BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Sejarah Singkat Kota Solo Surakarta, juga dikenal sebagai Sala atau SOLO, adalah nama sebuah kota di Propinsi Jawa Tengah. Solo menempati 44,03 kilometer persegi luas permukaan dengan populasi sekitar 500 ribu orang. Sejarahnya tanggal kembali ke 1745 ketika Kartasura Istana Kerajaan Mataram dipindahkan oleh Raja, Susuhunan Paku Buwono II setelah hancur setelah kerusuhan. Setelah itu, desa ini menjadi Surakarta Hadiningrat. Kerajaan ini kemudian dibagi menjadi dua, Surakarta Sunanate (utara pengadilan) dan Yogyakarta (selatan pengadilan) setelah Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Dua tahun kemudian, penurunan Kerajaan Mataram berlanjut ketika wilayah utara Surakarta diserahkan kepada Pangeran Sambernyawa (Mangkunagoro I) dan Royal House of Mangkunagaran didirikan. Ini menandai keberhasilan kebijakan Belanda dikenal sebagai "devide et impera" (membagi dan menaklukkan) di Hindia. Sejak saat itu, budaya pengadilan sangat rumit dan elegan dikembangkan ketika kedua pengadilan menempatkan energi besar ke dalam seni. Wayang dan gamelan adalah beberapa seni pertunjukan yang masih ditindaklanjuti hingga hari ini. Keris, batik, karnaval dan festival tradisional Jawa juga berada di antara warisan budaya tak berwujud di kota Solo. Sejarah perkembangan kota Solo sangat dipengaruhi oleh budaya dari kedua pengadilan dan administrasi kolonial serta budaya perdagangan. Solo juga terkenal sebagai "kota dagang" ditandai oleh perkembangan Pasar Gede, pasar terkenal tradisional kota. Oleh karena itu, bangunan bersejarah dan situs-situs, khususnya Keraton Kasunanan, Pura Mangkunagaran, Vastenburg Fort, dan Pasar Gedhe, tinggal bukti sejarah kota yang membentuk warisan budaya nyata dari Solo. Solo adalah salah satu kota Indonesia beberapa yang didirikan berdasarkan perencanaan kota modern. Dalam kota kereta api dan jalan raya (sekarang Jalan Slamet Riyadi), taman dan ruang publik, di antara elemen urban modern Solo. Tanda lainnya adalah keberadaan kanal dan air-gerbang sistem yang dikembangkan untuk mencegah banjir dari Bengawan Solo. Solo juga mengakui pengelompokan permukiman. Distrik sekitarnya Pasar Gedhe dan Kampung Balong adalah permukiman imigran Cina, sedangkan Pasar Kliwon adalah kuartal perumahan Arab. Penyelesaian pedagang batik lokal dari abad 19 dan 20 terletak di Kampung Laweyan. Rumah mereka menunjukkan arsitektur yang indah dan unik di luar tembok tinggi dan gerbang. Di dalam kompleks Kraton Kasunanan, ada komunitas
33
Embed
BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Sejarah Singkat Kota Solo...4.1 Sejarah Singkat Kota Solo . Surakarta, juga dikenal sebagai Sala atau SOLO, adalah nama sebuah kota di Propinsi Jawa Tengah.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IV
GAMBARAN UMUM
4.1 Sejarah Singkat Kota Solo
Surakarta, juga dikenal sebagai Sala atau SOLO, adalah nama sebuah kota di Propinsi
Jawa Tengah. Solo menempati 44,03 kilometer persegi luas permukaan dengan populasi
sekitar 500 ribu orang. Sejarahnya tanggal kembali ke 1745 ketika Kartasura Istana Kerajaan
Mataram dipindahkan oleh Raja, Susuhunan Paku Buwono II setelah hancur setelah
kerusuhan. Setelah itu, desa ini menjadi Surakarta Hadiningrat. Kerajaan ini kemudian dibagi
menjadi dua, Surakarta Sunanate (utara pengadilan) dan Yogyakarta (selatan pengadilan)
setelah Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Dua tahun kemudian, penurunan Kerajaan
Mataram berlanjut ketika wilayah utara Surakarta diserahkan kepada Pangeran Sambernyawa
(Mangkunagoro I) dan Royal House of Mangkunagaran didirikan. Ini menandai keberhasilan
kebijakan Belanda dikenal sebagai "devide et impera" (membagi dan menaklukkan) di
Hindia. Sejak saat itu, budaya pengadilan sangat rumit dan elegan dikembangkan ketika
kedua pengadilan menempatkan energi besar ke dalam seni. Wayang dan gamelan adalah
beberapa seni pertunjukan yang masih ditindaklanjuti hingga hari ini. Keris, batik, karnaval
dan festival tradisional Jawa juga berada di antara warisan budaya tak berwujud di kota Solo.
Sejarah perkembangan kota Solo sangat dipengaruhi oleh budaya dari kedua pengadilan dan
administrasi kolonial serta budaya perdagangan. Solo juga terkenal sebagai "kota dagang"
ditandai oleh perkembangan Pasar Gede, pasar terkenal tradisional kota. Oleh karena itu,
bangunan bersejarah dan situs-situs, khususnya Keraton Kasunanan, Pura Mangkunagaran,
Vastenburg Fort, dan Pasar Gedhe, tinggal bukti sejarah kota yang membentuk warisan
budaya nyata dari Solo.
Solo adalah salah satu kota Indonesia beberapa yang didirikan berdasarkan
perencanaan kota modern. Dalam kota kereta api dan jalan raya (sekarang Jalan Slamet
Riyadi), taman dan ruang publik, di antara elemen urban modern Solo. Tanda lainnya adalah
keberadaan kanal dan air-gerbang sistem yang dikembangkan untuk mencegah banjir dari
Bengawan Solo. Solo juga mengakui pengelompokan permukiman. Distrik sekitarnya Pasar
Gedhe dan Kampung Balong adalah permukiman imigran Cina, sedangkan Pasar Kliwon
adalah kuartal perumahan Arab. Penyelesaian pedagang batik lokal dari abad 19 dan 20
terletak di Kampung Laweyan. Rumah mereka menunjukkan arsitektur yang indah dan unik
di luar tembok tinggi dan gerbang. Di dalam kompleks Kraton Kasunanan, ada komunitas
sarjana Muslim yang telah tinggal di sana selama berabad-abad. Lingkungan ini disebut
Kampung Kauman terletak di sebelah barat Masjid Agung (Masjid Agung). Tempat tinggal
nya adalah campuran gaya arsitektur Eropa, Jawa dan Cina.
Sejarah Solo bersama dengan warisan budaya berbagai sifat tangible dan intangible
membuat kota yang terkenal sebagai Kota Budaya. Hal ini menimbulkan sikap menjaga
terhadap segala bentuk budaya Jawa dan tradisi. Pentingnya sejarah dan budayanya menjadi
legal diakui di seluruh dunia khususnya ketika tahun 2007 Surakarta menjadi yang pertama
dan satu-satunya anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dari Indonesia.
4.2 Sejarah Pemerintahan Kota Solo
Tanggal 16 Juni merupakan hari jadi Pemerintahan Kota Surakarta. Secara de facto
tanggal 16 Juni 1946 terbentuk Pemerintah Daerah Kota Surakarta yang berhak mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri, sekaligus menghapus kekuasaan Kerajaan Kasunanan
dan Mangkunegaran. Secara yuridis Kota Surakarta terbentuk berdasarkan penetapan
Pemerintah tahun 1946 Nomor 16 /SD, yang diumumkan pada tanggal 15 Juli. Dengan
berbagai pertimbangan faktor-faktor histories sebelumya, tanggal 16 Juni 1946 ditetapkan
sebagai hari jadi Pemerintah Kota Surakarta.
Perkembangan Pemerintahan Kota Solo :
1. Periode Pemerintah Daerah Surakarta 16 Juni 1946 sampai berlakunya undang-
undang Nomor 16 Tahun 1947
2. Periode Pemerintah Harminte Surakarta. Berlakunya undang-undang Nomor 16
Tahun 1947 sampai berlakunya undang-undang Nomor 22 Tahun 1948
3. Periode Pemerintah Daerah Surakarta. Berlakunya undang-undang Nomor 22 Tahun
1948 sampai berlakunya undang-undang Nomor 1 Tahun 1957
4. Periode Pemerintah Daerah Kotapraja Surakarta. Berlakunya undang-undang Nomor
1 Tahun 1957 sampai berlakunya undang-undang Nomor 18 Tahun 1965
5. Periode Pemerintah Kotamadya Surakarta. Berlakunya undang-undang Nomor 5
Tahun 1974 sampai dengan berlakunya undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
6. Periode Pemerintah Kota Surakarta. Berlakunya undang-undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang Pemerintah Daerah, UU Nomor 32 Tahun 2004, sampai sekarang
Walikota Kepala Daerah yang pernah menjabat Di Surakarta:
1. Mr. ISKAQ TJOKROHADISOERJO (15 Juli 1946 s/d 14 November 1946)
2. SJAMSOERIDJAL (14 November 1946 s/d 13 Januari 1949)
3. SOEDJATMO SOEMOWERDOJO (24 Januari 1949 s/d 1 Mei 1950)
4. SOEHARJO SOERJO PRANOTO (Juni 1949 s/d 1 Mei 1950)
5. K. Ng. SOEBEKTI POESPONOTO (1 Mei 1950 s/d 1 Agustus 1951)
6. MUHAMMAD SALEH WERDISASTRO (1 Agustus 1951 s/d 1 Oktober 1955 dan
s/d 17 Pebruari 1958)
7. OETOMO RAMELAN (17 Pebruari 1958 s/d 23 Oktober 1965)
8. TH. J. SOEMANTHA (23 Oktober 1965 s/d 11 Januari 1968)
9. R.KOESNANDAR (1968 s/d 1975)
10. SOEMARI WONGSOPAWIRO (1975 s/d 1980)
11. SOEKATMO PRAWIROHADISEBROTO, SH (1980 s/d 1985)
12. H.R. HARTOMO ( 1985 s/d 1995)
13. IMAM SOETOPO (1995 s/d 2000)
14. SLAMET SURYANTO (2000 s/d 2005)
15. Ir. H. JOKO WIDODO (2005 s/d sekarang)
4.3 Selayang Pandang
Secara geografis Kota Surakarta berada antara 110045'15'' - 110045'35'' Bujur Timur
dan antara 7036'00''- 7056'00' 'Lintang Selatan, dengan luas wilayah kurang lebih 4.404,06
Ha. Kota Surakarta juga berada pada cekungan di antara dua gunung, yaitu Gunung Lawu
dan Gunung Merapi dan di bagian timur dan selatan dibatasi oleh Sungai Bengawan Solo.
Dilihat dari aspek lalu lintas perhubungan di Pulau Jawa, posisi Kota Surakarta tersebut
berada pada jalur strategis yaitu pertemuan atau simpul yang menghubungkan Semarang
dengan Yogyakarta (JOGLOSEMAR), dan jalur Surabaya dengan Yogyakarta. Dengan posisi
yang strategis ini maka tidak heran kota Surakarta menjadi pusat bisnis yang penting bagi
daerah kabupaten di sekitarnya.
Jika dilihat dari batas kewilayahan, Kota Surakarta dikelilingi oleh 3 kabupaten.
Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan Boyolali, sebelah timur dibatasi
dengan kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar, sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten
Sukoharjo, dan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar.
Sementara itu secara administratif, Kota Surakarta terdiri dari 5 (lima) wilayah
kecamatan, yaitu kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Dari
kelima kecamatan ini, terbagi menjadi 51 kelurahan, 595 Rukun Warga (RW) dan 2669
Rukun Tetangga (RT).
4.4 Slogan Surakarta
Kota Surakarta memiliki semboyan
"Berseri" yang singkatannya: "Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah" sebagai slogan pemeliharaan
keindahan kota
"Solo, The Spirit of Java (Jiwanya Jawa)" sebagai upaya pencitraan kota Solo sebagai pusat
kebudayaan Jawa.
4.5 Visi Misi dan Lambang
Visi dan Misi Kota Surakarta berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun
2001 tanggal 13 Desember 2001 adalah :
Gambar 4.1
Visi :
Terwujudnya Kota Sala sebagai Kota Budaya yang bertumpu pada potensi Perdagangan, Jasa
, Pendidikan, Pariwisata dan Olah Raga.
Misi:
1. Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat dalam semua
bidang pembangunan , serta perekatan kehidupan bermasyarakat dengan komitmen
cinta kota yang berlandaskan pada nilai-nilai “Sala Kota Budaya”.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam
pengusahaan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, guna
mewujudkan inovasi dan integrasi masyarakat madani yang berlandaskan ke-Tuhanan
Yang Maha Esa.
3. Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi Daerah, sebagai pemacu tumbuhan dan
berkembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi, serta mendayagunakan
potensi pariwisata dan teknologi terapan yang akrab lingkungan.
4. Membudayakan peran dan fungsi hukum, pelaksanaan Hak Asasi Manusia dan
demokratisasi bagi seluruh elemen masyarakat, utamanya para penyelenggara
pemerintahan
4.6 Lambang Daerah:
Arti Lambang :
Warna hijau berarti hidup, warna-warna putih, kuning, merah, dan hitam melukiskan nafsu
diantara beberapa nafsu manusia. Semuanya berarti hidup harus dapat menguasai nafsunya.
Makna dari lukisan :
1. Perisai mewujudkan lambang perjuangan dan perlindungan.
2. Tugu lilin menyala melukiskan kebangunan dan kesatuan kebangsaan.
3. Keris melambangkan kejayaan dan kebudayaan.
4. Panah berarti selalu waspada.
5. Jalur mendatar berombak berarti Bengawan Sala.
6. Bintang kanan kiri melukiskan bintang dilangit dan berarti kesejahteraan.
7. Bambu runcing menggambarkan perjuangan rakyat.
8. Kapas dan padi melukiskan pakaian dan makanan yang berarti : Do'a kearah
kemakmuran
9. Jumlah 6 dari daun, bunga dan buah kapas berarti bulan 6, jumlah 16 dari buah padi
berarti tanggal 16
10. Kain adalah hasil kerajinan terpenting dari Kota Besar Surakarta dan Sidomukti
mengandung arti do'a keluhuran
Lukisan yang terdapat dalam lingkaran jorong merupakan surya sangkala memet:
1. Anak panah diatas busur dengan bergerak, berarti " rinaras" dan berwatak enam.
2. Air berarti "waudadi" atau "dadi" dan berwatak empat
3. Mulai pangkal panah sampai ujung tugu merupakan bentuk lurus berarti " terus " dan
berwatak sembilan
4. Tugu lilin berarti "manunggal" dan berwatak satu
Secara lengkap berbunyi : "RINARAS DADI TERUS MANUNGGAL" yang berarti tahun
1946
4.7 Kalender Event Budaya Solo 2010
NO PELAKSANAAN EVENT LOKASI
1 Minggu, 30 Januari
GREBEG SUDIRO Pasar Gede
2 Rabu, 9 – Selasa, 15
Februari
SEKATEN Alun-alun Utara Keraton
Kasunanan Surakarta
3 Rabu, 16 Februari GREBEG MULUD Keraton Kasunanan
Surakarta, Masjid Agung
4 Jumat, 18 – Selasa,
22 Februari
FESTIVAL KETOPRAK Venue : Gedung Kesenian
Balekambang
5 Minggu, 20 Februari SOLO KARNAVAL Jalan Slamet Riyadi
6 Sabtu, 19 Maret FESTIVAL TIRTONADI Pelataran Sungai Tirtonadi
7 Senin, 4 April MAHESA LAWUNG Keraton Kasunanan Surakarta
8 Jumat, 29 April –
Minggu, 1 Mei
BENGAWAN TRAVEL MART Solo dan kota-kota sekitarnya
9 Jumat, 29 April SOLO MENARI Jalan Slamet riyadi
10 Jumat, 6 – Minggu, 8
Mei
FESTIVAL DOLANAN BOCAH Kawasan Gladag
11 Jumat, 20 – Sabtu, 21
Mei
MANGKUNEGARAN
PERFORMING ART
Pura Mangkunegaran
12 Kamis, 16 Juni –
Sabtu 18 Juni
SOLO KAMPUNG ART
Kawasan Monumen 45
Banjarsari
13 Minggu, 19
Juni – Selasa, 21 Juni
KREATIF ANAK SEKOLAH
SOLO (KREASSO)
Kawasan Mangkunegaran
14 Sabtu, 25 Juni SOLO BATIK CARNIVAL Jalan Slamet Riyadi
15 Sabtu, 25 – Minggu,
26 Juni
KERATON ART FESTIVAL Keraton Kasunanan Surakarta
16 Senin, 27 Juni
TINGGALAN JUMENENGAN
DALEM KE-7 ISKS XIII
Keraton Kasunanan Surakarta
17 Jumat, 1 – Minggu, 3
Juli
SOLO INTERNATIONAL
PERFORMING ART (SIPA)
Pamedan Mangkunegaran
18 Senin, 4 – Rabu, 6
Juli
SOLO BATIK FASHION
Komplek Balaikota
19 Senin, 4 – Rabu, 6
Juli
SOLO CULINARY FESTIVAL Komplek Balaikota
20 . Kamis, 7 – Sabtu, 9
Juli
PENTAS WAYANG ORANG
GABUNGAN
Gedung Wayang Orang
Sriwedari
21 Jumat, 8 – Minggu,
10 Juli
KEMAH BUDAYA
Lapangan Kota Barat
22 Sabtu, 23 Juli GRAND FINAL PEMILIHAN
PUTRA-PUTRI SOLO
Ngarsopuro
23 Sabtu, 20 Agustus
MALEM SELIKURAN Keraton Kasunanan – Taman
Sriwedari
24 Rabu, 31 Agustus GREBEG POSO Keraton Kasunanan
Surakarta, Masjid Agung
25 Kamis, 1 –
Minggu, 11
September
PEKAN SYAWALAN JURUG
Taman Satwa Taru Jurug
26 Kamis, 1 – Minggu,
11 September
BAKDAN ING BALEKAMBANG Taman Balekambang
27 Kamis, 29 –
Jumat, 30 September
SOLO KERONCONG FESTIVAL Kawasan Mangkunegaran
28 Sabtu, 1
Oktober
GRAND FINAL CIPTA LAGU
KERONCONG
Solo
29 Jumat, 7 –
Minggu, 9 Oktober
WAYANG BOCAH
Gedung Wayang Orang
Sriwedari
30 Minggu, 16 Oktober BENGAWAN SOLO GETHEK
FESTIVAL
Langenharjo – Jurug
31 Jumat, 21 –
Minggu, 23 Oktober
PASAR SENI BALEKAMBANG
Tanman Balekambang
32 Jumat, 28 –
Minggu, 30 Oktober
JAVANESSE TRIATICAL
Solo
33 Minggu, 6 November
KIRAB APEM SEWU Kampung Sewu
34 Senin, 7 November
GREBEG BESAR Keraton Kasunanan
Surakarta, Masjid Agung
35 Sabtu, 26 malam –
Minggu, 27
November
KIRAB MALAM 1 SURA
Keraton Kasunanan
Surakarta, Pura
Mangkunegaran
36 Senin, 5
Desember
WIYOSAN JUMENENGAN SP
KGPAA MANGKOE NAGORO
IX
Pura Mangkunegaran
37 Sabtu, 31 Desember PESTA BUDAYA DAN Solo
KEMBANG API MALAM
TAHUN BARU
Tabel 4.1
4.8 Kalender Event Budaya Solo 2011
NO PELAKSANAAN EVENT LOKASI
1 MINGGU, 15
JANUARI
GREBEG SUDIRO KAWASAN PASAR GEDE
2 SENIN - MINGGU,
30 JANUARI - 5
FEBRUARI
SEKATEN ALUN-ALUN UTARA
3 MINGGU, 5
FEBRUARI
GREBEG MULUD KERATON KASUNANAN
& MASJID AGUNG
4 JUMAT-SELASA,
17 - 21 FEBRUARI
FESTIVAL KETHOPRAK GEDUNG KESENIAN
TAMAN BALEKAMBANG
5 SABTU, 18
FEBRUARI
SOLO KARNAVAL JL SLAMET RIYADI
6 MINGGU, 19
FEBRUARI
GUNUNGAN CHARITY BOAT
RACE
BENGAWAN SOLO
7 KAMIS, 22 MARET MAHESA LAWUNG KERATON KASUNANAN
SURAKARTA
8 RABU-MINGGU, 18
- 22 APRIL
PESONA BALEKAMBANG TAMAN BALEKAMBANG
9 SABTU-MINGGU,
28 - 29 APRIL
BENGAWAN TRAVEL MART SELURUH KOTA SOLO
10 MINGGU, 29 APRIL SOLO MENARI JL SLAMET RIYADI
11 JUMAT-SABTU, 11
- 12 MEI
MANGKUNEGARAN
PERFORMING ARTA
PURA
MANGKUNEGARAN
12 JUMAT-MINGGU,
18 - 20 MEI
FESTIVAL DOLANAN BOCAH KAWASAN GLADAK
13 SELASA-KAMIS, 22
- 24 MEI
ASIA PACIFIC HISTORIAN
CONFERENCE
SOLO
14 JUMAT-MINGGU, 8
- 10 JUNI
KEMAH BUDAYA LAPANGAN
KOTTABARAT
15 RABU-KAMIS, 13 -
14 JUNI
KERATON ART FESTIVAL KERATON KASUNANAN
SURAKARTA
16 JUMAT, 15 JUNI TINGALAN JUMENENGAN
DALEM KE-7 ISKS XIII
KERATON KASUNANAN
SURAKARTA
17 SABTU-RABU, 16 -
20 JUNI
SOLO KAMPONG ART SOLO
18 SELASA, 19 JUNI PARADE HADRAH JL SLAMET RIYADI
19 MINGGU-SELASA,
24 - 26 JUNI
KREATIFITAS ANAK
SEKOLAH SOLO (KREASSO)
KAWASAN NGARSOPURO
20 SABTU, 30 JUNI SOLO BATIK CARNIVAL (SBC) JL SLAMET RIYADI
21 RABU-MINGGU, 4 - SOLO INTERNATIONAL TAMAN BALEKAMBANG
8 JULI ETHNIC MUSIC (SIEM)
22 JUMAT-SENIN, 13 -
16 JULI
SOLO BATIK FASIHON (SBF) KOMPLEKS BALAIKOTA
23 KAMIS-MINGGU,
19 - 22 JULI
PENTAS WAYANG ORANG
GABUNGAN
GEDUNG WAYANG
ORANG SRIWEDARI
24 MINGGU-SENIN,
22 - 23 JULI
FESTIVAL DALANG BOCAH JOGLO SRIWEDARI
25 MINGGU-SENIN,
22 - 23 JULI
WAYANG BOCAH GEDUNG WAYANG
ORANG SRIWEDARI
26 RABU, 8 AGUSTUS MALEM SELIKURAN KERATON KASUNANAN
SURAKARTA
27 JUMAT-SABTU, 10
- 25 AGUSTUS
MALEMAN SRIWEDARI TAMAN SRIWEDARI
28 MINGGU, 19
AGUSTUS
GREBEG POSO KERATON KASUNANAN
SURAKARTA
29 MINGGU-MINGGU,
19 - 26 AGUSTUS
BAKDAN ING BALEKAMBANG TAMAN BALEKAMBANG
30 RABU-RABU, 22 -
29 AGUSTUS
PEKAN SYAWALAN JURUG TAMAN SATWATARU
JURUG
31 KAMIS-MINGGU, 6
- 9 SEPTEMBER
FEDERATION FOR ASIAN
CULTURAL PROMOTION
CONFERENCE
SOLO
32 SABTU, 8
SEPTEMBER
PEMILIHAN PUTERA-PUTERI
SOLO
KAWASAN NGARSOPURO
33 JUMAT-SABTU, 14
- 15 SEPTEMBER
SOLO KERONCONG FESTIVAL
(SKF)
KAWASAN
MANGKUNEGARAN
34 JUMAT-SABTU, 21
- 22 SEPTEMBER
SOLO CITY JAZZ KAWASAN
NGARSOPURO/SRIWEDA
RI
35 JUMAT-MINGGU,
28 - 30
SEPTEMBER
SOLO INTERNATIONAL
PERFORMING ART (SIPA)
SOLO
36 KAMIS-MINGGU,
11 - 14 OKTOBER
SOLO INVESTATION TOURISM
& TRADE EXPO (SITTEX)
SOLO
37 SABTU-MINGGU,
13 - 14 OKTOBER
SOLO INTERNATIONAL TEA
FESTIVAL
SOLO
38 MINGGU, 14
OKTOBER
GREBEG PANGAN PURWOSARI-SRIWEDARI
39 MINGGU-SELASA,
14 - 16 OKTOBER
SOLO CULINARY FESTIVAL SOLO
40 KAMIS-MINGGU,
25 - 28 OKTOBER
PASAR SENI BALEKAMBANG TAMAN BALEKAMBANG
41 JUMAT, 26
OKTOBER
GREBEG BESAR KERATON KASUNANAN
SURAKARTA
42 JUMAT-MINGGU, 9
- 11 NOVEMBER
JAVANESE THEATRICAL SOLO
43 MINGGU, 11
NOVEMBER
KIRAB APEM SEWU KAMPUNG SEWU
44 MINGGU, 11 BENGAWAN SOLO GETHEK BENGAWAN SOLO
NOVEMBER FESTIVAL
45 JUMAT-SABTU, 16
- 17 NOVEMBER
KIRAB MALAM 1 SURA KERATON KASUNANAN
SURKARTA & PURA
MANGKUNEGARAN
46 MINGGU, 25
NOVEMBER
WIYOSAN JUMENENGAN SP
KGPAA MANGKOE NAGORO
IX
PURA
MANGKUNEGARAN
47 SABTU, 31
DESEMBER
PESTA BUDAYA DAN
KEMBANG API MALAM
TAHUN BARU
SOLO
Tabel 4.2
4.9 Event-event Budaya Berdasarkan Klasifikasi :
a. Religi
- Sekaten
- Grebeg Mulud
- Pekan Syawalan Jurug
- Grebeg Poso
- Bakdan ing Balekambang
- Kirab Apem Sewu
- Kirab Malam Satu Suro
b. Kemasyarakatan
- Grebeg Sudiro
- Mahesa Lawung
- Wiyasan Jumenengan Dalem ke-7 ISKS XIII
- Tinggalan Jumenengan Dalem ke-7 ISKS XIII Pesta Budaya dan kembang Api
malam Tahun Baru.
c. Sistem Pengetahuan (pendidikan)
- Kreatif Anak Sekolah Solo (KREASSO)
- Kemah Budaya
- Festival Dolanan Bocah
- Solo Cyber City Community
d. Kesenian (tari, musik, theater, batik)
- Festival Ketoprak
- Solo 24 jam Menari
- Solo Batik Fashion
- Pentas Wayang Orang Gabungan
- Solo Keroncong Festival
- Grand Final Cipta Lagu Keroncong
- Wayang Bocah
- Javanese Theatrical
- Keraton Art Festival
- Solo Kampong Art
- Solo Batic Carnival (SBC)
- Solo City Jazz
e. Event International
- Mangkunegaran Performing Art
- Solo International Performing Art (SIPA)
- Asia Pacific Historian Confrence
- Solo International Etnic Music (SIEM)
- Federation for Asian Cultural Promotion Confrence
- Solo International Tea Festival
f. Kuliner
- Solo Culinary Festival
- Grebeg Pangan
- Festival Jenang Solo 2012
g. Pariwisata
- Solo Karnaval
- Festival Tirtonadi
- Bengawan Travel Mart
- Grand Final Pemilihan Putra Putri Solo
- Bengawan Solo Gethek Festival
- Pasar Seni Balekambang
- Gunungan Charity Boat Race
- Pesona Balekambang
4.9.1 SIPA (Solo International Performing Art)
Gambar 4.2 Logo SIPA Community
Profil SIPA :
SIPA atau Solo International Performing Arts adalah sebuah ajang pergelaran seni
budaya berskala international dengan materi berupa seni pertunjukan. Sedangkan pertunjukan
yang dimaksud wilayah genre seninya mulai dari seni tari, seni musik, hingga seni teater dan
atau tidak menutup kemungkinan melebar ke wilayah seni yang lain.
SIPA akan terus mencari dan mencari bentuk idealnya. Setelah itu proses pencarian
masih akan terus berlanjut hingga akan menemukan bentuk terbaiknya. Namun satu hal yang
tidak akan pernah ditinggalkan adalah Spirit Solo sebagai ajang interaksi kultural yaitu
konsep Solo Kota Budaya. Inilah yang akan selalu menjadi semangat dari proses pencarian
bentuk yang ideal dari SIPA.
Akhirnya dari seluruh pemikiran itu akan bermuara pada satu tema besar. Solo akan
menjadi kota yang “duwur adoh kuncarane”. Kota yang besar karena kehidupan tradisi
masyarakatnya dan kebersamaannya sehingga kebesaran itu memiliki daya guna bahkan bagi
masyarakat dari luar wilayah..
SIPA 2010 :
Gambar 4.3 Iklan Cetak SIPA 2010
Kalau ada pertanyaan dari mana peradaban sebuah kota bisa terus hidup dan tumbuh?
Jawabannya sangat mungkin bisa dimulai dari kebudayaan masyarakatnya. Kalau ada
pertanyaan, dari mana kebudayaan itu bisa ditandai? Salah satu yang sederhana ada pada
kehidupan kesenian masyarakatnya.
Solo adalah Kota Budaya, maka Solo pasti juga memiliki kekuatan kehidupan
kesenian yang hidup dan tumbuh dengan baik di masyarakatnya. Tapi bagaimana kemudian
kekuatan itu bisa menjadi energi bagi tumbuh dan berkembangnya kota Solo? Inilah di
antaranya semangat dari Solo International Performing Art (SIPA) 2010.
SIPA hadir dari sebuah pemikiran untuk menggali potensi seni pertunjukan sebagai
bagian dari kehidupan budaya. SIPA ada karena keinginan untuk terus mendewasakan
kehidupan kota. Dan SIPA lahir karena berangkat dari semangat masyarakat. Dari dan milik
masyarakat Solo.
Solo International Performing Arts (SIPA) yang diselenggarakan di Pamedan Istana
Mangkunegaran Solo pada tanggal 16-18 Juli 2010 mengambil tema kesenian rakyat, dimana
jenis kesenian ini memiliki keunikan yang layak untuk diangkat sekaligus sebagai tema
pergelaran berskala international. Tak sekedar bicara persoalan estetika semata. Tetap juga
berbicara tentang kehidupan alam dan masyarakat pendukungnya, lalu kearifan lokal pun
sarat terkandung di dalamnya. Dalam pertunjukan SIPA 2010 delegasi yang tampil
diantaranya :
1. Wargo Budhoyo – Magelang, Jawa Tengah
2. Markt Allhau – Austria
3. Warisan Budaya Seni Melayu – Bangka Belitung
4. Seni Sumedang – Sumedang, Jawa Barat
5. Universitas Malaysia Sabah – Malaysia
6. ISI Dendasar – Bali
7. Sanggar Fitria dan Padepokan Kalang Kamuning – Bandung, Jawa Barat
8. Teater Lungit – Solo, Jawa Tengah
9. Oxana Chi – Jerman
10. Jiyu Luay – Kutai, Kalimantan
11. Timor Leste – Timor Leste
12. Danil Millan Cabrera – Mexico
13. Malang Dance – Malang, Jawa Timur
14. Ngurah Sudibya – Bali
15. Darma Giri Budaya – Wonogiri, Jawa Tengah
16. Lambangsari – Jepang
17. Teater Payung Hitam – Bandung, Jawa Barat
18. Universitas Negeri Medan – Medan, Sumatra Utara