49 BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Metode Pengambilan Sampel dan Pengelompokan Data 4.1.1. Pengambilan Sampel Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive judgment sampling yaitu sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria yang telah ditentukan. Sampel yang memenuhi kriteria penilaian sebagaimana dijabarkan pada Bab 3 secara total adalah sebanyak 116 perusahaan dari populasi sebesar 283 perusahaan, yang dirangkum pada Tabel 4.1, dimana setiap perusahaan sampel dikelompokkan berdasarkan industri dimana perusahaan tersebut berada. Tabel 4.1 Pemilihan sampel Industri Populasi Jumlah Sampel Agriculture 11 2 Mining 10 4 Basic industry and chemicals 53 20 Miscellaneous industry 46 12 Consumer Goods Industry 37 23 Property, Real estate and Building construction 35 12 Infrastructure, Utility and Transportation 20 10 Trade, Service and Investment 71 33 Total 283 116 Sumber: Hasil pengolahan data Investment opportunity..., Jefri Riyadi Kusuma, FE UI, 2008
29
Embed
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Metode Pengambilan Sampel dan ...lontar.ui.ac.id/file?file=digital/121214-T 25755-Investment... · Metode Pengambilan Sampel dan Pengelompokan ... dijabarkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
49
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Metode Pengambilan Sampel dan Pengelompokan Data
4.1.1. Pengambilan Sampel
Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive judgment sampling
yaitu sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria
yang telah ditentukan. Sampel yang memenuhi kriteria penilaian sebagaimana
dijabarkan pada Bab 3 secara total adalah sebanyak 116 perusahaan dari populasi
sebesar 283 perusahaan, yang dirangkum pada Tabel 4.1, dimana setiap
perusahaan sampel dikelompokkan berdasarkan industri dimana perusahaan
tersebut berada.
Tabel 4.1Pemilihan sampel
Industri Populasi Jumlah SampelAgriculture 11 2Mining 10 4Basic industry and chemicals 53 20Miscellaneous industry 46 12Consumer Goods Industry 37 23Property, Real estate and Buildingconstruction
35 12
Infrastructure, Utility andTransportation
20 10
Trade, Service and Investment 71 33Total 283 116
Sumber: Hasil pengolahan data
Investment opportunity..., Jefri Riyadi Kusuma, FE UI, 2008
50
4.1.2. Pengelompokan Data
Data yang dikumpulkan berupa data-data laporan keuangan yang
dikelompokkan berdasarkan indikator-indikator yang digunakan sebagai
pembentuk proksi-proksi yang kelak akan digunakan sebagai representasi dari
Investment Opportunity Set (IOS), unsur-unsur realisasi pertumbuhan, dan rasio-
rasio yang mewakili kebijakan pendanaan serta rasio-rasio yang mewakili
kebijakan dividen.
Masing-masing data yang dijadikan sebagai indikator dikalkulasi untuk
membentuk proksi-proksi dari setiap variabel. Proksi-proksi tersebut dihitung
secara pertahun yang kemudian dihitung secara total selama periode penelitian
untuk memperoleh nilai rata-rata dari setiap proksi selama periode penelitian.
Hasil perhitungan dan pengelompokan data disajikan pada Lampiran 1.
.
4.2. Analisis Data
4.2.1. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif adalah suatu analisis statistik yang mempelajari
tata cara penyusunan dan penyajian data yang dikumpulkan dalam suatu
penelitian, misalnya dalam bentuk tabel frekuensi atau grafik. Descriptive
statistics dari setiap variabel yang diteliti yang direpresentasikan oleh setiap
proksi-proksi dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
Investment opportunity..., Jefri Riyadi Kusuma, FE UI, 2008
Hasil dari analisis faktor ini membentuk dua faktor baru. Kedua faktor
baru ini yang digunakan dalam pengelompokan perusahaan yang tumbuh dan
perusahaan yang tidak tumbuh, dapat dilihat secara keseluruhan pada Lampiran 4.
4.2.2.2.Pengelompokan Perusahaan
Pengelompokan perusahaan tumbuh dan perusahaan tidak tumbuh
dikategorikan berdasarkan hasil dari analisis faktor. Faktor satu menunjukkan
perusahaan perusahaan tumbuh dan faktor dua menunjukkan sebagai perusahaan
yang tidak tumbuh, jika faktor satu lebih besar dibandingkan faktor dua maka
perusahaan tergolong dalam perusahaan tumbuh (Rokhayati, 2005). Begitu juga
sebaliknya, jika faktor dua lebih besar dibandingkan dengan faktor satu maka
digolongkan sebagai perusahaan yang tidak tumbuh. Sehingga terdapat 63
perusahaan yang termasuk sebagai perusahaan yang tumbuh dan sebanyak 53
perusahaan yang termasuk dalam kategori perusahaan yang tidak tumbuh.
Pengelompokan perusahaan ini disajikan secara lengkap pada Lampiran 2 dan
Lampiran 3.
Investment opportunity..., Jefri Riyadi Kusuma, FE UI, 2008
61
4.2.3. Uji Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan linear
antara dua variabel. Pada penelitian ini dengan menggunakan uji korelasi Sperman
Rank. Uji ini melibatkan proksi-proksi pembentuk IOS sebagai prediktor
pertumbuhan dari perusahaan tumbuh dan tidak tumbuh dengan unsur-unsur
realisasi pertumbuhan. Dari hasil uji korelasi ini didapatkan hasil yang secara
sistematis disusun pada Tabel 4.6 berikut yang dikutip dari Lampiran 6 sebagai
berikut:
Tabel 4.6.Korelasi Spearman Rank Perusahaan Tumbuh
PertumbuhanPenjualan
PertumbuhanLaba
PertumbuhanNilai BukuEkuitas
PertumbuhanAset
MVEBVE 0,353 p = 0,005 -0,032 p = 0,806 0,500 p = 0,000 0,525 p = 0,000MVABVA 0,378 p = 0,002 -0,42 p = 0,744 0,548 p = 0,000 0,545 p = 0,000PER 0,067 p = 0,603 0,072 p = 0,576 -0,259 p = 0,040 -0,113 p = 0,378CAPBVA 0,433 p = 0,000 0,050 p = 0,700 0,523 p = 0,000 0,696 p = 0,000CAPMVA 0,441 p = 0,000 0,067 p = 0,604 0,503 p = 0,000 0,678 p = 0,000VPPE 0,128 p = 0,319 0,109 p = 0,396 0,008 p = 0,951 0,049 p = 0,705CAONS 0,069 p = 0,593 0,041 p = 0,749 -0,160 p = 0,210 -0,188 p = 0,140
Sumber : Hasil pengolahan data.
Dari Tabel 4.6, diketahui bahwa untuk perusahaan yang tumbuh, tidak
semua proksi memiliki korelasi yang nyata dengan unsur – unsur realisasi
pertumbuhan. Lebih jauh diperoleh hasil bahwa tak satupun proksi dari IOS yang
memiliki korelasi yang nyata dengan realisasi pertumbuhan laba, dan tak satupun
unsur dari realisasi pertumbuhan yang memiliki korelasi yang nyata dengan proksi
VPPE. Sementara korelasi yang paling kuat ditunjukkan oleh proksi CAPBVA
dengan unsur realisasi pertumbuhan aset ( r = 0,696 p = 0,000), dan korelasi
Investment opportunity..., Jefri Riyadi Kusuma, FE UI, 2008
62
paling lemah ditunjukkan oleh proksi VPPE dengan unsur realisasi pertumbuhan
ekuitas (r = 0,008; p = 0,951).
MVEBVE memiliki korelasi positif yang signifikan terhadap pertumbuhan
penjualan, pertumbuhan nilai buku ekuitas dan pertumbuhan aset, serta memiliki
korelasi negatif yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. MVABVA
memiliki korelasi positif yang signifikan terhadap pertumbuhan penjualan,
pertumbuhan nilai buku ekuitas dan pertumbuhan aset, serta memiliki korelasi
negatif yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. PER memiliki korelasi
positif yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan
laba, serta memiliki korelasi negatif yang signifikan terhadap pertumbuhan nilai
buku ekuitas dan memiliki korelasi negatif yang tidak signifikan terhadap
pertumbuhan aset. CAPBVA memiliki korelasi positif yang signifikan terhadap
pertumbuhan penjualan, pertumbuhan nilai buku ekuitas dan pertumbuhan aset,
serta memiliki korelasi positif yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba.
CAPMVA memiliki korelasi positif yang signifikan terhadap pertumbuhan
penjualan, pertumbuhan nilai buku ekuitas dan pertumbuhan aset, serta memiliki
korelasi positif yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. VPPE memiliki
korelasi positif yang tidak signifikan terhadap seluruh unsur-unsur realisasi
pertumbuhan. CAONS memiliki korelasi positif yang tidak signifikan terhadap
pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan laba, serta memiliki korelasi negatif
tidak signifikan terhadap pertumbuhan nilai buku ekuitas dan pertumbuhan aset.
Investment opportunity..., Jefri Riyadi Kusuma, FE UI, 2008
63
Tabel 4.7.Korelasi Spearman Rank Perusahaan Tidak Tumbuh
PertumbuhanPenjualan
PertumbuhanLaba
PertumbuhanNilai BukuEkuitas
PertumbuhanAset
MVEBVE 0,235 p = 0,064 0,072 p = 0,575 0,373 p = 0,003 0,288 p = 0,022MVABVA 0,178 p = 0,162 0,016 p = 0,901 0,421 p = 0,001 0,254 p = 0,044PER -0,027 p = 0,836 0,213 p = 0,093 -0,285 p = 0,024 -0,146 p = 0,253CAPBVA 0,221 p = 0,082 -0,038 p = 0,765 0,165 p = 0,197 0,400 p = 0,001CAPMVA 0,230 p = 0,069 0,005 p = 0,986 0,167 p = 0,190 0,406 p = 0,001VPPE 0,311 p = 0,013 0,098 p = 0,444 0,180 p = 0,158 0,563 p = 0,000CAONS -0,156 p = 0,221 -0,167 p = 0,190 -0,41 p = 0,751 -0,289 p =0,022
Sumber: Hasil Pengolahn data
Dari Tabel 4.7 diatas, diketahui bahwa untuk perusahaan yang tidak
tumbuh, tidak semua proksi memiliki korelasi yang nyata dengan unsur – unsur
realisasi pertumbuhan. Lebih jauh diperoleh hasil bahwa tak satupun proksi dari
IOS yang memiliki korelasi yang nyata dengan realisasi pertumbuhan laba.
Sementara korelasi yang paling kuat ditunjukkan oleh proksi VPPE dengan unsur
realisasi pertumbuhan aset (r = 0,563 p = 0,000), dan korelasi paling lemah
ditunjukkan oleh proksi CAPMVA dengan unsur realisasi pertumbuhan ekuitas
(r = 0,005; p = 0.986).
MVEBVE memiliki korelasi positif yang signifikan terhadap pertumbuhan
nilai buku ekuitas dan pertumbuhan aset, serta memiliki korelasi positif yang tidak
signifikan terhadap pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan laba. MVABVA
memiliki korelasi positif yang signifikan terhadap pertumbuhan nilai buku ekuitas
dan pertumbuhan aset, serta memiliki korelasi positif yang tidak signifikan
terhadap pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan laba. PER memiliki korelasi
positif yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba, serta memiliki korelasi
negatif yang signifikan terhadap pertumbuhan nilai buku ekuitas dan memiliki
Investment opportunity..., Jefri Riyadi Kusuma, FE UI, 2008
64
korelasi negatif yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan penjualan dan
pertumbuhan aset. CAPBVA memiliki korelasi positif yang signifikan terhadap
pertumbuhan aset dan memiliki korelasi positif yang tidak signifikan terhadap
pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan nilai buku ekuitas, serta memiliki
korelasi negatif yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. CAPMVA
memiliki korelasi positif yang signifikan terhadap pertumbuhan aset dan memiliki
korelasi positif yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan penjualan,
pertumbuhan laba dan pertumbuhan nilai buku ekuitas. VPPE memiliki korelasi
positif yang signifikan terhadap Pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan aset,
serta memiliki korelasi positif yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba
dan pertumbuhan nilai buku ekuitas. CAONS memiliki korelasi negatif yang tidak
signifikan terhadap pertumbuhan aset, serta memiliki korelasi negatif tidak
signifikan terhadap pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba dan pertumbuhan
nilai buku ekuitas.
Dari penjelasan Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 diatas, dapat dilihat perbedaan
antara hubungan proksi-proksi dengan realisasi pertumbuhan antara perusahaan
yang tumbuh dan tidak tumbuh, dimana pada perusahaan yang tumbuh proksi
VPPE sama sekali tidak memiliki korelasi yang nyata dengan semua unsur
realisasi pertumbuhan, sebaliknya pada perusahaan yang tidak tumbuh korelasi
tersebut ada dan nyata dan bahkan proksi VPPE menunjukkan korelasi yang
paling kuat dengan realisasi pertumbuhan laba.
Dari hasil uji korelasi dengan menggunakan Rank Spearman dapat diambil
kesimpulan bahwa hipotesis satu yang menyatakan proksi-proksi pembentuk IOS
Investment opportunity..., Jefri Riyadi Kusuma, FE UI, 2008
65
tidak memiliki korelasi terhadap unsur-unsur pertumbuhan perusahaan tidak dapat
diterima. Sebagaimana yang direpresentasikan oleh Tabel 4.6 dan Tabel 4.7
diatas, terdapat korelasi antara proksi-proksi pembentuk IOS dengan realisasi
pertumbuhan dimana korelasi tersebut ada yang positif dan ada yang negatif.
Secara sistematis pengelompokan korelasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.8
dan Tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.8.Korelasi Positif Antara Proksi-proksi IOS dengan Proksi-proksi Realisasi
Pertumbuhan Pada Perusahaan yang Tumbuh dan Tidak TumbuhPerusahaan Yang Tumbuh
Berdasarkan hasil pengujian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
Hipotesis dua dan Hipotesis tiga tidak dapat diterima (T hitung > T tabel), namun
tidak signifikan pada taraf signifikansi 95%, yang dapat mengakibatkan error
yaitu peneliti menolak hipotesis yang seharusnya diterima.
Berkaitan dengan hasil pengujian hipotesis, Freund, dkk (1993, hal 442)
dalam Agung (2006, hal 85) menyatakan:
”If we say something is statistically significant, we do not mean to imply that it
is necessarily of any practical significant or importance”.
Sehingga, walaupun sebuah data sampel tidak mendukung asumsi matriks
kovarian untuk respon multivariat dan/atau varian sama/homogen untuk respon
univariat, kita masih dapat melakukan pengujian hipotesis lanjutan dengan
memakai asumsi tersebut, dengan memberikan suatu catatan bahwa data sampel
yang dipakai tidak mendukung kebenaran asumsi tersebut. Dipihak lain, walaupun
kesimpulan hasil pengujian hipotesis menerima atau mendukung kebenaran
Investment opportunity..., Jefri Riyadi Kusuma, FE UI, 2008
74
asumsi tersebut, seorang peneliti juga tidak akan pernah yakin bahwa asumsi
tersebut benar-benar berlaku untuk populasi tersebut (Agung, 2006).
Hasil pengujian hipotesis dua menunjukkan bahwa perusahaan yang
tumbuh dalam menerapkan kebijakan pendanaannya lebih cenderung dari BDE.
Terlihat pada kebijakan pendanaan yang melalui BDE lebih dominan pada
perusahaan yang tumbuh (M=2,224) dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
tumbuh (M=2,147), sebaliknya kebijakan pendanaan yang melalui MDE lebih
dominan pada perusahaan yang tidak tumbuh (M=2,500) dibandingkan dengan
perusahaan yang tumbuh (M=2,150). Artinya perusahaan yang bertumbuh selain
mempertimbangkan saham biasa juga mempertimbangkan modal disetor, surplus
modal dan akumulasi laba ditahan sebagai sumber pendanaan utama. Peningkatan
jumlah laba ditahan baik secara kumulatif atau tidak akan dipengaruhi kebijakan
dividen perusahaan. Laba ditahan akan mengalami peningkatan jika perusahaan
tidak membagikan dividen atau mengurangi besaran nilai dividen yang dibagikan.
Hasil pengujian hipotesis tiga menunjukkan bahwa perusahaan yang tidak
tumbuh lebih cenderung membayarkan dividen daripada menahannya untuk di
investasikan kembali. Terlihat pada kebijakan dividen yang melalui dividen
payout terdapat perbedaan rata-rata, dimana perusahaan yang tidak tumbuh
memiliki kebijakan dividen payout yang lebih dominan (M = 2,147) dibandingkan
dengan perusahaan yang tumbuh (M=2,049). Hal ini sesuai dengan kegiatan
pendanaan yang dilakukan perusahaan yang tumbuh (dari BDE) yang
menunjukkan bahwa perusahaan yang tumbuh cenderung menahan dividen.
Investment opportunity..., Jefri Riyadi Kusuma, FE UI, 2008
75
Berdasarkan temuan diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
dalam kebijakan pendanaan dan kebijakan dividen antara perusahaan yang
tumbuh dan tidak tumbuh.
Pada penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Rokhayati (2005)
dengan masa pengamatan selama tiga tahun menunjukkan tidak ada perbedaan
terhadap kebijakan pendanan perusahaan dilihat dari market debt to equity (pasar)
antara perusahaan yang tumbuh dengan perusahaan yang tidak tumbuh. Namun untuk
rasio book debt to equity mempunyai korelasi yang signifikan terhadap kebijakan
pendanaan perusahaan. Rasio dividen payout mempunyai korelasi yang tidak
signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan. Berarti bahwa tidak ada perbedaan
terhadap kebijakan dividen perusahaan dilihat dari dividen payout antara perusahaan
yang tumbuh dengan perusahaan yang tidak tumbuh. Namun untuk rasio dividen
yields mempunyai korelasi yang signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan.
Berarti bahwa terjadi perbedaan yang signifikan terhadap kebijakan dividen
perusahaan dilihat dari dividen yields antara perusahaan yang tumbuh dengan
perusahaan yang tidak tumbuh.
Pada Rokhayati (2005), rasio market debt to equity tidak memenuhi asumsi
kenormalan data dengan uji normalitas data. Sehingga dilakukan pengujian
selanjutnya dengan pengujian non parametrik (uji U Mann-Whitney). Sedangkan
rasio book debt to equity, dividen payout dan dividen yields memenuhi asusmsi
kenormalan data, sehingga dilakukan pengujian selanjutnya dengan menggunakan uji
T beda rata-rata.
Investment opportunity..., Jefri Riyadi Kusuma, FE UI, 2008
76
Perbandingan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Rokhayati (2005), dapat dirangkum dalam Tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12.Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya
Peneliti, Judul danPeriode Penelitian
Proksi dan Metodologi yangdigunakan
Hasil Penelitian
Peneliti:Isnaeni Rokhayati (2005)
Judul:“Analisis HubunganInvestment OpportunitySet (IOS) DenganRealisasi PertumbuhanSerta PerbedaanPerusahaan YangTumbuh dan TidakTumbuh TerhadapKebijakan Pendanaan danDividen di Bursa EfekJakarta”.
Periode Penelitian:Tiga tahun (1999-2001)
Proksi yang digunakan:
Market to book value of asset(MVABVA), Market to bookvalue of equity (MVEBVE),Firm value to book value ofproperty, plant and equipment(VPPE), Price to eaning ratio(PER), Capital expenditure tobook value of assets (CAPBVA),Capital expenditure to marketvalue of asset (CAPMVA),Current assets to net sales(CAONS).
Metodologi yang digunakan: Uji korelasi Sperman Rank Uji Normalitas Data (Uji
Kolmogorov-Smirnov) Uji Non Parametrik (Uji U-
Mann Whitney) Uji T beda rata-rata
Proksi-proksi IOS mempunyai korelasipositif dan negatif terhadap semua unsurrealisasi pertumbuhan perusahaan baikuntuk perusahaan yang tumbuh maupunyang tidak tumbuh.
Tidak ada perbedaan terhadap kebijakanpendanan perusahaan dilihat dari marketdebt to equity (pasar) antara perusahaanyang tumbuh dengan perusahaan yangtidak tumbuh.
Rasio book debt to equity mempunyaikorelasi yang signifikan terhadapkebijakan pendanaan perusahaan.
Rasio dividen payout mempunyai korelasiyang tidak signifikan terhadap kebijakandividen perusahaan.
Rasio dividen yields mempunyai korelasiyang signifikan terhadap kebijakandividen perusahaan.
Peneliti:Jefri Riyadi Kusuma(2008)
Judul:“Investment OpportunitySet (IOS) dan RealisasiPertumbuhan PerusahaanDalam MenerapkanKebijakan Pendanaan danKebijakan Dividen: StudiKasus Pada Perusahaan diBursa Efek Indonesia(2004-2007)”.
Periode Penelitian:Empat tahun (2004-2007)
Proksi yang digunakan:
Market to book value of asset(MVABVA), Market to bookvalue of equity (MVEBVE),Firm value to book value ofproperty, plant and equipment(VPPE), Price to eaning ratio(PER), Capital expenditure tobook value of assets (CAPBVA),Capital expenditure to marketvalue of asset (CAPMVA),Current assets to net sales(CAONS).
Metodologi yang digunakan: Uji korelasi Sperman Rank Analisis Ankova dengan
subjek desain 2x2
Proksi-proksi IOS dengan unsur-unsurrealisasi pertumbuhan pada perusahaantumbuh dan tidak tumbuh memilikikorelasi positif dan negatif dengan tarafsignifikansi yang berbeda-beda
Kebijakan pendanaan yang melalui BDElebih dominan pada perusahaan yangtumbuh (M=2,224) dibandingkan denganperusahaan yang tidak tumbuh(M=2,147), sebaliknya kebijakanpendanaan yang melalui MDE lebihdominan pada perusahaan yang tidaktumbuh (M=2,500) dibandingkan denganperusahaan yang tumbuh (M=2,150).
Kebijakan dividen antara perusahaan yangtumbuh dan tidak tumbuh tidak memilikiperbedaan pada kebijakan dividen yangmelalui dividen yield (M tumbuh = Mtidaktumbuh
Investment opportunity..., Jefri Riyadi Kusuma, FE UI, 2008
77
= 2,500). Kebijakan dividen yang melaluidividen payout terdapat perbedaan rata-rata, dimana perusahaan yang tidaktumbuh memiliki kebijakan dividenpayout yang lebih dominan (M = 2,147)dibandingkan dengan perusahaan yangtumbuh (M=2,049).
Penelitian ini memperlakukan variabelrealisasi pertumbuhan sebagai kovariatsehingga dapat diketahui bagaimanaperbedaan rata-rata antara perusahaantumbuh dan tidak tumbuh dalamkebijakan pendanaan dan kebijakandividen yang melalui variabel realisasipertumbuhan.
Sumber: Ringkasan Jurnal Penelitian dan Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan Tabel 4.12. diatas, menunjukkan perbedaan antara penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya. Terlihat bahwasanya penelitian ini memberikan nilai
tambah terhadap penelitian sebelumnya dengan menambah masa periode penelitian
selama satu tahun. Penggunaan metodologi yang berbeda, memberikan perlakuan
yang berbeda. Pada penelitian sebelumnya unsur-unsur realisasi pertumbuhan hanya
digunakan sebagai suatu unsur-unsur dari variabel yang hanya dibandingkan
terhadap proksi-proksi IOS. Sehingga hanya terlihat korelasi antar kedua varibel
tersebut. Sedangkan pada penelitian ini, variabel realisasi pertumbuhan
difungsikan sebagai kovariat dengan menggunakan model rerata sel Ankova
subjek desain 2x2. Sehingga variabel realisasi pertumbuhan secara tidak langsung
mempengaruhi hasil dari penelitian.
Investment opportunity..., Jefri Riyadi Kusuma, FE UI, 2008