50 BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan 4.1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Lemahireng 01 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Jumlah siswa yang ada di SD Negeri Lemahireng 01 mulai dari kelas 1 sampai kelas VI adalah sebanyak 320 siswa. Mayoritas agama yang mereka anut adalah agama islam. Jumlah tenaga pendidik di SD Negeri Lemahireng 01 sebanyak 19 orang tenaga pendidik tersebut terdiri dari: 1 Kepala Sekolah, 12 guru kelas, 2 guru agama Islam, 2 guru penjaskes, 1 guru bahasa inggris dan 1 guru TIK serta penjaga perpustakaan. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Lemahireng 01 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Kelas IVa digunakan sebagai kelas kelompok kontrol sedangkan kelas IVb digunakan sebagai kelompok eksperimen. Unit dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV Negeri Lemahireng 01 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang dengan proporsi sesuai dengan tabel berikut ini. Tabel 4.1 Distribusi Unit Penelitian No Nama Sekolah Kelas Jumlah Siswa Kelompok 1 SD Negeri Lemahireng 01 IVa 30 Kontrol IVb 30 Eksperimen Jumlah Siswa Keseluruhan 60 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat 60 siswa kelas IV sebagai unit penelitian dengan jumlah proporsi siswa yang sama antara kelompok kelompok eksperimen kelompok kontrol. Siswa pada kelompok eksperimen berjumlah 30 sedangkan siswa pada kelompok kontrol berjumlah 30.
26
Embed
BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
50
BAB IV
Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan
4.1. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Lemahireng 01 Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang. Jumlah siswa yang ada di SD Negeri Lemahireng 01 mulai
dari kelas 1 sampai kelas VI adalah sebanyak 320 siswa. Mayoritas agama yang
mereka anut adalah agama islam. Jumlah tenaga pendidik di SD Negeri
Lemahireng 01 sebanyak 19 orang tenaga pendidik tersebut terdiri dari: 1 Kepala
Sekolah, 12 guru kelas, 2 guru agama Islam, 2 guru penjaskes, 1 guru bahasa
inggris dan 1 guru TIK serta penjaga perpustakaan.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Lemahireng 01 Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang Kelas IVa digunakan sebagai kelas kelompok kontrol
sedangkan kelas IVb digunakan sebagai kelompok eksperimen. Unit dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IV Negeri Lemahireng 01 Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang dengan proporsi sesuai dengan tabel berikut ini.
Tabel 4.1
Distribusi Unit Penelitian
No Nama Sekolah Kelas Jumlah
Siswa
Kelompok
1 SD Negeri Lemahireng 01 IVa 30 Kontrol
IVb 30 Eksperimen
Jumlah Siswa Keseluruhan 60
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat 60 siswa kelas IV sebagai unit
penelitian dengan jumlah proporsi siswa yang sama antara kelompok kelompok
eksperimen kelompok kontrol. Siswa pada kelompok eksperimen berjumlah 30
sedangkan siswa pada kelompok kontrol berjumlah 30.
51
Adapaun alasan yang menjadikan pertimbangan peneliti memilih kelas
IVa dan IVb SD Negeri Lemahireng Kecamatan Bawen 01 Kabupaten Semarang,
berdasarkan observasi pada tanggal 7 Februari 2016 pada kelas IVa dan IVb
adalah melihat proses pembelajaran yang berlangsung di kelas guru masih
mendominasi atau menggunakan model konvensional yang berdampak pada minat
belajar siswa kurang dalam mengikuti pembelajaran. Serta hasil belajar siswa
yang masih di bawah KKM 66. Oleh karena itulah peneliti memilih kelas IVa dan
IVb SDN Lemahireng 01 sebagai subjek penelitian dengan bahan penelitian yaitu
untuk mengetahui apakah ada keefektifan menggunakan model Make a Match dan
Snowball Throwing terhadap hasil belajar IPA materi Perubahan Lingkungan SD
Negeri Lemahireng Kabupaten Semarang semester II tahun ajaran 2015/2016.
Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016
dilakukan 4 kali pertemuan seperti tercantum dalam jadwal kegiatan yang
dilaksanakan seperti pada tabel 4.1.2 berikut:
Tabel 4.2
Jadwal Kegiatan Pembelajaran di SDN Lemahireng 01 Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang
No Hari/Tanggal Kegiatan
1. Sabtu, 7 Februari 2016 Obervasi dan perkenalan dengan tenaga
pendidik dan siswa kelas IV SDN
Lemahireng 01.
2. Sabtu, 26 Maret 2016 Pemberian soal pretest kepada kelas kontrol
yaitu kelas IVa dan kelas eksperimen kelas
IVb di SDN Lemahireng 01.
3. Senin, 28 Maret 2016 Melaksanakan kegiatan pembelajaran 1 pada
kelas eksperimen SDN Lemahireng 01 kelas
IVb dengan materi Perubahan Lingkungan.
4. Selasa, 29 Maret 2016 Melaksanakan kegiatan pembelajaran 2 pada
kelas eksperimen SDN Lemahireng 01 kelas
IVb menggunakan model Make a Match
52
dengan materi Perubahan Lingkungan.
5 Selasa, 5 April 2016 Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas kontrol
SDN Lemahireng 01 kelas IVa dengan
materi Perubahan Lingkungan
6 Rabu, 6 April 2016 Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas kontrol
SDN Lemahireng 01 kelas IVa
menggunakan model Snowball Throwing
dengan materi Perubahan Lingkungan
4.1.1 Hasil Penelitian Pada Implementasi Pembelajaran Menggunakan
Model Pembelajaran Make a Match Sebagai Kelompok Eksperimen
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen dilaksanakan di
kelas IVb SDN Lemahireng 01 dengan dua kali pertemuan, masing-masing
pertemuan selama 70 menit (2x35 Menit). Kegiatan ini dilaksanakan pada hari
Selasa tanggal 28 Maret 2016 dan Rabu 29 Maret 2016.
A. Pertemuan pertama
1. Pra Pembelajaran
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan
yang akan dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti pelaksanaan
pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, memasang LCD, alat peraga,
buku pelajaran dan ruang untuk proses belajar mengajar.
Materi pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah perubahan
lingkungan fisik terhadap daratan dengan langkah-langkah pembelajaran
sebagai berikut. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran, pada
tahap ini guru menyampiakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
yaitu ;
a) Setelah melihat gambar peristiwa perubahan lingkungan yang di
tampilkan guru,siswa dapat menjelaskan pengertian erosi, abrasi,
tanah longsor, dan banjir dengan benar.
53
b) Setelah melihat gambar peristiwa perubahan lingkungan yang di
tampilkan guru, siswa dapat menyebutkan faktor-faktor penyebab
erosi, abrasi, tanah longsor, dan banjir dengan benar.
c) Setelah melihat gambar peristiwa perubahan lingkungan yang di
tampilkan guru, siswa dapat menyebutkan cara-cara mencegah
erosi, abrasi, tanah longsor, dan banjir dengan benar.
2. Kegiatan Inti
Pada tahap ini sebelum memasuki materi guru menampilkan
gambar tentang peristiwa erosi, abrasi, tanah longsor, dan banjir, untuk
memancing siswa untuk bertanya jawab mangenai gambar tersebut.
Setelah itu guru dan siswa bertanya jawab mengenai fator-faktor penyebab
terjadinya erosi, abrasi, tanah longsor, dan banjir. Kemudian guru dan
siswa bertanya jawab mengenai cara mencegah erosi, abrasi, tanah
longsor, dan banjir.
3. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa mengambil kesimpulan dari materi yang sudah
di bahas bersama sebelumnya. Guru meminta beberapa siswa untuk
membacakan kesimpulan dari materi tersebut dan memberikan kesempatan
bagi siswa yang belum memahami materi perubahan lingkungan fisik dan
pengaruhnya. Kemudian,guru mengakhiri pelajaran.
B. Pertemuan Kedua
1. Pra Pembelajaran
Sebelum memulai pembelajaran guru dan siswa melaksanakan doa
bersama. Kemudian guru menanyakan tentnag materi yang sudah
dipelajari sebelumnya. Kegiatan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
siswa memahami materi sebelumnya. Kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran, pada tahap ini guru menyampiakan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai yaitu setelah melaksanakan permaian make a match,
siswa dapat menjawab tentang pengertian, faktor-faktor penyebab, dan
cara mencegah erosi, abrasi, tanah longsor, dan banjir dengan benar.
54
2. Kegiatan Inti
Setelah siswa memahami materi yang sudah dijelaskan sebelumnya
oleh guru, kemudian guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Pada
tahap ini guru membagi dua kelompok yaitu kelompok A dan B. Guru
membagi kartu soal untuk kelompok A dan kartu jawaban untuk kelompok
B. Setelah itu kelompok A dan B membentuk barisan yang saling
berhadapan agar memudahkan proses mencari pasangan kartu. Siswa yang
sudah menerima kartu harus mencari pasangan kartu soal dan jawaban
yang cocok sesuai waktu yang telah ditetapkan oleh guru. Dalam
melakukan permaianan ini guru mengajak siswa untuk melakukan
permainan ini di lapangan sekolah dengan tujuan agar tidak menggangu
kelas lain, karena permainan ini dapat menimpulkan suara yang gaduh.
Selama mengikuti kegiatan ini semua siswa tampak semangat melakukan
permianan ini. Jika siswa yang sudah mendapatkan pasangan kartu yang
cocok sesuai waktu yang sudah ditentukan guru, kemudian dicocokan
bersama-sama dengan teman lainya. Setelah permainan selesai guru
menyampaikan kesimpulan dari permainan (make a match) ini dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
belum dimengerti.
3. Kegiatan Akhir
Pada tahap ini guru membimbing siswa untuk menarik
kesimpulan tentang pembelajaran pada hari ini dan siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari. Kemudian guru membagikan soal postest
yang terdiri dari 30 soal untuk dikerjakan siswa dengan diberi waktu 40
menit. Setelah siswa selesai mengerjakan dan mengumpulkan hasil postest,
tidak lupa mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya dalam melakukan
penelitian ini. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran.
55
Berdasarkan pada langkah-langkah pembelajaran model Make a Match
peneliti kemudian menyusun lembar observasi, yang berfungsi sebagai alat
pengumpul data penggunaan model Make a Match dalam kegiatan
pembelajaran. Observasi dilakukan untuk memantau jalannya perlakuan
pembelajaran sesuai dengan ketentuan dan teori yang digunakan. Langkah-
langkah tersebut kemudian disusun menjadi lembar observasi yang di
dalamnya peneliti menyediakan pernyatan Ya dan Tidak. Jika guru
melaksanakan kegiatan sesuai langkah-langkah pembelajaran maka observer
memberi tandan centang ( √ ) pada tabel Ya yang sudah disediakan. Sedangkan
jika guru tidak melaksanakan kegiatan sesuai langkah-langkah pembelajaran
maka observer memberikan tanda centang ( √ ) pada tabel Tidak yang sudah
di sediakan. Untuk 21 aspek yang akan diobservasi berdasarkan langkah-
langkah model Make a Match observer harus mengisi setiap pertanyaan dengan
memberikan tanda ( √ ) Ya atau Tidak sesuai dengan kenyataan yang
dilihatnya. Hasil pengamatan yang digunakan pada saat melaksanakan
pembelajaran pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
Make a Match (lihat lampiran pada tabel 4.2.1). Dari hasil observasi yang ada
pada tabel 4.2.1 secara keseluruhan sudah menunjukkan bahwa dalam
mengimplementasikan model Make a Match dalam pembelajaran IPA, sudah
melakukan semua prosedur sesuai dengan model Make a Match dalam proses
belajar mengajar dengan baik atau sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran
yang tercantum dalam RPP.
56
4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar Kelompok Eksperimen
Deskripsi hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan materi Perubahan
Lingkungan di SDN Lemahireng 01 kelas IVb sebagai kelas eksperimen dengan
menggunakan model Make a Match pretest dan postest dapat dilihat pada tabel
dibawah ini ;
Tabel 4.3
Descriptive Statistics
Statistics
Pretest_Eksperimen Postest_Eksperimen
N Valid 30 30
Missing 0 0
Mean 57,14 75,23
Median 60,00 76,00
Mode 60 76
Std. Deviation 8,284 8,451
Minimum 43 56
Maximum 76 96
a. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar
Guna mengetahui adanya model Make a Match perlu dilakukan distribusi
frekuensi perolehan hasil belajar siswa kelas eksperimen siswa kelas IVb SDN
Lemahireng 01 Kecamatan Bawen. Melihat distribusi frekuensi perlu dilakukan
kategori. Cara untuk menentukan kategori menggunakan rumus 1+ 3,3 log n.
Dari perhitungan ini diperoleh banyaknya kategori dari 30 siswa kelas
eksperimen adalah lima kategori. Acuan kategori perolehan nilainya adalah
sebagai berikut: kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik.
Agar mengetahui perolehan hasil belajar siswa kelas IVb SDN
Lemahireng 01 Kecamatan Bawen berada pada kategori apa perlu dilakukan
interval terlebih dahulu. Interval nilai siswa menggunakan rumus yaitu skor
tertinggi dikurangi skor terendah dibagi dengan banyaknya kategori yang
57
ditetapkan (kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik). Secara visual
rumus untuk mencari interval tersebut dirumuskan sebagai berikut :
Interval =(Skor tertinggi- skor terendah)+1
Banyaknya Kategori
Interval = 5
1)4396( = 10,8 (Dibuat menjadi 11)
Interval yang didapatkan adalah 8, maka nilai terendah atau kurang berada
pada interval 43–53, hampir cukup berada pada interval 54-64, cukup berada
pada interval 65-75, baik berada pada interval 76 – 86, sangat baik berada pada
interval 87-97.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas IVB SDN Lemahireng 01
No Interval Kategori Hasil Belajar
Pretest Postest
Frekuensi % Frekuensi %
1 43-53 Kurang 9 30 0 0
2 54-64 Hampir
Cukup
11 36,67 2 6,67
3 65-75 Cukup 8 26,66 6 20
4 76-86 Baik 2 6,67 20 66,6
5 87-97 Sangat Baik 0 0 2 6,67
Total 30 100 30 100
Berdasarkan pada tabel 4.2 diatas, diketahui bahwa hasil belajar pretes
pada siswa kelas IVb SDN Lemahireng 01 Kecamatan Bawen, siswa yang
mendapat nilai pada interval 43 – 53 atau berada pada kategori kurang adalah
9 siswa dengan persentase 30 %. Siswa yang mendapat nilai pada interval 54-
64 atau berada pada kategori hampir cukup adalah 11 siswa dengan persentase
36,67%. Siswa yang mendapat nilai pada interval 65 – 75 atau berada pada
interval cukup adalah 8 siswa dengan persentase 26,67 %, Siswa yang
mendapatkan nilai pada interval 76 – 86 atau berada pada kategori baik adalah
2 siswa dengan persentase 6,66 % dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai
pada interval 81–89 atau berada pada kategori sangat baik. Dari hasil distribusi
58
frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pretes kelas IVb SDN
Lemahireng 01, sebagian berada pada kategori hampir cukup.
Hasil belajar postest siswa kelas IVb SDN Lemahireng 01, berdasarkan
pada tabel distribusi frekuensi diatas, diketahui bahwa tidak siswa yang
mendapatkan nilai pada interval 43 – 53 atau pada kategori kurang, siswa yang
mendapatkan nilai pada interval 54 – 64 pada kategori hampir cukup adalah 2
siswa dengan persentase 6,66 %. Sebanyak 6 siswa yang mendapat nilai pada
interval 65 – 75 atau masuk pada kategori cukup dengan persentase 20%.
Siswa yang mendapat nilai pada interval 76 – 86 yang berada pada kategori
baik adalah 20 siswa dengan persentase 66,68 %, dan siswa yang mendapat
nilai pada interval 87 – 97 adalah 2 siswa dengan persentase 6,66 %.
Berdasarkan hasil diatas, maka dapat disimpukan bahwa hasil belajar postest
pada kelompok eksperimen masuk dalam kategori baik.
b. Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Kelas IVb SDN Lemahireng 01
Rata-rata hasil belajar adalah nilai perolehan rata-rata keseluruhan baik
pretest maupun postest. Pemaparan rata-rata hasil belajar dimaksudkan untuk
melihat perubahan perolehan/ peningkatan persentase sebelum dan setelah
diberikan perlakuan dengan pembelajaran model Make a Match. Adapun rata-
rata maupun perubahan peningkatannya, disajikan dalam tabel berikut ini ;
Tabel 4.5
Rata-Rata Hasil Belajar Dan Perubahan Rata-Rata Hasil Belajar Siswa
Kelas IVb SDN Lemahireng 01
Rata-Rata Hasil Belajar Perubahan
Pretest Postest
57,14 75,23 18,09
Dari tabel diatas, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar pretes adalah
57,14 kemudian rata-rata hasil belajar postes yaitu 75,23. Itu berarti, setelah
diberikan pembelajaran dengan model Make a Match siswa kelas IVb SDN
Lemahireng 01, terjadi kenaikan rata-rata hasil belajar yaitu 18,09.
59
4.1.2 Hasil Penelitian Pada Implementasi Pembelajaran Menggunakan
Model Pembelajaran Snowball Throwing Sebagai Kelompok Kontrol.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen dilaksanakan di
kelas IVa SDN Lemahireng 01 dengan dua kali pertemuan, masing-masing
pertemuan selama 70 menit (2x35 Menit). Kegiatan ini dilaksanakan pada hari
Selasa tanggal 5 April 2016 dan Rabu 6 April 2016.
A. Pertemuan pertama
1. Pra Pembelajaran
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan
yang akan dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti pelaksanaan pembelajaran
(RPP), lembar kerja siswa, memasang LCD, alat peraga, buku pelajaran dan
ruang untuk proses belajar mengajar.
Materi pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah perubahan
lingkungan fisik terhadap daratan dengan langkah-langkah pembelajaran
sebagai berikut. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran, pada tahap
ini guru menyampiakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu
a. Setelah melihat gambar peristiwa perubahan lingkungan yang di
tampilkan guru,siswa dapat menjelaskan pengertian erosi, abrasi,
tanah longsor, dan banjir dengan benar.
b. Setelah mendengarkan penjelasan guru,siswa dapat menyebutkan
faktor-faktor penyebab erosi, abrasi, tanah longsor, dan banjir
dengan benar.
c. Setelah mendengarkan penjelasan guru,siswa dapat menyebutkan
cara-cara mencegah erosi, abrasi, tanah longsor, dan banjir dengan
benar.
2. Kegiatan Inti
Pada tahap ini sebelum memasuki materi guru menampilkan gambar
tentang peristiwa erosi, abrasi, tanah longsor, dan banjir, untuk memancing
siswa untuk bertanya jawab mangenai gambar tersebut. Setelah itu guru dan
siswa bertanya jawab mengenai fator-faktor penyebab terjadinya erosi, abrasi,
60
tanah longsor, dan banjir. Kemudian guru dan siswa bertanya jawab
mengenai cara mencegah erosi, abrasi, tanah longsor, dan banjir.
3. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa mengambil kesimpulan dari materi yang sudah di
bahas bersama sebelumnya. Guru meminta beberapa siswa untuk
membacakan kesimpulan dari materi tersebut dan memberikan kesempatan
bagi siswa yang belum memahami materi perubahan lingkungan fisik dan
pengaruhnya. Kemudian,guru mengakhiri pelajaran.
B. Pertemuan kedua
1. Pra pembelajaran
Sebelum memulai pembelajaran guru dan siswa melaksanakan doa
bersama. Kemudian guru menanyakan tentnag materi yang sudah dipelajari
sebelumnya. Kegiatan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa
memahami materi sebelumnya. Kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran, pada tahap ini guru menyampiakan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai yaitu setelah melaksanakan permaian make a match, siswa dapat
menjawab tentang pengertian, faktor-faktor penyebab, dan cara mencegah
erosi, abrasi, tanah longsor, dan banjir dengan benar.
2. Kegiatan inti
Setelah siswa memahami materi yang sudah dijelaskan sebelumya
oleh guru, kemudian guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Guru
membagi siswa dalam 4-5 kelompok dengan masing-masing kelompok
berjumlah 5-6 siswa. Cara pembagian kelompok dengan cara berhitung 1
sampai 6. Cara ini bertuuan agar delam pembagian kelompok dapat merata.
Setelah kelompok terbagi guru memanggi perwakilan kelompok untuk maju
kedepan guna memberikan aturan cara main dan materi yang telah guru
pesiapkan. Masing-masing perwakilan kelompok kembali ke kelompoknya
dan menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. Pada
tahap ini masing-masing siswa diberi lembar kerja siswa, pada tahap ini
masing-masing siswa ditugaskan untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja
yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. Setelah
61
kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dolempar dari
siswa ke siswa yang lain. Siswa yang dapat bola pertanyaan diberikan
kesempatan untuk menjawa pertanyaan yang ada di dalam kertas bola
tersebut secara bergantian sesuai waktu yang sudah ditentukan.
3. Kegiatan akhir
Pada tahap ini guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan
tentang pembelajaran pada hari ini dan siswa menyimpulkan materi yang
telah dipelajari. Kemudian guru membagikan soal postest yang terdiri dari 30
soal untuk dikerjakan siswa dengan diberi waktu 40 menit. Setelah siswa
selesai mengerjakan dan mengumpulkan hasil postest, tidak lupa
mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya dalam melakukan penelitian ini.
Kemudian guru mengakhiri pembelajaran.
Berdasarkan pada langkah-langkah pembelajaran model Snowball
Throwing peneliti kemudian menyusun lembar observasi, yang berfungsi sebagai
alat pengumpul data penggunaan model Snowball Throwing dalam kegiatan
pembelajaran. Observasi dilakukan untuk memantau jalannya perlakuan
pembelajaran sesuai dengan ketentuan dan teori yang digunakan. Langkah-
langkah tersebut kemudian disusun menjadi lembar observasi yang di dalamnya
peneliti menyediakan pernyatan Ya dan Tidak. Jika guru melaksanakan kegiatan
sesuai langkah-langkah pembelajaran maka observer memberi tanda centang ( √ )
pada tabel Ya yang sudah disediakan. Sedangkan jika guru tidak melaksanakan
kegiatan sesuai langkah-langkah pembelajaran maka observer memberikan tanda
centang ( √ ) pada tabel Tidak yang sudah di sediakan. Untuk 21 aspek yang akan
diobservasi berdasarkan langkah-langkah model Snowball Throwing observer
harus mengisi setiap pertanyaan dengan memberikan tanda ( √ ) Ya atau Tidak
sesuai dengan kenyataan yang dilihatnya.
Hasil pengamatan yang digunakan pada saat melaksanakan pembelajaran
pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Snowball
Throwing (lihat lampiran pada tabel 4.2). Dari hasil observasi yang ada pada tabel
4.2 secara keseluruhan sudah menunjukkan bahwa dalam mengimplementasikan
model Snowball Throwing dalam pembelajaran IPA, sudah melakukan semua
62
prosedur sesuai dengan model Snowball Throwing dalam proses belajar mengajar
dengan baik atau sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran yang tercantum dalam
RPP.
4.1.2.1 Tingkat Hasil Belajar Kelompok Kontrol
Deskripsi hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan materi Perubahan
Lingkungan di SDN Lemahireng 01 kelas IVa sebagai kelas eksperimen dengan
menggunakan model Snowball Throwing pretest dan postest dapat dilihat pada
tabel dibawah ini
Tabel 4.6
Analisis Statistik Deskriptif
Statistics
Pretest_Kontrol Postest_Kontrol
N Valid 30 30
Missing 0 0
Mean 58,83 69,37
Median 61,50 70,00
Mode 63 70
Std. Deviation 9,293 6,724
Minimum 43 50
Maximum 73 80
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai minimal pretest kelompok kontrol adalah
43 dan nilai tertingginya adalah 73. nilai rata-rata yang diperoleh adalah 58,83.
Untuk hasil postest kelompok eksperimen nilai minimalnya adalah 50 dan nilai
tertingginya adalah 80. Untuk nilai rata-ratanya diperoleh adalah 69,37.
c. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar
Guna mengetahui adanya model Snowball Throwing perlu dilakukan
distribusi frekuensi perolehan hasil belajar siswa kelas eksperimen siswa kelas
IVa SDN Lemahireng 01 Kecamatan Bawen. Melihat distribusi frekuensi perlu
63
dilakukan kategori. Cara untuk menentukan kategori menggunakan rumus 1+ 3,3
log n.
Dari perhitungan ini diperoleh banyaknya kategori dari 30 siswa kelas
eksperimen adalah lima kategori. Acuan kategori perolehan nilainya adalah
sebagai berikut: kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik. Agar
mengetahui perolehan hasil belajar siswa kelas IVa SDN Lemahireng 01
Kecamatan Bawen berada pada kategori apa perlu dilakukan interval terlebih
dahulu. Interval nilai siswa menggunakan rumus yaitu skor tertinggi dikurangi
skor terendah dibagi dengan banyaknya kategori yang ditetapkan (kurang, hampir
cukup, cukup, baik dan sangat baik). Secara visual rumus untuk mencari interval
tersebut dirumuskan sebagai berikut :
Interval =(Skor tertinggi- skor terendah)+1
Banyaknya Kategori
Interval = 5
1)4080( = 8,2 (Dibuat menjadi 8)
Interval yang didapatkan adalah 9, maka nilai terendah atau kurang berada
pada interval 40-48, hampir cukup berada pada interval 49-57, cukup berada pada
interval 58-66, baik berada pada interval 67-76, sangat baik berada pada interval
77-86.
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas IVa SDN Lemahireng 01
No Interval Kategori Hasil Belajar
Pretest Postest
Frekuensi % Frekuensi %
1 40-48 Kurang 9 30 0 0
2 49-57 Hampir
Cukup
11 36,67 2 6,67
3 58-66 Cukup 8 26,66 20 66,66
4 67-76 Baik 2 6,67 6 20
5 77-86 Sangat Baik 0 0 2 6,67
Total 30 100 30 100
64
Berdasarkan pada tabel 4.2 diatas, diketahui bahwa hasil belajar pretes
pada siswa kelas IVa SDN Lemahireng 01 Kecamatan Bawen, siswa yang
mendapat nilai pada interval 40-48 atau berada pada kategori kurang adalah 9
siswa dengan persentase 30 %. Siswa yang mendapat nilai pada interval 49-57
atau berada pada kategori hampir cukup adalah 11 siswa dengan persentase
36,67%. Siswa yang mendapat nilai pada interval 58-66 atau berada pada interval
cukup adalah 8 siswa dengan persentase 26,67 %. Siswa yang mendapat nilai pada
interval 65 – 76 atau berada pada kategori baik ada 2 siswa dengan presentase
6,67 %, dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada interval 77-86 atau
berada pada kategori sangat baik. Dari hasil distribusi frekuensi diatas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar pretes kelas IVa SDN Lemahireng 01, sebagian
berada pada kategori hampir cukup.
Hasil belajar postest siswa kelas IVa SDN Lemahireng 01, berdasarkan
pada tabel distribusi frekuensi diatas, diketahui bahwa tidak siswa yang
mendapatkan nilai pada interval 40-48 atau pada kategori kurang dengan
persentase 0%, siswa yang mendapatkan nilai pada interval 49-57 pada kategori
hampir cukup adalah 2 siswa dengan persentase 6,67 %. Sebanyak 20 siswa yang
mendapat nilai pada interval 58-66 atau masuk pada kategori cukup ada 20 siswa
dengan persentase 66,68 %. Siswa yang mendapat nilai pada interval 67-76 yang
berada pada kategori baik adalah 6 siswa dengan persentase 20 %. Siswa yang
mendapat nilai pada interval 77-86 yang masuk dalam kategori baik ada 2 siswa
dengan persentase 6,67%. Berdasarkan hasil diatas, maka dapat disimpukan
bahwa hasil belajar postest pada kelompok kontrol masuk dalam kategori baik.
d. Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Kelas IVa SDN Lemahireng 01
Rata-rata hasil belajar adalah nilai perolehan rata-rata keseluruhan baik
pretest maupun postest. Pemaparan rata-rata hasil belajar dimaksudkan untuk
melihat perubahan perolehan/ peningkatan persentase sebelum dan setelah
diberikan perlakuan dengan pembelajaran model Snowball Throwing.
65
Adapun rata-rata maupun perubahan peningkatannya, disajikan dalam
tabel berikut ini ;
Tabel 4.8
Rata-Rata Hasil Belajar Dan Perubahan Rata-Rata Hasil Belajar Siswa
Kelas IVa SDN Lemahireng 01
Rata-Rata Hasil Belajar Perubahan
Pretest Postest
58,83 69,37 10,54
Dari tabel diatas, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar pretes adalah
58,83 kemudian rata-rata hasil belajar postes yaitu 69,37. Itu berarti, setelah
diberikan pembelajaran dengan model Snowball Throwing siswa kelas IVb SDN
Lemahireng 01, terjadi kenaikan rata-rata hasil belajar yaitu 10,54.
4.2 Hasil Uji Hipotesis
4.2.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data merupakan syarat yang pertama untuk uji data dalam
statistik non parametrik/pengambilan kesimpulan. Uji ini dimaksudkan untuk
melihat distribusi data, terdistribusi normal atau tidak. Jika data distribusi normal,
maka data tersebut dikatakan memenuhi syarat uji hipotesis. Uji normalitas data
dibantu dengan alat bantu SPSS 20.0 for windows. Pengujian normalitas data
dengan menggunakan teknik one sample Kolmogorov Smirnov Z. Langkah-
langkah analisis pengujiannya adalah sebagai berikut Analize – Nonparametrik
Test – One Sample Kolmogorov Smirnov. Berikut ini disajikan dalam tabel hasil
uji normalitas data baik data kelas IVa mapun data kelas IVb SDN Lemahireng 01
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
66
Tabel 4.9
Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Postest_Eksperimen Postest_Kontrol
N 30 30
Normal Parametersa,b
Mean 75,57 69,37
Std. Deviation 7,842 6,724
Most Extreme Differences Absolute ,222 ,204
Positive ,186 ,096
Negative -,222 -,204
Kolmogorov-Smirnov Z 1,216 1,118
Asymp. Sig. (2-tailed) ,104 ,164
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan uji normalitas tersebut diketahui bahwa nilai probabilitas
Asymp.Sig.(2-Tailed) pada uji Kolmogorov-Smirnov pada kelompok eksperimen
0,104 dan pada kelompok kontrol nilai probabilitas Asymp.Sig.(2-Tailed) pada uji