Top Banner
31 Laporan Tugas Akhir BAB III STT Telematika Telkom Purwokerto D312036 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 PERANCANGAN DIAGRAM BLOK SISTEM Perancangan sistem keamanan dan pelacakan kendaraan berbasis GPS menggunakan notifikasi SMS membutuhkan perangkat keras berupa SIM 808 yang berfungsi sebagai GPS untuk mengetahui posisi dan GSM untuk mengirimkan pesan, mikrokontroler, catu daya, push button, relay, dan catu daya. Ketika sistem diaktifkan, SIM 808 akan memberikan pesan peringatan kepada pemilik apabila kendaraan telah dibobol atau dicuri. Ketika jeda waktu telah mencapai yang di tentukan, sistem akan mematikan kelistrikan kendaraan dan sistem juga akan memberikan pesan kepada pemilik yang berupa titik koordinat letak kendaraan terakhir. Pemilik kendaraan dapat melacak koordinat kendaraan tersebut dengan membuka aplikasi map pada smartphone. Perancangan sistem keamanan dan pelacakan kendaraan ini dijelaskan pada Gambar 3.1 di bawah ini : Input Proses Output Gambar 3.1 : Diagram Blok Sistem Pada rangkaian proses menggunakan Arduino Uno ATmega328 yang berfungsi untuk memproses dan pengendali keseluruhan sistem kerja alat. Mikrokontroler akan menerima masukkan dari tombol pengaman (push button). Tombol pengaman berfungsi sebagai penentu apakah alat bekerja atau tidak, apabila alat bekerja, maka akan diproses oleh mikrokontroler yang akan dikirim menuju output. Modul GPS Mikro Pengendali Modul GSM Smartphone / User Relay Kelistrikan Kendaraan Catu Daya Push Button Rumah Kunci
25

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

Oct 23, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

31

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

BAB III

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

3.1 PERANCANGAN DIAGRAM BLOK SISTEM

Perancangan sistem keamanan dan pelacakan kendaraan berbasis GPS

menggunakan notifikasi SMS membutuhkan perangkat keras berupa SIM 808 yang

berfungsi sebagai GPS untuk mengetahui posisi dan GSM untuk mengirimkan

pesan, mikrokontroler, catu daya, push button, relay, dan catu daya. Ketika sistem

diaktifkan, SIM 808 akan memberikan pesan peringatan kepada pemilik apabila

kendaraan telah dibobol atau dicuri. Ketika jeda waktu telah mencapai yang di

tentukan, sistem akan mematikan kelistrikan kendaraan dan sistem juga akan

memberikan pesan kepada pemilik yang berupa titik koordinat letak kendaraan

terakhir. Pemilik kendaraan dapat melacak koordinat kendaraan tersebut dengan

membuka aplikasi map pada smartphone. Perancangan sistem keamanan dan

pelacakan kendaraan ini dijelaskan pada Gambar 3.1 di bawah ini :

Input Proses Output

Gambar 3.1 : Diagram Blok Sistem

Pada rangkaian proses menggunakan Arduino Uno ATmega328 yang

berfungsi untuk memproses dan pengendali keseluruhan sistem kerja alat.

Mikrokontroler akan menerima masukkan dari tombol pengaman (push button).

Tombol pengaman berfungsi sebagai penentu apakah alat bekerja atau tidak,

apabila alat bekerja, maka akan diproses oleh mikrokontroler yang akan dikirim

menuju output.

Modul GPS Mikro Pengendali

Modul

GSM

Smartphone /

User

Relay Kelistrikan

Kendaraan

Catu Daya

Push

Button

Rumah Kunci

Page 2: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

32

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

Output untuk mematikan kelistrikan kendaraan terdiri dari rangkaian relay.

Relay akan mematikan arus listrik menuju coil kendaraan. Coil berfungsi untuk

dihubungkan ke arus yang mengalir pada motor. Ketika arus diputus maka

kelistrikan kendaraan bermotor akan mati.

3.2 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS

Secara umum perancangan dan pembuatan perangkat keras meliputi flow

chart prinsip kerja alat untuk sistem keamanan dan pelacakan kendaraan berbasis

GPS menggunakan notifikasi SMS. Pembuatan hardware sendiri terdiri dari

pembuatan rangkaian secara skematik baik dari catu daya, rangkaian

mikrokontroler, SIM 808, regulator LM2596, rangkaian relay dan beberapa

komponen pendukung lainnya. Rangkaian skematik dan perancangan perangkat

keras pada tugas akhir ini dapat dilihat pada gambar 3.2 yang menjelaskan tentang

pemyusunan kompnen yang dibutuhkan, dan dari port yang telah dihubungkan dari

satu perangkat ke perangkat lainnya. Parameter utama yang terlihat akan menjadi

acuan pada perancangan alat tugas akhir ini adalah Arduino Uno ATmega328 yang

terhubung keseluruhan rangkaian untuk dikendalikan dan diproses secara berurutan

dengan program yang sudah dibuat dan ditanamkan pada mikrokontroler, sehingga

perintah ataupun instruksi dari keseluruhan rangkaian dapat dilaksanakan ataupun

dieksekusi pada masin-masing rangkaian.

Page 3: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

33

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

Gambar 3.2: Skema Rangkain Keseluruhan

3.2.1 ARDUINO UNO ATMEGA328

Pada tugas akhir ini menggunakan mikropengendali ATmega328p yang

memiliki spesifikasi yang cocok terhadap kebutuhan sistem rancang bangun

sistem keamanan dan pelacakan kendaraan berbasis GPS menggunakan

notifikasi SMS. Arduino Uno ATMega8 digunakan untuk mengatur sistem kerja

dari SIM 808 untuk mengirimkan pesan peringatan dan pesan pemberitahuan,

dan Rangkaian Relay untuk mematikan kelistrikrikan kendaraan yang

dihubungkan menuju coil kendaraan. Minimum system ATmega328p dapat

dilihat pada Gambar 3.3 dibawah ini.

Page 4: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

34

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

Gambar 3.3 : Skema Rangkaian Arduino ATmega328

3.2.2 MODUL SIM 808

SIM 808 yang diproduksi oleh perusahaan SIM TECH merupakan sebuah

modul elektronika yang dilengkapi Modul GPS dan juga Modul GSM. Penulis

menggunakan SIM 808 ini dikarenakan komponen ini sudah dilengkapi 2 elemen

yakni GPS dan GSM dalam satu komponen yang berarti komponen ini lebih

efisien daripada menggunakan komponen GPS dan GSM secara terpisah.

SIM 808 berfungsi pada tegangan 3.4V – 4.4V. Modul GSM /GPRS

berfungsi sebagai mengirimkan pesan peringatan dan juga pesan pemberitahuan

kepada pemilik kendaraan. Frekuensi yang digunakan Modul GSM/GPRS untuk

bekerja adalah pada frekuensi 800/900/1800/1900 yang berarti dapat mencari 4

frekuensi secara otomatis. Modul GSM/GPRS pada SIM 808 menggunakan AT

Command sebagai perintah-perintah untuk melakukan komunikasi.

Modul GPS berfungsi sebagai pemberitahu letak posisi kendaraan ketika

kendaraan telah berpindah letak atau berpindah posisi. Letak kendaraan yang

didapat oleh GPS kemudian akan dikirim kepada pemilik kendaraan. Untuk

menggunakan GPS juga dapat AT Command untuk melakukan konfigurasi.

Tampilan dari komponen SIM 8008 dan skema dari SIM 808 dapat dilihat pada

Gambar 3.4 dan Gambar 3.5 :

Page 5: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

35

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

Gambar 3.4 : Komponen SIM 808

Gambar 3.5 : Skema Rangkaian SIM 808

3.2.3 PERANCANGAN RANGKAIAN RELAY

Perancangan rangkaian relay adalah proses setelah timer yang waktunya

telah di seting sudah habis yang secara otomatis Mikrokontroler akan

mengaktifkan rangkaian relay, relay akan mematikan kelistrikan kendaraan

melalui coil kendaraan. Relay berfungsi sebagai saklar elektronik yang

Page 6: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

36

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

mempunyai tegangan kerja sebesar 12VDC, relay mempunyai kumparan yang

akan bekerja sesuai arus yang ada.

Cara kerja relay menggunakan energi listrik yang ada pada kumparan akan

menghasilkan suatu gaya elektromagnetik. Gaya magnetik yang dihasilkan akan

menarik lengan kontak sehingga akan menghubungkan 2 titik kontak yang berarti

relay bekerja. LED berfungsi sebagai penanda apabila rangkaian relay bekerja.

Skema rangkain relay dapat dilihat pada Gambar 3.6

Gambar 3.6 : Skema Rangkaian Relay

3.2.4 PERANCANGAN CATU DAYA

Catu daya merupakan rangkaian yang berfungsi sebagai suplai daya atau

listrik pada rangkaian alat tugas akhir ini. Catu daya yang digunakan untuk

menyuplai arus pada rangkaian ini adalah accu. Arus DC merupakan arus searah

yang berate tidak mempunyai gelombang frekuensi atau tetap.

Untuk mengkonventer DC ke DC (DC-DC Converter) ini menggunakan IC

LM2596S yang merupakan Integrated Circuit (IC) untuk mengubah tingkatan

tegangan (voltage level) arus searah / Direct Curent (DC) menjadi lebih rendah

dibanding tegangan masukannya. Tegangan masukan (input voltage) dapat dialiri

tegangan berapa pun antara 3 Volt hingga 40 Volt DC, yang akan diubah menjadi

tegangan yang lebih rendah di antara 1,5 Volt hingga 35 Volt DC.

Page 7: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

37

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

Tegangan keluaran yang diinginkan dapat disetel dengan memutar sekrup

pada potensiometer (sekrup kuningan pada komponen elektro yang berwarna

biru), dengan catatan perbedaan tegangan antara tegangan masukan dengan

tegangan keluaran minimal 1,5 Volt (contoh: dari 12V bisa ke tegangan

berapapun antara 1,5 Volt hingga 10,5 Volt). Bentuk Regulator LM 2596 dan

skema dari rangkaian catu daya dapat dilihat pada gambar 3.7 dan gambar 3.8

Gambar 3.7 : Regulator LM 2956

Gambar 3.8 : Skema Rangkaian Catu Daya

Page 8: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

38

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

3.2.5 RANGKAIAN PENDETEKSI KONTAK ON

Pengaktifan sistem kendaraan ini diintergrasikan dengan central lock

kendaraan yang biasanya sudah terpasang pada kendaraaan. Sinyal output central

lock digunakan untuk perintah on atau off input yang dibaca oleh optocoupler.

Karena input tegangan pada mikrokontroler adalah 5V sedangkan keluaran dari

rangkaian ini adalah 12V maka dibutuhkan komponen pengubah tegangan dari

12V menjadi 5V. Komponen Dioda juga digunakan sebagai penyearah dan juga

untuk pengaman tegangan pada rangkaian ini. Rangkaian pendeteksi kontak on

dapat dilihat pada gambar 3.9

Gambar 3.9 : Skema Rangkaian Pendeteksi Kontak On

3.2.6 RANGKAIAN PENDETEKSI STARTER KENDARAAN

Rangkaian pendeteksi starter kendaraan ini bertujuan sebagai salah satu

pemicu raangkaian keamanan kendaraan ini. Starter kendaraan ini disesuaikan

dengan kondisi kendaaraan pada saat ini yang dimana starter kendaraan

digunakan untuk menghidupkan kendaraan. Apabila kendaraan dihidupkan atau

starter kendaraan ditekan, maka secara otomatis akan mengaktifkan timer yang

berupa Motor DC. Skema dari rangkaian pendeteksi starter kendaraan dapat

dilihat pada gambar 3.10

Page 9: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

39

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

Gambar 3.10 : Skema Rangkaian Pendeteksi Starter

3.2.7 PUSH BUTTON RAHASIA

Pada sistem keamanan ini push button digunakan menonaktifkan rangkaian

sistem keamanan dan pelacakan kendaraan secara keseluruhan. Apabila

kendaaraan digunakan tanpa menekan push button , maka sistem akan bekerja

sebagai mana yang sudah ditentukan. Namun ketika kendaraan digunakan dan

kemudian push button ditekan, maka secara otomatis akan mematikan rangkaian

secara keseluruhan. Push Button ini bekerja pada tegangan 5V. Letak dari push

button ini hanya pemilik kendaraan yang mengetahuinya, namun masih dapat

dijangkau. Rangkaian push button ini dapat dilihat pada gambar 3.11

Gambar 3.11 : Skema Rangkaian Push Button

Page 10: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

40

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

3.3 PEMBUATAN PERANGKAT HARDWARE

Pembuatan perangkat hardware dilakukan setelah melakukan perancangan yang

meliputi blok diagram, sistem kerja alat, dan perancangan skema rangkaian.

Pembuatan perangkat dilakukan secara bertahap menurut bagian yang paling

dasar yaitu penghubung komponen perangkat sehingga bagian penyusun sistem

kerja perangkat tugas akhir ini. Untuk tahapan pembuatan perangkat akan

dipaparkan pada bagian di bawah ini:

3.3.1 MENCETAK LAYOUT PADA PCB

Pembuatan perangkat hardware diawali dengan mencetak layout

jalur pada PCB yang akan digunakan. Proses tersebut dilakukan dengan

mencetak layout menggunakan kertas putih (A4 atau HVS). Kemudian hasil

cetak layout tersebut difotokopi dengan hasil fotokopi dicetak pada

plastik presentasi transparan (bening). Pastikan posisi hasil cetak berada

pada sisi yang benar (tidak terbalik untuk sisi yang terdapat tinta

fotokopi-nya). Sebab, pada plastik presentasi yang digunakan untuk

mencetak layout, mempunyai dua sisi yang tembus pandang sehingga

akan sulit menentukan mana bagian depan hasil cetakan yang

sebenarnya. Jika telah difotokopi, selanjutnya tempelkan plastik hasil

cetak fotokopi tadi pada PCB yang akan digunakan dengan bagian

bertinta fotkopi menempel pada bagian PCB. Lalu lapis permukaan

plastik yang berbeda pada PCB dengan kertas atau kain.

Setelah itu, lapisan tersebut di strika dengan perlahan keseluruhan

bagian layout PCB. Jika dirasa proses penyetrikaan telah merata maka

perlahan buka lapisan penutup kain dan plastik dari PCB. Perhatikan hasil

yang didapat pada PCB, bila jalur layout telah tercetak dengan jelas dan tidak

ada jalur yang terputus maka lanjutkan dengan membersihkan permukaan

PCB yang telah dicetak. Lalu hasil PCB yang telah dicetak tadi, direndam

pada cairan pelarut selama beberapa menit untuk menghilangkan tembaga

selain pada jalur PCB.

Page 11: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

41

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

3.3.2 PENGEBORAN JALUR PCB

Setelah jalur PCB telah tercetak dengan rapi dan dipastikan tidak

ada yang terputus, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan

pengeboran terhadap jalur PCB yang telah dicetak. Pengeboran dilakukan

pada tiap titik penempatan komponen yang akan digunakan pada PCB.

Pengeboran dilakukan dengan memperhatikan luas titik yang akan dibor,

sebab jika proses pengeboran terlalu keluar dari titik yang telah

direncanakan dikhawatirkan akan mengganggu jalur terdekat dari titik

pengeboran. Setelah seluruh titik dibor dan dipastikan mempunyai

ukuran titik sesuai dengan yang telah direncanakan, selanjutnya PCB

tadi diamplas permukaannya. Proses pengamplasan dilakukan secara

halus dan detail serta dengan menggunakan air secukupnya. Jika sudah,

hasil PCB yang telah dihaluskan dengan amplas, lalu dikeringkan dengan

menggunakan lap kemudian dihaluskan menggunakan bensin, hal tersebut

dilakukan agar tinta hasil cetak dapat hilang.

3.3.3 PROSES PENSOLDERAN JALUR PCB

Proses pensolderan jalur PCB dilakukan dengan bantuan tiner

yang dilapisi pada permukaan PCB. Hal tersebut dilakukan untuk

memudahkan pada saat dilakukan pensolderan sehingga hasil solder

dapat diarahkan dengan mudah. Selain itu, tiner tadi juga dapat digunakan

sebagai pelapis dan PCB itu sendiri. Untuk gambar 3.12 menunjukkan

hasil proses pensolderan jalur PCB.

Page 12: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

42

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

Gambar 3.12 : Hasil Proses Pensolderan Jalur PCB

3.3.4 PROSES PERAKITAN KOMPONEN

Proses perakitan komponen dilakukan dengan terlebih dahulu

merakit komponen yang bersifat pasif atau tetap seperti resistor, soket,

regulator dan komponen lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan merakit

bagian komponen output, komponen output tersebut meliputi, SIM 808,

dan relay. Selanjutnya, dilakukan perakitan komponen yang bersifat

fleksibel. Fleksibel yang dimaksud adalah dapat dilepas dan dipasang

tanpa bantuan solder atau alat bantu penghubung lainnya. Komponen

tersebut adalah Minimum Sistem ATmega8, dan SIM 808. Minimum Sistem

ATmega 8 dihubungkan pada bagian belakang PCB yang dapat juga

dikatakan sebagai mesin atau pengendali utama perangkat. Pada bagian

jalur PCB terlebih dahulu dipasangkan soket penghubung antara PCB dengan

port digital. Kemudian memasang Minimum Sistem ATmega 8 pada jalur

PCB yang telah dirancang, jalur pada PCB telah disesuaikan dengan

posisi tujuan kaki-kaki komponen dengan beberapa pin digital yang ada

pada Minimum Sistem ATmega 8. Soket yang terpasang pada PCB diatur

lurus dan disesuaikan ukurannya dengan jarak antara pin pada Minimum

Sistem yang digunakan. Hal tersebut perlu diperhatikan untuk

meminimalisasi pembongkaran soket akibat ketidak akuratan pengukuran

Page 13: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

43

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

jarak antara pin pada Minimum Sistem yang digunakan dengan soket

yang dipasang pada jalur PCB. Perangkaian komponen dapat dilihat pada

gambar 3.13 berikut.

Gambar 3.13 : Perangkaian Komponen

3.4 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

Dalam peyusunan perangkat lunak ini menggunakan berbagai perintah untuk

mengendalikannya. Perintah yang digunakan adalah central lock ketika on dan

starter kendaraan ketika ditekan kemudian dilanjutkan dengan push button rahasia,

relay untuk mematikan kelitrikan kendaraan kemudian pengiriman pesan

peringatan bahaya. Perintah yang digunakan untuk menjalakan alat yaitu

pemrograman Arduino IDE dengan bahasa pemrograman Arduino. Program

Arduino IDE berfungsi untuk mengupload program kedalam Arduino atau

mikropengendali (Atmega328) menggunakan kabel USB PC dengan port arduino.

3.4.1 FLOWCHART RANGKAIAN PENGENDALI

Berikut ini merupakan proses kerja dari perangkat secara keseluruhan

yang telah dibuat pada gambar 3.14 Flowchart perangkat keseluruhan.

Page 14: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

44

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

Tidak

Ya

Gambar 3.14 : Flowchart Program Keseluruhan

CENTRAL LOCK

KENDARAAN ON

STARTER KENDARAAN

DI TEKAN

KIRIM SMS PERINGATAN 1

AT+CMGS

GPS MEMULAI TRACKING

AT+CGNSINF

JEDA WAKTU 30 DETIK

RELAY MEMATIKAN

KELISTRIKAN

KENDARAAN

SMS 2 LETAK KENDARAAN

AT+CMGS

SELESAI

MULAI

INISIALISASI I/O

PUSH

BUTTON

SISTEM OFF

Page 15: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

45

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

3.4.2 P ROGRAM INISIALISAI PORT

Tahap awal memulai pemrograman yaitu inisialisasi program. Inisialisasi

ini merupakan perintah yang pertama kali dilakukan pada saat pemrograman.

Inisialisasi program bertujuan untuk memberikan perintah kepada port

Input/Output yang digunakan agar dapat dijalankan atau dikendalikan oleh

mikropengendali Arduino UNO. Berikut adalah bentuk inisialisai program

yang digunakan :

#include <SoftwareSerial.h>

SoftwareSerial mySerial(5,6);//rx,tx

int S_PWR = 8; //tombol power gsm

int RELAY = 9; // relay koil

int MEM=0;

char SIM;

int SIM808 = 1;

int i=0;

int a=0;

int g=0;

int TOMBOL = 0;

int START = 0;

int KONTAK = 0;

char LOKASI[57];

char LAT[40];

char LONG[40];

3.4.3 PROGRAM CENTRAL LOCK, STARTER, DAN PUSH BUTTON

Program central lock, starter dan push button ini berfungsi sebagai

program keamanan pada kendaraan. Mikropengendali memrogram sesuai

dengan masukan program yang dibuat. Berikut adalah listing program yang

telah ditentukan

CEK_INPUT(); // cek masukan, kontak,start dan tombol

rahasia

AWAL:

if(TOMBOL<=100) // jika tombol rahasia di tekan sebelum

kontak di tekan

{

Page 16: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

46

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

MEM=3; // penanda tombol rahasia sudah ditekan

Serial.print ("TOMBOL MEM = ");

Serial.println (MEM); // tampilkan pada layar

komputer

delay(1000);

}

if(KONTAK <= 100) // jika kontak on

{

if (MEM==0) // jika tombol rahasia

belum ditekan

{

mySerial.print("AT+CGNSINF\r"); // kirim perintah

memanggil koordinat gps

do

{

MEM = 2; // penanda bahwa kontak pernah

on

CEK_INPUT();

if(START <= 100) // jika tombol start ditekan

{

digitalWrite(RELAY, HIGH); // kelistrikan koil on

a=1;

BAHAYA(); // jalankan sub program bahaya

}

Pada listing program di atas menujukan kondisi aman ketika kontak

kendaraan ditekan kemudian tombol rahasia juga ditekan. Dari listing

program tersebut, relay dalam keadaan high yang berarti kelistrikan coil tetap

berjalan.

digitalWrite(RELAY, LOW); // MATIKAN KELISTRIKAN KOIL

Serial.println (" ");

delay (100);

Serial.println ("KOIL OFF");

delay (500);

Serial.println ("selesai");

delay (1000);

SMS2();

delay (1000);

}

Page 17: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

47

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

Dari listing program di atas menunjukan program untuk kondisi bahaya.

Dalam kondisi bahaya, relay akan mematikan kelistrikan kendaraan melalui

coil.

3.4.4 PROGRAM PENGIRIMAN REPORT SMS

Pada bagian ini terdapat report berupa SMS dalam perancangannya

terdapat beberapa blok sistem untuk pengiriman SMS. Bentuk report SMS

ada dua, yaitu SMS pertama ketika kendaraan dalam kondisi bahaya dan SMS

kedua yang berupa letak kendaraan dalam titik koordinat latitude dan

longatitide. Berikut adalah listing program dari pengiriman report SMS.

void SMS1()

{

if(SMS <=1){

Serial.println ("sms1");

mySerial.println("AT+CMGF=1\r"); // format text

delay(1000);

mySerial.println("AT+CMGS=\"085393289666\""); //

delay(1000);

mySerial.print("BAHAYA KENDARAAN DIBOBOL");

delay(1000);

mySerial.println((char)26); //26 itu kode ascii ctrl-z

delay(1000);

mySerial.println();

}

else{

delay(1000);

}

Page 18: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

48

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

Urutan pada pengiriman SMS yang pertama yaitu peintah

AT+CMGF=1\r yang berarti bahwa SMS yang dikirimkan dalam format text

kemudian pada perintah AT+CMGS=\"085393289666\"" berisi nomor tujuan

nomor yang akan menerima pesan.

void SMS2()

{

Serial.println ("sms2");

mySerial.println("AT+CMGF=1\r"); // format text

delay(1000);

mySerial.println("AT+CMGS=\"085393289666\"");

delay(1000);

mySerial.print("KOORDINAT ");

delay(1000);

mySerial.print("LAT : ");

delay(500);

mySerial.print(LOKASI[0]);

delay(50);

mySerial.print(LOKASI[1]);

delay(50);

mySerial.print(LOKASI[2]);

delay(50);

mySerial.print(LOKASI[3]);

delay(50);

mySerial.print(LOKASI[4]);

delay(50);

mySerial.print(LOKASI[5]);

delay(50);

mySerial.print(LOKASI[6]);

delay(50);

mySerial.print(LOKASI[7]);

delay(50);

mySerial.print(LOKASI[8]);

delay(50);

mySerial.print(LOKASI[9]);

delay(50);

mySerial.print(" LONG : ");

delay(50);

mySerial.print(LOKASI[10]);

Page 19: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

49

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

delay(50);

mySerial.print(LOKASI[11]);

delay(50);

mySerial.print(LOKASI[12]);

delay(50);

mySerial.print(LOKASI[13]);

delay(50);

mySerial.print(LOKASI[14]);

delay(50);

mySerial.print(LOKASI[15]);

delay(50);

mySerial.print(LOKASI[16]);

delay(50);

mySerial.print(LOKASI[17]);

delay(50);

mySerial.print(LOKASI[18]);

delay(50);

mySerial.print(LOKASI[19]);

delay(500);

mySerial.println((char)26); //26 itu kode ascii ctrl-z

delay(1000);

mySerial.println();

delay(1000);

i=0;

}

void tampil_pos()

{

//PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP

delay(50);

Serial.print(LOKASI[0]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[1]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[2]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[3]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[4]);

delay(10);

Page 20: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

50

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

Serial.print(LOKASI[5]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[6]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[7]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[8]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[9]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[10]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[11]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[12]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[13]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[14]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[15]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[16]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[17]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[18]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[19]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[20]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[21]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[22]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[23]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[24]);

delay(10);

Page 21: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

51

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

Serial.print(LOKASI[25]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[26]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[27]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[28]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[29]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[30]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[31]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[32]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[33]);

delay(10);

Serial.print(LOKASI[34]);//32

delay(50);

Serial.print(LOKASI[35]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[36]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[37]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[38]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[39]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[40]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[41]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[42]);

delay(50);

// mySerial.print(" LONG : ");

Serial.print(LOKASI[43]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[44]);

Page 22: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

52

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

delay(50);

Serial.print(LOKASI[45]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[46]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[47]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[48]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[49]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[50]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[51]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[52]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[53]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[54]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[55]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[56]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[57]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[58]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[59]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[60]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[61]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[62]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[63]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[64]);

Page 23: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

53

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

delay(50);

Serial.print(LOKASI[65]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[66]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[67]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[68]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[69]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[70]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[71]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[72]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[73]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[74]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[75]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[76]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[77]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[78]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[79]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[80]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[81]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[82]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[83]);

delay(50);

Serial.print(LOKASI[84]);

Page 24: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

54

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

delay(10);

Serial.println(LOKASI[85]);

//PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP

delay(1000);

i=0;

}

Pada pengiriman SMS kedua tidak jauh berbeda dengan SMS yang

pertama. Namun perbeedaan dari SMS yang pertama adalah isi pesan yang

ada di dalamnya, sebagai contoh adalah (LOKASI[0] yang lebih

dimaksudkan kepada penulisan karakter koordinat dimulai dari 0 begitu juga

dengan seterusnya.

3.4.5 PROGRAM PENGAMBILAN DATA GPS

Pada bagian ini terdapat program pengambilan data dari GPS. Data dari

GPS berupa koodinat latitude dan longatitude. Untuk mengakses GPS

digunakan perintah AT command, AT+CGNSPWR=1 merupakan perintah

untuk menghidupkan power dari GPS. Sebelum melakukan pengambilan data

dari GPS, SIM808 di masukan program untuk berada dalam kondisi siap

digunakan.

void loop()

{

//xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

if(SIM808==1)

{

SIM808++;

Serial.println ("AT+CGNSPWR=1");

mySerial.println ("AT+CGNSPWR=1\r"); // power gps on

do

{

if(mySerial.available())

{

SIM = mySerial.read();

Serial.println (SIM);

}

}while (SIM != 'K' ); // tunggu sampai ada balasan ok

delay(1000);

Page 25: BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 …

55

Laporan Tugas Akhir BAB III

STT Telematika Telkom Purwokerto D312036

Dari program di atas menunjukan bahwa GPS pada SIM808 dalam

keadaan siap untuk digunakan. Untuk menentukan format teks digunakan

perintah AT+CGSNSEQ=RMC. Sedangkan untuk mendapatkan koordinat,

digunakan perintah AT+CGNSINF, listing program yang dimasukan adalah

sebagai berikut ini

Serial.println ("AT+CGNSSEQ=RMC\r");

mySerial.print("AT+CGNSSEQ=RMC\r"); // define the last NMEA

sentence that parsed

do

{

if(mySerial.available())

{

SIM = mySerial.read();

Serial.print (SIM);

}

}while (SIM != 'K' ); // tunggu sampai ada balasan ok

delay(2000);

Serial.println ("AT+CGNSINF\r");

mySerial.print("AT+CGNSINF\r"); // define the last NMEA

sentence that parsed

do

{

if(mySerial.available())

{

SIM = mySerial.read();

Serial.print (SIM);

}

if(SIM == ','){i++;}

}while (i != 11 ); // tunggu sampai ada balasan ok

delay(2000);

i=0;

Serial.print ("SIM808= ");

Serial.println (SIM808);

delay(1000);

}