MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi Lisnasari Abstrak Berbicara merupakan salah satu aspek dari ketrampilan berbahasa yang sangat diperlukan bagi perkembangan bahasa anak. Perkembangan bahasa merupakan kamampuan khas manusia yang paling kompleks dan mengagumkan. Anak-anak memasuki awal sekolah sudah mampu berbicara untuk mengekspresikan kebutuhannya, bertanya dan untuk belajar tentang duia yang akan mereka kembangkan. Namun pada fase ini, anak belum mampu memproduksi kalimat-kalimat kompleks dan belum memahami variasi penggunaan bahasa yang didasarkan pada situasi yang berbeda. Salah satu tujuan dalam pembelajaran bahasa adalah meningkatkan salah satu dari empat ketrampilan bahasa yaitu ketrampilan berbicara. Oleh karena itu perlunya diciptakan pembelajaran berbicara yang baik, menyenangan sehingga siswa dapat tertarik dalam pembelajaran. Selain itu guru meberikan pembelajaran yang menuntut siswa untuk menjelaskan atau memberi pendapat tentang satu hal sebagai bentuk latihan dalam berbicara. Begitu banyak peranan berbicara pada aspek perkembangan anak, selain berperan pada kemampuan individunya, anak yang memiliki kemampuan berbicara ini pun berpengaruh pada penyesuaian diri pada lingkungan sebaya, agar dapat diterima sebaga anggota kelompok. Sehingga diperlukan pembelajaran yang mampu menunjang kemampuan berbicara anak dengan baik. Kegiatan berbicara spontan yang sangat baik untuk menggali kemampuan siswa harus dilakukan agar siswa siap berbicara dalam berbagai kondisi. Kata Kunci : berbicara, pembelajaran berbicara
12
Embed
MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi ... · MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi Lisnasari Abstrak Berbicara merupakan salah satu aspek dari ketrampilan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN
Yosi Lisnasari
Abstrak
Berbicara merupakan salah satu aspek dari ketrampilan berbahasa yang
sangat diperlukan bagi perkembangan bahasa anak. Perkembangan bahasa
merupakan kamampuan khas manusia yang paling kompleks dan mengagumkan.
Anak-anak memasuki awal sekolah sudah mampu berbicara untuk
mengekspresikan kebutuhannya, bertanya dan untuk belajar tentang duia yang akan
mereka kembangkan. Namun pada fase ini, anak belum mampu memproduksi
kalimat-kalimat kompleks dan belum memahami variasi penggunaan bahasa yang
didasarkan pada situasi yang berbeda.
Salah satu tujuan dalam pembelajaran bahasa adalah meningkatkan salah
satu dari empat ketrampilan bahasa yaitu ketrampilan berbicara. Oleh karena itu
perlunya diciptakan pembelajaran berbicara yang baik, menyenangan sehingga
siswa dapat tertarik dalam pembelajaran. Selain itu guru meberikan pembelajaran
yang menuntut siswa untuk menjelaskan atau memberi pendapat tentang satu hal
sebagai bentuk latihan dalam berbicara.
Begitu banyak peranan berbicara pada aspek perkembangan anak, selain
berperan pada kemampuan individunya, anak yang memiliki kemampuan berbicara
ini pun berpengaruh pada penyesuaian diri pada lingkungan sebaya, agar dapat
diterima sebaga anggota kelompok. Sehingga diperlukan pembelajaran yang
mampu menunjang kemampuan berbicara anak dengan baik. Kegiatan berbicara
spontan yang sangat baik untuk menggali kemampuan siswa harus dilakukan agar
siswa siap berbicara dalam berbagai kondisi.
Kata Kunci : berbicara, pembelajaran berbicara
Abstract
Speaking is one aspect of language skills that is very necessary for
children's language development. Language development is the most complex and
amazing human abilities. Children entering the beginning of school have been able
to speak to express their needs, ask questions and to learn about the two people
they will develop. But in this phase, children have not been able to produce complex
sentences and have not understood the variety of uses of language based on
different situations.
One of the goals in language learning is to improve one of four language
skills, namely speaking skills. Therefore the need to create good, fun learning to
speak so students can be interested in learning. In addition the teacher gives
learning that requires students to explain or give opinions about one thing as a
form of practice in speaking.
There are so many roles to speak on aspects of child development, in
addition to playing a role in their individual abilities, children who have this ability
to speak also have an influence on adjustment to peer environments, so that they
can be accepted as group members. So that learning is needed that is able to
support children's speaking skills well. Excellent spontaneous speaking activities to
explore students' abilities must be done so students are ready to speak in various
conditions.
Keywords: talking, learning to speak
A. Pendahuluan
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan. Berbicara merupakan salah satu ketrampilan Bahasa yang
harus dikuasai seseorang, karena berbicara merupakan salah satu alat untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Kemampuan berbicara seseorang perlu dilatih
sejak dini. Ketrampilan berbicara perlu dilatih secara terus-menerus. Kemampuan
berbicara dilatih dengan tujuan untuk mempermudah memahami maksud yang
disampaikan saat berkomunikasi dengan orang lain. Ketika seseorang memiliki
kemampuan berbicara yang baik, maka pendengar akan lebih mudah memahaminya
begitupula sebaliknya.
Siswa yang memiliki ketrampilan berbicara yan baik, pembicaraanya akan
lebih mudah dipahami oleh penyimaknya. Berbicara menunjang ketrampilan
membaca dan menulis. Menulis dan berbicara memiliki kesamaan yaitu sebagai
kegiatan produksi Bahasa dan bersifat menyampaikan informasi. Kemampuan
siswa dalam berbicara juga akan bermanfaat dalam kegiatan menyimak dan
memahami bacaan. Akan tetapi, masalah yang terjadi di lapangan adalah tidak
semua siswa mempunyai kemampuan berbicara yang baik. Oleh sebab itu,
pembelajaran yang meningkatkan kemampuan berbicara perlu dilakukan sejak dini.
Salah satu hal yang dapat dilakukan disekolah untuk meningkatkan
kemampuan bebicara siswa adalah penggunaan metode, strategi, teknik
pembelajaran dimana kegiatan tersebut menuntut siswa untuk ikut aktif dalam
pembelajaran. Sehingga anak akan terus terbiasa mengungkapkan sebuah ide,
gagasan dalam bentu kata dan kalimat. Semakin sering berlatih maka kemampuan
berbicara anak akan semakin baik.
B. Metodologi Penelitian
1. Pengertian Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian berasal dari kata “Metode’ yang artinya cara yang
tepat untuk melakukan sesuatu dan “Logos” yang artinya ilmu atau
pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan
menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan
penelitian adalah salah satu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan
menganalisis sampai menyusun laporannya.1
Penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data
yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Pengumpulan data yang dimaksud adalah dengan menggunakan
metode-metode ilmiah baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif,
eksperimental atau non-eksperimental, interaktif atau non-interaktif, tergantung
tujuan penelitian dan hasil yang ingin diketahui sehingga berpengarh pula pada
paradigm yang menyelimutinya.2
Jadi metodologi penelitian adalah ilmu yang digunakan untuk
melakukan pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan
logis untuk mencapai tujuan tertentu. Ada berbagai macam jenis metodologi
penelitian, adapun yang dibahas dalam jurnal ini yaitu penelitian kualitatif,
penelitian kuantitatif dan penenlitian tindakan kelas.
2. Penelitian Kuantitatif
Metode atau pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang
mengkuantifikasi temuan-temuan kedalam angka-angka dan analisis datanya
menggunakan statistik sebagai alat. Adapun wawancara dan dokumentasi
dalam pendekatan ini hasilnya dikuantifikasikan ke dalam angka-angka yang
sudah ditentukan sesuai dengan ketentuan yang ada.3
Menurut Abdullah Fadjar (1998) penelitian kuantitatif memiliki ciri
antara lain:4
1) Dapat menyokong penggunaan metode kualitatif
2) Menggunakan logika positivisme dan menghindari sifat subyektif
3) Menggunakan pengukuran yang terkendali
4) Obyektifs
5) Data dipandang dari sudut pandang (sisi) orang luar atau peneliti.
6) Berorientasi pada tujuan akhir
7) Terpercaya
8) Menggeneralisasikan sebagai studi kasus
9) Bersifat khusus
10) Bertitik tolak pada anggapan bahwa realitas itu stabil
2 Bachtiar S. Bachri, “Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian
Kualitatif”, Jurna Teknologi Pendidikan, Vol. 10, No 1 (2010), h. 46 3 Asep Suryana, Tahap-Tahap penelitian Kualitatif Mata Kuliah Analisis Data Kualitatif,
(Universitas Pendidikan Indonesia, 2007), h. 1 4 Moh. Kasram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (UIN-Maliki Press, 2010), h.
172-174.
Langkah pada penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:
1) Penetapan obyek yang spesifik terpisahnya dari totalitas
2) Penyususnan kerangka teoritis sesuai dengan kekususan obyek studi
3) Merumuskan problematika penelitiannya
4) Merumuskan hipotesis
5) Menentukan instrumen pengumpulan data
6) Menentukan teknik sampling
7) Menetukan teknik analisis
Contoh judul skripsi pada penelitian kuantitatif “Pengaruh Model
Storytelling Terhadap Keterampilan Berbicara Peserta Didik Kelas V MI
Jamiatul Khaerat Kota Makassar”
3. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.5
Menurut Bogdan dan Taylor, menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.6
Dalam penelitian ini dituntut ketajaman dan kecermatan mengamati,
mencatat suatu proses dan aktivitas yang nampak dalam realita serta
menganalisnya dalam satu kesatuan yang bermakna, membutuhkan kesabaran,
ketekunan dan keluwesan dari penelitian dalam melaksanakan penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif ini disebut dengan penelitian inkuiri naturalistic
Berbicara Bagi Siswa Kelas IV sekolah Dasar, Jinop, Vol. 1, No. 1 (2015), h. 26 15 Suhartono, “Pengembangan Ketrampilan Bicara Anak Usia Dini”, (Jakarta: Depdiknas,
2005), h. 49-53
kata “mama, papa, makan, minum” oleh anak karena adanya suatu pola
peniruan bunyi yang pernah didengarnya (dari ibunya sendiri dan kakak-
kakaknya atau anggota keluarganya). Pada umumnya pada tahap ini anak
baru mampu menggunakan kalimat terdiri atas satu kata atau prase. Kata-
kata yang diujarkannya pengucapan pada benda-benda yang ada
disekelilingnya. Penggunan kalimat yang berbentuk satu kata atau satu
prase ini untuk mewakili pesan disebut holo prase.
b. Tahap Telegrafis
Pada tahap telegrafis ini anak sudah mulai bisa menyampaikan pesan
yang diinginkanya dalam bentuk urutan bunyi yang berwujud dua atau tiga
kata, maksudnya, kalimat-kalimat yang diucapkan anak terdiri atas dua atau
tiga kata. Yang termasuk pada tahap ini yaitu anak yang berumur sekitar
dua tahun.
c. Tahap Transformasional
Pengetahuan dan penguasan kata-kata tertentu yang dimiliki anak
dapat dimanfaatkan untuk mengucapkan kalimat-kalimat yang lebih rumit.
Anak yang berumur lima tahun adalah saat anak mulai memberanikan diri
untuk bertanya, menyuruh, menyanggah, dan menginformasikan sesuatu.
Berbagai kegiatan anak dan aktivitasnya dikomunikasikan atau diujarkan
melalui kalimat-kalimat. Di sini anak sudah mulai berani
mentransformasikan idenya kepada orang lain dalam bentuk kalimat yang