BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pada pasal 22 ayat 3 mengatakan bahwa Penyehatan Air meliputi pengamanan dan penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan hidup manusia. Upaya penyehatan air bertujuan untuk menjamin tersedianya air minum ataupun air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Untuk menjamin tersedianya kualitas air yang memenuhi persyaratan, berbagai upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat, seperti pembangunan dan perbaikan sarana air bersih/air minum, Upaya pengawasan kualitas air dan penyuluhan–penyuluhan mengenai hubungan kesehatan dengan tersedianya air yang memenuhi persyaratan kesehatan (anonim, 1992). Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan manusia dan semua makhluk hidup. Oleh karena itu, 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pada pasal 22
ayat 3 mengatakan bahwa Penyehatan Air meliputi pengamanan dan
penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan hidup manusia. Upaya
penyehatan air bertujuan untuk menjamin tersedianya air minum ataupun air
bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Untuk
menjamin tersedianya kualitas air yang memenuhi persyaratan, berbagai
upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat, seperti
pembangunan dan perbaikan sarana air bersih/air minum, Upaya pengawasan
kualitas air dan penyuluhan–penyuluhan mengenai hubungan kesehatan
dengan tersedianya air yang memenuhi persyaratan kesehatan (anonim, 1992).
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan manusia dan semua
makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh manusia dan makhluk hiduplainnya. Air
merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat (Sutrisno, 2006). Pengelolaan sumber daya air sangat penting agar
dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang
diinginkan. Salah satu langkahnya yaitu melalui pemantauan dan interpretasi
data kualitas air yang mencakup kualitas fisika, kimia, dan biologi (Effendi,
2003).
1
Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran
akan kesehatan lingkungan, maka semakin meningkat pula kebutuhan air
bersih. Akan tetapi, peningkatan kebutuhan air bersih tersebut tidak
diimbangi dengan peningkatan ketersediaan air bersih. Ketersediaan air bersih
cenderung menurun, terutama kualitas air dari suatu sistem instalasi
pengolahan air yang semakin hari semakin memburuk (Amir, 2004).
Untuk meningkatkan kualitas air maka perlu dilakukan pengujian
terhadap kualitas air. Pengujian sampel air dilakukan dengan menggunakan
beberapa parameter yaitu Parameter fisika, kimia, dan biologi. Parameter
kimia meliputi zat organik, anorganik, dan radioaktif. Zat anorganik dapat
garam-garam, meneral dan logam. Zat anorganik berupa logam seperti
kromium, kadmium, tembaga, perak, selenium, timbal dan lain sebagainya.
kromium merupakan logam berat yang berpotensi menyebabkan
pencemaran air. Pencemaran krom dapat di sebabkan dari limbah industri
pelapisan logam, industri cat dan industri penyamakan kulit. Krom di perairan
terdapat Tiga bentuk yaitu krom divalen (II), krom trivalen (Cr III ) dan krom
heksavalen (Cr VI) (Vogel,1990). Tingkat toksisitas Cr(VI) sangat tinggi
sehingga bersifat racun terhadap semua organisme untuk konsentrasi > 0,05
ppm. Cr(VI) bersifat karsinogenik dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit
manusia. Sementara itu, toksisitas Cr(III) jauh lebih rendah bila dibandingkan
dengan Cr(VI) (Widowati w, 2008).
2
Sehubungan dengan berbagai gangguan yang dapat ditimbulkan karena
kelebihan kadar krom dalam air, maka air yang dihasilkan dari proses
pengolahan harus memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan RI. Parameter yang di ukur dalam menentukan kualitas air
diantaranya yaitu penetapan kadar krom total. Pada PKL ini Parameter krom
total dilakukan dengan metode Spektroskopi Serapan Atom (SSA).
B. Rumusan Masalah
Beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan berdasarkan latar
belakang masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara analisis kadar Krom total dalam sampel air di
Laboratorium Fisika Kimia Air BBTKL-PP Yogyakarta ?
2. Berapa besar kadar Krom total dalam sampel air di Laboratorium Fisika
Kimia Air BBTKL-PP Yogyakarta dan bagaimana hubungannya dengan
standar persyaratan kualitas air yang telah ditetapkan oleh pemerintah ?
C. Batasan Masalah
1. Parameter analisis yang di bahas adalah penentuan krom total sampel air.
2. Instrument yang digunakan adalah Spektroskopi Serapan Atom.
3. Metode yang digunakan adalah metode kurva standar.
3
D. Tujuan PKL
1. Mengetahui cara analisis kadar Krom total dalam sampel air di
Laboratorium Fisika Kimia Air BBTKL-PP Yogyakarta.
2. Mengetahui besar kadar Krom total dalam sampel air di Laboratorium
Fisika Kimia Air BBTKL-PPM Yogyakarta dan hubungannya dengan
standar persyaratan kualitas air yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
E. Manfaat PKL
Laporan PKL ini diharapkan akan berguna bagi :
1. Mahasiswa
Mengetahui proses pemeriksaan uji parameter air di laboratorium Fisika
Kimia Air BBTKL-PP Yogyakarta. Khususnya pada analisis krom total
dengan metode Spektroskopi Sertapan Atom (SSA).
2. Lembaga
Sebagai bahan referensi tentang metode analisis Krom total dalam sampel
air minum dan air limbah yang selanjutnya dapat menjadi pedoman untuk
meningkatkan metode analisis yang lebih akurat.
3. Masyarakat
Menambah wawasan mengenai potensi pencemaran Kromium sehingga
dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap pencemaran lingkungan oleh
logam berat kromium.
4
BAB IIDISKRIPSI TEMPAT PRAKTEK KERJA LAPANGAN
A. Lokasi BBTKL-PP Yogyakarta
Kantor BBTKL-PP Yogyakarta terletak di Jalan Wonosari Km. 7
Wiyoro Lor, Baturetno, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
B. Sejarah BBTKL-PP Yogyakarta
BBTKL-PP di Indonesia merupakan organisasi kesehatan lingkungan
yang telah dirintis sejak masa penjajahan Belanda. Pada masa tersebut, sekitar
tahun 1909, Dienst Voor de Volks Gezonddheid membentuk Technisch
Gezonddheid Werken untuk melakukan pembangunan penampung air dan
mengadakan pengawasan kualitas produksi air minum.
Pada tahun 1920, Dienst Voor de Volks Gezonddheid kembali
mendirikan Drink Water di Manggarai, Jakarta yang dipimpin langsung oleh
Prof. Ir. C.P. Mom. Drink Water ini bertugas melakukan pengujian dan
pengolahan air sungai. Namun, pada tanggal 1 Januari 1935, Drink Water
dipindahkan ke Bandung dan namanya diganti menjadi Laboratorium Voor
Technisch Hydne and Drink Water Voorzeining. Nama ini tetap digunakan
hingga zaman pendudukan Jepang.
Setelah bangsa Indonesia merdeka, laboratorium ini banyak
mengalami perubahan hingga menjadi BBTKL-PP Yogyakarta. Kronologi
perubahan tersebut adalah sebagai berikut:
5
1. Pada tahun 1945, nama laboratorium Voor Technisch Hydne and Drink
Water Voorzeining diganti dengan menjadi Laboratorium Kesehatan
Teknik (LKT) yang dipimpin oleh Kahar.
2. Pada bulan Mei 1946, LKT dipindahkan ke Yogyakarta karena ibu kota
Negara Republik Indonesia dipindahkan ke kota tersebut. Pada tahun
yang sama, didirikan pula LKT di Bandung dan beberapa kota yang lain di
Indonesia.
3. Pada tahun 1978, seluruh LKT di Indonesia diubah menjadi Laboratorium
Kesehatan Lingkungan (LKL) berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 143/MENKES/SK/IV/1978.
4. Pada tahun 1989, seluruh LKL di Indonesia diubah menjadi Balai Teknik
Kesehatan Lingkungan (BTKL) sebagai Unit Pelaksana Teknis Bidang
Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
Nomor 426/MENKES/SK/VI/89.
5. Pada tahun 2003, kantor BTKL Yogyakarta dipindahkan dari Jalan
Polowijan No. 11, Daerah Istimewa Yogyakarta ke Jalan Wiyoro Lor,
Baturetno, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Kantor ini ditempati hingga
sekarang.
6. Pada tahun 2004, status BTKL Yogyakarta ditingkatkan menjadi BBTKL-
PPM berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, Nomor 266/MENKES/SK/III/2004, tentang Kriteria Klasifikasi
6
Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pemberantasan Penyakit Menular.
7. Pada tanggal 22 November 2011, BBTKL-PPM berubah menjadi Balai
Besar Teknik Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit (BBTKL-PP)
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
2349/Menkes/PER/XI/2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis di Bidang Teknis Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit.
C. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi BBTKL-PP Yogyakarta
BBTKL PP, BBTKL PP Kelas I, BBTKL PP Kelas II adalah Unit
Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
BBTKL PP mempunyai tugas melaksanakan: surveilans epidemiologi,
kajian dan penapisan teknologi, laboratorium rujukan, kendali mutu, kalibrasi,
pendidikan dan pelatihan, pengembangan metode dan teknologi tepat guna,
kewaspadaan dini dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) di bidang
pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan serta kesehatan matra.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, BBTKL-PP memiliki fungsi:
1. Pelaksanaan surveilans epidemiologi.
2. Pelaksanaan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL).
3. Pelaksanaan laboratorium rujukan.
4. Pelaksanaan pengembangan model dan teknologi tepat guna.
7
5. Pelaksanaan uji kendali mutu dan kalibrasi.
6. Pelaksanaan penilaian dan respon cepat, kewaspadaan dini,
penanggulangan KLB, wabah, dan bencana.
7. Pelaksanaan surveilans faktor risiko penyakit tidak menular
8. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan.
9. Pelaksanaan kajian dan pengembangan teknologi Pengendalian penyakit,
kesehatan lingkungan, dan kesehatan matra.
10.Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan BBTKL-PP.
D. Susunan Organisasi BBTKL-PP Yogyakarta
BBTKL-PPM dipimpin oleh seorang kepala dan dibantu oleh beberapa
satuan organisasi, antara lain:
1. Bagian Tata Usaha
Bagian tata usaha Mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
program dan laporan, urusan keuangan, kepegawaian dan umum. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, bagian tata usaha menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan penyusunan program dan pelaporan.
b. Pelaksanaan urusan keuangan, kepegawaian dan umum.
Bagian Tata Usaha dibagi menjadi 2 subbagian, antara lain:
a. Subbagian Program dan Laporan yang bertugas melakukan penyiapan
bahan, penyusunan program, dan evaluasi laporan serta informasi.
b. Subbagian Umum Mempunyai tugas melakukan keuangan, kepegawaian,
urusan tata usaha, perlengkapan dan kepegawaian.
8
2. Bidang Surveilans Epidemiologi
Bidang surveilans epidemiologi mempunyai tugas melaksanakan
perencanaan dan evaluasi di bidang surveilans epidemiologi penyakit
menular dan penyakit tidak menular, advokasi dan fasilitasi kesiapsiagaan
dan penanggulangan KLB, kajian dan diseminasi informasi kesehatan
lingkungan, kesehatan matra, kemitraan dan jejaring kerja, serta pendidikan
dan pelatihan bidang surveilans epidemiologi. Untuk melaksanakan
tugasnya Bidang Surveilans Epidemologi menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan perencanaan dan evaluasi surveilans epidemiologi
penyakit menular dan penyakit tidak menular.
b. Pelaksanaan advokasi, fasilitasi KLB , wabah dan bencana.
c. Pelaksanaan kajian dan diseminasi informasi kesehatan lingkungan,
kesehatan matra dan Pengendalian penyakit menular.
d. Pelaksanaan kemitraan dan jejaring kerja bidang surveilans
epidemiologi.
e. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bidang surveilans epidemiologi.
Bidang Surveinlans Epidemiologi dibagi menjadi 2 seksi, antara lain:
a. Seksi Advokasi Kejadian Luar Biasa mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perencanaan, evaluasi dan koordinasi pelaksanaan
advokasi, dan fasilitasi kejadian luar biasa serta wabah dan bencana.
b. Seksi Pengkajian dan Diseminasi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perencanaan, evaluasi dan koordinasi kajian,
9
pengembangan dan diseminasi informasi serta pendidikan dan pelatihan
bidang surveilans epidemiologi.
3. Bidang Pengembangan Teknologi dan Laboratorium
Bidang Pengembangan Teknologi dan Laboratorium mempunyai
tugas melaksanakan perencanaan dan evaluasi pengembangan dan
penapisan teknologi dan laboratorium, kemitraan dan jejaring kerja
kesehatan lingkungan, kesehatan matra, serta pendidikan dan pelatihan
bidang pengembangan teknologi dan laboratorium pengendalian penyakit,
kesehatan lingkungan dan kesehatan matra.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengembangan
Teknologi dan Laboratorium menyelenggarakan fungsi:
a. Pengembangan dan penapisan teknologi Pengendalian penyakit dan
kesehatan lingkungan serta kesehatan matra.
b. Pengembangan laboratorium pemberantasan penyakit menular dan
kesehatan lingkungan serta kesehatan matra.
c. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan dibidang pengembangan
teknologi dan laboratorium.
d. Pendidikan dan pelatihan dibidang pengembangan teknologi dan
laboratorium bidang Pengendalian penyakit, kesehatan lingkungan serta
kesehatan matra.
10
Bidang Pengembangan Teknologi dan Laboratorium dibagi menjadi 2
seksi, antara lain:
a. Seksi Teknologi Pengendalian Penyakit yang bertugas melakukan
penyiapan bahan perencanaan, evaluasi, koordinasi pelaksaaan
pengembangan dan penapisan teknologi pengendalian penyakit.
b. Seksi Teknologi Laboratorium yang bertugas melakukan penyiapan
bahan perencanaan, evaluasi, dan koordinasi pelaksanaan
pengembangan teknologi laboratorium.
4. Bidang Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
Bidang Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan mempunyai tugas
melaksanakan perencanaan dan evaluasi pelaksanaan analisis dampak
kesehatan lingkungan fisik dan kimia serta dampak lingkungan biologi,
pendidikan dan pelatihan di bidang pengendalian penyakit, kesehatan
lingkungan dan kesehatan matra .
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Analisis Dampak
Kesehatan Lingkungan menyelenggarakan fungsi:
a. Analisis dampak lingkungan fisik dan kimia.
b. Analisis dampak lingkungan biologi.
c. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan dibidang analisis dampak
kesehatan lingkungan.
d. Pendidikan dan pelatihan dibidang analisis dampak kesehatan
lingkungan.
11
Bidang Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan dibagi menjadi 2 seksi,
antara lain:
a. Seksi Lingkungan Fisik dan Kimia yang bertugas melakukan penyiapan
bahan perencanaan, evaluasi, dan koordinasi pelaksaaan analisis
dampak kesehatan lingkungan fisik dan kimia dibidang Pengendalian
penyakit, kesehatan lingkungan, dan kesehatan matra.
b. Seksi Lingkungan Biologi yang bertugas melakukan penyiapan bahan
perencanaan, evaluasi, dan koordinasi pelaksaaan analisis dampak
kesehatan lingkungan biologi dibidang Pengendalian penyakit
menular,kesehatan lingkungan, dan kesehatan matra.
5. Instalasi
Instalasi merupakan fasilitas penunjang penyelenggaraan pelayanan
laboratorium klinik dan laboratorium kesehatan mesyarakat serta
penunjang administrasi. Instalasi dipimpin oleh kepala sebagai jabatan non
struktural yang mempunyai tugas mengoordinasikan dan
bertanggungjawab pada penyelenggaraan kegiatan dan fasilitas pelayanan
pada instalasi. Jenis Instalasi disesuaikan dengan kebutuhan dan
pengembangan pelayana. Jumlah dan jenis instalasi ditetapkan oleh Kepala
BBTKLPP/ BTKLPP Kelas I/ BTKL PP Kelas II setelah mendapat
persetujuan tertulis dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan.
12
Bagian instalasi di lingkungan BBTKL-PP Yogyakarta meliputi
beberapa laboratorium yang telah berfungsi, antara lain:
a. Laboratorium Fisika Kimia Air
Laboratorium fisika kimia air mempunyai tugas mengambil, menerima,
dan menangani serta melaksanakan pemeriksaan dan analisis spesimen
kesehatan lingkungan di bidang fisika dan kimia air.
b. Laboratorium Fisika Kimia Gas dan Radiasi
Laboratorium fisika kimia gas dan radiasi mempunyai tugas menerima,
menangani, serta melaksanakan pemeriksaan dan analisis spesimen
kesehatan lingkungan berupa zat pencemar gas, udara bebas (ambient),
kebisingan, getaran, bahan-bahan radiasi, amenitas, serta mengolah dan
memberikan pelayanan teknik pemecahan masalah di bidang tersebut.
c. Laboratorium Biologi Lingkungan
Laboratorium Biologi Lingkungan mempunyai tugas mengambil,
menangani, serta melaksanakan pemeriksaan dan analisis spesimen
kesehatan lingkungan berupa bakteri, helminton, dan algae.
d. Laboratorium Fisika Kimia Padatan dan B3
Laboratorium Fisika Kimia Padatan dan B3 mempunyai tugas
mengambil dan menangani serta melaksanakan pemeriksaan dan
analisis spesimen kesehatan lingkungan berupa zat padat, bahan
berbahaya dan beracun (B3). Selain itu, laboratorium fisika kimia
padatan dan B3 mempunyai tugas mengolah dan memberikan
pelayanan teknik dan pemecahan masalah di bidang tersebut.
13
e. Laboratorium Biomarker
Laboratorium Biomarker mempunyai tugas mengambil dan menangani
serta melaksanakan pemeriksaan dan analisis spesimen kesehatan
lingkungan bidang biomarker.
f. Laboratorium Virologi
Laboratorium Virologi mempunyai tugas mengambil dan menangani
serta melaksanakan pemeriksaan dan analisis spesimen kesehatan
lingkungan berupa virus.
g. Laboratorium Imunoserologi
Laboratorium imunoserologi mempunyai tugas mengambil dan
menangani serta melaksanakan pemeriksaan dan analisis spesimen
kesehatan lingkungan bidang imunoserologi.
h. Laboratorium Parasitologi
Laboratorium Parasitologi mempunyai tugas mengambil dan
menangani serta melaksanakan pemeriksaan dan analisis spesimen
kesehatan lingkungan bidang parasit.
i. Laboratorium Mikrobiologi Klinis
Laboratorium Mikrobiologi Klinis mempunyai tugas mengambil dan
menangani serta melaksanakan pemeriksaan dan analisis spesimen
kesehatan lingkungan bidang mikrobiologi.
j. Laboratorium Entomologi dan Pengendalian Vektor
Laboratorium Entomologi dan Pengendalian Vektor mempunyai tugas
mengambil dan menangani serta melaksanakan pemeriksaan dan
14
analisis specimen kesehatan lingkungan bidang entomologi dan
pengendalian vektor.
k. Laboratorium Pengajian dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna
Laboratorium Pengajian dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna
mempunyai tugas mengambil dan menangani serta melaksanakan
pemeriksaan dan analisis spesimen kesehatan lingkungan dan bahan
penunjang lain dalam rangka pengajian teknologi yang sesuai serta
penerapan model skala laboratorium.
l. Laboratorium Pengendalian Mutu Pemeriksaan dan Kalibrasi Peralatan
Laboratorium Pengendalian Mutu Pemeriksaan dan Kalibrasi Peralatan
mempunyai tugas melakukan pengawasan mutu pemeriksaan
laboratorium di lingkungan BBTKL berupa pengujian, pembuatan
larutan uji, pengajian metode pemeriksaan, dan kalibrasi alat
pemeriksaan.
6. Kelompok Jabatan Fungsional
Di lingkungan BBTKLPP/BTKLPP Kelas I/BTKL PP Kelas II
dapat ditetapkan jabatan fungsional tertentu sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok Jabatan
Fungsional terdiri dari sejumlah Tenaga Fungsional yang terbagi atas
berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya.
Masing-masing Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasikan oleh
seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Balai.
15
Struktur organisasi BBTKL-PP secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran 2. Pejabat BBTKL-PP Yogyakarta berdasarkan struktur organisasi
tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Nama Pejabat BBTKL-PP Yogyakarta
Jabatan Nama
1. Kepala BBTKL-PPM YogyakartaDrs. H. Maryadi Broto Suwandi,
M.Kes.
2. Kepala Bagian Tata UsahaEddy Suwandi Saputra, S.T.,
M.Kes.
3. Kepala Bidang Surveinlans
EpidemiologiWawan Hermawan,ST,M.Kes.
4. Kepala Bidang Pengembangan
Teknologi dan LaboratoriumDra.Setyalastuti, M.Si.
5. Kepala Bidang Analisis Dampak
Kesehatan LingkunganIr.Hartiningsih, MS.
6. Kepala Subbagian Program dan
LaporanSiswati Elyna Tarigan, S.KM
7. Kepala Subbagian Umum Drs.Prayudi Afianto
8. Kepala Seksi Advokasi Kejadian
Luar BiasaDian Trikoriati, S.T., S.KM
9. Kepala Seksi Pengkajian dan
Diseminasi
Sayekti Udi Utama, S.KM.,
M.Kes.
10. Kepala Seksi Teknologi
Pemberantasan Penyakit MenularEdy Handayanto, AMd.KL
11. Kepala Seksi Teknologi
LaboratoriumIndah Nur Haeni, S.Si., M.Sc.
12. Kepala Seksi Lingkungan Fisika
dan KimiaFeri Astuti, ST, MPH.
13. Kepala Seksi Lingkungan Biologi Drs. Hendratno
16
E. Tata Kerja BBTKL-PP Yogyakarta
Dalam melaksanakan tugas Kepala BBTKLPP/BTKL PP Kelas
I/BTKLPP Kelas II, Kepala Bagian/Bidang, Kepala Sub bagian/Seksi,
Kepala Instalasi dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan
prinsip koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi baik dalam lingkungan
masing-masing maupun dengan instansi lain diluar Balai besar dan Balai
sesuai dengan tugas masing-masing
Pelaksanaan tugas setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan
BBTKL-PPM dibantu oleh kepala satuan organisasi di bawahnya. Setiap
pimpinan satuan organisasi tersebut wajib mengawasi serta bertanggung
jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing.
Apabila terjadi penyimpangan, maka akan diambil langkah-langkah yang
diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi
petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta
menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. Setiap laporan yang
diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan diolah dan
dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk
memberikan petunjuk kepada bawahan.
17
F. Profil dan Keunggulan Laboratorium Fisika Kimia Air BBTKL-PP
Yogyakarta
Laboratorium Fisika Kimia Air BBTKL-PP Yogyakarta
merupakan laboratorium terbesar di lingkungan BBTKL-PP Yogyakarta
yang telah mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional
(KAN) pada tanggal 28 Januari 2005 dengan No. LP-251-IDN dan dari
Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (PUSARPEDAL).
Laboratorium ini mempunyai tugas mengambil, menerima, dan menangani
serta melaksanakan pemeriksaan dan analisis spesimen kesehatan
lingkungan di bidang fisika dan kimia air.
Kegiatan pemeriksaan dan analisis yang dilakukan di laboratorium
ini sebanyak 50 parameter yang meliputi:
1. Pemeriksaan dan analisis fisika air
Pemeriksaan dan analisis fisika air merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk menentukan beberapa sifat fisika contoh uji air.
2. Pemeriksaan dan analisis kimia air
Pemeriksaan dan analisis kimia air merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk menentukan beberapa sifat kimia contoh uji air.
Laboratorium Fisika Kimia Air BBTKL-PPM dipimpin oleh
seorang Manajer Teknik dan dibantu oleh beberapa pelaksana
laboratorium. Struktur organisasi laboratorium fisika kimia air dapat di
lihat pada lampiran.
18
Adapun personil Laboratorium Fisika Kimia Air BBTKL-PP Yogyakarta