Top Banner
53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Dalam pengumpulan data peneliti menyebarkan angket atau kuesioner sebanyak 143 lembar sesuai dengan jumlah guru yang ada di UPT Dinas Pendi- dikan Kecamatan Kledung. Namun karena beberapa hal, angket yang kembali pada peneliti hanya berjum- lah 124 lembar atau sebesar 86,71%. Sebelum dilaku- kan analisis data dan pembahasan, berikut disampai- kan gambaran tentang profil responden berdasarkan karakteristik responden dari berbagai aspek antara lain meliputi: aspek gender, aspek status kepegawaian, aspek usia atau kelompok umur, aspek tingkat pen- didikan terakhir, aspek golongan ruang serta penga- laman mengajar (masa kerja) yang akan disajikan pada Tabel 4.1. Pada Tabel 4.1 responden dalam penelitian ini didominasi oleh responden dengan jenis kelamin perempuan, hal ini sesuai dengan jumlah guru yang ada di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kledung yang sebagian besar adalah perempuan.
26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

Apr 07, 2019

Download

Documents

ngobao
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden

Dalam pengumpulan data peneliti menyebarkan

angket atau kuesioner sebanyak 143 lembar sesuai

dengan jumlah guru yang ada di UPT Dinas Pendi-

dikan Kecamatan Kledung. Namun karena beberapa

hal, angket yang kembali pada peneliti hanya berjum-

lah 124 lembar atau sebesar 86,71%. Sebelum dilaku-

kan analisis data dan pembahasan, berikut disampai-

kan gambaran tentang profil responden berdasarkan

karakteristik responden dari berbagai aspek antara

lain meliputi: aspek gender, aspek status kepegawaian,

aspek usia atau kelompok umur, aspek tingkat pen-

didikan terakhir, aspek golongan ruang serta penga-

laman mengajar (masa kerja) yang akan disajikan pada

Tabel 4.1.

Pada Tabel 4.1 responden dalam penelitian ini

didominasi oleh responden dengan jenis kelamin

perempuan, hal ini sesuai dengan jumlah guru yang

ada di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kledung yang

sebagian besar adalah perempuan.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

54

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Gender,

Status Kepegawaian dan Tingkat Pendidikan Terakhir

No Karakteritik Responden Frekuensi Prosentase

Panel A. Karakteristik Berdasarkan Gender

1 Laki – laki 29 23,39

2 Perempuan 95 76,61

Jumlah 124 100

Panel B.

Karakteristik Berdasarkan Status Kepegawaian

1 Pegawai Negeri Sipil 90 72,58

2 Guru Tidak Tetap 34 27,42

Jumlah 124 100

Panel C.

Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

1 SLTA / Sederajad 23 18,55

2 Diploma I - -

3 Diploma II 44 35,48

4 Diploma III - -

5 Diploma IV /

Strata 1 57 45,97

Jumlah 124 100

Apabila responden tersebut dilihat dari status

kepegawaian sebagian besar adalah berstatus sebagai

Pegawai Negeri Sipil sisanya adalah berstatus sebagai

Guru Tidak Tetap atau Guru Wiyata Bakti. Data ini

menunjukkan bahwa kebutuhan guru di UPT Dinas

Pendidikan Kecamatan Kledung masih belum tercu-

kupi sehingga untuk mencukupinya harus ditopang

oleh keberadaan Guru Tidak Tetap atau Guru Wiyata

Bhakti.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

55

Berdasarkan kualifikasi pendidikan terakhir

sebagian besar responden berpendidikan Strata 1 atau

Diploma IV sehingga sudah memenuhi kualifikasi

akademik yang dipersyaratkan sebagai tenaga pendi-

dik atau guru. Namun demikian masih juga terdapat

guru yang memiliki kualifikasi akademik SLTA atau

sederajad. Responden atau guru yang memiliki kuali-

fikasi pendidikan SLTA atau sederajad tersebut seba-

gian terdiri dari para guru yang sudah berusia sama

dengan atau di atas 51 tahun sehingga tidak melanjut-

kan studi untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan

tersebut dengan alasan hampir mendekati purna

tugas. Sebagian lain adalah guru baik PNS maupun

GTT yang sedang menyelesaikan studi pada jenjang

Strata 1.

Karakteritik responden jika dilihat dari kelompok

usia, golongan ruang dan masa kerja atau lama

bekerja sebagai guru dapat dilihat pada Tabel 4.2 di

bawah ini.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

56

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok

Usia , Golongan Ruang dan Masa Kerja atau Lama Mengajar

No Karakteritik Responden Frekuensi Prosentase

Panel A.

Karakteristik Berdasarkan Kelompok Usia

1 ≤ 25 tahun 19 15,32

2 26 – 30 tahun 20 16,63

3 31 – 35 tahun 10 8,06

4 36 – 40 tahun 6 4,84

5 41 – 45 tahun 19 15,32

6 46 – 50 tahun 22 17,74

7 ≥ 51 tahun 28 22,58

Jumlah 124 100

Panel B.

Karakteristik Berdasarkan Golongan Ruang

1 II b 5 4,03

2 II c 3 2,42

3 II d - -

4 III a 13 10,48

5 III b 9 7,26

6 III c 11 8,87

7 III d 17 13,71

8 IV a 32 25,81

Jumlah 124 82,58

Panel C.

Karakteristik Berdasarkan Masa Kerja atau Lama Bekerja

1 ≤ 5 tahun 25 20,16

2 6 – 10 tahun 26 20,97

3 11 – 15 tahun 13 10,48

4 16 – 20 tahun 11 8,87

5 21 – 25 tahun 20 16,13

6 ≥ 26 tahun 29 23,39

Jumlah 124 100

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

57

Dari jumlah guru yang menjadi responden dalam

penelitian ini sebagian besar berusia sama dengan

atau di atas usia 51 tahun. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar guru berada pada usia mende-

kati masa pensiun atau masa purna tugas. Demikian

sebaliknya pada responden dengan kelompok usia

antara 36 – 40 tahun sangat sedikit jika dibandingkan

dengan responden pada kelompok usia yang lain.

Golongan ruang penggajian sebagian besar dari

responden sudah menduduki golongan ruang IV/a.

Pada golongn ini merupakan golongan ruang pengga-

jian tertinggi dari guru yang ada di UPT Dinas Pendi-

dikan Kecamatan Kledung, karena sampai saat ini

belum ada guru yang mempunyai golongan ruang di

atasnya. Dari jumlah responden menurut golongan

tersebut ternyata tidak ada responden atau guru yang

menempati golongan ruang II/d, hal ini bisa terjadi

karena guru yang mempunyai golongan ruang di

bawahnya apabila telah menyelesaikan pendidikan

Strata 1 (S1) mereka mengajukan kenaikan tingkat

dengan penyesuaian ijasah sehingga mereka langsung

menduduki golongan ruang III/a.

Masa kerja atau lama bekerja sebagai guru dari

responden penelitian sebagian besar sudah sama

dengan atau lebih dari 26 tahun. Ini menunjukkan

bahwa sebagian besar guru di UPT Dinas Pendidikan

Kecamatan Kledung sudah memiliki pengalaman

mengajar atau sebagai guru sehingga memiliki penga-

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

58

laman yang cukup banyak dalam pelaksanaan proses

belajar mengajar di kelas.

4.2 Analisis Data

Analisis hasil yang digunakan dalam penelitian

ini adalah distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi

dimaksudkan untuk menggambarkan distribusi

jawaban responden. Skala interval digunakan untuk

menentukan sejauhmana peran kepala sekolah seba-

gai supervisor, motivator dan inspirator. Data yang

diperoleh dari pengumpulan data dianalisa untuk tiap-

tiap indikator dengan mencari nilai minimal, nilai

maksimal, nilai mean serta standar deviasi untuk tiap-

tiap indikator dalam instrumen penelitian tersebut.

4.2.1 Deskripsi Hasil Pengukuran Variabel Peran

Kepala Sekolah sebagai Supervisor

Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui

pengumpulan data dapat diperoleh informasi berupa

data tentang peran kepala sekolah sebagai supervisor.

Selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap tiap-tiap

indikator berdasarkan data yang diperoleh dengan

menentukan nilai minimal, nilai maksimal, nilai mean

serta standar deviasi tiap-tiap indikator pada instru-

men penelitian berdasarkan jawaban responden.

Untuk mengetahui sejauhmana hasil pengukuran

terhadap variabel Kepala Sekolah sebagai supervisor

dapat dilihat dalam Tabel 4.3 berikut:

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

59

Tabel 4.3

Analisis Diskriptif Variabel Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor

No Indikator N Min Max

Mean Std. Dev

Panel A. Merencanakan Program

1 Kepala Sekolah menyusun program supervisi terhadap administrasi guru.

124 2 5 3,46 0,59

2 Kepala Sekolah menyusun program supervisi Kegiatan Belajar Mengajar

124 2 5 3,44 0,60

3 Kepala Sekolah menyusun program supervisi Bimbingan Konseling

124 1 4 3,06 0,67

4

Kepala Sekolah menyusun program supervisi Ulangan Semester / Ulangan Kenaikan Kelas

124 2 5 3,60 0,64

5 Kepala Sekolah menyusun program supervisi Kegiatan Ujian Sekolah dan Ujian Nasional

124 3 5 4,09 0,65

Rata-rata 3,53

Panel B. Melaksanakan Program

6 Kepala Sekolah melaksanakan supervisi terhadap administrasi guru.

124 2 5 3,97 0,69

7 Kepala Sekolah melaksanakan supervisi terhadap Kegiatan Belajar Mengajar.

124 2 7 3,86 0,76

8 Kepala Sekolah melaksanakan supervisi terhadap kegiatan Bimbingan Konseling

124 1 5 3,53 0,85

9 Kepala Sekolah melaksanakan supervisi Ulangan Semester atau Ulangan Kenaikan Kelas

124 2 5 3,85 0,72

10 Kepala Sekolah melaksanakan supervisi terhadap Kegiatan Ujian Sekolah dan Ujian Nasional

124 2 5 3,94 0,68

Rata-rata 3,83

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

60

Tabel 4.3 (lanjutan)

Analisis Diskriptif Variabel

Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Panel C. Melaksanakan Tindak Lanjut

11 Kepala Sekolah bersama guru menyediakan waktu untuk mengevaluasi hasil supervisi.

124 2 5 3,82 0,72

12

Kepala Sekolah menyampaikan kelebihan dan kekurangan guru dalam melaksanakan tugas melalui rapat guru.

124 2 5 3,74 0,67

13

Kepala Sekolah memberikan bimbingan dan arahan keoada guru untuk memperbaiki kekuranganya mengembangkan kelebihanya berdasar hasil supervisi.

124 2 5 3,75 0,69

14 Kepala Sekolah memanfaatkan hasil supervisi untuk penigkatan kinerja guru.

124 2 5 3,73 0,65

15 Kepala sekolah memanfaatkan hasil supervisi untuk pengembangan sekolah.

124 2 5 3,56 0,69

Rata-rata 3,72

Total Rata Rata 3,69

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai mean untuk

variabel peran kepala sekolah sebagai supervisor

sebesar 3,69. Hal ini menunjukkan bahwa peran

kepala sekolah sebagai supervisor di UPT Dinas

Pendidikan Kecamatan Kledung termasuk dalam kate-

gori baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

secara umum kepala sekolah telah melaksanakan

perannya sebagai supervisor dengan baik.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

61

Namun demikian untuk sub konsep kemam-

puan Kepala Sekolah dalam menyusun program

supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu

masuk dalam kategori cukup. Hal tersebut dapat

dilihat perolehan nilai mean pada indikator tersebut

sebesar 3,06 dan masuk dalam kategori cukup.

Dengan demikian menunjukkan bahwa secara umum

kepala sekolah di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan

Kledung belum melaksanakan penyusunan program

bimbingan dan konseling sesuai yang diharapkan.

Sedangkan dalam indikator merencanakan program

supervisi terhadap Kegiatan Ujian Sekolah dan Ujian

Nasional diperoleh nilai mean sebesar 4,09 dan meru-

pakan nilai mean tertinggi. Dilihat dari nilai mean

tersebut menunjukkan bahwa secara umum kepala

sekolah di UPT Dinas Kecamatan Kledung telah me-

laksanakan perencanaan program supervisi terhadap

ujian sekolah maupun ujian nasional dengan baik.

Dalam hal pelaksanaan supervisi berdasar

analisis diskriptif diperoleh nilai mean sebesar 3,83

dan termasuk ke dalam kategori baik. Dengan nilai

mean sebesar itu maka dapat dikatakan bahwa kepala

sekolah di UPT Dinas Pendidikan Kledung telah me-

laksanakan supervisi sesuai dengan yang diharapkan.

Namun demikian dalam melaksanakan supervisi

terhadap kegiatan bimbingan dan konseling ternyata

masih belum optimal bila dibandingkan dengan

pelaksanaan supervisi pada kegiatan lainya. Hal ini

bisa dilihat dalam perolehan nilai mean pada indikator

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

62

tersebut sebesar 3,53 walaupun nilai tersebut masuk

dalam kategori baik.

Pelaksanaan tindak lanjut terhadap hasil super-

visi kepala sekolah di UPT Dinas Pendidikan Keca-

matan Kledung telah melaksanakan tindak lanjut

terhadap hasil supervisi dengan baik, hal ini dibukti-

kan dengan perolehan nilai mean total pada konsep

pelaksanaan tindak lanjut diperoleh nilai mean sebe-

sar 3,72 dimana nilai mean tersebut masuk dalam

kategori baik. Namun demikian dalam memanfaatkan

hasil supervisi sebagai pengembangan sekolah kepala

sekolah di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kledung

masih rendah dibandingkan dengan dengan indikator

lain dalam pelaksanaan tindak lanjut hasil supervisi

dengan diperoleh nilai mean terendah dari yang lain

yaitu sebesar 3,56, namun demikian nilai mean

tersebut masih dalam kategori baik.

4.2.2 Diskripsi Hasil Pengukuran Variabel Peran

Kepala Sekolah sebagai Motivator

Analisis terhadap variabel peran kepala sekolah

sebagai motivator dilakukan melalui pengumpulan

data dari responden yang bertujuan untuk memper-

oleh informasi tentang peran kepala sekolah sebagai

supervisor. Data diperoleh dengan melakukan pengu-

kuran terhadap tiap indikator pada variabel penelitian

untuk menentukan nilai minimal, nilai maksimal, nilai

mean serta standar deviasi pada tiap-tiap indikator

dalam instrumen penelitian dari jawaban yang diberi-

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

63

kan responden. Hasil pengukuran terhadap variabel

Kepala Sekolah sebagai motivator dapat dilihat dalam

Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Analisis Diskriptif Variabel Peran Kepala Sekolah sebagai Motivator

No Indikator N Min Max

Mean Std. Dev

Panel A. Kemampuan mengatur lingkungan kerja (fisik)

1 Kepala Sekolah mengatur ruang kerjanya secara baik untuk bekerja.

124 2 5 3,90 0,74

2

Kepala Sekolah mengatur ruang kelas secara kondusif untuk kegiatan belajar mengajar serta Bimbingan Konseling

124 2 5 4,08 0,71

3 Kepala Sekolah mengatur laboratorium sekolah secara kondusif untuk kegiatan praktikum.

124 2 5 4,14 0,68

4 Kepala Sekolah mengatur perpustakaan secara kondusif untuk kegiatan belajar.

124 2 5 4,19 0,69

5 Kepala Sekolah mengatur halaman sekolah/lingkungan sekolah dengan sejuk,nyaman dan teratur

124 2 5 4,13 0,65

Rata-rata 4,09

Panel B. Kemampuan mengatur suasana kerja

6 Kepala Sekolah menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru.

124 2 5 3,99 0,66

7 Kepala Sekolah menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama karyawan.

124 2 5 3,70 0,70

8 Kepala Sekolah menciptakan hubungan kerja secara harmonis antara guru dan karyawan

124 2 5 3,77 0,70

9 Kepala Sekolah mampu menciptakan rasa aman di lingkungan sekolah.

124 3 5 3,85 0,70

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

64

Tabel 4.4 (lanjutan)

Analisis Diskriptif Variabel

Peran Kepala Sekolah Sebagai Motivator

10

Kepala Sekolah menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara warga sekolah dengan Komite Sekolah

124 1 5 3,73 0,70

Rata-rata 3,81

Panel C. Kemampuan menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman

11

Kepala Sekolah memberikan penghargaan kepada guru dan karyawan yang mengerjakan tugas tepat waktu.

124 2 5 3,68 0,70

12 Kepala sekolah memberikan penghargaan kepada guru dan karyawan yang berprestasi.

124 1 5 3,43 0,71

13

Kepala Sekolah memberikan teguran lisan/tertulis kepada guru dan karyawan yang tidak melaksanakan tugas dengan baik.

124 2 5 3,43 0,77

14 Kepala Sekolah memberikan hukuman kepada guru dan karyawan yang melanggar aturan

124 1 5 3,36 0,94

15 Kepala Sekolah memperlakukan pemeriksaan daftar hadir guru dan karyawan secara teratur.

124 1 5 3,21 0,92

Rata-rata 3,42

Total Rata-Rata 3,77

Tabel 4.4 tersebut di atas menunjukkan bahwa

nilai mean untuk variabel peran kepala sekolah seba-

gai motivator adalah 3,77, nilai mean tersebut terma-

suk dalam kategori baik. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa kepala sekolah di UPT Dinas Pendi-

dikan Kecamatan Kledung sudah melaksanakan

perannya sebagai motivator dengan baik.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

65

Pada konsep kemampuan kepala sekolah dalam

mengatur lingkungan kerja fisik diperoleh nilai mean

sebesar 4,09. Ini menunjukkan bahwa kemampuan

kepala sekolah dalam mengatur lingkungan kerja fisik

masuk dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan oleh

masing-masing indikator pada konsep kemampuan

kepala sekolah dalam mengatur lingkungan kerja fisik,

semua dalam kategori baik. Namun demikian kemam-

puan kepala sekolah dalam mengatur ruang kerja

secara kondusif diperoleh nilai mean 3,90 yang mana

nilai mean tersebut merupakan nilai terendah jika

dibandingkan dengan indikator lainnya. Namun demi-

kian mean tersebut masih dalam kategori baik artinya

kepala sekolah dalam mengatur ruang kerjanya dapat

memberikan motivasi yang baik terhadap guru di

sekolah.

Kemampuan kepala sekolah dalam menerapkan

prinsip penghargaan dan hukuman diperoleh nilai

mean sebesar 3,42 dimana nilai mean tersebut masuk

dalam kategori baik. Pada indikator kepala sekolah

memberikan penghargaan terhadap guru yang ber-

prestasi atau melaksanakan tugas dengan tepat waktu

diperoleh nilai mean sebesar 3,68 dimana nilai mean

tersebut masuk dalam kategori baik. Dalam hal

pemeriksaan terhadap daftar hadir guru belum semua

kepala sekolah melaksanakan secara teratur, hal ini

bisa dilihat pada indikator tersebut diperoleh nilai

mean sebesar 3,21 dimana nilai mean tersebut meru-

pakan nilai mean terendah dari semua indikator pada

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

66

konsep kemampuan kepala sekolah dalam menerap-

kan prinsip penghargaan dan hukuman dan masih

masuk dalam kategori cukup.

4.2.3 Deskripsi Hasil Pengukuran Variabel Peran

Kepala Sekolah sebagai Inspirator

Analisis terhadap data yang diperoleh pada

pengumpulan data melalui kuesioner tentang peran

kepala sekolah sebagai inspirator dilakukan dengan

pengukuran terhadap tiap indikator pada variabel

penelitian. Selanjutnya dari data tersebut ditentukan

nilai minimal, nilai maksimal, nilai mean serta standar

deviasi untuk tiap-tiap indikator dalam instrumen

penelitian berdasarkan jawaban responden. Hasil

pengukuran variabel Kepala Sekolah sebagai inspirator

dapat dilihat dalam Tabel 4.5 berikut:

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

67

Tabel 4.5

Analisis Diskriptif Variabel Peran Kepala Sekolah sebagai Inspirator

No. Indikator N Min Max Mean Std. Dev

Panel A. Kepala sekolah visioner

1 Kepala sekolah memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi untuk masa depan .

124 1 5 3,45 0,90

2 Kepala sekolah mampu berkomunikasi dengan baik terhadap guru dan karyawan

124 2 5 3,84 0,67

Rata – rata 3,70

Panel B. Kepala sekolah menciptakan hubungan baik antar individu

1 Kepala sekolah mampu menciptakan hubungan baik antar individu di sekolah.

124 2 5 3,79 0,70

2 Kepala sekolah mampu merangkul bawahan secara baik.

124 2 5 3,81 0,73

Rata Rata 3,72

Panel C. Kepala sekolah sebagai pendorong

1 Kepala sekolah menunjukkan arah target yang akan dicapai kepada bawahan.

124 2 5 3,83 0,65

2 Kepala Sekolah bertanggung jawab atas kinerja pribadi dan kelompok (guru dan karyawan)

124 2 5 3,83 0,74

Rata – rata 3,83

Panel D. Kepala sekolah berprinsip dan menjadi teladan.

1

Kepala sekolah menjadi contoh bagi guru/karyawan dengan melakukan suatu hal dengan cara yang benar.

124 2 5 3,69 0,74

2

Kepala Sekolah menjadi menjadi contoh bagi guru/karyawan dengan melakukan suatu hal dengan cara yang baik.

124 2 5 3,70 0,69

Rata Rata 3,70

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

68

Tabel 4.5 (lanjutan)

Analisis Diskriptif Variabel Peran Kepala Sekolah sebagai Inspirator

Panel E. Kepala sekolah memiliki antusiasme

1 Kepala sekolah memiliki antusiasme yang tinggi terhadap bidang pekerjaan yang ditangani.

124 2 5 3,67 0,70

2 Kepala Sekolah menumbuhkan energi yang kuat terhadap sekolah yang dipimpinnya.

124 2 5 3,57 0,69

Rata – rata 3,62

Panel F. Kepala sekolah sebagai seorang pakar

1 Kepala Sekolah memiliki keahlian terhadap bidang pekerjaan yang ditanganinya.

124 2 5 3,52 0,69

2

Kepala sekolah mampu memberikan arahan teknis kepada bawahan (guru/karyawan) secara jelas.

124 1 5 3,17 0,82

Rata Rata 3,35

Total Rata-Rata 3,65

Secara umum berdasarkan analisis data pada

variabel peran kepala sekolah sebagai inspirator

diperoleh nilai mean sebesar 3,65 dimana nilai mean

tersebut termasuk dalam kategori baik, dengan demi-

kian dapat dikatakan bahwa kepala sekolah di UPT

Dinas Pendidikan Kecamatan Kledung sudah melaksa-

nakan perannya sebagai inspirator terhadap pening-

katan kinerja mengajar dengan baik namun perlu

ditingkatkan dengan harapan dapat mencapai kategori

di atasnya yaitu amat baik.

Perolehan nilai mean pada tiap-tiap sub konsep

maupun pada tiap indikator diperoleh nilai yang

masuk dalam kategori baik artinya bahwa kepala

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

69

sekolah di Kecamatan Kledung sudah melaksanakan

perannya sebagai inspirator dengan baik. Mereka

sudah memiliki visi yang baik dalam melaksanakan

tugas, mereka mampu menciptakan hubungan yang

baik antar individu di sekolah, mereka mampu menja-

di pendorong bagi bawahan dalam melaksanakan

tanggung jawabnya, mereka memiliki prinsip dalam

melaksanakan tugasnya secara baik. Demikian juga

antusiasme kepala sekolah dalam melaksanakan

perannya juga sudah masuk dalam kategori baik. Hal

ini bisa dilihat dari nilai mean rata-rata untuk tiap sub

konsep maupun indikator tersebut masuk dalam kate-

gori baik.

Namun demikian pada sub konsep kepala seko-

lah melaksanakan peran sebagai seorang pakar belum

termasuk ke dalam kategori baik dan masih berada

pada kategori cukup. Berdasarkan analisis diskriptif

terhadap sub konsep tersebut diperoleh nilai mean

sebesar 3,35 dimana nilai mean tersebut menunjuk-

kan bahwa kepala sekolah belum melaksanakan peran

sebagai seorang pakar secara baik, terutama pada

indikator kemampuan kepala sekolah dalam memberi-

kan arahan teknis kepada bawahan diperoleh nilai

mean sebesar 3,17 dimana nilai mean tersebut masuk

dalam kategori cukup.

Adapun rekapitulasi analisis diskriptif dari hasil

pengukuran terhadap variabel peran kepala sekolah

sebagai supervisor, motiator dan inspirator dapat

dilihat dalam Tabel 4.6 berikut:

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

70

Tabel 4.6 Rekapitulasi Analisis Diskriptif Variabel

Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor, Motivator dan Inspirator

No Variabel N Min Max Mean Std. Dev

1 Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor

124 1 5 3,69 0,68

2 Peran Kepala Sekolah sebagai Motivator

124 1 5 3,77 0,73

3 Peran Kepala Sekolah sebagai Inspirator

124 1 5 3,65 0,73

Total Rata - rata 124 1 5 3,70 0,71

Tabel 4.6 tersebut berdasarkan hasil analisis

diskriptif terhadap tiga peran kepala sekolah sebagai

supervisor, motivator dan inspirator menunjukkan

bahwa nilai mean akhir untuk ketiga variabel yang

diteliti masuk dalam kategori baik. Dengan demikian

dapat diartikan bahwa kepala sekolah sudah dapat

melaksanakan tiga peran tersebut dengan baik.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Dari hasil analisis data yang diperoleh dari

responden penelitian dapat dikatakan bahwa kepala

sekolah di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kledung

telah melaksanakan perannya sebagai supervisor

dengan baik. Sebagai seorang supervisor kepala

sekolah dalam melaksanakan perannya sudah dimulai

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

71

dari perencanan program, pelaksanaan program dan

melakukan tindak lanjut terhadap hasil supervisi yang

telah dilaksanakan.

Kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi

diawali dengan menyusun program supervisi atau

merencanakan program supervisi. Perencanaan dila-

kukan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

di sekolah baik yang bersifat akademik maupun

manajerial. Program supervisi meliputi supervisi terha-

dap administrasi guru, supervisi terhadap kegiatan

belajar mengajar, supervisi terhadap kegiatan bim-

bingan konseling, supervisi terhadap ulangan semes-

ter/ulangan kenaikan kelas serta supervisi terhadap

kegiatan ujian sekolah/ujian nasional.

Perencenaan program supervisi sangat diperlu-

kan oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugas,

karena perencanaan yang baik akan memberikan arah

untuk memperoleh hasil yang baik dalam pelaksanaan

supervisi. Perencanaan atau program yang disusun

akan dijadikan sebagai pedoman dalam supervisi yang

dilaksanakan oleh kepala sekolah baik bersifat super-

visi manajerial maupun supervisi akademis.

Secara umum perencanaan supervisi sudah

dilaksanakan dengan baik namun dalam penyusunan

program supervisi terhadap kegiatan bimbingan dan

konseling masih masuk dalam kategori cukup. Artinya

belum semua kepala sekolah merencanakan program

bimbingan dan konseling secara baik. Dari 14 kepala

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

72

sekolah dasar yang ada baru 9 kepala sekolah menyu-

sun program bimbingan dan konseling dengan baik,

sisanya sebanyak 5 orang kepala sekolah belum me-

nyusun dengan baik. Rendahnya kemampuan kepala

sekolah dalam penyusunan program bimbingan dan

konseling ini bisa terjadi karena minimnya buku

pedoman pelaksanaan bimbingan dan konseling di

sekolah khususnya di sekolah dasar. Belum semua

sekolah memiliki buku pedoman pelaksanaan bim-

bingan dan konseling sehingga kepala sekolah merasa

kesulitan dalam menyusun program tersebut.

Dalam melaksanakan supervisi baik supervisi

manajerial maupun supervisi akademis berdasarkan

hasil analisis diskriptif menunjukkan bahwa kepala

sekolah di Kecamatan Kledungsudah melaksanakan

perannya dengan baik. Mereka telah melaksanakan

sesuai dengan program yang direncanakan sebelum-

nya. Kepala sekolah telah melaksanakan supervisi

terhadap adminstrasi guru, pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar, pelaksanaan kegiatan bimbingan

dan konseling, pelaksanaan ulangan semester/ulang-

an kenaikan kelas dan pelaksanaan ujian sekolah/

ujian nasional. Instrumen supervisi yang digunakan

kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi meng-

gunakan instrumen yang sudah ada, artinya mereka

tidak menyusun instrumen sendiri. Penggunaan

instrumen yang sudah ada memiliki kelebihan antara

lain tidak memerlukan waktu khusus dalam penyu-

sunan namun memiliki kelemahan antara lain ada

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

73

perbedaan persepsi di antara kepala sekolah yang satu

dengan lainya dalam memahami indikator dalam

instrumen sehingga akan menimbulkan perbedaan

dalam penafsiran pada indikator instrumen tersebut.

Demikian juga dalam melakukan tindak lanjut

hasil supervisi, berdasarkan hasil analisis deskriptif

secara umum kepala sekolah sudah melaksanakannya

dengan baik. Kepala sekolah melakukan tindak lanjut

hasil supervisi antara lain dengan menyediakan waktu

untuk melakukan evaluasi terhadap hasil supervisi

yang telah dilaksanakan. Hasil evaluasi tersebut

disampaikan melalui rapat dewan guru atau disam-

paikan secara individual terhadap guru yang bersang-

kutan untuk menyampaikan kelebihan dan kekurang-

an guru berdasarkan hasil supervisi yang telah

dilaksanakan. Sergeovanni yang dikutip oleh Pidarta

(1999:20) memberikan gagasan bahwa tujuan dekat

dari supervisi adalah bekerjasama mengembangkan

proses belajar mengajar yang tepat. Dengan demikian

tujuan dari tindak lanjut hasil supervisi tersebut

antara lain untuk perbaikan proses pembelajaran dan

peningkatan kinerja mengajar dan pengembangan

sekolah.

Dengan demikian dalam pelaksanaan perannya

sebagai supervisor kepala sekolah di UPT Dinas

Pendidikan Kecamatan Kledung sudah melaksanakan

dengan baik sudah dilakukan melalui tahapan-

tahapan yang seharusnya dilaksanakan yaitu mulai

dari perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut hasil

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

74

supervisi. Apabila kepala sekolah telah melaksanakan

perannya sebagai supervisor dengan baik maka akan

tumbuh kesadaran pada diri guru untuk meningkat-

kan kinerja dan keterampilannya dalam melaksanakan

tugas. Karena menurut Mulyasa (2007) bahwa keber-

hasilaan kepala sekolah sebagai supervisor pembela-

jaran antara lain ditunjukkan dengan peningkatan

kesadaran tenaga kependidikan (guru) untuk mening-

katkan kinerjanya dan meningkatnya keterampilan

tenaga kependidikan (guru) dalam melaksanakan

tugasnya.

4.3.2 Peran Kepala Sekolah Sebagai Motivator

Berdasarkan hasil analisis data yang dikumpul-

kan dari responden bahwa sebagian besar kepala

sekolah di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kledung

telah melaksanakan perannya sebagai motivator

sebagaimana yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat

dari kemampuan kepala sekolah dalam mengatur

lingkungan kerja (fisik), kemampuan kepala sekolah

dalam mengatur suasana kerja dan kemampuan

kepala sekolah dalam menerapkan prinsip penghar-

gaan dan hukuman sudah dilaksanakan dengan baik.

Dalam melaksanakan tugas di sekolah guru

sangat membutuhkan lingkungan kerja yang kondusif

untuk bekerja. Lingkungan kerja yang kondusif akan

menjadikan suasana yang menyenangkan dalam

bekerja dan akan berpengaruh kepada guru dalam

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

75

menjalankan tugas-tugasnya. Hal ini sejalan dengan

hasil penelitian Supoyo (2012) bahwa ada hubungan

yang signifikan antara lingkungan kerja dengan

kinerja guru. Semakin baik lingkungan kerja maka

kinerja guru akan semakin baik.

Lingkungan kerja fisik mencakup sarana mau-

pun prasarana yang meliputi ruang kerja kepala

sekolah, ruang kelas tempat dilaksanakan kegiatan

belajar mengajar serta bimbingan konseling, laborato-

rium sekolah tempat kegiatan praktikum, perpusta-

kaan, tempat kegiatan belajar, dan halaman sekolah

atau lingkungan sekolah. Dengan digulirkan program

Dana Alokasi Khusus di bidang pendidikan maka

secara fisik sarana dan prasarana pendidikan di

Kecamatan Kledung sudah termasuk memenuhi syarat

untuk kegiatan pembelajaran. Kemampuan kepala

sekolah dalam mengatur lingkungan kerja fisik secara

baik akan membangkitkan motivasi dari guru untuk

meningkatkan kinerja mengajarnya. Hasil penelitian

ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Handayani (2005) pada waktu meneliti

kinerja guru di SMA Negeri 1 Karangdowo memperoleh

hasil bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi

kinerja guru adalah semakin baik lingkungan kerja

sekolah semakin tinggi kinerja guru, dan sebaliknya

semakin buruk lingkungan kerja sekolah semakin

rendah kinerja guru.

Motivasi guru dalam melaksanakan tugas juga

akan muncul dari kemampuan kepala sekolah dalam

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

76

mengatur suasana kerja yang harmonis di sekolah

yang dipimpinya. Dalam penelitian ini suasana kerja

mencakup hubungan kerja sesama guru, hubungan

kerja sesama karyawan, hubungan kerja antara guru

dan karyawan, terciptanya rasa aman di lingkungan

sekolah serta terciptanya hubungan kerja antara

warga sekolah dengan komite sekolah. Berdasarkan

hasil analisis data bahwa kemampuan kepala sekolah

di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kledung dalam

mengtur suasana kerja termasuk baik, artinya bahwa

kepala sekolah dalam mengatur suasana kerja sudah

baik dan mampu menumbuhkan motivasi pada guru

dan karyawan dalam melaksanakan tugasnya.

Penerapan prinsip penghargaan dan hukuman

sangat diperlukan oleh kepala sekolah dalam melaksa-

nakan perannya sebagai motivator terhadap guru yang

dipimpinnya. Penerapan prinsip penghargaan dan

hukuman ini dapat dilakukan antara lain melalui:

pemberian penghargaan atau pengakuan kepada guru

atau karyawan yang mengerjakan tugas tepat waktu,

memberikan penghargaan kepada guru atau karyawan

yang berprestasi, memberikan teguran baik lisan

maupun tertulis kepada guru yang tidak melaksana-

kan tugas, memberikan hukuman kepada guru atau

karyawan yang melanggar aturan dan dengan melak-

sanakan pemeriksaan terhadap daftar hadir guru dan

karyawan secara teratur. Penerapan prinsip penghar-

gaan dan hukuman apabila dilaksanakan sebagaima-

na mestinya oleh kepala sekolah maka akan menum-

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

77

buhkan motivasi yang baik pula terhadap guru atau

karyawan yang dipimpinnya.

Kemampuan kepala sekolah dalam melaksana-

kan perannya sebagai motivator dalam mengatur

lingkungan kerja dengan baik, kemampuan mengatur

suasana kerja dengan baik serta kemampuan mene-

rapkan prinsip penghargaan dan hukuman dengan

baik maka akan mendorong guru dan karyawan

lainnya untuk mengembangkan kreativitas yang di-

miliki dalam melaksanakan proses belajar mengajar

sehingga akan meningkat pula kinerja mengajarnya,

demikian juga sebaliknya. Hal ini sejalan dengan

pendapat Torrence (1981) dalam Indrawati (2012) yang

menyatakan bahwa untuk dapat melakukan semua

proses kreativitas itu diperlukan dorongan atau drive

dari lingkungan yang didasari oleh potensi kreatif yang

telah ada pada diri individu.

4.3.3 Peran Kepala Sekolah Sebagai Inspirator

Dari hasil analisis diskriptif tentang peran

kepala sekolah di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan

Kledung sebagai inspiratormelalui enam pendekatan

yaitu visioner, enhancing, pendorong, berprinsip antu-

sias dan menjadi seorang pakar sudah dilaksanakan

dengan baik. Kepala sekolah memiliki visi yang baik

tentang sekolah yang dipimpinnya, mampu mencip-

takan hubungan baik antar individu di sekolah,

mampu sebagai pendorong dalam pencapaian target di

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori

78

sekolah, memiliki prinsip dan menjadi model bagi guru

di sekolah yang dipimpinnya, serta memiliki antusias

yang baik pula terhadap bidang pekerjaan yang

ditanganinya. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Folkman (2012) yang diku-

tip portalhr.com tentang pendekatan paling konsisten

yang dilakukan oleh seorang pemimpin.

Namun dalam melaksanakan perannya sebagai

seorang pakar diperoleh hasil pada kategori cukup.

Artinya belum semua kepala sekolah berperan menjadi

pakar di sekolah yang dipimpinnya terutama dalam

memberikan arahan yang sifatnya teknis terhadap

bawahan yang dipimpinnya. Hal ini terjadi karena

belum semua kepala sekolah memiliki kompetensi

yang baik terhadap peran dan tugasnya. Rendahnya

peran kepala sekolah sebagai pakar ini bisa terjadi

karena sebelum maupun selama menjabat sebagai

kepala sekolah mereka belum pernah mengikuti

kegiatan yang berupa bimbingan teknis dalam melak-

sanakan tugasnya sebagai kepala sekolah.