BAB III TEORI DASAR Operasi crushing system yang dilakukan di Coal Processing Plant 3 (CPP3) merupakan proses pengecilan ukuran batubara hasil penambangan sehingga akan diperoleh ukuran batubara sesuai permintaan konsumen yaitu –50 mm yang mana dalam proses ini terjadi pula proses pencampuran batubara ( coal blending ). 3.1 Pengertian Coal Processing Plant Coal Processing Plant adalah salah satu seksi atau departemen yang melakukan proses blending batubara dari pit yang di stock dalam ROM kemudian memproses lanjut batubara dari tambang menjadi Crushed coal yang memiliki ukuran Top size -50 mm. Batubara yang berasal dari PIT atau ROM diangkut dan di dumping di hopper untuk dilakukan peremukan pada primary crusher ( Feeder Breaker / Single Roll Crusher ) hingga ukuran - 200 mm kemudian di remukkan lagi hingga ukuran -50 mm pada secondary crusher ( Crusher / Quard Roll Crusher). Coal Processing Plant juga berfungsi sebagai blending plant batubara yang keluar dari tambang. Oleh karena itu pit control di tambang dan di ROM harus menentukan terlebih dahulu jenis dan kualitas batubara yang dapat masuk ke Coal Processing Plant. Batubara yang masuk ke Coal Processing Plant 3 dari pit dan ROM stockpile ini tidak mengalami proses pencucian (washing). 22
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB III
TEORI DASAR
Operasi crushing system yang dilakukan di Coal Processing Plant 3 (CPP3)
merupakan proses pengecilan ukuran batubara hasil penambangan sehingga akan diperoleh
ukuran batubara sesuai permintaan konsumen yaitu –50 mm yang mana dalam proses ini
terjadi pula proses pencampuran batubara ( coal blending ).
3.1 Pengertian Coal Processing Plant
Coal Processing Plant adalah salah satu seksi atau departemen yang melakukan
proses blending batubara dari pit yang di stock dalam ROM kemudian memproses
lanjut batubara dari tambang menjadi Crushed coal yang memiliki ukuran Top size -50
mm. Batubara yang berasal dari PIT atau ROM diangkut dan di dumping di hopper
untuk dilakukan peremukan pada primary crusher ( Feeder Breaker / Single Roll
Crusher ) hingga ukuran -200 mm kemudian di remukkan lagi hingga ukuran -50 mm
pada secondary crusher ( Crusher / Quard Roll Crusher).
Coal Processing Plant juga berfungsi sebagai blending plant batubara yang
keluar dari tambang. Oleh karena itu pit control di tambang dan di ROM harus
menentukan terlebih dahulu jenis dan kualitas batubara yang dapat masuk ke Coal
Processing Plant. Batubara yang masuk ke Coal Processing Plant 3 dari pit dan ROM
stockpile ini tidak mengalami proses pencucian (washing).
3.2 Run Of Mine (ROM ) Stockpile
R.O.M Stockpile adalah tempat penumpukan sementara batubara hasil
penambangan dari pit, yang lokasinya dibuat berada dekat dengan lokasi hopper untuk
memperlancar proses pengangkutan ke unit pengolahan. Jika pada saat unit pengolahan
sedang memproses suatu produk batubara dengan kualitas tertentu maka batubara
diletakkan berdasarkan kualitas yang telah ditentukan letaknya di R.O.M Stockpile.
ROM Stockpile ini juga berfungsi sebagai tempat penimbunan sementara apabila pada
unit pengolahan terdapat perbaikan atau kerusakan dan juga sebagai penyangga ( Buffer
) apabila pasokan batubara dari pit mengalami gangguan akibat pit trouble dan no coal
expose Lokasi dan keadaan ROM stockpile ini juga sangat mempengaruhi suplay
22
batubara yang menuju ke unit pemrosesan (Hopper). Sehingga apabila salah dalam
menentukan lokasi ROM Stockpile ini dapat mempengaruhi produktivitas dari unit
peremuk batubara.
Gambar 3.1 R.O.M Stockpile
3.3 Unit Coal Processing Plant dan Sistem Conveyor
Unit peremukan (crushing plant) merupakan rangkaian peralatan mekanis yang
digunakan untuk mereduksi ukuran batubara hasil penambangan. Pengolahan batubara
hasil penambangan perlu dilakukan, terutama untuk memenuhi atau menyesuaikan
dengan permintaan konsumen akan kualitas dan ukuran batubara. Pengolahan yang
dilakukan pada saat ini hanya dilakukan pengecilan ukuran. Batubara dari pit atau yang
berada di ROM stockpile diloading dengan wheel loader dan Excavator PC300 kedalam
dump truck Komatsu HD 465 dengan kapasitas antara 35-45 ton dan LD nissan dengan
kapasitas 27 ton dan kemudian dimasukkan ke Hopper dengan kapasitas 150 ton, untuk
selanjutnya akan dihancurkan hingga ukuran -200 mm di dalam feeder breaker dengan
kapasitas 1100 ton/jam dan dilanjutkan dengan proses peremukan untuk mereduksi
ukuran batubara dengan ukuran -50 mm di secondary crusher. Outlet crusher selanjutnya
melalui belt conveyor akan dibawa ke mine stockyard.
23
Gambar 3.2 Diagram Alir Batubara di CPP 3
3.3.1 Hopper
Hopper adalah alat pelengkap pada rangkaian unit yang berfungsi sebagai tempat
penerima material umpan yang berasal dari lokasi penambangan sebelum material tersebut di
saring. Hopper ini juga digunakan sebagai tempat melakukan proses blending batubara.
Hopper yang merupakan bak penampung batubara ini berfungsi untuk menjaga kestabilan
pengumpanan pada conveyor terhadap terjadinya tenggang waktu pemberian pengisian ke
dalam hopper.
Gambar 3.3 Unit Hopper di CPP 3
24
Hopper
LoadingBin
MagneticSeparator
MetalDetectorFeeder Breaker
RollCrusher
Belt ScaleAuto
Sampler
Flop Gate
TripperBC4-3
3.3.2 Grizzly
Pada Hopper terdapat unit Grizzly yang bertujuan untuk menahan batubara dengan
ukuran lebih besar dari 800mm×800mm yang ditumpahkan kedalam hopper, selain itu unit
ini juga berfungsi untuk menghindari benturan secara langsung antara batubara yang di
dumping dengan chain feeder. Apabila batubara yang tertinggal di hopper telah
memperlambat proses peremukan, maka batubara tersebut akan diremukkan dengan
menggunakan excavator PC300.
Gambar 3.4 Unit Grizzly yang terdapat Pada Hopper CPP 3
3.3.3 Unit Crusher
Beberapa bagian dari Unit Crusher sebagai berikut :
a. Feeder Breaker (primary crusher)
Feeder breaker adalah alat untuk penghancur batubara secara mekanis dari ukuran
Boulder menjadi –200mm di CPP 1. Alat ini termasuk jenis single Roll Breaker, yang
memiliki satu Rol yang ukurannya lebih besar daripada double roll, tiap segment
terdiri dari kuku besar dan kuku kecil. Setelah dari Feeder Breaker (primary crusher)
akan diteruskan ke alat Crusher (Secondary Crusher).
25
Gambar 3.5 Feeder Breaker di CPP 3
b. Crusher (secondary Crusher)
Crusher adalah alat penghancur batubara secara mekanis dengan
menggunakan alat “Quard Roll Crusher” dari ukuran -200mm menjadi Produk
ukuran -50mm. Quard Roll Crusher jenis ini memiliki dua Rol yang pada masing-
masing Rol atau drumnya terpasang dari kuku besar dan kuku kecil. Salah satu sisinya
fixed (tetap) dan loose (lepas) yang terhubung dengan hidrolic fluid. Tegangan dari
hidrolic fluid ini merupakan variabel untuk memenuhi ukuran batubara sesuai dengan
permintaan konsumen (buyer).
Gambar. 3.6 Crusher di CPP 3
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan produksi alat peremuk adalah
sebagai berikut :
26
FEEDER BREACKER
1. Sifat fisik material yang akan direduksi, sifat fisik ini meliputi : kekerasan,
berat jenis dan kandungan air.
2. Impurities yaitu ada tidaknya pengotor yang terdapat pada batubara.
3. Kondisi roll crusher.
4. Kemampuan pengumpanan batubara baik dari tambang maupun R.O.M ke
hopper.
3.3.4 Sistem Belt Conveyor
Belt conveyor adalah alat angkut material secara berkesinambungan (continue)
dengan kecepatannya yang sudah diatur dalam keadaan miring dan horizontal, selain itu
belt conveyor didesain memperoleh kapasitas yang besar dan dapat memberikan umpan
(feeding) yang kontinyu.
Belt conveyor dapat digunakan untuk mengangkut material baik yang berupa unit
load atau bulk material secara mendatar maupun miring. Yang dimaksud dengan unit load
adalah material yang biasanya dapat dihitung jumlahnya satu persatu, misalnya ; kotak,
balok dan lain-lain. Sedangkan bulk material adalah material yang berupa butir-butir,
bubuk ata serbuk, misalnya ; pasir, semen dan lain-lain.
Belt conveyor merupakan sistem pengangkutan yang dapat diandalkan untuk
mengangkut material tambang, baik berupa material tanah penutup ataupun material hasil
tambang seperti batubara.
Keuntungan dalam menggunakan conveyor adalah :
Menurunkan biaya dan waktu dalam memindahkan material.
Meningkatkan efisiensi pemindahan material.
Menghemat ruang.
Meningkatkan kondisi kerja conveyor yang digunakan sebagai penyalur batubara
dari unit feeder breaker dan crusher kemudian ditransfer ke mine stockyard.
Bagian – bagian dari Belt Conveyor adalah :
27
1. Conveyor Belt.
Conveyor Belt adalah permukaan yang bergerak dan menyangga material
yang diangkut pada bagian atasnya. Fungsinya untuk membawa material yang
diangkut.
Belt dapat dibuat dari beberapa macam bahan, salah satu diantaranya adalah
lapisan tenunan benang kapas (cotton) yang tebal sehingga membentuk suatu
carcass. Kekuatan belt dinyatakan oleh jumlah (ply rate), misalnya ; 5 ply.
Conveyor Belt terdiri dari :
- Lapisan penguat.
- Tie Rubber (karet atas).
- Bottom cover (karet bawah).
- Reinforcement (pengikat).
Top Cover adalah lapisan atas yang langsung bersentuhan dengan material.
Biasanya lapisan ini lebih tebal atau sama dengan ketebalan :
o 1 mm s/d 8 mm, jenis fabric belt (penguat engan jenis tekstil : Nylon,
polyester.
o 5 mm s/d 18 mm, jenis steel cord Bottom.
Cover adalah lapisan bawah yang berhadapan dengan permukaan pulley dan
roller, pada umumnya mempunyai ketebalan:
o 1 mm s/d 4 mm, jenis fabric belt.
o 5 mm s/d 8 mm, jenis steel cord belt
2. Idler dan Roller.
Pengertian Idler disini merupakan satu unit yang terdiri dari roller dan
frame atau bracket. Merupakan rol berbentuk tabung di samping ikut
melancarkan jalannya belt berjalan juga sekaligus menopangnya. Bagian-bagian
belt untuk mengangkut beban tabung gerak ini dirancang sedemikian rupa
sehingga menyerupai saluran seperti yang diinginkan, sedang bagian belt yang
berputar kembali penopang tabung dibuat rata. Bagian penting tabung yang
membentuk saluran ini meliputi gilingan atau rol, landasan dan kerangka rol
(bracket).
Jenis-jenis Idler adalah :
- Carrying / trough.
28
- Idler Return.
- Idler Impact.
- Idler Training.
Idler atas atau idler pengangkut atau idler pembawa (carrying idler) yaitu
yang digunakan untuk menahan belt muatan. Ada dua jenis :
a) Trough idler, bentuknya terdiri dari 2 atau 3 idler rata (idler flat) yang disusun
sehingga memiliki sudut kemiringan tertentu yang berfungsi untuk belt yang
melengkung. Jenis troughed idler adalah three sectioned idler dan two sectioned
idler.
b) Flat idler, bentuknya rata yang berfungsi untuk belt yang datar.
Idler penahan (impact idler) yaitu idler yang ditempatkan di tempat
pemuatan.
Idler penengah (training idler) yaitu idler yang dipakai untuk menjalangi agar
belt tidak bergeser dari jalur yang seharusnya.
Idler bawah atau idler balik (return idler) yaitu idler yang berguna untuk
menahan belt kosong.
Gambar 3.7 Idler
3. Catering device
Centering device berfungsi untuk mencegah agar belt tidak melesat dari
roller-nya; untuk itu di kiri kanan belt dipasang idler penengah (idler training).
29
Gambar 3.8 Centering Device
4. Motor Penggerak.
Unit pengerak (drive units) berfungsi untuk menggerakkan belt conveyor.
Motor penggerak Biasanya dipergunakan motor listrik untuk menggerakkan drive
pulley. Tanaga (HP) dari motor disesuaikan dengan keperluan, yaitu :
1) Menggerakan belt kosong dan mengatasi gesekan-gesekan antara idler
dengan komponen lain.
2) Menggerakkan muatan secara mendatar (horizontal).
3) Mengangkut muatan secara tegak (vertical).
4) Menggerakkan tripper dan perlengkapan lain.
5) Memberikan percepatan pada belt bermuatan, bila sewaktu-waktu
diperlukan.
Gambar 3.9 Motor Penggerak
30
5. Pemberat Belt (take-up or counter weight).
Pemberat (take-up or counter weight) yaitu komponen untuk mengatur
tegangan belt dan untuk mencegah terjadinya selip antara belt dengan pulley
penggerak, karena bertambah panjang belt. Jenis take–up ada bermacam-macam,
yaitu :
o Screw take-up
o Counter weight (gravity) take-up, yang terdiri dari dua macam : Vertical