Desa/kelurahanmemperoleh bantuan kewangan usaha Desa/Kelurahan yang dapatdimanfaatkan bagi seluruh masyarakat Desa/Kelurahan sebagai kewanganberputar. Pada asasnya kewangan usaha Desa/Kelurahan terbuka terhadapsegala usaha kegiatan ekonomi masyarakat. Prioriti jenis kegiatan yang dapatdibiayai dari kewangan usaha Desa/Kelurahan diberikan kepada kegiatanyang boleh mensejahterakan dan melibatkan banyak masyarakat miskin.PPD memberikan penyeliaan kepada masyarakat untuk membantumasyarakat dalam meningkatkan kapasiti, memfasilitasi masyarakat dalamsetiap peringkat kegiatan, membantu menemukan potensi Desa/Kelurahan

Page 6: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT126

dan menjaga kualiti setiap peringkat kegiatan. Kegiatan dimaksud bukansahaja kegiatan PPD, tetapi juga kerjasama dengan program-programpembangunan lain yang masuk ke desa bidang tugasnya.

Untuk itu koordinasi dengan pejabat dan instansi terbabit serta duniausaha perlu dilakukan. Strategi penyeliaan ini diberikan dalam jangka waktutertentu ertinya, bahawa penyeliaan kepada masyarakat tidak boleh dilakukansecara berterusan sepanjang masa, tetapi dalam masa-masa tertentu sahajayang telah ditetapkan berasaskan ketersediaan kewangan dan kemampuanmasyarakat untuk mandiri. Penyeliaan memang tidak diciptakan untuk keter-gantungan, tetapi justru diharapkan dapat mempercepat proses kemandirianmasyarakat.

Berhubungkait dengan hal tersebut melalui surat keputusan GabenorRiau No. KPTS/132/III/2005 tanggal 31 Mac 2005 mengeluarkan dasaruntuk PPD yang dinyatakan secara tegas dalam pedoman umum dan petunjukkemahiran serta menunjuk wilayah penerima bantuan kewangan usaha Desa/Kelurahan, dimana untuk mengelola kewangan usaha ini perlu dibentuk suatuLembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dibentuk oleh Desa/Kelurahanmelalui musyawarah Desa/Kelurahan yang dikenal dengan Usaha EkonomiDesa/Kelurahan Simpan Pinjam (UED/UEK SP). Berasaskan keputusantersebut, kelurahan di Bandar Pekanbaru yang sudah menjalankan programpemerkasaan desa melalui program usaha ekonomi kelurahan simpan pinjam(UEK–SP) ialah sebagai berikut:

1) Tahun 2005 yang telah menjalankan kewangan usaha UEK–SP ialah:

a. Kecamatan Rumbai

· Kelurahan Muara Fajar

· Kelurahan Umban Sari

b. Kecamatan Tampan

· Kelurahan Simpang Baru

· Kelurahan Sidomulyo Barat

Page 7: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 127

2) Tahun 2006 yang telah menjalankan kewangan usaha UEK– P ialah :

a. Kecamatan Tenayan Raya

· Kelurahan Kulim

· Kelurahan Sail

b. Kecamatan Tampan

· Kelurahan Simpang Baru

· Kelurahan Sidomulyo Barat

3) Tahun 2007 yang telah menjalankan kewangan usaha UEK–SP ialah:

a. Kecamatan Rumbai Pesisir

· Kelurahan Lembah Damai

· Kelurahan Meranti Pandak

b. Kecamatan Bukit Raya

· Kelurahan Simpang Tiga

c. Kecamatan Marpoyan Damai

· Kelurahan Tangkerang Tengah

d. Kecamatan Sukajadi

· Kelurahan Kampung Tengah

e. Kecamatan Lima Puluh

· Kelurahan Tanjung Rhu

· Kelurahan Pesisir

Page 8: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT128

4) Tahun 2008 yang telah menjalankan kewangan usaha UEK–SP ialah:

a. Kecamatan Bukit Raya

· Kelurahan Tangkerang Selatan

b. Kecamatan Marpoyan Damai

· Kelurahan Maharatu

c. Kecamatan Sukajadi

· Kelurahan Kampung Melayu

d. Kecamatan Payung Sekaki

· Kelurahan Tampan

· Kelurahan Labuh Baru Timur

e. Kecamatan Senapelan

· Kelurahan Padang Bulan

· Kelurahan Kampung Bandar

5) Tahun 2009 yang telah menjalankan kewangan usaha UEK–SP ialah:

a. Kecamatan Pekanbaru Bandar

· Kelurahan Tanah Datar

· Kelurahan Sumahilang

b. Kecamatan Rumbai Pesisir

· Kelurahan Tebing Tinggi Okura

· Kelurahan Lembah Sari

Page 9: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 129

c. Kecamatan Sail

· Kelurahan Suka Mulia

d. Kecamatan Rumbai

· Kelurahan Palas

e. Kecamatan Marpoyan Damai

· Kelurahan Tangkerang Barat

6) Tahun 2010 yang telah menjalankan kewangan usaha UEK–SP ialah:

a. Kecamatan Bukit Raya

· Kelurahan Tangkerang Utara

b. Kecamatan Payung Sekaki

· Kelurahan Labuh Baru Barat

· Kelurahan Air Hitam

c. Kecamatan Marpoyan Damai

· Kelurahan Sidomulyo Timur

d. Kecamatan Tenayan Raya

· Kelurahan Rejosari

· Kelurahan Tangkerang Timur

7) Tahun 2011 yang telah menjalankan kewangan usaha UEK–SP ialah:

a. Kecamatan Tampan

· Kelurahan Tuah Karya

· Kelurahan Delima

Page 10: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT130

b. Kecamatan Rumbai

· Kelurahan Rumbai Bukit

c. Kecamatan Rumbai Pesisir

· Kelurahan Limbungan

d. Kecamatan Sukajadi

· Kelurahan Kedung Sari

Kemudian dalam setiap penetapan wilayah penerima bantuan kewanganprogram usaha ekonomi kelurahan simpan pinjam (UEK–SP), sistempendanaannya dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah(APBD) Provinsi Riau dan APBD Bandar Pekanbaru. Untuk itu masing-masing kelurahan yang menjalankan program usaha ekonomi kelurahansimpan pinjam (UEK–SP) diberikan bantuan kewangan sebanyak Rp500,000,000,- /tahun. Harapan yang wujud dengan adanya bantuan kewanganini, setiap masyarakat miskin mampu mengembangkan kapasitinya untukberwirausaha dalam upaya melepaskan diri dari kemiskinan.

Oleh itu, Pemerintah Bandar Pekanbaru terus melaksanakan program iniagar kemiskinan di Bandar Pekanbaru semakin tahun semakin berkurang sertamampu memperkasakan masyarakatnya dalam mengembangkan potensi yangdimiliki untuk menambah perolehan kewangan dan memenuhi keperluan keluarga,terutamanya bagi keluarga-keluarga miskin. Dalam menjalankan ProgramPemerkasaan Desa (PPD) harus sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkaniaitu mempercepat pembanterasan kemiskinan melalui pengembangan ekonomimasyarakat yang bertumpu pada pemerkasaan masyarakat.

Oleh itu program UEK–SP sebagai fasiliti dari pemerintah PropinsiRiau dan Bandar Pekanbaru dalam menjalankan pembanterasan kemiskinanperbandaran diharapkan mampu mewujudkan tujuan dari PPD tersebut.Selaras dengan hal itu, program UEK–SP komited untuk mampu me-wujudkan tujuan PPD tersebut. Keadaan itu terlihat dari tujuan yang ingindicapai oleh program UEK–SP dalam mewujudkan upaya pemerkasaan

Page 11: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 131

masyarakat, iaitu: menjalankan kewangan usaha kelurahan berasaskanprinsip-prinsip PPD dan bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuandan sasaran yang telah digariskan dalam petunjuk kemahiran program PPD.

Pengorganisasian (organizing) ialah penetapan struktur peran-peranmelalui penentuan aktiviti yang diperlukan untuk pencapaian tujuan.Organisasi merupakan suatu institusi yang didalamnya terdapat orang-orangyang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Agar tujuan yang telahditetapkan tercapai, maka orang tersebut harus diatur sedemikian rupasehingga masing-masing tahu akan tugas dan tanggung jawab serta autoritinya.Penyusunan organisasi seperti ini disebut dengan struktur organisasi. Denganadanya struktur organisasi, maka setiap tugas, autoriti dan tanggung jawabterhadap suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik kerana apa yangakan dikerjakan dan apa yang menjadi tanggung jawabnya telah dijelaskandalam struktur organisasi tersebut.

Demikian pula halnya dengan program UEK–SP untuk mencapaitujuannya, program UEK–SP juga mengadakan pembahagian tugas, autoritidan tanggung jawab dari masing-masing pegawai. Program UEK–SP me-merlukan suatu tempat yang merupakan suatu organisasi yang wujud dariadanya kesedaran dan persamaan tujuan untuk meningkatkan taraf hidupmasyarakat melalui pengembangan ekonomi masyarakat tempatan danpemerintah Provinsi Riau serta Bandar Pekanbaru dalam usaha pemban-terasan kemiskinan. Kerjasama dapat lebih produktif dan efisien denganadanya struktur organisasi. Musyawarah Kelurahan merupakan forum tertinggimenetapkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), pengu-rusan dan garis-garis besar program UEK–SP. Di dalam organisasi, programUEK–SP mempunyai organisasi yang terdiri atas Pengurus dan PengerusiUEK–SP. Struktur organisasi program UEK–SP umumnya ialah sebagaiberikut:

Page 12: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT132

Rajah 4.1. Struktur Organisasi Pengerusi UEK – SP

Sumber: Pengerusi UEK – SP, 2013

Berasaskan hasil musyawarah desa tentang pembentukan programUEK–SP sebagai institusi kewangan Kelurahan untuk mengagihkan bantuankewangan usaha kelurahan melalui prosedur penyaluran kredit dan penarikankewangan dari penyaluran kredit terbabit, selain itu juga dalam musyawarahtersebut dihasilkan tentang tugas, autoriti dan tanggungjawab masing-masingperangkat organisasi pengerusi UEK–SP, iaitu:

KADER PEMBANGUNAN MASYARAKAT

PENDAMPING KELURAHAN

OTORITAS

Lurah Ketua LPMK Wkl Masy. Perempuan

PENGERUSI

Ketua : Tata Usaha : Kasir : Staff Adm :

MUSYAWARAH KELURAHAN

KREDIT ANALISIS

KOLEKTOR

ANGGOTA / MASYARAKAT

MUSYAWARAH KELURAHAN

Page 13: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 133

1. Pengerusi UEK–SP yang terdiri daripada:

a. Ketua pengerusi, tugas dan tanggungjawabnya iaitu:

· Memimpin organisasi UEK–SP

· Melakukan pengendalian dan pembinaan terhadap pinjaman danpengembalian pinjaman UEK–SP

· Mengawasi perputaran kewangan UEK–SP

· Melaporkan posisi kewangan kepada kepala Desa/Kelurahan sertapendamping Desa/Kelurahan

· Melakukan koordinasi dengan aparat Desa/Kelurahan, BPD,Lembaga Kemasyarakatan, pendamping Desa/Kelurahan, serta pihak-pihak lain dalam rang efektifiti pelaksanaan kegiatan dana usaha Desa/Kelurahan

· Membangun kegiatan Dana Usaha Desa/Kelurahan.

Wewenang dari ketua pengerusi UEK–SP diantaranya:

- Menetapkan besarnya pinjaman yang diajukan anggota kepadaUEK–SP berasaskan hasil keputusan musyawarah Desa/Kelurahandan memenuhi syarat-syarat kelayakan usaha.

- Mengangkat tenaga administrasi bila diperlukan.

b. Tata Usaha, tugas dan tanggungjawabnya, iaitu:

· Berfungsi sebagai setia usaha

· Membantu dibidang kewangan

· Membantu dibidang pentadbiran awam

· Memasang laporan kewangan dan perkembangan pinjaman kewanganUsaha Desa/Kelurahan pada papan pengumuman secara teratur danmutakhir.

Page 14: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT134

· Menyusun laporan bulanan dan tahunan

· Melakukan pengarsipan dan dokumentasi seluruh data pentadbirankegiatan kewangan Usaha Desa/Kelurahan

· Melakukan pembinaan rutin terhadap kelompok-kelompok dananggota pemanfaatan kewangan Usaha Desa/Kelurahan.

Autoriti dari tata usaha iaitu :

· Melakukan penagihan terhadap kelompok-kelompok dan anggotapemanfaatan kewangan Usaha Desa / Kelurahan.

c. Kasir, tugas dan tanggungjawabnya, iaitu:

· Menerima, menyimpan dan membayarkan wang berdasarkan bukti-bukti penerimaan dan pembayaran yang rasmi.

· Melaksanakan pembukuan pentadbiran kewangan

· Melaporkan posisi kewangan kepada ketua pengerusi UEK–SP secaraberkala dan sewaktu-waktu diperlukan

· Menandatangani rekening UEK–SP dan rekening pengambilankewangan usaha Desa / Kelurahan.

Wewenang dari kasir iaitu :

· Melakukan pembinaan pentadbiran kewangan kepada kelompok-kelompok pemanfaatan dana usaha Desa/Kelurahan.

d. Tenaga pentadbiran, tugas dan tanggungjawabnya :

· Membantu dalam proses pentadbiran.

Autoriti dari tenaga pentadbiran iaitu :

· Mewakili ketua atau tata usaha atau kasir dalam proses administrasiatau dalam melakukan pembinaan administrasi berasaskan suratkeputusan yang rasmi dari ketua atau tata usaha atau kasir.

Page 15: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 135

2. Pengerusi UEK–SP iaitu:

a. Pengarah terdiri dari Lurah, Ketua LPM (Lembaga PemerkasaanMasyarakat) dan tokoh perempuan, bertugas dan bertanggungjawabatas seluruh kegiatan pengurusan kewangan usaha Desa/Kelurahanmulai dari sosialisasi, perancangan, pelaksanaan, pengendalian,pelestarian dan pengembangan. Pengarah memiliki autoriti untukmemberhentikan pihak pengerusi UEK–SP yang melakukanpenyimpangan terhadap tugas dan tanggung jawab yang telah diberikanberasaskan hasil musyawarah desa.

b. Badan Pengawas Desa (BPD), bertugas dan bertanggungjawabsebagai pengawas di peringkat desa, mengawasi jalannya pengurusankewangan Usaha Desa/Kelurahan. Autoriti dari BPD iaitumengingatkan pihak pengerusi yang melakukan kesalahan dan cuaidalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

c. Kader Pembangunan Desa (KPD), tugas dan tanggung jawab utamakader pembangunan desa iaitu memberikan pendidikan dan kesedarankepada masyarakat untuk memahami dirinya sendiri, menemukanpotensi dan kemampuan yang mereka miliki, mengidentifikasikanpelbagai masalah dan kelemahan yang menjadi penghindar. AutoritiKPD iaitu merancang dan mencari solusi yang perlu diambil terhadappelbagai masalah yang sedang, akan dihadapi.

d. Tim Vertifikasi, bertugas dan bertanggungjawab sebagai tim yangmemeriksa mengenai bentuk dan jenis usaha calon pemanfaat/peminjam. Autoriti tim vertifikasi iaitu menentukan layak atau tidaknyamasyarakat yang mengajukan bentuan kewangan usaha untuk dapatbantuan kewangan usaha.

e. Kolektor, bertugas dan bertanggungjawab sebagai peminta pemba-yaran Dana Usaha Desa/Kelurahan. Autoriti kolektor iaitu memberikanperingatan kepada masyarakat yang cuai dalam membayar angsuranpinjaman kewangan usaha.

f. Pendamping, bertugas dan bertanggungjawab sebagai pengawas padatingkat Kabupaten/Bandar. Pendamping bertugas sebagai penanggungjawab dalam memberikan pembinaan dan pendidikan kepada KaderPembangunan Masyarakat, Pengerusi UEK–SP dalam bentuk

Page 16: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT136

pelatihan, mesyuarat koordinasi bulanan, in Service Training (IST),serta on Job Training (OJT) dilapangan. Autoriti dari pendampingiaitu 1) Mengingatkan pengerusi yang melakukan tindakan yangmenyalahi dari tugas dan tanggung jawabnya. 2) Melakukan koordinasikepada pihak pengarah, badan pengawas desa (BPD) dan kaderpembangunan desa (KPD) dalam menentukan sikap terhadappermasalahan yang terjadi dalam program UEK – SP.

Kemudian untuk mengetahui persyaratan dalam mengajukan permo-honan pinjaman kewangan kepada usaha ekonomi kelurahan simpanpinjam (UEK–SP), iaitu:

1) Proposal permohonan

2) Foto copy jaminan

3) Foto copy kartu keluarga

4) Pas photo suami-istri 4x6=2 lembar

5) Rancangan bajet

6) Usaha kegiatan ekonomi

7) Surat pernyataan kesediaan jaminan

8) Surat kuasa menggunakan jaminan

9) Surat keterangan sanggup membayar pinjaman

10) Surat pernyataan ahli waris umur > 69 tahun

Selanjutnya dalam melakukan pinjaman kewangan kepada usahaekonomi kelurahan (UEK–SP), ada beberapa persyaratan yang harusdipenuhi iaitu:

a. Calon pemanfaat/peminjam ialah penduduk Kelurahan dan telah dudukdi Kelurahan itu minimal selama 5 tahun.

b. Calon pemanfaat/peminjam harus menjelaskan simpanan utamasebesar Rp 50,000,- per orang.

c. Calon menjadi anggota UEK–SP, disamping menjelaskan simpananutama, anggota juga harus mendaftar pada pengerusi UEK–SP.

Page 17: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 137

d. Calon Peminjam harus membuat proposal usulan kegiatan usaha untukdisampaikan pada pengerusi UEK–SP. Persyaratan yang dilampirkandalam proposal, iaitu:

1) Foto copy KTP dan KK calon pemanfaat/peminjam.

2) Surat keterangan tempat tinggal dan usaha dari RT/RW.

3) Rencana Usaha Anggota (RUA).

4) Foto copy jaminan calon pemanfaat.

5) Surat kesediaan jaminan/penjualan jaminan.

6) Foto copy bukti pelunasan pembayaran cukai tahun terakhir.

7) Surat Keterangan Usaha (SKU) dari Kelurahan setempat.

e. Calon peminjam bersedia menerima kedatangan Tim Verifikasi untukmenilai kelayakan usaha calon pemanfaat/peminjam.

f. Anggota atau kelompok peminjam tidak dapat mengalihkan kewangandan tanggung jawab kepada orang lain.

g. Peminjam wajib memperhatikan daftar larangan kegiatan yang akandibiayai seperti:

1) Pembiayaan gaji pegawai negeri atau pegawai desa.

2) Pembelian chainsaw, senjata, bahan peledak, dan bahan-bahan lainnya

yang merusak lingkungan.

3) Pembiayaan usaha yang mempekerjaan anak di bawah usia.

4) Pembiayaan kegiatan parti politik.

5) Pembiayaan kegiatan yang merosak persekitaran.

6) Pembiayaan yang berkaitan dengan kegiatan ketenteraan.

7) Kegiatan yang dilarang berdasarkan hukum positif yang berlaku.

h. Faedah yang ditetapkan ialah 1.5 % perbulan atau 18 % pertahunbaik untuk UEK–SP mahupun Simpan Pinjam yang bersumber darikewangan anggota/masyarakat.

Page 18: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT138

i. Peminjaman harus menanda tangani Surat Perjanjian Pemberian Kredit(SP2K) serta harus menyerahkan ikat jamin yang asli kepada pengerusiUEK–SP sebelum dilakukan pencairan dana ke pemanfaat/peminjam.

1) Bagi peminjaman yang tidak dibayar akan diberikan surat peringatandan denda sebesar 0.5 % per hari dari pinjaman utama (berasaskanputusan musyawarah).

2) Ikat jamin akan dijual oleh Pengerusi apabila pemanfaat belummenjelaskan seluruh pinjamannya 3 bulan setelah habis masapengembalian pinjaman.

j. Setiap anggota/masyarakat, Lembaga Kelurahan, serta tokoh-tokohmasyarakat bersama dengan pengerusi UEK–SP wajib ikut sertaterlibat dalam setiap proses kegiatan kewangan Usaha Kelurahan yangdimulai dari proses sosialisasi, perancangan, pelaksanaan, monitor-ing, sampai pada pengembangan UEK–SP.

k. Pengerusi UEK–SP dan pegawai lainnya harus membuat laporansecara berkala mengenai keadaan perkembangan kegiatan kewanganUsaha Kelurahan kepada pemdamping dan instansi terbabit sertamemberitahukan kepada masyarakat melalui mesyuarat, maklumat danbentuk lainnya.

4.2. ANALISIS PEMERKASAAN MASYARAKAT

Pemerkasaan masyarakat ialah kemampuan individu yang bersebatidengan unsur-unsur yang membolehkan suatu masyarakat bertahan sertamembangun keperkasaan masyarakat terbabit. Kemampuan dan potensiyang dimiliki oleh setiap individu, tentunya pihak yang memperkasakan akandapat melakukan pengenalan untuk dapat merancang program pembangunanyang bersesuaian dalam pemerkasaaan masyarakat. Proses pengenalankeatas kemampuan dan potensi masyarakat akan ditemukan klasifikasi-klasifikasi kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat untukdiperkasakan.

Kemudian melalui pembahagian jenis kemampuan dan potensi yangdilakukan, pihak pemerkasa dapat mengetahui apa yang akan dilakukan

Page 19: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 139

dan dilaksanakan melalui program pemerkasaan masyarakat. Selain itu juga,penelusuran jenis kemampuan dan potensi yang dilakukan tentunya akanmengenalkan ketidakperkasaan masyarakat pada bidang apa. Sehingga pihakpemerkasa dapat mengetahui kelemahan masyarakat dan tentunya dapatmemberikan bimbingan sebelum program pemerkasaan masyarakatdilaksanakan. Oleh itu, secara relatifnya program pemerkasaan masyarakatdilaksanakan setelah masyarakat memperoleh penyeliaan dalam usahamenjalankan kegiatan yang sudah dipersiapkan oleh pihak pemerkasa melaluiprogram pemerkasaan masyarakat.

Proses pengenalan kemampuan dan potensi boleh sahaja menemukanketidakperkasaan masyarakat di bidang kewangan, kemahiran, pengurusan,fasiliti dan sebagainya. Sehingga dengan adanya temuan yang dilakukan,pihak pemerkasa tentunya boleh mempersiapkan keperluan masyarakatdengan lebih baik. Apabila keadaan sedemikian dapat dilaksanakan olehpihak pemerkasa, maka program pemerkasaan masyarakat yang dilak-sanakan dapat mencapai hasil yang memberangsangkan. Kerana masyarakatmemang mendapatkan keperluannya dalam program pemerkasaan mas-yarakat, bukan hanya program yang dilaksanakan begitu sahaja tanpa ber-orientasi kepada output, outcome dan impact.

Maka dari itu program pemerkasaan masyarakat yang dirancang olehpemerintah harus memang benar-benar bertumpu kepada peningkatan darjathidup masyarakat, kwaliti hidup masyarakat dan mensejahterakan mas-yarakat, baik pemerkasaan kewangan, kemahiran mahupun pengurusan.

4.3.1 Pemerkasaan Bidang Kewangan

Setiap organisasi, perusahaan dan kegiatan perniagaan lainya me-merlukan kewangan dalam menjalankan aktifitinya, sama ada dalam kapasitiyang besar mahupun yang kecil. Kewangan merupakan faktor yang sangatpenting dalam menggerakkan operasional dari suatu organisasi, perusahaandan kegiatan perniagaan. Oleh itu, kewangan merupakan jumlah dari hutangjangka panjang, saham, dan ekuiti saham biasa, hutang jangka pendek yangdikenakan bunga bank. Atau dalam pengertian lainnya kewangan ialah hasilatas asset pe-rusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Sehingga denganmemiliki kewangan yang sesuai dengan keperluan operasional perusahaan

Page 20: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT140

atau kegiatan perniagaan, maka perusahaan tersebut akan dapat memenuhibelanjawan operasionalnya. Kewangan yang digunakan dalam kegiatansehari-hari disebut dengan kewangan kerja. Dimana kewangan kerja ialahkeseluruhan harta yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkansebagai harta yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasiperusahaan. Maka dengan adanya ketersediaan kewangan kerja yang cukup,akan menjamin terlaksananya kegiatan operasional dari suatu perusahaan.

Pengawalan kewangan kerja yang tepat akan menjamin operasi dariperusahaan atau kegiatan perniagaan secara efisien dan ekonomik. Apabilakewangan kerja terlalu besar, maka kewangan yang dilabur dalam kewangankerja melebihi keperluan, sehingga terjadi kewangan yang tidak termanfaat-kan, tetapi apabila jumlah kewangan kerja terlalu sedikit atau kurang, makaperusahaan atau kegiatan perniagaan akan kurang mampu memenuhipermintaan pelanggan.

Fungsi kewangan kerja antara lain ialah:

Pertama, Kewangan kerja menjaga kemungkinan impak buruk yangwujud kerana penurunan nilai harta organisasi seperti penurunan nilaipengembalian hutang yang diragui dan yang tidak dapat dijelaskan oleh pihaklain.

Kedua, Kewangan kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untukmenjelaskan semua hutang lancar tepat pada masanya.

Ketiga, Kewangan kerja yang cukup membolehkan perusahaan “creditstanding” perusahaan iaitu penilaian pihak ketiga, misalnya bank dan parapemberi hutang akan kelayakan untuk menjaga pinjaman.

Apabila sumber kewangan kerja lebih besar dari pada penggunaan,bererti ada kenaikan kewangan kerja. Sebaliknya apabila penggunaannyalebih kecil, bererti penurunan kewangan kerja. Sumber-sumber kewangankerja yang akan menambah kewangan kerja ialah:

Pertama, Adanya kenaikan sektor kewangan, baik yang berasal dariprofit mahupun penambahan kewangan saham.

Kedua, ada pengurangan atau penurunan harta tetap kerana adanyapenjualan harta tetap.

Page 21: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 141

Ketiga, ada penambahan pinjaman jangka panjang, baik dalam bentukobligasi atau utang jangka panjang lainnya. Kemudian penggunaan-peng-gunaan kewangan kerja yang mengakibatkan turunnya kewangan kerja ialahberkurangnya kewangan sendiri kerana kerugian, pembayaran utang-utangjangka panjang dan adanya penambahan atau pembelian harta tetap.

Penentuan kewangan kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaandipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

Pertama, sifat dan jenis perusahaan. Kewangan Kerja dari suatuperusahaan perkhidmatan relatifnya lebih kecil daripada keperluan kewangankerja perusahaan industri. Perusahaan perkhidmatan biasanya memiliki atauharus melaburkan kewangannya sebahagian besar pada harta tetap yangdigunakan untuk memberikan perkhidmatan kepada masyarakat. Sebaliknyaperusahaan industri harus mengadakan pelaburan yang cukup besar dalamharta lancar agar perusahaannya tidak mengalami kesukaran dalam ope-rasinya sehari-hari. Perusahaan yang memproduksi barang memerlukankewangan kerja relatif lebih besar daripada perusahaan niaga.

Kedua, masa yang diperlukan untuk memproduksi atau memperolehbarangan yang akan dijual serta harga per satuan dari barangan tersebut.Makin panjang masa yang diperlukan untuk memproduksi barang atau untukmemperoleh barangan tersebut, maka akan semakin besar pula kewangankerja yang diperlukan.

Ketiga, syarat pembelian bahan atau barangan jualan. Jika syaratpinjaman yang diterima pada masa pembelian menguntungkan, semakinsedikit wang perusahaan yang harus disediakan untuk dilaburkan dalampersediaan bahan ataupun barangan. Keempat, syarat penjualan, dimanasemakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada para pembeliakan membawa impak kepada semakin besarnya jumlah kewangan kerjayang harus dilaburkan dalam hutang yang harus ditarik semula. Kelima,tingkat perputaran persediaan. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaanmaka jumlah kewangan kerja yang diperlukan semakin rendah.

Dalam kegiatan Program UEK–SP yang dilaksanakan di BandarPekanbaru, pemerkasaan di bidang kewangan ialah sebuah kegiatan yang

Page 22: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT142

memberikan bantuan kewangan usaha yang dilakukan oleh institusi pengerusiUEK–SP kepada masyarakat yang ada di kawasan terbabit. Tentu sahajabantuan kewangan yang diberikan berasaskan pengenalan dan pemeriksaanyang dilakukan oleh pengerusi Program UEK–SP terhadap status usaha yangdilakukan oleh masyarakat. Sehingga melalui pemeriksaan yang dilakukan olehpengerusi Program UEK–SP terhadap usaha yang dijalankan oleh masyarakat,barulah dapat dipastikan apakah usaha yang dilakukan oleh masyarakat ituberhak memperoleh bantuan kewangan usaha yang disediakan dalam ProgramUEK–SP untuk usaha melaksanakan pemerkasaan masyarakat.

Bantuan kewangan usaha yang diberikan dalam Program UEK–SPbertujuan untuk membantu kegiatan perniagaan yang dijalankan olehmasyarakat. Sehingga dengan adanya bantuan kewangan yang diberikandapat mengembangkan perniagaan yang dijalankan oleh masyarakat, sertamasyarakat juga dapat menjelaskan kewangan usaha yang sudah diterimanyamelalui Program UEK–SP yang dilaksanakan di Bandar Pekanbaru dalamusaha memperkasakan masyarakat miskin.

Oleh itu, masyarakat yang sudah diluluskan akan menerima bantuankewangan usaha yang diberikan oleh pengerusi Program UEK–SP, dandiharapkan boleh memanfaatkan kewangan usaha tersebut secara maksimal agarperniagaan yang dijalankan dapat berjaya dan memberikan pulangan bagimasyarakat terbabit. Dimana apabila keadaan ini wujud, maka masyarakat jugaboleh menjelaskan kewangan usaha yang sudah dipinjamnya serta memberikanpeluang kepada masyarakat lainnya untuk dapat juga memanfaatkan bantuankewangan usaha yang disediakan dalam Program UEK–SP dalam upayamemperkasakan masyarakat miskin di Bandar Pekanbaru.

Maka untuk memperoleh maklumat dalam pemerkasaan di bidangkewangan yang sudah dilakukan dalam Program UEK–SP di BandarPekanbaru, penyelidik melakukan penyebaran kaji selidik kepada sampelyang sudah terpilih. Sampel yang memberikan tindak balas berasal dari pihakyang memperkasakan dan pihak yang diperkasakan. Penyebaran soal selidikyang sudah dipersiapkan disampaikan kepada masing-masing sampel untukdiisi sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya. Setelah soal selidik diisikemudian dikumpulkan. Dari hasil penyelidikan melalui soal selidik tersebutmaka dapat diketahui sebagaimana yang terdapat dalam jadual 4.1 berikutini :

Page 23: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 143

Jadual 4.1 Tanggapan Responden tentang Pemerkasaan Bidang KewanganMelalui Program UEK – SP di Bandar Pekanbaru

Hasil penyebaran soal selidik seperti yang tertera pada jadual 4.1,maka dapat dianalisis guna mengetahui hasil tindak balas dari sampel terhadappemerkasaan di bidang kewangan. Apabila ditinjau dari tanggapan sampelyang berasal dari pengerusi dan pemanfaat yang ada di seluruh wilayah kajianpada Bandar Pekanbaru, umumnya memberi tanggapan baik denganperatusan sebesar 50 %. Hal ini menunjukkan bahawa pihak pengerusi

Wilayah Kajian

Jenis Responden

Kriteria Tanggapan Jumlah Sangat Baik

Baik Kurang Baik

Tidak baik

Kecamatan

Tampan

Pengerusi 10 (25.0 %) 18 (45.0 %) 12 (30.0 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat 11 (13.7 %) 33 (41.3 %) 36 (45.0 %) - 80 (100.0 %)

Kecamatan

Sukajadi

Pengerusi 8 (20.0 %) 26 (65.0 %) 6 (15.0 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 41 (51.3 %) 35 (43.7 %) 4 (5.0 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan

Payung

Sekaki

Pengerusi 12 (30.0 %) 27 (67.5 %) 1 (2.5 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 37 (46.3 %) 43 (53.7 %) - 80 (100.0 %)

Kecamatan

Senapalan

Pengerusi 14 (35.0 %) 26 (65.0 %) - - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 40 (50.0 %) 27 (33.7 %) 13 (16.3

%)

80 (100.0 %)

Kecamatan

Pekanbaru

Kota

Pengerusi 11 (27.5 %) 20 (50.0 %) 9 (22.5 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat 5 (6.3 %) 35 (43.7 %) 38 (47.5 %) 2 (2.5 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan

Lima Puluh

Pengerusi 7 (17.5 %) 23 (57.5 %) 10 (25.0 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 42 (52.5 %) 35 (43.7 %) 3 (3.7 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan

Sail

Pengerusi 8 (20.0 %) 32 (80.0 %) - - 40 (100.0 %)

Pemanfaat 15 (18.7 %) 27 (33.7 %) 30 (37.5 %) 8 (10.0 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan

Tenayan Raya

Pengerusi - 25 (62.5 %) 15 (37.5 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 36 (45.0 %) 40 (50.0 %) 4 (5.0 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan

Bukit Raya

Pengerusi 11 (27.5 %) 24 (60.0 %) 5 (12.5 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 38 (47.5 %) 35 (43.7 %) 7 (8.7 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan

Marpoyan

Damai

Pengerusi 10 (25.0 %) 23 (57.5 %) 7 (17.5 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat 7 (8.7 %) 33 (41.3 %) 35 (43.7 %) 5 (6.3 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan

Rumbai

Pengerusi - 27 (67.5 %) 13 (32.5 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 30 (37.5 %) 42 (52.5 %) 8 (10.0 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan

Rumbai

Pesisir

Pengerusi - 22 (55.0 %) 18 (45.0 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 37 (46.3 %) 41 (51.3 %) 2 (2.5 %) 80 (100.0 %)

Page 24: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT144

Program UEK–SP yang ada di Bandar Pekanbaru telah dengan baikmelakukan pengagihan kewangan usaha dalam pelaksanaan Program UEK–SP, baik untuk pengerusi Program UEK–SP di seluruh kelurahan yangmemperoleh bantuan Program UEK–SP. Pengagihan kewangan usaha yangdilakukan tentunya disesuaikan dengan jenis persetujuan calon penerimaProgram UEK–SP yang sudah ditetapkan dalam petunjuk pelaksanaankemahiran program. Dengan berpandukan kepada pedoman petunjukkemahiran yang dimiliki diharapkan tidak terjadi kesalahan pengagihankewangan usaha yang dimiliki oleh masing-masing pengerusi Program UEK–SP.

Dalam proses penyaluran Program UEK–SP yang dilakukan pengerusiUEK–SP akan melakukan pemeriksaan kelayakan usaha yang dimiliki olehmasyarakat dalam menerima bantuan kewangan yang tersedia. Bahkan dalampetunjuk kemahiran yang ditetapkan telah ditentukan jenis dan bentuk usahayang dibolehkan untuk menerima bantuan kewangan yang disediakan melaluiProgram UEK–SP. Dengan mematuhi jenis usaha yang telah ditetapkan,diharapkan dapat memberikan kemajuan usaha yang penting bagimasyarakat. Selain itu juga impak kemajuan usaha yang dimiliki tentunyajuga akan ditunjukkan melalui kemampuan masyarakat dalam menjelaskankewangan yang sudah mereka pinjam. Kerana kewangan usaha yangdijelaskan akan membuka peluang bagi masyarakat lainnya untuk dapatmeminjam kewangan usaha yang disediakan melalui Program UEK–SP.

Kemampuan pengerusi Program UEK–SP melakukan pengagihankewangan usaha yang diperolehnya tidak terlepas dari adanya kerjasamayang bersepadu dalam pelaksanaan Program UEK–SP. Sehingga dengankerjasama yang wujud, setiap pengerusi memiliki tanggung jawab kerja yangpenuh akan tugas dan fungsinya sebagai pengerusi Program UEK–SP. Apabilaingin melakukan pengagihan kewangan yang tersedia, pengerusi selalumelakukan mesyuarat, agar hasil pemeriksaan yang dilakukan benar-benardapat merekomendasikan usaha masyarakat yang memang patut untukmenerima bantuan kewangan usaha dalam Program UEK–SP. Oleh itu,kepastian masyarakat siapa yang dapat memperoleh bantuan kewangan usahadiketahui seluruh pengerusi dan merupakan hasil kesepakatan bersama-samadari pengerusi.

Page 25: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 145

Fakta ini tentunya memupuskan anggapan bahawa kepastian penetapancalon penerima Program UEK–SP bukan hanya dipastikan oleh Ketuapengerusi Program UEK–SP sahaja. Tetapi merupakan kesepakatanbersama yang juga merupakan hasil mesyuarat seluruh pengerusi ProgramUEK SP. Usaha ini dilakukan oleh pengerusi Program UEK–SP, supayasetiap anggota pengerusi tidak hanya tumpang nama sahaja sebagai pengerusi.

Namun juga ikut bertanggung jawab terhadap kejayaan dan kegagalandalam pelaksanaan Program UEK–SP. Tentunya kondisi di atas, akanmembuat setiap anggota memiliki tanggung jawab akan kejayaan UEK–SP.Sedangkan apabila dilihat dari tindak balas pemanfaat yang mengatakanbaik, tidak terlepas dari adanya kepedulian dan keseriusan pengerusi dalamupaya memperkasakan pemanfaat melalui Program UEK–SP. Keranapengerusi nampaknya akan memberikan persetujuan jenis usaha masyarakatpemanfaat yang benar-benar sihat dan memiliki kemungkinan berjaya. Sebabdalam proses pemeriksaan yang dilakukan, pengerusi selalu menanyakanfalsafah adanya usaha, kewangan awal usaha, perputaran uang yang terjadi,pulangan atau kerugian yang diterima dalam setiap bulannya.

Bahkan pihak pengerusi juga selalu menanyakan pembukuan usahayang dikerjakan oleh masyarakat. Apabila pembukuan tidak ada, makapengerusi tidak akan memberikan persetujuan usaha tersebut untuk menerimabantuan kewangan. Sehingga apabila belum memiliki pembukuan usaha,masyarakat dituntut untuk memenuhinya terlebih dahulu baru mengajukanpermohonan bantuan kewangan yang diinginkan. Ketatnya prosespemeriksaan yang dilakukan mungkin sahaja bertujuan untuk membaikisemula pengurusan usaha yang dikerjakan oleh masyarakat. Walaupun usahayang dikerjakan oleh masyarakat kecil, tetapi harus memiliki pengurusanusaha yang baik sehingga dapat mengetahui kemajuan usaha yang dilakukan.

Jenis usaha yang amnya mendapat bantuan kewangan usaha ialah kedaibarangan runcit yang berskala kecil, kedai makan dan usaha menjahit. Realitipenekanan pengurusan yang baik pada masa awal peminjaman kewanganusaha ternyata memberikan impak positif bagi kemajuan usaha masyarakat.Meskipun kemajuan usaha yang dimiliki tidak langsung besar, namun darisetiap bulannya mengalami kenaikan yang tinggi. Keadaan ini tentunya jugaakan memberikan sokongan kepada masyarakat agar dapat menjelaskanpinjaman kewangan usaha yang diperolehnya. Penjelasan semula kewangan

Page 26: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT146

usaha yang dilakukan akan membuka peluang kepada masyarakat lainnyaagar dapat menerima bantuan kewangan melalui Program UEK–SP.

Selain itu juga dibeberapa wilayah kecamatan kemampuan pengerusidalam mengagihkan Program UEK–SP tidak terlepas dari tingkatpemahaman yang baik dari pengerusi dalam proses pengagihan kewanganusaha dari Program UEK–SP kepada masyarakat. Sehingga masyarakatyang tidak memiliki jenis usaha yang telah ditetapkan oleh ketentuan memangtidak boleh menerima bantuan kewangan usaha yang telah disediakan melaluiProgram UEK–SP ini.

Kepatuhan pengerusi dalam melaksanakan program pemerkasaanmasyarakat dalam memberikan bantuan kewangan tidak terlepas dari adanyakeinginan pengerusi untuk melaksanakan Program UEK–SP yang sesuaidengan ketentuan yang berlaku. Sebab apabila pengerusi melakukanspekulasi untuk memberikan bantuan kewangan usaha kepada kriteria usahayang tidak tercantum dalam ketentuan tentunya pihak pengerusi akanmendapatkan hukuman dari pihak pemerintah bandar.

Walaupun impak ini membuat kewangan usaha yang dimiliki tidakteragihkan dengan maksimal, kerana banyak masyarakat miskin yang tidakmemiliki usaha atau kepemilikan usaha masyarakat miskin tidak sesuai denganjenis usaha yang ditetapkan. Namun fakta lain di wilayah kecamatan yangdikaji terlihat banyaknya masyarakat yang sudah terbantu melalui kewanganusaha untuk memajukan usaha yang dikelolanya dengan adanya kearifanpengerusinya. Dimana pihak pengerusi jadi lebih arif dalam mengertikan jenisdan bentuk usaha yang dilakukan oleh masyarakat.

Sehingga banyak masyarakat miskin yang dapat menerima bantuankewangan dalam upaya melakukan pemerkasaan masyarakat. Bahkan pihakpengerusi juga memberikan saranan baru apabila masyarakat yang memilikijenis usaha yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ada, maka akandilakukan pemeriksaan yang lebih mendalam untuk melakukan studikepatutan dalam menerima bantuan kewangan usaha yang diberikan melaluiProgram UEK–SP.

Proses tersebut tidak hanya ada pada pemeriksaan sahaja, namunpengerusi juga mempersiapkan perjanjian yang bisa mengikat masyarakatterhadap proses penjelasan semula kewangan usaha yang sudah dipinjamkan

Page 27: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 147

dari Program UEK–SP. Keadaan ini diberlakukan oleh pihak pengerusi untukmemberikan ketegasan kepada masyarakat bahawa kewangan usaha yangdiberikan bukan percuma atau hibah dari pemerintah, tetapi bantuan kewanganusaha itu untuk dikembalikan agar boleh dimanfaatkan oleh masyarakat yanglainnya. Kearifan pengerusi ini tentunya sangat membantu masyarakat untukmemanfaatkan bantuan kewangan usaha yang disediakan oleh ProgramUEK-SP.

Walaupun masyarakat yang diperkasakan melalui kewangan usaha initidak secara keseluruhan dapat menjelaskan semula bantuan kewangan usahayang diberikan secara lancar. Sebab ada beberapa pemanfaat yang jugamasih tidak lancar dalam upaya melakukan penjelasan semula kewanganusaha yang sudah diberikan melalui Program UEK–SP. Sehinggaketidaklancaran penjelasan hutang yang terjadi terkadang boleh menjadipenghalang bagi pengerusi untuk bisa menggagihkan Program UEK–SPkepada masyarakat lainnya.

Namun masyarakat yang mengalami kelambatan dalam menjelaskansemula kewangan usaha Program UEK–SP masih memiliki kemahuan untukboleh menjelaskan semula kewangan usaha tersebut. Sehingga masyarakatyang seharusnya menjelaskan secara berperingkat kewangan usaha dalamtiap bulan dilakukan dalam dua bulan sekali untuk memenuhi pengembaliankewangan usaha yang telah dipinjamnya. Komited dan keseriusan masyarakatini membuktikan bahawa masyarakat memang ingin perkasa akibat adanyaProgram UEK–SP yang dilakukan oleh pemerintah.

Sedangkan dari hasil jadual 4.1 juga ditemukan dari hasil tindak balassampel tentang pemerkasaan di bidang kewangan pada Bandar Pekanbarumasih ada yang kurang baik dengan peratusan sebesar 37.5 %. Realitas inimenjelaskan bahawa pelaksanaan Program UEK–SP dalam memperkasakanmasyarakat yang dilakukan melalui bantuan kewangan usaha masih belumberjalan dengan baik. Sebab pemanfaat merasa kurang mendapatkan arahanatau penyeliaan dalam upaya memaksimalkan kewangan usaha yangditerimanya.

Padahal pengerusi Program UEK–SP memiliki pendamping programyang seharusnya berfungsi untuk memberikan arahan dan bimbingan kepadamasyarakat yang sudah menerima bantuan kewangan. Bahkan pendamping

Page 28: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT148

program seharusnya dapat memposisikan dirinya sebagai tempat yang dapatmenerima aduan setiap pemanfaat dalam upaya memaksimalkan kewanganusaha yang sudah diperolehnya melalui Program UEK–SP.

Namun realiti yang terjadi, pemanfaat tidak pernah mendapatkan arahandan bimbingan setelah menerima bantuan kewangan usaha yang sudahdiberikan. Kondisi ini tentunya membuat para pemanfaat tidak semuanyadapat memanfaatkan bantuan kewangan usaha yang diterimanya dalammengembangkan usahanya. Akhirnya banyak pemanfaat yang menggunakanbantuan kewangan usahanya guna memenuhi keperluan hidup lainnya yangbukan merupakan pengembangan usaha.

Contohnya ada pemanfaat yang menggunakan kewangan usaha yangditerimanya lebih besar untuk memenuhi keperluan hidupnya, seperti teleponbimbit, motosikal dan sebagainya daripada digunakan untuk mengembang-kan usaha. Impak negatif yang diterima masyarakat ialah ketidakmampuanmasyarakat untuk mengembangkan usaha yang dimilikinya. Sehingga usahayang sudah diagihkan bantuan tidak berjaya dan tiada sebarang kemajuan.Impak lainnya juga pemanfaat mengalami kesukaran dalam upaya menjelaskansemula kewangan usaha yang sudah pernah diterimanya. Dalampelaksanaanya program menjadi tidak berjaya ialah adanya pihak pengerusiProgram UEK–SP yang masih terlalu “kaku” untuk menterjemahkan jenisusaha yang dimiliki oleh masyarakat guna dapat menerima bantuan usahayang diberikan melalui Program UEK–SP.

Realiti ini membuat beberapa masyarakat sukar untuk mendapatkanbantuan kewangan usaha sedia ada. Padahal apabila pihak pengerusi lebiharif dalam mengertikan jenis usaha yang dimiliki oleh masyarakat, tentunyabanyak masyarakat yang dapat terbantu untuk memperoleh bantuankewangan usaha.

Bantuan kewangan usaha yang diberikan boleh sahaja memajukanusaha yang dirancang oleh masyarakat dalam membangun keperkasaanekonominya. Namun reality ini masih sukar diwujudkan apabila pengerusitidak arif dalam mengertikan jenis usaha yang dimiliki oleh masyarakat. Apalagitidak semua masyarakat miskin yang merupakan sasaran bantuan kewangandari Program UEK–SP memiliki usaha seperti yang dimahui oleh aturan yangberlaku.

Page 29: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 149

Akibatnya ada beberapa masyarakat miskin yang hanya membuat usahayang sesuai dengan kriteria agar mendapatkan bantuan kewangan usahayang diberikan melalui Program UEK–SP. Bahkan impak ini memberikangambaran ketidakmampuan masyarakat untuk dapat menjelaskan semulakewangan usaha yang sudah diberikan. Impaknya Program UEK–SP iniakan semakin berkurang peruntukkannya pada tahun-tahun seterusnya. Olehitu, hendaknya pihak pengerusi harus lebih arif dalam memaknai aturan yangsudah ditetapkan, sehingga seluruh masyarakat miskin dapat diperkasakansesuai dengan sasaran Program UEK–SP yang diinginkan.

Dalam upaya memperdalam hasil kajian tentang pemerkasaanmasyarakat melalui Program UEK–SP dari pembahasan bidang kewangan,penyelidik melakukan temu bual dengan informan yang sudah ditetapkan.Informan yang dipilih berasaskan keperluan untuk memperolah data danmaklumat yang diperlukan dalam mencari keterangan tentang pemerkasaanbidang kewangan melalui Program UEK–SP. Sehingga dengan adanyaketerangan dan maklumat yang diberikan oleh informan, diharapkan bolehmenjadi croos cek terhadap data yang sudah diperoleh melalui hasil pe-nyebaran soal selidik penyelidikan kepada sampel yang terpilih. Oleh itu,berikut akan ditampilkan hasil temu bual dari beberapa informan tentangpemerkasaan di bidang kewangan dalam Program UEK–SP, iaitu:

“Pemberian kewangan yang dilakukan kepada masyarakat miskin yangmemiliki usaha diharapkan dapat membantu keperkasaan kewanganyang dimiliki sebelumnya. Sehingga usaha yang dijalankan olehmasyarakat lebih berjaya dan memberikan impak pulangan yang baik.Oleh itu, pemerkasaan di bidang kewangan perlu dilakukan supaya usahamasyarakat berjaya”. (Petikan temu bual dengan Ketua LPM).

Hasil temu bual ini memberikan gambaran bahawa upaya pemberiankewangan yang dilakukan oleh Pemerintah Bandar Pekanbaru melaluiProgram UEK–SP, memang diharapkan dapat membantu keperluan ke-wangan dari masyarakat miskin yang memulai usaha kecil dalam upayamemenuhi keperluan hidup keluarganya. Kerana dalam prinsip berurusniaga,kewangan merupakan salah satu faktor yang penting untuk dimiliki oleh calonpelaku usaha dalam mengembangkan usaha yang dikerjakan. Tetapi denganadanya had kewangan yang dimiliki oleh masyarakat miskin biasanya hal inisangat menganggu keinginan mereka dalam upaya memajukan usahanya.

Page 30: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT150

Oleh itu, hadirnya Program UEK–SP yang memberikan bantuankewangan kepada masyarakat miskin di Bandar Pekanbaru sangatmemberikan harapan kepada setiap masyarakat miskin untuk dapatmengembangkan usaha yang dilakukannya. Namun realitinya tidak sesuaidengan harapan yang diinginkan oleh Pemerintah Bandar Pekanbaru, keranamasyarakat miskin yang mendapat bantuan kewangan dalam upaya memajukanusaha yang dimilikinya ternyata menggunakan kewangan yang diterima untukpemenuhan keperluan yang lebih mendesak. Sehingga usaha yang dikerjakanyang seharusnya memperoleh bantuan kewangan untuk berjaya ternyata harusberjalan seperti biasa tanpa sebarang kemajuan yang bererti.

Secara realitinya tidak seratus peratus terjadi bagi seluruh pemanfaatProgram UEK–SP, tetapi hampir 55 peratus masyarakat miskin yangmenerima bantuan kewangan lebih menggunakan kewangannya dalammemenuhi keperluan hidup yang lebih mendesak.

Oleh itu bimbingan dan arahan bagi masyarakat miskin dalam meng-gunakan kewangan perlu dilakukan oleh pihak pengerusi Program UEK–SP, supaya masyarakat miskin memang boleh memanfaatkan bantuan kewa-ngan yang diterimanya dengan maksimal. Untuk itu pengawasan yang ekstrajuga perlu dilakukan oleh pengerusi Program UEK–SP, agar kewangan yangdiberikan memang termanfaatkan dengan maksimal untuk mengembangkanusaha.

“Bantuan kewangan yang dilakukan bertujuan untuk memberikanstimulan kepada masyarakat sebagai pemanfaat dalam upayamengembangkan usaha yang dikelolanya. Namun dalam kenyataanmasih banyak masyarakat pemanfaat yang belum sepenuhnyamemanfaatkan bantuan kewangan yang diberikan melalui ProgramUEK–SP. Sebab masih ditemukan masyarakat yang belummenggunakan bantuan kewangan 100 peratus untuk mengembangkanusahanya, kerana mereka masih berusaha memenuhi keperluan individudan keluarganya yang lebih bersifat penting. Kondisi ini terkadangmembuat bantuan kewangan yang diberikan tidak sepenuhnya dapatdimanfaatkan dalam pengembangan usaha yang dikerjakan”. (Petikantemu bual dengan Ketua UEK–SP)

Hasil temu bual ini mengambarkan bahawa bantuan kewangan yangdiberikan kepada masyarakat miskin sebagai pemanfaat belum digunakan

Page 31: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 151

secara maksimal oleh mereka. Kerana masih banyak masyarakat miskinyang belum sepenuhnya memanfaatkan kewangan yang diberikan untukmengembangkan usaha yang dikerjakan. Keadaan ini membuat tujuan daripemberian kewangan yang dijalankan untuk memajukan usaha masyarakattidak berjalan dengan baik. Faktor utama masyarakat miskin tidak me-nggunakan sepenuhnya kewangan yang diterima untuk mengembangkan usahayang dijalankan berpunca adanya pemenuhan keperluan lain yang lebihmendesak dan diperlukan masyarakat dalam kehidupannya. Realiti inimembuat masyarakat penerima bantuan kewangan harusnya membuat pilihanmemajukan usaha yang dijalankan atau memenuhi keperluan tersebut. Pilihansukar ini membuat masyarakat miskin lebih memastikan untuk memenuhikeperluan yang kritikal terlebih dahulu.

Kemudian punca lainnya ialah pada ketidakbiasaan masyarakat miskinyang memiliki wang yang banyak, membuat masyarakat miskin berfikir praktisuntuk menggunakan kewangan yang dimiliki dalam memenuhi keperluan hidupyang belum dimiliki. Realiti di atas sememangnya wujud diantara beberapapemanfaat yang ada, akibatnya kewangan usaha yang diberikan tidak bolehmembantu usaha yang diuruskanya. Selain itu, akibat dari ketidakmampuanpemanfaat dalam menggunakan kewangan yang diberikan membuatmasyarakat sukar untuk menjelaskan semula wang usaha yang sudah di-terimanya. Impak dari itu tentu sahaja proses penjelasan semula kewanganyang dilakukan mengalami hambatan, akibat masyarakat memang kurangmampu menjelaskan semula kewangan usaha yang sudah diterima. Hal initentunya disebabkan oleh tidak berjayanya usaha yang dijalankan, keranakewangan yang diterima tidak dimanfaatkan sepenuhnya untuk menjalankanusaha.

“Upaya pemerkasaan di bidang kewangan yang dijalankan dalamProgram UEK–SP masih memerlukan perancangan yang lebih baik,sehingga dalam proses sosialisasi dipastikan seluruh masyarakat dapatmemperoleh maklumat yang diperlukan untuk mengikuti pemerkasaanmasyarakat dalam Program UEK–SP. Sebab masih ditemukan adamasyarakat yang tidak mengetahui adanya program UEK–SP yangdilaksanakan, padahal masyarakat tersebut secara fizikal patut menerimabantuan kewangan yang disediakan”. (Petikan temu bual denganPengawas Program UEK–SP).

Page 32: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT152

Hasil temu bual ini menjelaskan bahawa pemerkasaan di bidangkewangan yang dilakukan memerlukan perancangan yang lebih baik, sehinggahala tuju program yang diharapkan dapat wujud. Kerana awal keberhasilandari pelaksanaan program yang bermula dari adanya perancangan yang baik.Oleh itu, sangat penting dirumuskan dan disusun perancangan yang baik,puncanya ialah:

Pertama, perancangan yang baik dijadikan pedoman dan petunjukdalam menjalankan program.

Kedua, perancangan yang baik dapat dijadikan forecasting untukusaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan program.

Ketiga, perancangan yang baik dapat menjadi pilihan dalam usahamenjalankan program.

Keempat, dalam menyusun perancangan ada skala prioriti yang dapatmenjadi inti dari pencapaian program.

Kelima, dengan adanya perancangan boleh dilakukan pengawasandan evaluasi terhadap pelaksanaan program yang dilakukan.

Dengan adanya punca di atas, membuktikan bahawa perancangan yangbaik diperlukan untuk mewujudkan keberhasilan pelaksanaan ProgramUEK–SP. Salah satu kegiatan penting dari hasil perancangan yang baik ialahsosialisasi program. Kerana sosialisasi Program UEK–SP yang dilakukanmenjadi pengetahuan masyarakat miskin akan adanya program yangdijalankan. Sehingga masyarakat miskin dapat memanfaatkan programtersebut dalam menjalankan usaha yang dijalankan. Selain itu juga sosialisasiyang dilaksanakan dapat memberikan maklumat kepada masyarakat miskintentang adanya program bantuan kewangan yang diberikan oleh PemerintahBandar Pekanbaru dalam Program UEK–SP. Berasaskan maklumat yangditerima, masyarakat miskin dapat mengetahui perwujudan program yangdisediakan. Sehingga masyarakat miskin yang memenuhi persyaratan dengansasaran program dapat memanfaatkan program tersebut untuk menjalankanusaha. Harapannya bantuan kewangan yang diberikan boleh membantumasyarakat miskin untuk meningkatkan pendapatan keluarga serta me-majukan ekonomi tempatan.

Page 33: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 153

“Pemerkasaan di bidang kewangan yang dilakukan ternyata sangatmemerlukan pengarahan dan penyeliaan serta pengawasan dari pihakpengerusi program UEK–SP. Sebab masih banyak masyarakat yangbelum dapat memanfaatkan bantuan kewangan yang diberikan denganmaksimal. Akibatnya usaha yang dijalankan kurang berjaya, padahalusaha yang dijalankan memiliki potensi untuk berjaya dan maju di wilayahtersebut”. (Petikan temu bual dengan Pendamping Program UEK –SP).

Hasil temu bual ini, dapat dibuktikan bahawa setiap masyarakat miskinatau pemanfaat sangat memerlukan penyeliaan dan pengarahan untuk dapatmemanfaatkan kewangan yang sudah diterimanya. Kerana dengan kurangnyapenyeliaan dan pengarahan yang diberikan oleh pengerusi Program UEK–SP membuat masyarakat belum dapat memaksimalkan kewangan usaha yangditerimanya. Dalam realitinya masih banyak masyarakat yang belum mampumemanfaatkan kewangan yang diterimanya dengan maksimal. Impaknyakewangan usaha yang diberikan dipergunakan untuk keperluan yang tidakberhubungkait dengan pengembangan usaha yang dijalankan. Oleh itu,pengerusi Program UEK–SP harus membuat strategi memberikan penyeliaankepada tiap-tiap masyarakat miskin yang sudah dipastikan lulus pemeriksaandan patut menerima bantuan kewangan yang disediakan. Penyeliaan yangdiberikan terutama pada pengurusan pemanfaatan kewangan usaha, peluangusaha dan hukuman dari tidak teraturnya penjelasan semula kewangan usahayang telah diterimanya. Upaya penyeliaan ini dimaksudkan supaya masyarakatmemahami pemanfaatan kewangan yang diberikan dengan maksimal sambilmelihat peluang usaha yang dilakukannya. Dengan adanya pengetahuantersebut, masyarakat miskin atau pemanfaat boleh menggunakan kekuatandan peluang yang dimilikinya dalam mengembangkan usaha. Keranaperkembangan usaha akan membawa impak yang penting bagi peningkatanpendapatan keluarga khasnya dan perkembangan ekonomi tempatan. Selainitu, maklumat tentang hukuman dari ketidakmampuan menjelaskan semulawang yang telah diberikan juga perlu dilakukan, supaya masyarakat miskinbenar-benar memanfaatkan kewangan usaha yang diberikan sesuaiperuntukkanya.

“Kewangan yang diberikan sebenarnya sudah sangat cukup untukmembantu usaha kami berjaya dan maju apabila dimanfaatkan dengan

Page 34: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT154

baik. Namun terkadang pada saat penerimaan bantuan kewangan yangdiberikan bertepatan dengan pembayaran tagihan atau pemenuhankeperluan yang lainnya, sehingga kami terkadang lebih memanfaatkanbantuan kewangan tersebut untuk menyelesaikan segala keperluan dantagihan. Sisanya baru digunakan untuk mengembangkan usaha yangkami jalankan, akibatnya usaha yang kami jalankan lambat berjaya ataubahkan malah tidak berjaya. Fakta ini kelihatannya terjadi untuk beberapapemanfaat yang lain juga”. (Petikan temu bual dengan PemanfaatProgram UEK–SP).

Hasil temu bual ini menghujahkan bahawa sebenarnya bantuan kewa-ngan yang diberikan sangat membantu masyarakat miskin atau pemanfaatdalam memajukan usaha. Namun realitinya yang berbeza ada yang tidakberjaya didalam proses pemanfaatan kewangan usaha yang sudah diterimadari Program UEK–SP. Sehingga masyarakat miskin atau pemanfaat lebihmenggunakan kewangan yang diterimanya kepada pemenuhan keperluanhidupnya. Sebab masyarakat miskin atau pemanfaat tidak memiliki pilihanyang lain untuk menggunakan dana yang ada dalam memenuhi keperluanhidup yang mendesak.

Kondisi ini sering memaksa masyarakat untuk menggunakan kewanganusaha yang dimiliki dalam memenuhi keperluan tersebut. Realiti ini hampirterjadi kepada 55 peratus pemanfaat kewangan usaha yang diberikan melaluiProgram UEK–SP. Walaupun pemanfaatan kewangan usaha yang tidakmaksimal bukan menjadi jaminan usaha yang dikerjakan tidak berjaya, namunkondisi ini sangat mempengaruhi proses perkembangan usaha yang maksimaldari pemanfaat.

Padahal usaha yang dijalankan memiliki potensi yang sangat maksimaluntuk berjaya dan maju serta mendatangkan pulangan yang baik apabiladiuruskan dengan maksimal. Tetapi fakta berbeza bagi pemanfaat yang bolehmemanfaatkan kewangan usaha yang diterimanya untuk memajukan usaha.Pemanfaat dalam perkara ini akan menemukan perkembangam usaha yangmaksimal dari usaha yang dikerjakan. Sebab bantuan kewangan yang diterimamemberikan impak positif bagi perkembangan usaha. Sehingga kondisi iniakan memberikan tambahan pulangan yang baik bagi para pemanfaat yangdapat menggunakan kewangan usahanya dengan benar.

Page 35: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 155

4.3.2 Pemerkasaan Bidang Kemahiran

Kemahiran atau keahlian merupakan kemampuan atau pengetahuankemahiran yang dimiliki oleh individu dalam melaksanakan pekerjaan yangdiberikan. Setiap individu seharusnya memang memiliki kemahiran yang baik,guna memberikan pengkhususan keahlian yang dimiliki untuk bolehberkompetisi dalam dunia kerja. Sebab kemampuan kemahiran yang tinggiakan sangat membantu individu dalam menyelesaikan beban kerja yangdiberikan.

Dalam kegiatan perniagaan, kemahiran juga sangat diperlukan dalamupaya memajukan usaha yang dijalankan. Kerana dengan kemahiran yangbaik, seorang wirausaha akan sangat memperhitungkan segala kemungkinanyang akan terjadi terhadap usaha yang akan dijalankan. Perhitungan usahayang baik akan memberikan efek akan keberhasilan usaha yang dijalankan.Proses perhitungan usaha yang dilakukan biasanya mencakupi kewanganusaha, jenis usaha, lokasi atau tempat usaha, pelanggan dan daya tarik usaha.Upaya perhitungan usaha yang dilakukan memerlukan kemahiran yangmatang, sehingga perhitungan yang dilakukan tidak salah.

Untuk pemerkasaan masyarakat di bidang kemahiran dalam ProgramUEK–SP seharusnya dilakukan untuk memberikan tambahan pengetahuandan kemampuan masyarakat dalam berwirausaha yang baik. Keranamasyarakat miskin yang berwirausaha tidak semuanya memiliki pemahamanakan wirausaha yang baik. Bahkan keinginan untuk berwirausahan wujudbegitu sahaja atau bahkan kerana terpaksa akibat tidak ada lagi pekerjaan.Sehingga sangat diperlukan sekali penyeliaan atau pelatihan untuk peningkatankemahiran dalam melakukan wirausaha.

Upaya ini dilakukan agar masyarakat miskin mampu menjalankanusahanya dengan baik, serta mendatangkan pulangan yang berbaloi bagidirinya. Dimana dengan adanya penambahan pulangan yang berbaloi akanmemberikan peningkatan ekonomi keluarga dan pengembangan ekonomitempatan serta pembanterasan kemiskinan di dalam masyarakat. Olehkerananya, program pemerkasaan masyarakat di bidang kemahiran memangperlu dilakukan supaya masyarakat miskin memiliki arah dan hala tuju dalammenjalankan kegiatan wirausaha yang dijalankan.

Kebanyakan masyarakat miskin yang ada di Bandar Pekanbaru

Page 36: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT156

memiliki bakat semula jadi dan disokong oleh keadaan untuk memenuhi kossara hidup dengan melakukan usaha seperti berjualan barangan runcit, homeindustri, peternakan, pertanian yang berskala kecil. Oleh itu, bantuankemahiran sangat diperlukan dalam pengembangan usaha yang sedangdijalankan. Dalam proses pemerkasaan, pihak pemerkasa berkewajibanmemberikan bantuan kemahiran tersebut disamping kewangan yangdiberikan, agar usaha mereka dapat berjaya.

Untuk mendapatkan maklumat dalam pemerkasaan di bidang kema-hiran yang sudah dijalankan dalam Program UEK–SP di Bandar Pekanbaru,penyelidik melakukan penyebaran soal selidik kepada responden terpilih.Dimana sampel yang memberikan tindak balas berasal dari pihak yangmemperkasakan dan pihak yang diperkasakan. Oleh itu, untuk mengetahuihasil tindak balas sampel terhadap pemerkasaan di bidang kemahiran dapatdilihat pada jadual 4.2 berikut ini:

Jadual 4.2 Tanggapan Responden Tentang Pemerkasaan Bidang KemahiranDalam Program UEK–SP di Bandar Pekanbaru

Wilayah Kajian

Jenis Responden

Kriteria Tanggapan Jumlah Sangat Baik

Baik Kurang Baik

Tidak baik

Kecamatan Tampan

Pengerusi - 10 (25.0 %) 23 (57.5 %) 7 (17.5 %) 40 (100.0 %) Pemanfaat 7 (8.7 %) 33 (41.3 %) 35 (43.7 %) 5 (6.3 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Sukajadi

Pengerusi - 8 (20.0 %) 32 (80.0 %) - 40 (100.0 %) Pemanfaat 8 (10.0 %) 15 (18.7 %) 27 (33.7 %) 30 (37.5 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Payung Sekaki

Pengerusi - - 22 (55.0 %) 18 (45.0 %) 40 (100.0 %) Pemanfaat - 2 (2.5 %) 41 (51.3 %) 37 (46.3 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Senapalan

Pengerusi - 11 (27.5 %) 24 (60.0 %) 5 (12.5 %) 40 (100.0 %) Pemanfaat - 7 (8.7 %) 38 (47.5 %) 35 (43.7 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Pekanbaru Kota

Pengerusi - 7 (17.5 %) 23 (57.5 %) 10 (25.0 %) 40 (100.0 %) Pemanfaat 3 (3.7 %) - 42 (52.5 %) 35 (43.7 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Lima Puluh

Pengerusi - - 27 (67.5 %) 13 (32.5 %) 40 (100.0 %) Pemanfaat - 30 (37.5 %) 42 (52.5 %) 8 (10.0 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Sail

Pengerusi - - 14 (35.0 %) 26 (65.0 %) 40 (100.0 %) Pemanfaat - 13 (16.3 %) 40 (50.0 %) 27 (33.7 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Tenayan Raya

Pengerusi - 11 (27.5 %) 20 (50.0 %) 9 (22.5 %) 40 (100.0 %) Pemanfaat 7 (17.5 %) 35 (43.7 %) 38 (47.5 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Bukit Raya

Pengerusi - 7 (17.5 %) 23 (57.5 %) 10 (25.0 %) 40 (100.0 %) Pemanfaat 3 (3.7 %) - 42 (52.5 %) 35 (43.7 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Marpoyan Damai

Pengerusi - 8 (20.0 %) 32 (80.0 %) - 40 (100.0 %) Pemanfaat - 15 (18.7 %) 30 (37.5 %) 35 (43.7 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Rumbai

Pengerusi - - 25 (62.5 %) 15 (37.5 %) 40 (100.0 %) Pemanfaat - 4 (5.0 %) 40 (50.0 %) 36 (45.0 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Rumbai Pesisir

Pengerusi - 11 (27.5 %) 24 (60.0 %) 5 (12.5 %) 40 (100.0 %) Pemanfaat - 7 (8.7 %) 38 (47.5 %) 35 (43.7 %) 80 (100.0 %)

Page 37: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 157

Hasil penyebaran soal selidik seperti yang tertera pada jadual 4.2 makadapat dianalisis guna mengetahui hasil jawaban sampel terhadap pemerkasaandi bidang kemahiran. Apabila ditinjau dari jawaban sampel yang berasaldari pengerusi dan pemanfaat yang ada di seluruh wilayah kajian pada BandarPekanbaru, umumnya memberikan jawaban kurang baik dan tidak baikdengan persentase 51.7 peratus dan 32.5 peratus.

Hal ini menjelaskan bahawa proses pemerkasaan masyarakat yangdilakukan melalui Program UEK–SP di Bandar Pekanbaru kurang diikutidengan adanya pemerkasaan di bidang kemahiran. Reality ini membuatmasyarakat miskin atau pemanfaat dari Program UEK–SP kurang dapatmemanfaatkan kewangan usaha yang diterimanya dengan maksimal dalamupaya mengembangkan usahanya. Kerana dengan adanya had pengetahuandalam berwirausaha, membuat masyarakat miskin memiliki ketidaktahuandalam merancang kewangan wirausaha yang baik.

Akibatnya banyak usaha yang dilakukan oleh masyarakat miskin ataupemanfaat yang tidak berjaya atau bahkan bangkrap. Sehingga usaha yangdilakukan oleh masyarakat miskin atau pemanfaat tidak memberikan pulanganyang maksimal dalam peningkatan pendapatan keluarga secara khusus danpengembangan ekonomi tempatan serta pembanterasan kemiskinan.

Ketidakmampuan masyarakat miskin atau pemanfaat dalam mengem-bangkan kemahiran untuk memajukan kewangan usaha yang diberikanmelalui Program UEK–SP tidak terlepas dari rendahnya tingkat pendidikanmasyarakat miskin terbabit. Secara relatifnya ini hampir terjadi kepada seluruhmasyarakat miskin yang menjadi pemanfaat dalam Program UEK–SP.Secara puratanya pendidikan masyarakat miskin yang menjadi pemanfaatProgram UEK–SP hanyalah setingkat sekolah menengah dan sekolah rendah,bahkan ada juga masyarakat miskin atau pemanfaat yang tidak memilikipendidikan sama sekali. Perkara ini membuat masyarakat miskin ataupemanfaat sukar untuk memiliki kemahiran khas dalam mengerjakan suatuusaha. Impaknya kewangan usaha yang diterima jarang digunakan untukmengembangkan usahanya, tetapi justeru untuk memenuhi keperluan hidupnya,baik primer, sekunder ataupun tertier.

Rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat miskinatau pemanfaat sebagai sasaran dalam Program UEK–SP seharusnya sudah

Page 38: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT158

difikirkan oleh pihak pengerusi Program UEK–SP. Sehingga dalam upayamemberikan pengetahuan berwirausaha kepada masyarakat miskin ataupemanfaat perlu dilakukan penambahan pengetahuan dan pemahamanbagaimana menguruskan usaha yang baik.

Oleh itu, sebelum proses pemberian kewangan usaha dilakukan, setiapmasyarakat miskin atau pemanfaat diharuskan mengikuti training yangdisediakan dalam upaya menciptakan atau mengembangkan wirausaha yangbaik. Apabila perkara ini dilakukan oleh pengerusi secara berterusan tentunyaketidakberhasilan pelaksanaan Program UEK–SP dapat dikurangi. Namunreality yang terjadi dalam pelaksanaan pada tahun pertama hingga ketiga,tingkat ketidakberhasilan pelaksanaannya masih sangat tinggi.

Selain itu juga ternyata memang tidak semuanya masyarakat miskinatau pemanfaat yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Sebab adasebahagian kecil yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi iaitu padaperingkat sarjana muda dan sarjana. Dimana pengurusan kewangan usahayang dilakukan oleh masyarakat miskin atau pemanfaat yang berpendidikantinggi ini menjadi lebih maksimal. Sehingga usaha yang dilakukan memangsemakin berjaya dari semasa ke semasa.

Bahkan usaha yang dikerjakan mampu memberikan pulangan yangtinggi bagi perolehan kewangan keluarga, sehingga keluarga tersebut secaraberperingkat mampu melepaskan diri dari lingkaran kemiskinan. Realiti yangditemukan dari keberhasilan pemanfaatan kewangan usaha dari masyarakatmiskin atau pemanfaat dengan tingkat pendidikan yang tinggi, tidak terlepasdari adanya kemahiran masyarakat miskin atau pemanfaat yang lebihmemperhitungkan penggunaan kewangan yang dimiliki dalam memajukanusahanya. Dengan adanya perhitungan pemanfaatan kewangan yang matangmembuat masyarakat miskin atau pemanfaat lebih faham kepada bila masanyaharus menggunakan kewangan secara maksimal atau minimal. Namun adarealiti lain yang ditemukan dalam pelaksanaan Program UEK–SP ini iaituadanya keinginan pengerusi Program UEK–SP untuk memberikan kewanganusaha kepada masyarakat miskin.

Sehingga kewangan usaha yang diberikan hanya tinggal kewangan usahayang dimiliki masyarakat dalam menstabilkan usaha yang dilaksanakan.Kemudian indikasi lain yang ditemukan bahawa ada juga pengerusi yang

Page 39: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 159

memaksakan masyarakat miskin untuk membuat usaha yang selanjutnya akanmemperoleh bantuan kewangan dari Program UEK–SP ini. Kedua indikasiini memang akhirnya menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan dalampelaksanaan Program UEK–SP yang dilakukan oleh pengerusi. Dimana darisalah satu pengerusi Program UEK–SP di Kecamatan Marpoyan Damaiyang memang lebih memilih memberikan Program UEK–SP kepadamasyarakat yang sudah memiliki usaha yang mapan.

Sehingga kemungkinan terjadi kegagalan dalam berwirausaha sangatlahkecil. Sehingga masyarakat pemanfaat kewangan usaha yang diberikanmelalui Program UEK–SP mampu menjelaskan semula kewangan usahayang dipinjamnya dengan baik dan purata usaha yang dikerjakan juga berjaya.Selain itu juga pengerusi Program UEK–SP disalah satu kelurahan ini menjadipelaksana Program UEK–SP yang paling berhasil di Bandar Pekanbaru.

Tetapi realiti yang berbeza juga terjadi pada salah satu pengerusiProgram UEK–SP di Kecamatan Rumbai dan Kecamatan Rumbai Pesisiryang lebih memilih memberikan bantuan kewangannya kepada masyarakatmiskin yang dipaksakan untuk membuka usaha sebagai salah satu persyaratansebagai pemanfaat, ternyata lebih banyak pemanfaat yang gagal untuk bisamemanfaatkan kewangan usaha diberikan. Bahkan fakta yang ditemukansudah banyak usaha yang dikelola masyarakat miskin bangkrap, sehinggatidak dapat dikembangkan lagi. Kondisi ini juga menjadi faktor kegagalanpelaksanaan Program UEK–SP yang disebabkan oleh rendahnya kemahiranyang dimiliki oleh masyarakat miskin dalam memanfaatkan kewangan usahayang disediakan.

Dalam upaya memperdalam hasil kajian tentang pemerkasaanmasyarakat melalui Program UEK–SP dari kajian bidang kemahiran,penyelidik melakukan temu bual dengan informan yang sudah ditetapkan.Informan yang dipilih berasaskan keperluan untuk memperoleh data danmaklumat dalam mencari keterangan tentang pemerkasaan di bidangkemahiran melalui Program UEK–SP. Sehingga dengan adanya keterangandan maklumat yang diberikan oleh informan, diharapkan boleh menjadi crooscek terhadap data yang sudah diperoleh melalui hasil penyebaran soal selidikkepada sampel yang sudah terpilih. Oleh itu, berikut akan ditampilkan hasiltemu bual dari beberapa informan tentang pemerkasaan di bidang kemahirandalam Program UEK–SP, iaitu:

Page 40: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT160

“Rendahnya kemahiran yang dimiliki oleh masyarakat miskin sebagaipemanfaat memang menjadi penghalang utama terhadap berjayanyausaha yang dikerjakan oleh mereka. Sebab secara puratanya masya-rakat miskin yang masuk sebagai pemanfaat memang berpendidikanrendah yang akan menjadi efek dominan dalam mempengaruhikemahiran masyarakat. Untuk itu hendaknya pengerusi harus memilikiinisiatif, inovasi dan kreativiti dalam mengembangkan kemahiranmasyarakat”. (Petikan temu bual dengan Ketua LPM).

Hasil temu bual ini memberikan gambaran bahawa kemahiran yangdimiliki oleh masyarakat miskin sebagai pemanfaat memang masih rendahdan menjadi panghalang utama dalam proses pemerkasaan masyarakatmelalui Program UEK–SP. Kemahiran yang dimiliki oleh masyarakat miskinsebagai pemanfaat sebenarnya dapat membantu masyarakat untuk me-majukan usaha yang telah diurusnya. Kerana kemahiran ini akan memberikanarahan dan pengetahuan kepada masyarakat bagaimana seharusnyamenguruskan usaha yang baik dan dapat menghasilkan pulangan yangberterusan. Sebab hala tuju dari pelaksanaan Program UEK–SP salah satunyaialah memajukan ekonomi tempatan dan membanteras kemiskinan. Namunrealiti yang terjadi pemberian bantuan kewangan yang dilakukan kepadamasyarakat miskin sebagai pemanfaat tidak disertai dengan pemerkasaanpada bidang kemahiran dalam mengerjakan usaha yang dilakukannya. Olehitu, pengerusi Program UEK–SP seharusnya juga memiliki kemahuan, inovasidan kreativiti dalam upaya mengurus program pemerkasaan masyarakatmiskin melalui bantuan kewangan usaha dengan memberikan peningkatankemahiran masyarakat miskin dalam usaha yang dikerjakannya.

Apabila kemahiran yang dimiliki oleh masyarakat rendah, makakemungkinan akan membawa kegagalan proses pemerkasaan adalah sangatbesar. Namun sebaliknya apabila pemberian kewangan usaha yang dilakukanmelalui Program UEK–SP diikuti dengan adanya pemerkasaan pada bidangkemahiran tentunya akan mengurangi kegagalan dalam berwirausaha.

Dalam perkara ini, pihak pengerusi harus komited dalam melakukanprogram pemerkasaan masyarakat melalui Program UEK–SP harus diikutijuga dengan kreativiti dalam memajukan kemahiran masyarakat miskin.Supaya bidang usaha yang dikerjakan masyarakat miskin boleh berjaya dan

Page 41: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 161

kewangan usaha yang diberikan dapat dikembalikan dengan baik. Harapanini sebenarnya ditumpukan kepada para pengerusi Program UEK–SP agarboleh melakukan pemerkasaan di bidang kemahiran kepada masyarakatmiskin yang merupakan calon penerima kewangan usaha dari Program UEK–SP.

“Keterbatasan keahlian masyarakat miskin sebagai pemanfaat dalamberwirausaha memang menjadi masalah utama dalam implementasiProgram UEK–SP. Sebab dalam petunjuk teknis atau petunjukpelaksanaan Program UEK–SP juga tidak mengamanahkan pengerusiuntuk memberikan pelatihan dalam meningkatkan kemahiran dalamberwirausaha. Sehingga ada beberapa pengerusi yang berinisiatif untukmemberikan bimbingan kemahiran kepada pemanfaat dalam waktu yangsudah berjalan. Yah artinya sambil mengelola usaha sekaligus diberikanbimbingan bagaimana mengelola usaha yang baik”. (Petikan temu bualdengan Ketua Pengerusi UEK–SP).

Hasil temu bual ini membawa makna bahawa para pemanfaat yangsudah lepas dari pemeriksaan dan menerima kewangan usaha melaluiProgram UEK–SP umumnya memiliki kemahiran yang terhad. Fakta inilahyang dihadapi oleh pengerusi Program UEK–SP dalam realitinya, sebabamnya para pemanfaat yang berasal dari masyarakat miskin memilikikemahiran yang terhad di bidang wirausaha. Akibatnya banyak usaha yangdirintis oleh masyarakat yang merugi atau lambat sekali mengalami kemajuanuntuk menjadi usaha yang mandiri.

Keadaan ini dibuktikan dengan masih banyaknya para pemanfaat yangbelum menjelaskan semula kewangan usahanya yang diterima dari ProgramUEK–SP. Impak dari terlambatnya pengembalian kewangan usaha yangdipinjam oleh pemanfaat membuat pengerusi sukar untuk melakukanpenguliran semula bantuan terbabit kepada pemanfaat yang lain. Akibatnyaproses pemerkasaan miskin melalui Program UEK–SP yang diharapkan dapatmemajukan potensi berwirausaha masyarakat miskin di Bandar Pekanbaruberjalan dengan kurang memberangsangkan.

Kegagalan pengerusi dengan tidak melakukan program pemerkasaandi bidang kemahiran bukan kerana kerana tidak adanya petunjuk kemahiranpelaksanaan Program UEK–SP yang mewajibkan memberikan bimbingankeahlian secara khas kepada para calon pemanfaat.

Page 42: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT162

Oleh itu, pengerusi Program UEK–SP juga tidak melakukan pemer-kasaan di bidang kemahiran kepada masyarakat miskin. Sebabnya parapengerusi berasaskan kepada hasil pemeriksaan memiliki keyakinan dankepercayaan bahawa masyarakat miskin sebagai calon pemanfaat sudahmemiliki kemahiran dan pengalaman dalam mengembangkan usaha yangdimilikinya. Kerana hasil pemeriksaan yang dilakukan biasanya memberikanpersetujuan ke atas usaha mana yang harus menerima bantuan kewangandari Program UEK–SP.

Proses pemeriksaan kepatutan usaha yang akan mendapat bantuanbukan hanya melihat jenis usahanya sahaja, tetapi juga lokasi usaha, peluangusaha dan para pelanggannya. Melalui hasil pemeriksaan kepatutan usahayang dilakukan, tentunya pihak pengerusi baru dapat memastikan untukmemberikan bantuan kewangan usaha kepada masyarakat miskin atau calonpemanfaat. Sehingga kemampuan pemanfaat dalam menggunakan bantuankewangan usaha tidak lagi menjadi tumupan dari pengerusi Program UEK–SP. Maka dari itu, hendaknya masyarakat pemanfaat juga seharusnya lebihmemanfaatkan kewangan usaha yang diterimanya guna memajukan usahayang dilakukan. Bukan menggunakan kewangan usaha yang diberikan untukmemenuhi keperluan sehari-hari yang bersifat kemahiran.

“Kemahiran yang rendah sebenarnya tidak menjadi penghalang bagimasyarakat dalam mengembangkan usaha melalui bantuan kewanganyang diberikan. Namun kurangnya komitmen dan kemahuan masyarakatuntuk mengembangkan usaha membuat usaha yang dikerjakan lambatberjaya atau sukar berjaya. Sebab usaha yang dikerjakan oleh masyarakatmerupakan keinginan yang dimiliki oleh masyarakat dalam mengem-bangkan ekonomi keluarganya. Untuk itu setidaknya masyarakat sudahmemiliki prediksi dan gambaran akan perkembangan usaha yang dilaku-kan”. (Petikan temu bual dengan Pengawas Program UEK–SP).

Hasil temu bual ini mendedahkan bahawa kondisi kemahiran yangsememangnya rendah dari masyarakat miskin atau pemanfaat sebenarnyatidak menjadi punca utama kepada gagalnya sebuah proses pemerkasaanmasyarakat. Sebab dengan adanya kemahiran yang tinggi pun tanpa diikutidengan political will dan komitmen dari masyarakat miskin atau pemanfaatuntuk berjaya juga akan sia-sia.

Page 43: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 163

Kemampuan kemahiran yang baik dengan sokongan komitmen dankemahuan yang kuat dari masyarakat miskin atau pemanfaat untuk berjayapastinya akan semakin mudah mewujudkan masyarakat miskin agar bolehperkasa dan keluar dari kemiskinan. Namun sebaliknya kemahiran kemahiranyang tinggi pun tanpa adanya kemahuan yang kuat dari masyarakat miskinuntuk berjaya hanya membuat kewangan usaha digunakan untuk kepentinganyang kurang bermanfaat. Oleh itu, dalam proses penyerahan yang dilakukandalam pelaksanaan Program UEK–SP di Bandar Pekanbaru, hendaknyadilakukan bimbingan atau arahan kepada setiap calon penerima bantuankewangan yang disediakan.

Proses pengembangan usaha yang mendapatkan sokongan padu daripihak pemerintah melalui bantuan kewangan usaha. Sehingga dengan adanyabantuan ini setiap masyarakat miskin atau pemanfaat memiliki niat untukberubah dan keluar dari kemiskinan. Kemahuan berubah yang lahir dalamdiri masyarakat akan membawa impak yang positif dalam pemanfaatankewangan usaha yang sudah diterimanya.

Dimana masyarakat miskin atau pemanfaat akan menggunakan kewa-ngan usaha yang diterimanya untuk memajukan usaha yang sedang diurusnya.Selain itu, dalam upaya melakukan perubahan yang dilakukan oleh masyarakatmiskin atau pemanfaat, pihak pemerkasa juga harus rajin memberikan arahandan pengawalan. Supaya proses perubahan yang diinginkan oleh masyarakatmiskin atau pemanfaat memang mendapatkan sokongan padu semua pihak.Sehingga proses perubahan yang dilakukan dapat memberikan hasil yangmaksimal.

“Rendahnya kemahiran masyarakat miskin atau pemanfaat memangumumnya disebabkan oleh tingkat pendidikan yang dimiliki. Namundengan pengalaman berwirausaha seharusnya masyarakat miskin ataupemanfaat boleh mengembangkan usaha yang dijalankannya. Umumnyausaha yang digeluti oleh masyarakat miskin sudah berjalan lebih dari 2tahun, sehingga masyarakat miskin atau pemanfaat sudah memilikipengalaman yang cukup. Tetapi ketidakmampuan yang ditunjukkanbukan semata-mata faktor kemahiran sahaja, namun banyak masyarakatmiskin yang memanfaatkan kewangan usahanya untuk memenuhikeperluan hidup mereka, baik primer, sekunder ataupun tertier”. (Petikantemu bual dengan Pendamping Program UEK–SP).

Page 44: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT164

Hasil temu bual ini mendedahkan bahawa rendahnya kemahiran yangdimiliki oleh masyarakat miskin atau pemanfaat memang berpunca padaperingkat pendidikan masyarakat miskin yang rendah. Dimana dari hasilobservasi yang dilakukan dan data yang diperoleh, memang majoriti mas-yarakat berpendidikan menengah paling tinggi dan tidak sekolah paling rendah.Realiti ini tentunya sangat memprihatinkan dalam upaya melaksanakan programpemerkasaan masyarakat miskin yang berteraskan bantuan kewangan usaha.Seharusnya pihak pengerusi juga mempertimbangkan tingkat pendidikan yangdimiliki oleh masyarakat miskin atau calon pemanfaat sebagai asas daripersetujuan pemberian bantuan kewangan usaha. Kerana pertimbangan tingkatpendidikan yang dimiliki oleh masyarakat miskin akan menjadi pemikiranmasyarakat miskin untuk mendapatkan bantuan yang disediakan.

Sehingga dengan adanya pertimbangan ini, program kewangan usahanantinya dapat tersalurkan kepada masyarakat miskin yang benar-benarmemiliki kemahuan atau keinginan untuk keluar dari kemiskinan. Selain itujuga pertimbangan lain yang bisa dikembangkan lamanya usaha yang digelutidan diusulkan untuk mendapatkan bantuan kewangan usaha yang disediakan.Sehingga dengan mengetahui lamanya usaha yang diuruskan pihak pengerusiProgram UEK–SP dapat mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluangdan ancaman dari usaha yang dikerjakan oleh masyarakat miskin terbabit.Upaya yang dilakukan ini akan menghapuskan masalah kegagalanpelaksanaan Program UEK–SP dalam memperkasakan masyarakat miskinyang disebabkan oleh faktor kemahiran.

“Kemahiran berwirausaha yang kami miliki memang rendah, makahendaknya ada bimbingan dan arahan atau bahkan pelatihan bagi kamidalam meningkatkan kemahiran berwirausaha yang kami miliki. Tetapirealitanya pengerusi Program UEK–SP tidak memberikan penyeliaanatau pelatihan yang dapat meningkatkan atau menambah kemahirankami dalam berwirausaha. Kami dibiarkan perkasa sendiri dan hanyadiawasi sekali-kali sahaja”. (Petikan temu bual dengan PemanfaatProgram UEK–SP).

Hasil temu bual mendedahkan bahawa masyarakat miskin ataupemanfaat sangat mengharapkan adanya program bimbingan atau pelatihanyang diberikan oleh pihak pengerusi Program UEK–SP dalam rangmelakukan pemerkasaan masyarakat. Kerana masyarakat miskin atau

Page 45: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 165

pemanfaat sangat menyedari rendahnya pendidikan yang dimiliki memberikankesukaran bagi masyarakat miskin untuk menguruskan bantuan kewanganusaha dengan baik. Oleh sebab itu, sangat diperlukan bimbingan dan pelatihankepada masyarakat miskin untuk bisa memberikan pengetahuan baru tentangberwirausaha yang baik dan benar. Namun harapan yang diinginkan olehmasyarakat miskin atau pemanfaat tidak terwujud. Akibatnya masyarakatmiskin atau pemanfaat dipaksa untuk bisa perkasa dan mampu menggunakanbantuan kewangan usaha yang sudah diberikan. Realiti inilah yang terjadididalam pelaksanaan Program UEK–SP di Bandar Pekanbaru.

Dimana kepedulian pihak pengerusi Program UEK–SP untukmemberikan arahan kepada masyarakat miskin atau pemanfaat yangmenerima bantuan kewangan usaha masih cukup rendah. Impaknyamasyarakat miskin atau pemanfaat berjalan sendiri untuk bisa menggunakandan memanfaatkan kewangan usaha yang diterimanya dalam memajukanusaha. Fakta pengawalan yang dilakukan oleh pihak pengerusi ProgramUEK–SP juga masih belum maksimal. Sehingga masih banyak kegiatan-kegiatan usaha yang dilakukan oleh masyarakat miskin atau pemanfaat yangsama sekali tidak terkawal. Kondisi ini seharusnya menjadi tumpuan yanglebih maksimal dari pihak pengerusi Program UEK–SP agar masyarakatmiskin benar-benar terkawal dalam memanfaatkan bantuan kewangan usahayang sudah diterimanya.

4.3.3 Pemerkasaan Bidang Pengurusan

Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, namun untukmencapai tujuan secara efektif diperlukan pengurusan yang baik dan benar.Pelbagai hujah mengatakan bahawa pengurusan ialah sebagai suatu seni untukmendapatkan segala sesuatu dilakukan melalui orang lain. Konsep inidiperoleh berasaskan realiti bahawa pemimpin mencapai tujuan organisasidengan cara mengatur orang lain untuk melakukan pekerjaan yangdiperlukan, tanpa harus melakukan pekerjaan sendiri. Pengurusan merupakanpraktikal yang khas yang mengubah sekumpulan orang menjadi kumpulanyang efektif, berorientasi pada tujuan organisasi.

Pengurusan berasal dari kata to manage yang maknanya mengatur,dimana pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berasaskan urutan

Page 46: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT166

dari fungsi-fungsi pengurusan itu. Jadi pengurusan itu merupakan suatu prosesuntuk mewujudkan tujuan yang dimahui. Bahkan ada yang memiliki memilikihujah berbeza yang mengatakan bahawa pengurusan ialah semua usaha untukmenggerakkan sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Olehkerananya, pengurusan berusaha untuk mewujudkan tujuan yang ditentukansebelumnya, sehingga kegiatan-kegiatan dalam organisasi harus diarahkanoleh pimpinan untuk mewujudkan tujuan yang ditentukan. Ukuran berjayaatau tidaknya suatu organisasi mewujudkan tujuannya dilihat dari pencapaianapa yang menjadi sasaran dari semua kegiatan-kegiatan di dalam organisasi.

Pentingnya pengurusan ini ialah untuk melakukan pembahagian kerja,tugas dan tanggung jawab kepada tiap-tiap orang dalam organisasi. Keranadengan adanya job description maka akan terbentuklah kerjasama danhubungkait rasmi dalam suatu organisasi. Oleh itu, pekerjaan berat dan sukarakan dapat diselesaikan dengan baik dan tujuan yang diinginkan dapat dicapaidengan amat baik pula.

Seterusnya pengurusan bermakna bahawa beberapa elemen pentingiaitu :

Pertama, pengurusan ialah suatu proses kerjasama yang mengutama-kan hubungan padu.

Kedua, proses tersebut dilakukan tiap-tiap orang yang dipimpin olehseorang yang berfungsi sebagai manejer atau pemimpin.

Ketiga, kerjasama tersebut diarahkan oleh prinsip-prinsip tertentu.Dalam perkembangan selanjutnya, prinsip-prinsip tersebut telah dievaluasi,disempurnakan dan dilaksanakan semula sesuai dengan keadaan zaman.

Dimensi pengurusan terus mendapatkan tumpuan dari hari ke harikerana keinginan untuk melihat keterandalan dari prinsip-prinsip yangdigunapakai, khususnya dalam menghasilkan kinerja yang diinginkan. Dimensitersebut juga mendapatkan perhatian kerana ada hubungkait untuk melihatapakah metode dan tehnik pengurusan yang digunakan dapat diterapkandidalam skop atau persekitaran yang berbeza.

Maka untuk memperoleh maklumat dalam pemerkasaan pada bidangpengurusan yang sudah dilakukan melalui Program UEK–SP di Bandar

Page 47: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 167

Pekanbaru, penyelidik melakukan penyebaran soal selidik kepada sampelyang sudah terpilih, sampel yang memberikan tanggapan berasal dari pihakyang memperkasakan dan pihak yang diperkasakan. Oleh itu, untukmengetahui hasil tanggapan sampel dalam pemerkasaan di bidang pengurusandapat dilihat pada jadual 4.3 pada halaman berikut ini:

Jadual 4.3 Tanggapan Responden Tentang Pemerkasaan Bidang PengurusanDalam Program UEK–SP di Bandar Pekanbaru

Wilayah Kajian

Jenis Responden

Kriteria Tanggapan Jumlah Sangat Baik

Baik Kurang Baik

Tidak baik

Kecamatan Tampan

Pengerusi - 10 (25.0 %) 18 (45.0 %) 12 (30.0 %) 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 33 (41.3 %) 36 (45.0 %) 11 (13.7 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Sukajadi

Pengerusi - 8 (20.0 %) 26 (65.0 %) 6 (15.0 %) 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 35 (43.7 %) 45 (56.3 %) - 80 (100.0 %)

Kecamatan Payung Sekaki

Pengerusi 1 (2.5 %) 12 (30.0 %) 27 (67.5 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 37 (46.3 %) 43 (53.7 %) - 80 (100.0 %)

Kecamatan Senapalan

Pengerusi - 14 (35.0 %) 26 (65.0 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 27 (33.7 %) 40 (50.0 %) 13 (16.3 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Pekanbaru Kota

Pengerusi 11 (27.5

%)

20 (50.0 %) 9 (22.5 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat 5 (6.3 %) 35 (43.7 %) 38 (47.5 %) 2 (2.5 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Lima Puluh

Pengerusi 7 (17.5

%)

10 (25.0 %) 23 (57.5 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 32 (40.0 %) 35 (43.7 %) 13 (16.3 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Sail Pengerusi - 8 (20.0 %) 32 (80.0 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat 15 (18.7

%)

27 (33.7 %) 30 (37.5 %) 8 (10.0 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Tenayan Raya

Pengerusi - 25 (62.5 %) 15 (37.5 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 36 (45.0 %) 40 (50.0 %) 4 (5.0 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Bukit Raya

Pengerusi 11 (27.5

%)

24 (60.0 %) 5 (12.5 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 38 (47.5 %) 35 (43.7 %) 7 (8.7 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Marpoyan Damai

Pengerusi - 10 (25.0 %) 23 (57.5 %) 7 (17.5 %) 40 (100.0 %)

Pemanfaat 7 (8.7 %) 33 (41.3 %) 35 (43.7 %) 5 (6.3 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Rumbai

Pengerusi 7 (17.5

%)

20 (50.0 %) 13 (32.5 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 30 (37.5 %) 42 (52.5 %) 8 (10.0 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Rumbai Pesisir

Pengerusi - 22 (55.0 %) 18 (45.0 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 37 (46.3 %) 41 (51.3 %) 2 (2.5 %) 80 (100.0 %)

Page 48: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT168

Hasil penyebaran soal selidik seperti yang tertera pada jadual 4.3 makadapat dianalisis guna mengetahui hasil tanggapan sampel dalam pemerkasaandi bidang pengurusan. Apabila dilihat dari tanggapan sampel yang berasaldari pengerusi dan pemanfaat yang ada di seluruh wilayah kajian pada BandarPekanbaru, umumnya memberikan jawapan yang kurang baik denganperatusan sebesar 48.3 %. Hal ini menjelaskan bahawa sampel terpilih menilaipemerkasaan bidang pengurusan memang masih kurang baik dijalankan olehpengerusi Program UEK–SP di Bandar Pekanbaru. Jawapan ini tidak hanyadiberikan oleh para pemanfaat Program UEK–SP sahaja, tetapi juga olehpara pengerusi Program UEK–SP itu sendiri.

Perkara ini menerangkan bahawa pemerkasaan di bidang pengurusanmemang belum dilakukan oleh pengerusi Program UEK–SP kepada tiap-tiap calon pemanfaat Program UEK–SP. Impak dari kurangnya pemerkasaandalam bidang pengurusan yang diberikan oleh pengerusi Program UEK–SPmembuat para masyarakat miskin atau pemanfaat Program UEK–SP belummemiliki rancangan, pengurusan, pengawalan terhadap usaha yangdiuruskanya. Padahal dengan adanya pemerkasaan di bidang pengurusanyang diharapkan memberikan maklumat kepada pemanfaat Program UEK–SP untuk mengetahui keadaan dan peluang usaha yang sedang dilakukanoleh masyarakat miskin atau pemanfaat itu sendiri. Sehingga dengan adanyapengetahuan akan membuat masyarakat miskin atau pemanfaat ProgramUEK–SP berfikir meneruskan usaha yang sedia ada.

Fakta pemerkasaan pada bidang pengurusan yang belum dilaksanakanoleh pengerusi Program UEK–SP, berpunca tidak tercantumnya perkaratersebut dalam pelaksanaan program yang dirancang oleh pemerintah BandarPekanbaru. Sehingga pengerusi hanya melaksanakan bersesuaian denganpetunjuk kemahiran pelaksanaan program yang sudah dipastikan sahaja.Akibatnya banyak inovasi program yang boleh dilakukan oleh pengerusiProgram UEK–SP tidak dapat dilakukan. Kerana para pengerusi ProgramUEK–SP hanya berteraskan kepada pemeriksaan yang sudah dilakukan,dalam upaya memberikan persetujuan dan kelayakan calon pemanfaatProgram UEK–SP. Padahal standar pemeriksaan yang dilakukan boleh sahajabersifat subjektif kepada para calon pemanfaat Program UEK–SP.

Perkara subjektifiti ini wujud kerana faktor adanya hubungan dekatdengan calon pemanfaat, faktor satu kawasan dengan calon pemanfaat, faktor

Page 49: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 169

negosiasi atau bagi hasil dengan calon pemanfaat dan faktor kepatutan usahadari calon pemanfaat. Akibat dari sifat subjektif dalam penilaian pemeriksaanyang disebabkan oleh beberapa faktor boleh sahaja membuat penilaian yangsifatnya objektif menjadi abstrak. Keadaan ini juga sudah menjadi isu yang kurangsedap dalam proses pelaksanaan Program UEK–SP di Bandar Pekambaru.

Penganalisisan sifat subjektif dari beberapa faktor dalam prosespemeriksaan, antaranya:

Pertama, faktor hubungan dekat dengan calon pemanfaat, fakta inimenjelaskan bahawa pengerusi yang bertugas sebagai tim pemeriksa dariProgram UEK–SP ternyata mengenali dengan calon pemanfaat ProgramUEK–SP. Perkara ini wujud boleh jadi kerana memiliki hubungan per-saudaraan atau hubungan pertemanan dengan calon pemanfaat ProgramUEK–SP. Impaknya membuat kegiatan pemeriksaan yang dilakukan olehpihak pengerusi Program UEK–SP menjadi tidak objektif. Kerana biasanyaakan muncul keinginan pengerusi atau tim pemeriksa untuk membantu calonpemanfaat Program UEK–SP terbabit. Keadaan inilah yang akhirnyamempengaruhi keputusan objektif dalam proses pemilihan kepatutan usahayang dijalankan oleh pihak pengerusi Program UEK–SP.

Kedua, faktor satu kawasan dengan calon pemanfaat Program UEK–SP dapat sahaja mempengaruhi keputusan pengerusi Program UEK–SP.Realiti ini terjadi kerana hampir 50 peratus masyarakat di Bandar Pekanbarudiduduki oleh etnik Minang asal Sumatera Barat, 15 peratus masyarakatetnik Batak yang berasal dari Sumatera Utara, 15 peratus masyarakat etnikJawa yang berasal dari Pulau Jawa dan Jawa Sumatera, 10 peratusmasyarakat etnik Melayu asal Riau dan 10 peratus masyarakat lain darietnik Bugis, etnik Banjar dan etnik-etnik di Wilayah Indonesia Timur. Akibatdari majoriti etnik Minang yang berada di Bandar Pekanbaru membuatpengerusi Program UEK–SP mencecah angka 80 peratus berasal dari etniktersebut. Keadaan ini juga dapat memberikan impak terhadap prosespemeriksaan kelayakan usaha yang telah diajukan oleh masyarakat miskinatau calon pemanfaat yang berada di Bandar Pekanbaru. Sebab realiti yangterjadi pemanfaat Program UEK–SP di Bandar Pekanbaru 85 peratusberasal dari etnik Minang. Oleh itu, faktor satu asal daerah boleh mempe-ngaruhi keputusan kelayakan usaha yang dimiliki oleh masyarakat miskinsebagai calon pemanfaat Program UEK–SP.

Page 50: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT170

Ketiga, faktor negosiasi atau berbahagi pulangan dengan calonpemanfaat Program UEK–SP. Perkara ini wujud apabila pihak pengerusidan calon pemanfaat melakukan rundingan terhadap hasil kepatutan usahayang diperiksa. Dimana pihak pengerusi akan menyetujui kepatutan usahayang dimiliki oleh masyarakat miskin atau calon pemanfaat Program UEK–SP apabila ada pembahagian pulangan penerimaan kewangan usaha yangdilakukan. Dari fakta di lapangan yang ditemukan umumnya proses rundinganyang terjadi sebagai hubungan timbal balik dari kesepakatan yang dilakukanbiasanya bagi hasil penerimaan kewangan usaha yang diterima olehmasyarakat miskin atau calon pemanfaat Program UEK–SP. Dimanapulangan yang dibahagi dilakukan umumnya mencecah 20 – 25 peratus untuktim pemeriksa dan 75 – 80 peratus untuk calon pemanfaat Program UEK–SP. Realiti ini tentunya sahaja sangat menyukarkan para pemanfaat untukdapat menggunakan kewangan usaha yang dimiliki secara maksimal. Sehinggawajar sahaja masyarakat miskin atau para pemanfaat Program UEK–SPterbabit berfikir praktikal untuk menggunakan kewangan usaha yang dimilikiuntuk memenuhi keperluan primer dan sekundernya yang paling mendesak.Kerana kewangan usaha yang dimilikinya sudah tidak lagi sepenuhnya dapatdimanfaatkan dalam memberikan sokongan usaha yang dijalankan olehmasyarakat miskin terbabit.

Keempat, faktor kepatutan usaha yang dimiliki oleh calon pemanfaatProgram UEK–SP. Dimana faktor ini memang berasaskan pemeriksaan yangobjektif sehingga memutuskan masyarakat miskin tersebut patut untukmenjadi penerima dan pemanfaat Program UEK–SP. Namun realitinya faktorini memang masih sedikit ditemukan, kerana logiknya kurang sekali adamasyarakat miskin yang memiliki usaha dalam kehidupannya. Sebab amnyamasyarakat miskin itu pekerjaannya tidak pasti. Secara relatifnya dari segiperolehan kewangan juga tidak pasti, oleh itu, hasil kajian ini akhirnyamenemukan bahawa masyarakat miskin di Bandar Pekanbaru termasukdalam miskin terselebung atau miskin budaya. Dimana secara lahiriahmasyarakat tersebut tidak miskin, tetapi kerana sudah terbiasa dan terbudayahidup miskin akhirnya masyarakat tersebut memilih untuk hidup miskin.

Selain itu juga kurang mampunya pihak pengerusi Program UEK–SPuntuk melakukan pemerkasaan di bidang pengurusan kerana rendahnyapolitical will atau kemahuan dari pihak pengerusi Program UEK–SP. Padahal

Page 51: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 171

kewangan yang disediakan dalam proses pelaksanaan Program UEK–SPuntuk masing-masing kawasan cukup besar sekitar 250 juta rupiah sehingga750 juta rupiah. Dimana melalui penyediaan kewangan ini pihak pengerusiboleh mengusulkan melakukan pemerkasaan pengurusan dan kemahirandalam tahap awal pelaksanaan pemerkasaan masyarakat miskin. Alasanpentingnya pemerkasaan pengurusan dan kemahiran yang diberikan kepadamasyarakat sebagai pelaburan awal dalam perancangan kegiatankewirausahaan yang dilaksanakan oleh masyarakat. Kerana impak positifdari adanya pemerkasaan di bidang pengurusan dan kemahiran kepada calonpemanfaat ialah sebagai kemahiran pengetahuan awal bagi masyarakat dalammenjalankan wirausaha.

Sehingga kewirausahaan yang dilakukan dapat terancang, terurus danterkawal dengan baik. Perkara pengetahuan ini, akan memberikan tambahankemampuan dan merubah pola fikir masyarakat dalam melaksanakanusahanya. Kerana dalam proses pemerkasaan di bidang pengurusan, pihakpengerusi akan memberikan pengetahuan baru bagaimana berwirausaha yangbaik, dari tahap perancangan, pengorganisasian, pelaksanaan danpengawalan. Upaya memperdalam hasil kajian tentang pemerkasaanmasyarakat dalam Program UEK–SP dari pembahasan bidang pengurusan,penyelidik melakukan temu bual dengan informan yang sudah ditetapkan.Informan yang dipilih berdasarkan keperluan penyelidik untuk memperolahdata dan maklumat yang diperlukan dalam mencari maklumat tentangpemerkasaan di bidang pengurusan dalam Program UEK–SP.

Sehingga dengan adanya maklumat yang diberikan oleh informan,diharapkan dapat menjadi croos cek terhadap data yang sudah diperolehmelalui hasil penyebaran soal selidik kepada sampel yang sudah terpilih.Oleh itu, berikut akan disajikan hasil temu bual dari beberapa informan tentangpemerkasaan di bidang pengurusan dalam Program UEK–SP, iaitu:

“Pemahaman masyarakat miskin atau calon pemanfaat akan pengurusanwirausaha sangatlah rendah, sehingga memberikan impak terhadappengembangan wirausaha yang dijalankan oleh masyarakat. Ditambahlagi dengan tidak adanya pemerkasaan pengurusan dalam ProgramUEK–SP membuat banyak implementasi program ini tidak memberikanperkembangan usaha yang signifikan”. (Petikan temu bual dengan KetuaLPM).

Page 52: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT172

Hasil temu bual ini mendedahkan bahawa pengetahuan masyarakatmiskin sebagai pemanfaat Program UEK–SP di Bandar Pekanbaru memilikipengetahuan pengurusan usaha yang rendah. Realiti ini terlihat dari kurangmampunya masyarakat melakukan pengurusan usaha yang didapat dariProgram UEK–SP, sehingga usaha yang dijalankan tidak dapat berjaya.

Selain itu, rendahnya pemahaman akan pengurusan usaha olehpemanfaat Program UEK–SP membuat usaha yang dijalankan tidak berjayadengan baik, bahkan bangkrap. Perkara ini tentu semangkin membuatmasyarakat pemanfaat tertekan di dalam kehidupannya, kerana harusmemenuhi keperluan hidupnya dan menjelaskan semula kewangan usahayang sudah dipinjam dari Program UEK–SP.

Realiti inilah yang membuat pelaksanaan Program UEK– P di beberapakawasan di Bandar Pekanbaru mengalami kegagalan. Hanya beberapawilayah sahaja yang memiliki tingkat pemilihan yang sangat tinggi bagi calonpemanfaat yang boleh mencapai kejayaan pelaksanaan Program UEK–SP.Misalnya sahaja pengerusi Program UEK–SP di Kelurahan Maharatu yangmerupakan pelaksana Program UEK–SP paling berjaya di BandarPekanbaru.

Hanya calon pemanfaat yang benar-benar memiliki syarat yang sesuaiyang benar-benar menerima bantuan kewangan usaha. Tetapi bagimasyarakat calon pemanfaat yang tidak memenuhi persyaratan diwajibkanuntuk memenuhinya terlebih dahulu baru melakukan permohonan peminjaman.Keadaan ini tentu membuat calon pemanfaat Program UEK–SP dapat terpilihdengan baik.

Selain itu, juga pengerusi Program UEK–SP di Kelurahan Maharatumembuat strategi baru dengan memberikan pelatihan kepada setiap paracalon pemanfaat atau pemanfaat dalam upaya mengelola kewangan usahadalam rang memajukan usaha. Dimana melalui pelatihan yang dilakukan pihakpemanfaat akan mendapat pemahaman yang asas tentang kewirausahaandan pengurusan usaha. Sehingga pemahaman yang dimiliki boleh dimanfaatkanuntuk melakukan pengurusan usaha yang dikembangkan oleh pemanfaat.

“Tidak diselenggarakannya pemerkasaan di bidang pengurusan olehpihak pengerusi Program UEK–SP memang kerana tidak adanyaamanah petunjuk teknis pelaksanaan program tersebut. Sehingga pihakpengerusi tidak dapat membuat pelaksanaan pemerkasaan di bidang

Page 53: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 173

pengurusan tanpa adanya amanah aturan yang jelas. Sebab hal ini akanmelanggar aturan yang berjalan dan berimplikasi kepada laporanpertanggungjawaban implementasi program”. (Petikan temu bual denganKetua Program UEK –SP).

Hasil temu bual ini mendedahkan bahawa tidak laksanakanyapemerkasaan pada bidang pengurusan kerana memang tidak ada peraturanyang dirancang oleh pihak Pemerintah Bandar Pekanbaru dalam kegiatanterbabit. Tidak ada undang-undang yang mengatur membuat pihak pengerusitidak memiliki keberanian dalam melakukan melaksanakan pemerkasaan dibidang pengurusan kepada para calon pemanfaat dan pemanfaat ProgramUEK–SP. Fakta ini membuat para pemanfaat mengelola usahanya hanyaberasaskan pengalaman yang dimilikinya sahaja. Oleh yang demikian itu,wajar sahaja apabila masih banyak para pemanfaat Program UEK–SP yangmengalami kesukaran dalam memajukan usaha mereka.

Pihak pengerusi Program UEK–SP harus dapat memberikanpandangan kepada Pemerintah Bandar Pekanbaru untuk merubah petunjukkemahiran/pelaksanaan Program UEK–SP supaya memberikan peluanguntuk melakukan pelatihan pada bidang pengurusan usaha.

Dengan adanya peluang ini pihak pengerusi Program UEK–SP bolehmemanfaatkan kos operasional untuk menambahkan pengetahuan kepadacalon pemanfaat dan pemanfaat dalam bidang pengurusan usaha. Selain itu,juga pihak pengerusi boleh bekerjasama dengan LSM, NGO atau LembagaPengabdian Masyarakat pada peringkat universiti tempatan dalam upayamemberikan pelatihan kepada calon pemanfaat dan pemanfaat ProgramUEK–SP.

Kerjasama yang dilakukan ini diharapkan boleh menjadi solusi keatasketidakmampuan pengerusi dalam melakukan pemerkasaan di bidangpengurusan. Sebab kerjasama yang dikembangkan boleh sahaja mengurangikos pengerusi dalam melakukan pemerkasaan di bidang pengurusan. Keranabeberapa LSM atau NGO memang memanfaatkan kegiatan institusinya untukmemberikan pemahaman kepada masyarakat. Begitu juga dengan LembagaPengabdian Masyarakat Perguruan Tinggi yang telah menyediakan bajet bagipengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan pelatihan, baik bajet dariuniversiti sendiri mahupun dari Kementrian Pendidikan Tinggi.

Page 54: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT174

“Seharusnya masyarakat miskin calon pemanfaat sudah memilikikemampuan pengurusan secara mendasar, baik yang diperoleh dariperingkat pendidikan ataupun pengalaman. Sebab kemampuanpengurusan yang dimiliki akan menjadi dasar utama dari kemampuancalon pemanfaat untuk boleh memanfaat kewangan usaha yangdiberikan. Kerana apabila tidak memiliki kemampuan pengurusan, makakewangan usaha yang diberikan akan digunakan untuk kepentinganyang tidak untuk mengembangkan usaha”. (Petikan temu bual denganPengawas Program UEK–SP).

Hasil temu bual ini mendedahkan bahawa rendahnya kemampuanpengurusan usaha yang dimiliki oleh para calon pemanfaat dan pemanfaatProgram UEK–SP. Dimana hal ini dibuktikan dari banyaknya pemanfaatProgram UEK–SP yang tidak dapat melakukan pengurusan usaha yangdimilikinya, sehingga masih banyak usaha yang dijalankan oleh masyarakattidak berjaya. Keadaan ini tentunya membuat kewangan usaha yang diberikantidak dapat memberikan kemanfaatan kepada masyarakat dalammengembangkan usaha.

Padahal setidaknya para calon pemanfaat dan pemanfaat sudah memilikipemahaman pengurusan usaha, baik dari pengalaman ataupun pendidikanyang pernah dilakukan. Dengan pengalaman atau pendidikan yang dimiliki,setiap pemanfaat Program UEK–SP boleh memanfaatkan kewangan usahayang diberikan dengan maksimal dalam memajukan usaha mereka. Tetapifaktanya banyak pemanfaat yang tidak memiliki pengalaman dalamberwirausaha dan pengurusan usaha. Sebab hampir majoriti pemanfaatProgram UEK–SP merupakan usahawan baru, kerana mendengar adanyabantuan kewangan usaha dari Program UEK–SP.

Karakteristik pemanfaat seperti ini mencecah hampir 50 peratus yangmenjadi pemanfaat Program UEK–SP di Bandar Pekanbaru, sehingga wajarsahaja apabila pemanfaat Program UEK–SP seperti ini banyak yang tidakberjaya. Impak lainnya ialah ketidakmampuan pemanfaat tersebut dalammengembalikan semula pinjaman kewangan usaha. Kemudian karakteristikpemanfaat lainnya ialah masyarakat miskin yang berwirausaha tanpa memilikikewangan yang cukup, begitu menerima bantuan kewangan usaha ada yangmemanfaatkannya untuk mengembangkan usaha tetapi ada juga yangmemanfaatkannya untuk memenuhi keperluannya yang lain.

Page 55: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 175

Pemanfaat dengan karakteristik seperti ini mencecah 35 peratus dariseluruh peserta Program UEK–SP di Bandar Pekanbaru. Selanjutnyakarakteristik pemanfaat lainnya yang 15 % digolongkan kepada masyarakatyang sudah berwirausaha dalam skala kecil dan menengah. Sehinggapemanfaatan kewangan usaha yang diperolehnya dapat dilakukan denganmaksimal dalam mengembangkan usaha yang dimilikinya.

“Ketiadaan pengetahuan pengurusan usaha dari para pemanfaatmembuat pencapaian pengembangan usaha yang dijalankan olehmasyarakat sukar untuk terwujud. Kerana masyarakat pemanfaatmenggunakan kewangan usaha yang dimiliki dengan perhitungan yangkurang baik. Akibatnya masih banyak jenis usaha yang dilakukanmasyarakat tidak berjaya dan bahkan bangkrap”. (Petikan temu bualdengan Pendamping Program UEK–SP).

Hasil temu bual ini mendedahkan bahawa rendahnya pengetahuanpengurusan usaha yang dimiliki pemanfaat Program UEK–SP membuatpencapaian hasil pengembangan usaha sukar untuk diwujudkan. Sehinggamasih banyak usaha yang dijalankan oleh pemanfaat Program UEK–SPbelum dapat memajukan usaha yang diinginkan oleh pihak pengerusi ProgramUEK–SP.

Fakta ini hampir ditemui diseluruh kawasan pelaksanaan ProgramUEK–SP di Bandar Pekanbaru. Akibatnya masih banyak jenis usahamasyarakat tidak berjaya. Kerana masyarakat pemanfaat Program UEK–SP belum mampu menguruskan usaha yang dilakukannya. Realiti ini tentunyaharus dapat menjadi pengajaran bagi pihak pengerusi Program UEK–SPuntuk boleh membuat strategi-strategi baru untuk mengatasi permasalahanrendahnya pengetahuan pengurusan usaha yang dijalankan oleh parapemanfaat Program UEK–SP. Apabila terus dipaksakan untuk memberikanbantuan kewangan usaha kepada para masyarakat yang kurang paham akanpengurusan usaha, tentunya akan memperoleh hasil pencapaian yang samadalam setiap pelaksanaannya.

Salah satu solusi yang boleh dilakukan oleh pengerusi Program UEK–SP ialah dengan bekerjasama dengan LSM / NGO atau pihak universititempatan untuk melaksanakan pelatihan kepada pemanfaat Program UEK–SP tentang pengurusan usaha. Sehingga melalui kerjasama yang wujud, para

Page 56: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT176

pemanfaat Program UEK–SP boleh memperoleh pengetahuan asas tentangkewirausahaan dan pengurusan usaha. Harapan lainnya dengan adanyatambahan pengetahuan itu membuat pemanfaat Program UEK–SP bolehmelakukan pengurusan usahanya dengan baik.

“Keperluan akan pemahaman pengurusan usaha memang sangat kamiperlukan, kerana pemahaman ini boleh menjadi asas bagi kami untukmelakukan pengurusan usaha yang sudah dibantu kewangannya. Namunkurangnya keinginan pengerusi dalam memberikan pemahamanpengurusan usaha juga menjadi hambatan bagi kami dalam mengem-bangkan usaha yang dijalankan. Akhirnya usaha yang kami jalankankurang berjaya seperti yang kami mampu sahaja”. (Petikan temu bualdengan Pemanfaat Program UEK–SP).

Hasil temu bual ini mendedahkan bahawa pemahaman pengurusan usahayang dijalankan oleh masyarakat masih sangat rendah, oleh itu, masyarakatpemanfaat Program UEK–SP memerlukan adanya tambahan pengetahuanakan pengurusan usaha dari pihak pengerusi Program UEK–SP. Denganadanya tambahan pengetahuan yang dilakukan dapat memberikanpencerahan kepada masyarakat bagaimana melaksanakan pengurusan usahayang benar.

Fakta ini menjadi harapan bagi setiap pemanfaat Program UEK–SPdalam upaya menjalankan usahanya. Sebenarnya setiap pemanfaat ProgramUEK–SP sudah memiliki kemahuan dan keinginan untuk menjalankanusahanya dengan baik, namun kurangnya arahan dari pihak pengerusiProgram UEK–SP membuat masyarakat pemanfaat Program UEK–SP harusberjalan dengan sendiri dalam memajukan usahanya.

Perkara ini tentu sahaja membuat pihak pemanfaat Program UEK–SPmengikut kepada pengalaman sahaja. Dengan berpandu kepada pengalamansahaja, pemanfaat Program UEK–SP banyak yang kurang berjaya dalammengembangkan usahanya itu. Oleh itu, pemanfaat Program UEK–SP sangatmengharapkan bantuan arahan dari pihak pengerusi Program UEK–SPterutama dalam memaksimalkan peluang usaha dan merancang pengurusanusaha yang baik. Usaha yang dijalankan oleh masyarakat pemanfaat ProgramUEK–SP supaya dapat berjaya dan memberikan peningkatan perolehankewangan maksimal bagi keluarganya.

Page 57: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 177

Untuk itu, masih sangat diperlukan perhatian yang tinggi dari pihakpengerusi untuk memberikan penyeliaan dan pengawalan secara berterusankeatas pelaksanaan Program UEK–SP yang dijalankan oleh masyarakatpemanfaat. Dengan demikian, Program UEK–SP dengan bantuan kewanganusaha dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dan mengembangkandan memajukan usahanya.

4.3.4 Pemerkasaan Masyarakat Miskin dalam Program UEK-SP

Pemerkasaan mengandung makna adanya suatu usaha untukmenjadikan sesuatu dari keadaan yang tidak perkasa, tidak bertenaga, tidakberkekuatan menjadi keadaan yang perkasa, bertenaga, atau kuat.Pemerkasaan lebih bersifat kontekstual sosiologis, ertinya bagaimana manusiadapat mempertahankan hidup (survival), tidak hanya dari segi fizikal sepertipada masa awal perkembangan manusia, tetapi lebih dari itu pemerkasaanberhubungkait dengan penglibatan, akses dan kemampuan untukmengaktualisasikan diri dalam banyak perkara, seperti pengetahuan (ilmu),ekonomi, politik, hukum dan pelbagai segi kehidupan manusia.

Pemerkasaan masyarakat ialah kemampuan individu yang bersenyawadengan unsur-unsur yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan sertamembangun keperkasaan masyarakat terbabit. Secara konsepnya, ada 5(lima) prinsip asas dari konsep pemerkasaan masyarakat.

Pertama, untuk mempertahankan eksistensinya, pemerkasaanmasyarakat memerlukan break – event dalam setiap kegiatan yang diuruskan.Namun, berbeza dari organisasi bisnis, kendati pemungutan fee telah menjadipertimbangan dalam pemerkasaan masyarakat, tetapi keuntungan yangdiperoleh dapat disumbangkan semula kepada masyarakat dalam bentukprogram atau kegiatan pembangunan lainnya.

Kedua, konsep pemerkasaan masyarakat selalu melibatkan masyarakatbaik dalam perancangan mahupun pelaksanaan yang dilakukan.

Ketiga, dalam melaksanakan program pemerkasaan masyarakat,antara kegiatan pelatihan dan pembangunan fizikal (termasuk didalamnyakegiatan pengembangan usaha), merupakan satu kesatuan yang tidakterpisahkan.

Page 58: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT178

Keempat, dalam pelaksanaan konsep pemerkasaan harus dapatmemaksimalkan sumber daya (resources), khususnya dalam hal kewangan,baik yang berasal dari pemerintah, swasta, mahupun sumber-sumber lainnya,seperti bantuan dan sponsor pembangunan sosial.

Kelima, kegiatan pemerkasaan masyarakat harus lebih memfungsikandiri sebagai pemangkin yang menghubungkan antara kepentingan pemerintahyang bersifat makro, dan kepentingan masyarakat yang bersifat mikro.

Penilaian suatu organisasi berasaskan sejumlah indikator yangmemberikan sumbangan terhadap pemerkasaan. Indikator-indikator tersebutialah reputasi, tujuan pengurusan, pengurusan pemerkasaan, atmosfir,kepemimpinan, kepecayaan, kerjasama timi, pengambilan dan pengendaliankeputusan, komunikasi, kepuasan masyarakat, struktur dan prosedur, tujuanorganisasi. Maka untuk memperoleh maklumat dalam pemerkasaanmasyarakat melalui Program UEK–SP, penyelidik melakukan penyebaransoal selidik kepada responden yang sudah terpilih. Responden yangmemberikan tanggapan berasal dari pihak yang memperkasakan dan pihakyang diperkasakan. Oleh itu, untuk mengetahui hasil tanggapan respondenterhadap pemerkasaan masyarakat melalui Program UEK–SP dapat dilihatpada jadual 4.4 berikut ini:

Page 59: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 179

Jadual 4.4 Tanggapan Responden Tentang Pemerkasaan Masyarakat dalamProgram UEK – SP di Bandar Pekanbaru

Hasil penyebaran soal selidik seperti yang tertera pada jadual 4.4 dapatdianalisis untuk mengetahui hasil tanggapan responden terhadap pemerkasaanmasyarakat dalam Program UEK–SP. Dimana proses pemberian tanggapandilakukan berasaskan indikator-indikator pemerkasaan masyarakat. Apabiladilihat dari pelaksanaan reputasi dapat didedahkan bahawa reputasi yangdimiliki oleh pengerusi Program UEK–SP di Bandar Pekanbaru masih kurangbaik.

Ertinya pelaksana program pemerkasaan masyarakat miskin dalamProgram UEK–SP masih belum dapat memberikan perkhidmatan yang

Indikator Jenis

Responden Kriteria Tanggapan Jumlah

Sangat Baik

Baik Kurang Baik

Tidak baik

Reputasi Pengerusi - 8 (20.0 %) 26 (65.0 %) 6 (15.0 %) 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 33 (41.3 %) 36 (45.0 %) 11 (13.7 %) 80 (100.0 %)

Fokus

pengurusan

Pengerusi - 14 (35.0 %) 26 (65.0 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 35 (43.7 %) 45 (56.3 %) - 80 (100.0 %)

Pengurusan

pemerkasaan

Pengerusi - 10 (25.0 %) 18 (45.0 %) 12 (30.0 %) 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 27 (33.7 %) 40 (50.0 %) 13 (16.3 %) 80 (100.0 %)

Atmosfir Pengerusi 11 (27.5 %) 20 (50.0 %) 9 (22.5 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat 5 (6.3 %) 38 (47.5 %) 35 (43.7 %) 2 (2.5 %) 80 (100.0 %)

Kepemimpinan Pengerusi - 25 (62.5 %) 15 (37.5 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 35 (43.7 %) 32 (40.0 %) 13 (16.3 %) 80 (100.0 %)

Kepercayaan Pengerusi 7 (17.5 %) 20 (50.0 %) 13 (32.5 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat 15 (18.7 %) 27 (33.7 %) 30 (37.5 %) 8 (10.0 %) 80 (100.0 %)

Team work Pengerusi - 22 (55.0 %) 18 (45.0 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 36 (45.0 %) 40 (50.0 %) 4 (5.0 %) 80 (100.0 %)

Pengambilan keputusan

Pengerusi - 15 (37.5 %) 25 (62.5 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 36 (45.0 %) 40 (50.0 %) 4 (5.0 %) 80 (100.0 %)

Komunikasi Pengerusi 11 (27.5 %) 5 (12.5 %) 24 (60.0 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 35 (43.7 %) 38 (47.5 %) 7 (8.7 %) 80 (100.0 %)

Kepuasan masyarakat

Pengerusi - 10 (25.0 %) 23 (57.5 %) 7 (17.5 %) 40 (100.0 %)

Pemanfaat 7 (8.7 %) 33 (41.3 %) 35 (43.7 %) 5 (6.3 %) 80 (100.0 %)

Struktur dan

prosedur

Pengerusi 7 (17.5 %) 20 (50.0 %) 13 (32.5 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 42 (52.5 %) 30 (37.5 %) 8 (10.0 %) 80 (100.0 %)

Tujuan

organisasi

Pengerusi - 22 (55.0 %) 18 (45.0 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 41 (51.3 %) 37 (46.3 %) 2 (2.5 %) 80 (100.0 %)

Page 60: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT180

maksimal kepada masyarakat. Dengan adanya perkhidmatan yang masihbelum baik, akan mengurangkan minat daripada masyarakat lainnya untukdapat mengikuti program pemerkasaan masyarakat. Impak perkhidmatanyang belum menyenangkan bagi masyarakat memberikan hasil yang kurangpenting dalam proses pengembalian semula kewangan yang telah dipinjamkankepada masyarakat miskin, dengan tingkat pengembalian lebih kurang 65peratus.

Fakta ini menunjukkan bahawa pengerusi belum mampu memberikanarahan, penyeliaan dan tekanan kepada masyarakat miskin yang melakukanpeminjaman untuk dapat dengan segera menjelaskan semula pinjaman sesuaidengan masa yang telah ditetapkan. Rendahnya upaya yang dijalankan inimembuat Program UEK–SP yang memberikan bantuan kewangan usahakepada masyarakat miskin sukar untuk dipinjamkan kembali kepada yanglain.

Padahal masih banyak sekali masyarakat miskin yang belum men-dapatkan peluang untuk memanfaatkan bantuan kewangan sosial yangdisediakan melalui Program UEK–SP. Sebab dengan adanya kelancaranmasyarakat miskin atau pemanfaat dalam mengembalikan kewangan yangdipinjamkan akan semakin memberikan peluang kepada masyarakat miskinlainnya untuk dapat memanfaatkan program pemerkasaan. Namun sebaliknyaapabila proses pengembalian tidak dilakukan sesuai dengan masa yang telahditentukan, maka peluang masyarakat miskin lainnya juga akan terganggu.Oleh itu pengerusi program UEK–SP harus tegas dalam memberikanhukuman kepada masyarakat miskin yang diperkasakan sesuai denganketentuan yang berlaku pula.

Kerana hukuman yang diberikan akan memberikan kesedaran kepadamasyarakat miskin yang melakukan peminjaman. Tetapi sebaliknya apabilamasyarakat mampu mengembalikan pinjaman sesuai dengan masa yang telahditentukan, maka boleh dikutkan dalam program berhadiah sebagai bentukreward yang diberikan kepada masyarakat yang ikut serta dalam programpemerkasaan masyarakat miskin.

Kemudian melalui jadual 4.4 juga ditemukan hasil jawapan daripadaresponden akan fokus pengurusan dalam pemerkasaan masyarakat dalamProgram UEK–SP masih berjalan dengan kurang baik. Perkara ini

Page 61: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 181

mendedahkan bahawa fokus pengurusan yang dilakukan melalui perancangan,pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawalan masih kurang baik. Ertinyadalam pelaksanaan program pemerkasaan masyarakat miskin dalam ProgramUEK–SP, dimana pihak pengerusi belum mampu melakukan perancangandan pelaksanaan yang baik terutama mengenai sasaran penerima programpemerkasaan masyarakat miskin, sehingga relatifnya masih belum berjalandengan baik. Faktor penghindar utamanya ialah tidak keseluruhan kelompoksasaran yang ditetapkan memiliki persyaratan yang ditetapkan dalampelaksanaan program pemerkasaan masyarakat melalui program UEK–SP.

Salah satu halangan kelompok sasaran dalam pemerkasaan masyarakatmiskin ini ialah memiliki usaha sebagai syarat dalam meminjam kewanganusaha atau kewangan yang dipinjamkan dalam Program UEK–SP. Syaratini menjadi halangan utama bagi masyarakat miskin atau calon pemanfaatdalam mengikuti program UEK–SP yang ditetapkan oleh Pemerintah BandarPekanbaru. Sebab tidak keseluruhan masyarakat miskin yang ada memilikiusaha untuk ikut serta dalam program pemerkasaan ini, sehingga sukar untukmemenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

Selain daripada itu, terkadang ada masyarakat miskin yang sudahmemiliki usaha tetapi tidak memiliki ikat jamin sebagai persyaratan tambahandalam melakukan peminjaman. Fakta inilah yang menjadi punca terkuat darimasyarakat miskin sukar mengikuti program pemerkasaan masyarakat miskinmelului program UEK–SP. Padahal pengurusan pengerusi harus bertumpudalam memberikan sokongan kepada masyarakat miskin supaya dapatmengikuti program pemerkasaan ini dan membuat masyarakat miskinperkasa.

Apabila ditinjau dalam proses pengorganisasian yang dijalankan sudahwujud dengan cukup baik, kerana dalam keanggotaan pengerusi programUEK–SP telah membagi job description untuk masing-masing anggotapengerusi program. Sehingga dengan adanya job description tersebut,pengerusi bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya. Namun pelaksanaantumpuan pengurusan juga tidak terhindar dari halangan salah satunya ialahsumber manusia dan kewangan pelaksanaan program yang masih kecil.Perkara ini membuat pengerusi sukar untuk dapat mengagihkan programkepada seluruh sasaran yang sudah terdata dan diperiksa. Akibatnya di-perlukan masa untuk dapat mengagihkan program pemerkasaan masyarakat

Page 62: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT182

miskin kepada seluruh sasaran yang telah terdata dan ditetapkan olehpengerusi program UEK–SP.

Selanjutnya dari jadual 4.4 juga diketahui tanggapan sampel akanpengurusan pemerkasaan amnya ialah kurang baik. Perkara ini mendedahkanbahawa level pemahaman yang dimiliki oleh pengerusi program masih belumbaik, impaknya dalam proses pelaksanaan yang dilakukan masih sahajabelum memenuhi kelompok sasaran yang sudah ditetapkan. Realiti iniberpunca bahawa pengerusi memiliki latar belakang pendidikan yang berbeza-beza, oleh itu membentuk pola fikir dan fahaman yang juga berbeza pula.

Akibatnya dalam pengurusan program akan terjadi kesalapahamanantara sesama pengerusi program. Kesalahpahaman terutama wujud dalamproses pemeriksaan calon penerima program atau masyarakat miskinterutamanya dalam memastikan calon penerima program bantuan. Perkaraini selalunya menjadi punca perbedaan pandangan diantara para pengerusiprogram apabila akan melakukan pengambilan keputusan terhadap hasilpemeriksaan yang dilakukan. Ketidakselarasan yang wujud amnya dapatdiselesaikan melalui mesyuarat diantara pengerusi program UEK–SP. Apabilamesyuarat tidak boleh menemukan keputusan final, maka ketua pengerusiakan mengambil keputusan sendiri dengan menyimpulkan data dan hasilpemeriksaan yang sudah dilakukan. Selain itu juga dari jadual 4.4 juga dapatdiketahui tanggapan sampel tentang atmosfir atau persekitaran dalamandimana didedahkan bahawa persekitaran dalaman program pemerkasanterlihat bahawa suasana kerja yang kondusif sudah mulai terwujud.

Ertinya telah tercipta suasana kerja yang menyenangkan di dalamorganisasi pengerusi UEK–SP. Namun dari fakta yang ditemukan tidak setiapharinya pejabat UEK–SP datang untuk membuat perkhidmatan. Realiti inidilihat tidak mempengaruhi dalam proses pelaksanaan program pemerkasaanmasyarakat miskin yang dilakukan oleh pengerusi program. Walaupunpejabat pengerusi UEK–SP tidak ada di pejabat, tetapi apabila tiap-tiappengerusi melakukan pertemuan-pertemuan yang telah ditentukan dalamupaya terciptanya suasana yang menyenangkan diantara sesama pengerusiprogram akan tetap terwujud.

Namun sebaliknya atmosfir yang sifatnya luaran terutama kepadamasyarakat, masih belum berjalan dengan semestinya. Faktanya tidak semua

Page 63: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 183

masyarakat memiliki kepedulian akan pelaksanaan program UEK–SP, keranamereka lebih sibuk mengurusi kegiatan mereka masing-masing. Sehinggayang memiliki kepedulian akan program UEK–SP ialah masyarakat yangmemiliki penglibatan langsung akan program tersebut. Suasana inilah yangmenjadi punca program UEK–SP masih tidak diketahui secara pasti olehkeseluruhan masyarakat, yang akhirnya memunculkan pandangan bahawaprogram UEK–SP hanya diketehui oleh orang-orang tertentu sahaja.

Setelah itu dari jadual 4.4 juga ditemukan hasil tanggapan sampeltentang kepimpinan dalam program pemerkasaan masyarakat dalam programProgram UEK–SP umumnya ialah baik, hal ini mendedahkan bahawapenerapan kepimpinan yang dilakukan oleh ketua pengerusi program UEK–SP sudah dapat diikuti oleh seluruh anggotanya. Dimana seorang pimpinanmampu melindungi, mengarahkan dan membuat keputusan berasaskanmesyuarat dengan setiap anggotanya. Sehingga mengurangkan wujudnyapercanggahan diantara sesama pengerusi program UEK–SP.

Walaupun realitinya ini tidak terjadi diseluruh organisasi pengerusi UEK–SP di Bandar Pekanbaru, tetapi majoriti organisasi dapat menunjukan sistemkepimpinan yang diterima oleh anggotanya. Perkara ini terlihat dengan adanyakemampuan pimpinan dalam berkomunikasi kepada anggotanya di dalamorganisasi pengerusi UEK–SP. Sehingga pelaksanaan program pemerkasaanmasyarakat dalam Program UEK–SP dapat dilakukan dengan baik olehtiap-tiap anggotanya.

Kemampuan yang ditunjukkan ini tidak terlepas dari kecerdasan danpengalaman seorang ketua pengerusi Program UEK–SP yang cukup baik.Sehingga dengan adanya kemampuan terbabit, ketua pengerusi ProgramUEK–SP dapat berhubungan dan bersosialisasi dengan baik kepada masing-masing anggotanya. Walaupun ada perbezaan pandangan dalam prosespengambilan keputusan, itu perkara yang biasa dalam kehidupan ber-organisasi. Kerana perbezaaan pendapat dalam pelaksanaan kepimpinanmembuktikan bahawa organisasi tersebut berjalan dengan dinamik, akibatdari adanya kepelbagaian dalam pandangan untuk menjalankan pemerkasaanmasyarakat dalam Program UEK–SP.

Kemudian dari jadual 4.4 juga diketahui bahawa tanggapan sampeltentang kepercayaan pada amnya ialah baik. Perkara ini membawa makna

Page 64: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT184

bahawa tingkat kepercayaan dan keterbukaan pengerusi program pemer-kasaan masyarakat miskin sudah berjalan dengan baik. Ertinya pihakpengerusi program UEK–SP sudah berusaha untuk sangat telus terhadapmaklumat tentang pelaksanaan program UEK–SP, sesiapa sahaja masyarakatyang memiliki persyaratan yang sesuai dengan ketentuan program UEK–SPdapat memperoleh bantuan daripada program terbabit.

Fakta ini memang dikedepankan oleh seluruh pengerusi UEK–SP yangada di Bandar Pekanbaru, supaya program yang ditujukan untukpemerkasaan masyarakat miskin dapat terlaksana. Namun maklumat yangpenyelidik terima dari masyarakat miskin atau calon pemanfaat ProgramUEK–SP bahawa bentuk ketidakpercayaan wujud dari maklumat keataspersyaratan yang sukar untuk diwujudkan oleh masyarakat miskin. Salahsatunya ialah adanya persyaratan yang mendedahkan bahawa masyarakatmiskin yang boleh menerima program UEK–SP ialah masyarakat miskinyang telah memiliki usaha.

Persyaratan inilah yang membuat masyarakat miskin secara amnyamenemui kesukaran mengikuti program UEK–SP yang diberikan dalam rangpemerkasaan masyarakat miskin. Oleh itu, perubahan keatas persyaratanperlu dilakukan oleh Pemerintah Bandar Pekanbaru supaya penerima programUEK–SP benar-benar masyarakat miskin yang akan diperkasakan.

Selanjutnya dari jadual 4.4 juga ditemukan tanggapan sampel tentangteamwork pada umumnya ialah baik, perkara ini membawa makna bahawakerjasama yang dilakukan antara sesama pengerusi program UEK–SP sudahdapat berjalan dengan lancar. Ertinya setiap pengerusi dapat melakukankomunikasi yang baik, untuk mengetahui perkembangan pelaksanaanprogram UEK–SP yang sudah dilaksanakan bersama-sama. Kerana denganadanya tim kerja yang saling memberi sokongan kepada pekerjaan yangdibebankan kepada pengerusi akan berjalan dengan baik. Kesepahanantim kerja sangat diperlukan dalam pembuatan keputusan hasil pendataandan pemeriksaan keatas calon penerima program UEK–SP. Kerana dalampengambilan keputusan diperlukan pandangan yang sama terhadap calonpenerima program UEK–SP itu sendiri.

Maka dari itu kerjasama tim kerja sangat diperlukan dalam upayamewujudkan tujuan dan sasaran pelaksanaan program pemerkasaan

Page 65: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 185

masyarakat miskin. Hasil kerjasama tim yang ditunjukkan dapat memberikankeyakinan dan harapan kepada masyarakat miskin yang diperkasakan akankemanfaatan program UEK–SP yang dilaksanakan dalam usahamembanteras kemiskinan di Bandar Pekanbaru. Oleh itu, perlu semangatatau sokongan pimpinan untuk meningkatkan kemahuan semua pengerusidalam melakukan kerjasama untuk menjayakan pelaksanaan programpemerkasaan masyarakat dalam Program UEK–SP.

Selain itu juga dari jadual 4.4 ditemukan tanggapan sampel tentangpengambilan dan pengawalan keputusan yang secara relatifnya ialah kurangbaik, perkara ini membawa makna bahawa pengambilan keputusan yangdilakukan pimpinan atau ketua pengerusi ada yang diputuskan berasaskanpandangan bawahan dan ada juga yang diputuskan berasaskan pertimbanganpribadi pimpinan sahaja. Realiti ini membuktikan bahawa semua keputusanyang diambil oleh pimpinan atau ketua pengerusi dalam pelaksanaan programUEK–SP masih ada yang bersifat pribadi, dimana keputusan tersebut tidakboleh diterima semua pihak. Keadaan ini tentunya memberikan gambaranbahawa pengambilan keputusan boleh sahaja lahir dari ketua pengerusi sahajasebagai pemangku autoriti tertinggi dalam institusi. Apabila keputusan yangdiambil ketua pengerusi program salah, maka akan berimpak dalampelaksanaan program pemerkasaan masyarakat miskin.

Oleh itu, hendaknya seorang ketua pengerusi program harusmembincangkan keputusan yang akan diambil dalam pelaksanaan programpemerkasaan masyarakat miskin ini, sehingga hasil keputusan lebih mewakilidan diketahui oleh semua anggota tim pengerusi program UEK–SP.

Setelah itu, dari jadual 4.4 juga didapati tanggapan sampel tentangkomunikasi amnya ialah kurang baik, perkara ini mendedahkan bahawakomunikasi yang dilakukan dalam proses pelaksanaan pemerkasaanmasyarakat miskin dalam Program UEK–SP belum berjalan dengan baik.Padahal komunikasi merupakan langkah awal yang penting dalampelaksanaan program pemerkasaan masyarakat miskin. Tanpa ada ko-munikasi yang baik, maklumat program yang akan dijalankan tentunya sukarditerima oleh masyarakat sebagai sasaran program. Sehingga komunikasidapat dijadikan kunci penting dalam menentukan keberhasilan pelaksanaanprogram pemerkasaan masyarakat miskin.

Page 66: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT186

Melalui komunikasi masyarakat akan memperoleh sosialisasi, maklumatdan kepastian dalam pelaksanaan program pemerkasaan masyarakat miskin.Oleh yang demikian itu, pengerusi program UEK–SP harus dapat melakukankomunikasi yang baik dan benar dalam pelaksanaan program UEK–SP,supaya program tersebut dapat selaras dengan tujuan. Komunikasi jugahendaknya jangan dilakukan hanya satu hala sahaja, ertinya pihak masyarakatmiskin juga harus lebih mampu menyampaikan pandanganya kepadapengerusi program. Sehingga permasalahan dan hambatan dalam pelaksanaanprogram pemerkasaan masyarakat miskin dapat segera diselesaikan. Selainitu, komunikasi yang dikembangkan akan menjadi jembatan atau pemutusjarak antara pihak pengerusi dengan masyarakat miskin yang diperkasakan.Sebab komunikasi yang dikembangkan akan menjadi bermanfaat dalammelakukan evaluasi pelaksanaan program pemerkasaan masyarakat miskinsetiap tahunnya.

Sedangkan dari jadual 4.4 juga ditemukan hasil tanggapan sampeltentang kepuasan masyarakat dalam proses pemerkasan dalam ProgramUEK–SP secara amnya ialah masih kurang baik. Perkara ini mendedahkanbahawa masyarakat masih memiliki tingkat kepuasan yang rendah keataspelaksanaan program pemerkasaan masyarakat yang dilakukan pengerusidalam Program UEK–SP.

Realiti ini terlihat dari masih kurangnya tindak balas pengerusi dalammenghadapi pelbagai permasalahan yang diadukan oleh pemanfaat dalammelaksanakan kegiatan usahanya. Keadaan ini membuat masyarakat seringmerasa bimbang dalam menyelesaikan permasalahan usaha yang dirasakanya.Rendahnya tindak balas pengerusi, juga menjadi punca kepada kegagalanpemanfaat dalam menjalankan usaha dan memanfaatkan bantuan kewanganusaha yang sudah diberikan.

Untuk meningkatkan kepuasan masyarakat dalam program pemer-kasaan ialah dengan mampu memberikan perkhidmatan yang tinggi melaluitindak balas yang cepat daripada pengerusi terhadap permasalahan yangdihadapi oleh masyarakat pemanfaat Program UEK–SP. Oleh itu, semuapengerusi Program UEK–SP harus berusaha untuk meningkatkanperkhidmatannya pada pemerkasaan masyarakat miskin dalam Program UEK–SP.

Page 67: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 187

Pelaksanaan program UEK–SP yang bermula dari tahap pengusulanproposal pinjaman, tahap pengagihan dan tahap pengembalian dapatdilakukan dengan baik. Kerana dengan perkhidmatan yang baik akanmembuat masyarakat merasa selesa dalam menjalankan pengurusan programUEK–SP. Oleh itu, pengerusi program UEK–SP harus berusaha dengankemampuan yang dimiliki organisasi untuk dapat memberikan perkhidmatanyang terbaik.

Seterusnya dari jadual 4.4 juga ditemukan tanggapan sampel tentangstruktur dan prosedur dalam pelaksanaan pemerkasaan masyarakat melaluiProgram UEK–SP amnya ialah baik. Perkara ini mendedahkan bahawapembentukan struktur kerja yang dilaksanakan oleh pengerusi programUEK–SP sudah berlaku dengan baik. Ertinya semua unit kerja yang terdapatdi dalam struktur tersebut dapat bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinyamasing-masing.

Sebab setiap unit kerja sudah dibagi dengan jelas apa tugas dan fungsinyadalam melaksanakan tugas organisasi. Sedangkan prosedur yang ditetapkanterhadap calon penerima program disesuaikan dengan ketentuan yangdiberlakukan oleh pemerintah. Organisasi pelaksana hanya melaksanakannyasahaja.

Dalam pelaksanaanya wujud faktor penghindar yang menjadi aduanmasyarakat calon penerima dalam mengikuti prosedur penerimaan program,ialah tentang persyaratan penerima program yang sukar untuk dipenuhi. Salahsatu persyaratan ini ialah setiap masyarakat miskin yang ingin diperkasakanharus memiliki usaha. Persyaratan ini menjadi sesuatu yang sukar bagi calonpenerima program dan membuat calon penerima kurang berminat mengikutiprogram pemerkasaan masyarakat miskin yang telah ditetapkan olehpemerintah. Selanjutnya dari jadual 4.4 juga diketahui tanggapan sampeltentang tujuan organisasi yang terealisasi dalam pelaksanaan pemerkasanmasyarakat dalam Program UEK–SP ialah baik. Perkara ini mendedahkanbahawa upaya mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan menjadi sangatpenting bagi seluruh pengerusi program UEK–SP. Kerana dengan adanyakemampuan dalam mewujudkan tujuan organisasi yang baik, maka akanmenjadi ukuran keberhasilan pelaksanaan program UEK–SP.

Sasaran yang ingin dicapai dalam perwujudan tujuan oganisasi ialah

Page 68: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT188

membanteras kemiskinan yang sampai saat ini menjadi masalah utamaIndonesia. Oleh itu, diperlukan strategi yang jitu dalam mewujudkan tujuanorganisasi merupakan langkah yang penting untuk mencapai maksud terbabit.Akan tetapi, strategi yang disusun juga harus bersesuaian dengan kekuatan,kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di dalam organisasi pengerusiProgram UEK–SP.

Adanya kemampuan menyusun SWOT yang baik dalam pemerkasaanmasyarakat melalui Program UEK–SP, pihak pengerusi dapatmemperhitungkan segala kemungkinan yang akan wujud dalam prosespelaksanaanya. Oleh itu, dalam menyusun rancangan strategik yang akandijalankan pada program pemerkasaan masyarakat miskin dalam ProgramUEK–SP harus melibatkan seluruh pengerusi. Agar proses pencapaiannyadapat disokong, dikerjakan dan diwujudkan bersama dari seluruh pengerusiyang ada dalam Program UEK–SP. Berasaskan keseluruhan pendedahan diatas dapat diketahui bahawa pelaksanaan program pemerkasaan masyarakatmiskin di Bandar Pekanbaru Provinsi Riau dalam Program UEK–SP ialahkurang baik. Ertinya setiap proses kegiatan dalam pelaksanaan programpemerkasaan masyarakat miskin dalam Program UEK–SP belum dapatdilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan aturan sedia ada.

Sehingga masih sahaja ditemukan pelaksanaan pemerkasaanmasyarakat miskin dalam Program UEK–SP yang tidak menepati sasaran,tidak dikembalikannya bantuan kewangan usaha yang dipinjamkan,kelambatan dalam proses pengembaliannya dan sebagainya. Realiti ini terjadipada semua kawasan pengerusian Program UEK–SP di Bandar Pekanbaru.Bahkan di Kelurahan Maharatu yang merupakan pengerusian Program UEK–SP yang paling berhasil juga ditemukan ada yang salah sasaran dan tertundaproses pengembaliannya. Walaupun jumlahnya secara peratusan tidak begitubesar, tetapi realiti ini membuktikan bahawa pengerusi Program UEK–SPharus lebih teliti dalam melaksanakan program pemerkasaan masyarakat.Oleh itu, pelaksanaan program pemerkasaan masyarakat miskin dalamprogram UEK–SP ini tidak lepas dari sanggahan, tetapi pelaksana programharus tetap dilaksanakan dalam upaya membanteras kemiskian yang ada diBandar Pekanbaru Provinsi Riau.

Upaya memperdalam hasil kajian tentang pemerkasaan masyarakatdalam Program UEK–SP, penyelidik melakukan temu bual dengan informan

Page 69: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 189

yang sudah ditetapkan. Informan yang dipilih berasaskan keperluan penyelidikuntuk memperolah data dan maklumat yang diperlukan dalam mencariketerangan tentang pemerkasaan masyarakat dalam Program UEK–SP.Dengan adanya maklumat yang diberikan, diharapkan dapat menjadi crooscek terhadap data yang sudah diperoleh melalui hasil penyebaran soal selidikkepada responden yang sudah terpilih. Oleh itu, berikut akan ditampilkanhasil temu bual dari beberapa informan tentang pemerkasaan masyarakatdalam Program UEK–SP, iaitu:

“Pada asasnya pemerkasaan masyarakat yang dijalankan dalamProgram UEK–SP, secara keseluruhan sudah dapat berjalan dengancukup baik. Ertinya dari tahun ke tahun terus ada perbaikan danpembenahan pada pelaksanaan pemerkasaan masyarakat dalamProgram UEK–SP. Sehingga kesalahan-kesalahan yang dilakukandalam implementasi sebelumnya dapat diminimalisir atau bahkanberkurang. Namun demikian masih sangat diperlukan komitmen yangkuat dari tiap-tiap pemerkasa, agar program yang dijalankan dapat tepatsasaran”. (Petikan temu bual dengan Ketua LPM).

Hasil temu bual ini mendedahkan bahawa pemerkasaan masyarakatmiskin yang dijalankan dalam Program UEK–SP sudah berjalan dengancukup baik. Walaupun dalam proses pelaksanaannya tentu sahaja adakesalahan-kesalahan, seperti kesalahan dalam sasaran program, kesalahanpemeriksaan dan kesalahan lainnya. Realiti ini memang hampir terjadi padasemua pelaksanaan Program UEK–SP di Bandar Pekanbaru.

Dimana kesalahan pelaksanaan yang secara amnya terjadi pada prosespemeriksaan yang akhirnya berimpak kepada proses pengembaliankewangan usaha yang diberikan. Namun dari masa ke masa kesalahan yangterjadi dapat berkurang dan diminimalkan, ertinya sudah ada kemahuan yangkuat dari pihak pengerusi Program UEK–SP untuk dapat menjalankanprogram dengan baik. Sehingga tiap-tiap kesalahan yang ditemukan dalampelaksanaan sebelumnya dapat dijadikan pengajaran bagi pengerusi ProgramUEK–SP supaya tidak terulang semula.

Upaya pelbaikan yang dilakukan merupakan komitmen dari pihakpengerusi Program UEK–SP supaya pelaksanaan program ini memangbenar-benar dapat membantu proses pembanterasan kemiskinan di Bandar

Page 70: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT190

Pekanbaru. Oleh itu, komitmen dan kemahuan yang kuat dari pengerusiProgram UEK–SP agar dapat melaksanakan program dengan baik,merupakan bentuk usaha memperbaiki proses pemerkasaan masyarakatmiskin menjadi lebih efektif.

“Pemerkasaan masyarakat miskin dalam Program UEK – SP se-benarnya mampu mengangkat derajat masyarakat miskin danmemberikan peluang usaha kepada masyarakat miskin untukmemperbaiki kehidupannya. Namun hambatan terbesar dalam mengikutiprogram ini ialah mengenai persyaratan yang telah dirancang. Dimanasemua calon pemanfaat harus memiliki usaha dan agunan apabila inginmemperoleh bantuan kewangan dari Program UEK–SP. Realiti dilapangan masyarakat miskin ada yang memiliki salah satu atau tidakmemiliki sama sekali dari persyaratan tersebut”. (Temu bual denganKetua Pengerusi Program UEK–SP).

Hasil temu bual ini mendedahkan bahawa pemerkasaan masyarakatmiskin dalam Program UEK–SP sebenarnya sudah boleh membawakemajuan kepada masyarakat miskin yang dapat mengikuti pelaksanaanprogram ini dengan baik. Sehingga dengan komitmen dari masyarakat miskindalam mengikuti pemerkasaan dalam Program UEK–SP tentunya dapatmerubah kehidupannya menjadi lebih baik. Namun sebaliknya bagimasyarakat miskin yang takut untuk mengikutinya, tentu tidak ada peluanguntuk melakukan perubahan kehidupan. Perubahan kehidupan juga tidakakan terwujud apabila penyertaan masyarakat dalam program pemerkasaanhanya untuk memenuhi keperluan harian sahaja. Sebab diperlukan komitmendari pihak masyarakat agar bisa Berjaya sesuai dengan keinginan dari pihakpemerkasa dan Pemerintah Bandar Pekanbaru. Untuk itu masyarakat miskinjuga harus memiliki kemahuan dan keinginan untuk berubah menjadi yanglebih baik.

Pelaksanaan secara realitinya ditemukan bahawa penetapan persyaratanuntuk mengikuti program pemerkasaan yang dilakukan menjadi penghalangutama bagi masyarakat miskin untuk bisa mengikuti pelaksanaan programpemerkasaan. Kerana amnya masyarakat miskin tidak memiliki ikat jaminuntuk dapat mengikuti program pemerkasaan ini.

Walaupun pada asasnya mereka memiliki usaha, namun hambatan ikatjamin yang diwajibkan untuk memperoleh bantuan kewangan usaha menjadi

Page 71: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 191

penghalang besar bagi masyarakat untuk bisa perkasa. Selain itu juga masihbanyak masyarakat miskin yang tidak memiliki usaha, sehingga memangsangat tidak mungkin untuk bisa mengikuti program pemerkasaan melaluiProgram UEK–SP.

Oleh itu, adakalanya masyarakat miskin yang bekerjasama denganmasyarakat lainnya dengan meminjam ikat jamin untuk memperoleh bantuankewangan usaha dari Program UEK–SP. Namun upaya yang dilakukandengan cara seperti itu, pada umumnya ialah gagal dan membuat masyarakatmiskin tersebut menjadi memiliki hutang kepada pihak pengerusi ProgramUEK–SP.

“Proses pemerkasaan masyarakat dalam Program UEK–SP belumsepenuhnya berjalan dengan baik, sebab dalam proses penetapan calonpemanfaat masih banyak ditemukan pelanggaran ketentuan atau tidaksesuai dengan pesyaratan yang sudah ditetapkan. Hal ini dilakukan olehpihak pengerusi umumnya agar dana yang diberikan dapat terserapdengan maksimal”. (Temu bual dengan Otoritas Program UEK–SP).

Hasil temu bual ini mendedahkan bahawa program pemerkasaanmasyarakat dalam Program UEK–SP belum berjalan dengan baik, sebabmasih banyak kesilapan yang wujud dalam pelaksanaan. Kesilapan dalampelaksanaan pemerkasaan masyarakat secara relatifnya terjadi ialah dalampenetapan calon pemanfaat. Dimana dalam proses penetapan calonpemanfaat yang dilakukan melalui pemeriksaan yang dijalankan, pihakpengerusi memberikan kemudahan-kemudahan. Tujuannya supayamasyarakat miskin yang mengajukan peminjaman kewangan, dapat menerimabantuan terbabit. Apabila pihak pengerusi Program UEK–SP bersifat kakudalam menjalankan peraturan yang sudah ditetapkan dalam pelaksanaanpemerkasaan masyarakat, maka tidak ada seorangpun masyarakat miskinyang boleh menerima bantuan kewangan usaha ini.

Masyarakat miskin yang tidak memiliki ikat jamin sebagai persyaratandalam melakukan peminjaman kewangan usaha. Dalam perkara ini, pihakpengerusi boleh memberikan pilihan-pilihan, dengan menggunakan ikat jaminyang dimiliki orang lain tetapi bantuan kewangan yang diberikan untukmasyarakat miskin tersebut. Upaya ini memang harus dilakukan dengantujuan program pemerkasaan masyarakat menjadi tepat sasaran. Selain itu,

Page 72: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT192

membuat jenis dan persyaratan peminjaman tidak bersifat kaku, dimanaseluruh bantuan kewangan yang tersedia dapat diagihkan dan bolehdimanfaatkan dalam usaha memajukan ekonomi masyarakat miskin melaluibantuan kewangan usaha. Walaupun langkah seperti ini memiliki resiko yangcukup tinggi apabila masyarakat miskin tersebut tidak dapat mengembalikanbantuan kewangan usaha yang sudah dipinjamkan.

“Pemerkasaan masyarakat miskin melalui Program UEK–SP umumnyaterhambat akibat adanya kriteria dan persyaratan yang telah ditetapkan.Fakta ini membuat masyarakat miskin sukar memenuhi kriteria danpersyaratan yang sudah ditetapkan. Sehingga terkadang masyarakatmiskin tersebut bekerjasama dengan usaha masyarakat yang sudahada dan menggunakan ikat jamin masyarakat tersebut. Kondisi inilahyang amnya membuat usaha yang dikembangkan berjalan, tetapipinjaman sukar untuk dikembalikan”. (Temu bual dengan PendampingProgram UEK–SP).

Hasil temu bual diatas membawa makna bahawa faktor penghindaryang sering dirasakan oleh masyarakat miskin sebagai calon pemanfaat ialahberatnya persyaratan yang ditetapkan. Realiti ini membuat banyak masyarakatmiskin atau calon pemanfaat yang mundur dan memiliki rasa takut untukterlibat dalam program pemerkasaan dalam Program UEK–SP.

Keadaan ini berpunca dari ketidakmampuan masyarakat miskin untukdapat memenuhi jenis dan persyaratan yang sudah ditetapkan. Seharusnyapihak pemerkasa lebih arif dalam merancang dan menetapkan persyaratanyang akan ditetapkan kepada calon pemanfaatnya. Program pemerkasaanakan berjalan dengan baik apabila persyaratan yang ditetapkan tidak sesuaidengan kelompok sasaran yang ada. Akhirnya program pemerkasaan yangdisusun untuk masyarakat miskin tidak tepat sasaran.

Oleh itu, perlu dilakukan evaluasi daripada pelaksanaan dasar pe-merkasaan masyarakat miskin dalam Program UEK–SP, terutama dalampenetapan persyaratan yang ditentukan. Kondisi ini tentunya akan semakinmemberikan peluang yang besar bagi masyarakat miskin yang ada di BandarPekanbaru untuk dapat keluar dari kemiskinannya. Selain itu, akibat dariberatnya persyaratan yang dirancang membuat masyarakat miskin memilihuntuk bekerjasama dengan masyarakat lainnya yang lebih kuat dalam upaya

Page 73: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 193

memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Kerana suatu yang sukar bagimasyarakat miskin untuk dapat memenuhi persyaratan ikat jamin dan usahaagar dapat menjadi peminjam dalam Program UEK–SP.

Untuk itu melalui joint yang dilakukan masyarakat miskin dapatmenerima bantuan kewangan usaha yang disediakan dalam Program UEK–SP. Namun kewangan usaha yang diperoleh tentunya akan dibahagi denganrekanan joint yang dimiliki, sehingga tidak dapat sepenuhnya digunapakaiuntuk usaha yang tengah dijalankan oleh masyarakat miskin sebagaipemanfaat. Impaknya pinjaman usaha yang diperoleh bisa dikembalikan,tetapi usaha yang dirintis oleh masyarakat miskin atau pemanfaat tidak dapatberjaya.

“Proses pemerkasaan sebenarnya dapat berjalan baik apabila terjalinkomunikasi yang baik antara pemerkasa dengan yang diperkasakan.Terkadang pemerkasa hanya melakukan pengawasan pada masa awalsahaja, sementara ditengah dan diakhir dibiarkan sahaja. Impaknyamasyarakat miskin yang menemukan soalan dalam menjalankanusahanya tidak mampu untuk menyelesaikannya kerana tidak ada tempatuntuk bertanya. Sehingga usaha yang tengah dijalankan tidak dapatberjaya, akibatnya sukar untuk mengembalikan pinjaman yang sudahditerima”. (Temu bual dengan Pemanfaat Program UEK–SP).

Hasil temu bual ini mendedahkan bahawa pada asasnya komunikasiyang terjadi antara pihak yang diperkasakan dengan pihak yang mem-perkasakan. Dalam perkara komunikasi, ianya hanya baik pada prosespengajuan proposal pinjaman, pemeriksaan dan pengagihan bantuankewangan. Fakta ini hampir terjadi disetiap pelaksanaan program pemerkasanmasyarakat miskin dalam Program UEK–SP di Bandar Pekanbaru.

Secara realitinya komunikasi yang terjadi pada masa awal pelaksanaanpemerkasaan sahaja, namun dalam peringkat-peringkat seterusnyamasyarakat dibiarkan bersendirian dalam menyelesaikan permasalahan yangwujud dalam mengembangkan usaha yang tengah dijalankan. Walaupun adakunjungan yang dilakukan pendamping ianya hanya seperti kegiatan rutinsahaja dari pihak pengerusi. Bahkan kegiatan ini hanya melihat apakah usahayang tengah dijalankan masyarakat miskin atau pemanfaat masih bertahanatau sudah berjaya atau bangkrap.

Page 74: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT194

Kondisi ini tentunya membuat masyarakat miskin atau pemanfaat selaluberusaha sendiri dalam menyelesaikan permasalahan yang ditemuinya dalammenjalankan usaha. Padahal dengan rendahnya kemampuan pengurusan dankemahiran yang dimiliki masyarakat miskin akan selalu berusaha me-nyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dalam mengembangkan usahayang dijalankan. Permasalahan yang sering wujud amnya adalah masalahpengurusan usaha yang lebih baik. Dimana banyak masyarakat miskin kurangmampu melihat peluang usaha yang dimiliki, sehingga sukar untuk berjaya.Akhirnya usaha yang dikerjakan hanya berjalan begitu sahaja tanpa adakemajuan yang signifikan, walaupun pinjaman kewangan usaha yang dipinjamdapat dikembalikan.

4.3. PENGAWASAN PEMERKASAAN MASYARAKAT DALAMPROGRAM UEK–SP

Suatu organisasi yang baik ialah organisasi yang mampu menjalankanfungsi pengawasan di dalamnya. Dengan adanya pengawasan tersebutdiharapkan dapat mencegah dan memperbaiki kesalahan, ketidaksesuaian,penyelewengan dan lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan autoriti yangtelah ditapkan. Sehingga apa yang menjadi tujuan dan sasaran pekerjaandari organisasi dapat terwujud. Pengawasan yang dilakukan bukan untukmencari kesalahan yang dilakukan oleh semua orang yang bekerja di dalamorganisasi, namun berupaya untuk memperbaiki segala kesalahan danmenjawab semua cabaran kerja yang ditemui dalam menjalankan aktiviti.

Pengawasan merupakan usaha untuk mencegah peluang wujudnyapenyimpangan dari rancangan-rancangan, saranan-saranan dan sebagainyayang telah ditetapkan. Dengan adanya pengawasan diharapkan penyim-pangan-penyimpangan yang mungkin terjadi dapat dihindarkan sehinggakemungkinan timbulnya kerugian yang besar dapat dihilangkan atau setidak-tidaknya diperkecil. Perkara ini bererti dengan adanya pengawasan yangbaik, akan dapat lebih diharapkan tujuan yang telah ditetapkan akan dapattercapai dengan cara yang efektif dan efisien.

Dalam melakukan pengawasan yang efektif menurut Handoko,dilakukan dengan langkah-langkah antaranya:

Page 75: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 195

Pertama, menetapkan standar iaitu mengukur hasil pekerjaan yangsudah dijalankan, baik dalaman mahupun luaran.

Kedua, melakukan tindakan penilaian iaitu menilai pekerjaan yangtengah dijalankan oleh semua orang dalam organisasi.

Ketiga, Melakukan tindakan pelbaikan iaitu memperbaiki danmembenahi segala kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam menjalankanpekerjaan yang dijalankan.

Pelaksanaan pemerkasaan masyarakat miskin dalam Program UEK–SP di Bandar Pekanbaru, pengawasan juga perlu dilakukan agar programtersebut dapat memenuhi tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan. Denganadanya pengawasan yang dilakukan, maka semua pengerusi akan selalumengikuti petunjuk dan pedoman pelaksanaan program yang telah ditetapkan.Kerana dengan mengikuti petunjuk dan arahan yang tepat serta adanyapengawasan yang dijalankan diharapkan pelaksanaan program dapat menujukejayaan. Program UEK–SP memiliki tujuan mempercepat pembanterasankemiskinan dalam pengembangan ekonomi yang dapat menunjangpeningkatan pendapatan masyarakat dengan pemberian wang usaha Desa/Kelurahan menuju kemandirian desa.

Untuk memperoleh informasi tentang pengawasan dalam programpemerkasaan masyarakat miskin dalam Program UEK–SP di BandarPekanbaru, penyelidik melakukan penyebaran soal selidik kepada sampelyang sudah terpilih. Dimana sampel yang memberikan tanggapan berasaldari pihak yang memperkasakan dan pihak yang diperkasakan. Oleh ituguna mengetahui hasil tanggapan sampel terhadap pengawasan pemerkasaanmasyarakat miskin dalam Program UEK dapat dilihat pada jadual 4.5 padahalaman berikut ini:

Page 76: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT196

Jadual 4.5 Tanggapan Responden Tentang Pengawasan PemerkasaanMasyarakat Miskin dalam Program UEK–SP di Bandar Pekanbaru

Hasil penyebaran soal selidik seperti yang tertera pada jadual 4.5 makadapat dianalisis untuk mengetahui hasil tanggapan sampel terhadap pe-ngawalandalam program pemerkasaan masyarakat miskin dalam Program UEK–SP.Apabila dilihat dari tanggapan sampel yang berasal dari pengerusi danpemanfaat yang ada di seluruh kawasan kajian pada Bandar Pekanbaru, secaraamnya memberikan tanggapan kurang baik dengan peratusan sebesar 49.2.

Perkara ini memberikan pendedahan bahawa proses pengawalan yangdilakukan oleh pihak pengerusi terhadap pelaksanaan pemerkasaan

Wilayah Kajian

Jenis Responden

Kriteria Tanggapan Jumlah

Sangat Baik

Baik Kurang Baik

Tidak baik

Kecamatan Tampan

Pengerusi - 10 (25.0 %) 23 (57.5 %) 7 (17.5 %) 40 (100.0 %)

Pemanfaat 7 (8.7 %) 33 (41.3 %) 35 (43.7 %) 5 (6.3 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Sukajadi

Pengerusi - 8 (20.0 %) 32 (80.0 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat 8 (10.0 %) 15 (18.7 %) 27 (33.7 %) 30 (37.5 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Payung Sekaki

Pengerusi - - 22 (55.0 %) 18 (45.0 %) 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 2 (2.5 %) 41 (51.3 %) 37 (46.3 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Senapalan

Pengerusi - 11 (27.5 %) 24 (60.0 %) 5 (12.5 %) 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 7 (8.7 %) 38 (47.5 %) 35 (43.7 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Pekanbaru Kota

Pengerusi - 7 (17.5 %) 23 (57.5 %) 10 (25.0 %) 40 (100.0 %)

Pemanfaat 3 (3.7 %) - 42 (52.5 %) 35 (43.7 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Lima Puluh

Pengerusi - - 27 (67.5 %) 13 (32.5 %) 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 30 (37.5 %) 42 (52.5 %) 8 (10.0 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Sail

Pengerusi - 8 (20.0 %) 32 (80.0 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat 15 (18.7

%)

27 (33.7 %) 30 (37.5 %) 8 (10.0 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Tenayan Raya

Pengerusi - 25 (62.5 %) 15 (37.5 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 36 (45.0 %) 40 (50.0 %) 4 (5.0 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Bukit Raya

Pengerusi 11 (27.5

%)

24 (60.0 %) 5 (12.5 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 38 (47.5 %) 35 (43.7 %) 7 (8.7 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Marpoyan Damai

Pengerusi - 10 (25.0 %) 23 (57.5 %) 7 (17.5 %) 40 (100.0 %)

Pemanfaat 7 (8.7 %) 33 (41.3 %) 35 (43.7 %) 5 (6.3 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Rumbai

Pengerusi 7 (17.5 %) 20 (50.0 %) 13 (32.5 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 30 (37.5 %) 42 (52.5 %) 8 (10.0 %) 80 (100.0 %)

Kecamatan Rumbai Pesisir

Pengerusi - 22 (55.0 %) 18 (45.0 %) - 40 (100.0 %)

Pemanfaat - 37 (46.3 %) 41 (51.3 %) 2 (2.5 %) 80 (100.0 %)

Page 77: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 197

masyarakat dalam Program UEK–SP masih belum berlaku dengan baik.Realiti ini terlihat dari kurangnya pengawalan yang dilakukan oleh pihakpengerusi terhadap kegiatan usaha yang dilakukan oleh para masyarakatmiskin sebagai pemanfaat Program UEK–SP. Proses pengawalan hanyadilakukan pada peringkat awal pengagihan bantuan kewangan sahaja, padaperingkat seterusnya pihak pengerusi kurang memperhatikan kegiatan usahayang dijalankan oleh masyarakat pemanfaat Program UEK–SP.

Keadaan ini tentunya dapat membuat sukar masyarakat miskin apabilaingin membuat aduan ataupun memerlukan sebarang nasihat apabila usahayang dijalankannya menemui masalah. Oleh itu, pemanfaat Program UEK–SP harus berusaha menyelesaikan masalah yang dihadapinya secarabersendirian, padahal salah satu fungsi pengerusi ataupun pendamping ialahtempat mengadu bagi para pemanfaat Program UEK–SP yang menghadapipermasalahan dalam menjalankan kegiatan usaha yang dilakukan.

Proses pengawalan yang dilakukan oleh pihak pengerusi untuk men-jalankan program pemerkasaan masyarakat miskin dalam Program UEK–SP, seharusnya memenuhi tiga hal, iaitu:

Pertama, pengawalan harus memiliki standar yang terukur dalam upayapelaksanaan Program UEK–SP. Kerana dengan adanya standar pelaksanaanpengawalan yang terukur pihak pengerusi akan memiliki pedoman danpetunjuk dalam menjalankan pengawalan Program UEK–SP. Oleh yangdemikian itu, pengawalan yang dijalankan tetap memenuhi prosedur danaturan yang berlaku.

Kedua, pengawalan yang dijalankan memiliki tindakan pemarkahaniaitu memberi markah kepada pekerjaan yang sedang dijalankan oleh semuaorang dalam organisasi. Dimana dengan adanya pemarkahan terhadapkegiatan pengawalan yang dijalankan pihak pengerusi dapat mengetahuikemajuan pelaksanaan Program UEK–SP. Secara relatifnya pemarkahanini juga bermanfaat untuk mengetahui perkembangan usaha yang dijalankanoleh pihak pemanfaat Program UEK–SP, apakah mengalami kemajuanataupun kemunduran. Pemarkahan yang dilakukan juga akan memberikanpendedahan tentang pelaksanaan pemerkasaan masyarakat yang dijalankandalam Program UEK–SP. Oleh itu, tindakan pemarkahan yang dilakukanakan memberikan peluang kepada pengerusi dalam mengawal perkembanganusaha yang dijalankan oleh semua Program UEK–SP.

Page 78: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT198

Ketiga, kegiatan pengawalan yang dilakukan sebaiknya untukmempelbaiki dan memperbetulkan segala kesalahan-kesalahan yang ditemuidalam pelaksanaan pekerjaan. Usaha pelbaikan yang dilakukan ialah untukmenghilangkan semua kekurangan yang wujud dalam pelaksanaan programpemerkasaan kepada masyarakat miskin. Pelbaikan ini juga akan bermanfaatbagi pengerusi untuk melakukan evaluasi pelaksanaan program pemerkasaanmasyarakat miskin. Dimana setiap kekurangan yang wujud dalam pelaksanaanpemerkasaan masyarakat miskin dapat dipelbaiki. Proses pelbaikan yangdilakukan bertujuan untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan programpemerkasaan masyarakat dalam Program UEK–SP.

Usaha memperdalam hasil kajian tentang pemerkasaan masyarakat dalamProgram UEK–SP dari pendekatan pengawasan pemerkasaan masyarakat,penyelidik melakukan temu bual dengan informan yang sudah ditetapkan.Informan yang dipilih berdasaskan keperluan penyelidik untuk memperolah datadan maklumat yang diperlukan dalam mencari keterangan tentang pengawalanpemerkasaan masyarakat dalam Program UEK–SP. Sehingga dengan adanyaketerangan dan maklumat yang diberikan oleh informan, diharapkan dapat menjadicroos cek terhadap data yang sudah diperoleh melalui hasil penyebaran soalselidik kepada sampel yang sudah terpilih. Oleh itu, seterusnya akan didedahkanhasil temu bual dari beberapa informan tentang pengawasan pemerkasaanmasyarakat melalui Program UEK–SP, iaitu:

“Pengawalan kegiatan Program UEK–SP sebenarnya sudah sangatberlapis dari mulai tingkat daerah, pengerusi dan pendamping dalam upayamemperhatikan perkembangan usaha yang dijalankan oleh masyarakatpemanfaat. Namun kerana pelaksanaan pengawasan yang dilakukanbelum maksimal membuat beberapa wilayah pelaksanaan Program UEK–SP belum dapat memenuhi tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan”(Temu bual dengan Koordinator Daerah Program UEK–SP).

Hasil temu bual ini memberikan pendedahan bahawa kegiatanpengawalan yang dijalankan terhadap pelaksanaan program pemerkasaanmasyarakat dalam Program UEK–SP sudah dilakukan dengan berperingkat-peringkat. Dimana Koordinator Daerah akan menjadi pihak yang mengawalpelaksanaan program pemerkasaan masyarakat miskin dalam ProgramUEK–SP pada peringkat pengerusi.

Page 79: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 199

Tumpuan pengawalan yang dilakukan ialah untuk melihat pelaksanaanProgram UEK–SP yang dilakukan apakah sudah sesuai dengan prosedur danaturan yang berlaku. Aktiviti pengawalan ini dilakukan supaya setiap pengerusifokus kepada kelompok sasaran yang telah ditetapkan. Peringkat pengawalanseterusnya ialah pada peringkat pengerusi, dimana setiap pengerusi iaitu ketuadan anggota harus mengawal kegiatan usaha yang dijalankan oleh masyarakatpemanfaat. Pengawalan ini dilakukan supaya pengerusi mengetahui secaraberterusan perkembangan usaha yang dijalankan oleh masyarakat miskinsebagai pemanfat. Seterusnya peringkat pengawalan lainnya juga beradadipihak otoriti dan pendamping. Dimana otoriti akan lebih menumpukanpengawalan kepada pelaksanaan Program UEK–SP yang dilakukan olehpengerusi. Apabila pelaksanaan Program UEK–SP tidak sesuai dengan petunjukpelaksanaan yang sudah ditetapkan, maka otoriti boleh memberikan laporankepada koordinator daerah. Sedangkan pendamping lebih menumpukanpengawasan kepada masyarakat pemanfaat Program UEK–SP. Keranapendamping merupakan orang yang seharusnya menjadi tempat bertanya dantempat aduan bagi masyarakat pemanfaat Program UEK–SP. Dalam perkaraini laporan kinerja dan pengawalan pendamping nantinya akan dilaporkankepada pihak pengerusi, otoriti dan koordinator daerah.

“Pengawalan Program UEK–SP sudah dilakukan oleh seluruhpengerusi program. Faktanya pengerusi akan melakukan pengawasandari tiap-tiap kegiatan yang dijalankan oleh pemanfaat. Sebab pengerusiharus benar-benar mengetahui perkembangan usaha yang dijalankanoleh pemanfaat guna meramalkan kemudahan pemanfaat dalampengembalian semula bantuan kewangan usaha yang telah diberikan”.(Temu bual dengan Ketua Pengerusi Program UEK–SP).

Hasil temu bual ini mendedahkan bahawa upaya pengawalan yangdijalankan oleh pihak pengerusi Program UEK–SP telah wujud secaraberterusan. Kerana pengawalan yang dilakukan untuk mengetahui kemajuanusaha yang dilakukan oleh masyarakat pemanfaat. Dari hasil pengawalanyang dilakukan ini, pihak pengerusi Program UEK–SP akan mengetahuikeberlanjutan kemampuan masyarakat pemanfaat dalam mengembalikansemula bantuan kewangan usaha yang sudah dipinjamnya. Selain itu,pengawalan yang dilakukan akan dapat membantu pengerusi untuk terusmengikuti perkembangan usaha yang dilakukan oleh masyarakat pemanfaat

Page 80: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT200

Program UEK–SP. Apabila terjadi kesukaran dalam pengembalian bantuankewangan usaha, pihak pengerusi masih boleh mengawalnya. Oleh itu,kegiatan pengawalan memang harus dilakukan oleh pihak pengerusi dalamupaya mengetahui kemajuan usaha yang dijalankan oleh masyarakatpemanfaat Program UEK–SP.

“Kegiatan pengawalan yang dijalankan sebenarnya sudah berjalan, namunbelum maksimal sahaja. Sebab aktiviti pengawalan yang dijalankan hanyapada masa-masa tertentu sahaja, sehingga terkadang tidak dapat membantumasyarakat dalam merespon permasalahan yang ditemukan. Kondisi inimemang tidak terjadi diseluruh pemanfaat, namun ada sebagian pemanfaatyang mengeluhkan kurangnya pengawalan yang dilakukan oleh pihakpengerusi. Sehingga peluang pemanfaat untuk bertanya menjadi sangatsedikit sekali”. (Petikan temu bual dengan Otoriti Program UEK–SP).

Hasil temu bual ini membawa makna bahawa pengawalan sebenarnyatelah dijalankan oleh pihak pengerusi, namun kekerapanya sahaja yang masihbelum maksimal. Dalam perkara ini masyarakat pemanfaat Program UEK–SP yang ingin bertanya atau bertukar fikiran terhadap aktiviti usaha yangdilakukan agak sukar dilakukan. Kerana masyarakat pemanfaat ProgramUEK–SP yang menemukan masalah dalam pelaksanaan usaha yangdijalankannya. Apabila kegiatan pengawalan yang dijalankan tidak maksimalmaka peluang masyarakat pemanfaat Program UEK–SP untuk bertanyasangatlah rendah.

Apabila mereka pergi ke pejabat pengerusi tidak setiap hari pula pejabatbuka dan melayani keperluan masyarakat pemanfaat Program UEK–SP.Impaknya peluang masyarakat pemanfaat hanya berada dalam pengawalan yangdilakukan oleh pengerusi atau pendamping kegiatan. Dimana realitinya memangdalam masa satu bulan satu kali selalu dilakukan kegiatan pertemuan yangdirancang pihak pengerusi dan pendamping untuk mengetahui perkembanganusaha yang dijalankan oleh masyarakat pemanfaat Program UEK–SP.

Dimana dalam pertemuan yang dilakukan masyarakat pemanfaatProgram UEK–SP dapat mengadukan semua hambatan dan cabaran dalammelaksanakan usahanya. Secara relatifnya pertemuan yang dilakukanmasyarakat pemanfaat selalu menanyakan tentang hambatan dan cabaranyang ditemukan dalam melakukan kegiatan usahanya.

Page 81: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

Konsep, Kebijakan, dan Implementasi 201

Oleh itu, kegiatan pertemuan yang dilakukan oleh pihak pengerusimerupakan bentuk pengawalan terhadap pelaksanaan Program UEK–SP.Namun intensiti pertemuan yang dilakukan hanya dalam masa satu bulansatu kali membuat peluang masyarakat pemanfaat Program UEK–SP masihsangat rendah. Dalam perkara ini masih diperlukan masa tambahan dalammelakukan pertemuan untuk melakukan pengawalan terhadap perkembanganusaha yang dilakukan oleh masyarakat pemanfaat Program UEK–SP.

“Pengawalan yang kami jalankan tentunya mengikuti standart yang sudahditetapkan, sehingga apabila ditetapkan dalam satu bulan satu kali makaketentuan itu yang akan dilakukan. Memang bentuk pengawalan yangdilakukan saat ini merupakan pertemuan-pertemuan yang dirancang gunamengetahui perkembangan usaha yang dijalankan oleh masyarakatpemanfaat. Namun pengawasan yang sifatnya sangat tinggi masih belumdilakukan oleh pihak pendamping ataupun pengerusi Program UEK–SP”.(Petikan temu bual dengan Pendamping Program UEK–SP).

Hasil temu bual ini mendedahkan bahawa pengawasan yang dilakukanoleh pendamping Program UEK–SP sudah mengikuti pedoman yang sudahditetapkan. Sehingga proses pengawasannya mengikuti aturan dan proseduryang sudah ditetapkan. Dimana melalui ketentuan yang berlaku bahawapengawalan yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan pertemuan yang sudahdirancang dan disepakati bersama antara pihak pengerusi dan masyarakatpemanfaat Program UEK–SP.

Melalui permufakatan yang dibangun, pihak pengerusi dan masyarakatpemanfaat Program UEK–SP akan melakukan pertemuan dalam upayamengevaluasi kegiatan pelaksanaan Program UEK–SP yang sudah dilakukan.Kegiatan pertemuan yang dilakukan akan membicarakan setiap hambatandan cabaran serta permasalahan yang ditemukan oleh pihak masyarakatpemanfaat Program UEK–SP. Oleh itu, secara amnya masyarakat pemanfaat

Program UEK–SP akan selalu mempersiapkan pertanyaan-pertanyaanyang merupakan permasalahan yang wujud dalam pelaksanaan ProgramUEK–SP. Permasalahan yang amnya ditanyakan oleh masyarakat pemanfaatProgram UEK–SP ialah soalan tentang pengurusan usaha yang baik. Perkaraini ditanyakan agar usaha yang sudah dijalankan masyarakat pemanfaatProgram UEK–SP dapat berjaya, bertahan dan memberikan sokongan yang

Page 82: BAB IV PEMERKASAAN MASYARAKAT - repository.unri.ac.id

PEMERKASAAN MASYARAKAT202

positif bagi perolehan kewangan keluarganya. Skop permasalahan sepertiini yang umumnya ditanyakan oleh pihak masyarakat pemanfaat ProgramUEK–SP dalam upaya memajukan usaha yang sudah dijalankan.

Realiti pertemuan yang dijalankan merupakan kegiatan pengawalanyang dilakukan oleh pihak pengerusi dalam mengetahui kemajuan usaha yangdimiliki oleh pemanfaatnya.

“Pengerusi hanya mengawasi kegiatan usaha yang kami lakukan hanyamelalui kegiatan pertemuan-pertemuan yang dirancang dalam satu bulansatu kali. Sehingga terkadang kegiatan ini belum maksimal dalam upayamenampung permasalahan yang dihadapi oleh kami. Kondisi membuatkami harus selalu siap untuk menghadapi permasalahan usaha yangkami jalankan dalam tiap-tiap masa”. (Petikan temu bual denganPemanfaat Program UEK–SP).

Hasil temu bual ini memberikan pendedahan bahawa masyarakatpemanfaat Program UEK–SP mengakui adanya pengawalan yang dijalankanoleh pihak pengerusi dalam kegiatan pertemuan-pertemuan yang dirangcangdalam satu bulan satu kali. Namun upaya pengawalan ini masih belum berjalanmaksimal, kerana masyarakat pemanfaat Program UEK–SP masihmemerlukan masa yang lebih dalam upaya mempertanyakan semuapermasalahan yang ditemukan dalam mengerjakan usaha yang dijalankan.

Dengan peluang pertemuan yang banyak membuat masyarakatpemanfaat dapat menanyakan setiap permasalahan yang wujud dalammenjalankan usahanya. Kerana realitinya tidak semua masyarakat pemanfaatProgram UEK–SP langsung berani bertanya tentang permasalahan dalammenjalankan usahanya. Sehingga tidak semua masyarakat dalam kegiatanpertemuan yang dilakukan dalam satu bulan satu kali mampu menyampaikanaduan dan menerima solusi dari permasalahanya tersebut.

Masyarakat yang memiliki rasa takut dalam untuk mengemukakanaduan tentunya sukar untuk membantu mereka dalam menyelesaikanpermasalahan yang wujud dalam pelaksanana kegiatan usahanya. Oleh itu,diperlukan pendekatan yang lebih jitu lagi kepada masyarakat pemanfaatyang kurang mampu memberitahukan permasalahan yang ditemukan. Untukitu, perlu dilakukan pengawalan yang lebih maksimal dan bersifat individualterhadap masyarakat pemanfaat Program UEK–SP.***