53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Dalam pengumpulan data peneliti menyebarkan angket atau kuesioner sebanyak 143 lembar sesuai dengan jumlah guru yang ada di UPT Dinas Pendi- dikan Kecamatan Kledung. Namun karena beberapa hal, angket yang kembali pada peneliti hanya berjum- lah 124 lembar atau sebesar 86,71%. Sebelum dilaku- kan analisis data dan pembahasan, berikut disampai- kan gambaran tentang profil responden berdasarkan karakteristik responden dari berbagai aspek antara lain meliputi: aspek gender, aspek status kepegawaian, aspek usia atau kelompok umur, aspek tingkat pen- didikan terakhir, aspek golongan ruang serta penga- laman mengajar (masa kerja) yang akan disajikan pada Tabel 4.1. Pada Tabel 4.1 responden dalam penelitian ini didominasi oleh responden dengan jenis kelamin perempuan, hal ini sesuai dengan jumlah guru yang ada di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kledung yang sebagian besar adalah perempuan.
26
Embed
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5146/5/T2_942011086_BAB IV.pdf · supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu masuk dalam kategori
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden
Dalam pengumpulan data peneliti menyebarkan
angket atau kuesioner sebanyak 143 lembar sesuai
dengan jumlah guru yang ada di UPT Dinas Pendi-
dikan Kecamatan Kledung. Namun karena beberapa
hal, angket yang kembali pada peneliti hanya berjum-
lah 124 lembar atau sebesar 86,71%. Sebelum dilaku-
kan analisis data dan pembahasan, berikut disampai-
kan gambaran tentang profil responden berdasarkan
karakteristik responden dari berbagai aspek antara
lain meliputi: aspek gender, aspek status kepegawaian,
aspek usia atau kelompok umur, aspek tingkat pen-
didikan terakhir, aspek golongan ruang serta penga-
laman mengajar (masa kerja) yang akan disajikan pada
Tabel 4.1.
Pada Tabel 4.1 responden dalam penelitian ini
didominasi oleh responden dengan jenis kelamin
perempuan, hal ini sesuai dengan jumlah guru yang
ada di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kledung yang
sebagian besar adalah perempuan.
54
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Gender,
Status Kepegawaian dan Tingkat Pendidikan Terakhir
No Karakteritik Responden Frekuensi Prosentase
Panel A. Karakteristik Berdasarkan Gender
1 Laki – laki 29 23,39
2 Perempuan 95 76,61
Jumlah 124 100
Panel B.
Karakteristik Berdasarkan Status Kepegawaian
1 Pegawai Negeri Sipil 90 72,58
2 Guru Tidak Tetap 34 27,42
Jumlah 124 100
Panel C.
Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir
1 SLTA / Sederajad 23 18,55
2 Diploma I - -
3 Diploma II 44 35,48
4 Diploma III - -
5 Diploma IV /
Strata 1 57 45,97
Jumlah 124 100
Apabila responden tersebut dilihat dari status
kepegawaian sebagian besar adalah berstatus sebagai
Pegawai Negeri Sipil sisanya adalah berstatus sebagai
Guru Tidak Tetap atau Guru Wiyata Bakti. Data ini
menunjukkan bahwa kebutuhan guru di UPT Dinas
Pendidikan Kecamatan Kledung masih belum tercu-
kupi sehingga untuk mencukupinya harus ditopang
oleh keberadaan Guru Tidak Tetap atau Guru Wiyata
Bhakti.
55
Berdasarkan kualifikasi pendidikan terakhir
sebagian besar responden berpendidikan Strata 1 atau
Diploma IV sehingga sudah memenuhi kualifikasi
akademik yang dipersyaratkan sebagai tenaga pendi-
dik atau guru. Namun demikian masih juga terdapat
guru yang memiliki kualifikasi akademik SLTA atau
sederajad. Responden atau guru yang memiliki kuali-
fikasi pendidikan SLTA atau sederajad tersebut seba-
gian terdiri dari para guru yang sudah berusia sama
dengan atau di atas 51 tahun sehingga tidak melanjut-
kan studi untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan
tersebut dengan alasan hampir mendekati purna
tugas. Sebagian lain adalah guru baik PNS maupun
GTT yang sedang menyelesaikan studi pada jenjang
Strata 1.
Karakteritik responden jika dilihat dari kelompok
usia, golongan ruang dan masa kerja atau lama
bekerja sebagai guru dapat dilihat pada Tabel 4.2 di
bawah ini.
56
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok
Usia , Golongan Ruang dan Masa Kerja atau Lama Mengajar
No Karakteritik Responden Frekuensi Prosentase
Panel A.
Karakteristik Berdasarkan Kelompok Usia
1 ≤ 25 tahun 19 15,32
2 26 – 30 tahun 20 16,63
3 31 – 35 tahun 10 8,06
4 36 – 40 tahun 6 4,84
5 41 – 45 tahun 19 15,32
6 46 – 50 tahun 22 17,74
7 ≥ 51 tahun 28 22,58
Jumlah 124 100
Panel B.
Karakteristik Berdasarkan Golongan Ruang
1 II b 5 4,03
2 II c 3 2,42
3 II d - -
4 III a 13 10,48
5 III b 9 7,26
6 III c 11 8,87
7 III d 17 13,71
8 IV a 32 25,81
Jumlah 124 82,58
Panel C.
Karakteristik Berdasarkan Masa Kerja atau Lama Bekerja
1 ≤ 5 tahun 25 20,16
2 6 – 10 tahun 26 20,97
3 11 – 15 tahun 13 10,48
4 16 – 20 tahun 11 8,87
5 21 – 25 tahun 20 16,13
6 ≥ 26 tahun 29 23,39
Jumlah 124 100
57
Dari jumlah guru yang menjadi responden dalam
penelitian ini sebagian besar berusia sama dengan
atau di atas usia 51 tahun. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar guru berada pada usia mende-
kati masa pensiun atau masa purna tugas. Demikian
sebaliknya pada responden dengan kelompok usia
antara 36 – 40 tahun sangat sedikit jika dibandingkan
dengan responden pada kelompok usia yang lain.
Golongan ruang penggajian sebagian besar dari
responden sudah menduduki golongan ruang IV/a.
Pada golongn ini merupakan golongan ruang pengga-
jian tertinggi dari guru yang ada di UPT Dinas Pendi-
dikan Kecamatan Kledung, karena sampai saat ini
belum ada guru yang mempunyai golongan ruang di
atasnya. Dari jumlah responden menurut golongan
tersebut ternyata tidak ada responden atau guru yang
menempati golongan ruang II/d, hal ini bisa terjadi
karena guru yang mempunyai golongan ruang di
bawahnya apabila telah menyelesaikan pendidikan
Strata 1 (S1) mereka mengajukan kenaikan tingkat
dengan penyesuaian ijasah sehingga mereka langsung
menduduki golongan ruang III/a.
Masa kerja atau lama bekerja sebagai guru dari
responden penelitian sebagian besar sudah sama
dengan atau lebih dari 26 tahun. Ini menunjukkan
bahwa sebagian besar guru di UPT Dinas Pendidikan
Kecamatan Kledung sudah memiliki pengalaman
mengajar atau sebagai guru sehingga memiliki penga-
58
laman yang cukup banyak dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar di kelas.
4.2 Analisis Data
Analisis hasil yang digunakan dalam penelitian
ini adalah distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi
dimaksudkan untuk menggambarkan distribusi
jawaban responden. Skala interval digunakan untuk
menentukan sejauhmana peran kepala sekolah seba-
gai supervisor, motivator dan inspirator. Data yang
diperoleh dari pengumpulan data dianalisa untuk tiap-
tiap indikator dengan mencari nilai minimal, nilai
maksimal, nilai mean serta standar deviasi untuk tiap-
tiap indikator dalam instrumen penelitian tersebut.
4.2.1 Deskripsi Hasil Pengukuran Variabel Peran
Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui
pengumpulan data dapat diperoleh informasi berupa
data tentang peran kepala sekolah sebagai supervisor.
Selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap tiap-tiap
indikator berdasarkan data yang diperoleh dengan
menentukan nilai minimal, nilai maksimal, nilai mean
serta standar deviasi tiap-tiap indikator pada instru-
men penelitian berdasarkan jawaban responden.
Untuk mengetahui sejauhmana hasil pengukuran
terhadap variabel Kepala Sekolah sebagai supervisor
dapat dilihat dalam Tabel 4.3 berikut:
59
Tabel 4.3
Analisis Diskriptif Variabel Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor
No Indikator N Min Max
Mean Std. Dev
Panel A. Merencanakan Program
1 Kepala Sekolah menyusun program supervisi terhadap administrasi guru.
124 2 5 3,46 0,59
2 Kepala Sekolah menyusun program supervisi Kegiatan Belajar Mengajar
124 2 5 3,44 0,60
3 Kepala Sekolah menyusun program supervisi Bimbingan Konseling
124 1 4 3,06 0,67
4
Kepala Sekolah menyusun program supervisi Ulangan Semester / Ulangan Kenaikan Kelas
124 2 5 3,60 0,64
5 Kepala Sekolah menyusun program supervisi Kegiatan Ujian Sekolah dan Ujian Nasional
124 3 5 4,09 0,65
Rata-rata 3,53
Panel B. Melaksanakan Program
6 Kepala Sekolah melaksanakan supervisi terhadap administrasi guru.
124 2 5 3,97 0,69
7 Kepala Sekolah melaksanakan supervisi terhadap Kegiatan Belajar Mengajar.
124 2 7 3,86 0,76
8 Kepala Sekolah melaksanakan supervisi terhadap kegiatan Bimbingan Konseling
124 1 5 3,53 0,85
9 Kepala Sekolah melaksanakan supervisi Ulangan Semester atau Ulangan Kenaikan Kelas
124 2 5 3,85 0,72
10 Kepala Sekolah melaksanakan supervisi terhadap Kegiatan Ujian Sekolah dan Ujian Nasional
124 2 5 3,94 0,68
Rata-rata 3,83
60
Tabel 4.3 (lanjutan)
Analisis Diskriptif Variabel
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Panel C. Melaksanakan Tindak Lanjut
11 Kepala Sekolah bersama guru menyediakan waktu untuk mengevaluasi hasil supervisi.
124 2 5 3,82 0,72
12
Kepala Sekolah menyampaikan kelebihan dan kekurangan guru dalam melaksanakan tugas melalui rapat guru.
124 2 5 3,74 0,67
13
Kepala Sekolah memberikan bimbingan dan arahan keoada guru untuk memperbaiki kekuranganya mengembangkan kelebihanya berdasar hasil supervisi.
124 2 5 3,75 0,69
14 Kepala Sekolah memanfaatkan hasil supervisi untuk penigkatan kinerja guru.
124 2 5 3,73 0,65
15 Kepala sekolah memanfaatkan hasil supervisi untuk pengembangan sekolah.
124 2 5 3,56 0,69
Rata-rata 3,72
Total Rata Rata 3,69
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai mean untuk
variabel peran kepala sekolah sebagai supervisor
sebesar 3,69. Hal ini menunjukkan bahwa peran
kepala sekolah sebagai supervisor di UPT Dinas
Pendidikan Kecamatan Kledung termasuk dalam kate-
gori baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
secara umum kepala sekolah telah melaksanakan
perannya sebagai supervisor dengan baik.
61
Namun demikian untuk sub konsep kemam-
puan Kepala Sekolah dalam menyusun program
supervisi bimbingan dan konseling masih rendah yaitu
masuk dalam kategori cukup. Hal tersebut dapat
dilihat perolehan nilai mean pada indikator tersebut
sebesar 3,06 dan masuk dalam kategori cukup.
Dengan demikian menunjukkan bahwa secara umum
kepala sekolah di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan
Kledung belum melaksanakan penyusunan program
bimbingan dan konseling sesuai yang diharapkan.
Sedangkan dalam indikator merencanakan program
supervisi terhadap Kegiatan Ujian Sekolah dan Ujian
Nasional diperoleh nilai mean sebesar 4,09 dan meru-
pakan nilai mean tertinggi. Dilihat dari nilai mean
tersebut menunjukkan bahwa secara umum kepala
sekolah di UPT Dinas Kecamatan Kledung telah me-
laksanakan perencanaan program supervisi terhadap
ujian sekolah maupun ujian nasional dengan baik.
Dalam hal pelaksanaan supervisi berdasar
analisis diskriptif diperoleh nilai mean sebesar 3,83
dan termasuk ke dalam kategori baik. Dengan nilai
mean sebesar itu maka dapat dikatakan bahwa kepala
sekolah di UPT Dinas Pendidikan Kledung telah me-
laksanakan supervisi sesuai dengan yang diharapkan.
Namun demikian dalam melaksanakan supervisi
terhadap kegiatan bimbingan dan konseling ternyata
masih belum optimal bila dibandingkan dengan
pelaksanaan supervisi pada kegiatan lainya. Hal ini
bisa dilihat dalam perolehan nilai mean pada indikator
62
tersebut sebesar 3,53 walaupun nilai tersebut masuk
dalam kategori baik.
Pelaksanaan tindak lanjut terhadap hasil super-
visi kepala sekolah di UPT Dinas Pendidikan Keca-
matan Kledung telah melaksanakan tindak lanjut
terhadap hasil supervisi dengan baik, hal ini dibukti-
kan dengan perolehan nilai mean total pada konsep
pelaksanaan tindak lanjut diperoleh nilai mean sebe-
sar 3,72 dimana nilai mean tersebut masuk dalam
kategori baik. Namun demikian dalam memanfaatkan
hasil supervisi sebagai pengembangan sekolah kepala
sekolah di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kledung
masih rendah dibandingkan dengan dengan indikator
lain dalam pelaksanaan tindak lanjut hasil supervisi
dengan diperoleh nilai mean terendah dari yang lain
yaitu sebesar 3,56, namun demikian nilai mean
tersebut masih dalam kategori baik.
4.2.2 Diskripsi Hasil Pengukuran Variabel Peran
Kepala Sekolah sebagai Motivator
Analisis terhadap variabel peran kepala sekolah
sebagai motivator dilakukan melalui pengumpulan
data dari responden yang bertujuan untuk memper-
oleh informasi tentang peran kepala sekolah sebagai
supervisor. Data diperoleh dengan melakukan pengu-
kuran terhadap tiap indikator pada variabel penelitian
untuk menentukan nilai minimal, nilai maksimal, nilai
mean serta standar deviasi pada tiap-tiap indikator
dalam instrumen penelitian dari jawaban yang diberi-
63
kan responden. Hasil pengukuran terhadap variabel
Kepala Sekolah sebagai motivator dapat dilihat dalam
Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Analisis Diskriptif Variabel Peran Kepala Sekolah sebagai Motivator
No Indikator N Min Max
Mean Std. Dev
Panel A. Kemampuan mengatur lingkungan kerja (fisik)
1 Kepala Sekolah mengatur ruang kerjanya secara baik untuk bekerja.
124 2 5 3,90 0,74
2
Kepala Sekolah mengatur ruang kelas secara kondusif untuk kegiatan belajar mengajar serta Bimbingan Konseling
124 2 5 4,08 0,71
3 Kepala Sekolah mengatur laboratorium sekolah secara kondusif untuk kegiatan praktikum.
124 2 5 4,14 0,68
4 Kepala Sekolah mengatur perpustakaan secara kondusif untuk kegiatan belajar.
124 2 5 4,19 0,69
5 Kepala Sekolah mengatur halaman sekolah/lingkungan sekolah dengan sejuk,nyaman dan teratur
124 2 5 4,13 0,65
Rata-rata 4,09
Panel B. Kemampuan mengatur suasana kerja
6 Kepala Sekolah menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru.
124 2 5 3,99 0,66
7 Kepala Sekolah menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama karyawan.
124 2 5 3,70 0,70
8 Kepala Sekolah menciptakan hubungan kerja secara harmonis antara guru dan karyawan
124 2 5 3,77 0,70
9 Kepala Sekolah mampu menciptakan rasa aman di lingkungan sekolah.
124 3 5 3,85 0,70
64
Tabel 4.4 (lanjutan)
Analisis Diskriptif Variabel
Peran Kepala Sekolah Sebagai Motivator
10
Kepala Sekolah menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara warga sekolah dengan Komite Sekolah
124 1 5 3,73 0,70
Rata-rata 3,81
Panel C. Kemampuan menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman
11
Kepala Sekolah memberikan penghargaan kepada guru dan karyawan yang mengerjakan tugas tepat waktu.
124 2 5 3,68 0,70
12 Kepala sekolah memberikan penghargaan kepada guru dan karyawan yang berprestasi.
124 1 5 3,43 0,71
13
Kepala Sekolah memberikan teguran lisan/tertulis kepada guru dan karyawan yang tidak melaksanakan tugas dengan baik.
124 2 5 3,43 0,77
14 Kepala Sekolah memberikan hukuman kepada guru dan karyawan yang melanggar aturan
124 1 5 3,36 0,94
15 Kepala Sekolah memperlakukan pemeriksaan daftar hadir guru dan karyawan secara teratur.
124 1 5 3,21 0,92
Rata-rata 3,42
Total Rata-Rata 3,77
Tabel 4.4 tersebut di atas menunjukkan bahwa
nilai mean untuk variabel peran kepala sekolah seba-
gai motivator adalah 3,77, nilai mean tersebut terma-
suk dalam kategori baik. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kepala sekolah di UPT Dinas Pendi-
dikan Kecamatan Kledung sudah melaksanakan
perannya sebagai motivator dengan baik.
65
Pada konsep kemampuan kepala sekolah dalam
mengatur lingkungan kerja fisik diperoleh nilai mean
sebesar 4,09. Ini menunjukkan bahwa kemampuan
kepala sekolah dalam mengatur lingkungan kerja fisik
masuk dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan oleh
masing-masing indikator pada konsep kemampuan
kepala sekolah dalam mengatur lingkungan kerja fisik,
semua dalam kategori baik. Namun demikian kemam-
puan kepala sekolah dalam mengatur ruang kerja
secara kondusif diperoleh nilai mean 3,90 yang mana
nilai mean tersebut merupakan nilai terendah jika
dibandingkan dengan indikator lainnya. Namun demi-
kian mean tersebut masih dalam kategori baik artinya
kepala sekolah dalam mengatur ruang kerjanya dapat
memberikan motivasi yang baik terhadap guru di
sekolah.
Kemampuan kepala sekolah dalam menerapkan
prinsip penghargaan dan hukuman diperoleh nilai
mean sebesar 3,42 dimana nilai mean tersebut masuk
dalam kategori baik. Pada indikator kepala sekolah
memberikan penghargaan terhadap guru yang ber-
prestasi atau melaksanakan tugas dengan tepat waktu
diperoleh nilai mean sebesar 3,68 dimana nilai mean
tersebut masuk dalam kategori baik. Dalam hal
pemeriksaan terhadap daftar hadir guru belum semua
kepala sekolah melaksanakan secara teratur, hal ini
bisa dilihat pada indikator tersebut diperoleh nilai
mean sebesar 3,21 dimana nilai mean tersebut meru-
pakan nilai mean terendah dari semua indikator pada
66
konsep kemampuan kepala sekolah dalam menerap-
kan prinsip penghargaan dan hukuman dan masih
masuk dalam kategori cukup.
4.2.3 Deskripsi Hasil Pengukuran Variabel Peran
Kepala Sekolah sebagai Inspirator
Analisis terhadap data yang diperoleh pada
pengumpulan data melalui kuesioner tentang peran
kepala sekolah sebagai inspirator dilakukan dengan
pengukuran terhadap tiap indikator pada variabel
penelitian. Selanjutnya dari data tersebut ditentukan
nilai minimal, nilai maksimal, nilai mean serta standar
deviasi untuk tiap-tiap indikator dalam instrumen
penelitian berdasarkan jawaban responden. Hasil
pengukuran variabel Kepala Sekolah sebagai inspirator
dapat dilihat dalam Tabel 4.5 berikut:
67
Tabel 4.5
Analisis Diskriptif Variabel Peran Kepala Sekolah sebagai Inspirator
No. Indikator N Min Max Mean Std. Dev
Panel A. Kepala sekolah visioner
1 Kepala sekolah memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi untuk masa depan .
124 1 5 3,45 0,90
2 Kepala sekolah mampu berkomunikasi dengan baik terhadap guru dan karyawan
124 2 5 3,84 0,67
Rata – rata 3,70
Panel B. Kepala sekolah menciptakan hubungan baik antar individu
1 Kepala sekolah mampu menciptakan hubungan baik antar individu di sekolah.
124 2 5 3,79 0,70
2 Kepala sekolah mampu merangkul bawahan secara baik.
124 2 5 3,81 0,73
Rata Rata 3,72
Panel C. Kepala sekolah sebagai pendorong
1 Kepala sekolah menunjukkan arah target yang akan dicapai kepada bawahan.
124 2 5 3,83 0,65
2 Kepala Sekolah bertanggung jawab atas kinerja pribadi dan kelompok (guru dan karyawan)
124 2 5 3,83 0,74
Rata – rata 3,83
Panel D. Kepala sekolah berprinsip dan menjadi teladan.
1
Kepala sekolah menjadi contoh bagi guru/karyawan dengan melakukan suatu hal dengan cara yang benar.
124 2 5 3,69 0,74
2
Kepala Sekolah menjadi menjadi contoh bagi guru/karyawan dengan melakukan suatu hal dengan cara yang baik.
124 2 5 3,70 0,69
Rata Rata 3,70
68
Tabel 4.5 (lanjutan)
Analisis Diskriptif Variabel Peran Kepala Sekolah sebagai Inspirator
Panel E. Kepala sekolah memiliki antusiasme
1 Kepala sekolah memiliki antusiasme yang tinggi terhadap bidang pekerjaan yang ditangani.
124 2 5 3,67 0,70
2 Kepala Sekolah menumbuhkan energi yang kuat terhadap sekolah yang dipimpinnya.
124 2 5 3,57 0,69
Rata – rata 3,62
Panel F. Kepala sekolah sebagai seorang pakar
1 Kepala Sekolah memiliki keahlian terhadap bidang pekerjaan yang ditanganinya.
124 2 5 3,52 0,69
2
Kepala sekolah mampu memberikan arahan teknis kepada bawahan (guru/karyawan) secara jelas.
124 1 5 3,17 0,82
Rata Rata 3,35
Total Rata-Rata 3,65
Secara umum berdasarkan analisis data pada
variabel peran kepala sekolah sebagai inspirator
diperoleh nilai mean sebesar 3,65 dimana nilai mean
tersebut termasuk dalam kategori baik, dengan demi-
kian dapat dikatakan bahwa kepala sekolah di UPT
Dinas Pendidikan Kecamatan Kledung sudah melaksa-
nakan perannya sebagai inspirator terhadap pening-
katan kinerja mengajar dengan baik namun perlu
ditingkatkan dengan harapan dapat mencapai kategori
di atasnya yaitu amat baik.
Perolehan nilai mean pada tiap-tiap sub konsep
maupun pada tiap indikator diperoleh nilai yang
masuk dalam kategori baik artinya bahwa kepala
69
sekolah di Kecamatan Kledung sudah melaksanakan
perannya sebagai inspirator dengan baik. Mereka
sudah memiliki visi yang baik dalam melaksanakan
tugas, mereka mampu menciptakan hubungan yang
baik antar individu di sekolah, mereka mampu menja-
di pendorong bagi bawahan dalam melaksanakan
tanggung jawabnya, mereka memiliki prinsip dalam
melaksanakan tugasnya secara baik. Demikian juga
antusiasme kepala sekolah dalam melaksanakan
perannya juga sudah masuk dalam kategori baik. Hal
ini bisa dilihat dari nilai mean rata-rata untuk tiap sub
konsep maupun indikator tersebut masuk dalam kate-
gori baik.
Namun demikian pada sub konsep kepala seko-
lah melaksanakan peran sebagai seorang pakar belum
termasuk ke dalam kategori baik dan masih berada
pada kategori cukup. Berdasarkan analisis diskriptif
terhadap sub konsep tersebut diperoleh nilai mean
sebesar 3,35 dimana nilai mean tersebut menunjuk-
kan bahwa kepala sekolah belum melaksanakan peran
sebagai seorang pakar secara baik, terutama pada
indikator kemampuan kepala sekolah dalam memberi-
kan arahan teknis kepada bawahan diperoleh nilai
mean sebesar 3,17 dimana nilai mean tersebut masuk
dalam kategori cukup.
Adapun rekapitulasi analisis diskriptif dari hasil
pengukuran terhadap variabel peran kepala sekolah
sebagai supervisor, motiator dan inspirator dapat
dilihat dalam Tabel 4.6 berikut:
70
Tabel 4.6 Rekapitulasi Analisis Diskriptif Variabel
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor, Motivator dan Inspirator
No Variabel N Min Max Mean Std. Dev
1 Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor
124 1 5 3,69 0,68
2 Peran Kepala Sekolah sebagai Motivator
124 1 5 3,77 0,73
3 Peran Kepala Sekolah sebagai Inspirator
124 1 5 3,65 0,73
Total Rata - rata 124 1 5 3,70 0,71
Tabel 4.6 tersebut berdasarkan hasil analisis
diskriptif terhadap tiga peran kepala sekolah sebagai
supervisor, motivator dan inspirator menunjukkan
bahwa nilai mean akhir untuk ketiga variabel yang
diteliti masuk dalam kategori baik. Dengan demikian
dapat diartikan bahwa kepala sekolah sudah dapat
melaksanakan tiga peran tersebut dengan baik.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Dari hasil analisis data yang diperoleh dari
responden penelitian dapat dikatakan bahwa kepala
sekolah di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kledung
telah melaksanakan perannya sebagai supervisor
dengan baik. Sebagai seorang supervisor kepala
sekolah dalam melaksanakan perannya sudah dimulai
71
dari perencanan program, pelaksanaan program dan
melakukan tindak lanjut terhadap hasil supervisi yang
telah dilaksanakan.
Kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi
diawali dengan menyusun program supervisi atau
merencanakan program supervisi. Perencanaan dila-
kukan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
di sekolah baik yang bersifat akademik maupun
manajerial. Program supervisi meliputi supervisi terha-
dap administrasi guru, supervisi terhadap kegiatan
belajar mengajar, supervisi terhadap kegiatan bim-
bingan konseling, supervisi terhadap ulangan semes-
ter/ulangan kenaikan kelas serta supervisi terhadap
kegiatan ujian sekolah/ujian nasional.
Perencenaan program supervisi sangat diperlu-
kan oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugas,
karena perencanaan yang baik akan memberikan arah
untuk memperoleh hasil yang baik dalam pelaksanaan
supervisi. Perencanaan atau program yang disusun
akan dijadikan sebagai pedoman dalam supervisi yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah baik bersifat super-
visi manajerial maupun supervisi akademis.
Secara umum perencanaan supervisi sudah
dilaksanakan dengan baik namun dalam penyusunan
program supervisi terhadap kegiatan bimbingan dan
konseling masih masuk dalam kategori cukup. Artinya
belum semua kepala sekolah merencanakan program
bimbingan dan konseling secara baik. Dari 14 kepala
72
sekolah dasar yang ada baru 9 kepala sekolah menyu-
sun program bimbingan dan konseling dengan baik,
sisanya sebanyak 5 orang kepala sekolah belum me-
nyusun dengan baik. Rendahnya kemampuan kepala
sekolah dalam penyusunan program bimbingan dan
konseling ini bisa terjadi karena minimnya buku
pedoman pelaksanaan bimbingan dan konseling di
sekolah khususnya di sekolah dasar. Belum semua
sekolah memiliki buku pedoman pelaksanaan bim-
bingan dan konseling sehingga kepala sekolah merasa
kesulitan dalam menyusun program tersebut.
Dalam melaksanakan supervisi baik supervisi
manajerial maupun supervisi akademis berdasarkan
hasil analisis diskriptif menunjukkan bahwa kepala
sekolah di Kecamatan Kledungsudah melaksanakan
perannya dengan baik. Mereka telah melaksanakan
sesuai dengan program yang direncanakan sebelum-
nya. Kepala sekolah telah melaksanakan supervisi
terhadap adminstrasi guru, pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar, pelaksanaan kegiatan bimbingan
dan konseling, pelaksanaan ulangan semester/ulang-
an kenaikan kelas dan pelaksanaan ujian sekolah/
ujian nasional. Instrumen supervisi yang digunakan
kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi meng-
gunakan instrumen yang sudah ada, artinya mereka
tidak menyusun instrumen sendiri. Penggunaan
instrumen yang sudah ada memiliki kelebihan antara
lain tidak memerlukan waktu khusus dalam penyu-
sunan namun memiliki kelemahan antara lain ada
73
perbedaan persepsi di antara kepala sekolah yang satu
dengan lainya dalam memahami indikator dalam
instrumen sehingga akan menimbulkan perbedaan
dalam penafsiran pada indikator instrumen tersebut.
Demikian juga dalam melakukan tindak lanjut
hasil supervisi, berdasarkan hasil analisis deskriptif
secara umum kepala sekolah sudah melaksanakannya
dengan baik. Kepala sekolah melakukan tindak lanjut
hasil supervisi antara lain dengan menyediakan waktu
untuk melakukan evaluasi terhadap hasil supervisi
yang telah dilaksanakan. Hasil evaluasi tersebut
disampaikan melalui rapat dewan guru atau disam-
paikan secara individual terhadap guru yang bersang-
kutan untuk menyampaikan kelebihan dan kekurang-
an guru berdasarkan hasil supervisi yang telah
dilaksanakan. Sergeovanni yang dikutip oleh Pidarta
(1999:20) memberikan gagasan bahwa tujuan dekat
dari supervisi adalah bekerjasama mengembangkan
proses belajar mengajar yang tepat. Dengan demikian
tujuan dari tindak lanjut hasil supervisi tersebut
antara lain untuk perbaikan proses pembelajaran dan
peningkatan kinerja mengajar dan pengembangan
sekolah.
Dengan demikian dalam pelaksanaan perannya
sebagai supervisor kepala sekolah di UPT Dinas
Pendidikan Kecamatan Kledung sudah melaksanakan
dengan baik sudah dilakukan melalui tahapan-
tahapan yang seharusnya dilaksanakan yaitu mulai
dari perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut hasil
74
supervisi. Apabila kepala sekolah telah melaksanakan
perannya sebagai supervisor dengan baik maka akan
tumbuh kesadaran pada diri guru untuk meningkat-
kan kinerja dan keterampilannya dalam melaksanakan
tugas. Karena menurut Mulyasa (2007) bahwa keber-
hasilaan kepala sekolah sebagai supervisor pembela-
jaran antara lain ditunjukkan dengan peningkatan
kesadaran tenaga kependidikan (guru) untuk mening-
katkan kinerjanya dan meningkatnya keterampilan
tenaga kependidikan (guru) dalam melaksanakan
tugasnya.
4.3.2 Peran Kepala Sekolah Sebagai Motivator
Berdasarkan hasil analisis data yang dikumpul-
kan dari responden bahwa sebagian besar kepala
sekolah di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kledung
telah melaksanakan perannya sebagai motivator
sebagaimana yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat
dari kemampuan kepala sekolah dalam mengatur
lingkungan kerja (fisik), kemampuan kepala sekolah
dalam mengatur suasana kerja dan kemampuan
kepala sekolah dalam menerapkan prinsip penghar-
gaan dan hukuman sudah dilaksanakan dengan baik.
Dalam melaksanakan tugas di sekolah guru
sangat membutuhkan lingkungan kerja yang kondusif
untuk bekerja. Lingkungan kerja yang kondusif akan
menjadikan suasana yang menyenangkan dalam
bekerja dan akan berpengaruh kepada guru dalam
75
menjalankan tugas-tugasnya. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian Supoyo (2012) bahwa ada hubungan
yang signifikan antara lingkungan kerja dengan
kinerja guru. Semakin baik lingkungan kerja maka
kinerja guru akan semakin baik.
Lingkungan kerja fisik mencakup sarana mau-
pun prasarana yang meliputi ruang kerja kepala
sekolah, ruang kelas tempat dilaksanakan kegiatan
belajar mengajar serta bimbingan konseling, laborato-
rium sekolah tempat kegiatan praktikum, perpusta-
kaan, tempat kegiatan belajar, dan halaman sekolah
atau lingkungan sekolah. Dengan digulirkan program
Dana Alokasi Khusus di bidang pendidikan maka
secara fisik sarana dan prasarana pendidikan di
Kecamatan Kledung sudah termasuk memenuhi syarat
untuk kegiatan pembelajaran. Kemampuan kepala
sekolah dalam mengatur lingkungan kerja fisik secara
baik akan membangkitkan motivasi dari guru untuk
meningkatkan kinerja mengajarnya. Hasil penelitian
ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Handayani (2005) pada waktu meneliti
kinerja guru di SMA Negeri 1 Karangdowo memperoleh
hasil bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
kinerja guru adalah semakin baik lingkungan kerja
sekolah semakin tinggi kinerja guru, dan sebaliknya
semakin buruk lingkungan kerja sekolah semakin
rendah kinerja guru.
Motivasi guru dalam melaksanakan tugas juga
akan muncul dari kemampuan kepala sekolah dalam
76
mengatur suasana kerja yang harmonis di sekolah
yang dipimpinya. Dalam penelitian ini suasana kerja
mencakup hubungan kerja sesama guru, hubungan
kerja sesama karyawan, hubungan kerja antara guru
dan karyawan, terciptanya rasa aman di lingkungan
sekolah serta terciptanya hubungan kerja antara
warga sekolah dengan komite sekolah. Berdasarkan
hasil analisis data bahwa kemampuan kepala sekolah
di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kledung dalam
mengtur suasana kerja termasuk baik, artinya bahwa
kepala sekolah dalam mengatur suasana kerja sudah
baik dan mampu menumbuhkan motivasi pada guru
dan karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
Penerapan prinsip penghargaan dan hukuman
sangat diperlukan oleh kepala sekolah dalam melaksa-
nakan perannya sebagai motivator terhadap guru yang
dipimpinnya. Penerapan prinsip penghargaan dan
hukuman ini dapat dilakukan antara lain melalui:
pemberian penghargaan atau pengakuan kepada guru
atau karyawan yang mengerjakan tugas tepat waktu,
memberikan penghargaan kepada guru atau karyawan
yang berprestasi, memberikan teguran baik lisan
maupun tertulis kepada guru yang tidak melaksana-
kan tugas, memberikan hukuman kepada guru atau
karyawan yang melanggar aturan dan dengan melak-
sanakan pemeriksaan terhadap daftar hadir guru dan
karyawan secara teratur. Penerapan prinsip penghar-
gaan dan hukuman apabila dilaksanakan sebagaima-
na mestinya oleh kepala sekolah maka akan menum-
77
buhkan motivasi yang baik pula terhadap guru atau
karyawan yang dipimpinnya.
Kemampuan kepala sekolah dalam melaksana-
kan perannya sebagai motivator dalam mengatur
lingkungan kerja dengan baik, kemampuan mengatur
suasana kerja dengan baik serta kemampuan mene-
rapkan prinsip penghargaan dan hukuman dengan
baik maka akan mendorong guru dan karyawan
lainnya untuk mengembangkan kreativitas yang di-
miliki dalam melaksanakan proses belajar mengajar
sehingga akan meningkat pula kinerja mengajarnya,
demikian juga sebaliknya. Hal ini sejalan dengan
pendapat Torrence (1981) dalam Indrawati (2012) yang
menyatakan bahwa untuk dapat melakukan semua
proses kreativitas itu diperlukan dorongan atau drive
dari lingkungan yang didasari oleh potensi kreatif yang
telah ada pada diri individu.
4.3.3 Peran Kepala Sekolah Sebagai Inspirator
Dari hasil analisis diskriptif tentang peran
kepala sekolah di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan
Kledung sebagai inspiratormelalui enam pendekatan
yaitu visioner, enhancing, pendorong, berprinsip antu-
sias dan menjadi seorang pakar sudah dilaksanakan
dengan baik. Kepala sekolah memiliki visi yang baik
tentang sekolah yang dipimpinnya, mampu mencip-
takan hubungan baik antar individu di sekolah,
mampu sebagai pendorong dalam pencapaian target di
78
sekolah, memiliki prinsip dan menjadi model bagi guru
di sekolah yang dipimpinnya, serta memiliki antusias
yang baik pula terhadap bidang pekerjaan yang
ditanganinya. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Folkman (2012) yang diku-
tip portalhr.com tentang pendekatan paling konsisten
yang dilakukan oleh seorang pemimpin.
Namun dalam melaksanakan perannya sebagai
seorang pakar diperoleh hasil pada kategori cukup.
Artinya belum semua kepala sekolah berperan menjadi
pakar di sekolah yang dipimpinnya terutama dalam
memberikan arahan yang sifatnya teknis terhadap
bawahan yang dipimpinnya. Hal ini terjadi karena
belum semua kepala sekolah memiliki kompetensi
yang baik terhadap peran dan tugasnya. Rendahnya
peran kepala sekolah sebagai pakar ini bisa terjadi
karena sebelum maupun selama menjabat sebagai
kepala sekolah mereka belum pernah mengikuti
kegiatan yang berupa bimbingan teknis dalam melak-