BAB IV
IV- 12
BAB IV ANALISIS DESAIN 4. 1. DESAINDesain / perencanaan
Geometrik ruas Jalan Lingkar Tengah (Middle Ring Road) Mamminasata
mengacu pada data perencanaan yaitu :1. Jalan Arteri Primer
2. Kondisi Medan / Terrain Datar
3. Kecepatan Rencana (Vr) = 70 120 km/jam
4. Superelevasi Maksimum = 6 %
Geometrik ruas Jalan Lingkar Tengah direncanakan dalam 2 (dua)
Alternatif, yang mana keduanya tetap dalam koridor topografi hasil
pengukuran.
4.1.1. Alternatif Desain I.Berdasarkan tujuan perencanaan yaitu
memenuhi spesifikasi teknis tetapi tidak memperhatikan dampak
sosial (pembebasan lahan) maka hasil perencanaannya sebagai berikut
:
Gambar 4.1 Trase, Potongan Melintang dan Potongan Memanjang STA
0 + 000 s/d 2 + 800
Gambar 4.2 Trase, Potongan Melintang dan Potongan Memanjang STA
2 + 850 s/d 5 + 600
Gambar 4.3 Trase, Potongan Melintang dan Potongan Memanjang STA
5 + 650 s/d 7 + 084
4.1.2. Alternatif Desain II Berdasarkan tujuan perencanaan yaitu
memenuhi spesifikasi teknis dan tetap memperhatikan dampak sosial
(pembebasan lahan), juga koridor serta peta topografi maka hasil
perencanaannya sebagai berikut :
Gambar 4.4 Trase, Potongan Melintang dan Potongan Memanjang STA
0 + 000 s/d 1 + 950
Gambar 4.5 Trase, Potongan Melintang dan Potongan Memanjang STA
2 + 000 s/d 4 + 450
Gambar 4.6 Trase, Potongan Melintang dan Potongan Memanjang STA
4 + 500 s/d 7 + 160,326Trase geometrik jalan untuk kedua alternatif
desain serta diagram superelevasinya dapat dilihat pada Gambar
berikut :
Gambar 4.7 Trase Geometrik jalan Alternatif desain I dan II
Gambar 4.8 Diagram Superelevasi Tipe Spiral - Spiral (S-S)
Gambar 4.9 Diagram Superelevasi Tipe Spiral Circle Spiral
(S-C-S)4. 2. ANALISIS PERENCANAANDampak sosial dari tata guna lahan
sepanjang jalan tersebut merupakan pertimbangan dalam perencanaan
guna mengantisipasi masalah yang akan timbul dengan adanya jalan
tersebut, baik masalah sosial maupun teknis.
Pelayanan jalan yang baik, aman, nyaman dan lancar akan dapat
terpenuhi jika lebar jalan yang cukup dan tikungan-tikungan yang
ada dibuat berdasarkan persyaratan teknis geometrik jalan raya,
sehingga kendaraan yang melewati jalan tersebut dengan beban dan
kecepatan rencana sesuai klasifikasi dapat melintas dengan aman dan
nyaman. Oleh karena itu pembangunan prasarana jalan bukanlah hal
yang mudah, disamping membutuhkan dana yang tidak sedikit, juga
diperlukan perencanaan yang matang.Pada perencanaan Jaringan jalan
Lingkar Tengah ini memerlukan metode efektif dalam perancangan agar
diperoleh hasil yang terbaik dan ekonomis, dan memenuhi unsur
keamanan dan kenyamanan pengguna jalan. Mengingat bahwa terdapat
interaksi(saling keterkaitan) antara tata guna lahan disepanjang
jalan dengan kelas jalan, maka jenis tata guna lahan sebenarnya
harus sesuai dengan tata ruang dan fungsi jalan yang mendukungnya.
Jalan yang direncanakan pada desain alternatif I, lebih
menitikberatkan pada aspek teknis seperti :
1. Standar dan prosedur Perencanaan yang mengacu pada
Perencanaan Geometrik Jalan dalam Kota.
2. Tidak membatasi akses masuk ke jalan lingkar tengah, sesuai
dengan klasifikasi yaitu Jalan Arteri Kelas 1A.
3. Trase / koridor jalan yang dekat dari pemukiman penduduk,
sehingga keadaan tersebut memberi dampak negatif bagi penduduk,
akibat pengaruh lingkungan seperti kebisingan, polusi udara menjaga
kondisi lingkungan hidup serta keselamatan lalu lintas, akan tetapi
keuntungan yang diperoleh adalah kemudahan untuk mengakses jalan
lingkar tengah tersebut.Konsekuensi dari desain alternatif I yaitu
:
1. Hirarki, Peran dan Fungsi jalan tidak sesuai dengan
persyaratan teknis, sehingga tujuan pembangunan jalan ini yaitu
pergerakan lalu lintas yang Lancar, Aman, dan Nyaman tidak
terpenuhi (seperti tundaan akibat parkir dibadan jalan, pedagang
kaki lima sepanjang bahu jalan).
2. Volume dan biaya pekerjaan tanah berkurang, karena koridor
jalan terletah di daerah yang tanah dasarnya cukup memberikan daya
dukung untuk perkerasan.
3. Kendala utama adalah masalah pembebasan lahan yang memang
menjadi masalah klasik dalam pembangunan jalan (seperti yang
dihadapi pembangunan Jalan Lingkar Tengah Mamminasata ini, walaupun
pelaksanaan konstruksi persiapan tanah dasarnya baru pada Sta 0 +
300, trase jalan sudah harus berpindah lagi). Jalan yang
direncanakan pada desain alternatif II, lebih menitikberatkan pada
aspek teknis perencanaan dan dampak sosial seperti :
1. Standar dan prosedur Perencanaan yang mengacu pada
Perencanaan Geometrik Jalan dalam Kota.
2. Secara Hirarki jalan tidak sesuai dengan persyaratan teknis
karena akses masuk ke jalan lingkar tengah dibatasi.
3. Trase / koridor jalan yang banyak melalui daerah rawa-rawa
dan empang, serta kebun, serta lahan kosong / tidur, sehingga lebih
menguntungkan dari segi dampak sosial (pembebasan lahan). Kondisi
ini berpengaruh besar terhadap perencanaan struktur perkerasan
jalan nantinya. Konsekuensi dari desain alternatif II yaitu :
1. Struktur perkerasan jalan menjadi lebih tebal akibat daya
dukung tanah dasar yang kecil, karena koridor desain jalan banyak
melalui daerah rawa-rawa dan empang, serta kebun.
2. Volume dan biaya pekerjaan tanah menjadi basar, karena untuk
meningkatkan daya dukung tanah dasar maka tanah asli harus dibuang
dan diganti dengan tanah timbunan pilihan, dan melakukan perkuatan
tanah dengan menggunakan geotekstil (sesuai perencanaan dan
pekerjaan yang sedang berjalan yaitu pada Sta 0 + 000 0 + 300).
3. Biaya konstruksi meningkat akibat dari peningkatan biaya
pekerjaan tanah tersebut (walaupun tinjauan ekonomi tidak dilakukan
pada tugas akhir ini)Berdasarkan kedua alternatif desain diatas,
maka dalam perencanaan dan pembangunan jalan harus sesuai :
1. Pengembangan Jaringan Jalan serta menuju guna lahan yang
sesuai dengan lahan yang ada (master plan pengambangan wilayah).2.
Hirarki jalan dan dikoordinasikan dengan tata guna lahan. Hirarki
jalan mengklasifikasikan jaringan jalan kedalam sistem primer untuk
mendukung lalu lintas antar kota dan sistem sekunder untuk
mendukung pergerakan lalu lintas dalam kota.3. Efisiensi jaringan
jalan dengan cara efisiennya adalah jaringan jalan arteri primer
dapat diatasi dengan pengembangan jalan lingkar atau By pass yang
mana sebagian dioperasikan sebagai jalan tol dengan standar bebas
hambatan (khususnya Jalan Lingkar Tengah Mamminasata).
Universitas Kristen Indonesia Paulus
Universitas Kristen Indonesia Paulus Yermia 0101 2012 205 /
Wahidin Ahmad 931 22201 09 255