LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA DI PT TOTAL BANGUN PERSADA, Tbk BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI A. Pendahuluan Bangunan merupakan suatu bentuk lingkungan yang dibuat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari - hari yang memiliki fungsi sebagai tempat istirahat , rekreasi, berkumpul, bekerja dan beraktifitas sehari –hari. Untuk itu diperlukan metoda pelaksanaan yang baik untuk membuat bangunan tersebut, yaitu metoda pelaksanan yang diintegrasi dengan aplikasi teknologi dan rekayasa yang disesuaikan kondisi lingkungan proyek. Bangunan memiliki klasifikasi sebagai berikut ; bangunan struktur rendah, bangunan srtuktur sedang dan bangunan struktur tinggi dapat dibedakan dari luas bangunan, besar bangunan, ketinggian bangunan, sistem struktur dan fasilitas utilitasnya. 1) Bangunan Bertingkat Rendah (BBR) Bangunan bertingkat rendah adalah, bangunan yang terdiri dari satu sampai dengan lima lantai. BBR umumnya memiliki sistem struktur yang masih sederhana, tidak menggunakan alat transportasi vertikal, kecuali tangga sebagai alat penghubung antar lantai. BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IV
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
A. Pendahuluan
Bangunan merupakan suatu bentuk lingkungan yang dibuat oleh manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari - hari yang memiliki fungsi sebagai
tempat istirahat , rekreasi, berkumpul, bekerja dan beraktifitas sehari –hari. Untuk
itu diperlukan metoda pelaksanaan yang baik untuk membuat bangunan tersebut,
yaitu metoda pelaksanan yang diintegrasi dengan aplikasi teknologi dan rekayasa
yang disesuaikan kondisi lingkungan proyek.
Bangunan memiliki klasifikasi sebagai berikut ; bangunan struktur rendah,
bangunan srtuktur sedang dan bangunan struktur tinggi dapat dibedakan dari luas
bangunan, besar bangunan, ketinggian bangunan, sistem struktur dan fasilitas
utilitasnya.
1) Bangunan Bertingkat Rendah (BBR)
Bangunan bertingkat rendah adalah, bangunan yang terdiri dari satu sampai
dengan lima lantai. BBR umumnya memiliki sistem struktur yang masih
sederhana, tidak menggunakan alat transportasi vertikal, kecuali tangga sebagai
alat penghubung antar lantai.
2) Bangunan Bertingkat Sedang (BBS)
Bangunan bertingkat sedang adalah banguann yang terdiri dari lima sampai
sepuluh lantai. BBS menggunakan alat transportasi vertikal dan sistem pemadam
kebakaran aktif (sprinkler).
3) Bangunan Bertingkat Tinggi (BBT)
Bangunan bertingkat tinggi adalah bangunan yang memiliki jumlah dari
sepuluh lantai, menggunakan sistem struktur yang beraneka ragam, seperti
struktur rangka dipadukan dengan sistem struktur lain. BBT Menggunakan sistem
BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
utilitas yang lengkap seperti transportasi vertikal, alat pemadam kebakaran dengan
sistem sprinkler, alat pembersih bangunan gondola dan lainnya.
Dalam kegiatan pembangunan proyek bangunan bertingkat diperlukan
tahapan perancangan desain yang matang, metode pelaksananaan yang benar dan
sesuai prosedur serta pengawasan yang optimal sehingga memperoleh hasil yang
baik, tepat pada waktunya dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Metode Pelaksaanan konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan
pelaksanaan konstruksi yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai
dengan pengetahuan atau standar yang telah diuji cobakan. Cara atau metoda
tersebut tidak terlepas dari penggunaan teknologi sebagai pendukung dan
mempercepat proses pembuatan suatu bangunan, agar kegiatan pembangunan
dapat berjalan sebagai mana mestinya sesuai dengan yang diharapkan dan lebih
ekonomis dalam biaya pemakain bahan.
Dengan kata lain metode pelaksanaan konstruksi adalah suatu metode atau
cara pelaksanaan pekerjaan pada proyek konstruksi dimana perencana (design
plan) dan pelaksana (actuating) memegang kendali dalam berjalannya suatu
proyek konstruksi dari perencanaan awal proyek sampai pekerjaan proyek selesai.
Dalam proyek gedung bertingkat perlu diperhatikan dalam rangka
penyusunan metode pelaksanaan yaitu :
1) Urutan pekerjaan
Urutan pelaksanaan pekerjaan harus disusun dan dilaksanakan dengan baik
dan sesuai prosedur pelaksanaan pekerjaan. Kemudian urutan pekerjaan yang
tidak dijalankan dengan benar akan menimbulkan berbagai masalah yang dapat
berdampak pada tidak tercapainya sasaran efisiensi dan efektivitas .
2) Jenis pekerjaan
Dengan berbagai jenis pekerjaan, seorang engineer harus memiliki
kemampuan menyusun work breakdown srtructures dengan baik dan terencana.
BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
3) Kegiatan pengangkutan vertikal
Angkutan vertikal ini merupakan jantungnya kegiatan proyek gedung
bertingkat dan sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran pelaksanaan. Oleh
karena itu sistem angkutan vertikal ini harus direncanakan sebaik – baiknya, baik
untuk angkutan tenaga kerja maupun angkutan material dan diperlukan juga
penggunaan peralatan yang semakin canggih seperti tower crane, climbing crane,
passanger hoist dan lain sebagainya.
4) Keselamatan kerja
Safety plan sangat diperlukan untuk menjaga keselamatan orang yang
bekerja dan orang yang mungkin berada disekitar tempat bangunan serta terhadap
keamanan bangunan itu sendiri selama proses pelaksanaan pekerjaan.
5) Lokasi (site plan)
Untuk menjamin kelancaran proses pekerjaan diperlukan perencanaan (site
plan) yang baik. Oleh karena itu perlu diperhatikan dimana meletakkan jalan
kerja, gudang fabrikasi, perkantoran dan lain sebagainya. Dengan perencanaan
site plan yang baik akan meningkatkan produktivitas kerja yang maksimal.
6) Air tanah
Kondisi air tanah akan berpengaruh pada proses pelaksanaan pekerjaan,
seperti galian pondasi dan pekerjaan basement.
Dalam suatu proyek diperlukan tim yang solid, karena pada tahapan
pelaksanaan pekerjaan membutuhkan persiapan matang dari rencana kerja dan
teknis pekerjaan yang didukung oleh tenaga pelaksana professional mulai dari
Project Manager, Site Manager, Architecture, Engineer dan Tenaga ahli
professional lainnya.
BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Dalam proyek pembangunan Rumah Sakit Grha Kedoya, kontraktor utama
yaitu PT Total Bangun Persada, Tbk selalu mengadakan rapat koordinasi yang
dilakukan disetiap minggunya dengan agenda rapat yaitu membahas kemajuan
proyek (progress) pekerjaan di lapangan, masalah-masalah dan solusinya
menyangkut pelaksanaan di lapangan, realisasi pelaksanaan pekerjaan yang telah
dicapai dibandingkan dengan time schedule yang telah direncanakan, masalah
administrasi yang menyangkut kelengkapan dokumen kontrak dan sasaran yang
akan dicapai untuk jangka waktu ke depan. Dalam rapat koordinasi tersebut
dihadiri oleh :
Konsultan proyek
Koordinator dan para pelaksana
Pihak pemilik (owner)
Pihak perencana / arsitek
Sub kontraktor
Bagan construction method untuk bangunan gedung dengan struktur beton
ditunjukkan pada gambar berikut ini
Gambar 4.1 Bagan metode pelaksanaan strukur gedung bertingkat
BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Persiapan
Dewatering
Struktur Bawah
Struktur Atas
Finishing
Gambar 4.2 Bagan pekerjaan persiapan
Gambar 4.3 Bagan pekerjaan dewatering
BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Persiapan
Access road
Site Plan
Pengukuran
Dewatering
Open Pumping
Pre Drainage
Cut Off
Gambar 4.4 Bagan pekerjaan struktur bawah
Gambar 4.5 Bagan pekerjaan struktur atas
BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Struktur Bawah
Fondasi Dalam
Galian Basement
Struktur Basement
Ground beam
Struktur Atas
Kolom/Balok/Slab
Shear/Core Wall
Lift Slab
Gambar 4.6 Bagan pekerjaan finishing
Dalam bab ini, pelaksanaan pekerjaan yang akan penulis uraikan adalah
tentang pekerjaan yang dilaksanakan dan dialami penulis selama kerja praktek di
proyek pembangunan proyek pembangunan Rumah Sakit Grha Kedoya, dengan
pelaksanaan pekerjaan antara lain :
Pekerjaan sumur resapan
Pekerjaan struktur beton kolom, balok, pelat
B. Peralatan
Suatu proyek akan berjalan dengan lancar apabila peralatan konstruksi
memadai dan berfungsi dengan baik. Peralatan dan material untuk menunjang
proyek konstruksi diantaranya alat-alat berat, alat –alat survey, material, alat –alat
fabrikasi, kendali mutu. Untuk itu diperlukan sistem pemeliharaan dan
manajemen yang baik untuk mengelola peralatan konstruksi agar dapat berfungsi
dengan baik .
Pada Proyek Rumah Sakit Grha Kedoya sebagain besar peralatan dimiliki
oleh kontraktor sendiri tapi ada juga peralatan alat-alat berat yang menggunakan
BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Finishing
Bagian Luar
Bagian Dalam
alat berat sewa, karena biaya akan lebih murah. Berikut ini akan diuraikan
peralatan konstruksi dalam proyek Rumah Sakit Grha Kedoya.
1. Alat – alat Berat
a. Backhoe
Backhoe merupakan suatu alat yang digunakan untuk pekerjaan tanah
khususnya galian. Backhoe terdiri dari enam bagian utama, yaitu struktur atas
yang dapat berputar, boom, lengan (arm), bucket, slewing ring, dan struktur
bawah. Backhoe bekerja dengan cara menggerakkan bucket kearah bawah dan
kemudian menariknya menuju badan alat. Pemilihan kapasitas bucket backhoe
harus sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Backhoe termasuk dalam jenis
kendaraan excavator, karena badannya dapat berputar 360o (gerakan slewing ring).
Keuntungan dari penggunaan Backhoe adalah dapat melakukan pekerjaan
penggalian dengan lebih cepat dan lebih efisien. Pengoprasian backhoe umumnya
untuk penggalian saluran, terowongan, atau basement. Pada proyek ini digunakan
backhoe yang menggunakan bahan bakar solar.
Gambar 4.7 Backhoe
b. Tower Crane
Tower crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat material
secara vertical dan horizontal kesuatu tempat yang tinggi pada ruang gerak yang
terbatas. Pengakutan tersebut meliputi pengakutan bahan material untuk pekerjaan
BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
struktur, seperti besi beton, bekisting, beton cor dan material lainnya. Penempatan
tower crane harus direncanakan bisa menjangkau seluruh areal proyek konstruksi
bangunan yang akan dikerjakan dengan manuver yang aman tanpa terhalang.
Jenis – jenis tower crane ;
Free Standing Crane
Rail Mounted Crane
Tied in Crane
Climbing Crane
Penggunaan tower crane tersebut juga harus memperhitungkan beban
maksimal yang mampu diangkatnya. Operator TC harus siap untuk
mengakomodasi perintah pengangkutan dari engineer atau pengawas di daerah
jangkauannya.
Gambar 4.8 Bagian - bagian
Tower Crane
Bagian dari crane adalah mast atau tiang utama, jib dan counter jib,
counterweight, trolley dan tie ropes. Mast merupakan tiang vertikal yang berdiri
diatas base atau dasar. Jib merupakan tiang horizontal yang panjangnya
BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
ditentukan berdasarkan jangkauan yang diinginkan. Counter jib adalah tiang
penyeimbang. Pada counter jib dipasangkan counterweight sebagai penyeimbang
beban. Trolley merupakan alat yang bergerak sepanjang jib yang digunakan untuk
memindahkan material secara horizontal dan pada trolley tersebut dipasang hook
atau kait. Kait dapat bergerak secara vertikal untuk mengangkat material. Tie
ropes adalah kawat yang berfungsi untuk menahan jib supaya tetap dalam kondisi
lurus 90o terhadap tiang utama. Pada bagian atas tiang utama sebelum jib terdapat
ruang operator dan dibawah ruang tersebut terdapat slewing ring yang berfungsi
untuk memutar jib. Selain itu juga terdapat climbing device yang merupakan alat
untuk menambah ketinggian crane.
Lengan pada crane yang disebut sebagai jib terdiri dari dua macam yaitu
saddle jib dan lufting jib. Saddle jib adalah lengan yang mendatar dengan sudut
90o terhadap mast atau tiang tower crane. Jib jenis ini dapat bergerak 360o. Saddle
jib terdiri dari dua bagian yaitu jib panjang yang berfungsi untuk pengangkatan
material dan jib pendek berfungsi untuk penyeimbnag (counter jib).
Sedangkan luffing jib mempunyai kelebihan dibandingkan dengan saddle
jib karena sudut antara tiang dengan jib dapat diatur lebih dari 90o. Dengan
kelebihan ini maka hambatan pada saat lengan berputar dapat dihindari. Dengan
demikian pergerakan tower dengan luffing jib lebih bebas dibandingkan dengan
alat yang menggunakan saddle jib. Jib jenis ini juga dapat bergerak 360o terhadap
tiangnya.
Gambar 4.9 Tower Crane
BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Pada proyek Rumah Sakit Grha Kedoya digunakan tower crane jenis
“Free Standing Crane”, yaitu crane yang berdiri diatas pondasi yang khusus
dipersiapkan untuk alat tersebut. Jika crane harus mencapai ketinggian yang besar
maka digunakan pondasi dalam seperti tiang pancang. Syarat pondasi crane
adalah pondasi tersebut harus mampu menhan momen akibat angin dan ayunan
beban, berat crane dan berat material yang diangkat. Free standing crane dapat
berdiri sampai dnegan ketinggian 100 m. Tiang utama (mast) diletakkan diatas
dasar (footing block) dengan diberi ballast sebagai penyeimbang (counterweight).
Ballast ini terbuat dari beton atau baja.
c. Concrete Mixer Truck
Concrete truck mixer selain mempunyai kemampuan untuk mengaduk
beton juga mempunyai kelebihan karena dapat mengangkut beton hasil
pengadukan yang diinginkan. Metode kerja alat ini adalah pertama dengan
memasukkan agregat, semen dan bahan aditif yang telah tercampur dari batching
plant kedalam drum yang terletak diatas truk. Air ditambahkan pada saat
pengadukan akan dimulai.
Concrete truck mixer juga dapat digunakan sebagai agitator truck yang
mengangkut hasil adukan dari mixing plant ke proyek. Beton yang diangkut
sebagai beton plastis. Sebagai agitator, alat ini memiliki kapasitas yang lebih besar
(berkisar 3 kali lebih besar) dibandingkan jika alat berfungsi sebagai mixer.
Kapasitas mixer berkisar antara 2,5 m3 sampai lebih dari 7 m3. Alat ini digunakan
untuk pengecoran balok dan plat lantai.
BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Gambar 4.10 Concrete Mixer Truck
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengangkutan beton. Yang
pertama adalah segregasi. Segregasi dapat terjadi pada saat pengangkuatan beton
plastis. Untuk menghindari segregasi maka tinggi jatuh beton pada saat
dikeluarkan dari atau dimasukkan keadalam drum mixer (bucket) harus lebih kecil
dari 1,5 m. Faktor lainnya yaitu jarak tempuh pengangkutan.
d. Dump Truck
Dump Truck merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk
memindahkan atau membuang suatu material hasil galian dari lokasi proyek ke
lokasi proyek yang telah ditetapkan. Truk sangat efisien untuk pengangkutan jarak
jauh. Pada saat membawa material hasil galian, bagian belakang dump truck
ditutup dengan terpal dengan tujuan agar material tidak terjatuh dijalan raya dan
debunya tidak menggangu pengguna jalan lain.
Truk tidak hanya digunakan untuk pengangkutan tanah tetapi juga
material-material lain. Untuk pengangkutan material tertentu, ada beberapa faktor
yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Untuk batuan , dasar bak dialasi papan kayu agar tidak mudah rusak,
2) Untuk aspal, bak dilapisi oleh solar agar aspal tidak menempel pada pada
permukaan bak. Agar aspal tidak cepat dingin tutup bagian atas dengan
terpal.
BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
3) Untuk material lengket seperti lempung basah, pilih bak bersudut bulat.
Gambar 4.11 Dump Truck
e. Bulldozer
Pada dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan traktor sebagai
penggerak utama. Kita menyebutnya bulldozer, oleh karena biasanya traktor
dilengkapi dengan dozer attachment, dalam hal ini attachment nya adalah blade
(pisau) dibagian depannya. Pisau berfungsi untuk mendorong atau memotong
material yang ada didepannya. Bulldozer, sebenarnya adalah nama jenis dozer,
yang mempunyai kemampuan mendorong kemuka/kedepan.
Gambar 4.12 Bulldozer
BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Pada proyek - proyek konstruksi, terutama proyek yang ada hubungannya dengan
pemindahan tanah, bulldozer digunakan pada pelaksanaan pekerjaan seperti
berikut :
Pembersihan medan dari kayu-kayuan, pepohonan dan batu – batuan
Pembukaan jalan kerja
Memindahkan tanah yang jauhnya 300 feet, atau + 90 m.
Membatu mengisi material pada scrapper.
Menghampar tanah isian/urugan (fills)
Menimbun kembali trencher
Pembersihan sites/medan
Membersihkan quarry
f. Tandem Roller
Tandem roller digunakan untuk penggilasan akhir, artinya fungsi alat ini
adalah untuk meratakan permukaan tanah. Tandem roller tidak dipakai untuk
permukaan batuan keras dan tajam karena dapat merusak roda. Ada dua model
tandem roller, yaitu two axle tandem roller dan three axle tandem roller. Model
yang pertama mempunyai berat berkisar 8 -14 ton. Ballast yang dipaki biasanya
cairan. Sedangkan three axle tandem roller berfungsi untuk menmbah kepadatan.
Biasanya three axle tandem roller dipakai pada proyek lapangan terbang.
Gambar 4.13 Tandem Roller
BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
g. Alat pemancang tiang
Ada beberapa jenis alat pemancang tiang yang umum digunakan dalam
proyek konstruksi. Palu atau hammer yang berfungsi sebgai lat tiang pancang
tersebut adalah :
Drop Hammer
Diesel Hammer (pemancang diesel)
Hydraulic Hammer (pemancangan hidrolis)
Vibratory pile driver (pemancangan dengan getaran)
Dalam proyek Rumah Sakit Grha Kedoya digunakan alat pemancang tiang
yaitu “Drop Hammer”. Drop hammer merupakan palu berat yang diletakkan pada
kertinggian tertentu diats tiang. Palu tersebut kemudian dilepaskan dan jatuh
mengenai bagian atas tiang yaitu kepala tiang.
Gambar 4.14 Drop Hammer
Untuk menghindari tiang menjadi rusak akibat tumbukan, maka pada kepala
tiang dipasangkan semacam topi atau cap sebgai penambahan energi atau shock
absorber. Biasanaya cap dibuat dari kayu. Palu dijatuhkan sepanjang alurnya.
Pada bagian atas palu terdapat kabel yang berfungsi untuk menahan supaya palu
tidak jatuh lebih jauh. Ukuran umum palu berkisar antara 250 kg sampai 1500 kg.
tinggi jatuh palu berkisar antara 1,5 sampai 7 meter yang bergantung dari jenis
BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
bahan dasar pondasi. Jika diperlukan energi yang besar untuk memencang tiang
pondasi maka sebaiknya menggunakan palu yang berat dengan tinggi jatuh yang
lebih kecil daripada palu yang lebih ringan dengan tinggi jatuh yang lebih besar.
Pemancangan tiang biasanya dilakukan secara perlahan. Jumlah jatuhnya
palu permenit (blow per minute) dibatasi pada empat sampai delapan kali. Jika
jumlah tiang yang akan dipancang tidak banyak maka jenis alat pancang ini
efisien untuk digunakan.
Keuntungan dari alat ini adalah :
a) Investasi yang rendah
b) Mudah dalam pengoprasian
c) Mudah dalam mengatur energy perblow dengan mengatur tinggi jatuh
Akan tetapi alat ini pun memiliki beberapa kekurangan. Kekurangannya dari alat
ini adalah :
a) Kecepatan pemancangannya kecil
b) Kemungkinan rusaknya tiang akibat tinggi jatuh yang besar
c) Kemungkinan rusaknya bangunan disekitar lokasi akibat getaran pada
permukaan tanah
d) Tidak dapat digunakan untuk pekerjaan dibawah air.
2. Alat – alat Survey
a. Theodolith
Theodolith adalah alat untuk mengukur dua buah sudut vertikal dan
horisontal. Theodolite merupakan alat utama dalam survei dan pekerjaan teknis,
terutama pada pekerjaan pengukuran tanah.
Theodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as
bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai agar bangunan yang dibuat
tidak miring. Alat ini dipergunakan juga untuk menentukan elevasi tanah dan
elevasi tanah galian timbunan.
BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Gambar 4.15 Konstruksi Theodolith
Cara pengukuran adalah yaitu menetapkan salah satu titik sebagai acuan,
pengoperasionannya adalah dengan mengatur nivo bulat, nivo tabung dan
teropong sentries dan unting-unting di bawah theodolith. Setelah itu, menembak
titik-titik yang lain dengan patokan titik awal yang ditetapkan tadi.
Gambar 4.16 Penentuan titik as
untuk dinding bata menggunakan Theodolith
BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
b. Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk menetukan elevasi / peil lantai,
balok, lain – lain yang membutuhkan elevasi. Alat ini sangat berguna untuk
mengecek ketebalan lantai saat pengecoran, sehingga lantai yang dihasilkan dapat
datar. Selain itu, waterpass juga dapat digunakan untuk pengecekan bekisting
pada kolom.
Gambar 4.17 Waterpass
Waterpass biasanya digunakan untuk pengukuran sifat datar yaitu
menentukan tinggi titik elevasi (beda tinggi) dilapangan sepanjang garis tertentu
pada arah memanjang dan melintang. Secara umum prosedur pengoprasian alat
waterpass sebagai berikut :
1. Set statif (tripod) kira-kira ditengah – tengah titik pengukuran (untuk
pengukuran tinggi), gunakan unting-unting untuk mempermudah
penempatan atatif tepat diatas patok.
2. Pasang waterpass dan atur nivo kontaknya (posisi gelembung nivo
berada ditengah) agar posisi pesawat benar-benar datar.
3. Letakan rambu ukur pada titik – titik pengukuran sebagai rambu muka
dan rambu belakang.
BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
4. Arahkan pesawat ke rambu ukur. Baca dan catat bacaan benang atas
(BA), benang tengah (BT), dan benang bawah (BB).
c. Sipatan ( Marker )
Sipatan merupakan alat yang digunakan untuk memberi tanda setelah
pengukuran untuk marking setelah dilakukan. Bahan untuk sipatan ini adalah tinta
yang seing disebut tinta Cina. Tinta ini dapat bertahan dalam waktu yang lama
dan tidak mudah hilang atau luntur. Sipatan tersebut digunakan untuk
memberikan tanda elevasi dan membuat titik as pada dinding bata
Gambar 4.18 Hasil Sipatan
3. Alat – alat fabrikasi
a. Bar Bender
Bar bender Merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan
tulangan berdiameter besar, seperti pada pembengkokan tulangan sengkang,
pembengkokan pada sambungan/overlap tulangan kolom, juga pada tulangan
balok, plat, dan dinding geser. Bar bender dan bar cutter haruslah ada dalam suatu
proyek besar karena untuk memenuhi kebutuhan pembesian baik itu precast atau
pasang di tempat. Tulangan tersebut dibengkokkan sesuai kebutuhan misal untuk
membuat tulangan sepihak, tulangan kaki ayam dan tulangan sengkang.
BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Gambar 4.19 Bar Bander
b. Bar Cutter
Baja tulangan dipesan dengan ukuran-ukuran panjang standart. Untuk
keperluan tulangan yang pendek, maka perlu dilakukan pemotongan terhadap
tulangan yang ada. Untuk itu diperlukan suatu alat pemotong tulangan, yaitu
gunting tulangan yang dioperasikan secara manual dengan menggunakan tenaga
manusia.
Bar cutter merupakan alat pemotong besi tulangan sesuai ukuran
yangdiinginkan. Menurut tenaga penggeraknya, bar cutter ada 2 jenis :
1) Bar Cutter manual
Bar Cutter manual adalah alat pemotong baja beton menggunakan penggerak
tenaga manusia dengan kapasitas maksimum diameter 16 mm.
Gambar 4.20 Bar Cutter Manual
2) Bar Cutter listrik
Keuntungan dari Bar Cutter listrik dibandingkan Bar Cutter manual adalah
Bar Cutter listrik dapat memotong besi tulangan dengan diameter besar
dengan mutu baja cukup tinggi disamping dapat mempersingkat waktu
pengerjaan. Kemampuannya memotong dapat dilakukan sekaligus seperti
tulangan diameter 10 mm dapat dilakukan pemotongan 6 buah sekaligus, 4
BAB IV METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
buah tulangan diameter 16 mm, 2 buah tulangan diameter 19 mm, 1 buah
tulangan diameter 25 mm.
Gambar 4.21 Bar Cutter listrik
c. Generator listrik
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanikal, biasanya dengan menggunakan induksi
elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik. Generator
mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal
tetapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah ada didalam kabel lilitannya.
Dinamo adalah generator listrik pertama yang mampu mengantarkan tenaga
untuk industri, dan masih merupakan generator terpenting yang digunakan pada
abad 21. Dinamo menggunakan prinsip elektromagnetis untuk mengubah putaran