BAB BAB BAB BAB II II II II KAJIAN KAJIAN KAJIAN KAJIAN PUSTAKA PUSTAKA PUSTAKA PUSTAKA 2.1. 2.1. 2.1. 2.1. Model Model Model Model Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif Kooperatif Kooperatif Kooperatif Tipe Tipe Tipe Tipe Picture Picture Picture Picture and and and and Picture Picture Picture Picture Salah satu model pembelajaran kooperatif yang menjadi bahan Penelitian Tindakan Kelas adalah model Picture and Picture . Pembelajaran dengan menggunakan model ini menitik beratkan pada gambar sebagai media penanaman suatu konsep tertentu. Menurut Eko Budiono, model pembelajaran picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Menurut Aprudin, picture and picture adalah suatu model pembelajaran dengan menggunaan media gambar. Dalam oprasionalnya gambar-gambar dipasangkan satu sama lain atau bisa jadi di urutkan menjadi urutan yang logis Model pembelajaran picture and picture adalah suatu metode pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai faktor utama dalam pembelajaran, gambar-gambar tersebut di pasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran picture and picture menurut (Hamdani, 2010:89). Kelebihan: 1) Guru lebih mengetahui kemampuan tiap-tiap siswa, 2)Melatih siswa untuk berpikir logis dan sistematis. Kelemahan: 1) Memakan banyak waktu, 2)Banyak siswa yang pasif. Sedangkan menurut Istarani (Aprudin, 2012) kelebihan dan kekurangan picture and picture yaitu: Kelebihan Model Pembelajaran picture and picture 1) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu. 2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari. 3) Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada.
15
Embed
BAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN PUSTAKAPPUSTAKAUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3758/3/T1_262012035_BAB II.pdf · yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
2.1.2.1.2.1.2.1. ModelModelModelModel PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran KooperatifKooperatifKooperatifKooperatif TipeTipeTipeTipe PicturePicturePicturePicture andandandand PicturePicturePicturePictureSalah satu model pembelajaran kooperatif yang menjadi bahan Penelitian Tindakan
Kelas adalah model Picture and Picture . Pembelajaran dengan menggunakan model ini
menitik beratkan pada gambar sebagai media penanaman suatu konsep tertentu.
Menurut Eko Budiono, model pembelajaran picture and picture adalah suatu metode
belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis.
Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses
pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran.
Menurut Aprudin, picture and picture adalah suatu model pembelajaran dengan
menggunaan media gambar. Dalam oprasionalnya gambar-gambar dipasangkan satu
sama lain atau bisa jadi di urutkan menjadi urutan yang logis
Model pembelajaran picture and picture adalah suatu metode pembelajaran yang
menggunakan gambar sebagai faktor utama dalam pembelajaran, gambar-gambar
tersebut di pasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis.
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran picture and picture menurut
(Hamdani, 2010:89). Kelebihan: 1) Guru lebih mengetahui kemampuan tiap-tiap siswa,
2)Melatih siswa untuk berpikir logis dan sistematis. Kelemahan: 1) Memakan banyak waktu,
2)Banyak siswa yang pasif.
Sedangkan menurut Istarani (Aprudin, 2012) kelebihan dan kekurangan picture andpicture yaitu:
Kelebihan Model Pembelajaran picture and picture1) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih
dahulu.
2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan
gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.
3) Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh
guru untuk menganalisa gambar yang ada.
4) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan
alasan siswa mengurutkan gambar.
5) Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung
gambar yang telah dipersiapkan oleh guru
Kelemahan Model Pembelajaran picture and picture1) Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai
dengan materi pelajaran.
2) Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau
kompetensi siswa yang dimiliki.
3) Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar
sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.
4) Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan
gambar-gambar yang diinginkan
Langkah-langkah Pembelajaran dengan picture and picture (Hamdani, 2010:89)
antara lain:
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Guru menyajikan materi sebagai pengantar.
3) Guru menunjukkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
4) Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian untuk
memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5) Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6) Dari alasan atau urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep atau
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Anggapan dasar ialah proses
pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Ada korelasi
antara proses pengajaran dengan hasil yang dicapai. Makin besar usaha untuk
menciptakan kondisi proses pengajaran, makin tinggi pula hasil atau produk dari
pengajaran itu.
Menurut Purwanto (2008:38), hasil belajar merupakan proses dalam diri individu yang
berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya.
Sedangkan menurut Sudjana (2011:22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Setiap guru pasti memiliki
keinginan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dibimbingnya. Karena itu guru
harus memiliki hubungan dengan siswa yang dapat terjadi melalui proses belajar mengajar.
Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar
yang dicapai siswa.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak
guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan
kemampuan mental siswa.
Bloom (Sudjana, 2005:22-23) mendifinisikan hasil belajar sebagai hasil perubahan
tingkah laku yang meliputi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotor. Ranah kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis
dan evaluasi. Pengetahuan, pemahaman dan aplikasi, digolongkan sebagai tingkat kognitif
rendah. Analisis, sintesis dan evaluasi disebut sebagai tingkat kognitif tinggi. Ranah afektif
meliputi penerimaan, perhatian, penanggapan, penyesuaian, penghargaan dan penyatuan.
Ranah psikomotor meliputi peniruan, penggunaan, ketelitian, koordinasi, dan naturalisasi.
• Berdasarkan uraian tentang hasil belajar, maka dapat ditegaskan bahwa
salah satu fungsi hasil belajar siswa diantaranya ialah siswa dapat mencapai
prestasi yang maksimal sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki, serta
siswa dapat mengatasi berbagai macam kesulitan belajar yang mereka alami.
Aktivitas siswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
belajar mengajar, tanpa adanya aktivitas siswa maka proses belajar mengajar
tidak akan berjalan dengan baik, akibatnya hasil belajar yang dicapai siswa
rendah. Untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa
digunakan alat penilaian untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan tercapai atau tidak. Hasil belajar yang berupa aspek kognitif,
aspek afektif, dan aspek psikomotorik menggunakan alat penilaian yang
berbeda-beda. Untuk aspek kognitif digunakan alat penilaian yang berupa tes,
sedangkan untuk aspek afektif digunakan alat penilaian yaitu skala sikap
(ceklist) untuk mengetahui sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan
aspek psikomotorik digunakan lembar observasi.
Berdasarkan uraian tentang hasil belajar dapat disimpulkan hasil belajar merupakan
hasil akhir dari proses kegiatan belajar siswa dari seluruh kegiatan siswa dalam mengikuti
pembelajaran di kelas dan menerima suatu pelajaran untuk mencapai kompetensi yang
berupa aspek kognitif yang diungkapkan dengan menggunakan suatu alat penilaian yaitu
tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan dalam bentuk nilai, aspek afektif yang
menunjukkan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan aspek psikomotorik yang
menunjukkan keterampilan dan kemampuan bertindak siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
2.2.1Penerapan2.2.1Penerapan2.2.1Penerapan2.2.1Penerapan ModelModelModelModel PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran KooperatifKooperatifKooperatifKooperatif TipeTipeTipeTipe PicturePicturePicturePicture AndAndAndAnd PicturePicturePicturePictureHasil belajar IPA kelas 4 SD Negeri Tambahrejo 01 masih belum optimal. Hal ini
disebabkan karena pembelajaran IPA di kelas tersebut kurang berkualitas. Pembelajaran
menggunakan metode ceramah. Selain itu pada umumnya guru mengajar dengan tidak
memperhatikan kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran masih berpusat pada guru
(teacher center). Guru mengajar dengan berceramah dan mengharapkan siswa hanya
mendengarkan, mencatat dan menghafalkan. Selain dari faktor pendidik, faktor lain adalah
sebagian besar siswa kurang antusias menerimanya. Siswa lebih bersifat pasif, tidak mau
mengungkapkan ide-ide ataupun penyelesaian atas soal-soal latihan yang diberikan.
Dengan keadaan yang demikian guru harus merubah kebiasaan mengajar di kelas.
Oleh karena itu penulis berinisiatif menggunakan pembelajaran kooperatif tipe picture andpicture melalui metode diskusi. Diharapkan dengan model pembelajaran ini hasil belajar
siswa akan meningkat.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe picture and picture melalui metode
diskusi adalah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar.
c. Guru menunjukkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
d. Guru membagi siwa menjadi beberapa kelompok secara heterogen
(campur menurut prestasi, jenis kelamin)
e. Guru memantau dan membimbing setiap kelompok dalam berdiskusi.
f. Guru memanggil setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya kedepan kelas.
g. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan
h. Guru memberi evaluasi.
Model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture merupakan model
pembelajaran yang memotivasi siswa dalam belajar. Karena penggunaan gambar-gambar
dalam penyampaian materi pelajaran khususnya IPA, siswa lebih tertarik dan materi
pelajaran akan mudah diserap oleh siswa.
Melalui metode diskusi, secara langsung siswa dilibatkan dalam proses pembelajran.
Siswa dapat belajar lebih aktif dan belajar untuk bekerjasama dengan teman-teman
lainnya, karena dalam pembelajaran ini, siswa didorong untuk bagaimana memecahkan
sebuah masalah bersama-sama dengan kelompoknya.
Model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture melalui metode diskusi. Selain
siswa aktif dalam kelompoknya di dalam proses pembelajaran, materi yang disampaikan
guru menjadi lebih mudah diterima oleh siswa, karena siswa akan termotivasi dalam
mengikuti pelajaran dan belajar mandiri dalam memahami materi pelajaran. Dengan begitu,
akan perpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa yang meningkat.
Pada akhirnya dapat diduga pemahaman IPA siswa kelas 4 meningkat, sebab guru
mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif picture and picturemelalui metode diskusi yang lebih menarik. Peneliti berpendapat bahwa pemberian
suasana baru dengan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture melalui
metode diskusi dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari pelajaran IPA.
Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka, maka dapat digambarkan bagankerangka berfikir sebagai berikut:
Pembelajaran Menggunakan Metode Konvensional
Guru kurangmemaksimalkan
kegiatan siswa di kelas
Hasil belajar IPA siswarendah di bawah KKM
≤ 70
Siswa tidak dapatmenemukan gagasan
sendiri dari materi yangdiajarkan
Diterapkan model pembelajaran picture and picture melalui metode diskusidalam pelajaran IPA
Langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture melalui metode diskusi:a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar.c. Guru menunjukkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.d. Guru membagi siwa menjadi beberapa kelompok secara heterogen (campurmenurut prestasi, jenis kelamin)
e. Guru memantau dan membimbing setiap kelompok dalam berdiskusi.f. Guru memanggil setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinyakedepan kelas.
g. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkanh. Guru memberi evaluasi.
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir diatas, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture andpicture dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri Tambahrejo
01 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014.