IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan kawasan industri berskala kecil berdasarkan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Karawang. Hal ini mengindikasikan terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke pemukiman ataupun industri. Selain itu, wilayah ini juga merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Karawang sehingga memberikan implikasi terjadinya perubahan tata guna lahan. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel Desa Kondangjaya. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) atau disebut juga judgemental sampling karena wilayah tersebut merupakan wilayah yang mengalami alih fungsi lahan tertinggi di Kabupaten Karawang pada tahun 2011. Proses pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan pada bulan Februari hingga April 2012. 4.2 Jenis dan Sumber data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan di tingkat petani, dampak lingkungan dari alih fungsi lahannya, serta dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap pendapatan petani. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dari pemilik lahan baik melalui kusioner maupun melalui wawancara mendalam. Data sekunder digunakan untuk mengetahui laju alih fungsi lahan dan faktor-faktor yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
28
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan
Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas
wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan
kawasan industri berskala kecil berdasarkan rencana tata ruang wilayah
Kabupaten Karawang. Hal ini mengindikasikan terjadinya alih fungsi lahan
pertanian ke pemukiman ataupun industri. Selain itu, wilayah ini juga merupakan
pusat pemerintahan Kabupaten Karawang sehingga memberikan implikasi
terjadinya perubahan tata guna lahan.
Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel Desa Kondangjaya.
Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) atau disebut juga
judgemental sampling karena wilayah tersebut merupakan wilayah yang
mengalami alih fungsi lahan tertinggi di Kabupaten Karawang pada tahun 2011.
Proses pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan pada bulan Februari
hingga April 2012.
4.2 Jenis dan Sumber data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi alih fungsi lahan di tingkat petani, dampak lingkungan dari alih
fungsi lahannya, serta dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap pendapatan
petani. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dari pemilik lahan
baik melalui kusioner maupun melalui wawancara mendalam. Data sekunder
digunakan untuk mengetahui laju alih fungsi lahan dan faktor-faktor yang
29
mempengaruhi alih fungsi lahan di tingkat wilayah dengan menggunakan data
time series 2001– 2010. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)
nasional, BPS kabupaten Karawang, Dinas Pertanian, kehutanan, perkebunan, dan
Peternakan Kabupaten Karawang, Kantor Kecamatan Karawang Timur, dan
Kantor Desa Kondangjaya, Bappeda Kabupaten Karawang dan dinas-dinas terkait
lainnya. Data sekunder berupa data kebijakan alih fungsi lahan yang berlaku,
harga lahan, dan kependudukan, serta data-data lain yang di anggap mendukung
dalam menjawab pertanyaan penelitian.
4.3 Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sample yang dilakukan kepada petani pemilik lahan yang
mengalami alih fungsi lahan dan tidak mengalami alih fungsi lahan dilakukan
secara purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan bentuk dari
non-probability sampling method. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode
sampling non-probability disebabkan oleh jumlah masing-masing populasi yang
akan diteliti tidak diketahui secara pasti. Sampel pada sampling tidak acak akan
menyebabkan populasi yang akan diteliti tidak memiliki kesempatan yang sama
untuk dipilih sebagai sampel.
Responden dalam penelitian ini adalah petani setempat yang lahan usaha
taninya pernah mengalami alih fungsi lahan dan tidak mengalami alih fungsi
lahan. Penelitian yang dilaksanakan mengambil responden berjumlah 40
responden. Penetapan sampel ini disasarkan pada pendapat Bailey dalam Hasan
(2002) yang menyatakan bahwa ukuran sampel minimum yang menggunakan
analisis data statistik ialah 30 responden dimana populasi menyebar normal.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu
30
yang juga mewakili karateristik tertentu, jelas, dan lengkap yang bisa dianggap
bisa mewakili populasi.
Pengambilan data primer dilakukan melalui teknik wawancara dengan
bantuan kuisioner kepada responden. Responden merupakan pihak yang
memberikan informasi dan dapat mewakili dalam menjawab permasalahan
penelitian.
4.4 Metode dan Prosedur Analisis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan dua metode analisis, yaitu metode analisis
deskriptif dan analisis kuantitatif. Metode analisis deskriptif digunakan dengan
tujuan untuk memberikan penjelasan dan interpretasi atas data dan informasi pada
tabulasi data. Kemudian metode analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui
laju alih fungsi lahan, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi
lahan, mengetahui dampak alih fungsi lahan terhadap pendapatan petani dan
lingkungan. Metode analisis kuantitatif menggunakan persamaan laju alih fungsi
lahan, analisis regresi berganda, analisis regresi logistik. dan analisis uji beda rata-
rata.
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.
Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan
komputer dengan program microsoft office exel 2007 dan Statistical Program and
Service Solution (SPSS) 20.0.
4.4.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode pencarian fakta dengan interpretasi
yang tepat mengenai masalah-masalah yang ada dalam masyarakat, tata cara yang
berlaku, serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan, kegiatan, sikap,
31
pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena
(Withney 1960) dalam (Nazir 2005). Data yang diperoleh dari hasil penelitian
kemudian diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penulisan data dan informasi yang diperoleh selama penelitian dengan
tujuan untuk mengevaluasi data. Hal ini dilakukan untuk menghindari
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi selama pengamatan.
2. Merumuskan data yang diperoleh ke dalam bentuk tabel untuk menghindari
kesimpangsiuran interpretasi serta sekaligus untuk mempermudah
interpretasi data.
3. Menghubungkan hasil penelitian yang diperoleh dengan kerangka pemikiran
yang digunakan dalam penelitian, dengan tujuan mencari arti atau memberi
interpretasi yang lebih luas dari data yang diperoleh.
Dengan menggunakan analisis deskriptif ini maka akan diperoleh gambaran
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian dan
dampaknya terhadap pendapatan petani.
4.4.1 Analisis Laju Alih Fungsi Lahan
Dalam penghitungan laju alih fungsi lahan pertanian digunakan persamaan
alih fungsi lahan yang digunakan oleh sutandi (2009) dalam Astuti (2011). Laju
alih fungsi lahan dapat ditentukan dengan cara menghitung laju alih fungsi lahan
secara parsial. Laju alih fungsi lahan secara parsial dapat dijelaskan sebagai