1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kangkung (Ipomoea sp) juga dikenal sebagai Ipomoea reptans merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran yang ditanam sebagai makanan. Kangkung banyak sekali dijual di pasar-pasar. Tanaman kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir dimana-mana terutama di kawasan berair. Tanaman kangkung dipanen terus menerus sepanjang tahun dan hasil produksinya tinggi. Dapat ditanam dengan menggunakan lahan basah / becek atau di lahan yang sedikit tergenang air. Tanaman kangkung kaya akan vitamin A yakni ± 6300 iµ/100 gram, bahan yang enak dimakan dan mengandung banyak mineral, kalsium, fosfor dan zat besi sehingga masyarakat banyak memanfaatkan tanaman tersebut. Jenis kangkung darat sebaiknya ditanam pada musim hujan, ini disebabkan oleh jenis tanaman ini membutuhkan air cukup tinggi. Pada kangkung darat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman kangkung (Ipomoea sp) juga dikenal sebagai Ipomoea
reptans merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran
yang ditanam sebagai makanan. Kangkung banyak sekali dijual di pasar-
pasar. Tanaman kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan
tumbuhan yang dapat dijumpai hampir dimana-mana terutama di kawasan
berair.
Tanaman kangkung dipanen terus menerus sepanjang tahun dan hasil
produksinya tinggi. Dapat ditanam dengan menggunakan lahan basah /
becek atau di lahan yang sedikit tergenang air.
Tanaman kangkung kaya akan vitamin A yakni ± 6300 iµ/100 gram,
bahan yang enak dimakan dan mengandung banyak mineral, kalsium, fosfor
dan zat besi sehingga masyarakat banyak memanfaatkan tanaman tersebut.
Jenis kangkung darat sebaiknya ditanam pada musim hujan, ini
disebabkan oleh jenis tanaman ini membutuhkan air cukup tinggi. Pada
kangkung darat pengairan harus diperhatikan untuk meningkatkan produksi.
Dengan hasil produksi kangkung darat sekarang ini belumlah cukup
untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sebagai pertimbangan yaitu semakin
tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia dan untuk memasok
kebutuhan itu diperlukan peningkatan produksi kangkung darat. Dengan
tersusunnya laporan Tugas Akhir ini mudah-mudahan dapat memenuhi
kebutuhan pengetahuan yang bersifat teori budidaya tanaman.
Dengan semakin banyaknya pembudidayaan tanaman kangkung
khususnya kangkung darat yang masih banyak membutuhkan pembinaan
dalam usaha tani ini yang semula kurang maksimal diharapkan bisa
berproduksi lebih optimal. Seorang pembudidaya harus tanggap dengan apa
yang terjadi di areal pertanaman. Suatu contoh, pembudidayaan yang kurang
1
2
tanggap akan keadaan tanaman kangkung baik pada kebutuhan unsur hara
maupun pupuk organik maupun anorganik ataupun sarana pengendalian
hama dan penyakit pada tanaman yang terserang arealnya. Maka hal ini
akan berakibat pada produksi yang rendah bahkan kegagalan produksi maka
dengan adanya suatu pengamatan budidaya kangkung seperti laporan Tugas
Akhir ini diharapkan kegagalan produksi bisa dihindarkan.
B. Tujuan dan Manfaat
Penulis memilih komoditas kangkung varietas kangkung darat yang
berlokasi di Desa Teras dengan alasan :
1. Kangkung darat termasuk komoditas yang potensial untuk
dikembangkan.
2. Pemerataan budidaya tanaman kangkung darat di seluruh wilayah
3. Untuk meningkatkan pengetahuan kangkung darat dan cara
pembudidayaannya
4. Untuk meningkatkan pengetahuan bagaimana cara penanganannya.
C. Alasan Pemilihan Lokasi / Tempat
1. Di Kelompok Asosiasi Aspakusa Makmur memproduksi tanaman
kangkung yang bermutu baik
2. Kelompok Asosiasi Aspakusa Makmur adalah pembina masyarakat
petani untuk mempelajari tata cara pembudidayaan sayur-sayuran
secara benar dan tepat.
3. Tempat yang cocok dalam bentuk agroklimat yang dibutuhkan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu usaha tani, pengelolaan manajemen harus tepat baik dalam
perencanaan maupun pelaksanaan, supaya dilakukan setepat mungkin dimulai dari
benih sampai pasca panen. Diharapkan usaha mencapai keuntungan dan dapat
menghindari kerugian. Oleh karena itu penerapan teknik yang tepat dan ditunjang
dengan metode-metode yang maju diharapkan keuntungan yang optimal bisa
dicapai. Di dalam membudidayakan kangkung darat memerlukan modal yang
besar sehingga tidak setiap orang berminat membudidayakannya. Pembiayaan
yang besar terutama dalam pengadaan sarana dan prasarana baik dalam bentuk
pupuk, pestisida maupun tenaga kerja sehingga diharapkan dapat ditekan serendah
mungkin.
Tujuan akhir budidaya adalah kualitas dan kuantitas produksi dan untuk
komoditas kangkung darat yang dikehendaki para konsumen adalah :
- Warna daun hijau keputih-putihan
- Berdaun kepanjang-panjangan
- Permukaan daun halus dan mengkilat
- Batangnya berdiameter sekitar 1 cm
- Panjang daun sekitar 7 cm
Untuk memenuhi kriteria di atas maka ada suatu sistem usaha tani yang tepat.
A. Morfologi
1. Akar : kangkung mempunyai akar serabut yang kira-kira
panjangnya + 5 cm
2. Batang : kangkung mempunyai batang yang agak lunak dan tidak
bercabang
3. Daun : kangkung mempunyai daun yang berklorofil dan lunak.
Bentuk daun kangkung segitiga, melebar atau memanjang.
4. Bunga : kangkung mempunyai bunga yang berbentuk seperti corong
berwarna putih agak keunguan
3
4
5. Biji : biji kangkung kecil berbentuk bulat berwarna hitam
kecoklatan.
6. Syarat tumbuh :
a. Tanah dan air
Kangkung menghendaki tanah yang subur, banyak
mengandung humus dan cukup air. Bila kekurangan air, tumbuhnya
kerdil, daunnya kecil dan batangnya agak keras.
b. Iklim
Tanaman kangkung lebih cocok tumbuh di tempat yang
mendapat ruangan. Tanaman kangkung lebih cocok tumbuh di
dataran rendah dan toleran pada suhu dingin misalnya di daerah
pegunungan sampai ketinggian 1.500 m di atas permukaan laut.
B. Taksonomi
Kangkung merupakan tanaman semusim yang mempunyai klasifikasi
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopida
Ordo : Solanales
Famili : Crassicaulis
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea sp
C. Botani Kangkung
Tanaman kangkung memiliki nama ilmiah Ipomoea sp, dan termasuk
family Ipomoea crassicaulis (teropong) Ipomoea batatas (ubi jalar).
Macam-macam jenis kangkung yang dbudidayakan oleh petani pada
umumnya :
1. Kangkung darat (Ipomoea reptans L. Poir) Kangkung darat berdaun
panjang, berujung runcing, dan berwarna hijau keputih-putihan
5
2. Kangkung air (Ipomoea aquatic Forsk), kangkung air berdaun panjang,
tetapi ujungnya agak tumpul dan berwarna hijau kelam. Bunganya
berwarna kekuning-kuningan atau ungu.
D. Manfaat Kangkung
Kangkung darat dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional, berikut cara
memanfaatkan kasiat kangkung antara lain :
1. Ketombe
Ambil daun kangkung secukupnya, rendam dalam air semalam hingga
airnya tampak kebiruan. Air inilah yang digunakan untuk keramas.
2. Mimisan
Ambil seikat kecil daun kangkung segar, cuci bersih, lalu tumbuk
sampai halus. Tambahkan sedikit gula lalu seduh dengan air panas
setelah dingin saring dan minum 2 kali sehari.
3. Sakit gigi
Ambil segenggam akar kangkung lalu tambahkan setengah sendok the
cuka dan rebus dengan segelas air, setelah dingin saring dan gunakan
airnya untuk berkumur.
4. Sariawan
Cuci daun kangkung secukupnya lumatkan dan tambahkan segelas air
plus sedikit garam peras dan saring, lalu pakailah air perasan untuk
berkumur
5. Pusing-pusing sebelah
Tumbuk segenggam daun kangkung hingga halus tambahkan air
secukupnya ditambah sedikit garam, lalu disaring. Tambahkan madu
minum satu kali sehai sekaligus.
6. Ambeien
Ambil 3 genggam akar kangkung, cuci lalu rebus dengan dua gelas air
hingga tinggal separuhnya, setelah dingin saring, dan minum dua kali
sehari sebanyak ¾ gelas.
6
7. Cacar air
Cuci bersih setengah genggam akar kangkung rebus dengan dua gelas
air hingga menjadi ¾, setelah dingin saring lalu minum dua kali sehari
sebanyak ¾ gelas.
8. Frambusia (patek)
Cuci bersih ¾ genggam akar kangkung, lalu rebus dengan tiga gelas air,
biarkan mendidih hingga tinggal ¾ bagian, setelah dingin saring dan
minum 3 kali sehari sebanyak ¾ gelas.
9. Bisul
Cuci 20 lembar daun kangkung, lalu digiling halus beri air garam
secukupnya, kompreskan pada bisul lalu balut. Lakukan dua kali sehari.
10. Sembelit
Ambil setengah kangkung segar lalu kukus, bisa langsung dimakan
sebagai lalapan lakukan 2 kali sehari
11. Susah tidur
Sediakan satu genggam batang dan daun kangkung, lalu tumis, makan
tumisan bersama nasi, lakukan 2 kali sehari.
12. Melancarkan Air Seni
Siapkan segenggam kangkung, cuci bersih dan rebus dalam 2 gelas air
hingga tinggal separuhnya, setelah dingin saring dan minum sekali
dalam sehari
13. Urat syaraf lemah (Neurasthenia)
Siapkan sepertiga genggam daun kangkung dan seperempat genggam
batang kangkung dan seperempat akar kangkung setelah dicuci, tumbuk
hingga halus tambahkan setengah cangkir air matang dan satu sendok
makan madu, kemudian peras dan saring.
14. Mengurangi rasa sakit haid
Ambil sekira 50 gram daun kangkung segar, beri sedikit air lalu tumbuk
hingga halus, lalu saring tambahkan satu sendok makan madu minum
sehari sekali dan ulangi selama enam hari berturut-turut hingga sembuh.
7
Kangkung darat yang dibudidayakan Asosiasi Aspakusa Makmur
ternyata mengandung berbagai zat dan gizi yang sangat diperlukan oleh
tubuh kita antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kandungan energy (kal) : 729 kalori
2. Kandungan protein (g) : 3,0 gram
3. Kandungan lemak (g) : 0,3 gram
4. Kandungan karbohidrat (g) : 5,4 gram
5. Kandungan kalsium (mg) : 73 mg
6. Kandungan fosfor (mg) : 50 mg
7. Kandungan Zat besi (mg) : 2,5 mg
8. Kandungan vitamin A (Si) : 6.300 Si
9. Kandngan vitamin B1 (mg) : 0,07 mg
10. Kandungan vitamin C (mg) : 32 mg
11. Kandungan air (g) : 89,7 gram
Data di atas dapat dinyatakan bahwa kangkung darat merupakan suatu
komoditas komersial yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan.
Akan bermanfaat membuat tanaman berfungsi sebagai obat tradisional ada
manusia dan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan zat dan nilai gizi
pada manusia sehingga kangkung darat patut untuk digalakkan
pengembangannya.
Sekarang ini sudah bermunculan petani-petani kangkung darat yang
peduli akan fungsi dan manfaat dari kangkung itu sendiri. Budidaya
kangkung darat bisa dilakukan pada saat musim yang cocok dengan
pertumbuhan, tetapi ada juga petani yang menanam tanaman kangkung
darat di luar musim (off season) tetapi budidaya di luar musim kendala yang
dihadapi cukup besar baik dari tersedianya air, unsur hara maupun
pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) baik berupa hama
maupun penyakit yang mana akibat dari serangan OPT bisa menggagalkan
suatu budidaya kangkung apabila tanpa penangan yang intensif dan
pengendalian lingkungan yang seimbang.
8
E. Kebutuhan Benih
Dalam pemilihan benih harus disesuaikan dengan lahan (air atau
darat) karena jika kangkung darat ditanam di lahan berair produksinya
kurang baik, warna menguning, bentuk kecil dan cepat membusuk.
Penyiapan benih
1. Untuk benih dari biji kangkung diambil tanaman yang sudah tua
2. Benih yang diperlukan untuk lahan seluar 300 m2 atau ukuran dengan
bedengan 15 x 20 m lebih kurang tiap lubang
3. Kebutuhan benih per hektar adalah 1 kg
F. Jumlah Saprodi Perhektar
Untuk jumlah saprodi (pada tanaman kangkung) yang selalu
dilaksanakan oleh Asosiasi Aspakusa Makmur adalah :
Untuk ukuran bedengan 15 x 20 m (300 m2)
1. Benih kangkung : 1 kg
2. Pupuk kandang : 500 kg
3. Pupuk Urea : 80 kg / m2
4. Pupuk KCl : 3 kg / ha
5. Pupuk SP 3 : 5 kg / ha
G. Teknik Budidaya
1. Pengolahan Lahan
Pengolahan tanah pertama tanah dicangkul atau dibajak dengan
kedalaman 20 – 30 cm dan biarkan selama 7 – 10 hari.
2. Pembuatan Bedengan
Setelah pengolahan lahan pertama dilanjutkan pengolahan lahan
kedua dan sekaligus dihaluskan dan diratakan. Kemudian ditaburkan
pupuk kandang dan NPK. Pembentukan bedengan untuk tanaman
kangkung dapat dilakukan dengan ukuran lebar 20 m, panjang 15 m2,
tinggi bedengan 15 – 20 cm jarak antara bedengan 40 – 50 cm dengan
membuat selokan / parit. Ukuran tersebut dapat disesuaikan tergantung
9
lahan yang tersedia. Bedengan dibuat untuk kelancaran pemasukan dan
pembuangan air yang berlebih serta untuk memudahkan pemeliharaan
dan kegiatan lain yang berlebih serta untuk memudahkan pemeliharaan
dan kegiatan lain. Bedengan yang diatas adalah ukuran yang selalu
dilakukan petani.
3. Pemupukan
Pemupukan bagi tanaman kangkung terdiri dari pupuk dasar yaitu
yaitu pupuk kandang dan NPK yang diberikan seminggu sebelum
tanam (setelah selesai pembuatan bedengan). Pupuk urea diberikan
umur 14 – 15 hari atau 2 minggu setelah tanam. Pemberian pupuk urea
dicampur dengan air kemudian disiram pada pangkal tanaman dengan
ember penyiram, dilakukan pada pagi dan sore hari.
4. Teknik Penanaman
a. Penentuan Pola Tanam
Penentuan pola tanam dapat disesuaikan dengan luas lahan
yang akan ditanami, apabila bedengan dibuat dengan ukuran
15 x 20 maka jarak tanamnya ditentukan 15 x 15 cm dan dalam 1
bedengan terdapat 12 ribu lubang atau 15 ribu rumpun kangkung.
b. Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan cara
guratan yang berjarak 10 x 10 cm sedalam + 5 cm, setiap lubang
diisi 3 – 4 biji, kemudian lubang ditutup dengan cara disapu, lalu
disiram. Setelah 3 hari siap ditanam benih akan tumbuh.
c. Cara Penanaman
Penamanan kangkung darat dilakukan pada sore hari yaitu
jam 16.00 sampai dengan 18.00. Hal ini bertujuan agar benih
setelah ditanam tidak langsung mendapat udara kering / panas
matahari sehingga benih cepat bercabang.
10
d. PemeliharaanTanaman
1) Penyiangan
Penyiangan dilakukan bila terdapat rumput liar (tanaman
penggangu) penyiangan dilakukan setiap 2 minggu.
2) Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk urea,
pupuk urea diberikan sekali dengan cara dilarutkan dalam air
lalu disiramkan pada tanaman kangkung. Perlu diperhatikan
pada waktu menebar jangan sampai butir pupuk tersangkut
atau menempel pada daun, sebab akan menyebabkan daun
menjadi layu. Untuk itu setelah dipupuk harus disiram.
5. Pengairan dan Penyiraman
Selama tidak ada hujan perlu dilakukan penyiraman, gunanya
untuk mencegah tanaman kangkung terhadap kekeringan. Penyiraman
dilakukan dua kali sehari yaitu pagi (07.00) dan sore (17.00).
Penyiraman dilakukan dengan gembor penyiram. Tanaman kangkung
membutuhkan banyak air dalam pertumbuhannya.
6. Hama dan Penyakit
a. Hama
Hama yang banyak menyerang tanaman kangkung umumnya
relative tidak ganas, antara lain belalang dan ulat daun.
Pengendalian untuk mencegah agar tidak terjadi over populasi
semprotkan sevin dan sejenisnya. Untuk memberantas ulat daun
ini digunakan insectisida Diazinon 60 EC dengan dosis sebesar
2 cc perliter air dan disemprotkan pada tanaman. Pada waktu
zukini, buncis dan lain-lain. Dalam perkembangan selanjutnya untuk
memantapkan kelembagaan maka kelompok ini bermetamorfosis dari
kelompok Agisbisnis Aspakusa Makmur Boyolali menjadi Asosiasi
Aspakusa Makmur Boyolali.
Hingga saat ini jumlah anggota 37 orang dan anggota mitra 141
orang yang tersebar di berbagai wilayah Kabupaten Boyolali namun di
wilayah Ampel dan Selo hanya ketua kelompoknya saja yang menjadi
anggota. Komoditas yang dibudidayakan petanipun menyesuaikan
dengan wilayah masing-masing sehingga tercipta keragaman produksi.
Kegiatan - kegiatan Asosiasi Aspakusa Makmur antara lain :
Pelatihan bagi siswa / mahasiswa dan masyarakat umum
Kegiatan pelatihan meliputi budidaya, penanganan pasca panen,
sortase, packing, hingga pemasaran.
Penelitian/percontohan
Membudidayakan berbagai varietas sayur baru sebelum diterapkan
oleh petani.
28
Bekerjasama dengan supermarket Carrefour, hypermart dan lainnya
untuk memasarkan hasil panen petani
Melakukan sortasi hasil panen petani sebelum dikirim ke berbagai
supermarket
Sebagai wahana tukar pengalaman dan studi banding dengan
kelompok lain.
Menjual langsung ke konsumen setiap hari minggu di Sunday
market Gelora Manahan Solo.
Turut serta dalam berbagai pameran ataupun pasar tani.
Memproduksi sekaligus memasarkan minuman segar siap
konsumsi, yaitu juice rossela yang memiliki banyak manfaat untuk
kesehatan.
Komoditas yang dibudidayakan petanipun menyesuaikan dengan
wilayah masing-masing sehingga tercipta keberagaman produksi.
Tabel 3. Data komoditas yang ditanam oleh Aspakusa Makmur di Boyolali
Tahun 2012.
Wilayah Kecamatan
Jumlah Petani
Luas m2 Komoditas yang ditanam
Selo 22 66.000 lettuce, spinach, brokoli, bunga kol, daun bawang besar, pakccoy, coriander, basilicum, tomat, rosemary, labu siam, kapri, kol putih, beet root, sawi putih, paprika, wortel dan lain-lain.
Teras 6 7.000 caisim, bayam merah dan hijau, sawi asin, gambas, jagung manis, timun lokal, kangkung, pare putih, pare hijau, kailan, terong dan lain-lain
1. Sewa tanah (2 bulan) Rp. 25.000,- Rp. 50.000,-2. Benih 1 kg x Rp. 32.000 Rp. 32.000,-
Tenaga kerja - -Persiapan lahan - - Bajak sapi 1 hari x Rp. 50.000,- Rp. 50.000,- Pengolah tanah 1 org x 1 hr x Rp.20.000,- Rp. 20.000,-Penanaman 1 org x 1 hr x Rp.20.000,- Rp. 20.000,-Perawatan 1 org x 35 hr x Rp.5.000,- Rp. 175.000,-
3. Pupuk - -Urea 10 kg x Rp. 1.300,- Rp. 13.000,-SP 36 5 kg x Rp. 1.600,- Rp. 8.000,-KCl 3 kg x Rp.2.000,- Rp. 6.000,-Kandang 500 kg x Rp.350,- Rp. 175.000,-
4. Obat - -Desisi 100 ml Rp. 18.000,- Panen 1 org x 1 hr x Rp. 2.000,- Rp. 20.000,-
TOTAL BIAYA PRODUKSI Rp. 587.000,-
HASIL PANEN 359 kg x Rp. 3.000,- Rp. 1.077.000,-
LABA Rp. 490.000,-
Dari data di atas jelas bahwa budidaya dengan teknik yang diterapkan dan
keuletan yang maksimal maka akan menghasilkan yang maksimal pula,
sedangkan dari data lapangan adalah 300 m2 x 359 kg = 587 kg/ha. Harga
jual dari petani Rp. 3.000,-. Jadi perbandingan dari data yang ada
menunjukan bahwa produksi / hasil dari orientasi lapangan dibandingkan
dengan hasil pada budidaya yang ada pada teori dapat dikatakan bahwa
produksi lapangan menempati posisi yang tepat yaitu dalam usaha budidaya
yang dilakukan nara sumber penulis bahwa usaha budidaya kangkung darat
oleh Asosiasi Aspakusa Makmur dalam penerapan unsur teori dan teknis
seimbang.
C. Aspek Budidaya
35
Usaha budidaya tanaman kangkung merupakan suatu budidaya
tanaman sayuran segar yang mempunyai nilai financial yang tinggi dan
membutuhkan keahlian, keuletan serta biaya yang tinggi. Dari data pasar
karakteristik kualitas kangkung yang dikehendaki konsumen rumah tangga
pada umumnya antara lain :
1. Warna hijau keputihan-putihan
2. Berdaun agak kepanjang-panjangan
3. Permukaan daun halus dan mengikat
4. Batang daun kangkungnya empuk
5. Ukuran batang kangkung 1 cm, panjang daun sekitar 7 cm
Untuk memenuhi kebutuhan pasar dan konsumen hal utama yang
perlu diperhatikan dalam suatu budidaya atau pengusahaan kangkung harus
selektif dan intensif maksudnya dalam pemeliharaan tanaman perlakuan
harus baik secara teknis maupun secara teori dalam membudidayakan
kangkung.
Dan dalam menjaga kualitas kangkung hal ini berhubungan dengan
pengendalian terhadap OPT. Dalam pengendalian hama maupun penyakit
diusahakan tidak merubah fungsi lingkungan yaitu dalam pengendalian OPT
tidak beresidu terhadap lingkungan. Apabila penggunan pestisida dianjurkan
menggunakan dosis yang aman (rendah) dan periode penyemprotan tidak
dilakukan sesering mungkin karena jika dilakukan terlalu sering beresidu
terhadap produksi kangkung.
Kualitas dan kuantitas suatu produksi pertanian khususnya kangkung
darat sangat besar nilainya jadi untuk mempertahankannya harus
membutuhkan penanganan yang serius untuk kualitas tertuju pada
pemberian pupuk terhadap tanaman mulai dari awal pertumbuhan sampai
masa produksi. Tanaman kangkung ini membutuhkan pupuk unsure N lebih
banyak daripada unsure P dan K hal ini pada sat pertumbuhan vegetative
karena telah terbukti bahwa unsur N (nitrogen). Selain berfungsi sebagai
penambahan protein pada daun kangkung dan pembentukan warna hijau
tanaman juga mempercepat pertumbuhan tunas generative, produksi unsur
36
hara yang diperlukan cenderung ke Fosfor (P) dan Kalium (K) yang mana
fungsi fosfor pada masa pertumbuhan generative adalah :
1. Memicu pertumbuhan bunga dan biji
2. Memperbesar jumlah pembentukan bunga
3. Menaikan prosentase bunga menjadi buah / biji
Sedangkan Kalium mempunyai fungsi terhadap pertumbuhan generatif yaitu :
1. Untuk membentuk senyawa karbohidrat
2. Mengurangi laju pembusukan daun
3. Menambah daya tahan bunga dan tanaman
Disamping unsur N, P, dan K tanaman kangkung juga membutuhkan
unsur (zat) perangsang tumbuh yang lain sebagai pemicu pertumbuhan
seperti biofer, gandasil, growrin dan lain-lain.
Seperti tanaman pada umumnya untuk membudidayakan tanaman
kangkung dilakukan sebagai berikut :
a. Pengolahan tanah
Pembuatan bedengan
Pembuatan pupuk dasar
b. Penanaman
Pembuatan gurudan
Jarak tanam
Jumlah benih perlubang
c. Pemeliharaan
Pemupukan
Pengelolaan air
Penyiangan / pengendalian gulma
Pengendalian hama dan penyakit
d. Pemanenan
Penanganan hasil
Pengemasan
Wilayah pada umumnya memang cocok untuk ditanami berbagai
tanaman pangan dan hortikultura. Melihat kondisi lahan milik penduduk
37
sekitar memang tidak ditanami dengan sayur-sayuran. Hal ini yang
membuat Kelompok Asosiasi Aspakusa Makmur menjadi salah satu
organisasi yang dapat memberikan cara / pengetahuan mengenai cara
membudidayakan tanaman pangan dan hortikultura. Kunci keberhasilan
dalam usaha tanaman adalah dengan mengadakan perawatan dan
pemeliharaan secara baik dan teratur untuk mendapatkan tanaman yang
sehat, subur, segar dan mempunyai produksi yang tinggi.
Dalam pemeliharaan dan perawatan diperlukan ketelitian sejak
tanaman kecil sampai panen. Pemeliharaanya seperti atau meliputi :
1. Pemupukan
2. Pengendalian gulma
3. Pemberantasan hama dan penyakit
Selain dalam pemeliharaan adapun faktor-faktor tersebut meliputi :
a) Drainase baik
b) Tanah yang mempunyai lapisan tebal, gembur dan subur serta
kandungan mineral yang tinggi.
Pada umumnya telah mendekati standar kualitas yang baik, panjang
kangkung sesuai dengan yang diinginkan dan jarang menghampiri
kangkung yang kerdil, dikarenakan faktor pemeliharaan dan perawatan yang
baik dapat dilaksanakan dengan baik pula.
BAB V
PENUTUP
38
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, maka disimpulkan :
1. Pembudidayaan kangkung di Asosiasi Aspakusa Makmur
menggunakan biji.
2. Kerjasama antara Dinas Pertanian Boyolali dan Asosiasi Aspakusa
Makmur bertujuan untuk mengenal tanaman yang mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi.
3. Waktu atau umur kangkung dari penanaman sampai dengan
melaksanakan panen tidak terlalu lama yaitu hanya + 1,5 bulan dalam
1 x panen
4. Pelaksaaan pemeliharaan dapat dilakukan dengan cara mekanik juga
dapat menggunakan alat bantu seperti sabit atau angkil
5. Pemenuhan kebutuhan unsur hara pada tanaman kangkung dengan
pemberian pupuk sebelum penyebaran benih (pupuk dasar) dan
setelah panen (pupuk susulan).
6. Pengolahan produksi / pemasaran kangkung di Asosiasi Aspakusa
Makmur berorientasi bisnis dengan distribusi hasil berikut :
Gambar 8. Distribusi Pemasaran
7. Potensi hasil
Benih 1 kg menghasilkan 359 kg.
Asosiasi Aspakusa Makmur
Tengkulak
Pedagang Besar
Pedagang Kecil
Pedagang Pengecer
Konsumen
38
39
Dilihat dari R/L (Rugi/Laba) dengan biaya produksi
Rp. 587.000,- yang meliputi memperoleh hasil Rp. 1.077.000,-
sehingga didapatkan laba bersih Rp. 490.000,-
Usaha budidaya kangkung lahan 300 m2 sangat potensi untuk
mendapatkan hasil maksimal apabila memenuhi persyaratan
budidaya kangkung (lahan subur, dosis pupuk yang diberikan
tepat).
B. Saran
1. Sebaiknya Asosiasi Aspakusa Makmur lebih mengembangkan usaha
budidaya kangkung darat karena memiliki prospek yang cerah.
2. Sebaiknya Asosiasi Aspakusa Makmur lebih mengembangkan lagi
budidaya kangkung darat dan segera mengenalkan pada petani secara
luas.
3. Sebaiknya untuk mengatasi permasalahan budidaya kangkung darat di
Asosiasi Aspakusa Makmur seperti menutup green house rapat-rapat
dan membersihkan lahan dari gulma setelah panen benar-benar
dilaksanakan.
4. Sebaiknya Asosiasi Aspakusa Makmur lebih profesional dalam
kerjasama agar menjadi wadah yang benar-benar menjadi solusi bagi
masalah petani.
DAFTAR PUSTAKA
40
Anonim.2009. Kangkung http/www Wikipedia.org. diakses tanggal 1Agustus 2012
Hendro, Sunarjono. 1972. Kunci bercocok Tanam Sayuran Penting di Indonesia. Lembaga Penelitian Hortikultura. Stensilan. Jakarta.
Mc. Gilivray.H. Vegetable Production. The Blackiston. New York.
Nazzaruddin.1993. Sayur-sayuran Rendah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Ochse,JJ. 1931. Vegetables Of The Ducth East Indies. Buitenzorg, Archipel,
Sastra Praja.et.al.1980. Sayur-sayuran. Balai Pustaka. Jakarta. Soemartono. 1992. Budidaya Tanaman Hortikultura. Departemen Pendidikan dan