1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek merupakan salah satu syarat kelulusan pada Teknik Pertambangan UNIVERSITAS NEGERI PAPUA yang mana mahasiswa/i dituntut untuk dapat praktek langsung di lapangan khususnya diarea (lokasi) penambangan pada suatu perusahaan. Kerak bumi terdiri dari batuan-batuan beku, sedimen, dan metamorfik. Sepuluh (10) elemen utama (O, Si, Al, Fe, Ca, Na, K, Mg, H) merupakan 99% penyusun kerak bumi. Beberapa logam-logam lain mempunyai kuantitas yang kecil dan umumnya terdapat pada batuan beku. Logam-logam tersebut dapat menjadi logam berharga konsentrasi yang jauh lebih tinggi dari kadar umum tersebut, salah satu contoh adalah Logam emas. Di dunia Emas digunakan sebagai penjaga moneter di banyak negara dan juga digunakan sebagai perhiasan, dan bahan elektronik. Potensi emas banyak terdapat di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Papua. Salah satu wilayah di Papua yang memiliki potensi emas sedimenter yaitu di daerah Ungabo, Kecamatan Sentani, Kabupaten Jayapura. Potensi emas ini telah lama di gali dan dikelola secara tradisional oleh masyarakat sekitar sejak tahun 1997 hingga sekarang. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka perlu adanya usaha untuk mengelola dan mengoptimalkannya secara baik. Untuk itu Sesuai Surat Keputusan Bupati Jayapura No. 328 tahun 2008 tentang persetujuan Pencadangan Wilayah Pertambangan, jenis/ ijin kontrak Eksplorasi tanggal 22 Desember 2009, maka PT. Wahana Bima Sakti yang merupakan Perusahaan Nasional yang juga bergerak di bidang Pertambangan mulai melakukan penyelidikan/ eksplorasi bahan galian emas di daerah tersebut, dengan tujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan bahan galian emas secara profesional.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerja Praktek merupakan salah satu syarat kelulusan pada Teknik
Pertambangan UNIVERSITAS NEGERI PAPUA yang mana mahasiswa/i
dituntut untuk dapat praktek langsung di lapangan khususnya diarea (lokasi)
penambangan pada suatu perusahaan.
Kerak bumi terdiri dari batuan-batuan beku, sedimen, dan metamorfik.
Sepuluh (10) elemen utama (O, Si, Al, Fe, Ca, Na, K, Mg, H) merupakan 99%
penyusun kerak bumi. Beberapa logam-logam lain mempunyai kuantitas yang
kecil dan umumnya terdapat pada batuan beku. Logam-logam tersebut dapat
menjadi logam berharga konsentrasi yang jauh lebih tinggi dari kadar umum
tersebut, salah satu contoh adalah Logam emas. Di dunia Emas digunakan sebagai
penjaga moneter di banyak negara dan juga digunakan sebagai perhiasan, dan
bahan elektronik.
Potensi emas banyak terdapat di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk
Papua. Salah satu wilayah di Papua yang memiliki potensi emas sedimenter yaitu
di daerah Ungabo, Kecamatan Sentani, Kabupaten Jayapura. Potensi emas ini
telah lama di gali dan dikelola secara tradisional oleh masyarakat sekitar sejak
tahun 1997 hingga sekarang. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka perlu
adanya usaha untuk mengelola dan mengoptimalkannya secara baik. Untuk itu
Sesuai Surat Keputusan Bupati Jayapura No. 328 tahun 2008 tentang persetujuan
Pencadangan Wilayah Pertambangan, jenis/ ijin kontrak Eksplorasi tanggal 22
Desember 2009, maka PT. Wahana Bima Sakti yang merupakan Perusahaan
Nasional yang juga bergerak di bidang Pertambangan mulai melakukan
penyelidikan/ eksplorasi bahan galian emas di daerah tersebut, dengan tujuan
untuk mengoptimalkan pengelolaan bahan galian emas secara profesional.
2
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Tujuan dari pada kerja praktek ini adalah sebagai salah satu persyaratan
kelulusan pada program studi D3 Teknik Pertambangan, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Papua, Manokwari. Selain itu
bertujuan untuk menambah ilmu dan wawasan, serta dapat mengaplikasikan teori
yang diperoleh pada kondisi sesungguhnya di lapangan tempat kerja praktek.
Dalam hal ini yaitu melakukan pengamatan terhadap kegiatan eksplorasi dan
perencanaan penambangan endapan emas aluvial pada PT. Wahana Bima Sakti.
1.3 Ruang Lingkup Kerja Praktek
1.3.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah
Secara administrasif lokasi Penambangan masuk dalam wilayah
Ungabo,Kampung Itakawa dan Ayapo, Distrik Sentani Timur, Kabupaten
Jayapura, Provinsi Papua. Lokasi eksploitasi yang dimohon seluas ±5000 hektar,
terletak kurang lebih 20 Km ke arah tenggara dari Kota Sentani. Sedangkan
penyelidikan geologi pada tahap awal dilakukan pada areal yang seluas ± 199, 9
hektar yang juga merupakan areal rencana eksploitasi. Secara geografis areal
rencana eksploitasi terletak pada koordinat 140037’4,80” – 140037’51,60” BT dan
-2038’5,64” - -2039’54,40” LS. Lokasi dapat dilihat pada Gambar 1.1
Gambar 1.1 Gambar Peta Indeks Lokasi Eksploitasi
(Sumber: Laporan Hasil Studi Kelayakan PT. Wahana Bima Sakti)
3
Secara geografis daerah peningkatan eksploitasi dibatasi oleh koordinat-koordinat
Seperti dalam tabel berikut :
Tabel 1.1. Titik-titik koordinat batas wilayah eksploitasi PT. Wahana Bima Sakti
Titik Koordinat
Bujur Lintang
1 140037’27.0” -2038’5.64”
2 140037’51.60” -2039’35.60”
3 140037’48.00” -2039’54.40”
4 140037’48.00” -2039’54.40”
5 140037’4.80” -2039’54.40”
6 140037’4.80” -2039’54.40”
7 140037’12.72” -2039’49.07”
8 140037’12.72” -2039’43.56”
9 140037’24.60” -2039’43.56”
10 140037’24.60” -2039’30.46”
11 140037’34.32” -2039’30.46”
12 140037’34.32” -2038’45.17”
13 140037’26.40” -2038’45.17”
14 140037’26.40” -2038’16.80”
15 140037’37.20” -2038’16.80”
16 140037’37.20” -2038’36.60”
17 140037’47.28” -2038’36.60”
18 140037’47.28” -2038’5.64”
(Sumber: Laporan Hasil Studi Kelayakan PT. Wahana Bima Sakti)
4
Gambar 1.2 Peta Koordinat Wilayah Eksploitasi
Sumber : Dinas Pertambangan Provinsi-Papua
5
Untuk mencapai lokasi rencana eksploitasi dari pusat kota Kabupaten
Jayapura (Sentani), bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan beroda dua
maupun beroda empat melewati jalan raya Abepura-Sentani, hingga daerah
Waena-Yoka, kemudian mengikuti jalan sepanjang tepi danau Sentani menuju
daerah Itakwa dan Puay. Dengan kondisi jalan baik dan beraspal kemudian
sampai di Gereja Belebu Dusun Ayapo, perjalanan dilanjutkan menuju lokasi
penyelidikan dengan menyusuri jalan tanah menggunakan kendaraan baik
beroda empat atau beroda dua dengan jarak sekitar 3 km ditempuh dalam waktu ±
15 menit.
1.3.2 Kondisi Geologi 1.3.2.1 Topografi dan Morfologi
Berdasarkan kodisi morfologi bentuk relief dan sudut kelerengan lokasi
penyelidikan secara umum merupakan perbukitan bergelombang lemah hingga
terjal (20- 450), berada pada ketinggian 241m - 357m di atas permukaan laut
(Laporan Hasil Studi Kelayakan, PT. Wahana Bima Sakti). Perbukitan yang ada
di lokasi penelitian merupakan perbukitan yang tersusun oleh endapan tersier,
dengan tata guna lahan sebagai daerah tegalan, semak belukar dan hutan.
1.3.2.2 Geologi Umum
Terdapat beberapa sungai di daerah penyelidikan berupa sungai aktif
maupun sungai tak aktif, sungai yang masih aktif yaitu sungai Nokolopulo dan
Okoypulo. Pola aliran sungai yang berkembang di lokasi penyelidikan yaitu Sub-
paralel.
Proses geologi yang berlangsung hingga sekarang di lokasi penyelidikan
berupa pelapukan, pergerakan masa dan erosi.
Litologi yang ada di lokasi penyelidikan berupa, endapan material sedimen
lepas dan belum terlitifikasi secara baik menjadi sebuah batuan. Ukuran material
antara bongkah-pasir terdiri batuan skis, gneiss, peridotit, kwarsit, diabas dan
beberapa batuan lainnya serta endapan aluvial muda disepanjang aliran sungai.
6
Struktur geologi yang berkembang di lokasi penyelidikan berupa, kekar-kekar,
baik kekar tarik dan kekar gerus, bersifat lemah pada beberapa fragmen batuan.
Peta Geologi Regional Daerah Penyelidikan dapat dilihat pada Gambar 1.3
7
Gambar 1.3 Peta Geologi Regional Daerah Penyelidikan
Sumber : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G Bandung)
= Formasi Makats
= Formasi Nubai
= Formasi Auwewa
= Formasi Benai
8
1.3.3 Vegetasi Vegetasi daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi kawasan tidak
berhutan/tegalan, semak belukar dan hutan, umumnya dijumpai di bagian tengah
daerah penyelidikan. Dalam pemanfatanya sebagian besar penduduk manfaatkan
sebagai lahan pertanian, pemukiman dan lain-lain. Tanaman budidaya tidak
terlalu banyak dijumpai di lokasi eksplorasi, hanya di beberapa tempat yang
dijumpai Ubi-ubian, pisang dan tanaman jenis lainnya. Tumbuhan seperti
belukar, perdu, alang-alang ini yang paling banyak ada didaerah eksplorasi
terutama kebagian Utara.
1.3.4 Keadaan Iklim, Cuaca, dan Curah Hujan Berdasarkan data rata-rata suhu udara minimum dan maksimum Stasiun
Pengamatan Kabupaten Jayapura menunjukkan bahwa Distrik Sentani Timur
kindisi iklilmnya termasuk daerah beriklim tropis dengan suhu minimum ratarata
26,9 0C dan maksimum rata-rata 28,1 0C. Curah hujan di Kabupaten Jayapura dan
sekitarnya merata sepanjang tahun dengan jumlah curah hujan yang cukup tinggi
pada bulan Maret. Adapun jumlah curah hujan dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 1.2 Data Curah hujan Tahun 2010 bulan Januari-oktober
Bulan Curah hujan
(mm)
Januari 357 Februari 121 Maret 363 April 204 Mei 153 Juni 56 Juli 53 Agustus 50 September 40 Oktober 89
(Sumber: BMKG Balai Besar Wilayah V Jayapura)
9
1.4 Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan kerja praktek tersebut adalah selama 1 bulan yang
terhitung mulai dari tanggal 1 November 2010 sampai dengan 1 Desember 2010.
Sedangkan tempat pelaksanaannya adalah pada Lokasi Penyelidikan PT. Wahana
Bima Sakti, di daerah Ungabo, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura,
Provinsi Papua.
1.5 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Wahana Bima Sakti berdiri sejak tahun 1997 dengan alamat Jl.Wisma
Raya Blok A No.73 Sunter Bisma-JAKARTA 14350 yang dipimpin oleh Bapak
Anda Sariajani. Mula-mula perusahaan ini bergerak dibidang Export – Import
suku cadang (Spare Part) kendaraan bermotor dengan menjadi DEALER Produk
DAIHATSU, ISUZU, NISSAN, SUZUKI, EXEDY,SECO dan penjualan unit
kendaraan bermotor, khususnya HYUNDAI.
Dalam perkembangan selanjutnya pada awal tahun 2005 PT. Wahana Bima
Sakti bergerak pula di sektor perdagangan lain, yaitu BATUBARA. Kemudian
mulai awal tahun 2007 sampai saat ini PT. Wahana Bima Sakti mulai melakukan
kegiatan eksplorasi TAMBANG EMAS di daerah Ungabo, Kecamatan Sentani
Timur, Kabupaten Jayapura.
10
1.6 Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Wahana Bima Sakti dapat dilihat pada gambar 1.4
dibawah ini.
Ket :
1. Garis otoritas
Garis konsultasi
2. Hubungan masyarakat dan pemerintah dirangkapoleh kepala cabang
Gambar 1.4 Struktur organisasi PT. Wahana Bima Sakti
(Sumber: Laporan Hasil Studi Kelayakan PT. Wahana Bima Sakti)
PRESIDENT DIREKTUR Anda Sariajani
DIREKTUR UMUM Drs. R. Abubakar
N.SH SEKERTARIS
Umi Kulsum
SEKERTARIS KEPALA CABANG Abdul Rachman
TEAM AHLI MENAJEMEN Umar Hasan
SEKERTARIS
Ass. KHUSUS Frits W.
KEP. PROSES EKSTRAKSI
Kansius
TRANS, MAINT ALAT BERAT Yandri
KEPALA OPS. TAMBANG
Yance
ADM & KEUANGAN M. Husein
PERSONALIA Eri S.
ASISTEN
OPERATOR ALAT BERAT
SUPIR TRUCK
MEKANIK
PENGAWAS TAMBANG
CHECKER OB
CHECKER KONSENTRAT
PENGAWAS SCREEN PLANT
11
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Genesa Emas Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di
permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak
dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis
menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua
yaitu: Endapan primer dan Endapan plaser (Sekunder).
Endapan primer adalah endapan mineral yang terbentuk langsung dari
magma (segregrasi dan diferensiasi magma). Disebut endapan singenetik, jika
endapan terbentuk bersamaan waktunya dengan pembentukan batuan, dan disebut
epigenetik jika endapan terbentuk tidak bersamaan waktunya dengan
pembentukan batuan.
Berdasarkan urutan pembentukan (dari diferensiasi magma), maka endapan
primer ini dikelompokkan menjadi beberapa fase, yaitu :
• Magmatik Cair (early and late magmatic).
• Pegmatitik.
• Pneumatolitik.
• Hidrotermal.
• Vulkanik.
Endapan sekunder secara umum adalah endapan yang terbentuk akibat konsentrasi
mineral berharga (bijih), yang berasal dari perombakan batuan asal dan
mengalami pengendapan kembali melalui proses-proses : Pelapukan (kimia atau
mekanis), Transportasi, Sorting (pelindian/leaching), dan Pengkonsentrasian
(pengkayaan).
Endapan Sedimenter / placer merupakan endapan-endapan yang terbentuk
(terkonsentrasi) oleh proses-proses mekanis, terutama yang terjadi pada mineral-
mineral berat (heavy minerals) yang memiliki ketahanan (resistensi) terhadap
pelapukan.
Emas merupakan unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol
Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79 yang merupakan logam yang
12
bersifat lunak dan mudah ditempa dengan kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3
(skala Mohs). Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral
ikutan. Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan
sejumlah kecil mineral non logam. Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu
sekitar 10000C.
Gambar 2.1 Contoh gambar emas
Sumber: http//freelander.wordpress.com
2.2 Tahapan Kegiatan Eksplorasi
Tahapan kegiatan eksplorasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa
tahapan sebagai berikut :
Tahap I (Preliminary),
Program dengan budget rendah yang ditujukan untuk memperoleh
informasi umum. Tahap I ini pada umumnya dapat berupa kegiatan :
� Survei geologi tinjau (reconaissance),
� Pengecekan-pengecekan data yang sudah ada pada peta geologi regional (desk
study),
� Pengambilan beberapa sampel awal geokimia.
Tahap II (Prospecting),
Program yang disusun berdasarkan gambaran-gambaran yang telah
diperoleh pada tahap I. Tahap II ini pada umumnya berupa kegiatan :
� Pemetaan geologi,
13
� Sampling dan survei geokimia sistematik,
� Beberapa pemboran dangkal (scout drilling),
� Survei geofisika.
Tahap III (Finding & Calculation/Evaluation),
Program yang ditujukan untuk memastikan kondisi endapan yang disusun
berdasarkan hasil analisis dan interpretasi hasil tahap II (model genetik). Target
awal dipersempit sesuai dengan anomali geokimia dan geofisika yang ditemukan.
Pada umumnya program yang direncanakan berupa pemboran dan sampling untuk
pemastian anomali-anomali yang ada.
Pada umumnya dari masing-masing tahapan tersebut dibutuhkan re-evaluasi
terhadap semua hasil yang diperoleh (berdasarkan aspek geologi, teknik, dan
budget), untuk pengambilan-pengambilan keputusan terhadap kelanjutan program.
Secara skematik, pentahapan-pentahapan kegiatan eksplorasi tersebut di atas dapat
dilihat pada Gambar 2.2
14
Target Eksplo rasi
- Daerah - Bahan Galian (logam, mineral , dll.
- Laporan/literatur
- Pe ta geolog i regional
- Citra landsa t/foto udara
Analisis → penetapan daerah
target
PENINJAUAN LAPANGAN
(RECONNAISANCE)
- Survei geolog i pendahuluan
( regional)
- Sampling secara acak pada daerah-dae rah prioritas
Selama masa penyelidikan, kesediaan tenaga listrik milik pemerintah
setempat belum tersedia, untuk itu tenaga listrik yang digunakan berasal dari
mesin pembangkit (Power Supply) milik perusahaan sendiri, yaitu mesin
Generator dengan daya 90 KW. Tenaga listrik ini digunakan untuk keperluan
penerangan pada kantor, proses pengelasan dan lain-lain.
Gambar 3.7 Generator yang digunakan untuk kebutuhan tenaga listrik
3.5.2 Air
Sumber air berasal dari sungai yang berada di sekitar lokasi penyelidikan,
pengambilan air bersih dilakukan dengan menggunakan mesin pompa air,
kemudian dialirkan ke tempat penampungan yang telah disediakan. Selain itu
dapat juga diambil secara langsung.
Gambar 3.8 Kolam penampungan air yang berasal dari aliran sungai
29
3.5.3 Tenaga Kerja
Jumlah Tenaga kerja yang dipakai untuk sementara berjumlah 63 orang.
Kebanyakan tenaga kerja yang digunakan berasal dari penduduk lokal setempat
yang bermukim di sekitar wilayah Ungabo.
Tabel 3.2 Jumlah Tenaga Kerja PT. Wahana Bima Sakti yang dimiliki/dibutuhkan
DESKRIPSI JUMLAH TENAGA Kepala Cabang 1 Sekretaris 2 Kepala Teknik 1 Asisten Khusus 1 Kepala Bagian 5 Pengawas Operasi Tambang 10 Operator 13 Teknisi 3 Staf Administrasi 6 Security 4 Driver 2 Tenaga Harian 24 TOTAL 63
(Sumber: Laporan Hasil Studi Kelayakan PT. Wahana Bima Sakti)
3.5.4 Lokasi Pemukiman
Lokasi pemukiman penduduk berada tidak jauh dari lokasi penyelidikan,
yaitu tersebar di kampung Itakawa dan Puay. Namun lokasi pemukiman khusus
bagi karyawan atau para pekerja berada tepat di lokasi penyelidikan.
Gambar 3.9 Salah satu mess karyawan yang berada di lokasi kegiatan
penyelidikan
30
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
� Berdasarkan surat Permohonan PT. Wahana Bima Sakti tentang
Pencadangan Wilayah Kuasa Pertambangan Eksplorasi di Daerah Ayapo
Kecamatan Sentani Timur, dengan luas wilayah ±5000 hektar. Namun
lokasi rencana eksploitasi yang dimohon/ditingkatkan yaitu seluas
±199.9 hektar.
� Morfologi daerah penyelidikan berupa perbukitan bergelombang sedang
hingga terjal dengan kemiringan lereng berkisar antara (20- 450), berada
di atas ketinggian 241m - 357m di atas permukaan laut.
� Kegiatan eksplorasi terhadap endapan emas aluvial yang telah dilakukan
oleh PT. Wahana Bima Sakti telah sampai pada tahap eksplorasi detail
dan studi kelayakan.
� Secara geologi tipe endapan emas di lokasi penyelidikan dikategorikan
sebagai endapan emas purba (Paleo grid).
� Emas diketahui berwarna kuning pucat, bentuk butir membulat tanggung,
sebagian pipih, “hackly” berbentuk “Nuget”.
� Rencana Sistem Penambangan yang digunakan yaitu Alluvial Mine
dengan menggunakan Hydraulic Excavator sebagai alat Gali Muat,
Dump Truck sebagai alat angkut, dan unit pengolahan untuk
mengekstraksi emas dari konsentratnya untuk kemudian dicetak menjadi
emas batangan.
� Saat ini kegiatan yang dilakukan untuk kelanjutan eksplorasi adalah
dengan melakukan pengujian terhadap keterdapatan butiran emas pada
endapan aluvial di sepanjang aliran sungai, dengan cara melakukan
pendulangan secara tradisional.
� Alat yang digunakan untuk melakukan pengujian terhadap keterdapatan
butiran emas pada endapan aluvial di sepanjang aliran sungai yaitu
dengan menggunakan mesin pemompa air (penyemprotan dan
penyedotan) menuju sluice box.
31
� Unit pengolahan yang di gunakan terdiri dari Vibrating Screen double
deck, Konsentrator, serta Generator sebagai mesin penggerak.
� Secara umum proses pengolahan yang akan dilakukan PT. Wahana Bima
Sakti adalah dari pengumpulan material dari front penambangan menuju
screen kemudian material yang lolos screen 1 dan 2 (ukuran pasir sampai
lempung) dalam bentuk lumpur (slurry) menuju/masuk kedalam
konsentrator untuk memisahkan konsentrat berat dengan pengotor.
4.2 Saran
� Perlu adanya pengawas pembantu tambang yang berfungsi memberikan
masukan terkait pembuatan dan penggunaan alat pendulangan (sluice
box) dan lain-lain.
� Upaya pencegahan kecelakaan merupakan tanggung jawab setiap lini
manajemen dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien
dan produktif. Untuk itu Perlu adanya penyuluhan K-3, terkait minimnya
penggunaan alat pengaman bagi para pekerja, khususnya bagi para
pendulang, seperti helmet, sarung tangan, sepatu boat, dan lain-lain.
32
DAFTAR PUSTAKA
Accade. Emas. http//freelander.wordpress.com/2009/06. (11 Februari 2011)
Ajie, M.W, Sukamto, and Sudaryanto. METTALURGI DASAR Diktat Kuliah, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN “VETERAN”-YOGYAKARTA, 2001
Notosiswoyo, S. Syafrizal, and Heriawan, M. Nur. Buku Ajar TEKNIK EKSPLORASI , Jurusan Teknik, ITB-Bandung, 2005
Nurhakim. TAMBANG TERBUKA. Draft Bahan Kuliah, Program Studi Teknik Pertambangan, Universitas Lembung Mangkurat, Banjarbaru, 2005
Tobing H. S. L. 2005. Prinsip Dasar Pengolahan Bahan Galian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara. Bandung.
BMKG Balai Besar Wilayah V. Januari S/D Oktober 2010. Data curah hujan Tahun 2010. Jayapura.
Tim Teknis, PT. Wahana Bima Sakti. 2010. Laporan Hasil Studi Kelayakan.
Jayapura.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G Bandung).2009. Peta Geologi Regional Daerah Ayapo dan Sekitarnya, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.