1 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa dan Pembahasan 4.1.1 Analisa Five Forces Model Gambar 4.1 Analisa Five Forces Model Apabila kita melihat kondisi persaingan kartu kredit di Indonesia melalui pandangan 5 kekuatan menurut Porter (1996), maka kita akan melihat bagaimana lingkungan persaingan yang dihadapi oleh BCA, seperti: Pendatang Baru Potensial ( Low ) Para pesaing industri ( High ) _____________________ Persaingan antara berbagai perusahaan Pemasok ( Medium ) Pembeli ( High ) Produk pengganti ( Medium ) Sumber: Michael E. Porter (1996)
41
Embed
BAB IV fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/BAB IV_11-67.pdf · Gambar 4.2 Analisa SWOT pada Kartu Kredit BCA Setelah mengetahui kondisi persaingan yang dihadapi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa dan Pembahasan
4.1.1 Analisa Five Forces Model
Gambar 4.1 Analisa Five Forces Model
Apabila kita melihat kondisi persaingan kartu kredit di Indonesia
melalui pandangan 5 kekuatan menurut Porter (1996), maka kita akan melihat
bagaimana lingkungan persaingan yang dihadapi oleh BCA, seperti:
Pendatang Baru Potensial( Low )
Para pesaing industri( High )
_____________________
Persaingan antara berbagai perusahaan
Pemasok ( Medium )
Pembeli ( High )
Produk pengganti( Medium )
Sumber: Michael E. Porter (1996)
2
Para Pesaing di dalam Industri – High
Para pesaing di dalam industri ini adalah bank – bank yang telah lama
berdiri dan dikenal banyak oleh masyarakat seperti “Mandiri”, “BRI”, “BNI”,
dan lainnya serta bank–bank asing lainnya seperti “Citibank”, “HSBC” dan
lainnya yang ikut masuk ke pasar consumer atau retail. Bank ini umumnya
memberikan pelayanan yang sama yaitu penawaran kartu kredit beserta
fasilitas–fasilitas yang dapat dinikmati oleh nasabahnya. Fasilitas–fasilitas
tersebut dapat berupa executive lounge di setiap bandara, autopay dimana
pembayaran tagihan listrik, tagihan telepon, tagihan air, dan lain–lainnya di
debit langsung ke kartu kredit, mendapatkan diskon spesial bagi pemegang
kartu jenis Visa Platinum ataupun World Mastercard di merchant tertentu, dan
lain–lainnya.
Produk Pengganti – Medium
Saat ini, produk pengganti kartu kredit di industri kartu kredit adalah
Cash atau kartu Debit maupun kartu “Flazz” dimana produk pengganti
tersebut dapat memberikan fasilitas untuk melakukan transaksi meskipun
produk pengganti ini tidak seratus persen menggantikan fungsi yang ada pada
kartu kredit.
Pemasok – Medium
Dalam industri ini, pemasok untuk kartu kredit adalah Visa
International (Asia – Pacific) Ltd dengan nama jaringan Visa dan Mastercard
International Indonesia dengan nama jaringan Mastercard. Untuk industri
3
kartu kredit ini, pemasok cukup berperan tetapi tidak terlalu signifikan
terhadap industri ini karena masing–masing saling membutuhkan.
Kekuatan Pembeli – High
Kekuatan pembeli atau nasabah sangat dominan dalam industri kartu
kredit. Dalam kondisi persaingan yang cukup ketat, nasabah akan sangat
mudah untuk berganti pilihan alternatif kartu kredit apabila pembeli atau
nasabah ini merasa tidak cocok dengan produk yang diberikan atau
ditawarkan. Oleh karena itu, bank harus dapat menciptakan inovasi secara
terus–menerus sehingga dapat menciptakan kebutuhan bagi para nasabahnya.
Pembeli atau nasabah yang tergabung dalam produk kartu kredit ini umumnya
dari golongan yang bervariasi. Bervariasi dalam hal ini terdiri dari berbagai
macam lifestage seperti keluarga muda, pengusaha, keluarga yang sudah
mapan dalam kehidupannya, pensiun, dan lain–lain.
Hasil analisa Five Forces Model dari Porter (1996) pada PT. Bank
Central Asia, Tbk mengungkapkan bahwa BCA menghadapi tingginya tingkat
persaingan dari bank lainnya, potensi pendatang baru yang rendah serta
tingginya kekuatan pembeli. Selain itu ancaman produk pengganti yang tidak
terlalu signifikan terhadap produk ini karena tidak seratus persen produk
pengganti ini menggantikan fungsi utama dari kartu kredit tersebut serta
seimbangnya pengaruh dari kekuatan pemasok dikarenakan antara pemasok
dengan BCA, keduanya sama–sama saling membutuhkan satu dengan yang
lainnya. Dan juga dengan tingginya kekuatan pembeli, BCA harus terus
melakukan inovasi di dalam produknya agar nasabahnya tidak berganti
4
pilihan ke alternatif produk lainnya. Hal ini membuktikan bahwa BCA masih
dapat berkembang dan meningkatkan jumlah nasabah kartu kreditnya.
4.1.2 Analisa Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weaknesses),
Peluang (Opportunity), dan Ancaman (Threat) Kartu Kredit
BCA
Gambar 4.2 Analisa SWOT pada Kartu Kredit BCA
Setelah mengetahui kondisi persaingan yang dihadapi oleh BCA
dengan menggunakan lima kekuatan diatas, selanjutnya BCA akan melakukan
analisa SWOT. Melalui analisa SWOT ini, BCA akan mendapatkan informasi
mengenai kondisi yang akan dihadapi di tengah – tengah lingkungan industri
Strengths:- jaringan merchant yang
luas - jumlah nasabah kartu kredit
cukup banyak- melakukan inovasi dan
pengembangan untukmemenuhi kebutuhan danpelayanan di BCA
Weaknesses:- masih sedikitnya fasilitas -
fasilitas yang dimiliki kartu kredit BCA Platinum/World
Opportunities:- memiliki potensi yang besar
untuk mengembangkanbisnis di kartu kredit
- memulai bisnis kartu kredit di sektor syariah
Threats:- adanya beberapa pesaing
dalam industri kartu kredit- banyaknya bank asing yang
membuka cabang di Indonesia
Kartu Kredit BCA
5
serta persaingan industrinya. Informasi ini akan berisi gambaran kekuatan,
kelemahan, kesempatan, serta ancaman dari lingkungan internal maupun
eksternal perusahaan yang tentunya akan membantu dalam mempersiapkan
strategi bersaing dalam industri ini.
Analisa Kekuatan (Strengths)
Melalui analisa kekuatan ini, BCA dapat mengetahui kondisi kekuatan
yang dimilikinya. Kekuatan yang menonjol yang dimiliki oleh BCA adalah
jaringan yang luas hingga ke seluruh Indonesia dan teknologi e–banking,
dengan memiliki 900 kantor cabang di seluruh Indonesia dan kartu kredit
BCA dapat diterima hampir di 108.000 merchant (lihat: Lampiran 2) dapat
memberikan suatu pandangan pada nasabah kartu kredit BCA bahwa nasabah
dapat dengan leluasa menggunakan kartu kredit BCA dimana saja serta
nasabah dapat melakukan pembayaran tagihan kartu kredit dimana saja baik
itu dilakukan lewat kantor cabang maupun lewat e–banking.
Kekuatan berikutnya yang dimiliki BCA adalah terletak pada jumlah
nasabah kartu kredit yang cukup banyak yaitu sekitar 2,2 juta pemegang kartu
kredit BCA. Dengan jumlah nasabah yang cukup banyak ini, BCA dapat
memberikan bargaining power dalam proses negosiasi dengan merchant
untuk bekerja sama dengan BCA.
Selain itu kekuatan lain yang dimiliki BCA adalah BCA memiliki
komitmen yang tinggi dari pihak manajemen untuk melakukan inovasi secara
terus – menerus untuk memenuhi kebutuhan aktual bagi para nasabah kartu
6
kreditnya serta melakukan pengembangan di sektor sumber daya manusia
agar pelayanan yang diberikan dapat terus ditingkatkan.
Analisa Kelemahan (Weaknesses)
Dengan melakukan analisa ini akan menghasilkan informasi mengenai
kelemahan yang dimiliki oleh BCA. Kelemahan yang dimiliki oleh BCA
adalah dari sisi fasilitas – fasilitas yang diberikan bagi pemegang kartu kredit
BCA jenis Visa Platinum atau World Mastercard. Dalam hal ini, BCA masih
belum maksimal dalam memberikan fasilitas – fasilitas tersebut.
Dibandingkan dengan para pesaingnya terutama Bank Mandiri, Bank Mandiri
masih jauh memberikan fasilitas kepada para pemegang kartu kredit Mandiri
Platinumnya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan kartu kredit
BCA khususnya untuk jenis Visa Platinum atau World ini karena nantinya
nasabah akan memilih bank lain yang menawarkan fasilitas yang lebih
menarik dan menguntungkan.
Analisa Peluang (Opportunities)
Analisa lainnya yang perlu dikembangkan adalah Analisa Peluang.
Analisa ini akan menghasilkan informasi mengenai kesempatan – kesempatan
yang masih dimikiki oleh BCA. Kesempatan tersebut berupa BCA masih
dapat mengembangkan bisnisnya di bidang kartu kredit dimana Indonesia
masih memiliki potensi yang cukup besar untuk dimasuki bisnis di bidang
kartu kredit. Hal ini dapat terlihat dari total jumlah penduduk Indonesia yang
mencapai 230 juta jiwa sedangkan yang memiliki hubungan dengan bank
hanya sekitar 50 juta jiwa atau 21 persennya saja. Dimana untuk kartu kredit
7
BCA sekarang ini mencapai 2,2 juta kartu (lihat: Lampiran 2) atau sekitar
16,3 persen dari total keseluruhan industri kartu kredit yaitu sebesar 13,5 juta
kartu (sumber: www.bi.go.id).
Kesempatan lain yang dimiliki BCA adalah kesempatan untuk
memasuki bisnis kartu kreditnya di sektor Syariah. Karena untuk bisnis di
sektor Perbankan Syariah ini, pangsa pasar yang dimiliki cukup
menggairahkan. Hal ini terlihat dari bank – bank lainnya yang sudah terlebih
dahulu masuk ke sektor Perbankan Syariah ini, seperti Bank Bukopin Syariah,
Bank Danamon Syariah, Bank DKI Syariah, Bank Ekspor Indonesia Syariah,
Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank Niaga Syariah, Bank
Permata Syariah, Bank Syariah BRI, Bank Syariah Bukopin, Bank syariah