1 BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data Penelitian ini melibatkan perusahaan dalam dan luar negeri, secara khusus untuk mengetahui loyalitas konsumen perusahaan yang menjalankan program CSR. Program CSR yang dilakukan perusahaan di Timor Leste meliputi penyediaan internet gratis di kampus- kampus dan ruang terbuka, publikasi buku, kebersihan pantai, kebersihan dalam kota, tour de Timor, sepeda santai, beasiswa, kegiatan kesehatan, kegiatan seni budaya, seminar internasional, paduan suara, Timor Leste Idol, pertandingan liga sepakbola, peralatan sekolah, sponsor studi banding mahasiswa, pulsa murah untuk anak sekolah dan penenaman pohon dan sebagainya (Directory, 2014). Meskipun beberapa perusahaan menerapkan program CSR yang berbeda-beda sesuai dengan kompetensi bidang operasional perusahaan, nilai-nilai yang ditanamkan rata-rata hampir sama yaitu core value dalam memberikan pelayanan yang baik, jujur, terbuka, akuntabel dan bertanggung jawab sebagai landasan perusahaan. Program CSR yang diterapkan perusahaan jasa dianalisis lebih lanjut apakah dapat meningkatkan loyalitas konsumen melalui peran kepercayaan konsumen sebagai variabel mediasi. Demi mendapatkan gambaran umum mengenai loyalitas konsumen perusahaan, penelitian ini menambahkan penilaian konsumen pada perusahaan. Perolehan responden yang berkenan menjadi partisipan sangat sulit. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang muncul ketika diadakan penelitian mengingat jarang sekali diadakan riset di Timor Leste khusunya di perusahaan. Peneliti mencoba menjelaskan dengan seksama bahwa identitas responden dirahasiakan demi kepentingan hasil obyektifitas penelitian semata. Proses pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Permohonan ijin survey, 2. Pendekatan pada kelompok calon responden, 3. Menerangkan proses pengisian. 4,
35
Embed
BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS 4.1. Pengumpulan Data
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB IV
ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS
4.1. Pengumpulan Data
Penelitian ini melibatkan perusahaan dalam dan luar negeri, secara khusus untuk
mengetahui loyalitas konsumen perusahaan yang menjalankan program CSR. Program CSR
yang dilakukan perusahaan di Timor Leste meliputi penyediaan internet gratis di kampus-
kampus dan ruang terbuka, publikasi buku, kebersihan pantai, kebersihan dalam kota, tour de
Timor, sepeda santai, beasiswa, kegiatan kesehatan, kegiatan seni budaya, seminar
internasional, paduan suara, Timor Leste Idol, pertandingan liga sepakbola, peralatan
sekolah, sponsor studi banding mahasiswa, pulsa murah untuk anak sekolah dan penenaman
pohon dan sebagainya (Directory, 2014). Meskipun beberapa perusahaan menerapkan
program CSR yang berbeda-beda sesuai dengan kompetensi bidang operasional perusahaan,
nilai-nilai yang ditanamkan rata-rata hampir sama yaitu core value dalam memberikan
pelayanan yang baik, jujur, terbuka, akuntabel dan bertanggung jawab sebagai landasan
perusahaan. Program CSR yang diterapkan perusahaan jasa dianalisis lebih lanjut apakah
dapat meningkatkan loyalitas konsumen melalui peran kepercayaan konsumen sebagai
variabel mediasi. Demi mendapatkan gambaran umum mengenai loyalitas konsumen
perusahaan, penelitian ini menambahkan penilaian konsumen pada perusahaan.
Perolehan responden yang berkenan menjadi partisipan sangat sulit. Banyak sekali
pertanyaan-pertanyaan yang muncul ketika diadakan penelitian mengingat jarang sekali
diadakan riset di Timor Leste khusunya di perusahaan. Peneliti mencoba menjelaskan dengan
seksama bahwa identitas responden dirahasiakan demi kepentingan hasil obyektifitas
penelitian semata. Proses pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Permohonan ijin
survey, 2. Pendekatan pada kelompok calon responden, 3. Menerangkan proses pengisian. 4,
2
Pengumpulan kuesioner yang sudah terisi, 5, Pengkatagorian jawaban responden.
Berdasarkan hasil pengumpulan data, diperoleh statistik jumlah responden yang
dapat diolah lebih lanjut setelah mengeluarkan kuesioner tidak kembali dan tidak lengkap
yang disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1. Jumlah Responden
Keterangan Total Responden
Kuesioner Disebar 340
Kuesioner Tidak Kembali 16
Kuesioner Tidak Lengkap 4
Jumlah Sampel 320
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Response rate responden yang berpartisipasi dalam penelitian cukup baik dengan
tingkat persentase sebesar 95,29%. Hal ini ditunjukkan oleh kesediaan konsumen menjadi
responden dalam penelitian.
Tabel 4.2. Profil Responden Penelitian
No Variabel Kategori Total Responden %
1 Jenis
Kelamin
Laki-laki 161 50.31
Perempuan 159 49.69
2 Umur < 25 41 12.81
26-36 180 56.25
37-46 92 28.75
Diatas 47 7 2.19
3 Pendidikan SMA 22 6.88
Diploma 174 54.38
Sarjana 100 31.25
PascaSarjana 24 7.50
4 Kotamadya Baucau 41 12.81
Ermera 90 28.13
Dili 189 59.06
5 Asal
Responden Kota 137 42.81
Desa 183 57.19
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa konsumen yang berpartisipasi dalam penelitian
memiliki jumlah yang hampir seimbang, meskipun jumlah responden Laki-laki lebih banyak
(50,31%) dibandingkan dengan jumlah Perempuan (49,69%). Dalam hal asal daerah,
3
responden lebih banyak berasal dari wilayah desa (57,19%); tingkat pendidikan Diploma
(54,38%), kelompok usia 27-36 tahun (56,25%), dan berdomisili di Kotamadya Dili
(59,06%). Penduduk di kota madya Dili jumlahnya lebih banyak dari pada Kotamadya
lainnya dikarenakan Dili merupakan Ibu Kota Negara yang memberikan berbagai kemudahan
akses perekonomian, lapangan pekerjaan dan pendidikan. Responden berasal dari wilayah
pedesaan karena mayoritas masyarakat kota Dili berasal dari Desa.
Statistik deskriptif selanjutnya adalah dengan melihat Crosstab antar kriteria
demografi untuk membandingkan sebaran data di wilayah, rentang usia, gender dan di tingkat
pendidikan sebagai berikut:
Tabel 4.3. Crosstab Daerah Asal & Pendidikan
Daerah_Asal
Pendidikan
Total
SMA Diploma Sarjana
Pasca
Sarjana
Desa 14 99 58 12 183
Kota 8 75 42 12 137
Total 22 174 100 24 320
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Berdasarkan Tabel 4.3 responden yang berpendidikan Diploma memiliki jumlah yang
berbeda antara di desa dan di kota. Jumlah responden pendidikan diploma di desa
mendominasi penelitian sebanyak 99 orang sementara jumlah terkecil adalah responden
dengan lulusan SMA di daerah asal kota sebesar 8 orang. Inti yang dapat diambil adalah
sebaran responden yang berpendidikan cukup merata di desa dan di kota.
Tabel 4.4. Crosstab Jenis Kelamin & Pendidikan
Jenis_Kelamin
Pendidikan
Total
SMA Diploma Sarjana
Pasca
Sarjana
Laki-Laki 10 101 38 12 161
Perempuan 12 73 62 12 159
Total 22 174 100 24 320
Sumber: Data primer diolah, 2019.
4
Berdasarkan Tabel 4.4 responden yang berpendidikan Diploma tetap memiliki jumlah
yang paling banyak yaitu 101 diploma dengan gender laki-laki dan 73 diploma dengan
gender perempuan. Hal ini berarti pendidikan di Timor Lesste memiliki kesetaraan gender
dalam mengenyam pendidikan. Kesetaraan Gender di Timor Leste menjadi bukti bahwa
Timor Leste telah menghapus segala jenis diskriminasi terhadap perempuan yang dijamin dan
diperkuat dalam konstitusi republik demokratik bagian II pasal 17 yakni perempuan dan laki-
laki memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam bidang kehidupan keluarga, ekonomi dan
politik. Sebagian besar konsumen juga memiliki pendidikan yang cukup baik dan merata di
kedua gender. Hal ini berarti bahwa dengan pendidikan yang baik pada kesetaraan gender
maka pemahaman CSR akan lebih baik.
Tabel 4.5. Crosstab Jenis Kelamin & Usia
Jenis_Kelamin Usia
Total < 25 26-36 37-46 > 47
Laki-Laki 18 104 35 4 161
Perempuan 23 76 57 3 159
Total 41 180 92 7 320
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Penduduk Timor Leste yang menjadi responden berdasarkan Tabel 4.5 adalah rentang
usia 26-36. Sementara yang berusia di atas 47 tahun hanya 7 orang yang terdiri dari 4
perempuan dan 3 laki-laki. Responden di dominasi usia-usia produktif. Usia produktif 37-46
tahun dengan gender wanita lebih banyak daripada laki-laki sementara rentang usia 26-36
tahun didominasi oleh jumlah laki-laki dibandingkan wanita.
Tabel 4.6. Crosstab Kota Madya & Usia
Kota_Madya Usia
Total < 25 26-36 37-46 > 47
Baucau 2 21 14 4 41
Ermera 6 48 33 3 90
Dili 33 111 45 0 189
Total 41 180 92 7 320
5
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Mayoritas responden berdasarkan Tabel 4.6. berada di kota Dili berusia 26-36 tahun
sementara paling dedikit berada di kota Baucau sejumlah 2 orang. Hal ini menunjukkan
bahwa kota Dili yang didominasi usia-usia produktif berada di kota besar karena banyak
kegiatan ekonomi di kota-kota besar.
4.2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Gambaran variabel dari nilai minimal, maksimal, rata-rata, nilai tengah, varian data
dan kemiringan kurva disajikan dalam Tabel 4.7. Dalam analisis deskriptif variabel ini
dijelaskan detail nilai minimal, maksimal, rata-rata, standar deviasi, median, excess
kurtosis dan skewness.
Tabel 4.7. Deskriptif Variabel Penelitian
Mean Median Min Max
Standard
Deviation
Excess
Kurtosis Skewness
JK 1.497 1 1 2 0.500 -2.012 0.013
DA 1.456 1 1 3 0.552 -0.621 0.679
ED 2.394 2 1 4 0.725 -0.042 0.424
AG 2.203 2 1 4 0.680 -0.108 0.143
KM 3.462 4 2 4 0.711 -0.444 -0.944
DEMOGRAFI
SOSIAL 12.125 12 8 15 1.281 0.020 -0.226
Pelayanan 13.666 14 10 15 1.131 0.213 -0.657
Keterbukaan 13.597 14 10 15 0.979 2.071 -1.145
Kejujuran 13.466 13 10 15 0.984 0.246 -0.270
NILAI
PERUSAHAAN 40.728 41 35 45 1.865 0.191 -0.381
Komunitas 26.406 26 21 30 1.592 0.338 -0.377
Keragaman 13.244 13 10 15 1.065 0.185 -0.499
Lingkungan 12.488 13 7 15 1.392 1.330 -0.743
CSR 52.138 52 44 58 2.525 0.312 -0.130
KAO 13.747 14 9 15 1.090 2.250 -1.097
KMA 13.700 14 10 15 1.077 0.377 -0.782
KMO 9.234 9 7 10 0.761 -0.669 -0.552
KEPERCAYAAN
KONSUMEN 36.847 37 32 40 1.678 -0.082 -0.342
Kepercayaan
Negara 15.887 16 12 20 1.394 -0.417 -0.069
Kemauan
Interaksi 11.084 11 8 14 1.029 0.263 0.245
NEGARA ASAL 26.972 27 23 30 1.430 -0.291 -0.401
6
Mean Median Min Max
Standard
Deviation
Excess
Kurtosis Skewness
Kebutuhan 8.500 9 3 10 1.204 6.061 -1.996
Pembelian Ulang 22.994 23 17 25 1.506 3.538 -1.445
Rekomendasi 13.700 14 11 15 0.960 0.021 -0.474
Komunikasi 13.912 14 11 15 0.935 -0.349 -0.494
LOYALITAS
KONSUMEN 59.106 59 52 65 2.771 -0.119 -0.319
Sumber: Data primer diolah, 2019
Tabel 4.7 menunjukkan kisaran jawaban responden pada tiap dimensi dan variabel
penelitian. Variabel yang memiliki standar deviasi tertinggi adalah loyalitas konsumen
sebesar 7,557. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel tersebut memiliki varian yang lebih
banyak dibandingkan dengan variabel lainnya.
Setelah melakukan uji statistik deskriptif data, yang dilakukan selanjutnya adalah
melakukan analisis data persepsi responden dengan menggunakan estimasi korelasi dan
pengaruh antar variabel yang telah dibangun melalui hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya. Analisis data pada metode SmartPLS dengan variabel moderasi terdiri dari 2
tahapan terpisah sesuai prosedur (Ghozali, 2014). Metode alternatif dengan Partial Least
Square adalah sebagai berikut:
1. Uji pengaruh langsung, yaitu menguji konstruk dan hubungannya secara langsung
termasuk variabel moderasi.
2. Uji interaksi, yaitu dengan menambahkan efek moderasi pada variabel moderasi yang
sebelumnya memberikan pengaruh langsung terhadap variabel dependen.
4.3. Uji Instrumen Tahap 1 (Pengaruh Langsung)
Uji instrumen dihasilkan melalui persamaan PLS Alogaritma dari program
SmartPLS Versi 3.2.8 for professional. Dalam persamaan PLS Alogaritma dilakukan uji
validitas data, uji reliabilitas data serta output Adjusted R Square / koefisien determinasi
untuk melihat variasi variabel independen dalam menjelaskan varibel dependennya. Secara
7
umum, uji validitas dan reliabilitas berfungsi untuk menguji apakah indikator-indikator dan
faktor-faktor dalam penelitian telah memenuhi syarat sebagai alat ukur variabel yang diteliti.
Uji instrumen dinamakan juga uji ketepatan alat ukur sebagaimana hasil penelitian dijelaskan
di bawah ini:
4.3.1. Uji Validitas Tahap 1
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan uji convergent validity dan uji
discriminant validity. Uji convergent validity menggunakan faktor analisis dan uji
discriminant validity menggunakan Fornell-Larcker criterion dan Heterotrait-Monotrait
Ratio (HTMT).
Model PLS Alogaritma menghasilkan loading factor dari outer weight. Loading
factor tersebut merupakan koefisien dari original sample estimate yang dapat menunjukkan
nilai faktor analisis convergent validity yang mengindikasikan indikator tersebut valid apabila
loading factor lebih dari 0.5. Penjelasan uji validitas responden penelitian perusahaan jasa di
Timor Leste dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 4.8. Faktor Analisis Convergent Validity Tahap 1
Indikator
Loading Factor Indikator Loading Factor
Before Drop After
Drop
Before
Drop
After
Drop
DA 0.059 - CS1 0.827 0.877
JK 0.348 - CS2 0.806 0.837
KM -0.620 - CS3 0.186 -
EDU 0.754 0.885 CS4 0.250 -
AGE 0.759 0.852 CS5 0.476 0.519
NP1 0.716 0.716 CS6 0.255 -
NP2 0.614 0.614 CS7 0.762 0.762
NP3 0.741 0.741 CS8 0.641 0.641
NP4 0.575 0.575 CS9 0.513 0.513
NP5 0.671 0.671 CS10 0.602 0.602
NP6 0.563 0.563 CS11 0.686 0.686
NP7 0.753 0.753 CS12 0.704 0.704
NP8 0.575 0.575 KK1 0.515 0.515
NP9 0.542 0.542 KK2 0.660 0.660
LK1 0.752 0.752 KK3 0.733 0.733
8
Indikator
Loading Factor Indikator Loading Factor
Before Drop After
Drop
Before
Drop
After
Drop
LK2 0.860 0.860 KK4 0.558 0.558
LK3 0.644 0.693 KK5 0.738 0.738
LK4 0.715 0.723 KK6 0.604 0.604
LK5 0.344 - KK7 0.707 0.707
LK6 0.505 0.510 KK8 0.829 0.829
LK7 0.625 0.630 NA1 0.720 0.728
LK8 0.735 0.846 NA2 0.498 0.545
LK9 0.516 0.569 NA3 0.284 -
LK10 0.471 - NA4 0.588 0.627
LK11 0.658 0.658 NA5 0.479 0.678
LK12 0.676 0.676 NA6 0.421 -
LK13 0.556 0.556 NA7 0.547 0.648
Sumber: Data primer diolah, 2019
Berdasarkan uji validitas perusahaan di 3 Kotamadya Timor Leste ada beberapa
variabel yang kurang memenuhi kriteria validitas, ada beberapa indikator yang
dieliminasi/didrop. Hasil uji validitas menunjukkan indikator telah memenuhi convergent
validity dengan nilai loading factor lebih dari 0,5 (Ghozali, 2014). sementara indikator yang
tidak memenuhi convergent validity memiliki loading factor kurang dari 0,5 dan telah di
drop. Uji validitas selanjutnya adalah Fornell-Larcker Criterion yang mana menunjukkan
validitas variabel ketika suatu variabel memiliki korelasi yang lebih besar dibandingkan
dengan korelasi antar variabel yang berbeda.
Tabel 4.9.
Diskriminan Validity Fornell-Larcker Criterion Tahap 1
CSR
DEMOGRAFI
SOSIAL
KEPERCAYAAN
KONSUMEN
LOYALITAS
KONSUMEN
NEGARA
ASAL
NILAI
PERUS
CSR 1.000
DEMOGRAFI SOSIAL -0.191 0.869
KEPERCAYAAN
KONSUMEN 0.937 -0.215 1.000
LOYALITAS
KONSUMEN 0.934 -0.213 0.971 1.000
NEGARA ASAL 0.759 -0.214 0.928 0.879 1.000
NILAI PERUSAHAAN 0.928 -0.216 0.974 0.955 0.885 1.000
Sumber: Data primer diolah, 2019
9
Tabel 4.9. menunjukkan nilai korelasi konstruk asosiasinya lebih tinggi
dibandingkan dengan konstruk lainnya sehingga dapat dikatakan bahwa model memiliki
validitas diskriminan yang baik. Dalam hal ini nilai FL Criterion yang memiliki nilai
terendah adalah Demografi Sosial 0.869 yang lebih besar daripada korelasi antara demografi
sosial dengan CSR sebesar -0.191.
Uji validitas yang terakhir adalah dengan melihat nilai Heterotrait-Monotrait Ratio
(HTMT). Rasio HTMT yang dipersyaratkan harus lebih kecil dari pada 1 sehingga dapat
dikatakan memenuhi penilaian validitas diskriminan (Hair et al. 2010).
Tabel 4.10. Diskriminan Validity Heterotrait-Monotrait Ratio Criterion Tahap 1