-
28
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Penelitian
Data penelitian dikumpulkan melalu pengisian kuisioner oleh
para mahasiswa Magister Manajemen UKSW yang telah mengikuti
mata kuliah Manajemen Keuangan yang berjumlah 87 mahasiswa.
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 14 Juli 2014 sampai
dengan
tanggal 15 Agustus 2014. Kuisioner dibagikan kepada seluruh
mahasiswa di dalam kelas dan mahasiswa yang memberikan
tanggapan
atau mengisi kuesioner sebanyak 48 orang selama periode
pengumpulan data. Seluruh kuesioner yang dikembalikan dapat
digunakan sebagai data dan dijadikan sampel dalam penelitian
ini.
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software
program
Statistic Package for The Social Science (SPSS) versi 20.
4.2 Karakteristik Responden
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh melalui
penyebaran
kuesioner kepada mahasiswa Magister Manajemen UKSW diperoleh
karakteristik responden meliputi gender (jenis kelamin),
pendapatan /
uang saku per bulan, status pernikahan, dan usia. Pengenalan
terhadap
data responden perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruh
faktor
-
29
demografi responden dengan kaitannya terhadap perilaku
disposition
effect yang mereka alami jika mereka diperhadapkan pada
pengambilan
keputusan investasi.
Tabel 4.1
Karakteristik Responden
Karakteristik Kategori Jumlah
Responden
Persentase
Gender Laki-laki 19 39,58 %
Perempuan 29 60,42 %
Uang
saku/Pendapatan
per bulan
100.000 –
999.000
12 25 %
1.000.000 –
2.499.000
19 39,58 %
>2.500.000 17 35,42 %
Status Pernikahan Single /
Belum
Menikah
38 79,17 %
Menikah 10 20,83 %
Usia 20-24 tahun 16 33.33 %
24–29 tahun 23 47,92 %
>30 tahun 9 18,75 %
Sumber : Lampiran 2 sumber data SPSS
Dari tabel 4.1 dapat dilihat hasil pemaparan karakteristik
responden, dimana diketahui bahwa responden dalam hal gender
terdapat perbedaan yang cukup besar yakni perempuan sebanyak
29
-
30
orang (60,42%) sedangkan laki-laki sebanyak 19 orang
(39,58%).
Dalam hal pendapatan atau uang saku, diketahui sebanyak 19
orang
(39,58 %) memiliki uang saku atau pendapatan diantara
Rp.1.000.000,00 hingga Rp.2.499.000,00, sedangkan sebanyak
17
orang memiliki pendapatan atau uang saku diatas Rp.2.500.000,00,
dan
sebanyak 12 orang memiliki pendapatan atau uang saku dibawah
Rp.1.000.000,00. Hasil data mengenai status pernikahan
menyatakan
38 orang (79,17 %) responden sebagian besar masih berstatus
single
atau belum menikah, dan 10 responden (20,83%) berstatus
menikah.
Yang terakhir mengenai karakteristik usia responden terdapat
16
responden (33,33%) berusia 20-24 tahun, 23 responden (47,92 %)
yang
berusia diantara 25-29 tahun, dan 9 responden (18,75%) yang
berusia
diatas 30 tahun..
4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum melakukan teknik analisis data yang telah
dikumpulkan, terlebih dahulu diadakan uji validitas untuk
mengetahui
apakah instrumen penelitian yang telah disusun sudah akurat
sehingga
dapat mengukur variabel kunci yang sedang diteliti, dalam hal
ini
adalah variabel personality traits. Hasil pengujian validitas
variabel
personalitas traits disajikan pada tabel 4.2 berikut ini.
-
31
Tabel 4.2
Uji Validitas Personality Traits
Variabel Indikator Nilai r
hitung
Nilai r
tabel
Keterangan
Extroversion Bicara 0,566 0,2353 Valid
Terbuka 0,102 0,2353 Tidak Valid
Enerjik 0,579 0,2353 Valid
Aktif 0,310 0,2353 Valid
Percaya diri 0,627 0,2353 Valid
Berani -0,085 0,2353 Tidak Valid
Mudah bergaul 0,727 0,2353 Valid
mudah bekerjasama 0,662 0,2353 Valid
Neuroticism Depresi 0,683 0,2353 Valid
Gelisah 0,552 0,2353 Valid
Mudah grogi 0,713 0,2353 Valid
Cemas 0,702 0,2353 Valid
Emosi tidak stabil 0,607 0,2353 Valid
Moody -0,336 0,2353 Tidak Valid
Resah 0,411 0,2353 Valid
Nervous 0,611 0,2353 Valid
Openness Orisinal 0,830 0,2353 Valid
Penasaran 0,632 0,2353 Valid
Cinta alam 0,416 0,2353 Valid
Imajinasi 0,355 0,2353 Valid
Daya cipta 0,806 0,2353 Valid
Indah 0,643 0,2353 Valid
-
32
Mudah merealisasi ide 0,672 0,2353 Valid
Suka hal baru 0,558 0,2353 Valid
Seni, sastra 0,633 0,2353 Valid
Agreeableness Tidak mudah
menyalahkan orang
0,610 0,2353 Valid
Menolong 0,742 0,2353 Valid
Tidak cuek 0,448 0,2353 Valid
Cinta damai 0,699 0,2353 Valid
Pekerja yang dipercaya 0,350 0,2353 Valid
Pemaaf 0,657 0,2353 Valid
Mudah percaya 0,339 0,2353 Valid
Peduli 0,707 0,2353 Valid
Sopan 0,641 0,2353 Valid
Conscientiousness Tepat waktu 0,706 0,2353 Valid
Cerdas 0,614 0,2353 Valid
Terorganisir 0,629 0,2353 Valid
Malas 0,825 0,2353 Valid
Pekerja keras 0,773 0,2353 Valid
Efisien 0,559 0,2353 Valid
Suka pekerjaan rutin 0,363 0,2353 Valid
Tetap pada rencana
awal
0,535 0,2353 Valid
Fokus 0,680 0,2353 Valid
Sumber : Lampiran 3 sumber data SPSS
Tabel 4.2 menunjukan hasil pengujian validitas instrumen
penelitian dimana instrumen personality traits yang digunakan
dalam
-
33
penelitian dengan jumlah sampel 48 orang terdeteksi ada 3
indikator
yang tidak valid, yaitu untuk indikator penyendiri dan pemalu
pada
variabel extroversion dan indikator moody pada variabel
neuroticism.
Berdasarkan temuan uji validitas ini, maka ketiga indikator yang
tidak
valid dikeluarkan dari data untuk dapat diproses dengan
pengujian
selanjutnya. Berdasarkan tabel diatas, 41 indikator yang
dideteksi valid
dikarenakan nilai r hitungnya lebih besar dari nilai r tabel
(0,2353),
sehingga dapat digunakan untuk analisa lebih lanjut.
Disamping uji validitas diperlukan adanya uji reliabilitas
untuk
mengetahui hasil pengukuran konsisten atau tidak jika
diulangi
beberapa kali. Oleh karena itu hasil pengujian reliabilitas
dapat dilihat
pada tabel 4.3 dibawah ini, dimana diketahui bahwa nilai alpha
hitung
pada variabel extroversion, neuroticism, openness,
agreeableness, dan
conscientiousness lebih besar daripada nilai alpha Cronbach
yaitu 0,5.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan pertanyaan pada
kuisioner yang dibagikan kepada 48 responden dalam penelitian
adalah
reliabel dengan catatan 3 indikator yang tidak valid telah
dikeluarkan
dari data dan kemudian memenuhi persyaratan untuk digunakan
untuk
analisa lebih lanjut.
-
34
Tabel 4.3
Uji Reliabilitas Personality Traits
Sumber : Lampiran 4 sumber data SPSS
4.4. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk melihat apakah asumsi
residual terdistribusi dengan normal atau tidak. Uji
normalitas
dilakukan pada nilai residual model regresi. Berikut adalah
pengujian
normalitas yang dilakukan pada variabel faktor demografi dan
personality traits. Pada tabel 4.4 diketahui bahwa nilai
residual yang
dimiliki variabel gender, pendapatan/uang saku, status
pernikahan, usia
dan variabel personality traits adalah 0,708 dimana nilai ini
lebih besar
dari nilai signifikansi 5% atau 0,05 sehingga disimpulkan
bahwa
kesembilan variabel yang diuji terdistribusi normal.
Variabel Alpha hitung Alpha
Cronbach
Keterangan
Extroversion 0,727 0,500 Reliabel
Neuroticism 0,534 0,500 Reliabel
Openness 0,781 0,500 Reliabel
Agreeableness 0,737 0,500 Reliabel
Conscientiousne
ss
0,810 0,500 Reliabel
-
35
Tabel 4.4
Uji Normalitas Faktor Demografi dan Personality Traits
Indikator Unstandardized
Residual
Keterangan
RES_2 0,708 Distribusi
Normal
Sumber : Lampiran 5 sumber data SPSS
4.5 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukannya analisis regresi linier berganda untuk
membuktikan hipotesis yang dibuat harus dilakukan pengujian
asumsi
klasik. Supaya dapat dilakukan uji regresi linier berganda maka
asumsi-
asumsi ini harus terlebih dahulu terpenuhi. Pada pengujian
asumsi
klasik akan dilakukan tiga pengujian yaitu uji
multikolinearitas, uji
autokorelasi, dan uji heteroskesdatisitas.
4.5.1 Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah
model regresi linier berganda yang akan dilakukan untuk
menganalisis
data ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak.
Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel
faktor demografi dengan personality traits. Jika
variabel-variabel
tersebut terjadi saling korelasi maka artinya antar sesama
variabel
-
36
bebas sama dengan nol. Tabel berikut adalah hasil pengujian
normalitas
yang dilakukan pada variabel faktor demografi dan personality
traits..
Tabel 4.5
Uji Multikolinearitas Faktor Demografi dan Personality
Traits
Variabel
Collinearity Statistics
Keterangan
Tolerance VIF
Gender 0,852 1,173 Tidak terjadi multikolinearitas
Pendapatan_1 0,496 2,017 Tidak terjadi multikolinearitas
Pendapatan_2 0,614 1,630 Tidak terjadi multikolinearitas
Status Pernikahan 0,583 1,715 Tidak terjadi
multikolinearitas
Usia_1 0,725 1,380 Tidak terjadi multikolinearitas
Usia_2 0,484 2,065 Tidak terjadi multikolinearitas
Extroversion 0,468 2,138 Tidak terjadi multikolinearitas
Neuroticism 0,812 1,232 Tidak terjadi multikolinearitas
Openness 0,406 2,462 Tidak terjadi multikolinearitas
Agreeableness 0,318 3,141 Tidak terjadi multikolinearitas
Conscientiousness 0,220 4,550 Tidak terjadi
multikolinearitas
Sumber : Lampiran 6 sumber data SPSS
Untuk melihat apakah tiap variabel-variabel bebas memiliki
korelasi
langsung atau tidak dapat dilihat dengan dua cara, yaitu melihat
nilai
tolerance atau melihat nilai VIF. Pada nilai tolerance,
multikolinearitas
tidak terjadi apabila nilai tolerance lebih besar dari 0,10.
Sedangkan
-
37
jika dilihat dari nilai VIF, variabel-variabel bebas tidak
terjadi
multikolinearitas jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00. Pada
tabel 4.5
dibawah, diketahui bahwa kesembilan variabel yang dimiliki
memiliki
nilai tolerance diatas 0,10. Dapat disimpulkan bahwa
kesembilan
variabel tersebut tidak mengalami multikolinearitas sehingga
dapat
dilanjutkan untuk pengujian selanjutnya
4.5.2 Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk melihat model regresi
linier terdapat korelasi antara nilai residual periode-t dengan
nilai
residual periode sebelumnya. Pengujian yang dilakukan
menggunakan
uji autokorelasi dengan Durbin-Watson. Berikut hasil
pengujian
autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Watson
Tabel 4.6
Uji Autokorelasi Faktor Demografi dan Personality Traits
Indikator Durbin-Watson Keterangan
RES_2 1,968 Tidak terjadi
autokorelasi
Sumber : Lampiran 6 sumber data SPSS
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa nilai Durbin-Watson
adalah
1,968. Selanjutnya, nilai DW akan dibandingkan dengan nilai
tabel
signifikasi 5% dengan jumlah sampel N=48 dan jumlah variabel
-
38
independen sebanyak 8. Berdasarkan nilai dU diketahui bahwa
nilai
DW lebih besar dari batas atas (dU) yakni 1,939 dan kurang dari
(4-dU)
4-1,939 = 2,0601 dan berdasarkan nilai asumsi ini dapat
disimpulkan
bahwa tidak terdapat autokorelasi pada variable faktor demografi
dan
personality traits.
4.5.3 Uji Heteroskesdastisitas
Pengujian heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji
apakah
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual
satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila varian dari residual
satu
pengamatan ke pengamatan yang lain adalah tetap maka disebut
homoskesdastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskesdastisitas.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
heteroskesdastisitas.
Oleh karena itu sebelum dilakukan pengujian regresi berganda
untuk
melihat pengaruh faktor demografi dan personality traits
terhadap
disposition effect maka dilakukanlah pengujian
heteroskesdastisitas
menggunakan uji Glejser berikut ini.
Pengujian apakah terjadi heteroskesdastisitas atau tidak
pada
variabel faktor demografi dan personality traits dapat
menggunakan uji
Glejser dan dilihat melalui nilai signifikansinya. Apabila
nilai
signifikansi variabel independen kurang dari 0,05 maka
variabel
-
39
tersebut mengalami heteroskesdastisitas, namun apabila nilai
signifikansi variabel independen lebih dari nilai signifikansi
0,05 maka
variabel tersebut tidak mengalami heteroskesdastisitas.
Tabel 4.7
Uji Heteroskedastisitas Faktor Demografi dan Personality
Traits
Residual UnstandardizedResi
dual
Keterangan
RES_2 0,708 Distribusi
Normal
Sumber : Lampiran 6 sumber data SPSS
Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa nilai
signifikansi
faktor demografi yang terdiri dari variabel gender, uang saku
/
pendapatan, status pernikahan, dan usia, serta personality
traits yang
terdiri dari variabel extroversion, neuroticism, openness,
agreeableness, dan conscientiousness diatas batas minimal
signifikansi
yaitu 0,05. Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka diketahui
bahwa
tidak terjadi heteroskesdastisitas, oleh karena itu berdasarkan
pengujian
asumsi klasik yang telah dilakukan dapat dilakukan uji regresi
linier
berganda terhadap variabel-variabel tersebut.
4.6 Hasil Uji Hipotesis
Setelah dilakukannya pengujian validitas, reliabilitas,
normalitas dan asumsi klasik terhadap variabel faktor demografi
dan
-
40
personality traits dan dinyatakan lolos terhadap 6 pengujian
tersebut,
maka selanjutnya akan dilakukan pengujian regresi linier
berganda
untuk menguji kesembilan hipotesis. Hasil perhitungan
kesembilan
hipotesis (H1 – H9) akan disajikan dalam tabel berikut ini.
Berdasarkan
pada tabel 4.8 hasil pengujian regresi linier berganda pengaruh
variabel
faktor demografi dan personality traits terhadap disposition
effect
investor individu diketahui bahwa yang memiliki nilai
signifikansi
dibawah 0,05 hanya gender pada faktor demografi saja.
Tingkat
signifikansi variabel gender lebih kecil dari nilai signifikansi
alpha
yang ditetapkan sebesar 0,05 sehingga diketahui bahwa
berdasarkan uji
regresi linier berganda untuk melihat pengaruh faktor demografi
dan
personality traits terhadap disposition effect investor individu
diketahui
bahwa hanya gender dalam faktor demografi yang memberikan
pengaruh signifikan dan positif terhadap disposition effect
investor
individu. Penjelasan lebih lanjut mengenai masing-masing
pengujian
hipotesis pada faktor demografi dan personality traits pada
disposition
effect akan dipaparkan pada subbab 4.6.1.
-
41
Tabel 4.8
Regresi Linier Pengaruh Faktor Demografi dan Personality
Traits
terhadap Disposition Effect Investor
Individu
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 6,576 1,590 4,137 ,000
Gender 1,053 ,369 ,418 2,854 ,007
Pendapatan -,297 ,248 -,186 -1,201 ,237
Status ,822 ,507 ,271 1,621 ,113
Usia ,436 ,287 ,250 1,522 ,136
Extroversion -,053 ,071 -,141 -,752 ,457
Neuroticism -,039 ,054 -,115 -,724 ,474
Openness -,020 ,063 -,061 -,313 ,756
Agreeableness -,048 ,074 -,152 -,649 ,520
Conscientiousnes
s ,134 ,080 ,465 1,665 ,104
Sumber : Lampiran 7 sumber data SPSS
4.6.1 Pengaruh Faktor Demografi terhadap Disposition Effect
Investor Individu
Dalam penelitian ini, faktor demografi yang akan digunakan
untuk menguji disposition effect yang dialami oleh investor
individu
adalah gender, pendapatan/uang saku per bulan, status pernikahan
dan
usia. Hipotesis pertama (H1) menguji apakah terdapat pengaruh
gender
-
42
terhadap perilaku disposition effect yang dialami investor
individu.
Pada hipotesis kedua (H2) akan menguji apakah terdapat
pengaruh
pendapatan / uang saku terhadap disposition effect sedangkan
pada
hipotesis ketiga (H3) akan dilihat pengaruh faktor status
pernikahan
terhadap perilaku disposition effect yang dialami oleh investor
dan yang
terakhir hipotesis keempat (H4) akan diuji pengaruh usia
terhadap
perilaku disposition effect yang dialami oleh investor.
Untuk melihat apakah terdapat pengaruh faktor demografi dan
personality traits terhadap disposition effect investor individu
dapat
dilihat melalui nilai signifikansinya atau nilai t-hitungnya.
Pada
penelitian ini akan dilihat berdasarkan nilai signifikansinya
untuk
mempermudah pencarian. Pada tabel 4.8 diketahui bahwa hanya
derajat
gender yang memiliki pengaruh signifikan terhadap disposition
effect
yang dialami oleh investor sebesar 0,007 yang berarti bahwa
nilai
signifikansi variabel gender lebih rendah dibawah nilai
signifikansi
yang telah ditetapkan yaitu 0,05, hal ini berarti terdapat
pengaruh yang
positif dan signifikan antara faktor gender terhadap pengaruh
perilaku
disposition effect sehingga hipotesis pertama diterima.
Pada variabel kedua yaitu variabel pendapatan atau dapat
dianalogikan dengan uang saku yang dimiliki oleh investor
individu
-
43
yaitu mahasiswa MM UKSW setiap bulannya. Diketahui bahwa
tingkat
signifikansi variabel pendapatan terhadap disposition effect
sebesar
0,237, hal ini berarti terdapat pengaruh yang negatif dan
tidak
signifikan antara faktor pendapatan terhadap disposition effect
sehingga
hipotesis kedua (H2) ditolak.
Selanjutnya faktor demografi yang akan diuji untuk melihat
pengaruhnya terhadap disposition effect investor individu adalah
derajat
status pernikahan. Diketahui bahwa derajat status pernikahan
memiliki
tingkat signifikansi sebesar 0,113, hal ini berarti terdapat
pengaruh
yang positif namun tidak signifikan antara faktor status
pernikahan
dengan adanya kecenderungan pengaruh perilaku disposition
effect
sehingga hipotesis ketiga (H3) ditolak.
Pada variabel terakhir yang diuji untuk melihat pengaruh
faktor
demografi adalah variabel usia. Diketahui bahwa tingkat
signifikansi
pengaruh derajat usia terhadap disposition effect sebesar 0,136,
hal ini
berarti terdapat pengaruh yang positif namun tidak signifikan
antara
faktor status pernikahan dengan adanya kecenderungan
pengaruh
perilaku disposition effect sehingga hipotesis keempat (H4)
ditolak.
Pemaparan selanjutnya dalam penelitian ini, diketahui bahwa
faktor personality traits yang akan digunakan untuk menguji
perilaku
-
44
disposition effect yang dialami oleh investor individu adalah
derajat
extroversion, neuroticism, openness, agreeableness, dan
conscientiousness. Kelima hipotesis tersebut adalah hipotesis
kelima
(H5) menguji apakah terdapat pengaruh faktor extroversion
terhadap
disposition effect yang dialami investor individu, hipotesis
keenam (H6)
akan menguji apakah terdapat pengaruh neuroticism terhadap
disposition effect investor individu. Sedangkan pada hipotesis
ketujuh
(H7) akan dilihat pengaruh faktor openness terhadap disposition
effect
yang dialami oleh investor individu dan hipotesis kedelapan (H8)
akan
diuji pengaruh agreeableness terhadap disposition effect yang
dialami
oleh investor individu dan yang terakhir hipotesis kesembilan
(H9) akan
diuji pengaruh conscientiousness terhadap disposition effect
yang
dialami oleh investor individu. Kelima hipotesis terakhir ini
(H5 – H9)
akan dijelaskan dibawah ini.
4.6.2 Pengaruh Faktor Personality Traits terhadap
Disposition
Effect Investor Individu
Pada penelitian selanjutnya akan dilihat pengaruh faktor
personality traits terhadap disposition effect yang dialami oleh
investor
individu. Variabel yang akan diteliti untuk melihat pengaruh
faktor
personality traits adalah extroversion, neuroticism,
openness,
-
45
agreeableness, dan conscientiousness. Pada hipotesis kelima,
akan diuji
apakah derajat extroversion yang dimiliki oleh investor
individu
memberikan pengaruh terhadap perilaku disposition effect
yang
dialami. Selanjutnya pada hipotesis keenam akan diuji apakah
derajat
neuroticism berpengaruh terhadap disposition effect yang
dialami
investor individu. Kemudian pada hipotesis yang ketujuh akan
dilihat
pengaruh derajat openness terhadap disposition effect yang
dialami
investor individu. Hipotesis kedelapan akan dilihat adakah
pengaruh
derajat agreeableness terhadap disposition effect yang dialami
investor
individu. Dan yang terakhir pada hipotesis yang kesembilan
akan
dilihat adakah pengaruh derajat conscientiousness terhadap
disposition
effect investor individu.
Dalam pengujian hipotesis kelima, diketahui bahwa tingkat
signifikansi pengaruh derajat extroversion terhadap disposition
effect
sebesar 0,457, hal ini menunjukan bahwa tidak terjadi pengaruh
yang
signifikan oleh faktor extroversion terhadap perilaku
disposition effect
oleh calon investor individu sehingga hipotesis kelima (H5)
ditolak.
Pada pengujian hipotesis yang keenam, diketahui bahwa
pengaruh derajat neuroticism memiliki tingkat signifikansi
sebesar
0,454, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
pengaruh
-
46
yang signifikan oleh derajat neuoticism terhadap perilaku
disposition
effect oleh calon investor individu sehingga hipotesis keenam
(H6)
ditolak.
Selanjutnya penjelasan lebih lanjut mengenai penelitian
pengaruh faktor demografi dan personality traits terhadap
disposition
effect yang dialami investor individu serta pengaruh
masing-masing
indikator pada personality traits yang memberikan pengaruh
terhadap
disposition effect pada investor individu ini akan dijelaskan
berikut ini :
4.7 Pembahasan
4.7.1 Pembahasan mengenai Pengaruh Faktor Demografi terhadap
Disposition Effect Investor Individu
Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukan bahwa faktor
demografi investor individu dimana investor individu
diasumsikan
sebagai mahasiswa Magister Manajemen UKSW yang memiliki
pengetahuan mengenai pengambilan keputusan keuangan dan
investasi
tidak memiliki kecenderungan pengaruh faktor demografi yang
signifikan terhadap disposition effect yang dialami oleh
investor
individu. Hal ini dibuktikan bahwa yang memiliki pengaruh
yang
signifikan dan positif yaitu laki-laki terhadap disposition
effect. Nilai
positif yang ditunjukkan dalam nilai unstandardized coeeficients
beta
-
47
menyatakan bahwa gender laki-laki ternyata memberikan
pengaruh
yang lebih besar terhadap perilaku disposition effect yang
dialami
investor individu. Hal ini dikarenakan pada gender laki-laki
cenderung
overconfidence sehingga saat prose pengambilan keputusan
investasi
mereka cenderung mengalami disposition effect. Hasil penelitian
ini
tidak sejalan dengan pendapat Weber dan Camerer (1998) yang
menyatakan bahwa perempuan mengalami efek disposisi lebih
terlihat
dibandingkan laki-laki. Berdasarkan pendapat yang diutarakan
Weber
dan Camerer, para calon investor perempuan cenderung
mengambil
keputusan berdasarkan perasaan (feeling) dibanding laki-laki
yang
cenderung lebih realistis tidak terbukti dalam penelitian ini.
Penelitian
ini menemukan bahwa ternyata laki-laki cenderung memiliki
pengaruh
yang lebih besar terhadap disposition effect dibanding
perempuan, hal
ini dimungkinkan karena laki-laki cenderung lebih cepat
bereaksi
terhadap informasi yang didapatinya sehingga mereka
cenderung
terburu-buru dalam merealisasikan keputusan invstasinya tanpa
melihat
lebih lanjut dampak apa yang bisa terjadi atas keputusan
investasinya.
-
48
4.7.2 Pembahasan mengenai Pengaruh Personality Traits
terhadap
Disposition Effect Investor Individu
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui pengaruh personality traits
terhadap disposition effect yang dialami investor individu
ditemukan
bahwa derajat extroversion, neuroticism, agreeableness,
openness, dan
conscientiousness tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap
disposition effect investor individu. Akan tetapi hal yang
berbeda
ditemukan ketika dilihat pengaruh masing-masing indikator
pada
faktor personality traits terhadap disposition effect yang
dialami
investor individu yang akan dijelaskan pada pembahasan dibawah
ini.
Pada personality traits terdapat lima derajat yang diteliti
untuk
melihat pengaruh personality traits terhadap perilaku
disposition effect
yang dialami oleh calon investor individu. Pada derajat yang
pertama
yaitu extroversion diketahui bahwa tingkat signifikansi 0,457,
hasil ini
berarti tidak terjadi pengaruh yang signifikan oleh faktor
extroversion
terhadap perilaku disposition effect oleh investor individu.
Berdasarkan tabel 4.9 extroversion coefficients diketahui
bahwa
ada indikator yang menunjukan pengaruh yang signifikan
terhadap
perilaku disposition effect yaitu indikator energik dengan
nilai
signifikansi sebesar 0,043. Nilai unstandardized coeeficients
beta
-
49
indikator energik menunjukan nilai positif, sehingga dapat
digambarkan bahwa semakin enerjik investor individu, semakin
besar
kemungkinan mengalami disposition effect investor tersebut. Hal
ini
dikarenakan investor yang enerjik cenderung untuk cepat
mengambil
keputusan tanpa dipertimbangkan secara matang, sehingga
mereka
cenderung mudah untuk mengalami disposition effect dan cepat
mudah
bangga saat mengalami keuntungan dan mudah menyesali
keputusan
yang cepat diambil. Selanjutnya penjelasan mengenai derajat
neuroticism akan dijelaskan melalui tabel 4.10.
Tabel 4.9
Regresi Linier Extroversion
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of theEstimate
1 ,416a ,173 ,028 1,228
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 12,624 7 1,803 1,195 ,457b
Residual 60,355 40 1,509
Total 72,979 47
Extroversion Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 9,829 ,920 10,688 ,000
Bicara ,049 ,255 ,034 ,193 ,848
-
50
Energik ,860 ,412 ,383 2,087 ,043
Diam -,324 ,211 -,278 -1,533 ,133
Percaya_diri -,363 ,323 -,195 -1,122 ,268
Dingin -,413 ,218 -,348 -1,894 ,065
Bergaul ,047 ,424 ,023 ,110 ,913
Kerjasama ,220 ,455 ,093 ,484 ,631
Sumber : Lampiran 8 sumber data SPSS
Pada derajat yang kedua yaitu neuroticism diketahui bahwa
tingkat signifikansi 0,003 derajat neuroticism berpengaruh
signifikan
terhadap disposition effect investor. Berdasarkan tabel 4.9
neuroticism
coefficients diketahui bahwa terdapat tiga indikator yang
menunjukan
pengaruh signifikan terhadap disposition effect yaitu indikator
santai
dengan nilai signifikansi sebesar 0,002, cemas dengan nilai
signifikansi
sebesar 0,009, dan tenang dengan nilai signifikansi sebesar
0,014.
Diketahui pula dari tabel tersebut bahwa nilai
unstandardized
coeficients beta pada indikator santai menunjukan nilai negatif,
pada
indikator cemas menunjukan nilai positif, dan pada indikator
tenang
menunjukan nilai positif. Berdasarkan temuan tersebut maka
dapat
diasumsikan bahwa semakin besar investor individu bersikap
santai,
semakin kecil pengaruhnya terhadap disposition effect
investor
tersebut.
Tabel 4.10
-
51
Regresi Linier Neuroticism
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of theEstimate
1 ,628a ,395 ,289 1,051
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 28,814 7 4,116 3,728 ,003b
Residual 44,166 40 1,104
Total 72,979 47
Neuroticism Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t
Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 9,249 ,817
11,327 ,000
Depresi -,209 ,229 -,155 -,915 ,366
Santai -,781 ,239 -,445 -3,270 ,002
Grogi ,157 ,270 ,105 ,582 ,564
Cemas ,646 ,234 ,484 2,758 ,009
Stabil -,295 ,274 -,162 -1,080 ,287
Tenang ,669 ,261 ,346 2,566 ,014
Nervous -,201 ,226 -,154 -,892 ,378
Sumber : Lampiran 8 sumber data SPSS
Hal ini dikarenakan investor yang santai cenderung untuk
tidak
tergesa-gesa dalam mengambil keputusan sehingga mereka
cenderung
terhindar dari perilaku disposition effect. Selanjutnya,
penjelasan kedua
mengenai indikator cemas adalah semakin besar investor
individu
-
52
merasa cemas, semakin besar pula pengaruhnya terhadap
disposition
effect investor tersebut. Kondisi ini terjadi karena investor
yang mudah
cemas cenderung tidak percaya diri dalam proses pengambilan
keputusan sehingga mereka cenderung lebih mudah mengalami
disposition effect. Yang terakhir, penjelasan mengenai indikator
tenang
adalah semakin besar tenang investor individu, semakin kecil
pula
pengaruhnya terhadap disposition effect. Kesimpulan ini
diambil
didasarkan pada kondisi dimana investor yang cenderung
memiliki
perilaku tenang adalah individu yang mampu mengendalikan
situasi
dalam kondisi apapun. Mereka cenderung berhati-hati dalam
proses
pengambilan keputusan sehingga mereka dapat terhindar dari bias
dan
memperoleh keuntungan yang optimal. Selanjutnya penjelasan
lebih
lanjut mengenai derajat openness akan dijelaskan melalui tabel
4.11.
Pada derajat yang ketiga yaitu openness diketahui bahwa
tingkat
signifikansi openness sebesar 0,756, hal ini berarti tidak
terjadi
pengaruh yang signifikan oleh faktor openness terhadap
perilaku
disposition effect oleh calon investor individu. Berdasarkan
tabel 4.11
openness coefficients diketahui bahwa ada dua indikator yang
menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku
disposition
effect yaitu indikator original dengan nilai signifikansi
sebesar 0,038
-
53
dan indikator indah dengan nilai signifikansi 0,002. Diketahui
pula dari
tabel tersebut bahwa nilai unstandardized coeficients beta
indikator
original menunjukan nilai positif sedangkan pada indikator
indah
menunjukan nilai negatif.
Berdasarkan nilai signifikansi dan nilai unstandardized
coeficients beta yang diketahui maka dapat diasumsikan bahwa
semakin investor individu berpegang pada sisi originalitasnya,
semakin
besar pengaruhnya terhadap disposition effect sedangkan
semakin
investor menyenangi hal-hal yang indah semakin kecil
pengaruhnya
terhadap disposition effect yang dialami. Hal ini dikarenakan
investor
yang original cenderung sangat percaya dan cenderung tidak
mau
mendengarkan pendapat orang lain, sehingga dalam proses
pengambilan keputusan berdasarkan asumsi yang mereka
percayai,
sehingga kondisi ini cenderung membuat mereka mengalami
disposition effect karena mereka akan mudah bangga saat
mengalami
keuntungan dan percaya bahwa hal itu karena ide mereka
sendiri
Tabel 4.11
Regresi Linier Openness
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of theEstimate
1 ,528a ,279 ,108 1,177
ANOVAa
-
54
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 20,363 9 2,263 1,634 ,756b
Residual 52,616 38 1,385
Total 72,979 47
Openness Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 9,954 ,998 9,970 ,000
original ,963 ,448 ,538 2,149 ,038
penasaran ,163 ,302 ,095 ,541 ,592
cinta_alam ,146 ,320 ,074 ,457 ,650
imajinasi -,333 ,264 -,204 -
1,260 ,215
daya_cipta -,141 ,499 -,063 -,283 ,779
indah -1,345 ,397 -,636 -
3,385 ,002
realisasi_ide -,303 ,380 -,165 -,797 ,430
hal_baru ,100 ,226 ,073 ,442 ,661
seni_sastra ,317 ,282 ,196 1,126 ,267
Sumber : Lampiran 8 sumber data SPSS
. Selanjutnya investor yang cenderung memiliki indikator
indah
yang tinggi cenderung orang yang mudah untuk merealisasikan
ide-ide
mereka sehingga mereka dapat mempertimbangan kondisi dimana
mereka harus dapat menghindari bias saat proses pengambilan
keputusan. Pada penjelasan selanjutnya akan dijelaskan
mengenai
derajat agreeableness yang akan dijelaskan melalui tabel
4.12
-
55
Pada derajat yang keempat yaitu agreeableness diketahui
bahwa
agreeableness memiliki tingkat signifikansi 0,520. Ini berarti
terjadi
pengaruh yang signifikan oleh faktor agreeableness terhadap
perilaku
disposition effect oleh investor individu. Berdasarkan tabel
4.12
agreeableness coefficients diketahui bahwa tidak ada indikator
yang
menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku
disposition
effect. Tidak adanya indikator yang menunjukan nilai
signifikansinya
terhadap pengaruhnya atas perilaku disposition effect ini
menyebabkan
derajat agreeableness tidak memberikan pengaruh
signifikannya
terhadap disposition effect investor individu. , Individu dengan
tipe
kepribadian ini cenderung tunduk kepada orang lain dan mampu
bersepakat untuk menghargai keputusan kelompok dibanding
diri
sendiri. Hal ini menyebabkan individu lebih jarang mengalami
efek
disposisi karena belajar dari pengalaman lingkungannya dalam
pengambilan keputusan finansial.
Tabel 4.12
Regresi Linier Agreeableness
Agreeableness Model Summaryb
-
56
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of theEstimate
1 ,377a ,142 -,061 1,283
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 10,390 9 1,154 ,701 ,520b
Residual 62,589 38 1,647
Total 72,979 47
Agreeablenness Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 9,617 1,307 7,360 ,000
salah ,057 ,243 ,045 ,234 ,816
menolong -,220 ,391 -,130 -,562 ,577
cuek ,358 ,232 ,258 1,545 ,131
selisih -,286 ,348 -,170 -,820 ,417
kerja_percaya ,119 ,343 ,063 ,346 ,731
maaf ,237 ,395 ,120 ,600 ,552
percaya -,774 ,495 -,285 -
1,565 ,126
peduli ,279 ,506 ,122 ,551 ,585
sopan -,142 ,207 -,122 -,684 ,498
Sumber : Lampiran 8 sumber data SPSS
Pada tabel 4.13 akan dijelaskan lebih lanjut mengenai
pengaruh
derajat terakhir yaitu conscientiousness terhadap perilaku
disposition
effect investor individu berikut ini. Pada derajat yang terakhir
yaitu
conscientiousness diketahui bahwa tingkat signifikansi
derajat
-
57
conscientiousness sebesar 0,104, hal ini berarti tidak terjadi
pengaruh
yang signifikan oleh faktor conscientiousness terhadap
perilaku
disposition effect oleh investor individu.
Tidak signifikannya pengaruh conscientiousness terhadap
disposition effect investor individu ini disebabkan oleh
beberapa
indikator dalam derajat conscientiousness yang dapat dilihat
pada tabel
4.9 conscientiousness coefficients yaitu ada indikator yang
menunjukan
pengaruh yang signifikan terhadap perilaku disposition effect
yaitu
indikator rencana dengan nilai signifikansi sebesar 0,026.
Diketahui
pula dari tabel tersebut bahwa nilai unstandardized coeficients
beta
indikator rencana menunjukan nilai positif, sehingga dapat
diasumsikan
bahwa semakin rencana investor individu tetap dalam sikap
menjalankan rencananya, semakin besar pengaruhnya terhadap
disposition effect investor tersebut. Hal ini dikarenakan
investor yang
cenderung berkarakter untuk membuat rencana dan
menjalankannya
cenderung memegang teguh prinsipnya saat proses pengambilan
keputusan, sehingga mereka cenderung mudah untuk mengalami
disposition effect dan cepat mudah bangga saat mengalami
keuntungan
dan mudah menyesali keputusan yang cepat diambil.
Tabel 4.13
Regresi Linier Conscientiousness
-
58
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of theEstimate
1 ,456a ,208 ,020 1,234
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 15,159 9 1,684 1,107 ,104b
Residual 57,821 38 1,522
Total 72,979 47
Conscentiousness Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 8,283 1,081 7,661 ,000
tepat_waktu ,047 ,289 ,031 ,161 ,873
Cerdas ,018 ,446 ,008 ,040 ,968
Organisir ,410 ,251 ,285 1,636 ,110
Malas -,064 ,307 -,048 -,208 ,837
kerja_keras -,272 ,359 -,170 -,757 ,454
Efisien ,007 ,422 ,003 ,017 ,986
kerja_rutin -,099 ,227 -,067 -,438 ,664
Rencana ,797 ,344 ,385 2,315 ,026
Focus -,333 ,309 -,220 -
1,079 ,287
Sumber : Lampiran 8 sumber data SPSS