Top Banner

of 57

Bab III Transportasi

Apr 03, 2018

Download

Documents

Eko Ardiyanto
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    1/57

    60

    BAB III

    Transportasi

    1. Metode Transportasi

    Metode transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari

    sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama atau sejenis ke tempat tujuan

    secara optimal. Distribusi ini dilakukan sedemikian rupa sehingga permintaan dari

    beberapa tempat tujuan dapat dipenuhi dari beberapa tempat asal yang masing-masing

    dapat memiliki permintaan atau kapasitas yang berbeda. Dengan menggunakan metodetransportasi, dapat diperoleh suatu alokasi distribusi barang yang dapat meminimalkan

    total biaya transportasi. Selain untuk mengatur distribusi pengiriman barang, metode

    transportasi juga dapat digunakan untuk masalah lain, seperti penjadwalan dalam proses

    produksi agar memperoleh total waktu proses pengerjaan yang terendah, penempatan

    persediaan agar mendapatkan total biaya persediaan terkecil, atau pembelanjaan modal

    agar mendapatkan hasil investasi yang terbesar. Dalam kaitannya dengan perencanaan

    fasilitas, metode transportasi dapat digunakan untuk memilih suatu lokasi yang dapatmeminimalkan total biaya operasi.

    Suatu perusahaan memerlukan pengelolaan data dan analisis kuantitatif yang akurat,

    cepat serta praktis dalam penggunaannya. Dalam perhitungan secara manual

    membutuhkan waktu yang lebih lama, sementara pertimbangan efisiensi waktu dalam

    perusahaan sangat diperhatikan. Dengan demikian diperlukan adanya suatu alat, teknik

    maupun metode yang praktis, efektif dan efisien untuk memecahkan permasalahan

    tersebut.

    2. Permasalahan dalam Metode Transportasi

    Masalah ini merupakan masalah pengangkutan sejenis barang dari beberapa sumber ke

    beberapa tujuan. Pengalokasian produk dari sumber yang bertindak sebagai penyalur ke

    tujuan yang membutuhkan barang bertujuan agar biaya pengangkutannya seminimal

    mungkin dari seluruh permintaan dari tempat tujuan dipenuhi. Model transportasi

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    2/57

    61

    digunakan untuk menyelesaikan masalah distribusi barang dari beberapa sumber ke

    beberapa tujuan. Asumsi sumber dalam hal ini adalah tempat asal barang yang hendak

    dikirim, sehingga dapat berupa pabrik, gudang, grosir, dan sebagainya. Sedangkan tujuan

    diasumsikan sebagai tujuan pengiriman barang. Dengan demikian informasi yang harus

    ada dalam masalah transportasi meliputi: banyaknya daerah asal beserta kapasitas

    barang yang tersedia untuk masing tempat, banyaknya tempat tujuan beserta permintaan

    (demand) barang untuk masing-masing tempat dan jarak atau biaya angkut untuk setiap

    unit barang dari suatu tempat asal ke tempat tujuan.

    Untuk lebih jelasnya marilah kita bahas contoh masalah transportasi yang terlihat

    pada Tabel 1.1. berikut:

    Tabel 1.1 Kapasitas pabrik, Permintaan di Lapangan (Demand), dan biaya satuan

    pengangkutan

    Origin

    (Tempat

    Asal)

    Destination (Tempat Tujuan) Kapasitas

    PabrikD1 D2 D3 D4 D5

    12 4 9 5 9

    100O1

    8 1 6 6 7

    90O2

    1 12 4 7 7

    70O3

    10 15 6 9 1

    90O4

    Demand

    (Permin-

    taan)

    80 50 90 60 70 350

    Tabel 1.1. di atas menggambarkan bahwa jumlah kapasitas pabrik O1, O2, O3, dan

    O4 berturut-turut: 100, 90, 70, dan 90, sedangkan permintaan pasar di lapangan D1, D2, D3,

    D4, dan D5 berturut-turut 80, 50, 100, 60, dan 70. Biaya satuan dari pabrik O1 ke

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    3/57

    62

    permintaan D1 adalah 12, biaya satuan dari pabrik O1 ke permintaan D2 adalah 4, dan

    seterusnya, sampai biaya satuan dari pabrik O3 ke permintaan D5 adalah 1. Untuk

    menyelesaikan permasalahan transportasi ini ada beberapa metode antara lain: Metode

    North West Corner (NWC), metode Inspeksi, dan metode pendekatan Vogel (Vogel

    Approximation Methods atau disingkat VAM).

    a. Beberapa Metode dalam Penyelesaian Masalah Transportasi (Penyelesaian awal)

    i. North West Corner(NWC)Sesuai nama aturan ini, maka penempatan pertama dilakukan di sel paling kiri dan

    paling atas (northwest) matriks kemudian bergerak ke kanan atau ke bawah sesuai

    permintaan dan kapasitas produksi yang sesuai.

    Besar alokasi ini akan mencukupi salah satu, kapasitas tempat asal baris pertama

    dan atau permukaan tempat tujuan dari kolom pertama. Jika kapasitas tempat asal

    pertama terpenuhi kita bergerak ke bawah menyusur kolom pertama dan menentukan

    alokasi yang akan mencukupi atau kapasitas tempat asal baris kedua atau mencukupi

    tujuan yang masih kurang dari kolom pertama. Di lain pihak, jika alokasi pertama

    memenuhi permintaan tempat tujuan di kolom pertama, kita bergerak ke kanan di baris

    pertama dan kemudian menentukan alokasi yang kedua atau yang memenuhi kapasitas

    tersisa dari baris satu atau memenuhi permintaan tujuan dari kolom dua dan seterusnya.

    Untuk masalah seperti pada Table 1.1 di atas, maka apabila diselesaikan dengan metode

    NWC akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

    Penggunaan metode NWC mengharuskan sel O1 D1, yang terletak di sudut kiri atas diisi.

    Alokasi diterapkan X11 = 80 unit untuk memenuhi permintaan yang ternyata lebih kecil darikapasitas O1. Ini berarti permintaan tujuan D1= 80 dapat dipenuhi dari O1. Ternyata

    produksi O1 masih mempunyai (100 - 80) = 20 unit kapasitas yang belum disalurkan. Sisa

    yang 20 unit ini di alokasikan kepada permintaan D2 yang permintaannya 50 unit. Untuk

    memenuhi kekurangan kebutuhan D2, yaitu kurang 30 unit maka diambil dari D2 dengan

    demikian maka sel O1D2 atau X12 = 20 dan sel O2D2 atau X22 = 30. Sisa produksi D2

    setelah dikurangi 30 unit adalat 60 unit, sisa ini di alokasikan ke sel O 2D3 atau X23 yang

    secara keseluruhan. Permintaan D3 adalah 90 unit dan telah tersedia 60 unit dari O2.

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    4/57

    63

    Kekurangan 30 unit diambilkan dari produksi O3 sehingga X23 = 70 dan X33 = 30. Sisa

    produksi O3 sebanyak 40 unit yaitu (70-30) di alokasikan ke permintaan D4 dan permintaan

    D4 sebanyak 60 unit dilengkapi dengan mengambil 20 unit dari produksi O4. Dengan

    demikian produksi O4 tersisa 70 unit dialokasikan ke permintaan D5.

    Tabel 2.1. Matriks biaya transportasi tiap barang dan jumlah alokasi distribusibarang dari tempat asal (pabrik) ke tempat tujuan (kota tujuan)

    Tempat

    Asal

    Destination (Tempat Tujuan)Kapasitas

    PabrikD1 D2 D3 D4 D5

    12 4 9 5 9

    100O1 80 20

    8 1 6 6 7

    90O2 30 60

    1 12 4 7 7

    70O3 30 40

    10 15 6 9 1

    90O4 20 70

    Permin-

    taan 80 50 90 60 70 350

    Berdasarkan Tabel 2.1 di atas diperoleh sistem transportasi sebagai berikut: Sel O1D1 atau

    X11 = 80, sel O1D2 atau X12 = 20, sel O2D2 atau X22 = 30, sel O2D3 atau X23 = 60, sel O3D3

    atau X33 = 30, sel O3D4 atau X34 = 40, sel O4D4 atau X44 = 20, dan sel O4D5 atau X45 = 70.

    Besarnya biaya transportasi dengan metode NWC adalah80 (12) + 20 (4) + 30 (1) + 60 (6) + 30 (4) + 40 (7) + 20 (9) + 70 (1) = 2.080.

    ii. Metode InspeksiMetode ini untuk persoalan transportasi berdimensi kecil, hal ini akan memberikan

    pengurangan waktu. Alokasi pertama dibuat terhadap sel yang berkaitan dengan biaya

    pengangkutan terendah. Sel dengan ongkos terendah ini diisi sebanyak mungkin dengan

    mengingat persyaratan kapasitas produksi (origin) maupun permintaan tempat tujuan.

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    5/57

    64

    Kemudian beralih ke sel termurah berikutnya dan mengadakan alokasi dengan

    memperhatikan kapasitas yang tersisa dari permintaan baris dan kolom. Dalam

    perhitungannya metode ini membuat matriks sesuai dengan persyaratan. Untuk

    permasalahan transportasi di atas apabila dilakukan dengan metode Inspeksi maka

    langkah-langkahnya sebagai berikut:

    Biaya terkecil adalah 1 yaitu pada sel O2D2, O3D1, dan O4D5. Sel-sel ini kita isi dengan

    memperhatikan kapasitas dan permintaan, yaitu dengan mencari nilai minimum dari

    keduanya.

    Sel O2D2 kita isi 50, sehingga kapasitas O2 menjadi 40 dan permintaan D2 menjadi 0,

    kemudian kolom D2 kita tandai dan tidak kita olah pada program selanjutnya.

    Sel O3D1 kita isi 70, sehingga kapasitas O3 menjadi 0 dan permintaan D2 menjadi 10,

    kemudian baris O3 kita tandai dan tidak kita olah pada program selanjutnya.

    Sel O4D5 kita isi 70, sehingga kapasitas O4 menjadi 20 dan permintaan D5 menjadi 0,

    kemudian kolom D5 kita tandai dan tidak kita olah pada program selanjutnya.

    Hasil perhitungan di atas ini dapat dilihat pada Tabel 2.2.

    Tabel 2.2.

    Tempat

    Asal

    Destination (Tempat Tujuan) Kapasitas

    PabrikD1 D2 D3 D4 D5

    12 4 9 5 9

    100O1

    8 1 6 6 7 40

    90O2 50

    1 12 4 7 7 0

    70O3 70

    10 15 6 9 1 20

    90O4 70

    Permin-

    taan

    10 0 0

    80 50 90 60 70 350

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    6/57

    65

    Biaya terkecil selanjutnya adalah 5 yang terletak pada sel O1D4. Sel O1D4 kita isi minimum

    dari kapasitas O1dan permintaan D4, sehingga kita isi dengan 60 unit. Dengan pengisian

    60 unit pada sel O1D4 maka kapasitas O1 menjadi 40 dan permintaan D4 menjadi 0,

    kemudian kolom D4 kita tandai dan tidak kita olah pada program selanjutnya. Hasil

    perhitungan ini dapat kita hihat pada Tabel 2.3.

    Tabel 2.3.

    Tempat

    Asal

    Destination (Tempat Tujuan) Kapasitas

    PabrikD1 D2 D3 D4 D5

    12 4 9 5 9 40

    100O1 60

    8 1 6 6 7 40

    90O2 50

    1 12 4 7 7 0

    70O3 70

    10 15 6 9 1 20

    90O4 70

    Permin-

    taan

    10 0 50 30 0 0

    80 50 90 60 70 350

    Biaya terkecil selanjutnya adalah 6 yang terletak pada sel O2D3. dan sel O4D3. Sel O2D3

    kita isi minimum dari sisa kapasitas O2 dan permintaan D3, sehingga kita isi dengan 40

    unit. Dengan pengisian 40 unit pada sel O2D3 maka kapasitas O2 menjadi 0 dan

    permintaan D3 menjadi 50, kemudian baris O2 kita tandai dan tidak kita olah pada program

    selanjutnya. Sel O4D3 kita isi minimum dari sisa kapasitas O4 dan sisa permintaan D3,

    sehingga kita isi dengan 20 unit. Dengan pengisian 20 unit pada sel O 4D3 maka kapasitas

    O4 menjadi 0 dan permintaan D3 menjadi 30, kemudian baris 42 kita tandai dan tidak kita

    olah pada program selanjutnya.

    Hasil perhitungan ini dapat kita hihat pada Tabel 2.4.

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    7/57

    66

    Tabel 2.4.

    TempatAsal

    Destination (Tempat Tujuan) KapasitasPabrikD1 D2 D3 D4 D5

    12 4 9 5 9 40

    100O1 60

    8 1 6 6 7 40

    90O2 50 40

    1 12 4 7 7 0

    70O3 7010 15 6 9 1 20

    90O4 20 70

    Permin-

    taan

    10 0 50 30 0

    80 50 90 60 70 350

    Selanjutnya kekurangan dari permintaan D1 sebanyak 10 unit, dan kekurangan permintaan

    D2 sebanyak 30 unit di alokasikan dari sisa produksi D1 yang besarnya 40 unit. Dengan

    demikian maka semua permintaan maupun pemawaran telah selesai dan diperoleh Tabel2.5 berikut.

    Tabel 2.5.

    Tempat

    Asal

    Destination (Tempat Tujuan) Kapasitas

    PabrikD1 D2 D3 D4 D5

    12 4 9 5 9 40

    100O1 10 30 60

    8 1 6 6 7 4090O2 50 40

    1 12 4 7 7 0

    70O3 70

    10 15 6 9 1 20

    90O4 20 70

    Permin-

    taan

    10 0 50 30 0 0

    80 50 90 60 70 350

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    8/57

    67

    Berdasarkan Tabel 2.5 di atas diperoleh sistem transportasi sebagai berikut: X11 = 10, X13

    = 30, X14 = 60, X22 = 50, X23 = 40, X31 = 70, X43 = 20, dan X45 = 70. Besarnya biaya

    transportasi dengan metode Inspeksi adalah

    10 (12) + 30 (9) + 60 (5) + 50 (1) + 40 (6) + 70 (1) + 20 (6) + 70 (1) = 1240.

    iii. Metode VAM ( Vogel Approximation Method)Metode VAM ini didasarkan atas beda kolom dan beda baris yang menentukan

    perbedaan antara dua ongkos termurah dalam satu kolom atau satu baris. Setiap

    perbedaan dapat dianggap sebagai penalti, karena menggunakan route termurah. Beda

    baris atau beda kolom berkaitan dengan penalti tertinggi, merupakan baris atau kolom

    yang akan diberi alokasi pertama. Alokasi pertama ini, atau menghabiskan tempat

    Kapasitas produksi, atau menghabiskan permintaan tujuan atau kedua-duanya.

    Untuk memperjelas metode ini, marilah kita mengerjakan soal yang sama dengan diatas

    dengan menggunakan metode VAM.

    Masalah transportasi ini adalah:

    Tabel 2.6.

    Tempat

    Asal

    Destination (Tempat Tujuan) Kapasitas

    Pabrik

    Beda

    BarisD1 D2 D3 D4 D5

    12 4 9 5 9

    O1 100

    8 1 6 6 7

    O2 90

    1 12 4 7 7

    O3 70

    10 15 6 9 1

    O4 90

    Permin-

    taan 80 50 90 60 70 350

    Beda

    Kolom

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    9/57

    68

    Besarnya beda baris dan beda kolom adalah sebagai berikut.

    Tabel 2.7. Beda baris dan beda kolom.

    Baris atau kolom Dua biaya termurah Beda baris ataubeda kolom

    Baris O1 4 dan 5 1Baris O2 1 dan 6 5Baris O3 1 dan 4 3Baris O4 1 dan 6 5Kolom D1 1 dan 8 7Kolom D2 1 dan 4 3Kolom D3 4 dan 6 2Kolom D4 5 dan 6 1Kolom D5 1 dan 7 6

    Beda baris atau beda kolom terbesar adalah 7 yaitu pada kolom D1, biaya termurah kolom

    D1 adalah 1 yaitu pada sel O3D1. Oleh karena itu sel O3D1 ini diisi terlebih dahulu, yang

    besarnya adalam minimum kapasitas O3 dan permintaan D1 yaitu 70. Dengan mengisi sel

    O3D1 sebesar 70, maka kapasitas O3 menjadi 0 dan permintaan D1 menjadi 10. Dengan

    demikian baris O3 kita tandai dan tidak dimasukkan dalam program selanjutnya.

    Hasil perhitungan ini dapat kita lihat pada Tabel 2.8.

    Tabel 2.8.

    Origin(Tempat

    Asal)

    Destination (Tempat Tujuan) KapasitasPabrik

    BedaBarisD1 D2 D3 D4 D5

    12 4 9 5 9

    O1 100 1

    8 1 6 6 7

    O2 90 5

    1 12 4 7 7

    O3 70 70 3

    10 15 6 9 1

    O4 90 5

    Demand(Permin-

    taan)

    10

    80 50 90 60 70 350

    BedaKolom

    7 3 2 1 6

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    10/57

    69

    Besarnya beda baris dan beda kolom berikutnya adalah sebagai berikut.

    Tabel 2.9. Beda baris dan beda kolom

    Baris atau kolom Dua biaya termurah Beda baris ataubeda kolom

    Baris O1 4 dan 5 1Baris O2 1 dan 6 5Baris O4 1 dan 6 5Kolom D1 8 dan 10 2Kolom D2 1 dan 4 3Kolom D3 6 dan 6 0Kolom D4 5 dan 6 1Kolom D5 1 dan 7 6

    Beda baris atau beda kolom terbesar adalah 6 yaitu pada kolom D5, biaya termurah kolom

    D5 adalah 1 yaitu pada sel O4D5. Oleh karena itu sel O4D5 ini diisi terlebih dahulu, yang

    besarnya adalam minimum kapasitas O4 dan permintaan D5 yaitu 70. Dengan mengisi sel

    O4D5 sebesar 70, maka kapasitas O4 menjadi 20 dan permintaan D5 menjadi 0. Dengan

    demikian kolom D5 kita tandai dan tidak dimasukkan dalam program selanjutnya.

    Hasil perhitungan ini dapat kita lihat pada Tabel 2.10.

    Tabel 2.10.

    TempatAsal

    Destination (Tempat Tujuan) KapasitasPabrik

    BedaBarisD1 D2 D3 D4 D5

    12 4 9 5 9

    O1 100 1

    8 1 6 6 7

    O2 90 5

    1 12 4 7 7 0O3 70 70

    10 15 6 9 1 20O4 70 90 5

    Permin-taan

    10 0

    80 50 90 60 70 350

    BedaKolom

    2 3 0 1 6

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    11/57

    70

    Besarnya beda baris dan beda kolom berikutnya adalah sebagai berikut.

    Tabel 2.11. Beda baris dan beda kolom

    Baris atau kolom Dua biaya termurah Beda baris ataubeda kolom

    Baris O1 4 dan 5 1Baris O2 1 dan 6 5Baris O4 6 dan 9 3Kolom D1 8 dan 10 2Kolom D2 1 dan 4 3Kolom D3 6 dan 6 0Kolom D4 5 dan 6 1

    Beda baris atau beda kolom terbesar adalah 5 yaitu pada baris O2, biaya termurah kolom

    O2 adalah 1 yaitu pada sel O2D2. Oleh karena itu sel O2D2 ini diisi terlebih dahulu, yang

    besarnya adalam minimum kapasitas O2 dan permintaan D2 yaitu 50. Dengan mengisi sel

    O2D2 sebesar 50, maka kapasitas O2 menjadi 40 dan permintaan D2 menjadi 0. Dengan

    demikian kolom D2 kita tandai dan tidak dimasukkan dalam program selanjutnya.

    Hasil perhitungan ini dapat kita lihat pada Tabel 2.12.

    Tabel 2.12.

    TempatAsal

    Destination (Tempat Tujuan) KapasitasPabrik

    BedaBarisD1 D2 D3 D4 D5

    12 4 9 5 9

    O1 100 1

    8 1 6 6 7 40O2 50 90 5

    1 12 4 7 70O3 70 70

    10 15 6 9 1 20O4 70 90 3

    Permin-taan

    10 0 0

    80 50 90 60 70 350

    BedaKolom

    2 0 1 6

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    12/57

    71

    Besarnya beda baris dan beda kolom berikutnya adalah sebagai berikut.

    Tabel 2.13. Beda baris dan beda kolom.

    Baris atau kolom Dua biaya termurahBeda baris ataubeda kolom

    Baris O1 4 dan 9 4Baris O2 6 dan 6 0Baris O4 6 dan 9 3Kolom D1 8 dan 10 2Kolom D3 6 dan 6 0Kolom D4 5 dan 6 1

    Beda baris atau beda kolom terbesar adalah 4 yaitu pada baris O1, biaya termurah barisO1 adalah 5 yaitu pada sel O1D4. Oleh karena itu sel O1D4 ini diisi terlebih dahulu, yang

    besarnya adalam minimum sisa kapasitas O1 dan permintaan D4 yaitu 60. Dengan mengisi

    sel O1D4 sebesar 60, maka kapasitas O1 menjadi 40 dan permintaan D4 menjadi 0.

    Dengan demikian baris O4 kita tandai dan tidak dimasukkan dalam program selanjutnya.

    Hasil perhitungan ini dapat kita lihat pada Tabel 2.14.

    Tabel 2.14.

    TempatAsal

    Destination (Tempat Tujuan) KapasitasPabrik

    BedaBarisD1 D2 D3 D4 D5

    12 4 9 5 9 40O1 60 100 4

    8 1 6 6 7 40O2 50 90 0

    1 12 4 7 7 0

    O3 70 7010 15 6 9 1 20

    O4 70 90 3

    Permin-taan

    10 0 0 0

    80 50 90 60 70 350

    BedaKolom

    2 0 1

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    13/57

    72

    Besarnya beda baris dan beda kolom berikutnya adalah sebagai berikut.

    Tabel 2.15. Beda baris dan beda kolom.

    Baris atau kolom Dua biaya termurah Beda baris ataubeda kolom

    Baris O1 9 dan 12 3Baris O2 6 dan 8 2Baris O4 6 dan 10 4Kolom D1 8 dan 10 2Kolom D3 6 dan 6 0

    Beda baris atau beda kolom terbesar adalah 4 yaitu pada baris O4, biaya termurah baris

    O4 adalah 6 yaitu pada sel O4D3. Oleh karena itu sel O4D3 ini diisi terlebih dahulu, yang

    besarnya adalam minimum sisa kapasitas O4 dan permintaan D3 yaitu 20. Dengan mengisi

    sel O4D3 sebesar 20, maka kapasitas O4 menjadi 0 dan permintaan D2 menjadi 80.

    Dengan demikian baris O4 kita tandai dan tidak dimasukkan dalam program selanjutnya.

    Hasil perhitungan ini dapat kita lihat pada Tabel 2.16.

    Tabel 2.16.

    TempatAsal

    Destination (Tempat Tujuan) KapasitasPabrik

    BedaBarisD1 D2 D3 D4 D5

    12 4 9 5 9 40O1 60 100 3

    8 1 6 6 7 40O2 50 90 2

    1 12 4 7 7 0O3 70 70

    10 15 6 9 1 20 0O4 20 70 90 4

    Permin-taan

    10 0 70 0 0

    80 50 90 60 70 350

    BedaKolom

    2 0 1

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    14/57

    73

    Besarnya beda baris dan beda kolom berikutnya adalah sebagai berikut.

    Tabel 2.17. Beda baris dan beda kolom.

    Baris atau kolom Dua biaya termurahBeda baris ataubeda kolom

    Baris O1 9 dan 12 3Baris O2 6 dan 8 2Kolom D1 8 dan 12 4Kolom D3 6 dan 9 3

    Beda baris atau beda kolom terbesar adalah 4 yaitu pada kolom D1, biaya termurah kolom

    O1 adalah 8 yaitu pada sel O2D1. Oleh karena itu sel O2D1 ini diisi terlebih dahulu, yang

    besarnya adalam minimum sisa kapasitas O2 dan permintaan D1 yaitu 10. Dengan mengisi

    sel O2D1 sebesar 10, maka kapasitas O2 menjadi 30 dan permintaan D1 menjadi 0.

    Dengan demikian baris D1 kita tandai dan tidak dimasukkan dalam program selanjutnya.

    Hasil perhitungan ini dapat kita lihat pada Tabel 2.18.

    Tabel 2.18.

    Tempat

    Asal

    Destination (Tempat Tujuan) Kapasitas

    Pabrik

    Beda

    BarisD1 D2 D3 D4 D5

    12 4 9 5 9 40 0O1 40 60 100 3

    8 1 6 6 7 40 30O2 10 50 30 90 2

    1 12 4 7 7 0O3 70 70

    10 15 6 9 1 20 0

    O4 20 70 90

    Permin-taan

    10 0 0 70 0 0

    80 50 90 60 70 350

    BedaKolom

    4 3

    Terakhir kekurangan kebutuhan D3 dicukupi oleh sisa dari O1 sebanyak 40 dan sisa O2

    sebanyak 30. Dengan demikian kita peroleh sistem transportasi sebagai berikut: X13 = 40,

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    15/57

    74

    X14 = 60, X21 = 10, X22 = 50, X23 = 30, X31 = 70, X43 = 20, dan X45 = 70. Besarnya biaya

    transportasi dengan metode VAM adalah

    40 (9) + 60 (5) + 10 (8) + 50 (1) + 30 (6) + 70 (1) + 20 (6) + 70 (1) = 1230.

    b. Menentukan Nilai Optimal

    Dari ketiga metode tersebut di atas dapat kita lihat bahwa metode yang paling sederhana

    adalah metode NWC, tetapi hasil dari metode ini umumnya kurang memuaskan.

    Sedangkan dengan metode VAM hasilnya paling baik, tetapi perhitungannya cukup rumit.

    Metode Inspeksi secara perhitungan sederhana, tetapi hasilnya mendekati dengan matode

    VAM.

    Jika kita diberi pertanyaan, metode mana yang akan dipakai untuk menyelesaikan

    masalah transportasi?. Maka jawabnya tergantung banyaknya sumber (banyaknya tempat

    produksi), banyaknya tempat tujuan serta waktu yang disediakan untuk memutuskan.

    Bilamana diberi waktu yang cukup, maka akan digunakan metode VAM, tetapi apabila

    waktu untuk memutuskan sempit maka metode Inspeksi sudah cukup baik.

    Masalah yang perlu ditanyakan lagi ialah apakah dengan metode Inspeksi atau VAM telah

    mencapai biaya optimum?. Untuk menjawab pertanyaan ini, ada dua metode untukmengetahui apakah sudah optimum atau belum, untuk mengetahui optimalitas model

    transportasi digunakan metode Steppingstone atau metode Modi.

    i. Metode SteppingstoneMetode Steppingstone bekerja dengan mempertimbangkan opportinity cost dari sel

    kosong, yaitu berkurangnya biaya akibat pemindahan model pengangkutan bilamana sel

    kosong itu diisi satu barang. Sebagai ilustrasi perhatikan contoh berikut:

    Tabel 2.19. Menghitung opportunity cost sel kosong

    TempatAsal

    Destination ( Tujuan)

    KapasitasD1 D2 D3

    O1

    10 5 7

    10060 10 30

    O2

    6 4 9

    5050

    Permintaan 60 60 30

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    16/57

    75

    Dari Tabel 2.19 di atas, sel kosong adalah sel O2D1 dan sel O2D3, dengan biaya

    transportasi = 60 (10) + 10 (5) + 30 (7) + 50 (4) = 1.060

    Untuk sel O2D1.

    Tabel 2.19.a.

    D1 D2

    O110 5

    -1 +1

    O2 6 4+1 -1

    Andaikan sel O2D1 ini diisi satu barang, maka supaya kondisi seimbang sel O1D1 dan sel

    O2D2 dikurangi satu dan sel O1D2 ditambah satu. Sekarang perhatikan loop O2D1 O1D1

    O1D2 O2D2. Berturut-turut tambah 1, kurang 1, tambah 1, kurang 1. Perubahan

    biaya adalah = 6 - 10 + 5 4 = -3. Jadi opportunity cost sel O 2D1 adalah 3. Ini artinya

    bahwa apabila kita mengisi sel O2D1 satu barang, maka terjadi pengurangan biaya

    sebesar 3.

    Untuk sel O2D3.

    Andaikan sel O2D3 ini diisi satu barang, maka supaya kondisi seimbang sel O2D2 dan sel

    O1D3 dikurangi satu dan sel O2D1 ditambah satu. Sekarang perhatikan loop O2D3 O2D2

    O1D2 O1D3. Berturut-turut tambah 1, kurang 1, tambah 1, kurang 1. Perubahan

    biaya adalah = 9 - 4 + 5 7 = 3. Jadi opportunity cost sel O 2D3 adalah -3. Ini artinya bila

    kita mengisi sel O2D3 satu barang, maka terjadi penambahan biaya sebesar 3.

    Dari perhitungan di atas, maka sel O2D1 harus diisi sebanyak mungkin, sedangkan sel

    O2D3 tidak perlu diisi sebab apabila diisi akan menambah biaya (merugi). Banyaknya

    barang yang dapat diisikan pada sel O2D1 adalah minimum isi sel yang terkurangi yaitu

    O1D1 dan O2D2, jadi sel O2D1 dapat diisi sebesar 50, sehingga terbentuk Tabel 2.19.b.

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    17/57

    76

    Tabel 2.19.b.

    TempatAsal

    Destination (Tujuan) Kapasitas

    D1 D2 D3

    O110

    105

    607

    30100

    O26

    504 9

    50

    Permintaan 60 60 30

    Dari Tabel 2.19.b di atas, sel kosong adalah sel O2D2 dan sel O2D3.

    Untuk sel O2D2.

    Andaikan sel O2D2 ini diisi satu barang, maka supaya kondisi seimbang sel O2D1 dan sel

    O1D2 dikurangi satu dan sel O1D1 ditambah satu. Sekarang perhatikan loop O2D2 O2D1

    O1D1 O1D2. Berturut-turut tambah 1, kurang 1, tambah 1, kurang 1. Perubahan

    biaya adalah = 4 - 6 + 10 5 = 3. Jadi opportunity cost sel O 2D1 adalah -3. Ini artinya bila

    kita mengisi sel O2D2 satu barang, maka terjadi penambahan biaya sebesar 3.

    Untuk sel O2D3.

    Andaikan sel O2D3 ini diisi satu barang, maka supaya kondisi seimbang sel O2D1 dan sel

    O1D3 dikurangi satu dan sel O1D1 ditambah satu. Sekarang perhatikan loop O2D3 O2D1

    O1D1 O1D3. Berturut-turut tambah 1, kurang 1, tambah 1, kurang 1. Perubahan

    biaya adalah = 9 - 6 + 10 7 = 6. Jadi opportunity cost sel O 2D3 adalah -6. Ini artinya bila

    kita mengisi sel O2D3 satu barang, maka terjadi penambahan biaya sebesar 6.

    Dari perhitungan ini, semua opportunity cost sel kosong adalah negatif, maka Tabel 2.19.b.di atas telah optimal, dengan biaya transportasi = 10 (10) + 60 (5) + 30 (7) + 50 (6) = 910.

    Ini cocok bila kita hitung dari 1060 910 = 150, berasal dari pemindahan 50 satuan barang

    dengan opportunity cost 3.

    Untuk kasus di atas, kita dapat bekerja mulai hasil dari NWC, Inspeksi, atau VAM. Apabila

    kita mulai dari NWC, langkah pada metode NWC nya mudah, tetapi akan menjadi sukar

    pekerjaan di Steppingstone, apabila kita mulai dari VAM, maka akan sukar pada langkah di

    VAM nya, tetapi mudah pada langkah Steppingstone. Langkah yang cukup bijaksana

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    18/57

    77

    (meskipu tidak harus), adalah langkah awalnya dengan metode Inspeksi, sebab metode

    Inspeksi perhitungannya mudah dan hasilnya sudah dekat dengan langkah pada VAM.

    Dari langkah awal metode Inspeksi diperoleh hasil seperti Tabel 2.19.c.

    Tabel 2.19.c

    TempatAsal

    Destination (Tempat Tujuan) KapasitasPabrik

    D1 D2 D3 D4 D5

    12 4 9 5 9

    100O1 10 30 60

    8 1 6 6 7

    90O2 50 40

    1 12 4 7 7

    70O3 70

    10 15 6 9 1

    90O4 20 70

    Permin-taan 80 50 90 60 70 350

    Dari Tabel 2.19.c di atas kita buat tabel opportunity cost sel kosong seperti pada Tabel

    2.19.d berikut:

    Tabel 2.19.d. Hasil perhitungan opportunity cost sel kosong

    NoSel

    kosongLoop Perubahan biaya

    Opportunitycost

    1 O1D2 O1D2O1D3O2D3O2D2 4-9+6-1=0 0

    2 O1D5 O1D5O4D5O4D3O1D3 9-1+6-9=5 -53 O2D1 O2D1O1D1O1D3O2D3 8-12+9-6=-1 14 O2D4 O2D4O2D3O1D3O1D4 6-6+9-5=4 -45 O2D5 O2D5O4D5O4D3O2D3 7-1+6-6=6 -66 O3D2 O3D2O3D1O1D1O1D3O2D3O2D2 12-1+12-9+6-1=19 -197 O3D3 O3D3O3D1O1D1O1D3 4-1+12-9=6 -68 O3D4 O3D4O3D1O1D1O1D4 7-1+12-5=13 -139 O3D5 O3D5O4D5O4D3O1D3O1D1O3D1 7-1+6-9+12-1=14 -14

    10 O4D1 O4D1O1D1O1D3O4D3 10-12+9-6=1 -111 O4D2 O4D2O2D2O2D3O4D3 15-1+6-6=14 -14

    12 O4D4 O4D4O4D3O1D3O1D4 9+6+9-5=7 -7

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    19/57

    78

    Dari tabel 2.19.d. di atas, terlihat bahwa opportunity cost terbesar adalah pada sel O2D1

    sehingga sel ini harus diisi sebanyak mungkin. Sel ini diisi sebanyak minimun dari sel O1D1

    dan O2D3 yaitu sebanyak 10. Sehingga Tabel 2.19.d. menjadi Tabel 2.19.e berikut:

    Tabel 2.19.e.

    TempatAsal

    Destination (Tempat Tujuan) KapasitasPabrik

    D1 D2 D3 D4 D5

    12 4 9 5 9

    100O1 40 60

    8 1 6 6 7

    90O2 10 50 30

    1 12 4 7 7

    70O3 70

    10 15 6 9 1

    90O4 20 70

    Permin-

    taan 80 50 90 60 70 350

    Dari Tabel 2.19.e. di atas kita buat tabel opportunity cost semua sel kosong sehingga

    diperoleh Tabel 2.19.f berikut:

    Tabel 2.19.f.

    NoSel

    kosongLoop Perubahan biaya

    Opportunitycost

    1 O1D1 O1D2O1D3O2D3O2D1 12-9+6-8=1 -1

    2 O1D2 O1D2O1D3O2D3O2D2 4-9+6-1=0 03 O1D5 O1D5O4D5O4D3O1D3 9-1+6-9=5 -54 O2D4 O2D4O2D3O1D3O1D4 6-6+9-5=3 -35 O2D5 O2D5O4D5O4D3O2D3 7-1+6-6=6 -66 O3D2 O3D2O3D1O2D1O2D3 12-1+8-1=18 -187 O3D3 O3D3O3D1O2D1O2D3 4-1+8-6=5 -58 O3D4 O3D4O3D1O2D1O2D3O1D3O1D4 7-1+8-6+9-5=12 -129 O3D5 O3D5O4D5O4D3O2D3O2D1O3D1 7-1+6-6+8-1=13 -13

    10 O4D1 O4D1O2D1O2D3O4D3 10-8+6-6=2 -211 O4D2 O4D2O2D2O2D3O4D3 15-1+6-6=14 -14

    12 O4D4 O4D4O4D3O1D3O1D4 9+6+9-5=7 -7

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    20/57

    79

    Dari Tabel 2.19.f. terlihat bahwa tidak ada lagi sel kosong yang mempunyai opportunity

    cost positif, ini berarti bahwa Tabel 2.4.f telah optimal, dengan biaya transportasi =40 (9) +

    60 (5) + 10 (8) + 50 (1) + 30 (6) + 70 (1) + 20 (6) + 70(1) = 1.230.

    Sebagai catatan bahwa opportunity cost sel O1D2 adalah nol, ini berarti bahwa sel ini diisi

    maupun tidak, tidak akan menambah atau mengurangi biaya transportasi.

    ii. Modified Distribution Method(MODI)Pada penyelesaian metode Steppingstone umumnya akan mengalami kesulitan utama

    pada menentukan loop, apalagi kalau banyaknya sumber (tempat asal) atau tempat

    tujuan banyak. Metode Modi meniadakan loop yang banyak, dimana pada metode Modi ini

    setiap langkah mencari opportunity cost terbesar hanya memerlukan satu kali loop.

    Untuk membahas metode ini, perlu dikenalkan beberapa istilah / singkatan yang akan

    digunakan untuk merumuskan masalah transportasi.

    Misalkan banyaknya tempat asal adalah m dan banyaknya tempat tujuan n, dan misalkan

    Oi = tempat asal ke i, dimana i = 1, 2, ..., m.

    Dj = tempat tujuan ke j, dimana j = 1, 2, ..., n.

    Cij = besarnya biaya satuan pengiriman barang dari Oi ke Dj.

    Vi = bilangan baris, dimana i = 1, 2, ..., m.

    Uj = bilangan kolom, dimana j = 1, 2, ..., n.

    Kij = bilangan sel kosong.

    Langkah-langkah menghitung opportunity cost sel kosong.

    1. Menghitung Vi dan Uj berdasarkan sel yang telah terisi sehingga denganhubungan Cij = Vi + Uj. Dimana pertama kali kita dapat memberikan sebarang

    bilangan pada salah satu Vi atau Uj.

    2. Menghitung Kij pada sel kosong dengan ketentuan Kij = Vi + Uj.3. Menghitung opportunity cost sel kosong dengan ketentuan

    Opportunity cost= Kij Cij.

    Sebagai ilistrasi perhatikan tabel berikut:

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    21/57

    80

    Tabel 2.19.f

    TempatAsal

    Destination ( Tujuan) Kapasitas Bil Baris(Vi)

    D1 D2 D3

    O110

    60

    5

    10

    7

    30100 0

    O2K21

    6

    4

    50

    K23 950 1

    Permintaan 60 60 30

    Bil Kolom (Uj) 10 5 7

    Misalkan kita ambil sebarang bilangan untuk V1 = 0, maka kita kita peroleh:

    U1 = C11 V1 = 10 0 = 10

    U2 = C12 V1 = 5 0 = 5

    U3 = C13 V1 = 7 0 = 7V2 = C22 U2 = 4 5 = 1

    K21 = V2 + U1 = (1) + 10 = 9

    K23 = V2 + U3 = (1) + 7 = 6

    Opportunity costsel O2D1 = K21 C21 = 9 6 = 3

    Opportunity costsel O2D3 = K23 C23 = 6 9 = 3

    Selanjutnya kita akan menghitung opportunity cost sel kosong pada masalah di atas

    dengan Modi. Pertama misalkan kita ambil Tabel hasil dari metode Inspeksi yaitu seperti

    Tabel 2.19.g berikut:

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    22/57

    81

    Tabel 2.19.g.

    TempatAsal

    Destination (Tempat Tujuan)Kapasitas

    PabrikBil

    Baris(Vi)D1 D2 D3 D4 D5

    12 4 9 5 9

    1000

    O1 10 30 608 1 6 6 7

    90O2 50 40

    1 12 4 7 7

    70O3 70

    10 15 6 9 1

    90O4 20 70Perminta

    an 35080 50 90 60 70Bil.

    Kolom

    Misalkan kita ambil V1 = 0, maka U1 = 12, U3 = 9, U4 = 5.

    Dari U1 = 12, diperoleh V3 = -11, dari U3 = 9, diperoleh V2 = -3, dan V4 = -3, dari V2 = -3,

    diperoleh U2 = 4, dan dari V4 = -3, diperoleh U5 = 4.

    Selanjutnya dengan menghitung Kij = = Vi + Uj, maka kita peroleh Tabel 2.19.h.

    Tabel 2.19.h.

    TempatAsal

    Destination (Tempat Tujuan) KapasitasPabrik

    Bil Baris(Vi)D1 D2 D3 D4 D5

    12 4 9 5 9

    1000

    O1 10 30 60

    8 1 6 6 7

    90-3

    O2 50 401 12 4 7 7

    70-11

    O3 7010 15 6 9 1

    90-3

    O4 20 70

    Permintaan

    35080 50 90 60 70

    Bil.Kolom

    12 4 9 5 4

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    23/57

    82

    Tabel 2.19.i. Hasil Perhitungan Opportunity cost sel kosong

    No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Selkosong

    O1D2 O1D5 O2D1 O2D4 O2D5 O3D2 O3D3 O3D4 O3D5 O4D1 O4D2 O4D4

    Oppcost

    0 -5 1 -4 -6 -19 -6 -13 -14 -1 -14 -7

    Dari hasil ini, bandingkan dengan Tabel 2.19.d.

    Perhitungan selanjutnya sama dengan metode Steppingstone.

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    24/57

    83

    c. Penyelesaian Masalah Transportasi dengan Program Komputer

    i. Program Lindo

    Seperti pada penyelesaian program Linear dengan Lindo, masalah transportasi juga dapat

    dikerjakan dengan Lindo, yaitu dengan memandang masalah transportasi sebagai

    program Linear. Berikut akan dibahas masalah transportasi yang sama di atas, tetapi

    solusinya dengan Program Lindo.

    TempatAsal

    Destination (Tempat Tujuan) KapasitasPabrikD1 D2 D3 D4 D5

    12 4 9 5 9

    100O18 1 6 6 7

    90O2

    1 12 4 7 7

    70O3

    10 15 6 9 1

    90O4

    Permintaan350

    80 50 90 60 70

    Misalkan banyaknya barang pada sel Xij yaitu banyaknya barang yang dikirim dari pabrik

    Oi ke permintaan Dj, dan cij adalah biaya satuan pengiriman dari pabrik O i ke permintaan

    Dj, maka basarnya biaya pengiriman adalah:

    Z = ijijcX

    Dengan syarat untuk setiap j, = jij DtaanperX min , dan

    Untuk setiap i, =iij

    OkapasitasX .

    Dari ketentuan ini, untuk kasus masalah transportasi ini, maka kita peroleh model.

    Minimumkan biaya: 12X11 + 4X12 +9 X13 + 5X14 + 9X15 + 8X21 + 1X22 + 6X23 + 6X24

    + 7X25 + 1X31 + 12X32 + 4X33 + 7X34 + 7X35 + 10X41 + 15 X42 + 6X43 + 9X44 + 1X45

    Dengan syarat

    X11 + X21 + X31 + X41 = 80

    X12 + X22 + X32 + X42 = 50

    X13 + X23 + X33 + X43 = 90

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    25/57

    84

    X14 + X24 + X34 + X44 = 60

    X15 + X25 + X35 + X45 = 70

    Dan X11 + X12 + X13 + X14 + X15 =100

    X21 + X22 + X23 + X24 + X25 = 90

    X31 + X32 + X33 + X34 + X35 =70

    X41 + X42 + X43 + X44 + X45 = 90

    Xij 0, untuk setiap i dan j.

    Dalam menyelesaikan program linear maupun masalah transportasi, indeks ditulis sejajar

    dengan variabelnya sehingga dalam penulisan pada Lindo sebagai berikut.

    MIN 12X11+4X12+9X13+5X14+9X15+8X21+1X22+6X23+6X24+7X25

    +1X31+12X32+4X33+7X34+7X35+10X41+15X42+6X43+9X44+1X45

    SUBJECT TO

    X11+X12+X13+X14+X15=100

    X21+X22+X23+X24+X25=90

    X31+X32+X33+X34+X35=70

    X41+X42+X43+X44+X45=90

    X11+X21+X31+X41=80

    X12+X22+X32+X42=50

    X13+X23+X33+X43=90

    X14+X24+X34+X44=60

    X15+X25+X35+X45=7

    END

    Setelah program Lindo dijalankan, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut.

    LP OPTIMUM FOUND AT STEP 8

    OBJECTIVE FUNCTION VALUE

    1) 1230.000

    VARIABLE VALUE REDUCED COST

    X11 0.000000 1.000000

    X12 40.000000 0.000000

    X13 0.000000 0.000000

    X14 60.000000 0.000000

    X15 0.000000 5.000000

    X21 10.000000 0.000000

    X22 10.000000 0.000000

    X23 70.000000 0.000000

    X24 0.000000 4.000000

    X25 0.000000 6.000000

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    26/57

    85

    X31 70.000000 0.000000

    X32 0.000000 18.000000

    X33 0.000000 5.000000

    X34 0.000000 12.000000

    X35 0.000000 13.000000

    X41 0.000000 2.000000

    X42 0.000000 14.000000

    X43 20.000000 0.000000

    X44 0.000000 7.000000

    X45 70.000000 0.000000

    ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES

    2) 0.000000 0.000000

    3) 0.000000 3.000000

    4) 0.000000 10.000000

    5) 0.000000 3.0000006) 0.000000 -11.000000

    7) 0.000000 -4.000000

    8) 0.000000 -9.000000

    9) 0.000000 -5.000000

    10) 0.000000 -4.000000

    NO. ITERATIONS= 8

    RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED:

    OBJ COEFFICIENT RANGES

    VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLECOEF INCREASE DECREASE

    X11 12.000000 INFINITY 1.000000

    X12 4.000000 0.000000 4.000000

    X13 9.000000 INFINITY 0.000000

    X14 5.000000 4.000000 INFINITY

    X15 9.000000 INFINITY 5.000000

    X21 8.000000 1.000000 5.000000

    X22 1.000000 4.000000 0.000000

    X23 6.000000 0.000000 2.000000

    X24 6.000000 INFINITY 4.000000

    X25 7.000000 INFINITY 6.000000

    X31 1.000000 5.000000 INFINITY

    X32 12.000000 INFINITY 18.000000X33 4.000000 INFINITY 5.000000

    X34 7.000000 INFINITY 12.000000

    X35 7.000000 INFINITY 13.000000

    X41 10.000000 INFINITY 2.000000

    X42 15.000000 INFINITY 14.000000

    X43 6.000000 2.000000 5.000000

    X44 9.000000 INFINITY 7.000000

    X45 1.000000 5.000000 INFINITY

    RIGHTHAND SIDE RANGES

    ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    RHS INCREASE DECREASE

    2 100.000000 0.000000 0.000000

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    27/57

    86

    3 90.000000 0.000000 0.000000

    4 70.000000 0.000000 0.000000

    5 90.000000 0.000000 0.000000

    6 80.000000 0.000000 0.000000

    7 50.000000 0.000000 0.000000

    8 90.000000 0.000000 0.000000

    9 60.000000 0.000000 0.000000

    10 70.000000 0.000000 0.000000

    Tampilan yang muncul pada layar editor di atas merupakan penyelesaian suatu masalah

    transportasi yang dapat diartikan sebagai berikut.

    1. Biaya minimum yang diperlukan untuk pengangkutan barang adalah 1.230 yangdapat dibaca dari

    OBJECTIVE FUNCTION VALUE

    1) 1230.000

    2.Alokasi pengiriman barang dapat diketahui dari nilaivalue pada hasil berikut.

    VARIABLE VALUE REDUCED COST

    X11 0.000000 1.000000

    X12 40.000000 0.000000

    X13 0.000000 0.000000

    X14 60.000000 0.000000X15 0.000000 5.000000

    X21 10.000000 0.000000

    X22 10.000000 0.000000

    X23 70.000000 0.000000

    X24 0.000000 4.000000

    X25 0.000000 6.000000

    X31 70.000000 0.000000

    X32 0.000000 18.000000

    X33 0.000000 5.000000

    X34 0.000000 12.000000

    X35 0.000000 13.000000

    X41 0.000000 2.000000X42 0.000000 14.000000

    X43 20.000000 0.000000

    X44 0.000000 7.000000

    X45 70.000000 0.000000

    a. Dari O1 (tempat asal) dikirimkan ke D2 (tempat tujuan)sebanyak 40 unit, dan keD4 sebanyak 60 unit.

    b. Dari O2 dikirimkan ke D1 sebanyak 10 unit, ke D2 sebanyak 10 dan dikirim keD3 sebanyak 70

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    28/57

    87

    c. Dari O 3 dikirimkan sebanyak 70 unit ke D1.d. Dari O 4 dikirimkan sebanyak 20 unit ke D3, dan 80 unit ke D5

    Reduced Cost adalah lawan dari opportunity cost, jadi apabila Reduced Cost = 4, maka

    opportunitu costnya = -4. Dengan demikian dari hasil di atas, tidak ada opportunity cost

    yang positif, jadi program optimal.

    Pada masalah transportasi keadaan pasar seimbang artinya jumlah permintaan akan

    barang sama dengan jumlah kapasitas produksi, maka dual price tidak memiliki makna

    khusus.

    Selanjutnya hasil berikut menunjukkan perubahan yang dibolehkan agar sistem

    transportasi tetap, dengan biaya optimal.

    RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED:

    OBJ COEFFICIENT RANGES

    VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    COEF INCREASE DECREASE

    X11 12.000000 INFINITY 1.000000

    X12 4.000000 0.000000 4.000000

    X13 9.000000 INFINITY 0.000000

    X14 5.000000 4.000000 INFINITY

    X15 9.000000 INFINITY 5.000000

    X21 8.000000 1.000000 5.000000

    X22 1.000000 4.000000 0.000000

    X23 6.000000 0.000000 2.000000

    X24 6.000000 INFINITY 4.000000

    X25 7.000000 INFINITY 6.000000

    X31 1.000000 5.000000 INFINITY

    X32 12.000000 INFINITY 18.000000

    X33 4.000000 INFINITY 5.000000

    X34 7.000000 INFINITY 12.000000

    X35 7.000000 INFINITY 13.000000

    X41 10.000000 INFINITY 2.000000

    X42 15.000000 INFINITY 14.000000

    X43 6.000000 2.000000 5.000000

    X44 9.000000 INFINITY 7.000000

    X45 1.000000 5.000000 INFINITY

    Misalnya c11 dapat turun sampai 11 atau naik sampai tak berhingga, c12 dapat turun

    sampai 0 dan tidak boleh naik, dan seterusnya.

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    29/57

    88

    Hasil terakhir yaitu

    RIGHTHAND SIDE RANGES

    ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    RHS INCREASE DECREASE

    2 100.000000 0.000000 0.000000

    3 90.000000 0.000000 0.000000

    4 70.000000 0.000000 0.000000

    5 90.000000 0.000000 0.000000

    6 80.000000 0.000000 0.000000

    7 50.000000 0.000000 0.000000

    8 90.000000 0.000000 0.000000

    9 60.000000 0.000000 0.00000010 70.000000 0.000000 0.000000

    Menunjukkan bahwa jumlah produksi maupun jumlah permintaan adalah tetap karena

    memang keadaan pasar seimbang.

    ii. Program Lingo untuk Menyelesaikan Masalah TransportasiLingo adalah salah satu program (software) dibawah Winston satu set bersama-sama

    dengan Lindo. Program Lingo lebih luas cakupannya, namun output (hasil keluaran) nya

    tidak selengkap program Lindo. Pada program Lingo, dapat mengolah data atau rumusan

    non-linear, seperti membuat grafik fungsi sinus, fungsi logarirmis, fungsi eksponen, dan

    lain-lain.

    Bentuk pemrograman Lingo juga lebih rumit sedikit, tetapi akan lebih efisien

    apabila digunakan untuk menyelesaikan masalah transportasi dengan banyak variabel.

    Karena pada program Lingo disediakan perintah (command) looping dengan perintah for ...

    loop. Sebagai contoh masalah transportasi yang sudak kita bahas di atas akan dikerjakandengan program Lingo.

    Permasalahan transportasi di atas supaya lebih jelas, kita tulis lkembali tabelnya sebagai

    berikut.

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    30/57

    89

    Tabel Trasportasi

    TempatAsal

    Destination (Tempat Tujuan)Kapasitas

    PabrikD1 D2 D3 D4 D5

    12 4 9 5 9

    100O18 1 6 6 7

    90O2

    1 12 4 7 7

    70O3

    10 15 6 9 1

    90O4

    Permintaan 35080 50 90 60 70

    Dengan program Lingo, maka perintah untuk menyelesaikan masalah transportasi ini

    adalah.

    Model:Sets:

    ariable /O1, O2, O3, O4/:Asal;

    Permintaan/D1, D2, D3, D4, D5/ :Demand ;

    Links(Kapasitas,Permintaan) :Ship, Cost ;

    Endsets

    Min=@sum(Links:Ship*Cost);

    @for(Permintaan(j) :@sum(Kapasitas(i) :Ship(i,j))>Demand(j)) ;

    @for(Kapasitas(i) :@sum(Permintaan(j) :Ship(i,j))

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    31/57

    90

    Setelah program dijalankan, maka akan diperoleh hasil

    sebagai berikut.

    Rows = 10 Vars = 20 No. integer vars = 0 ( all are linear)

    Nonzeros= 69 Constraint nonz= 40( 40 are +- 1) Density=0.329

    Smallest and largest elements in absolute value = 1.00000

    100.000

    No. < : 4 No. =: 0 No. > : 5, Obj=MIN, GUBs

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    32/57

    91

    Row Slack or Surplus Dual Price

    1 1230.000 1.000000

    2 0.0000000E+00 -11.00000

    3 0.0000000E+00 -4.000000

    4 0.0000000E+00 -9.000000

    5 0.0000000E+00 -5.000000

    6 0.0000000E+00 -4.000000

    7 0.0000000E+00 0.0000000E+00

    8 0.0000000E+00 3.000000

    9 0.0000000E+00 10.00000

    10 0.0000000E+00 3.000000

    Makna hasil keluaran Lingo mirip dengan hasil keluaran dari Lindo, pembaca dipersilahkan

    mengartikan makna hasil keluaran di atas (sebagai latihan)

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    33/57

    92

    iii. Program Solver untuk Menyelesaikan Masalah Transportasi

    Untuk menyelesaikan masalah transportasi dengan Solver, maka kita buat tabel biaya,

    kapasitas, dan permintaan pada lembar kerja excel seperti berikut.

    Langkah awal adalah membuat Tabel biaya pengiriman, kapasitas produksi dan

    permintaan. Tabel ini kita copy dan diletakkan dibawahnya, dengan mengganti menjadi

    Tabel Benyaknya Pengiriman Barang. Nilai awal yang diberikan kepada banyaknya barang

    yang dikirim dari Oi ke Dj adalah 0. Sedangkan banyaknya barang yang dikirim dari O i

    adalah jumlah banyaknya barang yang dikirim dari O i ke Dj untuk suatu i. Jadi dalam hal ini

    sel G16 ditulis dengan formula =SUM(B16:F16). Formula ini di-copy-kan ke sel G17

    sampai G19. Selanjutnya banyaknya Penerimaan Barang adalah jumlah barang yang

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    34/57

    93

    diterima dari Oi ke Dj untuk suatu j. Jadi dalam hal ini sel B20 ditulis dengan formula

    =SUM(B16:B19). Formula ini di-copy-kan ke sel C20 sampai F20.

    Biaya Pengiriman merupakan kelipatan yang seletak antara banyaknya barang yang

    dikirim dengan biaya satuan pengiriman. Oleh karena itu pada sel B22 kita tuliskan formula

    =SUMPRODUCT(B6:F9,B16:F19).

    Menjalankan Solver

    Setelah persiapan pada lembar kerja Excel selesai, saatnya menjalankan Solver, yaitu

    Tools, Solver, maka akan keluar menu Solver.

    Hasil perhitungan total biaya kita letakkan pada sel B2, dan ini tidak diubah ke sel lain oleh

    karena itu semua hasil kita tetapkan dengan menambahkan tanda $ pada sel tempat

    perumusan hasil atau sumber. Sehingga untuk sel Set Target Cell kita ini dengan $B$22.

    Masalah yang kita cari adalah masalah minimumkan biaya transportasi, sehingga pada

    Equal To kita pilih Min. Selanjutnya pada By Changing Cells meminta bagian (kelompok)

    sel yang merupakan variabel. Pada masalah ini adalah menentukan banyaknya barang

    pada sistem transportasi, oleh karena itu kita isikan B18 sampai F19 sehingga kita tulis

    $B$16:$F$19.

    Subject to the Constraints meminta syarat pembatas. Dalam masalah ini ada dua syarat

    pembatas yaitu pembatas permintaan (penerimaan barang) dan Kapasitas Pabrik

    (Banyaknya barang yang dikirim), oleh karena itu.

    Pembatas permintaan yaitu permintaan harus dipenuhi, jadi permintaan kurang dari atau

    sama dengan penerimaan barang. Sehingga $B10:$F$10

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    35/57

    94

    Pembatas kapasitas menyatakan bahwa barang yang dikirim akan kurang dari atau sama

    dengan kapasitas pabrik. Sehingga $G$16:$G$19

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    36/57

    95

    d. Masalah Transportasi Pasar Tidak Seimbang

    Kenyataan di lapangan, keadaan seimbang sangatlah langka. Keadaan yang sering terjadi

    adalah tidak seimbang. Ini desebabkan karena sangat sukar menentukan secara tepat

    kebutuhan lapangan yang sebenarnya. Ketidak seimbangan ada dua macam yaitu

    keadaan jumlah barang yang diproduksi lebih besar daripada kebutuhan lapangan atau

    sebaliknya kebutuhan di lapangan yang lebih besar daripada jumlah barang yang

    diproduksi.

    Penyelesaian Masalah Transportasi Pasar Tidak Seimbang

    1. Jumlah produksi lebih besar daripada permintaan pasarApabila jumlah produksi lebih besar daripada jumlah permintaan di pasar, maka perlu

    ditambah tempat permintaan dummyyaitu permintaan yang tidak sebenarnya yang

    besarnya sama dengan selisih antara jumlah produksi dan jumlah permintaan, dan dalam

    tabel transportasi diberi biaya transportasi sebesar 0. Dalam kenyataan permintaan

    dummyini adalah gudang perusahaan.

    Sebagai contoh, perhatikan masalah transportasi berikut:

    PT Cocacola memproduksi Coco cola, Fanta, dan Sprite di empat kota di Pulau Jawa

    untuk memenuhi permintaan masyarakat, yaitu kota P, Q, R, dan S berturut-turut 50, 70,

    30, dan 80 truk setiap hari. Untuk mempermudah pemasaran, barang-barang produksi

    tersebut dikirim ke lima agen besar yaitu Agen A, B, C, D, dan E berturut-turut 40, 60, 30,

    45, dan 50 truk. Jarak antara pabrik dan agen terlihat pada tabel berikut:

    Tabel Jarak antara Pabrik dan Agen (dalam km)

    Kota Tujuan / Permintaan

    A B C D E

    P 40 105 70 20 40

    Q 60 80 80 20 60

    R 90 30 40 25 70

    S 130 100 60 25 45

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    37/57

    96

    Dalam rangka penghematan penggunaan bahan bakar minyak (BBM), perusahaan akan

    mengirimkan barang-barang produksi tersebut dengan biaya terkecil, yaitu dengan

    meminimumkan jarak tempuh armada truknya. Di lain pihak, perusahaan ini memberi

    pelayanan kepada masyarakat sebaik mungkin, sehingga setiap truk hanya digunakan

    untuk mengirim satu kali. Buatlah sistem Transportasi untuk PT Cocacola ini dan berikan

    komentar saudara tentang sistem produksi pada perusahaan ini?.

    Dari masalah di atas, apabila tabel dilengkapi dengan permintaan virtual maka akan

    diperoleh tabel berikut.

    Kota Tujuan / Permintaan

    ProduksiA B C D E Dummy

    P 40 105 70 20 40 0 50

    Q 60 80 80 20 60 0 70

    R 90 30 40 25 70 0 30

    S 130 100 60 25 45 0 80

    Permintaan 40 60 30 45 50 5 230

    Penyelesaian masalah ini deserahkan kepada pembaca.

    2. Jumlah produksi lebih kecil daripada permintaan pasar

    Dalam hal jumlah produksi lebih kecil daripada permintaan pasar, maka ada

    tempat permintaan yang tidak dikirim barang secara penuh. Dalam menyelesaikan

    masalah ini, dapat ditambahkan pabrik dummyyang memproduksi sebanyak selisih antara

    jumlah permintaan dan jumlah kapasitas produksi, pada tabel biaya transportasi, kapasitas

    produksi dan permintaan dilengkapi dengan pabrik virtual dengan biaya transportasi 0.

    Kemudian tempat permintaan yang dikirim dari pabrik dummy ini akan mengalami

    kekurangan barang sebanyak produksi virtual tersebut.

    Contoh masalah dan penyelesaiannya diserahkan kepada pembaca.

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    38/57

    97

    Penerapan Metode Transportasi

    Selanjutnya kita bahas masalah transportasi pada PT Aqua Golden Mississippi di

    Jawa Barat. Data Permintaan dan penawaran adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.5.a. Data Lokasi Pabrik dan Kapasitas Produksi di Jawa Barat dalam 1 Tahun

    No Lokasi Pabrik Aktivitas Kapasitas Produksi

    1 Bekasi Produksi AQUA 250.000.000 Liter

    2 Citeurep (Bogor) Produksi AQUA 200.000.000 Liter

    3 Cimelati (Sukabumi) Produksi AQUA 200.000.000 Liter

    4 Kuningan Produksi AQUA 100.000.000 Liter

    Kapasitas Produksi dalam 1 Tahun 750.000.000 Liter

    Sumber: PT. Tirta Babakan Pari Cimelati (Sukabumi) Produksi AQUA

    Tabel 2.5.b Data Jarak Lokasi Pabrik dengan 12 kota Daerah Pemasaran dan

    Demand

    Lokasi

    Pabrik

    Tujuan Pengiriman

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Bekasi 119 140 29 0 84 87 148 154 217 261 260 229

    Citeurep (Bogor) 148 118 58 87 163 0 61 129 192 194 235 259

    Cimelati (Sukabumi) 209 179 119 148 136 61 0 96 159 261 202 226

    Kuningan 383 404 293 261 235 194 261 165 192 0 185 35

    Kebutuhan Permin

    taan (Demand) 40 40 195 50 55 40 35 145 35 30 35 50

    Keterangan :

    Angka pada kolom 1 sampai dengan kolom 12 adalah nama kota tujuan pengiriman:

    1) Serang; 2) Pandeglang; 3) Jakarta; 4) Bekasi; 5. Purwakarta; 6. Bogor ; 7.

    Sukabumi; 8) Bandung; 9) Garut ; 10) Kuningan; 11) Tasikmalaya; 12) Cirebon.

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    39/57

    98

    Angka yang ada dalam kolom dibawah kolom nama kota adalah angka jarak antara pabrik

    dengan kota tujuan pengiriman dalam kilometer ( Km ), sedangkan biaya angkut dihitung

    dalam puluhan ribu rupiah (Rp 10.000,-) per satu juta liter kilometer. Jumlah kebutuhan

    atau permintaan dalam juta liter per tahun untuk tiap kota yang menjadi tujuan pengiriman.

    Setelah informasi/data di atas tersedia maka langkah selanjutnya menuliskan

    permasalahan yang ada ke dalam bentuk tabel biaya pengangkutan atau jarak. Pada

    PT.AQUA di Jawa Barat seperti terlihat pada tabel 4. untuk kapasitas produksi per tahun

    dan pada tabel 5. untuk jarak antara lokasi pabrik dengan kota tujuan pengiriman,

    sedangkan biaya dihitung dalam Rp 10.000,- per satu juta liter kilometer. Kemudian

    merumuskan dan menuliskannya pada papan editor dalam bentuk persamaan linear untuk

    fungsi tujuan, fungsi kendala, dan penyelesaian non negatif. Data pada PT.AQUA Golden

    Mississippi Jawa Barat seperti tercantum pada tabel 2.5.a. dan tabel 2.5.b bentuk

    penulisan pada papan editor LINDO untuk diolah sebagai berikut:

    MIN

    119X11+140X12+29X13+84X15+87X16+148X17+154X18+217X19+261X110

    +260X111+229X112+148X21+118X22+58X23+87X24+163X25+61X27+129X28

    +192X29+194X210+235X211+259X212+209X31+179X32+119X33+148X34

    +136X35+61X36+96X38+159X39+261X310+202X311+226X312+383X41

    +404X42+293X43+261X44+235X45+194X46+261X47+165X48+192X49

    +185X411+35X412

    SUBJECT TO

    X11+X12+X13+X14+X15+X16+X17+X18+X19+X110+X111+X112 = 250

    X21+X22+X23+X24+X25+X26+X27+X28+X29+X210+X211+X212 = 200

    X31+X32+X33+X34+X35+X36+X37+X38+X39+X310+X311+X312 = 200

    X41+X42+X43+X44+X45+X46+X47+X48+X49+X410+X411+X412 = 100

    X11+X21+X31+X41 = 40

    X12+X22+X32+X42 = 40

    X13+X23+X33+X43 = 195

    X14+X24+X34+X44 = 50

    X15+X25+X35+X45 = 55

    X16+X26+X36+X46 = 40

    X17+X27+X37+X47 = 35

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    40/57

    99

    X18+X28+X38+X48 = 145

    X19+X29+X39+X49 = 35

    X110+X210+X310+X410 = 30

    X111+X211+X311+X411 = 35

    X112+X212+X312+X412 = 50

    End

    Jika tidak ada kesalahan, maka proses dapat dilanjutkan untuk mencari jawaban

    yang optimal. Langkah untuk mencari jawaban optimal adalah dengan menggunakan

    Solve Solve. Kemudian secara otomatis LINDO akan membuka papan editor report. Pada

    kasus PT.AQUA Golden Mississippi di atas akan muncul tampilan sebagai berikut.

    LP OPTIMUM FOUND AT STEP 17

    OBJECTIVE FUNCTION VALUE

    1) 51320.00

    VARIABLE VALUE REDUCED COST

    X11 0.000000 0.000000

    X12 0.000000 51.000000

    X13 145.000000 0.000000

    X15 55.000000 0.000000X16 0.000000 116.000000

    X17 0.000000 144.000000

    X18 0.000000 54.000000

    X19 0.000000 54.000000

    X110 0.000000 240.000000

    X111 0.000000 54.000000

    X112 0.000000 173.000000

    X21 40.000000 0.000000

    X22 40.000000 0.000000

    X23 50.000000 0.000000

    X24 0.000000 58.000000

    X25 0.000000 50.000000

    X27 0.000000 28.000000X28 0.000000 0.000000

    X29 30.000000 0.000000

    X210 0.000000 144.000000

    X211 0.000000 0.000000

    X212 0.000000 174.000000

    X31 0.000000 94.000000

    X32 0.000000 94.000000

    X33 0.000000 94.000000

    X34 0.000000 152.000000

    X35 0.000000 56.000000

    X36 0.000000 94.000000

    X38 145.000000 0.000000

    X39 5.000000 0.000000X310 0.000000 244.000000

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    41/57

    100

    X311 15.000000 0.000000

    X312 0.000000 174.000000

    X41 0.000000 285.000000

    X42 0.000000 336.000000

    X43 0.000000 285.000000

    X44 0.000000 282.000000

    X45 0.000000 172.000000

    X46 0.000000 244.000000

    X47 0.000000 278.000000

    X48 0.000000 86.000000

    X49 0.000000 50.000000

    X411 20.000000 0.000000

    X412 50.000000 0.000000

    X14 50.000000 0.000000

    X26 40.000000 0.000000

    X37 35.000000 0.000000

    X410 30.000000 0.000000

    ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES

    2) 0.000000 29.000000

    3) 0.000000 0.000000

    4) 0.000000 33.000000

    5) 0.000000 50.000000

    6) 0.000000 -148.000000

    7) 0.000000 -118.000000

    8) 0.000000 -58.000000

    9) 0.000000 -29.000000

    10) 0.000000 -113.000000

    11) 0.000000 0.000000

    12) 0.000000 -33.00000013) 0.000000 -129.000000

    14) 0.000000 -192.000000

    15) 0.000000 -50.000000

    16) 0.000000 -235.000000

    17) 0.000000 -85.000000

    NO. ITERATIONS= 17

    RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED:

    OBJ COEFFICIENT RANGES

    VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    COEF INCREASE DECREASEX11 119.000000 INFINITY 0.000000

    X12 140.000000 INFINITY 51.000000

    X13 29.000000 0.000000 50.000000

    X15 84.000000 50.000000 INFINITY

    X16 87.000000 INFINITY 116.000000

    X17 148.000000 INFINITY 144.000000

    X18 154.000000 INFINITY 54.000000

    X19 217.000000 INFINITY 54.000000

    X110 261.000000 INFINITY 240.000000

    X111 260.000000 INFINITY 54.000000

    X112 229.000000 INFINITY 173.000000

    X21 148.000000 0.000000 INFINITY

    X22 118.000000 51.000000 INFINITY

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    42/57

    101

    X23 58.000000 50.000000 0.000000

    X24 87.000000 INFINITY 58.000000

    X25 163.000000 INFINITY 50.000000

    X27 61.000000 INFINITY 28.000000

    X28 129.000000 INFINITY 0.000000

    X29 192.000000 0.000000 56.000000

    X210 194.000000 INFINITY 144.000000

    X211 235.000000 INFINITY 0.000000

    X212 259.000000 INFINITY 174.000000

    X31 209.000000 INFINITY 94.000000

    X32 179.000000 INFINITY 94.000000

    X33 119.000000 INFINITY 94.000000

    X34 148.000000 INFINITY 152.000000

    X35 136.000000 INFINITY 56.000000

    X36 61.000000 INFINITY 94.000000

    X38 96.000000 0.000000 INFINITY

    X39 159.000000 50.000000 0.000000X310 261.000000 INFINITY 244.000000

    X311 202.000000 0.000000 50.000000

    X312 226.000000 INFINITY 174.000000

    X41 383.000000 INFINITY 285.000000

    X42 404.000000 INFINITY 336.000000

    X43 293.000000 INFINITY 285.000000

    X44 261.000000 INFINITY 282.000000

    X45 235.000000 INFINITY 172.000000

    X46 194.000000 INFINITY 244.000000

    X47 261.000000 INFINITY 278.000000

    X48 165.000000 INFINITY 86.000000

    X49 192.000000 INFINITY 50.000000

    X411 185.000000 50.000000 144.000000X412 35.000000 173.000000 INFINITY

    X14 0.000000 58.000000 INFINITY

    X26 0.000000 94.000000 INFINITY

    X37 0.000000 28.000000 INFINITY

    X410 0.000000 144.000000 INFINITY

    RIGHTHAND SIDE RANGES

    ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE

    RHS INCREASE DECREASE

    2 250.000000 0.000000 0.000000

    3 200.000000 0.000000 0.000000

    4 200.000000 0.000000 0.000000

    5 100.000000 0.000000 0.0000006 40.000000 0.000000 0.000000

    7 40.000000 0.000000 0.000000

    8 195.000000 0.000000 0.000000

    9 50.000000 0.000000 0.000000

    10 55.000000 0.000000 0.000000

    11 40.000000 0.000000 0.000000

    12 35.000000 0.000000 0.000000

    13 145.000000 0.000000 0.000000

    14 35.000000 0.000000 0.000000

    15 30.000000 0.000000 0.000000

    16 35.000000 0.000000 0.000000

    17 50.000000 0.000000 0.000000

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    43/57

    102

    Hasil pengolahan data tersebut di atas, dapat diartikan sebagai berikut:

    1. Biaya minimum yang diperlukan untuk pengangkutan dan distribusi air mineral

    AQUA di Jawa Barat dalam satu tahun sebesar Rp 513.200.000,-

    2. Alokasi pengiriman barang (air AQUA) dari lokasi pabrik sampai ke tempat tujuan

    pengiriman dapat digambarkan dalam Tabel 2.5.c berikut:

    Keterangan Tabel 2.5.c

    1) Bilangan dalam kolom kanan atas adalah data jarak pabrik dengan kota tujuan

    pengiriman (dalam Km); 2) Angka yang dicetak merah dalam kolom adalah alokasi

    pengiriman ke kota tujuan selama satu tahun (dalam juta liter); 3) Biaya dalam puluhan

    ribu rupiah per juta liter kilometer; 4) Kapasitas pabrik dalam juta liter per tahun; 5)

    Kebutuhan permintaan dalam juta liter per tahun

    Proporsi pengiriman barang atau alokasi pengiriman barang yang diperlukan agar

    biaya yang ditanggung oleh PT. AQUA minimal/ efisien adalah sebagai berikut:

    a. Dari lokasi pabrik Bekasi di kirim ke Jakarta sebanyak 145 juta liter, untuk kotaBekasi sendiri dipenuhi oleh pabrik Bekasi sebanyak 50 juta liter dan sebanyak 55

    juta liter dikirim ke kota Purwakarta.b. Dari lokasi pabrik Citeurep (Bogor) dikirim ke Serang sebanyak 40 juta liter,

    dikirim ke Pandeglang sebanyak 40 juta liter, dan kekurangan kebutuhan kota

    Jakarta sebanyak 50 juta liter dipenuhi oleh pabrik Bogor, untuk kota Bogor dipenuhi

    dari Bogor sendiri sebanyak 40 juta liter, dan sebanyak 30 juta liter dikirim ke Garut.

    c. Dari lokasi pabrik Cimelati (Sukabumi) untuk memenuhi permintaan kotaSukabumi sendiri sebanyak 35 juta liter, dikirim ke Bandung sebanyak 145 juta liter,

    dikirim ke Garut sebanyak 5 juta liter dan 15 juta liter dikirim ke Tasikmalaya.d. Dari lokasi pabrik Kuningan untuk memenuhi kebutuhan permintaan kota

    Kuningan sendiri sebanyak 30 juta liter, dikirim ke Tasikmalaya sebanyak 20 juta

    liter dan 50 juta liter dikirim ke Cirebon.

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    44/57

    Tabel 2.5.c Hasil Akhir Perhitungan dengan LINDO dan Alokasi Pengiriman Barang

    Lokasi Tujuan Pengiriman Pabrik Serg Pandl Jakt Bks Pwkt Bgr Skb Bdg Gart Kng Tasik Cirb

    Bekasi

    119 140 29

    145

    0

    50

    84

    55

    87 148 154 217 261 260 229

    Citeurep

    (Bogor)

    148

    40

    118

    40

    58

    50

    87 163 0

    40

    61 129 192

    30

    194 235 259

    Cimelati

    (Sukabumi)

    209 179 119 148 136 61 0

    35

    96

    145

    159

    5

    261 202

    15

    226

    Kuningan 383 404 293 261 235 194 261 165 192 0

    30

    185

    20

    35

    50

    Kebutuhan

    Permintaan

    (Demand)

    40 40 195 50 55 40 35 145 35 30 35 50

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    45/57

    104

    Penyelesaian dengan Solver seperti terlihat berikut.

    Tabel Awal

    Lokasi Tujuan Pengiriman Kapasitas

    Pabrik Serg Pandl Jakt Bks Pwkt Bgr Skb Bdg Gart Kng Tasik Cirb Pabrik

    Bekasi 119 140 29 0 84 87 148 154 217 261 260 229 250

    Citeurep 148 118 58 87 163 0 61 129 192 194 235 259 200

    Cimelati 209 179 119 148 136 61 0 96 159 261 202 226 200

    Kuningan 383 404 293 261 235 194 261 165 192 0 185 35 100

    (Demand) 40 40 195 50 55 40 35 145 35 30 35 50 750

    Penyelesaian sistem transportasi

    Lokasi Tujuan Pengiriman Dikirim

    Pabrik Serg Pandl Jakt Bks Pwkt Bgr Skb Bdg Gart Kng Tasik Cirb Pabrik

    Bekasi 0 0 145 50 55 0 0 0 0 0 0 0 250

    Citeurep 40 40 50 0 0 40 0 0 15 0 15 0 200

    Cimelati 0 0 0 0 0 0 35 145 20 0 0 0 200

    Kuningan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 20 50 100

    Diterima 40 40 195 50 55 40 35 145 35 30 35 50 750

    Total Biaya 51320

    Bandingkan hasil ini dengan penggunaan Lindo, selanjutnya perhitungan secara konvensional atau

    dengan program Lingo diserahkan kepada pembaca sebagai latihan.

    Soal-soal

    1. CV Aneka Ukir membuat sejumlah ukiran di empat kota dan akan dikirim ke empat kota lain.Dari keempat kota pembuat itu berturut-turut membuat 18, 4, 6, dan 12 set ukiran. Permintaan

    ke empat kota itu berturut-turut 6, 14, 15, dan 5 set ukiran. Biaya transportasi dari kota

    pembuat ke kota permintaan terlihat pada Tabel 1 berikut:

    Tabel 1. Biaya pengiriman tiap set ukiran (dalam ribuan rupiah)

    Kota Kota Tujuan / Permintaan

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    46/57

    105

    Pembuat A B C D

    P 9 7 12 8

    Q 15 12 12 15

    R 8 6 9 12

    S 14 12 11 12

    Tentukan sistem pengiriman ukir agar diperoleh biaya pengiriman minimum.

    2. Tabel 2 dan Tabel 3 berikut adalah hasil perhitungan suatu model transportasi.Tabel 2. Hasil perhitungan I.

    Kota A Kota B Kota C Kapasitas

    6 8 10

    Pabrik I 30 40 70

    11 6 8

    Pabrik II 20 30 50

    Kebutuhan 30 60 30

    Tabel 3. Hasil perhitungan II.

    Kota A Kota B Kota C Kapasitas

    6 8 10

    Pabrik I 30 10 30 70

    11 6 8

    Pabrik II 50 50

    Kebutuhan 30 60 30

    Manakah hasil yang paling menguntungkan dari hasil perhitungan model transportasi di atas.

    Berikan komentar saudara tentang hasil kedua perhitungan tersebut (Tabel 2 dan Tabel 3)!

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    47/57

    106

    3. Perusahaan Karoseri Mobil Arifin akan membuat sejumlah mobil pengangkut untuk melayanisebuah perusahaan Travel. Mesin yang digunakan adalah mesin jenis mesin disel seri

    ENG450, mesin ini harus didatangkan dari perusahaan ANY. Perusahaan Arifin membuat

    kontrak kerja dengan perusahaan pengangkutan untuk mengambil mesin dan menyimpanya

    bila tidak segera dipasang (diinstall). Semua mobil tersebut harus diselesaikan sampai akhir

    bulan keempat.

    Perusahaan pengangkutan itu menjadwalkan pengantaran mesin jet seperti pada

    Tabel 2 di bawah. Secara komulatif pada akhir bulan ke 1, 2, 3, dan 4 berturut-turut sekurang-

    kurangnya 10, 25, 50, dan 70 buah mesin. Jumlah mesin yang didatangkan tiap bulan paling

    banyak terlihat pada kolom ketiga pada Tabel 2. Sedangkan biaya produksi (dalam ratusanjuta rupiah) tiap mobil tiap bulannya berbeda dan terlihat pada kolom keempat. Biaya

    penyimpanan mesin yang tidak dipasang pada bulan yang bersangkutan 150,000 tiap

    bulannya, dan terlihat pada kolom paling kanan pada Tabel 2.

    Tabel 2. Data jadwal dan biaya produksi mobil

    Bulan kePemasangan

    yang dijadwalkan

    Produksi

    maksimum

    Biaya satuan

    produksi

    Biaya satuan

    penyimpanan

    1 10 25 1.08 0.015

    2 15 35 1.11 0.015

    3 25 30 1.10 0.015

    4 20 10 1.13

    Manajer perusahaan ingin membuat jadwal pembuatan pesawat, agar biaya produksi dan

    biaya penyimpanan minimum.

    4. Perusahaan mobil akan menanamkan modalnya untuk membuat tiga pabrik di kota A, B, danC berturut-turut mempunyai kapasitas produksi 2000, 1300, dan 1600 unit setiap tahunnya.

    Mobil-mobil itu akan dijual di kota-kota P, Q, R, dan S dengan permintaan berturut-turut 1000,

    1500, 1200, dan 700 unit tiap tahunnya. Biaya pengiriman tiap unit dari pabrik ke tempat

    penjualan terlihat pada Tabel 3 berikut:

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    48/57

    107

    Tabel 3. Biaya pengiriman tiap-tiap unit mobil (dalam ribuan rupiah)

    Pabrik pembuat-an

    Mobil

    Kota Penjualan Mobil

    P Q R S

    A 1000 8000 1800 2000

    B 400 700 900 1400

    C 800 1200 900 1100

    Tentukan model trasnportasi agar diperoleh biaya pengiriman mobil minimal.

    5. Perusahaan Motor Nasional akan dibuat di tiga kota yaitu Kota A, Kota B dan Kota C. HasilProduksi Motor tersebut akan disalurkan ke 4 Agen besar, yaitu Agen W, Agen X, Agen Y dan

    Agen X. Biaya satuan pengiriman Motor, Jumlah produksi dan Jumlah kebutuhan Agen terlihatpada tebel berikut.

    Tabel Biaya satuan pengiriman Motor, Jumlah produksi dan Jumlah kebutuhan Agen

    Agen W Agen X Agen Y Agen Z Kapasitas

    Produksi

    Kota A 100 800 180 200 20000

    Kota B 40 70 90 140 13000

    Kota C 80 120 90 110 16000

    Permintaan 10000 15000 12000 7000

    Buatlah sistem transportasi agar biaya pengiriman Motor minimum!

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    49/57

    108

    F. Penugasan

    Masalah penugasan bermula dari penempatan para pekerja pada bidang yang tersedia agar biaya

    yang ditanggung perusahaan dapat diminimalkan. Jika pekerja dianggap sebagai sumber dan

    pekerjaan dianggap sebagai tujuan, maka model transportasi akan sama dengan masalah

    transportasi, dimana jumlah sumber dan tujuan sama, setiap sumber hanya menghasilkan satu

    demikian pula setiap tujuan hanya memerlukan satu.

    Untuk lebih mudah memahami, marilah kita perhatikan contoh berikut:

    Sebuah perusahaan yang berada di tiga kota yaitu Banjarmasin, Solo, dan Denpasar memerlukan

    tenaga ahli untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Ketiga ahli itu berada di Jakarta, Surabaya,

    dan Ujung Pandang. Biaya ketiga orang ahli tersebut adalah seperti Tabel 2.6.a.

    Tabel 2.6.a.

    Tujuan

    Banjarmasin Solo Denpasar

    AsalAhli

    Jakarta 30 36 40

    Surabaya 20 25 29

    Ujung Pandang 27 24 22

    Cara menentukan total biaya minimum adalah dengan mengurangkan setiap baris dengan

    bilangan terkecil dari baris itu sendiri, sehingga kita peroleh tabel berikut:

    0 6 10

    0 5 9

    5 2 0

    Selanjutnya dikurangi dengan bilangan terkecil menurut kolom-kolomnya, sehingga diperoleh tabel

    berikut:

    0 4 10

    0 3 9

    5 0 0

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    50/57

    109

    Selanjutnya dibuat garis sesedikit mungkin menurut baris atau kolom sehingga menutup semua

    bilangan nol (0).

    Bilamana jumlah garis masih lebih kecil dari banyaknya baris atau kolom, maka belum dapat

    disusun tabel optimalnya.

    Dalam hal diatas diperlukan dua garis, sehingga harus dilakukan langkah berikutnya yaitu:

    Mengurangi semua bilangan yang tidak tertutup garis dengan bilangan terkecil, dan menambahkan

    bilangan tersebut kepada persilangan garis penutup.

    Pada masalah diatas, diperoleh tabel berikut:

    0 1 7

    0 0 68 0 0

    Dari tabel di atas, bagaimanapun caranya mencoret bilangan nol, paling sedikit diperlukan tiga

    buah garis.

    Langkah selanjutnya memilih sel nol untuk setiap baris atau kolom. Caranya ialah ada dua yaitu

    menurut baris atau menurut kolom.

    Pilih sel yang baris/kolom yang bilangan nolnya hanya satu (paling sedikit)

    Buang baris dan kolom pada sel yang terpilih.

    Lakukan terus sampai selesai.

    Dari tabel diatas misalnya kita lakukan pada baris, maka sel pada baris 1 kolom 1 adalah set

    pertama yang dipilih, jadi baris 1 dan kolom 1 dibuang (diabaikan)

    0 * 1 7

    0 0 * 6

    8 0 0 *

    Setelah kita lakukan proses diatas, maka sel yang terpilih adalah sel (1,1), (2,2), dan (3,3).

    Sehingga total biaya minimal yang diperlukan adalah 30 + 25 + 22 = 77. Dimana Banjarmasin

    mendatangkan ahli dari Jakarta, Solo mendatangkan ahli dari Surabaya, dan Denpasar

    mendatangkan ahli dari Ujung Pandang.

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    51/57

    110

    Masalah penugasan ini juga dapat digunakan untuk masalah maksimum, yaitu dengan mengubah

    sedikit masalah maksimum ke minimum.

    Untuk lebih mudahnya kita ambil contoh berikut:

    Sebuah Perusahaan akan memberi tugas kepada tiga orang ( A, B, C) untuk menduduki jabatan

    tertentu (X,Y, Z). Keuntungan dari ketiga orang pada ketiga jabatan tersebut sebagai berikut:

    Jabatan

    X Y Z

    Pekerja

    A 20 26 30

    B 10 15 19

    C 17 14 12

    Langkah pertama adalah membuat tabel regrete, yaitu tabel karena tidak mengambil tindakan

    terbaik. Cara membuat adalah dengan mengurangkan setiap sel dengan bilangan terbesar tiap

    barisnya.

    Langkah ini menghasilkan tabel berikut:

    10 4 0

    9 4 0

    0 3 5

    Selanjutnya kita lakukan langkah-langkah seperti pekerjaan minimum, sehingga kita peroleh tabel

    berikut:

    6 0 0

    4 0 0

    0 3 9

    Penugasan optimal dicapai pada

    6 0 0 *

    4 0 * 0

    0 * 3 9

    Pekerja A pada jabatan Z, PekerjaB pada jabatan Y, Pekerja C padajabatan X, dengan keuntungan = 30+ 15 + 17 = 62

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    52/57

    111

    Atau

    6 0 * 0

    4 0 0 *

    0 * 3 9

    Tabel Pekerja dan Jabatan

    Jabatan

    X Y Z

    Pekerja

    A 20 26 30

    B 10 15 19

    C 17 14 12

    Penyelesaian dengan Lindo.

    Dengan komputer (program Lindo) juga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah

    penugasan ini yaitu seperti permasalahan pada transportasi. Program perhitungan dipersilahkan

    kepada pembaca sebagai latihan.

    MAX 20 AX + 26 AY + 30 AZ + 10 BX + 15 BY + 19 BZ

    + 17 CX + 14 CY + 12 CZ

    SUBJECT TO

    2) AX + AY + AZ = 1

    3) BX + BY + BZ = 1

    4) CX + CY + CZ = 1

    5) AX + BX + CX = 1

    6) AY + BY + CY = 1

    7) AZ + BZ + CZ = 1

    END

    Hasil perhitungan dengan Lindo diperoleh sebaga berikut:

    LP OPTIMUM FOUND AT STEP 7

    OBJECTIVE FUNCTION VALUE

    1) 62.00000

    VARIABLE VALUE REDUCED COST

    AX 0.000000 9.000000

    AY 0.000000 0.000000

    AZ 1.000000 0.000000

    Pekerja A pada jabatan Y, PekerjaB pada jabatan Z, Pekerja C padajabatan X, dengan keuntungan = 26+ 19 + 17 = 62

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    53/57

    112

    BX 0.000000 8.000000

    BY 1.000000 0.000000

    BZ 0.000000 0.000000

    CX 1.000000 0.000000CY 0.000000 0.000000

    CZ 0.000000 6.000000

    ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES

    2) 0.000000 0.000000

    3) 0.000000 -11.000000

    4) 0.000000 -12.000000

    5) 0.000000 29.000000

    6) 0.000000 26.000000

    7) 0.000000 30.000000

    LP OPTIMUM FOUND AT STEP 3

    OBJECTIVE FUNCTION VALUE

    1) 62.00000

    VARIABLE VALUE REDUCED COST

    BX 0.000000 0.000000

    BY 0.000000 0.000000

    BZ 1.000000 0.000000

    CX 1.000000 0.000000

    CY 0.000000 8.000000

    CZ 0.000000 14.000000

    AX 0.000000 1.000000

    AY 1.000000 0.000000AZ 0.000000 0.000000

    ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES

    2) 0.000000 0.000000

    3) 0.000000 5.000000

    4) 0.000000 9.000000

    5) 0.000000 21.000000

    6) 0.000000 10.000000

    7) 0.000000 17.000000

    NO. ITERATIONS= 3

    Diselesaikan dengan Solver, maka kita buat tabel dan hasilnya sebagai berikut.

    Seperti pada penyelesaian masalah transportasi, masalah Penugasan dikerjakan dengan memulai

    mengisi nilai awal = 0. sehingga tabel awalnya sebagai berikut

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    54/57

    113

    Setelah solver dijalankan dengan mengisi / memilih seperti gambar berikut.

    Selanjutnya dengan memilih Solve, maka akan diperoleh hasil seperti berikut.

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    55/57

    114

    Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa Pendapatan optimun terjadi apabila A ditempatkan pada

    jabatan Z, B pada jabatan Y dan C pada jabatan X. Dengan pendapatan sebesar 62.

    Soal-soal

    1. Suatu perusahaan memerukan 4 orang untuk 4 pekerjaan, sebut saja pekerjaan P, Q, R, danS. Pekerjaan-pekerjaan itu akan diisi oleh 4 calon, yaitu: A1, A2, A3, dan A4. Prediksi

    pendapatan tiap bulan yang diperoleh apabila pekerjaan diserahkan kepada pekerja tersebut

    adalah seperti Tabel 3 berikut:

    Tabel 3. Prediksi pendapatan dari PekerjaanPekerjaan Kode Pelamar

    A1 A2 A3 A4

    P 100 120 85 100

    Q 70 110 70 80

    R 95 110 90 90

    S 90 115 80 100

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    56/57

    115

    Gaji yang diminta tiap bulan dari pekerja tersebut adalah seperti Tabel 4 berikut:

    Tabel 4. Data permintaan gaji pelamar

    Pekerjaan Kode Pelamar

    A1 A2 A3 A4

    Gaji 50 60 50 45

    Berikan penyelesaian tentang posisi pekerjaan para pekerja tersebut agar pendapatan

    perusahaan maksimum.

    2. Sebuah Kantor akan mengangkat empat Kepala SubBagian (Kasubag) dari empat orang, yaituKeuangan, Rumah Tangga, Pelayanan Masyarakat, dan Kerja Sama. Keempat calon adalah

    A1, A1, A3, dan A4. Dari keempat orang tersebut mengajukan anggaran seperti terlihat pada

    Tabel 4 berikut:

    Tabel 4. Usulan dana berkenaan jabatan

    JabatanCalon Pejabat Kasubag

    A1 A2 A3 A4

    Keuangan 100 90 90 100

    Rumah Tangga 70 65 85 90

    Pelayanan Masyarakat 80 70 70 90

    Kerja Sama 75 65 80 95

    Tentukan posisi jabatan masing-masing agar biaya pengelolaan pekerjaan minimal. Adakah

    posisi lain yang sama-sama menguntungkan?.

    3. Untuk melayani transportasi Anak Sekolah/Pegawai Kantor, sebuah perusahaan kereta apilistrik akan membeli empat buah lokomotif yang akan ditempatkan pada tiga tempat yang

    menyebar dalam kota itu, yaitu tempat I, II, dan III, masing-masing sebuah lokomotif kecuali

    tempat III sebanyak dua buah lokomotif. Lokomotif-lokomotif itu akan melayani perjalanan dari

    kota asal menuju tempat tujuan di pagi hari, dan pulang di siang hari. Jarak antara tempat asal

    dan tempat tujuan terlihat pada Tabel 2 berikut:

  • 7/29/2019 Bab III Transportasi

    57/57

    116

    Tabel 2. Jarak antara tempat asal dengan tempat tujuan.

    TempatAsal

    Tempat tujuan

    A B C D

    I 13 35 42 9

    II 6 61 18 30

    III 15 10 5 9

    Tentukan jaringan rel kereta api, agar total panjang rel minimum.

    4. Suatu perusahaan memerlukan 5 orang untuk 5 pekerjaan, sebut saja pekerjaan P, pekerjaanQ, pekerjaan R, pekerjaan S, dan pekerjaan T.

    Untuk memenuhi pekerjaan itu, perusahaan membuka lowongan kerja, dan ternyata yang

    melamar ada 7 orang, kemudian diberi kode: A1, A2, ..., A7. Prediksi pendapatan tiap bulan

    yang diperoleh apabila pekerjaan diserahkan kepada pelamar adalah seperti Tabel 2 berikut:

    Tabel 2. Prediksi pendapatan dari Pekerjaan

    Pekerjaan Kode Pelamar

    A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7

    P 100 120 85 100 90 130 90

    Q 70 110 70 80 100 120 90

    R 95 110 90 90 60 140 100

    S 90 115 80 100 80 150 80

    T 70 100 80 75 100 120 75

    Para pelamar disuruh mengajukan gaji yang diminta setiap bulannya. Hasil permintaan

    gaji pelamar adalah seperti Tabel 3 berikut:

    Tabel 3. Data permintaan gaji pelamar

    Pekerjaan Kode Pelamar

    A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7

    Gaji 50 60 50 45 45 60 35