38 BAB III SISTEM PEMBINAAN RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS 1 SURAKARTA 1978 – 1986 A. Sejarah Berdirinya Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta 1. Sejarah Singkat Berdirinya Rumah Tahanan Klas 1 Surakarta Munculnya sebuah konsep pembaruan sistem pemidanaan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sistem yang mendahuluinya, seperti halnya sejarah berdirinya Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta. Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta ini berdiri pada tahun 1878 dengan nama Rumah Penjara Surakarta, yang dalam pelaksanaannya masih menggunakan sistem balas dendam sehingga seolah – olah penjara dijadikan sebagai sarana pembalasan dendam dari negara terhadap orang yang melakukan tindak pidana dengan cara menghukum seberat – beratnya, bahkan yang lebih ironis lagi, hak – hak kebebasan serta kemerdekaanya juga turut dicabut. Dalam sistem ini, narapidana diisolasikan dari kehidupan bermasyarakat. Orang hukuman dipandang sebagai individu yang rendah martabatnya sehingga tidak layak bersosialisasi dengan masyarakat. Realisasi dari sistem balas dendam dianggap sebagai sistem yang tidak manusiawi yang akhirnya memunculkan fenomena baru. Pada tahun 1964 terjadi perubahan sistem yang semula berfungsi sebagai alat balas dendam berubah menjadi sistem permasyarakatan yang lebih menekankan pada proses pembinaan yang diarahkan pada segi kepribadian sebagai perubahan sikap dan tingkah laku yang lebih baik. Namun, meskipun sistemnya telah berubah, nama Rumah Penjara masih tetap melekat dan menimbulkan kesan angker dan arogan yang masih mendominasi sampai sekarang.
31
Embed
BAB III SISTEM PEMBINAAN RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS 1 ... · Dalam blok ini bisa menampung sekitar 50 orang narapidana laki – laki dan 20 orang narapidana anak – anak (3) Blok
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
38
BAB III
SISTEM PEMBINAAN RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS 1
SURAKARTA 1978 – 1986
A. Sejarah Berdirinya Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta
1. Sejarah Singkat Berdirinya Rumah Tahanan Klas 1 Surakarta
Munculnya sebuah konsep pembaruan sistem pemidanaan di Indonesia tidak
dapat dipisahkan dari sistem yang mendahuluinya, seperti halnya sejarah berdirinya
Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta. Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta ini
berdiri pada tahun 1878 dengan nama Rumah Penjara Surakarta, yang dalam
pelaksanaannya masih menggunakan sistem balas dendam sehingga seolah – olah
penjara dijadikan sebagai sarana pembalasan dendam dari negara terhadap orang yang
melakukan tindak pidana dengan cara menghukum seberat – beratnya, bahkan yang
lebih ironis lagi, hak – hak kebebasan serta kemerdekaanya juga turut dicabut. Dalam
sistem ini, narapidana diisolasikan dari kehidupan bermasyarakat. Orang hukuman
dipandang sebagai individu yang rendah martabatnya sehingga tidak layak bersosialisasi
dengan masyarakat.
Realisasi dari sistem balas dendam dianggap sebagai sistem yang tidak
manusiawi yang akhirnya memunculkan fenomena baru. Pada tahun 1964 terjadi
perubahan sistem yang semula berfungsi sebagai alat balas dendam berubah menjadi
sistem permasyarakatan yang lebih menekankan pada proses pembinaan yang diarahkan
pada segi kepribadian sebagai perubahan sikap dan tingkah laku yang lebih baik.
Namun, meskipun sistemnya telah berubah, nama Rumah Penjara masih tetap melekat
dan menimbulkan kesan angker dan arogan yang masih mendominasi sampai sekarang.
39
Surat Keputusan Menteri Kehakiman tanggal 11 Maret 1976 No. Y.S.4
/2/23/1976 tentang pembentukan kantor Direktorat Jenderal Bina Tuna Warga pada
Kabupaten atau Kotamadya, maka Lembaga Pemasyarakatan Surakarta berkedudukan
sebagai kantor Direktorat Jenderal Bina Warga dengan membawahi beberapa Lembaga
Pemasyarakatan yang berada di eks Karesidenan Surakarta yang meliputi Lembaga
Pemasyarakatan Klaten, Lembaga Pemasyarakatan Boyolali, Lembaga Pemasyarakatan
Wonogiri, dan Lembaga Pemasyarakatan Sragen.
Surat Keputusan Menteri Kehakiman tanggal 30 Juli 1977 No. Y. S. 4 / 6/ 3
tahun 1977 tentang Penetapan Klasifikasi dan Balai BISPA, maka Lembaga
Pemasyarakatan Surakarta berkedudukan sebagai Kantor Direktorat Jenderal Bina Tuna
Warga juga sebagai Lembaga Pemasyarakatan Klas I. Pada tahun 1983 berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kehakiman tanggal 16 Desember 1983 No. 03. UM. 01. 06
tentang penetapan Lembaga Pemasyarakatan tertentu sebagai Rumah Tahanan Negara
(Rutan), maka Lembaga Pemasyarakatan Surakarta disamping sebagai Lembaga
Pemasyarakatan sekaligus sebagai Rumah Tahanan Negara (Rutan).
Surat Keputusan Menteri Kehakiman No. M. 04. PR. 07. 03 tersebut tentang
organisasi dan tata kerja, Rumah Tahanan Surakarta ditetapkan sebagai Rumah Tahanan
Negara (Rutan) Klas I dengan wilayah wewenang meliputi Kotamadya / Daerah Tingkat
II Surakarta, Daerah Tingkat II Sukoharjo dan Daerah Tingkat II Karanganyar yang kini
namanya menjadi Kota Surakarta, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar. 30
30 Arsip Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah. 2013 hlm. v –
vi.
40
Bangunan gedung Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta ini terletak di
tengah kota tepatnya di jalan raya Slamet Riyadi No. 18 Surakarta dengan luas tanah
8.110 m2. Batas – batas Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta ini adalah :
(a) Sebelah Utara : Gang Kampung Baru
(b) Sebelah Selatan : Jl. Raya Slamet Riyadi
(c) Sebelah Barat : Dibatasi Gang antara Rumah Tahanan ( Rutan ) dengan
Bank BPD
(d) Sebelah Timur : Dibatasi jalan antara Rumah Tahanan ( Rutan ) dengan
Bank Bumi Daya.
2. Status, Struktur Organisasi dan Tata Laksana Rumah Tahanan Klas 1 Surakarta
a. Status Rumah Tahanan Klas 1 Surakarta
Status Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta ini merupakan unit
pelaksanaan teknik di bidang penahanan untuk kepentingan penyidikan,
penuntutan dan pemeriksaan. Rumah Tahanan Klas 1 Surakarta adalah
lembaga pemerintah yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Departemen Kehakiman. Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta
ini juga sebagai tempat untuk menampung narapidana yang telah menerima
keputusan hukum untuk ditahan. Berdasarkan kapasitasnya, Rumah Tahanan
Surakarta ini diklasifikasikasi ke dalam klas 1.
41
b. Struktur Organisasi Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta
Bagan 1
Bagan Struktur organisasi Rumah Tahanan Klaa 1 Surakarta 1978 - 1986
Sumber : Buku Tahunan Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta 1978 - 1986
Kepala Rutan Klas 1
Urusan Tata
Usaha
Kesatuan
Pengamanan
Rutan
Seksi
Pelayananan
Tahanan
Seksi
Pengelolaan
Rutan
Sub Seksi
Administrasi
dan Perawatan
Sub Seksi Bantuan
Hukum dan
Penyuluhan
Sub Seksi
Keuangan /
Perlengkapan
Sub Seksi
Bimbingan
Kegiatan
Petugas
Keamanan
Sub Seksi Umum
Kegiatan
42
Pada bagian struktur organisasi Rumah Tahanan (Rutan) Klas 1 Surakarta dalam
penyelenggaraanya dipimpin oleh seorang Kepala Rutan yang bertugas melakukan
pelayanan tahanan, pengelolaan keamanan dan tata tertib, serta melakukan pengawasan
terhadap para narapidana yang ada di Rumah Tahanan (Rutan). Kepala Rumah
Tahanan Negara dalam melaksanakan tugas berfungsi sebagaimana layaknya suatu
lembaga keamanan dibantu oleh tiga kepala seksi dan satu bagian urusan tata usaha ,
yaitu:
(1) Kepala Seksi pelayanan tahanan yang membawahi tiga sub seksi
(2) Kepala Seksi Pengelolaan Rutan yang membawahi dua sub seksi
(3) Kepala Seksi kesatuan pengamanan Rutan yang dibantu oleh staf
keamanan
(4) Urusan Tata Usaha
Adapun tugas dan fungsinya dari masing kepala seksi yaitu sebagai berikut :
(1). Kepala Seksi pelayanan tahanan
Kepala Seksi pelayanan tahanann ini mempunyai tugas yaitu melakukan
pengadministrasian dan perawatan, mempersiapkan pemberian bantuan hukum
dan penyuluhan bagi para tahanan dan narapidana. Kepala Seksi pelayanan
tahanan ini juga memiliki fungsi yaitu melakukan administrasi membuat data
statistik dan dokumentasi para tahanan dan narapidana serta memberi
perawatan dan pemeliharaan bagi para tahanan dan narapidana,
mempersiapkan pemberian bantuan hukum dan pnyuluhan bagi para tahanan
43
dan narapidana, memberikan bimbingan kegiatan kepada para tahanan dan
narapidana.31
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kepala Seksi pelayanan tahanan,
dibantu oleh tiga sub unit :
(a) Kepala sub seksi Administrasi dan Perawatan
Bertugas melakukan pencatatan tahanan dan barang – barang bawaan tahanan,
membuat data statistik dan dokumentasi, serta memberikan perawatan dan mengurus
keadaan narapidana.
(b) Kepala sub seksi bantuan hukum dan penyuluhan
Bertugas untuk mempersiapkan pemberian bantuan hukum dan penyuluhan dari
penasehat hukum, memberikan penyuluhan yang menekankan pada pembinaan
kepribadian.
(c) Kepala sub seksi bimbingan kegiatan
Bertugas untuk memberikan bimbingan kegiatan yang menekankan pada bidang
pembinaan kemandirian bagi penghuni Rutan.
(2) Kepala seksi pengelolaan Rutan
` Bertugas untuk mengurusi bidang keuangan, perlengkapan dan rumah
tangga Rutan. Kepala seksi pengelolaan Rutan ini juga memiliki fungsi yaitu
melaksanakan urusan keuangan dan perlengkapan termasuk pengadaan,
inventarisasi, penghapusan dan pelaporan perlengkapan yang ada di Rumah
Tahanan Negara, melakukan urusan Rumah Tangga dan Kepegawaian.
31
Buku Tahunan Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta hlm. 4-5
44
(3). Kepala seksi Kesatuam pengamanan Rutan
Bertugas untuk memelihara keamanan dan ketertibab. Kepala seksi
kesatuan dan pengamanan Rutan ini memliki fungsi yaitu melakukan
administrasi keamanan dan ketertiban Rutan, melakukan penjagaan dan
pengawasan terhadap tahanan, memelihara keamanan dan ketertiban Rutan,
melakukan penerimaan, penempatan dan pengeluaran tahanan serta memonitor
tata tertib tahanan pada tingkat pemeriksaan., serta membuat laporan dan berita
acara pelaksanaan pengamanan dan ketertiban Rutan Di dalam melaksanakan
tugasnya, kepala seksi kesatuan pengamanan Rutan dibantu petugas
pengamanan, yang bertugas serta bergiliran menurut waktu yang telah
ditetapkan selama 24 jam.
(4) Urusan Tata Usaha
Bertugas mengurus segala hal yang berhubungan dengan surat menyurat
dan kearsipan.
c. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Rumah Tahanan ( Rutan )
(1) Kedudukan Rutan yaitu. unit pelaksanaan teknis di bidang penahanan
untuk kepentingan penyidikan,penuntutan, dan pemeriksaan disidang
pengadilan atau tempat tersangka / terdakwa ditahan selama proses
penyidikan berlangsung. Rumah Tahanan Negara dipimpin oleh seorang
kepala yang disebut Kepala Rutan, Kepala Rutan ini bertanggung jawab
kepada kantor wilayah Departemen Kehakiman.32
32
Ibid, hlm.6.
45
(2) Tugas Rumah Tahanan Negara (Rutan) mempunyai tugas untuk
melaksanakan perawatan terhadap tersangka atau terdakwa sesuai dengan
perundang – undangan yang berlaku.
(3) Fungsi Rutan adalah melakukan pelayanan tahanan, melaksanakan
pemeliharaan – pemeliharaan keamanan dan ketertiban, melakukan
pengelolaam Rumah Tahanan, dan melakukan urusan tata usaha Rumah
Tahanan.
d. Sarana atau Fasilitas yang dimiliki Rumah Tahanan ( Rutan )
Didalam melaksanakan tugas kepada warga binaan ( narapidana ) agar
dapat dapat terlaksana dengan lanccar dang berhasil, sesuai dengan program
Rutan sangat diperlukan sarana atau fasilitas yang memadai. Sarana atau
fasilitas yang ada di Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta yaitu gedung
Rumah Tahanan yang terdiri dari :
(1) Ruang gedung berlantai dua untuk kompleks perkantoran.
(2) Satu unit gedung serbaguna atau aula untuk pertemuan dan
olahraga.
(3) Dua unit gedung ibadah yaitu masjid dan gereja.
(4) Satu unit ruang kesehatan / poliklinik.
(5) Satu unit ruang ketrampilan.
(6) Satu unit ruang kesenian.
(7) Satu unit ruang besuk.
(8) Satu unit ruang koperasi.
(9) Satu unit gudang beras.
46
(10) Satu unit ruang dapur umum.
(11) Satu unit ruang MCK, jumlah kamar sebanyak 32 dan yang
difungsikan 28 kamar.
(12) Satu unit mobil kijang cell wagon untuk operasional.
e. Klasifikasi Narapidana di Rutan Klas 1 Surakarta
Dalam Rumah Tahanan, yang menempatinya disebut penghuno.
Penghuni Rutan Klas 1 Surakarta digolongkan menjadi 2 yaitu tahanan dan
narapidana. Untuk lebih jelas akan diterangkan mengenai kedua beserta
klasifikasinya di Rutan Klas 1 Surakarta.33
(1) Tahanan
Tahanan merupakan tersangka atau terdakwa yang ditempatkan didalam
Rutan untuk kepentingan penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di bidang
pengadilan. Tahanan ini sifatnya sementara yang meliputi tahanan polisi atau yang
dilakukan oleh penyidik atau penyidik pembantu dan tahanan jaksa atau tahanan
yang dilakukan oleh penuntut umum sebagai penahanan lanjutan. Penghuni Rutan
Klas 1 Surakarta yang berstatus tahanan dapat diklasifikasikan menjadi lima
macam yaitu :
(a) Tahanan titipan A.I: Tahanan Polisi
(b) Tahanan titipan A.II: Tahanan Kejaksaan
(c) Tahanan titipan A.III:Tahanan Hakim Pengadilan Negeri yaitu tahanan yang
karena ada pelimpahan perkara dari jaksa ke tangan hakim
33
Ibid, hlm.6.
47
(d) Tahanan titipan A.IV: Tahanan Putusan Banding, tahanan karena perkara yang
sudah diputus oleh Hakim Pengadilan yang berkompeten, akan tetapi merasa
tidak puas dan tersangka mengajukan naik banding. Selama belum ada
putusan banding, tersangka tetap harus menjalani
(e) Tahanan titipan A. V: Tahanan Putusan Kasasi, yaitu tahanan karena perkara
yang sah diputus pengadilan tinggi tetapi pihak tersangka tidak puas dan
kemudian mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung.34
(2) Narapidana
Narapidana adalah manusia biasa, yang menurut hukum tengah
menjalani masa pidana dan merupakan manusia yang tengah mengalami krisis.
Mengingat bahwa narapidana adalah manusia yang sedang mengalami krisis
kepercayaan diri akibat stigma masyarakat, maka pada siang hari pihak Rutan
memberi kebebasan untuk bergaul diantara penghuni sesama Rutan, asal tidak
melanggar tata tertib yang ada. Hal ini dimaksudkan agar narapidana dapat
menumbuhkan kembali kepercayaan dirinya dan tidak mempunyai pikiran
bahwa mereka adalah orang yang terasing yang sudah bobrok mentalnya yang
tidak layak hidup ditengah-tengah masyarakat.selain itu juga sebagai sarana
untuk memudahkan mereka dalam meyesuaikan diri dengan kehidupan
masyarakat sebagai dasar resosialisasi kelak, tentu saja kebebasan yang
diberikan Rutan masih berada dalam pengawasan petugas yang bersangkutan.
Sedang pada malam hari para penghuni Rutan diharuskan masuk kamarnya
masing-masing, hal ini bertujuan untuk menjaga agar residivis tidak
34
Ibid, hlm.7.
48
mempunyai kesempatan mempengaruhi penghuni lain untuk melakukan tindak
pidana lagi atau pengaruh dari rencana untuk melarikan diri. Penghuni Rutan
Klas I Surakarta yang berstatus narapidana disebut dengan istilah register, yang
diklasifikasikan menjadi 4, yaitu :
(1) Register B I : Narapidana yang masa pidananya lebih dari satu tahun
(2) Register B II a : Narapidana yang masa pidananya antara tiga bulan sampai satu
tahun.
(3) Register B II b : Narapidana yang masa pidananya kurang dari tiga bulan
(4) Register B III : Narapidana yang dikenai pidana kurungan sebagai pengganti
denda atau subsider, ini untuk Tindak Pidana Ringan
(TIPIRING) atau biasanya dibawah tiga bulan.35
Dalam hal klasifikasi beradasarkan umur, dapat dikategorikan menjadi tiga kategori:
(1) Kategori Dewasa : Umur 22 tahun keatas.
(2) Kategori Pemuda : Umur 18 – 21 tahun.
(3) Kategori Anak Pidana : Dibawah umur 18 tahun.
Penempatan kamar penghuni, Rutan Klas 1 Surakarta juga dipisahkan khususnya
antara tahanan dan narapidana, pria atau wanita. Untuk penghuni wanita ditempatkan di
blok yang tertutup. Untuk itu akan diuraikan pembagian blok para penghuni Rutan Klas
1 Surakarta :
(1) Blok A: Khusus untuk penghuni wanita, baik tahanan maupun narapidana.
Dalam blok ini bisa menampung 40 orang.
35 Inventaris Arsip Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah. 2013
hlm i – vii.
49
(2) Blok B : Untuk para penghuni yang berstatus tahanan pria dan anak pidana.
Dalam blok ini bisa menampung sekitar 50 orang narapidana laki –
laki dan 20 orang narapidana anak – anak
(3) Blok C: Untuk para penghuni yang berstatus narapidana pria dan anak pidana.
Dalam blok ini menampung 25 orang narapidana
(4) Blok D: Untuk para penghuni khusus yang berstatus tahanan dan narapidana,
biasanya karena faktor narkoba, tetapi pada waktu dulu sebelum
kasus narkoba merebak drastis. Blok D ditempati oleh tahanan
politik, dan sekarang tahanan politik sudah tidak ada. Penghuni
khusus narkoba dengan penghuni – penghuni perlu dipisahkan
dengan maksud agar para penghuni kasus narkoba tidak
mempengaruhi penghuni lain untuk sekedar mencoba atau
memakai segala jenis obat – obatan terlarang, sehingga mencegah
tindak pidana residivis baru. 36
Dalam blok ini menampung satu
sampai tiga orang narapidana
f. Visi dan Misi Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta
Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta ini memiliki visi dan misi yaitu
(1) Visi Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta :
Visi Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta adalah
memulihkan kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan
warga binaan permasyarakatan sebagai individu, anggota masyarakat dan
makhluk Tuhan Yang Maha Esa ( Membangun Manusia Mandiri )
36
Ibid , hlm viii.
50
(2) Misi Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta :
Misi Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta adalah
melaksanakan perawatan tahanan, pembinaan dan pembimbingan warga
binaan peramasyarakatan serta pengelolaan benda sitaan Negara dalam
kerangka penegakan hukum, pencegahan dan penanggulangan kejahatan
dan perlindungan hak asasi manusia.37
B. Lahirnya Sistem Pembinaan Narapidana Di Rumah Tahanan Negara
Klas 1 Surakarta
Lahirnya sistem pembinaan narapidana yang ada di Surakarta ini tidak lepas dari
perkembangan sistem hukum yang ada di Indonesia. Lahirnya sistem pembinaan
narapidana yang ada di Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta karena pada tahun
1969 ini, sistem yang digunakan untuk narapidana telah berubah sesuai dengan gagasan
dari Sahardjo. Gagasan yang dicetuskan oleh Sahardjo mengenai sistem penjara yang
diberlakukan kepada narapidana diganti dengan sistem permasyarakatan yang bertujuan
agar para narapidana dapat berubah tabiatnya. Tujuan utama dari sistem baru
permasyarakatan ini adalah meningkatkan kesadaran narapidana sebagai manusia. 38
Konsepsi Permasyarakatan ini telah diakui secara resmi diakui sebagai suatu
keberhasilan dalam perlakuan kepada narapidana. Sistem kepenjaraan yang
memperlakukan narapidana sebagai obyek yang diperlakukan lebih rendah dari
37
Ibid , hlm. xi.
38
Andi Hamzah, Sistem Pidana dan Pemidanaan di Indonesia ( Jakarta : PT
Pradnya Paramita, 1986 ), hlm 91 .
51
manusia, atau dengan kata lain narapidana ini diperlakukan secara tidak adil atau kurang
manusiawi. Jika narapidana hanya dipandang sebagai obyek dan tidak diberikan
pembinaan maka narapidana yang ada di Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta
hanya dimanfaatkan tenaganya saja untuk kepentingan penjara. Dalam sistem
permasyarakatan, narapidana disini berperan sebagai subyek yang seharusnya
narapidana diperlakukan sama seperti manusia lainnya.
Dalam sistem baru pembinaan narapidana, perlakuan narapidana diterapkan
sebagai subyek dan obyek yang aertinya yang artinya perlakuan yang diterapkan
kepada narapidana ini sejajar dengan manusia lain namun para narapidana memiliki
kedudukan yang berbeda dengan manusia lain karena narapidana ini harus melalui
proses pembinaan terlebih dahulu. Proses pembinaan narapidana ini ada beberapa
komponen pembinaan yaitu pembina, yang dibina, materi pembinaan, tempat
pembinaan, sarana pembinaan , dan sejumlah komponen lainnya. Pembinaan kepada
narapidana ini tidak hanya dari segi spiritual saja, melainkan mereka juga dibina dalam
bidang keterampilan, pendidikan sekolah, kepemimpinan, dan berbagai bidang lainnya.
Pembinaan narapidana adalah upaya untuk mempersiapkan narapidana kembali
ke masyarakat. Dalam sistem permasyarakatan, semua bentuk bangunan penjara masih
terap digunakan, hanya namanya saja yang dirubah menjadi Lembaga Permasyarakatan.
Sebagian besar narapidana ini dibina di dalam Lembaga Permasyarakatan / Rutan.
Sebenarnya narapidana harus dipidana dan dibina hanya di Lembaga Permasyarakatan,
tidak di Rutan ( Rumah Tahanan Negara ) karena Rutan hanya diperuntukkan bagai
para tahanan saja. Namun, karena tidak setiap kota atau kabupaten mempunyai lembaga
permasyarakatan, maka sebagian narapidana terpaksa dipidana di Rutan, dititipkan di
52
Rutan setempat terutama untuk narapidana dengan pidana dibawah satu tahun, atau
narapidana yang sisa hukumannya tinggal beberapa bulan saja, dipindahkan dari
Lembaga Permasyarakatan ke Rutan tempat asal narapidana guna persiapan diri
menjelang lepas/ habis masa pidananya. 39
Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta ini memiliki banyak sekali pembinaan
yang diperuntukkan bagi para narapidana yang ada di sana. Pembinaan yang dilakukan
kepada narapidana ini bertujuan agar para narapidana yang berada di Rumah Tahanan
Negara Klas 1 Surakarta memiliki keterampilan dan kelak akan dijadikan sebagai bekal
jika mereka bebas nanti. Hal ini sesuai dengan visi dan misi yang ada di Rumah
Tahanan Negara Klas 1 Surakarta yaitu “Membangun Manusia Mandiri“. Rumah
Tahanan Negara Klas 1 Surakarta pada tahun 1978 – 1986 merupakan pusat dari
lembaga – lembaga permasyarakatan yang ada di daerah eks Karesidenan Surakarta.
Bentuk perlakuan yang dituangkan dalam usaha Lembaga Permasyarakatan di
Surakarta / Rutan untuk membina narapidana dalam mengenal dirinya sediri sehingga
dapat merubah diri sendiri menjadi lebih baik, menjadi positif, tidak lagi melakukan
tindak pidana dan mampu mengembangkan diri sendiri menjadi manusia yang lebih
berguna bagi nusa, bangsa, agama, dan keluarganya. Berbagai upaya telah dilakukan
Lembaga Permasyarakatam / Rutan dalam rangka mewujudkan pelaksanaan pidana
yang efektif dan efisien agar narapidana dapat mengenal diri sendiri. Usaha itu berupa
pembagian Lembaga Permasyarakatan berdasarkan kapasitasnya yaitu Klas I, II, III dan
di Surakarta sendiri, Rumah Tahanan Negara (Rutan) adalah Klas I.
39
Ibid, hlmn.100.
53
Antara tahanan dengan narapidana terdapat perbedaan yang signifikan.
Narapidana adalah tahanan yang telah diputuskan hukumannya oleh pengadilan,
sedangkan tahanan adalah mereka yang masih dalam proses pengadilan. Rumah
Tahanan Negara adalah sebagai tempat pelaksanaan pidana pencabutan kemerdekaan
selama kurang dari satu tahun. Lembaga permasyarakatan ini memp40
unyai masa pidana
yang berlaku lebih dari satu tahun sehingga yang membedakan antara Rumah Tahanan
(Rutan) dan Lembaga Permasyarakatan (Lapas) adalah masa pencabutan kemerdekaan.
Untuk tugas dan sistem pembinaan tidak berbeda namun realisasinya banyak
narapidananya yang masa pidanya lebih dari satu berada di Rumah Tahanan Negara
Klas 1 Surakarta dengan pertimbangan bahwa para narapidana ini memiliki potensi di
bidang tertentu sehingga bisa membantu para petugas Rumah Tahanan (Rutan) dalam
membina dan mendidik narapidana lain dan narapidana yang berpotensi ini atas
persetujuan Direktorat Jenderal Permasyarakatan diminta untuk tetap tinggal di Rumah
Tahanan (Rutan) sampai masa pidananya berakhir.
C. Pembinaan Narapidana yang ada di Rumah Tahanan Negara Klas
1 Surakarta Tahun 1978 – 1986
Pembinaan Narapidana yang ada di Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta ini
sangat beragam mulai ddari pembinaan pendidikan, pembinaan bidang olahraga,
keterampilan, keagamaan maupun bidang sosial. Sistem Pembinaan narapidana yang ada
di Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakara ini memiliki tujuan agar para narapidana
yang ada Rumah Tahanan Negara Klas 1 memliiki keterampilan – keterampilan khusus
40
Inventaris Arsip Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah. 2013,
,op.cit , hlm. viii.
54
setelah para narapidana ini keluar dari Lembaga Permasyarakatan dan juga menjadi
pribadi yang lebih baik lagi. Pembinaan narapidana yang dilakukan di Rumah Tahanan
Klas 1 Surakarta ini didasarkan pada perubahan sistem yang ada di Rumah Tahanan
Negara Klas 1 yang semula memberlakukan sistem penjara yang akhirnya diganti
menjadi sistem pembinaan yang dinilai lebih efektif untuk narapidana itu sendiri.
Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta ini juga melakukan pembinaan agama
bagi narapidana. Pembinaan agama yang ada di Lembaga Permasyarakatan Surakarta
adalah pembinaan Agama Islam, Agama Kristen Protestan / Katolik, Agama Hindu/
Budha.. Untuk agama Islam, mata pelajaran yang diajarkan kepada narapidana adalah
Tauhid, Fikih, Akhlak, Tafsir Our’an, Hadits, dan Tarikh. Untuk agama Kristen
Protestan/ Katolik, mata pelajar yang diajarkan kepada narapidana adalah Kataksasi,
Ceramah, Babtis, Misa / Perjamuan Kudus, Kumpulan Doa dan Ibadat Minggu
sedangkan untuk Agama Hindu/ Budha pelajaran agama yang diajarkan ini disesuaikan
dengan keperluan agama yang bersangkutan.
Program pembinaan untuk narapidana di Rumah Tahanan Negara Klas 1
Surakarta ini banyak menglami perubahan. Perubahan program pembinaan kepada
narapidana ini dikarenakan adanya perubahan sistem yang terjadi di Rumah Tahanan
Negara Klas 1 Surakarta. Perubahan sistem yang terjadi di Rumah Tahanan Negara Klas
1 Surakarta ini awalnya adalah sistm penjara yang berlangsung pada tahun 1960 dan
pada tahun 1976, sisem penjara ini berganti dengan sistem pembinaan bagi narapidana
namun pembinaaan yang dilakukan hanya sebatas pembinaan di bidang fisik saja. Pada
tahun 1980, dimulailah sistem pembinaan kepada yang dilakukan dengan cara membuat
program pembinaan bagi narapidana. Program pembinaan yang dilakukan oleh pihak
55
Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta ini meliputi bidang olahraga, bidang
pendidikan, bidang keterampila, dan bidang pertanian.
Program pembinaan ini bagi narapidana ini dilakukan dengan cara seti. jumlah
tahanan atau narapidana yang ikut dalam pembinaan berjumlah 20 – 30 orang
narapidana dan jumlah pembina yang bertugas untuk membina narapidana ini berjumlah
satu orang pembina. Para narapidana ini dibina di ruangan – ruangan khus yang
disediakan untuk melakukan pembinaan. Ruangan – ruangan khusus yang dissediakan
untuk membina para narapidana ini biasanya adalah aula atau ruang – ruang besar yang
terdapat dalam blok – blok yang ada di Rutan itu sendiri.
Program pembinaan yang ada di Rumah Tahanan Klas 1 Surakarta ini setiap
bulannya dibuat laporan yang digunakan untuk memantau hasil dari pembinaan yang
dilakukan. Pelaksanaan program pembinaan yang dilakukan oleh pihak Rumah Tahanan
Negara Klas 1 Surakarta ini dilakukan setiap hari satu kegiatan dan seriap hari program
pembinaan dilakukan selama satu sampai dua jam. Laporan hasil pembinaan kepada
narapidana kemudian akan diserahkan kepada Kantor Kementerian Kehakiman yang
ada di Jawa Tengah.
Program penyuluhan Agama Kristen yang dilakukan pihak Rumah Tahnana
Negara Klas 1 Surakarta pada tahun 1980 ini menunjukkan bahwa penyuluhan Agama
ini diikuti oleh 28 orang narapidana Para narapidana ini dibimbing oleh pembina tau
pembing agama Kristen yaitu Ny. Sinta Atmojo dan Bp. Yonatan. Hasil pembinaan
56
penyuluhan Agama Krsten yang dilakukan oleh pembina ini dinilai baik karena jumlah
narapidana yang mengikuti pembinaaan cukup banyak. 41
Penyuluhan Agama Islam yang dilakukan oleh pihak Rumah Tahanan Negara
Klas 1 Surakarta yang dibantu oleh Drs. Maqsudi dan Ny. Darti Nuflikah ini jumlah
memperoleh hasil yang baik. Hal ini terlihat dari animo pengikut penyuluhan agama
Islam yang berjumlah 50 orang . Program Penyuluhan agama Islam pada tahun 1980
imemiliki hasil yang ma dengan penyuluhan agam Kristen yang dinilai baik karena
jumlah narapidana yang dinbina cukup banyak.42
Program penyuluhan agama Islam pada pertengahan tahun 1980 mengalami
peniningkatan yang cuukup banyak. Hal ini dikarenakan para narapidana yang
mengikuti penyuluhan peny Agama Islam bertambah. Para narapidana yang mengikuti
penyuluhan agama Islam yang awalnya herjumlah 50 orang kemudian bertambah
menjadi 84 orang. Bertambahnya jumlah narapidana yang dibina ini tidak luput dari
bimbingan dari Bapak Masqudi dan Ny. Darti Nufkilah yang dibantu oleh Soewoto
yangberhasil membina narapidan dengan baik. 43
. Program penyuluhan Agama Kristen yang dilakukan oleh pihak Rumah
Tahanan Negara Klas 1 Surakarta yang dilakukan bersama para pembina yang bernama
D. Poewohatmojo dan Bapak Suprapto. Jumlah narapidana yang dalam pembinaan
41
Laporan Penyuluhan Agama Kristen untuk bulan Juni 1980 pada Kantor
Ditjen Binaga Surakarta.
42Laporan Penyuluhan Agama Islam untuk bulan September 1980 pada Kantor
Ditjen Binaga Surakarta.
43 Laporan Penyuluhan Agama Islam untuk bulan September 1980 pada Kantor
Ditjen Binaga Surakarta
57
Agama Kristen berjumlah 45 orang narapidana. Program pembinaan Agama Kristen
dinilai baik karena jumlah narapidana yang ikut dalam pembinaan ini cukup banyak.
Pada pertengahan tahun 1980, program penyuluhan Agama Kristen yang ada di
Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini
disebabkan narapidana yang ikut dalam pembinaan Agama Kristen jumlahnya
bertambah menjadi 147 orang. Bertambahnya jumlah narapidana yang ikut dalam
pembinaan ini dikarenakan animo narapidana yang ada di Rumah Tahanan Negara Klas
1 Surakarta yang ingin melakukan pembinaan. Pembina Agama Kristen yang bertugas
membina yaitu Ibu Sindu Rahardjo dan Bapak. D. Poewohatmojo yang dibantu oleh
Bapak Suprapto. Hasil pembinaan agama Kristen pada pertengahan tahun 1980 ini
dinilai sangat baik.
Program Penyuluhan Agama Islam di Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta
pada akhir tahun 1980 mengalami perkembangan yang cukup pesat. Ini terlihat dari
hasil pembinaan Agama Islam yang semula hanya diikuti oleh 50 orang kemudian
bertambah menjadi 84 orang lalu bertambah kembali menjadi 120 orang. Jumlah
pembina yang ditugaskan untuk membimbing para narapidana yang dibimbing ini juga
mengalami peningkatan dari yang semula hanya dibimbing tiga orang pembina
jumlahnya bertambah menjadi tujuh pembina. Para pembina yang ditugaskan untuk
membina narapidana yaitu Bapak Masqudi, Ny. Darti Nufkilah , Soewoto, Sadjadi BA,
Sdr. Yoesoef BA, Anwar Siswadi dan Bapak Isman. Hasil pembinaan agama Islam ini
dinilai sangat baik karena materi pembinaan yang diberikan adalah materi sholat lima
waktu, menghafal Al- Quran, Fiqih, dan Tauhid.
58
Program penyuluhan Agama Kristen di Rumah Tahanan Negara Klas 1
Surakarta juga mengalamai perkembangan yang cukup pesat. Pada akhir tahun 1980,
jumlah narapidana yang dibina bertambah. Hal ini dapat dilihat darii seula jumlah
narapidana yang dibina berjumlah 45 0rang bertambah jumlahnya menjadi 147 dan
kemudian bertambah menjadi 160 orang. Jumlah pembina yang ditugaskan untuk
membina naropidana juga bertambah dari tiga orang menjadi empat orang yaitu Ibu
Sindu Rahardjo, Bapak. D. Poewohatmojo, Bapak Suprapto dan Moses Pinangkaan
.Materi yang diberikan dalam pembinaan agama Kristen ini adalah Kotbah dan
Katakisasi dan hasil dari pembinaan Agama Kristen ini dinilai cukup baik
Program pembinaan Budi Pekerti yang dilakukan oleh Gabungan Ibu – ibu
Antar Gereja Se- Kecamatan Kota Surakarta yang dipimpin oleh Ibu Sudarjono pada
tahun 1980 di Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta ini dikuti oleh para narapidana
sebanyak 131 orang. Materi yang diberikan penyuluhan ini adah cerita – cerita yang
diambil dari teladan atau panutan tokoh – tokoh dalam Alkitab Kristiani. Hasil dari
pembinaan Budi Pekerti ini dinilai sangat baik karena jumlah narapidana yang ikut
dalam pembinaan ini cukup banyak. 44
Program penyuluhan Agama Islam pada tahun 1981 yang dilakukan oleh pihak
Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta ddikuti oleh para narapidana yang jumlahnya
85 orang. Jumlah narapidana yang dibina pada tahun 1981 ini menurun jumlahnya
dibandingkan dengan tahun 1980. Namun, pada akhir tahun 1991 jumlah narapidana
yang dibina bertambah jumlahnya menjadi 111 orang. Meningkatnya jumlah narapidana
44
Arsip Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta tahun 1980 tentang
pembinaan budi pekerti.
59
yang dibina ini dinilai cukup baik. Materi yang diberikan dalam pembinaan ini adalah
Tauhid dan Fiqih.
Program penyuluhan Agama Kristen di Rumah Tahanan Negara Klas 1
Surakarta pada tahun 1981 mengalami penurunan jumlah narapidana Hal ini dapat
dilihat dari hasil absensi jumlah narapidana yang dibina hanya berjumlah 111 orang.
Jumlah pembina yang ditugaskan untuk membina para narapidana juga menurun
jumlahnya yaitu hanya dua orang saja yaitu Bapak. D. Poewohatmojo, Bapak Suprapto
dan Moses Pinangkaan Hasil dari pembinaan agama Kristen pada tahun 1981 adalah
cukup baik45
TABEL 2
Laporan Kegiatan Olahraga dan Kesenian untuk bulan Nopember 1981 di Rumah
Tahanan Negara Klas 1 Surakarta
No Tangga Olahraga
dan
Kesenian
Nama Pelatih /
Pembimbing
Jumlah
Pengikut
Alat - alat
yang
digunakan
Waktu
Latihan
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 2,4,7,9,11 Senam Soeparmo 48 Peraga 30
Menit
Tiap Hari
Senin
2 14,16,18,21 Bola Voli W.A.
Munandar. B.A
36 Bola, Net,
dll
90
Menit
Rabu,
Sabtu
3 23,25,28,30 Tenis
Meja
W.A.
Munandar. B.A
12 Bola, Net,
Bed
90
Menit
4 7,14,21,28 Karawitan Ian Isngandi 28 Gamelan
Lengkap
120
Menit
Tiap Hari
Sabtu
Sumber : Arsip Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta 1978 - 1986
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa laporan kegiatan olahraga dan
kesenian yang ada di Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta pada bulan Nopember
1981 bahwa kegiatan olahraga yang dilakukan adalah senam, bola voli, tenis meja dan
45
Wawancara dengan Bapak Suprapto tanggal 3 Desember 2015
60
kegiatan karawitan. Kegiatan senam ini dilakukan pada tanggal 2,4,7,9, dan 11
Nopember 1981 yang dibimbing oleh Soeparmo dengan jumlah pengikut 48 orang dan
alat – alat yang dipergunakan adalah peraga serta kegiatan senam ini dilakukan tiap hari
Senen selama 30 menit. Kegiatan olahraga seperti bola voli ini dilakukan tiap hari Rabu
dan Sabtu selama 90 menit yaitu pada tanggal 14, 16, 18, dan 21 Nopember 1981,
kegiatan bola voli ini dibimbing oleh W.A. Munandar. BA yang dikuti oleh 36 orang
dan alat – alat yang dipergunakan dalam kegiatan bola voli ini adalah bola, net, dll
sedangkan untuk kegiatan tenis meja yang dilakukan pada tanggal 23,25,28, dan 30
Nopember 1981 selama 90 menit, kegiatan tenis meja ini dibimbing oleh W.A.
Munandar. BA yang dikkuti oleh 12 orang dan alat – alat yang dipergunakan dalam
kegiatan tenis meja ini adalah bola, net, meja, bed. Kegiatan kesenian yaitu karawitan
ini dilakukan pada tanggal 7,14,21, dan 28 Nopember 1981, kegiatan karawitan ini
dilaksanakan selama 120 menit yang dibimbing oleh Ian Isngadi dan kegiatan ini diikuti
28 pengikut serta alat – alat yang dipergunakan dam kegiatan karawitan ini adalah
gamelan lengkap/
TABEL 3
Laporan Bulanan Kegiatan Olahraga dan Kesenian Bulan Nopember 1981 di untuk
Rumah Tahanan Klas 1 Surakarta No Tanggal Jenis Olahraga
atau Kesenian Nama Pelatih/ Pembimbing
Jumlah Pengikut
Alat alat yang digunakan
Waktu Latihan
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8
OLAHRAGA
1 Tg 2, 4, Bola Voli Basoeki 28 Bola dan Net 09.00 s/d 10.30
9, 11 " " 28 -sda- 09.00 s/d 10.30
16, 18 " " 28 -sda- 09.00 s/d 10.30
23,25 " " 28 -sda- 09.00 s/d 10.30
KESENIAN
- - - - - -
Sumber : Arsip Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta 1978 – 1986.
61
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa hasil laporan bulanan kegiatan
olahraga dan kesenian yang ada di Rumah Tahanan Klas 1 Surakarta pada bulan
Nopember 1981 ini diikuti oleh 28 narapidana. Kegiatan olahraga yang dikuti adalah
bola voli yang dibimbing oleh Basoeki dan alat – alat dipergunakan dalam kegiatan ini
adalah bola dan net. Kegiatan ini dilakukan tanggal 2,4,9,11,16,18, 23, dan 25
Nopember 1981. Para narapidana ini mendapatkan kegiatan olahraga dan kesenian yang
ada di Lembaga Permasyarakatan Surakarta dan kegiatan ini dilaksanakan pada pulul
09.00 s/d 10.30.
Laporan Kegiatan Penataran P.4 Gelombang Ke II Tipe 25 jam bagi narapidana
tahun 1982 di Lembaga Permasyarakatan Surakarta, pelaksanaan penatarana P.4 di LP
Surakarta dimulai pada tanggal 13 Desember s/d 21 Desember 1982 yang diikuti oleh
20 orang narapidana ( dengan catatan satu narapidana tidak fdapat menyelesaikan
penataran karena sakit ). Keseluruhan dari peserta penataran berasal dari pendidikan
sebagai berikut :
1. 2 narapidana dengan pendidikan SMTP.
2. 2 narapidana dengan pendidikan SD.
3. 1 narapidana dengan pendidikan Madrasah kl. 3.
4. 15 narapidana tidak berpendidikan / buta- huruf.
Sedang para penatar adalah dari pegawai LP Surakarta sendiri masing – masing :
1. Sdr. Soetopo BA dan Sdr. Soebari BA dengan materi penataran
Pancasila.
2. Sdr. Yahudi Pranoto dan Sdr. Suhadi dengan materi penataran GBHN.
3. Sdr. Basuki dengan materi penataran UUD 1945.
62
Hasil dari penataran P.4 gelombang II tipe 25 jam tahun 1982 bagi narapidana di
Lembaga Permasyarakatan Srurakartatelah dilaksanakan dan hasil dinilai cukup baik.
TABEL 4
Laporan Bulanan Kegiatan Olahraga dan Kesenian Bulan Maret 1982 di Rumah
Tahanan Negara Klas 1 Surakarta
Minggu Tanggal Jenis Olahraga
dan
Kesenian
Nama Pelatih/ Pembimbing
Jumlah Pengikut
Alat alat yang
digunakan
Waktu Latihan
Keterangan
I 7-3-1982 Bulu Tangkis
- 8 Raket, Net, dan Bola
Minggu Bermain/ Latihan Sendiri
7-3-1982 Tenis Meja - 8 Meja, Net, Bola, dan
Bal
Minggu sda
7-3-1982 Karawitan Slamet BU, Karyawan LP
Surakarta
10 Gamelan milik LP Surakarta
Minggu
II 14-3-1982
Bulu Tangkis
- 6 Sda sda sda
14-3-1982
Tenis Meja - 8 Sda sda sda
14-3-1982
Karawitan sda 10 Sda sda sda
Iii 21-3-1982
Bulu Tangkis
8 Sda sda sda
21-3-1982
Tenis Meja 6 Sda sda sda
21-3-1982
Karawitan sda 10 Sda sda sda
Iv 28-3-1982
Bulu Tangkis
- 4 Sda sda sda
28-3-1982
Tenis Meja - 8 Sda sda sda
28-3-1982
Karawitan sda 10 Sda sda sda
sumber :Arsip Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta 1978 – 1986
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan olahraga dan
kesenian pada Bulan Maret 1982 yang diikuti oleh para narapidana yang ada di Rumah
Tahanan Negara Klas 1 Surakarta, kegiatan olahraga dan kesenian yang diikuti adalah
bulu tangkis, tenis meja dan karawitan. Kegiatan olahraga bulu tangkis ini diikuti oleh
8 orang pada tanggal 7,14,21,28 Maret 1982 namun pada tanggal 28 Maret 1982,
63
jumlah pengikut kegiatan bulu tangkis ini berkurang menjadi 4 orang dan kegiatan bulu
tangkis ini menggunakan alat – alat yaitu raket, net dan bola. Kegiatan olahraga tenis
meja ini diikuti 8 orang dan kegiatan tenis meja ini menggunakan alat – alat berupa
meja, net, bola, dan bal. Kegiatan kesenian yaitu karawitan ini diikuti oleh 10 orang
yang dilatih oleh Slamet BU, karyawan LP Surakarta dan kegiatan karawitan ini
menggunakan gamelan yang merupakan milik LP Surakarta. Kegiatan olahraga dan
kesenian ini dilaksanakan setiap hari Minggu dan kegiatan ini dilakukan dengan cara
bermain atau latihan sendiri.
Kegiatan Bimbingan Roehani Mental / Budi yang dilakukan pihak Rumah
Tahanan Negara Klas 1 Surakarta yang dipimpin oleh Ibu Sudayono ini dilakukan
setipa hari Jumat selama dua jam Materi yang diberikan dalam pembinaan ini adalah
tokoh atau panutan yang kitab – kitab agama Kristiani yaitu Kitab Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru. Jumlah narapidana yang ikut dalam pembinaan ini berjumlahn 121
orang dan hasil yang diperoleh dari pembinaan ini adalah baik karena jumlah
narapidana yang ikut dalam pembinaan ini cukup banyak.
Kegiatan Bimbingan Agama Kristen Prostestan pada tahun 1982 yang dilakukan
pihak Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta yang dipimpin oleh Ibu Sinduharjo
yang dilakukan setiap hari Minggu selama 1 ½ jam ini ddikuti sebanyak 78 oarang
narapidana. Bimbingan Roehani agama Kristen ini semakin menurun jumlahnya
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hasil dari bimbingan Roehani agama Kristen
ini mendapatkan hasil yang lumayan baik.
Kegiatan Bimbingan Roehani Agama Islam pada tahun 1982 yang dilakukan
pihak Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta ini menurun jumlahnya. Kegiatan
64
Roehani agama Islam yang semula meningkat namun pada tahun 1982 jumlahnya
menurun yaitu hanya 70 orang narapidana saja yang dibina dan hadir. Pembina yang
ditugaskan untuk membina para narapidana adalah Anwar Siswadi dan hasil dari
pembinaan ini dinilai lumayan baik.
TABEL 5
Laporan Bulanan Kegiatan Olahraga dan Kesenian Untuk Bulan Maret 1983 di
Lembaga Permasyarakatan Surakarta
No Tanggal Jenis
Olahraga
dan
Kesenian
Nama
Pelatih/
Pembimbing
Jumlah
Pengikut
Alat alat
yang
digunakan
Waktu
Latihan
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8
Olahraga
Senin 7,14,21,28 Bola Voli Bambang. K.
Bc. IP
15 orang Alat - alat
Olahraga
milik
Jawatan
08.00
s/d
10.00
Di halaman
Blok C
Rabu 2,9,16,23,30 Bulu
Tangkis
dan Tenis
Meja
15 orang 11.00
s/d
13.00
Di ruang
Perusahaan
dan
Pendidikan
Kamis 3,10,17,24,31 Bola Voli Bambang. K.
Bc. IP
15 orang 08.00
s/d
10.00
Di halaman
Blok C
Sabtu 5,12,19,26 Bulu
Tangkis dan Tenis
Meja
15 orang 10.00
s/d 12.00
Di ruang
Perusahaan dan
Pendidikan
Kesenian
Rabu 2,9,16,23,30 Karawitan 20 orang Gamelan
milik
Jawatan
11.00
s/d
13.00
Di ruang
Pendidikan
Sabtu 5,12,19,26 Karawitan 20 orang 10.00
s/d
12.00
Di ruang
Pendidikan
Sumber : Arsip Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta 1978 – 1986.
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pada bulan Maret 1983,para
narapidana yang mendapatkan pembinaan di bidang olahraga dan kesenian. Di bidang
olahraga, jenis kegiatan yang dilakukan adalah Volley Ball yang dibimbing oleh
Bambang K.BC. IP. ini diikuti sebanyak 15 orang setiap hari Senin dan Kamis, kegiatan
65
bola voli ini dilaksanakan pada pukul 08.00 s/d 10.00 di halaman Blok C Rumah
Tahanan Negara Klas 1 Surakarta dan batminton & ping pong yang dilakukan setiap
hari Rabu pada pukul 11.00 s/d 13.00 dan hari Sabtu pada pukul 10.00 s/d 12.00,
kegiatan bulu tangkis dan tenis meja dilaksanakan di ruang Perusahaan dan Pendidikan.
Kegiatan olahraga ini dilaksanakan di ruang – ruang yang sudah disediakan. Di bidang
kesenian, jenis kegiatan yang dilakukan adalah karawitan yang pelaksanaannya pada
setiap hari Rabu pada pukul 11.00 s/d 13.00 dan hari Sabtu pada pukul 10.00 s/d 12.00.
Kedua jenis kegiatan ini difasilitasi oleh alat – alat yang merupakan milik Jawatan
Lembaga Permasyarakatan Surakarta seperti alat – alat olahraga dan gamelan yang
digunakan untuk kegiatan olahraga dan kesenian ini.
Kegiatan Bimbingan Rohani Agama Islam tahun 1983, hasil dari Bimbingan
Agama Islam pada tahun ini dinilai baik. Hal ini dikarenakan bimbingan Rohani Agama
Islam ini diikuti narapidana pria yang berjumlah 74 orang dan narapidana wanita yang
berjumlah 22 orang. Para narapidana ini mendapat pelajaran Agama Islam yang
diajarkan oleh Drs. Maqsudi bagi narapidana pria dan Ny. Darti Nuflikah bagi
narapidana wanita.46
Kegiatan Bimbingan Rohani Agama Kristen tahun 1983, hasil dari Bimbingan
Agama Kristen ini dinilai baik. Hal ini dikarenakan bimbingan Rohano Agama Kristen
ini diikuti narapidana pria yang berjumlah 29 orang dan narapidana wanita yang
berjumlah 10 orang. Para narapidana ini mendapat pelajaran Agama Kristem yang
46
Laporan Bulanan Pendidikan Agama Islam bulan Maret 1983.
66
diajarkan oleh Bp. Yonathan bagi narapidana pria dan Ibu Sutoko bagi narapidana
wanita.47
Kegiatan Bimbingan Rohani Agama Katholik tahun 1983 dengan hasil baik.
Hal ini dikarenakan jumlah narapidana yang hadir sebanyak 15 orang. Buku – buku
yang digunakan untuk bimbingan Agama Katholik yaitu PWI Liturgi . Para narapidana
ini mendapat pelajaran bimbingan Agama Katholik yang diajarkan oleh Romo P.J.
Madyasusanto, SJ. 48
.
Tabel 6
Laporan Program Kerja dan absensi narapidana di Rumah Tahanan Klas 1 Surakarta
tahun 1986
Program Kerja Absensi Banyak Narapidana Jumlah Pembina
Pendidikan Agama Islam 50 orang 52 orang 2 orang
Pendidikan Agama Kristen 24 orang 30 orang 2 orang
Pendidikan Agama Katolik 10 orang 10 orang 1 orang
Pendidikan Sekolah dan
Keterampilan / Kesenian
165 orang 185 orang 10 orang
Pendidikan Mental dan Budi
Pekerti
40 orang 50 orang 1 orang
Penataran P4 120 orang 145 orang 4 orang
Pertanian 120 orang 145 orang 6 orang
Sumber : Laporan bulanan prmbinaan narapidana di Rumah Tahanan Negara Klas 1
Surakarta tahun 1986 \
Dalam melakukan pembinaan bagi narapidana yang ada di Ruumah Tahanan
Negara Klas 1 Surakarta ini dibantu oleh para pembina yang ditugaskan untuk membina
para narapidana. Program kerja yang dilakukan oleh pihak Rumah Tahanan Negara Klas
47
Laporan Bulanan Pendidikan Agama Kristen bulan Maret 1983.
48
Laporan Bulanan Pendidikan Agama Katholik bulan Maret 1983.
67
1 Surakarta tahun 1986 diantara pendidikan agama, pendidikan sekolah dan
keterampilan atau kesenian , pendidikan mental dan budi pekerti, penataran P4 dan
pertanian. Program kerja yang dilakukan ini adalah program kerja yang wajib
dilakukan oleh para narapidana yang ada di Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta.
Program pembinaan di bidang keterampilan dilakukan di tempat khusus yang digunakan
untuk melatih keterampilan para anarapidana yang berada di kompleks blok belakang
Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta. Program pembinaan yang dilakukan di luar
Rumah Tahanan Negara yaitu pembinaan pertanian di wilayah Silir, Semanggi,
Surakarta.
Program pembinaan di bidang pendidikan ini dilakukan dengan cara
menatangkan guru – guru dari sekolah yang ada di daerah Surakarta. Pembinaan di
bidang pendidikan ini menggunakan kurikulum yang ada di sekolah yaitu kurikulum
Caturwulan. Para narapidana yang dibina adalah narapidana yang berada di usia
sekolah. Pelaksanaaan kurikulun Caturwulan dan sistem pembelajaran yang dibuat
seperti sekolah membuat program pembinaan berjalan efektif.
Sistem pembinaan kepada narapidana yang ada di Rumah Tahanan Negara Klas
1 Surakarta ini dilakukan secara bersama – sama dengan lembaga – lembaga
permasyarakaratan yang ada di daerah eks- Karesidenan Surakarta seperti Sragen,
Boyolali, Surakarta dan Klaten. Proses pembinaan narapidana yang ada di daerah eks –
Karesidenan Surakarta wajib memberikan laporan kegiatan yang dilakukan setiap
buulannya kepada Kepala Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta. Pembinaan yang
dilakukan diantaranya adalah bimbingan Rohani Agama dan Budi Pekerti, kegiatan
olahraga dan kesenian, kegiatan perpustakaan, bimbingan pendidikan kejuruan,
68
keterampilan dan kepramukaan, kegiatan surat – menyurat dan kunjungan bagi
narapidana anak, anak negara, dan anak sipil, kegiatan penataran P.4 yang wajib
dilakukan bagi Rumah Tahanan Negara Klas 1 Surakarta dan lembaga permasyarakatan