Page 1
42
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Paparan Data
4.1.1 Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara
4.1.1.1 Sejarah
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara merupakan Kantor Pelayanan
Pajak yang masuk dalam lingkungan Kantor Wilayah Direktur Jenderal Pajak Jawa
Timur III dan berkedudukan di bawah Kementerian Keuangan. KPP Malang Utara ini
beralamat di Jalan Jaksa Agung Suprapto No. 29-31 Kelurahan Samaan, Kecamatan
Klojen, Kota Malang. Lokasi ini cukup strategis karena terletak di dekat pusat
kota dan berada di salah satu daerah sentra bisnis Kota Malang sehingga mudah
dijangkau oleh Wajib Pajak.
Kantor ini dulunya merupakan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan
di Kota Malang. Karena adanya reformasi birokrasi di tubuh Departemen Keuangan,
kantor ini diubah fungsinya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara secara resmi didirikan berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan No. 138/KMK.01/2008 tanggal 28 Mei 2008 tentang
Perubahan kedua atas Keputusan Mentri Keuangan No. 61/KMK.01/2007 tentang
Kode Kantor Wilayah Direktorat Janderal Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak dan
mulai beroprasi tanggal 4 Desember 2007.
Page 2
43
4.1.1.2 Visi, Misi dan Lokasi
VISI
Untuk menyatukan pandangan seluruh jajaran Direktorat Jenderal Pajak
mengenai cita–cita dan arah kemana organisasi Kantor Pelayanan Pratama akan
menuju, maka dibentuklah visi yang menjadi komitmen bagi seluruh jajaran
Direktorat Jenderal Pajak yaitu :
“ Menjadi Institusi pemerintah penghimpun pajak negara yang terbaik di wilayah
Asia Tenggara”
Visi Direktorat Jenderal Pajak adalah suatu gambaran menantang tentang
keadaan masa depan Direktorat Jenderal Pajak yang sungguh–sungguh diinginkan
untuk ditransformasikan menjadi realitas melalui komitmen dan tindakan oleh
segenap jajaran Ditjen Pajak.
Dalam pernyataan Visi Direktorat Jenderal Pajak terkandung dua hal yang
dituju, yaitu:
1. Identitas dirinya adalah institusi pemerintah penghimpun pajak negara.
2. Sesuatu yang ingin dicapai di masa depan adalah menjadi yang terbaik di wilayah
Asia Tenggara.
MISI
Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan dengan efektif dan efisien
diharapkan seluruh komponen Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara
Page 3
44
mengenal peran dan program instansinya serta hasil yang akan dicapai di masa
mendatang.
Sebagai tindak lanjut untuk merealisasikan visi, maka misi Kantor Pelayanan
Pajak Pratama yang juga sudah menjadi komitmen bagi seluruh jajaran Direktorat
Jenderal Pajak adalah sebagai berikut:
“Menyelenggarakan fungsi administrasi perpajakan dengan menerapkan
Undang-undang perpajakan secara adil dalam rangka membiayai penyelenggaraan
negara demi kemakmuran rakyat”
Dalam misi tersebut terkandung tiga hal yaitu :
1. Produknya adalah penyelenggaraan fungsi administrasi perpajakan dan
pembiayaan penyelenggaraan negara.
2. Pasarnya adalah rakyat
3. Metodenya adalah penerapan Undang-undang perpajakan secara adil.
Lokasi
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara merupakan Kantor Pelayanan
Pajak yang masuk dalam lingkungan Kantor Wilayah Direktur Jenderal Pajak Jawa
Timur III dan berkedudukan di bawah Kementerian Keuangan. KPP Malang Utara ini
beralamat di Jalan Jaksa Agung Suprapto No. 29-31 Kelurahan Samaan, Kecamatan
Klojen, Kota Malang. Telepon 0341- 364270, Lokasi ini cukup strategis karena
terletak di dekat pusat kota dan berada di salah satu daerah sentra bisnis Kota
Malang sehingga mudah dijangkau oleh Wajib Pajak.
Page 4
45
4.1.1.3 Tugas, Fungsi dan Tujuan KPP Pratama Malang Selatan
Tugas pokok KPP Pratama Malang Utara mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan, pengawasan administratif, dan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak dalam
bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang
Mewah dan Pajak Tidak Langsung Lainnya serta Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugasnya KPP Pratama Malang Utara
menyelenggarakan Fungsi:
1) Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan,
penggalianpotensi perpajakan, dan ekstensifikasi Wajib Pajak.
2) Penelitian dan penatausahaan surat pemberitahuan tahunan, surat
pemberitahuan masa, serta berkas Wajib Pajak.
3) Pendataan objek dan subjek serta penilaian dan penetapan PBB.
4) Pengawasan pembayaran masa Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai,
Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya serta
PBB dan BPHTB.
5) Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian keberatan,
penatausahaan banding, dan penyelesaian restitusi Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak
Langsung lainnyaserta PBB dan BPHTB. Sejak tahun 2013 PBB dan BPHTB
dialihkan ke pemerintah daerah.
Page 5
46
6) Pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan.
4.1.1.4 Susunan Organisasi KPP Pratama Malang Utara
Susunan organisasi berdasarkan fungsi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Malang Utara setelah adanya modernisasi pada tanggal 4 Desember 2007 terdiri atas
6 seksi, sub bagian umum, dan kelompok fungsional. Kelompok struktural yang
terdiri dari seksi-seksi diketuai oleh seorang kepala seksi atau kepala sub bagian,
sedangkan kelompok fungsional dipimpin oleh seorang ketua tim. Semua elemen
tersebut bertanggung jawab langsung kepada kepala kantor.
1. Sub Bagian Umum
a. Melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, rumah tangga, dan
bantuan hukum.
b. Seksi Pelayanan
Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan,
pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, pelaksanaan registrasi
Wajib Pajak.
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Melakukan pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan,
perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan,
pengalokasian dan penatausahaan bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, pelayanan dukungan teknis komputer,
pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing dan penyiapan laporan kinerja.
Page 6
47
3. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak,
bimbingan/himbauan kepada WP dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil
WP, analisis kinerja WP, rekonsiliasi data WP dalam rangka melakukan intensifikasi,
dan melakukan evaluasi hasil banding. Pada seksi ini terdapat jabatan Account
Representative yang berada di bawah pengawasan dan bimbingan Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi.
4. Seksi Ekstensifikasi
Melakukan pelaksanaan dan pinata usahaan pengamatan potensi perpajakan,
pendataan obyek dan subyek pajak, penilaian obyek pajak, dan kegiatan
ekstensifikasi perpajakan.
5. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal
Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan
pemeriksaan, penerbitan, penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak dan
administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya. Sedangkan tugas kepatuhan internal
antara lain melakukan kegiatan pemantauan atas pengendalian intern, manajemen
resiko, kode etik dan disiplin pegawai, tindak lanjut hasil pengawasan, dan
memberikan perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis.
6. Seksi Penagihan
Melakukan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak,
penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan piutang pajak
sesuai ketentuan yang berlaku.
Page 7
48
Susunan Organisasi di KPP Malang Utara beserta nama kepala kantor dan kepala
seksi masing-masing dapat dilihat pada gambar II.1
Gambar 4.1
Struktur Organisasi KPP Malang Utara beserta Nama Kepala Kantor dan Kepala
Seksi
Sumber: Diolah dari SIKKA-DJP
Jumlah total pegawai yang ada di KPP Pratama Malang Utara ada 79 pegawai
berdasarkan data dari Sistem Informasi Keuangan Kepegawaian dan Aktiva
Direktorat Jenderal Pajak (SIKKA-DJP) per 3 Juli 2013 dengan rincian sebagaimana
dalam Tabel 4.1.
Seksi Penagihan
AMINULLAH YASIN Kelompok Jabatan Fungsional
Kepala Kantor
ASHARI
Seksi Pengolahan Data & Informasi
TATIEK ARJANI
Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
HENDRO SULISTYO UTOMO
Seksi Waskon II
WIDI HARTANTO
Seksi Waskon I
BAMBANG ISMONO
Seksi RIKI
HARTINI
Kepala Subbagian Umum
EKO SUPRIATNO SUPRAPTO
Seksi Pelayanan
TRANG BINTORO Seksi Waskon III
FU’ADI
Page 8
49
Tabel 4.1
Data Pegawai Per Seksi KPP Pratama Malang Utara
NO SEKSI JUMLAH
1 KEPALA KANTOR 1
2 SUB BAGIAN UMUM 8
3 SEKSI PENGOLAHAN DATA dan INFORMASI 7
4 SEKSI PELAYANAN 14
5 SEKSI PENAGIHAN 5
6 SEKSI PEMERIKSAAN DAN KEPATUHAN INTERNAL 4
7 SEKSI EKSTENSIFIKASI PERPAJAKAN 3
8 SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI I 10
9 SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI II 9
10 SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI III 9
11 FUNGSIONAL PEMERIKSA 7
12 PENILAI PBB 2
JUMLAH 79
Sumber: Diolah dari SIKKA-DJP
Di dalam memudahkan pelayanan dan pengawasan terhadap Wajib Pajak serta
meningkatkan kinerja fiskus, KPP Pratama Malang Utara didukung sepenuhnya oleh
sistem administrasi yang berbasis komputer yang terpusat yaitu Sistem Informasi
Page 9
50
Direktorat Jenderal Pajak (SI-DJP) sehingga dengan sistem ini dimungkinkan setiap
proses kegiatan akan terukur dan terkontrol.
Sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menjalankan pemerintahan yang
bersih dan berwibawa, serta mendukung terciptanya Good Goverment Governance,
dan untuk mendukung komitmen pemerintah tersebut, maka setiap karyawan , KPP
Pratama Malang Utara wajib memperhatikan Kode Etik Pegawai sesuai PMK
No.1/PM.03/2007. Kode etik ini menjadi standar perilaku pegawai yang secara jelas
mengatur kewajiban dan larangan bagi pegawai serta sanksi atas pelanggaran kode
etik tersebut.
Berbagai fasilitas kemudahan dan kenyamanan pelayanan untuk memberikan
pelayanan prima kepada Wajib Pajak juga diberikan KPP Pratama Malang Utara.
Misalnya dengan memanfaatkan perkembangan dan kemajuan teknologi informasi
yaitu pembayaran pajak dapat melalui online (one-line payment) di bank-bank yang
telah ditunjuk di Kota Malang bahkan di dalam kantor pun terdapat loket bank Jatim
untuk memudahkan WP dalam hal pembayaran pajak, call center, e-filling, e-SPT,
dan sebagainya dibuat juga complaint center untuk menjamin bahwa pelayanan
yang diberikan benar-benar yang terbaik dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
4.1.1.5 Keadaan Sosial Ekonomi Wilayah Kerja KPP Malang Utara
Saat ini Kota Malang telah mengalami perkembangan yang cukup pesat
sehingga menjadi kota terbesar di propinsi Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Kota
Malang juga dikenal sebagai kota pendidikan karena memiliki banyak universitas.
Perkembangan Kota Malang ditandai dengan semakin banyaknya pembangunan
Page 10
51
saranan fisik kota, mulai dari perluasan kawasan pemukiman, pembangunan fasilitas
umum, dan pusat perbelanjaan seperti mall. Oleh karena itu, Kota Malang adalah
kawasan yang potensial untuk berinvestasi, memperluas usaha perdagangan, dan
mengembangkan industri.
Secara geografis wilayah Kota Malang berada antara 07°46'48" - 08°46'42"
Lintang Selatan dan 112°31'42" - 112°48'48" Bujur Timur, dengan luas wilayah
110,06 km2. Kota Malang terdiri dari lima kecamatan yaitu Kedungkandang, Klojen,
Blimbing, Lowokwaru, dan Sukun lalu dibagi lagi ke dalam 57 kelurahan.
Secara administratif wilayah Kota Malang berbatasan langsung dengan
daerah Kabupaten Malang yaitu :
Sebelah Utara : Kecamatan Singosari dan Kecamatan Karangploso
Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang
Sebelah Selatan: Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji
Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau
Jumlah penduduk Kota Malang berdasarkan data Hasil Sensus penduduk
Tahun 2010 yang tercatat pada Badan Pusat Statistik Jawa Timur pada tahun
2010 sebanyak 819.708 jiwa.
Sektor perekonomian utama saat ini di Kota Malang adalah perdagangan,
dimana pada sektor ini Kota Malang berfungsi sebagai pusat perdagangan regional.
Kegiatan perdagangan yang ada di Kota Malang terbagi atas beberapa kelompok
yaitu :
Page 11
52
Kegiatan perdagangan skala besar untuk jenis sayuran, ikan, dan sejenisnya
(pasar basah) menggunakan Pasar Induk Gadang.
Jenis kegiatan skala besar (grosir), terpusat di pusat kota.
Perdagangan campuran (garmen, elektronik, dan jasa misalnya showroom)
berkembang secara linier mulai Jalan Basuki Rahmat, dan Jakgung Suprapto
dan berkembang sampai Arjosari.
Jenis perdagangan lain tersebar hampir seluruh kawasan.
Dari berbagai bidang usaha yang telah dijelaskan di atas, terutama sektor
perdagangan tentunya menyimpan potensi perpajakan dalam jumlah yang tidak
sedikit. Pihak Direktorat Jenderal Pajak tentu sebaiknya berusaha memaksimalkan
mungkin potensi ini untuk meningkatkan penerimaan pajak dari kota Malang ini.
4.1.1.6. Wilayah Kerja
Wilayah Kerja KPP Pratama Malang Utara meliputi dua kecamatan dari total
lima kecamatan di Kota Malang, yaitu kecamatan Lowokwaru dan Kecamatan
Blimbing
1. Kecamatan Blimbing (35.73.030) dengan luas 14.089.217 m2 terdiri dari 11
Kelurahan, yaitu: Jodipan, Polehan, Kesatrian, Bunulrejo, Purwantoro,
Pandanwangi, Blimbing, Purwodadi, Arjosari, Polowijen dan Balearjosari.
Di wilayah kecamatan ini terdapat terminal terbesar di Kota Malang yaitu
terminal Arjosari. Sebagian besar wilayah kecamatan ini dimanfaatkan sebagai
lahan pemukiman dan sentra perdagangan.
Page 12
53
2. Kecamatan Lowokwaru (35.73.040) dengan luas 20.296.453 m2 terdiri dari 12
kelurahan, yaitu: Merjosari, Dinoyo, Sumbersari, Ketawanggede, Jatimulyo,
Lowokwaru, Tulusrejo, Mojolangu, Tlogomas, Tunggulwulung, Tunjungsekar
dan Tasikmadu.
Kecamatan ini terkenal dengan industri keramik Dinoyo dan areal universitas,
ada sekitar sembilan universitas berdiri di sini, salah satunya adalah Universitas
Brawijaya yang merupakan universitas terbesar di Malang.
Di masing-masing kecamatan terdapat berbagai macam potensi perpajakan yang
perlu digali lebih dalam lagi agar dapat meningkatkan penerimaan pajak di KPP
Pratama Malang Utara.
Batas-batas wilayah kerja KPP Pratama Malang Utara adalah :
a. Utara : Wilayah Kerja KPP Pratama Singosari;
b. Barat : Wilayah Kerja KPP Pratama Singosari;
c. Selatan : Wilayah Kerja KPP Pratama Malang Selatan;
d. Timur : Wilayah kerja KPP Singosari.
Sesuai dengan prinsip modernisasi di Direktorat Jenderal Pajak, pembagian wilayah
kerja pada Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon) untuk setiap Account
Representatif (AR) di KPP Pratama Malang Utara berdasarkan kelurahan pada kedua
kecamatan tersebut. Secara umum ada tiga pembagian wilayah kerja karena pada
KPP Pratama Malang Utara hanya terdapat tiga Seksi Pengawasan dan Konsultasi.
Page 13
54
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.2.1. Pertumbuhan Jumlah Wajib Pajak
Jumlah pertumbuhan Wajib Pajak yang berasal dari sektor UMKM sesuai
dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 setiap bulannya mengalami
peningkatan yang flektuatif dari jumlah yang terdaftar. Pada masa Agustus Tahun
2013 yakni sebulan setelah penerapan Peraturan Pemerintah No. 46, KPP Pratama
Malang Utara menerima jumlah pertumbuhan Wajib Pajak yang terdaftar sebesar
72.241. kemudian pada setiap bulannya juga mengalami kenaikan dari jumlah yang
membayar atas Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013. Dalam kenaikan dari
penerimaan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 pada awal diterapkannya
peraturan baru sampai dengan Masa Juni 2014 tersebut mencapai jumlah
pertumbuhan Wajib Pajak sejumlah 76.356 Wajib Pajak.
Dalam hal ini kenaikan jumlah Wajib Pajak UMKM di KPP Pratama Malang
Utara yang juga diikuti oleh peningkatan jumlah penerimaannya setiap bulan ini
menunjukkan bahwa dengan penerapan PP No. 46 ini Wajib Pajak UMKM menjadi
Wajib Pajak efektif, yang bukan hanya mendaftarkan dirinya sebagai Wajib Pajak
tapi juga memenuhi kewajibannya sebagai Wajib Pajak, yakni membayar dan
melaporkan utang pajaknya.
Page 14
55
Berikut ini adalah tabel jumlah Wajib Pajak yang yang terdaftar pada kurun
waktu Juli 2012 sampai dengan Juni 2014 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Jumlah Wajib Pajak yang Terdaftar Pada Masa Juli 2012 sampai dengan Juni
2014
Bulan Jml WP
Terdaftar
%
Peningkatan
Juli 2012 66,554
Agustus 2012 66,778 0,34%
September 2012 67,074 0,44%
Oktober 2012 67,542 0,70%
November 2012 68,742 1,78%
Desember 2012 69,164 0,61%
Januari 2013 69,675 0,74%
Februari 2013 70,051 0,54%
Maret 2013 70,493 0,63%
April 2013 70,927 0,61%
Mei 2013 71,269 0,48%
Juni 2013 71,706 0,61%
Juli 2013 72,015 0,43%
Agustus 2013 72,214 0,28%
September 2013 72,569 0,49%
Oktober 2013 72,885 0,43%
November 2013 73,179 0,40%
Desember 2013 73,590 0,56%
Januari 2014 74,009 0,57%
Februari 2014 74,640 0,85%
Maret 2014 75,190 0,74%
April 2014 75,626 0,58%
Mei 2014 75,963 0,44%
Juni 2014 76,356 0,52%
Sumber: Jumlah Wajib Pajak yang terdaftar dari Bulan Juli 2012 sampai dengan Juni
2014 yang sudah diolah
Page 15
56
Berdasarkan tabel 4.2 jumlah Wajib Pajak Peraturan Pemerintah No. 46
Tahun 2013 di wilayah kerja KPP Pratama Malang Utara setiap bulannya mengalami
peningkatan dalam jumlah Wajib Pajak yang terdaftar. Data tersebut diambil untuk
mengetahui Peningkatan atau penurunan jumlah Wajib Pajak yang terdafrtar pada
masa tersebut. Data tersebut adalah untuk keseluruhan Wajib Pajak yang terdaftar di
wilayah kerja KPP Pratama Malang Utara baik yang termasuk katagori UMKM
ataupun yang tidak. Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan
jumlah Wajib Pajak yang terdaftar pada masa Juli sampai masa Agustus 2012
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tersebut tercatat 0,34 % . Wajib Pajak yang
terdaftar pada masa selanjutnya terus meningkat dan pada masa Agustus sampai
September 2012 jumlah Wajib Pajak yang terdaftar mencapai 0,44%. Pada masa
September sampai masa Oktober 2012 peningkatan terhadap Wajib Pajak yang
terdaftar pada masa Oktober sampai November mengalami peningkatan mencapai
1,78%. Pada masa November sampai Desember 2012 Wajib Pajak yang terdaftar
mengalami penurunan mencapai 0,61% dari sebelumnya. Pada masa Desember
sampai dengan Januari 2013 mencapai 74%. Jumlah Wajib Pajak yang terdaftar pada
masa Januari sampai dengan Februari 2013 mengalami penurunan terhadap Wajib
Pajak yang terdaftar mencapai nilai 0,54%. Pada masa Februari sampai masa Maret
2013 mengalami peningkatan terhadap Wajib Pajak yang terdaftar mencapai nilai
0,63% dari masa sebelumnya. Pada masa Maret sampai masa April 2013 mengalami
sedikit penurunan terhadap Wajib Pajak yang terdaftar mencapai nilai 0,61% dari
masa sebelumnya. Pada masa April sampai masa Mei 2013 mengalami penurunan
Page 16
57
terhadap Wajib Pajak yang terdaftar mencapai nilai 0,48% dari masa sebelumnya.
Pada masa Mei sampai masa Juni 2013 mengalami peningkatan terhadap Wajib Pajak
yang terdaftar mencapai nilai 0,61% dari masa sebelumnya. Pada masa Juni sampai
masa Juli 2013 mengalami sedikit penurunan terhadap Wajib Pajak yang terdaftar
mencapai nilai 0,43% . Pada masa Juli sampai dengan Agustus 2013 Wajib Pajak
yang terdaftar mencapai nilai 0,28% mengalami penurunan dari masa sebelumnya di
KPP Pratama Malang Utara. Pada masa Agustus sampai dengan September 2013
Wajib Pajak yang terdaftar mencapai nilai 0,49% mengalami peningkatan dari masa
sebelumnya di KPP Pratama Malang Utara. Pada masa Oktober sampai dengan
November 2013 Wajib Pajak yang terdaftar mencapai nilai 0,40% mengalami
penurunan dari masa sebelumnya di KPP Pratama Malang Utara. Pada masa
November sampai dengan Desember 2013 Wajib Pajak yang terdaftar mencapai nilai
0,56% mengalami peningkatan dari masa sebelumnya di KPP Pratama Malang Utara.
Namun pada masa Desember sampai dengan Januari 2014 Wajib Pajak terdaftar
mencapai nilai 0,57%. Pada masa Januari sampai dengan Februari 2014 Wajib Pajak
yang terdaftar mencapai nilai 0,85% mengalami peningkatan dari masa sebelumnya
di KPP Pratama Malang Utara. Pada masa Februari sampai dengan Maret 2014 Wajib
Pajak yang terdaftar mencapai nilai 0,74% mengalami penurunan dari masa
sebelumnya di KPP Pratama Malang Utara. Pada masa Maret sampai dengan April
2014 Wajib Pajak yang terdaftar mencapai nilai 0,58% mengalami penurunan dari
masa sebelumnya di KPP Pratama Malang Utara. Pada masa April sampai dengan
Mei 2014 Wajib Pajak yang terdaftar mencapai nilai 0,44% mengalami penurunan
Page 17
58
dari masa sebelumnya di KPP Pratama Malang Utara. Pada masa Mei sampai dengan
Juni 2014 Wajib Pajak yang terdaftar mencapai nilai 0,52% mengalami kenaikan dari
masa sebelumnya di KPP Pratama Malang Utara.
Sebelum dan sesudah penerapan PP. No. 46 Tahun 2013, jumlah pertumbuhan
wajib pajak tertinggi terjadi pada bulan November 2012 yakni mencapai jumlah
1.200 Wajib Pajak. Sedangkan jumlah pertumbuhan terendah terjadi pada bulan
Agustus 2013 yakni hanya mencapai 199 Wajib Pajak. Hal ini terlihat dan
ditunjukkan dalam gambar grafik dibawah ini.
Gambar 3.2
Pertumbuhan Jumlah Wajib Pajak yang Terdaftar di KPP Pratama Malang Utara
Sumber: Pertumbuhan Jumlah Wajib Pajak yang sudah diolah peneliti.
Hal ini menunjukkan bahwa Wajib Pajak atas Peraturan Pemerintah No.46
Tahun 2013 menyadari akan kewajiban pajaknya. Peraturan baru ini menunjukkan
60.000
62.000
64.000
66.000
68.000
70.000
72.000
74.000
76.000
78.000
Jml Wajib Pajak
Jml Wajib Pajak
Page 18
59
bahwa tujuan Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 ini
yakni memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak dan penyederhanaan aturan
perpajakan mengedukasi masyarakat untuk tertib, administrasi, mengedukasi
masyarakat untuk transparansi, dan memberikan kesempatan masyarakat untuk
berkontribusi dalam penyelenggaraan Negara, tercapai dengan baik. Sosialisasi yang
telah dilakukan oleh KPP Pratama Malang Utara sangat mempengaruhi kesadaran
dari Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya.
Hasil wawancara dengan salah satu petugas pajak dibagian seksi Pengawas
dan Konsultasi (WASKON 1), yaitu bapak Bambang Ismono tentang bentuk kegiatan
sosialisasi yang telah dilakukan sebagai berikut:
“Bentuk kegiatan sosialisasi untuk Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013
yaitu memasang spanduk, memasang baner di depan KPP Pratama Malang Utara,
mengundang Wajib Pajak, membuat brosur,majalah, Koran, radio dan televise.”
Berdasarkan wawancara dengan petugas pajak pada seksi Pengawas dan
Konsultasi (Waskon 1) di atas KPP Pratama Malang Utara awal mula diberlakukan
Peraturan Pemerintah no. 46 Tahun 2013 bentuk sosialisasi dengan berbagai
alternatif. Alternatif yang pertama dilakukan Wajib Pajak di beri surat undangan yang
akan di adakan sosialisasi untuk peraturan baru yaitu Peraturan Pemerintah No. 46
Tahun 2013. KPP Pratama Malang Utara melakukan pemasangan sepanduk, bener,
dan menyebarkan brosur dan majalah. Usaha yang lain adalah menyiarkan di radio-
radio, televisi dan media yang lainnya.
Page 19
60
4.1.2.2 Penerimaan Pajak
Pajak menurut Supramono (2010:2), “Pajak merupakan kontribusi wajib
kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan
digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan
penerimaan pajak atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 atas UMKM di
KPP Pratama Malang Utara, peneliti menggunakan metode pengumpulan data
melalui beberapa tahap yang dimulai dari survei, wawancara, menganalisis data yang
sudah dikumpulkan kemudian menarik kesimpulan dari hasil analisis data dan
memberikan saran. Survei dilakukan dengan mengamati kondisi awal sebelum
dilakukannya penelitian. Wawancara dilakukan dengan pegawai di KPP Pratama
Malang Utara bagian Pengawas dan Konsultasi 1.
Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2013 tentang pajak penghasilan dari
penghasilan usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran
bruto kurang dari Rp. 4.800.000.000,00. Mulai diterbitkannya Peraturan Pemerintah
tersebut pada tanggal 1 Juni 2013 dan baru efektif pada tanggal 1 Juli 2013. Akan
tetapi di KPP Pratama Malang Utara baru diterapkan pada bulan Agustus 2013. Hal
ini dikarenakan KPP Pratama Malang baru melaksanakan Sosialisasi dengan Wajib
Pajak.
Hasil wawancara dengan salah satu petugas pajak dibagian seksi Pengawas
dan Konsultasi (WASKON 1), yaitu bapak Bambang Ismono sebagai berikut:
Page 20
61
“PP ini berlaku pada bulan Juli 2013 peraturan pemerinta ini ada dan dilanjut
dengan mentri Keuangan. baru dilakukan sosialisasi pada masyarakat atau
wajib pajak pada pertengahan juni, berlakunya peraturan pemerintah ini pada
bulan juni 2013 dan masi belum maksimal karena Wajib Pajak masih banyak
yang membayar pajak penghasilan 25.”
Berdasarkan wawancara dengan petugas pajak pada seksi Pengawas dan
Konsultasi (Waskon 1) di atas KPP Pratama Malang Utara awal mula diberlakukan
Peraturan Pemerintah no. 46 Tahun 2013. Awal mula diberlakukannya Peraturan
Pemerintah no. 46 Tahun 2013 pihak KPP Pratama Malang Utara berupaya keras
untuk mensosialisasikan terhadap Wajib Pajak dengan adanya Peraturan Pemerintah
yang baru. KPP Pratama Malang Utara melakukan bentuk sosialisasi dengan cara
mengundang Wajib Pajak dalam satu ruangan dan menjelaskan semua tentang
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013, selain mengundang Wajib Pajak juga
mensosialisasikan melalui brosur, majalah, pamflet, Koran, radio dan media
elektronik lainnya.
Hasil wawancara dengan sala satu petugas dibagian seksi Pengawas dan
Konsultasi 1 sebagai berikut:
“ KPP Pratama Malang Utara awal mula melakukan sosialisasi pada Wajib
Pajak mengundang dan memaparkan tentang PP No.46 Tahun 2013, banyak bentuk
sosialisasi yang lainnya contoh brosur, majalah, pamflet, radio, Koran, TV dll.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas, KPP Pratama Malang Utara telah
mensosialisasikan adanya Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013, namun
Peraturan tersebut baru efektif pada bulan Agustus 2013. KPP Pratama Malang Utara
baru mensosialisasikan dengan wajib pajak pada bulan Juni 2013, akan tetapi wajib
Page 21
62
pajak masih banyak yang belum mengerti dengan adanya Peraturan Pemerintah No.
46 tersebut.
Pajak Penghasilan yang disosialisasikan pada brosur adalah penghasilan dari
usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak dengan predaran bruto (omzet) yang
tidak melebihi Rp. 4,8 miliar dalam 1 tahun Pajak. Peredaran bruto (omzet)
merupakan jumlah peredaran bruto (omzet) semua gerai/conter/ outlet atau sejenisnya
baik pusat maupun cabangnya. Pajak yang terutang dan harus dibayar adalah 1% dari
jumlah peredaran bruto (omzet).
Objek pajak yang tidak dikenai PPh ini harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a. Penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, seperti misalnya:
dokter, advokat/pengacara, akuntan, notaris, PPAT, arsitek, pemain musik,
pembawa acara, dan sebagaiman yang diuraikan dalam penjelasan PP nomor 46
tersebut.
b. Penghasilan dari usaha yang dikenai PPh Final (Pasal 4 ayat 2), seperti misalnya
sewa kamar kos, sewa rumah, jasa konstruksi (perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan) PPh usaha migas, dan lain sebagainya yang diatur berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 46 tersendiri.
c. Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri.
Yang dikenai Pajak Penghasilan sesuai PP Nomor 46 tahun 2013 adalah:
1. Orang Pribadi.
Page 22
63
2. Badan, tidak termasuk Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang menrima penghasilan
dari usaha dengan peredaran bruto (omset) yang tidak melebihi Rp.
4.800.000.000 dalam 1 (satu) Tahun Pajak.
Yang tidak dikenai Pajak Penghasilan sesuai PP Nomor 46 Tahun 2013 adalah:
a. Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan/atau jasa yang
menggunakan sarana yang dapat dibongkar pasang dan menggunakan sebagian
atau seluruh tempat untuk kepentingan umum. Misalnya: pedagang keliling,
pedagang asongan, warung tenda dan area kaki lima, dan sejenisnya.
b. Badan yang belum beroperasi secara komersial atau yang dalam jangka waktu 1
(satu) tahun setelah beroperasi secara komersial memperoleh peredaran bruto
(omset) melebihi Rp. 4.800.000.000.
Hasil wawancara dengan salah satu pegawai pajak dibagian seksi Pengawas
dan Konsultasi I (Februari 2015) tentang hambatan dalam adanya Peraturan
Pemerintah No. 46 oleh Bambang Ismono, sebagai berikut:
“Hambatan dalam adanya Peraturan Pemerintah No. 46 ini adalah pihak KPP
Pratama masih belum mendapatkan data Wajib Pajak UMKM seluruhnya
masi sebagian yang terdaftar pada KPP Malang Utara maka dari itu yang
dilakukan dengan hambatan tersebut kami melakukan sosialisasi terus agar
Wajib Pajak akan sadar dengan kewajiban membayar Pajak nya.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas hambatan dari KPP Pratama Malang
Utara adalah banyak data-data Wajib Pajak yang masi belum terdaftar dalam KPP
Pratama Malang Utara artinya masih banyak wajib pajak yang masih belum
mendaftarkan sebagai Wajib Pajak. Pihak KPP Pratama Malang Utara terus
Page 23
64
melakukan sosialisasi agar Wajib Pajak yang belum mengetahui kewajiban sebagai
Wajib Pajak segera mendaftarkan sebagai WP dan sadar dengan kewajiban mebayar
Pajak.
Hal ini berpengaruh pada tingkat penerimaan pajak Di KPP Pratama Malang
Utara. Berdasarkan hasil observasi di lapangan rincian penerimaan pajak di KPP
Pratama Malang Utara dapat dilihat di tabel 4.3, sebagai berikut:
Page 24
65
Tabel 4.3
Rincian Penerimaan Pajak PP No. 46 bulan Juli 2012 sampai dengan Juni 2014
No. Bulan Penerimaan Pajak Total
penerimaan PPh Pasal 25 PP No. 46 PPh Pasal 29
1 Juli 2012 370,241,775
PP No. 46
baru efektif
mulai
Juli 2013
5,406,911,594 5,777,153,369
2 Agustus 2012 358,132,417 3,746,983,206 4,105,115,623
3 September 2012 374,018,393 4,062,582,541 4,436,600,934
4 Oktober 2012 365,065,940 5,461,769,647 5,826,835,587
5 November 2012 384,211,317 6,582,926,807 6,967,138,124
6 Desember 2012 393,352,176 13,686,853,156 14,080,205,332
8 Januari 2013 382,967,513 3,074,551,998 3,457,519,511
9 Februari 2013 524,014,859 4,388,135,661 4,912,150,520
10 Maret 2013 2,563,290,566 5,965,212,614 8,528,503,180
11 April 2013 57,633,142 5,809,978,918 5,867,612,060
12 Mei 2013 455,557,163 5,055,251,862 5,510,809,025
13 Juni 2013 427,019,754 4,500,067,276 4,927,087,030
jml sebelum 6,655,505,015 - 67,741,225,280 74,396,730,295
14 Juli 2013 481,964,305 0 6,087,875,212 6,811,059,484
15 Agustus 2013 389,322,357 193,468,763 4,131,067,270 4,713,858,390
16 September 2013 359,479,162 175,373,166 6,438,002,976 6,972,855,304
17 Oktober 2013 367,869,858 185,511,131 6,678,630,528 7,232,011,517
18 November 2013 332,843,891 213,192,716 7,543,365,280 8,089,401,887
19 Desember 2013 426,810,621 243,850,308 15,527,794,092 16,198,455,021
21 Januari 2014 104,946,553 - 759,090 105,705,643
22 Februari 2014 - - - -
23 Maret 2014 190,241,845 63,800,692 398,709,609 652,752,146
24 April 2014 - - 457,000 457,000
25 Mei 2014 13,366,532 - 16,543,046 29,909,578
26 Juni 2014
- - -
27 jml setelah 2,666,845,124 1,075,196,776 46,823,204,103 50,806,465,970
Sumber: Penerimaan Pajak PP No. 46 bulan Juli 2012 sampai dengan Juni 2014 yang
sudah diolah.
Sebelum dan setelah di terapkan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013,
jumlah penerimaan untuk PPh pasal 25 tertinggi terjadi pada bulan Maret yakni
Page 25
66
mencapai Rp. 2,563,290,566,00. Sedangkan untuk PP No. 46 Tahun 2013 tertinggi
terjadi pada bulan Desember 2013 yakni mencapai Rp.243,850,308,00. Hal ini
terlihat dan ditunjukkan pada gambar grafik dibawah ini:
Gambar 4.3
Penerimaan Pajak Sebelum di Terapkan PP No. 46 Tahun 2013
Sumber: Penerimaan Pajak sebelum diterapkan PP No. 46 Tahun 2013 yang sudah
diolah.
-
2.000.000.000
4.000.000.000
6.000.000.000
8.000.000.000
10.000.000.000
12.000.000.000
14.000.000.000
16.000.000.000
Penerimaan Sebelum PP 46
PPh Pasal 25
PP 46
PPH Pasal 29
Page 26
67
Gambar 4.4
Penerimaan Pajak Setelah di Terapkan PP No. 46 Tahun 2013
Sumber: Penerimaan Pajak setelah diterapkan PP No. 46 Tahun 2013 yang sudah
diolah.
-
100.000.000
200.000.000
300.000.000
400.000.000
500.000.000
600.000.000
Penerimaan Setelah PP 46
PPh Pasal 25
PP 46
Page 27
68
Gambar 4.5
Penerimaan Pajak Sebelum di Terapkan PP No. 46 Tahun 2013
Sumber: Penerimaan Pajak sebelum diterapkan PP No. 46 Tahun 2013 yang sudah
diolah.
Berdasarkan data di atas yang diambil untuk tujuan yang kedua ini adalah
pada masa pajak Juli 2012 sampai dengan Juni 2014, data tersebut diambil untuk
mengetahui pergerakan jumlah setoran yang diterima dari periode sebelum dan
sesudah diterapkanya peraturan baru yaitu Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013.
Selama kurun waktu tersebut terdapat dua peraturan pemerintah terkait dengan
UMKM yaitu selama bulan Juli 2012 sampai dengan bulan Juni 2013 menggunakan
PPh Pasal 25 ditambah dengan bagian dari PPh Pasal 29 yang merupakan kurang
bayar tahunan pajak penghasilan. Selama kurun waktu Juli 2013 sampai dengan Juni
2014 menggunakan penerimaan pajak sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 46
-
2.000.000.000
4.000.000.000
6.000.000.000
8.000.000.000
10.000.000.000
12.000.000.000
14.000.000.000
16.000.000.000
18.000.000.000
PPh 29
PPh 29
Page 28
69
Tahun 2013. Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa penerimaan yang ada
dalam KPP Malang Utara mengalami kenaikan dan penurunan pada penerimaan
pajak PPh Pasal 25 di KPP Pratama Malang Utara pada bulan Juni 2012 sampai
dengan Juni 2014. Selama kurun waktu Juli 2012 penerimaan PPh Pasal 25 masih
stabil, dan pada kurun waktu Tahun 2013 penerimaan atas PPh Pasal 25 mengalami
peningkatan yang signifikan pada bulan Maret sebesar Rp. 2.563.290.566,00
dikarenakan pada bulan Maret Wajib Pajak melakukan penyetoran tahunan yang
paling lambat pada akhir bulan Maret. Berdasarkan data diatas juga dapat di lihat
pada masa selain masa Maret penerimaan yang diperoleh oleh KPP Pratama Malang
Utara atas PPh pasal 25 memiliki penerimaan yang kecil di masa Januari yaitu
sebesar Rp. 382.967.513,00, untuk masa April hanya mendapatkan penerimaan
sebesar Rp. 57.633.142,00 untuk masa Mei 2013 mendapatkan penerimaan sebesar
Rp. 455.557.163,00 ada peningkatan dari masa sebelumnya. KPP Pratama Malang
Utara mendapatkan penerimaan pada masa Juni 2013 sebesar Rp. 427.019.754,00
dan untuk masa Juli 2013 ada kenaikan dalam pemerimaan pajak yaitu sebesar Rp.
481.964.305,00. Untuk masa Agustus 2013 penerimaan atas PPh Pasal 25 mengalami
penurunan yaitu sebesar Rp. 389.322.357,00 dari masa sebelumnya. Untuk masa
September sampai dengan November mengalami penurunan dalam penerimaan pajak
di KPP Pratama Malang Utara yaitu sebesar Rp. 332.843.891,00 pada masa
November 2013, untuk masa Desember 2013 sebesar Rp. 426.810.621,00. Pada tahun
2014 pada masa Januari sampai dengan Juni mengalami naik turun yang tidak stabil,
pada masa Januari 2014 KPP Pratama Malang Utara mendapatkan penerimaan
Page 29
70
sebesar Rp. 104.946.553,00 dan pada masa Februari, April, Juni tahun 2014 tidak ada
penerimaan, dan untuk masa Maret mengalami kenaikan atas penerimaan PPh Pasal
25 yaitu sebesar Rp. 190.241.845,00. Untuk masa Mei penerimaan atas PPh Pasal 25
sebesar Rp. 13.366.532,00.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa penerimaan KPP Pratama
Malang Utara mengalami kenaikan dan penurunan atas penerimaan PPh Pasal 25.
Sedangkan untuk penerimaan atas Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 pada
kurun waktu Agustus 2013 sampai dengan Desember 2013 pada KPP Pratama
Malang Utara mengalami peningkatan. Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013
pada bulan Juli tahun 2013 masih belum efektif dan baru di efektifkan pada masa
Agustus.
Penerimaan pajak PP No. 46 pada kurun waktu Agustus sampai dengan
Desember 2013 di KPP Pratama Malang Utaran mengalami kenaikan dan penurunan.
Namun, penerimaan pajak di KPP Pratama Malang Utara pada kurun waktu Juli 2013
masih belum ada penerimaan. Hal ini dikarenakan belum adanya wajib pajak yang
merespon Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tersebut. Sehingga PP No. 46
baru diefektifkan pada masa Agustus 2013 KPP Pratama Malang Utara mendapatkan
penerimaan atas PP No.46 sebesar Rp. 193.468.763,00. Pada masa September
mengalami penurunan atas penerimaan PP No. 46 yaitu sebesar Rp. 175.373.166,00.
Untuk masa Oktober KPP Pratama Malang Utara mendapatkan penerimaan atas PP
No. 46 Tahun 2013 sebesar Rp. 185.511.131,00. Pada masa November 2013
mendapatkan penerimaan atas Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 sebesar Rp.
Page 30
71
213.192.716,00. Pada masa Desember 2013 mendapatkan penerimaan atas Peraturan
Pemerintah No. 46 Tahun 2013 sebesar Rp. 243.850.308,00. Pada masa Januari 2014
Februari 2014, Maret 2014, Mei 2014 dan Juni 2014 di KPP Pratama Malang Utara
tidak mendapatkan penerimaan pajak atas Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2014.
Hasil wawancara dengan salah satu petugas pajak dibagian Pengawas dan
Konsultasi I tentang kekurangan dan kelebihan dengan adanya Peraturan Pemerintah
No. 46 Tahun 2013 sebagaiu berikut:
“ Setiap peraturan itu ada kelebihan dan kekurangannya, kelebihan dari
peraturan baru ini berlatar belakang Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 adalah
untuk mempermudah WP dengan perhitungannya yang sangat mudah dengan
potongan pajak hanya 1% dari penghasilan bruto dibandingkan dengan PPh 25 yang
di sini ada norma perhitungan setelah Biaya muncul baru ada PTKp tanpa
pembukuan. Kekurangan pada Peraturan Pemerintah 46 adalah 1 persen dari bruto itu
misalnya omsetnya kecil membayar kewajiban pajaknya lebih Besar tetapi klo
penghasilan lebih besar maka dengan adanya PP 46 akan diuntungkan karena
potongannya dari penghasilan Bruto, maka pajak yang akan dibayar oleh Wajib Pajak
akan menjadi kecil.”
Dari wawancara diatas bahwah Peraturan Pemerintah masih memiliki
kelebihan dan kekurangannya. Hasil wawancara menunjukkan bahwah meskipun
pihak KPP pratama sudah melakukan sosialisasi terhadap Wajib Pajak atas adanya
Peraturan Pemerintah no. 46 tahun 2013, akan tetapi masi bnyak kesulitan yang
dihadapi oleh pihak KPP pratama malang utara maupun Wajib Pajaknya itu sendiri.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
menyatakan bahwa Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha yang
peredaran brutonya dalam 1 (satu) tahun kurang dari Rp.4.800.000.000,00 (empat
Page 31
72
miliar delapan ratus juta rupiah). Dalam hal ini Undang-Undang tersebut Wajib Pajak
dapat menghitung penghasilan neto dengan menggunakan norma perhitungan
penghasilan dengan syarat Wajib Pajak memberitahu kepada DJP (Dirjen Jendral
Pajak) dalam jangka Waktu tiga bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan.
Norma penghitungan penghasilan neto merupakan pedoman untuk menentukan
besarnya penghasilan netto yang diterbitkan oleh Dirjen Pajak. Norma penghitungan
tersebut merupakan suatu prosentase dimana nilainya telah ditetapkan dengan
peraturan Dirjen Pajak, dimana prosentase tersebut akan dikalikan dengan
penghasilan bruto per tahun untuk menghitung penghasilan neto.
Sedangkan didalam Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tentang Pajak
Penghasilan Bagi Wajib Pajak orang pribadi pengusaha yang memiliki peredaran
bruto tidak melebihi Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah)
dalam 1 Tahun Pajak yang memenuhi kriteria sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi
Pengsaha Tetap dan kriteria sebagai Wajib Pajak yang dikenai PPh berdasarkan PP
46 Tahun 2013, maka atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperolehnya
dikenai PPh bersifat final sebesar 1% dari jumlah peredaran bruto setiap bulan.
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tersebut, sebagai dasar pengenaan pajaknya
tanpa menyusun laporan keuangan PP No. 46 Tahun 2013 tersebut dapat menghitung
besarnya kewajiban Pajak PPh terutang, dalam hal ini PPh terutang bukan laba yang
dijakan sebagai acuan untuk pengenaan pajaknya, akan tetapi dasar pengenaan pajak
Atas Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tersebut adalah Penghasilan Bruto
(omset). Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 mulai di terbikannya pada
Page 32
73
pertengahan tahun 2013, pada hal ini Wajib Pajak ragu dan merasa kesulitan dalam
melaporkan kewajiban pajaknya. Wajib Pajak mengalami keraguan dikarenakan
dalam Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tersebut pemotongan pajak
penghasilan langsung dari penghasilan bruto (omset).
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tersebut masih ada Wajib Pajak
yang belum mengetahui peraturan baru tersebut, baik dari segi informasi ataupun
mekanisme perhitungannya. Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 1
Juli 2013. Tujuan dari dibentuknya PP No. 46 tahun 2013 yaitu untuk memudahkan
bagi masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. Untuk meningkatkan
pengetahuan tentang manfaat perpajakan bagi masyarakat. Untuk menciptakan
kondisi kontrol sosial dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Peraturan ini bersifat
final dengan dasar pengenaan pajak peredaran bruto, besarnya tarif Peraturan
Pemerintah No. 46 sebesar 1% (satu persen).
4.2.1 Pertumbuhan Wajib Pajak
Berdasarkan hasil wawancara dan data yang diperoleh dari KPP Malang
Utara dalam hal ini tingkat pertumbuhan jumlah Wajib Pajak atas Peraturan
Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tersebut setiap bulannya terus mengalami
peningkatan. Awal diterapkan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 pihak KPP
Pratama Malang Utara melakukan sosialisasi baru satu bulan saja yaitu pada masa
Agustus Wajib Pajak sudah ada yang baru menerapkan PP. 46 Tahun 2013 ini
sejumlah 91 Wajib Pajak.
Page 33
74
Pada kurun waktu 24 bulan sejak bulan Juni 2012 sampai dengan Juli 2014
diperoleh Wajib Pajak yang terdaftar sebanyak 76.356 – 66.554 = 9.802, pada tabel
4.2 terlihat bahwa tingkat penerimaan pajak dengan menggunakan PPh Pasal 25 lebih
tinggi dari pada dengan tingkat penerimaan pajak dengan adanya Peraturan
Pemerintah No. 46 Tahun 2013 . hal tersebut terjadi dikarenakan tidak semua Wajib
Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Malang Utara adalah Wajib Pajak UMKM,
sehingga mereka masi menggunakan PPH Pasal 25 untuk menghitung pajak atas
penghasilannya. Penerimaan yang di terima oleh KPP Pratama Malang Utara pada
bulan Maret dan April tiap tahunnya mengalami kenaikan dalam penerimaan, karena
pada bulan tersebut merupakan waktunya untuk membayar PPh Pasal 29 atas kurang
bayar pajak tahunan di tahun sebelumnya.
Berdasarkan pengamatan peneliti dari hasil jumlah Wajib Pajak yang terdaftar
mengalami penurunan tingkat Wajib Pajak yang terdaftar dengan adanya Peraturan
Pemerintah No 46 Tahun 2013, karna dalam hasil sebelum di terapkan Peraturan
Pemerintah No 46 Tahun 2013 memperoleh nilai 7,49% mencapai nilai rata-rata
sebesar 0,62%. Sedangkan setelah di terapkan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun
2013 Wajib Pajak yang terdaftar pada KPP Pratama Malang Utara memperoleh nilai
6,30% mencapai nilai rata-rata 0,52%. Dalam hal ini dengan adanya peraturan baru
yaitu Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2013 tidak berpengaruh dengan Wajib Pajak
yang terdaftar.
Berdasarkan pengamatan peneliti, dalam peningkatan jumlah Wajib Pajak
yang terdaftar dalam KPP Pratama Malang Utara mengalami peningkatan yang cukup
Page 34
75
baik. Hal ini menunjukkan bahwasannya KPP Pratama Malang Utara Pajak untuk
meningkatkan potensi penerimaan pajak, secara khusus yaitu Pajak UMKM bisa
dikatakan penerimaan masi cukup baik, dalam hal ini dapat dilihat dari hasil
penelitian bahwah Jumlah Wajib Pajak yang terdaftar sebelum di terapkan Peraturan
Pemerintah No. 46 Tahun 2013.
Berdasarkan hasil wawancara di lapangan tentang hambatan dengan
diberlakukannya Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 menunjukkan bahwa ada
banyak hambatan dengan diterapkannya Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013
yaitu Wajib Pajak Masi belum mengerti dengan peraturan baru, tata cara pengisian,
perhitungan maupun tentang peraturan pemerintah No. 46 Tahun 2013 tersebut.
Banyaknya hambatan yang dirasakan oleh wajib pajak menjadi tidak sesuai dengan
tujuan dari Peraturan Peraturan No. 46 tahun 2013 yaitu sebagai berikut:
1. Untuk memudahkan Wajib Pajak dalam kewajiban pajaknya.
2. Untuk mengontrol kewajiban WajibPajak
Hambatan tersebut dikarenakan kurangnya sosialisasi secara mendalam
tentang Peraturan Pemerintah No. 46 sehingga yang seharusnya diefektifkan pada
bulan Juli 2013 KPP Pratama Malang Utara baru mengektifkannya pada bulan
Agustus 2013. Sampai saat ini KPP Pratama Malang Utara masih mengadakan
sosialisasi dengan wajib pajak yaitu dengan memberikan brosur untuk pemberitahuan
adanya Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 dengan Wajib Pajak.
Page 35
76
4.2.2 Penerimaan Pajak
Berdasarkan hasil wawancara dan data yang diperoleh dari KPP Malang Utara
menunjukkan bahwa baru diefektifkan Peraturan Pemerintah No. 46 pada bulan
Agustus 2013. Hal ini dikarenakan pada bulan Juli pihak KPP Pratama Malang Utara
masih mengadakan atau melakukan sosialisasi terhadap Wajib Pajak. Sosialisasi
terkait Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 di KPP Pratama Malang Utara
membuka forum dalam satu ruangan dengan mengundang para Wajib Pajak. KPP
Pratama Malang Utara melibatkan Wajib Pajak dalam mensosialisasikan adanya
peraturan baru dengan harapan Wajib Pajak memahami dan mereka akan merasa
dihargai.
Berdasarkan pengamatan peneliti, dalam pelaksanaan Peraturan Pemerintah
No. 46 Tahun 2013 tersebut cukup efektif. Hal ini dikarenakan KPP Pratama Malang
Utara memberlakukan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 pada bulan Agustus
dimana peraturan yang baru di terbitkan pada bulan Juni 2013 disitu pihak KPP
Pratama Malang Utara dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun
2013 baru diefektifkannya peraturan baru tersebut hanya memiliki jangka waktu satu
bulan dari tanggal diterbitkannya. Dalam waktu satu bulan tersebut masi kurang
cukup untuk mensosialisasikan peraturan baru tersebut yang mengakibatkan Wajib
Pajak masi ada yang belum mengerti. Pemerintah seharusnya memberikan jangka
waktu untuk mensosialisasikan peraturan baru tersebut dengan jangka waktu minimal
6 (enam) bulan untuk sosialisasi. Sehingga dalam hal ini Peraturan Pemerintah No. 46
Tahun 2013 akan lebih efektif dan terlaksana dengan baik jika peraturan tersebut
Page 36
77
disosialisasikan pada 6 (enam) bulan setelah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah
No. 46 Tahun 2013 tersebut.
Peraturan Pemerintah No. 46 tidak mengatur secara spesifik mengenai pajak
UMKM. Dalam Peraturan Pemerintah No. 46 mengatur tentang usaha yang memiliki
peredaran Bruto tidak melebihi Rp. 4.800.000.000,00 ( empat miliar delapan ratus
juta rupiah) dalam satu tahun. Sumber data menunjukan bahwah Menteri Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah Hasan (2013), mengatakan jumlah usaha UKM di
Indonesia mencapai sekitar 56,5 juta, 99,8% (sembilan puluh sembilan koma delapan
persen) adalah UMKM, Jumlah tersebut meningkat dari tahun ke tahun seiring
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun
2013 agar potensi pajak dari sektor UMKM bisa tergali dengan maksimal. Hal ini
juga dapat meningkatkan UMKM agar mempermudah memperoleh akses keuangan,
permodalan, maupun kridit perbankan.
Berdasarkan pengamatan peneliti, Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013
tersebut tidak menyebutkan secara jelas untuk sasaran perpajakannya utamanya
sasaran terhadap pengenaan perpajakan untuk UMKM. Peraturan Pemerintah no. 46
tahun 2013 di dalamnya hanya menyebutkan subjek pajak dengan menerima
penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan
pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp 4.800.000.000,00 (empat
miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak. Akan tetapi lebih baik
jika peraturan baru tersebut menjelaskan secara jelas untuk sasaran perpajakannya.
Akan lebih efektif jika Wajib Pajak mengetahui akan kewajibannya atas Peraturan
Page 37
78
Pemerintah no. 46 Tahun 2013 tersebut, sebagai Wajib Pajak akan lebih mudah dan
tidak diberatkan dengan kewajiban yang harus dibayarnya dengan prosedur/target
yang diinginkan oleh KPP Pratama Malang Utara.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari KPP Pratama Malang Utara pada
(tabel 4.3) menunjukkan penerimaan dari periode Juli 2012 sampai dengan Juni 2014
mengalami naik turun setiap bulannya, dan mengalami kenaikan yang signifikan pada
bulan Maret karena pada bulan Maret itu adalah jatuh tempo jika terjadi kurang bayar
untuk Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dan untuk Wajib Pajak Badan jatuh tempo
penyetoran Pada bulan April. Sedangkan penerimaan untuk Wajib Pajak Peraturan
Pemerintah No.46 Tahun 2013 dari periode Juli 2013 sampai dengan Juni 2014
mengalami naik turun. Tetapi hal ini untuk peraturan baru sudah berjalan dengan
baik, meskipun sosialisasi dimulai dan dalam kurun waktu satu bulan Peraturan
Pemerintah No. 46 Tahun 2013 pada KPP Pratama Malang Utara sudah ada
Penerimaan.
Sedangkan dari pengamatan peneliti, data penerimaan tersebut pada (tabel
4.3) dibandingkan dengan tingkat penerimaan pajak atas PPh Pasal 25 dan dengan
tingkat penerimaan pajak atas Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tersebut
lebih tinggi tingkat penerimaan pajak dengan menggunakan PPh Pasal 25
dibandingkan denga Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013. Hal ini adanya
peraturan baru yaitu Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tersebut sebagai awal
menunjukkan adanya peningkatan yang baik.
Page 38
79
Kewajiban wajib pajak sebaiknya melakukan sebagai berikut:
1. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP.
2. Melaporkan usahanya untuk dilakukan sebagai PKP.
3. Menghitung dan membayar sendiri pajak yang benar.
4. Mengisi dengan benar SPT ( SPT diambil sendiri), dan memasukkan
ke Kantor Pelayanan Pajak dalam batas waktu yang ditentukan.
5. Menyelenggarakan pembukuan/ pencatatan.
6. Jika diperiksa wajib:
a. Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen
yang menjadi dasanya dan dokumen lain yang berhubungan dengan
penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib
Pajak, atau objek yang terutang pajak.
b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang
dipandang perlu dan member bantuan guna melancarkan pemeriksaan.
7. Apabila dalam waktu mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau
dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh suatu
kewajiban untuk merahasiakan, maka kewajiban untuk merahasiakan itu
ditiadakan oleh pemerintah untuk keperluan pemeriksaan.
Berdasarkan pengamatan peneliti, dari data penerimaan sesuai dengan tabel
(4.3) bahwa penerimaan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tingkat kepatuhan
dari Wajib Pajak berkurang. Dilihat pada hasil tersebut pada bulan Agustus 2013
KPP Pratama Malang Utara menerima penerimaan atas PP No. 46 yang cukup tinggi
Page 39
80
yaitu sebesar Rp. 193,468,763,00 akan tetapi pada bulan selanjutnya Penerimaan atas
PP No. 46 tersebut semakin menurun. Sedangkan pada bulan November dan
Desember ada penerimaan yang mulai stabil dari pada masa sebelumnya. Untuk
Penerimaan atas Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 di KPP Pratama Malang
Utara pada masa Januari, Februari, April, Mei dan Juni tidak mendapatkan setoran
atau penerimaan dari Wajib Pajak.
Berdasarkan gambar grafik 4.3 di atas penerimaan untuk PPh Pasal 29 lebih
tinggi dibandingkan dengan penerimaan PPh Pasal 25. Kenaikan penerimaan atas
PPh Pasal 25 sebelum di terapkannya Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013
sangat terlihat tinggi kenaikannya pada bulan Maret karena waktunya penyetoran
SPT.
Sedangkan dari pengamatan peneliti, penelitian terdahulu oleh Laili (2014)
menyebutkan untuk penerimaan pajak PP No. 46 dapat dilihat bahwa terdapat
peningkatan penerimaan pajak PP No. 46 pada kurun waktu Juli sampai dengan
kurun waktu Desember 2013 di KPP Pratama Malang Selatan. Dibuktikan pada kurun
waktu Januari sampai dengan Desember 2013 diperoleh tingkat penerimaan pajak
sebesar 79.61 % dengan rincian pada bulan Juli masih sebesar 0 %, bulan Agustus
memperoleh peningkatan penerimaan pajak sebesar 0.87 %, kemudian pada bulan
September tingkat penerimaan pajak naik sebesar 2.34 %, pada bulan Oktober tingkat
penerimaan pajak naik sebesar 2.91 %, bulan November naik sebesar 3.64 %,
sehingga pada bulan Desember tingkat penerimaan pajak di KPP Pratama Malang
Selatan meningkat sebesar 10.63 %, dengan jumlah keseluruhan tingkat penerimaan
Page 40
81
pajak di KPP Pratama Malang Selatan sebesar 20.39 %. Hal ini menunjukkan dengan
adanya PP No. 46 mengalami peningkatan penerimaan pajak setiap bulannya.
Berdasarkan hasil penelitian Lestari dan Sulistiani (2014) membuktikan
bahwa terdapat perbedaan penerimaan pajak antara sebelum dan sesudah
diterapkannya PP No. 46 Tahun 2013, dimana berdasarkan 50 sampel acak yang
diambil memperlihatkan bahwa penerimaan pajak sesudah diterapkan Peraturan
Pemerintah No. 46 Tahun 2013 meningkat dua (2) kali lipat dibandingkan dengan
sebelumnya. Hal tersebut terbukti bahwa bulan Desember (6 bulan setelah diterbitkan
) penerapan PP No. 46 baru terlihat bedanya dengan peningkatan jumblah NPWP dan
setoran pajak dari PP No. 46 yang meningkat cukup drastis dari periode-periode
sebelumnya. Dilihat dari total keseluruan penerimaan pajak penghasilan baik dari PPh
Pasal 25, Pasal 29 dan PP No. 46 setelah masa Agustus 2013 terjadi peningkatan, hal
ini membuktikan bahwa tujuan DJP dalam menerbitkan PP No. 46 ini tercapai.
Dalam Wilayah Kerja KPP Pratama Malang Utara meliputi dua Kecamatan
dari total lima Kecamatan di Kota Malang, yaitu Kecamatan Lowokwaru dan
Kecamatan Blimbing. Wilayah terdebut adalah sentral industri kramik dan kripik
sanan. Dalam hal ini seharusnya KPP Pratama Malang Utara mendapatkan
penerimaan yang lebih tinggi atas Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tetapi
dalam data pada tahun 2014 penerimaan atas Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun
2013 sangat menurun drastis. Dalam perhitungan Pajak UMKM sebelum diterapkan
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 masih dihitung dari laba, sehingga UMKM
yang rugi tidak akan membayar pajak. Akan tetapi sejak diberlakukannya Peraturan
Page 41
82
Pemerintah No. 46 Tahun 2013 perhitungan pajak dihitung dari omset yaitu 1% dan
bersifat final (tidak dapat dikreditkan), sehingga meskipun usahanya mengalami
kerugian akan tetap dikenakan pajak 1% dari omset per bulannya.
Berdasarkan gambar grafik 4.4 diatas dapat dilihat bahwa peningkatan
penerimaan atas Peraturan No. 46 Tahun 2013 yang cukup tinggi meskipun tetap
tinggi penerimaan atas PPh Pasal 25. Hal ini Dirjen Jendral Pajak (DJP) dalam
menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tercapai, akan tetapi
Penerimaan atas PP No. 46 Tahun 2013 sangat menurun. Dalam hal ini KPP Pratama
Malang Utara terus berupaya untuk meningkatkan control social agar tidak terjadi
penurunan penerimaan yang sangat menurun. Hal ini menunjukkan bahwa Wajib
Pajak setelah penerapan peraturan pemerintah nomor 46 tahun 2013 belum menyadari
kewajiban pajaknya dan menunjukkan bahwa tujuan pemerintah mengeluarkan PP.
No. 46 Tahun 2013 ini, yaitu memberikan kemudahan dan penyederhanaan aturan
perpajakan, mengedukasi masyarakat untuk tertib administrasi, mengedukasi
masyarakat untuk transparansi, dan memberikan kesempatan masyarakat untuk
berkontribusi dalam penyelenggaraan Negara, tidak tercapai dengan baik.
Berdasarkan dalil syar’i dari Al-Qur’an dan As-Sunnah bahwa setiap muslim
wajib mentaati pemimpinnya selama pemimpin itu masih dalam kategori muslim dan
selama pemimpinnya tidak memerintahkan dengan suatu kemaksiatan. Adapun jika
penguasa memerintahkan rakyatnya dengan suatu kemaksiatan maka rakyat (kaum
muslimin) dilarang keras oleh Allah dan Rasul untuk mentaatinya. Termasuk dalam
Page 42
83
hal ini adalah kewajiban membayar pajak dengan berbagai jenisnya. Dalam firman
Allah pada QS. An-Nisa: 29 , yaitu:
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan cara yang batil…”[QS An-Nisa: 29].
Dalam ayat tersebut di atas Allah melarang hamba-Nya saling memakan harta
sesamanya dengan jalan yang tidak dibenarkan. Dan pajak adalah salah satu jalan
yang batil untuk memakan harta sesamanya apabila dipungut tidak sesuai aturan.
Kebolehan mengambil pajak dari kaum muslimin, jika memang negara sangat
membutuhkan dana, dan untuk menerapkan kebijaksanaan ini harus terpenuhi
beberapa syarat. Diantara ulama yang membolehkan pemerintah islam mengambil
pajak dari kaum muslimin adalah Imam Ghozali, Imam Syatibi dan Imam Ibnu
Hazm. Dan pajak adalah salah satu jalan yang batil untuk memakan harta sesamanya
apabila dipungut tidak sesuai aturan. Dalam sebuah hadits yang shahih Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ال امرئ مسلم إل لا ياحل ما م ا ب
Artinya :
“Tidak halal harta seseorang muslim kecuali dengan kerelaan dari pemiliknya”