20 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun Setontong 1. Letak Geografis Dusun Setontong adalah salah satu Dusun yang terdapat di Desa Kualan Hilir, Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang Propinsi Kalimantan Barat. Kondisi Desa Kualan Hilir secara keseluruhan adalah mempunyai dataran rendah dan masih ada terdapat daerah berbukit. Jarak Desa Kualan Hilir dengan Kecamatan 20 Km dan jarak Desa Kualan Hilir dengan Kabupaten yaitu ke Ketapang 363 Km. Wilayah Desa Kualan Hilir, berbatasan dengan Desa-desa tetangga dengan batas Desa sebagai berikut: Batas Utara Desa Sekucing Labai, Desa Botoh Bosi Batas Timur Desa Balai Pinang Hulu, Desa Semandang Kanan Batas Selatan Desa Kampar Sebomban Batas Selatan Desa Sekucing Kualan 2. Luas Wilayah Luas Wilayah Desa Kualan Hilir adalah 215.20 Km² yaitu secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
20
Embed
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14120/4/T1_152013001_BAB IV.pdf · Sistem Kepercayaan atau Religi Sistem kepercayaan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Dusun Setontong
1. Letak Geografis
Dusun Setontong adalah salah satu Dusun yang terdapat di Desa
Kualan Hilir, Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang Propinsi
Kalimantan Barat. Kondisi Desa Kualan Hilir secara keseluruhan adalah
mempunyai dataran rendah dan masih ada terdapat daerah berbukit. Jarak
Desa Kualan Hilir dengan Kecamatan 20 Km dan jarak Desa Kualan Hilir
dengan Kabupaten yaitu ke Ketapang 363 Km.
Wilayah Desa Kualan Hilir, berbatasan dengan Desa-desa tetangga
dengan batas Desa sebagai berikut:
Batas Utara Desa Sekucing Labai, Desa Botoh Bosi
Batas Timur Desa Balai Pinang Hulu, Desa Semandang Kanan
Batas Selatan Desa Kampar Sebomban
Batas Selatan Desa Sekucing Kualan
2. Luas Wilayah
Luas Wilayah Desa Kualan Hilir adalah 215.20 Km² yaitu secara
umum dapat digambarkan sebagai berikut:
21
Tanah Sawah 2.820 ha
Tanah Kering 3.000 ha
Tanah Rawa 280 ha
Tanah Perkebunan 2.700 ha
Hutan Cadangan Masyarakat 1.100 ha
Hutan Produksi 20.000 ha
Perkebunan Kelapa Sawit 5.800 ha
3. Kependudukan
Uraian kependudukan berdasarkan sumber daya manusia berisi tentang
(a) struktur penduduk berdasarkan jumlahnya, (b) struktur penduduk
berdasarkan pendidikan, (c) struktur penduduk berdasarkan mata
pencaharian / Pekerjaan.
a.) Uraian struktur penduduk berdasarkan jumblah penduduk dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 1
Jumlah Penduduk Desa Kualan Hilir
Kecamatan Simpang Hulu
NO NAMA DUSUN KK LK PR JUM
1 DUSUN MERABAN 358 KK 579 583 1.162
2 DUSUN SETONTONG 314 KK 525 539 1.064
3 DUSUN LELAYANG 216 KK 428 470 899
4 DUSUN LELAYANG
BATU
110 KK 306 330 636
JUMLAH 999 KK 1.839 1.922 3.761
(Sumber : arsip Desa Kualan Hilir 2016)
22
Dari tabel diatas tampak jelas bahwa jumlah Penduduk Desa
Kualan Hilir tahun 2016 sebanyak 3.761 jiwa terdiri dari laki-laki 1.839
jiwa, perempuan 1.922 jiwa dengan KK yang dibagi berdasarkan
perdusunan. Dimana jumlah penduduk di Dusun Setontong tahun 2016
sebanyak 1.064 jiwa terdiri dari laki-laki 525 juwa, perempuan 539 jiwa
dengan 314 KK.
b.) Struktur pwnduduk berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel II
Pendidikan Penduduk Dusun Setontong
Desa Kualan Hilir Kecamatan Simpang Hulu Kabupaten Ketapang
NO Tingkat Pendidikan Jumlah
1 SD 345
2 SMP 234
3 SMA 102
4 D3 003
5 S1 003
(Sumber : arsip Desa Kualan Hilir 2016)
Dari data di atas penduduk Dusun Setontong yang sudah bersekolah
sebanyak 687 jiwa.
c.) Struktur penduduk berdasarkan mata pencaharian / Pekerjaan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
23
Tabel III
Mata Pencaharian / Pekerjaan Penduduk Dusun Setontong
Desa Kualan Hilir Kecamatan Simpang Hulu Kabupaten Ketapang
NO Mata Pencaharian / Pekerjaan Jumlah Penduduk
1 Petani / Pekebun 767
2 PNS / Kontrak 5
3 Wiraswasta 12
4 Tidak / belum bekerja 107
5 Pelajar / mahasiswa 123
6 Lainnya 50
(Sumber : arsip Desa Kualan Hilir 2016)
Dari data di atas sebagian besar penduduk bermata pencaharian
sebagai petani / pekebun sebanyak 767 jiwa.
4. Sistem Mata Pencaharian dan Ekonomi
Sistem mata pencaharian pokok di Kalimanan secara khususnya
didaerah Kalimantan Barat mayoritas petani karet (nyadap karet) dan
menangkap ikan (nelayan). Namun, dengan perkembangan jaman sekarang
dengan masuknya berbagai perusahan kelapa sawit sebagian besar
masyarakat di Kalimantan Barat lebih memilih untuk mencukupi kebutuhan
ekonomi mereka dengan bekerja diperusahan kelapa sawit, hal ini
dikarenakan harga karet yang tidak stabil membuat masyakat lebih memilih
bekerja diperusahaan kelapa sawit. Meskipun secara garis besar banyak
juga masyarakat yang memiliki pekerjaan lainnya seperti, Pegawai Negri,
24
Wira Swasta, Wira usaha, Anggota Kepolisian, Anggota TNI, Penjual Jasa,
Buruh dan masih banyak lagi yang lainnya. Namun ada juga yang
merangkap , misalnya ada yang bekerja sebagai PNS juga bekerja sebagai
petani atau bercocok tanam. Keadaan ini bertkaitan dengan letak tempat
tinggal masyarakatnya itu sendiri.
Mata pencaharian sebagai nelayan banyak dilakukan oleh
masyarakat dari Ketapang, Mempawah, dan Pemangkat. Hal ini
dikarenakan kondisi geografisnya yang berada didaerah pantai. Sedangkan
mata pencaharian seperti bercocok tanam hampir dilakukan seluruh
masyarakat di daerah pedesaan yang memiliki tanah yang cukup subur
untuk bercocok tanam. Begitu juga halnya dengan mata pencaharian
menoreh getah (nyadap karet). Sedangkan mereka yang bekerja di
perusahaan kelapa sawit tidak memandang tempat tinggal atau letak
geografisnya karena mereka yang bekerja diperusahaan sawit berasal dari
masyarakat bawah sampai menengah bahkan tingkat atas.
Pada masyarakat Dayak Mali khususnya di Dusun Setontong, mata
pencahariannya adalah petani dan berkebun.
5. Sistem Kepercayaan atau Religi
Sistem kepercayaan atau religi yang dianut adalah percaya kepada
roh nenek moyang, hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat berasal
dari Suku Dayak secara khususnya Suku Dayak Mali, seperti diketahui Suku
Dayak memiliki kepercayaan terhadap roh nenek moyang atau biasa yang
disebut Kaharingan. Kaharingan adalah sistem kepercayaan masyarakat
25
Dayak pada jaman dahulu dan masih terjaga kelestariannya sampai
sekarang, meskipun sebagian besar masyarakat Dayak Mali sudah banyak
yang percaya terhadap agama (Ajaran Tuhan).
Masyarakat yang memilih percaya terhadap kehidupan beragama
(Ajaran Tuhan) adalah mereka yang sudah memiliki pengaruh dari
kehidupan di era modernisasi, mereka percaya bahwa Tuhan adalah yang
pantas disembah dalam kehidupan beragama. Namun, meskipun
masyarakat sudah percaya terhadap ajaran beragama masih banyak juga
mereka percaya terhadap ajaran nenek moyang, hal ini dipengaruhi oleh
adat-istiadat setempat. Mereka percaya terhadap Tuhan tetapi tetap
percaya dengan ajaran Kaharingan (ajaran nenek moyang).
Ajaran Kaharingan yang terbentuk sejak berabad-abad lamanya
memang sulit untuk dilepas begitu saja apalagi nenek moyang orang Dayak
Mali sejak awal sudah menganut agama Kaharingan sebelum kepercayaan
terhadap Tuhan muncul, ini yang membuat masyarakat Dayak Mali
sekarang masih tetap menganut kepercayaan terhadap nenek moyang atau
Kaharingan, Memang Kaharingan sendiri seperti adat-istiadat yang sudah
ada turun-temurun dan harus tetap dipertahankan demi menjaga dan
melestarikan adat dan tradisi orang Dayak, khususnya Dayak Mali. Demi
menjaga keberagaman dan keunikan yang dimiliki Indonesia.
6. Adat Istiadat
Adat istiadat merupakan kumpulan ide-ide, keyakinan, konsep-
konsep, dan cara-cara untuk mengambil bagian secara aktif dalam usaha-
26
usaha pembangunan atau pelaksana adat itu sendiri (J. U. Lontaan,
1975:266). Adat istiadat yang dijalankan oleh masyarakat Dayak Mali
didusun Setontong, dikontrol oleh pengurus adat yang mempunyai lembaga
adat disebut “Dewan Adat”. Dalam adat istiadat didusun Setontong dewan
adat tertinggi dipimpin oleh ketua adat yang ditunjuk langsung oleh kepala
Desa, penujukkan ketua adat ini tidak sembarangan dilakukan, penunjukkan
ketua adat harus mempertimbangkan garis keturunan sesepunya yang
terdahulu “apakah pernah terlibat dalam dewan adat didusun Setontong
atau tidak” jika pernah maka akan dipertimbangkan untuk menjadi ketua
adat.
Adat istiadat yang dilaksanakan dalam masyarakat Dayak Mali,
khususnya di Dusun Setontong dapat dilihat dalam kehidupan sehari-sehari,
banyak sekali adat istiadat yang dijalankan oleh masyarakat Dayak Mali.
Salah satunya yaitu dalam mengadakan upacara Tradisi Berkat Lumbung.
Upacara Tradisi Berkat Lumbung merupakan contoh kecil dari berbagai
macam adat-istiadat yang ada di Dusun Setontong yang sampai saat ini
masih dipertahankan oleh masyarakat setempat dan terus dikembangkan
agar tidak hilang ditelan zaman.
Adat-istiadat sudah seharusnya dipertahankan dan terus
dikembangkan apalagi di era modernisasi seperti sekarang ini jika adat-
istiadat tidak dipertahankan maka dengan mudah akan hilang karena
tergores perkembangan zaman. Maka dari itu sudah seharusnya setiap anak
muda memiliki peranan secara langsung dalam melestarikan adat-
27
istiadatnya masing-masing, tidak terkecuali anak muda yang ada di Dusun
Setontong, mereka harus mampu mempertahankan adat-istiadatnya yang
sudah lama ada salah satunya mempertahankan dan melestarikan Tradisi
Berkat Lumbung.
B. TRADISI BERKAT LUMBUNG
1. Sejarah Tradisi Berkat Lumbung
Berbicara tentang Tradisi Berkat Lumbung itu, tidak terlepas dari
asal-usul terjadinya padi menurut cerita di kalangan suku Dayak, dalam
hal ini suku Dayak Mali. Padi itu oleh masyarakat masyarakat Setontong
disebut “putri bunsu bertatah intan” (anak putri bungsu yang cantik
kemilau seperti intan). Padi putri bungsu dari tujuh bersaudara yang
merupakan sosok perempuan. Alasan kecantikannya mengakibatkan
kakak-kakaknya iri hati kepadanya, suatu hari kakak-kakaknya
mengayunnya dengan cara memegang tujuh helai rambutnya. Kakak-
kakak dari sibunsu ini mengayunkannya sambil menembangkan.
Tembang yang dinyanyikan sebagai berikut:
“Ayun-ayun rambut sibunsu, putus satu tinggal enam
Ayun-ayun rambut sibunsu, putus satu tinggal lima
Ayun-ayun rambut sibunsu, putus satu tinggal empat
Ayun-ayun rambut sibunsu, putus satu tinggal tiga
Ayun-ayun rambut sibunsu, putus satu tinggal dua.”