77 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi pemaparan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dalam setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Adapun tujuan dari penelitian ini tercantum dalam BAB I yakni untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok eksperimen dan kontrol, untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa pada kelas eksperimen dan kontrol, untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan investigatif, serta untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat selama pembelajaran dilaksanakan. Berikut ini penjelasan mengenai hal-hal tersebut. A. Hasil Penelitian Terdapat dua jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif meliputi data hasil pretes dan postes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di kelas eksperimen dan kontrol. Sementara data kualitatif diperoleh dari hasil observasi siswa, angket dan catatan lapangan. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows dan Microsoft Excel 2007. Berikut ini pemaparan mengenai hal tersebut. 1. Analisis Data Kuantitatif a. Analisis Data Pretes Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam berpikir kreatif matematis di kelas eksperimen dan kontrol, maka dilakukan pretes. Pretes dilakukan pada tanggal 11 Mei 2015 di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Jumlah siswa kelas eksperimen terdiri dari 40 orang dan kelas kontrol 40 orang hadir semua. Adapun prosedur pelaksanaan pretes dilakukan setelah perizinan ke pihak sekolah untuk kelas kontrol dan eksperimen pada tanggal 5 Mei 2015. Instrumen yang digunakan berupa tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang terdiri dari 15 butir soal
63
Embed
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.upi.edu/19630/6/s_pgsd_kelas_1103684_chapter4.pdf · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Pengolahan data kuantitatif dilakukan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
77
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi pemaparan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh
dalam setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Adapun tujuan dari penelitian
ini tercantum dalam BAB I yakni untuk mengetahui peningkatan kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok eksperimen dan kontrol, untuk
mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis antara
siswa pada kelas eksperimen dan kontrol, untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran matematika dengan pendekatan investigatif, serta untuk mengetahui
faktor pendukung dan penghambat selama pembelajaran dilaksanakan. Berikut ini
penjelasan mengenai hal-hal tersebut.
A. Hasil Penelitian
Terdapat dua jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif meliputi data hasil pretes dan postes
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di kelas eksperimen dan kontrol.
Sementara data kualitatif diperoleh dari hasil observasi siswa, angket dan catatan
lapangan. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan program SPSS
16.0 for Windows dan Microsoft Excel 2007. Berikut ini pemaparan mengenai hal
tersebut.
1. Analisis Data Kuantitatif
a. Analisis Data Pretes
Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam berpikir kreatif matematis
di kelas eksperimen dan kontrol, maka dilakukan pretes. Pretes dilakukan pada
tanggal 11 Mei 2015 di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Jumlah siswa kelas
eksperimen terdiri dari 40 orang dan kelas kontrol 40 orang hadir semua. Adapun
prosedur pelaksanaan pretes dilakukan setelah perizinan ke pihak sekolah untuk kelas
kontrol dan eksperimen pada tanggal 5 Mei 2015. Instrumen yang digunakan berupa
tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang terdiri dari 15 butir soal
78
yang telah diujicobakan. Adapun hasil pretes kelas eksperimen dapat dilihat pada
Tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1
Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen
No. Kode Siswa Nilai Pretes
1. Siswa 1 20,89
2. Siswa 2 13,33
3. Siswa 3 15,56
4. Siswa 4 9,78
5. Siswa 5 8,89
6. Siswa 6 28,44
7. Siswa 7 22,67
8. Siswa 8 19,11
9. Siswa 9 10,67
10. Siswa 10 16,89
11. Siswa 11 18,67
12. Siswa 12 0,00
13. Siswa 13 21,33
14. Siswa 14 23,11
15. Siswa 15 0,00
16. Siswa 16 13,78
17. Siswa 17 10,67
18. Siswa 18 33,78
19. Siswa 19 6,67
20. Siswa 20 24,44
21. Siswa 21 6,67
22. Siswa 22 29,33
23. Siswa 23 19,56
24. Siswa 24 24,44
79
No. Kode Siswa Nilai Pretes
25. Siswa 25 33,78
26. Siswa 26 36,44
27. Siswa 27 10,67
28. Siswa 28 0,00
29. Siswa 29 14,67
30. Siswa 30 26,67
31. Siswa 31 25,78
32. Siswa 32 10,67
33. Siswa 33 29,33
34. Siswa 34 5,78
35. Siswa 35 9,78
36. Siswa 36 23,56
37. Siswa 37 22,22
38. Siswa 38 28,89
39. Siswa 39 0,00
40. Siswa 40 8,44
Sedangkan data hasil pretes kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.2
sebagai berikut.
Tabel 4.2
Data Hasil Pretes Kelas Kontrol
No. Kode Siswa Nilai Pretes
1. Siswa 1 5,78
2. Siswa 2 25,78
3. Siswa 3 19,56
4. Siswa 4 6,67
5. Siswa 5 11,11
6. Siswa 6 6,67
7. Siswa 7 6,67
8. Siswa 8 6,67
9. Siswa 9 20,00
10. Siswa 10 4,00
11. Siswa 11 35,56
80
No. Kode Siswa Nilai Pretes
12. Siswa 12 6,67
13. Siswa 13 10,67
14. Siswa 14 31,56
15. Siswa 15 31,56
16. Siswa 16 0,00
17. Siswa 17 16,44
18. Siswa 18 8,00
19. Siswa 19 7,56
20. Siswa 20 4,89
21. Siswa 21 13,33
22. Siswa 22 9,33
23. Siswa 23 8,89
24. Siswa 24 6,67
25. Siswa 25 6,67
26. Siswa 26 6,67
27. Siswa 27 16,00
28. Siswa 28 6,67
29. Siswa 29 6,67
30 Siswa 30 16,00
31. Siswa 31 0,00
32. Siswa 32 6,67
33. Siswa 33 16,00
34. Siswa 34 0,00
35. Siswa 35 6,67
36. Siswa 36 16,00
37. Siswa 37 0,00
38. Siswa 38 6,67
39 Siswa 39 0,00
40. Siswa 40 0,00
Data hasil pretes kelas eksperimen dan kontrol selanjutnya diolah dengan
menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for Window, untuk mengetahui nilai rata-
rata (mean) dari tiap kelas, nilai tertinggi, nilai terendah dan standar deviasi. Berikut
disajikan hasil tersebut pada Tabel 4.3.
81
Tabel 4.3
Analisis Statistik Deskriptif Data Pretes
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Descriptives
Kelas Statistic Std. Error
Nilai pretes
eksperimen Mean 17.1333 1.58442
Std. Deviation 1.00208E1
Minimum .00
Maximum 36.44
Kontrol Mean 10.3669 1.39866
Std. Deviation 8.84593
Minimum .00
Maximum 35.56
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen
17,1333 dan rata-rata kelas kontrol 10,3669. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
berpikir kreatif matematis kelas eksperimen dan kontrol masih rendah. Sementara
untuk ketersebaran datanya, kelas eksperimen lebih tersebar dibandingkan kelas
kontrol. Hal ini terlihat dari simpangan baku kelas eksperimen yaitu 10,02081 dan
kelas kontrol 8,84593. Selain itu, skor maksimum dan minimun yang diperoleh kelas
eksperimen yaitu 36,44 dan 0. Sementara untuk kelas kontrol skor maksimum yaitu
35 dan skor minimumnya 0. Untuk lebih jelasnya, rata-rata pretes kelas eksperimen
dan kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.1.
82
Gambar 4.1
Diagram Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Dari Gambar 4.1 terlihat bahwa nilai rata-rata pretes pada kelas eksperimen
dan kontrol berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa di kedua
kelas berbeda. Kelas eksperimen memiliki rata-rata pretes yang tinggi dibanding
kelas kontrol. Namun, hal tersebut belum cukup untuk menggambarkan signifikansi
perbandingan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa antara kelas eksperimen
dan kontrol. Oleh karena itu, dilakukan uji perbedaan dua rata-rata. Namun sebelum
itu, dilakukan uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu.
1) Analisis Uji Normalitas Data Pretes
Uji Normalitas ini dilakukan untuk mengetahui data dari masing-masing
sampel yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Uji ini menggunakan
Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi 5%. Adapun perumusan hipotesisnya
yaitu sebagai berikut.
H0: Data pretes berdistribusi normal
H1: Data pretes berdistribusi tidak normal
Kriteria pengujiannya yaitu H0 diterima jika nilai signifikansi lebih atau
sama dengan 0,05 dan H0 ditolak jika nilai signifikansi kurang dari 0,05. Adapun
83
untuk menghitung hasil uji normalitas ini dibantu dengan menggunakan software
SPSS 16.0 for Windows, dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut.
Tabel 4.4
Analisis Hasil Uji Normalitas Data Pretes
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada Kedua Kelompok
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
Nilai pretes Eksperimen .116 40 .194
Kontrol .212 40 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa kelas eksperimen memiliki P-
value (Sig.) 0,194. Hal ini menunjukkan bahwa P-value (Sig.) kelas eksperimen lebih
dari 0,05 sehingga H0 diterima. Dengan demikian, data pretes kelas eksperimen
berdistribusi normal.
Sementara untuk kelas kontrol, P-value (Sig.) menunjukkan 0,000 pada
Tabel 4.4. Dengan demikian, P-value (Sig.) kelas kontrol kurang dari 0,05 sehingga
H0 ditolak, artinya data pretes kelas kontrol berdistribusi tidak normal.
Salahsatu faktor yang menjadi alasan data pretes normal dan tidak normal
yaitu ketersebaran datanya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat persebaran data kelas
eksperimen dan kontrol pada Gambar 4.2 dan 4.3.
Gambar 4.2
Data Pretes Kelas Eksperimen yang Normal
84
Gambar 4.2 terlihat bahwa grafik kurva berada ditengah dan panjangnya
hampir sama di sebelah kiri dan kanan. Hal ini menunjukkan bahwa persebaran
datanya lebih banyak berada di sekitar rata-ratanya, sehingga data menjadi normal.
Gambar 4.3
Data Pretes Kelas Kontrol yang Tidak Normal
Grafik kurva pada Gambar 4.3 lebih condong ke kiri lebih panjang ke kanan.
Hal ini menunjukkan bahwa datanya lebih tersebar dan persebarannya lebih banyak di
sebelah kiri, sehingga data menjadi tidak normal.
Berdasarkan uji normalitas tersebut, terdapat data yang tidak normal. Oleh
karena itu, tidak dilakukan uji homogenitas akan tetapi langsung diuji perbedaan dua
rata-ratanya dengan menggunakan uji non parametrik Mann-Withney (Uji-U).
2) Analisis Uji Beda Rata-rata Data Pretes
Uji beda rata-rata dilakukan setelah melakukan uji normalitas dan uji
homogenitas. Namun pada penelitian ini hasil yang didapat pada pretes berdistribusi
tidak normal, sehingga langsung dilakukan uji beda rata-rata yaitu uji non parametrik.
Uji non parametrik yang digunakan yaitu Uji-U (Mann-Whitney). Uji ini dilakukan
untuk menguji perbedaan rata-rata kedua kelompok yang salahsatunya tidak normal.
Perumusan hipotesis dalam pengujian ini yaitu sebagai berikut.
H0 = tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kedua kelompok
H1 = terdapat perbedaan rata-rata antara kedua kelompok
85
Adapun kriteria pengujiannya yaitu H0 diterima jika nilai signifikansi lebih
atau sama dengan 0,05 dan H0 ditolak jika nilai signifikansi kurang dari 0,05. Adapun
hasil uji normalitas dengan menggunakan software SPSS 16.0 for Windows, dapat
dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut.
Tabel 4.5
Analisis Hasil Uji Mann-Whitney Nilai Pretes
Test Statisticsa
Nilai Pretes
Mann-Whitney U 462.500
Wilcoxon W 1282.500
Z -3.262
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Grouping Variable: Kelas
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui nilai signifikansinya (Sig.2-tailed)
yaitu 0,001. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa 0,001 lebih kecil dari (taraf
signifikansi) α yaitu 0,05 sehingga H0 ditolak yang artinya terdapat perbedaan rata-
rata nilai pretes siswa antara kelas eksperimen dan kontrol. Dengan demikian,
kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kontrol terdapat perbedaan.
b. Analisis Data Postes
Data postes ini digunakan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa setelah dilakukan perlakuan yang berbeda. Pada kelas
eksperimen diberikan perlakuan pendekatan investigatif sehingga postes bertujuan
untuk melihat kemampuan akhir siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan
pendekatan investigatif. Pada kelas kontrol diberikan perlakuan berupa pendekatan
konvensional sehingga postes bertujuan untuk melihat kemampuan akhir siswa
setelah diberikan pendekatan konvensional. Soal yang digunakan untuk postes
merupakan soal yang sama dengan soal yang digunakan saat pretes. Postes kelas
eksperimen dan kontrol dilaksanakan secara terpisah. Kelas eksperimen dilaksanakan
pada tanggal 25 Mei 2015 dengan jumlah 40 siswa. Adapun hasil postes kelas
eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
86
Tabel 4.6
Data Hasil Postes Kelas Eksperimen
No. Kode Siswa Nilai Postes
1. Siswa 1 68,00
2. Siswa 2 40,00
3. Siswa 3 42,67
4. Siswa 4 38,22
5. Siswa 5 41,78
6. Siswa 6 81,33
7. Siswa 7 63,56
8. Siswa 8 75,56
9. Siswa 9 54,67
10. Siswa 10 56,00
11. Siswa 11 75,56
12. Siswa 12 26,67
13. Siswa 13 90,67
14. Siswa 14 75,56
15. Siswa 15 17,78
16. Siswa 16 69,33
17. Siswa 17 30,22
18. Siswa 18 96,89
19. Siswa 19 35,11
20. Siswa 20 75,56
21. Siswa 21 23,11
22. Siswa 22 80,44
23. Siswa 23 74,67
24. Siswa 24 69,33
25. Siswa 25 95,11
26. Siswa 26 98,22
87
No. Kode Siswa Nilai Postes
27. Siswa 27 51,56
28. Siswa 28 19,56
29. Siswa 29 50,22
30. Siswa 30 89,33
31. Siswa 31 69,78
32. Siswa 32 57,78
33. Siswa 33 81,33
34. Siswa 34 23,11
35. Siswa 35 30,22
36. Siswa 36 70,67
37. Siswa 37 56,89
38. Siswa 38 86,67
39. Siswa 39 39,56
40. Siswa 40 48,00
Sedangkan postes kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2015.
Adapun data hasil postes kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7
Data Hasil Postes Kelas Kontrol
No. Kode Siswa Nilai Postes
1. Siswa 1 60,00
2. Siswa 2 45,33
3. Siswa 3 44,44
4. Siswa 4 46,22
5. Siswa 5 48,44
6. Siswa 6 28,00
7. Siswa 7 51,56
8. Siswa 8 80,89
9. Siswa 9 49,78
10. Siswa 10 28,00
11. Siswa 11 93,78
12. Siswa 12 70,22
88
No. Kode Siswa Nilai Postes
13. Siswa 13 51,56
14. Siswa 14 89,78
15. Siswa 15 79,11
16. Siswa 16 88,00
17. Siswa 17 49,78
18. Siswa 18 30,22
19. Siswa 19 64,00
20. Siswa 20 46,22
21. Siswa 21 60,00
22. Siswa 22 40,89
23. Siswa 23 45,33
24. Siswa 24 43,56
25. Siswa 25 42,22
26. Siswa 26 48,44
27. Siswa 27 60,00
28. Siswa 28 19,56
29. Siswa 29 34,67
30. Siswa 30 57,78
31. Siswa 31 23,11
32. Siswa 32 33,33
33. Siswa 33 32,89
34. Siswa 34 25,78
35. Siswa 35 34,67
36. Siswa 36 51,56
37. Siswa 37 34,67
38. Siswa 38 23,11
89
No. Kode Siswa Nilai Postes
39. Siswa 39 34,67
40. Siswa 40 17,78
Data hasil postes kelas eksperimen dan kontrol selanjutnya diolah dengan
menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for Window, untuk mengetahui nilai rata-
rata (mean) dari tiap kelas, nilai tertinggi, nilai terendah dan standar deviasi. Berikut
disajikan hasil tersebut pada Tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8
Analisis Statistik Deskriptif Data Postes
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Descriptives
Kelas Statistic
Std. Error
Nilai Postes Eksperimen Mean 58.7250 3.72345
Std. Deviation 2.35492E1
Minimum 17.00
Maximum 98.00
Kontrol Mean 47.3000 3.06870
Std. Deviation 1.94082E1
Minimum 17.00
Maximum 93.00
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen
58,7250 dan rata-rata kelas kontrol 47,3000. Sementara untuk ketersebaran datanya,
kelas eksperimen lebih tersebar dibandingkan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari
simpangan baku kelas eksperimen yaitu 23,54921 dan kelas kontrol 19,40821. Selain
itu, skor maksimum dan minimun yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 98,00 dan
17,00. Sementara untuk kelas kontrol skor maksimum yaitu 93,00 dan skor
minimumnya 17,00. Untuk lebih jelasnya, rata-rata postes kelas eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.4.
90
Gambar 4.4
Diagram Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Dari Gambar 4.4 terlihat bahwa nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen
dan kontrol berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan akhir siswa setelah
diberikan perlakuan di kedua kelas tersebut berbeda. Namun, hal tersebut belum
cukup untuk menggambarkan signifikansi perbandingan kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa antara kelas eksperimen dan kontrol. Oleh karena itu, dilakukan uji
perbedaan dua rata-rata pada hasil postes seperti halnya pretes. Namun sebelum itu,
dilakukan uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu.
Selanjutnya, dilakukan analisis dengan menggunakan bantuan program
software SPSS v.16 for Windows. Adapun penjelasan mengenai analisis data pada
masing-masing kelompok adalah sebagai berikut ini.
1) Analisis Uji Normalitas Data Postes
Uji Normalitas ini dilakukan untuk mengetahui data dari masing-masing
sampel yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Uji ini menggunakan
Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi 5%. Adapun perumusan hipotesisnya
yaitu sebagai berikut.
H0: Data postes berdistribusi normal
H1: Data postes berdistribusi tidak normal
91
Kriteria pengujiannya yaitu H0 diterima jika nilai signifikansi lebih atau
sama dengan 0,05 dan H0 ditolak jika nilai signifikansi kurang dari 0,05. Adapun
hasil uji normalitas dibantu dengan menggunakan software SPSS 16.0 for Windows,
dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut.
Tabel 4.9
Analisis Hasil Uji Normalitas Data Postes
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada Kedua Kelompok
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
Nilai Postes Eksperimen .128 40 .096
Kontrol .149 40 .025
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa kelas eksperimen memiliki P-
value (Sig.) 0,096. Hal ini menunjukkan bahwa P-value (Sig.) kelas eksperimen lebih
dari 0,05 sehingga H0 diterima. Dengan demikian, data postes kelas eksperimen
berdistribusi normal.
Sementara untuk kelas kontrol, P-value (Sig.) menunjukkan 0,025 pada
Tabel 4.4. Dengan demikian, P-value (Sig.) kelas kontrol kurang dari 0,05 sehingga
H0 ditolak, artinya data postes kelas kontrol berdistribusi tidak normal.
Salahsatu faktor yang menjadi data postes normal dan tidak normal yaitu
ketersebaran datanya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat persebaran data kelas
eksperimen dan kontrol pada Gambar 4.5 dan 4.6.
92
Gambar 4.5
Data Postes Kelas Eksperimen yang Normal
Gambar 4.5 terlihat bahwa grafik kurva berada ditengah dan panjangnya
hampir sama di sebelah kiri dan kanan. Hal ini menunjukkan bahwa persebaran
datanya lebih banyak berada di sekitar rata-ratanya, sehingga data menjadi normal.
Gambar 4.6
Data Postes Kelas Kontrol yang Tidak Normal
93
Grafik kurva pada Gambar 4.6 lebih condong ke kiri lebih panjang ke kanan.
Hal ini menunjukkan bahwa datanya lebih tersebar dan persebarannya lebih banyak di
sebelah kiri, sehingga data menjadi tidak normal.
Berdasarkan uji normalitas tersebut, terdapat data yang tidak normal. Oleh
karena itu, tidak dilakukan uji homogenitas akan tetapi langsung diuji perbedaan dua
rata-ratanya dengan menggunakan uji non parametrik Mann-Withney (Uji-U).
2) Analisis Uji Beda Rata-rata Data Postes
Uji beda rata-rata dilakukan setelah melakukan uji normalitas dan uji
homogenitas. Namun pada penelitian ini hasil yang didapat pada pretes berdistribusi
tidak normal, sehingga langsung dilakukan uji beda rata-rata yaitu uji non parametrik.
Uji non parametrik yang digunakan yaitu Uji-U (Mann-Whitney). Uji ini dilakukan
untuk menguji perbedaan rata-rata kedua kelompok yang salahsatunya tidak normal.
Perumusan hipotesis dalam pengujian ini yaitu sebagai berikut.
H0 = tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kedua kelompok
H1 = terdapat perbedaan rata-rata antara kedua kelompok
Adapun kriteria pengujiannya yaitu H0 diterima jika nilai signifikansi lebih
atau sama dengan 0,05 dan H0 ditolak jika nilai signifikansi kurang dari 0,05. Adapun
hasil uji normalitas dengan menggunakan software SPSS 16.0 for Windows, dapat
dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut.
Tabel 4.10
Analisis Hasil Uji Mann-Whitney Nilai Postes
Test Statisticsa
Nilai Postes
Mann-Whitney U 571.000
Wilcoxon W 1391.000
Z -2.204
Asymp. Sig. (2-tailed) .027
a. Grouping Variable: Kelas
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui nilai signifikansinya (Sig.2-tailed)
yaitu 0,027. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa 0,027 lebih kecil dari (taraf
94
signifikansi) α yaitu 0,05 sehingga H0 ditolak yang artinya terdapat perbedaan rata-
rata nilai postes siswa antara kelas eksperimen dan kontrol. Dengan demikian,
kemampuan akhir siswa pada kelas eksperimen dan kontrol terdapat perbedaan.
3) Analisis Uji N Gain Data Pretes dan Postes
Uji gain normal ini dilakukan untuk mengetahui kualitas peningkatan
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Uji gain dilakukan jika kemampuan
awal siswa berbeda. Untuk mengetahui data gain normal pada setiap siswa dari
masing-masing kelompok (eksperimen dan kontrol) dilakukan perhitungan gain
normal. Adapun cara menghitung gain yang ternormalisasi yaitu sebagai berikut
(Maulana, 2006, hlm. 57).
=
Perhitungan gain normal ini dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel for
Windows 2007. Adapun hasil uji gain normal pada kelompok eksperimen dapat
dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11
Analisis Hasil Uji N Gain Data Pretes dan Postes
Kelas Eksperimen
No. Kode
Siswa Pretes Postes Gain Klasifikasi
1 Siswa 1 20,89 68,00 0,596 Sedang
2 Siswa 2 13,33 40,00 0,308 Sedang
3 Siswa 3 15,56 42,67 0,321 Sedang
4 Siswa 4 9,78 38,22 0,315 Sedang
5 Siswa 5 8,89 41,78 0,361 Sedang
6 Siswa 6 28,44 81,33 0,739 Tinggi
7 Siswa 7 22,67 63,56 0,529 Sedang
8 Siswa 8 19,11 75,56 0,698 Sedang
9 Siswa 9 10,67 54,67 0,493 Sedang
10 Siswa 10 16,89 56,00 0,471 Sedang
11 Siswa 11 18,67 75,56 0,699 Sedang
12 Siswa 12 0,00 26,67 0,267 Rendah
13 Siswa 13 21,33 90,67 0,881 Tinggi
14 Siswa 14 23,11 75,56 0,682 Sedang
95
No. Kode
Siswa Pretes Postes Gain Klasifikasi
15 Siswa 15 0,00 17,78 0,178 Rendah
16 Siswa 16 13,78 69,33 0,644 Sedang
17 Siswa 17 10,67 26,22 0,174 Rendah
18 Siswa 18 33,78 96,89 0,953 Tinggi
19 Siswa 19 6,67 35,11 0,305 Sedang
20 Siswa 20 24,44 75,56 0,676 Sedang
21 Siswa 21 6,67 23,11 0,176 Rendah
22 Siswa 22 29,33 80,44 0,723 Tinggi
23 Siswa 23 19,56 74,67 0,685 Sedang
24 Siswa 24 24,44 69,33 0,594 Sedang
25 Siswa 25 33,78 95,11 0,926 Tinggi
26 Siswa 26 36,44 98,22 0,972 Tinggi
27 Siswa 27 10,67 51,56 0,458 Sedang
28 Siswa 28 0,00 19,56 0,196 Rendah
29 Siswa 29 14,67 50,22 0,417 Sedang
30 Siswa 30 26,67 89,33 0,855 Tinggi
31 Siswa 31 25,78 69,78 0,593 Sedang
32 Siswa 32 10,67 57,78 0,527 Sedang
33 Siswa 33 29,33 81,33 0,736 Tinggi
34 Siswa 34 5,78 23,11 0,184 Rendah
35 Siswa 35 9,78 30,22 0,227 Rendah
36 Siswa 36 23,56 70,67 0,616 Sedang
37 Siswa 37 22,22 56,89 0,446 Sedang
38 Siswa 38 28,89 86,67 0,813 Tinggi
39 Siswa 39 0,00 39,56 0,396 Rendah
40 Siswa 40 8,44 48,00 0,432 Sedang
Jumlah 685,33 2366,67 21,26
Rata-rata 17,13 59,17 0,53 Sedang
Dari Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa dari 40 siswa, hanya 9 siswa yang
mengalami peningkatan yang tergolong tinggi, 8 siswa yang tergolong rendah, dan
sisanya mengalami peningkatan sedang sebanyak 33 siswa. Secara keseluruhan
peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di kelas eksperimen
tergolong ke dalam kategori sedang.
96
Adapun hasil uji gain normal pada kelompok kontrol dapat dilihat pada
Tabel 4.12.
Tabel 4.12
Analisis Hasil Uji N Gain Data Pretes dan Postes
Kelas Kontrol
No. Kode
Siswa Pretes Postes Gain Klasifikasi
1 Siswa 1 5,78 60,00 0,575 Sedang
2 Siswa 2 0 45,333 0,453 Sedang
3 Siswa 3 8,00 44,44 0,396 Sedang
4 Siswa 4 6,67 46,22 0,424 Sedang
5 Siswa 5 11,11 48,44 0,42 Sedang
6 Siswa 6 6,67 28,00 0,229 Rendah
7 Siswa 7 6,67 51,56 0,481 Sedang
8 Siswa 8 6,67 80,89 0,795 Tinggi
9 Siswa 9 20,00 49,78 0,372 Sedang
10 Siswa 10 4,00 28,00 0,25 Rendah
11 Siswa 11 35,56 93,78 0,903 Tinggi
12 Siswa 12 6,67 70,22 0,681 Sedang
13 Siswa 13 10,67 51,56 0,458 Sedang
14 Siswa 14 31,56 89,78 0,851 Tinggi
15 Siswa 15 25,78 79,11 0,719 Tinggi
16 Siswa 16 31,56 88,00 0,825 Tinggi
17 Siswa 17 16,44 49,78 0,399 Sedang
18 Siswa 18 19,56 30,22 0,133 Rendah
19 Siswa 19 7,56 64,00 0,611 Sedang
20 Siswa 20 4,89 46,22 0,435 Sedang
21 Siswa 21 13,33 60,00 0,538 Sedang
22 Siswa 22 9,33 40,89 0,348 Sedang
23 Siswa 23 8,89 45,33 0,4 Sedang
24 Siswa 24 6,67 43,56 0,395 Sedang
25 Siswa 25 6,67 42,22 0,381 Sedang
26 Siswa 26 6,67 48,44 0,448 Sedang
27 Siswa 27 16,00 60,00 0,524 Sedang
28 Siswa 28 6,67 19,56 0,138 Rendah
29 Siswa 29 6,67 34,67 0,3 Rendah
30 Siswa 30 16,00 57,78 0,497 Sedang
97
No. Kode
Siswa Pretes Postes Gain Klasifikasi
31 Siswa 31 0,00 23,11 0,231 Rendah
32 Siswa 32 6,67 33,33 0,286 Rendah
33 Siswa 33 6,67 32,89 0,281 Rendah
34 Siswa 34 0,00 25,78 0,258 Rendah
35 Siswa 35 6,67 34,67 0,3 Rendah
36 Siswa 36 16,00 51,56 0,423 Sedang
37 Siswa 37 0,00 34,67 0,347 Sedang
38 Siswa 38 6,67 23,11 0,176 Rendah
39 Siswa 39 0,00 34,67 0,347 Sedang
40 Siswa 40 0,00 17,78 0,178 Rendah
Jumlah 405,33 1909,3 17,20
Rata-rata 10,13 47,73 0,43 Sedang
Dari Tebel 4.12 dapat dilihat bahwa dari 40 siswa, hanya terdapat 5 siswa
mengalami peningkatan yang tinggi, 23 siswa mengalami peningkatan tingkat
sedang, sedangkan 12 siswa mengalami peningkatan tingkat rendah. Tidak jauh
berbeda dengan kelas eksperimen, di kelas kontrol secara keseluruhan sama-sama
mengalami peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis yang tergolong ke
dalam peningkatan sedang.
Untuk melihat perbedaan peningkatan kemampuan siswa pada kedua
kelompok agar lebih jelas dapat dilihat dari skor terendah, skor tertinggi, rataan skor,
dan standar deviasi pada masing-masing kelompok yang terlihat pada Tabel 4.13
dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel for Windows 2007.
Tabel 4.13
Statistik Deskriptif Gain pada Kedua Kelompok
Kelas N Mean Std.
Deviasi Tertinggi Terendah
Eksperimen 40 0,53 0,236 0,953 0,174
Kontrol 40 0,43 0,194 0,903 0,176
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa peningkatan kemampuan
berpikir matematis pada kedua kelas berbeda. Untuk siswa di kelas eksperimen yang
diberi perlakuan pendekatan investigatif mengalami peningkatan dengan rata-rata
98
gain = 0,53 yang tergolong pada peningkatan sedang, sedangkan untuk siswa di kelas
kontrol yang diberi pembelajaran konvensional mengalami peningkatan dengan rata-
rata gain sebesar 0,43 yang tergolong pada peningkatan sedang. Oleh karena itu,
antara kedua kelas memiliki selisih rata-rata gain sebesar 0,10.
Untuk melihat perlakuan di kelas mana yang lebih baik dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, dilakukanlah uji normalitas, uji
homogenitas dan uji beda rata-rata N-gain yang diperoleh oleh kedua kelas. Berikut ini
hasil pengujian N-gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
1) Analisis Uji Normalitas N-Gain
Uji Normalitas ini dilakukan untuk mengetahui data dari masing-masing
sampel yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Uji ini menggunakan
Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi 5%. Adapun perumusan hipotesisnya
yaitu sebagai berikut.
H0: Data gain berdistribusi normal
H1: Data gain berdistribusi tidak normal
Kriteria pengujiannya yaitu H0 diterima jika nilai signifikansi lebih atau
sama dengan 0,05 dan H0 ditolak jika nilai signifikansi kurang dari 0,05. Adapun
hasil uji normalitas dibantu dengan menggunakan software SPSS 16.0 for Windows,
dapat dilihat pada Tabel 4.14 sebagai berikut.
Tabel 4.14
Analisis Hasil Uji Normalitas Data Gain
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
Gain Eksperimen .089 40 .200*
Kontrol .143 40 .038
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa kelas eksperimen memiliki
P-value (Sig.) 0,200. Hal ini menunjukkan bahwa P-value (Sig.) kelas eksperimen
lebih dari 0,05 sehingga H0 diterima. Dengan demikian, data gain kelas eksperimen
berdistribusi normal.
99
Sementara untuk kelas kontrol, P-value (Sig.) menunjukkan 0,03. Dengan
demikian, P-value (Sig.) kelas kontrol kurang dari 0,05 sehingga H0 ditolak, artinya
data gain kelas kontrol berdistribusi tidak normal.
Salahsatu faktor yang menjadi data postes normal dan tidak normal yaitu
ketersebaran datanya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat persebaran data kelas
eksperimen dan kontrol pada Gambar 4.7 dan 4.8.
Gambar 4.7
Data Gain Kelas Eksperimen yang Normal
Gambar 4.7 terlihat bahwa grafik kurva berada ditengah dan panjangnya
hampir sama di sebelah kiri dan kanan. Hal ini menunjukkan bahwa persebaran
datanya lebih banyak berada di sekitar rata-ratanya, sehingga data menjadi normal.
Gambar 4.8
Data Gain Kelas Kontrol yang Tidak Normal
Grafik kurva pada Gambar 4.8 lebih condong ke kiri lebih panjang ke kanan.
Hal ini menunjukkan bahwa datanya lebih tersebar dan persebarannya lebih banyak di
sebelah kiri, sehingga data menjadi tidak normal. Berdasarkan uji normalitas tersebut,
terdapat data yang tidak normal. Oleh karena itu, tidak dilakukan uji homogenitas
100
akan tetapi langsung di uji perbedaan dua rata-ratanya dengan menggunakan uji non
parametrik yang akan di uji pada hipotesis 3.
2. Analisis Data Kualitatif
Pada bagian pendahuluan telah dipaparkan bahwa tujuan penelitian yang
dilakukan adalah untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan investigatif dan untuk mengetahui faktor apa saja yang
mendukung terlaksananya proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
investigatif. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan pengambilan data
melalui instrumen non tes diantaranya adalah lembar observasi kinerja guru, lembar
observasi aktivitas siswa, angket, dan catatan lapangan. Berikut ini merupakan
penjelasan mengenai analisis hasil pengambilan data dari instrumen tersebut.
a. Lembar Observasi Kinerja Guru
Peranan guru merupakan salahsatu faktor yang menentukan suksesnya
ketercapaian tujuan pembelajaran. Dari mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga
evaluasi. Dalam penelitian ini kinerja guru diukur melalui format observasi kinerja
guru baik pada saat merencanakan maupun saat melaksanakan pembelajaran di kelas
eksperimen dan di kelas kontrol. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi manipulasi
dalam perbandingan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada kedua kelompok
tersebut. Untuk itu kinerja guru pada kedua kelompok seimbang dan adil. Observasi
kinerja guru dilakukan pada setiap pertemuan oleh observer yang merupakan wali
kelas V di SDN Waringin I dan SDN Waringin IV.
Adapun dalam penelitian ini kinerja guru terbagi ke dalam dua bagian yakni
kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran.
Dari hasil observasi kinerja guru secara umum pada kedua kelompok tidak jauh
berbeda. Untuk hasil observasi kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran pada
kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.15.
101
Tabel 4.15
Data Observasi Kinerja Guru
dalam Merencanakan Pembelajaran di Kelas Eksperimen
No. Aspek yang Dinilai Pertemuan
1 2 3
1. Merumuskan tujuan pembelajaran 4 3 4
2. Memilih dan mengorganisasikan
materi, media, dan sumber belajar 4 4 4
3.
Merancang skenario kegiatan
pembelajaran dengan pendekatan
investigatif
4 4 4
4. Menyiapkan alat penilaian 4 4 4
5. Tampilan dokumen RPP 3 3 3
Jumlah 19 18 19
Presentase 95% 90% 95%
Tafsiran BS BS BS
Keterangan :
BS = Baik Sekali
Sedangkan hasil observasi kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran
pada kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.16 di bawah ini.
Tabel 4.16
Data Observasi Kinerja Guru
Dalam Merencanakan Pembelajaran di Kelas Kontrol
No. Aspek yang Dinilai Pertemuan
1 2 3
1. Merumuskan tujuan pembelajaran 4 3 4
2. Memilih dan mengorganisasikan
materi, media dan sumber belajar 4 4 4
3. Merancang strategi/metode
pembelajaran 4 4 4
4. Menyiapkan alat penilaian 4 4 4
5. Tampilan dokumen RPP 3 3 3
Jumlah 19 18 19
Presentase 95% 90% 95%
Tafsiran BS BS BS
Keterangan :
BS = Baik Sekali
102
Berdasarkan Tabel 4.15 dan Tabel 4.16 diperoleh data mengenai kinerja
guru dalam merencanakan pembelajaran. Kinerja guru dalam merencanakan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan investigatif maupun menggunakan
pendekatan konvensional sama-sama sudah mencapai 95%. Selain dari perencanaan
pembelajaran, kinerja guru juga dinilai dari dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas
eksperimen maupun di kelas kontrol. Adapun hasil observasi kinerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran pada kelompok eksperimen dapat dilihat dari Tabel.17.
Tabel 4.17
Data Observasi Kinerja Guru
Dalam Melaksanakan Pembelajaran di Kelas Eksperimen
No. Aspek yang dinilai Pertemuan
1 2 3
A. Kegiatan Awal Pembelajaran
1. Guru melakukan apersepsi 3 4 4
2. Guru menyampaikan tujuan dan
langkah-langkah pembelajaran 4 3 4
B. Kegiatan Inti Pembelajaran
3. Kemampuan mengorganisasikan
kelas 4 3 4
4. Guru membimbing siswa pada
fase membaca masalah 4 4 4
5. Guru membimbing siswa pada
fase pemecahan masalah 4 4 4
6.
Guru membimbing siswa pada
fase menjawab dan
mengkomunikasikan masalah
3 4 3
7.
Guru melakukan diskusi dengan
membimbing siswa untuk
mengkomunikasikan jawabannya
yang didapat dalam diskusi
kelompok
4 4 4
8. Mobilitasi posisi mengajar 4 4 4
C. Kegiatan Akhir Pembelajaran
9. Guru menyimpulkan pembelajaran 4 4 4
10. Guru melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan 4 4 4
Jumlah 38 38 39
Presentase 95% 95% 97,5%
Tafsiran BS BS BS
103
Setelah observer melakukan observasi pada pertemuan ke-1, ke-2,dan ke-3
di kelas eksperimen, kinerja guru di kelas tersebut pada pertemuan ke-1 mencapai
95% selama melaksanakan pembelajaran. Kekurangan kinerja guru pada pertemuan
ke-1 yaitu terletak pada aspek apersepsi dan guru membimbing siswa pada fase
menjawab dan mengkomunikasikan masalah. Dalam melakukan apersepsi guru
kurang menunjukan semangat sehingga menyebabkan siswa kurang bersemangat pula
pada awal pembelajaran. Kemudian pada fase membimbing siswa pada fase
menjawab dan mengkomunikasikan masalah, guru kurang mampu membingsing
siswa karena siswa yang di depan terganggu dengan suara gaduh dari siswa yang
lainnya. Kemudian kurangnya guru dalam memotivasi siswa sehingga menyebabkan
siswa sulit untuk mau mengkomunikasikan jawaban di depan kelas.
Kinerja guru di kelas eksperimen pada pertemuan ke-2 masih di 95% sama
seperti pertemuan ke-1. Namun kekurangan guru pada pertemuan ke-2 ini terletak
pada aspek menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran serta pada
aspek kemampuan mengorganisasikan kelas. Pada saat penyampaian tujuan
pembelajaran, guru tidak menyebutkan semua tujuan. Guru hanya menyebutkan dua
tujuan pembelajaran dari yang seharusnya empat tujuan pembelajaran. Sedangkan
pada aspek kemampuan mengorganisasikan kelas, guru kurang mampu
mengkondisikan kelas sehingga kondisi kelas menjadi ribut dan gaduh. Kondisi kelas
menjadi tidak karuan karena keaktifan siswa kurang terkontrol oleh guru pada saat
siswa berdiskusi menyelsaikan masalah yang harus ditemukan dalam pembelajaran.
Kinerja guru di kelas eksperimen pada pertemuan ke-3 mencapai angka
97,5%. Terdapat peningkatan jika dibandingkan dengan pertemuan ke-1 dan ke-2.
Kekurangan kinerja guru pada pertemuan ke-3 ini terletak pada aspek membimbing
siswa pada fase menjawab dan mengkomunikasikan masalah. Kekurangan kinerja
pada saat membimbing siswa pada fase menjawab dan mengkomunikasikan masalah,
guru kurang mampu membingsing siswa karena siswa yang di depan terganggu
dengan suara gaduh dari siswa yang lainnya. Kemudian kurangnya guru dalam
memotivasi siswa sehingga menyebabkan siswa sulit untuk mau mengkomunikasikan
jawaban di depan kelas. Hal tersebut sama persis dengan yang terjadi pada pertemuan
104
ke-1. Namun pada pertemuan ke-3 guru sudah lebih mampu dalam membimbing
siswa, karena siswa lebih termotivasi untuk maju dan mempresentasikan atau
mengkomunikasikan hasil temuan siswa pada saat dilakukan diskusi dan kegiatan
investigatif.
Sedangkan hasil observasi kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran
pada kelompok kontrol dapat dilihat dari Tabel.18.
Tabel 4.18
Data Observasi Kinerja Guru
Dalam Melaksanakan Pembelajaran di Kelas Kontrol
No. Aspek yang dinilai Pertemuan
1 2 3
A. Kegiatan Awal Pembelajaran
1. Guru melakukan apersepsi 3 4 4
2. Guru menyampaikan tujuan dan
langkah-langkah pembelajaran 4 3 4
B. Kegiatan Inti Pembelajaran
3. Sikap guru dalam proses
pembelajaran 3 4 4
4. Mobilitas posisi mengajar 4 4 4
5. Penguasaan bahan ajar 4 4 4
6. Kegiatan belajar mengajar 4 4 4
7. Kemampuan mengorganisasikan
kelas 3 4 4
8. Kemampuan menggunakan media
pembelajaran 4 4 4
C. Kegiatan Akhir Pembelajaran
9. Guru menyimpulkan
pembelajaran 4 3 4
10.
Guru melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah
dilakukan
4 4 3
Jumlah 37 38 39
Presentase 92,5% 95% 97,5%
Tafsiran BS BS BS
Setelah observer melakukan observasi pada pertemuan ke-1, ke-2,dan ke-3
di kelas kontrol, kinerja guru di kelas tersebut pada pertemuan ke-1 mencapai 92,5%
selama melaksanakan pembelajaran. Kekurangan kinerja guru pada pertemuan ke-1
105
yaitu terletak pada aspek apersepsi, aspek sikap guru dalam proses pembelajaran, dan
aspek kemampuan mengorganisasikan kelas. Dalam melakukan apersepsi guru
kurang memberikan motivasi kepada siswa sehingga menyebabkan siswa kurang
termotivasi pula untuk memulai pembelajaran. Kemudian pada aspek sikap guru
dalam proses pembelajaran, sikap guru pada saat pembelajaran lebih sering berdiri di
depan kelas. Selanjutnya kekurangan guru pada aspek mengorganisasikan kelas, guru
dominan berada di sebalah kanan sehingga siswa yang ada pada bagian kirikurang
terkontrol dengan baik dan menyebabkan banyak siswa yang mengobrol.
Kinerja guru di kelas kontrol pada pertemuan ke-2 mencapai 95%.
Kekurangan kinerja guru pada pertemuan ke-2 ini terletak pada aspek menyampaikan
tujuan dan langkah-langkah pembelajaran serta pada aspek kemampuan
mengorganisasikan kelas dan pada aspek menyimpulkan pembelajaran. Pada saat
penyampaian tujuan pembelajaran, guru tidak menyebutkan semua tujuan. Guru
hanya menyebutkan tiga tujuan pembelajaran dari yang seharusnya empat tujuan
pembelajaran. Selanjutnya pada aspek kemampuan menyimpulkan pembelajaran,
guru lupa tidak menyimpulkan pembelajaran, guru langsung merefleksi kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
Kinerja guru di kelas kontrol pada pertemuan ke-3 mencapai angka 97,5%.
Terdapat peningkatan jika dibandingkan dengan pertemuan ke-1 dan ke-2.
Kekurangan kinerja guru pada pertemuan ke-3 ini terletak pada aspek refleksi
terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Pada akhir pembelajaran guru tidak
melakukan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Observasi aktivitas siswa dilakukan untuk melihat aktivitas siswa selama
pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Observasi aktivitas siswa
digunakan untuk melihat sejauh mana partisipasi, motivasi, kreativitas, dan kerjasama
siswa selama proses pembelajaran. Untuk kelas kontrol tidak mengobservasi aspek
kerjasama karena tidak terdapat kegiatan diskusi kelompok selama pembelajaran
konvensional. Kegiatan observasi ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan.
Penilaian data hasil observasi dilakukan dengan cara menyimpulkan pengamatan
106
observer selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengetahui aktivitas siswa
selama pembelajaran pada pertemuan pertaman di kelas eksperimen dapat dilihat dari