86 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Perkembangan PT. Stokeswood Retail PT. Stokeswood Retail adalah perusahaan yang bergerak dalam jenis usaha restoran dan café. Perusahaan ini membeli hak jual (franchise) pada PT Indentitama Dhatatangguh yang memegang lisensi merek Saint Cinnamon dari Canada berdasarkan surat perjanjian kerjasama No: 004/SC/SF-PIM/VII/05. Perusahaan ini berdiri 22 Agustus 2005. Berikut adalah beberapa pasal-pasal yang terdapat dalam perjanjian kerjasama tersebut : • Pasal 1: Lokasi Penjualan Pihak kedua membuka gerai “Saint Cinnamon” yang beralamat di Pondok Indah Mall II, lantai 2, Jakarta Selatan. • Pasal 2: Jangka Waktu Kerjasama
63
Embed
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-24.pdf · Selalu bersedia untuk bekerjasama dengan pihak pertama ... dan membuat rancangan kebijakan modal kerja
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
86
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Perkembangan PT. Stokeswood Retail
PT. Stokeswood Retail adalah perusahaan yang bergerak dalam jenis usaha
restoran dan café. Perusahaan ini membeli hak jual (franchise) pada PT Indentitama
Dhatatangguh yang memegang lisensi merek Saint Cinnamon dari Canada berdasarkan
surat perjanjian kerjasama No: 004/SC/SF-PIM/VII/05. Perusahaan ini berdiri 22
Agustus 2005. Berikut adalah beberapa pasal-pasal yang terdapat dalam perjanjian
kerjasama tersebut :
• Pasal 1: Lokasi Penjualan
Pihak kedua membuka gerai “Saint Cinnamon” yang beralamat di Pondok Indah
Mall II, lantai 2, Jakarta Selatan.
• Pasal 2: Jangka Waktu Kerjasama
87
Jangka waktu kerjasama yang dilakukan antara pihak pertama dengan pihak kedua
adalah selama 10 (Sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal 22 Agustus 2005 sampai
dengan 22 Agustus 2015.
• Pasal 4: Persyaratan Sebagai Sub-Franchise
Selalu bersedia untuk bekerjasama dengan pihak pertama dalam menyelesaikan
hal-hal yang berhubungan dengan “Saint Cinnamon” Bake Shoppes International.
Mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku yang ditulis dalam perjanjian
Gender Laki‐laki (70 %)dan Perempuan (30 %) Laki‐laki dan Perempuan
Status Single, Married and divorced All Status
Education SMA s/d S2 SMP s/d S2
Occupation
Income A/B/C+ A/B/C+
Social Class Middle, Middle Up, Upper Middle, Middle Up, Upper
People who loves Coffee and smoke People who loves Coffee and smoke
Sized of Purchased Rp.30.000 ‐ Rp.700.000 /month
Frequency of Purchase
Brand Preference Merek menampilkan image modern. Sebuah Cozy transit café
Merek yang menjual l ifestyle Individu‐individu yang aktif, dinamis, mencari sebuah bakery café (tempat dudukminum kopi dan makanan ringan), dengan harga ekonomis namun berkualitas tinggi,dan memiliki value added.
Saint Cinnamon adalah gerai bakery café dengan konsep sebuah teapot café yangmenawarkan coffee berkualitas tinggi, disertai dengan berbagai macam pastry,dengan produk utama adalah Cinnamon rolls yang unik dan memiliki healthy benefit,dengan mengandalkan waktu penyajian yang cepat, fresh, baked from the oven
Produk Saint Cinnamon dibuat khusus untuk pencinta kopi sekaligus pencinta rotidan peduli pada kesehatan pribadi
POSITIONING
Jakarta Selatan, Jakarta Barat, JakartaPusat dan Depok
Jakarta Selatan (Pondok Indah,Cilandak,Lebak bulus, dan sekitarnya), JakartaBarat
Man wants to smoke, while eating bread,drink coffee and waiting for their wife orchildren shopping
Man wants to smoke, while eatingbread, drink coffee and waiting for theirwife or children
Housewife loves Cinnamon roll and buy thebread for family
Housewife loves Cinnamon roll and buythe bread for family
Cukup aktif ‐ Sangat aktif (30%‐70% dari keseluruhan expense di café)
Pelajar, Karyawan, Pengusaha dan IbuRumah Tangga
Pelajar, Karyawan, Pengusaha dan IbuRumah Tangga
Teenage wants to socialize or having privatetime
Teenage wants to socialize or havingprivate time
Buyer Needs/ Preferance(Psikografis)
103
4.7 Pembuatan Cinnamon Roll
Dibawah ini adalah proses pembuatan cinnamon roll. Proses pembuatan
cinnamon roll ini dilakukan pada pagi hari sebelum toko dibuka setiap hari, dengan
jumlah cinnamon roll yang sudah ditentukan 50 (lima puluh) buah cinnamon per hari.
Kami mendokumentasikan proses pembuatan dari tahap awal sampai dengan tahap
akhir. Saint Cinnamon mempunyai standar jumlah bahan baku dan bumbu yang
digunakan. Untuk penyajiannya kepada pelanggan, cinnamon roll yang telah dibuat
pada pagi hari tinggal dipanaskan saja, sehingga pelanggan tidak perlu menunggu
terlalu lama dalam proses pembuatannya. Berikut adalah proses pembuatan cinnamon
yang kami kelompokkan 3 tahap yaitu tahap awal, proses dan akhir:
Tahap awal:
1. Bahan-bahan pemberi rasa/aroma diambil sesuai dengan takaran timbangan. Proses
ini haruslah tepat pengukuran pemakaian bahan untuk menjaga kualitas cinnamon
yang khas.
104
2. Adonan khusus Saint Cinnamon (tepung cinnamon) dimasukkan ke dalam mesin
pembuat adonan dan ditambahkan air.
105
3. Adonan terus diaduk hingga menjadi padat. Proses ini memakan waktu sekitar
kurang/lebih 10 menit, dan kemudian dibuat membulat untuk meratakan tepung
cinnamon.
106
Tahap Proses :
4. Menaburkan ragi pada meja untuk meratakan adonan, untuk mempermudah
mengolah bahan yang sudah disiapkan, bahan dibentuk persegi dan kemudian
diratakan dengan ukuran standar meja pembuatan :
107
5. Setelah adonan diratakan hingga memenuhi meja, adonan diukur dan diberi tanda
pemisah untuk membedakan bagian-bagian yang dimana masing-masing bagian
108
tersebut akan diberi rasa yang berbeda dengan bumbu yang telah diracik pada
proses awal pembuatan.
109
Tahap Akhir
6. Adonan digulung lalu dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan
sebelumnya, lalu diletakkan dalam Loyang, adonan yang telah dipotong-potong
diletakkan secara berdekatan agar ketika dipanaskan tidak mengembang terlalu
lebar.
110
7. Setelah proses diatas maka adonan yang dibentuk dimasukkan oven dan
dipanaskan sekitar dengan suhu yang telah ditentukan, proses ini membutuhkan
waktu 20 menit.
8. Cinnamon roll yang sudah matang dan siap dihidangkan dalam keadaan hangat
langsung dari oven.
111
4.8 Marketing Mix
Berdasarkan data yang kami peroleh dari wawancara terhadap pemilik,
penyebaran angket/kuesioner dan juga observasi secara langsung pada Saint
Cinnamon bakery café Pondok Indah Mall 2. Kami menggunnakan 7 P (product,
price, place, promotion, people, physical evidence, process) berikut adalah penjelasan
marketing mix yang kami buat :
1. Product.
Saint Cinnamon mempunyai standar produk yang mereka perkenankan akan tetapi
untuk gerai Saint Cinnamon di pondok indah telah di tambahkan menjadi beberapa
menu makanan dan minuman yang sudah tentu di ijinkan oleh pemegang lisensi
Saint Cinnamon. Berikut ini adalah daftar food & beverages dan harga yang
disediakan Saint Cinnamon pondok indah:
Food:
Produk ‘food’ yang disediakan oleh Saint Cinnamon bakery café adalah berbagai
jenis produk roti dengan cinnamon roll sebagai menu utama dan ciri khas dari
bakery café ini. Cinnamon roll adalah sebuah roti yang terbuat dari tepung roti
khusus yang diberikan langsung dari franchaise Saint Cinnamon Canada, tentunya
dengan resep rahasia khusus untuk membuat roti kayu manis. Selain dari
112
cinnamon roll yang memiliki beragam pilihan rasa sesuai dengan selara, Saint
Cinnamon bakery café juga menambahkan beberapa pilihan produk roti lainnya
seperti: muffin, muffin bars, croissant, cookies hingga hot dog, masing-masing
dengan beragam pilihan rasa sesuai dengan selera dan tentunya dibuat dengan
resep khusus Saint Cinnamon bakery café. Daftar menu dapat dilihat pada
lampiran III, peneliti menyimpulkan beberapa kategori menu yang paling banyak
dipilih oleh pelanggan berdasarkan oleh analisa manajemen seperti, Original
Cinnamon, Cinnamon almond, Apple Cinnamon, Blueberry Cinnamon, Cheese
Matriks IFE(Internal Factor Evaluation) diperlukan dalam menghasilkan data
yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang terjadi dalam perusahaan.
Matriks ini berfungsi untuk menilai kekuatan dan kelemahan apa saja yang ada
di dalam perusahaan.
Keterangan:
a. Weight, ditentukan berdasarkan industry based yang menunjukkan tingkat
kepentingan faktor-faktor tertentu dalam membangun dan mempengaruhi
keunggulan bersaing suatu perusahaan pada kondisi atau periode saat ini.
‐ weight 0,20 menunjukkan bobot yang sangat kuat
‐ weight 0,15 menunjukkan bobot yang kuat
‐ weight 0,10 menunjukkan bobot yang lemah
‐ weight 0,05 menunjukkan bobot yang sangat lemah
b. Peringkat (rating), ditentukan berdasarkan Company based yang
menunjukkan kekuatan dan kelemahan relatif perusahaan dalam
mengantisipasi peluang.
‐ rating 4, menunjukkan major strength
‐ rating 3, menunjukkan minor strength
‐ rating 2, menunjukkan minor weakness
124
‐ rating 1, menunjukkan major weakness
Tabel 2.11 Faktor-faktor Internal
No. Faktor-faktor internal kunci Bobot Nilai Nilai yang
dibobotKekuatan Internal (S)
1 Produk utama yang ditawarkan unik 0,1 3 0,3 2 Harga produk bersaing dengan
produk sejenis 0,15 3 0,45
3 Memiliki kualitas produk yang baik 0,1 2 0,2 4 pionir dalam segmen bisnis 0,15 3 0,45 5 Menyediakan area boleh merokok 0,1 3 0,3 Kelemahan (W) 1 Tidak ada strategi pemasaran yang
terencana 0,15 3 0,45
2 Luas ruangan kecil 0,1 3 0,3 3 Kurang memanfaatkan produk-
produk yang sudah ada 0,05 1 0,05
4 Positioning belum jelas dalam benak konsumen
0,05 3 0,15
5 Display menu makanan yang tidak informatif (tanpa gambar)
0,05 2 0,1
1 2,75
Hasil yang diperoleh dalam perhitungan menurut matriks evaluasi internal
adalah 2,75 yang berarti perusahaan berada dalam bobot diatas rata-rata yaitu
hasil yang diperoleh lebih besar dari 2,5 yang artinya perusahaan memiliki
kekuatan internal yang baik dan memiliki kelemahan yang dapat ditutupi oleh
kekuatan perusahaan. Perusahaan memiliki kekuatan dari produk utama yang
unik dan merupakan pionir dalam segmen bisnisnya, akan tetapi hal ini harus
tetap diantisipasi dengan banyaknya bermunculan indirect competitor, maka
promosi yang dilakukan secara terencana dan berkala harus dilakukan.
1 Mutu produk 0,2 4 0,8 4 0,8 2 Daya saing 0,1 3 0,3 3 0,3 3 Loyalitas pelanggan 0,1 2 0,2 2 0,2 4 Pangsa pasar 0,15 2 0,3 3 0,45 5 Lokasi 0,15 1 0,15 2 0,3 6 SDM 0,1 3 0,3 3 0,3 7 Fasilitas produksi 0,1 4 0,4 4 0,4 8 Pengembangan
produk 0,1 2 0,2 3 0,3
Jumlah 2,65 3,05
dapat diketahui bahwa cinzeo menjadi ancaman utama dari produk Saint
Cinnamon. Berdasarkan dari tabel diatas, cinzeo memiliki beberapa keunggulan
129
peringkat seperti lokasi dan pangsa pasar, hal ini dikarenakan pihak Saint Cinnamon
tidak pernah melakukan promosi secara terencana dan berkala.
4.12 Tahap Pencocokan
Setelah tahap input selesai maka dilanjutkan dengan tahap pencocokan.
Dalam tahap ini kami membuat analisis mengenai strategi-strategi yang akan muncul
dalan menghasilkan analisa strategi alternatif yang layak digunakan perusahaan
PT.Stokeswood Retail dalam jangka panjangnya dalam tahap pencocokkan ini
diperlukan suatu intuisi (pengalaman, perasaan dan penilaian) dan analysis skill
dalam menemukan strategi yang bena-benar cocok bagi perusahaan tahap
pencocokkan (matching) terdiri dari 4 (empat) teknik yaitu :
a. Matriks TOWS
b. Matriks Strategic Position and Action Evaluation (SPACE)
c. Matriks Internal and Eksternal
d. Matriks Grand Strategy
Untuk membuat kelima matriks tersebut tergantung dari informasi yang
diperoleh pada saat membuat tahap input untuk mecocokkan peluang dan ancaman
130
eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan PT.Stokeswood Retail.
Untuk menganalisis kelima teknik dalam tahap pencocokkan ini, informasi
didapatkan melalui wawancara langsung dengan pemilik PT.Stokeswood Retail.
Informasi dibutuhkan dalam pembuatan masing-masing matriks.
4.12.1 Matriks TOWS
Tabel 3.3 Matriks TOWS
TOWS
STRENGTH WEAKNESS Produk utama yang ditawarkan unik. Harga produk bersaing dengan produk sejenis. Memiliki kualitas produk yang baik. Pelopor dalam segmen bisnis. Menyediakan area boleh merokok.
Tidak ada strategi pemasaran yang terencana. Luas ruangan kecil. Kurang memanfaatkan produk-produk yang sudah ada. Positioning masih belum jelas dalam benak konsumen. Kurangnya quality control.
OPPORTUNITIES S-O strategies W-O strategies Berkembangnya periklanan secara global. Belum banyak direct competitor dengan produk utama sejenis. Pengunjung mall yang semakin
S1-O1= memperkenalkan produk, outlet dan promosi melalui via internet. S4-O2= menggencarkan kegiatan promosi “Saint Cinnamon is the 1st enter of cinnamon rolls seller”. S2,S5-O3= melakukan
W1-O1= memaksimalkan promosi dengan strategi marketing yang efektif. W4-O2= informasi tentang produk dan kelebihannya harus lebih dikedepankan lagi(memajang contoh makanan/menggunakan foto
131
bertambah. Market potential yang belum tergali masih tinggi. Bakery café merupakan segmen bisnis baru.
promosi external (pembagian brosur+vucher di lingkungan mall). S4-O4= mengedukasi pasar mengenai healthy benefit dari produk utama(cinnamon roll). S5,S4-O5= kelebihan dan fasilitas yang dimiliki harus ditonjolkan/diinformasikan kepada konsumen dengan memasang banner iklan didepan gerai/counter.
beserta penjelasannya). W2-O3= Ruangan tidak perlu mrnggunakan pembatas agar terlihat lebih luas. W1-O4= perlu adanya informasi kepada masyarakat tentang benefit&fasilitas yg diberikan serta kualitas produk melalui iklan pada berbagai media. W5-O5= adanya quality control kea arah yang lebih baik akan menciptakan kepercayaan customer kepada outlet.
THREATS
S-T strategies
W-T strategies
banyak bermunculan indirect competitor. Turn over konsumen yang rendah. Kompetitor gencar melakukan promosi.
S1,S2,S3-T3= penekana pada produk, menjaga kestabilan harga, kualitas produk dan terus meningkatkan kualitas pelayanan guna meningkatkan competitive advantage di dunia persaingan bisnis. S2,S5-T2= menyediakan area merokok juga harus disertai dengan penyedot asap rokok yang akan menciptakan kenyamanan bagi pengunjung yang tidak merokok, informasi tentang harga yang besaing jg harus diiklankan dalam brosur & banner. S1,S4-T3= pertahankan kualitas pelayanan & produk,tonjolkankeunggulan produk, strategi marketing
W1,W4,W5-T1= menanamkan positioning yang jelas kepada konsumen dan meningkatkan/menggencarkan promosi serta menjaga kualitas produk a7 pelayanan demi menjaga kepercayaan konsumen terhadap outlet. W1,W2-T2= melakukan renovasi pada outlet guna mendapatkan penyegaran dengan konsep color identiy brand dengan tidak mengubah konsep Saint Cinnamon itu sendiri, menambah kesan luas dengan tidak menggunakan pembatas ruang serta penambahan fasilitas internet wi-fi untuk menambah daya tarik konsumen. W1,W3,W4-T3= peningkatan strategi marketing yang lebih
132
yang tepat juga harus dilakukan untuk mencari celah dalam persaingan promosi menunjukkan bahwa Saint Cinnamon merupakan pionir dalam segmen bisnisnya
baik dengan menonjolkan produk yang dimiliki, positioning yang jelas serta tidak ikut dalam perang harga yang akhirnya akan merugikan outlet sendiri.
4.12.2 Matriks Strategic Position and Action Evaluation
(SPACE)
Tabel 3.4 Matriks Strategic Position and Action Evaluation (SPACE)
Kekuatan Keuangan (FS, Financial Strenght ) Nilai
1 Current Rasio 120.000.000 1,41 3
85.000.000 2 Quick Ratio 110.000.000 1,29 3
85.000.000 3 1
4 2
Total 9
Arus kas masuk tahun 2008 ((‐Rp.2.000.000) s/dRp.3.500.000)
Laba/ (rugi) bersih tahun 2008 (‐Rp.12.657.117) turun ‐333,05% dari tahun 2007
133
Kekuatan Industri (IS, Industry Strenght )1 4
2 1
3 3
4 Kemudahan mendapatkan bahan baku dari supplier 3Total 11
divestasi dan likuidasi. Bila dianalisis strategi yang paling cocok yang ada
pada kuadran III adalah strategi penghematan diversifikasi konsentrik,
2,65
POSISI BERSAING KUAT
POSISI BERSAING LEMAH
PERTUMBUHAN PASAR CEPAT
PERTUMBUHAN PASAR LAMBAT
140
diversifikasi horizontal, diversifikasi konglomerat, divestasi dan likuidasi.
Kelima alternatif strategi tersebut dapat dilihat lebih jelas lagi pada bagian
Matriks TOWS.
Setelah melakukan analisis dan mengetahui alternative strategi yang muncul
pada tahap pencocokan melalui lima teknik, yaitu Matriks TOWS, Matriks
SPACE, Matriks IE dan Matriks Grand Strategy. Langkah selanjutnya
adalah membuat kesimpulan tentang alternatif strategi yang cocok
digunakan oleh perusahaan untuk menentukan keputusan strategi
perusahaan dalam jangka panjang. Dari sekian macam Matriks yang ada
maka muncul alternatif strategi untuk PT Stokeswood retail, yaitu :
1. Penghematan biaya-biaya penjualan salah satunya: renegoisasi biaya sewa
ruang, service charge dan biaya franchise 4% dari omzet penjualan per
bulan.
2. Diversifikasi Konsentrik
3. Diversifikasi Horizontal
4. Diversifikasi Konglomerat
5. Divestasi
6. Likuidasi
Setelah mengetahui alternatif strategi yang muncul untuk digunakan oleh
perusahaan PT Stokeswood retail, langkah selanjutnya adalah melakukan
wawancara dengan pemilik perusahaan untuk memilih dari sekian macam
(enam) alternatif strategi kira-kira mana yang cocok digunakan oleh
perusahaan. Setelah melakukan wawancara dengan pemilik, maka muncul 3
141
macam strategi yang cocok digunakan untuk perusahaan. Strategi tersebut
meliputi strategi penghematan, diversifikasi konsentrik dan likuidasi. Langkah
selanjutnya adalah memberikan usulan kepada perusahaan mengenai strategi
yang harus digunakan perusahaan dengan menggunakan Matriks QSPM
(Matrix Quantitative Strategy Planning) sebagai alat untuk membuat keputusan
strategi yang akan digunakan.
4.13 QSPM (Matrix Quantitative Strategy Planning)
Setelah menentukan alternatif strategi pada tahap pencockkan, langkah
selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat keputusan melalui Matriks
QSPM. Peneliti memberikan usulan kepada perusahaan mengenai alternatif
strategy yang cocok digunakan oleh perusahaan, namun untuk implementasinya
tergantung pada keputusan perusahaan, peneliti hanya memberikan usulan atas
penelitian yang dilakukan berikut adalah tabel 3.6 mengenai QSPM:
142
Tabel 3.6 QSPM
No. Faktor-faktor sukses kritis Bobot AS TAS AS TAS AS TASPeluang
1 0,2 4 0,8 3 0,6 2 0,4
2 0,15 3 0,45 3 0,45 2 0,3
Berkembangnya advertising secara globalBelum banyak direct competitor dengan produk utama sejenis
PenghematanMelakukan beberapa efisiensi biaya
Menambah makanan baru (diluar saint cinnamon) dalam satu gerai
Diversifikasi Konsentrik
Menutup saint cinnamon membuka restorant baru
Likuidasi
3 0,15 3 0,45 3 0,45 2 0,3
4 0,1 4 0,4 3 0,3 2 0,2
Ancaman1 0,15 3 0,45 4 0,6 4 0,6
2 Turn over konsumen yang rendah 0,1 3 0,3 3 0,3 3 0,33 Kompetitor gencar melakukan promosi 0,15 4 0,6 4 0,6 3 0,45
1,00
Kekuatan1 Produk utama yang ditawarkan unik 0,15 4 0,6 4 0,6 3 0,452 0,1 3 0,3 3 0,3 2 0,2
3 Memiliki kualitas produk yang baik 0,05 4 0,2 3 0,15 1 0,054 pionir dalam segmen bisnis 0,05 3 0,15 3 0,15 2 0,15 Menyediakan area boleh merokok 0,05 3 0,15 3 0,15 2 0,1
Kelemahan1 0,15 3 0,45 4 0,6 4 0,6
2 Luas ruangan kecil 0,1 3 0,3 4 0,4 3 0,33 0,1 4 0,4 3 0,3 2 0,2
4 0,1 4 0,4 3 0,3 3 0,3
5 0,15 4 0,6 3 0,45 1 0,15
1,00 7,00 6,70 5,00
Banyak bermunculan indirect competitor
Display menu makanan yang tidak informatif (tanpa gambar)
Kurang memanfaatkan produk-produk yang sudah ada
Market potensial yang belum tergali masih tinggi
Positioning belum jelas dalam benak konsumen
Tidak ada strategi pemasaran yang terencana
Harga produk bersaing dengan produk sejenis
Pengunjung Mall yang semakin bertambah
143
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil dari QSPM, maka didapatkan jumlah total nilai daya
tarik untuk masing-masing strategi meliputi :
• Strategi penghematan dengan melakukan efisiensi biaya (beban penjualan dan
beban administrasi dan umum).
• Strategi konsentrik dengan menambah makanan baru diluar merek Saint
Cinnamon untuk menambah variasi makanan dan meningkatkan sales revenue.
• Strategi likuidasi, menutup usaha atau mengganti dengan jenis usaha kuliner
baru, disarankan menggunakan merek sendiri (tidak menggunakan franchise).
Dengan demikian, strategi jangka panjang perusahaan yang cocok bagi PT
Stokeswood Retail adalah strategi kombinasi antara strategi penghematan dan
diversifikasi konsentrik. Dimana strategi yang harus dilakukan PT Stokeswood Retail
adalah membuat bisnis baru yang menggabungkan beberapa makanan dalam satu
gerai. Perusahaan dapat menggunakan strategi ini secara bersamaan, dimana antara
strategi penghematan dan diversivikasi konsentrik saling mendukung satu sama lain
sehingga selain mengembangkan bisnis kulinernya, perusahaan juga dapat menjadi
sesuatu yang baru khususnya dalam mal Pondik Indah II dibandingkan café dan
restorant lainnya. Dengan demikian bisnis café dan restorant PT Stokeswood retail
akan berkembang menjadi lebih baik dimasa mendatang. Namun, untuk
implementasinya keputusan akhir tetap ditangan manajemen PT Stokeswood Retail.
144
4.14 Penentuan Posisi PT Stokeswood Retail
Saat ini kondisi perusahaan PT Stokeswood Retail sangat baik sekali hal
tersebut positioning yang dimiliki oleh perusahaan saat ini dibenak para konsumenn
sasarannya, yaitu “kualitas produk dan pelayanan yang ramah”. Bukti yang
menunjukan bahwa perusahaan PT Stokeswood retail memiliki positioning yang baik,
dimana kualitas dan pelayanan yang menjadi fokus utamanya terlihat: hasil
pembuataan cinnamon yang dikontrol secara ketat oleh manajer gerai, dan juga
manajer gerai yang senantisa menyapa konsumen dan menekankan kepada para
pelayanan atau bawahannya agar ramah pada setiap konsumennya. Pemosisian berarti
membuat gambar yang mencerminkan bagaimana produk Saint Cinnamon
dibandingkan dengan pesaing dalam dimensi yang paling penting utuk sukses dalam
industri. Berikut ini adalah gambar 3.6 posisi Saint Cinnamon Pondok Indah II:
145
Gambar 3.6 Posisi Saint Cinnamon Pondok Indah Mall II
Perusahaan memiliki loyalitas pelanggan yang tinggi karena pelanggan yang membeli
produk cinnamon sangat puas dengan mutu, rasa dan penyajiannya. Manager gerai
Saint Cinnamon selalu memantau kerja karyawannya dengan cara yang sederhana
menyapa dan bertanya kepada konsumennya mengenai mutu dan rasa makanan yang
disajikan. Kedepannya perusahaan PT Stokeswood Retail ingin mengembangkan
positioning yang ada menjadi lebih kuat, yaitu sebagai “Restoran bernuansa café yang
nyaman dengan produk yang bekualitas dan harga yang terjangkau untuk setiap
kalangan”. Jadi perusahaan menginginkan penentuan posisi berdasrkan kualitas
dengan memposisikan produk dan pelayanan sebagai nilai yang ditawarkan kepada
Kualitas dan Pelayanan Tinggi
PT Stokeswood RetailSaint Cinnamon
Cinnzeo
Kualitas dan Pelayanan Rendah
Loyalitas Pelanggan Tinggi
Loyalitas Pelanggan Rendah
146
konsumennya. Salah satu cara untuk mencapai positioning yang diingikan adalah
menerapkan strategi yang cocok bagi perusahaan melalui strategi kombinasi antara
strategi penghematan dan diversifikasi konsentrik, sehingga dengan strategi tersebut
perusahaan dapat lebih memenangkan kompetisi persaingan usaha kuliner.
4.15 Implikasi Hasil Penelitian
Strategi jangka panjang yang muncul dengan menggunakan teknik QSPM pada
tahap keputusan menunjukkan bahwa perusahaan PT Stokeswood Retail cocok
menggunakan tiga macam strategi alternatif, yaitu:
1. Strategi Penghematan
Melalui strategi penghematan perusahaan mempunyai peluang untuk
mempertahankan dan bahkan meningkatkan positioning perusahaan saat ini
dengan cara melakukan renegoisasi kontrak dengan PT Indetetama Tangguh
selaku pemegang utama lisensi Saint Cinnamon mengenai fee franchise, 4%
(empat persen) dari omzet perbulan menjadi 2-3% dari laba bersih perbulan. Hal
tersebut perlu dilakukan karena PT Stokeswood Retail terlalu terbebani dengan
beban yang menyulitkan perusahaan untuk berkembang. Selain itu perusahaan
147
melakukan penawaran kembali pada Pondok Indah Mall II selaku penyedia
tempat apakah dapat beban sewa tempat dan beban service charge
dinegoisasikan kembali. Karena dampak dari beban usaha 42% (empat puluh dua
persen) dari penjualan, akibatnya perusahaan kesulitan untuk berkompetisi
dimasa mendatang.
2. Diversifikasi Konsentrik
Melalui strategi diversifikasi konsentrik perusahaan membuat produk baru
dengan menggunakan teknologi yang sama contoh roti-rotian, kue dan
sebagainya. Hal ini dilakukan untuk menambah jumlah penjualan dan
memberikan pilihan kepada konsumen yang datang ke gerai Saint Cinnamon
Pondok Indah Mall II, selain itu dengan adanya produk baru menutupi beban
usaha sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan di masa mendatang.
3. Likuidasi
Strategi ini merupakan strategi terakhir dari tiga alternative strategi yang ada. Hal
ini di ambil apabila kedua strategi diatas tidak dapat dijalankan, perusahaan sejak
berdiri terbebani dengan beban usaha yang terlalu tinggi dapat dilihat pada tabel
3.8 rugi perusahaan pada tahun 2007 Rp.54.821.031 dan pada tahun 2008 terjadi
penurunan kerugian menjadi Rp.12.657.117. Hal tersebut secara perlahan