Top Banner
46 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian 1. Sejarah MI Bustanul Ulum Pendidikan dan pengajaran yang hendak diselenggarakan bertujuan mendidik manusia Indonesia menuju kepada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlaq mulia, berdasarkan kultur dan kepribadian bangsa Indonesia maka cita- cita yang hendak dicapai dengan didikannya Madrasah Ibtidaiyah Bustanul Ulum Pagerharjo Wedarijaksa Pati, yaitu terbentuknya manusia modern yang religius yang mempunyai dan menguasai kecakapan ilmu pengetahuan dan teknologi, berakhlaq mulia, beriman dan mempunyai tanggung jawab atas kesejahteraan bangsa dan masa depan Negara Indonesia. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini akan memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap kehidupan masyarakat. Berdasarkan dari hal tersebut, para tokoh masyarakat, kyai beserta masayarakat di desa Pagerharjo berinisiatif mendirikan lembaga pendidikan yang bernafas agama untuk memberikan bekal pengetahuan yang mendasar bagi anak didik agar hidup bermasyarakat dengan baik sesuai dengan perkembangan zaman. Gagasan mulia tersebut direalisasikan dengan mendirikan madrasah Bustanul Ulum. Perguruan Islam Bustanul Ulum Pagerharjo Wedarijaksa Pati berdiri sejak tanggal 16 Agustus 1966 oleh tokoh masyarakat dan para kyai, diantaranya: a. Sholeh b. Sudiman c. Nashrun d. Jaiz e. Zuhri f. Syamsul Hadi g. Nuryati Madrasah Ibtidaiyah Bustanul Ulum didirikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar anak- anaknya bisa mencapai pendidikan dengan mudah. Adapun tujuan untuk
40

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

Feb 24, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

46

BAB IVHASIL PENELITIAN

A. Gambaran Obyek Penelitian1. Sejarah MI Bustanul Ulum

Pendidikan dan pengajaran yang hendakdiselenggarakan bertujuan mendidik manusia Indonesiamenuju kepada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT danberakhlaq mulia, berdasarkan kultur dan kepribadian bangsaIndonesia maka cita- cita yang hendak dicapai dengandidikannya Madrasah Ibtidaiyah Bustanul Ulum PagerharjoWedarijaksa Pati, yaitu terbentuknya manusia modern yangreligius yang mempunyai dan menguasai kecakapan ilmupengetahuan dan teknologi, berakhlaq mulia, beriman danmempunyai tanggung jawab atas kesejahteraan bangsa danmasa depan Negara Indonesia.

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan danteknologi dewasa ini akan memberikan dampak baik positifmaupun negatif terhadap kehidupan masyarakat.Berdasarkan dari hal tersebut, para tokoh masyarakat, kyaibeserta masayarakat di desa Pagerharjo berinisiatifmendirikan lembaga pendidikan yang bernafas agama untukmemberikan bekal pengetahuan yang mendasar bagi anakdidik agar hidup bermasyarakat dengan baik sesuai denganperkembangan zaman.

Gagasan mulia tersebut direalisasikan denganmendirikan madrasah Bustanul Ulum. Perguruan IslamBustanul Ulum Pagerharjo Wedarijaksa Pati berdiri sejaktanggal 16 Agustus 1966 oleh tokoh masyarakat dan parakyai, diantaranya:

a. Sholehb. Sudimanc. Nashrund. Jaize. Zuhrif. Syamsul Hadig. NuryatiMadrasah Ibtidaiyah Bustanul Ulum didirikan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat agar anak- anaknya bisamencapai pendidikan dengan mudah. Adapun tujuan untuk

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

47

ikut mencerdaskan kehidupan anak bangsa khususnya yangada di Pagerharjo dan sekitarnya. Pada mulanya madarasahini didirikan dengan gedung yang sangat sederhana denganjumlah siswa 30 orang dengan program mata pelajarankhusus agama. Sehingga berkembang terus sampai padatahun 1995/ 1996 memiliki siswa 566 orang anak.Sedangkan untuk kurikulumnya sudah menggunakankurikulum pemerintah yaitu perpaduan antara mata pelajaranumum dan mata pelajaran agama.

Sejarah Perguruan Islam Bustanul Ulum mendirikanMadrasah Tsanawiyah (MTs). Didirikkan pada tahun 1986,generasi berikutnya antara lain: Moh. Ubaidah Nashrun,Sulaiman Nashrun, Mathori, Munhaji dan kawan- kawan.

Selanjutnya atas tuntutan Departemen Agama, semuamadrasah harus memiliki hukum yang sah, maka padatanggal 24 November 1989 sudah berakte notaris No. 62/1989 Imam Soetarjo, SH dengan nama Yayasan IttihadulMuslimin (YIM)

Menurut keterangan Jaswadi selaku kepala MI BustanulUlum, pada mulanya Yayasan Ittihadul Musliminmempunyai 30 orang pengurus yang diketuai oleh Moh.Sholeh (Purnawirawan ABRI) yang kemudian digantikanoleh Sulaiman Nashrun (Kades Pagerharjo saat itu) dansekarang telah digantikan oleh Luthfi Suparman. Adapunkepala MI Bustanul Ulum adalah Sulaiman Nashrun dansekarang telah digantikan oleh Jaswadi sampai sekarang.Harapan pengurus maupun masyarakat Madrasah BustanulUlum Pagerharjo dapat berkembang pesat dengan mutu yangbaik.1

2. Letak GeografisMadrasah Ibtidaiyah Bustanul Ulum berlokasi di Desa

Pagerharjo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati,tepatnya di jalan Wedarijaksa- Jetak Km. 2. Lokasi tersebutsangat strategis karena berada di tepi jalan yang mudahtransportasinya dari berbagai arah. Adapun lokasi bangunan-bangunannya adalah:

a. Sebelah Barat :Jalan Raya Pati- Tayub. Sebelah Timur :Desa Jatimulyoc. Sebelah Selatan :Desa Ngurenrejo

1 Hasil Dokumentasi dari Jaswadi, selaku Kepala Madrasah di MIBustanul Ulum Pagerharjo Wedarijaksa Pati, pada tanggal 20 April 2019

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

48

d. Sebelah Utara :Jalan Raya Wedarijaksa- Jetak2

3. Visi, Misi dan Tujuan dan Tata Tertib Madrasah“RELIGIUS, CERDAS, CERMAT, TERAMPIL DANBERAKHLAQ MULIA”

a. Visi MI Bustanul UlumTerwujudnya peserta didik yang Religius

menjalankan ibadah, unggul dalam prestasi akademikmemperoleh hasil ujian yang memuaskan sertatanggungjawab, percaya diri, taat melaksanakan tatatertib madrasah serta santun dan peduli terhadaplingkungan.

b. Misi MI Bustanul UlumMelaksanakan pembelajaran dan bimbingan

pada peserta didik untuk menumbuhkan penghayatanterhadap ajaran agama islam serta mewujudkan karakterilmiyah dan meningkatkan keteladanan sesuai dengan al-Quran dan Sunnah Rasul.

c. Tujuan MI Bustanul UlumMempersiapakan dan membekali peserta didik dasarkecerdasan, pengetahuan, kepribadan, akhlaq mulia sertaketerampilan hidup mandri dan mengikuti pendidikanlebih lanjut.3

4. Struktur Organisasi dan PersonaliaMasalah organisasi adalah mencakup pembagian kerja,

pembagian fungsi, wewenang dan tanggung jawab dalamrangka mencapai tujuan pendidikan secara efektif danefisien. Hal ini dimaksudkan untuk kelancaran dan untukmemudahkan dalam mengelola serta merapikan administrasimadrasah, sehingga biasanya disusun struktur organisasimadrasah. Adapun Struktur organisasai MI Bustanul UlumPagerharjo Wedarijaksa Pati adalah sebagai berikut:

Adapaun susunan organisasi Madarasah IbtidaiyahBustanul Ulum Pagerharjo Wedarijaksa Pati sebagaiberikut:4

2 Hasil Dokumentasi dari Jaswadi, selaku Kepala Madrasah di MIBustanul Ulum Pagerharjo Wedarijaksa Pati, pada tanggal 20 April 2019

3 Hasil Dokumentasi dari Jaswadi, selaku Kepala Madrasah di MIBustanul Ulum Pagerharjo Wedarijaksa Pati, pada tanggal 20 April 2019

4 Hasil Dokumentasi dari Ratih Kumala Dewi, selaku Sekretaris di MIBustanul Ulum Pagerharjo Wedarijaksa Pati, pada tanggal 13 Mei 2019

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

49

Gambar 4.1

STRUKTUR ORGANISASI MI BUSTANUL ULUMPAGERHARJO WEDARIJAKSA PATI 2018/ 2019

KepalaMadrasah

Jaswadi, S.Pd.I

Wali Kelas IV

Atik Istaghfiroh,S. Pd. I

Wali Kelas III

Ratih KumalaDewi, S. Pd. I

Wali Kelas II

Rif’ati, S. Pd. I

Wali Kelas I

Unifah, S.Pd. I

Guru PAI

Moh. Soleh,S.Pd.I

Wali Kelas VI

Sugiman,S.Pd. I

Wali Kelas V

Supandi, S.Pd. I

Guru PAI

Sukarmin,S.Pd. I

Penjaga

Muslih

SISWA

Staf TataUsaha

Reza F A

Bendahara

Sukarmin S.Pd. I

YayasanIttihadulMuslimin

KOMITE

TenagaPendidik

KURIKULUM

Moh. Soleh,S.Pd.I

SARPRAS

Supandi, S.Pd.I

KESISWAAN

Atik Istaghfiroh,S.Pd.I

HUMAS

Sugiman,S.Pd.I

Sekretaris

Ratih K D

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

50

5. Keadaan Guru Karyawan dan Siswaa. Keadaan Guru

Guru adalah ynag bertugas memberi materipelajaran yang sesuai dengan profesinya sebagaipengajar atau pendidik agar materi pelajaran yangdisampaikan dapat dikuasai siswa. Guru merupakanorang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat danorang tua untuk mendidik anak- anaknya, sehingga gurumerasa bertanggungjawab kelangsungan hidup dimadrasah.

Dengan demikian, maka seorang guru sebelumterjun melaksanakan tugasnya perlu mempersiapkan diridengan bekal yang cuklup baik berupa ilmu pengetahuandan keterampilan yang diperlukan. Persiapan tersebuttiak boleh berhenti setelah menjadi guru, tetapi haruslebih dikembangkan. Untuk itu, guru harus selalauberusaha menambah dan memperluas pengetahuannyabaik yang berhubungan tugas khusus maupunpengetahuan lainnya.

Adapun jumlah guru yang mengajar di MIBustanul Ulum Pagerharjo Sebanyak 10 orang. Untuklebih jelasnya penulis cantumkan daftar guru di MIBustanul Ulum Pagerharjo Wedarijaksa Pati secaralengkap yang meliputi nama, NIP, NUPTK, TempatTanggal Lahir, pendidikan terakhir, jabatan sebagaiberikut:5

Tabel 4.1DATA GURU DI MI BUSTANUL ULUM PAGERHARJO

WEDARIJAKSA PATI TAHUN 2018/ 2019

NO NIP NUPTK NAMA PENDIDIKAN JABATAN

1111233180106030021

9335739641200003

Jaswadi,S.Pd.IS1 Tarbiyah

PGMIKepala

Madrasah

2111233180106320038

5748762663300152

Athi`Istaghfiroh,S.Pd.I

S1 TarbiyahPAI

Guru Kelas

3111233180106320041

0240763664200033

Moh Soleh,S.Pd.IS1 Tarbiyah

PAIGuru PAI

4111233180106320040

4761760661300132

Ratih KumalaDewi,S.Pd.I

S1 TarbiyahPAI

Guru Kelas

5 Hasil Dokumentasi dari Atik Istaghfiroh, selaku bagian kesiswaan diMI Bustanul Ulum Pagerharjo Wedarijaksa Pati, pada tanggal 11 Mei 2019

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

51

5111233180106020033

5058753654300002

Rif`ati,S.Pd.IS1 Tarbiyah

PAIGuru Kelas

6111233180106040026

3237750651200003

Sugiman,S.Pd.IS1 Tarbiyah

PGMIGuru Kelas

7111233180106320028

2940749650200002

Sukarmin,S.Pd.IS1 Tarbiyah

PAIGuru PAI

8111233180106320009

4940746648200012

Supandi,S.Pd.IS1 Tarbiyah

PGMIGuru Kelas

9111233180106320029

7859753654300003

Unifah,S.Pd.IS1 Tarbiyah

PAIGuru Kelas

10111233180106320042

-Reza FalikulAmin

MadrasahAliyah

Tata Usaha

b. Keadaan KaryawanJumlah karyawan di MI Bustanul Ulum PagerharjoWedarijaksa Pati sebanyak 2 orang yang terdiri dari 1orang Staf Tata Usaha dan 1 Orang sebagai penjaga.Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikutini:6

Tabel 4.2KEADAAN KARYAWAN MI BUSTANUL ULUM

PAGERHARJO WEDARIJAKSA PATI

No. Nama L/P

Pendidikan Jabatan

1 Reza Falikul A L MA Tata Usaha

2 Muslih L SD Penjaga

c. Keadaan SiswaSiswa MI Bustanul Ulum Pagerharjo Wedarijaksa Patimayoritas berasal dari masyarakat desa Pagerharjo dansekitarnya. Adapun jumlah siswa yang ada di MIBustanul Ulum Pagerharjo Wedarijaksa Pati secarakeseluruhan berjumlah 144 siswa. Untuk lebih jelasnyadapat dilihat pada tabel berikut:7

6 Hasil Dokumentasi dari Atik Istaghfiroh, selaku bagian kesiswaan diMI Bustanul Ulum Pagerharjo Wedarijaksa Pati, pada tanggal 20 April 2019

7 Hasil Dokumentasi dari Atik Istaghfiroh, selaku bagian kesiswaan diMI Bustanul Ulum Pagerharjo Wedarijaksa Pati, pada tanggal 20 April 2019

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

52

Tabel 4.3KEADAAN SISWA MI BUSTANUL ULUM

PAGERHARJO WEDARIJAKSA PATI TAHUNPELAJARAN 2018/ 2019

KelasJumlahKelas

Jumlah Siswa

Laki-laki

Perempuan Jumlah

I 1 11 9 20

II 1 12 11 23

III 1 15 10 25

IV 1 9 15 24

V 1 11 13 24

VI 1 13 15 28

Jumlah 6 71 73 144

d. Fasilitas yang dimilikiMadrasah ibtidaiyah Bustanul Ulum memiliki:1) Gedung Kelas : 6 lokal2) Gedung Kantor : 1 lokal3) Gedung Aula : 1 lokal4) Ruang UKS : 1 lokal5) Tempat Parkir6) WC guru dan WC siswa7) Komputer : 2 unit8) Furniture

Meja guru : 6 stelMeja TU : 3 stelMeja murid : 123 stelPapan tulis : 12 buahAlmari : 10 buahKipas Angin : 9 buah

9) Perlengkapan Olahraga8

8 Hasil Dokumentasi dari Supandi, selaku bagian Sarpras di MIBustanul Ulum Pagerharjo Wedarijaksa Pati, pada tanggal 20 April 2019

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

53

B. Deskripsi Data penelitian1. Pelaksanaan Pembelajaran Muatan Lokal Nahwu

Shorof di MI Bustanul Ulum Pagerharjo WedarijaksaPati Tahun Pelajaran 2018/ 2019

Mata pelajaran muatan lokal Nahwu Shorof merupakansalah satu dari beberapa mata pelajaran muatan lokal yangdiajarkan di MI Bustanul Ulum Pagerharjo Wedarijaksa Pati.Mata pelajaran muatan lokal Nahwu Shorof diajarkan mulaikelas IV sampai kelas VI.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukandengan Jaswadi Kepala Madrasah MI Bustanul UlumPagrharjo Wedarijaksa Pati bahwa:

“Kepala Madrasah dalam memimpin itu memilikikebijakan masing- masing yang terbaik untuk madrasah.Kalau kebijakan saya dalam pembelajaran muatan lokalNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jampelajaran pembelajaran muatan lokal Nahwu Shorof denganmuatan lokal lainnya, Kepala Madrasah tidak menempatkanjam pelajaran muatan lokal Nahwu Shorof di luar jampelajaran yang ada di Madrasah. Kebijakan madrasahmenetapkan muatan lokal Nahwu Shorof ini juga untukmengimbangi pelajaran- pelajaran yang lainnya. Dan untuksemua siswa wajib memiliki kitab pelajaran Nahwu Shorof.Selain itu yang menjadi Guru pengajar muatan lokal NahwuShorof diambil yang benar- benar menguasai dan memahamikitab Nahwu Shorof, karena tidaklah banyak orang yangpandai akan pelajaran Nahwu Shorof.”9

Penjelasan di atas yakni mengenai kebijakan sebagaiKepala Madarsah dalam pelaksanaan pembelajaran muatanlokal materi Nahwu Shorof yang dipaparkan oleh KepalaMadrasah MI Buastanul Ulum Pagerharjo Wedarijaksa Pati.Menurut Jaswadi setiap Kepala Madrasah dalam memimpinitu memiliki kebijakan masing- masing yang terbaik untukmadrasah. Kepala madrasah di MI Bustanul Ulum tidakmenmpatkan jam pelajaran muatan lokal Nahwu Shorofdiluar jam pelajaran yang ada di madrasah. Kebijakanmadrasah menetapkan muatan lokal Nahwu Shorof jugauntuk mengimbangi pelajaran- pelajaran lainnya. Selain ituguru yang mengajar muatan lokal Nahwu Shorof diambilyang benar- benar menguasai dan memahami kitab Nahwu

9 Jaswadi, wawancara pada 20 April, 2019, wawancara 1, transkip

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

54

Shorof sehingga akan menghasilkan pembelajaran yangbenar- benar dapat memahamkan siswa.

Tujuan yang melatarbelakangi dilaksanakannyapengajaran pembelajaran muatan lokal Nahwu Shorof di MIBustanul Ulum Pagerharjo Wedarijaksa Pati adalah sebagaipenyeimbang kemampuan belajar siswa dalam mempelajarimata pelajaran yang terkait dengan bahasa Arab yaitu untukmenjaga lisan dari kesalahan dalam berbahasa Arab dan jugasebagai bekal pengetahuan dasar bagi siswa yang akanmelanjutkan ke sekolah Madrasah selanjutnya yang didalamnya mempelajari kitab- kitab salaf yang berbahasaArab

Berdasarkan hasil wawancara dengan KepalaMadrasah dan guru mata pelajaran muatan lokal NahwuShorof, peneliti memperoleh data sebagai berikut:

“Untuk dapat boleh berbahasa Arab yang merupakanbahasa yang ada di dalam al-Qur’an kita harus melaluimempelajari ilmu Nahwu Shorof karena keduanya itu sangaterat kaitannya ketika kita mempelajari Bahasa Arab. Makadari itulah kami bekali siswa- siswi kami dengan pelajaranNahwu Shorof sebagai dasar untuk memahami bahasa Arab.Sehingga ketika siswa- siswi ini dilepaskankan danmelanjutkan ke sekolah madrasah yang di dalamnyamempelajari kitab- kitab kuning, siswa- siswi ini sudahmemiliki pengetahuan dasar sebagai bekal yang diberikanguru dari madrasah Ibtitidaiyah Bustanul ini”10

Supandi selaku guru pengampu mata pelajaran muatanlokal Nahwu Shorof juga menambahkan bahwasannya:

“Karena di Madrasah Bustanul ulum ini ada matapelajaran Bahasa Arab, maka mempelajari Nahwu Shorof inipencapaiannya adalah sebagai penyeimbang kemampuanbelajar siswa dalam mempelajari bahasa Arab, yaitu untukmenjaga lisan dari kesalahan dalam berbahasa Arab.Sehingga ketika siswa itu nanti belajar bahasa Arab, yangdipelajari di dalamnya itu ada hubungan dan kaitannyadengan apa yang dipelajari di dalam Nahwu Shorof yangtelah dijelaskan guru, maka nanti ketika siswa belajar bahasaArab mereka sudah terbekali dengan pengetahuan dasarbahasa Arab yang ada di dalam Nahwu Shorof yang

10 Jaswadi, wawancara pada 20 April, 2019, wawancara 1, transkip

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

55

memiliki orientasi penting yaitu untuk membantu dalammemahami teks- teks Arab dan juga menjaga lisan darikesalaham dalam berbicara, dan khususnya dalammempelajari bahasa Arab. Selain dari itu mbk, jika siswa MIBustanul ini ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggimereka sudah diberi bekal dengan dibiasakan penggunaankitab- kitab salaf di Madrasah Ibtidaiyah, itupun lebih jugasiswa dapat mengenalnya.”11

Selain pendapat tersebut peneliti menggali informasidari guru pengampu mata pelajaran Nahwu Shorof di MIBustanul Ulum yaitu tentang seberapa pentingnyapembelajaran muatan lokal Nahwu Shorof bagi siswaMadrasah Ibtidaiyah Bustanul Ulum ini, beliau menuturkanbahwa:

“Pelajaran Nahwu Shorof itu penting untuk diajarkankepada siswa sejak dini supaya dalam belajar bahasa Arabsiswa itu memerlukan pengetahuan dasar bahasa Arab yaitusalah satunya dengan Nahwu Shorof sebab ketika siswabelajar bahasa Arab nanti pasti di dalam materi yangdipelajarinya ada kaitannya dengan pelajaran Nahwu Shorof.Sehingga ketika siswa di ajar bahasa Arab oleh gurunyasiswa akan merasa senang karena sudah memiliki bekaldasar pengetahuan ilmu bahasa Arab dari muatan lokalNahwu Shorof”.12

Senada dengan Jaswadi selaku Kepala Madrasah jugamenjelaskan pentingnya pembelajaran muatan lokal NahwuShorof. Beliau menjelaskan bahwa:

“Pembelajaran muatan lokal Nahwu Shorof ini sangatpenting sekali, karena Nahwu Shorof ini mendekatkan siswadengan kajian berbahasa Arab, dimana Nahwu dan Shorofini didalamnya terdapat ilmu- ilmu yang natinya akandigunakan untuk mempelajari beberapa pelajaran sepertibahasa Arab, Qur’an Hadits, kitab- kitab kuning/ kitab salaf.Dan tidak hanya Nahwu Shorof namun juga pembelajaranyang menggunakan kitab salaf kami ajarkan di madrasah

11 Supandi, wawancara pada 22 April, 2019, wawancara 2, transkip12 Supandi, wawancara pada 22 April, 2019, wawancara 2, transkip

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

56

agar nantinya peserta didik menjadi pribadi yang baik danberakhlaqul karimah dalam bermasyarakat”.13

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwasetiap pelaksanaan dalam pembelajaran tentu tidak akanterlepas dari persiapan- persiapan sebelum dimulainya suatuproses belajar mengajar. Persiapan yang dilakukan gurusebelum pelaksanaan pembelajaran muatan lokal NahwuShorof ini berlangsung seperti yang dijelaskan oleh Supandibahwa

“Persiapan yang dilakukan sebelum pembelajaranberlangsung adalah mempersiapkan bahan ajar, bahan ajarini saya persiapkan agar pembelajarannya dapat berlangsungdengan baik”.14

Dari apa yang telah dijelasakan oleh Supandi dapatdiketahui bahwa sebelum memulai suatu prosespembelajaran perlu menyiapkan bahan ajar yang sudahdirancang supaya dapat mencapai tujuan pembelajaran.Sedangkan tujuan pembelajaran dapat dikatakan berhasilapabila dengan cara mengukur tingkat pemahaman siswamelalui evaluasi setelah pembelajaran berlangsung.

Dalam setiap sekolah terdapat kurikulum yang memuatmata pelajaran muatan lokal. Demikian juga yang ada di diMadrasah Ibtidaiyah Bustanul Ulum Pagerharjo WedarijaksaPati. Madrasah menerapkan pelaksanaan pembelajaranmuatan lokal ini dalam pengembangan materinya diserahkanpada guru yang mengajar/ pengampu muatan lokal NahwuShorof tersebut. Mata pelajaran muatan lokal Nahwu Shorofini sangat menunjang dalam mata pelajaran yang lainmisalnya dalam pelajaran Bahasa Arab, Al- Qur’an Hadistdan lainnya.

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasidari perencanaan yang sudah dirumuskan, biasanaya melaluibeberapa langkah, yakni kegiatan pendahuluan, kegaiataninti, dan kegiatan penutup. Menurut Supandi ketikamelakasanakan pembelajaran beliau juga melakukantahapan- tahapan tersebut

13 Jaswadi, wawancara pada 20 April, 2019, wawancara 1, transkip14 Supandi, wawancara pada 22 April, 2019, wawancara 2, transkip

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

57

“Pada kegiatan pendahuluan saya mengawalinyadengan mengucapkan salam dan menyapa siswa, kemudiansiswa berdo’a dipimpin oleh salah satu siswa (jikapelajarannya di jam pertama) tetapi kalu di jam ke 3 dstcukup membaca basmalah. Selanjutnya saya mengabsensiswa, memberikan motivasi belajar dan sekilas pengetahuantentang materi yang akan dipelajari supaya menambah minatbelajar siswa kemudian mempersilahkan siswa untukmenyiapkan buku dan alat tulis. Kegiatan ini untukmerangsang kemampuan siswa pada materi yang dipelajari.Kegiatan ini menurut saya berguna untuk menyiapkankondisi awal belajar yang baik bagi sisiwa.”15

Selanjutnya langkah pelaksanaan pembelajaran muatanlokal Nahwu Shorof berikutnya adalah Kegiatan Inti.Kegiatan inti merupakan kegiatan menyampaikan materipelajaran oleh guru kepada peserta didik. Tetapi dalampembelajaran Shorof di MI Bustanul ini diawali denganhafalan tashrifan secara bersama- sama. Seperti apa yangdiungkapkan Supandi bahwa:

“Pada kegiatan inti, disini peran sorang guru sangatdominan. Terkhusus untuk pelajaran Shorof, sebelum masukke materi yang akan dipelajari, saya menyuruh siswa untukmenghafal tashrifan secara bersama- sama. Untukpengajaran Nahwu Shorof pada kelas IV saya menuliskanmateri pelajarannya di papan tulis lengkap lafal danmaknanya. Kemudian siswa menulis apa yang telah sayatuliskan di papan tulis sembari siswa menulis, sayaberkeliling mengecek satu per satu kelengkapan bukucatatan siswa. Setelah siswa selesai mencatat sayamenerangkan maksud dari materi yang saya sampaikandengan memberikan contoh- contoh secara rinci. Untukmengecek pemahaman siswa saya memberikan beberapapertanyaan dan menunjuk beberapa siswa untuk menjawabpertanyaan saya mengenai materi yang saya jelaskan.Sedangkan untuk pengajaran kelas V dan VI itu sama sepertikelas IV tetapi bedanya siswa sudah tidak saya tuliskan dipapan tulis lagi. Tetapi siswa saya latih untuk belajarmandiri dengan cara saya dikte. Kecuali pada contoh- contohpada materi Nahwu Shorof yang mengguanakan tulisan arab,

15 Supandi, wawancara pada 22 April, 2019, wawancara 2, transkip

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

58

itu nanti baru saya tuliskan di papan tulis. Mengenaipengajaran pada pelajaran Nahwu Shorof ini sayamewajibkan siswa untuk menghafal. Kalau di pelajaranNahwu saya suruh untuk menghafal artinya. Sedangkanuntuk pelajaran shorof saya suruh untuk menghafaltashrifannya dan juga qoidah- qoidahnya. Kemudian sayamenyuruh siswa untuk setoran ke saya.”16

Proses pelaksanaan pembelajaran yang terakhir yaitukegiatan penutup. Dalam kegiatan penutup ini dilakukanuntuk mengakhiri pelajaran. Pada prakteknya kegitan inijuga dilakukan oleh guru di MI Bustanul Ulum PagerharjoWedarijaksa Pati. Sesuai yang diungkapkan oleh Supandiselaku guru pengampu pelajaran Nahwu Shorof.

“Pada kegiatan penutup, saya mengulas kembali materiyang telah saya sampaikan pada hari itu. Kemudian sayamemberikan kesimpulan dari materi yang kita bahas padahari itu. Kemudian selanjutnya saya memberikan pesan agarsiswa supaya rajin belajar dilanjutkan menutup pelajarandengan bacaan hamdalah bersama- sama dan salam”.17

Pelaksanaan pembelajaran muatan lokal Nahwu di MIBustanul Ulum menggunakan kitab ) نحو الواضح( Nahwul Wdhih

yang terdiri dari 3 jilid, yaitu jilid 1 diajarkan pada kelas IV,jilid 2 diajarkan pada kelas V, dan jilid 3 diajarkan padakelas VI. Sehingga diajarkan bertahap mulai dari kelas IVsampai kelas V. Sedangkan pelaksanaan pembelajaranmuatan lokal Shorof di MI Bustanul Ulum menggunakankitab صرفيه)الامثلة الت( Al Amtsilatut Tashrifiyah, dimana satu

kitab tersebut diselesaikan selama 3 tahun, yaitupembagiannya dimuli dari kelas IV samapai kelas VI yangmateri yang diajarkan sudah ditentukan oleh guru matapelajaran muatan lokal Shorof. Berikut tabel penyajianmaterinya:

16 Supandi, wawancara pada 22 April, 2019, wawancara 2, transkip17 Supandi, wawancara pada 22 April, 2019, wawancara 2, transkip

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

59

Tabel 4.4MATERI MUATAN LOKAL NAHWU SHOROF

MI BUSTANUL ULUM

No KelasMateri

Nahwu Shorof

1 IV النعت)- ة المفيدةالجزء الاول (الجملباب), 6(رّد, باب فعل ثلاثي مجرّدفعل ثلاثي مج

بناء), اصلا و اعلالا 7انواع البناء (

2 V, معتل زء الثانى (فعل صحيح اخيرالج

الضمير)-الخيرباب), باب ملحق بالربعي 1باب فعل رباعى مجرد (

باب)14باب), فعل ثلاثي مزيد (6مجرد (

3 IVظرف زمان/ ظرف - اسم موصول

مكان+ الجزء الثالثالتصريف اللغوي

Dalam pelaksanaan pembelajaran muatan lokal NahwuShorof, metode yang digunakan perlu dipersiapkan denganmatang. Hal ini untuk mengoptimalkan hasil belajar yangingin dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran muatan lokalNahwu Shorof.

Hal ini sesuai dengan yamg disampaikan Supandiselaku guru mata pelajaran muatan lokal Nahwu Shorofbahwa:

“Untuk metode yang saya gunakan itu berbeda- bedasesuai tingkatan kelas. Pada intinya semuanya sayamenggunakan metode ceramah dan hafalan, tetapi sayamenggunakan teknik yang berbeda. Untuk kelas yang atasseperti kelas V dan VI saya mengguanakan metodebandongan yaitu metode ini itu biasanya digunakan untukpembelajaran kitab- kitab salaf dimana guru membacakankitab beserta maknanya dan siswa menulis maknaninyadibukunya masing- masing, untuk artinya yangmenggunakan bahasa Indonesia siswa saya dikte, tetapi kaluada contoh- contoh lafal yang menggunakan tulisan arab itusaya tuliskan di papan tulis mbak. Sedangkan untukpengajaran kelas 4 itu saya catatkan lafalnya, maknaya danjuga artinya. Untuk metode hafalan itu saya gunakan untuksemuanya kelas IV, V dan VI. Soalnya kalau di dalampelajaran Nahwu itu didalamnya banyak istilah- istilah dancontohnya sedangkan di pelajaran Shorofnya banyaktashrifan yang sangat perlu dihafalkan dan juga banyakqaidah- kaidah dan contohnya juga.Saya menerapkanmetode hafalan ini itu agar siswa kalau ualangan itu bisa

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

60

mengerjakan mbak. Soalnya kalau tidak dibuat metodehafalan itu nanti siswa malas belajar dirumah. Jadinya sayamenggunakan metode hafalan ini untuk pekerjaan dirumahdan nati saya suruh setor kepada saya ketika disekolah”.18

Metode pembelajaran muatan lokal berbasis agamasebenarnya tidak berbeda jauh dari metode pembelajaranpada umumnya meskipun ada ciri- ciri khusus tersendiri.Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan, olehkarenanya guru dituntut untuk dapat menerapkan metode apadan bagaimana yang tepat untuk digunakan dalampembelajaran.

Untuk menggali lebih lanjut mengenai proses padapembelajaran muatan lokal Nahwu Shorof ini penelitimelakukan observasi pada tanggal 22 April 2019 dan 30April 2019 pada observasi yang dilakukan tersebut diperolehdata sebagai berikut

Observasi pada tanggal 22 April 2019 penelitimelakukan pengamatan secara langsung dalam prosesbelajar mengajar muatan lokal Nahwu di kelas IV. Gurumemulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dansiswa berdo’a bersama- sama untuk memulai pelajaran,kemudian setelah guru salam, dan menyapa anak- anakdilanjutkan membacakan fatihah yang di tujukan kepadaMushonnif kitab. Kemudian guru mengulang pelajaranpertemuan sebelumnya dengan meminta siswa yangbernama Indri untuk membaca kitabnya dengan materi yangdipertemukan sebelumnya sudah diuraikan yaitu kegiatantersebut berlangsung sekitar 5 menit. Kemudian gurumemulai materi dengan membacakan materi lebih dahulu.Guru membaca keras kalimat demi kalimat dan ma’nanyabeserta contohnya, kemudian siswa memperhatikan danmenulis apa yang dibacakan guru

Setelah membacakan kalimat dan ma’nanya gurumenyimpulkan apa saja hal- hal yang berkaitan denganmateri yang disampaikan, setelah semua siswa paham apayang telah disampaikan guru, kemudian guru meminta duaorang siswa maju kedepan untuk melafalkan apa yang adadalam penjelasan materi, murid lainnya mendengarkan danmemperhatikan dengan serius, namun ada beberapa murid

18 Supandi, wawancara pada 22 April, 2019, wawancara 2, transkip

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

61

yang kurang fokus, yang mana selama proses penjelasanmateri, murid tersebut sedang bermain sendiri dan berbicaradengan teman sebelahnya. Setelah semua siswa- siswipaham apa yang disampaikan guru, Supandi melakukan teslisan dengan menunjuk beberapa murid untuk menjawabpertanyaan dari beliau dan sekaligus memberikan contoh-contoh dari materi tersebut. Setelah semua prosespenyampaian materi sudah selesai, beliau menutup pelajarandengan memerintahkan menghafal materi yang di pelajarihari itu, dan pada pertemuan berikutnya akan ditunjuk secaraacak untuk maju ke depan. Pada hari ini peneliti mendapatpengalaman bagaimana cara melaksanakan pembelajaranyang baik, nyaman dan menarik dari seorang guru muatanlokal Nahwu Shorof.19

Pada hasil observasi berikutnya, yaitu observasi yangdilakukan pada tanggal 30 April 2019. Observasi selanjutnyapeneliti mengamati siswa di MI Bustanul Ulum kelas Vpada proses belajar mengajar muatan lokal Shorof yangdiampu oleh Supadi, dapat peneliti lihat dari sikapkeseharian mereka di sekolah dalam keseharian anak- anakterbiasa bersikap hormat dan tawadhu’ terhadap guru,karyawan madrasah dan terhadap sesama siswa bahkandengan adik kelas mereka selalau tersenyum jika bertemu.Dan semua siswa-siswi di MI Bustanul Ulum juga terbiasauntuk bersalaman bila bertemu dengan guru. Selain itupeserta didik juga selalu menjalankan sesuatu yangdiintruksikan oleh guru, maka mereka terbiasa untukbersalaman bila bertemu dengan guru karena semua guru diMI Bustanul Ulum mengajarinya dan menjadikan sebagaikebiasaan. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukanselama melakukan penelitian, sikap yang ditunjukkan olehpeserta didik di MI Bustanul Ulum Pagerharjo WedarijaksaPati menunjukkan kelas yang positif, seperti sopan santunyang mereka tunjukkan, ramah tamasah, ceria, tawadhu’,dan ketaatan terhadap agama.

Guru mengawali pelajaran Shorof dengan menyuruhsiswa untuk melafalkan tashrif pada pelajaran minggusebelumnya yang telah siswa hafalkan dirumah. Siswa- siswimelafalkan tashrif dengan nada yang keras dan penuh

19 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Nahwu Kelas IV padaTanggal 22 April 2019, Jam 07. 30 WIB

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

62

dengan semangat, setelah selesai baru kemudian gurumenyuruh siswa- siswi untuk membuka kitab Shorof الامثلة (

) التصرفيه (Amtsilatut Tashrifiyah) dan melafalkan lagi tashrifan

yang akan dipelajari pada pertemuan hari ini. padapertemuan ini guru menjelaskan tentang fiil mutaaddi (فعل )متعدّي dan fiil lazim ) فعل لازم( , guru memberi makna satu

persatu kata, kemudian menjelaskan maksud dari maknatersebut, dan guru memberikan contohnya dengan cara gurumenuliskan di papan tulis kemudian siswa- siswimenulisnya. Guru berkeliling kelas untuk mengecek danmelihat apa yang ditulis siswa- siswi kelas V. Setelah selesaimencatat, siswa- siswi memperhatikan penjelasan yangdisampaikan guru. Setelah materi selesai siswa di surug guruuntuk setor hafalan pada pertemuan sebelumnya tentangmateri )"علافعل ثلاثي مجرد "ف( fiil tsulasi mujarrad "faala" yang

dipindah menjadi "(فعّل) fa’ala" dengan mempunyai 5 faedah.

Selanjutnya guru memberikan tugas rumah kepada siswa-siswi untuk menghafalkan tashrifan dan materi yangdipelajari hari ini. Untuk di setorkan kepada guru padapertemuan berikutnya. Bel pergantian pelajaran selesai,Waktu pembelajaran Shorof telah usai, kemudian gurumengucapkan salam,dan siswa- siswi bersalaman denganguru20

Lebih lanjut penelitimelakukan wawancara denganbebrapa siswa mengenai tanggapan siwa dalam prosespembelajaran Nahwu Shorof ini. Peneliti mendapatkanungkapan dari beberapa siswa kelas IV, V dan VI salahsatunya yaitu Indri Nur Afiani siswa kelas IV MI BustanulUlum

“Seneng kak...kalau aku suka kalau di ajar Shorof yiPandi. Soalnya yi Padi kalau nerangke jelas kak”

“Kalau pelajaran shorof saya faham, soalnya saya sukapelajaran Shorof. Tapi kalu pas pelajaran Nahwu kadang-kadang bingung”21

20 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Shorof kelas IV padatanggal 30 April 2019, Jam 10.00 WIB

21 Indri Nur Afiani, wawancara pada 29 April 2019, wawancara 3,transkip

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

63

Senada dengan pendapat yang dikatakan siswi yangbernama Nasywa Lujjatun Nafisah kelas V MI BustanulUlum juga mengatakan:

“Enak di ajar yi Pandi, soalnya kadang yi Pandi kalaungajar lucu, kadang guyon”

“Paham kalau diterangkan yi Pandi. Biasanya kalauada yang tidak paham ya diterangkan yi Pandi lagi”

Selain itu ada ungkapan lain dari siswa kelas VI HeniIstiana, dia mengatakan bahwa:

“Kadang suka, kadang tidak suka”.“Ketika pelajaran Nahwu biasanya ada yang masih

bingung. Tapi biasanya diulangi yi Pandi lagi”.22

Berdasarkan penuturan dari beberapa siswa MIBustanul Ulum maka peneliti menyimpulkan bahwa dalampembelajaran muatan lokal Nahwu Shorof yang disampaikanoleh guru dapat diterima oleh siswa, dan mereka merasasenang karena dalam penyampaian materi danpengajarannya guru memperhatikan keadaan siswanya.Namun dapat diketahui bahwasannya tidak semua siswayang dijelaskan langsung faham tentang materi yang telahdisampaikan guru. Karena setiap siswa memilikikemampuan yang berbeda- beda. Walaupun demikian,Supandi tetap bersabar dalam mengajari anak didiknyadengan mengulangi penjelasan yang disampaikan kepadasiswanya yang belum memahami.

Untuk menyempurnakan proses belajar mengajar,maka evaluasi itu perlu untuk mengetahui seberapa tingkatpemahaman dan kemampuan siswa serta keberhasilan siswadalam proses belajar sebagai pencapaian harapan dari sebuahproses pembelajaran oleh siswa.

Mengenai evaluasi ini, di MI Bustanul Ulum jugamenerapkan evaluasi dalam sebuah pembelajaran. Supandiselaku guru pengampu mata pelajaran Nahwu Shorofmengatakan bahwa:

“Selain Ulangan Tengah Semester dan UlanganSemester, Evaluasi yang saya terapkan yaitu memberikanUlangan Harian. Selain itu evaluasi yang saya gunakan yaitu

22 Nasywa Lujjatun Nafisah, wawancara pada, 30 April, 2019,wawancara 5, transkip

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

64

setoran hafalan setiap pelajaran Nahwu Shorof siswa harusmenyetor kepada saya materi yang saya suruh untukmenghafal. Karena dari hafalan tersebut saya itu benar-benar dapat mengetahui kemampuan siswa satu persatunyadan hafalan ini berbeda dengan evaluasi tes, kalau evaluasiyang berbentuk tes kan biasanya siswa itu bisa sajamenyontek dari temannya. Evaluasi setor hafalan ini sayabuat agar kalu ulangan baik ulangan harian maupun UlanganTengah Semester atau ulangan semester siswa itu dapatmengerjakan dan benar- benar paham”.23

Dengan adanya evaluasi ini diharapkan pelaksanaanpembelajaran muatan lokal Nahwu Shorof akan dapat lebihbaik lagi dan berdampak pada bertambahnya minat belajarbahasa Arab siswa yang tinggi.

2. Faktor Penghambat dan Pendukung PelaksanaanMuatan Lokal Nahwu Shorof di MI Bustanul UlumPagerharjo Wedarijaksa Pati Tahu Pelajaran 2018/ 2019

Proses pembelajaran adalah proses dimana gurumenyampaikan materi di dalam sebuah kelas kepada siswa/peserta didik. Keberhasilan dari proses belajar mengajartersebut adalah siswa dapat memahami isi materi/ apa yangdisampaikan oleh guru. Tentunya sesuai dengan standaryang sudah di tentukan gurunya masing- masing.

Keberhasilan tersebut tentunya ada beberapa faktorpenghambat dan pendukung yang mempengaruhi.Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran muatan lokalNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum PagerharjoWedarijaksa Pati juga dipengaruhi beberapa faktor,Berdasarkan hasil wawancara dengan Supandi selaku gurupengampu mata pelajaran muatan lokal Nahwu Shorofmenyatakan bahwa:

“Faktor- faktor yang mempengaruhi salah satunya yangpertama dari faktor keluarga, yaitu orang tua disini sangatberpengaruh dengan keberhasilan belajar anak misalnya caraorang tua mendidik anak, seorang anak seusia MI itu dalambelajar masih perlu dan harus mendapat pantauan dari orangtua, terkadang ada orang tua yang tidak peduli apakahanaknya belajar atau tidak dan cuma mengandalkan belajar

23 Heni Istiana, wawancara pada 23 April, 2019, wawancara 7, transkip

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

65

dimadrasah saja. Selanjutnya yaitu faktor lingkunganmisalnya saja ketika di lingkungan sekolah, teman yangsetiap harinya disekolah juga berpengaruh terhadapkeberhasilan pembelajaran muatan lokal Nahwu Shorof ini,selain teman guru juga sangat berpengaruh besar dalammemahamkan siswa terkait dengan materi yang diajarkan.Tidak hanya lingkungan sekolah saja lingkungan masyarakattempat tinggalpun juga mempengaruhi.”24

Selain faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilandalam sebuah pembelajaran pastinya juga ada faktorpenghambatnya. Selaku Kepala Madrasah Jaswadimenjelaskan bahwa:

“Kalau masalah faktor penghambatnya itu biasanya adaorang tua yang kurang dalam mengawasi anaknya dalamaktifitas belajar, Tetapi kalau secara umum itu siswasekarang itu malas belajar bahkan terkadang ada orang tuayang tidak mendukung keberhasilan belajar anaknya ketikadi rumah, sehingga anak hanya belajar di madrasah saja.”25

Dalam pembelajaran adakalanya guru bisa menemuisituasi yang mana siswa mengalami kesulitan dalammenerima materi pelajaran Nahwu Shorof.

Seperti halnya pembelajaran mata pelajaran padaumumnya dalam pembelajaran muatan lokal Nahwu Shorofsendiri tidak terlepas dari faktor penghambat yang dihadapioleh guru. Supandi guru pengampu muatan lokal NahwuShorof menjelaskan bahwa faktor penghambat yangdialaminya salah satunya yaitu siswa malas untuk berfikirdan kurangnya pengawasan dari orang tua mengenai wakubelajar siswa ketika di rumah. Menurut beliau:

“Beberapa faktor penghambat yang saya alami selamamengajar Nahwu Shorof salah satunya adalah kemampuandan daya serap setiap siswa yang berbeda- beda dalammemahami materi pelajaran. Selain itu siswa malas untukberfikir dan kurangnya perhatian dan pengawasan waktubelajar anak dirumah. Karena kebanyakan orang tuanyakurang memperhatikan waktu belajar untuk anaknya. Selainitu masih ada beberapa peserta didik yang tidak mengahafal

24 Supandi, wawancara pada 22 April, 2019, wawancara 2, transkip25 Jaswadi, wawancara pada 20 April, 2019, wawancara 1, transkip

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

66

ketika diberi tugas untuk menghafal. Terkadang juga didalam kelas ada siswa yang mengganggu temannya ketikapembelajaran berlangsung sehingga konsentrasinyaterganggu dan suasana kelas tidak kondusif.”26

Kessya Rahma Luthfiana sebagai salah satu pesertadidik kelas V yang diampu oleh Supandi menyatakan bahwakesulitan ketika proses pembelajaran berlangsung yaknimasalah hafalan.

“Kalau menghafalkan biasanya contohnya masih keliru-keliru”27

Senada dengan pendapat yang diungkapkan siswa kelasV Nasywa Lujjatun Nafisah dan Sandi Dwi Arga kelas IV,juga menambahkan lagi bahwa:

“Kadang hafalannya ada yang sulit. Biasanya itu pascontohnya”28

“yang sulit itu pelajaran Shorof, itu banyak qoidah-qoidahnya”29

Jadi dapat peneliti simpulkan bahwa kesulitan yangdihadapi siswa dalam pembelajaran muatan lokal NahwuShorof yakni masalah kesulitan dalam hafalan.

Selain faktor yang bisa muncul ketika prosespelaksanaan pembelajaran muatan lokal Nnahwu Shorof diMI Bustanul Ulum, terdapat pula hal- hal yang mendukungberjalannnya proses pembelajaran selama ini.

Supandi menyebutkan bahwa beberapa faktor yangmampu mendukung pelaksanaan pembelajaran muatan lokalyakni dari diri peserta didik itu sendiri, guru, orang tua danlingkungan. Jika di dalam diri di dalam diri peserta didik ituada semangat untuk belajar, maka proses pembelajarannyadapat dengan mudah dipahami dan diterima oleh pesrta didikbaik dari segi kefahaman maupun hafalannya begitu juga

26 Supandi, wawancara pada 22 April, 2019, wawancara 2, transkip27 Kessya Rahma Luthfiana, wawancara pada 30 April, 2019,

wawancara 6, transkip28 Nasywa Lujjatun Nafisah, wawancara pada 30 April, 2019,

wawancara 5, transkip29 Sandi Dwi Arga, wawancara pada 29 April, 2019, wawancara 4,

transkip

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

67

dengan guru yang menyampaiakan materi akan merasa puasdan nyaman ketika mengajar. Selain itu, faktor yangmendukung pembelajaran lainnya adalah rasa ingin tahudari peserta didik yang sangat tinggi ketika pembelajaranberlangsung selain itu sarana prasarana yang disediakan disekolah juga sudah tersedia untuk belajar siswa di sekolah.30

Adanya bebrapa faktor yang mendukung pembelajaranmampu membuat pelaksanaan pembelajaran berjalan denganlancar. Adapun faktor- faktor yang selama ini menghambatpelaksanaan pembelajaran muatan lokal Nahwu Shorofdisini guru memmiliki beberapa upaya yang dapatdilakukan. Supandi menjelaskan usaha- usaha yangditempuh guru sebgai berikut:

“Upaya- upaya yang saya lakukan untuk materipelajaran agar siswa yang kesulitan belajar Nahwu Shorofdapat teratasi dan selalu berusaha untuk menjelaskankembali ketika ada siswa yang mengalami kesulitan dalammemahami pelajaran sehingga guru tetap berupaya supayaapa yang disampaikan kepada siswa benar- benar dipahamisiswa.”31

Guru muatan lokal Nahwu Shorof melakukan beberapaupaya untuk mengatasi beberapa faktor yang memnghambatdalam pembelajaran mutan lokal bagi siswa yang mengalamikesulitan dalam belajar, yaitu dengan cara memilih metodepengajaran yang tepat dan menjelaskan atau mengulangkembali bagian materi- materi yang belum dipahami siswa,selain itu guru selalu memberikan kesempatan kepada siswauntuk bertanya mengenai materi yang kurang dipahami.

Faktor penghambat siswa yang malas untuk belajar,maka Supandi mengatasinya dengan memberikan tugasrumah supaya dari pekerjaan rumah tersebut mau belajar,melakukan kerja sama dengan orang tua siswa untuk selalumengawasi anaknya dalam aktivitas belajar ketika dirumah.Dan beliau memberikan sebuah evaluasi/ pengayaan untukmengetahui seberapa tingkat pemahaman siswa selamaproses pembelajaran Nahwu Shorof seperti yang beliaukatakan bahwa:

30 Supandi, wawancara pada 22 April, 2019, wawancara 2, transkip31 Supandi, wawancara pada 22 April, 2019, wawancara 2, transkip

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

68

“Memberikan tugas di rumah kepada siswa agar supayayang malas belajar mau belajar karena siswa memilikisebuah tanggungan. Memberikan pengayaan atau penilaianberupa ulangan harian untuk mengetahui seberapakemampuan dan keberhasilan siswa dalam belajar sehinggabila terjadi kesulitan yang dialami siswa guru dapatmengetahui dan dapat segera dicari solusinya. Memberikanperingatan bagi siswa yang tidak mengerjakan tugas agartidak meremehkan tugas yang diberikan guru. Selain itu gurujuga meminta orang tua dari siswa untuk bekerja samamengawasi anaknya dalam aktifitas kegiatan belajar ketikadi rumah.”32

Semua upaya yang dilakukan seorang guru tentubertujuan agar prestasi siswa bagus, baik dalam aspekpengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Upaya- upayayang dilakukan guru agar pelaksanaan pembelajaran NahwuShorof berjalan dengan lancar, dibalik semua itu, siswasebagai objek dalam pembelajaran juga tetap harus berusahamengatasi hambatan- hambatan yang dihadapi mereka sesuaidengan kemampuan yang dimiliki. Agar proses belajarmengajar dapat menghasilkan hasil yang maksimal,pemahaman yang yang dimiliki siswa perlu ditingkatkan danpeserta didik juga dapat mengaplikasikannya secara benardan tepat.

C. Analisis Data Penelitian1. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Muatan Lokal

Nahwu Shorof di MI Bustanul Ulum PagerharjoWedarijaksa Pati Tahu Pelajaran 2018/ 2019

Secara umum pengertian muatan lokal adalahseperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,dan bahan pelajaran yang disusun oleh satuan pendidikansesuai dengan keragaman potensi daerah, karakteristikdaerah, keunggulan daerah, kebutuhan daerah, danlingkungan masing- masing serta cara digunakan sebagaipedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untukmencapai tujuan pendidikan tertentu. Secara khusus, muatanlokal adalah program pendidikan dan bentuk mata pelajaranyang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan media

32 Supandi, wawancara pada 22 April, 2019, wawancara 2, transkip

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

69

alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya sertakebutuhan daerah yang wajib dipelajari oleh peserta didik didaerah itu.33

Berdasarkan data yang diperoleh Madrasah IbtidaiyahBustanul Ulum berlokasi di daerah yang strategis tepatnyaberada di Desa Pagerharjo Kecamatan WedarijaksaKabupaten Pati, Jalan Wedarijaksa- Jetak Km. 2. Lokasidaerah tersebut strategis karena berada di tepi jalan yangmudah transportasinya dari berbagai arah. Adapun lokasi-lokasi bangunannya dalah:

a. Sebelah Barat : Jalan Raya Pati- Tayub. Sebelah Timur : Desa Jatimulyoc. Sebelah Selatan : Desa Ngurenrejod. Sebelah Utara : Jalan Raya Wedarijaksa- Jetak34

Indonesia adalah Negara terdiri dari beribu-ribu pulaudan memiliki beraneka ragan adat istiadat, tata cara dan tatakarma pergaulan, seni, dan kebudayaan serta kondisi alamdan sosiol yang juga beraneka ragam. Hal itu perludiupayakan kelestariannya agar tidak musnah. Upayatersebut dilakukan dengan cara melaksanakan pendidikanyang bertujuan untuk menjaga kelestarian akan karakteristikdaerah sekitar siwa, baik yang berkaitan dengan lingkunganalam, sosial, dan budaya peserta didik sedini mungkin35

Begitu halnya dengan mata pelajaran muatan lokalNahwu Shorof yang ada di MI Bustanul Ulum PagerharjoWedarijaksa Pati, mata pelajaran muatan lokal dipilihberdasarkan kebutuhan yang disesuaikan dengan daerah,juga sebagai upaya mengoptimalkan kemampuan yang adadi lingkungan madrasah, sehingga dipilih muatan lokalagama khususnya mata pelajaran muatan lokal NahwuShorof. Dalam pelaksanaan pembelajaran baik terkaitmateri, metode penyampaian, evaluasi sepenuhnyadiserahkan kepada guru yang bersangkutan, tetapi tetapmenggunakan acuan standar yang telah ditetapkan olehmadrasah. Sesuai apa

33 Zaenal Arifin, Konsep dan Model PengembanganKurikulum(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2011), 205

34 Hasil Dokumentasi dari Jaswadi, selaku Kepala Madrasah di MIBustanul Ulum Pagerharjo Wedarijaksa Pati, pada tanggal 20 April 2019

35 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016), 205

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

70

Pemilihan mata pelajaran mauatan lokal Nahwu Shorofmerupakan salah satu dari beberapa mata pelajaran muatanlokal yang diajarkan di MI Bustanul Ulum PagerharjoWedarijaksa Pati. Mata pelajaran mauatan lokal NahwuShorof ini diajarkan mulai dari kelas IV sampai kelas V.Salah satu tujuan dari diajarkannya mata pelajaran muatanlokal Nahwu Shorof ialah untuk menunjang proses belajarmengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sepertiBahasa Arab, al-Quran Hadits, Fiqih dan lainnya dan jugamemberi pengetahuan dasar siswa belajar bahasa Arab agarnantinya menjadi bekal bagi siswa untuk melanjutkan kesekolah madrasah yang di dalamnya mengkaji kitab- kitabklasik yang berbahasa Arab. Sehingga dengan pemilihanmuatan lokal Nahwu Shorof, dapat meningkatkan minatbelajar bahasa Arab siswa MI Bustanul Ulum.Berdasarkanwawancara dengan Jaswadi beliau mengatakan:

“Pembelajaran muatan lokal Nahwu Shorof ini sangatpenting sekali, karena Nahwu Shorof ini mendekatkan siswadengan kajian berbahasa Arab, dimana Nahwu dan Shorofini didalamnya terdapat ilmu- ilmu yang natinya akandigunakan untuk mempelajari beberapa pelajaran sepertibahasa Arab, Qur’an Hadits, kitab- kitab kuning/ kitab salaf.Dan tidak hanya Nahwu Shorof namun juga pembelajaranyang menggunakan kitab salaf kami ajarkan di madrasahagar nantinya peserta didik menjadi pribadi yang baik danberakhlaqul karimah dalam bermasyarakat”.36

Dalam prakteknya pembelajaran muatan lokal memilikitujuan tersendiri dalam pembelajarannya, melalui penerapankurikulum muatan lokal dapat memberikan bekalpengetahuan, keterampilan, pembentukan sikap dan perilakusiswa, berupa wawasan tentang keadaan lingkungan dankebutuhan masyarakat. Dengan bekal tersebut diharapkansiswa mampu mengembangkan serta melestarikan sumberdaya alam dan kebudayaan yang ada disekelilingnya. Tujuanlain dari pembelajaran muatan lokal adalah agarpengembangan sumber daya manusia yang terdapat didaerah setempat dapat dimanfaatkan untuk kepentinganpembangunan. Substansi kurikulum mutan lokal dapatditentukan oleh satuan pendidikan yang tidak hanya terbatas

36 Jaswadi, wawancara pada 20 April, 2019, wawancara 1, transkip

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

71

pada mata pelajaran keterampilan, tetapi pembentukan sikapyang mencerminkan pengejawantahan nilai- nilai sosio-kultural merupakan bagian penting yang harus diberikantempat dalam penerapan kurikulum muatan lokal padapendidikan formal.37

Secara lebih khusus pembelajaran muatan lokalmemiliki tujuan sebagai berikut:a) Bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh murid.b) Sumber belajar didaerah dapat lebih di manfaatkan untuk

kepentingan pendidikan.c) Murid dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan

yang dipelajari untuk memecahakan masalah yang ditemukan di sekitarnya.

d) Murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosialdan lingkungan budaya yang terdapat di daerah sekitar.38

Berdasarkan teori tujuan pembelajaran dan tujuanpembelajaran muatan lokal yang peneliti kemukakan diatas,tujuan pembelajaran muatan lokal Nahwu Shorof yang adadi MI Bustanul Ulum ini sejalan dengan teori tesebut, yaituJika dilihat secara umum tujuan pembelajaran dari muatanlokal Nahwu Shorof adalah siswa dapat memahami materiapa yang telah di sampaikan guru. Secara khusus tujuanpembelajaran muatan lokal Nahwu Shorof ini, gurupengampu muatan lokal Nahwu Shorof Supandi menuturkanbahwa tujuan khusus pembelajaran muatan lokal NahwuShorof sebagai penyeimbang kemampuan belajar siswadalam mempelajari pelajaran yang terkait dengan bahasaArab, yaitu untuk menjaga lisan dari kesalahan dalamberbahasa Arab. Sehingga harapan yang dapat dicapaiadalah ketika siswa nanti belajar bahasa Arab, siswa sudahterbekali dengan pengetahuan dasar bahasa Arab yang ada didalam materi Nahwu Shorof. Selain daripada itu jika siswaMI Bustanul Ulum ini ingin melanjutkan ke jenjang yanglebih tinggi mereka sudah diberi bekal dengan dibiasakanpenggunaan kitab- kitab salaf di Madrasah Ibtidaiyah.

Pelaksanaan pembelajaran muatan lokal Nahwu Shorofdi MI Bustanul Ulum mempunyai keunikan yang

37 Muhammad Nasir, “Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal DalamKonteks Pendidikan Islam di Madrasah,” Hunafa: Jurnal Studia Islamika(2013): 5-6

38 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek, 207

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

72

menjadikan peneliti tertarik untuk meneliti pembelajaranmuatan lokal Nahwu Shorof di MI Bustanul Ulum ini yaituyang pertama dari mata pelajaran Nahwu Shorof yang tidakbanyak madrasah yang memiliki muatan lokal NahwuShorof. Yang kedua yaitu dari segi guru yang mengajarmuatan Nahwu Shorof, selain sebagai guru kelas, beliaumerupakan lulusan pesantren yang memiliki kemampuandalam kaidah pemaknaan kitab

Berdaasarkan analisis peneliti bahwa proses pelaksanaanpembelajaran muatan lokal Nahwu Shotof mengacu padateori pengelolaan proses belajar mengajar karena padadasarnya pembelajaran yang baik harus melalui beberapaproses atau tahapan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan,dan penilaian (evaluasi). Menurut Moh. Uzer Usman prosesbelajar mengajar adalah suatu proses yang mengandungserangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungantimbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untukmencapai tujuan tertentu.39 Pelaksanaan pembelajaranmuatan lokal Nahwu Shorof di MI Bustanul UlumPagerharjo Wedarijaksa Pati memenuhi kriteria dalamproses pembelajaran yang meliputi kegiatan yang dilakukanguru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampaievaluasi, diantara penjelasannya sebagai berikut:a. Perencanaan

Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh B.Suryosubroto dalam proses belajar mengajar di sekolahmengemukakan bahwa pada hakikatnya bila suatukegitan direncanakan lebih dahulu maka tujuan darikegitan tersebut akan lebih terarah dan berhasil. Itulahsebabnya sorang guru harus memiliki kemampuan dalammerencanakan pengajaran. Seorang guru hendaknyamerencanakan program pengajaan, membuat persiapanpengajaran yang hendak diberikan, perencanaan itudapat bermanfaat bagi guru sebagai kontrol terhadap dirisendiri agar dapat memperbaiki cara pengajarannya.40

David Johnson dalam bukunya B. Suryosubrotomengatakan bahwa guru diharapkan merencanakan dan

39 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: RinekaCipta, 2008), 4

40 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah(Jakarta:Rieneka Cipta, 2009) 27

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

73

menyampaikan pengajaran, karena itu semuamemudahkan siswa belajar. Pengajaran merupakanrangkaaian peristiwa yang direncanakan untukdisampaikan, untuk menggiatkan dan mendorong belajarsiswa yang merupakan proses merangkai situasi belajar(yang terdiri dari ruang kelas, siswa dan materikurikulum) agar belajar menjadi lebih mudah.

Selaras dengan apa yang dikatakan oleh DavidJohnsonSebelum pelaksanaan pembelajaran mutan lokalNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum ini gurumerencanakan untuk mempersipkan rencanapelaksanaan pembelajaran muatan lokal Nahwu Shorofsesuai dengan hasil yang diharapkan yaitu sebelummemasuki kelas untuk kegiatan belajar mengajar guruharus menguasai bahan dan materi pelajaran yang sudahdipersiapkan (meliputi tujuan, materi, metode mengajar,sarana maupun evaluasi) yang akan diajarkan/disampaikan kepada siswa sehingga mendukungjalannnya proses belajar mengajar.

b. PelaksanaanSetelah menyusun perencanaan pembelajaran,

langkah selanjurnya adalah pelaksanaan pembelajaran.Pelaksanaan proses belajar adalah prosesberlangsungnya belajar mengajar di kelas yangmerupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah.Jadi, pelaksanaan pengajaran adalah interaksi guru danmurid dalam rangka menyampaikan bahan pelajarankepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran.41

Pelaksanaaan pembelajaran muatan lokalNahwu Shorof merupakan pelaksanaan penyampaianproses yang telah dirancang berupa materi pelajaranuntuk mencapai tujuan pengajaran dengan adanyainteraksai guru dan siswa.

Pelaksanaan pembelajaran muatan lokal NahwuShorof di MI Bustanul Ulum Wedarijaksa Patidiaplikasikan melalui tiga langkah kegiatan yaitukegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatanpenutup.

Kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal padapelajaran muatan lokal Nahwu Shorof di MI Bustanul

41 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, 36

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

74

Ulum yaitu guru melihat kondisi ruang kelas sebagaitempat berlangsungnya pembelajaran dengan caramemeriksa sarana pembelajaran seperti meja kursi,papan tulis, alat tulis, dan kebersihan kelas. Gurumengucapkan salam dan semua siswa berdoa dengandipimpin salah satu siswa. Selanjutnya gurumenyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, darimulai memotivasi siswa terlebih dahulu untukmemfokuskan pada pembelajaran. Selanjutnya gurumenanyakan kehadiran siswa. Guru memberikanapersepsi dengan menanyakan materi pembelajaranpadapertemuan sebelumnya. Sebelum masuk ke intipembelajaran terlebih dahulu guru mengecek hafalan.Hafalan materi yang dilakukan guru yaitu denganmemanggil siswa untuk maju kedepan setor hafalanyang telah ditugaskan pertemuan sebelumnya.

Berkaitan dalam perihal hafalan, Jamal Ma’rufAsmani di dalam bukunya mengatakan bahwa hafalanmempunyai pengaruh besar terhadap keilmuanseseorang. Orang yang hafal mempunyai kekuatan untukmemperdalam pemahaman dan mengembangkanpemikiran secara lebih luas. Dengan menghafalpelajaran, seseorang bisa langsung menarik kembaliilmu setiap saat, di manapun dan kapanpun.42

Selanjutnya kegiatan inti atau kegiatan pokokdalam sebuah pembelajaran berlangsung sebuahinteraksi antara guru dan siswa berlangsung. Kegiatanini menjadi sangat penting karena menjadi keberhasilanpembelajaran di kelas.

Kegiatan pembelajaran muatan lokal NahwuShorof di MI Bustanul Ulum ini guru berperan pentingdalam proses belajar mengajar karena keberhasilan suatuproses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas ataukemampuan guru, yaitu guru menjabarkan materi sesuaitema yang dipelajari sedangkan siswa mendengarkandan menyimak penjelasan dari guru untuk kemudiandipahami. Dalam menyampaikan materi, metode yangdigunakan guru bervariasi yaitu metode ceramah,metode ini dipilih karena pembelajaran muatan lokal

42 Jamal Ma’ruf Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif,Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan),(Jogjakarta: DIVA Press, 2011), 128

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

75

Nahwu Shorof membutuhkan peran aktif guru dalampelaksanaannya melihat kemampuan siswa seusia anakMI dalam memahami teks Arab yang kurang sehinggaakan sulit apabila tidak dibimbing oleh guru. Sedangkandalam pemaknaan kitab guru menggunakan metodebandongan untuk kelas V dan VI yaitu gurumembacakan kitab Nahwu Shorof kemudian dibacakanmaknanya kata demi kata sedangkan siswa menulismakna di buku masing- masing. Selain menggunakanmetode ceramah guru juga menggunakan metode tanyajawab untuk memberikan kesempatan kepada siswaapabila mengalami kesulitan dalam memahamipelajaran. Sealainitu guru juga menggunakan metodehafalan di awal pelajaran. Untuk menunjangkeberhasilan dalam prose pembelajaran gurumengguanakan media pembelajaran yang sudah tersediadi dalam kelas seperti papan tulis, serta buku- bukupelajaran yang terkait dengan pelajaran Nahwu Shorof.

Berdasarkan penjelasan yang peneliti paparkandiatas terkait pembelajaran muatan lokal Nahwu Shorofdi MI Bustanul Ulum, dalam proses pengajarannya gurumenggunakan beberapa metode yaitu diantaranyametode ceramah, digunakan guru untuk memberikan danmenyampaikan materi pelajaran. Selain metodeceramah, guru juga mengguankan metode tanya jawabdigunakan guru untuk merangsang berfikir siswa danjuga untuk mengetahui tingkat pemahaman siswaterhadap materi yang telah disampaikan. Dalampembelajaran Nahwu shorof guru menggunakan metodebandongan yang biasanya digunakan untukpembelajaran kitab salaf yaitu guru menggunakannyauntuk memaknai kitab Nahwu Shorof yang berbahasaArab.

Metode ceramah yang digunakan guru dalampembelajaran muatan lokal Nahwu Shorof di MIBustanul Ulum ini sesuai dengan pendapatnya Ismailbahwa metode ceramah merupakan adalah penuturanbahan pelajaran secara lisan. Guru memberikan uraianatau penjelasan kepada sejumlah murid pada waktutertentu (waktunya terbatas) dan tempat tertentu pulan.Dilaksanakan secara lisan untuk memberikan pengertianterhadap suatu masalah. Dalam metode ceramah ini

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

76

murid duduk, melihat dan mendengarkan serta percayabahwa apa yang diceramahkan guru iu adalah benar.43

Sedangkan metode tanya jawab yang digunakan gurusesuai dengan teorinya Abdul Majid adalah metodemengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasilangsung yang bersifat two way traffic karena pada saatyang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Gurubertanya siswa menjawab atau siswa bertanya gurumenjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanyahubungan timbal balik secara langsung antara guru dansiswa.44

Selain metode yang peneliti paparkan di atas,guru juga menggunakan metode Driil. Metode inidigunakan untuk melatih siswa dalam materi hafalan,metode driil digunakan guru pada materi yang sifatnyahafalan, yaitu untuk melatih siswa dalam kecakapanmelafalkan huruf Arab. Sesuai dengan pernyataan dariJamal Ma’ruf Asmani Metode latihan (driil) yaitu suatucara mengajar untuk menanamkan kebiasaan- kebiasaantertentu, selain itu, juga dapat digunakan sebagai saranauntuk memelihara kebiasaan- kebiasaan yang baik. Disamping itu, metode ini dapat digunkan untukmemperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan,dan keterampilan.45

Metode klasik yang digunakan guru dalampembelajaran muatan lokal Nahwu Shorof yaitu metodebandongan yaitu metode ini itu biasanya digunakanuntuk pembelajaran kitab- kitab salaf dimana gurumembacakan kitab beserta maknanya dan siswa menulismaknaninya dibukunya masing- masing. Sependapatdengan Ismail bahwa metode Bandongan ini siswaduduk disekeliling atau didepan guru yang menerangkanpelajaran secara terjadwal. Kegiatan jini biasanyadimulai dengan membaca terjemah, syarah dengananalisis serta tinjauan Shorof Nahwu

43 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM,(Semarang: Rasail Media Grup, 2008), 19

44 Ngalimun, Strategi dan Pembelajaran(Jogjakarta: Aswaja Pressindo,2016), 54

45 Jamal Ma’ruf Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif,Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), 37- 38

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

77

Yang terakhir yaitu kegiatan penutup. MenurutAbdul Majid kegiatan penutup merupakan kegiatan yangdilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yangdapat dilakukan dalam bentuk rangkuman ataukesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dantindak lanjut.46 Kegiatan terakhir sebuah pembelajaran diMI Bustanul Ulum dalam kegiatan ini guru akanmenyimpulkan materi yang telah disampaikan guru dansiswa diberikan kesempatan guru untuk bertanya apabilaada yang belum paham terkait materi yang disampaikanguru. Dan tidak lupa sebelum guru mengakhiripembelajaran, guru memberikan motivasi untukmenumbuhkan minat belajar siswa dengan mengajaksiswa untuk terus semangat dalam belajar baik disekolah maupun dirumah.

c. EvaluasiEvaluasi adalah proses menentukan nilai suatu

objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu, dimana objeknya adalah hasil belajar peserta didik dankriterianya adalah ukuran (sedang, rendah,tingginya).47Menurut Scriven yang dikutip dalambukunya Ihsana El Khuluqo fungsi evaluasi dapatdibedakan menjadi 2 macam, yaitu Fungsi formatif danfungsi sumatif. Fungsi Formatif dilaksanakan apabilahasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan.Sedangkan fungsi sumatif dihubungkan denganpenyimpulan mengenai kebaikan dari sistem secarakeseluruhan dan fungsi dapat dilaksanakan apabilapengembangan suatu kurikulum telah diangggapselesai.48

Setelah melakukan perencanaan pembelajarandan pelaksanaan, langkah selanjutnya yang dilakukanoleh guru adalah melakukan penilaian atau evaluasi.Evaluasi dalam suatu pembelajaran dilakukan gunamengetahui seberapa besar siswa mampu menerima ataumemahami materi yang disampaikan oleh guru

46 Abdul Majid , Strategi Pembelajaran, 4047 Ihsana El Khuluqo, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2017), 16948 Ihsana El Khuluqo, Belajar dan Pembelajaran, 171

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

78

Evaluasi atau penilaian hasil belajar biasanyamenggunakan tes formatif dan sumatif. Tes formatifadalah jenis tes yang disajikan di tengah programpembelajaran untuk memantau sejauh mana siswa dapatmengikuti pembelajaran. Dalam prakteknya gurupengampu pelajaran muatan lokal Nahwu Shorofmenjelaskan bahwa dalam pembelajaran Nahwu Shorofguru memberikan pengayaan soal- soal ketika dalamsuatu bab itu telah selesai baik secara lisan maupuntertulis. Serta soal Ulangan Tengah Semester.Sedangkan tes sumatif yaitu tes yang diberikan padaakhir tahun ajaran. Dalam praktiknya tes sumatif dalampelajaran muatan lokal Nahwu Shorof di MI BustanulUlum ini adalah Ulangan Akhir Semester (UAS) atauUlangan Kenaikan Kelas.

2. Analisis Faktor Penghambat dan PendukungPelaksanaan Pembelajaran Muatan Lokal NahwuShorof di MI Bustanul Ulum Pagerharjo WedarijaksaPati Tahun Pelajaran 2018/ 2019

Seorang guru ketika melaksanakan suatu prosespembelajaran tentunya terdapat beberapa faktor penghambat,adakalanya mengalami sebuah hambatan dalam tahapan-tahapannya. Pelaksanaan pembelajaran tentunya tidak selalulancar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkandata yang diperoleh peneliti tujuan dari Madrasah IbtidaiyahBustanul Ulum yaitu mempersiapkan dan membekali pesertadidik dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaqmulia, serta keterampilan hidup mandiri dan mengikutipendidikan lebih lanjut.49 Pelaksanaan pembelajarantentunya tidak selalu lancar sesuai dengan tujuan yangdiharapkan, adakalanya muncul beberapa hambatan yangmempengaruhi proses belajar seseorang. Beberapa faktorpenghambat yang dihadapi guru dalam pembelajaran muatanlokal Nahwu Shorof Supandi mengatakan bahwa:

“faktok- faktor penghambat yang saya alami selamamengajar Nahwu Shorof salah satunya adalah kemampuandan daya serap setiap siswa yang berbeda- beda dalammemahami materi pelajaran. Selain itu siswa malas untukberfikir dan kurangnya perhatian dan pengawasan waktu

49 Hasil Dokumentasi dari Jaswadi, selaku Kepala Madrasah di MIBustanul Ulum Pagerharjo Wedarijaksa Pati, pada tanggal 20 April 2019

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

79

belajar anak dirumah. Karena kebanyakan orang tuanyakurang memperhatikan waktu belajar untuk anaknya. Selainitu masih ada beberapa peserta didik yang tidak mengahafalketika diberi tugas untuk menghafal. Terkadang juga didalam kelas ada siswa yang mengganggu temannya ketikapembelajaran berlangsung sehingga konsentrasinyaterganggu dan suasana kelas tidak kondusif.”50

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti denganguru muatan lokal Nahwu Shorof faktor penghambat yangdihadapi guru meliputi:

a. Faktor SiswaPerbedaan kemampuan individual dan

karakteristik siswa yang berbeda juga dianggapsebagai salah satu problem dalam pembelajaranmuatan lokal Nahwu Shorof, yaitu ada siswa yangdapat mengikuti penyampaian guru dengan baik danjuga ada siswa yang kesulitan dalam mengikutipelajaran. Hal ini juga dipengaruhi oleh karakteristiksiswa yang berbeda- beda, misalnya ada siswa yanggiat belajar dan ada siswa yang tidak maumendengarkan ketika guru menyampaiakan materipelajaran.

Anak- anak yang kurang kecerdasannyaumumnya belajar lebih lamban. Merekamemerlukan banyak latihan yang bermakna danmembutuhkan lebih banyak waktu untuk maju daritipe belajar yang satu ke tipe belajar berikutnya.Mereka tidak dapat melakukan abstraksi. Anak-anak yang memiliki IQ tinggi biasanya mempunyaitingkat perhatian yang lebih baik, belajar cepat,kurang memerlukan latihan, dapat menyelesaikanpekerjaannya dalam waktu yang singkat, danmampu mengambil kesimpulan serta melakukanabstraksi.51.

b. Pengaruh lingkungan di sekolahPengaruh lingkungan di sekolah yang

dimaksudkan dalam problematika ini adalahpengaruh siswa dengan siswa. Ketika guru

50 Supandi, wawancara pada 22 April 2019, wwancara 2, transkip51 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar (Bandung: Sinar

Baru Algesindo, 2009), 159

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

80

menyampaikan materi di dalam kelas pada jampelajaran berlangsung biasanya siswa ada yang tidakmendengarkan penjelasan yang disampaikan gurukarena berbicara dan bermain dengan temannyasendiri. Hal ini sangat mempengaruhi siswa dalammenangkap materi pelajaran.

Menurut pendapatnya Oemar Hamalik, Aspeksosial dan aspek emosional erat kaitannya satudengan yang lainnya. Berbagai alternatif kondisisosial dan emosional dapat terjadi dikalangan anak-anak seperti pendiam, pemberani, pemalu, mudahberaksi, suka bekerjasama, mengasingkan diri,bersikap bebas, senang menggantungkan diri,pemarah, tertekan, sensitif, mudah berpengaruh,bersikap negatif. Tingkah laku tersebut dapatberubah sesuai dengan kondisi- kondisi lingkungansetiap waktu dapat berpengaruh terhadap perbuatanbelajar, minat, kepercayaan pada diri sendiri, dankeyakinan atas nilai hasil belajar.52

c. Perhatian orang tuaKurangnya dukungan yang diberikan keluarga

terhadap siswa menjadi salah satu faktorpenghambat dalam pembelajaran, kurangnyaperhatian orang tua terhadap kegiatan sekolah anakmenjadikan anak kurang termotivasi dalammengikuti setiap proses pembelajaran. Ada salahsatu siswa yang orang tuanya tidak memperhatikanpendidikan anaknya, orang tua tidak memperhatikanwaktu belajar untuk anaknya ketika dirumah,sehingga siswa hanya mengandalkan waktu belajardi sekolah saja karena tidak ada perhatian khususdari orang tua dalam belajar.

Oemar Hamalik juga menjelaskan bahwakeadaan keluarga juga mempengaruhi Individusiswa, banyak faktor yang bersumber dari keluargayang menimbulkan perbedaan individual, sepertikultur dalam keluarga. Tingkat pendidikan orangtua, tingkat ekonomi, hubungan antara kedua orangtuanya bekerja, sikap keluarga terhadap masalah-masalah sosial, dan realita kehidupan. Faktor- faktor

52 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, 160

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

81

ini akan memberikan pengalaman kepada anak-anak dan menimbulkan perbedaan dalam minat,apresiasi, sikap, pemahaman ekonomis,perbendaharaan bahasa, abilitas berkomunikasidengan orang lain, pola berfikir, kebiasaanberbicara, pola hubungan kerja sama dengan oranglain. Perbedaan- perbedaan ini sangat berpengaruhdalam tingkah laku dan perbuatan belajar siswa disekolah. 53

Jadi dapat peneliti simpulkan bahwa faktor penghambatdalam pelaksanaan pembelajaran muatan lokal NahwuShorof yaitu dari faktor siswa, pengaruh lingkungan sekolahdan kurangnya perhatian dari orang tua.

Beberapa faktor yang mampu mendukung pelaksanaanpembelajaran muatan lokal yakni dari diri peserta didik itusendiri, guru, orang tua dan lingkungan. Jika di dalam diri didalam diri peserta didik itu ada semangat untuk belajar,maka proses pembelajarannya dapat dengan mudahdipahami dan diterima oleh pesrta didik baik dari segikefahaman maupun hafalannya begitu juga dengan guruyang menyampaiakan materi akan merasa puas dan nyamanketika mengajar. Selain itu, faktor yang mendukungpembelajaran lainnya adalah rasa ingin tahu dari pesertadidik yang sangat tinggi ketika pembelajaran berlangsungselain itu sarana prasarana yang disediakan di sekolah jugasudah tersedia untuk belajar siswa di sekolah.54

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran peran guru inimenjadi sangat penting karena menjadi faktor pendukungdan penentu keberhasilan pembelajaran di kelas. Gurusebagai pelaksana pembelajaran harus berusaha maksimalagar tercapai tujuan pembelajaran.

Keberhasilan suatu sistem pembelajaran, gurumerupakan komponen yang menentukan. Hal ini disebabkanguru merupakan orang yang secara langsung berhadapandengan siswa. Dalam sistem pembelajaran guru bisaberperan sebagai perencana (planer) dan desainer (designer)pembelajaran, sebagai implementator dan atau mungkinkeduanya. Sebagai perencana guru dituntut untuk memahamisecara benar kurikulum yang berlaku, karakteristik siswa,

53 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, 160- 16154 Supandi, wawancara pada 22 April 2019, wwancara 2, transkip

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

82

fasilitas dan sumber daya yang ada, sehingga semuanyadijadikan komponen- komponen dalam menyusun rencanadan desain pembelajaran.55

Faktor pendukung lain dalam pelaksanaan pembelajaranmuatan lokal Nahwu Shorof yaitu guru memiliki beberapaupaya atau tindakan untuk memecahkan beberapa faktoryang menjadi penghambat di MI Bustanul Ulum. Dalammenghadapi hambatan yang ada pada pembelajaran muatanlokal Nahwu Shorof ,Supandi menjelaskan usaha- usahayang ditempuh guru sebagai berikut:56

a. Usaha yang dilakukan guru dalam menghadapiperbedaan kemampuan siswa yang berbeda yaitu denganmemberikan pelayanan individu/ perhatian khusus padapeserta didik dengan cara mengulang pada bagian-bagian materi yang belum dipahami kepada siswa yangmemiliki kemampuan rendah, menciptakan suasanabelajar yang menarik, serta memilih metode yang tepatdan bervariasi.

b. Memberikan tugas di rumah kepada siswa agar supayayang malas belajar mau belajar karena siswa memilikisebuah tanggungan.

c. Memberikan peringatan/ hukuman bagi siswa yang tidakmengerjakan tugas agar tidak meremehkan tugas yangdiberikan guru hal tersebut dilakukan guru agarterciptanya sikap disiplin siswa dalam belajar.

d. Guru juga meminta orang tua dari siswa untuk bekerjasama agar selalu mengawasi anaknya dalam aktifitasbelajar ketika di rumah

e. Guru senantiasa memberikan motivasi dan dorongankepada siswanya dan memberikan semangat untuk terusbelajar sehingga minat belajar anak menjadi tinggi,sertamemberikan pengertian kepada siswa bahwa pelajaranmuatan lokal Nahwu Shorof dan bahasa Arabmerupakan pelajaran yang wajib dipelajari sebagai bekaluntuk kehidupan kelak di dunia dan di akhirat

Setiap siswa memiliki daya serap yang berbeda dalammemahami sebuah materi pelajaran, ada beberapa siswa

55 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran(Jakarta: Kencana, 2008), 16

56 Supandi, wawancara pada 22 April 2019, wwancara 2, transkip

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

83

yang dapat belajar dengan cepat dan ada juga beberapa siswayang mengalami kesulitan dalam mengikutipembelajaran.Dari daya serap siswa maka tercerminlahminat siswa dalam pembelajaran tersebut. Di sinilah peranpenting guru di mana guru harus dapat memahamiperbedaan- perbedaan ini agar siswa mendapatkan hasil yangsama dalam pembelajaran muatan lokal Nahwu Shorof ini.

Perlunya keterampilan pendidik di dalam memberikanvariasi pembelajaran agar dapat diserap oleh semua pesertadidik dalam berbagai tingkatan kemampuan, dan di sinipulalah perlu adanya pelayanan individu peserta didik.Memberikan pelayanan individual peserta didik bukanlahsemata- mata ditujukan kepada peserta didik secaraperorangan saja, melainkan dapat juga ditujukan kepadasekelompok peserta didik dalam satu kelas tertentu.57

Untuk menyikapi perbedaan Individu serta beberapahambatan maka guru sebagai faktor pendukung harus dapatmerancang model pembelajaran yang mampumengakomodasi perbedaan siswa dan efektif serta dapatmembuat suasana kelas yang kondusif dan nyaman. Untukmelaksanakan pengajaran yang efektif, guru menggunakanbahasa yang mudah dipahami siswa dalam menjelaskanmateri, memberikan penjelasan yang sejelas- jelasnyadengan memberi contoh ataupun praktik serta memberikanwaktu bertanya kepada siswa. Guru juga harus melakukanvariasi metode selama pembelajaran.

Faktor pendukung dalam pembelajaran muatan lokalNahwu Shorof disini terdapat pada usaha- usaha guru dalammenghadapi perbedaan- perbedaan siswa tersebut dapatdilihat dari metode yang digunakan oleh guru. Untukmengatasi kondisi siswa yang lamban dalam memahamipembelajaran dalam kegiatan pembelajaran guru akanmengulangi membacakan teks yang dipelajari. Penggunaanmetode ini bertujuan agar siswa mendapatkan pengetahuanyang sama sehingga siswa memiliki pedoman dalammemahami materi tersebut. Kemudian ketika menerangkansebuah materi secara kontekstual guru mengaitkan materidengan lingkungan siswa.

Pemberian catatan juga menjadi salah satu usaha guruagar siswa dapat mempelajarinya kembali dengan membaca

57 Ihsana El Khuluqo, Belajar dan Pembelajaran, 249

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

84

lagi catatan yang dimiliki masing- masing siswa. Usaha lainyang guru lakukan adalah memberikan kesempatan bagisiswa untuk membaca dan menghafal nadloman- nadlomanyang telah dipelajari sebelumnya sehingga siswa terbiasadengan teks yang berbahasa Arab, pemberian kesempatanuntuk maju ke depan kepada siswa yang kurang dalamkemampuan membaca dan menghafal juga menjadi salahsatu cara guru dalam menghadapi masalah- masalah dalampembelajaran.

Upaya yang dilakukan guru ini, sesuai dengan data yangpeneliti peroleh bahwa di dalam Visi dan Misi MadrasahBustanul Ulum yaitu “RELIGIUS, CERDAS, CERMAT,TERAMPIL, DAN BERAKHLAQ MULIA” dengan Visi:Terwujudnya peserta didik yang religius menjalankanibadah, unggul dalam prestasi akademik, memperoleh hasilujian yang memuaskan serta tanggung jawab, percaya diri,taat melaksanakan tata tertib madrasah serta santun danpeduli terhadap lingkungan. Sedangkan Misi madrasah yaituMelaksanakan pembelajaran dan bimbingan pada pesertadidik untuk menumbuhkan penghayatan terhadap ajaranagama islam serta mewujudkan karakter Ilmiyah danmeningkatkan keteladanan sesuai dengan al- Qur’an danSunnah Rasul. 58

Latar belakang keluarga (home background) juga bisaberpengaruh terhadap hasil belajar siswa, terkadang adaorang tua siswa yang kurang tangggap dalam mengawasiaktifitas belajar anaknya di luar sekolah , padahal bisadiketahui bahwa aktifitas belajar tidak hanya ada padalingkungan sekolah, tetapi lingkungan keluarga jugamempengaruhi.

Orang tua mempunyai peran besar dalammembangkitkan semangat belajar anak, karena anak lebihbanyak menghabiskan waktu di rumah daripada di sekolah.Pembentukan watak, kepribadian, moral, dan keilmuandibentuk dari rumah. Untuk itu orang tua harus dapatmenjadi mitra belajar anak di rumah.59

58 Hasil Dokumentasi dari Jaswadi, selaku Kepala Madrasah di MIBustanul Ulum Pagerharjo Wedarijaksa Pati, pada tanggal 20 April 2019

59 Jamal Ma’ruf Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajran Aktif,Kreatif, Efektif dan Menyenangkan), 187- 188

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...repository.iainkudus.ac.id/3183/7/07. BAB IV_to.pdfNahwu Shorof di MI Bustanul Ulum yaitu menyamakan jam pelajaran pembelajaran

85

Pemberian motivasi kepada siswa juga dilakukan guruuntuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaranmuatan lokal Nahwu Shorof ini, dalam penyampaian materiguru juga menekankan bagaimana pentingnya materi yangdipelajari. Pemberian tugas di rumah dan pemberianperingatan kepada siswa yang menyimpang juga menjadisalah satu bentuk atau cara guru dalam memberikan motivasikepada siswa.

Sehubungan dengan motivasi dalam belajar, Ihsana ElKhuluqo mengungkapkan bahwa motivasi adalah suatuproses untuk menggiatkan motif- motif untuk menjadiperbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan danmencapai tujuan. Tugas pendidik adalah bagaimanamembangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia maubelajar. Berikut ini beberapa cara bagaimanamembangkitkan motivasi peserta didik:

a. Pendidik berusaha menciptakan persaingan diantarapeserta didiknya untuk meningkatkan prestasibelajarnya

b. Pada awal kegiatan pembelajaran, pendidikhendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepadapeserta didik tentang tujuan yang akan dicapaidalam pembelajaran tersebut, sehingga peseta didikterpancing untuk ikut serta di dalam mencapaitujuan tersebut

c. Pendidik berusaha mendorong peserta didik dalambelajar untuk mencapai tujuan pembelajaran

d. Pendidik hendaknya banyak memberikankesempatan kepada peserta didik untuk meraihsukses dengan usahanya sendiri/

e. Pendidik selalu berusaha menarik minat belajarpeserta didik

f. Sering- seringlah memberikan tugas danmemberikan nilai seobjektif mungkin.60

60 Ihsana El Khuluqo, Belajar dan Pembelajaran, 248-249.