Top Banner
45 Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ketiga ini adalah penjelasan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini terdiri dari penjelasan tentang pendekatan, metode, dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen, prosedur dan teknik analisis data penelitian. A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu, dengan cara meneliti hubungan antar variabel, menggunakan instrumen-instrumen penelitian, sehingga data-data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik. Laporan akhir untuk penelitian ini pada umumnya memiliki struktur yang ketat dan konsisten mulai dari pendahuluan, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan (Creswell. 2008 dalam Creswell. 2013, hlm 5). Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui keefektivan bimbingan kelompok menggunakan teknik exercise untuk meningkatkan resiliensi remaja B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi exsperiment. Penelitian quasi experiment yaitu rancangan penelitian eksperimen tapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol atau mengendalikan variabel-variabel luar yang dapat mempengaruhi eksperimen. Pada eksperimen kuasi tidak dilakukan dengan teknik random (random assignment) melainkan pengelompokan berdasarkan kelompok yang terbentuk sebelumnya (Creswell, 2012, hlm. 309). Metode quasi-eksperimen pada penelitian ini menetapkan individu yang memiliki resiliensi yang lemah sebagai subjek penelitian, yang tidak dipilih secara acak melainkan peneliti memilih
23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitianrepository.upi.edu/22508/6/T_BP_1302293_Chapter3.pdf · mana-masa remaja adalah masa transisi dari remaja menuju dewasa. 2. Masa

Feb 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 45

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu45

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    Bab ketiga ini adalah penjelasan metode yang digunakan dalam penelitian

    ini. Bab ini terdiri dari penjelasan tentang pendekatan, metode, dan desain

    penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen, prosedur dan teknik

    analisis data penelitian.

    A. Pendekatan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif

    merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu, dengan cara

    meneliti hubungan antar variabel, menggunakan instrumen-instrumen penelitian,

    sehingga data-data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan

    prosedur-prosedur statistik. Laporan akhir untuk penelitian ini pada umumnya

    memiliki struktur yang ketat dan konsisten mulai dari pendahuluan, tinjauan

    pustaka, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan

    (Creswell. 2008 dalam Creswell. 2013, hlm 5). Pendekatan kuantitatif digunakan

    untuk mengetahui keefektivan bimbingan kelompok menggunakan teknik

    exercise untuk meningkatkan resiliensi remaja

    B. Metode Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

    quasi exsperiment. Penelitian quasi experiment yaitu rancangan penelitian

    eksperimen tapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol atau

    mengendalikan variabel-variabel luar yang dapat mempengaruhi eksperimen.

    Pada eksperimen kuasi tidak dilakukan dengan teknik random (random

    assignment) melainkan pengelompokan berdasarkan kelompok yang terbentuk

    sebelumnya (Creswell, 2012, hlm. 309). Metode quasi-eksperimen pada

    penelitian ini menetapkan individu yang memiliki resiliensi yang lemah sebagai

    subjek penelitian, yang tidak dipilih secara acak melainkan peneliti memilih

  • 46

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu46

    subjek seadanya karena peneliti kurang memungkinkan membentuk kelas yang

    baru dan karena intervensi yang diberikan bersifat bimbingan untuk semua.

    C. Disain Penelitian

    Adapun desain penelitian yang digunakan adalah pre-test post-test control

    group design, yaitu dalam desain ini terdapat dua kelompok yang sudah di beri

    pretest untuk mengetahui keadaan awal. Setelah pre-test diberikan, kelompok

    eksperimen akan diberikan perlakuan menggunakan bimbingan kelompok dengan

    teknik group exercise, dan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Setelah

    itu masing-masing kelompok kontrol dan eksperimen akan diberikan pre-test dan

    post-test. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah perlakuan yang diberikan

    berpengaruh terhadap resiliensi diri siswa. Desain penelitian pre-test post-test

    control group dapat diilustrasikan sebagai berikut: (Heppner. 2008, hlm. 152).

    Tabel 3.1

    Desain Penelitian

    Kelas Pretest Treatment Posttes

    KE O1 X O2

    KK O1 - O2

    Keterangan:

    KE : kelompok eksperimen

    KK : kelompok kontrol

    X : perlakuan atau treatmen berupa bimbingan kelompok dengan teknik

    group exercise

    O1 : pretest untuk mengukur resiliensi diri siswa.

    O2 : posttes untuk mengetahui tingkat perubahan resiliensi diri siswa

    setelah diberikan perlakuan.

  • 47

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu47

    D. Partisipan penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di MAN Kinali yang beralamat Jl. Lintas

    Simpang Emapat Manggopoh Km. 15, Pasaman Barat, Sumbar. Partisipan yang

    terlibat dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X yang terdiri dari lima kelas.

    Jumlah partisapan yang telibat dalam penelitian ini adalah 150 orang.

    Pemilihan partisipan dalam penelitan ini berdasarkan pertimbangan berikut

    ini:

    1. Siswa-siswa kelas X merupakan suatu usia remaja yang rentan, karena pada

    usia ini mereka berada pada masa transisi. Dalam priode ini dianggap priode

    yang sangat penting dan berpengaruh terhadap perkembangan individu yang

    mana-masa remaja adalah masa transisi dari remaja menuju dewasa.

    2. Masa remaja dianggap sebagai priode badai dan penuh tekanan dalam

    menghadapi harapan dan kenyataan yang terjadi pada dirinya dan

    lingkungannya. Pada masa remaja ini kesemapatan untuk mengembangkan

    resiliensi diri masih banyak untuk mempersiapkan remaja dalam menghadapi

    persoalan dalam hidupnya.

    3. Berdasarkan survei dan hasil wawancara dengan konselor sekolah, banyak

    siswa-siswa kelas X yang berlatar belakang dari keluarga broken home dan

    kondisi sosial-ekonomi yang rendah.

    4. Berdasarkan penelitan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah

    bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik groub exercise sebagai

    upaya mencegah dan meningkatkan resiliensi diri remaja yang lemah.

    E. Populasi dan Sampel

    Populasi adalah wilayah generalisasi berupa subjek atau objek yang diteliti

    untuk dipelajari dan diambil kesimpulan. Sedangkan sampel adalah sebagian dari

    populasi yang diteliti (Creswell. 2008, hlm. 151). Dengan kata lain, sampel

    merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga

  • 48

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu48

    hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada

    populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X MAN Kinali.

    Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive

    sampling, yaitu strategi pemilihan sampel yang memberikan kesempatan kepada

    semua siswa kelas X yang terindikasi memiliki resiliensi lemah untuk menjadi

    sampel (Creswell, 2012).

    F. Teknik Pengumpulan Data

    Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan dimensi dan indikator variabel

    dengan berpedoman pada cara penyusunan butir angket yang baik. Berdasarkan

    jenis data yang diperlukan dalam penelitian maka dikembangkan alat pengumpul

    data, yaitu:

    1. Angket resiliensi diri digunakan untuk memperoleh informasi tentang tingkat

    resiliensi diri siswa sebelum dan sesudah diberikan teknik permainan. Skala

    yang digunakan adalah skala sikap berupa. Skala Likert digunakan untuk

    mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang

    kejadian atau gejala sosial ( Riduwan, 2011, hlm. 38). Dalam penelitian ini

    sampel ditentukan dengan menggunakan angket pretest pada seluruh kelas X

    dan yang yg terpilih adalah kelas Xc sebagai kelas kontrol dan X.d sebagai

    kelas eksperimen yang sama-sama memiliki karakteristik yang sama.

    2. Observasi. Observasi dilakukan untuk melihat perubahan sikap siswa pada saat

    intervesi berlangsung.

    G. Instrumen penelitian

    1. Penyusunan Intrumen

    Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk

    mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan,

    mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta

    objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu

  • 49

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu49

    hipotesis. Untuk mengungkap resiliensi remaja, peneliti menggunakan

    instrumen tes menggunakan pilihan jawaban partisipan yaitu Selalu (S),

    Sering (Sr), Jarangn (Jr), dan Tidak pernah (Tp) dengan bobot nilai secara

    berurutan 0, 1, 2, 3.

    Tabel 3.2

    Kategori Skor Alternatif Jawaban

    Alternatif Jawaban Item Positif Item Negatif

    Selalu 3 0

    Sering 2 1

    Jarang 1 2

    Tidak pernah 0 3

    2. Defenisi Operasional Penelitian:

    Berdasarkan identifikasi masalah, penelitian ini memiliki dua

    variabel, yaitu 1) Variabel bebas, yakni teknik exercise. 2) variabel terikat,

    yakni resiliensi siswa. Variabel bebas berfungsi sebagai strategi fasilitas

    pengembangan resiliensi, sedangkan variabel terikat berfungsi sebagai

    perilaku sasaran. Berikut penjelasan definisi operasional kedua variabel

    tersebut:

    1) Resiliensi Siswa

    Resiliensi dalam penelitian ini dapat dipahami sebagai

    kemampuan atau kapasitas individu yang memberikan kemungkinan

    untuk menghadapi, mencegah, meminimalisasi, dan bahkan

    menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari kondisi yang

    menekan atau merugikan, atau mengubah kondisi kehidupan yang

    menyengsarakan menjadi suatu hal yang wajar untuk diatasi. Kemampuan

    yang harus dimiliki oleh individu terdiri dari tujuh aspek sebagai berikut:

    a. Emotion Regulation adalah kemampuan untuk tetap tenang di bawah

    kondisi yang menekan.

  • 50

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu50

    b. Impulse Control adalah kemampuan Individu untuk mengendalikan

    keinginan, dorongan, kesukaan, serta tekanan yang muncul dari

    dalam diri.

    c. Optimism adalah individu yang optimis, optimisme adalah ketika kita

    melihat bahwa masa depan kita cemerlang.

    d. Causal Analysis adalah causal analysis merujuk pada kemampuan

    individu untuk mengidentifikasikan secara akurat penyebab dari

    permasalahan yang mereka hadapi.

    e. Empathy Empati sangat erat kaitannya dengan kemampuan individu

    untuk membaca tanda-tanda kondisi emosional dan psikologis orang

    lain.

    f. Self-efficacy adalah hasil dari pemecahan masalah yang berhasil.

    g. Reaching out kemampuan individu meraih aspek positif dari

    kehidupan setelah kemalangan yang menimpa.

    2) Teknik exercise

    Teknik exercise yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

    serangkaian kegiatan pemberian bantuan dari konselor atau peneliti

    kepada konseli atau siswa MAN Kinali. Bantuan yang diberikan

    melibatkan empat jenis teknis exercise yaitu dyat dan triad, creative

    props, written, rouds.

    3. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen

    Instrumen penelitian ini dikembangkan dari karakteristik resiliensi

    yang terdiri dari tujuh aspek yaitu Emotions regulations, Impulse control,

    Optimism, Casual analysis, Empathy, Self-efficacy, Reaching out. Masing-

    masing aspek dibagi lagi ke dalam beberapa indikator dan selanjutnya

    dijabarkan dalam bentuk pernyataan item instrumen, yang masing-masing

  • 51

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu51

    indikator terdiri dari 3 item. Berikut disajikan kisi-kisi instrumen skala

    resiliensi remaja.

    Tabel 3.3

    Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Resiliensi Remaja

    No Aspek Indikator No Item

    1. Emotions

    regulations

    1.1. Mengendalikan rasa sedih. 1,2,3

    1.2. Mengendalikan rasa marah 4,5,6

    1.3. Mengendalikana rasa bersalah

    dalam diri 7,8,9

    2. Impulse control 2.1. Mengendalikan pikiran 10,11,12

    2.2. Mengendalikan perilaku 13,14,15

    3. Optimism Keyakinan tentang masa depan yang

    lebih baik 16,17,18

    4. Casual analysis Mengidentifkasi atau menganalisis

    masalah 19,20,21

    5. Empathy Merasakan perasaan orang lain 22,23,24

    6. Self-efficacy Merasa mampu memecahkan masalah 25,26,27

    7. Reaching out Bangkit dari masalah dan

    keterpurukan 28,29,30

    Jumlah Item 30

    Kuesioner sebagai alat pengumpul data yang telah digunakan telah

    melalui beberapa tahap pengujian, sebagai berikut:

    a. Uji Kelayakan Instrumen.

    Uji kelayakan instrument secara teoritik dilakukan oleh dosen ahli

    dalam hal ini adalah pembimbing penulis dengan tujuan untuk

    mengetahui kelayakan instrument dari segi bahasa, konstruk dan konten.

  • 52

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu52

    Masukan dari dosen pembimbing dijadikan landasan dalam

    penyempurnaan alat pengumpul data yang dibuat. Adapun hasil

    penimbangan menunjukkan terdapat 28 item pernyataan yang dapat

    digunakan dari 30 item yang telah dirancang. Selanjutnya dilakukan uji

    coba secara empiris pada siswa MAN, data hasil uji coba diuji validitas

    dan reliabilitasnya.

    1) Uji Validitas.

    Uji validitas yang dimaksud ialah validitas item yang dihitung

    menggunakan rumus Spearman Rho sebagai berikut:

    ( )

    (Furqon, 2011, hlm 112)

    Keterangan:

    : koefisien korelasi skor tiap item dengan skor total

    : skor tiap item

    : skor total

    : selisih nilai dengan

    : jumlah responden

    Item valid jika nilai atau nilai ( )

    , sebaliknya item tidak valid jika atau nilai (

    ) . Berdasarkan hasil uji validitas diketahui 2 item yang tidak

    valit yaitu item nomor 9 dan nomor 18, dari 30 item yang diujikan, jadi item

    dapat digunakan dalam penelitian ini menjadi 28 item. Hasil uji validitas

    item secara lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran.

    2) Uji realibilitas.

    Realibilitas tes menggunakan menggunakan metode Split-Half

    dengan teknik ganjil-genap sebagai berikut.

  • 53

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu53

    (Drummond & Jones, 2010, hlm 90)

    Keterangan:

    : koefisien reliabilitas tes

    : koefisien korelasi skor ganjil dan genap

    Tes reliabel jika nilai ( ) , sebaliknya tes

    tidak reliabel jika nilai ( ) . Tingkat reliabilitas tes

    ditentukan menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Drummond &

    Jones (2010, hlm 94) sebagai berikut:

    Tabel 3.4

    Interpretasi Koefisien Reliabilitas Tes

    Tingkat reliabilitas Nilai koefisien reliabilitas

    Very High

    High

    Acceptable

    Moderate/ Acceptable

    Low/ Unacceptable

    Berdasarkan uji reliabilitas disimpulkan bahwa tes yang

    digunakan reliabel dengan nilai 0,8512 (reliabilitas tinggi). Hasil uji

    reliabilitas tes secara lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran.

    b. Uji Keterbacaan Item

    Sebelum instrumen resiliensi diuji validitas, instrument terlebih

    dahulu kepada sampel setara yaitu kepada 3 siswa MAN yang berbeda,

    untuk mengukur sejauh mana keterbacaan instrumen. Setelah uji

  • 54

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu54

    keterbacaan pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami kemudian

    direvisi sesuai dengan bahasa yang lebih mudah dipahami siswa.

    Berdasarkan hasil uji keterbacaan disimpulkan bahwa petunjuk

    pengerjaan dan bahasa yang digunakan sudah dipahami oleh siswa.

    c. Uji Ketepatan Skala Skor

    Data yang dieperoleh dari hasil uji coba masih berupa data ordinal

    Karena masih berupa skala ordinal, maka perlu mengkonversi nilai skala

    tersebut menjadi bernilai interval dengan menempatkan masing-masing

    nilai skala dalam kelompoknya pada distribusi normal yaitu dari skor

    mentah menjadi nilai skor akhir, sehingga jarak nilai menjadi sama .

    Dengan cara ini penentuan nilai skala dilakukan dengan memberi bobot

    dalam satuan deviasi normal bagi setiap kategori respon.

    Pengkonversian nilai skala item ditentukan oleh banyaknya item

    pernyataan dalam suatu skala. Contoh pengkonversian nilai skala item

    dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 3.5

    Contoh Pengkonversian Nilai Skala Skor.

    N = 45 Responden

    1 S Sr Jr Tp

    f 7 13 17 8

    P 0,156 0,289 0,378 0,178

    CP 0,156 0,444 0,822 1

    Mid CP 0,078 0,30 0,63 0,91

    Z -1,42 -0,53 0,33 1,34

    Z+1,42 0 0,9 1,8 2,8

    Z dibulatkan 0 1 2 3

    Keterangan :

  • 55

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu55

    1. Menentukan frekuensi ( f ) atau banyak pilihan responden pada setiap

    aternatif item, contoh dapat dilihat pada table 1.3. Ditabel dijelaskan

    pada item no 1 respoden yang memilih alternatif jawaban S = 7 orang, Sr

    = 13 orang, Jr = 17 orang, Tp = 8 orang, dari 45 orang total responden.

    2. Menentukan P (proporsi) atau persentase setiap alternatif jawaban .

    Contoh dari table 1.3 dapat diketahui menentukan proporsi ( P ) adalah,

    frekuensi alternatif jawaban dibagi dengan total responden. Frekuensi S

    = 7: 45 = Proprprsi (P) 0,156. Perhitungan ini dilakukan pada setiap

    alternatif jawaban item.

    3. Setelah proporsi aleternatif dihitung, kemudian dilanjudkan menentukan

    cumulative proporsi (CP) setiap alternatif jawaban dengan cara

    menjumlahkan hasil proporsi alternative jawaban dengan proporsif

    alternative jawaban yang sebelumnya. Contoh: untuk menetukan CP

    alternatif jawaban Sr = proporsi. (S) 0,156 + proporsi (Sr) 0,289 = CP

    (Sr) 0,444. Begitu selanjutnya untuk menentukan CP alternatif jawaban

    lainnya.

    4. Kemudian menghitung Mid Cumulative Proporsi ( Mid CP) dengan cara

    menjumlahkan ½ P alternatif yang sedang dicari Mid CP dengan CP

    alternatif sebelumnya. Misalnya untuk Mid CP alternatif S yaitu ½ P S =

    0,156:2 = Mid CP alternative S 0,076. Untuk CP alternatif Sr = CP S

    0,156 + ½ P Sr 0,289 = Mid CP Sr 0,30. Demikian juga untuk Mid CP

    alternatif lainnya.

    5. Selanjutnya untuk tiap-tiap Mid Cumulative Proporsi (Mid CP) dicari

    nilai z nya dengan menggunakan Tabel Z Score (terlampir), contoh, untuk

    nilai z Mid CP S -0,078 untuk Mid Poin Cumulative (Midpoint CP)

    diperoleh dengan cara mencari angka 0,078 atau yang paling mendekati

    dengan angka tersebut di dalam tabel, kemudian tarik garis lurus ke

    samping dan garis lurus ke atas dari angka tersebut, maka dari ujung garis

  • 56

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu56

    ke samping diperoleh angka -1,4 sedangkan pada ujung garis ke atas

    diperoleh angka 0,02 kemudian jumlahkan keduanya, maka diperolehlah

    bahwa z dari -0,078 adalah -1,42.

    6. Sesudah diperoleh nilai Z untuk masing-masing alternative respon (mid

    point CP), maka untuk memperoleh skala, nilai Z yang pertama

    (alternative dengan nilai skala terkecil) angka mutlaknya ditambahkan

    pada nilai z tiap alternative. Misalnya pada tabel di atas nilai 0 diperoleh

    dari -1,42 +-1,42. Setelah tiap alternatif respon memperoleh nilainya

    kemudian dibulatkan seperti terlihat dalam nilai konversi skala skor. Dari

    nilai inilah seluruh analisa data dilakukan. Jadi, apabila dalam analisis

    terbukti bahwa butir skala tersebut berpola 0,1,2,3 maka pola inilah yang

    dikatakan valid untuk dipakai (Subino. 1987, hlm. 124) (Hasil terlampir)

    Langkah pengkonversian nilai skala dengan memberikan bobot

    dalam suatu deviasi normal akan menghasilkan suatu nilai interval yang

    tepat dalam memposisikan masing-masing kategori/ alternative respon

    dalam suatu kontinum.

    H. Pengembangan Program Intervensi

    Setelah dilaksanakan uji coba instrument dan pelaksanaan pre-test,

    dilanjutkan dengan merancang program layanan teknik exercise secara teoritik

    melalui proses bimbingan dengan dosen pembimbing. Berdasarkan hasil

    bimbingan (judgement), layanan berupa teknik exercise dalam bimbingan

    kelompok yang telah dirancang diperkuat kembali rasional dan tujuan pemberian

    teknik intervensi berupa teknik exercise, serta memperjelas langkah-langkah

    pelaksanaan teknik exercise selama proses pelaksanaan intervensi, serta beberapa

    perbaikan dari segi teknik penulisan. (rancacangan program berupa SKLBK dapat

    dilihat lampiran 2.1).

  • 57

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu57

    I. Kategorisasi Resiliensi Diri Siswa

    Berdasarkan skor minimum dan skor maksimum yang digunakan pada

    angket resiliensi diri siswa diperoleh rataan skor sebesar 1,5

    (

    ). Kategorisasi resiliensi diri siswa

    dilakukan berdasarkan kriteria berikut.

    Tabel 3.6

    Kategori Resiliensi Diri Siswa

    Skor Resiliensi Kategori Resiliensi

    Kuat

    Lemah Keterangan: merupakan rataan skor yang diperoleh masing-masing siswa

    J. Prosedur penelitian

    Borg dan Gall (1989: 679 dalam Creswell. 2013: 148) menyimpulkan

    enam langkah yang biasanya digunakan dalam prosedur rancangan pre test post

    test control group. Penelitian ini akan dilakukan sesuai dengan langkah-langkah

    tersebut, yaitu: 1) persiapan, 2) melakukan pre test terhadap keseluruhan

    partisipan penelitian, 2) menempatkan partisipan secara berpasangan berdasarkan

    skor-skor pre test dalam ukuran yang telah ditetapkan, 3) menempatkan partisipan

    kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, 4) melakukan treatment, 5)

    melakukan post test terhadap keseluruhan partisipan, dan 6) melakukan analisa

    data. Secara umum penelitian ini dilakukan melalui serangkaian prosedur sebagai

    berikut:

    a. Rasional

    Resiliensi adalah kapasitas individu untuk menghadapi, mengatasi,

    memperkuat diri dan tetap melakukan perubahan sehubungan dengan

    masalah atau ujian yang dialami, setiap individu memiliki kapasitas untuk

    menjadi resilien. Kemampuan untuk melanjutkan hidup setelah ditimpa

    kemalangan atau bertahan ditengah lingkungan dengan tekanan yang berat

  • 58

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu58

    bukanlah sebuah keberuntungan, hal tersebut menunjukkan adanya

    kemampuan tertentu dalam diri individu yang dikenal dengan istilah

    resiliensi (Tugade & Frederikson, 2004, hlm. 4). Resiliensi penting agar

    seseorang dapat menghadapi stress dalam kehidupan sehari-hari dan penting

    untuk memperluas serta memperkaya kehidupan seseorang. Individu yang

    relisien adalah orang-orang yang terus berjuang beriringan dengan

    kekecewaan. Dalam menghadapi tantangan dan penderitaan yang dialami

    tersebut terdapat kemungkinan ditemuinya kegagalan serta kekecewaan.

    Namun, inti dari resiliensi adalah bagaimana ia dapat terus menerus bangkit

    dari kekecewaan tersebut

    Liquanti (1992, hlm. 2) menyebutkan secara khusus bahwa resiliensi

    merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dimana mereka tidak

    mengalah saat menghadapi tekanan dan perubahan dalam lingkungan.

    Mereka juga senantiasa terhindar dari penggunaan obat terlarang, kenakalan

    remaja, kegagalan akademik, depresi, stres berkepanjangan, perilaku

    menyimpang dan gangguan mental. Artinnya resiliensi merupakan potensi

    yang sudah dimiliki oleh setiap individu yang perlu dijaga dan

    dikembangkan.

    Sebagian siswa atau remaja memiliki masa lalu yang kurang

    menguntungkan bagi perkembangan mereka. Bahkan setiap individu pernah

    mengalami berbagai peristiwa yang kurang menyenangkan tetapi tidak dapat

    dihindarkan. Setiap individu pernah mengalami kegagalan dan masa-masa

    yang penuh dengan kesulitan. Masa lalu memang tidak dapat diubah, tetapi

    pengaruh negatif masa lalu dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan. Untuk

    tujuan tersebut resiliensi individu perlu dikembangkan. Pengembangan

    resiliensi sangat bermanfaat sebagai bekal dalam menghadapi situasi-situasi

    sulit yang tidak dapat dihindarkan.

  • 59

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu59

    Dari beberapa teori bimbingan konseling yang dapat digunakan salah

    satunya yang dianggap dapat digunakan adalah bimbingan kelompok untuk

    membantu siswa mengembangkan potensi resliensi diri yang dimilikinya,

    maka dari itu bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik group

    exercise dianggap sesuai untuk mengembangkan potensi resiliensi siswa.

    b. Tujuan

    Program intervensi ini secara umum bertujuan untuk menguji matode

    teknik groub exercise yang paling efektif dalam mengembangkan potensi

    resiliensi diri siswa. Metode yang dimaksud adalah 1) dyat and triad, 2)

    creative props, 3) written, 4) Rounds. Metode teknik group exercise yang

    paling efektif adalah teknik yang dapat meningkatkan karakteristis resiliensi

    diri siswa yakni:

    1. Emotions regulations

    a. Siswa mampu mengendalikan rasa sedih.

    b. Siswa mampu mengendalikan rasa marah

    c. Siswa mampu mengendalikan rasa bersalah dalam diri

    2. Impulse control

    a. Siswa mampu mengendalikan pikiran

    b. Siswa mampu mengendalikan perilaku

    3. Optimism; siswa memiliki keyakinan tentang masa depan yang lebih

    baik.

    4. Casual analysis; siswa memiliki kemampuan untuk mengidentifkasi

    atau menganalisis masalah.

    5. Empathy; siswa memiliki kemampuan untuk merasakan perasaan orang

    lain

    6. Self-efficacy; siswa memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah

    memecahkan masalah

  • 60

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu60

    7. Reaching out; siswa mampu bangkit dari masalah dan keterpurukan.

    c. Asumsi Dasar

    Asumsi yang mendasari intervensi teknik group exercise dalam

    mengembangkan resiliensi diri siswa adalah:

    1. Idividu memiliki kemampuan untuk menilai, mengatasi, dan

    meningkatkan diri ataupun mengubah dirinya dari keterpurukan atau

    kesengsaraan dalam hidup. Karena setiap orang itu pasti mengalami

    kesulitan ataupun sebuah masalah dan tidak ada seseorang yang hidup di

    dunia tanpa suatu masalah ataupun kesulitan. (Grotberg, 1995, hlm. 10).

    Itu artinya resiliensi merupakan potensi yang harus dikembangkan dari

    siswa.

    2. Asumsi mendasar dalam studi mengenai resiliensi adalah bahwa beberapa

    individu tetap baik-baik saja meskipun telah mengalami situasi yang sarat

    adversitas dan beresiko, sementara beberapa individu lainnya gagal

    beradaptasi dan terperosok dalam adversitas atau resiko yang lebih berat

    lagi (Schoon, 2006:9).

    3. Individu memiliki kemampuan untuk 1) mengatasi perubahan yang

    mengganggu, 2) menjaga kesehatan dan energi dibawah tekanan, 3)

    bangkit kembali dari keterpurukan, 4) mengatasi kemalangan, 5)

    mengubah cara berpikir dan bekerja ketika cara lama sudah tidak

    mungkin untuk dilakukan, 6) melakukan semua poin di atas tanpa

    merusak dan membahayakan. (Al Siebert, 2005, hlm. 5).

    4. Individu memiliki kapasitas untuk merespon secara sehat dan produktif

    ketika menghadapi kesulitan atau trauma, dimana hal itu penting untuk

    mengelola tekanan hidup sehari-hari. (Reivich dan Shatte, 2000, hlm. 26),

    5. Teknik group excercise membantu individu untuk merangsang diskusi

    tentang topik dan isu-isu, Mensimulasikan kepada anggota kelompok

  • 61

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu61

    untuk mempelajari lebih dalam pikiran dan perasaan, merangsang

    pembahasan dan diskusi terkait dengan dinamika kelompok dan proses

    kelompok. (Jacobs, 2009, hlm. 258)

    6. Melalui bimbingan kelompok dengan teknik latihan (exercise) dapat

    digunakan untuk mengembangkan potensi diri siswa melalui partisipasi

    dengan mengangkat suatu fokus dalam memberikan kesempatan belajar

    bagi siswa untuk mendapatkan informasi serta memberikan rileksasi,

    kesenangan dan kenyamanan kepada siswa.

    d. Kompetensi Konselor

    Dalam melaksanakan bimbingan kelompok dengan menggunakan

    teknik group exercise untuk meningkatkan resiliensi diri siwa harus

    didukung oleh kompetensi memadai yang dimiliki oleh peneliti yang

    sekaligus berperan sebagai pemberi intervensi. Berbagai sumber menyatakan

    bahwa groub exercise dapat diberikan oleh berbagai kalangan dan tidak

    menuntut lisensi profesional tertentu. Beberapa kalangan yang terbiasa

    memberikan intervensi ini diantaranya adalah Guru, Guru BK, Konselor, dan

    Terapis. Hal ini mengimplikasikan bahwa peneliti memenuhi syarat untuk

    melaksanakan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik group

    exercise. Kompetensi lainnya adalah:

    1. Memiliki pemahaman dan pengetahuan yang memadai mengenai konsep

    resiliensi diri siswa.

    2. Memiliki pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan yang memadai

    dalam dalam bimbingan kelompok dengan menggunakan groub exercise.

    3. Memahami karakteristik siswa di MAN Kinali yang merupakan subjek

    dari penelitian ini.

    4. Menunjukkan penerimaan tanpa syarat terhadap konseli sebagai manusia

    yang tidak lepas dari kesalahan.

  • 62

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu62

    e. Sasaran Intervensi

    Populasi yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas X

    MAN kinali yang teridentifikasi memiliki resiliensi yang lemah. Sasaran

    intervensi adalah peserta didik yang memiliki skor rendah pada aspek

    karakterisitik resiliensi, yaitu pada aspek Emotions regulations, Impulse

    control, Optimism, Casual analysis, Empathy, Self-efficacy, Reaching out.

    f. Prosedur Pelaksanaan Intervensi Bimbingan

    Secara keseluruhan intervensi group exercise dilaksanakan beberapa

    kali sesi intervensi untuk kelompok eksperimen. Pelaksanaan intervensi

    dilakukan secara fleksibel, artinya pelaksanaan intervensi dapat dilakukan di

    dalam ruangan kelas atau dilapangan MAN Kinali. Lamanya intervensi

    ditentukan oleh exercise yang akan diberikan. Untuk mendokumentasikan

    hasil penelitian, peneliti bekerja sama dengan guru pembimbing di MAN

    Kinali dalam proses perekaman, membagikan instrumen dan memberikan

    penjelasan tambahan kepada siswa yang belum memahami cara mengisi

    instrumen.

    Pertama peneliti menyebarkan pree test kepada siswa kelas X MAN

    kinali. Pengisian pree test berlangsung selama 15 menit dengan terlebih

    dahulu peneliti menjelaskan prosedur pengisian instrumen dan sesi tanya

    jawab. Pree test ini dimaksudkan untuk menentukan populasi resliensi diri

    siswa yang terindikasi lemah, kemudian menentukan sampel untuk dijadikan

    kempok eksperimen dan kelompok kontrol secara acak. Selanjudnya

    pelaksanaan penelitian yaitu memberikan intervensi group exercise untuk

    mengembangkan aspek resiliensi diri siswa yaitu Emotions regulations,

    Impulse control, Optimism, Casual analysis, Empathy, Self-efficacy,

  • 63

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu63

    Reaching out, dengan tujuh kali sesi intervensi. Masing-masing sesi

    mengintervensi satu aspek resiliensi.

    Prosedur pelaksanaan bimbingan kelompok dengan menggunakan

    teknik exercise adalah :

    1. Tahap awal, yaitu orientasi peserta (pembinaan hubungan baik), adalah

    proses pembentukan kelompok dan pembinaan hubungan yang baik

    dalam sebuah kelompok. Pada tahap ini peserta diberikan permainan

    yang bersifat pengakraban dan penjajagan antara peserta.

    2. Tahap transisi, yaitu orientasi permainan kelompok. Tahap ini

    merupakan tahap pengembangan arah dan tujuan kelompok sehingga

    akan tercapai kesepakatan dalam diri anggota kelompok untuk

    melakukan apa dan bagaimana proses dari kegiatan yang akan

    dilakukan. Pada tahap ini konselor memberikan penjelasan sebagai

    berikut:

    a. Tujuan group exercise yang meliputi tujuan umum dan tujuan

    khusus permainan kelompok yang akan dilaksanakan secara

    singkat.

    b. Tata cara group exercise secara umum yang meliputi cara memulai,

    melaksanakan dan mengakhiri exercise.

    c. Peran peserta dan peran fasilitator.

    3. Tahap kerja atau tahap inti, yaitu pelaksanaan group exercise. Pada

    tahap ini seluruh peserta diajak untuk terlibat aktif dalam permainan

    kelompok yang dilaksanakan. Di samping itu fasilitator memberikan

    dorongan empatik dan penguatan kepada peserta pada saat exercise

    berlangsung.

    Pada inti dari pelaksanaan penelitian yaitu memberikan

    intervensi group exercise untuk mengembangkan aspek resiliensi diri

    siswa yaitu Emotions regulations, Impulse control, Optimism, Casual

  • 64

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu64

    analysis, Empathy, Self-efficacy, Reaching out, dengan tujuh kali sesi

    intervensi. Masing-masing sesi mengintervensi satu aspek resiliensi.

    Intervensi group exercise dengan menggunkan metode, 1) dyat and

    triad, 2) creative props, 3) written, 4) Rounds. Berikut penjelasan setiap

    sesi yang akan dilaksanakan:

    a) Sesi Pertama

    Sesi pertama intervensi group exercise pada kelompok

    eksperimen adalah metode dyiat and triad dengan materi obrolan

    orang tua. Aspek resliensi yang diintervensi yakni emotions regulation.

    Obrolan orang tua ini akan diperankan oleh masing siswa dengan tema

    sesuai aspek yang ingin dicapai. Tujuan dari intervensi ini adalah agar

    siswa mampu mengendalikan emosi yang dirasakan dengan terkontrol.

    Setelah exercise dyiat and triad ini dilakukan kemudian peneliti akan

    merefleksikan yang dirasakan oleh siswa dari kekgiatan yang sudah

    dilakukan, dilanjutkan dengan diskusi tentang kegiatan tadi yang

    mengacu pada pembahasan aspek yang ingin dicapai.

    b) Sesi Kedua

    Sesi kedua intervensi group exercise adalah metode creative

    props, aspek resiliensi yang diintervensi yakni impulse contol. Tujuan

    dari intervensi ini adalah agar siswa mampu mengendalikan

    impulsivitas dengan mencegah terjadinya kesalahan pemikirian dan

    tindakan, sehingga dapat memberikan repon yang tepat pada

    permasalahan yang ada. Exercise yang akan dilakukan adalah

    menjernihkan pikiran (kegiatan terlampir).

    c) Sesi Ketiga

    Sesi ketiga intervensi group exercise adalah seni dan written

    dengan aspek resiliensi yang diintervensi yakni optimism. Tujuan dari

    intervensi ini adalah membangun kepercayaan dalam diri siswa akan

  • 65

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu65

    terwujudnya masa depan yang lebih baik jika diiringi dengan segala

    usaha untuk mewujudkan hal tersebut. Exercise yang diberikan adalah

    menulis cita-citaku.

    d) Sesi Keempat

    Sesi keempat intervensi group exercise adalalah creative props,

    aspek resiliensi yang diintervensi casual analysis. Tujuan dari

    intervensi adalah siswa mampu mengidentifikasikan semua penyebab

    yang menyebabkan kemalangan yang menimpa mereka tanpa

    menyalahkan orang lain atas kesalah yang mereka perbuat. Kegiatan

    exercise yang dilakukan adalah membangun menara (kegiatan

    terlampir)

    e) Sesi Kelima

    Sesi kelima intervensi group exercise adalah rouds, yang

    dimaksud dalam kegiatan ini adalah, siswa memiliki kemampuan

    untuk merasakan perasan orang lain dengan melatih kepekaan mereka

    terhadap sentuhan verbal dan non verbal dari orang lain. Aspek

    resiliensi yang diintervensi adalah aspek empathy. Exercise yang

    diberikan adalah bebas bereksperesi ( kegiatan terlampir).

    f) Sesi Keenam

    Sesi keenam intervensi group exercise adalah creative props

    dengan aspek resiliensi yang diintervensi adalah self efficacy. Tujuan

    dari intervensi ini adalah siswa merasa memiliki kemampuan dalam

    memecahkan masalah yang mereka hadapi. Exercise yang deberikan

    adalah sembilan titik (kegitan terlampir)

    g) Sesi ketujuh

  • 66

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu66

    Sesi ketujuh intervensi group exercise adalah menuli Creative

    porps, aspek resiliensi yang diintervensi adalah reaching out. Tujuan

    dari intervensi ini adalah membantu siswa agar memiliki kemampuan

    meraih aspek positif dari kehidupan setelahkemalangan yang menimpa

    mereka, sehingga siswa benar-benar dapat bangkit dari masalah dan

    keterpurukan yang mereka alami. Exercise yang diberikan adalah bola

    mental.

    4. Tahap terminasi, yaitu tahap refleksi dan pengakhiran group exercise.

    Pada tahap ini peneliti membantu peserta dalam menyerap pengalaman,

    wawasan dan hikmah yang diperoleh setelah mengikuti group exercise.

    Adapun contoh yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah:

    a. Memberikan kesempatan kepada setiap peserta untuk menjelaskan

    pengalaman apa yang didapatkan dalam exercise yang diberikan.

    b. Memberikan kesempatan setiap peserta exercise untuk menjelaskan

    masalah yang dihadapi dalam pelaksanan permainan dan

    penanganannya.

    c. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menjelaskan

    pelajaran yang diperoleh dari group exercise yang telah diikuti.

    d. Mengarahkan peserta group exercise untuk membahas proses

    pelaksanaan dan hasil exercise berkaitan dengan permasalahan dan

    pengaplikasian dalam kehidapan sehari-hari peserta.

    g. Evaluasi

    Untuk mengukur keberhasilan keseluruhan intervensi group execise

    maka dilakukan penilaian terhadap proses dan hasil exercise. Penilaian

    terhadap proses exercise difokuskan pada keterlaksanaan sesi intervensi

    konseling berdasarkan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan. Sedangkan

  • 67

    Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu67

    penilaian terhadap hasil difokuskan terhadap perubahan sikap konseli setelah

    mengikuti keseluruhan sesi intervensi konseling.

    Penilaian terhadap proses bimbingan dilakukan dengan mengamati

    dan menganalisis secara seksama mulai dari tahap awal, tahap inti, sampai

    tahap akhir pelaksanaan intervensi bimbingan adalah melalui post-test yang

    bertujuan untuk mengetahui keefektifan bimbingan kelompok menggunakan

    group exercise untuk meningkatkan resiliensi diri siswa. Adanya

    peningkatan rata-rata dan persentase antara sebelum pemberian intervensi

    exercise (pre test) dengan setelah pemberian intervensi exercise (post test),

    hai ini merupakn indikator keberhasilan intervensi bimbingan kelompok

    menggunakan teknik exercise. Selain itu, indikator keberhasilan setiap sesi

    intervensi bimbingan ditentukan oleh penguasaan peserta terhadap

    pengetahuan dan keterampilan tertentu sebagaimana disebutkan dalam garis

    besar isi intervensi bimbingan yang dirangkup dari jurnal harian siswa.

    K. Teknik analisis data

    Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    independent sample Mann-Whitney test (uji Mann-Whitney untuk sampel

    independen). Uji nonparametrik ini digunakan karena pengambilan sampel

    dilakukan secara purposive sampling. Efektifitas perlakuan dilihat dengan

    menggunakan uji Mann-Whitney menggunakan program SPSS. Jika nilai

    ( ) maka Ho diterima, sebaliknya jika ( )

    maka Ho ditolak.