48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Penelitian dilakukan di SDN Randulawang 03 Kecamatan Jati, Kabupaten Blora. Sebelum melaksanakan penelitian, harus melakukan kegiatan pra siklus/observasi terlebih dahulu yang bertujuan untuk mengetahui keadaan nyata kelas yang nantinya akan dijadikan tempat penelitian. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada hari Senin, 7 Maret 2016 didapatkan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas III SDN Randulawang 03 masih rendah atau dibawah KKM yaitu 66. Berikut merupakan hasil belajar IPS pra siklus: Tabel 4.1 Nilai Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus Nilai jumlah siswa Presentase Keterangan 40-45 2 8,33% Tidak Tuntas 46-50 3 12,50% Tidak Tuntas 51-55 2 8,33% Tidak Tuntas 56-60 2 8,33% Tidak Tuntas 61-65 4 26,66% Tidak Tuntas 66-70 2 8,33% Tuntas 71-75 3 12,50% Tuntas 76-80 2 8,33% Tuntas 81-85 3 12,50% Tuntas 86-90 1 4,16% Tuntas Jumlah 24 100% Ketuntasan 11 45,83% Belum Tuntas 13 54,17% Nilai Tertinggi 88 Nilai Terendah 44 Rata-rata 63,66
17
Embed
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10299/4/T1_292012021_BAB IV... · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal ... adalah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Awal
Penelitian dilakukan di SDN Randulawang 03 Kecamatan Jati, Kabupaten
Blora. Sebelum melaksanakan penelitian, harus melakukan kegiatan pra
siklus/observasi terlebih dahulu yang bertujuan untuk mengetahui keadaan nyata
kelas yang nantinya akan dijadikan tempat penelitian. Berdasarkan pengamatan
yang dilakukan oleh peneliti pada hari Senin, 7 Maret 2016 didapatkan bahwa
hasil belajar IPS siswa kelas III SDN Randulawang 03 masih rendah atau dibawah
KKM yaitu 66. Berikut merupakan hasil belajar IPS pra siklus:
Tabel 4.1
Nilai Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus
Nilai jumlah siswa Presentase Keterangan40-45 2 8,33% Tidak Tuntas46-50 3 12,50% Tidak Tuntas51-55 2 8,33% Tidak Tuntas56-60 2 8,33% Tidak Tuntas61-65 4 26,66% Tidak Tuntas66-70 2 8,33% Tuntas71-75 3 12,50% Tuntas76-80 2 8,33% Tuntas81-85 3 12,50% Tuntas86-90 1 4,16% Tuntas
Jumlah 24 100%Ketuntasan 11 45,83%
Belum Tuntas 13 54,17%Nilai Tertinggi 88Nilai Terendah 44
Rata-rata 63,66
49
Dari tabel diatas menunjukan bahwa variasi skor nilai ada 10 jenis. Nilai
tertinggi 88 yang dicapai oleh 1 (4,16%) siswa, sementara nilai terendah 44
dicapai oleh 2 (8,33%) siswa. Siswa kelas III SDN Randulawang 03 yang
mendapatkan nilai ≥ 65 hanya 11 (45,83%) siswa, sedangkan siswa yang belum
tuntas atau siswa yang mendapatkan nilai ≤ 65 ada 13 (54,17%) siswa. Pernyataan
tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
Gambar 4.1 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus
Dari hasil observasi yang dilakukan pada kelas III SDN Randulawang 03
menunjukan bahwa hasil belajar IPS masih rendah. Rendahnya hasil belajar
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: dalam proses pembelajaran, guru
menyampaikan meteri pelajaran belum menggunakan metode dan media yang
kurang tepat, metode yang digunakan guru hanya ceramah saja, sehingga
pembelajaran berpusat pada guru. Dengan berbagai permasalahan tersebut maka
perlu adanya model pembelajaran yang bervariasi dan inovatif, sehingga dapat
melatih kerja sama antar siswa dan menyenangkan sehingga hasil belajar IPS
kelas III SDN Randulawang 03 dapat meningkat. Pembelajaran yang dimaksud
adalah pembelajaran menggunakan model role playing berbantuan media benda
konkrit yang akan dilaksanakan dalam 2 siklus.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
TidakTuntas
Tuntas
13
49
Dari tabel diatas menunjukan bahwa variasi skor nilai ada 10 jenis. Nilai
tertinggi 88 yang dicapai oleh 1 (4,16%) siswa, sementara nilai terendah 44
dicapai oleh 2 (8,33%) siswa. Siswa kelas III SDN Randulawang 03 yang
mendapatkan nilai ≥ 65 hanya 11 (45,83%) siswa, sedangkan siswa yang belum
tuntas atau siswa yang mendapatkan nilai ≤ 65 ada 13 (54,17%) siswa. Pernyataan
tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
Gambar 4.1 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus
Dari hasil observasi yang dilakukan pada kelas III SDN Randulawang 03
menunjukan bahwa hasil belajar IPS masih rendah. Rendahnya hasil belajar
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: dalam proses pembelajaran, guru
menyampaikan meteri pelajaran belum menggunakan metode dan media yang
kurang tepat, metode yang digunakan guru hanya ceramah saja, sehingga
pembelajaran berpusat pada guru. Dengan berbagai permasalahan tersebut maka
perlu adanya model pembelajaran yang bervariasi dan inovatif, sehingga dapat
melatih kerja sama antar siswa dan menyenangkan sehingga hasil belajar IPS
kelas III SDN Randulawang 03 dapat meningkat. Pembelajaran yang dimaksud
adalah pembelajaran menggunakan model role playing berbantuan media benda
konkrit yang akan dilaksanakan dalam 2 siklus.
Tuntas NilaiTerendah
NilaiTertinggi
Rata-rata
11
44
88
63,66
Tidak Tuntas
Tuntas
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rata-rata
49
Dari tabel diatas menunjukan bahwa variasi skor nilai ada 10 jenis. Nilai
tertinggi 88 yang dicapai oleh 1 (4,16%) siswa, sementara nilai terendah 44
dicapai oleh 2 (8,33%) siswa. Siswa kelas III SDN Randulawang 03 yang
mendapatkan nilai ≥ 65 hanya 11 (45,83%) siswa, sedangkan siswa yang belum
tuntas atau siswa yang mendapatkan nilai ≤ 65 ada 13 (54,17%) siswa. Pernyataan
tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
Gambar 4.1 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus
Dari hasil observasi yang dilakukan pada kelas III SDN Randulawang 03
menunjukan bahwa hasil belajar IPS masih rendah. Rendahnya hasil belajar
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: dalam proses pembelajaran, guru
menyampaikan meteri pelajaran belum menggunakan metode dan media yang
kurang tepat, metode yang digunakan guru hanya ceramah saja, sehingga
pembelajaran berpusat pada guru. Dengan berbagai permasalahan tersebut maka
perlu adanya model pembelajaran yang bervariasi dan inovatif, sehingga dapat
melatih kerja sama antar siswa dan menyenangkan sehingga hasil belajar IPS
kelas III SDN Randulawang 03 dapat meningkat. Pembelajaran yang dimaksud
adalah pembelajaran menggunakan model role playing berbantuan media benda
konkrit yang akan dilaksanakan dalam 2 siklus.
Tidak Tuntas
Tuntas
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rata-rata
50
4.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan deskripsi dari kegiatan pembelajaran dari
awal sampai akhir pembelajaran serta deskripsi observasi kegiatan guru dan
aktivitas siswa selama proses belajar mengajar. Pelaksanaan tindakan setiap siklus
dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Adapun tahapan yang dilaksanakan adalah
sebagai berikut:
4.2.1 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan
kelas. Pelaksanaan tindakan siklus I yaitu pada hari Sabtu, 12 Maret 2016 sampai
dengan 26 Maret 2016.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 Maret 2016 pada jam
pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2x35 menit. Materi ajar pada
pertemuan pertama adalah memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan
sekolah. Pada kegiatan awal, guru memulai dengan mengucapkan salam, berdoa
bersama, serta mengabsen kehadiran siswa. Kemudian guru menanyakan keadaan
siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Guru
dan siswa menyiapkan alat-alat belajar seperti buku paket, LKS, alat tulis, dan
media pembelajaran yang akan digunakan. Setelah itu guru memberikan apersepsi
dengan tanya jawab tentang “apakah kalian pernah membeli barang?, dimana?.
Guru mengaitkan materi dengan pengalaman siswa sehari-hari tentang jual beli.
Setelah siswa mengerti, guru menjelaskan materi pelajaran secara garis besar dan
menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai.
Kegiatan inti dimulai dengan mengaitkan materi lalu dan menumbuhkan
partisipasi siswa untuk dapat bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa
diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan teman sebangku untuk berbagi
pengalaman tentang membeli barang. Setelah itu guru membagi siswa ke dalam 6
kelompok kecil. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu belajar
dikolaborasikan dengan bermain. Guru membuat aturan permainan. Dalam
bermain peran, siswa di dalam kelompok dituntut agar dapat bekerjasama dalam
51
bermain peran. Setelah guru menjelaskan aturan permainan, mereka akan
berdiskusi untuk mencari memilih peran yang paling tepat. Hasil yang didapat
akan dituangkan dalam praktik secara langsung dan guru juga menyediakan
lembar kerja siswa. Setelah kelompok selesai melakukan praktik bermain peran,,
guru meminta LKS pada setiap kelompok yang mengamati temannya. Kelompok
yang lain bertugas untuk menilainya. Apabila semua kelompok sudah
mempresentasikan kerja kelompok dalam bermain peran, maka siswa mencoba
untuk membuat kesimpulan pembelajaran yang disempurnakan oleh guru. Pada
kegiatan penutup, guru memberi kesempatan kepada siswa yang belum jelas
tentang materi yang disampaikan. Setelah itu guru meminta siswa untuk
mengerjakan soal evaluasi secara individu untuk mengetahui keberhasilan yang
dicapai siswa. Setelah soal terselesaikan, guru menutup pelajaran dengan
memberikan refleksi, pesan moral, menyampaikan materi ajar yang akan datang,
dan memberi salam.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 Maret 2016 pada jam
pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2x35 menit. Materi ajar pada
pertemuan kedua adalah menyebutkan tempat jual beli di lingkungan rumah dan
sekolah. Pada kegiatan awal, guru memulai dengan mengucapkan salam, berdoa
bersama, serta mengabsen kehadiran siswa. Kemudian guru menanyakan keadaan
siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Guru
dan siswa menyiapkan alat-alat belajar seperti buku paket, LKS, alat tulis, dan
media pembelajaran yang akan digunakan. Setelah itu guru memberikan apersepsi
dengan tanya jawab tentang “dimana kalian membeli alat tulis?, selain itu, dimana
kalian membeli perlengkaan sekolah seperti alat tulis dan tas sekolah?”.
Kemudian guru mengaitkan apersepsi dengan materi ajar yang akan dilaksanakan.
Setelah siswa siap untuk mengikuti proses pembelajaran, guru menjelaskan materi
pelajaran secara garis besar dan menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak
dicapai.
Kegiatan inti dimulai dengan memberikan kesempatan siswa untuk
kembali berkelompok sesuai pertemuan sebelumnya. Guru memulai menjelaskan
kembali kegiatan pembelajaran hari ini untuk mengamati benda atau barang-
52
barang nyata yang dipersiapkan oleh guru. Siswa diminta memperhatikan benda
konkrit yang berkaitan dengan materi yaitu kegiatan jual beli di lingkungan rumah
dan sekolah. Setiap kelompok dituntut untuk berkonsentrasi. Siswa akan
mengumpulkan informasi-informasi saat pembelajaran berlangsung. Informasi
tersebut berguna untuk mengerjakan soal evaluasi. Setelah mengumpulkan
informasi dengan kelompok masing-masing, siswa kembali ke tempat duduk
masing-masing. Hasil yang di dapat akan dituangkan dalam lembar kerja siswa
yang disediakan oleh guru. Setelah kelompok selesai melihat benda-benda konkrit
dan memperhatikan penjelasan guru, siswa bersama-sama menyimpulkan apa
yang dipelajari hari ini. Apabila masih ada jawaban siswa yang kurang tepat, guru
meluruskan jawaban siswa sehingga menjadi jelas dan benar.
Pada kegiatan penutup, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang disampaikan. Setelah itu guru membagikan soal
evaluasi dan meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi secara individu
untuk mengetahui keberhasilan yang dicapai siswa. Setelah soal terselesaikan,
guru menutup pelajaran dengan memberikan refleksi, pesan moral,
menyampaikan materi ajar yang akan datang, dan memberi salam.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Maret 2016 pada jam
pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pada pertemuan
ini guru mengulas materi dua pertemuan yang lalu dan memberikan evaluasi di
akhir siklus I. Pada kegiatan awal, guru memulai dengan mengucapkan salam,
berdoa bersama, serta mengabsen kehadiran siswa. Kemudian guru menanyakan
keadaan siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan
berlangsung. Guru dan siswa menyiapkan alat-alat belajar seperti LKS, alat tulis,
dan media pembelajaran yang akan digunakan. Setelah itu guru memberikan
apersepsi dengan tanya jawab tentang materi lalu. “Siapa yang masih ingat,
pelajaran IPS yang kita pelajari pertemuan yang lalu?”. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
Pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi
siklus I secara individu. Evaluasi ini dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan
penelitian pada siklus I. Materi soal adalah kegiatan jual beli di lingkungan rumah
53
dan sekolah. Hasil dari siklus I akan menjadi acuan pada siklus II. Pada kegiatan
penutup, guru memberi refleksi dan pesan moral yang berguna bagi kemajuan
belajar siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi ajar yang akan datang, dan
memberi salam.
Selama penelitian berlangsung, peneliti sebagai observer mengamati
kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Observer mengisi lembar observasi guru
dan siswa sebagai berikut: (terlampir)
Tabel 4.2
Hasil Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa Siklus 1
KegiatanPengamatan
Siklus 1
Objekyang
Diamati
Sintaks JumlahKeseluruhan
SintaksDilaksanakanBelum
Dilaksanakan
PertemuanPertama
Guru 14 6 20
Siswa 8 5 13
Pertemuan KeduaGuru 19 1 20
Siswa 13 0 13
Dari tabel di atas terlihat bahwa penilaian observasi terhadap guru dan
siswa mengalami peningkatan. Terjadi perbaikan dari pertemuan satu ke
pertemuan yang kedua. Untuk pertemuan ketiga tidak banyak yang dilakukan
karena peran guru sebatas memberikan evaluasi. Selama proses pembelajaran
berlangsung masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki pada siklus
berikutnya. Di bawah ini merupakan tabel ketuntasan hasil belajar IPS siklus 1
dapat kita lihat sebagai berikut:
54
Tabel 4.3
Nilai Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus 1
Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan46-50 1 4,16% Tidak Tuntas51-55 3 12,50% Tidak Tuntas56-60 3 12,50% Tidak Tuntas61-65 0 0% Tidak Tuntas66-70 5 20,83% Tuntas71-75 4 16,66% Tuntas76-80 4 16,66% Tuntas81-85 2 8,33% Tuntas86-90 1 4,16% Tuntas91-95 1 4,16% Tuntas
Jumlah 24 100%Ketuntasan 17 70,83%
Belum Tuntas 7 29,17%Nilai Tertinggi 95Nilai Terendah 50
Rata-rata 71,67
Dari tabel diatas menunjukan bahwa variasi skor nilai ada 10 jenis. Nilai
tertinggi 95 yang dicapai oleh 1 (4,16%) siswa, sementara nilai terendah 50 yang
dicapai oleh 1 (4,16%) siswa. Siswa kelas III SDN Randulawang 03 yang
mendapatkan nilai diatas KKM yaitu ≥66 sebanyak 17 (70,83%) siswa, sementara
siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM ada 7 (29,17%) siswa.
Dari tabel dan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan siklus 1
berlangsung dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat dibandingkan hasil
belajar pada kegiatan pra siklus tetapi masih ada 7 (29,17%) siswa yang belum
tuntas, ketidak tuntasan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat
dilihat pada lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, seperti: Masih ada
beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru selama kegiatan pembelajaran,
guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran, belum memberikan stimulus
berupa pertanyaan sehingga masih ada beberapa siswa yang pasif, guru kurang
55
dapat membimbing siswa dalam kerja kelompok sehingga diskusi kelompok
masih gaduh. Dari permasalahan tersebut menyebabakan 7 siswa mendapatkan
hasil belajar dibawah KKM ≤66. Untuk lebih jelasnya tentang hasil belajar IPS
siswa kelas III SDN Randulawang 03 dapat dilihat pada diagram batang dibawah
ini:
Gambar 4.2. Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus 1
Tahap refleksi siklus I dilaksanakan setelah penelitian pada siklus I berakhir.
Refleksi yang dilakukan peneliti terhadap penerapan model pembelajaran role
playing berbantuan media benda konkrit pada mata pelajaran IPS kelas III SDN
Randulawang 03 menunjukkan hasil yang cukup baik meskipun masih ada banyak
kekurangan. Hasil refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut:
a) Siswa menjadi lebih bersemangat dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
b) Siswa berani menjawab pertanyaan spontan dari guru meski jawabannya tidak
selalu benar.
c) Siswa mampu bekerjasama untuk mengerjakan tugas secara kelompok dan
memainkan peran.
d) Siswa belum mampu mengerjakan tugas sesuai dengan langkah-langkah role
playing.
e) Guru belum menguasai model pembelajaran role playing secara menyeluruh.
f) Hasil belajar siswa rata-rata kelas melebihi KKM, namun masih ada 7 anak
yang belum mencapai KKM.
0
20
40
60
80
100
TidakTuntas
Tuntas
7
55
dapat membimbing siswa dalam kerja kelompok sehingga diskusi kelompok
masih gaduh. Dari permasalahan tersebut menyebabakan 7 siswa mendapatkan
hasil belajar dibawah KKM ≤66. Untuk lebih jelasnya tentang hasil belajar IPS
siswa kelas III SDN Randulawang 03 dapat dilihat pada diagram batang dibawah
ini:
Gambar 4.2. Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus 1
Tahap refleksi siklus I dilaksanakan setelah penelitian pada siklus I berakhir.
Refleksi yang dilakukan peneliti terhadap penerapan model pembelajaran role
playing berbantuan media benda konkrit pada mata pelajaran IPS kelas III SDN
Randulawang 03 menunjukkan hasil yang cukup baik meskipun masih ada banyak
kekurangan. Hasil refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut:
a) Siswa menjadi lebih bersemangat dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
b) Siswa berani menjawab pertanyaan spontan dari guru meski jawabannya tidak
selalu benar.
c) Siswa mampu bekerjasama untuk mengerjakan tugas secara kelompok dan
memainkan peran.
d) Siswa belum mampu mengerjakan tugas sesuai dengan langkah-langkah role
playing.
e) Guru belum menguasai model pembelajaran role playing secara menyeluruh.
f) Hasil belajar siswa rata-rata kelas melebihi KKM, namun masih ada 7 anak
yang belum mencapai KKM.
Tuntas NilaiTerendah
NilaiTertinggi
Rata-rata
17
50
95
71,67
55
dapat membimbing siswa dalam kerja kelompok sehingga diskusi kelompok
masih gaduh. Dari permasalahan tersebut menyebabakan 7 siswa mendapatkan
hasil belajar dibawah KKM ≤66. Untuk lebih jelasnya tentang hasil belajar IPS
siswa kelas III SDN Randulawang 03 dapat dilihat pada diagram batang dibawah
ini:
Gambar 4.2. Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus 1
Tahap refleksi siklus I dilaksanakan setelah penelitian pada siklus I berakhir.
Refleksi yang dilakukan peneliti terhadap penerapan model pembelajaran role
playing berbantuan media benda konkrit pada mata pelajaran IPS kelas III SDN
Randulawang 03 menunjukkan hasil yang cukup baik meskipun masih ada banyak
kekurangan. Hasil refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut:
a) Siswa menjadi lebih bersemangat dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
b) Siswa berani menjawab pertanyaan spontan dari guru meski jawabannya tidak
selalu benar.
c) Siswa mampu bekerjasama untuk mengerjakan tugas secara kelompok dan
memainkan peran.
d) Siswa belum mampu mengerjakan tugas sesuai dengan langkah-langkah role
playing.
e) Guru belum menguasai model pembelajaran role playing secara menyeluruh.
f) Hasil belajar siswa rata-rata kelas melebihi KKM, namun masih ada 7 anak
yang belum mencapai KKM.
Tidak Tuntas
Tuntas
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rata-rata
56
4.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan
kelas. Pelaksanaan tindakan siklus II yaitu pada hari Sabtu, 2 April 2016 sampai
dengan hari Sabtu, 16 April 2016. Pertemuan ini dilaksanakan pada jam pelajaran
pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2x35 menit. Materi ajar pada pertemuan
keempat adalah sejarah uang, jenis uang. Pada kegiatan awal, guru memulai
dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, serta mengabsen kehadiran siswa.
Kemudian guru menanyakan keadaan siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti
pelajaran yang akan berlangsung. Guru dan siswa menyiapkan alat-alat belajar
seperti buku paket, LKS, alat tulis, dan media pembelajaran yang akan digunakan.
Setelah itu guru memberikan apersepsi dengan tanya jawab tentang uang.
“Apakah kamu masih ingat, ketika di kantin kalian membeli makanan
menggunakan apa?”. Guru menjelaskan materi pelajaran secara garis besar dan
menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai.
Kegiatan inti dimulai dengan mengaitkan materi lalu dan menumbuhkan
partisipasi siswa untuk dapat bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa
diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Untuk materi
uang, guru meminta siswa untuk menyiapkan setiap kelompok memerankan
permainan yang solah-olah siswa berada dalam kondisi nyata dengan materi uang.
Peran yang dipersiapkan yaitu siswa ada yang menjadi penjual toko, ada pula
siswa yang menjadi pembeli atau pemilik uang. Guru mempersiapkan alat peraga
berupa uang mainan sebagai alat pembayaran yang sah. Pemeran memperhatikan
penjelasan dari guru dalam setiap langkah memainkan peran, sehingga
pembelajaran terkesan begitu nyata pada keadaan sebenarnya dan menyenangkan.
Selain itu, ada kelompok yang memainkan peran sebagai masyarakat yang
membayar suatu barang tetapi tidak dengan uang tunai. Guru meminta siswa atau
kelompok pemeran mengkondisikan keadaan pada saat seseorang mentransfer
uang dari ATM. Siswa ada yang berperan sebagai penerima transfer uang dengan
mengecek di ATM. Setelah kegiatan berlangsung, guru kembali menjelaskan
materi dan membuat simpulan materi uang bersama siswa. Pada kegiatan penutup,
57
guru memberi kesempatan kepada siswa yang belum jelas tentang materi yang
disampaikan. Setelah itu guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi
secara individu untuk mengetahui keberhasilan yang dicapai siswa. Setelah soal
terselesaikan, guru menutup pelajaran dengan memberikan refleksi, pesan moral,
menyampaikan materi ajar yang akan datang, dan memberi salam.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 April 2016 pada jam
pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2x35 menit. Materi ajar pada
pertemuan kelima adalah macam-macam uang dan pengelolaan uang. Pada
kegiatan awal, guru memulai dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, serta
mengabsen kehadiran siswa. Kemudian guru menanyakan keadaan siswa dan
kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Guru dan siswa
menyiapkan alat-alat belajar seperti buku paket, LKS, alat tulis, dan media
pembelajaran yang akan digunakan. Setelah itu guru memberikan apersepsi
dengan bertanya kepada siswa, ”apakah kalian membawa uang saku?, siapa yang
membawa bekal hari ini?” Guru bermaksud menjelaskan macam-macam uang,
dan pengelolaanya. Setelah siswa mengerti, guru menjelaskan materi pelajaran
secara garis besar dan menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai.
Kegiatan inti dimulai dengan memberikan kesempatan siswa untuk
berkumpul dengan kelompok masing-masing sesuai pertemuan sebelumnya.
Guru mempersiapkan alat peraga berupa uang mainan, dan barang-barang yang
dijual di toko. Guru meminta siswa untuk memerankan penggunaan uang sehari-
hari dengan bimbingan guru. Setelah memperhatikan penjelasan dari guru, hasil
yang didapat akan dituangkan dalam lembar kerja siswa yang disediakan oleh
guru. Setelah siswa selesai menjawab lembar kerja, guru meminta siswa mencoba
untuk membuat kesimpulan pembelajaran. Apabila kurang tepat atas simpulan
yang diambil siswa, guru akan menyempurnakanya. Pada kegiatan penutup, guru
memberi kesempatan kepada siswa yang belum jelas tentang materi yang
disampaikan. Setelah itu guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi
secara individu untuk mengetahui keberhasilan yang dicapai siswa.
58
Setelah soal terselesaikan, guru menutup pelajaran dengan memberikan
refleksi, pesan moral, dan memberi salam. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada
hari Sabtu, 16 April 2016 pada jam pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi
waktu 2x35 menit. Pada pertemuan ini guru mengulas materi dua pertemuan yang
lalu dan memberikan evaluasi di akhir siklus II. Pada kegiatan awal, guru
memulai dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, serta mengabsen
kehadiran siswa. Kemudian guru menanyakan keadaan siswa dan kesiapan siswa
dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Guru dan siswa menyiapkan
alat-alat belajar seperti buku paket, LKS, alat tulis, dan media pembelajaran yang
akan digunakan. Setelah itu guru memberikan apersepsi dengan tanya jawab
tentang materi lalu. “Siapa yang masih ingat, pelajaran IPS kemarin kita belajar
tentang apa?”. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
Pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi siklus II
secara individu. Evaluasi ini dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan
penelitian pada siklus II. Materi soal adalah sejarah uang, macam-macam uang
dan pengelolaan uang. Pada kegiatan penutup, guru memberi refleksi dan pesan
moral yang berguna bagi kemajuan belajar siswa dan memberi salam.
Selama penelitian berlangsung, peneliti sebagai observer mengamati
kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Observer mengisi lembar observasi guru
dan siswa. Hasil observasi terhadap guru dan siswa yang di lakukan observer,
hasilnya menunjukkan bahwa semua sintak sudak terlaksana. Berikut adalah hasil
observasi kinerja guru dan siswa selama proses pembelajaran:
Tabel 4.4
Hasil Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa Siklus II
KegiatanPengamatan
Siklus 1
Objekyang
Diamati
Sintaks JumlahKeseluruhan
SintaksDilaksanakanBelum
Dilaksanakan
PertemuanPertama
Guru 20 0 20
Siswa 13 0 13
Pertemuan KeduaGuru 20 0 20
Siswa 13 0 13
59
Dari tabel di atas, terlihat bahwa penilaian observasi terhadap guru dan
siswa meningkat. Dari kegiatan siklus II ini guru sudah melakukan perbaikan dari
kekurangan-kekurangan pada siklus sebelumnya. Perbaikan yang dilakukan oleh
guru membuat hasil belajar siswa meningkat. Untuk pertemuan ketiga tidak
banyak yang dilakukan karena peran guru sebatas memberikan evaluasi. Dibawah
ini merupakan tabel ketuntasan hasil belajar IPS siklus II dapat kita lihat sebagai
berikut:
Tabel 4.5Nilai Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II