132 BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Penelitian ini dilakukan di kelompok B2 BKB PAUD Melati Putih, Kayu Putih yang terletak di Jalan Kikir, Kayu Putih Jakarta Timur. BKB Melati Putih merupakan lembaga pendidikan nonformal anak usia dini. PAUD Melati Putih didirikan dengan tujuan untuk mencerdaskan dan membentuk kepribadian yang mandiri, cerdas dan berakhlak baik anak-anak warga RW 04 dan sekitarnya. Kegiatan pembelajaran di PAUD Melati Putih dilaksanakan di Gedung RW 04. Pelaksanaan kelompok kelas B2 yang merupakan tempat responsden penelitian melaksanakan waktu belajar dengan jumlah total keseluruhan peserta didik sebanyak 36 anak, yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Jumat mulai pukul 10.30 sampai dengan pukul 12.00. 132
132
Embed
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ...repository.unj.ac.id/1380/4/BAB IV.pdf · BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
132
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS,
DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum
Penelitian ini dilakukan di kelompok B2 BKB PAUD Melati Putih,
Kayu Putih yang terletak di Jalan Kikir, Kayu Putih Jakarta Timur. BKB
Melati Putih merupakan lembaga pendidikan nonformal anak usia dini.
PAUD Melati Putih didirikan dengan tujuan untuk mencerdaskan dan
membentuk kepribadian yang mandiri, cerdas dan berakhlak baik
anak-anak warga RW 04 dan sekitarnya.
Kegiatan pembelajaran di PAUD Melati Putih dilaksanakan di
Gedung RW 04. Pelaksanaan kelompok kelas B2 yang merupakan
tempat responsden penelitian melaksanakan waktu belajar dengan
jumlah total keseluruhan peserta didik sebanyak 36 anak, yaitu pada
hari Senin, Rabu, dan Jumat mulai pukul 10.30 sampai dengan pukul
12.00.
132
133
Gambar 4
Pintu Masuk Ruang kelas BKB PAUD Melati Putih
Gam ba r B. Deskripsi Data
Penelitian dilakukan di PAUD Melati Putih dikarenakan peneliti
menemukan data terkait masalah pada saat melakukan observasi.
Hasil observasi dan wawancara diketahui dari 36 anak yang berada
pada kelompok B2, peneliti menemukan 10 anak yang memiliki
kecerdasan intrapersonal yang belum optimal yaitu Febi, Marsya,
Citra, Thalita, Zalfa, Reza, Damar, Razan, Intan, dan Rafa.
Kecerdasan intrapersonal yang diteliti meliputi kemampuan untuk
mengetahui kemampuan dan kelemahan diri, kemampuan
mengekspresikan suasana hati, kemampuan untuk memiliki motivasi,
kemampuan untuk menerima tantangan baru, kemampuan untuk
menyatakan keinginan diri, kemampuan mendisiplinkan diri,
memahami diri sendiri, dan menghargai diri sendiri.
134
1. Data Pra Penelitian
Sebelum melaksanakan Siklus I, peneliti melakukan persiapan
pra penelitian, yaitu mencari dan mengumpulkan data anak yang akan
diteliti melalui observasi langsung dalam beberapa pertemuan yaitu
pada tanggal 6 April – 10 April 2015 di PAUD Melati Putih, Kayu Putih.
Kegiatan observasi pra penelitian dilaksanakan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung yakni hari Senin, Rabu, dan Jumat mulai
pukul 10.30-12.00.
Berdasarkan hasil observasi, kecerdasan intrapersonal anak
pada pra penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan intrapersonal
anak usia 5-6 tahun di PAUD Melati Putih, Kayu Putih belum optimal.
Saat peneliti melakukan kegiatan observasi, terlihat bahwa anak
mengalami kesulitan dalam hal menyampaikan dan menerima kritik
dan saran, mengekspresikan suasana hati, memiliki motivasi dalam
mengerjakan tugas, menerima tantangan baru, menyatakan keinginan
diri, berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari seperti, berbicara
dengan kata-kata sopan, mengucapkan kata maaf dan terima kasih,
bersabar menunggu giliran, berbaris dengan rapi. mengurus diri sendiri
seperti: memasukkan kembali bekal makanan setelah makan,
menyusun ataupun memasukkan alat bermain yang telah digunakan
ke tempatnya, dan memiliki rasa kebanggaan terhadap diri seperti
135
menjawab pertanyaan dari guru, mengerjakan tugas sendiri serta
menyampaikan rasa bangga dengan hasil karyanya sendiri.
Gambar 5
Kegiatan baris berbaris terlihat ada anak yang mengganggu teman yang berdiri di depannya meski sudah diperingatkan
berulangkali
Gambar 6
Anak-anak mengikuti kegiatan bernyanyi dan bertepuk bersama dengan guru, namun tidak memperlihatkan ekspresi apapun
136
Gambar 7
Saat guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan terlihat ada anak yang memperlihatkan ekspresi takut atau tidak senang
Gambar 8
Saat mengerjakan tugas terlihat ada anak yang memperlihatkan sikap bingung karena belum dapat mengerjakan tugas
137
Gambar 9
Saat kegiatan inti, anak-anak terlihat mengerjakan dengan baik dan terlihat beberapa anak yang dibantu oleh guru
Gambar 10 dan 11
Sebelum kegiatan senam, kepala sekolah menyampaikan nasihat kepada salah satu anak yang dilaporkan sudah memukul temannya.
Anak tersebut terlihat tidak senang atau marah saat dinasihati dan tidak bersedia mengikuti kegiatan senam
Berdasarkan hasil observasi di PAUD Melati Putih tersebut
peneliti berpendapat bahwa ditemukan beberapa hal yang
menyebabkan kemampuan kecerdasan intrapersonal anak kurang
optimal antara lain, pertama, kegiatan pembelajaran yang diberikan
138
guru kurang bervariasi dan bersifat teacher centered. Kedua, metode
yang diberikan lebih menggunakan metode penugasan dan ceramah,
ketiga kegiatan bercerita kurang menjadi kegiatan untuk menyampaikan
pesan moral dalam kehidupan sehari-hari, keempat, kurangnya
kemampuan guru dalam mengembangkan kecerdasan intrapersonal
anak, kelima, pola interaksi yang terjadi adalah pola interaksi searah
dengan ceramah dan ekspresi marah terjadi pada saat anak melakukan
kesalahan sehingga mengakibatkan anak mengalami kesulitan untuk
mengekspresikan perasaannya dengan kata lain anak menjadi
ketakutan terhadap guru.
Selain data tersebut, peneliti melakukan asesmen anak dengan
menggunakan instrumen kecerdasan intrapersonal yang sebelumnya
telah melalui proses expert judgment dan uji validitas empirik. Adapun
hasil dari asesmen tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 9 Data Pra Penelitian Kecerdasan Intrapersonal Anak
No Nama Responsden Skor Presentase
1 FEBI 23 36%
2 MARSYA 25 39,06%
3 CITRA 26 41%
4 TALITA 29 45,30%
5 ZALFA 26 41%
6 REZA 19 29,60%
7 DAMAR 24 38%
8 RAZAN 23 35,93%
9 INTAN 22 34%
139
10 RAFA 23 35,93%
Jumlah 240 375%
Rata-rata Kelas 24 37,50%
Data pra penelitian tersebut kemudian dIbuat dalam bentuk grafik
untuk melihat level tingkat presentase kecerdasan intrapersonal anak
usia 5-6 tahun. Berikut ini adalah grafik presentase kecerdasan
intrapersonal anak usia 5-6 tahun.
Grafik 1 Deskripsi Data Pra Penelitian Kecerdasan Intrapersonal Anak
Pada pra penelitian diperoleh presentase data kecerdasan
intrapersonal anak bahwa data tertinggi mencapai 45,30% dan data
terendah sebesar 29,60%. Dari data tersebut terlihat bahwa
kecerdasan intrapersonal anak masih rendah. Kecerdasan
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
50%
1
Febi
Marsya
Citra
Thalita
Zalfa
Reza
Damar
Razan
Intan
Rafa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
140
intrapersonal anak terdiri dari kemampuan menyampaikan dan
menerima kritik dan saran, mengekspresikan suasana hati, memiliki
motivasi dalam mengerjakan tugas, menerima tantangan baru,
menyatakan keinginan diri, berperilaku baik dalam kehidupan sehari-
hari seperti, berbicara dengan kata sopan, mengucapkan kata maaf
dan terima kasih, bersabar menunggu giliran, berbaris dengan rapi.
mengurusi dirinya sendiri seperti memasukkan kembali bekal
makanan setelah makan, menyusun ataupun memasukkan alat
bermain yang telah digunakan ketempatnya, dan memiliki rasa
kebanggaan terhadap diri seperti menjawab pertanyaan dari guru,
mengerjakan tugas sendiri serta menyampaikan rasa bangga dengan
hasil karyanya sendiri. Untuk melakukan karakteristik ini anak-anak
memerlukan bantuan dari guru.
. Setelah dilakukan identifikasi masalah yang berkaitan dengan
kecerdasan intrapersonal anak 5-6 tahun di PAUD Melati Putih Kayu
Putih, selanjutnya peneliti bersama kolaborator menyusun program
tindakan yang akan diberikan untuk meningkatkan kecerdasan
intrapersonal anak. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan instrumen
yang akan digunakan yakni dalam bentuk pedoman observasi yang
akan digunakan untuk mengumpulkan hasil yaitu kecerdasan
intrapersonal anak usia 5-6 tahun di PAUD Melati Putih. Dari hasil
observasi yang dilakukan, hal tersebut menjadi dasar untuk peneliti
141
dalam melaksanakan penelitian tindakan melalui penggunaan media
permainan wayang film.
2. Data Hasil Penelitian Siklus I
Setelah dilakukan perencanaan, tindakan, dan pengamatan, peneliti
dan kolaborator melakukan refleksi tindakan yang akan dilakukan pada
Siklus I. Pelaksanaan Siklus I dilakukan secara bertahap selama 6 kali
pertemuan. Setiap kali pertemuan berlangsung selama 90 menit.
Adapun peran peneliti pada penelitian ini adalah sebagai
planner leader, pemberi tindakan, dan terkadang mendampingi guru
kelas ketika memberikan tindakan dan sebagai pengamat, sehingga
peneliti terlibat langsung bersama anak dalam kegiatan-kegiatan
kecerdasan intrapersonal anak melalui media permainan wayang film.
Sebelum melakukan tindakan, peneliti dan kolaborator
mendiskusikan program kegiatan yang akan dilakukan. Peneliti juga
mempersiapkan instrumen pemantau tindakan dan alat dokumentasi
berupa kamera handphone. Berikut adalah deskripsi kegiatan
kecerdasan intrapersonal anak melalui media permainan wayang film
pada setiap pertemuan yang dilakukan mulai dari perencanaan sampai
dengan refleksi.
a. Perencanaan ( Planning )
Peneliti mengadakan penelitian dengan perencanaan
sebagai berikut.
142
1. Membuat perencanaan tindakan yang akan diberikan pada
anak yang telah disusun dan terlebih dahulu didiskusikan
dengan kolaborator. Diskusi dilakukan untuk menyesuaikan
tujuan pembelajaran, perkembangan anak, waktu pelaksanaan
penelitian, dan rencana kegiatan peneliti mulai dari observasi
pra penelitian sampai dengan penelitian Siklus 1 pada setiap
pertemuan. Berikut adalah rencana kegiatan pada setiap
pertemuan pada Siklus 1.
Tabel 10 Perencanaan Tindakan Siklus I
Tanggal Pertemuan
Kegiatan
15 April 2015 1 Bercerita dengan judul “Rumah Baru Kiki” dan membuat ID Card
17 April 2015 2 Bercerita dengan judul “Koko dan Ibu Marah” dan Menggambarkan ekspresi wajah sesuai susana hati
20 April 2015 3 Bercerita tentang Anggota Keluarga Koko dan Membuat booklet “My Family Member”
24 April 2015 4 Bercerita dengan judul “Kebiasaan Keluarga Koko”
29 April 2015 5 Bermain “Kuda Bisik” dan memasangkan wayang film dan kartu bergambar wayang film
4 Mei 2015 6 Bercerita dengan judul “Siti berjanji”
2. Menyiapkan media yang disesuaikan dengan tindakan yang
akan diberikan kepada anak. Media yang akan digunakan
antara lain berupa tokoh wayang anggota keluarga (Ayah, Ibu,
Abang, adik, dan bayi), rumah, pohon dan lain-lain, head lamp,
dan sambungan kabel. Berikut adalah tahapan pembuatan
tokoh wayang film.
143
a. Menjiplak gambar yang telah dIbuat ke karton duplek.
Gambar 12
Hasil jiplak gambar pada karton duplek
b. Menggunting hasil jiplakan tersebut.
Gambar 13
Hasil guntingan pada karton duplek
c. Mengcutter bagian yang dapat mempertegas karakter
wayang yang sedang dIbuat.
144
Gambar 14
Hasil mengcutter dan tanda “v”
d. membuat bentuk seperti tanda checklist (v) pada bagian
tengah belakang wayang yang digunakan sebagai
sangkutan wayang ke tali pada prototipe permainan wayang
film.
Gambar 15
Hasil akhir pembuatan tokoh wayang film
145
3. Menyiapkan alat pengumpul data berupa catatan lapangan,
lembar observasi, dan dokumentasi (kamera handphone).
b. Tindakan (acting) dan Pengamatan (observing)
Tindakan Siklus I yang diberikan kepada anak usia 5-6 tahun
kelompok B2 PAUD adalah sebagai berikut.
1) Pertemuan I
Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Rabu, 15
April 2015 mulai pukul 10.30-12.00. Saat pintu dIbuka, anak-
anak sudah berbaris di depan kelas sambil menunggu kelas
sebelumnya berpamitan pulang. Bu Rina menyiapkan barisan
dan menginstruksikan anak untuk menghadap kanan serentak
dan meminta anak berjalan miring sampai ke tempat duduk
masing-masing menghadap ke papan tulis ataupun media
permainan wayang film. Sebelum memulai kegiatan, peneliti
mengajak anak-anak bernyanyi, berdoa, dan memperkenalkan
media permainan wayang film. Kegiatan pembelajaran dimulai
dengan memperkenalkan media permainan wayang film (CL.1,
p.1,kl.4). Febi bertanya “ Kakak.., itu TV ya?, TVnya besar”,
peneliti menjawab “bentuknya memang mirip, ini namanya
permainan wayang film”, dan “ini yang dinamakan dengan
wayang” sambil memperkenalkan tokoh-tokoh yang ada di
cerita. Kemudian peneliti bertanya “Siapa yang ingin
146
menyaksikan cerita?”. Anak-anak serentak menjawab “Saya,
kak..”(CL.1, p.1, kl.5). Anak-anak duduk di bangku masing-
masing, peneliti meminta anak-anak berjanji untuk tidak ngobrol
dan bermain sendiri saat peneliti bercerita (CL.1, p. 1,kl.6).
Peneliti kemudian bercerita dengan judul “Rumah Baru Kiki”.
Cerita ini menceritakan sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah,
Ibu, Abang Kiki, Adik Siti, dan adik bayi bernama Keke. Mereka
baru berpindah tempat tinggal. Suatu hari Kiki berpamitan untuk
bermain bola, dan berjanji pulang pukul 17.00. Ibu mencari Kiki
di rumah dan minta tolong Ayah untuk mencari. Ayah
memanggil dan Kiki pulang. Ibu menegur Kiki karena pulang
terlambat pukul 18.00, meminta Kiki mandi, makan dan shallat
bersama. Ibu mengingatkan Kiki utk mengerjakan PR dan usia
itu cuci tangan – kaki, gosok gigi, tidur. Setelah selesai
bercerita, peneliti bertanya kepada anak-anak “Siapa yang tahu
kenapa Ibu marah pad Abang Kiki?” Anak-anak serentak
Peneliti mengiyakan dan membantunya untuk memimpin doa.
Peneliti kemudian mengizinkan anak-anak untuk pulang. Saat
anak lain pulang, Febi terlihat masih ditangani oleh Bu Nur
dengan kondisi marah dan peneliti mencoba membantu
menenangkan Febi (CL.6,p.4,kl.6).
Gambar 59
Firmansyah memimpin doa sebelum pulang (CD.6,p.4,kl.4).
Gambar 60
Febi ditangani oleh peneliti dan Bu Nur memperlihatkan ekspresi marah (CD.6,p.4,kl.6)
182
c. Refleksi
Peneliti bersama kolaborator mengadakan refleksi setiap
selesai melaksanakan kegiatan. Refleksi ini dilakukan dengan
tujuan untuk melihat tindakan yang diberikan pada hari itu, dan
dampak dari kegiatan menggunakan media permainan wayang
film terhadap kecerdasan intrapersonal anak usia 5-6 tahun di
PAUD Melati Putih, Kayu Putih.
Pengamatan atas kinerja peneliti dan kolaborator di
lapangan sangat diperlukan dalam penelitian ini, pengamatan
dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan di kelas oleh
peneliti dengan menggunakan instrumen pemantau tindakan.
Peneliti dan kolaborator melakukan analisis proses sejauh mana
aktivitas anak dalam proses pembelajaran telah sesuai dengan
perencanaan yang telah dIbuat.
Berikut ini adalah hasil pengamatan peneliti dan
kolaborator dari instrumen pemantau tindakan, dilihat dari
aktivitas anak dan aktivitas guru seperti ditunjukkan tabel
berikut.
183
Tabel 11 Hasil Temuan Observasi Instrumen Pemantau Tindakan
No Aktivitas yang Diamati
Data dari Pengamatan
1 Aktivitas Peneliti a. Peneliti memotivasi anak untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
b. Peneliti menjelaskan kegiatan pembelajaran. c. Peneliti mencontohkan kegiatan pembelajaran. d. Peneliti membimbing selama proses kegiatan
pembelajaran. e. Peneliti mereview kegiatan. f. Peneliti mengakhiri kegiatan pembelajaran. g. Peneliti menutup kegiatan dengan berdoa. h. Peneliti merapikan media bermain wayang film.
2 Aktivitas Anak a. Anak duduk dengan tertib dan bersiap mengikuti kegiatan pembelajaran.
b. Anak duduk tertib dan menyimak penjelasan dan cerita dari peneliti.
c. Anak mendengarkan dan mecoba kegiatan. d. Anak mencoba melaksanakan kegiatan dengan
tertib. e. Anak menanggapi dan menjawab pertanyaan
peneliti. f. Anak menyampaikan perasaannya masing –
masing terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
g. Anak secara bersama mengucap doa dengan tertib.
h. Anak membantu merapikan media bermain wayang.
Setiap pertemuan Siklus I, peneliti dan kolaborator sama-sama
saling mengevaluasi kegiatan yang dilakukan dengan berpedoman dari
instrumen pemantau tindakan, lembar observasi dan refleksi yang
dIbuat bersama. Berdasarkan hasil pengamatan pada umumnya
aktivitas guru dan aktivitas anak berjalan baik sesuai dengan
184
perencanaan. Pada pertemuan pertama hingga pertemuan keenam
dalam penerapan menggunakan media permainan wayang film berjalan
lancar dan sesuai harapan. Hal ini berdampak positif terhadap
kecerdasan intrapersonal anak. Hal tersebut terlihat pada saat
observasi oleh peneliti pada tiap pelaksanaan pertemuannya. Untuk
melihat skor kecerdasan intrapersonal anak dalam tabel dapat dilihat di
bawah ini.
Tabel 12 Deskripsi Data Siklus 1 Kecerdasan Intrapersonal Anak
No Nama
Responsden
Jumlah Presentase
skor Total
1 FEBI 260 67,7
2 MARSYA 279 72,6
3 CITRA 294 76,5
4 TALITA 346 90,1
5 ZALFA 357 92,9
6 REZA 275 71,6
7 DAMAR 353 91,9
8 RAZAN 322 83,8
9 INTAN 345 89,8
10 RAFA 363 94,5
Jumlah 3194 831,4
Rata-rata kelas 319,4 83,14
Berdasarkan tabel diatas, data Siklus 1 kecerdasan intrapersonal
digambarkan dalam bentuk grafik sehingga terlihat tingkatan hasil penelitian
Siklus 1. Berikut adalah gambaran grafik tersebut.
185
Grafik 2 Deskripsi Data Siklus I Kecerdasan Intrapersonal Anak
Berdasarkan hasil penelitian, kecerdasan intrapersonal anak
meningkat dari pra Siklus ke Siklus I. Rata-rata presentase kecerdasan
intrapersonal anak meningkat hingga 83,14% setelah diberi tindakan
menggunakan media permainan wayang film. Presentase yang didapat
pada Siklus I mencapai target keberhasilan yang disepakati dengan
kolaborator yaitu sebesar 71%. Berikut data tentang presentase hasil
peningkatan kecerdasan intrapersonal anak antara pra penelitian dan
Siklus I yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Febi
Marsya
Citra
Thalita
Zalfa
Reza
Damar
Razan
Intan
Rafa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
186
Tabel 13 Data Peningkatan Kecerdasan Intrapersonal Anak
No Nama
Responsden
Presentase Presentase Peningkatan Keseluruhan
Pra Penelitian Siklus 1
1 FEBI 35,93 67,7 31,8
2 MARSYA 39,06 72,6 33,5
3 CITRA 41 76,5 35,5
4 TALITA 45,3 90,1 44,8
5 ZALFA 41 92,9 51,9
6 REZA 29,6 71,6 42
7 DAMAR 38 91,9 53,9
8 RAZAN 35,93 83,8 47,8
9 INTAN 34 89,8 55,8
10 RAFA 35,93 94,5 58,57
Jumlah 375,75 831,4 455,57
Rata-rata kelas 83,14 45,55
Berdasarkan tabel di atas, data pra penelitian dan Siklus 1
kecerdasan intrapersonal digambarkan dalam bentuk grafik sehingga terlihat
tingkatan hasil penelitian Siklus 1. Berikut adalah gambaran grafik tersebut.
Grafik 3
Deskripsi Peningkatan Data Kecerdasan Intrapersonal Anak Pra Penelitian dan Siklus 1
Pra Penelitian
0
50
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pra Penelitian
Siklus 1
187
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat rata –rata kecerdasan
intrapersonal anak meningkat sebesar 45,55%. Hal ini terdefinisikan
dengan adanya beberapa indikator yang telah meningkat dan belum
meningkat. Indikator yang meningkat adalah: anak dapat mengetahui
kemampuan dan kelemahan diri dengan cara menerima kritik atau
saran dari orang lain, anak dapat mengenali ekspresi suasana hati,
anak dapat berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari seperti
berbicara kata sopan, mengucapkan kata maaf dan terima kasih, sabar
menunggu giliran, dan berbaris dengan rapi, anak dapat mengurus diri
sendiri secara mandiri dengan cara memasukkan kembali bekal
makanan setelah makan, menyusun dan memasukkan alat bermain
yang telah digunakan ke tempatnya, sedangkan untuk indikator yang
belum sepenuhnya meningkat adalah anak belum dapat menerima
tantangan baru, anak belum dapat menyampaikan keinginan diri, anak
belum memiliki rasa kebanggaan terhadap diri karena anak belum dapat
melakukan tugas sendiri dan anak belum menjawab pertanyaan peneliti
dengan jelas. Oleh karena itu, peneliti dan kolaborator sepakat untuk
melanjutkan pemberian tindakan pada Siklus II untuk memaksimalkan
indikator yang belum meningkat.
188
2. Data Hasil Penelitian Siklus II
Pelaksanaan Siklus II ini dilakukan setelah terdapat hasil
refleksi dari Siklus I. Hasil refleksi tersebut digunakan sebagai bahan
untuk perbaikan tindakan terhadap peningkatan kecerdasan
intrapersonal pada Siklus II. Siklus II ini dilaksanakan selama 4 kali
pertemuan. Setiap kali pertemuan berlangsung selama 90 menit.
Berikut adalah deskripsi kegiatan kecerdasan intrapersonal anak
melalui media permainan wayang film pada setiap pertemuan yang
dilakukan mulai dari perencanaan sampai dengan refleksi.
a. Perencanaan (Planning)
Peneliti mengadakan penelitian dengan perencanaan sebagai
berikut.
1. Membuat perencanaan tindakan yang akan diberikan pada anak
yang telah disusun dan didiskusikan dengan kolaborator.
Diskusi dilakukan untuk menyesuaikan tujuan pembelajaran,
perkembangan anak, waktu pelaksanaan penelitian Siklus 2
pada setiap pertemuan. Berikut adalah kegiatan pada setiap
pertemuan pada Siklus II.
189
Tabel 14 Perencanaan Tindakan Siklus II
Tanggal Pertemuan ke-
Kegiatan
25 Mei 2015 7 Bercerita dengan judul “Semua Terlambat waktu”.
27 Mei 2015 8 Mensetting jam manual dan membuat jam wayang film sesuai instruksi,dan mengurutkan angka pada maze.
3 Juni 2015 9 Bermain wayang film tentang kegiatan sehari-hari dengan tokoh wayang film (Abang Koko atau Ayah untuk anak laki-laki dan Ibu atau Adik Siti untuk anak perempuan).
5 Juni 2015 10 Bermain wayang film tentang kegiatan sehari-hari dengan tokoh wayang film (Abang Koko atau Ayah untuk anak laki-laki dan Ibu atau Adik Siti untuk anak perempuan).
2. Menyiapkan media yang disesuaikan dengan tindakan yang
akan diberikan kepada anak. Media yang akan digunakan
antara lain berupa tokoh wayang anggota keluarga (Ayah, Ibu,
Abang, adik dan bayi), rumah, pohon, jam wayang film dan lain-
lain, head lamp, dan sambungan kabel. Diperlukan juga jam
wayang film bahan dan alat kertas mika (kertas jilid) dan spidol
permanen agar tulisan tidak mudah hilang. Pembuatan jam
wayang film adalah sebagai berikut.
a. Pilihlah kertas mika sebaiknya menggunakan warna hijau,
kuning, bening, dan jingga agar tulisan dapat jelas terlihat
saat digunakan pada media permainan wayang film (karena
akan terkena cahaya lampu).
190
b. Tulislah atau gambarlah pada kertas mika tersebut sesuai
dengan kebutuhan saat bercerita, tebalkanlah tulisan tersebut
agar jelas terlihat saat digunakan pada media permainan
wayang film (karena akan terkena cahaya lampu).
Gambar 61
Jam wayang film
3. Menyiapkan alat pengumpul data berupa catatan lapangan, lembar
observasi dan dokumentasi (kamera handphone).
b. Tindakan (Acting) dan Pengamatan (Observing)
Tindakan Siklus II yang diberikan kepada anak usia 5-6 tahun
kelompok B2 PAUD Melati Putih adalah sebagai berikut.
7) Pertemuan VII
Pertemuan ketujuh ini dilaksanakan pada hari Seni, 25
Mei 2015 mulai pukul 10.30-12.00. Saat pintu dIbuka, anak-
anak langsung duduk di bangku masing-masing. Peneliti
memimpin doa sebelum belajar dan mengajak bernyanyi
bersama lagu “Good Morning”, “Buka-tutup”, dan “Family
191
Finger”. Anak-anak terlihat mengikuti kegiatan dengan gembira.
Peneliti kemudian mengajak anak-anak untuk duduk bersila di
depan media wayang film. “ Asyik.. nonton lagi!” kata Thalita
bersemangat (CL.7,p.1,kl.5). “ Iya, Kakak hari ini akan bercerita
kata peneliti. Febi kemudian duduk kembali (CL.9,p.3,kl.5).
Peneliti kemudian memanggil Damar. Peneliti memanggil
Damar untuk bercerita dengan wayang film. Damar memilih
wayang “Abang Koko bermain bola”. Damar bercerita: “Bangun
pagi, Abang mandi, Abang pergi sekolah, pulang, terus Abang
main, dan telat pulang, Abang mandi terus makan, kerjakan PR
dan tidur” (CL.9,p.4,kl.4). Saat Damar bercerita teman-teman
yang lain terlihat asyik bercanda sendiri. Peneliti
memperhatikan mereka dan mematikan lampu wayang film.
Damar diam sambil memegang benang film dan anak-anak
tenang kembali menyaksikan Damar bercerita. Saat peneliti
mempersilakan Damar untuk melanjutkan, Damar menjawab
”Udahan, Kak. “ Oke Damar, terima kasih” kata peneliti. Damar
kemudian duduk kembali (CL.9,p.4,kl.7).
207
Peneliti memanggil Citra dan Citra memilih wayang “Adik
Siti”. Citra bercerita: “Adik Siti pagi-pagi bangun dan mandi,
sudah itu bantu Ibu siapkan, Adik Siti ke sekolah sama-sama,
Adik Siti pulang sekolah, ganti pakaian dan makan, Adik Siti
tidur” (CL.9,p.5,kl.2). Citra diam dan berkata “Udah, Kak”. “Oke,
terima kasih Citra, silakan duduk,” kata peneliti (CL.9,p.5,kl.3).
Gambar 81
Citra saat sedang bercerita menggunakan wayang film (CD.9,p.5,kl.2).
Peneliti kemudian memanggil Rafa dan Rafa memilih
wayang Ibu. Rafa bercerita: “Ibu membangunkan Abang dan
Ayah, Ibu memasak di dapur, lalu merapikan kamar, Ibu capek
dan istirahat, Ibu tidur dan bangun lagi” (CL.9,p.6,kl.2). “Udah,
Kak,” kata Rafa. “Oh, sudah. Oke terima kasih ,Rafa,” jawab
peneliti. Rafa kemudian duduk kembali (CL.9,p.6,kl.3).
208
“Kakak.. aku, Kak, aku..” kata Febi. “Febi kan sudah maju
,,, dan waktunya sudah selesai kita mau istirahat ya.. lihat sudah
jam 11.30,” jawab peneliti. “Yah..ya udah, deh,” jawab Febi
(CL.9,p.7,kl.1). Peneliti kemudian memimpin berdoa sebelum
makan. Anak–anak berdoa dengan sikap yang baik. Peneliti
kemudian mengizinkan anak-anak untuk istirahat. Saat istirahat,
terlihat Nola, Syita, dan Damar bermain wayang film bersama.
Anak-anak bermain dengan tertib (CL.9,p.7,kl.4).
Bel berbunyi tanda masuk kembali ke kelas, peneliti
mengumumkan bahwa kegiatan akan dilanjutkan dengan
latihan acara perpisahan oleh Bu Haryati. Anak-anak mengikuti
kegiatan dengan baik. Setelah selesai latihan, peneliti
memimpin doa sebelum pulang dan setelah selesai peneliti
memanggil nama anak yang duduk dengan rapi untuk diizinkan
pulang. Kepala sekolah terlihat mengacungkan jari jempol saat
Damar berlatih dengan baik. “Hebat anak-anak B2, hari ini
berlatihnya tertib” (CL.9,p.8,kl.4).
209
Gambar 82 Bu Ery sedang memberikan pujian untuk anak-anak
B2 (CD.9,p.8,kl.4).
10) Pertemuan X
Pertemuan kesepuluh dilaksanakan pada hari Jumat, 5
Juni 2015 mulai pukul 10.30-12.00. Peneliti mengajak anak-anak
duduk bersila menghadap media wayang film. Peneliti mengajak
anak-anak untuk berdiri bernyanyi dan bergerak bersama. Saat
berdiri Thalita terlihat mengajak Nola untuk berdiri di sampingnya.
“Nola, kamu sini ajah di belakang tidak kelihatan loh..,” kata
Thalita memberi saran. Nola terlihat mengikuti saran Thalita
(CL.10,p.1,kl.3). Anak-anak terlihat senang dan mengikuti
kegiatan dengan baik. Peneliti kemudian memimpin anak-anak
berdoa sebelum belajar. Selesai berdoa, peneliti mengajak anak-
anak bernyanyi kembali dan menjelaskan kegiatan hari ini yaitu
melanjutkan kegiatan hari Rabu.
210
Gambar 83 dan 84
(kiri) Thalita sedang mengajak Nola untuk berdiri di sampingnya dan (kanan) Nola mengikuti saran Thalita untuk berdiri di sampingnya selama kegiatan bernyanyi (CD.10,p.1,kl.3).
Peneliti memanggil Marsya dan Marsya mengambil
wayang “Ibu dan Abang Koko” (CL.10,p.2,kl.1). Saat
memasangkan wayng ke tali, Marsya meminta bantuan pada
peneliti untuk memasangkan. ”Marsya mau pakai dua-duanya?”
jawab peneliti. Tiba-tiba Hana meminta untuk bercerita, namun
karena waktu sudah habis peneliti meminta Hanna untuk bersabar
menunggu saat istirahat.
Gambar 88
Thalita sedang bercerita sambil melirik ke arah Zalfa dan Intan (CD.10,p.6,kl.2).
215
Peneliti mereview kegiatan hari ini, memimpin doa
sebelum makan dan doa sebelum pulang kemudian mengizinkan
anak-anak untuk beristirahat. Selama istirahat terlihat anak-anak
bermain dengan senang. Saat bel berbunyi kegiatan diambil alih
oleh Bu Ery untuk latihan acara perpisahan.
c. Refleksi
Peneliti bersama kolaborator mengadakan refleksi setiap
selesai melaksanakan kegiatan. Refleksi ini dilakukan dengan tujuan
untuk melihat tindakan yang diberikan pada hari itu, dan dampak dari
kegiatan menggunakan media permainan wayang film terhadap
kecerdasan intrapersonal anak usia 5-6 tahun di PAUD Melati Putih,
Kayu Putih.
Pengamatan atas kinerja peneliti dan kolaborator di lapangan
sangat diperlukan dalam penelitian ini. Pengamatan dilaksanakan
pada saat pelaksanaan tindakan di kelas oleh peneliti dengan
menggunakan instrumen pemantau tindakan. Peneliti dan kolaborator
melakukan analisis proses sejauh mana aktivitas anak dalam proses
pembelajaran telah sesuai dengan perencanaan yang telah dIbuat.
Setiap pertemuan Siklus II, peneliti dan kolaborator bersama-
sama saling mengevaluasi kegiatan yang dilakukan dengan
berpedoman pada instrumen pemantau tindakan, lembar observasi,
216
dan refleksi yang dIbuat bersama. Berdasarkan hasil pengamatan
pada umumnya aktivitas guru dan aktivitas anak berjalan baik sesuai
dengan perencanaan. Pada pertemuan ketujuh hingga pertemuan
kesepuluh, penerapan media permainan wayang film berjalan dengan
baik dan sesuai harapan. Hal ini berdampak positif terhadap
kecerdasan intrapersonal anak. Hal tersebut terlihat pada saat
observasi oleh peneliti pada tiap pelaksanaan pertemuan. Untuk
melihat skor kecerdasan intrapersonal anak, dapat dilihat tabel di
bawah ini.
Tabel 15 Deskripsi Data Siklus II Kecerdasan Intrapersonal Anak
No Nama
Responsden
Jumlah Presentase
skor Total
1 FEBI 223 87,1
2 MARSYA 224 87,5
3 CITRA 225 87,8
4 TALITA 252 98,4
5 ZALFA 238 92,9
6 REZA 224 87,5
7 DAMAR 243 94,9
8 RAZAN 255 99,6
9 INTAN 250 97,6
10 RAFA 250 97,6
Jumlah 2384 930,9
Rata-rata kelas 238,4 93,09
Data Siklus II tersebut kemudian dIbuat dalam bentuk grafik
untuk melihat level tingkat presentase kecerdasan intrapersonal
217
anak usia 5-6 tahun. Berikut ini adalah grafik presentase kecerdasan
intrapersonal anak usia 5-6 tahun.
Grafik 4 Deskripsi Data Siklus II Kecerdasan Intrapersonal Anak
Hasil penelitian terhadap kecerdasan intrapersonal anak
meningkat dari pra penelitian sampai Siklus II. Rata-rata persentase
kecerdasan intrapersonal anak meningkat hingga 93,09% setelah
diberi tindakan menggunakan media permainan wayang film.
Persentase yang didapat pada Siklus II mencapai target keberhasilan
yang disepakati dengan kolaborator yaitu sebesar 71%.
Hasil pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
kecerdasan intrapersonal anak semakin berkembang melalui
penggunaan media wayang film. Hal ini terlihat dari indikator yang
pada Siklus I belum meningkat dan pada Siklus II sudah meningkat
yaitu anak dapat menerima tantangan baru, anak dapat
menyampaikan keinginan diri, anak memiliki rasa kebanggaan
80
85
90
95
100 Febi
Marsya
Citra
Thalita
Zalfa
Reza
Damar
218
terhadap diri karena anak dapat tugas sendiri dan anak mulai
menjawab pertanyaan peneliti dengan jelas. Namun, berdasarkan
pengamatan peneliti dan kolaborator, Reza belum dapat menerima
tantangan baru. Hal ini terlihat saat kegiatan bercerita menggunakan
media wayang film. Saat itu Reza terlihat menggaruk kepala sambil
menghadap kanan dan kiri seperti orang kebingungan kemudian ia
menangis (CL.10,p.3,kl.3). Berdasarkan hasil pengamatan ini dan
wawancara dengan guru yang menyatakan bahwa Reza selalu
kesulitan dalam mengerjakan tugas apapun. Reza itu masih kurang
dan tidak berkembang secara keseluruhan perkembangannya dan
dimanjakan oleh orangtuanya. Tampaknya ada yang menghambat
tapi belum diketahui (CWG.2,p.1,kl.3). Kesimpulan dari hasil
penelitian Siklus II ini adalah sebagian besar anak sudah mengalami
peningkatan dalam setiap indikator yang tercantum dalam butir
instrumen. Oleh sebab itu, peneliti dan kolaborator sepakat untuk
menghentikan penelitian ini.
C. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif dilakukan secara terus-
menerus setiap Siklus dengan presentase kenaikan. Analisis kualitatif
dilakukan dengan cara menganalisis data dari catatan lapangan (CL),
219
catatan wawancara (CW), dan catatan dokumentasi (CD). Data yang
dikumpulkan selama penelitian berlangsung disusun dengan cara
penyusunan data berdasarkan Miles dan Huberman, yakni melalui
tahapan reduksi data, display data, dan verifikasi data (RDV).
1. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif merupakan analisis data yang
digambarkan dalam bentuk angka. Berdasarkan pengamatan dan
penghitungan data yang dilakukan, diperoleh presentase kecerdasan
intrapersonal anak usia 5-6 tahun di PAUD Melati Putih selama proses
penelitian mulai dari pra penelitian sampai dengan Siklus II sebagai
berikut.
Tabel 16 Deskripsi Data Kecerdasan Intrapersonal Anak Pra Penelitian
Siklus I dan Siklus II
No Nama
Responsden
Presentase Presentase Peningkatan
Pra Penelitian Siklus 1 Siklus 2
1 FEBI 35,93 67,7 87,1 51,17
2 MARSYA 39,06 72,6 87,5 48,44
3 CITRA 41 76,5 87,8 46,8
4 THALITA 45,3 90,1 98,4 53,1
5 ZALFA 41 92,9 92,9 51,9
6 REZA 29,6 71,6 87,5 57,9
7 DAMAR 38 91,9 94,9 56,9
8 RAZAN 35,93 83,8 99,6 63,67
9 INTAN 34 89,8 97,6 63,6
10 RAFA 35,93 94,5 97,6 61,67
Jumlah 375,75 831,4 930,9 555,9
Rata-rata kelas 37,5 83,1 93,09 55,59
220
Berdasarkan pemaparan di atas tercatat bahwa responsden yang
mengalami peningkatan tertinggi adalah Razan dengan presentase
peningkatan sebesar 63,67% sedangkan yang terendah adalah Citra
sebesar 46,8%. Hasil ini merupakan hasil perhitungan selisih antara
skoring pra penelitian sampai dengan Siklus II.
Grafik 5 Deskrips Data Peningkatan antara pra penelitian, Siklus I,
dan Siklus II
Berdasarkan tabel dan grafik di atas terlihat peningkatan skor
kecerdasan intrapersonal dari pra penelitian, Siklus I, dan Siklus II.
Perbandingan peningkatan antara pra penelitian ke Siklus I memiliki hasil
peningkatan yang sangat signifikan yaitu dari 37,5% menjadi 83,1%,
sedangkan peningkatan dari Siklus I ke Siklus II adalah 93,09%.
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pra Penelitian Siklus 1 Siklus 2
221
Berikut adalah deskripsi analisis peningkatan kecerdasan
intrapersonal rata-rata kelas kelompok B2 usia 5-6 tahun di PAUD
Melati Putih.
Tabel 17 Analisis Peningkatan Kecerdasan Intrapersonal Anak
Pra Penelitian
Siklus I Siklus II Presentasi peningkatan keseluruhan
37,5 % 83,1 % 93,09 % 55,59 %
Berdasarkan tabel diatas, data pra Penelitian dan Siklus 1
kecerdasan intrapersonal digambarkan dalam bentuk grafik sehingga
terlihat tingkatan hasil Penelitian Siklus 1. Berikut adalah gambaran
grafik tersebut.
Grafik 6 Deskripsi Data Peningkatan pada Pra Penelitian, Siklus I, Siklus II
Kecerdasan Intrapersonal Anak
0
20
40
60
80
100
1 2 3
Presentase peningkatan
Pra Intervensi SIKLUS I SIKLUS II
222
Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa kecerdasan
intrapersonal anak usia 5-6 tahun mengalami peningkatan mulai pra
penelitian sampai dengan Siklus II dengan rata-rata kelas meningkat
sebesar 55,59 %.
Pada Siklus I, peningkatan kecerdasan intrapersonal anak
mencapai 83,1%. Secara kuantitatif, hasil tersebut sudah memenuhi
target keberhasilan yang telah disepakati sebesar 71%. Namun
demikian, terdapat beberapa indikator yang belum maksimal
pencapaiannya seperti: mengerjakan tugas sendiri, menjawab
pertanyaan guru dengan jelas, menerima tantangan baru,
menyampaikan keinginan diri, dan memiliki rasa kebanggaan diri karena
anak dapat tugas sendiri. Oleh sebab itu penelitian Siklus II dilakukan
dengan hasil sebesar 93,09 %. Hasil tersebut sudah maksimal dengan
meningkatnya perkembangan kecerdasan intrapersonal anak dari
seluruh indikator instrumen.
2. Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif merupakan penyusunan data yang
dikumpulkan melalui penulisan catatan lapangan, catatan wawancara,
serta catatan dokumentasi selama penelitian berlangsung. Analisis data
kualitatif disusun berdasarkan Miles dan Hubberman melalui tiga tahap
yaitu reduksi data, display data dan verifikasi data. Reduksi merupakan
penjabaran data yang dipilih berdasarkan catatan lapangan dan catatan
223
dokumentasi pada 10 pertemuan, dan 3 catatan wawancara dengan
guru dan kepala sekolah. Display data merupakan penggambaran data
terkait indikator kecerdasan intrapersonal dan tindakan yang dilakukan
dalam penelitian. Verifikasi data atau penarikan kesimpulan merupakan
hasil dari proses pembelajaran dengan menggunakan media permainan
wayang film dalam rangka meningkatkan kecerdasan intrapersonal anak
usia 5-6 tahun di PAUD Melati Putih.
1. Kecerdasan Intrapersonal
a. Memiliki Gambaran yang Akurat Tentang Diri Sendiri (kekuatan dan
kelemahan)
Data yang masuk tentang memiliki gambaran yang akurat
tentang diri sendiri (kekuatan dan kelemahan) atau kemampuan anak
untuk mengetahui kemampuan dan kelermahan di PAUD Melati Putih
diperoleh melalui catatan lapangan, catatan dokumentasi, dan catatan
wawancara yang dibuat oleh peneliti dari hasil pengamatan. Berdasarkan
hasil pengamatan tersebut, setelah dilakukan tindakan di kelas Kelompok
B2 di PAUD Melati Putih diketahui bahwa anak menerima saran atau
kritik dari orang lain melalui penyampaian langsung kepada anak saat
anak belum dapat berkonsentrasi, saat guru atau peneliti menyampaikan
penjelasan dan saat dinasihati oleh guru atau peneliti karena perilaku
yang kurang baik.
224
1) Reduksi Data
Mengenalkan gambaran yang akurat tentang diri sendiri
(kekuatan dan kelemahan) dilakukan dengan cara diadakanya
pertunjukan wayang film. Metode bercerita menjadi cara untuk melatih
anak dalam mengenal identitas diri dan belajar mendengarkan, selain
itu sebagai penunjang indikator ini diadakan juga kegiatan inti
pemberian tugas dan praktik langsung.
Peneliti menunjukan wayang tokoh Ayah dan Abang Kiki dan
bertanya “Ayah dan Abang Kiki itu perempuan atau laki-laki?” Anak-
anak serentak menjawab “Laki-laki” (CL.1,p.1,kl.10). Peneliti kemudian
bertanya kembali sambil menunjukkan wayang Ibu (CL.1, p. 1,kl.11).
“Kalau Ibu?”, anak-anak serentak menjawab “Perempuan, Kak”. Febi
kemudian menjawab, “Wanita, Kak”, peneliti kemudian bertanya
melanjutkan, “Kok Febi tahu Ibu itu wanita?” Febi menjawab “Ya,
kayak Ibu” (CL.1,p.1,kl.12). Peneliti kemudian memanggil anak-anak
sesuai kelompok untuk berbaris dan mengambil LK sesuai dengan
jenis kelamin masing-masing ( CL.1,p.2,kl.2).
Anak sudah mengetahui jenis kelamin masing-masing. Hal ini
diketahui saat anak dapat menjawab pertanyaan peneliti seputar jenis
kelamin wayang film dan saat mengambil LK ID Card.
Marsya sudah berani panggil saya untuk meminta bantuan, karena selama ini dia itu jarang sekali mau bicara (CWK.3,p.1,kl.2), Reza terlihat mendatangi Bu Nur meminta bantuan (CL.2, p. 1,kl.16), Citra menggangguk tanda ia setuju untuk siap berdoa bersama (CL.5,p.3,kl.3). Peneliti kemudian memanggil Citra, namun ia bertanya “Kak, boleh bareng teman majunya?“ (CL.6,p.3,kl.10). Peneliti mengiyakan permintaan tersebut, Citra mengajak Naysilla untuk mempraktikkan syair yang dibarengi dengan gerakan sesuai syair (CL.6,p.3,kl.11). Febi terlihat bermain sendiri dan mengganggu teman lain yang sedang menyaksikan Razan dan Galih (CL.6,p.3,kl.12).
225
Perilaku Febi ini sangat mengganggu teman sehingga Damar mengadu kepada peneliti. “Kakak.. Febinya nih ganggu terus” (CL.6,p.3,kl.13). Peneliti menegur Febi namun tidak didengarkan Febi justru mengganggu teman lain dan bermain sendiri (CL.6,p.3,kl.14).
Anak-anak sudah memperlihatkan perkembangan dengan
ditemukannya anak yang mulai berbicara sendiri saat meminta
bantuan seperti Marsya dan Reza. Karena berdasarkan hasil
wawancara keduanya belum aktif mereka membutuhkan kepekaan
guru. Namun setelah diberi tindakan mereka menunjukkan kemajuan
dengan berani menyampaikan kesulitan saat mengerjakan tugas.
Citra juga terlihat menerima kritik dan saran dari orang dewasa.
Berbeda dari Citra sebelumnya Febi selalu memberontak ataupun
marah ketika ditegur. Hal ini wajar ketika anak tersebut
memperlihatkan rasa tidak senangnya, namun menjadi berlebihan dan
mempersulit orang sekitar ketika sudah memberontak seperti yang
terjadi pada pertemuan ke-6. Namun sejak diberikan Siklus II, secara
umum Febi lebih dapat menerima kritik atau saran dari orang lain.
2) Display Data
Berdasarkan hasil pengamatan wawancara dan dokumentasi
yang dilakukan, anak cukup berkembang dalam memiliki gambaran
diri mengenai kesadaran akan kemampuan dan kelemahan diri anak.
Pernyataan yang menerangkan indikator ini adalah mendengarkan
Selain mendengarkan, ditemukan anak yang sebelumnya
bersikap diam atau pasif ketika mengalami kesulitan kemudian
mengalami peningkatan dengan menyampaikan permohonan. Hal ini
berarti anak mengakui kelemahannya.
(CL.2, p. 1,kl.16), (CL.6,p.3,kl.10) (CWK.3,p.1,kl.2)
Hasil penyusunan data indikator untuk mengetahui
kemampuan dan kelemahan diri ini ditandai dengan perubahan sikap
mendengarkan dan mengikuti saran orang lain, dan mengetahui
kelemahan. Salah satu temuannya adalah anak dapat
menyampaikan permohonan bantuan dan tidak lagi menunjukkan
sikap pasif menunggu guru untuk mendatangi dan membantu anak
tersebut.
227
Bagan 4 Mendengarkan Kritik ataupun Saran dari Orang Lain
CATATAN LAPANGAN
Reza terlihat mendatangi Bu Nur meminta bantuan (CL.2, p. 1,kl.16), Citra menggangguk tanda ia setuju untuk siap berdoa bersama (CL.5,p.3,kl.3). Peneliti kemudian memanggil Citra, namun ia bertanya, “Kak, boleh bareng teman majunya? “(CL.6,p.3,kl.10). Peneliti mengiyakan permintaan tersebut, Citra mengajak Naysilla untuk mempraktekkan syair yang dibarengi dengan gerakan sesuai syair (CL.6,p.3,kl.11), Perilaku Febi ini sangat mengganggu teman sehingga Damar mengadu kepada peneliti. “Kakak.. Febinya nih ganggu terus” (CL.6,p.3,kl.13). Peneliti menegur Febi namun tidak didengarkan, Febi justru mengganggu teman lain dan bermain sendiri (CL.6,p.3,kl.14).
CATATAN DOKUMENTASI
- Anak-anak berbaris mengambil LK sesuai jenis kelamin (CD.1,p.2,kl.2).
- Reza meminta bantuan kepada Bu Nur (CD.2,p.1,kl.16).
- Anak-Anak sesudah ditegur oleh peneliti (CD.3,p.1,kl.11).
- Peneliti menegur Citra karena Citra ayik mengobrol sendiri saat akan berdoa (CD.5,p.3,kl.3).
- Febi (sedang merangkak) dibujuk dan dinasehati oleh peneliti (CD.6,p.3,kl.14).
- Febi (dipegangi oleh peneliti dan Bu Nur memperlihatkan ekspresi marah (CD.6,p.4,kl.6)
- Peneliti menghentikan penjelasan dan menghadap ke arah anak-anak (CD.8,p.1,kl.9).
- Thalita saat sedang mengajak Nola untuk berdiri di sampingnya agar terlihat selama kegiatan berlangsung (CD.10,p.1,kl.3).
228
Bagan 4 menunjukkan adanya data yang sudah
dikelompokkan berdasarkan hasil pengamatan penelitian melalui
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media permainan
wayang film pada anak usia 5-6 tahun. Bagan tersebut
memperlihatkan keterkaitan pengamatan Yang dikelompokkan dalam
bentuk CL, CW dan CD. Keterkaitan tersebut membuktikan
kebenarannya CL maka akan terlihat pada CW dan CD begitu juga
sebaliknya.
3) Verifikasi Data
Kecerdasan intrapersonal pada anak dengan karakteristik
memiliki gambaran akurat tentang diri sendiri terlihat berkembang saat
dan setelah dilaksanakannya penelitian tindakan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Dengan metode bercerita serta
pembiasaan peringatan sikap dari peneliti ataupun guru, anak juga
belajar untuk mampu menyimak saat orang lain sedang berbicara.
Penerimaan saran ataupun kritik terlihat dari sikap anak yang
bersedia mendengarkan dan mengikuti saran dari orang lain. Hal ini
akan menjadikan anak lebih mengenal dirinya sebatas mana
kemampuannya dan menerima saran dari orang lain untuk kebaikan
bagi anak itu sendiri.
229
b. Kesadaran Suasana Hati, Motivasi, Temperanen dan Keinginan
Diri
Data tentang kesadaran suasana hati, motivasi, temperanen
dan keinginan diri di PAUD Melati Putih diperoleh melalui catatan
lapangan, catatan dokumentasi, dan catatan wawancara yang dIbuat
oleh peneliti dari hasil pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan
tersebut, setelah dilakukan tindakan di kelas Kelompok B2 di PAUD
Melati Putih, anak dapat memperlihatkan ekspresi suasana hati secara
spontan, memperlihatkan sikap tenang saat mendengar kegiatan yang
akan dilakukan, melakukan kegiatan baru, dan menyampaikan keinginan
diri kepada guru atau peneliti.
1) Reduksi Data
Mengekspresikan secara spontan, bersikap tenang saat
mendengar kegiatan yang akan dilakukan, melakukan kegiatan baru
dan menyampaikan keinginan diri menjadi satu rangkaian indikator
pada salah satu karakteristik kecerdasan intrapersonal. Untuk melatih
kesemuanya ini media wayang film menjadi salah satu media
pembelajaran, selain metode bercerita, dan metode praktik langsung
dan penugasan menjadi cara bagi peneliti untuk mengevaluasi anak
berkaitan dengan ekspresi suasana hati, motivasi, temperamen an
keinginan diri.
230
Anak dapat mengekspresikan suasana hati secara spontan:
Peneliti kemudian mengajak anak untuk bermain Ci Luk Ba dan anak-
anak menebak ekspresi apakah yang diperlihatkan oleh peneliti (CL.2,
p.1,kl.8). “Kakak, aku senang” kata Reza (CL.2, p.1,kl.17), Namun
berbeda dengan Marsya yang terlihat diam tertunduk tanpa ekspresi
apapun (CL.4, p.1, kl.17), anak-anak kelompok satu terlihat senang
(CL.5,p.1,kl.10). Peneliti mereview kegiatan hari ini dan bertanya
kepada anak-anak “Senang tidak dengan kegiatan hari ini?”
“Senang,” jawab anak-anak serentak (CL.8,p.4,kl.2). “Siapa yang
senang hari ini angkat tangan” pinta peneliti, “Saya, Kak,” jawab
anak-anak sambil mengangkat tangannya (CL.8,p.4,kl.3). Selama
istirahat terlihat anak-anak bermain dengan senang (CL.10,p.7,kl.2).
Anak bersikap tenang saat mendengarkan kegiatan yang akan
dilakukan: Anak-anak terdiam mendengar kegiatan yang akan
dilakukan (CL.2,p.1,kl.11).
Anak melakukan kegiatan baru: Febi maju ke depan dengan
antusias, namun saat akan mempraktikkan syair tersebut Febi
menggelengkan kepala tanda tidak bisa (CL.6,p.3,kl.8). Peneliti
membujuknya dan Febi bersedia setelah ditemani oleh Firmansyah
(CL.6,p.3,kl.9). Citra mengajak Naysilla untuk mempraktikkan syair
yang dibarengi dengan gerakan sesuai syair (CL.6,p.3,kl.11). Peneliti
kemudian memanggil Razan dan Galih saat sedang mempraktikkan
231
syair tersebut, Febi terlihat bermain sendiri dan mengganggu teman
lain yang sedang menyaksikan Razan dan Galih (CL.6,p.3,kl.12).
Firmansyah maju ke depan kelas namun kemudian Firmansyah
Pertemuan kesembilan dan kesepuluh melakukan kegiatan
bermain wayang film dengan bercerita tentang tokoh yang dipilih anak
sesuai dengan jenis kelamin anak. Reza terlihat menggarukkepala
sambil menghadap kanan dan kiri kemudian Reza tiba-tiba menangis
(CL.10,p.3,kl.3).
Anak menyampaikan keinginan diri: Firmansyah berteriak
“Kakak.. aku mau dong pimpin doa.” “Boleh,” jawab peneliti
(CL.6,p.4,kl.2). Mereka tertarik bahkan setelah kakak (peneliti)
selesai, saat masuk sekolah anak-anak menanyakan “Bu, Kak Nabila
mana? Aku mau mainin wayangnya..” (CWK.3,p.2,kl.1). Tiba-tiba
Hana meminta untuk bercerita. “Maaf ya Hana waktu kita sudah habis
kita mau berdoa makan, nanti bisa kok memainkan saat istirahat,”
kata peneliti. “Iya, kak ga pa pa” jawab Hana (CL.10,p.6,kl.7).
2) Display Data
Berdasarkan hasil pengamatan wawancara dan dokumentasi
yang dilakukan, diketahui bahwa anak cukup berkembang dalam
mengekspresikan secara spontan, bersikap tenang saat mendengar
kegiatan yang akan dilakukan, melakukan kegiatan baru dan
232
menyampaikan keinginan diri. Oleh karena satu rangkaian
karakteristik ini memiliki beberapa indikator maka akan dibagi menjadi
beberapa sub sesuai dengan indikator yang ada.
Anak dapat mengekspresikan suasana hati secara spontan: (CL.2,p.1,kl.8), (CL.2, p. 1,kl.17), (CL.4,p.1,kl.17), (CL.5,p.1,kl.10). (CL.8,p.4,kl.2), (CL.8,p.4,kl.3), (CL.10,p.7,kl.2).
Anak bersikap tenang saat mendengarkan kegiatan yang akan dilakukan: (CL.2,p.1,kl.11). Pada setiap pertemuan yang mengadakan kegiatan inti, anak-anak tidak memperlihatkan ekspresi wajah senang atau tidak senang.
Anak melakukan kegiatan baru: (CL.6,p.3,kl.8), (CL.6,p.3,kl.9). (CL.6,p.3,kl.11), (CL.6,p.3,kl.12), (CL.6,p.4,kl.3). Pada pertemuan kesembilan dan kesepuluh melakukan kegiatan bermain wayang film dengan bercerita tokoh yang dipilih anak sesuai dengan jenis kelamin anak. Reza terlihat menggaruk kepala sambil menghadap kanan dan kiri kemudian Reza tiba-tiba menangis (CL.10,p.3,kl.3).
Anak menyampaikan keinginan diri: (CL.6,p.4,kl.2), (CWK.3,p.2,kl.1), (CL.10,p.6,kl.7).
Secara umum, anak–anak sudah mengalami peningkatan,
namun terdapat salah seorang anak yaitu Febi yang memperlihatkan
ekspresi marah dan selama proses penelitian berlangsung di
pertemuan keenam. Perubahan ekspresi emosi anak saat ditangani
oleh peneliti dan guru pun terlihat tidak mudah membutuhkan waktu
cukup lama untuk menenangkannya. Selain itu, Reza termasuk anak
yang sulit dalam beradaptasi dengan tantangan baru. Dalam hal ini
media wayang film menjadi tantangan tersendiri bagi anak tersebut
sehingga membutuhkan waktu lebih lama bagi Reza untuk
beradaptasi. Namun dengan mendengarkan kegiatan yang akan
dilakukan Reza mengalami peningkatan dengan bersedia
233
mendengarkan dengan tenang tanpa memperlihatkan sikap
kebingungan.
234
Bagan 5 Kecerdasan Intrapersonal
Kesadaran Suasana Hati, Motivasi, Temperamen dan Keinginan diri
CATATAN LAPANGAN
1. Anak dapat mengekspresikan suasana hati secara spontan: (CL.2,p.1,kl.8), (CL.2, p. 1,kl.17), (CL.4,p.1,kl.17), (CL.5,p.1,kl.10). (CL.8,p.4,kl.2), (CL.8,p.4,kl.3), (CL.10,p.7,kl.2).
2. Anak bersikap tenang saat mendengarkan kegiatan yang akan dilakukan: (CL.2,p.1,kl.11). Pada setiap pertemuan yang mengadakan kegiatan inti, anak-anak tidak memperlihatkan ekspresi wajah senang atau tidak senang.
3. Anak melakukan kegiatan baru: (CL.6,p.3,kl.8), (CL.6,p.3,kl.9). (CL.6,p.3,kl.11), (CL.6,p.3,kl.12),(CL.6,p.4,kl.3 ),(CL.10,p.3,kl.3).
4. Anak menyampaikan keinginan diri: (CL.6,p.4,kl.4),(CL.10,p.6,kl.7).
CATATAN DOKUMENTASI
1. Anak dapat mengekspresikan suasana hati secara spontan: Ekspresi kaget (CD.3,p.4,kl.5), senang (CD.3,p.1,kl.3),(CD.4,p.1,kl.3), (CD.5,p.1,kl.11). (CD.9,p.1,kl.7), (CD.9,p.1,kl.7), tanpa ekspresi (CD.4,p.1,kl.18), marah (CD.6,p.4,kl.6)
2. Anak bersikap tenang saat mendengarkan kegiatan yang akan dilakukan: (CD.6,p.1,kl.11)
3. Anak melakukan kegiatan baru: (CD.6,p.3,kl.8), (CD.6,p.3,kl.9), (CD.6,p.3,kl.11),(CD.6,p.3,kl.12),(CD.6,p.4,kl.3),(CD.10,p.3,kl.3).
4. Anak menyampaikan keinginan diri: (CD.6,p.4,kl.4), (CD.10,p.6,kl.7).
CATATAN WAWANCARA
3. Anak melakukan kegiatan baru: Reza masih kurang dan belum optimal perkembangannya dan ia dimanjakan oleh orangtuanya. Tampaknya ada yang menghambat tapi belum diketahui (CWG.2,p.1,kl.3).
4. Anak menyampaikan keinginan diri : setelah kakak (peneliti) selesai, saat masuk sekolah anak-anak menanyakan. “Bu, Kak Nabila mana? aku mau mainin wayangnya” (CWK.3,p.2,kl.1).
235
Bagan 5 menunjukkan adanya data yang sudah
dikelompokkan berdasarkan hasil pengamatan penelitian melalui
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media permainan
wayang film pada anak usia 5-6 tahun. Bagan tersebut
memperlihatkan keterkaitan pengamatan yang dikelompokkan dalam
bentuk CL, CW dan CD. Keterkaitan tersebut membuktikan
kebenarannya CL maka akan terlihat pada CW dan CD begitu juga
sebaliknya.
3) Verifikasi Data
Kecerdasan intrapersonal pada karakteristik kesadaran suasana
hati, motivasi, temperamen, dan keinginan diri terlihat berkembang
saat dan setelah dilaksanakannya penelitian tindakan selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Metode bercerita, metode
praktik langsung dan pemberian tugas melengkapi penelitian untuk
melatih anak dalam mengekspresikan suasan hati secara spontan,
mendengarkan dengan tenang kegiatan yang akan dilakukan,
melakukan kegiatan baru, dan menyampaikan keinginan diri. Meski
terdapat anak yang belum seperti teman-temannya yang lain, namun
tetap dapat dikatakan ada peningkatan dengan adanya perubahan
ke arah yang lebih baik.
236
c. Kapasitas Kemampuan Mendisiplinkan Diri, Memahami Diri Sendiri
dan Menghargai Diri Sendiri.
Data yang termasuk kapasitas kemampuan mendisiplinkan diri,
memahami diri sendiri dan menghargai diri sendiri di PAUD Melati Putih
diperoleh melalui catatan lapangan, catatan dokumentasi dan catatan
wawancara yang dibuat oleh peneliti dari hasil pengamatan. Berdasarkan
hasil pengamatan tersebut, setelah dilakukan tindakan di kelas Kelompok
B2 di PAUD Melati Putih ditemukan bahwa anak dapat berperilaku baik
dan sopan. Hal ini terlihat saat anak bersabar menunggu giliran, berbaris
dengan rapi, berkata sopan termasuk mengucapkan kata terima kasih
dan maaf. Selain itu, anak dapat mengurus diri sendiri. Hal ini terlihat saat
anak merapikan sampah ataupun bekal sendiri, merapikan alat
permainan yang sudah digunakan. Anak juga sudah memperlihatkan
penghargaan diri. Hal ini terlihat saat anak menjawab pertanyaan dengan
jelas, mengerjakan tugas tanpa bantuan dan memperlihatkan ekspresi
senang saat menyerahkan atau menyelesaikan hasil kerja sendiri.
1) Reduksi Data
Kapasitas kemampuan mendisiplinkan diri, memahami diri
sendiri, dan menghargai diri sendiri menjadi rangkaian karakteristik
kecerdasan intrapersonal yang terakhir. Seperti rangkaian
karakteristik sebelumnya, maka rangkaian karakteristik ini akan
dibagi menjadi beberapa kelompok dalam karakteristik ini. Untuk
237
melatih rangkaian karakteristik ini menggunakan metode bercerita,
metode penugasan dan pembiasaan.
Anak dapat berperilaku baik dan sopan dalam kehidupan
sehari-hari. Karakteristik ini terlihat saat anak berkata sopan
termasuk mengucapkan kata terima kasih dan maaf: Saat menerima
LK, Haura, Diva, Rafa, dan Zalfa mengucapkan terima kasih
(CL.2,p.1,kl.14). Anak membalas kata terima kasih “sama-sama, kak”
jawab Thalita dibarengi Hanna mengangguk tanda mengiyakan
jawaban Thalita (CL.7,p.3,kl.9).
Anak bersabar menunggu giliran: Febi terlihat tidak bisa diam
dan berteriak “Kakak, aku kapan dipanggil”. Peneliti tidak merespons
hingga akhirnya setelah ia duduk rapi dan namanya disebut dan
diizinkan pulang (CL.2,p.3,kl.10). Anak-anak terlihat duduk dengan
tertib sambil menunggu namanya dipanggil untuk pulang
(CL.3,p.3,kl.4). Peneliti kemudian memanggil nama anak yang sudah
duduk rapi untuk diizinkan pulang (CL.4,p.3,kl.3). Anak terlihat duduk
dengan rapi selama menunggu giliran untuk pulang (CL.5,p.3,kl.5).
Anak berbaris dengan rapi: Terlihat saat anak berbaris untuk
antri mencuci tangan sebelum makan. Walaupun belum rapi namun
terlihat anak-anak berbaris dengan tertib (CL.6,p.2,kl.1). Anak-anak
kemudian duduk di bangku masing-masing bersiap untuk dipanggil
pulang (CL.8,p.4,kl.6). Setelah selesai, peneliti memanggil nama
anak yang duduk dengan rapi untuk diizinkan pulang (CL.9,p.8,kl.3).
Selain itu, ditemukan anak juga dapat dikatakan berperilaku
baik ketika mengikuti instruksi. Hal ini terlihat saat:
Anak-anak terlihat mengikuti dengan baik dan tertib: Anak-anak
terlihat duduk dengan tertib dan tidak bersuara selama peneliti
bercerita tentang anggota keluarga dengan tokoh wayang film
(CL.3,p.1,kl.7). Saat Febi bercerita teman-teman yang lain terlihat
asyik bercanda sendiri. Peneliti menenangkan mereka dengan
“Sshh”. Anak-anak tenang kembali (CL.9,p.3,kl.4). Saat Damar
bercerita teman-teman yang lain terlihat asyik bercanda sendiri,
peneliti memperhatikan mereka dan mematikan lampu wayang film
238
(CL.9,p.4,kl.5). Anak-anak tenang kembali menyaksikan Damar
bercerita (CL.9,p.4,kl.6). Peneliti kemudian menegur mereka dan
terlihat segera kembali fokus dan menghadapkan badan ke depan.
(CL.3,p.1,kl.11).
Juga, saat anak berdoa dengan sikap yang baik: Febi terlihat
belum berdoa dengan sikap yang baik (CL.2, p.4,kl.7). Oleh karena
itu, Bu Eri mendekati Febi dan membimbing Febi untuk sama-sama
berdoa (CL.2,p.4,kl.8). Terlihat sebagian anak-anak belum berdoa
dengan sikap yang benar (CL.4,p.1,kl.5). Peneliti kemudian meminta
anak-anak untuk berdoa kembali bersama-sama dengan sikap yang
benar (CL.4,p.1,kl.6). Anak-anak terlihat mengikuti dengan baik
(CL.5,p.1,kl.3). Peneliti kemudian mendatangi dan menegur Citra
untuk siap berdoa. Citra menggangguk tanda ia setuju untuk siap
berdoa bersama (CL.5,p.3,kl.3). Namun karena Rafa belum berdoa
dengan sikap yang baik, maka peneliti meminta Rafa untuk berdoa
sendiri, sedangkan anak-anak lain sudah istirahat (CL.6,p.2,kl.3).
Anak-anak berdoa dengan baik (CL.9,p.1,kl.6). Anak–anak berdoa
dengan sikap yang baik (CL.9,p.7,kl.3)
Anak yang memiliki rasa bangga terhadap diri, terlihat saat anak
menjawab pertanyaan guru dengan jelas. Reza menjawab “Di rumah
ada dua Abang”. Bu Rita kemudian menjawab “Bukan, itu sepupunya,
dia tidak punya Abang. Adanya satu adik perempuan”. Reza terlihat
diam tertunduk (CL.3, p.1,kl.12). Peneliti berkata, “O, tidak apa,
berarti Reza punya satu adik ya.. “ Reza menggangguk
(CL.3,p.1,kl.14). Marsya kemudian menjawab dengan suara pelan
hingga harus berulang kali untuk memperjelas jawabnya (CL.3,
p.1,kl.15). Peneliti kemudian memanggil Citra. Citra maju ke depan
sambil menggelengkan kepala dan bersikap malu-malu
Anak merasa bangga dengan hasil kerjanya terlihat saat anak
tersenyum menyerahkan tugas mereka kepada guru ataupun peneliti.
(CL.2,p.1,kl.18), (CL.6,p.1,kl.12).
Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa terjadi
perkembangan dengan berperilaku baik, dan bangga terhadap hasil
kerja sendiri. Walaupun belum maksimal namun peningkatan terlihat
untuk beberapa anak PAUD Melati Putih.
243
Bagan 6 Kecerdasan Intrapersonal
Kapasitas Kemampuan Mendisiplinkan diri, Memahami Diri Sendiri dan
Menghargai Diri Sendiri
CATATAN LAPANGAN 1. Anak mengucapkan terima kasih dan maaf: (CL.2,p.1,kl.14). Anak
membalas kata terima kasih (CL.7,p.3,kl.9). 2. Anak bersabar menunggu giliran: (CL.2,p.3,kl.10), (CL.3,p.3,kl.4).
(CL.4,p.3,kl.3), (CL.5,p.3,kl.5), (CL.8,p.4,kl.6), (CL.9,p.8,kl.3). Anak berbaris dengan rapi (CL.6,p.2,kl.1), (CL.9,p.1,kl.2). Selain itu, ditemukan anak juga dapat dikatakan berperilaku baik ketika mengikuti instruksi. (CL.9,p.1,kl.2), (CL.3,p.1,kl.7), (CL.9,p.3,kl.4), (CL.9,p.4,kl.5), (CL.9,p.4,kl.6), (CL.3,p.1,kl.10). Serta saat anak berdoa dengan sikap yang baik. (CL.2, p.4,kl.7),(CL.4,p.1,kl.5). (CL.4,p.1,kl.4), (CL.5,p.1,kl.3), (CL.5,p.3,kl.3), (CL.6,p.2,kl.3), (CL.9,p.1,kl.6), (CL.9,p.7,kl.3)
3. Anak yang memiliki rasa bangga terhadap diri terlihat saat anak menjawab pertanyaan guru dengan jelas: (CL.3,p.1,kl.13), (CL.3,p.1,kl.15), (CL.4,p.2,kl.11), (CL.4,p.2,kl.12), (CL.4,p.2,kl.13), (CL.4,p.2,kl.14), (CL.7,p.2,kl.2), (CL.7,p.2,kl.3). Pujian ataupun apresiasi orang lain terhadap hasil kerjanya
(CL.3,p.1,kl.17), (CL.3,p.1,kl.20), (CL.9,p.8,kl.4). 4. Anak mengerjakan tugas sendiri.
(CL.5,p.1,kl.13), (CL.6,p.1,kl.11), (CL.6,p.1,kl.12), (CL.7,p.2,kl.25). (CL.7,p.2,kl.27). (CL.8,p.1,kl.7) (CL.8,p.2,kl.3). Pada pertemuan kesembilan dan kesepuluh, anak-anak melakukan kegiatan bermain dengan bercerita sendiri.
5. Anak merasa bangga dengan hasil kerjanya terlihat saat anak tersenyum saat menyerahkan tugas
(CL.2,p.1,kl.18), (CL.6,p.1,kl.12).
244
1. Anak-anak berbaris untuk antri mencuci tangan sebelum makan (CD.6,p.2,kl.1). Anak-anak mengikuti kegiatan baris-berbaris (CD.9,p.1,kl.2).
2. Reza meminta bantuan kepada Bu Nur (CD.2,p.1,kl.17). Febi sedang dibantu oleh Bu Eri (CD.3,p.1,kl.26). Citra mencoba menceritakan kembali dibantu oleh peneliti (CD.4,p.2,kl.13). Marsya dibantu oleh peneliti saat mencari wayang film yang tepat (CD.5,p.1,kl. 13). Febi mencoba menghitung dengan jarinya (CD.6,p.1,kl.10).
3. Beberapa anak berdoa kembali (CD.2,p.2,kl.2). (CD.4,p.1,kl.3). Peneliti menemani Rafa berdoa sendiri (CD.6,p.2,kl.3). Reza, Firmansyah, dan Erlangga berdoa kembali bersama peneliti (CD.8,p.3,kl.2). Citra asyik mengobrol sendiri saat akan berdoa (CD.5,p.3,kl.3).
4. Reza menjawab pertanyaan peneliti (CD.3,p.1,kl.13). Anak-anak mengangkat jari merespons pertanyaan peneliti (CD.7,p.2,kl.1).( kiri) Razan mencoba menjawab pertanyaan peneliti dan (kanan) dibantu oleh Zalfa (CD.7,p.2,kl.3). Peneliti melakukan tanya jawab wayang dan anak-anak merespons peneliti (CD.9,p.1,kl.8).
5. Febi menunggu giliran dipanggil untuk pulang (CD.4,p.3,kl.3). 6. Anak-anak melaksanakan kegiatan “kuda bisik” (CD.5,p.1,kl.10). (kiri) Citra
mencoba mensetting jam manual dan (kanan) peneliti mengevaluasi hasil Citra (CD.7,p.2,kl.8). Rafa membaca jam wayang film (CD.7,p. 2,kl.17) dan mensetting di jam manual. Thalita sedang mensetting jam manual (CD.8,p.1,kl.7). Citra saat sedang bercerita mwnggunakan wayang film (CD.9,p. 1,kl.2).
CATATAN WAWANCARA
Febi: jika dicontoh lebih mudah diberitahu.Ada kemajuan (CWG.2,p.1,kl.1) Marsya: masih kurang tapi sudah berkembang (CWG.2,p.1,kl.2) Reza: masih kurang dan belum optimal perkembangannya dan ia dimanjakan oleh orangtuanya. Tampaknya ada yang menghambat tapi belum diketahui (CWG.2,p.1,kl.3). Citra: bagus (CWG.2,p.1,kl.4) Zalfa: bagus, lebih tanggap saat bercerita (CWG.2,p.1,kl.5) Rafa: bagus (CWG.2,p.1,kl.6) Razan: sudah bagus, sering menjawab, memperhatikan dan memiliki wawasan lebih luas. (CWG.2,p.1,kl.7 ) Intan: mendingan. (CWG.2,p.1,kl.9)
Kesimpulan: cukup ada peningkatan (CWG.2,p.1,kl.12
CATATAN DOKUMENTASI
245
Bagan 5 menunjukkan adanya data yang sudah dikelompokkan
berdasarkan hasil pengamatan dalam penelitian melalui kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan media permainan wayang film
pada anak usia 5-6 tahun. Bagan tersebut memperlihatkan keterkaitan
pengamatan yang dikelompokkan dalam bentuk CL, CW dan CD.
Keterkaitan tersebut membuktikan kebenarannya CL maka akan terlihat
pada CW dan CD begitu juga sebaliknya.
3) Verifikasi Data
Kecerdasan intrapersonal pada karakteristik kapasitas
kemampuan mendisiplinkan diri, memahami diri sendiri dan
menghargai diri sendiri terlihat berkembang saat dan setelah
dilaksanakannya penelitian tindakan selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Metode bercerita, metode praktik langsung dan
pemberian tugas melengkapi penelitian untuk melatih anak dalam
mendisiplinkan diri, memahami diri dan menghargai diri sendiri. Meski
terdapat anak yang belum seperti teman-teman yang lain, namun
tetap ada peningkatan dengan adanya perubahan ke arah yang lebih
baik daripada saat pra penelitian.
246
2. Media Permainan Wayang Film
1) Reduksi Data
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan memperkenalkan
media permainan wayang film (CL.1, p. 1,kl.4). Febi bertanya,
“Kakak.., itu TV ya? TVnya besar”, peneliti menjawab “bentuknya
memang mirip, ini namanya permainan wayang film”, dan ini yang
dinamakan dengan wayang sambil memperkenalkan tokoh-tokoh
yang ada di cerita. Kemudian peneliti bertanya, “Siapa yang ingin
menyaksikan cerita?” Anak-anak serentak menjawab “Saya, Kak..”
(CL.1, p.1, kl.5). Anak-anak duduk di bangku masing-masing, peneliti
meminta anak-anak berjanji untuk tidak ngobrol dan bermain sendiri
saat peneliti bercerita (CL.1, p. 1,kl.6). Peneliti kemudian bercerita
dengan judul “ Rumah Baru Kiki” (CL.1,p. 1,kl.7).
Peneliti kemudian meminta anak untuk menceritakan kembali
isi cerita (CL.1, p. 4,kl.3). Semua diam tidak ada yang menjawab
(CL.1, p. 4,kl.5). Peneliti kemudian bertanya, “ Di manakah keluarga
Abang Koko tinggal?” Anak-anak diam tertunduk (CL.1, p. 4, kl.7).
Peneliti kemudian menenangkan anak dengan berkata, “Sudah, tidak
apa, besok harus bisa lebih baik ya..” (CL.1,p.4,kl.8). Peneliti
kemudian menjelaskan inti cerita bahwa kita harus mengetahui siapa
kita, di manakah kita tinggal, dan menepati janji (CL.1, p.4,kl.9).
247
Anak-anak langsung meletakkan tas masing-masing pada
sudut susunan meja dan bangku dan duduk di tengah di depan media
wayang film membentuk setengah lingkaran berkumpul untuk
menyaksikan cerita wayang film (CL.2,p.1,kl.1). Setelah selesai,
anak-anak kembali duduk dan mendengarkan peneliti menyampaikan
judul cerita dan menyampaikan perjanjian selama cerita berlangsung
(CL.2,p.1,kl.5). Anak-anak terlihat setuju dan tenang mendengar
perjanjian selama kegiatan (CL.2,p.1,kl.6). Peneliti kemudian
memulai cerita berjudul Koko dan Ibu marah. Setelah selesai
bercerita, peneliti bertanya “kenapa Abang Koko marah?”, “gak