BAB III
FARINGITIS DAN TONSILITIS3.1 Faringitis Akut
Gambar 1. Faringitis Akut3.1.1Faringitis viral
Virus merupakan penyebab tersering faringitis akut. Rinovirus
menimbulkan gejala rhinitis dan beberapa hari kemudian akan
menimbulkan faringitis.10,11,12Gejala
Demam disertai rinorea, mual, nyeri tenggorok, sulit menelan dan
konjungtivitis.Pemeriksaan fisik
Tampak faring dan tonsil hiperemis. Virus influenza,
coxsachievirus dan cytomegalovirus tidak menghasilkan eksudat.
Coxsachievirus dapat menimbulkan lesi vesicular di orofaring dan
lesi kulit berupa muculopapular rash. Epstain Bar virus (EBV)
menyebabkan faringitis yang disertai produksi eksudat pada faring
yang banyak. Terdapat pembesaran kelenjar limfa diseluruh tubuh
terutama retroservikal dan hepatosplenomegali.11,.12Terapi
Istirahat dan minum yang cukup. Kumur dengan air hangat,tidak
dianjurkan memberilan obat kumur antiseptic tidak dianjurkan,
analgetik jika perlu. Anti virus metisoprinol (isoprenosine)
diberikan pada infeksi herpes simpleks dengan dosis 60-100 mg/kgBB
dibagi dalam 4-6 kali pemberian/hari pada orang dewasa dan pada
anak 38 C
Tidak ada batuk2,5,6Diagnosis
Penelitian yang telah dilakukan menyatakan tidak mungkin untuk
memisahkan gejala streptococcus grup A dengan viral hanya dengan
berdasarkan anamnesis dan penemuan klinis. Tanda klinis dan gejala
tidak spesifik. Diagnosis harus ditegakkan dengan swab
tenggorok.
Swab tenggorok: standar diagnostik untuk faringitis bakteri.
sensitivitasnya 90-95%. Walaupun begitu, terkadang dibutuhkan swab
ulangan pada hasil (-) untuk pasien yang tidak diobati.
Rapid Antigen Tes: sebagian besar tes memiliki spesifitas tinggi
tapi sensitivitas rendah. Hasil negative belum bisa menyingkirkan
infeksi streptococcus grup A. karena itu dibutuhkan pemeriksaan
swab tenggorok karena spesifitas yang rendah dan karena pengobatan
antibiotic untuk faringits streptococcus grup A bisa saja ditunda,
pemeriksaan ini tidak direkomendasikan.9,14,15,16Terapi
Terapi antibiotic empiric tidak disarankan tapi clinical
practice Gurdeline menyatakan bila pada kondisi tertentu (akses
labor terbatas, pasien tidak follow up, adanya efek toksik) pasien
sudak menunjukkan 4 gejala klasik bisa diberikan antibiotic secara
empiric.
Disarankan pemberian antibiotic 10 hari untuk mencegah demam
rematik akut.a. AntibiotikDiberikan terutama bila diduga penyebab
faringitis akut ini grup A streptococcus hemoliticus. Penisilin G
Banzatin 50.000 u/kgBB, IM dosis tunggal, atau amoksisilin 50
mg/kgBB dosis dibagi 3 kali/hari selama 10 hari dan pada dewasa
3x500mg selama 6-10 hari atau eritromisin 4x500mg/hari.b.
Kortikosteroid : dexametason 8-16 mg, IM, 1 kali. Pada anak
0,08-0,3 mg/kgBB, 1 kali
c. Analgetika
d. Kumur dengan air hangat atau antiseptic
Manajemen pada pasien yang tidak respon terhadap antibiotic yang
masih menunjukkan gejala setelah 72 jam diterapi, pasien sebaiknya
dievakuasi kembali faktor-faktor seperti: Komplikasi akut
faringitis, streptococcus grup A (contohnya abses peritonsil)
Infeksi virus yang terjadi secara bersamaan
Kepatuhan minum obat
Manajemen pada kasus relaps: Terapi penisilin bisa gagal
dikarenakan produksi -laktamase oleh anaerob oral
Bila timbul gejala akut pada hari ke2- ke 7 setelah diterapi
tuntas dengan antibiotic, swab tenggorok ulang perlu dilakukan
Jika hasil kultur (+) untuk streptococcus grup A,
pertimbambangan untuk memberikan inhibitor seperti agen B-laktan/
Blaktamase. Amoxicillin, klawlanat, atau antibiotic non- laktan
seperti klindamisin/ eritromisin (jika tidak diberikan terapi lini
pertama).10,12,17,183.1.3 Faringitis Fungal
Candida dapat tumbuh di mukosa rongga mulut dan faring.
C.albicans merupakan komensal normal dalam rongga mulut, biasanya
tidak menimbulakan gejala . Faringitis jamur bisa terjadi pada
semua umur biasnya pada pasien dengan sistem imun yang turun
seperti pada pasien HIV dan pasien yang menggunakan steroid dalam
jangka waktu yang panjang. Infeksi jamur ini merupakan infeksi
opurtunistik.11,13Gejala dan tanda
Nyeri tenggorokdan, nyeri menelan, rasa seperti terbakar . Pada
pemeriksaan tampak plak putih di orofaring dan mukosa faring
lainnya hiperemis. Jika dilakukan pemeriksaan dengan KOH akan
ditemukan pseudo hifa.10,14,15
Gambar 2. Faringitis Fungal
TerapiNystasin 100.000 400.000 2 kali/hari. Analgetik183.1.4
Faringitis Gonorea
Kasus ini faringitis Gonorea jarang terjad, ,mungkin hanya
terdapat